BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tahapan Proses Perancangan dan Pengembangan Produk Proses perancangan dan pengembangan produk terdiri dari 6 tahapan seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.1 berikut ini :

2 Gambar 2.1 Proses Perancangan dan Pengembangan Produk Karena keterbatasan waktu dalam penulisan skripsi ini dan begitu luasnya tahap tahap dalam proses perancangan dan pengembangan produk, maka tahap tahap proses perancangan dan pengembangan produk dalam penulisan skripsi ini dibatasi dari tahap perencanaan produk, identifikasi kebutuhan pelanggan, spesifikasi produk, penyusunan konsep, seleksi konsep, pengujian konsep, arsitektur produk, desain industri, desain untuk manufaktur dan yang terakhir prototype Perencanaan Produk Proses perencanaan produk mengidentifikasikan portfolio produk produk yang dikembangkan oleh organisasi dan waktu pengenalannya ke pasar. Proses perencanaan mempertimbangkan peluang peluang pengembangan produk. Peluang peluang itu diidentifikasikan oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk, dan analisis keunggulan para pesaing. Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi proyek, ada 5 tahapan yang harus dilakukan antara lain : 1. Mengidentifikasi peluang. 2. Mengevaluasi dan memprioritaskan proyek. 3. Mengalokasi sumber daya dan rencana waktu. 4. Melengkapi perencanaan pendahuluan proyek.

3 5. Merefleksikan kembali hasil dan proses. Rencana proses dimulai dengan mengidentifikasikan peluang peluang pengembangan produk. Ide ide untuk produk baru atau detail produk berasal dari beberapa sumber (secara pasif), antara lain : Personal pemasaran dan penjualan. Penelitian dan organisasi pengembangan teknologi. Tim pengembangan produk saat ini. Manufaktur dan operasional organisasi. Pelanggan sekarang atau potensial. Pihak ketiga seperti pemasok, pencipta dan partner partner bisnis. Proses identifikasi peluang pengembangan produk sangat berhubungan dengan kegiatan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan. Identifikasi kebutuhan pelanggan dapat dilakukan dengan pendekatan proaktif, yang meliputi : Mencatat kegagalan dan keluhan yang di alami pelanggan dengan produk yang ada sekarang. Mewawancarai pengguna utama, dengan memfokuskan pada proses inovasi oleh pengguna pengguna ini dan modifikasi modifikasi yang dilakukan oleh para pengguna terhadap produk yang ada.

4 Mempertimbangkan implikasi terhadap adanya kecenderungan - kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori produk yang ada dan peluang peluang kategori produk baru. Beberapa usulan pelanggan sekarang dikumpulkan secara sistematis melalui tenaga penjualan dan sistem pelayanan pelanggan. Studi para pesaing produk yang dilakukan secara hati - hati dengan berdasarkan pada basis sekarang (keunggulan keunggulan pesaing). Status teknologi yang muncul dilihat kembali untuk memfasilitasi perpindahan teknologi yang tepat dari penelitian ke arah pengembangan produk. Pernyataan misi mungkin mencakup beberapa dari keseluruhan informasi berikut : Uraian produk ringkas (satu kalimat) : Uraian ini mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik. Mungkin saja berupa pernyataan visi produk. Sasaran utama bisnis : Sebagai tambahan sasaran proyek yang mendukung strategi perusahaan, sasaran ini biasanya mencakup waktu, biaya, dan kualitas (contoh, penentuan waktu pengenalan produk, performansi finansial yang diinginkan, target pangsa pasar).

5 Pasar target untuk produk : Terdapat beberapa pasar target untuk produk. Bagian ini mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang perlu dipertimbangkan dalam usaha pengembangan. Asumsi - asumsi dan batasan - batasan untuk mengarahkan usaha pengembangan : Asumsi asumsi harus dibuat dengan hati hati, meskipun mereka membatasi kemungkinan jangkauan konsep produk, mereka membantu untuk menjaga lingkup proyek yang terkelola. Untuk itu dibutuhkan informasi informasi untuk pencatatan keputusan mengenai asumsi dan batasan. Stakeholder : Satu cara untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari produk, yaitu sekumpulan orang yang dipengaruhi oleh keberhasilan dan kegagalan produk. Daftar stakeholder dimulai dari pengguna akhir (pelanggan eksternal akhir) dan pelanggan eksternal yang membuat keputusan tentang produk. Stakeholder juga mencakup pelanggan produk yang mendampingi perusahaan, seperti tenaga penjual, organisasi pelayanan, dan departemen produksi. Daftar stakeholder menyediakan bayangan bagi tim untuk mempertimbangkan kebutuhan setiap orang yang akan dipengaruhi oleh produk Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

6 Identifikasi kebutuhan pelanggan bertujuan untuk meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan pelanggan, mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan yang tersembunyi dan tidak terucapkan (latent needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit, menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk, memudahkan pembuatan arsip dari aktifitas identifikasi kebutuhan untuk proses pengembangan produk, menjamin tidak ada kebutuhan pelanggan penting yang terlupakan, menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan pelanggan di antara anggota tim pengembangan. Lima tahap dalam mengidentifikasi kebutuhan pelanggan adalah : 1. Mengumpulkan data mentah dari pelanggan. 2. Menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan. 3. Mengorganisasikan kebutuhan menjadi beberapa hierarki, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan (jika diperlukan) tertier. 4. Menetapkan derajat kepentingan relatif setiap kebutuhan. 5. Menganalisa hasil dan proses Penyusunan Konsep Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan bentuk produk. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Proses penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target, dan diakhiri

7 dengan terciptanya beberapa konsep produk sebagai sebuah pilihan akhir. Penyusunan konsep yang baik memberikan keyakinan pada tim bahwa seluruh kemungkinan telah digali. Lima langkah metode penyusunan konsep, yaitu : 1. Memperjelas masalah. 2. Pencarian secara eksternal. 3. Pencarian secara internal. 4. Menggali secara sistematis. 5. Merefleksikan pada hasil dan proses Seleksi konsep Dengan menggunakan bermacam macam metode, tim kemudian menghasilkan konsep solusi alternatif sebagai respon terhadap kebutuhan ini. Seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif dari konsep, dan memilih satu atau lebih konsep untuk menyelidiki, pengujian dan pengembangan selanjutnya. Penyaringan dan penilaian konsep terdiri dari enam langkah, yaitu : 1. Menyiapkan matrik seleksi. 2. Menilai konsep. 3. Merangking konsep konsep.

8 4. Menggabungkan dan memperbaiki konsep konsep. 5. Memilih satu atau lebih konsep. 6. Merefleksikan hasil dan proses Pengujian Konsep Pada tahap pengujian konsep, tim pengembang meminta respon dari pelanggan potensial terhadap target pasar yang dituju mengenai uraian dan gambar konsep produk. Tipe pengujian seperti ini bisa digunakan, antara lain untuk memilih di antara dua atau lebih konsep yang akan dilanjutkan ke tahap berikutnya, mengumpulkan informasi dari pelanggan potensial tentang cara memperbaiki konsep dan memperkirakan potensial penjualan produk. Beberapa pengujian lain dengan menggunakan pelanggan potensial juga mungkin dilakukan pada waktu diluar fase pengembangan konsep. Sebagai contoh, beberapa alat pengujian pelanggan yang hanya didasarkan pada deskripsi verbal tentang konsep dapat digunakan dalam mengidentifikasi peluang produk yang sebenarnya, yang menjadi dasar penetapan misi proyek. Pengujian juga dapat dilakukan untuk memprediksi permintaan setelah proses pengembangan produk mendekati akhir. Metode pengujian konsep terdiri dari tujuh langkah, yaitu : 1. Mendefinisikan maksud dari pengujian konsep. 2. Memilih populasi survei. 3. Memilih format survei. 4. Mengkomunikasikan konsep.

9 5. Mengukur respons pelanggan. 6. Menginterpretasikan hasil. 7. Merefleksikan hasil dan proses Arsitektur Produk Sebuah produk dianggap terdiri dari elemen fungsional dan fisik. Elemen elemen fungsional dari produk terdiri atas operasi dan transformasi yang menyumbang terhadap kinerja keseluruhan produk. Elemen fisik dari sebuah produk adalah bagian bagian produk (part), komponen dan sub rakitan yang pada akhirnya diimplementasikan terhadap fungsi produk. Elemen elemen fisik diuraikan lebih rinci, ketika usaha pengembangan lebih lanjut. Beberapa elemen fisik ditentukan oleh konsep produk, dan yang lainnya ditentukan selama fase perancangan detail. Elemen fisik ini tidak mungkin melepaskan diri dari keterkaitan dari konsep produk dan merupakan elemen yang penting dari proyek pengembangan. Elemen fisik produk biasanya diorganisasikan menjadi beberapa building block utama yang disebut chunks. Setiap chunk terdiri dari sekumpulan komponen yang mengimplementasikan fungsi dari produk. Arsitektur produk adalah skema elemen elemen fungsional dari produk disusun menjadi chunk yang bersifat fisikal dan menjelaskan bagaimana setiap chunk berinteraksi. Dalam menetapkan arsitektur produk terdapat tiga langkah, yaitu: 1. Membuat skema produk.

10 Skema adalah diagram yang menggambarkan pengertian tim terhadap elemen eleman penyusun produk. 2. Mengelompokkan elemen elemen pada skema. Tantangan pada langkah 2 ini adalah menugaskan setiap elemen yang terdapat pada skema menjadi chunk Desain Industri Para desainer industri adalah yang paling bertanggung jawab terhadap aspek aspek suatu produk yang berhubungan dengan pemakai seperti daya tarik estetis produk (tampilan, suara, perasaan dan baunya) dan fungsi interfasenya (bagaimana cara penggunaannya). Desain industri adalah jasa profesional dalam menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi guna mengoptimalkan fungsi fungsi, nilai dan penampilan produk serta sistem untuk mencapai keuntungan yang mutual antara pemakai dan produsen. Ada lima tujuan penting yang didapat dari desain industri, yaitu : Kegunaan

11 Hasil produksi manusia harus selalu aman, mudah digunakan, dan intuitif. Setiap ciri harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memudahkan pemakainya mengetahui fungsinya. Penampilan Bentuk, garis, proporsi, dan warna digunakan untuk menyatukan produk menjadi satu produk yang menyenangkan. Kemudahan pemeliharaan Produk harus juga didesain untuk memberitahukan bagaimana mereka dapat dirawat dan diperbaiki. Biaya biaya rendah Bentuk dan ciri memegang peranan besar dalam biaya peralatan dan produksi. Karena itu, hal ini harus diperhatikan secara bersama sama oleh tim. Komunikasi Desain produk harus dapat mewakili filosofi desain perusahaan dan misi perusahaan melalui visualisasi kualitas produk. Kebanyakan produk dipasaran diperbaiki dengan beberapa cara atau dengan desain industri yang baik. Semua produk yang digunakan, dioperasikan atau dilihat oleh orang orang amat bergantung pada desain industri untuk mencapai kesuksesan komersial.

12 Dengan adanya pemikiran ini, akan mudah menilai pentingnya desain industri terhadap suatu produk tertentu. Untuk menjelaskan pentingnya desain industri, ada dua dimensi yaitu ergonomik dan estetis. Kebutuhan kebutuhan ergonomik : Seberapa penting kemudahan pemakaian? Seberapa pentingnya kemudahan perawatan? Berapa banyak interaksi pemakai yang diperlukan untuk fungsi fungsi produk? Berapa pembaruan yang interaksi pemakai perlukan? Apa pokok permasalahan keamanan? Sedangkan kebutuhan kebutuhan estetis mencakup hal hal seperti : Apakah diferensiasi produk visual diperlukan? Seberapa penting gengsi kepemilikan, kesan, dan model? Akankah suatu produk estetis memotivasi tim? Setelah kebutuhan kebutuhan ergonomik dan estetis dibuat, Penilaian kualitas desain industri untuk produk yang sudah jadi dapat dinilai secara kualitatif untuk mengetahui apakah desain industri telah mengerjakan tujuannya dengan menimbang setiap aspek dari produk yang dipengaruhi oleh desain industri. Di bawah ini ada 5 kategori untuk mengevaluasi sebuah produk, yaitu :

13 Kualitas dari antarmuka pengguna. Daya tarik emosional. Kemampuan untuk memelihara dan memperbaiki produk. Penggunaan yang tepat dari sumber. Diferensiasi produk Design For Manufacturing Kebutuhan pelanggan dan spesifikasi produk berguna untuk menuntun fase pengembangan konsep, tetapi pada aktifitas pengembangan selanjutnya, tim sering kesulitan untuk mengaitkan kebutuhan dan spesifikasi dengan isu isu desain tertentu yang mereka hadapi. Perancangan untuk proses manufaktur merupakan salah satu dari pelaksanaan yang paling terintegrasi yang terlibat dalam pengembangan produk. Desain untuk proses manufaktur / design for manufacturing (DFM) menggunakan informasi dari beberapa tipe, termasuk diantaranya : 1) sketsa, gambar, spesifikasi produk, dan alternatif alternatif rancangan; 2) suatu pemahaman detail tentang proses produksi dan perakitan; serta 3) perkiraan biaya manufaktur, volume produksi dan waktu peluncuran produk. Metode desain untuk proses manufaktur terdiri dari 5 langkah, yaitu : 1. Memperkirakan biaya manufaktur. 2. Mengurangi biaya komponen. 3. Mengurangi biaya perakitan.

14 4. Mengurangi biaya pendukung produksi. 5. Mempertimbangkan pengaruh keputusan DFM pada faktor lainnya. Karena desain untuk proses manufaktur bertujuan untuk memperkirakan biaya manufaktur, mengurangi biaya komponen, mengurangi biaya perakitan, mengurangi biaya pendukung produksi, mempertimbangkan pengaruh keputusan DFM pada faktor lainnya. Maka diperlukan hal hal di bawah ini untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu : Daftar list komponen. Daftar list komponen bertujuan untuk mendaftar komponen komponen yang diperlukan untuk menyusun sebuah produk beserta penjelasan dari tiap tiap komponen penyusun tersebut. Struktur produk Struktur produk merupakan gambaran secara grafis atau diagram yang membentuk sebuah pohon yang menunjukkan bagaimana sebuah produk dibuat secara bertahap dari berbagai komponen yang mengandung informasi tentang kuantitas komponen yang digunakan. Bill of Material Bill of Material (BOM) adalah tabel yang berisi daftar (list) komponen yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk yang menggambarkan hubungan induk komponen.

15 Prototype Prototype adalah sebuah penaksiran produk melalui satu atau lebih dimensi yang menjadi perhatian. Dengan definisi ini, setiap wujud yang memperhatikan sedikitnya satu aspek produk yang menarik bagi tim pengembang dapat ditampilkan sebagai sebuah prototype. Membuat prototype merupakan proses pengembangan perkiraan perkiraan semacam itu dari produk. Prototype dapat berguna diklasifikasikan di antara dua dimensi. Dimensi yang pertama adalah tingkat di mana sebuah prototype merupakan bentuk fisik sebagai lawan dari analitik. Prototype fisik merupakan benda nyata yang dibuat untuk memperkirakan produk. Aspek aspek produk yang diminati oleh tim pengembang secara nyata dibuat menjadi sebuah produk untuk pengujian dan percobaan. Contoh prototype fisik model yang tampilannya seperti produk, bukti bahwa prototype konsep digunakan untuk menguji sebuah pemikiran secara cepat, dan hardware percobaan digunakan untuk membenarkan fungsi dari sebuah produk. Prototype analitik meliputi simulasi komputer, sistem persamaan penulisan pada kertas komputer dan model komputer tiga dimensi. Dimensi kedua adalah tingkatan dimana sebuah prototype merupakan prototype yang menyeluruh sebagai lawan dari terfokus. Prototype yang menyeluruh mengimplementasikan sebagian besar atau semua atribut dari produk. Prototype yang menyeluruh dapat disamakan dengan pemakaian sehari hari dari kata prototype,

16 merupakan sebuah skala keseluruhan, versi kerja keseluruhan dari produk. Sebuah contoh prototype menyeluruh adalah yang diberikan kepada pelanggan untuk mengidentifikasikan kekurangan dari desain sebelum memutuskan diproduksi. Berlawanan dengan prototype menyeluruh, prototype terfokus mengimplementasikan satu atau sedikit sekali atribut produk. Contoh prototype terfokus meliputi model busa, untuk menggali bentuk dari prototype rancangan produk. Sebuah praktek umum dimaksudkan untuk menggunakan dua atau lebih prototype terfokus secara bersama sama untuk menyelidiki performansi produk secara keseluruhan. Satu dari prototype ini seringkali merupakan prototype yang mirip tampilannya, dan yang lainnya merupakan prototype yang mirip kerjanya. Dengan membuat dua prototype terfokus yang terpisah, tim dapat menjawab pertanyaan lebih cepat daripada jika membuat satu prototype menyeluruh. Dalam proyek pengembangan produk, prototype digunakan untuk empat tujuan, yaitu : Pembelajaran Prototype sering digunakan untuk menjawab dua tipe pertanyaan Akankah dapat bekerja? dan Sejauh mana dapat memenuhi kebutuhan pelanggan? Saat harus menjawab pertanyaan semacam ini, prototype diperlakukan sebagai alat pembelajaran. Komunikasi

17 Prototype memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak, penjual, mitra, keseluruhan anggota tim, pelanggan, dan investor. Hal ini benar karena sebuah gambaran, alat, tampilan tiga dimensi dari produk lebih mudah dimengerti daripada sebuah penggambaran verbal, bahkan sebuah sketsa produk sekalipun. Penggabungan Prototype digunakan untuk memastikan bahwa komponen komponen dan subsistem subsistem dari produk bekerja bersamaan seperti yang diharapkan. Milestone Dalam tahap pengembangan produk berikutnya, prototype digunakan untuk mendemonstrasikan bahwa produk telah mencapai tingkat kegunaan yang diinginkan. Prototype milestone menyediakan hasil nyata, memperlihatkan kemajuan dan disiapkan untuk menjalankan jadwal. Ada empat langkah dalam merencanakan membuat sebuah prototype selama usaha pengembangan produk, yaitu : Menetapkan tujuan Prototype. Menetapkan tingkat perkiraan konsep.

18 Menggariskan rencana percobaan. Membuat jadwal untuk perolehan, pembuatan dan pengujian Pengambilan Sampel Sampel atau sample adalah wakil dari populasi yang cukup besar jumlahnya. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Sedangkan sampling adalah aktifitas mengumpulkan sampel. Tujuan peneliti mengambil sampel ialah memperoleh keterangan mengenai obyeknya, dengan jalan hanya mengamati sebagian saja dari populasi. Pengambilan sampel ini dilakukan karena sering tidak dimungkinkan untuk mengamati setiap anggota dari populasi yang sangat besar jumlahnya seorang demi seorang. Oleh karena itu perlu diadakan pengambilan sampel dari satu populasi, dengan tujuan sebagai berikut : 1. Mengadakan reduksi terhadap kuantitas obyek yang diteliti; reduksi dalam artian pengurangan. Tidak semua populasi atau peristiwa yang akan diteliti; akan tetapi hanya sebagian saja. 2. Mengadakan generalisasi terhadap hasil penelitian. Generalisasi di sini berarti membuat konklusi ringkas terhadap fenomena yang sangat banyak jumlahnya. 3. Menonjolkan sifat sifat umum dari populasi. Untuk ini orang berusaha mengeliminasi ciri ciri yang khas individuil. Dalam bahasa bilangan, hal ini bisa dinyatakan sebagai berikut : setiap anggota populasi

19 dianggap berbeda dari keadaan rata rata populasi. Sebagian dari anggota populasi, kondisinya ada lebih kecil dari harga rata rata; sedang sebagian lagi lebih besar dari harga rata ratanya. Akan tetapi jika dilihat secara keseluruhan, sifat sifat yang berbeda (yang khas dan yang individuil) tadi tidaklah ditampakkan secara menonjol. Sedang yang lebih dikemukakan ialah sifat sifat umumnya; dalam hal ini ialah harga rata ratanya. Namun demikian, untuk menjaga agar supaya ciri ciri khas individuil itu tidak banyak dihilangkan, perlu diusahakan agar jumlah sampel cukup besar. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sampel probabilitas dengan metode sampel probabilitas area / pemilihan sampel area (area sampling). Metode pemilihan sampel area pada dasarnya merupakan metode pemilihan sampel acak bedasarkan kelompok yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi yang lokasi geografisnya terpencar. Metode ini diterapkan jika faktor lokasi menjadi pertimbangan penting dalam pemilihan sampel. Area pemilihan sampel dapat dibagi berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan (propinsi, kabupaten, kotamadya atau area yang lebih kecil), berdasarkan wilayah pemasaran produk perusahaan, atau menggunakan dasar pembagian area yang lain. Metode ini digunakan untuk menghemat biaya pemilihan sampel dan tidak tergantung pada kerangka sampel.

20 Berapa banyak desa yang diambil dari setiap kecamatan, berapa kecamatan yang mesti ditetapkan sebagai sampel dalam satu daerah kabupaten, dan berapa jumlah kabupaten yang dipilih dalam satu propinsi, semua ini tidak ditentukan secara prinsipil. Penetapan jumlah sampel dapat tergantung pada situasi dan tuntutan tuntutan khusus dalam tujuan penelitian, dan bergantung pula pada pola rencana dari penelitian. Untuk keperluan ini, teknik random sampling bisa diterapkan guna penentuan subyek sampelnya. Atau dengan kata lain, suatu survei untuk mengetahui perilaku konsumen terhadap produk tertentu di suatu wilayah kotamadya memilih subyek sampel penelitian berupa rumah tangga dengan menggunakan metode area sampling. Penelitian menggunakan peta wilayah kotamadya untuk mengidentifikasi dan memilih secara acak kecamatan kecamatan yang dijadikan sampel penelitian. Selanjutnya peneliti memilih sampel kelurahan secara acak dari kecamatan kecamatan terpilih. Berdasarkan kelurahan yang terpilih, peneliti dapat memilih sampel rukun tetangga (RT) secara acak dari rukun warga (RW) yang terpilih. Akhirnya responden penelitian berupa rumah tangga dipilih secara acak dari RT yang terpilih. Untuk lebih jelasnya, pengambilan sampel dengan metode sampel probabilitas area / pemilihan sampel area (area sampling) akan dijelaskan dengan diagram berikut, yaitu :

21 Diagram 2.1 Diagram Pengambilan Sampel Ukuran Sampel yang Dibutuhkan Penentuan besarnya sampel dengan persentase seperti yang dahulu banyak digunakan tampaknya kini sudah harus ditinggalkan. Agar diperoleh hasil penelitian lebih baik, diperlukan sampel yang baik pula, yakni betul betul mencerminkan populasi. Supaya perolehan sampel lebih akurat, diperlukan rumus rumus penentuan besarnya sampel. Untuk menentukan berapa minimal jumlah sampel yang

22 diambil jika jumlah populasi diketahui, maka dapat menggunakan rumus Slovin dibawah ini : n = 1+ ( N N e 2 ) Ket : n N e = Ukuran sampel = Ukuran populasi = Kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, misalnya 5% Pengujian Data Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Hal ini dikarenakan benar tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpul data. Pengujian data dilakukan sebelum alat ukur dibagikan kepada responden untuk menguji reliabilitas dan validitas data. Pengujian data dilakukan terhadap minimal 30 responden agar distribusi nilai (skor) mendekati kurva normal Uji Reliabilitas Data Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut cukup baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius

23 mengarahkan responden untuk memilih jawaban jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Pengertian umum menyatakan bahwa instrumen penelitian harus reliabel. Dengan pengertian ini sebenarnya kita dapat salah arah (mis leading). Yang diusahakan dapat dipercaya adalah datanya, bukan semata mata instrumennya. Ungkapan yang menyatakan bahwa instrumen harus reliabel sebenarnya mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Apabila pengertian ini sudah tertangkap maka akan tidak begitu menjumpai kesulitan dalam menentukan cara menguji reliabilitas instrumen. Secara garis besar ada dua reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal. Seperti halnya pada pembicaraan validitas, dua nama ini sebenarnya menunjukkan pada cara cara menguji tingkat reliabilitas instrumen. Jika ukuran atau kriteriumnya berada di luar instrumen maka dari hasil pengujian ini diperoleh reliabilitas eksternal, sebaliknya jika perhitungan dilakukan berdasarkan data dari instrumen tersebut saja, akan menghasilkan reliabilitas internal. Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan reliabilitas internal yaitu dengan cara menganalisa data dari satu kali hasil pengetesan dengan menggunakan rumus Spearman Brown, yaitu : 2 rb r = 1 + r b

24 Uji Validitas Data Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Untuk memperoleh instrumen yang valid, peneliti harus bertindak hati hati sejak awal penyusunannya. Dengan mengikuti langkah langkah penyusunan instrumen, yakni memecah variabel menjadi sub variabel dan indikator baru memuaskan butir butir pertanyaan, peneliti sudah bertindak hati hati. Apabila cara dan isi tindakan ini sudah betul, dapat dikatakan bahwa peneliti sudah boleh berharap memperoleh instrumen yang memiliki validitas logis. Dikatakan validitas logis karena validitas ini diperoleh dengan suatu usaha hati hati melalui cara cara yang benar sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki. Selain memperoleh validitas logis, peneliti juga menguji validitas instrumen yang disusun melalui pengalaman. Dengan mengujinya melalui pengalaman akan diketahui tingkat validitas empiris atau validitas berdasarkan pengalaman.

25 Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal. 1) Validitas eksternal instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukan oleh Pearson yang di kenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut : r b = {( n ΣX ( n ΣXY ) ( ΣX )( ΣY ) 2 2 ) ( ΣX ) }{( n ΣY 2 ) ( ΣY ) 2 } 2) Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Dengan kata lain sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila setiap bagian instrumen mengungkap data dari variabel yang dimaksud. 2.2 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Jadi kerangka pemikiran adalah konsep proses berpikir yang dilakukan penulis dalam menyelesaikan skripsi yang di mulai dari suatu variabel, yaitu suatu masalah atau hambatan dan kemudian variabel tersebut akan diatasi dengan teori teori yang berhubungan dengan variabel tersebut dan diakhiri dengan result (hasil), yaitu solusi yang didapat dalam menyelesaikan masalah tersebut.

26 Menurut Uma Sekaran (1992), kerangka berpikir yang baik perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang dikemukakan dalam penelitian. Berikut adalah diagram kerangka pemikiran tersebut, yaitu : Diagram 2.2 Diagram Kerangka Pemikiran Untuk lebih jelasnya, tahapan dalam kerangka pemikiran ini akan dijelaskan sebagai berikut, yaitu :

27 Variabel Variabel atau permasalahan dalam skripsi ini adalah suatu kebutuhan akan topi yang tidak saja menahan silau matahari dari arah atas tetapi juga dapat menahan silau dari hasil pantulan atau sinar sejajar dan juga topi yang memperhatikan sisi hiburan. Ide Berawal dari variabel atau masalah tersebut, maka timbul suatu ide untuk mengembangkan suatu topi yang dapat mengatasi kekurangan pada topi yang ada saat ini. Resources search Berangkat dari ide yang disebut di atas, maka dicari perangkat perangkat yang dapat memenuhi ide ide yang disebut di atas. Selection Pada tahap ini, penulis memilih perangkat perangkat yang telah didapat dalam tahap Resources search. Pemilihan ini didasarkan dari hasil kuisioner atau keinginan responden. Result. Hasil yang didapatkan adalah merancang dan mengembangkan produk topi yang baru yang dapat menggabungkan kelebihan kelebihan dan menghilangkan kekurangan kekurangan jenis jenis topi yang telah ada serta menggabungkan perangkat yang didapat pada hasil Selection.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Perancangan dan Pengembangan Produk Perancangan dan pengembangan produk adalah serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metode Penelitian. Diagram 3.1 Diagram Flow Tahapan Pengembangan

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metode Penelitian. Diagram 3.1 Diagram Flow Tahapan Pengembangan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Studi Pendahuluan Analisa topi yang sudah ada Pengamatan kebiasaan para pengguna topi Studi Pustaka Perumusan Masalah Identifikasi hasil yang didapat pada Studi Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Proses pengembangan produk secara umum dibagi kedalam beberapa tahap yang biasanya disebut fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam bukunya yang berjudul Perancngan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Produk Perencanaan produk sering disebut sebagai zerofase karena mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun Proses Pengembangan Produk secara umum terdiri dari beberapa tingkatan atau biasa disebut fase. Dari buku Perancangan dan Pengembangan Produk karangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Industri Desain industri merupakan salah satu elemen penting dalam proses pengembangan produk dimana kegiatan desain industri ini memiliki peranan cukup penting

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan dan Perancangan Produk Baru Pengembangan produk baru (New Product Development) adalah suatu bagian yang penting dalam dunia bisnis. Produk-produk baru dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pernyataan Misi Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam proses pengembangan produk ada tiga Departement yang ada diperusahaan, yang diperlukan kontribusinya dan peranannya dalam menjalankan suatu proyek atau proses

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM 20 BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM Studi pendahuluan Studi kepustakaan Pengumpulan data: * kuesioner *wawancara *observasi lapangan Data cukup, data reliabel, data valid? Ya tidak Identifikasi kebutuhan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK MEJA SETERIKA Yunus Armanto

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK LAMPU BELAJAR Like Lanita

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan dan Pengembangan Konsep Produk 2.1.1 Desain Adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, dan menyusun suatu sistem (fisik/ nonfisik) yang optimum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 3 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 29/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

INDUSTRIAL DESIGN. Chapter 12

INDUSTRIAL DESIGN. Chapter 12 1 INDUSTRIAL DESIGN Chapter 12 2 Desain Industri (Industrial Design/ID) Jasa profesional dalam menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi guna mengoptimalkan fungsi-fungsi, nilai, dan penampilan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ENAM FASE PROSES PENGEMBANGAN GENERIK Fase 0 Perencanaan Fase 1 Pengembangan Konsep Fase 2 Perancangan tingkat Sistem Fase 3 Perancangan rinci Fase

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Industri Desain industri lahir diperkirakan di Eropa Barat pada tahun 1990-an. Beberapa perusahaan Jerman, termasuk AEG, suatu perusahaan elektrikal yang besar,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Semester Ganjil 2006/2007 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK TOPI FlexyHat DENGAN MENGINTEGRASIKAN PERANGKAT TAMBAHAN BERDASARKAN

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Tinjauan Pustaka Perancangan dan pengembangan produk secara garis besar adalah rangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisis dan peluang dan kemudian diakhiri dengan tahap produksi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 2 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 22/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. pengembangan produk permainan anak yang dapat meningkatkan daya

BAB 3 METODOLOGI. pengembangan produk permainan anak yang dapat meningkatkan daya BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian untuk penyusunan skripsi ini meliputi langkah-langkah pengembangan produk permainan anak yang dapat meningkatkan daya intelegensia anak yang disesuaikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto dalam buku Prof. J. Supranto,

BAB 3 METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto dalam buku Prof. J. Supranto, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian. Pada penelitian dalam proyek akhir ini, digunakan metode deskriptif dan asosiatif. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto dalam buku Prof. J. Supranto, M.A.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah pengelompokan yang logis dari dua atau lebih atribut (Machfoedz, 010). Variabel disebut juga sebagai objek penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan BAB III METODE PENELITIAN 3. Desain Penelitian Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu secara benar. Husein (998 : ). Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Sugiyono (2013:01).

Lebih terperinci

Bab 3. Metodologi Penelitian

Bab 3. Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk dapat merumuskan permasalahan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi obyek yang diamati. Berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi ini, perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin ketat membuat perusahaan perlu meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk

Lebih terperinci

PRODUCT ARCHITECTURE. Ir. Erlinda Muslim, MEE

PRODUCT ARCHITECTURE. Ir. Erlinda Muslim, MEE 1 PRODUCT ARCHITECTURE Arsitektur produk adalah penugasan elemen elemen fungsional dari produk terhadap kumpulkan bangunan fisik. Tujuan arsitektur produk adalah menguraikan komponen fisik dasar dari produk,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN PRODUK

BAB 3 METODE PERANCANGAN PRODUK BAB 3 METODE PERANCANGAN PRODUK Berikut merupakan flow diagram dari tahapan-tahapan ng dilakukan dari awal sampai akhir dalam melakukan proses pengembangan produk : Perencanaan (perntaan misi) Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III DISAIN PRODUK

BAB III DISAIN PRODUK BAB III DISAIN PRODUK 3.1. Pendahuluan Salah satu karakteristik manusia adalah mereka selalu berusaha mencitakan sesuatu, baik alat atau benda lainnya untuk membantu kehidupan mereka. Untuk mewejudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan merupakan ukuran penilaian menyeluruh atas tingkat suatu pelayanan

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan merupakan ukuran penilaian menyeluruh atas tingkat suatu pelayanan BAB III METODE PEELITIA 3.1 Definisi Operasional Parasuraman dalam lupiyoadi (001:148) mengemukakan bahwa kualitas pelayanan merupakan ukuran penilaian menyeluruh atas tingkat suatu pelayanan yang baik.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan kausal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif - Kualitatif Individu Pelanggan Bengkel T-2 Deskriptif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja 20 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian 3.1.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap pemegang kartu Santika Important Person

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk field research atau penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Alur Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Alur Pemecahan Masalah 87 Studi kepustakaan dilakukan yakni dengan mempelajari pengetahuan teoritis dan non teoritis yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sarana komunikasi dan media elektronik sekarang ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sarana komunikasi dan media elektronik sekarang ini mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sarana komunikasi dan media elektronik sekarang ini mengalami kemajuan yang pesat dimana saat itu seluruh lapisan masyarakat luas mulai membutuhkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 4. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 4. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 4 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 6/10/2014 Perancangan Produk - Gasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperluas jaringannya. Setiap perusahaan bersaing untuk memperoleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. memperluas jaringannya. Setiap perusahaan bersaing untuk memperoleh tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri dan semakin memperluas jaringannya. Setiap perusahaan bersaing untuk memperoleh tingkat penjualan produk dan jasanya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Penilaian Citra Perusahaan Oleh Konsumen Pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan penjualan pribadi Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Di Bank

BAB III METODE PENELITIAN. dan penjualan pribadi Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Di Bank 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Penelitian Waktu penelitian pengaruh periklanan, promosi penjualan, publisitas dan penjualan pribadi Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Di Bank Muamalat Cabang Palangka

Lebih terperinci

PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN

PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN 1 PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi (population) adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian asosiatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada suatu penelitian terdapat berbagai macam metode penelitian yang digunakan, pemilihannya sangat tergantung pada prosedur, alat serta desain penelitian

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : Perancangan Produk 2. Program Studi : Teknik Industri 3. Fakultas : Teknik 4. Bobot sks : 2 SKS 5. Elemen

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tahap Penelitian Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu pemetaan kompetensi dan analisis kebutuhan pelatihan. Dua tahap ini merupakan satu rangkaian yang tidak dipisahkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cimahi yang beralamat di Jalan Mahar Martanegara Nomor 48, Leuwigajah Kota Cimahi.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Jenis dan Metode Tujuan Penelitian Unit Analisis Time Horison T 1 Kausalitas Survei Individu Responden Cross Section T 2 Kausalitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif. Menurut Sugiyono (2008:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif. Menurut Sugiyono (2008: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif. Menurut Sugiyono (2008: p55), penelitian assosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sebuah organisasi perlu menerapkan organisasi pembelajaran agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal maupun internal disegala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang paling banyak berperan dalam menggerakkan seluruh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. daya yang paling banyak berperan dalam menggerakkan seluruh aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan merupakan sumber daya yang paling banyak berperan dalam menggerakkan seluruh aktivitas perusahaan, dibandingkan dengan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumen saat ini semakin pintar dalam memilih suatu produk yang akan digunakan, dari hal tersebut timbulah suatu persaingan yang ketat antar perusahaan untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yakni suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan ilmu Pengetahuan belakangan ini semakin berkembang pesat hal ini dapat dilihat dari munculnya berbagai sekolah baik dari SD, SMP, SMA maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu yang terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Menurut Syamsir (2011), salah satu industri pengolahan minuman yang memiliki prospek yang semakin baik adalah industri yoghurt. Hal ini terkait nilai tambah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 PENGEMBANGAN PRODUK REMOTE PRESENTASI Bayunanda NIM: 0700703611 Dilihat dari banyaknya banyaknya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe survey sedangkan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe survey sedangkan pendekatan III. METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe survey sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif, merupakan tipe keputusan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124402/ Perancangan Produk Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam kuliah dalam seminggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko tinggi, oleh karena itu diperlukan informasi yang lengkap, akurat, dan up to date untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai 45 tahun yang digunakan untuk aktivitas harian selain bekerja dan kuliah. Aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perwalian terhadap kepuasan pengguna dengan menggunakan metode Webqual

BAB III METODE PENELITIAN. perwalian terhadap kepuasan pengguna dengan menggunakan metode Webqual BAB III METODE PENELITIAN Tahapan Penelitian Terdapat empat tahapan penelitian pada analisis pengaruh kualitas Website perwalian terhadap kepuasan pengguna dengan menggunakan metode Webqual 4.0, yaitu:

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan melakukan perbandingan antara dua kelompok data mengenai pengaruh Design dalam memenuhi Consumer Satisfaction. Dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis elemen-elemen brand equity (ekuitas merek), yaitu brand awareness (kesadaran merek), brand association

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang melakukan penelitian sebelumnya harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan pada penelitiannya, karena hal tersebut akan membantu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2008:11), penelitian asosiatif/ hubungan adalah penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) Objek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Majalengka yang beralamat di jalan Tonjong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya

BAB III METODE PENELITIAN. Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK N 2 Tasikmalaya yang berlokasi di Jalan Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya 46115. Sedangkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PAC PUZZLE ALARM CLOCK Indra Julianto Tjakra NIM: 0700678396 Abstrak

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ALAT BANTU PENERANGAN. Abstrak

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ALAT BANTU PENERANGAN. Abstrak UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Semester Ganjil 2004/2005 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ALAT BANTU PENERANGAN Fransiscus Xaverius 0500591576 Abstrak Semakin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mempertimbangkan portofolio dari proyek pengembangan produk untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mempertimbangkan portofolio dari proyek pengembangan produk untuk BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Perencanaan Produk Menurut Ulrich (2001) perencanaan produk adalah proses periodik yang mempertimbangkan portofolio dari proyek pengembangan produk untuk dijalankan. Rencana

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB 3 METODOLOGI. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Inferensia. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis suatu sample dan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian salah satu unsur yang sangat penting adalah metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pook-pokok bahasan sebagai berikut: (A) Identifikasi Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survai. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. sebagaimana adanya yang ditemui di lapangan.

BAB III METODE PENELITIAN. survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. sebagaimana adanya yang ditemui di lapangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761)

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Riau Kepri Pekanbaru, yang berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761) 370550,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Penelitian : Komitmen Organisasi B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat untuk

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118), Obyek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

Bab III. Metodologi penelitian

Bab III. Metodologi penelitian Bab III Metodologi penelitian 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui hubungan antara variabel dan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan),

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), BAB III METODE PEELITIA A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Menurut sugiyono (2009 : 6) metode survey digunakan untuk

Lebih terperinci