Strategi Pemilihan Kalimat pada Peringkasan Multi Dokumen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Strategi Pemilihan Kalimat pada Peringkasan Multi Dokumen"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Prnt) A-924 Strateg Pemlhan Kalmat pada Perngkasan Mult Dokumen Satro Verdanto, Agus Zanal Arfn, dan Dana Purwtasar Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Informas, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Aref Rahman Hakm, Surabaya Indonesa e-mal: Abstrak Rngkasan berta dartkan sebaga teks yang dhaslkan dar satu atau lebh kalmat yang menyampakan nformas pentng dar berta. Salah satu fase pentng dalam perngkasan adalah pembobotan kalmat (sentence scorng). Dmana pada perngkasan berta, metode pembobotannya sebagan besar menggunakan ftur dar berta sendr. Berdasarkan hasl dar peneltan [3] bahwa untuk pembobotan kalmat pada dokumen yang memlk karakter teks pendek dan terstruktur sepert berta maka teknk pembobotan kalmat terbak adalah dengan menggunakan kombnas dar keempat ftur yatu word frequency, TF-IDF, poss kalmat, dan kemrpan kalmat terhadap judul (Resemblance to the ttle ). Pada peneltan n kombnas keempat ftur tersebut dbandngkan dengan kombnas tga ftur dan dua ftur dan devaluas menggunakan nla ROUGE-N dan devaluas berdasarkan lama waktu eksekus. Berdasarkan hasl uj coba ddapatkan hasl bahwa yang palng optmal dantara keempat kombnas ftur tersebut adalah kombnas antara dua buah ftur yakn ftur poss kalmat dan word frequency dengan nla ROUGE-N sebesar dan lama waktu eksekus detk. Kata Kunc kemrpan kalmat terhadap judul, pembobotan kalmat, poss kalmat, ROUGE-N, TF-IDF, word frequency I. PENDAHULUAN EBUTUHAN untuk mengakses nformas khususnya Kberta secara prakts menjad masalah yang harus dselesakan serng berkembang-pesatnya berta yang dapat dakses secara onlne. Perngkasan berta secara otomats adalah salah satu solus untuk menjawab permasalahan datas. Rngkasan berta dapat dartkan sebaga sebuah teks yang dhaslkan dar satu atau lebh kalmat yang mampu menyampakan nformas pentng dar sebuah berta. Dmana panjang dar sebuah rngkasan tdak lebh dar setengah panjang dokumen asl, dan basanya lebh pendek [7]. Perngkasan mult dokumen berta merupakan sstem perngkasan yang melbatkan lebh dar satu berta sebaga nput. Selan tu, dbutuhkan teknk pembobotan kalmat yang handal untuk dapat menghaslkan rngkasan berta yang bak. Berdasarkan hasl dar peneltan [3] bahwa untuk pembobotan kalmat pada dokumen yang memlk karakter teks pendek dan terstruktur sepert berta maka teknk pembobotan kalmat terbak adalah dengan menggunakan kombnas dar keempat ftur yatu word frequency, TF-IDF, poss, dan Resemblance to the ttle. Gambar 1. Dagram alr proses sstem secara umum Sebelum memasuk proses pembobotan, koleks dokumen berta melalu fase praproses data. Fase praproses data melput proses xml parsng, tokenzng, stopword removal, dan stemmng. XML parsng adalah proses pengubahan data.xml ke bentuk strng atau teks. Tokenzng adalah proses pemenggalan kata-kata sehngga setap kata dapat berdr sendr. Stopword removal adalah proses menghapus kata kunc yang tdak layak untuk dgunakan, sepert kata sambung, kata depan, kata gant dls. Sedangkan stemmng adalah proses untuk memperoleh kata dasar dar setap kata. Dalam tugas akhr n stemmng dlakukan dengan memanfaatkan kateglodb. Proses stemmng dlakukan dengan mengubah setap kata ke bentuk dasarnya dengan merujuk ke kateglodb. Data hasl praproses dsmpan ke dalam database. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Word Frequency Konsep dar Word Frequency (WF) adalah semakn serng suatu kata muncul dalam sebuah teks maka kata tersebut danggap sebaga kata pentng [3]. Sehngga untuk mendapatkan kata-kata pentng dar sebuah dokumen dlakukan pembobotan kata dengan menghtung frekuens kemunculan kata tersebut pada dokumen. Semakn besar frekuens kemunculan sebuah kata maka skornya akan semakn tngg. Langkah awal yang dlakukan adalah ekstraks term dar dokumen kemudan memberkan bobot pada tap

2 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Prnt) A-925 term tersebut berdasarkan jumlah kemunculan term pada dokumen. Kemudan merankng term berdasarkan bobot dan menyeleks term yang memlk bobot datas nla ambang (threshold). Term yang terseleks akan menjad Word Frequency Lst (WFLst). WFLst nlah yang nantnya dgunakan sebaga ftur pada pembobotan kalmat dengan cara mengukur kemrpan antara kalmat terhadap WFLst. Metode untuk mengukur kemrpan dapat menggunakan cosne smlarty atau metode pengukur kemrpan yang lan. B. TF-IDF Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF) adalah konsep pembobotan term pada sebuah dokumen. Ketka TF-IDF dterapkan pada lngkup kalmat, maka sebuah kalmat akan dberlakukan sebaga dokumen. Konsep dar TF- IDF adalah jka ada kata-kata yang spesfk muncul pada kalmat tertentu maka kalmat tersebut relatf danggap sebaga kalmat pentng [2]. Metode n melakukan perbandngan antara frekuens kemunculan term j pada kalmat ( dengan frekuens kalmat yang mengandung term j (. Bobot TF-IDF dar term j dapat dhtung dengan tf w doc j menggunakan persamaan 1, dmana adalah frekuens kata w ke- pada dokumen ke-j. Konsep tersebut memberkan pengukuran terhadap pentngnya kata w ke- pada dokumen tersebut. Sedangkan dfw dtentukan melalu Persamaan 2, dmana N adalah jumlah dokumen, dfw adalah jumlah dar dokumen yang mengandung kata w ke-. tf_ df tf df (1) w doc j w doc j w N dfw log( ) (2) df w C. Poss Kalmat Poss kalmat merupakan salah satu ftur yang dapat dgunakan untuk pembobotan kalmat. Dmana penlaannya berdasarkan pada letak kalmat dalam sebuah dokumen. Sama sepert peneltan [10] yang menggunakan poss sebaga salah ftur pembobotan kalmat. Dengan menggunakan aturan, kalmat yang possnya berada dawal dokumen memlk skor lebh besar dbandng kalmat yang possnya dakhr. Peneltan tersebut mampu memberkan penjelasan lmah tentang alasan penggunaan aturan tersebut untuk pembobotan kalmat dengan mengutp pernyataan dar Baxendale bahwa kebanyakan kalmat yang muncul dawal paragraf merupakan topc sentence. Hal nlah yang menjad dasar Jang-png (2012) untuk memberkan skor lebh besar pada kalmat yang muncul d awal dokumen. Namun sebenarnya, topc sentence kurang tepat dgunakan sebaga alasan dkarenakan topc sentence berlaku untuk semua jens tulsan termasuk berta onlne. Dan topc sentence bsa saja muncul dsemua poss dokumen, bak d awal, tengah, maupun akhr. Dalam lmu jurnalstk, ada beberapa teknk penulsan berta. Teknk yang palng banyak dgunakan untuk berta onlne adalah pramda terbalk. Pola pramda terbalk merupakan teknk penulsan berta yang dmula atau dawal dar kalmat yang danggap palng pentng, setelah tu dkut hal-hal yang kurang pentng. Peneltan n meyakn bahwa alasan n merupakan alasan yang tepat untuk memberkan skor lebh besar pada kalmat yang ada d poss awal dbandng dengan penggunaan alasan topc sentence. D. Kemrpan Kalmat dengan Judul Berta Judul berta merupakan satu komponen pentng dalam penulsan berta. Dalam berta onlne, judul dtuls secara rngkas dan jelas. Sebuah judul mnmal mengandung unsur S- P-O-K (Subyek Predkat Obyek Keterangan) dan dapat dambl dar beberapa kata atau kutpan yang ada dalam s berta. Hal nlah yang menjad dasar penggunaan judul sebaga nformas untuk mengetahu kalmat pentng dalam sebuah berta. Konsep dar teknk pembobotan kalmat berdasarkan kemrpan kalmat terhadap judul adalah bahwa bobot sebuah kalmat besar ketka nla kemrpan antara judul dengan kalmat tngg. Semakn besar bobot kalmat maka kalmat tersebut akan danggap semakn pentng. Hal n sama sepert yang ada pada peneltan [2] bahwa kalmat yang mrp dengan judul dan kalmat yang mencakup kata-kata dalam judul yang akan danggap sebaga kalmat pentng. III. PEMBOBOTAN KALIMAT DAN PEMILIHAN KALIMAT SEBAGAI RINGKASAN A. Pembobotan Kalmat Fase pembobotan kalmat merupakan proses perhtungan empat buah ftur untuk tap kalmat. Keempat buah ftur tersebut alah ftur poss kalmat, ftur word frequency, ftur TF-IDF, dan ftur kemrpan kalmat dengan judul. Konsep dar pembobotan kalmat yang pertama adalah dengan menggunakan WF. Dalam hal n WFLst ddapatkan dar sejumlah term dengan nla WF memenuh nla ambang (threshold), WFLst = {. Pembobotan kalmat dhtung berdasarkan nla kemrpan antara kalmat terhadap WFLst, persamaan 3. Dalam peneltan n dgunakan cosne smlarty untuk mengukur kemrpan antara kalmat dengan WFLst, Bobot kalmat berdasarkan WF untuk selanjutnya dsebut dengan, dengan S adalah kalmat. Sehngga adalah nla kemrpan kalmat terhadap WFLst, dmana S={. Pembobotan kalmat kedua ( ) pada peneltan n menggunakan pendekatan TF-IDF. Setelah ddapatkan bobot tap term dengan menggunakan persamaan 1, langkah selanjutnya adalah menghtung bobot kalmat berdasarkan bobot TF-IDF yang selanjutnya dsebut dengan menggunakan persamaan 4. merupakan hasl penjumlahan dar seluruh bobot term j yang muncul pada kalmat ( Pembobotan kalmat ketga ( ) menggunakan ftur poss. dhtung dengan menggunakan persamaan 5 yang mengadops dar peneltan (Me & Chen, 2012). Dengan aturan, kalmat yang possnya berada dawal dokumen memlk skor lebh besar dbandng kalmat yang possnya dakhr.

3 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Prnt) A-926 NO Pembobotan kalmat TOPIK keempat BERITA ( ) melbatkan judul JUMLAH berta BERITA (Ttle). Penghtungan menggunakan persamaan 6 yang mengadops 1 BLBI dar [2] yatu dengan cara membag antara 4 jumlah term 2 judul LG G4 yang muncul pada kalmat (Ntw) dengan 3 jumlah 3 Kunjungan Mark Zuckerberg 4 seluruh term yang ada pada judul (T). 4 Internet Indonesa lambat 2 5 Intel 3 6 Prosesor baru Intel 3 7 Smartphone 4G Intel 3 8 Kunjungan Jokow 2 9 Pdato Presden dan pemberan penghargaan 3 10 Saran SBY 3 11 Proyek LRT 3 12 Jokow ke Arab Saud 2 (3) (4) 13 Setelah Jokow ddapatkan ancam copot bobot menter sampa langkah berkutnya 2 adalah 14 menghtung Iklan Jokow total bobot kalmat dengan menggunakan 5 persamaan 15 Unkom 7. Bobot dan UPI d kalmat LIMA Badmnton yang ddapat berdasarkan 3 sampa seluruhnya TOTAL djumlahkan. Seluruh kalmat 45 akan dhtung bobotnya, hasl dar persamaan 7 nlah yang akan menjad total bobot kalmat. (5) (6) score 7) B. Pemlhan Kalmat sebaga Rngkasan Fase pemlhan kalmat dan penyusunan rngkasan dlakukan dengan melakukan pengurutan bobot kalmat secara descendng (terbesar ke terkecl). Kemudan beberapa kalmat dengan bobot terbesar dambl sebaga rngkasan. IV. UJI COBA DAN EVALUASI Uj coba dlakukan dengan mengukur performa hasl rngkasan dengan menggunakan kombnas empat ftur berta yatu poss kalmat (p), word frequency (w), TF-IDF (t), dan judul berta (j). Nantnya kombnas 4 ftur akan dbandngkan dengan kombnas 3 ftur dan kombnas 2 ftur. Untuk mengukur performans hasl rngkasan dgunakan metode evaluas ROUGE-N yatu ROUGE-1 dan evaluas berdasarkan waktu eksekus. A. Dataset Pengujan pada sstem perngkasan dalam peneltan n dlakukan dengan membandngkan hasl rngkasan sstem dengan hasl rngkasan manusa dengan menggunakan ROUGE-N. Pengujan dlakukan terhadap 15 kelompok dokumen berta berformat.xml yang dkelompokkan berdasarkan topk dmana masng-masng kelompok memlk jumlah dokumen berta yang djelaskan pada Tabel 1. Rngkasan yang dhaslkan terdr dar 10 buah kalmat untuk masng-masng topk. Tabel 1. Dataset berta B. Evaluas berdasarkan Nla ROUGE-1 Dar Tabel 2 dapat dlhat bahwa kombnas empat ftur yakn poss kalmat (p), word frequency (w), TF-IDF (t), dan judul berta (j) memlk total nla ROUGE-1 terbesar kedua setelah kombnas tga ftur yakn poss kalmat, word frequency, dan TF-IDF. Perbedaan dtunjukkan pada dataset rngkasan ke-4 yang dsebabkan oleh struktur xml yang kurang tepat sehngga mengakbatkan sstem dengan kombnas pwtj mengambl kalmat yang bukan bagan dar berta, yakn kalmat Baca juga Tabel 2. Nla ROUGE-1 antara rngkasan sstem (kombnas 2, 3, dan 4 ftur) dengan rngkasan groundtruth Selanjutnya poss ketga adalah kombnas dua ftur yakn poss kalmat dan word frequency. Perbedaan nla ROUGE-1 dantara ketganya pun dapat dkatakan sangat kecl yakn sektar Hal n menunjukkan bahwa kombnas empat ftur bukanlah yang terbak dalam menghaslkan rngkasan yang bak. Selan tu, hasl n juga menunjukkan bahwa ftur poss kalmat dan word frequency mengambl peranan pentng dalam menghaslkan rngkasan yang bak. Sebalknya ftur kemrpan dengan judul berta tdak peranan pentng karena dengan atau tanpa ftur tersebut nla ROUGE-1 tdak menunjukkan perbedaan yakn antara pwtj dan pwt. Bahkan pada kombnas tga ftur dan dua ftur dapat dlhat bahwa penggunaan ftur tersebut menghaslkan nla ROUGE-1 yang lebh kecl dbandngkan menggunakan ftur lan. C. Evaluas berdasarkan Waktu Eksekus Selan tu, uj coba juga dlakukan dengan mengukur waktu eksekus masng-masng kombnas untuk seluruh berta. Tabel 3. Lama waktu eksekus program (dalam satuan detk) tap kombnas ftur untuk tap topk berta Dar Tabel 3 dapat dlhat bahwa urutan rata-rata waktu eksekus seluruh kombnas terhadap 15 topk berta dar yang tercepat hngga yang terlambat alah sebaga berkut. 1. pj 2. wj 3. pw

4 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Prnt) A pwj 5. pt 6. tj 7. wt 8. wtj 9. pwt 10. pwtj 11. ptj Pengukuran berdasarkan waktu eksekus saja tentunya tdak dapat djadkan landasan mutlak untuk mengukur performa suatu metode. Maka dar tu, untuk mengetahu kombnas yang palng optmal untuk dgunakan dalam proses pemlhan kalmat, analss berdasarkan waktu eksekus akan dpadukan dengan analss berdasarkan nla ROUGE-1. D. Analss Tabel 4 menunjukkan urutan kombnas berdasarkan nla ROUGE-1 dan waktu eksekus. Nla ROUGE-1 durutkan secara descendng (terbesar - terkecl) sedangkan waktu eksekus durutkan secara ascendng (tercepat terlambat). Dar tabel tersebut dapat dambl dsmpulkan bahwa kombnas dua ftur yakn poss kalmat dan word frequency merupakan kombnas yang optmal untuk mendapatkan rngkasan yang bak dengan waktu yang cukup cepat. Kombnas dua ftur yakn poss kalmat dan word frequency merupakan kombnas yang optmal dsebabkan oleh hal-hal berkut. 1. Sebagan besar berta cenderung menyampakan de pokoknya pada awal-awal kalmat sedangkan kalmatkalmat selanjutnya merupakan penjelas atau bahkan nformas-nformas lan d luar pokok bahasan. Sehngga dengan menggunakan ftur poss kalmat, kta dapat mengambl ntsar dar berta tersebut. Selan tu, perhtungan skor poss kalmat juga sangat sederhana (persamaan 5 ) sehngga tdak memakan waktu eksekus program. 2. Kalmat-kalmat berta yang dapat djadkan sebaga rngkasan secara umum mengandung kata-kata yang serng muncul pada kumpulan dokumen. 3. Ftur TF-IDF sebenarnya merupakan ftur yang cukup pentng untuk menghaslkan rngkasan yang bak. Hal n dapat dlhat dar nla ROUGE-1 yang tngg ketka menggunakan ftur TF-IDF. Namun, jka dlhat berdasarkan waktu, penggunaan ftur TF-IDF cukup memakan waktu eksekus karena dalam prosesnya ftur n harus menghtung bobot TF-IDF tap kata d tap dokumen. Untuk ftur kemrpan dengan judul berta, berdasarkan hasl uj coba, dapat dsmpulkan bahwa ftur tersebut tdak terlalu memegang peranan pentng karena dengan atau tanpa ftur tersebut nla ROUGE-1 tdak menunjukkan perbedaan yakn antara kombnas 4 ftur dan kombnas ftur poss kalmat, word frequency, dan TF-IDF. Bahkan pada kombnas tga ftur dan dua ftur dapat dlhat bahwa penggunaan ftur tersebut menghaslkan nla ROUGE-1 yang lebh kecl dbandngkan menggunakan ftur lan. Tabel 4. Urutan kombnas berdasarkan ROUGE-1 dan waktu eksekus V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesmpulan Berdasarkan uj coba, ddapatkan kesmpulan bahwa dantara empat kombnas ftur yakn ftur poss kalmat, word frequency, TF-IDF, dan judul berta, kombnas yang palng optmal berdasarkan nla ROUGE-1 dan waktu eksekus adalah kombnas ftur poss kalmat dan word frequency dengan nla ROUGE-1 sebesar dan lama waktu eksekus detk. B. Saran Adapun saran untuk pengembangan lebh lanjut dar proses perngkasan mult-dokumen dalam Tugas Akhr n alah dlakukan pengembangan lebh lanjut agar tngkat akuras yang dhaslkan bsa lebh bak yatu dengan cara mencar tahu nla parameter-parameter yang optmal contohnya parameter threshold jumlah kata yang dmasukkan ke dalam WFLst. DAFTAR PUSTAKA [1] Fachrurroz, M., Yuslan, N., & Yoanta, R. U. (2013). Frequent Term based Text Summarzaton for Bahasa Indonesa. Internatonal Conference on Innovatons n Engneerng and Technology (ICIET'2013). Bangkok (Thaland). [2] Ferrera, R., Cabral, L. d., Lns, R. D., e Slva, G. P., & Fretas, F. (2013). Assessng sentence scorng technques for extractve text summarzaton. Expert Systems wth Applcatons, 40, [3] Ferrera, R., Fretas, F., Cabral, L. d., Lns, R. D., Lma, R., Franc a, G.,... Favaro, L. (2014). A Context Based Text Summarzaton System. 11th IAPR Internatonal Workshop on Document Analyss Systems. IEEE. [4] Hol, M. H. (2006). Integratng tf-df Weghtng Wth Fuzzy Vew based Search. Proceedngs of the ECAI Workshop on Text-Based Informaton Retreval (TIR-06). Rva del Garda, Italy. [5] Karel J., J. S. (2008). Automatc Text Summarzaton (The State of The Art 2007 and New Challenges). Znalost (hal. 1-12). Ústav nformatky a softvérového nznerstva: FIIT STU Bratslava. [6] Ln, C. Y. (2004). ROUGE: a Package for Automatc Evaluaton of Summares. In Proceedngs of Workshop on Text Summarzaton Brances Out (hal ). Barcelona: Assocaton for Computatonal Lngustcs. [7] Radev, D. R., Hovy, E. H., & McKeown, K. (2002). Introducton to the Specal Issue on Summarzaton. Computatonal Lngustcs, 28(4), [8] Salton, G., & Buckley, C. (1988). TERM-WEIGHTING APPROACHES IN AUTOMATIC TEXT RETRIEVAL. Informaton Processng & Management, 24, [9] Kavta-Ganesan (2016). ROUGE 2.0 Documentaton - Java Package for Evaluaton of Summarzaton Tasks [Onlne].Terseda: [18 Jul 2016]

5 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Prnt) A-928 [10] Me, J.-P., & Chen, L. (2012). SumCR: A new subtopc-based extractve approach for text summarzaton. Knowl Inf Syst (2012), 31,

STRATEGI PEMILIHAN KALIMAT PADA PERINGKASAN MULTI DOKUMEN

STRATEGI PEMILIHAN KALIMAT PADA PERINGKASAN MULTI DOKUMEN STRATEGI PEMILIHAN KALIMAT PADA PERINGKASAN MULTI DOKUMEN Satro Verdanto, Agus Zanal Arfn, dan Dana Purtasar Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Informas, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE M. Fachrurroz, M.T. 1, Nov Yuslan, M.T. 2 1,2 Jurusan Teknk Informatka Fakultas Ilmu Komputer, Unverstas Srwjaya 1 obetsobets@gmal.com,

Lebih terperinci

PENENTUAN KELAS DENGAN NEAREST NEIGHBOR CLUSTERING DAN PENGGUNAAN METODE NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI DOKUMEN

PENENTUAN KELAS DENGAN NEAREST NEIGHBOR CLUSTERING DAN PENGGUNAAN METODE NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI DOKUMEN PENENTUAN KELAS DENGAN NEAREST NEIGHBOR CLUSTERING DAN PENGGUNAAN METODE NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI DOKUMEN Handry Wardoyo 1 Jeanny Pragantha Vny Chrstant M. 3 1 3 Teknk Informatka Unverstas Tarumanagara

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

Pengenalan Karakter Tulisan Tangan Angka dan Operator Matematika Berdasarkan Zernike Moments Menggunakan Support Vector Machine

Pengenalan Karakter Tulisan Tangan Angka dan Operator Matematika Berdasarkan Zernike Moments Menggunakan Support Vector Machine JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) 1 Pengenalan Karakter Tulsan Tangan Angka dan Operator Matematka Berdasarkan Zernke Moments Menggunakan Support Vector Machne

Lebih terperinci

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN Hendra Bunyamn Jurusan Teknk Informatka Fakultas Teknolog Informas Unverstas Krsten Maranatha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Deteksi Kesesuaian Dokumen Proposal Program Kreativitas Mahasiswa Dengan Metode Extended Weighted Tree Similarity

Pengembangan Sistem Deteksi Kesesuaian Dokumen Proposal Program Kreativitas Mahasiswa Dengan Metode Extended Weighted Tree Similarity Pengembangan Sstem Deteks Kesesuaan Dokumen Proposal Program Kreatvtas Mahasswa Dengan Metode Extended Weghted Tree Smlarty Wwk Suharso 1), Qurrota A yun 2), Den Arfanto 3) 1,2,3) Jurusan Teknk Informatka,

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

PERINGKAS DOKUMEN OTOMATIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY MODEL SISTEM INFERENSI MAMDANI

PERINGKAS DOKUMEN OTOMATIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY MODEL SISTEM INFERENSI MAMDANI Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Multmeda 2013 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 19 Januar 2013 PERINGKAS DOKUMEN OTOMATIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY MODEL SISTEM INFERENSI MAMDANI Achmad Rdok 1), Tr Cahyo Romadhona

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen 4 TINJAUAN PUSTAKA Kualtas Dosen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesa (KBBI) tahun 2002, kualtas dartkan sebaga : (1) tngkat bak buruknya sesuatu atau kadar; (2) derajat atau taraf (kepandaan, kecakapan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno TH, Pengembangan Metode Algortma Gen, Hal 93-0 PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno Tr Hayat Abstrak Metode optmas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA PENERAPAN MEODE LINIEAR DISCRIMINAN ANALYSIS PADA PENGENALAN AJAH ERASIS KAMERA Asep Sholahuddn 1, Rustam E. Sregar 2,Ipng Suprana 3,Setawan Had 4 1 Mahasswa S3 FMIPA Unverstas Padjadjaran e-mal: asep_sholahuddn@yahoo.com

Lebih terperinci

Vol. 6, No. 2, September 2013 ISSN

Vol. 6, No. 2, September 2013 ISSN Vol. 6, No. 2, September 2013 ISSN 1979-5661 PENDEKATAN POSITIONAL TEXT GRAPH UNTUK PEMILIHAN KALIMAT REPRESENTATIF CLUSTER PADA PERINGKASAN MULTI-DOKUMEN I Putu Gede Hendra Suputra, Agus Zanal Arfn, Anny

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING

IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING M. Helmy Noor 1, Moh. Harad 2 Program Pasasarjana, Jurusan Teknk Elektro, Program Stud Jarngan Cerdas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMIRIPAN POLA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN

ANALISIS KEMIRIPAN POLA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN AALISIS KEMIRIPA POLA CITRA DIGITAL MEGGUAKA METODE EUCLIDEA Eus St ur Asyah1), Abdul Hayat2), Puspa Wdant3), Shnta Yulnda Prasetya4), Helm Iskandar5) 1), 2 ), 3) Komputersas Akuntans AMIK Raharja Informatka

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Prosdng SPMIPA. pp. 147-15. 006 ISBN : 979.704.47.0 EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Rta Rahmawat, I Made Sumertajaya Program Stud Statstka Jurusan Matematka FMIPA

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

STATISTIK menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non bilangan, yg disusun ke dlm tabeldiagram-grafik yang menggambarkan suatu persoalan.

STATISTIK menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non bilangan, yg disusun ke dlm tabeldiagram-grafik yang menggambarkan suatu persoalan. PERTEMUAN 1 STATISTIK menyatakan kumpulan data, blangan maupun non blangan, yg dsusun ke dlm tabeldagram-grafk yang menggambarkan suatu persoalan. STATISTIKA lmu yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Sejalan dengan semakn populernya penggunaan Internet dan Perpustakaan Dgtal nformas dalam jumlah yang luar basa besar kn bsa dakses secara luas oleh masyarakat suatu hal yang

Lebih terperinci

SISTEM PENAMBANG TERM INDIKATOR PADA PELATIHAN KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL BERBASIS ISO/IEC 9126

SISTEM PENAMBANG TERM INDIKATOR PADA PELATIHAN KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL BERBASIS ISO/IEC 9126 SISTEM PENAMBANG TERM INDIKATOR PADA PELATIHAN KEBUTUHAN NON-FUNGSIONAL BERBASIS ISO/IEC 926 Wwk Suharso ), St Rochmah 2),2) Program Magster Jurusan Teknk Informatka Fakultas Teknolog Informas Insttut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci