BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan dan pengiriman produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 2). Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi output. Proses pengembangan produk adalah urutan langkah-langkah atau kegiatan dimana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan mengkomersialkan suatu produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 14). Proses pengembangan produk terbagi dalam enam tahapan (Ulrich dan Eppinger, 2001: 15-17), yaitu: 1. Perencanaan produk merupakan proses awal dari pengembangan produk. Output dari proses ini adalah pernyataan misi proyek, yang merupakan input yang dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan konsep dan merupakan suatu petunjuk untuk tim pengembangan. 2. Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh. Konsep adalah uraian dan

2 8 bentuk, fungsi, dan tampilan suatu produk dan biasanya dibarengi dengan sekumpulan spesifikasi, analisis produk-produk pesaing serta pertimbangan ekonomi proyek. 3. Fase kedua pada proses ini adalah perancangan tingkatan sistem. Fase ini mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistemsubsistem serta komponen-komponen. Output dari fase ini biasanya mencakup tata letak bentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari tiap subsistem produk, serta diagram aliran proses pendahuluan untuk proses rakitan akhir. 4. Fase kedua pada proses ini adalah perancangan detail. Perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Output dari fase ini adalah pencatatan pengendalian untuk produk: gambar pada file komputer tentang bentuk tiap komponen dan peralatan produksinya, spesifikasi komponen-komponen yang dibeli, serta rencana proses untuk pabrikasi dan perakitan produk. 5. Pengujian dan perbaikan. Fase ini melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototype awal (alpha) biasanya dibuat dengan menggunakan komponen-komponen dengan bentuk dan jenis material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan proses pabrikasi dengan proses yang sama dengan yang dilakukan pada produksi sesungguhnya. Prototype alpha diuji untuk menentukan apakah produk akan bekerja sesuai dengan yang direncanakan dan apakah produk memenuhi kebutuhan kepuasan

3 9 konsumen utama. Prototype berikutnya (beta) biasanya dibuat dengan komponenkomponen yang dibutuhkan pada produksi namun tidak dirakit dengan menggunakan proses perakitan akhir separti pada perakitan sesungguhnya. Prototype beta dievaluasi secara internal dan diuji oleh konsumen dengan menggunakannya secara langsung. Sasaran dari prototype beta biasanya adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan keandalan dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan perubahan-perubahan secara teknik untuk produk akhir. 6. Produksi awal. Pada fase ini produk dibuat denggan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari fase ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin timbul pada proses produksi sesungguhnya. Produk-produk yang dihasilkan pada produksi awal kadang-kadang disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan secara hati-hati dievaluasi untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang timbul. Perahlian dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Karena tahap pengembangan konsep dalam proses pengembangan itu sendiri membutuhkan lebih banyak koordinasi dibandingkan fungsi-fungsi lainnya. Hal ini dikarenakan keseluruhan proses mengikuti urutan kebiasaan yang sama persis, menyelesaikan suatu kegiatan sebelum kegiatan berikutnya dimulai. Praktisnya, kegiatan awal-akhir mungkin tumpang tindih dalam waktu, serta proses interaksi sering diperlukan. Perulangan ini umumnya dinamakan iterasi. Proses awal-akhir pada pengembangan produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 18-19), yaitu:

4 10 Identifikasi kebutuhan pelanggan, yaitu memahami kebutuhan pelanggan dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembang. Output dari langkah ini adalah sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar hierarki, dengan bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan. Penetapan spesifikasi target. Dimana langkah ini merupakan terjemahan dari kebutuhan pelanggan menjadi kebutuhan secara teknis. Output dari langkah ini adalah adalah suatu daftar spesifikasi target. Setiap spesifikasi terdiri dari suatu metrik (besaran), serta nilai-nilai batas dan ideal untuk besaran tersebut Penyusunan konsep yang menggali lebih jauh area konsep-konsep produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Pemilihan konsep. Dimana, pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis dan secara berturut-turut dieleminasi untuk mengidentifikasikan konsep yang paling menjanjikan. Pengujian konsep, yaitu satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan pelanggan telah terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk, dan mengidentifikasikan beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama proses pengembangan selanjutnya. Penentuan spesifikasi akhir. Spesifikasi target yang telah dientukan diawal proses ditinjau kembali setelah proses dipilih dan diuji. Pada titik ini, tim harus konsisten dengan nilai-nilai besaran spesifik yang mencerminkan batasan-batasan pada

5 11 konsep itu sendiri, batasan-batasan yang didentifikasikan melalui permodelan secara teknis, serta pilihan antara biaya dan kinerja. Analisis produk-produk pesaing. Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk baru yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produk dan proses produksi. Analisis pesaing dilakukan untuk mendukung banyak kegiatan awal-akhir. Permodelan dan pembuatan prototype. Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan prototype. Hal ini mencakup, antara lain model pembuktian konsep, yang akan membantu tim pengembangan dalam menunjukkan kelayakan: model hanya bentuk dapat ditunjukkan pada pelanggan untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya, sedangkan model lembar kerja adalah untuk pilihan teknis Perencanaan Produk Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi proyek dilakukan lima tahapan berikut (Ulrich dan Eppinger, 2001: 37): 1. Mengidentifikasikan peluang 2. Mengevaluasi dan memprioritaskan proyek 3. Mengalokasikan sumberdaya dan rencana waktu 4. Menglengkapi perencanaan pendahuluan proyek 5. Merefleksikan kembali hasil dan proses

6 12 Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 36) Gambar 2.1 Proses Perencanaan Produk Mengidentifikasikan Peluang-Peluang Rencana proses dimulai dengan mengidentifikasikan peluang-peluang pengembangan produk. Ide-ide untuk produk baru atau detail produk berasal dari beberapa sumber, meliputi: Personal pemasaran dan pejualan Penelitian dan organisasi pengembangan teknologi Tim pengembangan produk saat ini Manufaktur dan operasional organisasi Pelanggan sekarang atau potensial Pihak ketiga seperti pemasok, pencipta, dan partner-partner bisnis Proses identifikasi peluang pengembangan produk sangat berhubungan dengan kegiatan mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan. Beberapa pendekatan proaktif, meliputi: Mencatat kegagalan dan keluhan yang dialami pelanggan dengan produk yang ada sekarang.

7 13 Mewawancarai pengguna utama, dengan memfokuskan pada proses inovasi oleh pengguna-pengguna ini dan modifikasi-modifikasi yang dilakukan oleh para pengguna terhadap produk yang ada. Mempertimbangkan implikasi terhadap adanya kecenderungan-kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori produk yang ada dan peluang-peluang kategori produk baru. Beberapa usulan pelanggan sekarang dikumpulkan secara sistematis melalui tenaga penjualan dan sistem pelayanan pelanggan. Studi para pesaing produk dilakukan secara hati-hati dengan berdasarkan pada basis sekarang (keunggulan-keunggulan pesaing). Status teknologi yang muncul dilihat kembali untuk menfasilitasi perpindahan teknologi yang tepat dari penelitian kearah pengembangan produk. Bila dipergunakan secara aktif, terowongan peluang dapat menampung ide-ide secara kontiniu, dan peluang-peluang produk baru mungkin akan dihasilkan setiap waktu Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek-Proyek Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang ada adalah:

8 14 Strategi bersaing Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk yang mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan untuk memilih peluang. Beberapa strategi yang mungkin antara lain: kepemimpinan teknologi, kepemimpinan biaya, fokus pelanggan, dan tiruan. Segmentasi pasar Dengan membagi suatu pasar menjadi segmen-segmen memungkinkan perusahaan untuk mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Dengan memetakan produk-produk pesaing dan produk milik perusahaan sendiri dalam segmen-segmen, perusahaan dapat memperkirakan peluang produk yang mana yang menyebabkan kelemahan lini produknya dan yang mana yang memanfaatkan kelemahan dari penawaran pesaing-pesaing. Alur teknologi Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaan proyek yang utama adalah penentuan waktu menggunakan teknologi dasar yang baru dalam lini produk. Kurva teknologi S menggambarkan performansi produk dalam suatu kategori produk sepanjang waktu, biasanya dengan berdasarkan variabel performasi tunggal seperti resolusi, kecepatan atau keandalan.

9 15 Perencanaan platform produk Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan produk. Komponen-komponen dan subrakitan-subrakitan sering menjadi hal terpenting dari aset-aset ini. Platform efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk untuk dirancang lebih cepat dan mudah, dimana setiap produk memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi yang diinginkan oleh pasar utama. Salah satu teknik utuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan perencanaan produk adalah peta jalur teknologi. Suatu peta jalur teknologi merupakan suatu cara untuk menunjukkan ketersediaan yang diharapkan dan masa depan penggunaan berbagai teknologi yang relavan untuk produk yang dipertimbangkan. Kemudian proses mengevaluasi peluang dan produk baru didiskusikan dan menyeimbangkan portfolio proyek. Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluangpeluang produk baru secara fundamental meliputi: Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per-tahun) Intensitas persaingan ( jumlah pesaing dan kekuatan mereka) Kedalaman pengetahuan perusahaan mengenai pasar yang telah ada Kedalaman pengetahuan perusahaan mengenai teknologi yang telah ada Kesesuaian dengan produk-produk perusahaan lainnya Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.

10 16 Potensi untuk mendapatkan paten, rahasia perdagangan atau mengetahui hambatan lainnya untuk persaingan Eksistensi dari produk unggulan yang ada pada perubahaan Meskipun tidak terdapat prosedur-prosedur umum untuk memutuskan secara tepat portfolio apa yang harus dilakukan, dalam kebanyakan kasus, suatu perusahaan dapat mengambil manfaat dari bermacam-macam proyek seperti manfaat dari sekumpulan proyek, hanya sebagai suatu manfaat portfolio dari diversifikasi Mengalokasikan Sumber Daya dan Merencanakan Penentuan Waktu Perencanaan agregat membantu suatu perusahaan untuk menggunakan sumberdayanya secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk diselesaikan berdasarkan sumber daya yang dianggarkan. Dengan memperkirakan sumber daya yang dibutuhkan untuk tiap proyek dalam rencana bulan-an, tiga bulan-an, atau tahunan membuat organisasi harus menghadapi kenyataan bahwa sumber daya mereka teratas. Dalam kebanyakan kasus, sumber daya utama yang diatur merupakan usaha dari staf pengembangan, biasanya ditekankan dalam jam kerja orang atau jam kerja bulanan orang. Dalam menentukan waktu dan urutan proyek, kadang digunakan istilah manajemen pipa (pipeline management), yang harus mempertimbangkan faktorfaktor sebagai berikut:

11 17 Penentuan waktu pengenalan produk: biasanya makin cepat suatu produk dibawa kepasar adalah makin baik. Kesiapan teknologi: kekuatan teknologi yang digunakan memainkan peran kriteria dalam proses perencanaan. Kesiapan pasar: langkah-langkah pengenalan roduk menentukan apakah lebih baik sesegera mungkin mengadakan produk dan baru kemudian menjualnya sebanyak mungkin atau apakah mereka harus membeli produk yang umurnya panjang pada harga awal yang tinggi. Persaingan: penawaran produk yang telah mengantisipasi produk pesaing akan mempercepat waktu proyek pengembangan Menyelesaikan Perencanaan Proyek Pendahuluan Pada point ini pernyataan kesempatan yang lebih segera mungkin ditulis kembali sebagai suatu pernyataan visi produk. Sasaran yang telah terdefinisi dalam pernyataan visi produk mungkin sangatlah umum. Didalamnya tidak tercakup teknologi baru yang spesifik yang harusnya digunakan, atau apakah perlu untuk menyatakan sasaran dan batasan-batasan fungsi seperti produksi dan operasional pelayanan. Dalam rangka memberikan petunjuk yang jelas untuk organisasi pengembangan produk, biasanya tim memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar target dan asumsiasumsi yang mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan terdapat pada suatu pertanyaan misi (mission statement).

12 18 Pertanyaan misi mungkin mencakup beberapa dari keseluruhan informasi berikut: Uraian produk ringkas: uraian ini mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun menghindari penggunaan konsep produk spesifik. Mungkin saja berupa pertanyaan visi produk. Sasaran utama bisnis: sebagai tambahan sasaran proyek yang mendukung strategi perusahaan, sasaran ini biasanya mencakup waktu, biaya dan kualitas Pasar target untuk produk: terdapat beberapa pasar target untuk produk. Bagian ini mengidentifikasikan pasar utama dan pasar kedua yang perlu dipertimbangkan dalam usaha pengembangan. Asumsi-asumsi dan batasan-batasan untuk mengarahkan usaha pengembangan: asumsi harus dibuat dengan hati-hati, meskipun mereka membatasi kemungkinan jangkauan konsep produk, mereka membantu untuk menjaga lingkup proyek yang terkelola. Untuk itu dibutuhkan informasi-informasi untuk pencatatan keputusan mengenai asumsi dan batasan. Stakeholder: satu cara untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari produk, yaitu sekumpulan orang yang dipengaruhi oleh keberhasilan dan kegagalan produk. Daftar stakeholer dimulai dari pengguna akhir (pelanggan eksternal akhir) dan pelanggan eksternal yang membuat keputusan tentang produk. Stakeholder juga mencakup pelanggan produk yang mendampingi perusahaan, seperti tenaga penjual, organisasi pelayanan, dan departemen

13 19 produksi. Daftar stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk mempertimbangkan kebutuhan setiap orang yang akan diperngaruhi oleh produk. Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu reality cek harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini adalah waktu untuk memperbaiki, paling tidak mereka menjadi lebih hebat dan bernilai sesuai dengan kemajuan proses pengembangan. Langkah langkah dalam proses dapat dan seharusnya dijalankan secara simultan untuk memastikan apakah banyak rencana dan keputusan konsisten dengan yang lainnya dan dengan sasaran, kemampuan dan keterbatasan perusahaan Mereflesikan Hasil dengan Proses Pada langkah akhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya menayakan beberapa pertanyaan untuk memperkirakan kualitas proses dan hasil. Beberapa pertanyaan yang diusulkan adalah: Apakah rencana produk mendukung strategi persaingan perusahaan? Apakah rencana produk menunjukkan peluang yang ditemui perusahaan sekarang yang paling penting? Apakah total sumber daya yang dialokasikan untuk pengembangan produk cukup untuk mencapai strategi persaingan perusahaan?

14 20 Apakah cara-cara kreatif untuk penentuan sumber daya terbatas telah dipertimbangkan, seperti penggunaan platform produk, joint venture dan kemitraan dengan pemasok? Apakah peluang produk yang menyenangkan benar-benar telah dikumpulkan? Apakah tim inti telah menerima tantangan yang dihasilkan dalam pernyataan misi? Apakah elemen-elemen dari pernyataan misi konsisten? Apakah asumsi-asumsi yang terdapat dalam pernyataan misi sungguh-sungguh diperlukan atau terlalu dibatasi? Haruskah tim pengembangan memiliki kebebasan untuk mengembangkan produk dengan kemungkinan terbaik? Bagaimana proses perencanaan produk dapat diperbaiki? Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Sebelum memulai proyek pengembangan, perusahaan umumnya mengidentifikasi peluang pasar terlebih dahulu, mencatat kendala utama serta menetapkan tujuan proyek tersebut. Dengan melakukan pernyataan misi (mission statement). Dari pernyataan misi kemudian dapat dilanjutkan dengan mengumpulkan kebutuhan pelanggan.

15 21 Pernyataan Misi Identifikasi kebutuhan pelanggan Menetapkan Spesifikasi & Targetnya Mendisain Konsep2 Produk Memilih Konsep Produk Menguji Konsep Produk Menetapkan spesifikasi akhir Rencana Alur Pengemban gan Rencana Pengembangan Proses Analisa Ekonomis Produk Benchmark produk kompetitor Membangun Model Pengujian dan prototype produk Sumber: Perancangan dan Pemgembagan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 57) Gambar 2.2 Aktivitas Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Dalam Hubungan Dengan Aktivitas Pengembangan Konsep Lain Produk dianggap memberikan manfaat ketika produk tersebut dapat memuaskan pelanggan salah satu indikator apakah kebutuhan pelanggan telah diidentifikasi secara benar adalah dengan melihat apakah pelanggan menyukai prototype pertama yang dikembangkan oleh tim. Walaupun demikian, metode terstruktur untuk mengumpulkan data dari pelanggan tetap berguna dan dapat menurunkan resiko besar dalam pengembangan produk baru secara radikal. Apakah pelanggan sanggup atau tidak mengkomunikasikan kebutuhan mereka yang tersembunyi, interaksi dengan pelanggan yang menjadi target pasar akan sangat membantu tim pengembang mendapatkan pemahaman tentang lingkungan pengguna serta mengetahui cara pandang mereka. Informasi mengenai pengguna ini akan bermanfaat, walaupun tidak selalu diperoleh melalui proses identifikasi kebutuhan produk yang akan dikembangkan.

16 22 Identifikasi kebutuhan pelanggan sendiri adalah sebuah proses yang dibagi menjadi lima tahap, lima tahap tersebut adalah (Ulrich dan Eppinger, 2001: 57): 1. Mengumpulkan data mentah dari pelanggan. 2. Menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan. 3. Mengorganisasikan kebutuhan menjadi beberapa hierarki, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tertier. 4. Menetapkan derajat kepentingan relatif setiap kebutuhan. 5. Menganalisa hasil dan proses Mengumpulkan Data Mentah dari Pelanggan Dalam mengumpulkan data mentah dari pelanggan dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya: 1. Wawancara 2. Kelompok fokus 3. Observasi produk pada saat digunakan Dalam mengumpulkan data perlu juga dilakukan memilih pelanggan. Kebutuhan dapat diidentifikasi lebih efisien dengan mewawancarai sekelompok pelanggan yang disebut pengguna utama (lead users). Pengguna utama adalah pelanggan yang berpengalaman dan berpandangan lebih maju ke depan dibandingkan mayoritas target pasar. Pelanggan seperti ini berguna sebagai sumber data karena dua alasan, yaitu (1) mereka seringkali mampu mengkomunikasikan kebutuhan yang mereka rasakan

17 23 karena selama ini telah berkutat dengan ketidaksempurnaan produk yang sekarang, dan (2) mereka kadang kadang telah menemukan solusi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan memfokuskan pengguna utama, tim akan sanggup untuk mengidentifikasikan kebutuhan yang walaupun nyata bagi pengguna utama, tetapi masih tersembunyi untuk sebagian besar calon pelanggan lainnya. Menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhan yang tersembunyi akan membuat perusahaan sanggup untuk mengantisipasi tren yang akan datang dan melampaui produk-produk kompetitor. Pengumpulan data dengan wawancara bertujuan untuk mendapatkan ekspresi yang jujur tentang kebutuhan, interaksi dengan pelanggan bersifat verbal, pewawancara menanyakan beberapa pertanyaan dan pelanggan memberikan respon. Suatu tuntutan wawancara akan berguna untuk menstrukturkan dialog tersebut. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang dapat digunakan setelah pewawancara memperkenalkan dirinya dan menerangkan maksud wawancara tersebut: Kapan dan mengapa Anda menggunakan produk jenis ini? Ceritakan pengalaman menarik ketika Anda menggunakan produk ini. Apa yang Anda sukai dari produk yang sekarang? Apa yang Anda tidak sukai dari produk yang sekarang? Hal hal apa yang Anda pertimbangkan ketika membeli produk ini? Apa perbaikan yang ingin Anda lakukan terhadap produk ini?

18 24 Berikut adalah beberapa tuntutan untuk melakukan interaksi yang efektif dengan pelanggan: Biarkan wawancara mengalir apa adanya Gunakan perangsang visual dan alat peraga Hindari hipotesa awal tentang teknologi produk Biarkan pelanggan mendemonstrasikan produk atau tugas tugas tertentu yang berhubungan dengan produk Bersiaplah dengan kejutan atau ekspresi yang tercetus dari kebutuhan yang tersembunyi Amati informasi non verbal Akan tetapi dalam mengumpulkan kebutuhan yang berhubungan dengan produk yang revolusioner, dimana pelanggan belum mempunyai pengalaman dengan produk tersebut, wawancara sebaiknya difokuskan kepada tugas-tugas atau situasi dimana produk baru tersebut akan diterapkan, dan bukan difokuskan terhadap produk itu sendiri. Dalam melakukan pengumpulan data dengan pelanggan dapat didokumentasikan dengan beberapa metode yaitu: 1. Rekaman suara ( audio recording ) 2. Catatan 3. Rekaman video 4. Foto

19 25 Hasil akhir dari proses pengumpulan data adalah menyusun data mentah, biasanya dalam kolom/ lembaran pernyataan pelanggan (customer statement), dan seringkali dilengkapi dengan rekaman video atau foto Menginterpretasikan Data Mentah Menjadi Kebutuhan Pelanggan Kebutuhan pelanggan diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan merupakan hasil interpretasi kebutuhan yang berupa data mentah yang diperoleh dari pelanggan. Proses penterjemahan hasil wawancara akan menimbulkan berbagai kebutuhan yang berbeda, sehingga akan berguna memiliki lebih dari satu anggota tim untuk melaksanakan proses penterjemahan. Dalam menulis peryataan pelanggan, memiliki beberapa ketentuan yaitu: Ekspresikan Kebutuhan sebagai Apa yang harus dilakukan produk, bukan bagaimana melakukannya Ekspresikan kebutuhan sama spesifiknya seperti data mentah Gunakan pernyataan positif, bukan negatif Ekspresikan kebutuhan sebagai atribut dari produk Hindari kata-kata Harus dan Mesti Daftar kebutuhan pelanggan merupakan susunan final dari semua kebutuhan yang diperoleh dari wawancara pelanggan yang dilakukan terhadap target pasar.

20 Mengorganisasikan Kebutuhan Menjadi Beberapa Hierarki Tujuan dari mengorganisasikan kebutuhan menjadi hierarki adalah untuk membagi daftar kebutuhan menjadi kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tertier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang paling umum sifatnya, sementara kebutuhan sekunder dan tertier diekspresikan secara lebih terperinci. Prosedur mengorganisasikan kebutuhan menjadi daftar hierarki merupakan proses yang intuitif. Tahap tahap prosedur untuk mengelompokkan kebutuhan menjadi hierarki: 1. Tuliskan setiap pernyataan kebutuhan pada kartu-kartu atau secarik kertas yang terpisah. 2. Kurangi pernyataan kebutuhan yang sama atau tidak dibutuhkan lagi. 3. Kelompokkan kartu-kartu berdasarkan kesamaan kebutuhan yang diekspresikan. 4. Untuk setiap grup berikan nama/ label. 5. Pertimbangkan untuk mengelompokkan grup yang dihasilkan menjadi super grup yang terdiri dari 2 sampai 5 grup. 6. Periksa dan edit kembali pernyataan kebutuhan yang telah disusun Menetapkan Derajat Kepentingan Relatif Setiap Kebutuhan Daftar hierarki saja tidak memberikan informasi mengenai tingkat kepentingan relatif yang dirasakan pelanggan terhadap kebutuhan yang berbeda-beda. Sementara itu tim pengembang harus membuat prioritas pilihan dan mengalokasikan sumber daya dalam mendesain produk. Proses indentifikasi kebutuhan pelanggan adalah

21 27 menetapkan tingkat kepentingan relatif kebutuhan. Selanjutnya, menentukan bobot kepentingan setiap kebutuhan, yaitu (1) bersandar pada konsensus anggota tim berdasarkan pengalaman mereka selama ini dengan pelanggan, atau (2) berdasarkan nilai kepentingan yang diperoleh dari survei lanjutan terhadap pelanggan. Kemudian dilakukan survei pelanggan, namun pertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan langkah ini. Pada titik ini tim sudah harus mempunyai catatan tentang kelompok pelanggan. Bobot kepentingan setiap kebutuhan dapat diungkapkan dengan beberapa cara yaitu nilai rata-rata, standar deviasi atau jumlah respons untuk setiap kategori kepentingan Menganalisa Hasil dan Proses Langkah terakhir pada metoda indentifikasi kebutuhan pelanggan adalah menggambarkan kembali hasil dan proses. Walaupun proses identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan suatu metode yang terstruktur, metode tersebut bukanlah ilmu pasti. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam metode ini adalah: Sudahkah kita berinteraksi dengan semua tipe pelanggan penting dalam target pasar kita? Apakah kita sanggup menangkap lebih jauh kebutuhan yang berhubungan dengan produk sekarang untuk menangkap kebutuhan yang tersembunyi dari pelanggan kita?

22 28 Masih adakah wilayah penyelidikan yang harus kita kejar untuk mencatat kemajuan wawancara atau survei yang telah dilakukan? Manakah diantara pelanggan yang diwawancara merupakan partisipan yang baik, yang dapat membantu kita pada usaha pengembangan produk lebih lanjut? Apa yang kita ketahui sekarang, namun belum kita ketahui waktu memulai proses? Apakah kita mendapatkan kejutan dengan kebutuhan yang terkumpul? Apakah kita sudah melibatkan setiap orang dalam organisasi kita yang membutuhkan pemahaman yang baik mengenai kebutuhan pelanggan? Bagaimana kita memperbaiki proses pada usaha pengembangan dimasa yang akan datang? Spesifikasi Produk Spesifikasi produk yaitu menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh sebuah produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 77). Spesifikasi terdiri dari metrik dan nilai metrik. Sebagai contoh waktu rata-rata untuk memasang adalah metrik, sementara kurang dari 75 detik adalah nilai metrik Penetapan Spesifikasi Target Biasanya, setelah mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, tim membuat target spesifikasi (spesifikasi awal). Target spesifikasi merupakan tujuan tim pengembangan, yang berperan menjelaskan produk agar sukses di pasaran. Kemudian

23 29 target spesifikasi ini akan diperbaiki tergantung pada batasan konsep produk yang akhirnya dipilih. Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 4 langkah (Ulrich dan Eppinger, 2001: 79): 1. Menyiapkan gambar metrik, dan menggunakan metrik-metrik kebutuhan, jika diperlukan. Metrik yang baik adalah yang merefleksikan secara langsung kebutuhan pelanggan menjadi sekumpulan nilai spesifikasi yang tepat dan terukur dapat dilakukan, dan upaya memenuhi spesifikasi dengan sendirinya akan menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan pelanggan yang terkait. Cara yang baik untuk membuat daftar metrik adalah mengamati setiap kebutuhan satu per satu, lalu memperkirakan karakteristik yang tepat dan terukur dari sebuah produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan. Pada posisi ideal, hanya satu metrik untuk setiap kebutuhan. Tapi dalam praktiknya, hal ini biasanya tidak mungkin. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam membuat daftar metrik: Metrik harus komplit. Metrik harus merupakan varibel yang berhubungan. Metrik harus praktis. Beberapa kebutuhan tidak dengan mudah diterjemahkan menjadi metrik yang terukur.

24 30 Derajat kepentingan metrik diturunkan dari derajat kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya. Untuk kasus dimana metrik dipetakan secara langsung dari satu kebutuhan, derajat kepentingan kebutuhan otomatis menjadi derajat kepentingan metrik. Untuk kasus dimana metrik merefleksikan lebih dari satu kebutuhan, derajat kepentingan metrik ditentukan dengan mempertimbangkan derajat kepentingan kebutuhan yang berkaitan dan sifat dasar hubungannya. 2. Mengumpulkan informasi tentang pesaing. Ketika tim memulai proses pengembangan produk dengan beberapa ide tentang bagaimana produk bersaing di pasaran, target spesifikasi merupakan bahasa yang digunakan tim untuk berdiskusi dan menentukan posisi produknya dibandingkan produk yang ada, baik produk yang dimiliki perusahaan sendiri maupun produk pesaing. 3. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik. Dalam langkah ini, tim menyatukan informasi yang tersedia untuk mengatur nilai target untuk tiap metrik. Diperlukan dua macam nilai target, yaitu nilai ideal dan nilai marginal. Nilai ideal adalah hasil yang terbaik yang diharapkan tim. Nilai marginal adalah nilai metrik yang membuat produk diterima secara komersial.

25 31 Terdapat lima cara untuk mengungkapkan nilai metrik: Minimal X: spesifikasi ini menetapkan target untuk batas bawah metrik, dimana nilai yang lebih tinggi adalah yang lebih baik. Maksimal X: spesifikasi ini menetapkan target untuk batas atas dari metrik, dimana nilai yang lebih kecil adalah lebih baik. Diantara X dan Y: spesifikasi ini mentapkan target batas atas dan bawah untuk nilai metrik. Tepat X: spesifikasi ini menetapkan target metrik pada nilai tertentu, dimana perbedaan nilai akan menurunkan kinerja. Kumpulan nilai diskret: Beberapa metrik mempunyai nilai berupa beberapa pilihan diskret. 4. Merefleksikan hasil dan proses. Beberapa pertanyaan yang patut dipertimbangkan mencakup: Apakah anggota tim bertaruh? Jika ditetapkan target yang tinggi, apakah anggota tim akan menghasilkan yang lebih baik dibandingkan kemampuan yang sebenarnya? Haruskah tim mempertimbangkan untuk menawarkan berbagai produk atau paling sedikit berbagai pilihan produk agar dapat memenuhi kebutuhan lebih dari satu segmen pasar, atau cukup hanya satu produk saja? Apakah ada spesifikasi yang hilang? Apakah spesifikasi merefleksikan karakteristik yang menentukan kesuksesan komersial?

26 Penetapan Spesifikasi Akhir Ketika tim telah memilih salah satu konsep dan mempersiapkan tahap pengembangan dan perancangan desain selanjutnya, spesifikasi kembali diperiksa. Spesifikasi yang awalnya hanya berupa pernyataan target dalam selang nilai tertentu, sekarang diperbaiki dan dibuat lebih tepat. Dalam menentukan spesifikasi akhir sangat sulit karena adanya trade-offs, yaitu hubungan berlawanan antara dua speksifikasi yang sudah melekat pada konsep produk yang terpilih. Lima langkah dalam pembuatan spesifikasi akhir (Ulrich dan Eppinger, 2001: 89): 1. Mengembangkan model-model teknis suatu produk. Model teknis suatu produk adalah alat yang digunakan untuk memperkirakan nilai metrik untuk membuat beberapa keputusan desain. Dalam hal ini cenderung menggunakan istilah model untuk menyebut suatu bentuk tiruan fisik maupun analitik dari produk. Idealnya, tim dapat membuat model analitik produk dengan akurat, mungkin dengan menerapkan persamaan model pada lembar kerja atau simulasi komputer. Model seperti ini memungkinkan tim untuk memperkirakan dengan cepat tipe kinerja seperti apa yang dapat diperoleh dari suatu variabel desain khusus, tanpa melalui eksperimen yang mahal. Sedangkan model fisik biasanya dibuat dengan menggunakan teknik perencanaan eksperimen, yang dapat meminimasi jumlah eksperimen yang dibutuhkan.

27 33 Dengan menggunakan teknik ini, tim dapat memperkirakan apakah spesifikasi dapat dikerjakan secara teknis atau tidak, dengan cara menyelidiki perbedaan kombinasi variabel desain. Permodelan dan analisis tipe ini memcgah tim untuk membuat kombinasi spesifikasi yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan konsep produk yang tersedia. 2. Mengembangkan model biaya suatu produk. Biaya yang dimaksud adalah biaya manufaktur dimana pihak perusahaan selalu memperoleh keuntungan yang cukup, juga dapat menawarkan produk ini ke pelanggan dengan harga bersaing. Untuk sebagian besar produk, perkiraan mengenai biaya manufaktur dapat diketahui dengan menuliskan daftar bahanbahan dan komponen dan memperkirakan harga pembelian atau pabrikasi untuk setiap komponen. Cara yang digunakan untuk mencatat informasi biaya adalah dengan membuat daftar perkiraan harga terendah dan tertinggi untuk setiap komponen. Hal ini sangat membantu tim untuk mengetahui ketidakpastian perkiraan. Daftar komponen sangat penting sifatnya. Tim biasanya melakukan analisis biaya untuk setiap keputusan rancangan dan melakukan perbaikan terhadap keputusankeputusan ini dengan berdasarkan pada analisis tersebut daftar komponen itu sendiri adalah semacam model kinerja, selain memperkirakan nilai metrik kinerja secara teknis, juga memperkirakan biaya manufaktur jika dikembangkan dan diperbaharui secara teratur. Untuk produk kompleks yang terdiri dari ratusan atau

28 34 bahkan ribuan komponen yang belum tentu dapat dikelompokkan ke dalam daftar komponen, dipermudah dengan hanya membuat daftar untuk komponenkomponen besar dengan berdasarkan pada pengalaman atau pertimbangan supplier. 3. Memperbaiki spesifikasi, membuat trade-offs jika diperlukan. Setelah tim membuat model kinerja teknis yang dibutuhkan untuk membuat model biaya awal, tim telah dapat menggunakan model ini untuk mengembangkan spesifikasi akhir. Spesifikasi akhir dapat dihasilkan dengan cara memaparkan nilai-nilai kombinasi yang mungkin melalui penggunaan model teknis, dan kemudian biaya-biaya penerapannya dapat ditentukan. Salah satu metode penting untuk mendukung proses pengambilan keputusan ini adalah peta persaingan. Peta persaingan biasanya digunakan untuk mengetahui posisi produk baru dalam persaingan. Dengan menggunakan model teknis, model biaya produk, dan peta persaingan, tim dapat menyempurnakan spesifikasi produk agar dapat dicapai konsep produk yang sempurna dan menghasilkan produk yang dapat bersaing karena mempunyai keunggulan tertentu. Untuk kategori produk yang telah matang dimana kompetisi didasarkan pada beberapa kinerja kinetik yang suadah dikenal baik, analisa cojoint merupakan alternatif yang sesuai untuk menyempurnakan spesifikasi produk.

29 35 4. Menentukan spesifikasi yang sesuai. Proses penetapan spesifikasi akan lebih penting dan menantang jika produk yang dikembangkan sangat kompleks, terdiri dari subsistem, dan membutuhkan beberapa tim pengembangan. Pada kasus seperti ini, spesifikasi digunakan untuk menjelaskan tujuan pengembangan dari setiap subsistem. Tantangan yang dihadapi adalah penurunan spesifikasi keseluruhan menjadi spesifikasi untuk setiap subsistem. Masalah yang kita hadapi adalah memastikan bahwa spesifikasi subsistem dapat mencerminkan spesifikasi produk secara keseluruhan sehingga jika spesifikasi sebuah subsistem tercapai maka spesifikasi produk keseluruhan juga akan tercapai. Masalah kedua adalah menyakini bahwa spesifikasispesifikasi tertentu untuk subsistem yang berbeda mempunyai tingkat kesulitan yang sama untuk dipenuhi. Beberapa spesifikasi komponen ditentukan berdasarkan alokasi dana yang disediakan. Namun spesifikasi komponen lainnya harus ditentukan melalui pemahaman yang lebih kompleks mengenai bagaimana kinerja subsistem berhubungan dengan kinerja produk secara keseluruhan. 5. Merefleksikan hasil dan proses. Apakah produk ini akan memenangkan persaingan? Ada berapa banyak ketidakpastian yang ada pada model teknik dan model biaya?

30 36 Apakah konsep yang dipilih oleh tim paling sesuai target pasar yang ditetapkan atau konsep itu diterapkan pada pasar yang lain? Haruskah perusahaan melalui usaha formal untuk mengembangkan model teknik yang lebih baik yang merupakan ukuran kinerja produk untuk masa yang akan datang? Penyusunan Konsep Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan bentuk produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 102). Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Sebuah konsep biasanya diekspresikan sebagai sebuah sketsa atau sebagai sebuah model 3 dimensi secara garis besar dan seringkali disertai oleh sebuah uraian gambar. Metode penyusunan konsep secara umum terdiri atas 5 langkah dengan memecahkan sebuah masalah kompleks yang menjadi submasalah yang lebih sederhana. Berikut gambar dari lima langkah metode penyusunan konsep (Ulrich dan Eppinger, 2001: 104):

31 37 Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 104) Gambar 2.3 Lima Langkah Metode Penyusunan Konsep Memperjelas Masalah Memperjelas masalah mencakup pengembangan sebuah pengertian umum dan pemecahan sebuah masalah menjadi submasalah. Membagi sebuah masalah menjadi sub masalah yang lebih sederhana disebut dekomposisi masalah.

32 38 Macam-macam dekomposisi masalah, yaitu: Dekomposisi fungsi Dekomposisi fungsi adalah untuk menggambarkan elemen-elemen fungsional dari produk tanpa menunjuk sebuah prinsip kerja teknik tertentu untuk konsep produk. Dekomposisi fungsi sangat sesuai diaplikasikan pada produk teknik, tapi dapat juga diaplikasikan pada produk yang sederhana dan nonteknis Dekomposisi berdasarkan urutan penggunaan Pendekatan ini seringkali berguna untuk produk dengan fungsi teknis yang sangat sederhana melibatkan interaksi banyak pemakai Dekomposisi berdasarkan kebutuhan utama pelanggan Pendekatan ini seringkali berguna untuk produk yang masalah utamanya adalah bentuk, bukan prinsip kerja atau teknologinya. Tujuan dari semua teknik dekomposisi ini adalah untuk membagi sebuah masalah kompleks menjadi sederhana sehingga dapat ditangani dengan lebih terfokus. Setelah dekomposisi masalah selesai, tim memilih submasalah yang paling kritis untuk keberhasilan produk, dan mungkin paling bermanfaat jika diselesaikan melalui solusi baru atau solusi yang kreatif Pencarian Secara Eksternal Pencarian eksternal bertujuan untuk menemukan pemecahan keseluruhan masalah dan submasalah yang ditemukan selama langkah memperjelas masalah.

33 39 Mengimplikasikan solusi yang sudah ada biasanya lebih cepat dan lebih mudah daripada mengembangkan sebuah solusi baru. Penggunaan bebas dari solusi yang sudah ada memungkinkan tim untuk memusatkan kreativitasnya pada submasalahsubmasalah kritis di mana tidak ada solusi terdahulu yang memuaskan. Lebih jauh sebuah solusi konvensional terhadap sebuah submasalah seringkali dapat digabungkan dengan sebuah solusi baru untuk submasalah lain sehingga menghasilkan sebuah rancangan keseluruhan yang unggul. Sedikitnya ada 5 cara yang baik untuk mengumpulkan informasi dari sumber eksternal, yaitu mewawancara pengguna utama, konsultasi dengan pakar, pencarian paten, pencarian literatur dan menganalisis (benchmarking) peesaing Pencarian Secara Internal Pencarian internal merupakan penggunaan pengetahuan dan kreavitas dari tim dan pribadi untuk menghasilkan konsep solusi. Pencarian internal dalam arti semua pemikiran yang timbul dari langkah ini dihasilkan dari ilmu pengetahuan yang ada dalam tim. Empat pedoman berguna untuk perbaikan baik pencarian internal individu maupun kelompok: 1. Menunda keputusan 2. Menghasilkan banyak ide/ pemikiran 3. Terima ide-ide yang kelihatannya tidak dapat dilaksanakan 4. Menggunakan media fisik dan alat bantu speksifik

34 40 Beberapa cara untuk menghasilkan konsep solusi, yaitu: 1. Membuat analogi 2. Keinginan dan harapan 3. Menggunakan stimulus yang berkaitan 4. Menggunakan stimulus yang tidak berhubungan 5. Menetapkan sejumlah tujuan 6. Menggunakan metode galeri Mengali Secara Sistematis Sebagai hasil dari kegiatan pencarian secara eksternal dan internal, tim mengumpulkan puluhan atau ratusan penggalan konsep, yaitu yang merupakan solusi untuk sub-submasalah. Penggalian sistematis ditujukan untuk mengarahkan ruang lingkup kemungkinan dengan mengatur dan mengumpulkan penggalan solusi ini. Dua alat spesifik untuk mengatur kerumitan dan mengatur pemikiran tim yakni: 1. Pohon klasifikasi Pohon klasifikasi membantu tim membagi beberapa penyelesaian yang mungkin menjadi kelompok yang independen. Pohon klasifikasi konsep digunakan untuk memisahkan keseluruhan penyelesaian yang mungkin menjadi beberapa kelas berbeda yang akan memudahkan perbandingan dan pemangkasan. Empat manfaat penting pohon klasifikasi: 1. Memangkas cabang yang hanya sedikit memberi harapan 2. Mengidentifikasikan pendekatan yang terpisah terhadap masalah

35 41 3. Mengidentifikasikan perhatian yang tidak merata pada cabang-cabang tertentu 4. Perbaikan dekomposisi masalah untuk cabang tertentu. 2. Tabel kombinasi Tabel kombinasi konsep menyediakan sebuah cara untuk mempertimbangkan kombinasi solusi secara sistematis. Solusi untuk keseluruhan masalah diperoleh dengan mengkombinasikan satu penggalan dari tiap kolom. Memilih sebuah kombinasi dari penggalan tidak lantas secara spontan membawa kita pada penyelesaian keseluruhan masalah. Kombinasi dari penggalan biasanya harus dikembangkan dan disaring sebelum timbul suatu penyelesaian yang terintegrasi Merefleksikan Pada Hasil dan Proses Apakah tim yakin bahwa solusi-solusi yang mungkin telah sepenuhnya digali? Adakah alternatif diagram fungsi? Adakah cara lain untuk mendekomposisikan masalah? Sudahkah sumber eksternal ditelusuri? Sudahkah pemikiran tiap orang diterima dan digabungkan dalam proses? Seleksi Konsep Seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan kelemahan

36 42 relatif dari konsep, dan memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan, pengujian dan pengembangan selanjutnya (Ulrich dan Eppinger, 2001: 130). Metode seleksi konsep pada proses ini didasarkan pada penggunaan metrik keputusan untuk mengevaluasi masing-masing konsep dengan mempertimbangkan serangkaian kriteria seleksi. Sumber: Perancangan dan Pengembagan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 134) Gambar 2.4 Seleksi dan Penyaringan Konsep Terdapat dua tahapan metodologi seleksi konsep, yaitu penyaringan konsep dan penilaian konsep (Ulrich dan Eppinger, 2001: 135). Penyaringan adalah proses yang evaluasinya masih berupa perkiraan yang ditujukan untuk mempersempit alternatif. Penilaian konsep merupakan sebuah analisis konsep yang ada untuk memilih salah satu konsep memungkinkan untuk membawa kesuksesan pada sebuah produk. Selama penyaringan konsep, beberapa konsep awal dievaluasi dengan membandingkan dengan sebuah konsep referensi yang menggunakan metrik penyaringan. Pada tahap awal ini perbandingan kuantitatif secara rinci sulit untuk dihasilkan dan mungkin menyesatkan, sehingga digunakan sebuah sistem penilaian

37 43 komparatif yang masih kasar. Setelah beberapa alternatif dihilangkan, tim dapat memilih untuk meneruskan pada penilaian konsep, lalu mengadakan analisis yang lebih terperinci, serta mengevalusi kuantitatif yang lebih terhadap konsep yang tersisa dengan menggunakan metrik penilaian sebagai pedoman. Selama proses penyaringan dan penilaian, beberapa iterasi mungkin dilakukan, sehingga menghasilkan beberapa alternatif baru dari hasil kombinasi beberapa konsep. Langkah-langkah pada tahapan penyaringan dan penilaian konsep, yaitu (Ulrich dan Eppinger, 2001: 136): 1. Menyiapkan metrik seleksi 2. Menilai konsep 3. Mengurut konsep 4. Mengkombinasi dan memperbaiki konsep 5. Memilih satu atau lebih konsep 6. Mereflesikan hasil dan proses Proses penyaringan konsep merupakan proses penilaian yang sederhana yang menggunakan tiga simbol yaitu nilai relatif lebih baik (+), jika konsep tersebut lebih baik dari konsep yang lain dalam hal kriteria tersebut. sama dengan (0), jika untuk kriteria tersebut konsep tersebut sama dengan konsep yang lainnya. Dan terakhir lebih buruk (-), bila konsep tersebut lebih buruk dari konsep yang lainnya. Kemudian jumlah bobot tiap kriteria dijumlahkan untuk masing-masing konsep diberi ranking. Konsep yang dipilih untuk diteruskan adalah satu atau lebih konsep yang memiliki tingkat ranking yang lebih tinggi.

38 44 Tahapan selanjutnya pada seleksi konsep adalah dengan menggunakan metrik penilaian konsep, dengan cara menambahkan bobot kepentingan ke dalam metrik. Beberapa pola yang berbeda dapat digunakan untuk memberi bobot pada kriteria seperti menandai nilai kepentingan dari 1-5 atau mengalokasi nilai 100%. Selanjutnya penetapan rating dapat dilakukan oleh beberapa responden untuk menentukan apakah bobot yang diberikan sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Nilai rating dan beban dikalikan untuk mendapatkan nilai beban. Nilai beban ini yang akan dijumlahkan untuk menentukan rangking tiap konsep yang dinilai. Sama seperti tahap penyaringan konsep, konsep yang terpilih adalah konsep yang memiliki ranking tertinggi. Dengan dasar kedua metrik seleksi tersebut dapat diputuskan untuk memilih satu atau lebih konsep terbaik, konsep-konsep ini mungkin lebih lanjut dikembangkan, dibuat prototipe dan diuji untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan Pengujian Konsep Pengujian konsep berhubungan erat dengan seleksi konsep, dimana kedua aktivitas ini bertujuan untuk menyempitkan jumlah konsep yang akan diproses lebih lanjut. Namun pengujian konsep berbeda, karena aktivitas ini menitikberatkan pada pengumpulan data langsung dari pelanggaan potensial dan hanya melibatkan sedikit penilaian dari tim pengembang. Tahapan ini dilakukan setelah seleksi konsep karena tidak memungkinkan untuk menyodorkan banyak konsep ke pelanggan potensial untuk diuji, sehingga konsep-

39 45 konsep alternatif harus dipersempit terlebih dahulu menjadi satu atau dua konsep untuk diuji. Metode pengujian konsep terdiri dari 7 tahap yaitu (Ulrich dan Eppinger, 2001: 153): 1) Mendefinisikan maksud dari pengujian konsep Pengujian konsep dapat diartikan sebagai suatu eksperimen, oleh karena itu perlu didefinisikan dahulu maksud dari eksperimen ini dengan menjawab pertanyaanpertanyaan seperti: Konsep mana yang akan diuji? Bagaimana konsep dapat diperbaiki? Berapa jumlah produk yang dapat dijual? Dapatkah proses pengembangan dilanjutkan? 2) Memilih populasi survei Seringkali produk ditujukan untuk pasar potensial dengan beberapa segmen sekaligus. Hal yang perlu diperhatikan adalah pengujian ke beberapa segmen sekaligus akan membuang banyak waktu dan biaya, sehingga seringkali untuk menghindari pembengkakan biaya maka pengujian konsep cukup dilakukan dengan memilih pelanggan potensial dengan segmen pasar terbesar saja.

40 46 3) Memilih format survei Sama seperti survei-survei yang pernah dilakukan pada tahapan sebelumnya, jenis format yang dapat dipilih adalah dengan: face-to-face interaction, telepon, surat, , internet. Dan tiap format memiliki kekurangan dan kelebihan masingmasing. 4) Mengkomunikasikan konsep Yang membedakan survei pengujian konsep dengan survei-survei sebelumnya adalah adanya konsep terpilih yang harus dikomunikasikan kepada responden untuk dinilai sendiri oleh mereka. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan konsep yaitu: uraian verbal, sketsa, foto dan gambar, storyboard, video, simulasi, multimedia interaktif, model fisik, dan prototipe yang dioperasikan. Sehingga tim pengembang dapat memilih cara yang sesuai untuk mengkomunikasikan konsep disesuaikan dengan biaya dan kemampuan yang ada. 5) Mengukur respon pelanggan Data yang didapatkan dari survei dapat diolah dan digunakan untuk mengukur respon pelanggan, dan hal yang terutama diukur adalah konsep mana yang dipilih, usulan perbaikan, serta keinginan pelanggan untuk membeli dengan dibagi ke dalam 5 skala yaitu pasti akan membeli, mungkin akan membeli, mungkin atau tidak akan membeli, mungkin tidak akan membeli, pasti tidak akan membeli.

41 47 Atau bisa juga dengan cara menyuruh responden untuk menyebut angka peluang sendiri untuk membeli. 6) Menginterpretasikan hasil Maksud dari menginterpretasikan hasil adalah bila memang ada konsep yang mendominasi, maka secara langsung konsep tersebut dapat dipilih untuk dilanjutkan ke tahap pengembangan model, tetapi bila hasilnya tidak terbatas, maka konsep dapat dipilih berdasarkan pertimbangan waktu dan biaya. Dan tidak jarang juga tim pengembang dapat memperkirakan potensi penjualan produk 1 tahun ke depan setelah produk tersebut diluncurkan. Meskipun sifatnya tidak pasti, tetapi prediksi penjualan cenderung berkorelasi dengan permintaan yang sebnarnya, karena itu prediksi penjualan merupakan informasi yang sangat berharga bagi tim pengembangan produk. 7) Merefleksikan hasil dan proses Manfaat utama dari pengujian konsep adalah memperoleh umpan balik dari pelanggan potensial, yang diuntungkan oleh pemikiran tentang pengaruh tiga variabel kunci yang terdapat pada model prediksi yaitu: ukuran pasar keseluruhan, ketersediaan tentang produk, dan proporsi pelanggan yang mungkin akan membeli produk. Dalam merefleksikan hasil pengujian konsep, sebaiknya 2 pertanyaan kunci harus terjawab, yaitu: apakah konsep sudah dikomunikasikan dengan benar sehingga menghasilkan respon pelanggan sesuai dengan yang

42 48 dituju? Dan apakah hasil prediksi konsisten dengan hasil tingkat pengamatan tingkat penjualan terhadap produk-produk yang sama? Akhirnya pengalaman dengan produk baru kemungkinan besar dapat diterapkan di masa yang akan datang untuk produk-produk yang hampir sama Arsitektur Produk Semua produk terdiri dari elemen fungsional dan fisik (Ulrich dan Eppinger, 2001: ). Elemen-elemen fungsional dari produk terdiri atas operasi dan transformasi yang menyumbang terhadap kinerja keseluruhan produk. Elemen-elemen fisik dari sebuah produk adalah bagian-bagian, komponen, dan sub rakitan yang pada akhirnya diimplementasikan terhadap fungsi produk. Elemenelemen fisik diuraikan lebih rinci ketika usaha pengembangan berlanjut. Elemen fisik produk biasanya diorganisasikan menjadi beberapa building blocks utama yang disebut chunks. Setiap chunk terdiri dari sekumpulan komponen yang mengimplementasikan fungsi dari produk. Arsitektur produk adalah skema elemenelemen fungsional dari produk disusun menjadi chunk yang bersifat fisik. Dan menjelaskan bagaimana setiap chunk berinteraksi. Karakter arsitektur produk yang terpenting adalah modularitas. Ciri-ciri arsitektur modular adalah: chunk melaksanakan atau mengimplementasikan satu atau sedikit elemen fungsional pada keseluruhan fisiknya, dan interaksi antar chunk dapat dijelaskan dengan baik, dan umumnya penting untuk menjelaskan fungsi-fungsi utama produk.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Proses pengembangan produk secara umum dibagi kedalam beberapa tahap yang biasanya disebut fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam bukunya yang berjudul Perancngan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun Proses Pengembangan Produk secara umum terdiri dari beberapa tingkatan atau biasa disebut fase. Dari buku Perancangan dan Pengembangan Produk karangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Alur Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Alur Pemecahan Masalah 87 Studi kepustakaan dilakukan yakni dengan mempelajari pengetahuan teoritis dan non teoritis yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam proses pengembangan produk ada tiga Departement yang ada diperusahaan, yang diperlukan kontribusinya dan peranannya dalam menjalankan suatu proyek atau proses

Lebih terperinci

Bab 3. Metodologi Penelitian

Bab 3. Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk dapat merumuskan permasalahan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi obyek yang diamati. Berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Perancangan dan Pengembangan Produk Perancangan dan pengembangan produk adalah serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 2 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 22/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 3 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 29/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anthropometri Tubuh Manusia 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Anthropometri Anthropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah suatu kumpulan data numeric yang berhubungan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ENAM FASE PROSES PENGEMBANGAN GENERIK Fase 0 Perencanaan Fase 1 Pengembangan Konsep Fase 2 Perancangan tingkat Sistem Fase 3 Perancangan rinci Fase

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016

PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016 PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016 TAHAP PERANCANGAN PRODUK DEFINISI KONSEP PRODUK Sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tahapan Proses Perancangan dan Pengembangan Produk Proses perancangan dan pengembangan produk terdiri dari 6 tahapan seperti yang ditunjukkan dalam gambar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pernyataan Misi Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 4. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 4. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 4 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 6/10/2014 Perancangan Produk - Gasal

Lebih terperinci

Ir. Erlinda Muslim, MEE

Ir. Erlinda Muslim, MEE 1 2 3 4 5 Identifying Customer Needs Memastikan bahwa produk terfokus pada kebutuhan customer Mengidentifikasikan kebutuhan laten/tersembunyi dan kebutuhan eksplisitnya Memberikan dasar fakta untuk membenarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan dan Pengembangan Konsep Produk 2.1.1 Desain Adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, dan menyusun suatu sistem (fisik/ nonfisik) yang optimum

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Tinjauan Pustaka Perancangan dan pengembangan produk secara garis besar adalah rangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisis dan peluang dan kemudian diakhiri dengan tahap produksi,

Lebih terperinci

Proses Kebutuhan Pelanggan

Proses Kebutuhan Pelanggan Materi #3 TIN305 Perancangan dan Pengembangan Produk Proses Kebutuhan Pelanggan 2 Define the scope. Mission statement. Gather raw data. Interviews. Focus Group. Observation. Interpretation raw data. Need

Lebih terperinci

BAB I PENGEMBANGAN KONSEP

BAB I PENGEMBANGAN KONSEP BAB I PENGEMBANGAN KONSEP Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Sehingga perlu dimunculkan konsep untuk memperbarui mekanisme produk meja setrika yang

Lebih terperinci

PRODUCT PLANNING. Produk Manufaktur. Gambar : Produk Manufaktur

PRODUCT PLANNING. Produk Manufaktur. Gambar : Produk Manufaktur 1 PRODUCT PLANNING Produk Manufaktur Economic of scale Critical Mass Sales life Komponen khas produk Integrasi teknologi Diskrit dan fiscal Kandungan engineering Industrial Organization Global/regional

Lebih terperinci

Ir. Erlinda Muslim, MEE

Ir. Erlinda Muslim, MEE 1 2 3 Concept Testing Pengujian konsep dilakukan untuk mengetahui respon pelanggan terhadap konsep yang dimiliki untuk memutuskan apakah usaha pengembangan ini dapat dilanjutkan dan dapat memberikan keuntungan

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Ulang Proses Bisnis Hammer dan Champy (1995, hal 27-30) mengatakan bahwa Rekayasa Ulang adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal

Lebih terperinci

KONSEP PRODUK PENURUNAN KONSEP PRODUK 15/11/2015

KONSEP PRODUK PENURUNAN KONSEP PRODUK 15/11/2015 PENURUNAN KONSEP PRODUK -Apakah sudah ada konsep yang seide? Jika ada, dapatkah diadopsi? -Konsep baru apa yang mungkin dapat memuaskan keinginan dan spesifikasi yang telah ditetapkan? -Metoda apa yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PERANCANGAN PRODUK

PERENCANAAN & PERANCANGAN PRODUK PERENCANAAN & PERANCANGAN PRODUK 1. KEBIJAKAN PRODUK 2. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN Kebijakan Produk (Product Policy) Merupakan aturan yang diterapkan pada suatu perusahaan dan proses evaluasinya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fase Pengembangan Produk Proses Pengembangan produk secara umum terdiri dari tahapan-tahapan atau sering juga disebut sebagai fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 (PENGUJIAN KONSEP) Senin, 7 November 2016

PERTEMUAN 5 (PENGUJIAN KONSEP) Senin, 7 November 2016 PERTEMUAN 5 (PENGUJIAN KONSEP) Senin, 7 November 2016 PENGUJIAN KONSEP Pernyataan Misi Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Menetapkan Spesifikasi & Targetnya Mendesain Konsep Produk Memilih Konsep Produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Proses Pengembangan produk secara umum terdiri dari tahapan-tahapan atau sering juga disebut sebagai fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

Ir. Erlinda Muslim, MEE

Ir. Erlinda Muslim, MEE 1 2 Gangguan Dalam CONCEPT GENERATION Hanya mempertimbangkan 1 atau 2 alternatif, sering diusulkan oleh anggota tim yang tegas. Gagal untuk mempertimbangkan secara cermat kegunaan konsep yang dibuat perusahaan

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : Perancangan Produk 2. Program Studi : Teknik Industri 3. Fakultas : Teknik 4. Bobot sks : 2 SKS 5. Elemen

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN SEBAGAI AWAL IDE PRODUK

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN SEBAGAI AWAL IDE PRODUK IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN SEBAGAI AWAL IDE PRODUK Definisi Identifikasi kebutuhan pelanggan adalah bagian terpenting dari fase pengembangan konsep yang merupakan salah satu fase pada proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III DISAIN PRODUK

BAB III DISAIN PRODUK BAB III DISAIN PRODUK 3.1. Pendahuluan Salah satu karakteristik manusia adalah mereka selalu berusaha mencitakan sesuatu, baik alat atau benda lainnya untuk membantu kehidupan mereka. Untuk mewejudkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN -Memberi keyakinan bahwa produk telah difokuskan pada kebutuhan pelanggan -Tahap untuk mengidentifikasi kebutuhan yang tersembunyi (latent needs) -Menjadi dasar dalam menetapkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL PENDAHULUAN Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124402/ Perancangan Produk Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam kuliah dalam seminggu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Definisi strategi secara umum adalah rencana tindakan atau kebijaksanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan menurut beberapa ahli, strategi adalah arah dan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun

Lebih terperinci

4. Kriteria IDE PRODUK :

4. Kriteria IDE PRODUK : 1. Tugas Besar Perpro dikerjakan secara berkelompok (4-5 orang) sesuai daftar. 2. Tugas Besar dilaksanakan selama 2 bulan sesuai dengan Jadwal Pelaksanaan. 3. Ide produk di-submit ke : http://tinyurl.com/q4699a4

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK LAMPU BELAJAR Like Lanita

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk BAB I PENDAHULUAN Semua organisasi mempunyai maksud dan tujuan. Mereka membuat dan menjual berbagai produk atau menawarkan jasa-jasa tertentu. Organisasiorganisasi perusahaan harus selalu menyesuaikan

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

AKTIVITAS PENYUSUNAN KONSEP

AKTIVITAS PENYUSUNAN KONSEP Amalia, S.T., M.T. AKTIVITAS PENYUSUNAN KONSEP Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja dan bentuk produk. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI

PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI 9/28/2011 PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PERTEMUAN - 1 GAMBARAN UMUM MANAJEMEN 1 2 1. Peserta memahami tentang proyek 2. Peserta memahami konsep-konsep manajemen yang diperlukan dalam manajemen proyek Fungsi-fungsi

Lebih terperinci

PRODUCT ARCHITECTURE. Ir. Erlinda Muslim, MEE

PRODUCT ARCHITECTURE. Ir. Erlinda Muslim, MEE 1 PRODUCT ARCHITECTURE Arsitektur produk adalah penugasan elemen elemen fungsional dari produk terhadap kumpulkan bangunan fisik. Tujuan arsitektur produk adalah menguraikan komponen fisik dasar dari produk,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perancangan Mesin Perancangan secara umum dapat didefinisikan sebagai formulasi suatu rencana untuk memenuhi kebutuhan manusia, sehingga secara sederhana perancangan dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM 20 BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM Studi pendahuluan Studi kepustakaan Pengumpulan data: * kuesioner *wawancara *observasi lapangan Data cukup, data reliabel, data valid? Ya tidak Identifikasi kebutuhan

Lebih terperinci

Pertimbangan Perencanaan Produk

Pertimbangan Perencanaan Produk Materi #3 TIN305 Perancangan dan Pengembangan Produk Pertimbangan Perencanaan Produk 2 Proyek-proyek pengembangan produk apa yang akan dilakukan? Kombinasi apakah dari tiga kategori, seperti produk baru,

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan LAMPIRAN LAMPIRAN I. KUISIONER HUBUNGAN LIGHTS-ON DAN PROYEK DENGAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan dan staf senior dari departemen

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK MEJA SETERIKA Yunus Armanto

Lebih terperinci

BAB IX PENGEMBANGAN SISTEM MULTIMEDIA

BAB IX PENGEMBANGAN SISTEM MULTIMEDIA BAB IX PENGEMBANGAN SISTEM MULTIMEDIA A. Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami konsep pengembangan sistem multimedia mulai dari mendefinisikan masalah sampai pada pemeliharaan sistem multimedia. B. Peta

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Minggu 2

Manajemen Proyek Minggu 2 Project Management Process Manajemen Proyek Minggu 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Initiating / Requirement :...awal siklus! Planning : perencanaan... Executing : Lakukan! Monitoring and Controlling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 65 3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Permasalahan utama yang dihadapi industri gula nasional yaitu rendahnya kinerja khususnya produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Untuk menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XXV MERENCANAKAN KEGIATAN USAHA PENGOLAHAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

MATERI 2 KONSEP PRODUK

MATERI 2 KONSEP PRODUK MATERI 2 KONSEP PRODUK Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan produk secara formal disetujui, sumber daya yang penting dipakai dan sebelum tim pengembangan yang besar dibentuk.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Simulasi 2.1.1. Pengantar Simulasi Dalam dunia manufaktur, simulasi digunakan untuk menentukan schedule produksi, inventory level, dan prosedur maintenance, merencanakan

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Abstraks System informasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis suatu perusahaan atau organisasi modern. Sehingga system informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan Produk Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi

Lebih terperinci

TUJUAN KULIAH BAHASAN

TUJUAN KULIAH BAHASAN 9/29/2011 PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PERTEMUAN - 1 GAMBARAN UMUM MANAJEMEN TUJUAN KULIAH BAHASAN 1. Peserta memahami tentang proyek 2. Peserta memahami konsep-konsep manajemen yang diperlukan dalam manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

Karakteristik dan Proses Perancangan Karakteristik Perancangan Model Perancangan Produk

Karakteristik dan Proses Perancangan Karakteristik Perancangan Model Perancangan Produk Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik secara fisik maupun nonfisik yang optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan dan Perancangan Produk Baru Pengembangan produk baru (New Product Development) adalah suatu bagian yang penting dalam dunia bisnis. Produk-produk baru dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mempertimbangkan portofolio dari proyek pengembangan produk untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mempertimbangkan portofolio dari proyek pengembangan produk untuk BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Perencanaan Produk Menurut Ulrich (2001) perencanaan produk adalah proses periodik yang mempertimbangkan portofolio dari proyek pengembangan produk untuk dijalankan. Rencana

Lebih terperinci

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Sistem Informasi Korporat Terpadu Konsep manajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN PRODUK

BAB 3 METODE PERANCANGAN PRODUK BAB 3 METODE PERANCANGAN PRODUK Berikut merupakan flow diagram dari tahapan-tahapan ng dilakukan dari awal sampai akhir dalam melakukan proses pengembangan produk : Perencanaan (perntaan misi) Identifikasi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Sistem Informasi DAY-1. Wiratmoko Yuwono, ST

Manajemen Proyek Sistem Informasi DAY-1. Wiratmoko Yuwono, ST Manajemen Proyek Sistem Informasi DAY-1 Wiratmoko Yuwono, ST Manajemen Dari Kata Manage : Yang Berarti Menata,Merencanakan, Mengatur, Mengendalikan, Mengelola. Orang yang berkecimpung dalam manajemen disebut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Desain Sistem Informasi menerangkan sistem adalah sekumpulan dari elemenelemen

BAB III LANDASAN TEORI. Desain Sistem Informasi menerangkan sistem adalah sekumpulan dari elemenelemen BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Ada definisi menurut beberapa para ahli yang menerangkan tentang sistem. Menurut Jogianto (2005:2) dengan bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi menerangkan

Lebih terperinci

A. KERANGKA PEMIKIRAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Agroindustri sutera alam terutama untuk produk turunannnya berupa kokon, benang sutera, dan kain merupakan suatu usaha yang menjanjikan. Walaupun iklim dan kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30 MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30 Disusun oleh: Mukhamad Arif Kurniawan (17114619) Richart Wirianto (19114247) Indra Oktamara (15114300) FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN INFORMASI

Lebih terperinci

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Karya Ilmiah E-Business SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Manajemen Siklus Hidup Produk SAP Disusun oleh : Nama : Achmad Mustagfiri NIM : 09.11.2962 Kelas : 09-S1TI-06 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi perusahaan menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tahapan Proses Perancangan Dan Pengembangan Produk Proses Pengembangan produk secara umum terdiri dari tahapan-tahapan atau sering juga disebut sebagai fase.

Lebih terperinci

Bab 10. Pengembangan Sistem Multimedia. Pokok Bahasan : Tujuan Belajar : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia

Bab 10. Pengembangan Sistem Multimedia. Pokok Bahasan : Tujuan Belajar : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia Bab 10 Pengembangan Sistem Multimedia Pokok Bahasan : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia Tujuan Belajar : Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat : Memahami

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Multimedia

Pengembangan Sistem Multimedia Pengembangan Sistem Multimedia Siklus Pengembangan Multimedia Pengembangan sistem multimedia harus mengikuti tahapan pengembangan sistem multimedi, yaitu mendefinisikan masalah, studi kelayakan, melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Bundling Product bundling adalah strategi penjualan yang diterapkan di pemasaran. Product bundling mempunyai tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dalam berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Definisi Pemasaran Menurut Kotler & Amstrong (2008:5) pemasaran adalah proses mengelola hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Logistik Proses pemenuhan pesanan pelanggan dan distribusi merupakan salah satu kegiatan pada proses bisnis logistik. Kegiatan logistik dalam suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini menjelaskan tentang lanhkah-langkah yang akan ditempuh sebagai tahapan dalam proses mendesain produk. Urutan pada skema

Lebih terperinci

BAB 3. Metode Perancangan Produk

BAB 3. Metode Perancangan Produk BAB 3 Metode Perancangan Produk Berikut adalah flow diagram dari tahapan-tahapan yang dilakukan mulai dari awal sampai pengujian konsep dalam melakukan proses pengembangan produk: Gambar 3.1 Flow Diagram

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Perbedaan antara perusahaan yang berhasil dengan perusahaan yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. Perusahaan pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING

PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING Oleh: I Wayan Sukania iwayansukania@tarumanagara.ac.id iwayansukania@yahoo.com Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci

Perancangan Pabrik Kuliah ke-3 (Produk, Proses, dan Jadwal) PS Teknlogi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman 2017 Prof.

Perancangan Pabrik Kuliah ke-3 (Produk, Proses, dan Jadwal) PS Teknlogi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman 2017 Prof. Perancangan Pabrik Kuliah ke-3 (Produk, Proses, dan Jadwal) PS Teknlogi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman 2017 Prof. Dr.oec.troph. Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Perancangan Produk

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) suatu Proyek termasuk proses yang diperlukan

Lebih terperinci

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Proyek Outline Sumber Daya Proyek Tim Proyek dan Organisasi Stakeholder Sumber Daya Proyek Pada sebuah proyek diperlukan adanya sumber daya manusia,

Lebih terperinci

Bab 4 Metodologi Pengembagan Sistem(Perangkat Lunak)

Bab 4 Metodologi Pengembagan Sistem(Perangkat Lunak) Bab 4 Metodologi Pengembagan Sistem(Perangkat Lunak) 4.1 Pendahuluan Proses pengembangan atau pengembangan perangkat lunak secara umum merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi kegiatan dalam siklus

Lebih terperinci