BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Lanny Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perancangan Mesin Perancangan secara umum dapat didefinisikan sebagai formulasi suatu rencana untuk memenuhi kebutuhan manusia, sehingga secara sederhana perancangan dapat diartikan sebagai kegiatan pemetaan dari ruang fungsional (tidak kelihatan/imajiner) kepada ruang fisik (kelihatan/dapat diraba) untuk memenuhi tujuan-tujuan akhir perancang secara spesifik atau obyektif. Kegiatan perancangan umumnya dimulai dengan didapatkannya persepsi tentang suatu kebutuhan, kemudian dijabarkan dan disusun dengan spesifik, selanjutnya dicari ide dan penuangan kreasi. Selanjutnya ide dan kreasi tersebut dianalisa dan diuji untuk menghasilkan suatu rancangan produk yang bisa direalisasikan. Dalam lingkup yang lebih spesifik engineering design adalah kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan/kreasi mesin yang dapat melakukan fungsinya dengan baik, aman, dan andal. Proses perancangan dimulai dengan identifikasi kebutuhan dan keputusan untuk melakukan sesuatu tentang kebutuhan itu. Setelah
2 6 melakukan literasi berkali-kali, maka proses desain akan berhenti pada detail design yang siap direalisasikan. Identifikasi dan formulasi kebutuhan adalah kegiatan yang membutuhkan tingkat kreativitas yang tinggi. Tahap Problem definition harus melibatkan semua spesifikasi yang berhubungan dengan system yang akan didesain. Spesifikasi tersebut adalah kuantitas input dan output, karakteristik dan dimensi serta ruangan yang diperlukan, dan semua kendala atau batasan desain. Spesifikasi inilah yang akan menentukan biaya, jumlah yang akan dibuat, umur teknis yang diinginkan, kondisi operasi, dan keandalan mesin. Contoh spesifikasi adalah fungsi (kecepatan, temperature operasi, tekanan), keamanan (kekuatan, defleksi, getaran) dan lain-lain Metode Perancangan VDI 2221 Metode perancangan VDI 2221 adalah metode perancangan yang dibuat oleh Persatuan Insinyur Jerman (Verein Deutscher Ingenieure/VDI) yang dijabarkan oleh Gerhard Pahl dan Wolfgang Beitz. Metode tersebut adalah Pendekatan Sistematik terhadap Desain untuk Sistem Teknik dan Produk Teknik (Systematic Approach to The Design of Technical System And Product). Keistimewaan dari metode perancangan VDI 2221 terletak pada tahap conceptual design, yaitu terdapatnya langkah-langkah pembuatan struktur fungsi yang mengidentifikasikan elemen-elemen penyusun dari sistim teknik yang akan dibuat serta fungsi yang harus dilakukan oleh masing-masing elemen tersebut agar sistem secara keseluruhan dapat melaksanakan tugasnya. Fungsi dari penyusun sistem ini disebut sebagai sub fungsi, dan hubungan antara satu sub fungsi dengan sub fungsi yang lain dikombinasi serta divariasikan untuk mendapatkan prinsipprinsip pemecahan masalah yang berbeda-beda.
3 Tujuan Metode VDI 2221 Efektivitas merupakan salah satu syarat utama dalam merancang suatu produk. Keinginan pemesan, situasi pasar, dan perkembangan teknologi harus diperhatikan untuk bisa menghasilkan rancangan yang baik serta sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pemesan. Ketiga hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan metode VDI Metode VDI 2221 bertujuan untuk memudahkan seorang perancang merumuskan dan mengarahkan berbagai varian desain yang ada karena dalam metode tersebut ide-ide yang ada disusun secara efisien dan sistematis Langkah Kerja Dalam Metode VDI 2221 Langkah kerja pada metode ini terdiri dari 7 tahap yang dikelompokkan dalam 4 fase yaitu : 1. Penjabaran tugas (Clasification of tasks) Meliputi pengumpulan informasi mengenai permasalahan dan kendalakendala yang dihadapi, kemudian disusun suatu daftar persyaratan mengenai rancangan yang akan kita buat. 2. Penentuan konsep rancangan (Conseptual design) Meliputi tiga langkah kerja yaitu : a. Menentukan fungsi dan strukturnya b. Mencari prinsip solusi dan strukturnya c. Menguraikan solusi menjadi varian yang dapat direalisasikan 3. Perancangan wujud (Embodiment Design) Pada perancangan wujud ini dimulai dengan menguraikan rancangan dalam modul-modul yang diikuti oleh desain awal dan desain jadi.
4 8 4. Perancangan rinci (Detail Design) Tahap ini merupakan proses perancangan dalam bentuk gambar yang tersusun dan gambar detail termasuk daftar komponen, spesifikasi bahan, toleransi dan lainnya. Pada tahap ini semua pekerjaan didokumentasikan sehingga pembuatan produk dapat dilakukan Penjabaran Tugas (Clasification of tasks) Pada langkah kerja ini dilakukan perumusan dan daftar persyaratan yang disesuaikan dengan kehendak konsumen yang diharapkan dipenuhi oleh solusi akhir. Informasi ini akan menjadi acuan penyusunan spesifikasi. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan meliputi : a. Mengumpulkan informasi atau data yang berhubungan dengan perancangan dan memeriksa kendala apa saja yang dihadapi. b. Memeriksa kehendak-kehendak lain yang dapat menunjang pekerjaan. c. Merumuskan tugas yang dihadapi. Hasil kerja yang diperoleh ialah daftar kehendak (requirement list). Daftar kehendak merupakan dokumen penting dalam melaksanakan langkah kerja lainnya. Pentingnya daftar kehendak menyebabkan penanganannya harus teratur dan sistematik dalam suatu format yang dinamakan spesifikasi. Untuk mempermudah penyusunan spesifikasi dapat dilakukan dengan meninjau aspek-aspek tertentu seperti aspek geometri, energi, ekonomi, dll. Dari aspek-aspek tersebut dapat diuraikan syarat-syarat yang harus dipenuhi sehingga dapat dirumuskan tugas-tugas yang dihadapi oleh perancang.
5 9 Setelah spesifikasi diperoleh, maka dilakukan abstraksi dan formulasi. Tujuan dari abstraksi adalah untuk menentukan bagian mana dari spesifikasi yang merupakan bagian penting dan berlaku umum. Pada saat melakukan abstraksi dan formulasi hal yang harus diperhatikan adalah membedakan sebuah persyaratan apakah sebagai tuntutan (demand) atau keinginan (wishes). Demand adalah persyaratan yang harus terpenuhi pada setiap kondisi atau dengan kata lain apabila persyaratan tersebut tidak bisa dipenuhi, maka rancangan dianggap tidak benar atau gagal. Sedangkan wishes adalah persyaratan yang diinginkan apabila memungkinkan Penentuan Konsep Rancangan (Conceptual Design) Hal-hal yang dibahas dalam conceptual design adalah : 1. Menentukan fungsi dan strukturnya a. Struktur fungsi dari keseluruhan (Overall Function) b. Sub Fungsi 2. Mencari prinsip solusi dan strukturnya. a. Metode Konvensional b. Metode Intuitif c. Metode Kombinasi 3. Menguraikan menjadi varian yang dapat direalisasikan. a. Pembuatan konsep varian b. Evaluasi Menentukan Fungsi dan Strukturnya Hal-hal yang dibahas dalam menentukan fungsi dan strukturnya adalah :
6 10 a. Struktur fungsi dari keseluruhan (Overall Function) Setelah masalah utama diketahui, kemudian dibuat struktur fungsi secara keseluruhan. Struktur fungsi ini digambarkan dengan blok diagram yang menunjukkan hubungan input dan output. b. Sub Fungsi Apabila fungsi keseluruhan cukup rumit, maka cara untuk mengantisipasinya adalah dengan membaginya menjadi beberapa sub fungsi Mencari Prinsip Solusi Dan Strukturnya Dasar-dasar pemecahan masalah diperoleh dengan mencari prinsip-prinsip solusi dari masing-masing sub fungsi. Dalam tahap ini dicari sebanyak mungkin variasi solusi. Ada 3 kategori dalam pencarian prinsip solusi menurut Pahl-Eitz yaitu: a. Metode Konvensional Metode ini meliputi pencarian dalam buku literatur, jurnal teknik dan brosur yang dikeluarkan oleh perusahaan. b. Metode Intuitif Solusi ini datang dengan pencarian dan pemikiran panjang. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan intuitif ini antara lain dengan banyak melakukan diskusi dengan orang lain. c. Metode Kombinasi Metode ini mengkombinasikan kemungkinan solusi yang ada. Metode yang dapat digunakan adalah metode bentuk matrik, di mana sub fungsi dan prinsip solusi dimasukkan dalam kolom dan baris.
7 Menguraikan Menjadi Varian Yang Dapat Direalisasikan Apabila kombinasi yang ada terlalu banyak maka untuk memilih kombinasi yang terbaik menjadi lebih lama. Supaya hal ini tidak terjadi, maka apabila memungkinkan jumlah kombinasi harus dikurangi Pembuatan Varian Konsep Informasi lebih lanjut sangat diperlukan untuk pembuatan varian konsep yang dilakukan. Informasi tersebut dapat diperoleh dari : a. Gambar atau sketsa untuk melihat kemungkinan keserasian. b. Perhitungan kasar berdasarkan asumsi yang dipakai. c. Pengujian awal berupa pengujian model untuk menemukan sifat utama atau pendekatan kuantitatif untuk persyaratan kualitatif mengenai kinerja dari suatu produk jadi. d. Konstruksi model untuk visualisasi dan analisa. e. Analagi model dan simulasi yang sering dilakukan dengan bantuan komputer. f. Penelitian lanjut dari literatur Evaluasi Evaluasi berarti menentukan nilai kegunaan atau kekuatan yang kemudian dibandingkan dengan sesuatu yang dianggap ideal. Secara garis besar langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut : a. Menentukan kriteria evaluasi Menentukan kriteria evaluasi didasarkan pada spesifikasi yang dibuat. b. Pemberian bobot kriteria
8 12 Langkah ini merupakan kriteria yang dipilih yang mempunyai tingkat pengaruh yang berada pada tingkat varian konsep. Sebaiknya evaluasi dititikberatkan pada sifat utama yang diinginkan pada solusi akhir. c. Menentukan parameter kriteria evaluasi Supaya perbandingan setiap varian konsep dapat dilihat dengan jelas, maka dipilih suatu parameter atau besaran yang dipakai varian konsep. d. Memasukkan nilai parameter Sebaiknya harga yang dimasukkan adalah harga normal. Nilai keseluruhan untuk varian konsep dapat dihitung dengan menggunakan rumus : OWV = Wi. Vv Di mana Wi = bobot kriteria evaluasi ke j Vv = Nilai kriteria evaluasi ke j e. Memperkirakan ketidakpastian evaluasi Kesalahan evaluasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : - Kesalahan subyektif misalnya kurangnya informasi - Kesalahan perhitungan parameter Perancangan Wujud (Embodiment Design) Tahap perancangan ini meliputi beberapa langkah, yaitu langkah penguraian menjadi modul-modul, pembentukan lay out, dan penentuan lay out jadi. Perancangan wujud dimulai dari produk teknik, kemudian dengan menggunakan kriteria teknik dan ekonomi perancangan dikembangkan dengan menguraikan struktur fungsi ke dalam struktur modul untuk memperoleh elemenelemen pembangun struktur fungsi yang memungkinkan dapat dimulainya perancangan yang lebih rinci.
9 13 Hasil dari tahap ini berupa lay out yaitu penggambaran dengan jelas rangkaian dengan bentuk elemen suatu produk atau bahannya, pembuatan prosedur produksi, dan pembuatan solusi untuk fungsi tambahan. Hasil ini kemudian dianalisa untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang kekuatan, kinematika, pemilihan bahan, proses, dan sebagainya. Pada langkah ini perlu dibuat suatu model untuk mengukur kinerja, kualitas, kemudahan dan beberapa kriteria lain dari hasil perancangan. Kemudian dilakukan pengembangan rancangan dari model-model tersebut sehingga diperoleh model yang terbaik Perancangan Rinci (Detail Design) Tahap ini merupakan akhir dari metode perancangan sistematis yang berupa presentasi hasil. Pada langkah kerja ini dilakukan pekerjaan-pekerjaan merinci gambar akhir, termasuk gambar terperinci mengenai tiap-tiap bagian elemen dari produk Tegangan Izin Tegangan izin adalah tegangan yang terjadi akibat pembebanan yang berlangsung tak terbatas lamanya pada elemen mesin, tanpa mengakibatkan terjadinya kepatahan maupun perubahan bentuk yang menuju ke kerusakan. Pemilihan tegangan ijin sangat menentukan untuk menghitung dan memeriksa kembali ukuran dari elemen mesin. Besarnya tegangan ijin tergantung pada beberapa hal : a. Bahan/material (Logam atau non logam) - Logam (Ferro, non ferro)
10 14 - Non logam (Kayu, keramik, dll) b. Jenis Pembebanan - Pembebanan tekan, menghasilkan tegangan tekan s d - Pembebanan Tarik menghasilkan tegangan tarik s z - Pembebanan Tekuk / Bengkok Menghasilkan tegangan tekuk / bengkok s b - Pembebanan Puntir / Torsi Menghasilkan tegangan puntir / torsi t t c. Jenis Beban - Beban statik - Beban dinamik ulang - Beban dinamik ganti - Beban dinamik umum 2.6. Angka Keamanan Beberapa pertimbangan untuk menentukan besarnya angka keamanan adalah:. Angka keamanan kecil apabila : - Besarnya gaya luar diketahui dengan pasti - Patahnya elemen konstruksi yang bersangkutan tidak membawa akibat yang fatal terhadap keseluruhan konstruksi. - Kerusakan dari elemen konstruksi yang bersangkutan dapat diatasi dengan cepat. Angka keamanan besar apabila : - Besarnya gaya luar tidak diketahui dengan pasti
11 15 - Patahnya elemen konstruksi yang bersangkutan berakibat fatal terhadap keseluruhan konstruksi ( membawa kematian, kemacetan operasi ). - Kerusakan dari elemen konstruksi yang bersangkutan sukar diatasi (suku cadang yang langka / mahal, pengerjaan sukar, kesukaran memperoleh material) Bantalan Bantalan adalah elemen konstruksi yang berfungsi untuk menopang beban serta menjaga posisi dari elemen konstruksi lain yang berputar. Menurut sifat gerakannya bantalan ada dua jenis, yaitu : a. Bantalan luncur b. Bantalan gelinding Bantalan Luncur Keuntungan dari bantalan luncur adalah : a. Tidak peka terhadap beban kejut dan goncangan b. Tidak terlalu peka terhadap debu dan kotoran c. Tinggi angka putaran tidak terbatas d. Pada konstruksi belahan memudahkan proses bongkar pasang e. Jika kelonggaran dapat diatur kembali, dapat dicapai karakter putaran yang presisi Kerugian dari bantalan luncur adalah : a. Butuh momen awal yang besar untuk berputar b. Butuh banyak pelumas
12 Bantalan Gelinding Keuntungan dari bantalan gelinding adalah: a. Momen awalan hampir sama besar dengan momen kerja b. Kebutuhan pelumas sedikit c. Pemeliharan mudah d. Produknya standard (mudah didapat) Kerugian dari bantalan gelinding adalah : a. Peka terhadap beban kejut b. Angka putaran maksimum terbatas c. Peka terhadap debu dan kotoran
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Metode Perancangan VDI 2221 Metode perancangan VDI 2221 merupakan metode perancangan yang di gagas oleh Persatuan Insinyur Jerman (Verein Deutscher Ingenieure/VDI) yang dijabarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. METODE PERANCANGAN VDI 2221 Metode perancangan VDI 2221 merupakan metode perancangan yang di gagas oleh Persatuan Insinyur Jerman (Verein Deutscher Ingenieure/VDI) yang dijabarkan
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN SISTEMATIS
BAB II METODE PERANCANGAN SISTEMATIS Metode perancangan sistematis adalah metode pemecahan masalah teknik menggunakan tahap analisis dan sintesis. Analisis adalah penguraian sistem yang komplek menjadi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Proses Perancangan Produk Mulai Perencanaan dan Penjelasan Produk Analisis Kebutuhan Pasar Pertimbangan Perancangan Perancangan konsep produk Menentukan konsep produk
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN
PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN 22409793 Latar Belakang Sampah botol plastik merupakan limbah yang dihasilkan oleh rumah dan pabrik
Lebih terperinciUcok Mulyo Sugeng*, Razul Harfi*,
PERANCANGAN DAN ANALISA BIAYA ALAT PENGUJI KEKUATAN TEKAN GENTENG KERAMIK BERGLAZUR Ucok Mulyo Sugeng*, Razul Harfi*, Program Studi Teknik Industri Institut Sains dan Teknologi Nasional Email:ucok@istn.ac.id
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Merancang merupakan suatu usaha untuk memenuhi permintaan yang dianggap cara paling sesuai untuk dilakukan. Merancang sebagai kegiatan teknik yang meliputi berbagai segi kehidupan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Teknik Para praktisi keteknikan professional secara luas perhatian dengan perancangan, mereka menyebut bahwa perancangan adalah merupakan esensi dari teknik, perancangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Perancangan Perancangan adalah kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang keberadaannya diperlukan oleh masyarakat untuk meringankan hidupnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan beberapa penelitian dan fabrikasi tentang mesin pencacah plastik baik skala besar maupun menengah telah-telah banyak diuraikan oleh
Lebih terperinciLEMBAR PERNYATAAN. lain,kecuali kutipan kutipan referensi yang telah disebutkan sumbernya.
Lembar Pernyataan JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Mohammad Mustakim NIM : 0130311 114 Menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR ENGINEERING DESIGN
BAB I PENGANTAR ENGINEERING DESIGN 1.1. Pendahuluan Perancangan (design) secara umum dapat didefinisikan sebagai formulasi suatu rencana untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sehingga secara sederhana perancangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ATV (All Terrain Vehicle) ATV (All Terrain Vehicle) adalah sebuah kendaraan dengan penggerak mesin menggunakan motor bakar, mengunakan pula rangka khusus yang dirancang sedemikian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Metode Perancangan Sistematis Metode perancangan sistematis adalah metode pemecahan masalah teknik yang menggunakan analisis dan sintesis. Analisis adalah penguraian sistem yang
Lebih terperinciTAHAPAN PERANCANGAN. Methodology Perancangan Oleh: Angki A. Rachmat POLBAN 2008
TAHAPAN PERANCANGAN Methodology Perancangan Oleh: Angki A. Rachmat POLBAN 2008 Pendahuluan Perancangan adalah kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang keberadaannya diperlukan oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN Penulisan ini didasarkan atas survey literatur, serta didukung dengan data perencanaan dengan berdasarkan pertimbangan effisiensi waktu pengerjaan dengan tahapan kegiatan
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT UJI KEMAMPUKERASAN JOMINY TEST UNTUK LABORATORIUM TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI. Taufiqur Rokhman 1)
PERANCANGAN ALAT UJI KEMAMPUKERASAN JOMINY TEST UNTUK LABORATORIUM TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI Taufiqur Rokhman 1) 1) Dosen Program Studi Teknik Mesin Universitas Islam 45, Bekasi rokhman_taufiq@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
17 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan metode analisa penelitian secara umum, mulai dari tahap persiapan sampai dengan penganalisaan data dan teknik pengumpulan data. Studi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :
BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian
Lebih terperinciBAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA
17 BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 3.1. Penjabaran Tugas (Classification Of Task) Langkah pertama untuk bisa memulai suatu proses perancangan adalah dengan menyusun daftar kehendak. Dafar kehendak
Lebih terperinciPerancangan Mesin Pengaduk Media Tumbuhnya Jamur Tiram Dengan Kapasitas 150 kg per Proses
Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Perancangan Mesin Pengaduk Media Tumbuhnya Jamur Tiram Dengan Kapasitas 150 kg per Proses Tito Shantika dan Encu Saefudin Jurusan mesin, Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI & PERANCANGAN
BAB II LANDASAN TEORI & PERANCANGAN 2.1. Metode Perancangan. Pada sebuah perancangan sebuah alat/mesin/system akan didapatkan sebuah metode perancangan, dimana metode ini dinamakan metode perancangan teknik.
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN
BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 aftar Periksa. aftar periksa merupakan daftar dari parameter-parameter yang ada dalam sebuah perancangan. Pada tahapan pertama proses perancangan ini akan dikumpulkan ide-ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ball Bearing merupakan komponen permesinan yang sering mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ball Bearing merupakan komponen permesinan yang sering mengalami penggantian yang disebabkan oleh keausan atau masa pakai yang sudah tercapai, dalam prakteknya alat
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN VDI 2222
BAB III METODE PERANCANGAN VDI 2222 3.1 Tahap - tahapan Dalam Proses Perancangan Bab ini berisi penjelasan tahapan perancangan Mesin Rough Maker Diameter Internal Pipa PP Ø600. Metode perancangan yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah :
BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN 3.1 Metode Perancangan Metode yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode sistematis. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : 1. Penjabaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diadakan untuk menguji kemampuan, merancang, dan membangun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia Energy Marathon Challenge (IEMC) merupakan kegiatan yang diadakan untuk menguji kemampuan, merancang, dan membangun kendaraan yang aman, irit dan ramah lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Gambaran Hotel Jogja Village Inn (Jogja Village Inn, 2010)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dusun Jogja Village Inn merupakan salah satu hotel yang terletak di daerah Prawirotaman. Hotel dengan taman hijau yang asri ini menawarkan konsep
Lebih terperinciPERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH
PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH 23411140 Latar Belakang Pemisahan biji jagung yang masih tradisional Kurangnya pemanfaatan bonggol jagung sebagai pakan ternak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman sekarang ini, menuntut manusia untuk terus menciptakan kreasi baru di bidang teknologi. Hal ini berpengaruh
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Desain produk merupakan sebuah bidang keilmuan atau profesi yang menentukan
10 BAB II DASAR TEORI 2.1 Desain Produk Desain produk merupakan sebuah bidang keilmuan atau profesi yang menentukan bentuk atau form dari sebuah produk manufaktur, mengolah bentuk tersebut agar sesuai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kudus dikenal juga dengan sebutan kota kretek atau kota santri. Kudus merupakan kota wisata dan budaya yang berlokasi di jantung Provinsi Jawa Tengah. Salah
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :
TUGAS AKHIR Perancangan Multi Spindel Drill 4 Collet Dengan PCD 90mm - 150mm Untuk Pembuatan Lubang Berdiameter Maksimum 10 mm Dengan Metode VDI 2221 Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER
BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER 3.1 Diagram Alir Dalam proses perancangan tribometer, ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Diagram alir (flow chart diagram) perancangan ditunjukkan seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komponen utama pada mesin pengekstraksi Minyak Mentah Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) adalah worm screw press. Mesin screw press dipakai untuk memisahkan minyak
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK Anthon de Fretes 1, Riccy Kurniawan 1 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, Jakarta Jalan Jenderal Sudirman
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN PENGADUK TINTA KARTON BERBAHAN POKOK AIR DENGAN KECEPATAN RENDAH
TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PENGADUK TINTA KARTON BERBAHAN POKOK AIR DENGAN KECEPATAN RENDAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan dan Pengembangan Konsep Produk 2.1.1 Desain Adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, dan menyusun suatu sistem (fisik/ nonfisik) yang optimum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di masa sekarang ini perkembangan dunia konstruksi semakin maju khususnya di Indonesia. Hal itu dikarenakan jumlah penduduk yang semakin bertambah, sehingga para ahli
Lebih terperinciBAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Pada penelitian ini, perencanaan struktur gedung bangunan bertingkat dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan perhitungan,
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Penelitian
Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Flow Chart Metodologi Penelitian Penelitian merupakan kegiatan sistematis dengan serangkaian proses yang dilakukan secara terstruktur. Setiap tahapan proses tersebut akan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Perancangan Alat Pemeras Kelapa Dengan Metode VDI 2221
TUGAS AKHIR Perancangan Alat Pemeras Kelapa Dengan Metode VDI 2221 Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Doni Mulyanto NIM : 41305120063
Lebih terperinciBAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah
BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ 3.1 MetodePahldanBeitz Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Sengkang merupakan elemen penting pada kolom untuk menahan beban gempa. Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan tulangan utama dan
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN ROUGH MAKER DIAMETER INTERNAL PIPA POLYPROPYLENE Ø 600
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN ROUGH MAKER DIAMETER INTERNAL PIPA POLYPROPYLENE Ø 600 Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun
Lebih terperinciANALISIS KEKUATAN MATERIAL PADA REKAYASA DAN RANCANG BANGUN KONSTRUKSI MESIN PEMOTONG KERUPUK
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS KEKUATAN MATERIAL PADA REKAYASA DAN RANCANG BANGUN KONSTRUKSI MESIN PEMOTONG KERUPUK Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan
Lebih terperincitampilan menyerupai mobil penumpang pada saat ini hanya saja ukurannya yang mobil urban ini di buat secara khusus dengan melihat regulasi yang ada dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobil urban adalah kendaraan yang di desain irit bahan bakar dengan tampilan menyerupai mobil penumpang pada saat ini hanya saja ukurannya yang jauh lebih kecil karena
Lebih terperinciKONSEP PRODUK PENURUNAN KONSEP PRODUK 15/11/2015
PENURUNAN KONSEP PRODUK -Apakah sudah ada konsep yang seide? Jika ada, dapatkah diadopsi? -Konsep baru apa yang mungkin dapat memuaskan keinginan dan spesifikasi yang telah ditetapkan? -Metoda apa yang
Lebih terperinciPERSIAPAN Visitasi >> Lamaran >> Perencanaan Kerja Praktik
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Kerja praktik ini dilaksanakan secara sistematis guna penyusunan penulisan dan dokumentasi-dokumentasi yang akan menunjang pembelajaran tentang Design Layout Interior. Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang baik memerlukan metodologi yang baik pula. Hal tersebut dikarenakan penelitian itu sendiri merupakan suatu proses yang harus dilakukan secara benar dan cermat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI
BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI KAJIAN PERBANDINGAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN BEKISTING BAJA TERHADAP METODE KONVENSIONAL DARI SISI METODE KONSTRUKSI DAN KEKUATAN STRUKTUR IRENE MAULINA
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Perancangan dan Pengembangan Produk Perancangan dan pengembangan produk adalah serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN
BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN 3.1 METODE PERANCANGAN sistematis. Metode perancangan yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode 34 Gambar 3.1 Tahap tahap perancangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Menurut Lawrence D. Miles : (Herry, P.A.,1997) 2. Menurut Fisk : (Yohanes, C.J., 2006)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Berbagai macam definisi yang dikemukakan mengenai VE : 1. Menurut Lawrence D. Miles : (Herry, P.A.,1997) Value Engineering adalah suatu teknik manajemen yang sudah
Lebih terperinciPerancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III
BAB III PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES 3.1 Latar Belakang Perancangan Mesin Dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi produksi
Lebih terperinciPerancangan Mesin Pengaduk (mixer) Bahan Batu Bata Merah
Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Perancangan Mesin Pengaduk (mixer) Bahan Batu Bata Merah Tito Shantika dan Encu Saefudin Jurusan mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Jl.
Lebih terperinciANALISIS SISTEM TRANSMISI PADA REKAYASA DAN RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG KERUPUK
ABSTRAKSI TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM TRANSMISI PADA REKAYASA DAN RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG KERUPUK Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Isu energi merupakan isu yang sedang hangat diperdebatkan. Topik dari perdebatan ini adalah berkurangnya persediaan sumber-sumber energi terutama sumber energi berbasis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap produk diharapkan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen. Salah satu hal yang menjadi kebutuhan konsumen yaitu kualitas produk yang digunakan.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA PERANCANGAN GERINDA POROS CAM DENGAN METODE VDI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat. Oleh : Dwi Sutrisno
TUGAS AKHIR ANALISA PERANCANGAN GERINDA POROS CAM DENGAN METODE VDI 2221 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Teknik Mesin Oleh : Dwi Sutrisno 01302-018 JURUSAN
Lebih terperinciANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING
ANALISIS DAN PROSES MANUFAKTURING Suatu rancangan ataupun rencana tentang tata letak fasilitas pabrik tidaklah akan bisa dibuat efektif apabila data penunjang mengenai bermacam-macam faktor yang berpengaruh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu hal yang harus dijamin keberadaan dan kelangsungannya oleh suatu negara. Tanpa ada transportasi yang baik, maka akan sulit bagi negara
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN TUJUAN KURIKULER : MATA KULIAH : ELEMEN MESIN I JURUSAN : PEND. TEKNIK MESIN Mahasiswa dapat mengguna- NO. KODE : OT 330 PROGRAM STUDI : PEND. TEK. OTOMOTIF kan kaidah / rumus-rumus
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMECAH TEMPURUNG KEMIRI DENGAN METODE VDI 2221
TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMECAH TEMPURUNG KEMIRI DENGAN METODE VDI 2221 Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) DISUSUN OLEH : NAMA : HARNI PURWANINGSIH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini bangunan dituntut untuk bisa memiliki struktur yang kuat. Salah satu elemen yang berperan penting pada suatu bangunan adalah kolom. Kolom merupakan elemen
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu
TINJAUAN PUSTAKA Pencampuran Secara ideal, proses pencampuran dimulai dengan mengelompokkan masingmasing komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu sama lain dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perusahaan manufacture dibidang jasa misalnya perusahaan Mould Maker, mereka dituntut harus membuat inovasi baru dalam bidang cetakan yang tentunya sesuai dengan keinginan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri plastik saat ini mengakibatkan munculnya perusahaan-perusahaan yang memproduksi mold untuk pesanan perusahaan lain. Salah satunya adalah PT.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Hill, hlm Chase, dkk., Operations Management for Advantage Competition. New York: McGraw-
BAB LANDASAN TEORI.1. Jabaran Pekerjaan Dalam mendefinisikan pekerjaan yang dilakukan maka perlu ditentukan apa yang dilakukan diurutkan menjadi kesatuan yang disusun secara sistematis. Hal ini juga tentu
Lebih terperinciDesain Busana dan Sistem Manajemen Desain
Desain Busana dan Sistem Manajemen Desain Dalam pola struktur usaha bidang busana, manajemen desain merupakan salah satu tindakan yang cukup diprioritaskan sebagai langkah antisipatif terhadap berbagai
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR. DisusunOleh : : Rudi Setiawan NIM : Program Studi : Teknik Mesin
LAPORAN TUGAS AKHIR Analisa Perhitungan Pegas Ulir Tekan Pada Perancangan Mesin Pengiris Singkong Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata KuliahTugasAkhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) DisusunOleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat memberi pengaruh yang baik serta manfaat yang besar bagi manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN DIES BLANK UNTUK FLANGE PADA GASOLINE PUMP MOBIL TOYOTA AVANZA DENGAN METODE VDI 2221
1 TUGAS AKHIR PERANCANGAN DIES BLANK UNTUK FLANGE PADA GASOLINE PUMP MOBIL TOYOTA AVANZA DENGAN METODE VDI 2221 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin Jenjang Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup penelitian, kontribusi penelitian, metode perancangan, sistematika penulisan, serta daftar pustaka
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Clarify The Task spiral oil groove tools adalah alat bantu industri manufaktur untuk membuat berbagai macam jenis alur oli pada bantalan luncur. Jenis alur oli yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan teknologi pada saaat ini semakin modern sehingga kebutuhan konsumen akan suatu produk juga semakin meningkat dimana sangat diperlukan proses produksi mafaktur
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang baik memerlukan metodologi yang baik pula. Hal tersebut dikarenakan penelitian itu sendiri merupakan suatu proses yang harus dilakukan secara benar dan cermat
Lebih terperinci4.1. PENGUMPULAN DATA
Metodologi adalah acuan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan yang perlu diambil dalam suatu analisa permasalahan. Penerapan secara sistematis perlu digunakan untuk menentukan akurat atau tidaknya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Proses pengembangan produk secara umum dibagi kedalam beberapa tahap yang biasanya disebut fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam bukunya yang berjudul Perancngan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN
BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan. Kegiatankegiatan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Fase Fase Dalam Proses Perancangan Perancangan merupakan rangkaian yang berurutan, karena mencakup seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan. Kegiatankegiatan dalam
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT/MESIN PEMBENGKOK PIPA
RANCANG BANGUN ALAT/MESIN PEMBENGKOK PIPA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III SPESIALISASI PERAWATAN DAN PERBAIKAN PROGRAM
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KONSEP DAN DEFINISI JASA Keanekaragaman makna dalam hal pemakaian istilah service dijumpai dalam literatur manajemen. Namun demikian, secara garis besar konsep service mengacu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sistem suspensi merupakan bagian yang sangat berperan untuk meningkatkan kenyamanan dalam berkendaraan, karena sistem ini adalah bagian yang menumpu atau menahan berat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Bagan Alir Perancangan Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur sistematika perancangan struktur Kubah, yaitu dengan cara sebagai berikut: START
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Proses Perancangan 3.1.1. Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang perancangan PAUD di Kota Malang ini mempunyai ruang lingkup yang cukup luas. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan
Lebih terperinciLEMBAR PERNYATAAN : PERANCANGAN DONGKRAK HIDROLIK DENGAN. BEBAN MAKSIMAL lbs UNTUK PESAWAT UDARA TIPE
Yang bertanda tangan di bawah ini, LEMBAR PERNYATAAN N a m a : Oka Fatra N.I.M : 0130312-36 Program Studi : Teknik Mesin Fakultas Judul Skripsi : Teknologi Industri : PERANCANGAN DONGKRAK HIDROLIK DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi digunakan untuk mempresentasikan informasi untuk pengelolaan pengambilan keputusan dan menjalankan aktivitas-aktivitas yang terkait dalam
Lebih terperinciPERANCANGAN PAPER EMBOSSER MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEMATIS
PERANCANGAN PAPER EMBOSSER MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEMATIS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Halaman Judul Oleh: ANSGARIUS EKO BUDI SUSANTO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, banyak material yang semakin sulit untuk dikerjakan dengan proses pemesinan konvensional. Selain tuntutan terhadap kualitas
Lebih terperinciPEMROGRAMAN TERSTRUKTUR
PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR I. SEJARAH PENGEMBANGAN PROGRAM - PROGRAM BANYAK BERISI INSTRUKSI GOTO - BERISI PROSES YANG MELOMPAT MUNDUR KEBARIS SEBELUMNYA Mulai : GOTO Hitung Hitung : GOTO Hitung IDE-IDE :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia, merupakan bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari seiring dengan pesatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. industri akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi yang tidak sedikit.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir akhir ini kebutuhan energi dunia semakin meningkat dengan semakin berkembangnya industrialisasi. Hal ini menyebabkan harga energi menjadi semakin mahal. Pengaruh
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBab 3. Metodologi Penelitian
Bab 3 Metodologi Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk dapat merumuskan permasalahan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi obyek yang diamati. Berdasarkan permasalahan
Lebih terperinci