PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MASALAH PENJADWALAN JOB SHOP PADA LINGKUNGAN INDUSTRI PAKAIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MASALAH PENJADWALAN JOB SHOP PADA LINGKUNGAN INDUSTRI PAKAIAN"

Transkripsi

1 PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MASALAH PENJADWALAN JOB SHOP PADA LINGKUNGAN INDUSTRI PAKAIAN Fachrudn Afand, Mahendrawath ER, S.T, M.Sc, Ph.D, Fazal Mahananto, S.Kom Fakultas Teknolog Informas, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember (ITS) Kampus Keputh, Sukollo, Surabaya 60, Indonesa E-mal: Abstrak Pada ndustr pakaan khususnya yang proses produksnya bersfat berbaur dan mult produk serng mengalam kesultan pada penjadwalan job shop. Oleh karena tu, perlu dadakan peneltan untuk penjadwalan job shop yang efektf terutama yang proses produksnya berbaur dan mult produk. Pada jurnal n akan dajukan metode untuk penjadwalan job shop yang berbaur dan mult produk dengan tujuan memnmalkan total pnalt E/T (Earlness/Tardness) dengan menentukan start pada masng-masng job shop dan bagamana cara menugaskan operas operas ke operator job shop tersebut. Sebuah algortma genetka dgunakan untuk menyelesakan masalah penjadwalan job shop yang berbaur dan mult produk dmana pada akhrnya dperoleh penjadwalan job shop yang efektf. Kata kunc Algortma Genetka, Penjadwalan Job Shop, Industr Pakaan I. LATAR BELAKANG Pada era globalsas sepert sekarang, perusahaan dberbaga ndustr dhadapkan pada kompets pasar global yang terus menngkat dan fluktuas permntaan yang tdak dapat dramalkan. Industr pakaan adalah salah satu yang terkena dampak dar tekanan untuk dapat menghaslkan berbaga macam produk yang sesua dengan selera konsumen, dengan waktu yang sngkat dan baya yang rendah. Industr pakaan pada umumnya beroperas dengan sstem job shop. Penjadwalan job shop untuk ndustr pakaan adalah suatu penjadwalan yang menggunakan banyak mesn yang fleksbel dserta banyak operas yang menyertanya. Berbaga macam peneltan telah dlakukan terhadap masalah penjadwalan job shop pada ndustr pakaan. Dar penggunaan metoda pemrograman nteger yang menggunakan relas Langrangan sampa algortma genetka untuk memecahkan permasalahan dalam menjaga kesembangan ln peraktan pada ndustr pakaan. Model matematka umum untuk masalah penjadwalan job shop terutama yang produknya berbaur dan mult produk mash jarang dseldk. Guo et al. (2006) mengembangkan model matematka untuk Job Shop Schedulng Problem (JSSP) yang produknya bersfat berbaur dan mult produk. Dengan menerapkan metode Genetc Algorthm (GA), solus masalah penjadwalan job shop yang berbaur dan mult produk menjad lebh efektf yatu dengan memnmalkan total pnalt E/T (Earlness/Tardness) pada job shop dengan menentukan masng masng pesanan sesua waktu awal produks dan tugas operas pada job shop. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penjadwalan Job Shop Penjadwalan merupakan proses yang menentukan bagamana sumberdaya dalokaskan ke dalam berbaga operas yang mungkn. Penjadwalan dapat juga dartkan adalah suatu proses pengaturan sumber daya untuk menyelesakan tugas-tugas dengan melbatkan pekerjaan, sumber daya, dan waktu. Pekerjaan dproses pada setap sumber daya dengan urutan tertentu selama waktu tertentu. Tujuan dar masalah penjadwalan antara lan: memnmumkan waktu penyelesaan semua tugas (makespan), memnmumkan keterlambatan pengerjaan, memnmumkan waktu tunggu pada mesn, memnmumkan baya, dan lan-lan. Masalah penjadwalan job shop merupakan salah satu masalah penjadwalan yang memlk kendala urutan pemrosesan operas. Masalah penjadwalan job shop adalah penjadwalan yang melbatkan suatu tugas pada seperangkat kerja pada stasun-kerja (mesn) secara sekuensal, saat mengoptmalkan satu atau lebh sasaran tanpa melanggar batasan yang dterapkan pada job shop (Guo et al, 2006). Ddalam suatu penjadwalan produk berbaur, dua atau lebh pesanan produks dproduks dmanapun urutan berbaur sepert pada gambar 2.. Sedangkan dua atau lebh produk dproses secara terpsah ddalam batch pada penjadwalan masalah mult produk sepert pada gambar 2.2. Gambar 2. Sstem peraktan produk berbaur Gambar 2.2 Sstem peraktan mult produk B. Algortma Genetka Algortma genetka adalah algortma heurstk adaptf yang memlk dasar pemkran atau gagasan evolusoner untuk proses seleks alam dan genetka. Konsep dasar dar algortma genetka drancang untuk menrukan proses d dalam sstem alam yang pentng bag evolus makhluk hdup untuk dapat terus bertahan hdup, yang secara rnc teor n dcetuskan oleh Charles Darwn yatu Survval of the Fttest. Dengan menrukan teor dar Charles Darwn, algortma genetka dapat dgunakan untuk mencar solus dar segala macam

2 permasalahan dalam lmu pengetahuan sepert dalam mencar solus penjadwalan job shop. Pelopor pertama penggunaan metode algortma genetka adalah John Holland pada tahun 60-an. Algortma genetka menggunakan analog seleks alam yang bekerja dar suatu populas yang terdr dar berbaga ndvdu (gen), yang masng-masng ndvdu mempresentaskan suatu solus yang mungkn muncul dar persoalan yang dhadap. Dalam hal n, ndvdu yang terplh dlambangkan dengan sebuah nla ftness yang dgunakan untuk mencar solus terbak dar persoalan yang ada. Kemampuan ndvdu yang tngg memlk kesempatan untuk dapat melakukan reproduks melalu kawn slang (crossover) dengan ndvdu yang lan pada populas yang sama. Indvdu baru yang terbentuk atau dhaslkan membawa sfat-sfat dar nduknya. Sedangkan ndvdu ddalam populas yang telah melalu proses seleks namun tdak terplh akan mat dengan sendrnya. Beberapa generas baru yang terbentuk dan memlk ketahanan hdup yang kuat akan bermunculan ddalam populas tersebut, yang kemudan dar proses seleks, kawn slang, dan mutas yang berkelanjutan menghaslkan generas dengan kemampuan bertahan hdup yang bagus. Pada umumnya suatu penerapan algortma genetka secara generasonal sederhana terdr dar 3 bagan, yatu: ) Memlh populas awal (nsal populas) 2) Evaluas nla ftness dar setap ndvdu ddalam populas 3) Ulang sampa proses berhent (nla ftness terbak terpenuh) a) Plh ndvdu terbak berdasar rankng untuk reproduks b) Bentuk generas baru melalu pndah slang dan mutas untuk menghaslkan keturunan baru (chld) c) Evaluas nla ftness keturunan yang dhaslkan d) Setelah datur terlebh dahulu, gantkan ndvdu dengan nla ftness terburuk dengan keturunan yang dhaslkan Jka dlustraskan, maka proses algortma genetka yang dlakukan dapat terlhat sepert gambar 2.3. Populas Awal Evaluas Generas Konvergens? (mencar ftness terbak) Yes Pndah Mutas Seleks Slang Gambar 2.3 Sklus Algortma Genetka III. RANCANGAN GA PADA JSSP No Terbentuk Indvdu Terbak A. Asums-asums yang Dgunakan Pada jurnal n, model matematka penjadwalan job shop yang dusulkan akan menggunakan asums-asums sebaga berkut: ) Ketka sekal suatu operas mula djalankan, maka tdak dapat dsela. 2) Tdak ada kasus kekurangan materal, gangguan mesn dan ketdakhadran operator mesn job shop dalam kerjanya. 3) Job shop dgunakan untuk memodelkan adalah dalam keadaan nsalsas awal job shop kosong, dengan kata lan tdak ada kerja yang menumpuk sebelumnya (Work n Process / WIP) pada setap stasun-kerja. B. Batasan-batasan dalam Pemodelan Pada produks pakaan yang nyata mempunya beberapa karakterstk khusus dan harus sesua dengan beberapa batasan yang dtetapkan sebelumnya. Pada bagan n akan durakan karakterstk secara matematka dan batasan-batasan yang dgunakan sebaga berkut:. Batasan waktu kedatangan, menyatakan bahwa pemenuhan order P tdak dapat dmula SP sampa order/pesanan tba A, yatu A SP (3.) 2. Batasan alokas. Operas O l hanya bsa djalankan pada mesn yang mampu menangannya, yatu = 0 (3.2) X lkj kj, M kj SM l Setap mesn M kj harus memproses setdaknya satu operas O l, yatu X (3.3) l lkj Setap operas O l harus dproses, yatu X (3.4) kj lkj 3. Batasan operas yang harus ddahulukan, menyatakan bahwa suatu operas tdak dapat dmula sebelum operas yang terdahulu telah dselesakan C l dan dangkut sesua dengan mesn kerjanya ET, yatu l S' l' Cl + ETl + (3.5) 4. Kebutuhan waktu proses. Operas O l harus djalankan dengan waktu mula S l, waktu setup STPl dan waktu prosest l, yatu C S + STP + T (3.6) l = l l l C. Fungs Obyektf Berdasarkan permntaan produks yang berbeda-beda, sasaran yang berbeda dapat dbangun atas dasar uraan pada subbab sebelumnya. Pada ndustr pakaan, memenuh permntaan tanggal pengrman, atau tanggal jatuh tempo, adalah sasaran yang palng dngnkan oleh phak manajemen. Pada pembelajaran n, fungs obyektf dapat dlustraskan secara matematka sebaga berkut: p (3.8) mn Z, dengan Z = ( α. TD. λ + β. EL.( λ )) { SP },{ X lkj } = Pada masng-masng order P, tanggal jatuh tempo D dtentukan oleh phak konsumen. Jka order P dselesakan setelah tanggal jatuh tempo D, dperlukan pnalt α untuk setap kal unt yang mengalam penundaan. Jka order dselesakan sebelum tanggal jatuh tempo, tdak akan dterma 2

3 oleh konsumen sampa batas waktu tu. Dalam hal n, gudang pabrk akan dpaksa untuk menympan order tersebut sampa tanggal jatuh tempo dan dkeluarkan pnalt β untuk setap unt yang dsmpan. Sasaran dar model n dterapkan dengan pemlhan produks sesua waktu awal SP untuk setap order dan membangktkan penugasan operas optmal, dmana setara dengan memnmumkan makespan jka waktu yang terseda untuk pemrosesan order cukup sngkat (msal: nterval waktu antara tanggal sekarang dan tanggal jatuh tempo tdak cukup lama). D. Insalsas Populas Pada proses nsalsas populas dapat ddeskrpskan sebaga berkut: Langkah. Insalsas parameter: ndeks =, ukuran populas u, populas PPN = {φ } dan kwanttas QTY operas yang mana setap mesn dapat memproses. Langkah 2. Secara acak membangktkan suatu kromosom strng nteger CHR, PPN = PPN CHR. (3.9) Langkah 3. Set = +. Jka > u, STOP, kemudan kembal ke langkah 2. Penjelasan secara detal pada proses membangktkan kromosom secara acak adalah sebaga berkut: Langkah. Set ndeks j =. Untuk setap mesn, barkan PTY =, dmana PTY menggambarkan probabltas suatu mesn dplh untuk memproses operas yang relevan. Langkah 2. Membangktkan acak nteger k antara jumlah mesn yang memproses operas j. Set nla probabltas k = jka melebh dar nla yang lan. Langkah 3. Secara acak plh k -mesn yang dapat memproses operas n. Mesn dengan PTY lebh besar akan memlk probabltas terbesar untuk terplh. Jka PTY = 0, mesn tdak dapat dplh. Langkah 4. Menugaskan operas kepada mesn yang dplh dar j ke k. Pada waktu bersamaan, untuk setap mesn yang dplh, set PTY = PTY. (3.0) QTY Langkah 5. Set j = j +. Jka j > n, lanjut ke langkah 6. jka tdak kembal ke langkah 2. Langkah 6. Jka semua mesn sudah dtugaskan, STOP, jka tdak kembal ke langkah. E. Ftness dan Seleks Fungs ftness ddeskrpskan sebaga tngkat kebugaran dar tap kromosom untuk menentukan yang akan dreproduks dan bertahan ke dalam generas berkutnya. Nla ftness pada fungs ftness dgambarkan sebaga fungs obyektf fungs Z yatu: ftness = =.(3.) Z + p ( α + + =. TD. λ β. EL.( λ )) Proses seleks turnamen (Goldberg, Korb, & Deb, 989) pada algortma genetka, berdasar pada aturan survval of the fttest, yatu proses dmana kromosom dplh untuk generas berkutnya dalam katan dengan ftness. Skema dan prosedur yang dgunakan adalah sebaga berkut: Langkah. Set ukuran turnamen k 2. Langkah 2. Membangktkan suatu permutas acak ddalam populas sekarang. Langkah 3. Bandngkan nla ftness pada kromosom k pertama pada daftar permutas, dan saln yang terbak ke dalam generas berkutnya. Buang strng pembandngnya. Langkah 4. jka permutas habs terpaka, bangktkan permutas lan. Langkah 5. Ulang langkah 3 dan 4 sampa tdak dperlukan seleks lag untuk generas berkutnya. Skema tersebut dapat mengendalkan keanekaragaman populas dan tekanan seleks dengan menyesuakan ukuran turnamen k. Semakn besar nla k akan menngkatkan tekanan seleks saat mengurang keanekaragaman populas tersebut. F. Pndah Slang (Crossover) Proses pndah slang dgunakan untuk keturunan sepasang kromosom anak dar sepasang kromosom orang tua dengan metode pndah slang. Operas modfkas pndah slang serupa dengan pndah slang unform-order (Davs, 99) yang durakan sebaga berkut: Langkah. Acak beberapa strng yang panjangnya sama dengan kromosom. Langkah 2. Is beberapa poss pada anak dengan mencop gen dar orang tua dmana saja bt strng yang memuat. Langkah 3. Buat daftar gen dar orang tua dhubungkan dengan bt strng 0. Langkah 4. Mengubah urutan daftar gen sehngga urutannya sama dengan urutan gen yang tampak pada orang tua 2. Untuk gen yang mempunya dua atau lebh operas, operas pertama ke orang tua dgunakan untuk mengubah poss dar gen anak mengkut urutan dar gen orang tua 2. Jka jumlah gen pada daftar lebh dar korespondens gen dengan operas sama pada orang tua 2, maka secara sekuensal gen pada orang tua 2 akan dduplkas dan dtambahkan ke akhr daftar. Langkah 5. Saln urutan daftar gen ke dalam poss kosong pada anak sesua hasl order pada langkah 4. Langkah 6. Anak 2 dproduks menggunakan proses serupa dengan proses datas. Proses pndah slang adalah proses acak dengan nla probabltas dar pndah slang. Pada operator pndah slang nla probabltasnya antara 0,6,0. Pada masalah penjadwalan job shop, setap operas harus dproses pada mesn bertpe tertentu. Gambar 3. menunjukkan proses pndah slang dlakukan. Gambar 3. Operator modfkas crossover Unform-order 3

4 G. Mutas (Mutaton) Operas mutas bersfat krts terhadap kesuksesan algortma genetka karena keanekaragaman arah pencaran dan menghndar konvergens ke optmal lokal. Gambar 3.2 menunjukkan proses mutas dlakukan. Kromosom asl Invers kromosom Mutas kromosom Tpe mesn Ttk mutas 0 2,6 6,2 7,3 4,3 5 6,2 2, ,3 4,3 5 6,2 6, ,3 4,3 Tpe Tpe 2 Gambar 3.2 Operator modfkas nvers mutas Banyak operator mutas telah dpublkaskan. Pada pembelajaran n, suatu modfkas operas mutas untuk operator nvers mutas telah dkembangkan (Holland, 975) yang durakan sebaga berkut: Langkah. Ambl satu kromosom dar populas sebaga kromosom asl. Langkah 2. Invers kromosom dengan cara pada tpe mesn yang sama, jka panjang kromosom n, maka tukar poss gen ke-2 dengan genke-n, gen ke-3 dengan gen ke (n-), dan seterusnya. Langkah 3. Mutas kromosom dengan cara pada tpe mesn yang sama, tukar secara acak poss gen yang bersebelahan antara gen ke-2 dan gen terakhr. Pada operas n, pertama mengnvers gen antar 2 gen terplh secara acak pada suatu kromosom dengan terlebh dahulu menentukan nla probabltas mutas. IV. UJI COBA DAN ANALISIS A. lngkungan Uj Coba Uj coba dlakukan pada perangkat keras komputer dengan spesfkas prosesor: AMD Turon(tm) 64 X2, memor GB dan perangkat lunak: program penjadwalan job shop berbass pemrograman Matlab dengan sstem operas Wndows XP SP2. Tpe Mesn Mesn Jaht Locksttch Mesn Jaht Overlock No. Stasunkerja TABLE III DATA ORDER: JUMLAH ORDER DAN TENGGAT WAKTU B. Data Uj Coba Data uj coba yang dgunakan adalah data produks dan data efsens operas, dmana data yang dgunakan untuk masalah penjadwalan job shop yang sfat produknya berbaur dan mult produk serta merupakan produk massal. permasalahan penjadwalan job shop terbag menjad 2 bagan ekspermen. Pembagan data n bertujuan untuk melhat knerja program algortma genetka dalam menyelesakan berbaga jens permasalahan penjadwalan job shop. Hasl yang ddapatkan dalam program algortma genetka yang djalankan berupa ln produks operas dar setap order. Tabel I mempresentaskan data order berupa bobot tardness dan bobot earlness saat uj coba dlakukan. Tabel II mempresentaskan data order berupa jumlah order dan tenggat waktu pada setap kasus yang djalankan. Tabel III mempresentaskan data efsens operas d stasun-kerja pada ekspermen sedangkan tabel IV mempresentaskan data efsens operas d stasun-kerja pada ekspermen 2. TABEL I DATA ORDER: BOBOT TARDINESS DAN BOBOT EARLINESS Bobot Tardness Bobot Earlness Order Order2 Order Order2 Ekspermen Ekspermen TABLE II DATA ORDER: JUMLAH ORDER DAN TENGGAT WAKTU Kasus Jumlah Order Tenggat Waktu Order Order 2 Order Order 2 Eks Eks No. Operas pada Order No. Operas pada Order % 95% 90% % 95% % 70% 70% % 70% % 80% 80% % 80% % 65% 65% % 65% % 85% 80% % 85% % 95% 90% % 95% % 00% 00% % 00% 8 90% % 95% 00% 90% 95% 00% % % 90% 90% 85% 90% 85% % % 80% 75% 80% 80% 75% % % 80% 85% 80% 85% 80% % % 90% 00% 95% 90% 95% 0 0 4

5 3 95% % 90% 95% 00% 85% 90% % % 00% 90% 95% 00% 85% 0 0 Waktu Standar (detk/potong) Tpe Mesn Mesn Jaht Locksttch Mesn Jaht Overlock TABLE IV DATA ORDER: JUMLAH ORDER DAN TENGGAT WAKTU No. Stasunkerja No. Operas pada Order No. Operas pada Order % 95% 90% 0 00% 00% 0 95% 95% 90% 00% 90% % 70% 70% 0 75% 80% 0 70% 80% 70% 75% 70% % 80% 85% 0 80% 60% 0 85% 80% 85% 80% 85% % 65% 60% 0 70% 75% 0 65% 70% 65% 70% 65% % 75% 80% 0 85% 95% 0 80% 85% 80% 90% 85% % 85% 90% 0 90% 90% 0 95% 90% 85% 80% 90% % 00% 00% 0 95% 85% 0 00% 00% 95% 90% 85% % 90% 95% 0 85% 90% 0 90% 90% 95% 95% 90% % 95% 85% 0 90% 95% 0 90% 90% 00% 85% 00% % % % % Waktu Standar (detk/potong) C. Metode Uj Coba Pada setap ekspermen memlk data yang berbeda dalam hal bobot earlness dan bobot tardness yang dkenakan. Pada setap ekspermen juga memlk beberapa kasus yang berbeda-beda dalam hal jumlah order yang dkenakan dan tenggat waktu penyelesaan order tersebut. Hasl yang ddapatkan dalam program algortma genetka yang djalankan berupa ln produks operas dar setap order, dmana dalam menghtung waktu proses setap operas adalah STl Tl = (4.) X kj lkj EM lkjγ lkj Dmana waktu rata-rata proses operas T l, ddapatkan dar waktu standar operas STl tersebut dbag jumlah efsens operas EM lkj. X lkj = jka operas tersebut dkerjakan pada mesn yang mampu memprosesnya dan X lkj = 0 jka sebalknya. Jka mesn M kj hanya memproses operas O l, γ lkj = dan jka mesn M kj sama sekal tdak memproses operas O l, γ lkj = 0. Jka mesn M kj memproses operas O l dan operas lannya secara smultan serta operas O l juga djalankan pada mesn lannya, 0 < γ lkj <. Pada uj coba ekspermen yang dlakukan, waktu transportas (ET) dan waktu pengaturan mesn (STP) danggap masuk dalam waktu proses (T). Parameter yang dgunakan tetap, yatu jumlah populas = 200, probabltas pndah slang = 0.6, probabltas mutas = 0.0, dan jumlah generas = 60. D. Hasl Uj Coba dan Analss Pada setap ekspermen memlk masalah penjadwalan sendr dan pada setap bagan ekspermen terdapat metode yang berbeda yatu mode dan mode 2. Pada mode pengolahan order djalankan dahulu kemudan selama waktu tertentu dtunda untuk menjalankan pengolahan order hngga selesa. Setelah tu pengolahan order djalankan kembal hngga selesa. Sfat produk yang dhaslkan mult produk. Sedangkan pada mode 2 pengolahan order djalankan dahulu kemudan saat waktu tertentu pengolahan order dan order 2 djalankan secara smultan sampa order 2 terpenuh. Setelah tu pengolahan order djalankan kembal hngga selesa. Sfat produk yang dhaslkan berbaur dan mult produk. Pada ekspermen, dua pengolahan order djalankan pada 4 mesn dengan dua tpe mesn, yatu mesn locksttch dan mesn overlock. Terdapat tujuh mesn setap tpe mesn. Mesn locksttch antara mesn no. -7 dan mesn overlock antara mesn no Proses peraktan pakaan pada order adalah dar operas -6 dan pada order 2 dar operas 7-2. Pada ekspermen n, setap mesn hanya dapat menampung satu operas. Pada ekspermen 2, dua pengolahan order djalankan pada 3 mesn dengan dua tpe mesn, yatu mesn locksttch dan mesn overlock. Terdapat semblan mesn tpe locksttch dan dua mesn tpe overlock. Mesn locksttch antara mesn no. -9 dan mesn overlock antara mesn no. 0-. Proses peraktan pakaan pada order adalah dar operas -8 dan pada order 2 dar operas 9-3. Pada ekspermen n, dasumskan setap mesn dapat menampung maksmal dua operas. Pada tabel V merupakan hasl pada ekspermen berupa ln operas produks dar mesn -4 dan terbag dalam setap pengolahan order yang djalankan. Pada tabel VI merupakan hasl pada ekspermen 2 berupa ln operas produks dar mesn - dan setap mesn mampu menampung maksmal 2 operas serta terbag dalam setap pengolahan order yang djalankan. 5

6 Penempatan operas TABLE V PENUGASAN MESIN PADA EKSPERIMEN No. mesn Kasus Mode Order Order Mode 2 Order duaorder Kasus 2 Mode Order Order Mode 2 Order duaorder Kasus 3 Mode Order Order Mode 2 Order duaorder Penempatan operas TABLE VI PENUGASAN MESIN PADA EKSPERIMEN 2 No. mesn Kasus Mode Order,3 8 2, , ,7 4,7 Order2,2 2 9,0 9, 2 0, 0, 0,2 3 3 Mode 2 Order , duaorder,2 0 2, 9 5 3,6 8 4,7 3 Kasus 2 Mode Order 6, , ,6 4 7 Order2 0, Mode 2 Order 6 3 6, ,5 4 7 duaorder ,2,2 4,3 7,3 Kasus 3 Mode Order 6 6,3 8 2,5 2, Order2 0, , Mode 2 Order , ,6,8 4 7 duaorder 6 8 6,9 5,8 3 9,0,0 2,2 4,7 3 6

7 TABLE VII HASIL PENJADWALAN OPTIMASI GENETIKA Ekspermen Waktu penyelesaan order (har) Tenggat waktu (har) Total pnalt ($) Order Order 2 Order Order 2 Kasus Mode 4, Mode 2 4,98, Kasus 2 Mode Mode 2 4, Kasus 3 Mode Ekspermen 2 Mode 2 7, Kasus Mode 4, Mode 2 4, Kasus 2 Mode 2,97 9, Mode 2 2, Kasus 3 Mode 9,97 4, Mode 2 9, Secara keseluruhan hasl menunjukkan bahwa program algortma genetka yang dujkan dapat menyelesakan permasalahan penjadwalan job shop yang produknya bersfat berbaur dan mult produk secara efektf. Pada tabel VII terlhat bahwa program algortma genetka untuk masalah penjadwalan job shop mampu memnmalkan total pnalt E/T (Earlness/Tardness). V. CONCLUSIONS Program algortma genetka yang djalankan dapat berjalan dengan efektf d dua ekspermen yang berbeda. Dmana ekspermen : setap mesn hanya dapat menampung satu operas sedangkan ekspermen 2: setap mesn dapat menampung maksmal dua operas. Program algortma genetka dapat dgunakan pada persoalan penjadwalan job shop yang produknya mult produk (mode ) maupun persoalan penjadwalan job shop yang produknya berbaur dan mult produk (mode2). Program algortma genetka dapat djalankan pada berbaga data order dan data efsens operas yang berbeda dengan ketentuan data-data tersebut memenuh batasan-batasan dalam pemodelan yang sesua dengan masalah penjadwalan job shop. Pengembangan yang dapat dlakukan terhadap program algortma genetka pada permasalahan penjadwalan job shop terutama produknya yang dhaslkan bersfat berbaur dan mult produk dengan mempertmbangkan efek ketdakpastan yang terjad pada proses penjadwalan. Dantaranya adalah ketdakpastan permntaan konsumen, gangguan mesn, kekurangan bahan baku, ketdakhadran operator mesn, dan lannya. Hal-hal tersebut sangat berpengaruh dan menyebabkan perubahan yang cukup sgnfkan terhadap proses penjadwalan job shop. Begtu juga dengan pembatalan order yang telah terjadwal akan berakbat pada perubahan susunan operas yang dkerjakan pada mesn produks. REFERENCES [] Watanabe, M., Ida, K., & Gen, M. (2005). A genetc algorthm wth modfed crossover operator and search area adapton for the jobshop schedulng problem. Computers and Industral Engneerng, 48(4), [2] Ventura, J. A., & Km, D. (2003). Parallel machne schedulng wth earlness-tardness penaltes and addtonal resource constrants. Computers and Operatons Research, 30(3), [3] Seo, D. K., Klen, C. A., & Jang, W. (2005). Sngle machne stochastc schedulng to mnmze the expected number of tardy jobs usng mathematcal programmng models. Computers and Industral Engneerng, 48(2), [4] Poon, P. W., & Carter, J. N. (995). Genetc algorthm crossover operators for orderng applcatons. Computers and Operatons Research, 22(), [5] Park, B. J., Cho, H. R., & Km, H. S. (2003). A hybrd genetc algorthm for the job shop schedulng problems. Computers and Industral Engneerng, 45(4), [6] Gordon, V., Proth, J., & Chu, C. (2002). A survey of the state-of-the-art of common due date assgnment and schedulng research. European Journal of Operatonal Research, 39(), 25. [7] Guo, Z.X., Wong, W.K., Leung, S.Y.S., Fan, J.T., Chan, S.F. (2006). Mathematcal model and genetc optmzaton for the job shop schedulng problem n a mxed- and mult-product assembly envronment: A case study based on the apparel ndustry. Computers & Industral Engneerng 50 (2006) [8] Cheng, R. W., Gen, M., & Tsujmura, Y. (996). A tutoral survey of job-shop schedulng problems usng genetc algorthms.. Representaton. Computers and Industral Engneerng, 30(4), [9] Lauff, V., & Werner, F. (2004). Schedulng wth common due date, earlness and tardness penaltes for multmachne problems: A survey. Mathematcal and Computer Modelng, 40(5 6), [0] Brucker, P., Jursch, B., & Severs, B. (994). A branch-and-bound algorthm for the job-shop schedulng problem. Dscrete Appled Mathematcs, 49( 3),

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MASALAH PENJADWALAN JOB SHOP PADA LINGKUNGAN INDUSTRI PAKAIAN

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MASALAH PENJADWALAN JOB SHOP PADA LINGKUNGAN INDUSTRI PAKAIAN PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MASALAH PENJADWALAN JOB SHOP PADA LINGKUNGAN INDUSTRI PAKAIAN Penyusun Tugas Akhir : Fachrudin Afandi (NRP : 5204.100.017) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno TH, Pengembangan Metode Algortma Gen, Hal 93-0 PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno Tr Hayat Abstrak Metode optmas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Revew Peneltan Sebelumnya 2.1. Pengembangan model matematk horson waktu dskret optmal untuk penjadwalan job banyak operas tunggal pada mesn alternatf [Sukendar, 2007] Notas a. Hmpunan

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tnjauan Pustaka 2.1.1 Tmetable Tmetable merupakan alokas subjek yang memlk kendala untuk dtempatkan pada ruang waktu (Gan dkk, 2004). Permasalahan Tmetable cukup luas. Masalah

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN

MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN Tjutju T. Dmyat Jurusan Teknk Industr Unverstas Pasundan E-mal : admyat@bdg.centrn.net.d ABSTRAK Penentuan rute kendaraan (Vehcle

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

PROSES MODEL PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALGORITME GENETIKA

PROSES MODEL PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALGORITME GENETIKA Jurnal Ilmah Teknk Spl Vol. 14, No. 1, Januar 2010 PROSES MODEL PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALGORITME GENETIKA I Gust Agung Adnyana Putera Dosen Jurusan Teknk Spl, Fakultas Teknk Unverstas Udayana,Denpasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah JPM IIN ntasar Vol. 01 No. 2 Januar Jun 2014, h. 95-106 OPTIMSI MSLH PNUGSN St Maslhah bstrak Pemrograman lner merupakan salah satu lmu matematka terapan yang bertuuan untuk mencar nla optmum dar suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN - DISTRIBUTOR - PENGECER DENGAN MULTI - PRODUK DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN - DISTRIBUTOR - PENGECER DENGAN MULTI - PRODUK DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN - DISTRIBUTOR - PENGECER DENGAN MULTI - PRODUK DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN Mkyana Ramadan, Nughthoh Arfaw Kurdh, dan Sutrma Program Stud Matematka FMIPA UNS Abstrak.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN HIBRIDISASI GENETICS ALGORITHMS DAN FUZZY SETS UNTUK MEMPRODUKSI PAKET SOAL

PENGGUNAAN HIBRIDISASI GENETICS ALGORITHMS DAN FUZZY SETS UNTUK MEMPRODUKSI PAKET SOAL PENGGUNAAN HIBRIDISASI GENETICS ALGORITHMS DAN FUZZY SETS UNTUK MEMPRODUKSI PAKET SOAL Rolly Intan Fakultas Teknolog Industr, Jurusan Teknk Informatka, Unverstas Krsten Petra e-mal: rntan@petra.ac.d ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja dengan Teknik Shojinka di Sistem Make To Order Kendala Penyisipan Job dalam On-going Schedule

Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja dengan Teknik Shojinka di Sistem Make To Order Kendala Penyisipan Job dalam On-going Schedule Prosdng Semnar asonal Teknon 01 ISB o. 978-979-96964-3-9 Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja dengan Teknk Shojnka d Sstem Make To Order Kendala Penyspan Job dalam On-gong Schedule Arf Rahman 1) Purnomo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Follower Official Account Line Menggunakan Regresi dan Algoritma Genetika

Prediksi Jumlah Follower Official Account Line Menggunakan Regresi dan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknolog Informas dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 217, hlm. 1312-132 http://j-ptk.ub.ac.d Predks Jumlah Follower Offcal Account Lne Menggunakan Regres dan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Informatika / Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

Mahasiswa Program Studi Informatika / Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Implementas Evoluton Strateges untuk Penyelesaan Vehcle Routng Problem Wth Tme Wndows pada Dstrbus Mnuman Soda XYZ Isyar Andka Harun 1, Wayan F. Mahmudy 2, Novanto Yudstra 3 1 Mahasswa Program Stud Informatka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI. untuk setiap B X. fraktal. Penjelasan dimulai dengan pengenalan Multiple Reduction Copy

BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI. untuk setiap B X. fraktal. Penjelasan dimulai dengan pengenalan Multiple Reduction Copy BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI Kompres ctra fraktal memodelkan ctra sebaga lmt dar suatu proses teras. Jka dberkan suatu ctra A X, metode n akan mencar suatu proses W sedemkan sehngga ttk tetap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE)

GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE) GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE) Muhammad Khosy n 1,2, Muh Iman Prajtno 2, Aro Isnad 3, Mochamad Haryad 4 1 Electrcal

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

Oleh : Fifi Fisiana

Oleh : Fifi Fisiana Optmas Baya Produks menggunakan Metode Revsed Mult Choce Goal programmng dengan Tahap Persedaan Terkontrol Supply Chan Model stud kasus : PT.Gunungarta Manunggal, Gempol Oleh : Ff Fsana 1207100018 Dosen

Lebih terperinci

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 12 3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 3.1 Metode Heurstk Metode heurstk merupakan salah satu metode penentuan solus optmal dar permasalahan optmas kombnatoral. Berbeda dengan solus eksak yang menentukan nla

Lebih terperinci

MODEL OPTIMAL SISTEM TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA

MODEL OPTIMAL SISTEM TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA ODEL OPTIAL SISTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA PRAPTO TRI SUPRIYO Departemen atematka Fakultas atematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Insttut Pertanan Bogor Jl erant, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Indonesa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory BAB II DASAR TEORI Perkembangan zaman telah membuat hubungan manusa semakn kompleks. Interaks antar kelompok-kelompok yang mempunya kepentngan berbeda kemudan melahrkan konflk untuk mempertahankan kepentngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Optmas Fungs Keanggotaan Fuzzy Tsukamoto Dua Tahap Menggunakan Algortma Genetka Pada Pemlhan Calon Penerma Beasswa dan BBP-PPA (Stud Kasus: PTIIK Unverstas Brawjaya Malang) Bunga Amela Restuputr 1, Wayan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTI OBJECTIVE GENETIC ALGORITHM (MOGA) PADA PENJADWALAN DYNAMIC-MULTI OBJECTIVE

PENERAPAN MULTI OBJECTIVE GENETIC ALGORITHM (MOGA) PADA PENJADWALAN DYNAMIC-MULTI OBJECTIVE PENERAPAN MULTI OBJECTIVE GENETIC ALGORITHM (MOGA) PADA PENJADWALAN DYNAMIC-MULTI OBJECTIVE DAN SEQUENCE DEPENDENT SETUP TIMES COMPOUND FLOW SHOP DI PT.X Fredy Hartanto dan Udsubakt Cptomulyono Magster

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. George Boole dalam An Investigation of the Laws of Thought pada tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. George Boole dalam An Investigation of the Laws of Thought pada tahun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aljabar Boolean Barnett (2011) menyatakan bahwa Aljabar Boolean dpublkaskan oleh George Boole dalam An Investgaton of the Laws of Thought pada tahun 1954. Dalam karya n, Boole

Lebih terperinci

Desain Kontroler PID-Genetic Algorithm untuk Sistem Pengaturan Level Air Steam Drum pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Desain Kontroler PID-Genetic Algorithm untuk Sistem Pengaturan Level Air Steam Drum pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) A-153 Desan Kontroler PID-Genetc Algorthm untuk Sstem Pengaturan Level Ar Steam Drum pada Pembangkt Lstrk Tenaga Uap (PLTU) Mohamad

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 65 BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penyaan Data Hasl Peneltan Data-ata hasl peneltan yang gunakan alam pengolahan ata aalah sebaga berkut: a. ata waktu kera karyawan b. ata umlah permntaan konsumen c. ata

Lebih terperinci

Alokasi kursi parlemen

Alokasi kursi parlemen Alokas kurs parlemen Dd Achdjat Untuk Sndkas Pemlu dan Demokras 1. Pendahuluan 1 Pelaksanaan pemlhan umum sebaga sarana mplementas demokras memerlukan suatu konsep yang kokoh dan taat azas. Konsep pelaksanaan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci