UKURAN KESESUAIAN DALAM ANALISIS BIPLOT BIASA DAN ANALISIS BIPLOT IMBUHAN MARIYAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UKURAN KESESUAIAN DALAM ANALISIS BIPLOT BIASA DAN ANALISIS BIPLOT IMBUHAN MARIYAM"

Transkripsi

1 UKURAN KESESUAIAN DALAM ANALISIS BIPLOT BIASA DAN ANALISIS BIPLOT IMBUHAN MARIYAM DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 2 ABSTRAK MARIYAM. Ukuran Kesesuaian dalam Analisis Biplot Biasa dan Analisis Biplot Imbuhan. Dibimbing oleh SISWADI dan NGAKAN KOMANG KUTHA ARDANA. Biplot imbuhan merupakan modifikasi dari biplot biasa yang memberikan gambaran ragam seperti yang diperoleh dari data. Ukuran kesesuaian (GF) analisis biplot diberikan oleh Gabriel pada tahun Gambaran posisi prestasi mahasiswa Beasiswa Utusan Daerah Departemen Agama Institut Pertanian Bogor (BUD DEPAG IPB) digunakan untuk memperoleh pemetaan provinsi. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai 14 mata kuliah dan IPK mahasiswa BUD DEPAG TPB IPB tahun akademik 2009/2010. Dalam studi ini, ditelusuri terlebih dahulu rumusan umum analisis biplot imbuhan dan GF analisis biplot dengan menggunakan analisis procrustes. Data dieksplorasi dengan menggunakan boxplot dan matriks korelasi Pearson. Analisis biplot biasa dan imbuhan memberikan GF sebesar 70.54% untuk matriks data dan 61.09% untuk matriks objek dengan menggunakan rumusan umum GF Gabriel dan analisis procrustes. Dalam analisis biplot biasa, GF matriks peubah sebesar 97.72% dengan menggunakan rumusan umum Gabriel dan 97.95% dengan menggunakan analisis procrustes. Dalam analisis biplot imbuhan, tambahan GF matriks peubah yang diperoleh melalui analisis procrustes hanya sebesar 1.61%. Berdasarkan kedekatan antar provinsi dan keterkaitan provinsi dengan nilai mata kuliah dan IPK, provinsi tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam memperoleh gambaran keunggulan dan kekurangan dari setiap provinsi untuk upaya perbaikan mutu pendidikan Madrasah Aliyah. Kata kunci: biplot imbuhan, korelasi Pearson, pemetaan provinsi, analisis procrustes

3 3 ABSTRACT MARIYAM. Goodness of Fit of Classical and Augmented Biplot Analysis. Supervised by SISWADI and NGAKAN KOMANG KUTHA ARDANA. Augmented biplot is a modification of the classical biplot that gives the same variance as obtained from the data. Goodness of fit (GF) of biplot analysis was formulated by Gabriel in The data of IPB students achievement who receive provincial representing scholarship from the Ministry of Religious Affairs (BUD DEPAG IPB) are used for provincial mapping. The data used in this study are scores of 14 subjects and GPA from BUD DEPAG IPB first year students in 2009/2010 academic year. In this study, general formulation for augmented biplot and GF of biplot analysis is derived from procrustes analysis. Data are explored using boxplot and Pearson s correlation matrix. The classical and augmented biplot give the same GF values for data and object matrix, i.e % and 61.09% respectively, both using Gabriel s formula and procrustes analysis. In classical biplot analysis, GF for variable matrix derived from Gabriel s formula and procrustes analysis are 97.72% and 97.95% respectively. In augmented biplot analysis, additional GF for variable matrix obtained by procrustes analysis is only 1.61%. Based on the proximity among provinces and the interrelationship of provinces with score of subjects and GPA, these provinces can be grouped into four groups. Result of this study is expected to provide information of advantages and disadvantages for each province in order to improve Islamic High School educational quality. Keywords: augmented biplot, Pearson s correlation, provincial mapping, procrustes analysis

4 4 UKURAN KESESUAIAN DALAM ANALISIS BIPLOT BIASA DAN ANALISIS BIPLOT IMBUHAN MARIYAM Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

5 5 Judul : Ukuran Kesesuaian dalam Analisis Biplot Biasa dan Analisis Biplot Imbuhan Nama : Mariyam NIM : G Menyetujui, Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. Ir. Siswadi, M.Sc. NIP Ir. N. K. Kutha Ardana, M.Sc. NIP Mengetahui, Ketua Departemen Matematika Dr. Berlian Setiawaty, MS. NIP Tanggal lulus :

6 6 PRAKATA Bismillahirrahmanirrahim, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia- Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Ukuran Kesesuaian dalam Analisis Biplot Biasa dan Analisis Biplot Imbuhan dapat penulis selesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan untuk nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah memberikan beasiswa kepada penulis untuk menempuh pendidikan Program Beasiswa Santri Berprestasi di Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Siswadi, M.Sc. dan Bapak Ir. Ngakan Komang Kutha Ardana, M.Sc. atas ilmu, kesabaran, motivasi, dan saran selama penulis melakukan bimbingan tugas akhir, Bapak Dr. Toni Bakhtiar, M.Sc yang telah bersedia menjadi dosen penguji pada saat sidang tugas akhir, serta Bapak Dr. Ir. Ibnul Qayim selaku Direktur TPB IPB yang telah memberikan bantuan data mahasiswa BUD DEPAG TPB IPB tahun akademik 2009/2010. Terima kasih pula untuk seluruh dosen Departemen Matematika atas ilmu yang telah diberikan, staf dan karyawan Departemen Matematika atas bantuannya selama ini. Karya ilmiah ini penulis persembahkan untuk Papa, Mama, Adik-adikku, dan Kak Ilham Hernawan. Terima kasih atas pengorbanan, doa, semangat, dan motivasinya. Terima kasih penulis ucapkan kepada teman-teman Matematika 44, keluarga besar CSS MoRA IPB, dan teman-teman lainnya untuk kebersamaan yang berharga, doa, semangat, dan motivasinya. Terima kasih penulis ucapkan Pak Muslim dan Pak Kusnandar atas bantuannya dalam penelitian ini. Terima kasih penulis juga ucapkan kakak-kakak Matematika angkatan 43, kakak-kakak Statistika angkatan 43 dan adik-adik Matematika 45, serta semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Akhir kata, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis sangat berharap dan menghargai semua saran dan kritik yang diberikan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembacanya. Bogor, Agustus 2011 Mariyam

7 7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Maret 1990 dari bapak Ardani dan ibu Zakiah. Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan di MA Al-Falah Jakarta pada tahun 2007 dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah Departemen Agama (BUD DEPAG). Penulis memilih mayor Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Statistika Terapan sebagai mata kuliah minor. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah Kalkulus II pada semester ganjil tahun akademik 2009/2010, Persamaan Diferensial Biasa pada semester genap tahun akademik 2009/2010, dan Persamaan Diferensial Parsial pada semester ganjil tahun akademik 2010/2011. Penulis menjadi pengajar mata kuliah Kalkulus I dan Pengantar Matematika di bimbingan belajar Gumatika pada tahun akademik 2009/2010 dan 2010/2011. Selain itu, penulis juga aktif di Gumatika sebagai anggota divisi Keilmuan periode 2008/2009 dan 2009/2010 dan menjadi panitia bagian Tim Khusus Matematika Ria di Pesta Sains Nasional 2009 dan 2010.

8 8 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 LANDASAN ANALISIS... 1 Analisis Biplot... 1 Ukuran Kesesuaian Analisis Biplot... 3 Analisis Biplot Imbuhan... 3 Analisis Procrustes... 4 METODE PENELITIAN... 6 Studi Literatur... 6 Sumber Data... 6 Peubah Penelitian... 6 Objek Penelitian... 6 Analisis dan Pemrograman... 6 HASIL DAN PEMBAHASAN... 7 Rumusan Umum Biplot Imbuhan... 7 Rumusan Umum Ukuran Kesesuaian dengan Analisis Procrustes... 7 Eksplorasi Data... 8 Analisis Biplot Analisis Biplot Imbuhan Analisis Biplot Biasa dan Analisis Biplot Imbuhan Ukuran Kesesuaian Analisis Biplot Menggunakan GF Gabriel dan Analisis Procrustes.. 12 SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA ix ix ix

9 9 DAFTAR TABEL Halaman 1 Objek penelitian berdasarkan provinsi Matriks korelasi Pearson Ukuran kesesuaian biplot biasa dan imbuhan DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Boxplot peubah mata kuliah dan IPK Gambaran perolehan IPK mahasiswa BUD DEPAG berdasarkan provinsi Biplot biasa dan imbuhan dengan DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Data nilai mata kuliah dan IPK mahasiswa BUD DEPAG TPB IPB 2009/ Data korelasi antar-peubah dan signifikansinya menggunakan software Minitab Koordinat biplot Biplot biasa dan imbuhan dengan Program ukuran kesesuaian dengan menggunakan analisis procrustes... 25

10 10 PENDAHULUAN Latar Belakang Biplot merupakan metode eksplorasi analisis data peubah ganda yang dapat memberikan gambaran secara grafik tentang kedekatan antar objek, keragaman peubah, korelasi antar peubah, dan keterkaitan antara peubah dengan objek. Selain itu, analisis biplot digunakan untuk menggambarkan hubungan antara peubah dan objek yang berada pada ruang berdimensi tinggi ke dalam ruang berdimensi rendah (dua atau tiga). Dari biplot diperoleh tiga matriks pendekatan yang terkait dengan data, peubah, dan objek. Ukuran kesesuaian dari ketiga matriks tersebut dikemukakan oleh Gabriel pada tahun Hasil representasi yang diberikan oleh analisis biplot itu pada umumnya tidak dapat menghasilkan visualisasi tentang keragaman dengan baik maka diperlukan analisis biplot dengan modus vektor diperpanjang. Biplot imbuhan (augmented biplot) merupakan modifikasi dari biplot biasa yang memberikan gambaran ragam seperti yang diperoleh dari data (Bartkowiak dan Szustalewicz 1995). Analisis procrustes adalah salah satu metode yang menyatakan perbedaan dua atau lebih konfigurasi n-titik sebagai nilai numerik. Nilai numerik yang dihasilkan metode ini dapat digunakan untuk ukuran kesesuaian (goodness of fit) antar konfigurasi. Dalam analisis procrustes dikenal tiga transformasi geometris untuk menghitung nilai perbedaan minimum dari dua konfigurasi. Ketiga transformasi geometris tersebut yaitu translasi, rotasi dan dilasi. Dari ketiga transformasi ini dapat digunakan untuk menentukan ukuran kesesuaian yang optimal. Salah satu kegunaan dalam analisis biplot biasa maupun imbuhan adalah untuk pemetaan. Gambaran posisi prestasi mahasiswa Beasiswa Utusan Daerah Departemen Agama Institut Pertanian Bogor (BUD DEPAG IPB) dapat digunakan untuk memperoleh pemetaan provinsi. Pemetaan ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam memperoleh gambaran keunggulan dan kekurangan dari setiap provinsi sehingga dapat mengevaluasi kinerja pondok pesantren masing-masing provinsi serta perencanaan dan target peningkatan mutu pendidikan Madrasah Aliyah. Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai salah satu perguruan tinggi negeri, bekerja sama dengan Departemen Agama (DEPAG) untuk mendidik mahasiswa yang berasal dari pondok pesantren berbagai provinsi. Mahasiswa BUD DEPAG IPB hampir mewakili beberapa provinsi di Indonesia, diharapkan mampu memberikan gambaran prestasi dan pemetaan mutu pendidikan setiap provinsinya. Indikator prestasi mahasiswa biasanya dikaitkan dengan pencapaian prestasi akademik berupa nilai mutu tiap mata kuliah yang diambil dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nya. Permasalahan yang muncul ialah bagaimana ukuran kesesuaian yang diperoleh dari analisis biplot biasa dan analisis biplot imbuhan dengan nilai minimum dari ketiga transformasi di atas dan penerapannya untuk pemetaan provinsi berdasarkan prestasi mahasiswa BUD DEPAG IPB. Tujuan Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini ialah: 1. Memperoleh gambaran umum tentang representasi ukuran kesesuaian analisis biplot imbuhan. 2. Penerapan kasus analisis biplot biasa dan imbuhan dalam pemetaan provinsi berdasarkan prestasi mahasiswa BUD DEPAG IPB (dalam studi kasus mahasiswa BUD DEPAG TPB IPB tahun akademik 2009/2010). LANDASAN ANALISIS Analisis Biplot Analisis biplot pertama kali diperkenalkan oleh Gabriel pada tahun Elaborasi analisis biplot secara komprehensif diberikan oleh Greenacre pada tahun Biplot berupa suatu peragaan grafik dari matriks data Y dalam plot dengan menumpangtindihkan vektor-vektor dalam ruang berdimensi rendah, biasanya dua (atau tiga) yang mewakili vektor-vektor baris matriks Y (gambaran objek) dengan vektorvektor kolom matriks Y (gambaran peubah).

11 11 Informasi yang dapat diperoleh dari biplot antara lain ialah: 1. Kedekatan antar objek. Dua objek dengan karakteristik yang sama akan digambarkan sebagai dua titik yang posisinya berdekatan. 2. Keragaman peubah. Peubah dengan keragaman kecil digambarkan sebagai vektor yang pendek, sedangkan peubah dengan keragaman besar digambarkan sebagai vektor yang panjang. 3. Korelasi antar peubah. Peubah digambarkan sebagai vektor. Jika sudut dua peubah lancip 90 maka korelasinya bernilai positif. Apabila sudut dua peubah tumpul 90 maka korelasinya bernilai negatif. Sedangkan jika sudut dua peubah siku-siku maka tidak saling berkorelasi. 4. Keterkaitan peubah dengan objek. Karakteristik suatu objek bisa disimpulkan dari posisi relatifnya dengan peubah. Jika posisi objek searah dengan arah vektor peubah maka objek tersebut nilainya di atas rata-rata, jika berlawanan maka nilainya di bawah rata-rata, dan jika hampir di tengah-tengah maka nilainya mendekati rata-rata. Analisis biplot dikembangkan atas dasar Dekomposisi Nilai Singular (DNS) atau Singular Value Decomposition (SVD). Misalkan n adalah matriks data dengan n objek dan p peubah. Selanjutnya dikoreksi terhadap nilai rata-ratanya sehingga diperoleh matriks Y, 1 n T (1) dengan 1 adalah vektor 1 yang semua unsurnya bernilai 1. Matriks koragam dari matriks ialah 1 n1 T (2) sedangkan matriks korelasi r dari matriks ialah (3) dengan diag,,.., adalah matriks diagonal. Misalkan matriks n,,, T maka didefinisikan jarak Euclid antara objek ke-i dan ke-j sebagai, T dan jarak Mahalanobis antara objek ke-i dan ke-j sebagai, T. Matriks berpangkat r dengan min, dapat dinyatakan sebagai SVD berikut: n n T (4) (Aitchison & Greenacre 2002) dengan U dan W merupakan matriks ortonormal kolom, sehingga T T. Matriks W adalah matriks yang kolom-kolomnya terdiri dari vektor eigen yang berpadanan dengan nilai eigen positif dari matriks T. Matriks U adalah matriks yang kolomkolomnya merupakan vektor eigen-vektor eigen yang berpadanan dengan nilai eigennilai eigen positif dari matriks T dengan hubungan r diagλ, λ,...,λ (5) p,,, (6) n,,..., (7) dengan λ λ λ 0 dan λ disebut nilai singular dari matriks. Dalam Jolliffe (2002) persamaan (4) dapat diuraikan menjadi T (8) Misalkan,,, T dan,,, T maka persamaan (8) menjadi T (9) dengan demikian setiap elemen ke- (i, j) unsur matriks Y dapat dinyatakan sebagai berikut: y T. Vektor merepresentasikan objek ke-i matriks Y, dan vektor merepresentasikan peubah ke-j matriks Y. Jika Y berpangkat dua, maka vektor baris dan vektor kolom dapat digambarkan dalam ruang dimensi dua. Sedangkan matriks Y yang berpangkat lebih dari dua dapat didekati dengan matriks berpangkat dua, sehingga persamaan dapat ditulis menjadi 2y T dengan masing-masing dan mengandung dua unsur pertama vektor dan. Dengan pendekatan tersebut matriks Y dapat disajikan dalam ruang dimensi dua. Nilai yang digunakan dapat merupakan nilai sebarang 0, 1, tetapi pengambilan

12 12 nilai-nilai ekstrim yaitu 0 dan 1 berimplikasi pada interpretasi biplot. a. Jika 0, maka dan, akibatnya T T T T T T T T T (10) diperoleh : T 1, dengan adalah koragam peubah ke-i dan ke-j. 1, dengan menggambarkan keragaman peubah ke-i. Korelasi antara peubah ke-i dan ke-j dijelaskan oleh cosinus sudut antara h dan h (misal: ), yaitu cos T Jika Y berpangkat p maka T 1 T artinya kuadrat jarak Mahalanobis antara dan sebanding dengan kuadrat jarak Euclid antara dan, serta adalah matriks koragam dari Y. b. Jika 1, maka dan, akibatnya : T T T T T T T T T Artinya, T T atau kuadrat jarak Euclid antara dan akan sama dengan kuadrat jarak Euclid antara dan. Ukuran Kesesuaian Analisis Biplot Menurut Gabriel (2002), biplot tidak hanya sebagai pendekatan matriks data Y dengan menggunakan matriks T, tetapi juga hasil perkalian T sebagai pendekatan dari matriks T yang berkaitan dengan ragam koragam dan korelasi antar peubah dan matriks T sebagai pendekatan bagi T yang berkaitan dengan ukuran ketakmiripan antar objek. Secara umum T dan T sebagai pendekatannya. Jika T λ T maka T λ T di mana. Rumus umum yang dikemukakan oleh Gabriel untuk ukuran kesesuaian analisis biplot ini adalah sebagai berikut: GF, 1 min 11 Persamaan di atas dapat ditulis menjadi: GF, tr T tr T tr T Y dan H adalah suatu matriks, di mana H merupakan pendekatan Y. Ukuran kesesuaian analisis biplot sebagai ukuran kedekatan dari tiga bentuk matriks, yaitu: 1. Kesesuaian data: GF, T 2. Kesesuaian peubah: GF T, T 3. Kesesuaian objek: GF T, T tr T T tr T tr T T tr T T tr T T tr T T tr T T tr T T tr T T dengan tr dinamakan teras dari matriks segi M atau jumlah elemen diagonal dari matriks segi M sehingga dituliskan tr. Analisis Biplot Imbuhan Masalah yang timbul adalah pengaruh pendekatan dalam ruang bagian berdimensi rendah dalam mencerminkan hubungan yang benar antara objek dan peubah dalam ruang data lengkap. Ini menyebabkan bahwa representasi yang diberikan oleh biplot kadang-kadang baik, buruk, atau cukup. Hasil representasi yang diberikan oleh analisis biplot imbuhan (augmented biplot) itu dapat menghasilkan visualisasi lebih baik mengenai keragaman. Biplot imbuhan merupakan modifikasi dari biplot biasa yang memberikan gambaran ragam seperti yang diperoleh dari data (Bartkowiak dan Szustalewicz 1995). Berdasarkan persamaan (9) T akan dilakukan pendekatan dengan matriks berdimensi lebih rendah yaitu T. Dengan demikian matriks yang berpengaruh

13 13 dalam biplot imbuhan yaitu matriks yang merepresentasikan suatu peubah. Algoritme untuk membangun biplot imbuhan dari biplot biasa: 1. Matriks B merepresentasikan peubah yang merupakan pendekatan untuk analisis biplot biasa. 2. Matriks merepresentasikan peubah yang merupakan pendekatan untuk analisis biplot imbuhan. 3. Misalkan menyatakan panjang vektor dari pendekatan analisis biplot biasa. 4. Misalkan menyatakan panjang vektor dari pendekatan analisis biplot imbuhan. 5. Hubungan antara matriks B dengan matriks adalah, dengan merupakan matriks diagonal berupa konstanta yang menyatakan besarnya peregangan atau pemampatan dari vektor biplot biasa. 6. Hubungan antara dan adalah. (Bartkowiak dan Szustalewicz 1995). Analisis Procrustes Misalkan X dan Y merupakan matriks yang berukuran dan yang masing-masing adalah representasi konfigurasi yang akan dibandingkan. Koordinat titik ke-i pada ruang Euclid yang diberikan oleh nilai-nilai baris ke-i pada matriks. Konfigurasi pertama berada pada ruang berdimensi p dan koordinat titik ke-i yaitu,,,. Sedangkan konfigurasi kedua berada pada ruang berdimensi q dan koordinat titik ke-i yaitu,,,. Jika maka konfigurasi kedua berada dalam subruang dari ruang berdimensi p. Berdasarkan analisis procrustes, perbedaan ruang dimensi ini dapat diselesaikan dengan memasangkan kolom nol di kanan Y sehingga menjadi matriks berukuran. Dengan demikian, dapat digunakan secara umum. Untuk menentukan ukuran kesesuaian dalam dua konfigurasi, analisis procrustes menggunakan jumlah kuadrat jarak antara titik yang bersesuaian yaitu, tr T (12) (Bakhtiar dan Siswadi 2011). Translasi Translasi dapat diartikan sebagai proses pemindahan seluruh titik dengan jarak yang tetap dan arah yang sama. Dari persamaan (12) diperoleh, 2 (13) Penguraian dari persamaan (13) menghasilkan,, (14) dengan,,,,,, 1 y 1 untuk j=1, 2,..., p dan merupakan konfigurasi X dan Y setelah ditranslasi. dan masingmasing adalah sentroid kolom dari X dan Y. Sedangkan merupakan jarak dari kedua sentroid kolom X dan Y. Untuk menghasilkan E yang minimum, maka 0. Dengan demikian, nilai perbedaan minimum antara dua konfigurasi X dan Y setelah ditranslasi adalah,, (15) Rotasi Rotasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemindahan seluruh titik dengan sudut yang tetap tanpa mengubah jarak setiap titik terhadap sentroidnya. Dalam transformasi ini dilakukan penggandaan konfigurasi dengan suatu matriks ortogonal. Rotasi Y terhadap X dilakukan dengan mengalikan matriks Y dengan matriks

14 14 ortogonal Q yaitu,, dengan T T. Dengan demikian, perbedaan minimum konfigurasi X dengan Y setelah penyesuaian dengan rotasi ialah, inf, (16) Secara aljabar, nilai perbedaan minimum setelah dilakukan penyesuaian dengan rotasi ialah, tr T tr T tr T 2tr T T (17) Nilai E akan minimum jika tr T T maksimum. Jadi, dipilih matriks ortogonal Q yang memaksimumkan tr T T. Teorema Jika X dan Y merupakan elemen dalam dan Q elemen dalam merupakan matriks ortogonal maka tr T T akan maksimum bila dipilih T dengan T merupakan hasil Dekomposisi Nilai Singular Bentuk Lengkap (DNSBL) dari matriks T. Bukti: Andaikan T merupakan hasil DNSBL dari matriks p T sehingga p T p T. adalah matriks diagonal dengan dan U, V merupakan matriks ortogonal, sehingga tr T T tr T T tr T T T tr T tr T tr T Karena Q merupakan matriks ortogonal maka T juga merupakan matriks ortogonal. Dimisalkan T maka berlaku 1 1, sehingga tr T T tr tr Jadi, tr akan maksimum jika T. Kondisi ini dapat dipenuhi jika T (Bakhtiar 1995). Dilasi Dilasi dapat didefinisikan sebagai pembesaran atau pengecilan jarak setiap titik dalam konfigurasi terhadap sentroidnya. Dilasi Y terhadap X dilakukan dengan mengalikan konfigurasi Y dengan suatu skalar c. Konfigurasi setelah dilasi menjadi cy. Dengan demikian perbedaan minimum antara dua konfigurasi setelah dilasi ialah, inf, (18) Secara aljabar, perbedaan minimum setelah dilakukan penyesuaian dengan dilasi ialah, tr T tr T 2 tr T tr T (19) Persamaan (19) merupakan fungsi kuadrat dengan variabel c. Syarat untuk memperoleh nilai E yang minimum ialah turunan pertama sama dengan nol dan turunan kedua lebih besar nol. Dengan terlebih dahulu menentukan titik kritis dari turunan pertama sehingga diperoleh c sebagai titik tetap. 2 trt 2 tr T 0 2 tr T 2 tr T trt tr T (20) Untuk membuktikan nilai E minimum ialah turunan kedua dari persamaan (19) harus lebih dari nol. 2 trt 0 Dari bukti di atas dapat disimpulkan bahwa nilai E minimum dengan nilai c pada persamaan (20). Setelah itu, substitusi nilai c ke dalam persamaan (19) sehingga diperoleh nilai E yang minimum sebagai berikut, tr T 2 tr T tr T trt tr T tr T 2 trt tr T trt tr T tr T T tr T 2tr tr T tr T tr T tr T tr T

15 METODE PENELITIAN Pada bagian ini dijelaskan tahapan-tahapan dalam penelitian, yaitu studi literatur, objek dan peubah yang akan digunakan dalam penelitian, serta analisis dan pemrograman. Studi Literatur Studi literatur meliputi pencarian berbagai informasi yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Studi literatur dilakukan di Perpustakaan Pusat Institut Pertanian Bogor, Perpustakaan FMIPA IPB, Perpustakaan Statistika IPB, dan Perpustakaan Matematika IPB. Langkah-langkah untuk mendapatkan informasi: Menelusuri ketepatan biplot biasa dengan menggunakan ukuran kesesuaian dari Gabriel (2002). Menentukan kesesuaian konfigurasi matriks data, objek, dan peubah menggunakan analisis procrustes. Melakukan perbandingan analisis biplot biasa dengan biplot imbuhan dari analisis yang diperoleh. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder mengenai mahasiswa Beasiswa Utusan Daerah Departemen Agama (BUD DEPAG) yang diperoleh dari Direktorat Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor (TPB IPB), yang terdiri atas data tentang provinsi asal pondok pesantren, data nilai mutu mata kuliah yang diikuti bersama dan IPK mahasiswa BUD DEPAG TPB IPB tahun akademik 2009/2010. Peubah Penelitian Peubah yang digunakan dalam penelitian ini ialah: 1. Nilai mutu mata kuliah Agama (AG), 2. Nilai mutu mata kuliah Biologi (BI), 3. Nilai mutu mata kuliah Ekonomi Umum (EK), 4. Nilai mutu mata kuliah Fisika (FI), 5. Nilai mutu mata kuliah Bahasa Indonesia (ID), 6. Nilai mutu mata kuliah Bahasa Inggris (IG), 7. Nilai mutu mata kuliah Kalkulus (KA), 8. Nilai mutu mata kuliah Kimia (KI), 9. Nilai mutu mata kuliah Pengantar Kewirausahaan (KW), 10. Nilai mutu mata kuliah Pengantar Matematika (PM), 11. Nilai mutu mata kuliah Olahraga dan Seni (OR), 12. Nilai mutu mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian (PI), 13. Nilai mutu mata kuliah Sosiologi Umum (SO), 14. Nilai mutu mata kuliah Pengantar Kewarganegaraan (PK), dan 15. Nilai mutu Indeks Prestasi Kumulatif (IP). Objek Penelitian Objek penelitian adalah provinsi yang terwakili oleh mahasiswa BUD DEPAG TPB IPB tahun akademik 2009/2010 yang berjumlah 18 provinsi asal dari 69 mahasiswa seperti disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Objek penelitian berdasarkan provinsi Asal Provinsi Kode Jumlah mahasiswa NAD 1 3 SUMUT 2 3 SUMBAR 3 2 RIAU 4 1 JAMBI 5 1 SUMSEL 6 1 LAMPUNG 7 1 DKI JAKARTA 8 3 JABAR 9 18 BANTEN 10 5 JATENG 11 6 DIY 12 1 JATIM BALI 14 1 NTB 15 2 SULSEL 16 2 SULBAR 17 1 GORONTALO 18 1 Total Mahasiswa 69 Analisis dan pemrograman Dalam penelitian ini, eksplorasi data asal (matriks data dilakukan dengan boxplot peubah (mata kuliah dan IPK masingmasing provinsi), serta korelasi Pearson menggunakan MINITAB 15. Pengelompokan provinsi berdasarkan hasil dari visualisasi biplot menggunakan data asal dan dianalisis dengan menggunakan paket BiplotPack versi dengan software Mathematica 8.0 (Ardana 2011) untuk biplot biasa dan biplot imbuhan menggunakan program yang akan disusun menggunakan software Mathematica.

16 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Rumusan Umum Biplot Imbuhan Dalam pembahasan ini, diperkenalkan matriks H dari hasil dekomposisi nilai singular dengan menggunakan 0 dari hasil biplot biasa. Matriks H merepresentasikan gambaran suatu peubah. Bentuk umum matriks H berukuran, yaitu p (21) kemudian dilakukan pendekatan dengan menggunakan dua kolom pertama dari matriks H,, yaitu matriks B mempunyai bentuk umum sebagai berikut: p (22) Matriks H juga didekati dengan matriks berukuran 2 yang merupakan pendekatan untuk modifikasi biplot yang lebih dikenal dengan biplot imbuhan dan mempunyai bentuk umum: p (23) Hubungan antara matriks dengan matriks adalah p = p p, dengan C adalah matriks diagonal dengan T merupakan matriks T yang elemen-elemen diagonal utamanya digantikan oleh elemen-elemen diagonal utamanya matriks T. Rumusan Umum Ukuran Kesesuaian dengan Analisis Procrustes Ukuran kesesuaian matriks data, objek dan peubah dalam analisis biplot biasa dan analisis biplot imbuhan dapat diperoleh dengan menggunakan nilai perbedaan minimum dalam analisis procrustes. Hal ini dilakukan dengan menggunakan tiga transformasi geometris, yaitu translasi, rotasi dan dilasi. Algoritme untuk menghitung ukuran kesesuaian dengan analisis procrustes: 1. Misalkan suatu konfigurasi matriks berukuran dan Y konfigurasi matriks pendekatannya. 2. Menghitung sentroid kolom dari masingmasing konfigurasi, yaitu X dan Y, dengan rumus X T dan Y T. 3. Menghitung konfigurasi X dan konfigurasi Y setelah ditranslasi, yaitu T dan T dengan rumus T X dan T Y. 4. Menghitung nilai perbedaan minimum setelah penyesuaian translasi, yaitu, T, T XY 5. Andaikan KM T dari hasil DNSBL T T T, maka matriks ortogonal T. 6. Menghitung nilai perbedaan minimum setelah penyesuaian rotasi, yaitu T, T tr T T T T T tr T T T tr T T T 2tr T T T T. 7. Menghitung konstanta c untuk transformasi dilasi, yaitu tr T T T T tr T T T 8. Menghitung nilai perbedaan minimum setelah penyesuaian dilasi, yaitu T,c T tr T T T 2 tr T T T T tr T T T dengan mensubstitusi hasil c pada langkah di atas, maka T,c T tr T T T tr T T T T tr T T T 9. Menghitung ukuran kesesuaian, yaitu GF, 1 T,c T tr T

17 8 Secara umum, ukuran kesesuaian dalam analisis biplot dengan menggunakan analisis procrustes adalah sebagai berikut : GF, 1 tr T T T tr T T T tr T T T T tr T tr T T T Secara khusus, ukuran kesesuaian dalam analisis biplot dengan menggunakan analisis procrustes adalah sebagai berikut: a. Matriks data: GF, T 1 tr T T T tr T T T T T tr T T T T T tr T tr T T T T T Matriks objek: GF T, T 1 tr T T T T T tr T T T T T tr T T T T T T tr T T T tr T T T T T b. Matriks peubah: GF T, T 1 tr T T T T T tr T T T T T tr T T T T T T tr T T T tr T T T T T c. Matriks peubah imbuhan: GF T, T 1 tr T T T T T tr T T T T T tr T T T T T T tr T T T tr T T T T T Eksplorasi Data Data AG EK KW OR BI FI ID IG PI SO PK IP KA KI PM Gambar 1 Boxplot peubah mata kuliah dan IPK.

18 9 Gambaran peubah mata kuliah dan IPK yang ditata berdasarkan median tiap peubah disajikan sebagai boxplot yang diberikan pada Gambar 1. Boxplot merupakan salah satu teknik untuk memberikan gambaran tentang pemusatan data, rentang penyebaran, dan kemiringan pola sebaran. Dari boxplot di atas dapat dilihat keragaman dan data pencilan. Peubah AG, BI, FI, IG, PK, IP, dan KA tidak mempunyai pencilan. Pencilan pada peubah KW, OR, PI, SO, dan PM sulit untuk dilihat dari gambar, hal ini disebabkan oleh data (objek) yang digunakan dalam jumlah besar. Mahasiswa 47 (JATIM2), 49 (JATIM4), 69 (GORONTALO) hampir mendominasi sebagai pencilan bawah di beberapa peubah. Peubah KA memiliki keragaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan peubah lainnya, sedangkan peubah KW dan OR cenderung memiliki keragaman yang kecil bahkan cenderung homogen, yaitu dengan nilai mutu A dan B. Peubah AG, EK, OR, KW, BI, FI, PI, SO, dan PK terlihat kemiringan pola sebaran datanya negatif. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata dari peubah terletak di bawah mediannya. Untuk peubah ID, IG, KI, dan PM terlihat kemiringan pola sebaran datanya positif, hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata peubah tersebut lebih besar dari pada mediannya. Peubah IP dan KA kemiringan pola sebaran datanya simetri atau mediannya hampir sama dengan rata-rata. Tabel 2 Matriks korelasi Pearson AG BI EK FI ID IG KA KI KW PM OR PI SO PK IP AG 1 BI 0.25* 1 EK 0.32** 0.60** 1 FI 0.26* 0.64** 0.61** 1 ID 0.39** 0.53** 0.66** 0.50** 1 IG 0.30** 0.41** 0.40** 0.43** 0.35** 1 KA 0.33** 0.63** 0.69** 0.79** 0.63** 0.40** 1 KI 0.29* 0.76** 0.72** 0.74** 0.65** 0.36** 0.77** 1 KW PM 0.26* 0.53** 0.63** 0.77** 0.56** 0.52** 0.78** 0.66** 0.27* 1 OR * -0.24* PI 0.28* 0.65** 0.59** 0,47** 0.54** 0.31** 0.52** 0.59** ** SO ** 0.49** 0.40** 0.51** 0.33** 0.34** 0.42** ** ** 1 PK 0.29* 0.60** 0.33** 0.44** 0.31** 0.40** 0.42** 0.58** ** ** 0.33** 1 IP 0.42** 0.81** 0.82** 0.85** 0.73** 0.58** 0.87** 0.88** ** ** 0.58** 0.60** 1 Keterangan: ** nilai-p 0.01 * 0.01 < nilai-p 0.05 Hasil interpretasi data melalui boxplot tidak dapat memberikan gambaran tentang keterkaitan antar peubah, untuk itu diperlukan analisis yang lebih menyeluruh agar memberikan interpretasi yang lebih lengkap. Keterkaitan antar peubah (mata kuliah dan IPK) dapat dilihat pada matriks korelasi Pearson pada Tabel 2 dan nilai-p diberikan pada Lampiran 2. Peubah IP merupakan indikator dari keberhasilan mahasiswa dalam menyelesaikan studinya di perguruan tinggi. Korelasi peubah IP dengan peubah KW dan OR sebesar 0.21 dan 0.12 atau berdasarkan nilai-p ialah: dan Artinya IPK tidak berkorelasi dengan nilai Pengantar Kewirausahaan dan Olahraga dan Seni. Namun, IPK sangat berkorelasi nyata dengan hampir semua peubah. Dilihat dari Tabel 2, IPK sangat berkorelasi pada mata kuliah Biologi, Ekonomi Umum, Fisika, Kalkulus, Kimia, dan Pengantar Matematika dengan nilai lebih atau sama dengan 0.80**. Peubah Olahraga dan Seni (OR) dan Pengantar Kewirausahaan (KW) memiliki korelasi yang sangat kecil dengan peubah lainnya dengan nilai kurang atau sama dengan 0.24, hal ini menunjukkan bahwa mata kuliah Olahraga

19 10 dan Seni dan Pengantar Kewirausahaan tidak terkait terhadap prestasi mata kuliah lain juga terhadap pencapaian IPK. Gambaran umum mutu pendidikan mahasiswa BUD DEPAG dari beberapa provinsi dapat dilihat pada pencapaian prestasi di TPB IPB. IPK mahasiswa BUD DEPAG tiap provinsi disajikan pada Gambar 2. Lima provinsi mahasiswa BUD DEPAG yang menempati rata-rata IPK teratas yaitu BALI sebesar 3.67, DKI JAKARTA sebesar 3.58, DIY sebesar 3.50, LAMPUNG sebesar 3.33, dan JATENG sebesar Lima provinsi mahasiswa BUD DEPAG yang menempati rata-rata IPK terbawah yaitu NAD sebesar 2.63, NTB sebesar 2.53, SULSEL sebesar 2.42, JAMBI sebesar 2.33, dan GORONTALO sebesar Provinsi NAD, SUMUT, DKI JAKARTA, JABAR, dan JATENG terlihat kemiringan pola sebaran datanya negatif. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata dari peubah terletak di bawah mediannya. Sedangkan provinsi selainnya kemiringan pola sebaran datanya simetri atau mediannya hampir sama dengan rata-rata. 4,0 3,5 3,0 IPK 2,5 2,0 1,5 1,0 NAD SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL LAMPUNG DKI JAKARTA JABAR BANTEN JATENG DIY JATIM BALI NTB SULSEL SULBAR GORONTALO Gambar 2 Gambaran perolehan IPK mahasiswa BUD DEPAG berdasarkan provinsi. Analisis Biplot Pengelompokan provinsi didasarkan pada hasil rata-rata koordinat objek yang diperoleh dalam analisis biplot dengan menggunakan data lengkap, yaitu 69 mahasiswa BUD DEPAG yang berasal dari 18 provinsi (gambaran objek) dan 15 nilai mata kuliah dan IPK (gambaran peubah). Berdasarkan hasil analisis biplot dengan data lengkap diperoleh koordinat objek dan koordinat peubah. Hasil koordinat biplot yang diperoleh terdapat pada Lampiran 3. Berdasarkan Gambar 3 panjang vektor PM, FI, KA, dan BI cenderung lebih panjang dari peubah lainnya menunjukkan tingkat keragamannya lebih tinggi dibandingkan lainnya. Peubah KW dan OR digambarkan dengan vektor yang lebih pendek dari peubah lainnya menunjukkan peubah-peubah ini memiliki keragaman relatif kecil dibandingkan dengan yang lainnya. Analisis Biplot Imbuhan Analisis biplot imbuhan merupakan modifikasi dari analisis biplot biasa yang memberikan gambaran ragam seperti yang diperoleh dari data. Berdasarkan pembahasan awal tentang rumusan umum analisis biplot imbuhan menghasilkan hubungan koordinat peubah antara biplot biasa dan biplot imbuhan yaitu Hasil koordinat peubah biplot biasa, koordinat peubah biplot imbuhan, dan matriks

20 11 diagonal yang diperoleh terdapat pada Lampiran 3. Berdasarkan Gambar 3 panjang vektor PM, FI, KA, dan EK cenderung lebih panjang dari peubah lainnya menunjukkan tingkat keragamannya lebih tinggi dibandingkan lainnya. Peubah OR digambarkan dengan vektor yang lebih pendek dari peubah lainnya menunjukkan peubah ini memiliki keragaman relatif kecil dibandingkan dengan yang lainnya. Konstanta pengali dalam analisis biplot imbuhan dapat terlihat dari matriks diagonal pada Lampiran 3. Peubah OR dan KW menghasilkan dua konstanta pengali terbesar, sehingga dapat dilihat pada Gambar 3 terdapat imbuhan yang lebih panjang dibandingkan dengan peubah lainnya. Gambar 3 Biplot biasa dan imbuhan dengan 0. Analisis Biplot Biasa dan Analisis Biplot Imbuhan Hasil gabungan analisis biplot biasa dan analisis biplot imbuhan dapat dilihat pada Gambar 3 dan gambar tersebut dengan ukuran yang lebih besar diberikan pada Lampiran 4. Sudut terkecil dari peubah IP dibentuk oleh peubah EK, KI, ID, dan AG. Hal ini menunjukkan semakin tinggi IPK yang diperoleh maka besar kemungkinan mendapatkan nilai Kimia, Ekonomi Umum, Bahasa Indonesia, dan Agama yang tinggi pula. Sedangkan untuk peubah IP dan OR memiliki korelasi negatif karena sudut yang dibentuk agak tumpul dibandingkan dengan peubah lainnya. Sebagian besar hasil korelasi yang terlihat pada Gambar 3 hampir sama dengan hasil korelasi Pearson. Namun, terdapat beberapa perbedaan dalam korelasi antara peubah IP dengan beberapa peubah lainnya, misalnya korelasi antara IP dengan AG berdasarkan korelasi Pearson sebesar 0.42** dan korelasi antara IP dengan BI berdasarkan korelasi Pearson sebesar 0.81** tetapi berdasarkan analisis biplot korelasi antara IP dengan AG lebih besar dibanding korelasi antara IP dengan BI. Hal ini disebabkan oleh adanya proses reduksi dimensi dengan pendekatan yang lebih rendah dalam analisis biplot. Dalam biplot, kedekatan objek dan peubah ditunjukkan oleh letak objek tersebut terhadap vektor peubah. Jika posisi objek sepihak dengan arah vektor peubah maka objek tersebut bernilai di atas rata-rata, jika berlawanan maka nilainya di bawah rata-rata, dan jika hampir di tengah-tengah maka mendekati rata-rata. Berdasarkan Gambar 3 memberikan gambaran posisi objek dan vektor peubah dalam biplot. Berdasarkan kedekatan antar objek dan kedekatan objek dengan peubah, objek-objek tersebut dikelompokkan menjadi:

21 12 Kelompok 1: BALI (14), DKI JAKARTA (8), dan DIY (12). Kelompok ini berada searah dengan beberapa vektor peubah serta termasuk tiga provinsi unggulan dalam perolehan IPK (IPK 3.50, terlihat dalam letak objek yang berada paling atas dari vektor peubah IP. Kelompok 2: LAMPUNG (7), JATENG (11), RIAU (4), SUMSEL (6), JABAR (9), SUMBAR (3), dan SULBAR (17). Kelompok ini termasuk provinsi-provinsi yang memiliki IPK di atas atau sama dengan rata-rata, yaitu 2.86 IPK Provinsi LAMPUNG (7) sangat unggul dalam mata kuliah Pengantar Kewirausahaan, Pengantar Matematika, Fisika, dan Kalkulus. Provinsi SUMSEL (6) dan SUMBAR (3) sangat unggul dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian, Pengantar Kewarganegaraan, dan Sosiologi Umum. Provinsi JATENG (11), RIAU (4), JABAR (9), dan SULBAR (17) merupakan provinsi-provinsi yang menggerombol dengan pusat sumbu koordinat dan dekat dengan vektor-vektor peubah, sehingga provinsi-provinsi tersebut mempunyai prestasi rata-rata pada semua mata kuliah dan IPK. Kelompok 3: SUMUT (2), BANTEN (10), JATIM (13), NAD (1), NTB (15), SULSEL (16), dan JAMBI (5). Kelompok ini termasuk kelompok yang memiliki IPK di bawah rata-rata, yaitu 2.00 IPK Provinsi SUMUT (2), BANTEN (10), JATIM (13), dan NAD (1) merupakan provinsi-provinsi yang hampir berada di tengah-tengah peubah dan sangat unggul untuk mata kuliah Olahraga dan Seni. Provinsi NTB (15) merupakan provinsi yang sangat unggul dalam mata kuliah Olahraga dan Seni serta Pengantar Ilmu Pertanian. Provinsi SULSEL (16) merupakan provinsi yang sangat unggul dalam mata kuliah Olahraga dan Seni. Provinsi JAMBI (5) merupakan provinsi yang sangat unggul dalam mata kuliah Olahraga dan Seni serta Pengantar Kewirausahaan. Kelompok 4: GORONTALO (18), provinsi ini memperoleh IPK terendah (IPK = 1.53 dan memiliki nilai yang paling rendah untuk sebagian besar mata kuliah, kecuali Olahraga dan Seni. Hal ini terlihat dalam biplot bahwa GORONTALO (18) searah dengan vektor peubah OR tetapi berlawanan arah untuk vektor peubah lainnya. Ukuran Kesesuaian Analisis Biplot Menggunakan GF Gabriel dan Analisis Procrustes Tabel 3 Ukuran kesesuaian biplot biasa dan biplot imbuhan. GF Analisis Procrustes GF Matriks Biplot Biasa Gabriel Biplot Imbuhan Data 70.54% 70.54% 70.54% Peubah 97.72% 97.95% 99.56% Objek 61.09% 61.09% 61.09% Dari Tabel 3 terlihat bahwa ukuran kesesuaian untuk matriks data dan objek menggunakan rumusan umum GF Gabriel, konfigurasi matriks menggunakan analisis procrustes baik biplot biasa maupun biplot imbuhan mempunyai ukuran kesesuaian yang sama yaitu 70.54% dan 61.09%. Namun, terdapat perbedaan untuk matriks peubah biplot biasa dengan rumusan umum GF Gabriel dan menggunakan analisis procrustes. Ukuran kesesuaian menggunakan analisis procrustes lebih besar dibandingkan dengan ukuran kesesuaian menggunakan rumusan GF Gabriel. Ukuran kesesuaian analisis biplot biasa dan imbuhan untuk matriks peubah juga terdapat perbedaan. Hal ini disebabkan oleh keragaman peubah yang telah disesuaikan dengan keragaman data. Untuk matriks matriks peubah dengan menggunakan analisis procrustes, biplot imbuhan memiliki tambahan ukuran kesesuaian sebesar 1.61% dibandingkan dengan biplot biasa.

22 13 SIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat diambil simpulan, yaitu: 1. Ukuran kesesuaian analisis biplot imbuhan diperoleh melalui analisis procrustes. Khusus untuk matriks peubah digunakan matriks pendekatan yang telah disesuaikan sehingga gambaran ragam peubah sama dengan ragam yang diperoleh dari data. 2. Analisis biplot biasa dan imbuhan memberikan GF 70.54% untuk matriks data dan 61.09% untuk matriks objek dengan menggunakan rumusan umum GF Gabriel dan analisis procrustes. 3. Dalam analisis biplot biasa, GF matriks peubah ialah 97.72% dengan menggunakan rumusan umum Gabriel dan 97.95% dengan menggunakan analisis procrustes. Bagi analisis biplot imbuhan, tambahan GF matriks peubah yang diperoleh melalui analisis procrustes hanya sebesar 1.61%. 4. IPK sangat berkorelasi pada mata kuliah Biologi, Ekonomi Umum, Fisika, Kalkulus, Kimia, dan Pengantar Matematika dengan nilai lebih atau sama dengan 0.80**. Namun, IPK tidak berkorelasi dengan nilai Pengantar Kewirausahaan dan Olahraga dan Seni dengan nilai kurang atau sama dengan Berdasarkan kedekatan antar provinsi dan keterkaitan provinsi dengan nilai mata kuliah dan IPK, provinsi tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok. 6. Kelompok 1 (BALI, DKI JAKARTA, dan DIY) merupakan provinsi-provinsi yang unggul dalam semua nilai mata kuliah dan IPK Kelompok ini merupakan kelompok yang memiliki prestasi paling baik di IPB. 7. Kelompok 2 (JATENG, RIAU, JABAR, SULBAR, LAMPUNG, SUMSEL, dan SUMBAR) termasuk kelompok yang memiliki IPK di atas atau sama dengan rata-rata, yaitu 2.86 IPK JATENG, RIAU, JABAR, dan SULBAR merupakan provinsi-provinsi yang mempunyai prestasi rata-rata pada semua mata kuliah dan IPK. LAMPUNG sangat unggul dalam mata kuliah Pengantar Kewirausahaan, Pengantar Matematika, Fisika, dan Kalkulus. SUMSEL dan SUMBAR sangat unggul dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian, Pengantar Kewarganegaraan, dan Sosiologi Umum. 8. Kelompok 3 (SUMUT, BANTEN, JATIM, NAD, NTB, SULSEL, dan JAMBI) termasuk kelompok yang memiliki IPK di bawah rata-rata, yaitu 2.00 IPK Kelompok ini sangat unggul dalam mata kuliah Olahraga dan Seni atau Pengantar Kewirausahaan atau Pengantar Ilmu Pertanian. 9. Kelompok 4 (GORONTALO) yang memiliki nilai di bawah rata-rata untuk semua sebagian besar peubah mata kuliah dan IPK terendah (IPK = 1.53). Provinsi ini memiliki prestasi paling rendah di IPB sehingga memerlukan banyak upaya perbaikan dalam mutu pendidikan.

23 14 DAFTAR PUSTAKA Aitchison J, Greenacre M Biplots for compositional data. Applied Statistics 51(part 4) : Ardana NKK BiplotPack Versi A Mathematica Package for Multivariate Data Visualization. Bogor: Departemen Matematika FMIPA IPB. Bakhtiar T Tinjauan terhadap urutan pengerjaan transformasi geometris pada analisis procrustes untuk mencari norma kuadrat perbedaan minimum [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Bakhtiar T, Siswadi Orthogonal procrustes analysis: its transformation arrangement and minimal distance. Int. J. Appl. Math. Stat. No. M11 : Bartkowiak A, Szustalewicz A The augmented biplot and some examples of its use. Machine Graphics & Vision 4 : Gabriel KR The biplot graphic display of matrices with application to principal component analysis. Biometrika 58 : Gabriel KR Goodness of fit of biplots and correspondence analysis. Biometrika 89 : Greenacre M Biplot in Practice. South Africa: Foundation BBVA. Jolliffe IT Principal Component Analysis. 2 nd Ed. Berlin: Springer-Verlag.

24 LAMPIRAN 15

25 16 Lampiran 1 Data nilai mata kuliah dan IPK Mahasiswa BUD DEPAG TPB IPB 2009/2010 Kode Provinsi No AG BI EK FI ID IG KA KI KW PM OR PI SO PK IP NAD SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL LAMPUNG DKI JAKARTA JABAR

26 17 Kode Provinsi No AG BI EK FI ID IG KA KI KW PM OR PI SO PK IP BANTEN JATENG

27 18 Kode Provinsi No AG BI EK FI ID IG KA KI KW PM OR PI SO PK IP DIY JATIM , BALI NTB , SULSEL , , ,

28 19 Kode Provinsi No AG BI EK FI ID IG KA KI KW PM OR PI SO PK IP SULBAR GORONTALO Total 69

29 20 Lampiran 2 Korelasi antar peubah dan signifikansinya menggunakan software MINITAB 15 Correlations: AG; BI; EK; FI; ID; IG; KA; KI; KW; PM; OR; PI; SO; PK; IPK AG BI EK FI ID IG KA KI KW PM OR PI SO PK IP AG BI EK FI ID IG KA KI KW PM OR PI SO PK IP Cell Contents: Pearson correlation P-Value 20

PENDAHULUAN LANDASAN ANALISIS

PENDAHULUAN LANDASAN ANALISIS 10 PENDAHULUAN Latar Belakang Biplot merupakan metode eksplorasi analisis data peubah ganda yang dapat memberikan gambaran secara grafik tentang kedekatan antar objek, keragaman peubah, korelasi antar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Biplot Kanonik dan Analisis Procrustes dengan Mathematica Biplot biasa dengan sistem perintah telah terintegrasi ke dalam beberapa program paket statistika seperti SAS,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Data Gambaran dari peubah mata kuliah, IPK dan nilai Ujian Nasional yang ditata sesuai dengan mediannya disajikan sebagai boxplot dan diberikan pada Gambar. 9 3 Data 6

Lebih terperinci

KONFIGURASI PROGRAM STUDI DI IPB BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA TPB IPB DEVITA HANDAYANI

KONFIGURASI PROGRAM STUDI DI IPB BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA TPB IPB DEVITA HANDAYANI KONFIGURASI PROGRAM STUDI DI IPB BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA TPB IPB DEVITA HANDAYANI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 ABSTRAK

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran??

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran?? TINJAUAN PUSTAKA Data Disagregat dan Agregat Berdasarkan cara pengumpulannya, data dapat dibedakan atas data internal dan data eksternal. Data internal berasal dari lingkungan sendiri sedangkan data eksternal

Lebih terperinci

BIPLOT DATA DISAGREGAT DAN AGREGAT DALAM PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB DEDE SAHRUL BAHRI

BIPLOT DATA DISAGREGAT DAN AGREGAT DALAM PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB DEDE SAHRUL BAHRI BIPLOT DATA DISAGREGAT DAN AGREGAT DALAM PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB DEDE SAHRUL BAHRI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Eksplorasi Data Diagram kotak garis merupakan salah satu teknik untuk memberikan gambaran tentang lokasi pemusatan data, rentangan penyebaran, dan kemiringan pola sebaran. Gambaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa Analisis biplot merupakan suatu upaya untuk memberikan peragaan grafik dari matriks data dalam suatu plot dengan menumpangtindihkan vektor-vektor dalam ruang berdimensi

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BIPLOT DENGAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR BIASA DAN KEKAR UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB WARSITO

BIPLOT DENGAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR BIASA DAN KEKAR UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB WARSITO BIPLOT DENGAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR BIASA DAN KEKAR UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB WARSITO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis TINJAUAN PUSTAKA Diagram Kotak Garis Metode diagram kotak garis atau boxplot merupakan salah satu teknik untuk memberikan gambaran tentang lokasi pemusatan data, rentangan penyebaran dan kemiringan pola

Lebih terperinci

BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB KUSNANDAR

BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB KUSNANDAR BIPLOT BIASA DAN KANONIK UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB KUSNANDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BIPLOT DENGAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR BIASA DAN KEKAR UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB WARSITO

BIPLOT DENGAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR BIASA DAN KEKAR UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB WARSITO BIPLOT DENGAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR BIASA DAN KEKAR UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA IPB WARSITO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PENERAPAN BIPLOT PADA PEMETAAN SUMBER DAYA KESEHATAN ANTARPROVINSI DI INDONESIA SUWAIBATUL ASLAMIYAH

PENERAPAN BIPLOT PADA PEMETAAN SUMBER DAYA KESEHATAN ANTARPROVINSI DI INDONESIA SUWAIBATUL ASLAMIYAH PENERAPAN BIPLOT PADA PEMETAAN SUMBER DAYA KESEHATAN ANTARPROVINSI DI INDONESIA SUWAIBATUL ASLAMIYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

PEMETAAN PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA DENGAN ANALISIS KORESPONDENSI DESTY PUTRI SARI

PEMETAAN PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA DENGAN ANALISIS KORESPONDENSI DESTY PUTRI SARI i PEMETAAN PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA DENGAN ANALISIS KORESPONDENSI DESTY PUTRI SARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA TPB IPB DAN NILAI UJIAN NASIONAL ETY NOVIYANTI

ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA TPB IPB DAN NILAI UJIAN NASIONAL ETY NOVIYANTI ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PRESTASI MAHASISWA TPB IPB DAN NILAI UJIAN NASIONAL ETY NOVIYANTI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Data Diagram kotak garis (boxplot) merupakan salah satu teknik untuk memberikan gambaran tentang lokasi pemusatan data, rentangan penyebaran, dan kemiringan pola sebaran.

Lebih terperinci

Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan

Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan Desy Komalasari Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail: Desi_its@yahoo.com Mustika Hadijati Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail:

Lebih terperinci

PEMETAAN PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT MEGA ERAWATI

PEMETAAN PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT MEGA ERAWATI PEMETAAN PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT MEGA ERAWATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008 Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008 Oleh : Asep Sjafrudin, M.Si 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA TIMUR

PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA TIMUR Jur. Ris. & Apl. Mat. I (207), no., xx-xx Jurnal Riset dan Aplikasi Matematika e-issn: 258-054 URL: journal.unesa.ac.id/index.php/jram PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN

Lebih terperinci

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008 Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008 Oleh : Asep Sjafrudin, M.Si 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagai jenjang terakhir dalam program Wajib Belajar 9 Tahun Pendidikan Dasar

Lebih terperinci

UKURAN KESESUAIAN ANALISIS KORESPONDENSI MELALUI ANALISIS PROCRUSTES SARI RAHAYU

UKURAN KESESUAIAN ANALISIS KORESPONDENSI MELALUI ANALISIS PROCRUSTES SARI RAHAYU UKURAN KESESUAIAN ANALISIS KORESPONDENSI MELALUI ANALISIS PROCRUSTES SARI RAHAYU DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 ABSTRAK SARI RAHAYU.

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004

PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004 B-17-1 PENGUKURAN KONTRIBUSI ITS DALAM MEMBENTUK MUTU SARJANA BARU ITS MENURUT PERSEPSI WISUDAWAN TAHUN 2004 Arie Kismanto dan Muhammad Sjahid Akbar Jurusan Statistik ITS ABSTRAK Sarjana baru dapat dipakai

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPONEN UTAMA KERNEL: SUATU STUDI EKSPLORASI PEMBAKUAN PEUBAH PUTRI THAMARA

ANALISIS KOMPONEN UTAMA KERNEL: SUATU STUDI EKSPLORASI PEMBAKUAN PEUBAH PUTRI THAMARA ANALISIS KOMPONEN UTAMA KERNEL: SUATU STUDI EKSPLORASI PEMBAKUAN PEUBAH PUTRI THAMARA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Statistika Multivariat Analisis statistika multivariat adalah teknik-teknik analisis statistik yang memperlakukan sekelompok variabel terikat yang saling berkorelasi sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP PERUBAHAN KURIKULUM TPB IPB ANGKATAN 2010/2011 DAN 2011/2012 ABRAHAM MADISON MANURUNG

ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP PERUBAHAN KURIKULUM TPB IPB ANGKATAN 2010/2011 DAN 2011/2012 ABRAHAM MADISON MANURUNG ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP PERUBAHAN KURIKULUM TPB IPB ANGKATAN 2010/2011 DAN 2011/2012 ABRAHAM MADISON MANURUNG DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

DATA NILAI TPB IPB TAHUN AKADEMIK 2008/2009

DATA NILAI TPB IPB TAHUN AKADEMIK 2008/2009 69 Lampiran 1 DATA NILAI TPB IPB TAHUN AKADEMIK 2008/2009 Keterangan Banyak Mata Kuliah (Peubah) : 14 Banyak Mahasiswa (Objek) : 3223 AG : Agama BI : Biologi EU : Ekonomi Umum FI : Fisika ID : Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Analisis Biplot untuk Pemetaan Posisi dan Karakteristik Usaha Pariwisata di Provinsi Bali

Analisis Biplot untuk Pemetaan Posisi dan Karakteristik Usaha Pariwisata di Provinsi Bali Jurnal Matematika Vol. 6 No. 1, Juni 2016. ISSN: 1693-1394 Analisis Biplot untuk Pemetaan Posisi dan Karakteristik Usaha Pariwisata di Provinsi Bali I Gusti Ayu Made Srinadi Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

KAJIAN TERHADAP TINGKAT PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN BIPLOT KEKAR

KAJIAN TERHADAP TINGKAT PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN BIPLOT KEKAR E-Jurnal Matematika Vol. 4 (2), Mei 2015, pp. 37-42 ISSN: 2303-1751 KAJIAN TERHADAP TINGKAT PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN BIPLOT KEKAR Ni Luh Ardila Kusumayanti 1, I Komang

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO

PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 545-551 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS KECENDERUNGAN PEMILIHAN KOSMETIK WANITA DI KALANGAN

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari seringkali dijumpai sesuatu hal yang banyak melibatkan sejumlah variabel yang antar variabel saling berpengaruh, hal semacam ini akan lebih mudah diinterpretasikan

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL 2-TOEPLITZ DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL CHEBYSHEV MELIZA DITA UTAMI

PENENTUAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL 2-TOEPLITZ DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL CHEBYSHEV MELIZA DITA UTAMI PENENTUAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS TRIDIAGONAL 2-TOEPLITZ DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL CHEBYSHEV MELIZA DITA UTAMI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

SELEKSI PEUBAH DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DAN PROCRUSTES ACHMAD MUSLIM

SELEKSI PEUBAH DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DAN PROCRUSTES ACHMAD MUSLIM SELEKSI PEUBAH DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DAN PROCRUSTES ACHMAD MUSLIM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMETAAN MINAT CALON MAHASISWA BARU UNIVERSITAS JEMBER TAHUN 2013 MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT ROBUST SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (RSVD)

PEMETAAN MINAT CALON MAHASISWA BARU UNIVERSITAS JEMBER TAHUN 2013 MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT ROBUST SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (RSVD) PEMETAAN MINAT CALON MAHASISWA BARU UNIVERSITAS JEMBER TAHUN 2013 MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT ROBUST SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (RSVD) SKRIPSI Oleh Ummy Badiroh NIM 101810101006 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Analisis Biplot terhadap Pemetaan Kebutuhan Guru SMP di Kabupaten Kepulauan Sangihe Berdasarkan Rasio Guru per Mata Pelajaran

Analisis Biplot terhadap Pemetaan Kebutuhan Guru SMP di Kabupaten Kepulauan Sangihe Berdasarkan Rasio Guru per Mata Pelajaran Analisis Biplot terhadap Pemetaan Kebutuhan Guru SMP di Kabupaten Kepulauan Sangihe Berdasarkan Rasio Guru per Mata Pelajaran Listiani Amare 1, Jantjce D Prang 2, Tohap Manurung 3 1 Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO

MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN MAGRI HANDOKO. Manajemen

Lebih terperinci

PEMETAAN CABANG PERUSAHAAN ASURANSI X BERDASARKAN LAPORAN BEBAN KLAIM DAN PENERIMAAN PREMI MENGGUNAKAN BIPLOT

PEMETAAN CABANG PERUSAHAAN ASURANSI X BERDASARKAN LAPORAN BEBAN KLAIM DAN PENERIMAAN PREMI MENGGUNAKAN BIPLOT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 323-334 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMETAAN CABANG PERUSAHAAN ASURANSI X BERDASARKAN LAPORAN BEBAN

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT KOMPONEN UTAMA PADA BANK UMUM (COMMERCIAL BANK) YANG BEROPERASI DI JAWA TENGAH

ANALISIS BIPLOT KOMPONEN UTAMA PADA BANK UMUM (COMMERCIAL BANK) YANG BEROPERASI DI JAWA TENGAH ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 61-70 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS BIPLOT KOMPONEN UTAMA PADA BANK UMUM (COMMERCIAL BANK)

Lebih terperinci

Plot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel

Plot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel Plot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel Vitawati Bawotong, Hanny Komalig, Nelson Nainggolan 3 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT, vbawotong@gmail.com

Lebih terperinci

Company LOGO ANALISIS BIPLOT

Company LOGO ANALISIS BIPLOT Company LOGO ANALISIS BIPLOT Pendahuluan Company name Data : ringkasan berupa nilai beberapa peubah pada beberapa objek Objek n Nilai Peubah X X.. Xp Company name Penyajian Data dalam bentuk matriks =

Lebih terperinci

ANALISIS PRINCIPAL COMPONENT BIPLOTS PADA BANK UMUM PERSERO YANG BEROPERASI DI JAWA TENGAH

ANALISIS PRINCIPAL COMPONENT BIPLOTS PADA BANK UMUM PERSERO YANG BEROPERASI DI JAWA TENGAH ANALISIS PRINCIPAL COMPONENT BIPLOTS PADA BANK UMUM PERSERO YANG BEROPERASI DI JAWA TENGAH Ely Fitria Rifkhatussa diyah 1, Hasbi Yasin 2, Agus Rusgiyono 3 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FSM UNDIP 2,3 Staff

Lebih terperinci

Analisis Korespondensi Terhadap Persepsi Alumni Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Mengenai Kurikulum Dan Proses Pembelajaran

Analisis Korespondensi Terhadap Persepsi Alumni Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Mengenai Kurikulum Dan Proses Pembelajaran Analisis Korespondensi Terhadap Persepsi Alumni Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Mengenai Kurikulum Dan Proses Pembelajaran 1 Prastika Tumilaar, 2 Djoni Hatidja, 3 Jantje D. Prang

Lebih terperinci

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH Deskriptif Statistik Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Pendataan Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Tahun 2007-2008 mencakup 33 propinsi,

Lebih terperinci

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 17-22 ISSN: 2303-1751 KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN I MADE ANOM ARIAWAN 1, I PUTU EKA NILA KENCANA 2, NI LUH PUTU

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol 3 TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan analisis statistika peubah ganda yang digunakan untuk menggerombolkan n buah obyek. Obyek-obyek tersebut mempunyai p buah peubah. Penggerombolannya

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PEUBAH-PEUBAH PENDIDIKAN FUKA ANING LESTARI

ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PEUBAH-PEUBAH PENDIDIKAN FUKA ANING LESTARI 0 ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN PROVINSI BERDASARKAN PEUBAH-PEUBAH PENDIDIKAN FUKA ANING LESTARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

SOLUSI PENDEKATAN TERBAIK SISTEM PERSAMAAN LINEAR TAK KONSISTEN MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR

SOLUSI PENDEKATAN TERBAIK SISTEM PERSAMAAN LINEAR TAK KONSISTEN MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 1 (2014), hal 91 98. SOLUSI PENDEKATAN TERBAIK SISTEM PERSAMAAN LINEAR TAK KONSISTEN MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR Febrianti,

Lebih terperinci

ANALISIS PROCRUSTES PADA INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI KASUS IPM TAHUN 2008 DAN 2013)

ANALISIS PROCRUSTES PADA INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI KASUS IPM TAHUN 2008 DAN 2013) ANALISIS PROCRUSTES PADA INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI KASUS IPM TAHUN 2008 DAN 2013) SKRIPSI Disusun Oleh : BUNGA MAHARANI 24010211120008 JURUSAN

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

karakteristik Kualitas Pengajar Berdasarkan Faktor Mutu Pelayanan di Jurusan Matematika FMIPA UNSRAT Menggunakan Analisis Biplot

karakteristik Kualitas Pengajar Berdasarkan Faktor Mutu Pelayanan di Jurusan Matematika FMIPA UNSRAT Menggunakan Analisis Biplot JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 2 (1) 29-33 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo karakteristik Kualitas Pengajar Berdasarkan Faktor Mutu Pelayanan di Jurusan Matematika FMIPA UNSRAT

Lebih terperinci

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 PENDEKATAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI IPK AKHIR MAHASISWA MATEMATIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANA MARNIDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

Analisis Komponen Utama (Principal component analysis)

Analisis Komponen Utama (Principal component analysis) Analisis Komponen Utama (Principal component analysis) A. LANDASAN TEORI Misalkan χ merupakan matriks berukuran nxp, dengan baris-baris yang berisi observasi sebanyak n dari p-variat variabel acak X. Analisis

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM Oleh: WULAN ANGGRAENI G54101038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 1 Perolehan suara PN, PA, dan PC menurut nasional pada pemilu 2004 dan 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 1 Perolehan suara PN, PA, dan PC menurut nasional pada pemilu 2004 dan 2009 11 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi data Berdasarkan bagian Latar Belakang di atas, pengelompokan parpol menurut asas dapat dikelompokan kedalam tiga kelompok parpol. Ketiga kelompok parpol tersebut adalah

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP INDIKATOR INDIKATOR YANG MENCIRIKAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI INDONESIA WENNY INDRIYARTI PUTRI

ANALISIS TERHADAP INDIKATOR INDIKATOR YANG MENCIRIKAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI INDONESIA WENNY INDRIYARTI PUTRI ANALISIS TERHADAP INDIKATOR INDIKATOR YANG MENCIRIKAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI INDONESIA WENNY INDRIYARTI PUTRI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT VICHA ANGELA ARISANDHI

ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT VICHA ANGELA ARISANDHI ANALISIS BIPLOT DAN PROCRUSTES TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT VICHA ANGELA ARISANDHI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Dalam memahami pelajaran di sekolah siswa mungkin saja mengalami kesulitan dalam memahaminya. Hal ini dapat dikarenakan metode pembelajaran

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 13 Peubah Ganda

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 13 Peubah Ganda STK511 Analisis Statistika Pertemuan 13 Peubah Ganda 13. Peubah Ganda: Pengantar Pengamatan Peubah Ganda Menggambarkan suatu objek tidak cukup menggunakan satu peubah saja Kasus pengamatan peubah ganda

Lebih terperinci

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier Bernhard M. Wongkar 1, John S. Kekenusa 2, Hanny A.H. Komalig 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, bernhard.wongkar2011@gmail.com

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI 17 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN PERANGKINGAN SPONSOR BEASISWA UTUSAN DAERAH IPB BERDASARKAN KEBERHASILAN STUDI LULUSAN ANA MUTHIATUS SA ADAH

PEMETAAN DAN PERANGKINGAN SPONSOR BEASISWA UTUSAN DAERAH IPB BERDASARKAN KEBERHASILAN STUDI LULUSAN ANA MUTHIATUS SA ADAH PEMETAAN DAN PERANGKINGAN SPONSOR BEASISWA UTUSAN DAERAH IPB BERDASARKAN KEBERHASILAN STUDI LULUSAN ANA MUTHIATUS SA ADAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN (Studi Kasus: Preferensi Mahasiswa Statistika IPB Angkatan 44, 45, dan 46 terhadap Minat Bidang Kerja) DONNY ARIEF SETIAWAN SITEPU

Lebih terperinci

ANALISIS KECENDERUNGAN PEMILIHAN KOSMETIK WANITA DI KALANGAN MAHASISWI JURUSAN STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN BIPLOT KOMPONEN UTAMA

ANALISIS KECENDERUNGAN PEMILIHAN KOSMETIK WANITA DI KALANGAN MAHASISWI JURUSAN STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN BIPLOT KOMPONEN UTAMA ANALISIS KECENDERUNGAN PEMILIHAN KOSMETIK WANITA DI KALANGAN MAHASISWI JURUSAN STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN BIPLOT KOMPONEN UTAMA SKRIPSI Disusun Oleh : Rizka Asri Briliani 24010211130061

Lebih terperinci

MASALAH PENJADWALAN KERETA SECARA PERIODIK DENGAN BIAYA MINIMUM PADA JALUR GANDA MUHAMMAD RIZQY HIDAYATSYAH

MASALAH PENJADWALAN KERETA SECARA PERIODIK DENGAN BIAYA MINIMUM PADA JALUR GANDA MUHAMMAD RIZQY HIDAYATSYAH MASALAH PENJADWALAN KERETA SECARA PERIODIK DENGAN BIAYA MINIMUM PADA JALUR GANDA MUHAMMAD RIZQY HIDAYATSYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Analisis Hibrid Korespondensi Untuk Pemetaan Persepsi. Hybrid Correspondence Analysis for Mapping Perception

Analisis Hibrid Korespondensi Untuk Pemetaan Persepsi. Hybrid Correspondence Analysis for Mapping Perception Jurnal EKSPONENSIAL Volume, Nomor, Mei ISSN 85-89 Analisis Hibrid Korespondensi Untuk Pemetaan Persepsi Hybrid Correspondence Analysis for Mapping Perception Fitriani, Rito Goejantoro, dan Darnah Andi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang bertujuan untuk mereduksi dimensi data dengan membentuk kombinasi linear

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang akan digunakan dalam bab selanjutnya. 2.1 Matriks Sebuah matriks, biasanya dinotasikan dengan huruf kapital tebal seperti A,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH NOISE DALAM ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK PEUBAH-PEUBAH YANG BERKORELASI FAJRIANZA ADI NUGRAHANTO

KAJIAN PENGARUH NOISE DALAM ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK PEUBAH-PEUBAH YANG BERKORELASI FAJRIANZA ADI NUGRAHANTO KAJIAN PENGARUH NOISE DALAM ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK PEUBAH-PEUBAH YANG BERKORELASI FAJRIANZA ADI NUGRAHANTO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE ITERASI VARIASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OSILASI BERPASANGAN SANTI SUSILAWATI

PENGGUNAAN METODE ITERASI VARIASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OSILASI BERPASANGAN SANTI SUSILAWATI PENGGUNAAN METODE ITERASI VARIASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OSILASI BERPASANGAN SANTI SUSILAWATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Lebih terperinci

PENYEDERHANAAN PEMETAAN STRUKTUR KETERGANTUNGAN VARIABEL MENGGUNAKAN TEKNIK PRINSIPAL KOMPONEN

PENYEDERHANAAN PEMETAAN STRUKTUR KETERGANTUNGAN VARIABEL MENGGUNAKAN TEKNIK PRINSIPAL KOMPONEN ABSTRAK PENYEDERHANAAN PEMETAAN STRUKTUR KETERGANTUNGAN VARIABEL MENGGUNAKAN TEKNIK PRINSIPAL KOMPONEN Mike Susmikanti *) PENYEDERHANAAN PEMETAAN STRUKTUR KETERGANTUNGAN VARIABEL MENGGUNAKAN TEKNIK PRINSIPAL

Lebih terperinci

Eigen value & Eigen vektor

Eigen value & Eigen vektor Eigen value & Eigen vektor Hubungan antara vektor x (bukan nol) dengan vektor Ax yang berada di R n pada proses transformasi dapat terjadi dua kemungkinan : 1) 2) Tidak mudah untuk dibayangkan hubungan

Lebih terperinci

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Akademik Menggunakan Analisis Faktor

Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Akademik Menggunakan Analisis Faktor Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Novi Rustiana Dewi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya E-mail: nrdewimath09@gmail.com

Lebih terperinci

MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG

MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS Buletin Ilmiah Mat Stat dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No 3 (2015), hal 337-346 DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS Heronimus Hengki, Helmi, Mariatul Kiftiah INTISARI Matriks kompleks merupakan matriks

Lebih terperinci

IV. PERBANDINGAN KONFIGURASI MATRIKS INTERAKSI: METODE PROCRUSTES

IV. PERBANDINGAN KONFIGURASI MATRIKS INTERAKSI: METODE PROCRUSTES IV. PERBANDINGAN KONFIGURASI MATRIKS INTERAKSI: METODE PROCRUSTES 4.1 Pendahuluan Dua pendekatan dalam menangani ketaknornalan data pada pemodelan bilinier telah dibicarakan pada bab-bab sebelumnya. Bab

Lebih terperinci

DATA MINING TERHADAP DATA MAHASISWA USMI ANGKATAN 42 DAN 43 IPB FISCA MISWARI AULIA

DATA MINING TERHADAP DATA MAHASISWA USMI ANGKATAN 42 DAN 43 IPB FISCA MISWARI AULIA DATA MINING TRHADAP DATA MAHASISWA USMI ANGKATAN DAN IPB FISCA MISWARI AULIA DPARTMN STATISTIKA FAKULTAS MATMATIKA DAN ILMU PNGTAHUAN ALAM INSTITUT PRTANIAN BOGOR 9 RINGKASAN FISCA MISWARI AULIA. Data

Lebih terperinci

Aljabar Linear Elementer

Aljabar Linear Elementer BAB I RUANG VEKTOR Pada kuliah Aljabar Matriks kita telah mendiskusikan struktur ruang R 2 dan R 3 beserta semua konsep yang terkait. Pada bab ini kita akan membicarakan struktur yang merupakan bentuk

Lebih terperinci

Fajar Ropi BINUS UNIVERSITTY, Jakarta, Indonesia, Abstrak. Seiring dengan berjalannya waktu persaingan dan kompetisi untuk meraih

Fajar Ropi BINUS UNIVERSITTY, Jakarta, Indonesia, Abstrak. Seiring dengan berjalannya waktu persaingan dan kompetisi untuk meraih Analisis Sikap DAN Faktor Pemilihan Perguruan Tinggi Swasta Jakarta Berbasis Komputer Menggunakan Model Fishbein dan Biplot (Studi kasus : SMA Kota Bogor) Fajar Ropi BINUS UNIVERSITTY, Jakarta, Indonesia,

Lebih terperinci

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014 HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat Tahun Ajaran 213/21 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 13 Juni 21 1 Ringkasan Hasil Akhir UN - SMP Tahun 213/21 Peserta UN 3.773.372 3.771.37 (99,9%) ya

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM VOLUME ELLIPSOID PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA ROBUST. Pada bab ini akan dikaji bahasan utama yaitu pencilan dan analisis

BAB III MINIMUM VOLUME ELLIPSOID PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA ROBUST. Pada bab ini akan dikaji bahasan utama yaitu pencilan dan analisis BAB III MINIMUM VOLUME ELLIPSOID PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA ROBUST Pada bab ini akan dikaji bahasan utama yaitu pencilan dan analisis komponen utama robust sebagai konsep pendukung serta metode Minimum

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Skala pengukuran tingkat penggunaan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Skala pengukuran tingkat penggunaan 3 Tabel 3. Skala pengukuran tingkat penggunaan Nilai Skala Tingkat Penggunaan 1 Sama sekali tidak menggunakan 2 Jarang menggunakan 3 Agak sering menggunakan 4 Sering menggunakan 5 Sangat sering menggunakan

Lebih terperinci

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemenelemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom berbentuk

Lebih terperinci

Pemetaan Status Gizi Balita Terhadap Kecamatan-Kecamatan Di Kabupaten Trenggalek Dengan Metode Analisis Korespondensi

Pemetaan Status Gizi Balita Terhadap Kecamatan-Kecamatan Di Kabupaten Trenggalek Dengan Metode Analisis Korespondensi Pemetaan Status Gizi Balita Terhadap Kecamatan-Kecamatan Di Kabupaten Trenggalek Dengan Metode Analisis Korespondensi Oleh : Teguh Purianto (0 09 06) Dosen Pembimbing : Wibawati, S.Si., M.Si. ABSTRAK Anak

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK RIDWAN IDHAM. Model

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 RINGKASAN ALIFTA DIAH AYU RETNANI.

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM SISTEM MAYOR-MINOR PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA (S1) INSTITUT PERTANIAN BOGOR DICKY PRATAMA YENDRA

EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM SISTEM MAYOR-MINOR PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA (S1) INSTITUT PERTANIAN BOGOR DICKY PRATAMA YENDRA EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM SISTEM MAYOR-MINOR PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA (S1) INSTITUT PERTANIAN BOGOR DICKY PRATAMA YENDRA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN KARAKTERISTIK KEMISKINAN PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR. Gangga Anuraga ABSTRAK

ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN KARAKTERISTIK KEMISKINAN PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR. Gangga Anuraga ABSTRAK ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN KARAKTERISTIK KEMISKINAN PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR Gangga Anuraga Dosen Program Studi Statistika MIPA Universitas PGRI Adi Buana Surabaya E-mail : ganuraga@gmail.com

Lebih terperinci

Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional MA untuk Perbaikan Akses dan Mutu Pendidikan

Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional MA untuk Perbaikan Akses dan Mutu Pendidikan Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional MA untuk Perbaikan Akses dan Mutu Pendidikan Asep Sjafrudin, S.Si, M.Si Madrasah Aliyah sebagai bagian dari jenjang pendidikan tingkat menengah memerlukan upaya pengendalian,

Lebih terperinci