BAB I PENGEMBANGAN KONSEP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENGEMBANGAN KONSEP"

Transkripsi

1 BAB I PENGEMBANGAN KONSEP Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Sehingga perlu dimunculkan konsep untuk memperbarui mekanisme produk meja setrika yang baru berdasarkan hasil dari analisis House of Quality yang paling penting untuk diperbaiki. 1.1 Studi Spesifikasi Konsep dengan FAST Diagram Dalam melakukan penyusunan konsep produk, sebaiknya dimulai dengan memperjelas masalah mencakup pengertian umum dan pemecahan masalah menjadi submasalah. Hal ini dilakukan dengan dekomposisi masalah, dimana masalah yang kompleks akan dibagi menjadi submasalah yang lebih sederhana dengan pendekatan fungsional, sehingga perlu menggambarkan ulang mekanisme produk, misalnya dengan menggunakan Fast Diagram. Diagram FAST memberikan gambaran grafis tentang bagaimana fungsi yang ada saling berhubungan atau saling bekerja sama dalam suatu sistem (produk atau proses) untuk memperoleh barang atau jasa yang diinginkan. Dengan berfokus pada fungsi, tim maupun individu dapat berfokus pada apa yang benar-benar penting dan tidak dibatasi oleh fitur fisik dari produk atau proses, yang mengarah pada definisi masalah yang lebih baik dan jalur yang lebih jelas menuju solusi. Berikut ini merupakan langkah pembuatan FAST Diagram. 1. Menentukan produk yang akan dibuat diagram FAST 2. Menentukan fungsi dasar (basic function) dari produk, biasanya merupakan karakteristik ataupun tugas dari sudut pandang pengguna yang merupakan alasan utama dibuatnya suatu produk. Fungsi ini diturunkan dari fungsi yang paling tinggi, misalnya produk meja setrika : Alas Menyetrika 3. Menentukan fungsi sekunder dari produk yang dibuat, adalah fungsi yang dirancang untuk menyebabkan atau membiarkan fungsi dasar (basic function) terjadi. Misalnya pada produk meja setrika : Memastikan Kenyamanan 4. Memastikan fungsi sekunder dari produk yang dibuat sesuai dengan HOQ yang telah dibuat, yaitu pada respon teknis (Room 2), contohnya respon teknis Tinggi Meja Setrika dapat dijelakan pada fungsi sekunder FAST dengan Menyesuaikan postur tubuh 33

2 5. Melanjutkan penyusunan fungsi sekunder dari produk, hingga mencapai fungsi yang paling rendah dari produk yang dibuat. 6. Melakukan pengecekan pada FAST diagram dengan menggunakan logika Bagaimana dari kiri ke kanan, serta logika Mengapa dari kanan ke kiri. Berikut merupakan contoh FAST diagram dari produk meja setrika. Gambar 1.1 FAST Diagram Produk Meja Setrika 1.2 Alternatif Konsep (Morphological Chart) Alternatif konsep merupakan sebuah alternatif baru yang dimunculkan dari setiap fungsi yang dibuat sebelumnya. Dalam alternatif konsep menggunakan tabel kombinasi konsep yang menyediakan sebuah cara untuk mempertimbangkan kombinasi solusi secara sistematis yaitu dengan Morphological Chart. Di dalam chart ini dibuat kombinasi dari berbagai kemungkinan solusi untuk suatu produk. Berikut merupakan langkah-langkah dalam pembuatan Morphological Chart: 1. Membuat daftar kriteria berdasarkan pada fungsi produk yang telah dijabarkan pada Fast Diagram. Dimana daftar kriteria tersebut didasarkan pada prioritas yang harus dikembangkan, diperoleh dari relative important pada HOQ. 34

3 Daftar semua alternatif yang mungkin untuk mencapai setiap fungsi dari produk. 3. Membuat chart untuk mencantumkan semua kemungkinan alternatif. 4. Identifikasi kombinasi alternatif yang layak dilakukan. Berikut susunan tabel alternatif konsep untuk produk meja setrika. Kriteria Fungsi Tabel 1.1 Alternatif Konsep Morphological Chart Kriteria Pilihan Desain Ada (A1) Tidak Ada (A2) Sistem Adjustable (A) Memastikan Kenyamanan Jenis Busa pada Alas Meja (B) Rebonded (B1) General (B2) Inoac (B3) Material tempat meletakkan setrika Besi (C1) Aluminium (C2) Kayu (C3) (C) KainAteja (D1) Kain Polyester (D2) Kain Katun ( D3) Memastikan Keamanan JenisKain (D) 35

4 Kriteria Fungsi Kriteria Pilihan Desain Memastikan Keandalan Jenis Material Kerangka (E) Kayu(E1) Stainless steel (E2) Besi (E3) MaterialRakB aju Stainless steel (F1) Kayu (F2) Plastik (F3) (F) Ada (G1) Tidak Ada (G2) Meningkatan SistemLipat Fleksibelitas (G) 36

5 Konsep A : A1 B2 C2 D2 E3 F1 G1 Penjelasan : Pada konsep A memiliki sistem adjustable, jenis busa pada alas meja menggunakan busa general, material tempat meletakkan setrika menggunakan jenis aluminium, jenis kain yang digunakan ialah kain polyester, jenis material kerangka menggunakan besi, bahan material rak baju terbuat dari stainless steel serta memiliki fitur sistem lipat pada meja setrika. Konsep B : A1 B1 C1 D1 E2 F1 G1 Penjelasan: Pada Konsep B memiliki sistem adjustable, jenis busa pada alas meja menggunakan busa rebonded, jenis material tempat meletakkan setrika menggunakan besi, jenis kain yang digunakan yaitu kain Ateja, jenis material kerangka menggunakan stainless steel, bahan material rak baju terbuat dari stainless steel serta memiliki fitur sistem lipat pada meja setrika. Konsep C : A2 B3 C3 D3 E1 F3 G1 Penjelasan: Pada Konsep C tidak memiliki sistem adjustable, jenis busa pada alas meja menggunakan busa Inoac, jenis material tempat meletakkan setrika menggunakan kayu, jenis kain yang digunakan yaitu kain katun, jenis material kerangka menggunakan kayu, bahan material rak baju terbuat dari plastik serta memiliki fitur sistem lipat pada meja setrika. Konsep D : A1 B1 C1 D2 E3 F1 G2 Penjelasan: Pada Konsep D memiliki sistem adjustable, jenis busa pada alas meja menggunakan busa rebonded, jenis material tempat meletakkan setrika menggunakan besi, jenis kain yang digunakan yaitu kain polyester, jenis material kerangka menggunakan besi, bahan material rak baju terbuat dari stainless steel serta tidak memiliki fitur sistem lipat pada meja setrika. Konsep E : A2 B2 C2 D3 E1 F2 G2 Penjelasan: Pada Konsep E tidak memiliki sistem adjustable, jenis busa pada alas meja menggunakan busa general, jenis material tempat meletakkan setrika menggunakan aluminium, jenis kain yang digunakan yaitu kain katun, jenis material kerangka menggunakan kayu, bahan material rak baju terbuat dari kayu serta tidak memiliki fitur sistem lipat pada meja setrika. Konsep F : A2 B3 C3 D1 - E2 F1 G2 Penjelasan: Pada Konsep F tidak memiliki sistem adjustable, jenis busa pada alas meja menggunakan busa Inoac, jenis material tempat meletakkan setrika menggunakan kayu, jenis kain yang digunakan ialah kain ateja, jenis material kerangka menggunakan stainless steel, 37

6 bahan material rak baju dari stainless steel serta tidak memiliki fitur sistem lipat pada meja setrika. Berikut merupakan ringkasan dari penjelasan konsep-konsep meja setrika yang akan dibuat yang dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 1.2 Ringkasan Konsep-Konsep yang akan dibuat KONSEP A B C D E F Sistem Adjustable Ada Ada Tidak ada Ada Tidak ada Tidak ada Jenis busa pada alas meja General Rebonded Inoac Rebonded General Inoac Material tempat meletakkan setrika Aluminium Besi Kayu Besi Aluminium Kayu Jenis kain Kain Polyester Kain Ateja Kain Katun Kain Polyester Kain Katun Kain Ateja Jenis material kerangka Besi Stainles steel Kayu Besi Kayu Stainles Steel Material rak baju Stainles steel Stainles steel Plastik Stainles Steel Kayu Stainles Steel Sistem Lipat Ada Ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 38

7 POIN PENTING - Pada Pembuatan FAST diagram, pengecekan logika dengan how dan why dilakukan secara berulang kali untuk memastikan fungsi-fungsi dari produk yang akan dirancang telah tercakup dengan baik. - Tidak ada FAST diagram yang mutlak benar, baik untuk produk maupun prosesnya, adapun variasinya bergantung pada : Fokus analisis, Fokus teknologi atau konsumen, tujuan pengembangan produk. - Penulisan fungsi pada FAST diagram dengan menggunakan aturan dua kata verb-noun berfungsi untuk : Mempromosikan pemikiran kreatif dengan cara-cara alternatif untuk memberikan sebuah fungsi dan membatasinya dengan memberikan batasan pada perspektif untuk hanya melihat fungsi dengan bingkai yang positif - Pada pembuatan kriteria Morphological Chart perlu disesuaikan berdasarkan pada fungsi produk yang dijabarkan pada Fast Diagram dan kriteria tersebut juga didasarkan pada prioritas pada relative important HOQ. 39

8 40

9 BAB II PEMILIHAN KONSEP Pemilihan konsep atau seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif dari konsep, dan memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan, pengujian dan pengembangan selanjutnya. 2.1 Metode Pemilihan Konsep Pemilihan konsep didasarkan pada metode yang dikembangkan oleh Stuart Pugh yang disebut seleksi konsep PUGH. Terdapat 2 tahap pemilihan konsep, yaitu tahapan pertama disebut penyaringan konsep dan tahapan kedua disebut penilaian konsep (Ulrich dan Eppinger, 2001). a. Penyaringan Konsep Penyaringan adalah proses yang evaluasinya masih perkiraan yang ditujukan untuk mempersempit alternatif. Berikut merupakan langkah-langkah penyaringan konsep: 1. Menyiapkan Matriks Seleksi - Memasukkan kriteria seleksi, dimana kriteria seleksi diperoleh dari fungsi produk yang telah dijabarkan pada Diagram Fast 2. Menilai Konsep - Melakukan penilaian konsep dimana: lebih baik (+), sama dengan (0), atau lebih buruk (-) - Membandingkan setiap konsep dengan konsep referensi 3. Merangking Konsep - Memberi peringkat pada setiap konsep 4. Menggabungkan dan Memperbaiki Konsep 5. Memilih Satu atau Lebih Konsep 6. Merefleksikan Hasil dan Proses 41

10 Kriteria Tabel 2.1 Matriks PUGH Penyaringan Konsep KONSEP-KONSEP A B C D E F REEF Memastikan kenyamanan Memastikan keandalan Memastikan keamanan Meningkatkan Fleksibilitas Jumlah Jumlah 0 (sama) Jumlah Nilai Akhir Ranking Lanjutkan? Gabungkan Ya Tidak Gabungkan Tidak Perbaiki Berdasarkan tahap penyaringan terdapat 2 konsep yang diterima dalam penyaringan konsep yaitu konsep A dan B, serta 1 konsep yang akan diperbaiki yaitu konsep F. Berikut merupakan tabel gabungan dan perbaikan konsep. Konsep Sistem Adjustable Jenis busa pada alas meja AD Ada Rebonded Besi B Ada Rebonded Besi F Tidak Ada Inoac Kayu Tabel 2.2 Konsep Tersaring Material tempat Jenis meletakkan kain setrika Kain Polyest er Kain Ateja Kain Ateja Jenis material kerangka Besi Stainless steel Stainless steel Jenis material rak baju Stainles Steel Stainless steel Stainless steel Sistem lipat Ada Ada Tidak Ada b. Penilaian Konsep Penilaian konsep merupakan sebuah analisis konsep yang ada untuk memilih salah satu konsep dengan memberikan bobot kepentingan relatif pada setiap kriteria seleksi. 42

11 Berikut merupakan langkah-langkah penilaian konsep: 1. Menyiapkan Matriks Seleksi - Memasukkan kriteria seleksi dan tambahkan bobot kepentingan untuk setiap kriteria 2. Menilai Konsep - Melakukan penilaian konsep dengan skala penilaian yang direkomendasikan adalah 1 sampai 5. Tabel 2.3 Kinerja Relatif Kinerja relatif Nilai Sangat buruk dibandingkan referensi 1 Buruk dibandingkan referensi 2 Sama seperti referensi 3 Lebih baik dari referensi 4 Sangat lebih baik dari referensi 5 3. Merangking Konsep - Nilai berbobot dihitung dengan mengalikan nilai dengan bobot kriteria/beban, lalu diberi peringkat sesuai dengan total nilainya. Dimana bobot kriteria diperoleh dari relative important pada HOQ. 4. Menggabungkan dan memperbaiki Konsep 5. Memilih satu atau lebih konsep 6. Merefleksikan hasil dan proses Berikut merupakan PUGH matrix pada tahap penilaian konsep untuk produk meja setrika. Berdasarkan tahap penyaringan sebelumnya, terdapat 3 konsep yang dapat dilanjutkan, yaitu gabungan konsep AD, konsep B, dan konsep F dengan perbaikan. Tabel 2.4 Matriks PUGH Penilaian Konsep Konsep Kriteria Seleksi Beban AD B F Memastikan kenyamanan 22,60 % 4 0,90 4 0,90 3 0,68 Memastikan keandalan 17,90 % 5 0,89 5 0,89 5 0,89 Memastikan keamanan 12,90 % 4 0,52 5 0,65 5 0,65 Meningkatkan fleksibelitas 46,60 % 3 1,40 3 1,40 2 0,93 Total Nilai Peringkat 3,71 3,84 3,15 Lanjutkan? Tidak Kembangkan Tidak 2.2 Analisis Konsep Terpilih Berdasarkan analisis menggunakan PUGH Matrix, didapatkan konsep yang terpilih, yaitu 43

12 konsep B. Sebelumnya, pada tahap penyaringan terdapat 3 konsep yang dapat dilanjutkan, yaitu konsep B, gabungan konsep A dan D, dan konsep F yang perlu direvisi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap penilaian sehingga didapatkan satu konsep yang akan dikembangkan pada tahap selanjutnya, yaitu konsep B yang mempunyai spesifikasi terdapat sistem adjustable, jenis busa alas meja rebonded, jenis material tempat meletakkan setrika besi, jenis kain Ateja, jenis material kerangka stainless steel, bahan material rak baju dari stainless steel serta memiliki fitur sistem lipat pada meja setrika. Tabel 2.5 Konsep Terpilih Konsep Terpilih (B) Jenis Busa Pada Alas Material Tempat Sistem Adjustable Jenis Kain Meja Meletakkan Setrika Ada General Aluminium Kain Polyester Jenis Material Kerangka Material Rak Baju Sistem Lipat Stainless steel Stainless steel Ada POIN PENTING - Langkah-langkah dalam metode pemilihan konsep dan penilaian konsep pada dasarnya sama. Namun, yang membedakan pada langkah penilaian konsep. Dimana apabila pada pemilihan konsep dengan penilaian lebih baik (+), sama dengan (0), atau lebih buruk (-). Sedangkan pada penilaian konsep menggunakan skala Kriteria seleksi pada pemilihan konsep dan penilaian konsep disesuaikan dengan fungsi produk yang dijabarkan pada FAST Diagram dan disesuaikan pula pada HOQ room 2 yakni pada technical response. - Pada penilaian konsep juga terdapat bobot kriteria/beban, dimana bobot kriteria tersebut diperoleh dari relative important pada HOQ yang disesuaikan dengan kriteria seleksi. 44

13 BAB III PENGUJIAN KONSEP Pada sub bab ini akan berisikan pengujian yang dilakukan selama fase pengembangan konsep. Pada tahap ini dibutuhkan respons dari pelanggan potensial yang merupakan target pasar yang ingin dituju mengenai uraian dan gambaran konsep produk. 3.1 Mendefinisikan Maksud dari Pengujian Konsep Tahap ini merupakan tahap pertama pada pengujian konsep, dimana anggota tim secara eksplisit menuliskan pertanyaan - pertanyaan yang ingin dijawab melalui pengujian ini, beberapa pertanyaan utama yang ditunjukkan pada pengujian konsep adalah : a. Konsep yang mana dari beberapa alternatif konsep yang akan dilanjutkan pengembangannya? b. Bagaimana konsep dapat diperbaiki sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik? c. Kira-kira berapa banyak produk yang berhasil dijual? d. Dapatkah proses pengembangan dilanjutkan? 3.2 Memilih Populasi Survei Asumsi yang mendasari pengujian konsep adalah populasi pelanggan potensial yang disurvei mencerminkan target pasar dari sebuah produk. Dalam pembuatan daftar pertanyaan, pada umumnya diawali oleh pertanyaan saringan, yang digunakan untuk verifikasi apakah responden sesuai dengan target pasar yang didefinisikan Memilih Format Survei Berikut ini merupakan format survei yang biasa digunakan dalam pengujian konsep, antara lain: a. Interaksi langsung (face-to-face interaction) Pada format survey ini, terjadi interaksi secara langsung antara tim pengembang dengan pelanggan. Contoh: Bertanya kepada pengunjung di mall, ditaman, atau dijalan-jalan kota; 45

14 wawancara yang telah dirancang sebelumnya melalui telepon. Atau dapat juga dengan kelompok fokus (diskusi kelompok) yang telah dirancang sebelumnya, dengan peserta antara 6 sampai 12 orang). b. Telepon Wawancara telepon dapat dirancang sebelumnya dan ditujukan terhadap individu yang sangat spesial, contohnya dokter gigi. Atau dapat juga dilakukan melalui panggilan telepon secara diam-diam (cold calls) terhadap consumer yang berasal dari populasi target. c. Lewat surat yang dikirimkan melalui jasa pos Pada survei melalui surat, bahan-bahan pengujian konsep dikirimkan dan responden diminta untuk mengembalikan format yang telah diisi lengkap. d. Surat elektronik ( ) Survei melalui adalah sama dengan survei melalui jasa pos, namun kemungkinan responden membalas lebih besar daripada surat melalui pos. e. Internet Dengan menggunakan internet, tim dapat menciptakan suatu situs pengujian konsep virtual. Dengan metode itu peserta survei dapat mengamati konsep dan memberikan respon mereka Mengkomunikasikan Konsep Konsep dapat dikomunikasikan dalam berbagai bentuk, antara lain: a. Uraian Verbal Uraian verbal umumnya berupa paragraf singkat atau kumpulan butir - butir yang berisi ringkasan konsep produk. Uraian ini dapat dibaca sendiri oleh responden atau dibacakan oleh petugas yang melaksanakan survei. b. Sketsa Sketsa biasanya berupa garis - garis gambar yang menunjukkan produk dari berbagai sudut pandang. Sketsa dapat dilengkapi dengan keterangan atau catatan penting. c. Foto dan gambar (rendering) Foto dapat digunakan untuk mengkomunikasikan konsep ketika terdapat model nyata untuk konsep produk. 46

15 d. Storyboard Storyboard adalah serangkaian gambar yang mengkomunikasikan urutan sementara dalam penggunaan produk. e. Video Gambar- gambar video lebih dinamis daripada storyboard. Dengan video, bentuk produk dapat dikomunikasikan dengan jelas, demikian juga dengan cara penggunaan produk. f. Simulasi Simulasi umumnya diimplementasikan sebagai software yang menirukan fungsi atau gambaran interaktif dari produk. g. Multimedia Interaktif Multimedia interaktif mengkombinasikan kemampuan visual video dengan kemampuan interaktif dari simulasi. Dengan menggunakan multimedia kita akan mendapatkan rekaman dari video dan juga gambaran dari produk sekaligus. h. Model Fisik Model fisik, dikenal juga sebagai model yang mirip (looks-like models). Metode ini secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk. Model ini seringkali terbuat dari kayu atau busa polimer yang diwarnai menyerupai prosuk yang sebenarnya. i. Prototipe yang Dioperasikan (Working Prototipes) Jika tersedia, prototipe yang dioperasikan atau bekerja seperti model, akan sangat berguna pada pengujian konsep. Akan tetapi, penggunaan working prototipes juga beresiko. Resiko utamanya adalah responden akan menyamakan prototipe dengan produk akhir. 3.3 Mengukur Respons Pelanggan Sebagian besar survei pengujian konsep dimulai dengan mengkomunikasikan konsep produk dan kemudian mengukur respon pelanggan. Ketika pengujian konsep dilakukan pada awal fase pengembangan konsep, respon pelanggan biasanya diukur dengan meminta pelanggan untuk memilih salah satu dari dua atau lebih konsep alternatif. Berikut merupakan contoh kuisioner pengujian konsep yang diberikan ke pelanggan. 47

16 SURVEY PENGUJIAN KONSEP MEJA SETRIKA Nama : Usia : Jenis Kelamin : No. Telpon : Pada saat ini kami sedang mengadakan peniltian terkait dengan identifikasi kebutuhan pelanggan terhadap produk meja setrika. Kami sangat menghargai kejujuran dan kesungguhan anda dalam mengisi kuisioner ini. Terima kasih atas partisipasi anda untuk mengisi kuisioner in i: 1. Apakah anda menggunakan meja setrika dalam kegiatan menyetrika? (jika jawabannya tidak, kami mengucapkan terimakasih dan survei berakhir disini) a. Ya b. Tidak 2. Apakah anda pernah mengalami saat menggunakan meja setrika? a. Ya b. Tidak 3. Jika ya, masalah apakah yang pernah anda alami saat menggunakan meja setrika? a. Sakit punggung b. Terkena setrika panas c. Lainnya (...) Berikut adalah sedikit penjelasan mengenai detail produk kami: Meja setrika kami memiliki sistem dimana dapat diatur ketinggiannya sesuai dengan kebutuhan pengguna. Oleh karena itu, dapat mengakomodasi penggunaan meja setrika oleh orang yang memiliki postur tubuh yang berbedabeda agar tidak mudah letih. Meja setrika kami memiliki material yang berkualitas dengan jenis busa yang general. Jenis material busa ini baik dalam menyerap panas dan memiliki kepadatan yang baik sehingga memudahkan kegiatan penyetrikaan. Meja setrika dilengkapi dengan tempat peletakan setrika yang terbuat dari aluminium yang kuat dalam menahan beban dan menyerap panas. Jenis kain pelindung adalah polyester yang memiliki sifat tahan panas sehingga menghindari kerusakan yang diakibatkan panas berlebih. Pada bagian kerangka dan rak baju dibuat dari stainless steel yang anti karat dan kuat. Selain itu, meja setrika kami memiliki sistem lipatr sehingga dapat memudahkan pengguna untuk menyimpan ketika sedang tidak digunakan. 4. Jika produk ini berkisar harga Rp ,- sampai Rp ,- dan dijual di toko terdekat. Bagaimana peluang anda untuk membeli produk dalam satu tahun mendatang? a. Saya pasti akan membeli meja setrika ini. b. Saya mungkin akan membeli meja setrika ini. c. Saya mungkin atau tidak membeli meja setrika ini. d. Saya mungkin tidak akan membeli meja setrika ini. e. Saya pasti tidak akan membeli meja setrika ini. 5. Menurut anda, bagaimanakah produk kami? Dan apa yang harus diperbaiki dari produk kami? Terimakasih atas partisipasi anda dalam pengujian konsep produk kami. Malang, Januari 2018 Responden (...) 48

17 Skala ukuran yang biasa digunakan untuk mengukur keinginan pelanggan untuk membeli dibagi menjadi lima kategori : Pasti akan membeli Mungkin akan membeli Mungkin atau tidak akan membeli Mungkin tidak akan membeli Pasti tidak akan membeli Terdapat banyak alternatif untuk skala ini, termasuk menyediakan tujuh atau lebih kategori respon. Alternatif lain adalah meminta langsung kepada pelanggan untuk menyebutkan angka peluang untuk menbeli produk. 3.4 Menginterpretasikan Hasil Sebelum melanjutkan ke tahap model, perlu diperhatikan bahwa prediksi penjualan produk baru mengandung sejumlah besar ketidakpastian, dan akan menghasilkan kesalahan (error) yang tinggi. Walaupun demikian, prediksi penjualan cenderung berhubungan dengan permintaan yang sebenarnya. Karena itu, prediksi penjualan merupakan informasi yang berharga bagi tim pengembang. Pada model berikut ini akan diestimasikan Q (jumlah produk yang diharapkan terjual selama periode waktu tertentu) sebagai : Q = N x A x P (3-1) Keterangan : Q : Jumlah produk yang diharapkan terjual selama periode waktu tertentu N : Jumlah pelanggan potensial yang diharapkan melakukan pembelian selama periode waktu tertentu (untuk kategori produk yang sudah ada dan stabil, N adalah jumlah pembelian yang diharapkan akan terjadi terhadap kategori produk yang sudah ada selama periode waktu tertentu) A : Proporsi pelanggan potensial atau pembelian produk yang tersedia (available) dan pelanggan menyadari (aware) keberadaan produk tersebut (hal ini terjadi jika kesadaran dan ketersediaan diasumsikan merupakan faktor yang terpisah, hasil kali kedua faktor ini akan menghasilkan nilai A) P : Peluang produk akan dibeli jika tersedia dan pelanggan menyadari keberadaan produk tersebut. 49

18 P = C definitely x F definitely x C probably x F probably (3-2) Keterangan : F definitely : proporsi responden survei yang memilih skala pasti akan membeli F probably : proporsi responden survei yang memilih skala mungkin akan membeli C definitely dan C probably : adalah konstanta kalibrasi yang biasanya ditetapkan berdasarkan pengalaman perusahaan dengan produk yang sama. Umumnya bernilai sekitar 0.10 < C definitely < 0.50, dan 0 < C probably < (Ulrich, 2001) 3.5 Merefleksikan Hasil dan Proses Manfaat utama dari pengujian konsep adalah memperoleh umpan balik dari pelangan potensial. Pandangan kualitatif yang dikumpulkan melalui suatu diskusi terbuka dengan responden tentang konsep- konsep yang diusulkan mungkin merupakan hasil yang paling penting dari pengujian konsep, terutama pada awal proses pengembangan. Tim akan diuntungkan oleh pemikiran tentang pengaruh tiga variabel kunci yang terdapat pada model prediksi, yaitu: (1) ukuran pasar keseluruhan, (2) ketersediaan kesadaran tentang produk, (3) proporsi pelanggan yang mungkin akan membeli produk. 50

PERTEMUAN 5 (PENGUJIAN KONSEP) Senin, 7 November 2016

PERTEMUAN 5 (PENGUJIAN KONSEP) Senin, 7 November 2016 PERTEMUAN 5 (PENGUJIAN KONSEP) Senin, 7 November 2016 PENGUJIAN KONSEP Pernyataan Misi Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Menetapkan Spesifikasi & Targetnya Mendesain Konsep Produk Memilih Konsep Produk

Lebih terperinci

Ir. Erlinda Muslim, MEE

Ir. Erlinda Muslim, MEE 1 2 3 Concept Testing Pengujian konsep dilakukan untuk mengetahui respon pelanggan terhadap konsep yang dimiliki untuk memutuskan apakah usaha pengembangan ini dapat dilanjutkan dan dapat memberikan keuntungan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016

PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016 PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016 TAHAP PERANCANGAN PRODUK DEFINISI KONSEP PRODUK Sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Proses pengembangan produk secara umum dibagi kedalam beberapa tahap yang biasanya disebut fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam bukunya yang berjudul Perancngan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun Proses Pengembangan Produk secara umum terdiri dari beberapa tingkatan atau biasa disebut fase. Dari buku Perancangan dan Pengembangan Produk karangan

Lebih terperinci

SEGMENTASI PASAR. Hasil dan Pembahasan 1. Buatlah peta segmentasi pasar dari meja yang kalian gunakan sesuai dengan langkah-langkah...

SEGMENTASI PASAR. Hasil dan Pembahasan 1. Buatlah peta segmentasi pasar dari meja yang kalian gunakan sesuai dengan langkah-langkah... SEGMENTASI PASAR Tujuan Praktikum Berikut adalah tujuan dari praktikum segmentasi pasar. 1. Untuk dapat menentukan segmen pasar sebagai pertimbangan merancang dan mengembangkan produk. 2. Untuk dapat menentukan

Lebih terperinci

BAB I SPESIFIKASI PRODUK

BAB I SPESIFIKASI PRODUK BAB I SPESIFIKASI PRODUK Maksud dari spesifikasi produk adalah untuk menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh sebuah produk. Beberapa perusahaan menggunakan istilah karakteristik engineering

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 70 Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian (lanjutan) 71 2 Penentuan spesifikasi target Penyusunan dan Seleksi Konsep Pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam proses pengembangan produk ada tiga Departement yang ada diperusahaan, yang diperlukan kontribusinya dan peranannya dalam menjalankan suatu proyek atau proses

Lebih terperinci

LAPORAN PENGEMBANGAN PRODUK AAA

LAPORAN PENGEMBANGAN PRODUK AAA LAPORAN PENGEMBANGAN PRODUK AAA BATASAN PROYEK Pada batasan proyek ini, kelompok harus menjelaskan secara singkat tentang gambaran umum proyek pengambangan produk yang akan dilakukan, berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah ini dilakukan dengan cara mencari permasalahan apa yang ada pada saat ini yang dapat dijadikan usaha. Penulis mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo keinginan konsumen adalah Quality Function Deployment (QFD). Penerapan metode QFD diawali dengan pembentukan

Lebih terperinci

AKTIVITAS PENYUSUNAN KONSEP

AKTIVITAS PENYUSUNAN KONSEP Amalia, S.T., M.T. AKTIVITAS PENYUSUNAN KONSEP Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja dan bentuk produk. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana

Lebih terperinci

4. Kriteria IDE PRODUK :

4. Kriteria IDE PRODUK : 1. Tugas Besar Perpro dikerjakan secara berkelompok (4-5 orang) sesuai daftar. 2. Tugas Besar dilaksanakan selama 2 bulan sesuai dengan Jadwal Pelaksanaan. 3. Ide produk di-submit ke : http://tinyurl.com/q4699a4

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Flow Chart Metodologi Penelitian Penelitian merupakan kegiatan sistematis dengan serangkaian proses yang dilakukan secara terstruktur. Setiap tahapan proses tersebut akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PAC PUZZLE ALARM CLOCK Indra Julianto Tjakra NIM: 0700678396 Abstrak

Lebih terperinci

Pengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting

Pengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting Pengujian Produk Perancangan Produk Identifikasi Kondisi Eksisting Identifikasi Kondisi Eksisting Membungkus kedelai yang telah diberi ragi Menimbang ukuran berat Labelling Memanaskan ujung-ujung plastik

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Tinjauan Pustaka Perancangan dan pengembangan produk secara garis besar adalah rangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisis dan peluang dan kemudian diakhiri dengan tahap produksi,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK MEJA SETERIKA Yunus Armanto

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER

LAMPIRAN A KUESIONER LAMPIRAN A KUESIONER Yth. Bapak/Ibu Responden Dengan Hormat, Pertama-tama izinkan saya untuk memperkenalkan diri, nama saya adalah Savira Qarima, saya merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM 20 BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM Studi pendahuluan Studi kepustakaan Pengumpulan data: * kuesioner *wawancara *observasi lapangan Data cukup, data reliabel, data valid? Ya tidak Identifikasi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode perancangan alat atau produk dalam penelitian ini menggunakan perancangan produk dengan metode rasional. Tahapan dari penelitian ditunjukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tahapan Proses Perancangan dan Pengembangan Produk Proses perancangan dan pengembangan produk terdiri dari 6 tahapan seperti yang ditunjukkan dalam gambar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Metode yang digunakan dalam mengembangkan Visualisasi 3D Gedung Tower Universitas Mercu Buana ini melalui dua tahap yaitu: Tahap Pra produksi Tahap Produksi 3.1. Tahap Pra

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Bundling Product bundling adalah strategi penjualan yang diterapkan di pemasaran. Product bundling mempunyai tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dalam berbagai macam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Februari Penulis. Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

KATA PENGANTAR. Malang, Februari Penulis. Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Guide Book Praktikum Terintergrasi II. Guide Book

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Erni Suparti 1), Rosleini Ria PZ 2) 1),2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang baik memerlukan metodologi yang baik pula. Hal tersebut dikarenakan penelitian itu sendiri merupakan suatu proses yang harus dilakukan secara benar dan cermat

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 4. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 4. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 4 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 6/10/2014 Perancangan Produk - Gasal

Lebih terperinci

Penerapan Quality Function Deployment (QFD) untuk Pengembangan Produk Kaos Distro di Kota Pekanbaru

Penerapan Quality Function Deployment (QFD) untuk Pengembangan Produk Kaos Distro di Kota Pekanbaru Petunjuk Sitasi: Permata, E. G., & Muslim. (2017). Penerapan Quality Function Deployment (QFD) untuk Pengembangan Produk Kaos Distro. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B1-6). Malang: Jurusan Teknik

Lebih terperinci

7.1. Pembentukan House of Quality Elemen Desain Kursi Rotan

7.1. Pembentukan House of Quality Elemen Desain Kursi Rotan 7 INTEGRASI DESAIN Tahapan integrasi desain merupakan tahap pengintegrasian dari metodemetode yang digunakan sebelumnya. Pada tahapan ini, baik bobot yang diperoleh menggunakan analytical hierarchi process

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang baik memerlukan metodologi yang baik pula. Hal tersebut dikarenakan penelitian itu sendiri merupakan suatu proses yang harus dilakukan secara benar dan cermat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Tahap-tahap penelitian yang dilakukan penulis dalam rangka penyusunan laporan tugas akhir ini adalah pengumpulan data awal, identifikasi masalah, studi pustaka, proses inovasi

Lebih terperinci

BAB III DISAIN PRODUK

BAB III DISAIN PRODUK BAB III DISAIN PRODUK 3.1. Pendahuluan Salah satu karakteristik manusia adalah mereka selalu berusaha mencitakan sesuatu, baik alat atau benda lainnya untuk membantu kehidupan mereka. Untuk mewejudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis pada masa sekarang ini menyebabkan kebutuhan untuk mendapatkan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis pada masa sekarang ini menyebabkan kebutuhan untuk mendapatkan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi dan tingginya persaingan dalam dunia bisnis pada masa sekarang ini menyebabkan kebutuhan untuk mendapatkan informasi secara cepat,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 147 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Metode Penelitian Populasi dan sampel Studi Pendahuluan -Analisa Tas Laptop yang sudah ada Studi Pustaka Online Book ReferenceJournal Group Forum Materi Kuliah

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Keergonomisan Fasilitas Fisik Kursi Setrika di Simply Fresh Laundry Fasilitas fisik kursi setrika di Simply Fresh Laundry saat ini belum ergonomis. Hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

Analisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ)

Analisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ) Analisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ) Mariza Kertaningtyas 1, Sutriyono 2, Fourry Handoko 3 1) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil obyek yaitu produk minuman susu sereal UHT produksi sebuah perusahaan makanan dan minuman yang berada di Cakung. Bahan baku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Perancangan dan Pengembangan Produk Perancangan dan pengembangan produk adalah serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada proses penelitian dengan tema analisis respon konsumen terhadap produk kreatif dari celana jeans bekas, maka tahap-tahap penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan 35 III. METODE PENELITIAN A. Setting Pengembangan Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan pengembangan. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pemberian zat aditif mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan industri pertanian sekarang ini. Zat aditif yang dimaksud adalah berbagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai perancangan lemari ini untuk digunakan oleh peserta didik di TK Kanisius Pingitan. Berikut ini adalah tahapan penelitian yang dilakukan. 3.1. Tahapan Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Penulisan tugas akhir ini melalui beberapa tahapan yang dilakukan. Tahapantahapan tersebut, antara lain: a. Menentukan Tempat Penelitian Tahap awal

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN Modul ke: DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN Fakultas FIKOM MENGELOLA INFORMASI MARKETING & SURVEY MARKETING Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising http://www.mercubuana.ac.id Definisi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek penelitian Obyek penelitian yang diamati adalah sasaran yang menjadi sumber informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan secara sistematis mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian dengan mengadaptasi metode Ulrich dan Eppinger (2001). Langkah-langkah yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING

PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING Oleh: I Wayan Sukania iwayansukania@tarumanagara.ac.id iwayansukania@yahoo.com Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Definisi QFD QFD adalah suatu metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menentapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE FUZZY SERVQUAL DAN QFD (STUDI KASUS : PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI STIKOM SURABAYA) Seminar Tesis Sri Hariani Eko Wulandari

Lebih terperinci

Perbaikan Rancangan Body Protector Sesuai Kebutuhan Atlit Persaudaraan Beladiri Shorinji Kempo Indonesia

Perbaikan Rancangan Body Protector Sesuai Kebutuhan Atlit Persaudaraan Beladiri Shorinji Kempo Indonesia Perbaikan Rancangan Body Protector Sesuai Kebutuhan Atlit Persaudaraan Beladiri Shorinji Kempo Indonesia Niken Parwati 1 dan Fitri Hilda 2 University of Al Azhar Indonesia niken.parwati@uai.ac.id Abstrak.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PERENCANAAN DAN PENJELASAN PRODUK Tahap perencanaan dan penjelasan produk merupakan tahapan awal dalam metodologi perancangan. Tahapan perencanaan meliputi penjelasan

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD)

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD) Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.2 No.2 (2013) 26-31 ISSN 2302 934X Quality Engineering & Management Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan sejenis makin kompetitif. Untuk konsumen yang cepat berubah secara

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan sejenis makin kompetitif. Untuk konsumen yang cepat berubah secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perusahaan jasa yang makin kompleks, membawa dampak persaingan antar perusahaan sejenis makin kompetitif. Untuk konsumen yang cepat berubah secara dinamis

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. kepada seluruh Mahasiswa (user) Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi tahun

BAB 4 HASIL PENELITIAN. kepada seluruh Mahasiswa (user) Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi tahun BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Data hasil penelitian diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang disebarkan kepada seluruh Mahasiswa (user) Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi tahun

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (BAGIAN EVALUASI KINERJA PELAYANAN DENGAN METODE QFD)

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (BAGIAN EVALUASI KINERJA PELAYANAN DENGAN METODE QFD) BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (BAGIAN EVALUASI KINERJA PELAYANAN DENGAN METODE QFD) 6.1 Karakteristik Penumpang Karakteristik penumpang diperlukan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

USULAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ASBAK DI RESTORAN CHAKRA

USULAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ASBAK DI RESTORAN CHAKRA USULAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ASBAK DI RESTORAN CHAKRA Dino Caesaron 1, Samuel 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Universitas Bunda Mulia, Jl. Lodan Raya No. 2, Ancol, Jakarta ABSTRAK Perusahaan

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA Rony Prabowo, SE. ST. MT Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, email : rony_prabowomt@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Ir. Erlinda Muslim, MEE

Ir. Erlinda Muslim, MEE 1 Ir. Erlinda Muslim, MEE 2 CONCEPT SELECTION Ir. Erlinda Muslim, MEE Concept Selection adalah suatu metode untuk memutuskan konsep mana yang akan terus dikembangkan hingga akhirnya menjadi produk jadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk

Lebih terperinci

BAB 3. Metode Perancangan Produk

BAB 3. Metode Perancangan Produk BAB 3 Metode Perancangan Produk Berikut adalah flow diagram dari tahapan-tahapan yang dilakukan mulai dari awal sampai pengujian konsep dalam melakukan proses pengembangan produk: Gambar 3.1 Flow Diagram

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif (quantitative). Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Usaha di bidang kuliner seperti warung tenda, food court, cafe maupun restoran merupakan salah satu usaha yang banyak berdiri di Bandung. Salah satu pelakunya adalah Atmosphere Resort Cafe, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fase Pengembangan Produk Proses Pengembangan produk secara umum terdiri dari tahapan-tahapan atau sering juga disebut sebagai fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT BERBASIS SMS GATEWAY PADA CV. DAVIS Dian Oktavia 2007240041 Hendryanto

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Serpong Kabupaten Tangerang Selatan dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN Ary Permatadeny. N 1), Johan Andi 2) 1),2) Teknik Industri, Universitas Nusantara PGRI

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2008/2009

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2008/2009 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2008/2009 SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF BIDANG PEMBELIAN, PERSEDIAAN, DAN PENJUALAN PADA PT. K-LINK PALEMBANG Cori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian yang akan dilakukan adalah sistem pelayanan informasi yang dimiliki oleh bus Trans Jogja sebagai elemen pendukung dari moda transportasi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. operator unit Hydrocracking Unit di Refinery Unit V Balikpapan. Wearpack yang

BAB V PEMBAHASAN. operator unit Hydrocracking Unit di Refinery Unit V Balikpapan. Wearpack yang 97 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Desain 5.1.1 Desain Lama merupakan salah satu alat pelindung diri yang wajib dipakai di dalam area kerja di industri perminyakan. Kewajiban tersebut juga berlaku bagi operator

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu di buat alur penelitian adapun alur penelitian dapat dilihat dari flow chart berikut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian atau kerangka pemecah masalah merupakan tahap-tahap penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian lebih lanjut yang sedang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring perkembangan hardware dan software komputer. Saat ini, multimedia

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring perkembangan hardware dan software komputer. Saat ini, multimedia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam hal multimedia berkembang dengan pesat seiring perkembangan hardware dan software komputer. Saat ini, multimedia banyak digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENGEMBANGAN PRODUK

BAB III DESAIN PENGEMBANGAN PRODUK BAB III DESAIN PENGEMBANGAN PRODUK 3.1 STUDI LITERATUR Inkubator transportasi adalah selungkup diperuntukkan bagi bayi, memiliki bagian transparan untuk dapat melihat bayi, dilengkapi dengan alat pengontrol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti harus mengetahui terlebih dahulu bentuk penelitian yang dilakukan karena berkatian dengan prosedur, alat pengukuran dan desain penelitian

Lebih terperinci

Ir. Erlinda Muslim, MEE

Ir. Erlinda Muslim, MEE 1 2 Gangguan Dalam CONCEPT GENERATION Hanya mempertimbangkan 1 atau 2 alternatif, sering diusulkan oleh anggota tim yang tegas. Gagal untuk mempertimbangkan secara cermat kegunaan konsep yang dibuat perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Seiring dengan krisis ekonomi yang menimpa Indonesia saat ini, terjadi banyak sekali perkembangan di segala aspek di dalam negeri salah satunya adalah perkembangan di dunia bisnis terutama bisnis

Lebih terperinci

Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.

Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV. Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.Tirta Indo Megah Putu Verdika 1, *, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini membutuhkan tahapan proses sehingga dapat mempermudah dalam menyelesaikan permasalahan yang telah disusun. Tahapan untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Sejarah Quality Function Deployment

Sejarah Quality Function Deployment Rahmi Yuniarti Sejarah Quality Function Deployment Diperkenalkan Yoji Akao, profesor Manajement Engineering dari Tamagawa University Dikembangkan 1972 oleh Mitsubishi 1978 diadopsi oleh Toyota WHAT IS

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Software Requirement Engineering Impact Analysis Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 SILABUS MATA KULIAH

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Produk Perencanaan produk sering disebut sebagai zerofase karena mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi. Modul XIII

Pengembangan Sistem Informasi. Modul XIII Pengembangan Sistem Informasi Modul XIII Pembahasan Hal umum yang perlu diketahui didalam Pengembangan sistem Menjelaskan pentingnya manajemen proyek, studi kelayakan, dokumentasi dan teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam bisnis sekarang ini semakin lama semakin ketat. Apalagi, ditambah dengan adanya Teknologi Informasi yang semakin lama semakin berkembang dan maju.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Analisis hasil penelitian bertujuan untuk menginterpretasikan pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Pada bab ini akan diuraikan mengenai

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi menjadi ciri khas pada era globalisasi saat ini. Perkembangan sistem informasi saat ini sangat pesat khusunya dalam urusan bisnis manusia. Terlebih

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kajian akan diarahkan pada gambaran profil perusahaan, serta posisinya di antara bank-bank lain yang bergerak dibidang

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai 45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di Gabungan Kelompok Tani Sugih

Lebih terperinci

meja dan kursi pada proses memahat untuk memperbaiki postur kerja di Java Art Stone Yogyakarta adalah Problem-Solving Research.

meja dan kursi pada proses memahat untuk memperbaiki postur kerja di Java Art Stone Yogyakarta adalah Problem-Solving Research. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Perancangan ulang meja dan kursi pada proses memahat untuk memperbaiki postur kerja di Java Art Stone Yogyakarta diharapkan dapat berjalan dengan baik dan lancar,

Lebih terperinci