Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala. JURNAL PESONA DASAR Vol. 3, No. 3, April 2015, hal ISSN:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala. JURNAL PESONA DASAR Vol. 3, No. 3, April 2015, hal ISSN:"

Transkripsi

1 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN:

2 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS PADA MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN DI KELAS V SD NEGERI 18 BANDA ACEH Mahmud HR (Dosen Prod Penddkan Guru Sekolah Dasar FKIP UNSYIAH) ABSTRAK Peneltan yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatf Tpe TPSpada Mater Penjumlahan Pecahan d Kelas V SD Neger 18 Banda Aceh n mengangkat masalahapakah penerapan model pembelajaran kooperatf tpe TPS dapat mencapa ketuntasan belajar sswa pada mater penjumlahanpecahan d kelas V SDN 18 Banda Aceh. Peneltan n bertujuanuntuk mengetahu ketuntasan belajar sswa melau penerapan model pembelajaran kooperatf tpe TPSpada mater penjumlahan pecahan d kelas V SDN 18 Banda Aceh.Populas peneltan n adalah sswa kelas V SD Neger 18 Banda Aceh tahun ajaran 13/14 yang berjumlah 9 orang.pengamblan sampel menggunakan teknk total samplng, sehngga seluruh populas merupakan sampel.pendekatan peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah pendekatan kuanttatf dengan jens peneltan ekspermen.teknk pengumpulan data dlakukan dengan pemberan tes tertuls dar mater yang telah dpelajar.pemberan tes dlakukan pada akhr peneltan. Data dolah dengan menggunakan rumus statstk uj-t dengan taraf sgnfkan α =,5 dan derajat kebebasan dk = (n - 1) = (9 1) = 8. Dar nla tersebut dperoleht (,95)(8) sehngga t tabel = 1,7. Karena,7> 1,7 maka t htung > t tabel, sehngga H dtolak H 1 dterma. Dengan demkan hpotess yang berbuny sswa mencapa ketuntasan belajar melalu penerapan model pembelajaran kooperatf tpe TPS pada mater penjumlahan pecahan d kelas V SD Neger 18 Banda Aceh dapat dterma. Oleh karena tu dharapkan kepada guru untuk dapat menerapkanmodel pembelajaran kooperatf tpe TPS dalam upaya menngkatkan kualtas pembelajaran matematka. Kata Kunc :Tpe Thnk Par Share, penjumlahan pecahan PENDAHULUAN Penddkan bag kehdupan manusa merupakan kebutuhan pokok yang harus dpenuh sepanjang hayat.tanpa penddkan tdak mungkn adanya suatu kemajuan, sejahtera, bahaga menurut pandangan hdup mereka.untuk memajukan kehdupan mereka tulah, maka penddkan menjad sarana utama yang perlu dkelola, secara tahap dem tahap, berdasarkan berbaga pandangan teor dan praktk sepanjang waktu yang sesua dengan lngkungan hdup manusa tu sendr. 45

3 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: Kecakapan seorang guru dalam duna penddkan dperlukan sebaga bekal dalam mengetahu perubahan bak tu metode pembelajaran ataupun kemajuan teknolog yang kesemuanya dtujukan untuk kepentngan proses belajar kepada sswa, tetap lebh kepada bagamana menyapkan mereka menjad sumber daya manusa yang terampl dan sap menerma kemajuan lmu pengetahuan dan teknolog serta kebebasan dmasa akan datang. Semakn menngkatnya Krtera Ketuntasan Mnmum (KKM) belajar sswa, menuntut guru untuk lebh aktf, kreatf, serta novatf dalam menyampakan mater pembelajaran bak dar menggunakan meda pembelajaran, pemlhan model pembelajaran maupun pengelolaan kelas yang akan membantu dalam pencapaan keberhaslan proses pembelajaran yang dtunjukkan dengan hasl belajar memenuh standar kompetens yang telah d tetapkan. Berdasarkan hasl observas awal penelt selama PPL d SDN 18 Banda Aceh, penelt menemukan kendala d lapangan salah satunya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Guru hanya mentransfer lmu yang dmlknya tanpa ada respon dar sswa atau hubungan tmbal-balk dar guru ke sswa dan begtupun juga sebalknya, akbatnya sswa merasa bosan dalam proses pembelajaran. Masalah yang serng terjad adalah sswa kesultan menerma apa yang dsampakan oleh guru, sehngga sswa tdak mampu memaham pelajaran yang dberkan oleh guru salah satunya dalam pembelajaran Matematka pada mater penjumlahan pecahan d kelas V. Hal n berdampak pada hasl belajar yang kurang maksmal, dkarenakan guru menggunakan pembelajaran yang konvensonal, sswa tdak belajar secara kelompok, dan guru hanya berpusat pada buku paket sebaga sumber bahan ajar. Penggunaan model yang bak dalam proses belajar mengajar akan menunjang kreatf, keaktfan, dan penemuan secara terbmbng yang dtemukan oleh sswa tu sendr. Penggunaan model dan metode yang tepat sangat membantu sswa dalam menyelsakan masalah dalam belajar. Menurut Gulo (:3) proses belajar mengajar merupakan rancangan dasar bag seorang guru tentang cara a membawakan pengajarannya d kelas secara bertanggung jawab. Untuk mencapa keberhaslan dan proses belajar dengan mengajar sangat dpengaruh oleh beberapa fakta antara lan kesukaan sswa terhadap suatu mata pelajaran, mutu dan kualtas dar pengajar, model mengajar yang dgunakan oleh guru, sarana dan prasarana yang 46

4 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: dperlukan untuk mendukung proses belajar dan mengajar. Suatu pembelajaran yang kurang melbatkan sswa secara aktf dapat menghambat cara berfkr dan keteramplan dalam pemecahan masalah sehngga perlu dterapkan suatu model pembelajaran untuk tercapanya pembelajaran. Menurut Slavn (5:8) pembelajaran kooperatf para sswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasa mater yang dsampakan oleh guru. Namun demkan, model pembelajaran kooperatf bukanlah permanan dan bukan merupakan sebuah cara untuk membuat sebagan sswa mengerjakan sswa yang lan. Salah satu pembelajaran yang sangat efektf untuk dkembangkan dalam suatu pembelajaran yatu dengan model cooperatve learnng tpe Thnk Par Share (TPS).Pembelajaran kooperatf tpe TPS yang drancang untuk mempengaruh pola nteraks sswa. Menurut Tranto (9:81) thnk par sharemerupakan suatu cara yang efektf untuk membuat varas suasana pola dskus kelas. Sswa lebh merasa nyaman dan efsen belajarnya dengan melbatkan teman dalam sekelompoknya. Untuk mengatas kesultan belajar sswa kelas V SD Neger 18 Banda Aceh penelt tertark untuk menerapkan strateg pembelajaran kooperatf tpe TPS.Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatf sswa mencapa nla KKM yatu 65 bahkan ada yang mendapat d atas nla KKM. Menurut Slavn (5:11) dalam strateg pembelajaran kooperatf terdapat empat tpe yang basa oleh guru, yatu tpe TPS (Thnk Par Share), tpe Jgsaw, tpe NHT (Numbered Heads Together), tpe TGT ( Teams Games Tournament). Salah satu alternatf untuk mengurang kesultan belajar sswa adalah dengan menggunakan model cooperatve learnng tpe thnk par share. Berdasarkan latar belakang d atas, permasalahan yang d kaj dalam peneltan n adalah : Apakah penerapan model pembelajaran kooperatf tpe TPS dapat mencapa ketuntasan belajar pada mater penjumlahan pecahan d kelas V SDN 18 Banda Aceh? METODE PENELITIAN 47

5 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: Pendekatan peneltan n adalah pendekatan kuanttatf. Menurut Sugono (9:14), kuanttatf dapat dartkan sebaga metode peneltan yang berlandaskan pada sfat flsafat postvsme, dgunakan untuk menelt pada populas dan sampel tertentu, teknk pengamblan sampel pada umumnya dlakukan secara random, pengumpulan data menggunakan nstrumen peneltan, anals data bersfat kuanttatf/statstk dengan tujuan untuk menguj hpotess yang telah dtetapkan. Sedangkan jens peneltan adalah bersfat ekspermen. Untuk mendapatkan data dalam peneltan n, penelt bertndak sebaga guru dalam penerapan model pembelajaran kooperatf tpe TPS pada mater penjumlahan pecahan d kelas V SD Neger 18 Banda Aceh.Data tes hasl belajar dgunakan sebaga evaluas ketuntasan belajar dan mengetahu sejauh mana penguasaan sswa terhadap mater penjumlahan pecahan.tes yang d berkan merupakan tes tertuls sebanyak 1 butr soal dengan skor nla yang berbeda dar masng-masng soal.nla yang ddapat dar tes nlah yang dambl sebaga data. Data yang telah terkumpul dolah dengan menggunakan statstk uj-t. Krtera pengujan hpotess dar uj-t adalah tolak H jka t t (1- ) dan terma H o jka t berharga lan. Derajat kebebasan untuk daftar dstrbus t adalah dk = (n-1) dan taraf sgnfkan =,5. Menurut Sudjana (5:7), pengujan hpotess dapat dgunakan rumus : Keterangan : = Skor rata-rata = Smpangan Baku = Banyaknya Data = 65, merupakan KKM dar sekolah tersebut 48

6 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: Untuk memenuh syarat penggunaan statstk uj-t pada uj hpotess, maka dperlukan beberapa statstk lan. 1. Membuat tabel dstrbus frekuens dengan panjang kelas yang sama, maka menurut Sudjana (5:47) terlebh dahulu langkah-langkah sebaga berkut. a. Rentang, yatu data terbesar dkurang data terkecl. b. Banyak kelas nterval yang dperlukan. Untuk tu menggunakan aturan Strugers, yatu : Banyaknya kelas = 1 + (3,3) log n, dengan n menyatakan banyak data dan hasl akhr djadkan blangan bulat. c. Panjang kelas nterval P, yatu = d. Ujung bawah kelas nterval pertama. Untuk tu bsa dambl sama dengan data terkecl atau nla data yang lebh kecl, tetap selshnya harus kurang dar panjang kelas yang dtentukan.. Untuk data yang telah dsusun dalam dstrbus frekuens, menurut Sudjana (5:7) rata-rata dhtung dengan : x fx f Keterangan: f = frekuens kelas nterval ke- x = nla tengah kelas nterval ke- Untuk menghtung varans (s ) menurut Sudjana (5:95) dapat dgunakan rumus : s n f x n n 1 Keterangan: x f f x nla tengah kelas nterval ke- = frekuens kelas nterval ke- n banyaknya data 3. Untuk menguj normaltas, dgunakan statstk ch-kuadrat, sepert yang dkemukakan Sudjana (5:73) sebaga berkut. 49

7 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: k E E Keterangan: statstk Ch-kuadrat frekuens pengamatan E frekuens yang dharapkan k = banyaknya kelas nterval Untuk mengetahu hpotess dlakukan uj phak kanan.adapun rumusan hpotess adalah sebaga berkut. H : µ = µ o : sswa tdak mencapa ketuntasan melalu penerapan model pembelajaran kooperatf tpe TPS pada mater penjumlahan pecahan d kelas V SD Neger 18 Banda Aceh. H 1 : µ > µ : sswa mencapa ketuntasan melalu penerapan model pembelajaran kooperatf tpe TPS pada mater penjumlahan pecahan d kelas V SD Neger 18 Banda Aceh. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data yang telah ddapat dar peneltan n adalah berupa nla tes dalam bentuk angka yang menggambarkan tentang hasl belajar sswa kelas V SD Neger 18 Banda Aceh dalam menguasa mater penjumlahan pecahan melalu model pembelajaran kooperatf tpe TPS. Adapun data yang dperoleh dar hasl tes tersebut adalah sebaga berkut : Tabel 4.1 Data Hasl Tes Sswa Kelas V SD Neger 18 Banda Aceh No. Nama Sswa Nla Ketuntasan Belajar 1. RU 8 Tuntas. SR 7 Tuntas 3. DP 1 Tuntas 5

8 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: SH 45 Tdak Tuntas 5. SZ 75 Tuntas 6. HS 5 Tdak Tuntas 7. DV 6 Tdak Tuntas 8. HN 65 Tuntas 9. MA 65 Tuntas 1. DR 95 Tuntas 11. MS 1 Tuntas 1. DN 8 Tuntas 13. SN 7 Tuntas 14. AP 7 Tuntas 15. RN 8 Tuntas 16. CM 55 Tdak Tuntas 17. UM 6 Tdak Tuntas 18. AY 95 Tuntas 19. AA 85 Tuntas. WA 65 Tuntas 1. AD 85 Tuntas. GA 45 Tdak Tuntas 3. BB 85 Tuntas 4. AM 85 Tuntas 5. NA 8 Tuntas 6. MR 9 Tuntas 7. TM 8 Tuntas 8. NN 7 Tuntas 9. FR 7 Tuntas 51

9 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: Sumber : Hasl Data Peneltan Berdasarkan data yang dperoleh tersebut maka akan dtentukan nla rata-rata htung x, smpangan baku s, serta uj normaltas data. Untuk memudahkan perhtungan varans dar masng-masng data, maka data d atas akan dkelompokkan kedalam daftar dstrbus frekuens. Menghtung Nla Rata-rata x, Varans s dan Smpangan Baku s Dar data tersebut, terlebh dahulu dkelompokkan ke dalam tabel dstrbus R, banyak kelas nterval K dan frekuens. Untuk tu akan dtentukan rentang panjang kelas nterval p dar nla tes sswa yang dperoleh. 1) Menentukan Rentang Data R Rentang dperoleh dengan cara mengurang data terbesar dengan data terkecl. Rentang R = data terbesar data terkecl = 1-45 = 55 ) Menentukan banyak kelas nterval K Untuk menentukan panjang kelas nterval dapat dgunakan aturan Sturges sebaga berkut: Banyak kelas = 1 + 3,3 log n Dmana n adalah banyaknya data yatu n = 9 K = 1 + (3,3) log n = 1 + (3,3) log 9 = 1 + (3,3) (1,46) = 1 + 4,846 = 5,846 Sehngga banyak kelas nterval ( K ) yang dambl adalah 6. 3) Menentukan panjang kelas nterval p Panjang kelas nterval p dapat dtentukan dengan aturan : p = 5

10 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: p = 6 p = 9,16 dan dsn bsa kta ambl P= 9 atau 1 Sehngga panjang kelas nterval p yang dambl adalah 1. Selanjutnya dar hasl yang dperoleh datas, data tersebut dapat dkelompokkan kedalam tabel dstrbus frekuens nla tes sswa kelas V SD Neger 18 Banda Aceh sebaga berkut : Tabel 1.1 Daftar Dstrbus Frekuens Nla Tes Sswa Interval f x x f x f x ,5 7,5 136,5 61, ,5 38,5 166,5 94, ,5 49,5 458,5 331, ,5 57, , ,5 731, , ,5 91, Jumlah ,5 167,5 Berdasarkan tabel dstrbus frekuens d atas maka dapat dhtung nla ratarata xyatu : x = f f x = 19,5 9 = 7,74 Dar nla rata-rata sswa d atas, dketahu bahwa ketuntasan belajar sswa kelas V SD Neger 18 Banda Aceh secara klaskal pada mater penjumlahan pecahan 53

11 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: sudah memada. Namun demkan untuk selanjutnya masha akan tetap dbuktkan dengan melakukan uj t. Uj t dlakukan untuk membandngkan nla sswa dengan standar mnmal yatu 65, selan tu uj t juga dbutuhkan untuk menguj kebenaran hpotess yang dajukan sebelumnya. Setelah mendapatkan nla rata-rata sswa, selanjutnya akan dtentukan varans s dan standar devas s, yatu dengan menggunakan rumus : s = n f x n n 1 f x s = 19, ,5 s = , ,5 9(8) s = ,5 s = 34,98 s = 34, 98 s = 15,3 Dar hasl perhtungan d atas, dperoleh x = 7,74 dan s = 15,3 Uj Normaltas Data Uj normaltas data bertujuan untuk mengetahu apakah data yang dperoleh dalam peneltan n mengkut dstrbus normal atau tdak. Apabla data tersebut berdstrbus normal, maka data tersebut dapat dolah dengan menggunakan rumus statstk uj-t sepert tertera dalam bab III. 54

12 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: Dar perhtungan sebelumnya telah dperoleh x = 7,74 dan s = 15,3 maka, selanjutnya adalah menentukan nla Z-score, luas setap kelas nterval serta frekuens yang dharapkan untuk memperoleh nla Ch-Kuadrathtung. Untuk menghtung Z-score dgunakan rumus : Z-score = x x s Untuk luas daerah dbawah kurva normal dapat dlhat dar tabel luas kurva normal (tabel dapat dlhat pada lampran). Untuk luas tap kelas nterval dapat dperoleh dengan mengurangkan luas daerah pada batas kelas atas dengan luas daerah pada batas kelas bawah. Untuk frekuens kelas nterval E dperoleh dengan mengalkan luas tap kelas nterval dengan banyaknya data (n), dan frekuens pengamatan. O Tabel. Uj Normaltas Nla Tes Sswa Interval Batas kelas x Z Untuk Batas Kelas z Luas Daerah Kurva Normal Luas tap Kelas Interval Frekuens Kelas Interval E Frekuens Pengamatan O 4,5 -,1, ,556 1,61 3 5,5-1,45, ,1413 4,97 3 6,5 -,79, ,95 6, ,5 -,14, ,47 7, ,5,5, ,1834 5, ,5 1,15,

13 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: ,9,61 4 1,5 1,81,4649 Maka nla Ch-kuadrat htung htung adalah sebaga berkut: htung = O E E htung = 31,61 1, ,97 4, ,655 6, , ,168 ( 65,318) + 5,318 ( 4,61),61 htung 1,388 = htung = 1,61 1,96 + 1,61 + 1, ,3 4,97 + +,345 6,655, ,655 1, , ,168 7,168, ,318 +,68 + 5,318 1,93,61 htung = 1,194 +,93 +,17 +,346+,87+,74 htung =,67 (1,39),61 Dengan taraf sgnfkan α =.5 dan banyak kelas = 6 dperoleh derajat kebebasan (dk) untuk dstrbus Ch-Kuadrat besarnya adalah dk = (k 3) = (6 3) = 3. Dar tabel dstrbus ch kuadrat dperoleh: 1 k 3 = = 1,5 63,95 3 = 7,81 Untuk uj normaltas sebaran data dgunakan uj- dengan hpotess statstk yang dgunakan adalah : 56

14 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: H : Data berdstrbus normal o H 1 : Data tdak berdstrbus normal Krtera pengujan adalah tolak H jka o htung tabel, dalam hal lan H o dterma. Dar tabel dstrbus Ch-Kuadrat dperoleh,95 3 = 7,81, sedangkan dar nla Ch-Kuadrat htung dperoleh htung =,67. Karena htung tabel yatu,67 < 7,81 maka H dterma yang berart sebaran data tes sswa berdstrbus normal. Pengujan Hpotess Sepert yang telah dkemukakan datas, apabla data yang dperoleh berdstrbus normal maka data tersebut dapat dolah dengan menggunakan rumus statstk uj-t. Pengujan hpotess statstk yang akan duj adalah dengan uj-t phak kanan yang rumusannya adalah: H : µ = µ o H 1 : µ > µ : sswa tdak mencapa ketuntasan belajar melalu penerapan model pembelajaran kooperatf tpe TPS pada mater penjumlahan pecahan d kelas V SD Neger 18 Banda Aceh. : sswa mencapa ketuntasan belajar melalu penerapan model pembelajaran kooperatf tpe TPS pada mater penjumlahan pecahan d kelas V SD Neger 18 Banda Aceh. Dalam peneltan n dambl = 65 yang merupakan KKM mata pelajaran matematka d SD Neger 18 Banda Aceh untuk menyatakan bahwa sswa telah menguasa 65% dar mater yang telah dajarkan. Menurut Sudjana (:9) krtera pengujan sesua dengan aturan phak kanan yatu tolak H jka t t 1-α dan terma H dalam hal lannya. Perhtungan dengan menggunakan statstk uj-t yatu : t = x dmana x 7, 74, = 65, s 15, 3, dan n 9 57

15 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: ,74 65 t 15,3 9 7,74 t 15,3 5,38 7,74 t,84 t,7 Dengan taraf sgnfkan, dan derajat kebebasan dk n 1, maka dk. Dar nla tersebut dperoleh t 1, 7 sehngga t tabel = 1,7.,95 8 Karena,7 > 1,7 maka t t, sehngga H dtolak dan H1 dterma. Dengan htung tabel demkan hpotess yang berbuny sswa mencapa ketuntasan belajar melalu penerapan model pembelajaran kooperatf tpe TPS pada mater penjumlahan pecahan d kelas V SD Neger 18 Banda Aceh dapat dterma. Pada peneltan n hasl belajar sswa dlhat dar tes yang dberkan pada akhr pertemuan setelah tga kal pertemuan.tes yang dberkan berbentuk essay yang berjumlah 1 soal.sebelum dberkan tes sswa terlebh dahulu sdah mempelajar mater penjumlahan pecahan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe TPS.Sehngga sswa dharapkan dapat mencapa ketuntasan belajar pada mater penjumlahan pecahan. Pada saat berlangsungnya proses belajar dan mengajar guru memberkan mater pelajaran sepert basanya, namun lebh ddomnas oleh metode tanya jawab dengan cara memberkan contoh soal tentang mater penjumlahan pecahan kepada sswa, sehngga sswa yang tdak mengert dapat bertanya dan guru menjelaskannya kembal, kemudan guru juga dapat bertanya kepada sswa tentang mater yang telah djelaskan. Sswa dkatakan tuntas belajar jka mempunya nla mnmal 65 sesua dengan KKM yang berlaku untuk mater penjumlahan pecahan d kelas V SD Neger 18 Banda Aceh. Jad hasl belajar pada peneltan n bertujuan untuk melhat 58

16 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: ketuntasan belajar sswa selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe TPS. Dar hasl pengolahan data dan pengujan hpotess dengan menggunakan ujt pada taraf sgnfkan,5 dan dk = (n 1) = (9 1) = 8. Dar nla tersebut dperoleh t 1, 7 sehngga t tabel = 1,7. Karena,7 > 1,7 maka t htung ttabel,95 8 sehngga H dtolak dan H 1 dterma. Untuk menguj pemahaman sswa, guru membagkan LKS kepada setap sswa dan guru menyuruh sswa sswa memkrkan jawabannya. Kemudan sswa berpasangan untuk menjawab soal LKS pada saat kegatan awal guru mengajar. LKS yang dberkan berupa soal mengena penjumlahan pecahan. Kemudan guru memnta masng-masng pasangan untuk mempresentaskan hasl kerjanya d depan kelas. Pembelajaran matematka melalu model pembelajaran kooperatf tpe TPS, tdak hanya menngkatkan hasl belajar sswa dan menark perhatan sswa, tetap juga dapat melath sswa untuk dapat berskap penuh tanggung jawab. Interaks sswa dalam kelompok akan melath mereka untuk dapat bernteraks sosal dengan bak dalam lngkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dalam kelompok belajar, sswa bsa belajar salng mengharga, melath untuk mengeluarkan pendapat serta mempererat kekompakan dalam kelompok sehngga sswa memlk tujuan yang sama. KESIMPULAN Berdasarkan hasl peneltan tentang penerapan model pembelajaran kooperatf tpe TPS pada mater penjumlahan pecahan d kelas V SD Neger 18 Banda Aceh dapat dsmpulkan bahwa sswa dapat mencapa ketuntasan belajar pada mater penjumlahan pecahan melalu pembelajaran kooperatf tpe TPS d kelas V SD Neger 18 Banda Aceh. DAFTAR PUSTAKA 59

17 Penddkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unverstas Syah Kuala Vol. 3, No. 3, Aprl 15, hal ISSN: Arkunto, Suharsm. 6. Prosedur Peneltan (Suatu Pendekatan Praktk). Jakarta: Rneka Cpta. DepartemenPenddkan Kebudayaan. 6. Kamus Besar Bahasa Indonesa. Jakarta: Bala Pustaka Departemen Penddkan Nasonal. 6. Kurkulum Penddkan Dasar. Jakarta: Pusat Perbukuan. Depdknas. 4. Model Kurkulum Tngkat Satuan Penddkan Untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Depdknas. Eggen, Paul Strategs For Teacher, Teachng Content And Thngkng Sklls. Aln dan Bacon: USA. Gulo, W..Strateg Belajar Mengajar, Jakarta: PT Grasndo. Heruman. 1. Model Pembelajaran Matematka d Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ibrahm, Muslmn. Dkk,.Pembelajaran Kooperatf. Pusat Sans dan Matematka Sekolah. Program Pasca sarjana UNESA: Unrsty Press. Istaran Model Pembelajaran Inovatf. Medan: Meda Persada Le, A.. Cooperatve Learnng, Jakarta: Pt Grasndo. Nurhad, dkk.. Pembelajaran Kooperatf. Surabaya: Unesa Unversty Press Hamalk, Oemar.1. Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT. Bum Aksara Randan..Proses Belaja Mengajar d Sekolah. Jakarta: PT. Rneka Cpta Karya. Sadman, dkk. 6. Meda Penddkan: Pengertan, Pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta: PT. Raja Grafndo Persada. Setawan dan Usman.1993.Pskolog Belajar dan Mengajar. Bandung: Snar Baru Algesndo. Slavn, Robert, E. 5.Cooperatve Learnng Teor, Rset, dan Praktk, Bandung: Nusa Meda. Sudjana. 5. Metode Statstka. Bandung : Tarsto. Soedjaj.. Pembelajaran Matematka, Jakarta: Bum Aksara. Sugono. 9. Metode Peneltan Penddkan. Bandung : CV. ALFABETA. Tranto. 9. Mendesan Model Pembelajaran Inovatf Progesf, Konsep, Landasan, Implementaskannya pada Kurkulum Tngkat Satuan Penddkan, Jakarta: Predana Meda. 6

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana A. Jens dan Desan Peneltan BAB III METODE PENELITIAN Jens peneltan yang dlaksanakan adalah quas ekspermen, dmana kelompok kontrol tdak dapat berfungs sepenuhnya untuk mengontrol varabel-varabel luar yang

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Sesua dengan permasalahan yang sudah dkemukakan pada bab sebelumnya, peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk:. Mengetahu hasl belajar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan. Peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt perbandngan hasl belajar sswa melalu model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode peneltan Metode peneltan yang dlakukan adalah metode ekspermen melakukan tes awal dengan pemberan lathan dan pemberkan tes akhr yang kemudan melhat penngkatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt Penerapan Model Pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada semester ganjl tahun ajaran 010/011 antara bulan September - November 010 d SMP Neger 1 Kalanda Kabupaten Lampung Selatan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt keefektfan meda pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA ARTIKEL PENELITIAN Oleh SULINDA NIM. F37008001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

Uji Homogenitas Varians

Uji Homogenitas Varians Uj Homogentas Varans I. DUA VARIANS Pengujan hpotess dua varans dlakukan untuk mengetahu varans dua populas sama (homogen atau tdak (heterogen. S dan S merupakan penduga σ dan σ Rumus varans : x ( x S

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak

Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMK KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nngrum Penddkan Ekonom FKIP Unverstas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang efektftas penggunaan model Group Investgaton (GI) terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VIII MTs Fatahllah Brngn Ngalyan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN :

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN : Jurnal Mantk Penusa Vol No Jun 0 ISSN : 088-9 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KEMALA BHAYANGKARI MEDAN TAHUN AJARAN 0/0 AWALUDIN FITRA, S.Pd.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Pada peneltan n, metode yang dgunakan adalah metode kuas ekspermen. Metode n dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya pengaruh pendekatan keteramplan metakogntf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci