BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Rumah Sakit Umum Tangerang didirikan pada tahun 1928 dengan kapasitas 12

Transkripsi

1 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Tangerang Rumah Sakit Umum Tangerang didirikan pada tahun 1928 dengan kapasitas 12 tempat tidur, menempati sebuah ruangan BUI (penjara) yang bekas lahannya sekarang menjadi lokasi Mesjid Agung Al-Ittihad Tangerang. Pada tahun 1932 pindah ke bekas Bank di Jl. Daan Mogot No.3 dengan 40 kapasitas tempat tidur. Tahun 1943 sampai 1946 dipimpin oleh dr. J. Leimena kemudian oleh dr. Gambiro dengan kapasitas 65 tempat tidur. Tahun 1946, rumah sakit dipindahkan ke Balaraja dan selanjutnya dipimpin oleh dr. Suparno. Dr. Gambiro, dr. Satrio, dr. Purwosudarmo, dr. Drajat Prawiranegara dan dr. Djaka Sutadiwirja, bekas rumah sakit di Jl. Daan Mogot dimanfaatkan oleh NICA. Tahun 1950 setelah penyerahan kedaulatan RI, rumah sakit kembali ke JL. Daan Mogot Tangerang bergabung dengan rumah sakit bekas NICA dan dipimpin oleh dr. Gusti Hasan dan berfungsi sebagai Rumah Sakit Umum (RSU ). Tahun 1955 pengelolaan RSU Tangerang diserahkan kepada pemerintah Swatantra Kabupaten Tangerang. Tahun 1959 mulai direncanakan membangun sebuah rumah sakit baru dilokasi yang sekarang di Jl. A. Yani No.9 Tangerang, bersebelahan dengan gedung Sekolah Djuru Rawat ( SDK ) dan kementrian kesehatan di atas tanah 3,7 Ha, dan pada tahun 1963 Mentri Kesehatan Prof.Dr.Satrio menyerahkan gedung SDK kepada pemerintah Pemda Tangerang. Pada tanggal 5 Mei 1964 RSU pindah dari Jl. Daan Mogot ke Jl. A. Yani No.9 menggunakan SDK sebagai tempat perawatan dengan 60 tempat tidur, dengan penambahan gedung kantor untuk tata usaha, poliklinik umum, poli bedah, apotik, dan

2 laboratorium. RSU Tangerang di pimpin oleh dr. Willy Ranti sebagai Direktur dan tanggal 5 Mei 1964 ditetapkan sebagai hari jadi RSU Tangerang. Pada tanggal 11 September 1969 telah dijalin kerjasama antara Pemda Tangerang dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo / Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, untuk meningkatkan fasilitas pada RSU Tangerang. Sejak tahun anggaran 1969 / 1970 RSU Tangerang mulai dikembangkan secara bertahap dengan biaya dari APBD TK.II, APBD TK.I dan APBN sehingga mempunyai kapasitas perawatan 341 tempat tidur. Pada tahun 1976 RSU Tangerang dimanfaatkan untuk pendidikan mahasiswa tingkat V dan VI FKUI dari bagian penyakit dalam,kesehatan anak,bedah dan kebidanan / kandungan. Sejak tahun 1977 dimanfaatkan untuk pendidikan dokter spesialis penyakit dalam,kesehatan anak, bedah umum, kebidanan dan penyakit kandungan. Sejak 22 September 1986 telah dijalin pula kerjasama antara Pemda Tangerang dengan Fakultas Kedokteran Gigi UI dengan tujuan meningkatkan pelayanan RSU Tangerang serta memanfaatkannya untuk pendidikan. Pada tanggal 22 April 1989 penggantian pimpinan / Direktur RSU Tangerang dari dr.willy Ranti kepada dr.h.syartil Arfan N.SpA. Pada tahun 15 Desember 1993 status Rumah Sakit Umum Tangerang ditingkatkan dari kelas C menjadi kelas B non pendidikan dengan kapasitas pada saat itu sebanyak 337 tempat tidur dan melayani 23 jenis keahlian/spesialis. Pada bulan April 1994, dilakukan uji coba Rumah Sakit unit swadana daerah bagi RSU Tangerang. Pada bulan April 1996 RSU Tangerang diresmikan sebagai Rumah Sakit Unit Swadana Daerah, pada tanggal 21 Januari 1997 RSU Tangerang memperoleh sertifikat akreditasi penuh untuk bidang administrasi manajemen, perawatan, gawat darurat dan pelayanan hingga tahun Tanggal 29 April 1998 pemanfaatan gedung poliklinik yang baru berlantai 3. Pada tanggal 5 Februari 2001 pelantikan dr.h.budhi Setiawan.SpP.MARS

3 oleh Bapak Bupati Tangerang sebagai Direktur RSU Tangerang menggantikan dr.h.syartil Arfan N.SpA yang memasuki masa pensiunnya. Pada tanggal 19 Februari 2001 Menteri Kesehatan RI dr.ahmad Suyudi meresmikan Instalasi Limbah rumah sakit untuk 22 rumah sakit di 5 propinsi di Tangerang. Setelah dikembangkan secara bertahap saat ini RSU Tangerang mempunyai bangunan dengan luas keseluruhan M² dengan luas tanah M² dan memiliki 28 jenis keahlian dengan jumlah karyawan 938 orang, tahun 2006 Dr.H.MJN.Mamahit,SpOG,MARS dilantik menjabat Direktur RSU Tangerang yang baru sampai dengan sekarang dengan jumlah karyawan 938 orang Visi, Misi, dan Falsafah RSU Tangerang Visi : Menjadi RS rujukan kasus ruda paksa dan industri serta kesehatan ibu anak untuk wilayah Tangerang dan sekitarnya : otonom dalam manajemen, dan sebagai tempat pendidikan bagi tenaga kesehatan profesional pada tahun Misi : Menyelenggarakan pelayanan secara komprehensif yang meliputi : 1. Pelayanan rujukan umum untuk seluruh jenis spesialisas. 2. Pelayanan rujukan khusus dalam bidang traumatologi, kedokteran okupasi dan kesehatan ibu anak bagi seluruh masyarakat Tangerang dan sekitarnya tanpa memandang status sosial. 3. Menyediakan lahan pendidikan bagi tenaga kesehatan, melalui kerjasama dengan institusi pendidikan dan institusi kesehatan lain, yang dikelola secara profesional.

4 Falsafah - Kesejahteraan karyawan rumah sakit mutlak diperhatikan atau ditingkatkan agar terwujud konstribusi pengabdian yang tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. - Kepuasan pelanggan merupakan hal utama yang harus dijadikan sebagai dasar orientasi dalam pelayanan rumah sakit - Keberhasilan misi rumah sakit hanya dapat diwujudkan melalui suatu sistem yang dapat menciptakan budaya kebersamaan, keterbukaan disertai profesionalisme yang menjunjung etos kerja yang tinggi Kedudukan RSU Tangerang Struktur organisasi RSU Tangerang berpedoman kepada Departemen Kesehatan berdasarkan kepada Peraturan Daerah No.20 Tahun 1994 dimana RSU Tangerang dipimpin oleh seorang Direktur, dibantu oleh 2 Wadir Pelayanan dan Keuangan, 5 Kepala Bagian / Bidang, 15 Kepala Sub.Bagian / Ka.Seksi dan 18 Kepala Instalasi Sarana dan Fasilitas RSU Tangerang RSU Tangerang mempunyai fasilitas pelayanan berupa poliklinik/rawat jalan dengan 26 jenis pelayanan spesialisasi, Instalasi Gawat Darurat dengan pelayanan 24 jam, Medical Check Up dan KIR dokter, Rawat Inap dengan 380 TT ( VIP, Kelas I, II, dan III serta Paviliun Khusus Wijayakusuma ( PKW ), dilengkapi dengan 11 ruang operasi, 1 kamar bersalin dengan 14 buah TT, Hemodialisa, Pelayanan penunjang medis berupa laboratorium klinik, Patologi anatomi, Radiologi, Farmasi, konsultasi Gizi, USG, EEG, EKG, Treadmill, Spirometri disertai pelayanan penunjang lainnya berupa 2 unit mobil ambulan dan 14 unit mobil jenazah yang dikelola oleh koperasi. RSU Tangerang

5 mempunyai 900 karyawan (420 PNS, 385 kontrak, 51 TKK Pemda dan 4 CPNS) untuk memberi pelayanan kepada masyarakat yang terdiri dari 106 tenaga medis, 374 paramedis perawatan, 69 paramedis non perawatan, 308 non medis Hasil Penelitian Berdasarkan jawaban responden dalam kuesioner, diperoleh data mengenai identitas responden berdasarkan Jenis kelamin, usia, pendidikan dan lama bekerja. Hasil lengkapnya dapat di lihat dalam tabel tabel berikut. a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah perempuan adalah yang paling banyak, yaitu 29 orang atau setara dengan 58.0%. Sedangkan yang paling sedikit adalah responden laki-laki, yaitu dengan jumlah 21 orang atau sama dengan 42.0% dari total responden 50 orang. Hasil lengkap terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasaran Jenis Kelamin No Jenis kelamin Frekuensi Persen 1 Laki laki Perempuan Jumlah b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Dari tabel menunjukkan bahwa responden dengan usia antara tahun adalah yang paling banyak, yaitu 21 orang atau setara dengan 42.0%. Terbanyak kedua adalah responden dengan usia tahun dengan jumlah responden sebanyak 17 orang (34.0%). Dan responden dengan usia di atas 40 tahun adalah yang paling kecil yaitu 12 orang (24.0%). Hasil lengkap terlihat pada tabel di bawah ini. 23 Profil RSUD Kabupaten Tangerang 2005

6 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Usia Frekuensi Persen Tahun Tahun > 40 Tahun Jumlah c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Hasil rekap jawaban responden menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan S1 adalah sebanyak 13 orang (26.0%) dan yang memiliki pendidikan Diploma adalah sebanyak 13 orang (26.0%). Hasil lainnya menunjukkan responden dengan tingkat pendidikan SMU/SMA sebanyak 14 orang (28.0%), dan SMP sebanyak 10 orang (20.0%). Hasil lengkap terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pendidikan No Pendidikan Frekuensi Persen 1 SMP SMU / SMA Diploma Strata 1 (S1) Jumlah d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja Hasil jawaban responden menunjukkan bahwa responden dengan lama bekerja selama 1-5 tahun adalah yang terbesar yaitu sebanyak 20 orang (40.0%). Selanjutnya adalah responden dengan lama bekerja selama 5-10 yaitu sebanyak 18 orang (36.0%), bekerja selama tahun dan tahun masing sebanyak 6 orang (12.0%). Hasil lengkap terlihat pada tabel di bawah ini.

7 Tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan lama bekerja No Lama Bekerja Frekuensi Persen Tahun Tahun Tahun Tahun Jumlah Uji validitas Variabel Komunikasi Internal Hasil uji validitas tampak pada tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel Komunikasi Internal No Hasil Uji Validitas Keterangan pertanyaan (r-hitung) Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Besarnya nilai r tabel untuk jumlah responden 50 orang adalah sebesar Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa seluruh pertanyaan adalah valid karena memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian uji dilanjutkan kepada uji reliabilitas untuk variabel Komunikasi Internal. Hasil Uji validitas dengan menggunakan program SPSS 15.0 untuk variabel Komunikasi Internal dapat dilihat pada lampiran.

8 4.2.3 Uji validitas Variabel Kinerja Pegawai Hasil uji validitas tampak pada tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai No Hasil Uji Validitas Keterangan pertanyaan (r-hitung) Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Besarnya nilai r tabel untuk jumlah responden 50 orang adalah sebesar Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa seluruh pertanyaan adalah valid karena memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian uji dilanjutkan kepada uji reliabilitas untuk variabel pendidikan dan pelatihan. Hasil Uji validitas menggunakan program SPSS 15.0 untuk variabel Kinerja Pegawai dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji reliabilitas tampak pada tabel 4.7 di bawah ini.

9 Tabel 4.7 Uji reliabilitas Variabel Komunikasi Internal Item-Total Statistics KI1 KI2 KI3 KI4 KI5 KI6 KI7 KI8 KI9 KI10 KI11 KI12 Total_KI Scale Corrected Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted Hasil uji Cronbach Alpha pada variabel komunikasi internal menunjukkan hasil , hal ini menunjukkan bahwa nilai reliabilitas lebih besar dari pada 0.3. Hasil ini menunjukkan nilai yang cukup reliabel, karena standar penentuan suatu pertanyaan reliabel atau tidak adalah sebesar 0.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh pertanyaan pada variable Komunikasi Internal adalah reliabel. Sedangkan hasil uji reliabilitas untuk variabel kinerja pegawai dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini.

10 Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Pegawai Item-Total Statistics KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 Total_KP Scale Corrected Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted Hasil uji Cronbach Alpha pada variabel kinerja pegawai menunjukkan hasil yang berarti lebih besar dari pada 0.3. Hasil ini menunjukkan nilai yang cukup reliabel, karena standar penentuan suatu pertanyaan reliabel atau tidak adalah sebesar 0.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh pertanyaan pada variable Kinerja Pegawai adalah reliabel Opini Responden Seperti telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa untuk mengukur persentase opini respoden menggunakan metode Mean Score, maka Selanjutnya peneliti akan melakukan penghitungan terhadap jawaban para responden. a. Informasi yang disampaikan sudah jelas Pada pertanyaan pendapat responden mengenai informasi yang disampaikan oleh atasan sudah jelas, terdapat 19 orang responden (38.0%) yang menjawab sudah jelas. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.9.

11 Tabel 4.9 Jawaban responden mengenai informasi yang disampaikan sudah jelas No Uraian Skor f % 1 Sangat tidak jelas % 2 Tidak jelas % 3 Kurang jelas % 4 Jelas % 5 Sangat jelas % Jumlah % Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terdapat 1 responden (2.00%) dan 16 responden (32.00%) yang menyatakan bahwa informasi yang disampaikan oleh atas tidak jelas dan kurang jelas. Sedangkan responden yang menjawab jelas dan sangat jelas adalah sebanyak 19 responden (38.00%) dan 14 responden (28.00%). b. Memahami / mengerti setiap informasi yang disampaikan atasan Untuk pendapat apakah responden memahami / mengerti setiap informasi yang disampaikan atasan hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel Tabel 4.10 Jawaban responden mengenai memahami informasi yang disampaikan atasan No Uraian Skor f % 1 Sangat tidak paham % 2 Tidak paham % 3 Kurang paham % 4 Paham % 5 Sangat paham % Jumlah % Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terdapat 19 responden (38.00%) yang menyatakan kurang paham mengenai informasi yang disampaikan oleh atasan. Sedangkan responden yang menjawab paham dan sangat paham adalah sebanyak 24 responden (48.00%) dan 7 responden (14.00%).

12 c. Informasi yang didapatkan sudah sesuai dengan harapan Untuk pendapat apakah informasi yang didapatkan sesuai harapan dilihat pada tabel Tabel 4.11 Jawaban responden mengenai informasi yang didapatkan sesuai harapan No Uraian Skor f % 1 Sangat tidak sesuai % 2 Tidak sesuai % 3 Kurang sesuai % 4 Sesuai % 5 Sangat sesuai % Jumlah % Berdasarkan tabel di atas terdapat 2 responden (4.00%) yang menyatakan bahwa informasi yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan. Responden yang menjawab kurang sesuai sebanyak 19 responden (38.00%). Sedangkan responden yang menjawab sesuai dan sangat sesuai adalah sebanyak 23 responden (46.00%) dan 6 responden (12.00%). d. Informasi disampaikan melalui surat Untuk pendapat apakah responden setuju apabila informasi disampaikan melalui surat, hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel Tabel 4.12 Jawaban responden mengenai informasi disampaikan melalui surat No Uraian Skor f % 1 Sangat tidak setuju % 2 Tidak setuju % 3 Kurang setuju % 4 Setuju % 5 Sangat setuju % Jumlah %

13 Berdasarkan tabel di atas terdapat 18 responden (36.00%) yang menyatakan kurang setuju bila informasi disampaikan melalui surat. Sedangkan responden yang menjawab setuju dan sangat setuju adalah sebanyak 24 responden (48.00%) dan 8 responden (16.00%). e. Informasi disampaikan melalui telepon Untuk pendapat apakah responden setuju apabila informasi disampaikan melalui telepon, hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel Tabel 4.13 Jawaban responden mengenai informasi disampaikan melalui telepon No Uraian Skor f % 1 Sangat tidak setuju % 2 Tidak setuju % 3 Kurang setuju % 4 Setuju % 5 Sangat setuju % Jumlah % Berdasarkan tabel di atas terdapat 1 orang responden (2.00%) yang menyatakan tidak setuju bila informasi disampaikan melalui telepon. Dan terdapat 28 responden (56.00%) yang menyatakan kurang setuju bila informasi disampaikan melalui telepon. Sedangkan responden yang menjawab setuju dan sangat setuju adalah sebanyak 18 responden (36.00%) dan 3 responden (6.00%). f. Informasi disampaikan melalui papan pengumuman Untuk pendapat apakah responden setuju apabila informasi disampaikan melalui papan pengumuman, hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.14.

14 Tabel 4.14 Jawaban responden mengenai informasi disampaikan melalui papan pengumuman No Uraian Skor f % 1 Sangat tidak setuju % 2 Tidak setuju % 3 Kurang setuju % 4 Setuju % 5 Sangat setuju % Jumlah % Berdasarkan tabel di atas terdapat 1 orang responden (2.00%) yang menyatakan sangat tidak setuju bila informasi disampaikan melalui papan pengumuman. Terdapat 4 responden (8.00%) yang menyatakan tidak setuju dan 28 responden (56.00%) yang menyatakan kurang setuju bila informasi disampaikan melalui papan pengumuman. Sedangkan responden yang menjawab setuju dan sangat setuju adalah sebanyak 16 responden (32.00%) dan 1 responden (2.00%). g. Minat mengikuti kegiatan ulang tahun perusahaan Untuk mengetahui minat responden dalam mengikuti kegiatan ulang tahun perusahaan, hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel Tabel 4.15 Jawaban responden mengenai minat mengikuti kegiatan ulang tahun perusahaan No Uraian Skor f % 1 Sangat tidak tertarik % 2 Tidak tertarik % 3 Kurang tertarik % 4 Tertarik % 5 Sangat tertarik % Jumlah %

15 Berdasarkan tabel di atas terdapat terdapat 2 responden (4.00%) yang menyatakan tidak tertarik mengikuti kegiatan ulang tahun perusahaan dan 20 responden (40.00%) yang menyatakan kurang tertarik. Sedangkan responden yang menjawab tertarik dan sangat tertarik untuk mengikuti kegiatan ulang tahun perusahaan adalah sebanyak 24 responden (48.00%) dan 4 responden (8.00%). h. Minat mengikuti kegiatan olah raga bersama Untuk mengetahui minat responden dalam mengikuti kegiatan olah raga bersama, hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel Tabel 4.16 Jawaban responden mengenai minat mengikuti kegiatan olah raga bersama No Uraian Skor f % 1 Sangat tidak tertarik % 2 Tidak tertarik % 3 Kurang tertarik % 4 Tertarik % 5 Sangat tertarik % Jumlah % Berdasarkan tabel di atas terdapat terdapat 5 responden (10.00%) yang menyatakan tidak tertarik mengikuti kegiatan olah raga bersama dan 22 responden (44.00%) yang menyatakan kurang tertarik. Sedangkan responden yang menjawab tertarik dan sangat tertarik untuk mengikuti kegiatan olah raga bersama adalah sebanyak 18 responden (36.00%) dan 5 responden (10.00%). i. Minat mengikuti kegiatan family gathering Untuk mengetahui minat responden dalam mengikuti kegiatan family gathering, hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.17.

16 Tabel 4.17 Jawaban responden mengenai minat mengikuti family gathering No Uraian Skor f % 1 Sangat tidak tertarik % 2 Tidak tertarik % 3 Kurang tertarik % 4 Tertarik % 5 Sangat tertarik % Jumlah % Berdasarkan tabel di atas terdapat terdapat 1 responden (2.00%) yang menyatakan tidak tertarik mengikuti kegiatan family gathering dan 17 responden (34.00%) yang menyatakan kurang tertarik. Sedangkan responden yang menjawab tertarik dan sangat tertarik untuk mengikuti kegiatan family gathering adalah sebanyak 29 responden (58.00%) dan 3 responden (6.00%). j. Kesan mengikuti kegiatan Untuk mengetahui kesan responden dalam mengikuti kegiatan perusahaan, hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel Tabel 4.18 Jawaban responden mengenai minat mengikuti kegiatan perusahaan No Uraian Skor f % 1 Sangat tidak puas % 2 Tidak puas % 3 Kurang puas % 4 Puas % 5 Sangat puas % Jumlah % Berdasarkan tabel di atas terdapat terdapat 1 responden (2.00%) yang menyatakan sangat tidak puas dengan kegiatan yang diadakan perusahaan. Terdapat 1 responden (2.00%) yang menyatakan tidak puas dan 25 responden (50.00%) yang menyatakan

17 kurang puas dengan kegiatan yang diadakan perusahaan. Sedangkan responden yang menjawab puas dan sangat puas untuk mengikuti kegiatan perusahaan adalah sebanyak 17 responden (34.0%) dan 6 responden (12.00%). k. Frekuensi mengobrol dengan atasan Untuk mengetahui frekuensi mengobrol responden dengan atasannya, hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel Tabel 4.19 Jawaban responden mengenai frekuensi mengobrol dengan atasan No Uraian Skor f % 1 Sangat tidak sering % 2 Tidak sering % 3 Kurang sering / Biasa saja % 4 Sering % 5 Sangat sering % Jumlah % Berdasarkan tabel di atas terdapat terdapat terdapat 3 responden (6.00%) yang menyatakan tidak sering dan 35 responden (70.00%) yang menyatakan kurang sering atau biasa saja dalam hal mengobrol dengan atasan. Sedangkan responden yang menjawab sering dan sangat sering dalam mengobrol dengan atasannya adalah sebanyak 11 responden (11.00%) dan 1 responden (2.00%). l. Atasan memberikan dukungan / dorongan moril maupun spiritual, sehingga berpengaruh terhadap hasil kerja. Untuk mengetahui apakah dorongan moril atau spiritual yang diberikan atasan memberikan pengaruh terhadap hasil kerja, hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.20.

18 Tabel 4.20 Jawaban responden mengenai dukungan atau dorongan moril / spiritual memberikan pengaruh terhadap hasil kerja No Uraian Skor f % 1 Sangat tidak sering % 2 Tidak sering % 3 Kurang sering / biasa saja % 4 Sering % 5 Sangat sering % Jumlah Jumlah % Berdasarkan tabel di atas terdapat terdapat terdapat 1 responden (2.00%) yang menyatakan bahwa dorongan dari atasan sangat tidak sering memberikan pengaruh terhadap hasil kerja. Terdapat 5 responden (10.00%) yang menyatakan tidak sering dan 29 responden (58.00%) yang menyatakan kurang sering atau biasa saja mengenai dorongan yang diberikan atasan memberikan pengaruh terhadap hasil kerja responden. Sedangkan responden yang menjawab sering dalam dukungan atasan memberikan pengaruh terhadap hasil kerjanya adalah sebanyak 15 responden (30.00%). Bila hasil jawaban di atas dihitung dengan menggunakan metode Weight Mean Score, maka dapat dibuat tabel interpretasi yang penghitungannya dapat dilihat pada lampiran. Nilai-nilai persentase tersebut bila dijabarkan dalam bentuk interpretasi dapat diketahui nilai efektif dan tidaknya suatu komunikasi internal yang dibangun oleh perusahaan. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.21.

19 Tabel 4.21 Interpretasi hasil No Opini Responden % Interpretasi 1 Informasi jelas 78.40% Efektif 2 Memahami informasi yang disampaikan 75.20% Efektif 3 Informasi sesuai harapan 73.20% Efektif 4 Informasi disampaikan melalui surat 76.00% Efektif 5 Informasi disampaikan melalui telepon 69.20% Biasa saja 6 Informasi disampaikan melalui papan pengumuman 64.80% Biasa saja 7 Minat mengikuti kegiatan ulang tahun 72.00% Efektif 8 Minat mengikuti olah raga bersama 69.20% Biasa saja 9 Minat mengikuti family gathering 73.60% Efektif 10 Kesan mengikuti kegiatan 70.40% Efektif 11 Frekuensi mengobrol dengan atasan 64.00% Biasa saja 12 Dorongan /dukungan atasan berpengaruh terhadap hasil kerja 63.20% Biasa saja Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terdapat 7 opini yang menunjukkan keefektifan suatu komunikasi internal. sedangkan 5 opini lain menunjukkan tingkat efektifitas yang biasa saja. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi internal yang dilakukan oleh perusahaan secara umum sudah efektif Interpretasi Skor Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Untuk mengukur tingkat hubungan antara variabel digunakan Analisis Pearson. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesa Apakah terdapat pengaruh yang positif atau negatif antara komunikasi internal terhadap kinerja pegawai. Untuk mengetahui nilai korelasi Pearson product moment digunakan program SPSS Hasil dari penghitungan uji Pearson dapat dilihat pada tabel 4.22 di bawah ini.

20 Tabel 4.22 Hasil Uji Korelasi Pearson Correlations Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Kinerja_Pegawai Komunikasi_Internal Kinerja_Pegawai Komunikasi_Internal Kinerja_Pegawai Komunikasi_Internal Kinerja_ Komunikasi_ Pegawai Internal Hasil uji Pearson menunjukkan hasil sebesar dengan tingkat signifikansi sebesar Berdasarkan tabel interpretasi yang ada pada bab III, maka nilai korelasi sebesar berada pada interval koefisien dengan tingkat hubungan pengaruh rendah tapi pasti. Dengan tingkat hubungan berada pada pengaruh rendah tapi pasti menunjukkan bahwa variabel komunikasi internal memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai, namun pengaruh tersebut Dengan demikian hipotesa yang menyatakan ada hubungan antara komunikasi internal dengan kinerja pegawai memang terbukti. Namun demikian pengaruh tersebut hanya sebesar dan tidaklah besar tetapi ada. Besarnya pengaruh variabel komunikasi internal (X) terhadap kinerja pegawai (Y) adalah sebesar r 2 atau sebesar (0.370) 2 = atau 13.7%. Artinya variabel komunikasi internal hanya mampu memberikan pengaruh sebesar 13.7% saja terhadap kinerja pegawai, dikarenakan masih ada faktor faktor lainnya yang mempengaruhi kinerja pegawai sehingga komunikasi internal bukanlah sebagai alat tolok ukur satu satunya yang mempengaruhi kinerja pegawai

21 4.3 Pembahasan Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas pada setiap variabel yang diujikan, maka selanjutnya dilakukan uji regresi untuk mengetahui pengaruh antara variabel disiplin, motivasi, pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja. a. Analisis Korelasi Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel variabel yang diujikan. Hasil perhitungan korelasi dengan menggunakan program SPSS untuk regresi sederhana dapat dilihat pada tabel Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Korelasi Model Summary b Adjusted Std. Error of Durbin- Model R R Square R Square the Estimate Watson a a. Predictors: (Constant), Komunikasi_Internal b. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai Dari Tabel 4.23 diketahui nilai koefisien korelasinya ( r ) adalah sebesar Nilai ini mencerminkan bahwa hubungan secara general antara komunikasi internal terhadap kinerja pegawai. Hubungan ini berarti hubungan yang rendah antara komunikasi internal terhadap kinerja pegawai. Hasil koefisien korelasi r yang positif (0.370) menunjukkan orientasi hubungan positif antara komunikasi internal terhadap kinerja pegawai. b. Analisis koefisien determinasi Sedangkan koefisien determinasi yang diperoleh adalah sebesar atau dalam persentase sebesar 13.7%. Hal ini mencerminkan bahwa Variabel bebas (komunikasi internal) mampu menjelaskan variasi perubahan pada variabel kinerja sebesar 13.7%.

22 Sedangkan sisanya yaitu 86.3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. c. Analisis Uji Anova (uji F) Uji anova digunakan untuk menguji signifikansi dari variabel variabel yang akan diuji pengaruhnya secara simultan atau secara keseluruhan. Hasil uji Anova pada penelitian ini tampak pada tabel 4.24 berikut. Tabel 4.24 Hasil perhitungan Uji Anova : Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), Komunikasi_Internal b. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai Hasil uji anova (Uji F) menunjukkan nilai F sebesar dengan nilai sig sebesar Hasil perhitungan tersebut menunjukkan hasil yang signifikan dengan demikian secara simultan variabel yang diujikan memiliki pengaruh terhadap kinerja.

23 d. Analisis regresi sederhana Sedangkan hasil regresi sederhananya adalah sebagai berikut : Tabel 4.25 Rangkuman hasil perhitungan Analisis Regresi Sederhana : Uji t a Coefficients Model Unstandardized Standardized Collinearity Statistics Coefficients Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) Komunikasi_Internal a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai Selanjutnya berdasarkan Tabel 4.25, dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = X 1 Dari persamaan diketahui nilai konstanstanya adalah sebesar Hal ini memberi gambaran bahwa pada saat variabel bebas (komunikasi internal), sama dengan nol, maka nilai Y adalah Besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel komunikasi internal adalah sebesar dengan nilai signifikansi sebesar menunjukkan bahwa variabel komunikasi internal memberikan pengaruh sebesar terhadap kinerja pegawai. Nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara komunikasi internal terhadap kinerja pegawai. Dimana apabila variabel komunikasi internal mengalami peningkatan sebesar 1 poin akan meningkatkan variabel kinerja pegawai sebesar Berdasarkan hasil statistik di atas, diketahui bahwa komunikasi internal memang memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai. Namun melihat besarnya koefisien regresi yang hanya sebesar menunjukkan bahwa komunikasi internal tersebut hanya memberikan pengaruh yang rendah terhadap kinerja pegawai di RSU Tangerang. Rendahnya pengaruh

24 komunikasi internal yang ada di RSU Tangerang, dapat terjadi karena kurang efektifnya komunikasi internal yang dibangun oleh pihak manajemen dengan para karyawan. Sasaran utama dari komunikasi internal adalah untuk memberikan jaminan pemberian jasa yang efisien dan memuaskan, mencapai hubungan kerja yang produktif dan harmonis, serta membangun kepercayaan, rasa hormat dan loyalitas karyawan. Komunikasi yang jelas antara manajemen dan karyawan dapat memberikan kemajuan bagi pencapaian sasaran di atas. Untuk memperoleh komunikasi yang jelas antara manajemen dan karyawan, maka diperlukan media yang sesuai dengan kebutuhan. Seperti telah dijelaskan dalam bab II, bahwa untuk memberikan informasi serta melakukan komunikasi kepada publik internal, Humas RSU Tangerang dapat melakukannya melalui : 1. Membuat jurnal internal yang didistribusikan kepada pada karyawan, 2. Menempelkan informasi melalui papan pengumuman, 3. Para karyawan memiliki jaringan telepon internal, 4. Menyiapkan kotak saran yang diletakkan ditempat-tempat yang digunakan oleh karyawan berkumpul, 5. Melakukan konferensi pers dan rapat dinas. Rendahnya pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja yang ada di RSU Tangerang, dimungkinkan karena kurang efektifnya media yang digunakan oleh manajemen RSU Tangerang dalam membangun komunikasi internal dengan para karyawan. Hal ini tampak pada hasil opini responden yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Terdapat 5 komponen komunikasi internal yang digunakan oleh manajemen RSU Tangerang yang memberikan hasil biasa saja.

25 Para responden memberikan tanggapan biasa saja dalam penyampaian informasi menggunakan telepon. Komunikasi internal berupa penyampaian informasi dengan menggunakan telepon dirasakan kurang memberikan sentuhan pribadi. Karena situasinya yang tidak secara langsung bertatap muka, maka terdapat kecenderungan bahwa komunikasi ini dirasa tidak memberikan kesan mendalam. Berbeda dengan media surat yang lebih memberikan kesan pribadi, karena hanya dapat dibaca oleh orang yang dituju. komunikasi menggunakan telepon lebih mudah untuk didengar orang lain, sehingga tidak memberikan kesan mendalam bagi penerima informasi. Sama halnya dengan pemberian informasi dengan menggunakan papan pengumuman, komunikasi dengan menggunakan papan pengumuman tidak memberikan kesan personal atau pribadi kepada penerimanya. Hal ini dikarenakan bahwa penerima pesan bukanlah satu orang, melainkan masyarakat umum yang melewati papan pengumuman tersebut. Kegiatan olah raga bersama yang dilakukan pihak manajemen dengan para karyawan ternyata tidak memberikan kesan mendalam terhadap para karyawan yang mengikutinya. Hal ini tampak dari jawaban responden yang memberikan nilai biasa saja. Artinya kegiatan olah raga bersama yang dilakukan antara manajemen dan para karyawan bukan merupakan cara komunikasi internal yang efektif di RSU Tangerang. Bahkan tidak jarang para karyawan tidak mengikuti acara olah raga bersama dengan berbagai macam alasan. Dua indikator komunikasi internal yang memiliki nilai biasa saja dimata para responden adalah frekuensi mengobrol dengan atasan dan dorongan/dukungan atasan berpengaruh terhadap hasil kerja. Para responden memberikan opini biasa saja terhadap indikator frekuensi mengobrol dengan atasan, menunjukkan bahwa frekuensi mengobrol atasan dengan bawahan sangatlah rendah. Bila dijalankan dengan baik, maka jenis

26 komunikasi antar persona ini seharusnya merupakan teknik komunikasi internal yang paling efektif. Namun hasil jawaban para responden menunjukkan bahwa frekuensi mengobrol dengan atasan sangatlah jarang terjadi, hal ini menyebabkan rendahnya pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja pegawai. Komunikasi dengan atasan merupakan dimensi komunikasi vertikal, dimana terdapat komunikasi dari atas ke bawah dan komunikasi dari bawah ke atas. Komunikasi vertikal ini merupakan komunikasi dua arah (two way traffic communication), karena bila hanya dilakukan searah akan tidak akan berjalan dengan baik. Komunikasi vertikal ini dapat dilakukan secara langsung antara pimpinan tertinggi dengan seluruh karyawan dan dapat juga dilakukan melalui unit-unit tergantung dari seberapa besar dan kompleksnya organisasi. Komunikasi vertikal yang lancar, terbuka, dan saling mengisi merupakan pencerminan sikap kepemimpinan yang demokratis, yakni jenis kepemimpinan yang paling baik di antara jenis-jenis kepemimpinan lainnya. Selanjutnya adalah indikator dorongan / dukungan atasan berpengaruh terhadap hasil kerja memiliki nilai biasa saja, hal ini menunjukkan bahwa komunikasi persona yang terjadi di RSU Tangerang belumlah berjalan dengan efektif. Seharusnya komunikasi antarpesona ini merupakan komunikasi yang paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat dan perilaku (attitude, opinion, and behavioral change). Jenis komunikasi ini seharusnya mampu meningkatkan motivasi karyawan yang pada akhirnya mampu memberikan hasil akhir berupa peningkatan hasil kerja. Manajemen perlu memperhatikan hal-hal yang dapat memberikan efektiftas dalam komunikasi personal terutama dengan lebih memperhatikan adanya personal contact. Adanya personal contact memungkinkan komunikator untuk mengetahui, memahami, dan menguasai : a. Frame of reference komunikan selengkapnya,

27 b. Kondisi fisik dan mental komunikan sepenuhnya, c. Suasana dan lingkungan pada saat terjadinya komunikasi, d. Tanggapan komunikan secara langsung. Agar dapat memberikan efektivitas dalam melakukan komunikasi antar pesona, perlu diperhatikan hal-hal berikut : a. Bersikaplah empatik dan simpatik b. Tunjukkanlah sebagai komunikator terpercaya c. Bertindaklah sebagai pembimbing, bukan pendorong d. Kemukakanlah fakta dan kebenaran e. Bercakaplah dengan gaya mengajak, bukan menyuruh f. Jangan bersikap super g. Jangan mengentengkan hal-hal yang mengkhawatirkan h. Jangan mengkritik i. Jangan emosional j. Bicaralah secara menyakinkan Rendahnya pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja dimungkinkan adanya kekurangan dalam personal contact antara atasan dan bawahan. Kurangnya frekuensi dalam melakukan personal contact antara manajemen RSU Tangerang dan para karyawan menjadi salah satu penyebab rendahnya pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja pegawai.