III KERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III KERANGKA PEMIKIRAN"

Transkripsi

1 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Strategi Strategi perusahaan menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis, dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa. Strategi perusahaan juga merupakan sebuah pola keputusan yang berkenaan dengan tipe-tipe bisnis yang perusahaan sebaiknya terlibat arus keuangan dan lainnya ke dan dari divisi-divisi perusahaan serta hubungan antara perusahaan dengan kelompok-kelompok utama dalam lingkungan perusahaan (David 2006) Manajemen Strategis Hax dan Majluf (2003) diacu dalam Yoshida (2006) mendefinisikan manajemen strategik sebagai cara-cara untuk mengelola organisasi dalam rangka mencapai tujuannya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : pembangunan nilai budaya organisasi, kemampuan manajerial, tanggung jawab sosial, dan sistem administrasi. David (2006) lebih jauh mengemukakan bahwa manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Tujuan manajemen strategis adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang (David 2006) Model Manajemen Strategis Model manajemen strategis adalah salah satu model strategi yang dinyatakan oleh David (2006). Dalam model manajemen strategi terdapat kerangka kerja (Gambar 3) yang menampilkan hubungan antar bagian-bagian utama dalam proses manajemen strategi. Proses manajemen strategi yang paling baik dipelajari dan diterapkan adalah dengan menggambarkan suatu proses. 24

2 Model ini tidak menjamin keberhasilan yang diraih, tetapi menggambarkan pendekatan yang jelas dan praktis dalam merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi strategi. Perubahan yang terjadi pada komponen utama dalam model dapat memaksa perubahan komponen lainnya. Melakukan Audit Internal Membuat Pernyataan Visi dan Misi Menetapkan Sasaran Jangka Panjang Membuat, Mengevaluasi, dan Memilih Strategi Melaksanakan Strategi : Isu- Isu Manajemen Melaksanakan Strategi : Isu-Isu Pemasaran, Keuangan, Litbang, Akuntansi, dan SIM Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja Melakukan Audit Eksternal Formulasi Strategi Implementasi strategi Gambar 3. Model Proses Manajemen Strategi yang Komperhensif Sumber : David (2006) Evaluasi Strategi Pengertian Visi, Misi, dan Tujuan Setiap perusahaan senantiasa mempunyai cita-cita ideal yang hendak dicapai. Cita-cita tersebut akan diperjuangkan agar jati dirinya jelas, yakni citra, nilai, dan kepercayaan perusahaan. Visi perusahaan adalah citra dan kepercayaan ideal. Dengan kata lain, visi merupakan wawasan luas ke masa depan dari manajemen dan merupakan kondisi ideal yang hendak dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang. Visi akan memberi arah dan ide aktual kepada manajemen dalam proses pembuatan keputusan, agar setiap tindakan yang 25

3 dilakukan senantiasa berlandaskan visi perusahaan dan memungkinkan untuk mewujudkannya (Purwanto 2007). Misi bisnis adalah pondasi untuk prioritas, strategi, rencana, dan penugasan. Misi merupakan titik awal untuk mendesain struktur manajerial. Tidak ada hal yang lebih sederhana atau lebih jelas dari mengetahui apa bisnis perusahaan (David 2006). Menurut Pearce dan Robinson (1997), misi merupakan tujuan (purpose) unik yang membedakannya dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan dapat mengidentifikasi cakupan operasinya. Misi mampu menguraikan produk, pasar, dan bidang teknologi yang digarap perusahaan, yang mencerminkan nilai dan prioritas dari para pengambil keputusan strategi. Pernyataan misi merupakan sebuah pernyataan sikap dan pandangan yang memungkinkan dimunculkannya dan dipertimbangkannya sejumlah tujuan dan strategis alternatif. Misi pada Purwanto (2007) merupakan hal-hal yang meligitimasi keberadaan badan usaha, suatu citra badan usaha. Misi dipengaruhi oleh beberapa unsur, seperti lingkungan perusahaan, kekuatan dan kelemahan perusahaan, perkembangan perusahaan, serta nilai-nilai manajemen. Tujuan dalam Wahyudyono (2008) merupakan titik sentral semua kegiatan perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk penilaian prestasi, pengendalian, koordinasi, dan juga untuk kepentingan strategis. Pada umumnya, suatu perusahaan memiliki tujuan yang bermacam-macam, antara lain (1) keuntungan, (2) efisiensi, (3) kepuasan dan pembinaan karyawan, (4) kualitas produk untuk konsumen, (5) memiliki kegiatan corporate social responsibility, (6) pemimpin pasar, (7) mekanisasi deviden atau harga saham bagi pemegang saham, (8) survival atau kelangsungan hidup, (9) kemampuan adaptasi, dan (10) pelayanan masyarakat Fungsi Visi, Misi, dan Tujuan Fungsi dari penentuan visi dalam penyusunan strategi perusahaan yaitu untuk membuat rencana atau program kerja serta visi merupakan pandangan ke depan yang akan menjadi sasaran ataupun tujuan akhir dari suatu kegiatan. Sedangkan, penentuan misi perusahaan adalah untuk memberikan keterangan yang jelas tentang apa yang ingin dituju serta kadang kala memberikan pula keterangan tentang bagaimana cara lembaga bekerja. Misi merupakan sesuatu 26

4 yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian visi. Misi mengembangkan harapan pada karyawan,, dan mengkomunikasikan pandangan umum untuk pemegang saham utama dalam lingkungan kerja perusahaan. Jadi, misi merupakan acuan yang umum dalam menentukan strategi perusahaan. Misi dapat ditetapkan secara sempit ataupun luas. Misi sempit menunjukkan secara jelas bisnis utama organisasi, dan juga secara jelas membatasi jangkauan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan produk atau jasa yang ditawarkan, teknologi yang digunakan, dan pasar yang dilayani, misi sempit juga membatasi kesempatan-kesempatan untuk tumbuh. Sebaliknya, misi luas melebarkan jangkauan aktivitas organisasi untuk memasukkan banyak tipe produk atau jasa, pasar, dan teknologi. Konsep misi perusahaan menunjukkan bahwa arah bersama atau penyatuan tema sebaliknya dijalankan melalui aktivitasaktivitas perusahaan, dan perusahaan dengan arah bersama akan dapat lebih baik dalam mengatur, dan menjalankan aktivitas-aktivitasnya. Sedangkan tujuan berfungsi sebagai acuan perkembangan. Tujuan adalah sebuah konsep yang menerangkan kemana kita akan pergi, apa yang akan diselesaikan, dan kapan akan diselesaikan. Sebaiknya tujuan tersebut diukur jika memungkinkan. Sehingga tujuan perusahaan akan membatasi atau memberi arahan dalam penyusunan strategi perusahaan. Pencapaian tujuan perusahaan merupakan hasil dari penyelesaian misi. Istilah sasaran tujuan sering rancu dengan istilah tujuan (objective). Sasaran adalah pernyataan terbuka yang berisi satu harapan yang akan diselesaikan tanpa perhitungan apa yang akan dicapai, dan tidak ada penjelasan waktu penyelesaian (Hunger dkk 2003) Faktor Lingkungan Organisasi Setiap pelaku dalam suatu organisasi harus paham terhadap lingkungan bisnis baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal yang merupakan key factor dalam pengelolaan organisasi. Organisasi beroperasi dalam kerangka yang lebih besar dari lingkungan eksternal yang membentuk peluang dan menimbulkan ancaman bagi organisasi. Lingkungan eksternal adalah serangkaian kompleks, cepat berubah, dan interaksi yang signifikan lembaga-lembaga dan kekuatankekuatan yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk melayani pelanggan. 27

5 Kekuatan eksternal tidak dikontrol oleh suatu organisasi, tetapi mereka mungkin dipengaruhi atau terpengaruh oleh organisasi itu. Hal ini diperlukan bagi organisasi untuk memahami kondisi lingkungan karena mereka berinteraksi dengan keputusan strategi. Lingkungan eksternal memiliki pengaruh besar pada penentuan keputusan pemasaran. Organisasi yang sukses memindai lingkungan eksternal mereka sehingga mereka dapat merespon secara menguntungkan untuk kebutuhan yang tidak terpenuhi dan trend di pasar yang ditargetkan. Secara internal, sebuah organisasi dapat dipandang sebagai mesin konversi sumberdaya yang mengambil input (tenaga kerja, uang, bahan-bahan, dan peralatan) dari lingkungan eksternal (yaitu, dunia di luar batas-batas organisasi), mengubahnya menjadi produk yang berguna, barang, dan layanan, dan membuat mereka tersedia untuk pelanggan sebagai output. Organisasi harus terus menerus memonitor, dan beradaptasi dengan lingkungan jika ingin bertahan hidup dan sejahtera. Gangguan pada lingkungan hidup mungkin mantra mendalam ancaman atau peluang baru. Organisasi yang sukses akan mengidentifikasi, menilai, dan menanggapi berbagai peluang dan ancaman di lingkungannya. Lingkungan makro eksternal terdiri dari semua lembaga-lembaga dan kekuatan luar yang memiliki kepentingan yang nyata atau potensial atau berdampak pada kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan: kompetitif, ekonomi, teknologi, politik, hukum, demografi, budaya, dan ekosistem. Meskipun tidak dapar diukur, kekuatan-kekuatan ini memerlukan respon untuk menjaga tindakan-tindakan positif dengan pasar yang ditargetkan. Sebuah organisasi dengan perspektif manajemen lingkungan mengambil tindakan agresif untuk mempengaruhi kekuatan-kekuatan dalam lingkungan pemasaran bukan hanya mengamati, dan bereaksi terhadap itu (Wahyudyono 2008) Metode Proses Analisis Hirarki Proses Hirarki Analisis (PHA) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada tahun 1970-an untuk membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan proiritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria. 28

6 Proses Hierarki Analisis (PHA) adalah suatu metode yang memungkinkan pengembalian keputusan dengan mengkombinasikan pertimbangan dan nilai-nilai pribadi secara logik. Proses Hierarki Analisis memiliki beberapa keuntungan seperti : Beberapa keuntungan penggunaan metode PHA (Saaty 1993) : 1) Memberi suatu model yang luwes terhadap segala permasalahan. 2) Mensintesis satu hasil representatif dari berbagai penilaian berbeda. 3) Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan alternatif terbaik. 4) Menuntut ke arah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap alternatif. 5) Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. 6) Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem. 7) Memadukan rancangan deduktif dan ancangan sistem berdasarkan sistem kompleks. Metode Proses Hierarki Analitik ini ditujukan untuk memodelkan problema-problema yang tidak terstruktur, baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun sains manajemen. Disamping itu, analisis ini juga baik untuk digunakan dalam memodelkan problema-problema dan pendapat-pendapat sedemikian rupa, dimana permasalahan yang ada telah benar-benar dinyatakan secara jelas, dievaluasi, diperbincangkan, dan diprioritaskan untuk dikaji. Pada analisis PHA sedapat mungkin dihindarkan adanya penyederhanaan seperti dengan jalan membuat asumsi-asumsi agar diperoleh model-model kuantitatif, sebaliknya kita harus mempertahankan model yang kompleks seperti semula. Agar model ini realistik, maka harus memasukkan dan mengukur semua hal yang penting baik yang nyata maupun yang tidak nyata, yang dapat diukur secara kuantitatif maupun faktor-faktor kualitatif. Proses Hierarki Analisis dalam penerapannya membuka kesempatan adanya perbedaan pendapat dan konflik sebagaimana yang ada dalam kenyataan sehari-hari, dalam upaya mencapai konsensus (Fewidarto 1996).Metode PHA merupakan kerangka kerja yang komperhensif, logis, dan terstruktur. Metode ini memungkikan dilakukannya 29

7 pemahaman akan keputusan yang kompleks dengan melakukan dekomposisi dari suatu masalah. Cara kerja PHA sangat sederhana, metode ini dimulai dengan menyatukan semua keputusan yang relevan, dan kemudian dilakukan proses pembobotan untuk memudahkan pengambil keputusan yang relevan, kemudian dilakukan proses pembobotan untuk memudahkan pengambil keputusan melihat tingkat kepentingan dari masing-masing kriteria obyektif. Terdapat tiga prinsip dasar dalam PHA yaitu pendekomposisian masalah dari pengambilan keputusan, penilaian komparatif dari setiap unsur, dan pensintesisan dari masing-masing prioritas (Saaty 1993). Terdapat tiga prinsip utama yang harus dipahami untuk memecahkan persoalan dengan logis eksplisit, yaitu : 1) Prinsip Menyusun Hirarki Dalam menyusun hirarki, organisasi berusaha untuk menggambarkan, dan menguraikan permasalahan atau relitas secara hirarki. Untuk memperoleh pengetahuan terinci, persoalan yang kompleks disusun ke dalam bagian elemen pokoknya, dan kemudian bagian ini dimasukan ke dalam bagiannya lagi, dan seterusnya sehingga akhirnya persoalan yang kompleks tersebut dapat dipecahkan menjadi unsur-unsur yang terpisah. 2) Prinsip Menentukan Prioritas Penetapan priorits yang dimaksud adalah menetapkan peringkat elemenelemen menurut relatif pentingnya. 3) Prinsip Konsistensi Logis Konsitensi logis adalah menjamin bahwa semua elemen dikelompokan secara logis dan diperingatkan seara konsisten sesuai dengan kriteria logis. 30

8 Tingkat 1 : Goal G Tingkat 2 : Faktor F F F F Tingkat 3 : Aktor Tingkat 4 : Tujuan Tingkat 5 : Alternatif Strategi A A A A O O O O S S S S Gambar 4. Model Struktur Hirarki Sumber: Saaty (1993) Kerangka kerja PHA terdiri dari delapan langkah utama (Saaty 1993). Adapun penjelasan dari setiap langkah sebagai berikut: a) Mendefinisikan persoalan dan merincikan pemecahan persoalan yang diinginkan Hal yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah pengusahaan masalah secara mendalam, karena yang menjadi perhatian adalah pemilihan tujuan, kriteria, dan elemen-elemen yang menyusun hirarki. Tidak terdapat prosedur yang pasti untuk mengidentifikasi komponen-komponen sistem, seperti tujuan, kriteria, dan aktivitas-aktivitas yang akan dilibatkan dalam suatu sistem hirarki. Komponen-komponen sistem dapat diidentifikasi berdasarkan kemampuan pada analisa untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem. b) Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh. Struktur hirarki ini mempunyai bentuk yang saling berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub-sub tujuan, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi sub-sub sistem tujuan tersebut, pelaku-pelaku yang memberi dorongan, tujuan-tujuan pelaku, dan akhirnya ke alternatif strategi, pilihan atau skenario. Penyusunan hirarki ini berdasarkan jenis keputusan yang akan diambil. Pada tingkat puncak hirarki hanya terdiri dari satu elemen yang disebut dengan 31

9 fokus, yaitu sasaran keseluruhan yang bersifat luas. Tingkat di bawahnya dapat terdiri dari beberapa elemen yang dibagi dalam kelompok homogeny, agar dapat dibandingkan dengan elemen-elemen pada tingkat sebelumnya. c) Menyusun matriks banding berpasangan Matriks banding berpasangan dimulai dari puncak hirarki yang merupakan dasar untuk melakukan perbandingan berpasangan antar elemen terkait yang ada di bawahnya. Pembandingan berpasangan pertama dilakukan pada elemen tingkat ke dua terhadap fokus yang ada di puncak hirarki. Menurut perjanjian, suatu elemen yang ada di sebelah kiri diperiksa perihal dominasi atas yang ada di sebelah kiri elemen puncak matriks. d) Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan dari hasil perbandingan berpasangan antar elemen pada langkah 3. e) Memasukan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan satu sepanjang diagonal utama. f) Melaksanakan langkah 3, 4, dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut. g) Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas. h) Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki Kerangka Pemikiran Operasional Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat merupakan Dinas Pertanian yang berada pada salah satu provinsi termaju di Indonesia yang memiliki keunggulan komparatif di bidang pertanian. Dengan visi Mewujudkan Petani Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis, dan Sejahtera Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu sentral pengembangan pertanian di Jawa Barat harus dapat menciptakan sistem agribisnis yang kuat dan terintegrasi agar visi tersebut dapat tercapai. Suatu sistem agribisnis yang terdiri dari subsektor input, subsektor budidaya, subsektor output, dan subsektor pendukung merupakan suatu kesatuan yang harus saling terintegrasi. Jika salah satu sub sektor tersebut tidak berjalan dengan maksimal maka sistem agribisnis tersebut tidak dapat berjalan dengan maksimal. Oleh karena itu, pengembangan agribisnis di Jawa Barat akan dicapai apabila seluruh subsektor, mulai dari subsektor input, subsektor budidaya, 32

10 subsektor output, dan subsektor lembaga pendukung telah berjalan secara maksimal, keempat subsektor tersebut harus saling terintegrasi dan kuat satu sama lain. Unit Pengadaan Teknis Daerah Terpadu Balai Pengembangan Teknis Mekanisasi Pertanian (UPTD BPT Mektan) Jawa Barat yang berada di bawah Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat merupakan salah satu lembaga yang berada pada subsistem penunjang agribisnis di Jawa Barat. Balai Pengembangan Teknologi yang memiliki Tupoksi (tugas, pokok, dan fungsi) dalam teknologi pertanian di Jawa Barat berperan penting dalam pengembangan mekanisasi pertanian Jawa Barat. Balai Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian Jawa Barat ini sejak tahun 2002 telah menghasilkan kurang lebih 80 alat dan mesin pertanian tepat guna di daerah Jawa Barat. Namun sampai saat ini masih terdapat beberapa kendala dalam pencapaian visi dan misi dari Balai Mekanisasi Pertanian Jawa Barat ini seperti output alsintan yang masih belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan petani, dan penyebaran alsintan hasil BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat yang belum tersebar merata di Jawa Barat. Maka penelitian ini mengkaji tentang peranan serta visi, misi, dan tujuan dari Balai Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian Jawa Barat. Dalam menganalisis peran utama dari Balai Mektan Jawa Barat dilakukan Hirarki Analisis Proses. Pada analisis ini ditentukan faktor-faktor apa yang menjadi keputusan relevan untuk kemudian dilakukan proses pembobotan agar dapat memudahkan pengambil keputusan dengan melihat tingkat kepentingan dari masing-masing kriteria objektif. Setelah didapatkan hasil analisis peranan dengan PHA maka didapatkan strategi-strategi yang dapat dijalankan untuk pengembangan Balai Mekanisasi Pertanian Jawa Barat. Strategi-strategi yang telah diformulasikan tersebut diplotkan dalam bentuk alternatif strategi yang dapat digunakan oleh Balai Mekanisasi Pertanian Jawa Barat sebagai strategi pengembangan Balai Pengembangan teknologi ini. Kerangka operasional penelitian dapat dilihat pada Gambar 5. 33

11 Visi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat Mewujudkan Petani Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis, dan Sejahtera BPT Mekanisasi Pertanian Berperan sebagai SubSektor Penunjang Peningkatan Teknologi Pertanian Visi dan Misi Balai Mekanisasi Pertanian Analisis Peran Utama Balai Mekanisasi Pertanian Jawa Barat Pengidentifikasian Atribut- Atribut dengan Metode PHA Faktor-Faktor yang Berpengaruh Aktor yang Berpengaruh Tujuan-Tujuan yang Ingin Dicapai Alternatif yang Disarankan Penyusunan Struktur Hirarki Pembobotan dan Penghitungan pendapat Alternatif Prioritas Strategi Keterangan: ---- : Analisis PHA Gambar 5. Kerangka Operasional Penelitian 34

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, 98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah:

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah: IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Balai Pengembangan Teknologi (BPT) Mekanisasi Pertanian Jawa Barat yang terletak di Jalan Darmaga Timur Bojongpicung, Cihea,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 14 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Hierarki Analitik 2.1.1 Pengenalan Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori dalam upaya pemecahan masalah yang kan diteliti. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini dilaksanakan di PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF SRI WIDAYATI, SYAMSUL MA ARIF BUNASOR SANIM.

RINGKASAN EKSEKUTIF SRI WIDAYATI, SYAMSUL MA ARIF BUNASOR SANIM. RINGKASAN EKSEKUTIF SRI WIDAYATI, 2006. Analisis Strategik Pemberdayaan Unit Pelaksana Teknis Peternakan, Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak di Bekasi. Di bawah bimbingan SYAMSUL MA ARIF dan BUNASOR SANIM.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT NIC merupakan perusahaan yang memproduksi roti tawar spesial (RTS). Permintaan RTS menunjukkan bahwa dari tahun 2009 ke tahun 2010 meningkat sebanyak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian mengenai strategi bauran pemasaran pertama kali peneliti akan mempelajari mengenai visi misi dan tujuan perusahaan, dimana perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian Priyanto (2011), tentang Strategi Pengembangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di Kabupaten Rembang Jawa Tengah dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran San Diego Hills Visi dan Misi Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran Bauran Pemasaran Perusahaan: 1. Produk 2. Harga 3. Lokasi 4. Promosi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam BAB III METODOLOGI Metodologi merupakan kumpulan prosedur atau metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Menurut Mulyana (2001, p114), Metodologi diukur berdasarkan kemanfaatannya dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan adanya persaingan yang semakin ketat. Banyak perusahaan baru yang terus bermunculan dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pengembangan agroindustri kelapa sawit sebagai strategi pembangunan nasional merupakan suatu keniscayaan guna memperkecil kesenjangan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peluang bisnis yang cepat berkembang. Keadaan ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peluang bisnis yang cepat berkembang. Keadaan ini menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan kini sudah menjadi salah satu jenis usaha yang mulai banyak diperhitungkan dalam perkembangan bisnis. Pembiayaan mobil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk pembuat keputusan, pengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk pembuat keputusan, pengambil keputusan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk pembuat keputusan, pengambil keputusan, penentu atas sebuah pilihan dari sejumlah pilihan. Pengambilan keputusan terjadi setiap saat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Seiring dengan semakin banyaknya ketidakpastian yang membuat orang memerlukan strategi untuk menghadapi dan mengantisipasinya,

Lebih terperinci

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Kecil Menengah di Kota Tasikmalaya Departemen Perindustrian pada tahun 1991 mendefinisikan usaha kecil dan kerajinan sebagai kelompok perusahaan yang dimiliki penduduk

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 18 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Ada beberapa konsep pemikiran yang melandasi penelitian ini. Konsepkonsep pemikiran tersebut merupakan teori yang mendukung penelitian ini

Lebih terperinci

A. KERANGKA PEMIKIRAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Persaingan yang terjadi pada industri minuman ringan membuat setiap industri yang bergerak memproduksi minuman ringan harus selalu mengkaji ulang secara terus-menerus

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Manajemen Strategi Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:7) manajemen adalah suatu proses mengkoordinasikan aktivitas aktivitas pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut dapat terselesaikan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Keuntungan melalui kepuasan pelanggan. Pemasaran yang terintegrasi. Gambar 1. Model konsep pemasaran (Kotler dan Amstrong, 2008)

TINJAUAN PUSTAKA. Keuntungan melalui kepuasan pelanggan. Pemasaran yang terintegrasi. Gambar 1. Model konsep pemasaran (Kotler dan Amstrong, 2008) 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Kajian Penelitian Kajian dilakukan di Kabupaten Indramayu. Dasar pemikiran dipilihnya daerah ini karena Kabupaten Indramayu merupakan daerah penghasil minyak

Lebih terperinci

Strategi Korporasi, Strategi Unit Bisnis, dan Rencana Pemasaran

Strategi Korporasi, Strategi Unit Bisnis, dan Rencana Pemasaran Strategi Korporasi, Strategi Unit Bisnis, dan Rencana Pemasaran Oleh : Adelia Kumara Alvionita / 125020305111006 Dosen : Nanang Suryadi, SE., MM. Corporate Mission Strategic Unit Business Corporate New-

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN STRATEGIK

PENGANTAR MANAJEMEN STRATEGIK PENGANTAR MANAJEMEN STRATEGIK STRATEGY IS PLAN (INTENDED) STRATEGY IS PATTERN (REALIZED & EMERGENT) STRATEGY IS PERSPECTIVE STRATEGY IS POSITION STRATEGY IS PLAY PANDANGAN PRAGMATIS TENTANG STRATEGI Without

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau organisasi merupakan alat yang dipakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau organisasi merupakan alat yang dipakai untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan atau organisasi merupakan alat yang dipakai untuk mengkoordinasikan kerja untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau bernilai (Jones, 2013).

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

A. KERANGKA PEMIKIRAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Agroindustri sutera alam terutama untuk produk turunannnya berupa kokon, benang sutera, dan kain merupakan suatu usaha yang menjanjikan. Walaupun iklim dan kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijaksanaan Pemerintah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijaksanaan Pemerintah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Pembangunan Wilayah Pesisir Kebijaksanaan Pemerintah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dimana Rencana Tata Ruang Propinsi/Kota

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di 135 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian merupakan studi kasus yang dilakukan pada suatu usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan miniatur keseluruhan dari proses penelitian. Kerangka pemikiran akan memberikan arah yang dapat dijadikan pedoman bagi para

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model Rekayasa sistem kelembagaan penelusuran pasokan bahan baku agroindustri gelatin untuk menjamin mutu produk melibatkan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda,

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN 47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan

Lebih terperinci

Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard

Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Balanced scorecard digunakan dalam hampir keseluruhan proses penyusunan rencana. Tahapan penyusunan rencana pada dasarnya meliputi enam kegiatan berikut: perumusan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

pada teknik analisis aspek internal organisasi yang tertuang dalam bentuk analisis kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) organisasi.

pada teknik analisis aspek internal organisasi yang tertuang dalam bentuk analisis kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) organisasi. ix Tinjauan Mata Kuliah M ata kuliah Manajemen Strategik dirancang untuk menyiapkan mahasiswa agar mampu memahami proses manajemen strategik pada organisasi/perusahaan dalam menghadapi tuntutan stakeholders

Lebih terperinci

Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21

Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21 Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21 Ruang Lingkup Definisi pemasaran : Fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberi nilai kepada pelanggan dan

Lebih terperinci

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1. Tinjauan Pustaka Istilah kopi spesial atau kopi spesialti pertama kali dikemukakan oleh Ema Knutsen pada tahun 1974 dalam Tea and

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Menurut Jauch dan Glueek dalam Rosita (2008), bahwa strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh serta terpadu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Bertolak dari kondisi, potensi, dan prospek usaha mikro dan kecil makanan ringan, maka penelitian ini diarahkan untuk menghasilkan model untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 9 1.3. Tujuan Penelitian... 10 1.4. Manfaat Penelitian... 11 1.5.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Strategik Manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Identifikasi Faktor, Aktor, Tujuan, dan Alternatif yang Berpengaruh dalam Pengembangan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat Analisis identifikasi faktor, aktor, tujuan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian berkaitan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan di masa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam

Lebih terperinci

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015 SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN METODE MULTI-CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Faisal Piliang Sistem Informasi Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Proses pengembangan produk secara umum dibagi kedalam beberapa tahap yang biasanya disebut fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam bukunya yang berjudul Perancngan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perancangan Sistem Menurut Sinulingga, S (2008), sistem adalah separangkat elemen atau komponen saling bergantung atau berinteraksi satu dengan yang lain menurut pola tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga diperlukan sebuah sistem pengelolaan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga diperlukan sebuah sistem pengelolaan yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis dewasa ini telah berkembang dengan sangat cepat dan semakin kompleks sehingga diperlukan sebuah sistem pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang baik dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan ( decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis computer termasuk sistem berbasis

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI Jakarta Imam Sunoto, Fiqih Ismawan, Ade Lukman Nulhakim,, Dosen Universitas Indraprasta PGRI Email : raidersimam@gmail.com, vq.ismaone@gmail.com,

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN 76 VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN Sistem pengembangan klaster agroindustri aren di Sulawesi Utara terdiri atas sistem lokasi unggulan, industri inti unggulan, produk unggulan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purnomo dan Zulkieflimansyah (2000 : 8), istilah strategi berasal dari bahasa Yunani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purnomo dan Zulkieflimansyah (2000 : 8), istilah strategi berasal dari bahasa Yunani BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Manajemen Strategi Menurut Purnomo dan Zulkieflimansyah (2000 : 8), istilah strategi berasal dari bahasa Yunani strategos yang artinya memimpin,

Lebih terperinci

Pengertian Strategi. Alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing (Porter- 1985).

Pengertian Strategi. Alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing (Porter- 1985). Manajemen Strategik 2 3 Ilustrasi Suatu ketika ada dua orang direktur perusahaan yang bersaing dalam industri yang sama. Kedua direktur ini memutuskan untuk berkemah guna mendiskusikan kemungkinan merjer.

Lebih terperinci

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang penerapan Analitycal

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja,

Lebih terperinci

Memadukan tema pokok yang memberikan koherensi serta arah tindakan dan keputusan suatu organisasi

Memadukan tema pokok yang memberikan koherensi serta arah tindakan dan keputusan suatu organisasi Definisi Strategi : STRATEGI. Seni perang, khususnya perencanaan gerakan pasukan, kapal, dan sebagainya menuju posisi yang layak; rencana tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan sabagainya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia usaha menjadi bertambah ketat. Banyak badan usaha yang membangun usaha kecil menengah yang memerlukan

Lebih terperinci

Pengertian Metode AHP

Pengertian Metode AHP Pengertian Metode AHP Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Untuk memperkenalkan AHP, lihat contoh masalah keputusan berikut: Sebuah kawasan menghadapi kemungkinan urbanisasi yang mempengaruhi lingkungan. Tindakan apa yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam praktik bisnis, konsumen menginginkan produk yang sesuai dengan selera kebutuhan mereka, di mana produk tersebut memiliki kualitas tinggi serta harga yang terjangkau.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana mencapai misi dan tujuan perusahaan. Strategi akan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini ada 3 tahap yang dilewati yaitu: (1) tahap awal, (2) tahap pengembangan, dan (3) tahap akhir. Pada tahap awal dilakukan pengumpulan data yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

Bisnis dan Lingkungannya

Bisnis dan Lingkungannya Bisnis dan Lingkungannya Putu Semaradana, S.Pd A. PENGERTIAN BISNIS Secara terminologis, bisnis merupakan sebuah kegiatan atau usaha. Bisnis dapat pula diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Perbaikan kualitas udang melalui rantai pengendalian mutu perlu melibatkan unit pengadaan bahan baku, unit penyediaan bahan baku, unit pengolahan, dan laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi, telah menuntut berbagai perusahaan

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Latar Belakang. Kewajiban negara yang diemban pemerintah adalah: (1) melindungi rakyat;

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Latar Belakang. Kewajiban negara yang diemban pemerintah adalah: (1) melindungi rakyat; BAB I PENDAHULUAN I.2 Latar Belakang Kewajiban negara yang diemban pemerintah adalah: (1) melindungi rakyat; (2) melayani rakyat; (3) mengatur rakyat, dengan demikian sebenarnya esensi dari tanggung jawab

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di restoran Mie Jogja Pak Karso dan Ayam Penyet Surabaya di jalan Padjajaran No. 28 B Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. dan lingkungan mengalir melalui tahap-tahap yang saling berkaitan ke arah

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. dan lingkungan mengalir melalui tahap-tahap yang saling berkaitan ke arah 76 BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN Manajemen strategik pada prinsipnya adalah suatu proses, di mana informasi masa lalu, masa sekarang dan juga masa mendatang dari suatu kegiatan dan lingkungan mengalir

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG [- BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Garut dalam kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 telah memberikan

Lebih terperinci