SISTEM PENAMBANG TERM INDIKATOR PADA PELATIHAN KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL BERBASIS ISO/IEC 9126

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PENAMBANG TERM INDIKATOR PADA PELATIHAN KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL BERBASIS ISO/IEC 9126"

Transkripsi

1 SISTEM PENAMBANG TERM INDIKATOR PADA PELATIHAN KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL BERBASIS ISO/IEC 926 Wwk Suharso ), St Rochmah 2),2) Program Magster Jurusan Teknk Informatka Fakultas Teknolog Informas Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, Surabaya, 60, Indonesa e-mal : wwksuharso@yahoo.com, st_r@yahoo.com ABSTRAK Kebutuhan Non-Fungsonal (NFRs) berkatan erat dengan kebutuhan kualtas perangkat lunak. Umumnya semua karakterstk kebutuhan kualtas perangkat lunak merupakan NFRs. Akan tetap setap NFRs tdak selalu berkatan dengan kualtas-kualtas tertentu dar sstem, contohnya kebutuhan yang berkatan dengan aspek legal dan polts. NFRs sult ddentfkas karena secara eksplst basanya dnyatakan dalam bahasa alam. Untuk menambang term-term ndkator pada setap tpe NFRs, anals basanya menggunakan sekumpulan pelathan yang dklasfkas sebelumnya dar daftar kebutuhan yang ada. Klasfkas awal secara manual tersebut mengandung aspek subjektvtas yang besar sehngga dbutuhkan sstem otomas data pelathan NFRs. Dsampng tu banyaknya perbedaan karakterstk kebutuhan kualtas perangkat lunak yang dtawarkan oleh pelbaga model kualtas menyebabkan kebngungan dalam menentukan aspek kualtas sehngga dbutuhkan suatu model standar. Oleh karena tu, peneltan n membangun suatu kerangka kerja yang akan mengotomas data pelathan NFRs dan penambangan term ndkator berbass model kualtas ISO/IEC 926. Metode yang dgunakan adalah cosne measure pada model vector space untuk mengukur seberapa kuat suatu term ndkator merepresentaskan suatu tpe NFRs tertentu, dan dbantu oleh WordNet untuk memperoleh kesamaan kata. Sstem n menghaslkan sekumpulan term ndkator yang terklasfkas dalam setap tpe NFRs. Uj coba telah dlakukan pada dataset tertentu dar spesfkas kebutuhan tngkat tngg dengan melbatkan WordNet atau tdak. Haslnya menunjukkan bahwa WordNet mampu menngkatkan nla pembobotan lebh tngg pada keluaran data pelathan dan term ndkator K=5 teratas dengan WordNet darpada tanpa WordNet. Kata kunc : Kebutuhan Non-Fungsonal (NFRs), Penambang Term Indkator, Kerangka Kerja, ISO/IEC 926, Cosne Measure, WordNet PENDAHULUAN Kebutuhan Non Fungsonal (Non-Functonal Requrements, dalam makalah n dsebut NFRs) memlk katan erat dengan kebutuhan kualtas perangkat lunak. Umumnya semua karakterstk kebutuhan kualtas perangkat lunak merupakan NFRs. Akan tetap setap NFRs tdak selalu berkatan dengan kualtas-kualtas tertentu dar sstem, contohnya kebutuhan yang berkatan dengan aspek legal dan polts (Vezens, 2008) (Wagner. et al, 2008). NFRs membatas pengembangan dan tngkah laku sstem perangkat lunak karena NFRs menentukan keseluruhan kualtas atau atrbut-atrbut yang harus dmlk sstem. Kualtas-kualtas tersebut msalnya antara lan keamanan, knerja, ketersedaan, ekstensbltas, dan portabltas. Oleh karena tu, penambangan term ndkator untuk setap tpe kualtas memlk peran pentng sebaga pembelajaran pengklasfkas NFRs dalam pendeteksan dan pengklasfkasan awal NFRs untuk menentukan rancangan arstektur dan kebutuhan kualtas perangkat lunak (Cleland-Huang. et al, 2006) (Casamayor. et al, 200) (Vezens, 2008).

2 Spesfkas kebutuhan tngkat tngg yang berkatan dengan NFRs secara eksplst basanya dnyatakan dalam bahasa alam. Bahasa alam cukup sult untuk ddentfkas dalam hal konsep kualtas dan relas-relas yang muncul dantara elemen-elemennya (Kof, 2004). Bahkan analss manual terhadap kebutuhan bahasa alam membutuhkan banyak waktu dan rawan kesalahan (Vlas. et al, 20). Peneltan sebelumnya telah mengusulkan sstem penambang term ndkator menggunakan data pelathan pengklasfkas NFRs pada pendekatan pembelajaran dawas (supervsed learnng) dengan metode probablstk, dan pembelajaran setengah-dawas (semsupervsed learnng) dengan metode nave bayesan (Cleland-Huang. et al, 2006) (Casamayor. et al, 200). Dalam pendekatan pertama, sebagan besar kebutuhan dklasfkas terlebh dahulu oleh anals. Data pelathan n dgunakan oleh sstem penambang untuk menemukan sekumpulan term ndkator berbobot dar setap tpe NFRs. Term-term ndkator n dgunakan dalam pembelajaran pengklasfkas untuk mengenal tpe NFRs dar kebutuhan baru. Pendekatan kedua, sejumlah kecl kebutuhan ddentfkas oleh anals. Data pelathan n dgunakan secara langsung dalam pembelajaran pengklasfkas NFRs. Hal n menyebabkan anals harus secara manual memberkan sejumlah klasfkas awal dar spesfkas kebutuhan yang ada. Kedua pendekatan n ddentfkas mempunya dua masalah utama. Permasalahan pertama adalah subjektvtas yang besar dar anals secara manual menyapkan sejumlah contoh atau kebutuhan terklasfkas pada awal sebelum pembelajaran, sehngga dbutuhkan suatu sstem otomas pelathan NFRs. Permasalahan kedua adalah banyaknya aspek kualtas yang dtawarkan oleh model-model kualtas sepert model McCall, Boehm, Dromey, FURPS, BBN, Star, dan ISO menyebabkan kebngungan dalam menentukan aspek kualtas, sehngga dbutuhkan suatu model standar. Peneltan n mengajukan solus untuk membangun suatu kerangka kerja otomas berbass model kualtas standar nternasonal ISO/IEC 926. Kerangka kerja n menyedakan suatu sstem otomas data pelathan NFRs dan penambangan term ndkator untuk menghndar subjektvtas anals. Sedangkan model kualtas standar menyedakan termnolog umum untuk menangan komplekstas aspek kualtas perangkat lunak. Model kualtas ISO/IEC 926 dnyatakan lebh lengkap dan bermanfaat sehngga dapat mengurang kebngungan dalam menentukan aspek kualtas (Al-Qutash, 200) (Behkamal. et al, 2009). Kerangka kerja n memlk dua tahap utama yatu otomas data pelathan dan penambangan term ndkator. Tahap pertama merupakan kontrbus utama peneltan untuk menghaslkan sejumlah daftar kebutuhan terklasfkas secara otomats sebaga data pelathan. Proses n dbantu oleh WordNet untuk mempertmbangkan aspek kesamaan kata pada term-term dasar dar atrbut kualtas ISO/IEC 926. Tahap kedua melakukan penambangan untuk menemukan sekumpulan term ndkator dar data pelathan (Cleland-Huang. et al, 2006). METODE Kerangka kerja peneltan n secara keseluruhan terdr dar empat tahap sebagamana Gambar. Makalah n hanya fokus pada dua tahap awal yatu otomas data pelathan dan penambangan term ndkator. Sedangkan dua tahap terakhr tdak djabarkan. Tahap Otomas Data Pelathan Pada tahap n dsapkan term-term dasar yang terklasfkas berdasarkan tpe NFRs dar 2 atrbut kualtas ISO/IEC 926, dan dataset tertentu bers daftar spesfkas kebutuhan yang tdak terklasfkas. Dataset n dlakukan pra-proses dengan tokensas, pembuangan stopword dan stemmng sehngga dperoleh term-term dasar. Selanjutnya setap term dasar dar tpe NFRs tertentu akan dperluas dengan mencar kesamaan kata menggunakan WordNet. Bak term-term perluasan tpe NFRs dan term-term dataset 2

3 dlakukan pembobotan TF-IDF, dan pengukuran derajat kemrpan menggunakan cosne measure. Pengukuran n dlakukan antara term-term dalam tpe NFRs tertentu dan kebutuhan-kebutuhan dalam suatu dataset. Berdasarkan hasl pengukuran n dtetapkan nla ambang batas rata-rata untuk menghaslkan sejumlah kecl kebutuhan yang terklasfkas dalam setap tpe NFRs. Tahap Penambangan Term Indkator Sejumlah kecl data pelathan dalam tahap pertama dgunakan oleh penambang dalam pelathan untuk menemukan sekumpulan term ndkator berbobot berdasarkan tpe NFRs dar ISO/IEC 926. Pembobotan n dhtung menggunakan TF-IDF untuk memberkan suatu bobot dar term-term ndkator potensal dalam setap tpe NFRs tertentu. Bobot n menyatakan seberapa kuat suatu term merepresentaskan suatu tpe NFRs tertentu. Tahap Otomas Data Pelathan Tpe NFRs-ISO XML (Sekumpulan Term Dasar Terklasfkas) Perluasan Synonym WordNet Dataset Tertentu (Daftar Kebutuhan Tdak Terklasfkas) Pembobotan TF-IDF Mengukur Derajat Kemrpan Kebutuhan Tranng sets (Sejumlah Kecl Kebutuhan Terklasfkas) Anals Kebutuhan Penambang Indkator Predks Umpan Balk NFRs (Daftar Kebutuhan Non Fungsonal Terklasfkas) Pengklasfkas NFRs Indkator Term Tahap Valdas Hasl NFRs Tahap Pengklasfkasan Tahap Penambangan Gambar. Kerangka Kerja Sstem Penambang Term Indkator Dalam metode cosne measure bak dokumen dan query dlakuan pengndekan dengan cara yang sama sehngga menghaslkan vector dalam suatu ruang dmens. Masng-masng vector dsebut unt pengndeksan yang berbeda (t ). Bobot dar t d dokumen D dalam koleks dokumen dsebut ω D (t ). Bobot n dperoleh dar nla TF-IDF. Oleh karena tu relevans dar suatu dokumen D terhadap query Q dtetapkan sebaga Cos(Q,D) (Tekl. et al, 2009). Akan tetap dalam peneltan n objek yang dproses adalah bars kebutuhan dalam suatu dokumen. Sehngga D dasumskan sebaga suatu bars kebutuhan dan Q sebaga suatu bars query dar tpe NFRs. Tekl (Tekl. et al, 2009) memberkan formula TF-IDF standar adalah ω D ( t ) = TF IDF : - TF = ( t menekankan berapa kal term t muncul dalam dokumen D - N IDF = log Dmana N adalah jumlah total dokumen dalam koleks dokumen, dan df ( t df(t,d) adalah jumlah dokumen yang mengandung term t. 3

4 Sulstyo (Sulstyo et al, 2008) menyatakan berapun besarnya nla TF apabla N = df ( t maka akan dperoleh nla IDF=0. Oleh karena tu dtambahkan nla pada ss IDF. Sedangkan untuk mendapatkan nla nterval 0 dan maka dlakukan normalsas pada bobot ω D (t ). Sehngga formula matemats yang dgunakan sebaga berkut n. TF = ( t () = log N IDF df ( t + (2) N tf ( t xlog + df ( t ) ω D ( t ) = N 2 ( tf ( t x log + ) df ( t ) (3) t M r= Cos( Q, D) = ω ( t ) xω ( t ) (4) Q D HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagan otomas data pelathan Q dtetapkan sebaga tpe NFRs tertentu yang mengandung term-term dasar, dan D dtetapkan sebaga bars kebutuhan dalam suatu dokumen. Dengan demkan, TF akan menghtung frekuens kemunculan suatu term t dalam bars kebutuhan D, dan IDF akan menghtung pecahan dar bars-bars kebutuhan yang bers term t dalam suatu dokumen. Dokumen n merujuk ke bars-bars kebutuhan dalam suatu fle teks kasus pengujan. Perhtungan cosne measure akan menekankan pada tngkat kemrpan bars-bars kebutuhan dalam suatu dokumen dengan setap bars query tpe NFRs tertentu. Dberkan tahapan proses pengukuran kemrpan kebutuhan dalam contoh berkut n.. Sebelumnya, setap bars kebutuhan dlakukan proses tokensas, pembuangan stopword, dan stemmng agar dperoleh term-term dasar. Sementara term-term dasar dar setap tpe NFRs dlakukan pencaran snonm menggunakan WordNet. 2. Proses pembobotan pada setap daftar kata sebaga berkut. a. Metode TF Dberkan daftar kata dar bars kebutuhan dan tpe NFRs tertentu, serta frekuens kemunculannya menggunakan persamaan. Tabel. Daftar Frekuens Kata (TF) Kebutuhan Kata TF TpeNFR_ T_ T_2 2 T_3 3 Kebutuhan_ T_2 3 T_3 2 T_4 b. Metode IDF Berdasarkan daftar kata dalam Tabel, maka dhtung IDF untuk setap kata menggunakan persamaan 2. Sebaga contoh hubungan kata T_ pada TpeNFR_ dan Kebutuhan_ : IDF = log (2/) + =,30 4

5 Dengan cara yang sama untuk semua kata yang lan, maka akan dperoleh hasl perhtungan IDF sebagamana Tabel 2. Tabel 2. Hasl Perhngan IDF Kata (Term) IDF T_,30 T_2 T_3 T_4,30 c. Metode TF-IDF Berdasarkan Tabel dan 2, dlakukan pembobotan TF-IDF melalu persamaan 3 sehngga dhaslkan bobot dar masng-masng kata sebagamana Tabel 3. Tabel 3. Pembobotan TF-IDF Kebutuhan Kata TF * IDF ( ω D (t ) ) TpeNFR_ Q Kebutuhan_ D T_ 0,339 T_2 0,52 T_3 0,782 T_2 0,782 T_3 0,52 T_4 0,339 d. Metode Cosne Measure Pengukuran tngkat kemrpan kebutuhan berdasarkan persamaan 4. M Cos( Q, D) = ω ( t ) xω ( t ) r= Q D = (ω QT * ω DT ) + (ω QT2 * ω DT2 ) + (ω QT3 * ω DT3 ) + (ω QT4 * ω DT4 ) = (0,339 * 0) + (0,52*0,782) + (0,782*0,52) + (0*0,339) = 0,86733 Dengan cara yang sama dperoleh nla kemrpan antara tpe NFRs tertentu dan kebutuhan-kebutuhan lannya. Penentuan nla ambang batas rata-rata dan pemlhan satu tpe NFRs yang palng kuat akan menghaslkan kebutuhan-kebutuhan yang terklasfkas dalam setap tpe NFRs sebaga data pelathan. Pada penambang term ndkator Q dtetapkan sebaga tpe NFRs tertentu, dan D dtetapkan sebaga kebutuhan yang terklasfkas dalam tpe NFRs Q. Term-term ndkator dar tpe NFRs Q dtemukan dengan mempertmbangkan sekumpulan kebutuhan D dar semua tpe NFRs Q pada suatu data pelathan. Dengan demkan, TF akan menghtung frekuens kemunculan suatu term t dalam masng-masng kebutuhan D, dan IDF akan menghtung pecahan dar sekumpulan kebutuhan D dar semua tpe NFRs Q yang mengandung term t dalam suatu data pelathan. Sehngga bobot TF-IDF dar masng-masng term pada tpe NFRs tertentu hanya mempertmbangkan sekumpulan kebutuhan D dar semua tpe NFRs Q. Masng-masng term dberkan suatu nla pembobotan TF-IDF, dan term-term n durutkan secara menurun. Term K teratas ddentfkas sebaga term-term ndkator pada tpe Q tertentu. Hasl pemlhan nla K=5 pada masng-masng tpe NFRs dhaslkan dengan melbatkan WordNet atau tdak. 5

6 Pengujan otomas data pelathan menggunakan 23 dokumen kebutuhan yang tdak terklasfkas pada dataset waterloo dan 2 tpe NFRs berdasarkan ISO/IEC 926. Skenaro pengujan dfokuskan pada pemanfaatan WordNet atau tdak untuk mengetahu adanya penngkatan jumlah kebutuhan yang terklasfkas dalam tpe NFRs. Sedangkan pengujan penambangan term ndkator dlakukan pada dua skenaro. Skenaro pertama otomas data pelathan dan sstem penambang sama-sama tanpa WordNet. Skenaro kedua otomas data pelathan dan sstem penambang sama-sama melbatkan WordNet. Keduanya menghaslkan K=5 term. Evaluas dar bobot term ndkator K=5 menunjukkan bahwa WordNet mampu menngkatkan nla pembobotan rata-rata dar 2 tpe NFRs. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasl data pelathan menunjukkan bahwa penggunaan WordNet dapat menngkatkan total jumlah kebutuhan yang terklasfkas dalam tpe NFRs. Sedangkan pada hasl penambangan term ndkator menunjukkan penngkatan pembobotan rata-rata dar 2 tpe NFRs. Dsmpulkan bahwa kerangka kerja sstem penambang term ndkator yang melbatkan WordNet memlk knerja yang lebh bak dalam menghaslkan data pelathan dan menemukan term-term ndkator dar data pelathan tersebut. DAFTAR PUSTAKA (2pt Tmes new roman) Cleland-Huang, J., Settm, R., Zou, X., Solc, P., (2006), The Detecton and Classfcaton of Non-Functonal Requrement wth Applcaton to Early Aspects, 4th IEEE Internatonal Requrements Engneerng Conference. Casamayor, A., Godoy, D., Campo, M., (200), Identfcaton Of Non-Functonal Requrements In Textual Specfcatons: A Sem-Supervsed Learnng Approach, Elsever Informaton and Software Technology. Vezens, C., (2008), Qualty Requrements, Insttut fur Informatk der Technschen Unverstat Munchen. Glnz, M., (2007), On Non-Functonal Requrements, 5th IEEE Internatonal Requrements Engneerng Conference. ISO/IEC, (200), ISO/IEC 926- Software Engneerng-Product Qualty-Part : Qualty Model, Frst edton Al-Qutash, R.E., (2009), An Investgaton of the Weaknesses of the ISO 926 Internatonal Standard, IEEE Second Internatonal Conference. Al-Qutash, R.E., (200), Qualty Models n Software Engneerng Lterature: An Analytcal and Comparatve Study, Journal of Amercan Scence. Al-Kldar, H., Cox, K., Ktchenham, B., (2005), The Use and Usefulness of the ISO/IEC 926 Qualty Standard, IEEE. Behkamal, B., Kahan, M., Akbar, M.K., (2009), Customzng ISO 926 qualty model for evaluaton of B2B applcatons, Elsever Informaton and Software Technology Wagner, S., Dessenboeck, F., Wnter, S., (2008), Managng Qualty Requrements Usng Actvty-Based Qualty Models, ACM Kof, L., (2004), Natural Language Processng For Requrements Engneerng: Applcablty To Large Requrements Documents Vlas, R, Robnson, W.N., (20), A Rule-Based Natural Language Technque for Requrements Dscovery and Classfcaton n Open-Source Software Development Projects, IEEE, Proceedngs of the 44th Hawa Internatonal Conference. Mannng, C.D, Raghavan, P., Schütze, H., (2009), An Introducton to Informaton Retreval, Cambrdge Unversty Press, England 6

7 Tekl, J., Chber, R., Yetongnon, K., (2009), An overvew on XML smlarty: Background, current trends and future drectons, Elsever Computer Scence. Sulstyo, W., Sarno, R., (2008), Auto Matchng Antar Dokumen Dengan Metode Cosne Measure, Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Komunkas, Indonesa. Sulstyo, W., Sarno, R., (2008), Pemodelan Kesesuaan Dokumen Sekurt Manajemen Aset Teknolog Informas Menggunakan Algortma Extended Weghted-Tree, Program Magster Teknk Informatka, FTIF, ITS Surabaya. Mulawan, I.W., Sahaan, D.O, Sarwosr, 20, Analss Ambgutas Kebutuhan Perangkat Lunak Berdasarkan Acuan SMART Requrements, Program Magster Teknk Informatka, FTIF, ITS Surabaya 7

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL DALAM SPESIFIKASI TEKSTUAL BERDASARKAN ATRIBUT ISO/IEC 9126

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL DALAM SPESIFIKASI TEKSTUAL BERDASARKAN ATRIBUT ISO/IEC 9126 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL DALAM SPESIFIKASI TEKSTUAL BERDASARKAN ATRIBUT ISO/IEC 9126 Wiwik Suharso Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember Jl. Karimata No.

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Deteksi Kesesuaian Dokumen Proposal Program Kreativitas Mahasiswa Dengan Metode Extended Weighted Tree Similarity

Pengembangan Sistem Deteksi Kesesuaian Dokumen Proposal Program Kreativitas Mahasiswa Dengan Metode Extended Weighted Tree Similarity Pengembangan Sstem Deteks Kesesuaan Dokumen Proposal Program Kreatvtas Mahasswa Dengan Metode Extended Weghted Tree Smlarty Wwk Suharso 1), Qurrota A yun 2), Den Arfanto 3) 1,2,3) Jurusan Teknk Informatka,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN Hendra Bunyamn Jurusan Teknk Informatka Fakultas Teknolog Informas Unverstas Krsten Maranatha

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

Strategi Pemilihan Kalimat pada Peringkasan Multi Dokumen

Strategi Pemilihan Kalimat pada Peringkasan Multi Dokumen JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) A-924 Strateg Pemlhan Kalmat pada Perngkasan Mult Dokumen Satro Verdanto, Agus Zanal Arfn, dan Dana Purwtasar Jurusan Teknk Informatka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

PENENTUAN KELAS DENGAN NEAREST NEIGHBOR CLUSTERING DAN PENGGUNAAN METODE NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI DOKUMEN

PENENTUAN KELAS DENGAN NEAREST NEIGHBOR CLUSTERING DAN PENGGUNAAN METODE NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI DOKUMEN PENENTUAN KELAS DENGAN NEAREST NEIGHBOR CLUSTERING DAN PENGGUNAAN METODE NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI DOKUMEN Handry Wardoyo 1 Jeanny Pragantha Vny Chrstant M. 3 1 3 Teknk Informatka Unverstas Tarumanagara

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PENILAIAN MAHASISWA TERHADAP MENGAJAR DOSEN BERBASIS KASUS MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYESIAN

PERHITUNGAN PENILAIAN MAHASISWA TERHADAP MENGAJAR DOSEN BERBASIS KASUS MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYESIAN JURNAL DAI IN: - Vol. No. JUNI ERHITUNGAN ENILAIAN MAHAIWA TERHADA MENGAJAR DOEN BERBAI KAU MENGGUNAKAN ALGORITMA BAYEIAN Ern enwat TMIK AMIKOM Yogyakarta ern.s@amkom.ac.d ABTRAKI roses belaar mengaar

Lebih terperinci

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE M. Fachrurroz, M.T. 1, Nov Yuslan, M.T. 2 1,2 Jurusan Teknk Informatka Fakultas Ilmu Komputer, Unverstas Srwjaya 1 obetsobets@gmal.com,

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan)

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan) APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Stud Kasus Pengenalan Karakter Tulsan Tangan) Irwan Bud Santoso Jurusan Teknk Informatka, Sans dan Teknolog Unverstas Islam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kamus Buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, basanya dsusun menurut abjad berkut keterangan tentang makna, pemakaan, atau terjemahannya, kamus juga dsebut buku yang memuat

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM PERBANINGAN METOE SAW AN TOPSIS PAA KASUS UMKM Muh. Alyazd Mude al.mude@yahoo.com Teknk Informatka Unverstas Muslm Indonesa Abstrak alam pengamblan keputusan terhadap masalah berdasarkan sebuah analsa

Lebih terperinci

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN)

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN) Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasfkas dalam Metode K- Nearest Neghbor () Kharul Umam Syalman Magster Teknk Informatka Faslkom - TI USU kharul.q14@gmal.com Adl Abdllah Nababan

Lebih terperinci

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN)

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN) Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasfkas dalam Metode K- Nearest Neghbor () Kharul Umam Syalman Magster Teknk Informatka Faslkom - TI USU kharul.q14@gmal.com Adl Abdllah Nababan

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

Pengenalan Karakter Tulisan Tangan Angka dan Operator Matematika Berdasarkan Zernike Moments Menggunakan Support Vector Machine

Pengenalan Karakter Tulisan Tangan Angka dan Operator Matematika Berdasarkan Zernike Moments Menggunakan Support Vector Machine JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) 1 Pengenalan Karakter Tulsan Tangan Angka dan Operator Matematka Berdasarkan Zernke Moments Menggunakan Support Vector Machne

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PREDIKSI PENYELESAIAN PROYEK EARNED VALUE MANAGEMENT DAN EARNED SCHEDULE

PERBANDINGAN METODE PREDIKSI PENYELESAIAN PROYEK EARNED VALUE MANAGEMENT DAN EARNED SCHEDULE PERBANDINGAN METODE PREDIKSI PENYELESAIAN PROYEK EARNED VALUE MANAGEMENT DAN EARNED SCHEDULE Elsa Oktavtr And Tenrsukk Tenrajeng 2 Fakultas Teknk Spl Unverstas Gunadarma Abstrak Tujuan utama dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

MODEL PENGENALAN TERBAIK DENGAN TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) DAN ESTIMATOR MAXIMUM LIKELIHOOD (ML) BERDASARKAN FITUR OBJEK

MODEL PENGENALAN TERBAIK DENGAN TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) DAN ESTIMATOR MAXIMUM LIKELIHOOD (ML) BERDASARKAN FITUR OBJEK MOEL PENGENALAN TERBAIK ENGAN TREE-AUGMENTE NETWORK (TAN) AN ESTIMATOR MAIMUM LIKELIHOO (ML) BERASARKAN FITUR OBJEK Irwan Bud Santoso Jurusan Teknk Informatka, Sans dan Teknolog Unverstas Islam Neger (UIN)

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kernel Support Vector Machine (SVM) pada Klasifikasi Data Microarray untuk Deteksi Kanker

Analisis Pengaruh Kernel Support Vector Machine (SVM) pada Klasifikasi Data Microarray untuk Deteksi Kanker OPEN ACCESS ISSN 460-9056 socj.telkomunversty.ac.d/ndojc Ind. Journal on Computng Vol., Issue. 1, Maret 017. pp. 109-118 do:10.1108/ndojc.017.1.169 Analss Pengaruh Kernel Support Vector Machne (SVM) pada

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Profil Budaya Organisasi Terhadap Kualitas Pelayanan

Analisis Pengaruh Profil Budaya Organisasi Terhadap Kualitas Pelayanan Semnar asonal Teknolog Informas, Komunkas dan Industr (STIKI) 7 ISS : 085-990 Pekanbaru, 11 ovember 015 Analss Pengaruh Profl Budaya Organsas Terhadap Kualtas Pelayanan Dna Rahmayant 1, Alzar Hasan, Zuchra

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

Sri Indra Maiyanti, Irmeilyana,Verawaty Jurusan Matematika FMIPA Unsri. Yanti_Sri02@Yahoo.com

Sri Indra Maiyanti, Irmeilyana,Verawaty Jurusan Matematika FMIPA Unsri. Yanti_Sri02@Yahoo.com Apled Customer Satsfacton Index (CSI) and Importance- Performance Analyss (IPA) to know Student Satsfacton Level of Srwjaya Unversty Lbrary Servces Sr Indra Mayant, Irmelyana,Verawaty Jurusan Matematka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

STRATEGI PEMILIHAN KALIMAT PADA PERINGKASAN MULTI DOKUMEN

STRATEGI PEMILIHAN KALIMAT PADA PERINGKASAN MULTI DOKUMEN STRATEGI PEMILIHAN KALIMAT PADA PERINGKASAN MULTI DOKUMEN Satro Verdanto, Agus Zanal Arfn, dan Dana Purtasar Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Informas, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

METODE OPTIMASI 11/13/2015. Capaian Pembelajaran

METODE OPTIMASI 11/13/2015. Capaian Pembelajaran 2 Capaan Pembelajaran METODE OPTIMASI N. Tr Suswanto Saptad Mahasswa dapat memaham dan mampu mengaplkaskan beberapa metode untuk menyelesakan masalah dengan alternatfalternatf dalam jumlah yang relatf

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL DALAM SPESIFIKASI TEKSTUAL BERDASARKAN ATRIBUT ISO/IEC 9126

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL DALAM SPESIFIKASI TEKSTUAL BERDASARKAN ATRIBUT ISO/IEC 9126 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL DALAM SPESIFIKASI TEKSTUAL BERDASARKAN ATRIBUT ISO/IEC 9126 Wiwik Suharso Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember Jl. Karimata No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL

KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL 1. KWARTIL Kwartl merupakan nla yang membag frekuens dstrbus data menjad empat kelompok yang sama besar. Dengan kata lan kwartl merupakan nla yang membag tap-tap 25% frekuens

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beberapa aplkas sejens yang menjad perbandngan dan referens bag penelt dalam melakukan peneltan n djelaskan dalam bab n. Adtyawan membangun aplkas analss sentmen untuk stus mcrobloggng

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN YARAF r Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Islam Indonesa Yogyakarya emal: cce@ft.u.ac.d Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci