BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matriks Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemenelemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom berbentuk persegi panjang, dimana panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh banyaknya kolom dan baris serta dibatasi dengan tanda,, atau. Sebuah matriks dinotasikan dengan simbol huruf besar seperti atau dan sebagainya. Sebuah matriks yang berukuran baris dan kolom dapat ditulis sebagai berikut: (2.1) Atau juga dapat ditulis: Matriks disebut disebut matriks, karena terdiri dari baris dan kolom. Setiap disebut elemen (unsur) dari matriks, sedangkan indeks dan berturut-turut menyatakan baris dan kolom. Jadi elemen terdapat pada baris ke- dan kolom ke-. Pasangan bilangan ( ) disebut dimensi (ukuran atau bentuk) dari matriks. Contoh: * +

2 6 Disebut matriks dengan 2 baris dan 3 kolom. Jika sebuah matriks, maka digunakan untuk menyatakan elemen yang terdapat di dalam baris dan kolom dari. Dalam contoh ini dan atau dapat ditulis Jenis-Jenis Matriks Matriks Kuadrat Matriks kuadrat adalah matriks yang banyak barisnya sama dengan banyak kolomnya. Dalam matriks kuadrat terdapat adanya diagonal utama yaitu entrientri yang mempunyai nomor baris yang sama dengan nomor kolom. Elemenelemen tersebut adalah. Matriks Diagonal Matriks diagonal adalah matriks kuadrat yang semua entri di luar diagonal utamanya bernilai nol dan paling tidak terdapat satu elemen diagonal utama. Jumlah elemen-elemen diagonal suatu matriks kuadrat disebut trace disimbolkan dengan. (2.2) Matriks Identitas Matriks identitas adalah matriks diagonal yang entri-entri pada diagonal utamnya adalah bilangan satu dan entri-entri yang lainnya adalah bilangan nol. Matriks identitas disimbolkan dengan.

3 7 dengan: Matriks Singular Matriks kuadrat dikatakan singular jika semua elemen pada salah satu baris atau kolom adalah nol atau jika semua kofaktor dari elemen suatu baris atau kolom sama dengan nol. Untuk melihat kesingular suatu matriks adalah dengan menghitung determinan matriks tersebut. Apabila determinannya sama dengan nol maka matriks tersebut adalah singular. Matriks Ortogonal Matriks kuadrat dikatakan dapat didiagonalisasikan secara ortogonal jika terdapat matriks ortogonal sehingga berlaku. Matriks ortogonal didefinisikan sebagai matriks yang nilai inversnya sama dengan nilai transposnya, sehingga: Maka adalah matriks ortogonal Operasi Matriks Penjumlahan Matriks Misalkan matriks dengan dan. Jumlah matriks dan dapat dinyatakan oleh, yang memenuhi syarat ordo ordo. penjumlahan matriks dapat dinyatakan dengan: ( ) Pengurangan Matriks Misalkan matriks dengan dan. Jumlah matriks dan dapat dinyatakan oleh, yang memenuhi syarat ordo ordo. penjumlahan matriks dapat dinyatakan dengan: ( )

4 8 Perkalian Matriks dengan Skalar Misalkan dengan dan dengan adalah suatu skalar. Perkalian matriks dengan skalar dapat dinyatakan dengan, dengan ( ). Perkalian Matriks dengan Matriks Jika dengan dan dan dengan perkalian matriks dan yang dinyatakan oleh harus memenuhi syarat banyak kolom banyak baris. Dengan aturan: (jumlah dari semua perkalian antara elemen pada baris ke- dengan elemen pada kolom ke- ) Dengan aturan ini, dikaitkan dengan vektor kolom dan vektor baris, jika vektor baris ke- dari matriks dan vektor kolom ke- dari matriks maka elemenelemen matriks adalah: Transpose Suatu Matriks Jika semua baris dan kolom dari suatu matriks dipertukarkan (baris pertama dengan kolom pertama dan seterusnya), maka diperoleh suatu matriks yang disebut transpos, disimbolkan dengan atau. Misalkan: Maka:

5 9 Determinan Matriks Determinan adalah suatu skalar (angka) yang diturunkan dari suatu matriks kuadrat melalui operasi khusus. Disebut operasi khusus karena dalam proses penurunan determinan dilakukan perkalian sesuai dengan aljabar matriks. Suatu matriks yang mempunyai determinan disebut dengan matriks singular sedangkan matriks yang tidak mempunyai determinan (determinannya = 0) disebut matriks non-singular. Misalkan matriks kuadrat dengan. Fungsi determinan dari matriks dituliskan dengan atau. Secara matematiknya dituliskan dengan: di mana menunjukkan bahwa suku-suku tersebut harus dijumlahkan terhadap semua permutasi ( ) dan simbol atau dapat dipilih dalam masingmasing suku sesuai dengan permutasi itu ganjil atau genap. Invers Matriks Matriks kuadrat dengan dan disebut mempunyai invers jika terdapat matriks sedemikian rupa sehingga di mana matriks satuan. Jika matriks mempunyai invers maka matriks disebut matriks nonsingular. Dan jika matriks tidak mempunyai invers maka matriksnya disebut matriks singular. Jika matriks mempunyai invers maka inversnya tunggal (unik). Andaikan matriks dan invers dari matriks sehingga dipenuhi hubungan dan, maka Jadi, atau kedua invers matriks tersebut adalah tunggal. Secara umum invers matriks adalah : (2.5)

6 10 Adjoint matriks adalah suatu matriks yang elemen-elemennya terdiri dari semua elemen-elemen kofaktor matriks, dengan adalah kofaktor elemenelemen. Sehingga dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut: dengan: adalah determinan dari submatriks yang diperoleh dengan cara membuang semua elemen pada baris ke- dan semua elemen pada kolom ke Nilai Eigen dan Vektor Eigen Kata vektor eigen adalah ramuan dari bahasa Jerman dan Inggris. Dalam bahasa Jerman eigen dapat diterjemahkan sebagai sebenarnya atau karakteristik ; oleh karena itu, nilai eigen dapat juga dinamakan nilai sebenarnya atau nilai karakteristik. Dalam literatur lama kadang-kadang dinamakan akar-akar laten (Howard Anton, 1992). Jika adalah matriks, maka vektor taknol di dalam dinamakan vektor eigen (eigenvector) dari jika adalah kelipatan skalar dari, yaitu: (2.6) Untuk suatu skalar. Saklar dinamakan nilai eigen (eigenvalue) dari dan dikatakan vektor eigen yang bersesuaian dengan. Nilai skalar dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2.6) dengan menulisnya secara lengkap, yaitu (2.7)

7 11 dari persamaan (2.7) yang memberikan sistem persamaan linier homogen: (2.8) atau jika dituliskan kedalam bentuk matrik, yaitu: (2.9) Menurut teori aljabar, persamaan linier homogen dengan yang tidak diketahui (variabel), hanya dapat mempunyai penyelesaian yang tidak trivial, dapat dituliskan menjadi: (2.10) Persamaan (2.10) dinamakan persamaan karakteristik. Skalar yang memenuhi persamaan (2.10) adalah nilai eigen dari. Apabila diperluas, maka adalah polinom yang dinamakan polinom karakteristik dari. Dengan persamaan polinomnya berderajat di dalam, yaitu: (2.11) Matriks disebut matriks karakteristik, sedang adalah fungsi karakteristik dari dan adalah akar-akar dari persamaan (2.11) yang menurut teori aljabar mempunyai akar. Pada umumnya akar-akar ini komple dan ada kemungkinan terdapat akar-akar yang sama. Akar-akar dari persamaan (2.11) disebut eigen value dari matriks. Andaikan untuk setiap dengan sitem persamaan (2.9) mempunyai penyelesaian, misalkan suatu vektor yang bersesuaian dengan, sedemikian hingga: (2.12) Dengan ketentuan bahwa persamaan (2.11) mempunyai akar-akar yang berlainan. Dalam hal ini vektor-vektor dengan disebut eigen vektor dari matriks. Karena eigen vektor merupakan penyelesaian dari sistem persamaan linier homogen, maka penyelesaian ditentukan hanya oleh faktor konstan dan hanya menentukan perbandingan dari unsur-unsur kolom secara

8 12 tunggal. Dalam ilmu ukur menentukan arahnya secara tunggal sedangkan panjang vektornya boleh sebarang. 2.3 Matriks Korelasi Matriks korelasi adalah matriks yang elemen-elemennya terdapat korelasi atau hubungan satu sama lain. Andaikan adalah sebuah matriks data, adalah matriks rata-rata dan adalah matriks ragam peragam. dengan: Jika diubah ke dalam bentuk matriks akan menjadi: [ ] dihitung dari matriks data yang dikalikan dengan vektor dan konstanta. Selanjutnya, persamaan (2.13) dikalikan dengan vektor dihasilkan matriks. [ ], sehingga Kurangkan matriks dengan persamaan matriks (2.14) yang menghasilkan matriks baku dinotasikan dengan. [ ]

9 13 Matriks adalah perkalian silang antara matriks (2.15) dengan matriks transposenya. [ ] [ ] ( ) ( ) ( ) Karena ( ) ( ) Sehingga didapat ( ) Persamaan (2.16) menunjukkan dengan jelas bahwa hubungan operasi perkalian matriks data dengan ( ) dan transpose matriks datanya. Jika nilai diketahui dari persamaan (2.16), maka dapat dihubungkan ke matriks korelasi dengan cara menghitung matriks. Di mana ( ) Maka bentuk korelasi matriks adalah:

10 14 Di mana Untuk menghasilkan. 2.4 Multikolinieritas Istilah kolinieritas (collinearity) berarti hubungan linier tunggal (single linier relationship), sedangkan kolinieritas ganda (multicollinearity) menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna (J. Supranto, 2004). Masalah Multikolinieritas pertama kali diperkenalkan pada tahun 1934 oleh Ragnar Frisch serta mendefenisikan multikolinieritas adalah hubungan yang perfect atau exact diantara sebagian atau semua variabel bebas pada suatu model regresi, sehingga akan menyulitkan untuk mengidentifikasi variabel penjelas dan variabel yang dijelaskan (Gunawan Sumodiningrat, 1998). Dengan demikian pengertian multikolinieritas berkaitan dengan adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas. Adanya hubungan linier diatara variabel bebas yaitu dimisalkan terdapat variabel bebas. Hubungan linier yang sempurna terjadi apabila berlaku hubungan berikut: Di mana merupakan bilangan konstan dan tidak seluruhnya benilai nol atau paling tidak terdapat satu nilai yang bernilai tidak nol, yaitu. Jika variabel bebas itu berkorelasi linier secara sempurna, apabila koefisien korelasi dari variabel bebasnya sama dengan dengan demikian parameter dalam model regresi tidak dapat ditentukan (Vincent Gaspersz, 1991). Menurut Gunawan Sumodiningrat, ada 3 hal yang perlu dijelaskan berkaitan dengan masalah multikolinieritas yaitu: 1. Multikolinieritas pada hakikatnya adalah fenomena sampel, hal ini karena adanya korelasi yang tinggi diantara sebagian atau semua variabel bebas,

11 15 sehingga sampel tidak memenuhi asumsi dasar tidak adanya ketergantungan diantara variabel bebas yang digunakan dalam model regresi. 2. Multikolinieritas adalah masalah derajat (degree) bukan persoalan jenis (kind), yang dimaksud adalah adanya korelasi diantara variabel penjelas baik sebagian maupun semua variabel bebas tanpa memperhatikan tanda negatif maupun positif. 3. Multikolinieritas berkaitan dengan adanya hubungan linier diantara variabel bebas, sehingga masalah multikolinieritas tidak akan terjadi jika model estimasi (regresi) non-linier Akibat Multikolinieritas Multikolinieritas berakibat terhadap estimasi kuadrat terkecil dari koefisien regresi. Berikut akan diperlihat untuk, Variansi ( ) dan kovariansi ( ) jika terdapat multikolinieritas. Misalkan terdapat dua varibel bebas dan variabel terikat sehingga model persamaan normal dengan kuadrat terkecil adalah. * + Diperoleh Elemen diagonal utama dari matriks merupakan nilai faktor variansi inflasi (VIF), yaitu: Dengan adalah koefisien determinansi dari regresi. korelasi antara variabel dan. korelasi antara variabel dan.

12 16 * + * + Jika ada multikolinieritas antara variabel dan yang sangat erat dan nilai korelasi. Variansi dan kovariansi koefisien regresi menjadi sangat besar karena ( ) seperti, galat ( ), variansi yang besar untuk menyatakan bahwa koefisien regresi adalah perkiraan yang sangat lemah. Jika diasumsikan seperti, perkiraan koefisien regresi menjadi sama besarnya akan tetapi menjadi berlawanan tanda, yaitu Pendeteksian Multikolinieritas Ada beberapa untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas diantaranya yaitu: 1. Nilai korelasi (korelasi antara varibel bebas) Cara ini merupakan pendeteksian yang paling sederhana dan paling mudah untuk dilakukan. Jika nilai korelasi antara variabel bebas ( melebihi 0,8 diduga terdapat masalah multikolinieritas (Gujarati, 2003). ( ) ( ) Untuk menghasilkan nilai korelasi 2. Variance Inflation Factor (VIF) Nilai VIF merupakan diagonal utama dari invers matriks korelasi. VIF digunakan sebagai kriteria untuk mendeteksi masalah multikolinieritas pada regresi linier berganda yang melibatkan lebih dari dua variabel bebas. Nilai VIF melebihi 10 menunjukkan adanya masalah multikolinieritas (Gujarati, 2003).

13 17 ( ) dengan: koefisien determinansi antar dengan variabel bebas lainnya. 3. lakukan regresi antar variabel bebas dan menghitung masing-masing, kemudian melakukan uji-f dan bandingkan dengan F tabel. Jika nilai F hitung melebih dari F tabel berarti dapat dinyatakan bahwa terjadi kolinieritas terhadap variabelnya. 2.5 Regresi Linier Berganda Analisis regresi yang sering digunakan dalam pemecahan suatu permasalahan adalah regresi linier. Dalam perkembangannya terdapat dua jenis regresi yang sangat terkenal, yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Regresi linier sederhana digunakan untuk menggambarkan hubungan antara satu variabel bebas ( ) dengan satu variabel tak bebas ( ). Sedangkan jika variabel bebas ( ) yang digunakan lebih dari satu, maka persamaan regresinya adalah persamaan regresi linier berganda. Secara umum persamaan regresi linier dengan dinyatakan dengan: variabel bebas dapat di mana: Variabel tak bebas / pengamatan ke pada variabel yang dijelaskan Variabel bebas / pengamatan ke pada variabel yang dijelaskan Parameter / koefisien regresi variabel penjelas Galat / error Apabila terdapat sejumlah pengamatan dan variabel bebas maka untuk setiap pengamatan atau responden mempunyai persamaannya seperti berikut:

14 18 Apabila persamaan regresi linear berganda untuk setiap pengamatan dinyatakan dengan notasi matriks maka menjadi: atau (2.23) Dalam melakukan analisis regresi linier berganda, sering dijumpai masalah multikolinieritas pada variabel-variabel bebasnya ( ). Akibat adanya pelanggaran terhadap salah satu asumsi yang disyaratkan pada penggunaan regresi linier tersebut, maka tentu mempengaruhi terhadap sifat-sifat penduga atau penaksir koefisien regresi linier gandanya. (J. Supranto, 2004) Adapun asumsi-asumsi yang mendasari analsis regresi linier berganda tersebut antara lain: a. Nilai rata-rata kesalahan pengganggu nol, yaitu: untuk. b. Var, adalah konstanta untuk semua kesalahan pengganggu (asumsi homoskedastisitas). c. Tidak ada korelasi serial (autocorrelation) antara pengganggu, berarti kovarian ( ) d. Variabel bebas konstanta dalam sampling terulang dan bebas terhadap kesalahan pengganggu. e. Tidak ada multikolinieritas pada variabel bebas. f., artinya kesalahan pengganggu menyebar mengikuti distribusi normal dengan rata-rata 0 dan varians.

15 Metode Ordinary Least Square (OLS) Metode Ordinary Least Square (OLS) merupakan suatu metode untuk mendapatkan garis regresi yang baik yaitu sedekat mungkin dengan datanya sehingga menghasilkan prediksi yang baik (Widarjono, 2005). Metode OLS harus memenuhi asumsi-asumsi yang ada dalam proses pengestimasian parameter sehingga hasil estimasinya memenuhi sifat Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Pada dasarnya metode OLS meminimumkan jumlah kuadrat error. [ ] (2.24) Dengan adalah suatu vektor kolom -unsur dari estimasi OLS parameter regresi dan adalah suatu vektor kolom dari residual. Untuk mengestimasi parameter model regresi linear berganda digunakan metode OLS. Prosedur metode OLS dilakukan dengan memilih nilai parameter yang tidak diketahui sehingga jumlah error diperoleh sehingga dapat dinyatakan dengan: [ ] sekecil mungkin, ( ) (2.25) Estimasi vektor dengan menggunakan metode OLS, ialah vektor sedemikian sehingga jumlah kuadrat error minimum. Caranya ialah dengan melakukan differensial parsial terhadap setiap komponen vector dan menyamakan dengan 0.

16 20 ( ) ( ) ( ) ( ) Jika persamaannya disederhanakan maka akan menjadi + = = = (2.26) = Dengan menjumlahkan persamaan untuk seluruh pengamatan memberikan persamaan pertama dalam persamaan (2.26) kemudian mengalikannya dengan pada kedua sisinya dan menjumlahkan untuk seluruh maka dihasilkan persamaan kedua. Begitu juga persamaan ketiga dalam persamaan (2.26) mengalikan kedua sisinya dengan dan menjumlahkan untuk seluruh, dan seterusnya. Dinyatakan dalam bentuk matriks, persamaan normal akan menjadi: [ ] [ ] (2.27)

17 21 Persamaan (2.27) diperoleh dari menurunkan persamaan mariks terhadap, sehingga diperoleh: kemudian samakan hasil dengan, sehingga diperoleh: ; kali dengan sehingga diperoleh dengan ketentuan (2.28) Penduga merupakan penduga tak bias linier terbaik atau efisien bagi, yaitu: 1. adalah penduga tak bias bagi Akan ditunjukkan bahwa adalah penaksir linier tak bias dari. Dari persamaan (2.23) diketahui: ) (2.29) Dengan ( ) 2. Kovarian ( ) ( ) *(( ( )) ( ( ))) +

18 Analisis Komponen Utama Analisis komponen utama merupakan teknik statistika yang dapat digunakan untuk mereduksi data multivariat (banyak data) dari sejumlah variabel asal menjadi variabel baru yang bersifat orthogonal dan tetap mempertahankan jumlah varian (keragaman) dari data asalnya. Analisis komponen utama bertujuan untuk mengubah (mentransformasi) sebagain besar variabel asal yang saling berkorelasi menjadi suatu set variabel baru yang lebih kecil dan merupakan kombinasi linier dari variabel asal. Secara umum tujuan dari analisis komponen utama adalah mereduksi dimensi data sehingga mudah untuk menginterpretasikan data tersebut. Selanjutnya variabel baru ini dinamakan dengan komponen utama (principal component). Analisis komponen utama mengestrak dengan cara yaitu dengan menyerap varian matriks korelasi yang paling banyak dari komponen pertama. Kemudian komponen kedua yang menyerap varian terbanyak kedua terhadap sisa varian dan begitu seterusnya sampai komponen yang terakhir menyerap varian matriks korelasi yang paling sedikit. Pada akhirnya sejumlah komponen yang diperoleh dapat digunakan sebagai variabel bebas (predictor) dalam analisi regresi yang sudah bebas dari multikolinieritas. Jika variabel yang diamati tidak mempunyai satuan pengukuran yang sama, maka variabel tersebut perlu dibakukan sehingga komponen utama ditentukan dari variabel baku (Johnson dan Wichern, 1982). Variabel asal perlu ditransformasi ke dalam variabel baku, yang dalam catatan matriks adalah: ( )

19 23 dengan: = variabel baku = matriks simpangan baku dengan diagonal utama = variabel pengamatan = nilai rata-rata variabel pengamatan Dengan demikian komponen utana dari dapat ditentukan dari vektor ciri yang diperoleh melalui matriks korelasi variabel asal, di mana vektor pembobot diperoleh dengan memaksimumkan keragaman komponen utama ke- dengan kendala:, serta, untuk. Sehingga diperoleh komponen utama ke- dengan menggunakan variabel baku, yaitu: dengan: = komponen utama ke- = vektor ciri ke- = variabel baku Ragam dari komponen utama ke- adalah sama dengan akar ciri ke-, serta antara komponen utama ke- dan komponen utama ke- tidak berkorelasi untuk. Untuk meregresikan komponen utama dengan variabel dengan variabel tak bebas, perlu dihitung skor komponen utama dari setiap pengamatan ditentukan sebagai berikut: dengan: = vektor pembobot komponen utama ke- = vektor skor baku dari variabel yang diamati pada pengamatan ke- Salah satu dari tujuan komponen utama adalah mereduksi dimensi data asal, dimana terdapat variabel bebas menjadi komponen utama (di mana ). Adapun kriteria dalam pemilihan komponen utama yaitu, didasarkan pada akar

20 24 ciri yang nilainya lebih besar dari satu, artinya hanya nilai akar ciri yang lebih besar dari satu dilibatkan dalam analisis regresi komponen utama atau dengan melihat proporsi kumulatif keragaman data asal yang dijelaskan oleh komponen utama minimal 80%, dan proporsi total variansi populasi bernilai cukup besar (Vincent Gaspersz, 1991). 2.8 Regresi Ridge Prosedur regresi ridge pertama kali dikemukakan oleh A.E. Hoerl pada Regresi ridge ditujukan untuk mengatasi kondisi buruk (ill-condition) yang diakibatkan oleh korelasi yang tinggi antara beberapa variabel bebas, sehingga menyebabkan matriks -nya hampir singular, yang pada gilirannya menghasilkan nilai dugaan parameter model yang tidak stabil. Apabila terjadi multikolinieritas tidak sempurna pada variabel bebas pada diagonal utama ditambahkan bilangan kecil positif yang bernilai antara 0 dan 1. Kemudian degan menstranformasikan matriks menjadi matriks korelasi, sehingga dugaan koefisien regersi menjadi: dengan: = vektor koefisien regresi ridge = matriks transformasi variabel bebas ( = tetapan bias ( = matriks identitas = matriks transformasi variabel tak bebas ( ) Hubungan parameter dalam model baru dengan parameter dalam model semula adalah sebagai berikut: ( ) ( ) ( )

21 Ridge Trace Ridge trace adalah plot dari estimator regresi ridge secara bersama dengan berbagai kemungkinan tetapan bias, konstanta mencerminkan jumlah bias dalam estimator. Jika maka estimator akan bernilai sama dengan kuadrat terkecil, tetapi cenderung lebih stabil dari pada estimator kuarat terkecil. Pemilihan tetapan bias merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan. Karena tetapan bias yang diinginkan adalah tetapan bias yang menghasilkan bias relatif kecil dan menghasilkan koefisien yang relatif stabil. Dari berbagai nilai yang ada, akan dipilih nilai yang memberikan nilai VIF relatif dekat dengan 1.

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI 17 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi linear, metode kuadrat terkecil, restriksi linear, multikolinearitas, regresi ridge, uang primer, dan koefisien

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Tidak jarang dihadapkan dengan persoalaan yang melibatkan dua atau lebih peubah atau variabel yang ada atau diduga ada dalam suatu hubungan tertentu. Misalnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2 Analisis Korelasi Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui deraat hubungan linear antara satu variabel dengan variabel lain (Algifari, 997)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang akan digunakan dalam bab selanjutnya. 2.1 Matriks Sebuah matriks, biasanya dinotasikan dengan huruf kapital tebal seperti A,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak metode yang dapat digunakan untuk menganalisis data atau informasi pada suatu pengamatan. Salah satu metode statistik yang paling bermanfaat dan paling sering

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Komponen Utama (AKU, Principal Componen Analysis) bermula dari

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Komponen Utama (AKU, Principal Componen Analysis) bermula dari BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Analisis Komponen Utama 211 Pengantar Analisis Komponen Utama (AKU, Principal Componen Analysis) bermula dari tulisan Karl Pearson pada tahun 1901 untuk peubah non-stokastik Analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Matriks 1 Pengertian Matriks Definisi 21 Matriks adalah kumpulan bilangan bilangan yang disusun secara khusus dalam bentuk baris kolom sehingga membentuk empat persegi panjang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA = (2.2) =

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA = (2.2) = BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Regresi Linear Berganda Regresi linear berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya dihubungkan atau dijelaskan dengan lebih dari satu variabel bebas,,, dengan syarat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. linier, varian dan simpangan baku, standarisasi data, koefisien korelasi, matriks

BAB II KAJIAN TEORI. linier, varian dan simpangan baku, standarisasi data, koefisien korelasi, matriks BAB II KAJIAN TEORI Pada bab II akan dibahas tentang materi-materi dasar yang digunakan untuk mendukung pembahasan pada bab selanjutnya, yaitu matriks, kombinasi linier, varian dan simpangan baku, standarisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan datum yang berisi fakta-fakta serta gambaran suatu fenomena yang dikumpulkan, dirangkum, dianalisis, dan

Lebih terperinci

Perturbasi Nilai Eigen dalam Mengatasi Multikolinearitas

Perturbasi Nilai Eigen dalam Mengatasi Multikolinearitas Vol. 10, No. 1, 6-13, Juli 2013 Perturbasi Nilai Eigen dalam Mengatasi Multikolinearitas Andi Yuni Deviyanti 1, Andi Kresna Jaya 1, Anisa 1 Abstrak Multikolinieritas adalah salah satu pelanggaran asumsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis Regresi adalah analisis statistik yang mempelajari bagaimana memodelkan sebuah model fungsional dari data untuk dapat menjelaskan ataupun meramalkan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. principal component regression dan faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG.

BAB II KAJIAN TEORI. principal component regression dan faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG. BAB II KAJIAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas mengenai matriks, koefisien korelasi dan matriks korelasi, regresi linear berganda, metode kuadrat terkecil biasa, multikolinearitas, principal component

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan mengenai konsep dasar tentang matriks meliputi definisi matriks, jenis-jenis matriks, operasi matriks, determinan, kofaktor, invers suatu matriks, serta

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE REGRESI GULUD DAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DALAM MENGATASI PENYIMPANGAN MULTIKOLINEARITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

PENERAPAN METODE REGRESI GULUD DAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DALAM MENGATASI PENYIMPANGAN MULTIKOLINEARITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA PENERAPAN METODE REGRESI GULUD DAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DALAM MENGATASI PENYIMPANGAN MULTIKOLINEARITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA Sri Siska Wirdaniyati 1), Edy Widodo ) 1) Mahasiswa Prodi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Runtun Waktu Data runtun waktu (time series) merupakan data yang dikumpulkan, dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat berupa

Lebih terperinci

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya Analisis Regresi 2 Pokok Bahasan : Multikolinier & penanganannya TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa dapat menjelaskan adanya multikolinieritas pada regresi linier berganda serta prosedur penanganannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal ini sangat membantu dalam proses pembuktian sifat-sifat dan perhitungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal ini sangat membantu dalam proses pembuktian sifat-sifat dan perhitungan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matriks Persamaan regresi linear berganda dapat dinyatakan dalam bentuk matriks. Hal ini sangat membantu dalam proses pembuktian sifat-sifat dan perhitungan matematis dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian ini yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel. Pengujian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matriks Matriks adalah himpunan bilangan real yang disusun secara empat persegi panjang, mempunyai baris dan kolom dengan bentuk umum : Tiap-tiap bilangan yang berada didalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Bab ini berisi teori-teori pendukung Analisis Profil dengan

BAB II KAJIAN TEORI. Bab ini berisi teori-teori pendukung Analisis Profil dengan BAB II KAJIAN TEORI Bab ini berisi teori-teori pendukung Analisis Profil dengan Multidimensional Scaling (PAMS) dan aplikasinya yang akan dibahas dalam bab selanjutnya. Yang akan dibahas dalam bab ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada berbagai bidang sebagai dasar bagi pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada berbagai bidang sebagai dasar bagi pengambilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, metode statistika telah banyak diterapkan pada berbagai bidang sebagai dasar bagi pengambilan keputusan / kebijakan.

Lebih terperinci

Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Unpatti, Poka-Ambon ABSTRAK

Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Unpatti, Poka-Ambon ABSTRAK Jurnal Barekeng Vol. 8 No. 1 Hal. 31 37 (2014) MODEL REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI MODEL REGRESI LINIER BERGANDA YANG MENGANDUNG MULTIKOLINIERITAS (Studi Kasus: Data Pertumbuhan Bayi di Kelurahan Namaelo

Lebih terperinci

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I) ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I) 1 MATERI ALJABAR LINIER VEKTOR DALAM R1, R2 DAN R3 ALJABAR VEKTOR SISTEM PERSAMAAN LINIER MATRIKS, DETERMINAN DAN ALJABAR MATRIKS, INVERS MATRIKS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai matriks (meliputi definisi matriks, operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas aljabar max-plus, dan penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua peubah atau lebih (Draper dan Smith, 1992).

Lebih terperinci

BAB. IX ANALISIS REGRESI FAKTOR (REGRESSION FACTOR ANALYSIS)

BAB. IX ANALISIS REGRESI FAKTOR (REGRESSION FACTOR ANALYSIS) BAB. IX ANALII REGREI FAKTOR (REGREION FACTOR ANALYI) 9. PENDAHULUAN Analisis regresi faktor pada dasarnya merupakan teknik analisis yang mengkombinasikan analisis faktor dengan analisis regresi linier

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Bab ini akan membahas mengenai pengertian-pengertian dasar yang akan

BAB II KAJIAN TEORI. Bab ini akan membahas mengenai pengertian-pengertian dasar yang akan 5 BAB II KAJIAN TEORI Bab ini akan membahas mengenai pengertian-pengertian dasar yang akan digunakan sebagai landasan pembahasan mengenai model Seemingly Unrelated Regression (SUR). Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan.

BAB II KAJIAN TEORI. Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan. BAB II KAJIAN TEORI A. Matriks 1. Definisi Matriks Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Howard

Lebih terperinci

REGRESI LINIER BERGANDA

REGRESI LINIER BERGANDA REGRESI LINIER BERGANDA 1. PENDAHULUAN Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan meramal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci

REGRESI BEDA DAN REGRESI RIDGE Ria Dhea Layla N.K 1, Febti Eka P. 2 1)

REGRESI BEDA DAN REGRESI RIDGE Ria Dhea Layla N.K 1, Febti Eka P. 2 1) REGRESI BEDA DAN REGRESI RIDGE Ria Dhea Layla N.K 1, Febti Eka P. 2 1) 1311105003 2) 1311106009 email: 1) riadhea0863@yahoo.co.id 2) febti08.10@gmail.com ABSTRAK Analisis regresi dalam statistika adalah

Lebih terperinci

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang bertujuan untuk mereduksi dimensi data dengan membentuk kombinasi linear

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan karena perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi

Lebih terperinci

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Metode Kuadrat Terkecil (OLS) Persoalan penting dalam membuat garis regresi sampel adalah bagaimana kita bisa mendapatkan garis regresi yang baik yaitu sedekat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi, BAB II LANDASAN TEORI Beberapa teori yang diperlukan untuk mendukung pembahasan diantaranya adalah regresi linear berganda, pengujian asumsi analisis regresi, metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: = BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Matriks Definisi 2.1 (Lipschutz, 2006): Matriks adalah susunan segiempat dari skalarskalar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: Setiap skalar yang terdapat dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi pertama kali dikembangkan oleh Sir Francis Galton pada abad ke-19. Analisis regresi dengan satu peubah prediktor dan satu peubah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2000-2011. Data sekunder tersebut bersumber dari Lampung dalam Angka (BPS), Badan Penanaman Modal Daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.11 Latar Belakang Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi adalah dua syarat penting bagi kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan

Lebih terperinci

= parameter regresi = variabel gangguan Model persamaan regresi linier pada persamaan (2.2) dapat dinyatakan dalam bentuk matriks berikut:

= parameter regresi = variabel gangguan Model persamaan regresi linier pada persamaan (2.2) dapat dinyatakan dalam bentuk matriks berikut: BAB II LANDASAN TEORI 2. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi merupakan salah satu analisis statistik yang sering digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER KODE / SKS : IT / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER KODE / SKS : IT / 2 SKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER KODE / SKS : IT0143231 / 2 SKS Deskripsi: - Mata kuliah ini mempelajari konsep aljabar linear sebagai dasar untuk membuat algoritma dalam permasalahan

Lebih terperinci

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya Analisis Regresi 2 Pokok Bahasan : Multikolinier & penanganannya TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa dapat menjelaskan adanya multikolinieritas pada regresi linier berganda serta prosedur penanganannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Analisis regresi adalah analisis yang dilakukan terhadap dua jenis variabel yaitu variabel independen (prediktor) dan variabel dependen (respon). Analisis

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deret Fourier Dalam bab ini akan dibahas mengenai deret dari suatu fungsi periodik. Jenis fungsi ini sering muncul dalam berbagai persoalan fisika, seperti getaran mekanik, arus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel 43 III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

PEMODELAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA MENGGUNAKAN REGRESI RIDGE

PEMODELAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA MENGGUNAKAN REGRESI RIDGE PEMODELAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA MENGGUNAKAN REGRESI RIDGE SKRIPSI Disusun Oleh: HILDAWATI 24010211130024 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER JURUSAN : TEKNIK KOMPUTER JUMLAH SKS : Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 2.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER JURUSAN : TEKNIK KOMPUTER JUMLAH SKS : Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 2. SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER JURUSAN : TEKNIK KOMPUTER JUMLAH SKS : 3 Minggu Ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan Sasaran Belajar Cara Pengajaran Media Tugas Referens i 1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Analisis regresi merupakan salah satu metode analisis dalam statistika yang sangat familiar bagi kalangan akademis dan pekerja. Analisis regresi dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. deret waktu (time series) dengan periode waktu dari tahun 1993 sampai dengan

III. METODE PENELITIAN. deret waktu (time series) dengan periode waktu dari tahun 1993 sampai dengan 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa deret waktu (time series) dengan periode waktu dari tahun 1993 sampai dengan tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Analisis Regresi Perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, namun perubahan nilai variabel itu dapat disebabkan oleh berubahnya variabel lain yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang diperoleh dari beberapa lembaga dan instansi pemerintah,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN REGRESI RIDGE DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

PERBANDINGAN METODE REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN REGRESI RIDGE DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA PERBANDINGAN METODE REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN REGRESI RIDGE DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA Oleh La Ode Hajar Fotoro, Dr. Makkulau, S.Si., M.Si. 2, Rasas Raya,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Matriks 2.1.1 Matriks Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan dalam susunan itu disebut anggota dalam matriks tersebut. Suatu

Lebih terperinci

1.1. Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 1.2. Susunan Koordinat Ruang R n 1.3. Vektor di dalam R n 1.4. Persamaan garis lurus dan bidang rata

1.1. Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 1.2. Susunan Koordinat Ruang R n 1.3. Vektor di dalam R n 1.4. Persamaan garis lurus dan bidang rata SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH : MATEMATIKA INFORMATIKA 2 JURUSAN : S1-TEKNIK INFORMATIKA KODE MATA KULIAH : IT-045214 Referensi : [1]. Yusuf Yahya, D. Suryadi. H.S., Agus S., Matematika untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank adalah lembaga keuangan yang merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia. Sebagai lembaga Intermediasi, bank memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Repeated Measurement Dalam repeated measurement setiap perlakuan menunjukkan pengukuran terhadap satu sampel (unit eksperimen ) atau beberapa sampel yang memiliki karakter sama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama atau kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Metode kriging digunakan oleh G. Matheron pada tahun 1960-an, untuk

BAB III PEMBAHASAN. Metode kriging digunakan oleh G. Matheron pada tahun 1960-an, untuk BAB III PEMBAHASAN 3.1. Kriging Metode kriging digunakan oleh G. Matheron pada tahun 1960-an, untuk menonjolkan metode khusus dalam moving average terbobot (weighted moving average) yang meminimalkan variansi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time 44 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time series periode 2001-2012 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB III. Model Regresi Linear 2-Level. Sebuah model regresi dikatakan linear jika parameter-parameternya bersifat

BAB III. Model Regresi Linear 2-Level. Sebuah model regresi dikatakan linear jika parameter-parameternya bersifat BAB III Model Regresi Linear 2-Level Sebuah model regresi dikatakan linear jika parameter-parameternya bersifat linear. Untuk data berstruktur hirarki 2 tingkat, analisis regresi yang dapat digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Persamaan Regresi Linear Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Analisis regresi

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Hubungan antara variabel terikat Y dengan variabel bebas biasanya dilukiskan dalam sebuah garis, yang disebut dengan garis regresi. Garis regresi ada yang berbentuk

Lebih terperinci

Aljabar Linear Elementer

Aljabar Linear Elementer BAB I RUANG VEKTOR Pada kuliah Aljabar Matriks kita telah mendiskusikan struktur ruang R 2 dan R 3 beserta semua konsep yang terkait. Pada bab ini kita akan membicarakan struktur yang merupakan bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembahasan mendasar mengenai matriks terutama yang berkaitan dengan matriks yang dapat didiagonalisasi telah jelas disajikan dalam referensi yang biasanya digunakan

Lebih terperinci

Contoh. C. Determinan dan Invers Matriks. C. 1. Determinan

Contoh. C. Determinan dan Invers Matriks. C. 1. Determinan C. Determinan dan Invers Matriks C.. Determinan Suatu matriks persegi selalu dapat dikaitkan dengan suatu bilangan yang disebut determinan. Determinan dari matriks persegi dinotasikan dengan. Untuk matriks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. September). Data yang dikumpulkan berupa data jasa pelayanan pelabuhan, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. September). Data yang dikumpulkan berupa data jasa pelayanan pelabuhan, yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder dengan jenis data bulanan mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2011 (bulan September).

Lebih terperinci

LEAST SQUARE AND RIDGE REGRESSION ESTIMATION ABSTRAK ( ) = ( + ) Kata kunci: regresi linear ganda, multikolinearitas, regresi gulud.

LEAST SQUARE AND RIDGE REGRESSION ESTIMATION ABSTRAK ( ) = ( + ) Kata kunci: regresi linear ganda, multikolinearitas, regresi gulud. 1 LEAST SQUARE AND RIDGE REGRESSION ESTIMATION ABSTRAK Metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS) merupakan suatu metode penaksiran koefisien regresi yang paling sederhana. Jika diantara

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Secara umum persamaan regresi linier dengan k variabel bebas dinyatakan dengan :

Bab 1 PENDAHULUAN. Secara umum persamaan regresi linier dengan k variabel bebas dinyatakan dengan : 12 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Regresi merupakan suatu teknik statistika yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan fungsional antara suatu variabel tak bebas (respon) dengan satu atau

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER REGRESI RIDGE MENGGUNAKAN ITERASI HOERL, KENNARD, DAN BALDWIN (HKB) UNTUK PENANGANAN MULTIKOLINIERITAS

ESTIMASI PARAMETER REGRESI RIDGE MENGGUNAKAN ITERASI HOERL, KENNARD, DAN BALDWIN (HKB) UNTUK PENANGANAN MULTIKOLINIERITAS ESTIMASI PARAMETER REGRESI RIDGE MENGGUNAKAN ITERASI HOERL, KENNARD, DAN BALDWIN (HKB) UNTUK PENANGANAN MULTIKOLINIERITAS (Studi Kasus Pengaruh BI Rate, Jumlah Uang Beredar, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil uji itas dan Reliabilitas Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik, sehingga mengahasilkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang. disebut dunia matematika (mathematical world).

II. TINJAUAN PUSTAKA. nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang. disebut dunia matematika (mathematical world). 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemodelan Matematika Definisi pemodelan matematika : Pemodelan matematika adalah suatu deskripsi dari beberapa perilaku dunia nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan beberapa tinjauan pustaka sebagai landasan teori pendukung penulisan penelitian ini. 2.1 Analisis Regresi Suatu pasangan peubah acak seperti (tinggi, berat)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu Ekses Likuiditas dan empat variabel

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN

BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN 3.1 Deteksi Pencilan Multivariat Pengidentifikasian pencilan pada kasus multivariat tidaklah mudah untuk dilakukan,

Lebih terperinci

Tujuan. Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse

Tujuan. Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse Matriks Tujuan Mhs dapat mendemonstrasikan operasi matriks: penjumlahan, perkalian, dsb. serta menentukan matriks inverse Pengertian Matriks Adalah kumpulan bilangan yang disajikan secara teratur dalam

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Aljabar Linear Kode / SKS : TIF-5xxx / 3 SKS Dosen : - Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini berisi Sistem persamaan Linier dan Matriks, Determinan, Vektor

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS

PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS e-jurnal Matematika Vol. 2, No. 1, Januari 2013, 54-59 PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS NI KETUT TRI UTAMI 1, I KOMANG GDE SUKARSA 2, I PUTU EKA NILA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE RIDGE TRACE DAN VARIANCE INFLATION FACTORS (VIF) PADA REGRESI RIDGE SKRIPSI

PENGGUNAAN METODE RIDGE TRACE DAN VARIANCE INFLATION FACTORS (VIF) PADA REGRESI RIDGE SKRIPSI PENGGUNAAN METODE RIDGE TRACE DAN VARIANCE INFLATION FACTORS (VIF) PADA REGRESI RIDGE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi

Lebih terperinci

Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Unpatti, Poka-Ambon ABSTRACT

Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Unpatti, Poka-Ambon   ABSTRACT Jurnal Barekeng Vol. 6 No. 1 Hal. 31 40 (2012) ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGATASI MASALAH MULTIKOLINIERITAS DALAM ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA (Studi Kasus: Curah Hujan di Kota Ambon Tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Setiap penelitian membahas mengenai objek dan subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian ini yang menjadi objek terdiri dari dua variabel bebas

Lebih terperinci

MENGATASI MULTIKOLINEARITAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)

MENGATASI MULTIKOLINEARITAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) MENGATASI MULTIKOLINEARITAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) Laporan Praktikum ke-2 Disusun untuk Memenuhi Laporan Praktikum Analisis Regresi Lanjutan Oleh Nama : Faisyal Nim : 125090507111001

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa definisi dan teorema dengan atau tanpa bukti yang akan digunakan untuk menentukan regularisasi sistem singular linier. Untuk itu akan diberikan terlebih

Lebih terperinci