BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pernyataan Misi Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan dan pengiriman produk. Proses pengembangan yang tersusun dengan baik membantu dalam menjamin kualitas produk, melakukan koordinasi diantara anggota tim, merencanakan proyek pengembangan dan secara kontinyu memperbaiki proses. Proses pengembangan produk yang umum terdiri dari enam tahap. Proses ini diawali dengan suatu fase perencanaan, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pengembangan teknologi dan penelitian tingkat lanjut. Perencanaan produk melibatkan lima langkah proses sebagai berikut : 1. Identifikasi peluang 2. Evaluasi dan penentuan prioritas proyek 3. Alokasi sumber daya dan perencanaan waktu 4. Penyelesaian perencanaan proyek pendahuluan 5. Refleksikan hasil dan proses Output fase perencanaan adalah pernyataan misi proyek, yang merupakan input yang dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan

2 7 konsep dan merupakan suatu petunjuk untuk tim pengembangan. Sasaran yang telah terdefinisi dalam pernyataan visi produk mungkin sangatlah umum. Didalamnya tidak tercakup teknologi baru yang spesifik yang harusnya digunakan, atau apakah perlu untuk menyatakan sasaran dan batasan-batasan fungsi seperti produksi dan operasional pelayanan. Dalam rangka memberikan petunjuk yang jelas untuk organisasi pengembangan produk, biasanya tim memformulasikan suatu definisi yang lebih detil dari pasar target dan asumsi-asumsi yang mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan terdapat pada suatu pernyataan misi. Dalam melakukan pengembangan suatu produk kita perlu memiliki Pernyataan Misi (Mission Statement). Pernyataan misi adalah arah dari suatu pengembangan produk, dimana mencakup beberapa dari keseluruhan informasi berikut : Uraian Produk Ringkas Uraian ini mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik. Mungkin saja berupa pernyataan visi produk. Sasaran Utama Bisnis Sebagai tambahan sasaran proyek yang mendukung strategi perusahaan, sasaran ini biasanya mencakup waktu, biaya, dan kualitas (contoh penentuan waktu pengenalan produk, performasi finansial yang diinginkan, target pangsa pasar).

3 8 Pasar Target Untuk Produk Terdapat beberapa pangsa pasar target untuk produk. Bagian ini mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang perlu dipertimbangkan dalam usaha pengembangan Asumsi asumsi dan batasan batasan untuk mengarahkan usaha pengembangan Asumsi asumsi harus dibuat dengan hati hati, meskipun mereka membatasi kemungkinan jangkauan konsep produk, mereka membantu untuk menjaga lingkup proyek yang terkelola, sehingga diperlukan informasi informasi untuk pencatatan keputusan mengenai asumsi dan batasan. Stakeholder Satu cara untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari produk, yaitu sekumpulan orang yang dipengaruhi oleh keberhasilan dan kegagalan produk. Daftar stakeholder dimulai dari pengguna akhir (pelanggan eksternal akhir) dan pelanggan eksternal yang membuat keputusan tentang produk. Stakeholder juga mencakup pelanggan produk yang mendampingi perusahaan, seperti tenaga penjual, organisasi pelayanan, dan departemen produksi. Daftar Stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk mempertimbangkan kebutuhan setiap orang yang akan dipengaruhi oleh produk.

4 9 Dalam membuat pernyataan misi, tim mempertimbangkan strategistrategi dari beberapa area fungsi pada perusahaan. Dengan banyaknya kemungkinan strategi fungsional yang harus dipertimbangkan, strategi manufaktur, pelayanan dan lingkungan telah memiliki pengaruh yang besar pada proyek. Seseorang dapat menanyakan mengapa strategi manufaktur, pelayanan dan lingkungan (sebagai contoh) seharusnya menjadi bagian dari pernyataan misi untuk suatu produk baru. Oleh karena itu, pernyataan misi seharusnya mencerminkan sasaran perusahaan dan batasnya. Dalam menyatakan asumsi-asumsi dan batasanbatasan sebagai bagian dari pernyataan misi, beberapa permasalahan yang perlu dipertimbangkan yaitu : Manufaktur Pelayanan Lingkungan Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu reality check harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini adalah waktu untuk memperbaiki, paling tidak mereka menjadi lebih hebat dan bernilai sesuai dengan kemajuan proses pengembangan.

5 Kebutuhan Pelanggan Pengertian Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Kegiatan untuk memahami kebutuhan pelanggan sehingga dihasilkan sekumpulan pernyataan pelanggan yang tersusun secara hirarki dengan bobot kepentingan, untuk dikomunikasikan kepada tim pengembangan. Tujuan metode mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan secara menyeluruh adalah : Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan pelanggan. Mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan yang tersembunyi dan tidak terucapkan (Latent Needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit. Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk. Memudahkan pembuatan arsip dari aktivitas identifikasi kebutuhan untuk proses pengembangan produk. Menjamin tidak ada kebutuhan pelanggan penting yang terlupakan. Menanamkan pemahan bersama mengenai kebutuhan pelanggan di antara anggota tim pengembangan. Aktivitas identifikasi kebutuhan pelanggan dalam hubungan dengan aktivitas pengembangan konsep lain.

6 11 Gambar 2.1 Aktivitas Pengembangan Produk Tahap tahap Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Identifikasi kebutuhan pelanggan sendiri adalah sebuah proses yang dibagi menjadi lima tahap. tahap tersebut adalah : 1. Mengumpulkandata pelanggan 2. Menginterprestasikan data mentah menjadi data pelanggan 3. mengorganisasikankebutuhan menjadi Hierarki 4. Menetapkan kepentingan relatif tiap kebutuhan 5. Merefleksikan hasil dan proses Mengumpulkan Data Mentah dari Pelanggan Konsisten dengan filosofi dasar, yaitu menciptakan jalur informasi yang berkualitas dari pelanggan, maka proses pengumpulan data yang dipaparkan dibawah ini akan mencakup kontak dengan pelanggan dan mengumpulkan pengalaman dari lingkungan pengguna produk. Tiga metode yang biasa digunakan adalah : 1. Wawancara : Satu atau lebih anggota tim pengembang berdiskusi mengenai kebutuhan dengan seorang pelanggan. Wawancara

7 12 biasanya dilakukan pada lingkungan pelanggan dan berlangsung sekitar 1 sampai 2 jam. 2. Kelompok Fokus : Moderator memfasilitasi suatu diskusi kelompok yang disebut kelompok focus selama 2 jam. 3. Observasi produk pada saat digunakan : Mengamati pelanggan menggunakan produk atau melakukan pekerjaan yang sesuai dengan tujuan produk tersebut diciptakan, dapat memberikan informasi yang penting mengenai kebutuhan pelanggan Menginterpretasi Data Mentah Menjadi Kebutuhan Pelanggan Kebutuhan pelanggan diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan merupakan hasil interpretasi kebutuhan yang berupa data mentah yang diperoleh dari pelanggan. Setiap pernyataan atau hasil observasi (seperti tertulis pada kolom kedua pada template data) dapat diterjemahkan menjadi nomor berapa pun sebagai kebutuhan pelanggan. Griffin dan Hauser menemukan bahwa beberapa analis mungkin saja menterjemahkan wawancara yang sama menjadi kebutuhan yang berbeda, sehingga akan berguna memiliki lebih dari satu anggota tim untuk melaksanakan proses penterjemahan. Dibawah ini diberikan 5 petunjuk untuk menulis pernyataan kebutuhan pelanggan. Dua yang pertama adalah penting dan mendasar untuk melakukan terjemahan yang efektif, tiga

8 13 lainnya adalah untuk meyakinkan konsistensi dari kosakata dan gaya terjemahan diantara semua anggota tim. Ekspresikan Kebutuhan sebagai Apa yang harus dilakukan produk, bukan Bagaimana melakukannya Pelanggan sering mengekspresikan kesenangannya dengan menguraikan konsep solusi, atau pendekatan untuk implementasi, akan tetapi pernyataan kebutuhan haruslah diekspresikan secara independent dari solusi teknologi tertentu. Ekspresikan kebutuhan sama spesifiknya seperti data mentah. Kebutuhan dapat diekspresikan pada berbagai tingkatan spesifik. Untuk menghindari kehilangan informasi, ekspresikan kebutuhan pada tingkatan detail yang sama seperti data mentah. Gunakan pernyataan positif, bukan negative. Perubahan yang berurutan dari kebutuhan menjadi spesifikasi produk lebih mudah dilakukan jika kebutuhan diekspresikan sebagai pernyataan positif. Ini bukan aturan yang kaku, karena kadang-kadang pernyataan positif kurang tepat dipakai untuk situasi tertentu. Sebagai contoh, salah satu pernyataan dari kebutuhan Obeng tidak mengupas kepala sekrup. Kebutuhan tersebut lebih baik jika diekspresikan dalam bentuk negatif. Ekspresikan kebutuhan sebagai atribut dari produk. Mengungkapkan kebutuhan sebagai pernyataan tentang produk menjamin konsistensi

9 14 dan mendukung proses perubahan menjadi spesifikasi produk. Tidak semua kebutuhan dapat dengan mulus diekspresikan sebagai atribut dari produk, dan dalam kasus ini kebutuhan dapat diekspresikan sebagai atribut dari pengguna produk (Contoh : Pengguna dapat menerapkan tenaga putaran secara manual pada obeng untuk memasang sekrup) Hindari kata-kata harus dan mesti. Kata-kata harus dan mesti menyiratkan tingkat kepentingan dari kebutuhan. Tingkat kepentingan setiap kebutuhan nantinya akan ditentukan dengan menggunakan skala, dan akan dijelaskan pada langkah ke-4. Daftar kebutuhan pelanggan merupakan susunan final dari semua kebutuhan final yang diperoleh dari wawancara pelanggan yang dilakukan terhadap target pasar. Beberapa kebutuhan secara teknologi mungkin tidak dapat direalisasikan. Kendala kelayakan teknikal dan ekonomis akan dirangkum dan dipertimbangkan pada proses menetapkan spesifikasi produk. Pada beberapa kasus pelanggan akan mengekspresikan kebutuhan yang saling bertentangan. Pada tahap ini tim tidak harus memecahkan pertentangan yang terjadi, tetapi cukup mendokumentasikan kedua kebutuhan. Memutuskan bagaimana menyelesaikan pertentangan antara kebutuhan adalah tantangan yang akan diselesaikan pada tahap selanjutnya dari aktivitas pengembangan konsep.

10 Mengorganisasikan Kebutuhan Menjadi Hierarki Prosedur mengorganisasikan kebutuhan menjadi daftar hierarki merupakan proses yang intuitif, dan banyak tim yang dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik tanpa adanya petunjuk yang detail. Secara keseluruhan, dibawah ini disediakan tahap-tahap prosedur untuk mengelompokan kebutuhan menjadi hierarki. Aktivitas ini sebaiknya dilakukan bersama-sama oleh sekelompok kecil anggota tim pada meja kerja yang cukup luas. Tahap-tahap tersebut adalah : 1. Tuliskan setiap pernyataan kebutuhan pada kartu-kartu atau secarik kertas yang terpisah. 2. Kurangi pernyataan kebutuhan yang sama atau tidak dibutuhkan lagi. 3. Kelompokkan kartu-kartu berdasarkan kesamaan kebutuhan yang diekspresikan. 4. Untuk setiap grup berikan nama / label. 5. Pertimbangkan untuk mengelompokan grup yang dihasilkan menjadi super grup yang terdiri dari 2 sampai 5 grup. Periksa dan edit kembali pernyataan kebutuhan yang telah disusun Menetapkan Kepentingan Relatif setiap Kebutuhan Daftar hierarki saja tidak memberikan informasi mengenai tingkat kepentingan relative yang dirasakan pelanggan terhadap kebutuhan yang berbeda-beda. Sementara itu tim pengembang harus membuat prioritas pilihan dan mengalokasikan sumber daya dalam mendesain produk. Tingkat

11 16 kepentingan relative bermacam-macam kebutuhan adalah penting untuk membuat prioritas pilihan tidak salah. Derajat kepentingan yang dirasakan konsumen terhadap kebutuhan berbeda-beda, maka kami membuat derajat kepentingan berupa nilai untuk setiap kebutuhan sehingga konsumen tidak salah dalam memilih suatu produk dan tanpa mempertimbangkan produk. Derajat kepentingan setiap kebutuhan dapat dinyatakan dalam berbagai cara, yaitu nilai rata-rata, standar deviasi, dan jumlah respon dari konsumen. Pada tabel dibawah ini, derajat kepentingan kebutuhan didapat dari hasil respon kebutuhan konsumen (kuesioner). Skala 1 sampai 5 digunakan sebagai nilai kepentingan setiap kebutuhan Merefleksikan Hasil dan Proses Langkah terakhir pada metoda indentifikasi kebutuhan pelanggan adalah menggambarkan kembali hasil dan proses. Walaupun proses indentifikasi kebutuhan pelanggan merupakan suatu metode yang terstruktur, metode tersebut bukanlah ilmu pasti. Tim harus menguji hasilnya untuk meyakinkan bahwa hasilnya tersebut konsisten dengan pengetahuan dan intuisi yang telah dikembangkan melalui interaksi yang cukup lama dengan pelanggan.

12 Konsep Awal dan Spesifikasi Akhir Produk Konsep Produk Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan bentuk produk. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Sebuah konsep biasanya diekspresikan sebagai sebuah sketsa atau sebagai sebuah model 3 dimensi secara garis besar dan seringkali disertai sebuah uraian gambar. Sebuah produk dapat memuaskan pelanggan dan dapat sukses dipasaran bergantung pada nilai yang tinggi untuk ukuran kualitas yang mendasari konsep. Proses penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target, dan diakhiri dengan terciptanya beberapa konsep produk sebagai sebuah pilihan akhir. Penyusunan konsep yang baik memberi keyakinan pada tim bahwa seluruh kemungkinan telah digali. Dengan menggali banyak konsep alternatif pada awal proses pengembangan, kemungkinan tim akan terlambat menemukan sebuah konsep yang superior atau seorang pesaing akan mengenalkan sebuah produk dengan penampilan yang lebih baik terlebih dahulu, akan sangat berkurang.

13 Langkah-langkah Penyusunan Konsep Awal Jika tahap-tahap sebelumnya telah dilaksanakan, maka tim pengembangan selanjutnya melakukan penyusunan konsep dengan tahaptahap sebagai berikut : 1. Mendesain Konsep-konsep produk Perancangan alternative-alternative konsep yang mungkin sesuai dengan kebutuhan pelanggan, yang merupakan gabungan dari penelitian eksternal, pemecahan kreatif oleh tim, dan penelitian sistematis. Setiap konsep diwakili oleh sketsa dan teks uraian singkat. Secara garis besar penyusunan konsep yang ada yang terdiri dari lima langkah yaitu : Memperjelas masalah Mencakup pengembangan sebuah pengertian umum dan pemecahan sebuah masalah menjadi submasalah Pencarian Eksternal Bertujuan untuk menemukan pemecahan keseluruhan masalah dan submasalah yang ditemukan selama langkah memperjelas masalah. Pencarian Internal Pencarian internal merupakan penggunaan pengetahuan dan kreativitas dari tim dan pribadi untuk menghasilkan konsep solusi. Menggali secara sistematis Dapat menggunakan metode pohon klasifikasi ataupun tabel kombinasi

14 19 Merefleksikan pada hasil dan proses Memilih Konsep Produk Merupakan kegiatan dimana setiap konsep dianalisis dan secara berturut-turut dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan. 2. Menguji Konsep Produk Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan pelanggan telah terpenuhi, memperkirakan potensi pasar produk, dan mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama proses pengembangan. Konsep yang telah dipilih kemudian diuji untuk dilanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu arsitektur produk hingga pada tahap pembuatan prototype. Ada 7 tahapan pengujian yaitu : Mendefinisikan maksud pengujian konsep, memilih populasi survei, memilih format survei, mengkomunikasikan konsep, mengukur respons pelanggan, menginterpretasikan hasil, dan merefleksikan hasil dan proses Spesifikasi Akhir Produk Setelah kita mengetahui kebutuhan pelanggan, maka tahap selanjutnya yaitu menetapkan spesifikasi produk dan target yang merupakan harapan tim mengenai bagaimana produk tersebut bekerja, dengan memberikan suatu metrik (besaran) serta nilai-nilai batas dan ideal untuk tiap spesifikasi. Spesifikasi produk menjelaskan tentang hal hal yang harus

15 20 dilakukan oleh sebuah produk. Spesifikasi ini terdiri dari metrik dan nilai metrik. Nantinya spesifikasi ini diperbaharui untuk disesuaikan dengan batasan-batasan pada konsep produk. Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 4 langkah : Menyiapkan gambar metrik, dan menggunakan matriks-metrik kebutuhan, jika diperlukan. Metrik yang baik adalah yang merefleksikan secara langsung nilai produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan. Matriks kebutuhanmetrik (needs-metrics matrix) memperlihatkan hubungan antara kebutuhan metrik. Mengumpulkan informasi tentang pesaing Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik. Merefleksikan hasil dan proses. Spesifikasi yang awalnya hanya berupa pernyataan target dalam selang nilai tertentu, sekarang diperbaiki dan dibuat lebih tepat. Dalam menentukan spesifikasi akhir terdapat lima langkah yaitu : 1. Mengembangkan model-model teknis suatu produk 2. Mengembangkan model biaya suatu produk 3. Memperbaiki spesifikasi, membuat trade-off jika diperlukan 4. Menentukan spesifikasi yang sesuai 5. Mencerminkan hasil dan proses

16 21 Menentukan spesifikasi akhir sangat sulit karena adanya trade-offs, yaitu hubungan berlawanan antara dua spesifikasi yang sudah melekat pada konsep produk yang terpilih. misalnya seperti trade-off antar biaya dan bahan. Tahap paling sulit untuk memperbaiki spesifikasi adalah memilih metode agar trade-off dapat terpecahkan. 2.4 Arsitektur Produk Skema Produk Arsitektur Produk merupakan skema elemen-elemen fungsional dari produk yang disusun menjadi chunk yang bersifat fisikal dan menjelaskan bagaimana setiap chunk tersebut berinteraksi. Oleh karena itu pembuatan skema suatu produk merupakan salah satu langkah yang pertama kali harus dilakukan sebagai bagian dari tahapan arsitektur produk. Skema itu sendiri adalah diagram yang menggambarkan pengertian tim terhadap elemenelemen penyusun produk. Sebuah produk terdiri dari elemen fungsional dan elemen fisik. Elemen-elemen fungsional dari produk terbagi lagi atas operasi dan transformasi yang menyumbang terhadap kinerja keseluruhan produk. Pada akhir fase pengembangan konsep, beberapa elemen yang dituliskan pada skema berupa elemen-elemen fisik. Beberapa elemen berhubungan dengan komponen-komponen kritis. Namun beberapa elemen tetap diuraikan secara fungsional, yaitu elemen-elemen fungsional produk yang belum diubah menjadi konsep fisik atau komponen. Elemen-elemen

17 22 yang belum diubah menjadi konsep fisik atau komponen tersebut umumnya merupakan inti dari konsep dasar produk yang harus didesain dan diseleksi oleh tim. Sementara elemen lain yang tetap tidak dispesifikasikan menjadi konsep fisik biasanya merupakan fungsi tambahan sebuah produk. Skema harus mencerminkan pemahaman tim yang terbaik mengenai kondisi produk, Namun bukan berarti skema harus mengandung setiap detail yang dipikirkan. Detail-detail ini maupun elemen fungsional yang lebih rinci lainnya akan ditangguhkan sampai langkah selanjutnya. Aturan yang baik adalah menempatkan kurang dari 30 elemen ke dalam skema untuk pembuatan arsitektur produk. Jika produk merupakan sistem yang kompleks, yang melibatkan ratusan elemen fungsional, akan hilangkan beberapa elemen yang tidak penting dan kelompokan elemen lainnya menjadi fungsi dengan tingkatan yang lebih tinggi untuk dikomposisikan. Skema tidak dibuat secara spesifik. Pilihan spesifik yang dibuat pada waktu membuat skema, seperti pilihan elemen fungsional maupun penyusunannya, akan sedikit mempengaruhi arsitektur produk. Karena umumnya terdapat ruang gerak yang luas pada skema, tim seharusnya menghasilkan beberapa alternatif dan memilih pendekatan yang akan mendukung upaya ini.

18 Disain Industri Perkiraan Biaya untuk Desain Industri Untuk menilai pentingnya desain industri suatu produk tertentu, dimulai dengan mengulang beberapa statistik investasi. Lalu menentukkan dimensi suatu produk yang mempunyai desain industri yang baik. Total biaya desain ndustri dan persentase anggaran pengembangan produk yang diinvestasikan untuk desain industri diperlihatkan pada para pemakai produk dan industri yang menghasilkan berbagai produk. Statistik ini harus memberikan tim desain mengenal ide kasar tentang berapa banyak investasi desain industri yang diperlukan untuk sebuah produk baru. Manajer sering ingin mengetahui, suatu produk secara spesifik atau untuk operasional bisnis secara umum, berapa banyak usaha yang harus diinvestasikan dalam desain industri. Ketika kita mengalami kesukaran dalam menjawab pertanyaan ini, kita dapat menawarkan beberapa pandangan dengan mempertimbangkan biaya dan keuntungan. Biaya-biaya ID termasuk biaya langsung, biaya manufaktur, dan biaya waktu, dijelaskan dibawah ini: Biaya langsung adalah biaya jasa ID. Kuantitas biaya ini ditentukan oleh jumlah desainer yang digunakan, jangka waktu/ durasi proyek, jumlah model yang diperlukan, dan ditambah pula biaya material serta pengeluaran yang berhubungan dengan lainnya.

19 24 Biaya manufaktur adalah biaya pengeluaran untuk menerapkan detail produk yang diciptakan melalui ID. Sentuhan akhir permukaan, bentuk gaya, kekayaan, warna, dan masih banyak lagi detail desain dapat diterapkan secara praktis tanpa biaya, khususnya jika detail ID dilibatkan cukup awal dalam proses. Kenyataannya, beberapa ID sebenarnya dapat mengurangi biaya manufaktur terutama ketika desainer industri bekerja dekat dengan ahli-ahli manufaktur. Biaya waktu adalah hukuman dihubungkan dengan perpanjangan waktu kerja. Ketika desainer industri berusaha untuk memperbaiki ergonomic dan estetis suatu produk, pengulangan banyak desain dan/ atau prototype akan diperlukan. Ini mungkin menyebabkan adanya penundaan dalam perkenalan produk, yang tentunya mempunyai biaya ekonomi. Untuk produk dengan interaksi pemakai relatif sedikit akan memakan biaya yang sedikit pula. Dan sebaliknya produk yang sangat terlihat dan interaktif memerlukan usaha desain industri yang sangat besar. Biaya relatif untuk desain industri sebagai bagian dari seluruh anggaran pengembangan juga memperlihatkan jangkauan yang luas. Untuk produk yang secara teknis memerlukan keahlian, biaya desain industri menjadi tidak berarti dibandingkan biaya teknik dan pengembangan lain. Hal ini tidak disarankan, bukannya desain industri tidak penting untuk produk-produk

20 25 seperti itu hanya disarankan pengembangan fungsi yang lain jauh lebih besar biayanya. Secara pasti kesuksesan desain baru sangat bergantung kepada daya tarik estetis dan kualitas dari antar muka pengguna. Dua dimensi ini banyak ditentukan oleh desain industri. 2.6 DFM (Design for Manufacturing) Pelengkap Awal Lokasi dan Kapasitas Lokasi pabrik yang akan kami bangun terletak pada daerah sub urban yaitu di daerah Cikarang, Tangerang. Alasan kami memilih daerah suburaban karena lahan yang tersedia pada daerah suburban lebih luas yang memungkinkan untuk dapat berdirinya suatu pabrik selain itu daerah suburban terletak dipinggiran kota yang jauh dari keramaian kota, memungkinkan suatu pabrik berada dilokasi strategis diantara daerah pemasok dan daerah pemasaran. Aliran pendistribusian barang dari produsen ke konsumen ataupun sebaliknya, dari pemasok kepada produsen diharapkan dapat tercapai secara efektif. Berikut ini terdapat faktor-faktor penting yang menjadi prioritas dan pertimbangan utama kami dalam memilih lokasi pendirian yang tepat untuk pabrik kami, yaitu sebagai berikut :

21 26 - Supplier bahan baku Pemasok bahan baku lebih dekat dengan pabrik agar biaya transportasi dapat diminimalis. Hal ini akan dapat memberikan kemudahan dalam hal akses dan relasi dengan pihak pemasok (supplier) terutama untuk bahan baku tertentu yang harus didistribusikan dari luar daerah. - Tenaga kerja Salah satu faktor yang juga berpengaruh terhadap cost atau biaya manufaktu yaitu penggunaan tenaga kerja. Berdasarkan pertimbangan, tenaga kerja dari daerah sub-urban lebih murah dibandingkan dengan daerah kota selain itu tenaga kerja lebih mudah didapat dikarenakan jumlah ternaga kerja lebih banyak dan membantu mengadakan lahan pekerjaan. - Transportasi Alasan kami memilih letak pabrik yang berada dipinggir kota karena jarak yang tidak terlampau jauh dengan kota yang menjadi tujuan pemasaran, dan juga tidak jauh dari perusahaan pemasok bahan pelengkap selain itu transportasi untuk para pekerja masih dapat terjangkau. - Power supply Biaya listrik di daerah sub-urban lebih murah hal ini tentunya juga menjadi pertimbangan yang juga sangat penting untuk diperhatikan

22 27 karena sebuah pabrik dengan proses produksi yang kontinyu pasti membutuhkan tenaga listrik yang cukup besar dengan demikian harus diperhatikan factor biaya yang dikeluarkan untuk keperluan penunjang ini. selain itu pemilihan pabrik didaerah pinggiran juga dimaksudkan agar tidak mengganggu kesehatan lingkungan sekitar, dikarenakan lahan lebih luas dan sedikit jauh dari pemukiman penduduk. - Infrastructure Keperluan untuk infrastruktur juga perlu diperhatikan. Jalan, saluran air, dan lainnya harus tersedia untuk menunjang kelancaran aktivitas pabrik. - Pajak Pajak daerah sub-urban pada umumnya lebih murah dibandingkan di daerah kota karena lokasi pabrik terletak didaerah pinggiran kota dimana sistem tarif pajak masih dapat bersifat fleksibel. - Perijinan dan hukum Oleh karena lokasi suburban pada umumnya merupakan sentra kegiatan perindustrian, dengan demikian tidak begitu sulit bagi pendiri pabrik untuk mendapatkan perijinan yang sah dari pemerintah untuk dapat mendirikan pabrik dengan syarat keamanan lingkungan yang terjaga.

23 28 - Air dan Limbah Industri Hal ini juga menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi kelangsungan aktivitas perindustrian dimana air menjadi kebutuhan utama yang tak terhindarkan, terlepas dari itu semua keberadaan saluran pembuangan limbah yang memadai dan aman terhadap lingkungan sekitar juga menjadi alasan yang penting dalam pendirian pabrik, apalagi jika pabrik tersebut dapat mengolah limbah industrinya menjadi limbah buangan yang aman terhadap lingkungan sekitar. - Kapasitas Industri Kapasitas dalam hal ini dimaksudkan sebagai kapasitas lokasi tempat pendirian pabrik untuk menjalankan aktivitas yang nantinya akan menjadi jantung aktivitas untuk dapat memproduksi barang dengan kapasitas produksi yang diharapkan. 2.7 Prototype Pelengkap Awal Prototipe dapat didefinisikan sebagai sebuah penaksiran produk melalui satu atau lebih dimensi yang menjadi perhatian. Prototipe dapat berguna diklasifikasikan di antara dua dimensi yaitu : - Dimensi yang pertama

24 29 Adalah tingkat dimana sebuah prototipe merupakan bentuk fisik sebagai lawan dari analitik. Prototipe fisik merupakan benda nyata yang dibuat untuk memperkirakan produk. Contoh prototipe fisik adalah model yang tampilannya seperti produk, bukti bahwa prototipe konsep digunakan untuk menguji sebuah pemikiran secara cepat, dan hardware percobaan digunakan untuk membenarkan fungsi dari sebuah produk. Prototipe analitik menampilkan produk yang tidak nyata, biasanya matematis, cara. Aspek yang menarik adalah produk dianalisis daripada dibuat. Contoh prototipe analitik meliputi simulasi komputer, sistem persamaan penulisan pada kertas komputer, dan model komputer geometrik tiga dimensi. - Dimensi yang kedua Adalah tingkatan di mana sebuah prototipe merupakan prototipe yang menyeluruh sebagai lawan dari terfokus. Prototipe yang menyeluruh mengimplementasikan sebagian besar atau semua atribut dari produk. Sebuah contoh prototipe menyeluruh adalah yang diberikan kepada pelanggan untuk mengidentifikasikan kekurangan dari desain sebelum memutuskan diproduksi. Prototipe terfokus mengimplementasikan satu atau sedikit sekali atribut dari produk. Contoh prototipe terfokus adalah model busa, untuk menggali bentuk dari prototipe dan kabel melilit pada papan sirkuit untuk memeriksa tampilan elektronik dari sebuah rancangan produk.

25 30 Prototipe terfokus merupakan prototipe fisik ataupun analitik. Namun untuk produk fisik, prototipe menyeluruh biasanya merupakan prototipe fisik. Prototipe digunakan untuk empat tujuan yaitu : - Pembelajaran Prototipe sering digunakan untuk menjawab dua tipe pertanyaan Akankah dapat bekerja? dan Sejauh mana dapat memenuhi kebutuhan pelanggan?. Saat harus menjawab pertanyaan semacam ini, prototipe diperlakukan sebagai alat pembelajaran. - Komunikasi Prototipe memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak, penjual, mitra, keseluruhan anggota tim, pelanggan, dan investor. Hal ini benar karena sebuah gambaran, alat, tampilan tiga dimensi dari produk lebih mudah dimengerti daripada sebuah penggambaran verbal, bahkan sebuah sketsa produk sekalipun. - Penggabungan Prototipe digunakan untuk memastikan bahwa komponen-komponen dan subsistem-subsistem dari produk bekerja bersamaan seperti yang diharapkan. Prototipe fisik menyeluruh paling efektif sebagai alat penggabungan dan keberhubungan fisik dari seluruh bagian dan subassemblies yang membentuk sebuah produk. Jika kombinasi beberapa komponen produk bercampur dengan keseluruhan fungsi produk, masalah yang mungkin diketahui hanya melalui

26 31 penggabungan fisik pada prototipe menyeluruh. Nama yang umum untuk prototipe fisik menyeluruh ini adalah prototipe percobaan, prototipe alpha, beta dan prototipe praproduksi. Prototipe juga membantu menggabungkan perspektif dari fungsi yang berbeda yang ditampilkan pada tim pengembangan produk. - Milestones Prototipe digunakan untuk mendemonstrasikan bahwa produk telah mencapai tingkat kegunaan yang diinginkan. Prototipe milestone menyediakan hasil nyata, memperlihatkan kemajuan dan disiapkan untuk menjalankan jadwal. Prinsip pembuatan prototipe : - Prototipe analitik umumnya lebih fleksibel dibandingkan prototipe fisik - Prototipe fisik dibutuhkan untuk menemukan fenomena yang tidak dapat diduga. - Sebuah prototipe dapat mengurangi resiko iterasi yang merugikan. - Sebuah prototipe dapat memperlancar langkah pengembangan lainnya - Sebuah prototipe dapat menstrukturisasi ketergantungan tugas. Ada metode dengan empat langkah yang digunakan untuk merencanakan sebuah prototipe selama usaha pengembangan produk. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut : 1. Menetapkan tujuan prototipe. 2. Menetapkan tingkat perkiraan konsep.

27 32 3. Menggariskan rencana percobaan. 4. Membuat jadwal untuk perolehan, pembuatan dan pengujian. Perencanaan milestone merupakan bagian integral dari menerapkan rencana proyek pengembangan produk secara keseluruhan. Tim akan memilih untuk membuat sedikit kemungkinan prototipe milestone karena merancang, membuat dan menguji prototipe menghabiskan sejumlah besar waktu dan uang. Tim harus mempertimbangkan menggunakan prototipe alpha, beta, dan praproduksi sebagai milestone. Tim seharusnya kemudian mempertimbangkan apakah milestone ini ada yang dapat dikurangi atau apakah pada kenyataannya dibutuhkan prototipe tambahan. Prototipe alpha khususnya digunakan untuk menilai apakah produk bekerja seperti yang diharapkan. Bagian-bagian dalam prototipe alpha biasanya sama dalam hal material dan bentuk geometrinya dengan bagianbagian yang akan digunakan pada versi produk hasil produksi. Namun biasanya bagian-bagian itu dibuat dengan proses produksi prototipe. Prototipe beta khususnya digunakan untuk menilai reliabilitas dan untuk mengidentifikasi kesalahan dalam produk. Bagian-bagian dalam prototipe beta biasanya dibuat dengan proses produksi yang sebenarnya atau disuplai oleh pemasok bagian tersebut, tapi produk biasanya telah dirakit dengan fasilitas perakitan akhir berikutnya. Prototipe praproduksi merupakan produk pertama yang diproduksi dengan proses produksi keseluruhan. Pada titik ini proses produksi belum

28 33 beroperasi pada kapasitas penuh, tapi membuat produk dengan jumlah terbatas. Prototipe ini digunakan untuk memeriksa kapabilitas proses produksi, digunakan untuk pengujian lebih lanjut, dan seringkali diberikan kepada pelanggan pilihan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Proses pengembangan produk secara umum dibagi kedalam beberapa tahap yang biasanya disebut fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam bukunya yang berjudul Perancngan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Perancangan dan Pengembangan Produk Perancangan dan pengembangan produk adalah serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tahapan Proses Perancangan dan Pengembangan Produk Proses perancangan dan pengembangan produk terdiri dari 6 tahapan seperti yang ditunjukkan dalam gambar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun Proses Pengembangan Produk secara umum terdiri dari beberapa tingkatan atau biasa disebut fase. Dari buku Perancangan dan Pengembangan Produk karangan

Lebih terperinci

Bab 3. Metodologi Penelitian

Bab 3. Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk dapat merumuskan permasalahan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi obyek yang diamati. Berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Alur Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Alur Pemecahan Masalah 87 Studi kepustakaan dilakukan yakni dengan mempelajari pengetahuan teoritis dan non teoritis yang berkaitan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 2 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 22/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan dan Pengembangan Konsep Produk 2.1.1 Desain Adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, dan menyusun suatu sistem (fisik/ nonfisik) yang optimum

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Tinjauan Pustaka Perancangan dan pengembangan produk secara garis besar adalah rangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisis dan peluang dan kemudian diakhiri dengan tahap produksi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 4. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 4. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 4 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 6/10/2014 Perancangan Produk - Gasal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam proses pengembangan produk ada tiga Departement yang ada diperusahaan, yang diperlukan kontribusinya dan peranannya dalam menjalankan suatu proyek atau proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan dan Perancangan Produk Baru Pengembangan produk baru (New Product Development) adalah suatu bagian yang penting dalam dunia bisnis. Produk-produk baru dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM 20 BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM Studi pendahuluan Studi kepustakaan Pengumpulan data: * kuesioner *wawancara *observasi lapangan Data cukup, data reliabel, data valid? Ya tidak Identifikasi kebutuhan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK LAMPU BELAJAR Like Lanita

Lebih terperinci

BAB III DISAIN PRODUK

BAB III DISAIN PRODUK BAB III DISAIN PRODUK 3.1. Pendahuluan Salah satu karakteristik manusia adalah mereka selalu berusaha mencitakan sesuatu, baik alat atau benda lainnya untuk membantu kehidupan mereka. Untuk mewejudkan

Lebih terperinci

4. Kriteria IDE PRODUK :

4. Kriteria IDE PRODUK : 1. Tugas Besar Perpro dikerjakan secara berkelompok (4-5 orang) sesuai daftar. 2. Tugas Besar dilaksanakan selama 2 bulan sesuai dengan Jadwal Pelaksanaan. 3. Ide produk di-submit ke : http://tinyurl.com/q4699a4

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 PENGEMBANGAN PRODUK REMOTE PRESENTASI Bayunanda NIM: 0700703611 Dilihat dari banyaknya banyaknya

Lebih terperinci

Ir. Erlinda Muslim, MEE

Ir. Erlinda Muslim, MEE 1 2 3 4 5 Identifying Customer Needs Memastikan bahwa produk terfokus pada kebutuhan customer Mengidentifikasikan kebutuhan laten/tersembunyi dan kebutuhan eksplisitnya Memberikan dasar fakta untuk membenarkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK MEJA SETERIKA Yunus Armanto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Berfikir Teori-teori yang dipakai dalam penyusunan tesis ini berlandaskan pada ruang lingkup Manajemen Proyek dan Prosedur Operasional Baku, sehingga akan dikemukakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN SEBAGAI AWAL IDE PRODUK

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN SEBAGAI AWAL IDE PRODUK IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN SEBAGAI AWAL IDE PRODUK Definisi Identifikasi kebutuhan pelanggan adalah bagian terpenting dari fase pengembangan konsep yang merupakan salah satu fase pada proses pengembangan

Lebih terperinci

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #12 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #12 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #12 TIN305 Perancangan dan Pengembangan Produk Definisi 2 Prototipe Adalah sebuah penaksiran produk melalui satu atau lebih dimensi yang menjadi perhatian. 6623 - Taufiqur Rachman 1 Kegunaan Prototipe

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ENAM FASE PROSES PENGEMBANGAN GENERIK Fase 0 Perencanaan Fase 1 Pengembangan Konsep Fase 2 Perancangan tingkat Sistem Fase 3 Perancangan rinci Fase

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016

PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016 PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016 TAHAP PERANCANGAN PRODUK DEFINISI KONSEP PRODUK Sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL PENDAHULUAN Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Abstraks System informasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis suatu perusahaan atau organisasi modern. Sehingga system informasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, 98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tahapan Proses Perancangan Dan Pengembangan Produk Proses Pengembangan produk secara umum terdiri dari tahapan-tahapan atau sering juga disebut sebagai fase.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN -Memberi keyakinan bahwa produk telah difokuskan pada kebutuhan pelanggan -Tahap untuk mengidentifikasi kebutuhan yang tersembunyi (latent needs) -Menjadi dasar dalam menetapkan

Lebih terperinci

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 TIN305 Perancangan dan Pengembangan Produk Deskripsi Mata Kuliah 2 Mata kuliah Perencanaan dan Perancangan Produk memuat tentang tahapan dalam perancangan produk dengan aplikasinya pada dunia

Lebih terperinci

A. KERANGKA PEMIKIRAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Agroindustri sutera alam terutama untuk produk turunannnya berupa kokon, benang sutera, dan kain merupakan suatu usaha yang menjanjikan. Walaupun iklim dan kondisi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN PRODUK

BAB 3 METODE PERANCANGAN PRODUK BAB 3 METODE PERANCANGAN PRODUK Berikut merupakan flow diagram dari tahapan-tahapan ng dilakukan dari awal sampai akhir dalam melakukan proses pengembangan produk : Perencanaan (perntaan misi) Identifikasi

Lebih terperinci

INDUSTRIAL DESIGN. Chapter 12

INDUSTRIAL DESIGN. Chapter 12 1 INDUSTRIAL DESIGN Chapter 12 2 Desain Industri (Industrial Design/ID) Jasa profesional dalam menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi guna mengoptimalkan fungsi-fungsi, nilai, dan penampilan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Desain Sistem Informasi menerangkan sistem adalah sekumpulan dari elemenelemen

BAB III LANDASAN TEORI. Desain Sistem Informasi menerangkan sistem adalah sekumpulan dari elemenelemen BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Ada definisi menurut beberapa para ahli yang menerangkan tentang sistem. Menurut Jogianto (2005:2) dengan bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi menerangkan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Minggu 2

Manajemen Proyek Minggu 2 Project Management Process Manajemen Proyek Minggu 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Initiating / Requirement :...awal siklus! Planning : perencanaan... Executing : Lakukan! Monitoring and Controlling

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING

PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING Oleh: I Wayan Sukania iwayansukania@tarumanagara.ac.id iwayansukania@yahoo.com Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Definisi strategi secara umum adalah rencana tindakan atau kebijaksanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan menurut beberapa ahli, strategi adalah arah dan

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 3 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 29/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Proses Pengembangan produk secara umum terdiri dari tahapan-tahapan atau sering juga disebut sebagai fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perancangan Mesin Perancangan secara umum dapat didefinisikan sebagai formulasi suatu rencana untuk memenuhi kebutuhan manusia, sehingga secara sederhana perancangan dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5

Pembahasan Materi #5 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

Framework Penyusunan Tata Kelola TI Bab IV Framework Penyusunan Tata Kelola TI Dalam bab ini akan dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan tata kelola TI Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan tata kelola

Lebih terperinci

Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM

Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM BAB 4 Manajemen proyek Pengorganisasian, perencanaan dan penjadwalan proyek perangkat lunak Tujuan Untuk memperkenalkan perangkat lunak manajemen proyek dan menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori tentang Permasalahan 2.1.1 Prosedur penilaian prestasi kerja Pada Rumah Sakit Umum Daerah Singaraja, rotasi tenaga perawat dilakukan dua tahun sekali. Selama ini,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metode Penelitian. Diagram 3.1 Diagram Flow Tahapan Pengembangan

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metode Penelitian. Diagram 3.1 Diagram Flow Tahapan Pengembangan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Studi Pendahuluan Analisa topi yang sudah ada Pengamatan kebiasaan para pengguna topi Studi Pustaka Perumusan Masalah Identifikasi hasil yang didapat pada Studi Pendahuluan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK 3 ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK strategik Visi Misi Corporate Strategy Tujuan tujuan yang ingin dicapai di masa depan jalan pilihan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan seperangkat

Lebih terperinci

MATERI 2 KONSEP PRODUK

MATERI 2 KONSEP PRODUK MATERI 2 KONSEP PRODUK Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan produk secara formal disetujui, sumber daya yang penting dipakai dan sebelum tim pengembangan yang besar dibentuk.

Lebih terperinci

SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY

SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY Disusun oleh : Nama : Alfonsa Radite Asthingkara NIM : 122110085 Kelas : B PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

1. TAHAP PERENCANAAN SISTEM

1. TAHAP PERENCANAAN SISTEM 1. TAHAP PERENCANAAN SISTEM Menetapkan suatu kerangka kerja strategi menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai Melibatkan Manajer senior, pemakai senior dan profesional sistem Proyek yang diusulkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 66 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan suatu proses berpikir yang sistematis, diawali dengan identifikasi masalah sampai penarikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tingkat penjualan kendaraan bermotor baik yang beroda empat atau pun

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tingkat penjualan kendaraan bermotor baik yang beroda empat atau pun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah kendaraan bermotor di seluruh dunia terus bertambah, khususnya di Indonesia tingkat penjualan kendaraan bermotor baik yang beroda empat atau pun yang beroda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

REKAYASA PERANGKAT LUNAK REKAYASA PERANGKAT LUNAK A. Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak (RPL, atau dalam bahasa Inggris: Software Engineering atau SE) adalah satu bidang profesi yang mendalami cara-cara

Lebih terperinci

III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER

III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER 11.1 Sistem Berbasis Komputer (Computer-based System) Sistem berbasis komputer bertujuan untuk mendukung berbagai fungsi bisnis atau untuk

Lebih terperinci

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University Ratna Wardani Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University Hirarki Materi Pemodelan Sistem Rekayasa Informasi Rekayasa Perangkat Lunak Konsep dan Prinsip Analisis Analisis persyaratan

Lebih terperinci

SINTESIS FUNGSI-FUNGSI BISNIS

SINTESIS FUNGSI-FUNGSI BISNIS 1 SINTESIS FUNGSI-FUNGSI BISNIS PENILAIAN SUATU BISNIS Mengingat nilai suatu proyek ditentukan dengan mengestimasi present value perkiraan arus kasnya di masa mendatang. Sebuah perusahaan yang menilai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap

BAB II LANDASAN TEORI. adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perusahaan Industri Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 1982, Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap

Lebih terperinci

PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN ENGINEERING

PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN ENGINEERING PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN ENGINEERING LANDASA DESAIN ENGINEERING Membuat desain engineering merupakan kegiatankegiatan memahami, membayangkan, memikirkan, dan merencanakan suatu alat, suatu struktur,

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30 MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30 Disusun oleh: Mukhamad Arif Kurniawan (17114619) Richart Wirianto (19114247) Indra Oktamara (15114300) FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN INFORMASI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fase Pengembangan Produk Proses Pengembangan produk secara umum terdiri dari tahapan-tahapan atau sering juga disebut sebagai fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Produk Perencanaan produk sering disebut sebagai zerofase karena mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual. Dengan adanya

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2010/2011 SISTEM INFORMASI PRODUKSI KARET SIR PADA PT. PINAGO UTAMA PALEMBANG Ditto 2006260098 Abstrak Tujuan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Industri Desain industri merupakan salah satu elemen penting dalam proses pengembangan produk dimana kegiatan desain industri ini memiliki peranan cukup penting

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

BAB V PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BAB V PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN A. Tujuan Pengambangan Sistem Performance (kinerja), dapat diukur dengan 2 parameter yaitu throughput dan respon time. Throughput adalah banyaknya transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENGEMBANGAN KONSEP

BAB I PENGEMBANGAN KONSEP BAB I PENGEMBANGAN KONSEP Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Sehingga perlu dimunculkan konsep untuk memperbarui mekanisme produk meja setrika yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. ALAT DAN MESIN PUNTIR BENANG SUTERA Secara umum benang dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan dari serat atau filamen yang dibentuk menjadi suatu untaian linier yang panjang.

Lebih terperinci

CHAPTER 8 PERENCANAAN STRATEGIS

CHAPTER 8 PERENCANAAN STRATEGIS CHAPTER 8 PERENCANAAN STRATEGIS Oleh : Kartika Putri K 0610230107 Renawati 0710230139 Fendi Permana 0710230168 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 PERENCANAAN STRATEGIS

Lebih terperinci

LIFE-CYCLE COSTING 6.1 PENDAHULUAN

LIFE-CYCLE COSTING 6.1 PENDAHULUAN 6 LIFE-CYCLE COSTING 6.1 PENDAHULUAN Siklus hidup produk (product life cycle) harus diperhatikan dalam dua aspek yaitu: biaya selama siklus hidup produk (cost life cycle) dan penjualan selama siklus hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi dan pengetahuan adalah senjata kompetitif di jaman kita

BAB I PENDAHULUAN. Informasi dan pengetahuan adalah senjata kompetitif di jaman kita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi dan pengetahuan adalah senjata kompetitif di jaman kita (Steward,1998). Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan terhadap informasi akan menentukan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi perusahaan menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PERANCANGAN PRODUK

PERENCANAAN & PERANCANGAN PRODUK PERENCANAAN & PERANCANGAN PRODUK 1. KEBIJAKAN PRODUK 2. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN Kebijakan Produk (Product Policy) Merupakan aturan yang diterapkan pada suatu perusahaan dan proses evaluasinya

Lebih terperinci

AKTIVITAS PENYUSUNAN KONSEP

AKTIVITAS PENYUSUNAN KONSEP Amalia, S.T., M.T. AKTIVITAS PENYUSUNAN KONSEP Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja dan bentuk produk. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Perkembangan teknologi yang semakin pesat, mengakibatkan perubahan pola persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

Proses Kebutuhan Pelanggan

Proses Kebutuhan Pelanggan Materi #3 TIN305 Perancangan dan Pengembangan Produk Proses Kebutuhan Pelanggan 2 Define the scope. Mission statement. Gather raw data. Interviews. Focus Group. Observation. Interpretation raw data. Need

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA Kualitas didefinisikan dalam banyak cara. Menurut James Martin, konsultan komputer terkenal, mendeskripsikan kualitas perangkat lunak sebagai tepat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Kecil Menengah di Kota Tasikmalaya Departemen Perindustrian pada tahun 1991 mendefinisikan usaha kecil dan kerajinan sebagai kelompok perusahaan yang dimiliki penduduk

Lebih terperinci

KONSEP PRODUK PENURUNAN KONSEP PRODUK 15/11/2015

KONSEP PRODUK PENURUNAN KONSEP PRODUK 15/11/2015 PENURUNAN KONSEP PRODUK -Apakah sudah ada konsep yang seide? Jika ada, dapatkah diadopsi? -Konsep baru apa yang mungkin dapat memuaskan keinginan dan spesifikasi yang telah ditetapkan? -Metoda apa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasok merupakan salah satu mitra bisnis yang memegang peranan sangat penting dalam menjamin ketersediaan barang pasokan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. GERLONG FUTSAL berdiri pada 8 juni 2008 yang dipimpin oleh

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. GERLONG FUTSAL berdiri pada 8 juni 2008 yang dipimpin oleh BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Perusahaan yang menjadi objek penelitian oleh peneliti adalah GERLONG FUTSAL, yang bergerak di bidang olahraga. 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Lebih terperinci

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Karya Ilmiah E-Business SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Manajemen Siklus Hidup Produk SAP Disusun oleh : Nama : Achmad Mustagfiri NIM : 09.11.2962 Kelas : 09-S1TI-06 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Produktivitas merupakan salah satu isu penting dalam perusahaan maupun organisasi. Menurut Tangen (2005), sebuah perusahaan perlu menyadari bahwa peningkatan produktivitas

Lebih terperinci

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga BAB II A. Manajemen Operasi Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga pengendalian sistim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan, komponen, penyimpanan, dan tatakelola arsitektur TOGAF dalam rangka pengembangan dokumen

Lebih terperinci

BAB II KONSEP MUTU PRODUKSI DAN MANAJEMEN STRATEGI. memelihara produk dalam persaingan bisnis. Disukai atau tidak, konsumen

BAB II KONSEP MUTU PRODUKSI DAN MANAJEMEN STRATEGI. memelihara produk dalam persaingan bisnis. Disukai atau tidak, konsumen BAB II KONSEP MUTU PRODUKSI DAN MANAJEMEN STRATEGI A. Mutu 1. Pengertian Mutu Mutu merupakan istilah yang mempunyai makna berbeda bagi setiap orang. Mutu produk suatu perusahaan melakukan langkah awal

Lebih terperinci