Pemilihan Playlist dengan Mengenali Ekspresi Wajah Pengguna menggunakan Neural Network Backpropagation

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemilihan Playlist dengan Mengenali Ekspresi Wajah Pengguna menggunakan Neural Network Backpropagation"

Transkripsi

1 Pemlhan Playlst dengan Mengenal Ekspres Wajah Pengguna menggunakan Neural Network Backpropagaton Pen Rahayu Polteknk elektronka Neger Surabaya Nana Ramadajnt Polteknk elektronka Neger Surabaya Setawardhana Polteknk elektronka Neger Surabaya Abstrak Proyek Akhr n dbuat untuk mengenal ekspres wajah sebaga ndkatort untuk menjalankan playlst musc. Sstem pengenalan ekspres wajah berasal dar data masukan seseorang saat tu yang dambl secara offlne, dengan poss terdekat dengan kamera, dmana poss wajah tdak boleh mrng. Prosesnya dengan pengamblan ctra wajah secara offlne yang dkenal dengan kombnas warna, dan mengekstrak ftur pentng dar wajah berdasarkan lokas als, mata dan bentuk mulut kemudan mengenal ekspres wajah menggunakan Jarngan Saraf Truan ( Neural Network Backpropagaton ). Data keluaran dar pengenalan ekspres wajah berupa ndek yang secara otomats akan dndkaskan untuk menjalankan musk, sehngga musk akan berubah mengkut perubahan ekspres wajah seseorang. Keyword : ekspres wajah, neural network, backpropagaton. 1. Pendahuluan Saat n mage processng berkembang pesat, dbuktkan dengan banyaknya aplkas yang menggunakan pola gambar sepert pengenalan wajah, sdk jar, tanda tangan dan lan-lan. Hal n menunjukkan adanya kemungknan untuk melakukan pengembangan aplkas pengenalan terhadap ekpres wajah yang tampak dan d tamplkan dalam sebuah meda musk yang merupakan penuangan dar emos yang dkenal oleh aplkas. Selan tu, melalu pengenalan ekpres n dharapkan dapat membangktkan musk yang sesua dengan konds emos yang nantnya dapat dgunakan sebaga ndkator yang merepresentaskan emos seseorang pada saat tertentu. Sehngga dapat dgunakan untuk membantu proses komunkas seseorang dengan mengenal emosnya melalu musk yang dputar. Aplkas n akan mengenal tga macam ekpres wajah yatu normal, tertawa dan marah. Dmana ekpres tersebut merupakan ekspres umum yang serng dalam oleh manusa. Sedangkan untuk pengamblan keputusan deteks ekspres wajah dar pengguna menjad sebuah keputusan ekpres tertentu, maka dgunakan cabang lmu artfcal Intelegent yang dmana menggunakan teknk Jarngan Syaraf Truan (Neural Network). Neural Network merupakan suatu model non-lner yang dmana dapat d tranng untuk memetakan suatu data hstorkan dan value data yang dhaslkan untuk yang akan datang dar suatu data tme seres. Dengan cara demkan ekstrak struktur hdden dan relas yang dapat menetukan data yang akan dramalkan. Dalam hal n, Neural Network dplh karena dapat menngkatkan performa yang dberkan dengan adanya lebh banyak contoh. Selan tu, kta tdak perlu tahu banyak tentang ftur dar ekspres wajah untuk membangun sstem. Sstem akan generalsas ftur tu sendr, yang dberkan cukup banyak contoh sebaga data tranng. Data yang dgunakan sebaga data hstorkal adalah data sample ekspres ( senang, marah dan normal ) berupa mage (ctra berwarna). Data hstorkal n djadkan sebaga data tranng sedangkan data testng berdasarkan pengamblan gambar saat tu. 2. Pengenalan Wajah dan Ftur Wajah Mengacu pada makalah Automated Facal Expresson Recognton System Usng Neural Networks yang dsusun oleh Jyh-Yeong Chang, yatu mendeteks ekspres wajah dengan menghtung perbedaan nla ftur dan jarak ftur, maka sstem n dbangun agar mampu mengenal dan mengambl nla nla ftur yang dgunakan dalam deteks wajah ( menentukan lokas ftur ftur wajah ), ekstraks nla nla ftur wajah, ada 3 ftur utama dar wajah yang danggap mempengaruh perubahan ekspres wajah, yatu: - Ftur mulut - Ftur mata - Ftur alsmata Berdasarkan atas deteks 3 ftur tersebut, dapat dambl 6 nla ftur yang menyatakan pengaruh dar ekspres wajah : - Jarak alsmata dengan mata - Lebar mata - Lebar mulut - Jarak kedua als mata - Jarak kedua mata - Jarak alsmata dengan mulut Secara umum kerja sstem untuk mendapatkan nla ftur dapat dlhat pada Gambar 1 (Proses Pengamblan Nla Ftur ):

2 Start Image Face Detecton ( haarclassfer ) Deteks Ftur Mulut (haarclasfer) Cropng at face area Deteks Ftur Mata (haarclasfer) Pengamblan Nla Ftur Perhtungan Jarak antar Ftur Gambar 1. Dagram Proses Pengamblan Nla 2.1 Sstem Deteks Wajah Untuk pendeteksan wajah n menggunakan fungs dar haarclasfed sehngga perlu adanya tranng data untuk mendapatkan fle xml data dar wajah, yang kemudan dlakukan deteks wajah menggunakan xml yang menjad lbrary dar opencv. Hasl dar deteks wajah berupa nformas koordnat l;okas yang dapat dgunakan pada proses selanjutnya yatu untuk resze dan menympan ke dalam fle gambar baru yang akan dgunakan untuk mendeteks ftur ftur pada wajah. end RGB to bnary mage Deteks Ftur Als ( bner ) Gambar 4. Hasl Pengamblan Wajah 2.2 Sstem Deteks Ftur Wajah Setelah pengenalan lokas wajah, dlakukan pencaran nla ftur dar wajah dengan memanfaatkan fungs haarclasfed yang telah dbuat untuk detek s ftur mulut dan mata, sedangkan untuk mendetks alsmata dgunakan perubahan fle gambar bner. Dar ftur yang ddaptkan berupa rectangular poss dar ftur tersebut, dapat dambl nla koordnat dar ttk tepnya dan dhtung nla fturnya bnerdasarkan ttk koordnat tersebut. Dmana poss koordnat terhtung dmula dar ss pojok kr atas ( perhatkan gambar 5 ). X(+) satuan pxel Y(+) Satuan pxel Gambar 5. Sstem Koordnat Dmana nla koordnat yang dperoleh dar masng masng ftur adalah sebaga berkut : - Ftur mulut Kamer Deteks Lokas Wajah dengan XML Lbrary OpenCv Gambar 2. Dagram Deteks Wajah Wajah dan koordnat Lokas X1,Y1 X2,Y2 Ketka lokas wajkah sudah dapat dkenal maka dlakukan pemotongan terhadap gambar pada lokas wajah agar pencaran ftur dapat fokus pada area croppng wajah saja. Gambar 6. Ftur Mulut Sehngga dapat dhtung nla ftur 3 yatu lebar/tngg mulut dengan perbedaan nla ordnat pada sumbu y f3 = Y2 Y1 koordnat ttk tengah mulut untuk menghtung nla ftur lannya (a) (b) Gambar 3. Deteks Lokas Wajah (a) Sebelum deteks, (b) Setelah Deteks Wajah ttktengah X = ( (X2 - X1) / 2 ) + X1 ttktengah Y = ((Y2 - Y1) / 2 ) + Y1

3 X1[1],Y1[1] sehngga : koordnat centermouth= ttktengah X, ttktengah Y X1[2],Y1[2] - Ftur Mata Gambar 7. Ftur Mata Pada ftur mata dkenal 2 buah rectangle yang menyatakan poss dar mata kr dan mata kanan, sehngga nla koordnat nya dsmpan dalam array (matax1[],matay1[],matax2[], matay2[]). ( [ ] [ ]) ( [ ] [ ]) Mencar ttk tengah mata1 dan mata 2 untuk menghtung jarak antara kedua mata (nla ftur 5 ) centermatax1 = ((matax1[2]-matax1[1])/2)+matax1[1] centermatay1 = ((matay1[2]-matay1[1])/2)+matay1[1] centermatax2 = ((matax2[2]-matax2[1])/2)+matax2[1] centermatay2 = ((matay2[2]-matay2[1])/2)+matay2[1] karena poss ttk tengah belum tentu dalam kesejajaran, maka perhtungan jarak mata menggunakan pytagoras. a b X2[1],Y2[1] X2[2],Y2[2] ftur als dlakukan proses tresholdng gambar dan perubahan gambar menjad gambar bnary (htam dan puth), berdasarkan koordnat pxel lokas als yang ddapat akan dcar nla dar ordnat x terendah dan x tertngg (menyatakan ttk ujung als ), yatu alsx1[], alsy1[],alsx2[],alsy2[]. Menentukan nla ftur pertama (f1) yatu jarak alsmata dengan mata, dengan menentukan nla centeralsx dan centeralsy terlebh dahulu. Centeralsx1 = ((alsx1[2]-alsx1[1])/2) + alsx1[1] Centeralsy1 = ((alsy1[2]-alsy1[1])/2) + alsy1[1] Centeralsx2 = ((alsx2[2]-alsx2[1])/2) + alsx2[1] Centeralsy2 = ((alsy2[2]-alsy2[1])/2) + alsy2[1] CenteralsX = ((centeralsx2 centeralsx1)/2) + centeralsx1 CenteralsY = ((centeralsy2 centeralsy1)/2) + centeralsy1 Menghtung ftur 1 yatu lebar als dengan mata : f1 ( ) ( ) menghtung nla ftur 4 yatu jarak alsmata : f4 ( ) ( ) menghtung nla ftur 6 yatu jaraka alsmata dengan mulut : f6 ( ) ( ) 3. Neural Network Backpropagaton 3.1. Rancangan Neural Network Backpropagaton untuk Pengenalan Ekspres Wajah Neural network dgunakan untuk melakukan pengenalan terhadap ekspres wajah melalu nla nla ftur yang sudah dperoleh melalu kalkulas sebelumnya, dengan teknk propagasa balk (Backpropagaton) dengan layer nput sebanyak 6 unt, neuron hdden layer sebanyak 9 unt dan layer output sebanyak 3 unt. Dmana terdapat 3 layer output untuk menampung data output yang berupa dgtas angka 0 dan 1, untuk lebh jelas lhat pada gambar 9. a = centermatax2 centermatax1 b = centermatay2 centermatay1 mencar ttk tengah kedua mata untuk menghtung jarak alsmata dengan mata centermatax = ((centermatax2 centermatax1)/2)+ centermatax1 centermatay = ((centermatay2 centermatay1)/2)+ centermatay1 - Ftur Als Gambar 9. Arstektur Neural Network backpropagaton Gambar 8. Ftur Als Penentuan ftur als berdasarkan poss dar ftur poss mata, sehngga nla ftur als bergantungdar deteks ftur mata. Namun untuk Berdasarkan arstektur system pada gambar datas, terdapat 6 layer nput yatu jarak alsmata dengan ttk pusat mata (F1), lebar mata (F2), lebar mulut (F3), jarak kedua alsmata (F4), jarak kedua mata (F5), jarak ttk pusat kedua alsmata dengan ttk pusat mulut (F6). Berkut merupakan contoh nla dar pengamblan keenam ftur tersebut: F1= 10 F4= 68 F2= 19 F5= 59 F3= 25 F6=

4 Sedangkan untuk layer output ddapatkan 3unt yang menjad kombnas dar 3 ekspres wajah yang akan dkenal, yatu : - O1=0, O2=0, O3=1 untuk ekspres wajah normal - O1=0, O2=1, O3=0 untuk ekspres wajah senang - O1=1, O2=0, O3=0 untuk ekspres wajah marah Perhtungan Neural Network backpropagaton Sesua dengan gambar 9 bahwa pelathan Neural Network Backpropagaton terdr atas dua proses utama yatu proses maju foward dan backpropagaton dar galatnya backward. Untuk lebh jelasnya dapat dpelajar melau langkah dbawah n : Langkah 0 : Melakukan nsalsas terhadap nla weght awal, yatu weght layer nput menuju hdden layer, weght hdden layer menuju output layer dan weght dar masng masng bas ( melakukan random nla ) Langkah 1: Ketka syarat untuk keluar dar proses bernla false, maka lakukan proses langkah 2 s/d 9 Langkah 2 : Melakukan 2 pelathan pada Neural Network, dengan melakukan langkah 3 s/d 8. ForwardProses Langkah 3 : masng masng unt pada nput (X, =0.5) mendapatkan nla nput dar ftur yang dkenal kemudan snyal ftur n dkrmkan ke semua unt pada layer datasnya ( hdden layer ). Langkah 4 : masng masng unt pada hdden ( hj, j=0.n) dperoleh dengan menjumlahkan snyal nput pembobotnya. j Neuron, k nput xk * j 0, k 0 h ( w ) wb1 kj (3.1) Melakukan aktvas terhadap nla unt hdden masng masng sebaga nla output hdden : h f t (3.2) h Kemudan snyal n (h, =0..n) dkrmkan ke layer atas lag ( layer output ) untuk mendapatkan nla keluaran dar sestem yang menyatakan rangkaan nla ekspres. Langkah 5 : Masng masng output unt dperoleh dengan menjumlahkan hasl kal dar nla pembobot hdden layer menuju output layer. outputk, neuron hk * vk j 0, k 0 O ( ) wb2 (3.3) Melakukan aktvas terhadap snyal output : O f t (3.4) O Perhtungan Error Value Langkah 6 : Pada tap output unt ( O, =0 n ) menerma pola yang bersesuaan dengan pola pelathan maju ( forward ), menghtung nla error yang terdeteks pada layer output e ( t O ) t (3.5) Menghtung nla batas weghtnya untuk melakukan update terhadap nla Vj V j =α*e *h j, (3.6) Menghtung nla batas bas pada layer output untuk melakukan update terhadap nla b 2. b 2 =α*e, (3.7) Dmana : =0.jumlah output j=0.jumlah neuron hdden Mengrmkan nla nla e pada layer dbawahnya, untuk mendapatkan nla batas weght layer yang ada dbawahnya Langkah 7 : pada masng masnh unt hdden (h, =0.. n ) menjumlahkan delta nput nputnya dan mengalkannya dengan nla hdden layer untuk mengkalkulaskan batas nla error pada layer hdden. j jmloutput eh h *(1 h )*( e * V ) (3.8) j0 Menghtung nla batas weghtnya untuk melakukan update terhadap nla Wj. W k =α*eh *x k, (3.9) Menghtung nla batas bas pada layer hdden untuk melakukan update terhadap nla b 1. b 1 =α*eh, (3.10) Dmana : =0.jumlah neuron hdden j=0.jumlah output k=0 jumlah nput update Weght dan bas Langkah 8 : Tap nput unt ( X, =0. n ) mengupdate bas dan weght menuju layer hdden W j (new) = W j (old) + W j (3.11) b 1j (new)=b 1j (old) + b 1 (3.12) kemudan tap hdden unt ( hj, j=0 m ) mengupdate bas dan weght menuju output layer V jk (new) = V jk (old) + V jk (3.13) b 2k (new)=b 2k (old) + b 2k (3.14) Langkah 9 : melakukan pengecekan untuk pemberhentan loopng. 3.3 Penggabungan Indeks Deteks Ekspres untuk menjalankan Playlst Dar hasl nla ftur yang telah dperoleh, masuk kedalam fungs neural network backpropagaton. Ddapatkan nla output dar nla ftur tersebut dengan proses forward termasuk dalam kategor ekspres normal, senyum ataukah marah. Dmana nla ekspres tersebut dsmpan dalam vareabel ndeks_ekspres. data no ndeks ekspres : 001 ekspes wajah normal 010 ekspres wajah senang 100 ekspres wajah marah Setelah ndeks dkenal oleh sstem, maka secara auto sstem akan melakukan load terhadap playlst lagu j j

5 yang telah dsmpan dengan snkronsas untuk masng masng ndeks ekspres wajah tersebut. 3.4 Dagram Sstem Pengenalan Ekspres Wajah Sstem yang djalankan adalah sebaga berkut : Nama Arfn Wajah Normal Ekspres Senang Ekspres Marah Dataset Tranng Gambar Dar Kamera Deteks Wajah Deteks Ftur Wajah NN Backpropagaton Pada tabel 2 berupa data gambar gambar wajah yang dcar nla fturnya untuk membedakan nla ftur dar perbedaan ekspres yang ada. Berdasarkan gambar tersebut beberapa cr dar perbedaan ekspres, yatu : - Marah : alsmata dan mata poss berdekatan, mata melebar, jarak alsmata mendekat - Senang : Tngg mulut semakn lebar. Tabel 3. Tabel Nla Ftur berdasarkan Jens Ekspres Deteks Ftur Menjalankan Wajah Musk Gambar 10. Dagram Sstem Pada Gambar 10 dagram yang djalankan memanfaatkan penangkapan gambar pada kamera yang terjad saat tu, dmana hasl gambar akan masuk kedalam proses deteks wajah, dan deteks nla ftur yang masuk kedalam neural network backpropagaton untuk mendapatkan hasl ekspres wajah yang dtangkap oleh kamera. Setelah ekspres wajah berhasl dkenal maka secara otomats melalu ndeks ekspres tersebut sstema akan menjalankan musc. 4. Hasl Pengujan Pada pengujan pengamblan gambar dlakukan melaluu load gambar yang sudah tersmpan dan juga melalu deteks kamera secara langsung. Ketka menjalankan program, secara otomats system akan melakukan tranng data dar neural network backpropagaton sehngga saat system djalankan system hanya menunggu masuknya gambar yang akan dolah. Data tranng dperoleh dar beberapa pengujan gambar ekspres wajah beberapa orang, yatu : Nama Rath Muta Andreas Redy Tabel 2 Ekspres wajah yang dambl Wajah Normal Ekspres Senang Ekspres Marah Ftur tngg als Ekspres Marah tngg mata tngg mulut jara k als jarak mata jarak als mulut Rath Muta Andre Redy Arfn Ekspres Senang Rath Muta Andre Redy Arfn Ekspres Normal Rath Muta Andre Redy Arfn Berdasarkan tabel 3 dapat kta lhat adanya tga ekspres berbeda yang dambl nla ftunya,dmana besanya nla ftur yang dperoleh mengalam perbedaan nla namun yang terlhat palng sgnfkan pengaruhnya adalah nla dar ftur als mata dengan mata. Sedangkan data dengan blok warna ungu merupakan nla ftur yang tdak sesua. Dengan adanya data tranng berupa nla ftur tersebut sstem dapat djalankan karena adanya nla perhtungan sebelumnya berdasarkan data tranng yang telah dolah dalam neural network backpropagaton untuk mendapatkan nla bobot terbak dalam pengenalan ekspres. Proses pengenalan ekspres wajah dapat dmula dengan penekanan tomol CamOn untuk melakukan deteks langsung secara onlne kamera, Take(Offlne) untuk melakukan deteks langsung secara offlne

6 kamera, yatu dengan pengamblan gambar langsung saat tu, dan CekDtc dengan melakukan load gambar yang telah tersmpan sehngga gambar yang dgunakan bukan deteks atau pengamnlan langsung saat tu. Gambar 10. Pengenalan Ekspres Wajah secara Onlne Gambar 11. Pengenalan Ekspres Wajah secara Offlne Gambar 12. User Interface musk player 5. Kesmpulan dan Saran Kesmpulan yang dapat dambul dar proyek akhr n adalah : 1. Pengamblan sebuah gambar dperlukan adanya kecermatan terhadap nose nose yang muncul d sektar object. Begtu pula dengan pencahayaan saat pengamblan gambar perlu dperhatkan sehngga dupayakan mendapatkan gambar yang bas dkenal dan dproses oleh system. 2. Ekspres wajah yang dkenal ada 3 macam yatu : ekspres normal, ekspres senang, dan ekspres marah. Karena adanya kemrpan terhadap nla ftur pada masng masng ekspres menjadkan sult untuk dbedakan. 3. Pengujan system secara offlne menggunakan Neural Network Backpropagaton dalam proses learnng mencapa nla konvergen dengan nla error terkecl menggunakan 10 unt neuron, dengan nla learnng rate yang tercapa , dengan nla momentum 0.6, serta k_nol 200 dan dengan error sebesar 1,3 %. 4. Pada deteks ekspres wajah secara offlne ketepatan deteks ekspres lebh bak dbandngkan deteks ekspres wajah yang dlakukan secara onlne, offlne sebesar 63,33% onlne 53,33%. Saran untuk pengembangan proyek akhr n adalah adanya fungs yang dapat memperbak kualtas dar gambar sehngga dapat mengurang nose yang terutama adalah pencahayaan yang merusak deteks deteks ekspres wajah tu sendr, sehngga tdak perlu melakukan settng ulang mengena kualtas gambar dan deteks ekspres dapat dlakukna dalam segala konds pencahayaan bak tu pag sang atau malam. Referens [1] Chang, Jyh-Yeong, Chen, Ja-Ln. Automated Facal Expresson Recognton System Usng Neural Networks, Department of Electrcal and Control Engneerng Natonal Chao Tung Unversty Hsnchu:Tawan 300, R.O.C., [2] Backpropagaton Propagaton, 15 Jul :26. [3] Mohamed A. Shahn, Mark B. Jaksa, Holger R. Maer, State of the Art of Artfcal Neural Networks n Geotechncal Engneerng, Australa:Unverstas Adelade,2008. [4] Kusumadew, Sr. Neuro-Fuzzy Integras Sstem Fuzzy dan Jarngan Saraf Truan, Graha Ilmu, 2006 [5] OpenCv Lbrary 25 Januar :18 [6] HaarTranng nng, 25 januar :46 [7] Setawardhana, Algortma Backpropagaton untuk Communcaton Chanel Equalzer dan Clusterng, Surabaya:Polteknk Elektronka Neger Surabaya, 2010 [8] Ryanto Sgt, Setawardhana,Dadet Pramadhanto Pengenalan Ekspres Wajah Secara Real Tme Menggunakan JST, IES 2007 [9] Fausett, Laurene, Fundamental Of Neural Network, Archtectures Algorthms and applcatons. [10] Applcaton of a Neural Network n Recognzng Facal Expresson, Bandung : Internatonal Conference on Instrumentaton, Communcaton and Informaton Technology, 2007.

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA HA NA CA RA KA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA HA NA CA RA KA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA HA NA CA RA KA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON Madha Chrstan Wbowo 1) Sandy Wrakusuma 2) 1) S1 Sstem Komputer, STIKOM Surabaya, emal: madha@stkom.edu 2) S1

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 9 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Bab n bers penjelasan mengena langkah-langkah perhtungan serta prosedurprosedur yang dgunakan untuk menemukan solus atas rumusan masalah pada Bab. Dalam bab n juga akan dtamplkan

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februar 2015 PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON Madha Chrstan Wbowo 1), I Dewa Gede Ra Mardana 2), Sandy Wrakusuma 3) 1), 2), 3)

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE 1 PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SARAF TIRUAN METODA HEBBRULE un Ennggar 1, Wahyul Amen Syafe, ST, MT 2, Bud Setyono,ST,MT 2 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk Unverstas, Dponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Pengenalan Pola Senyum Menggunakan Backpropagation Berbasis Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA)

Pengenalan Pola Senyum Menggunakan Backpropagation Berbasis Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA) Pengenalan Pola Senyum Menggunakan Backpropagaton Berbass Ekstraks Ftur Prncpal Component Analyss (PCA) Rma Tr Wahyunngrum 1, Rza Mashta Wat 2, Aer Rachmad 3 Program Stud Teknk Informatka, Unverstas Trunojoyo

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENDETEKSI POSISI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENDETEKSI POSISI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL Semnar Nasonal Aplkas Teknolog Informas 2005 (SNATI 2005) ISBN: 979-756-061-6 Yogyakarta, 18 Jun 2005 PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENDETEKSI POSISI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL Setyo Nugroho

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN YARAF r Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Islam Indonesa Yogyakarya emal: cce@ft.u.ac.d Abstrak

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA PENERAPAN MEODE LINIEAR DISCRIMINAN ANALYSIS PADA PENGENALAN AJAH ERASIS KAMERA Asep Sholahuddn 1, Rustam E. Sregar 2,Ipng Suprana 3,Setawan Had 4 1 Mahasswa S3 FMIPA Unverstas Padjadjaran e-mal: asep_sholahuddn@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA SIDIK JARI DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BIDIRECTIONAL ASSOCIATIVE MEMORY

IDENTIFIKASI POLA SIDIK JARI DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BIDIRECTIONAL ASSOCIATIVE MEMORY Anfudn Azz dan Tanzl Kurnawan, Identfkas Pola Jar IDENTIFIKASI POLA SIDIK JARI DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BIDIRECTIONAL ASSOCIATIVE MEMORY (Frnger Prnt Pattern Identfcaton by Bdrectonal Assocatve Memory

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

RANCANGAN PROSES TRAINING UNTUK MENDUKUNG PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM KEMASAN

RANCANGAN PROSES TRAINING UNTUK MENDUKUNG PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM KEMASAN RANCANGAN PROSES TRAINING UNTUK MENDUKUNG PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM KEMASAN Erfant Fatkhyah Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr, Insttut Sans & Teknolog AKPRIND Yogyakarta Emal: erfunthye@yahoocod

Lebih terperinci

METODE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI CITRA TELUR BERBASIS ANDROID

METODE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI CITRA TELUR BERBASIS ANDROID METODE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI CITRA TELUR BERBASIS ANDROID Fersa Setyanngrum 1, Kartka Frdausy 2 Program Stud Teknk Elektro, Fakultas Teknolog Industr, Unverstas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Dr. Soepomo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen.

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ctra dgtal merupakan ctra hasl dgtalsas yang dapat dolah pada suatu komputer dgtal [12]. Ctra dgtal tersusun atas sejumlah elemen. Elemen-elemen yang menyusun ctra

Lebih terperinci

Pengaturan Proses Tekanan pada Sistem Pengaturan Berjaringan Menggunakan Kontroler Fuzzy Neural Network

Pengaturan Proses Tekanan pada Sistem Pengaturan Berjaringan Menggunakan Kontroler Fuzzy Neural Network TUGAS AKHIR TE - 091399 Pengaturan Proses Tekanan pada Sstem Pengaturan Berjarngan Menggunakan Kontroler Fuzzy Neural Network Rende Ramadhan NRP 2208100131 Dosen Pembmbng : Ir. Al Faton, M.T. Imam Arfn,

Lebih terperinci

Matematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean

Matematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean Matematka Egenface Menggunakan Metrk Eucldean 6 Ben Utomo Sekolah ngg eknolog Bontang, Indonesa Abstract Salah satu sstem pengenalan wajah (face recognton) adalah metode egenface. Metode n bekerja dengan

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci

Metode Ekstraksi Data Untuk Pengenalan Huruf Dan Angka Tulisan Tangan Dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Buatan Propagasi Balik

Metode Ekstraksi Data Untuk Pengenalan Huruf Dan Angka Tulisan Tangan Dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Buatan Propagasi Balik Porceedng of Semanr on Intellgent Technology and Its Applcatons (SITIA 2002) Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, Surabaya, May 7 th, 2002 Metode Ekstraks Data Untuk Pengenalan Huruf Dan Angka Tulsan Tangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING

IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING IMAGE CLUSTER BERDASARKAN WARNA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT DENGAN METODE VALLEY TRACING M. Helmy Noor 1, Moh. Harad 2 Program Pasasarjana, Jurusan Teknk Elektro, Program Stud Jarngan Cerdas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi)

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi) 0 Oktober 206 Analtk Data Tngkat Lanut (Regres) Imam Cholssodn mam.cholssodn@gmal.com Pokok Bahasan. Konsep Regres 2. Analss Teknkal dan Fundamental 3. Regres Lnear & Regres Logstc (Optonal) 4. Regres

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

Sistem Pengenalan Wicara Otomatis Menggunakan Discrete Wavelet Neural Network (DWNN)

Sistem Pengenalan Wicara Otomatis Menggunakan Discrete Wavelet Neural Network (DWNN) Sstem Wcara Otomats Menggunakan Dscrete Wavelet Neural Network (DWNN) Yunus Wcaksono S 1, Djoko Purwanto 2, Agus Sgt Pramono 3 1,2 Program Stud Teknk Elektro Insttut Teknolog Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA

PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA Suharto Jat Santoso *, Bud Setyono **, R. Rzal Isnanto ** Abstrak - Selama n pengenalan jens kan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI. untuk setiap B X. fraktal. Penjelasan dimulai dengan pengenalan Multiple Reduction Copy

BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI. untuk setiap B X. fraktal. Penjelasan dimulai dengan pengenalan Multiple Reduction Copy BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI Kompres ctra fraktal memodelkan ctra sebaga lmt dar suatu proses teras. Jka dberkan suatu ctra A X, metode n akan mencar suatu proses W sedemkan sehngga ttk tetap

Lebih terperinci

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN)

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN) Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasfkas dalam Metode K- Nearest Neghbor () Kharul Umam Syalman Magster Teknk Informatka Faslkom - TI USU kharul.q14@gmal.com Adl Abdllah Nababan

Lebih terperinci

Hybrid intelligent system adalah kombinasi lebih dari dua teknologi cerdas.

Hybrid intelligent system adalah kombinasi lebih dari dua teknologi cerdas. Teny Handhayan Pendahuluan Hybrd ntellgent system adalah kombnas lebh dar dua teknolog cerdas. Contohnya kombnas Neural Network dengan Fuzzy membentuk Neuro-fuzzy system Perbandngan Expert Systems, Fuzzy

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN)

Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasifikasi dalam Metode K- Nearest Neighbor (K-NN) Pembentukan Prototype Data Dengan Metode K-Means Untuk Klasfkas dalam Metode K- Nearest Neghbor () Kharul Umam Syalman Magster Teknk Informatka Faslkom - TI USU kharul.q14@gmal.com Adl Abdllah Nababan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tnjauan Emprs Pada peneltan n, penelt menggunakan beberapa peneltan terkat yang pernah dlakukan oleh penelt lan sebaga tnjauan stud, yatu sebaga berkut : a. Pornography Detecton

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

Strategi Pemilihan Kalimat pada Peringkasan Multi Dokumen

Strategi Pemilihan Kalimat pada Peringkasan Multi Dokumen JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) A-924 Strateg Pemlhan Kalmat pada Perngkasan Mult Dokumen Satro Verdanto, Agus Zanal Arfn, dan Dana Purwtasar Jurusan Teknk Informatka,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory BAB II DASAR TEORI Perkembangan zaman telah membuat hubungan manusa semakn kompleks. Interaks antar kelompok-kelompok yang mempunya kepentngan berbeda kemudan melahrkan konflk untuk mempertahankan kepentngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

PROTOTYPE APLIKASI UNTUK MENGUKUR KEMATANGAN BUAH APEL BERDASAR KEMIRIPAN WARNA

PROTOTYPE APLIKASI UNTUK MENGUKUR KEMATANGAN BUAH APEL BERDASAR KEMIRIPAN WARNA PROTOTYPE APLIKASI UNTUK MENGUKUR KEMATANGAN BUAH APEL BERDASAR KEMIRIPAN WARNA Catur Iswahyud Program Stud Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Insttut Sans & Teknolog AKPRIND Yogyakarta Emal :

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

SCHEMATICS 2009 National Programming Contest

SCHEMATICS 2009 National Programming Contest SCHEMATICS 2009 Natonal Programmng Contest No Nama Problem 1 Berhtung 2 Gelang Cantk 3 Jalan 4 Kubangan Lumpur 5 Ayam dan Bebek 6 Schematcs09 7 Pagar Labrn JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN Hendra Bunyamn Jurusan Teknk Informatka Fakultas Teknolog Informas Unverstas Krsten Maranatha

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM ANALISA CT SCAN TUMOR OTAK BELIGNA

PENGENALAN POLA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM ANALISA CT SCAN TUMOR OTAK BELIGNA PENGENALAN POLA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM ANALISA CT SCAN TUMOR OTAK BELIGNA Mke Susmkant Pusat Pengembangan Informatka Nuklr BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Gd. 71, Serpong, Tangerang Emal : mke@batan.go.d

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR)

BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR) BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR) 5.1 Umum Pada bab V n dbahas mengena hasl perhtungan faktor-faktor beban (load) atau serng dsebut dengan faktor pengal beban,

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang

Lebih terperinci

Pengenalan Wajah Menggunakan Pseudo-2D Hidden Markov Model

Pengenalan Wajah Menggunakan Pseudo-2D Hidden Markov Model Pengenalan Wajah Menggunakan Pseudo-2D Hdden Markov Model Anak Agung Gde Agung 1, Fazmah Arf Yulanto 2, Warh Maharan 3 1 Program Stud Komputersas Akuntans Polteknk Telkom, Bandung 2,3 Fakultas Teknk Informatka,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD

PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD Semnar Nasonal Sstem dan Informatka 2007; Bal, 6 November 2007 PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD Nur Hasanah ) Istkhomah 2) Taufq Hdayat 3) Sr Kusumadew 4) Jurusan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

PEMODELAN GENERAL REGRESSION NEURAL NETWORK UNTUK PREDIKSI TINGKAT PENCEMARAN UDARA KOTA SEMARANG ABSTRACT

PEMODELAN GENERAL REGRESSION NEURAL NETWORK UNTUK PREDIKSI TINGKAT PENCEMARAN UDARA KOTA SEMARANG ABSTRACT PEMODELAN GENERAL REGREION NEURAL NETWORK UNTUK PREDIKI TINGKAT PENCEMARAN UDARA KOTA EMARANG Bud Warsto 1, Agus Rusgyono 1 dan M. Aff Amrllah 1 Program tud tatstka FMIPA UNDIP Alumn Program tud tatstka

Lebih terperinci

STRATEGI PEMILIHAN KALIMAT PADA PERINGKASAN MULTI DOKUMEN

STRATEGI PEMILIHAN KALIMAT PADA PERINGKASAN MULTI DOKUMEN STRATEGI PEMILIHAN KALIMAT PADA PERINGKASAN MULTI DOKUMEN Satro Verdanto, Agus Zanal Arfn, dan Dana Purtasar Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Informas, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 DAFTAR REVIEWER

Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 DAFTAR REVIEWER Konferens Nasonal Sstem & Informatka 2015 STMIK STIKOM Bal, 9 10 Oktober 2015 DAFTAR REVIEWER Dr. Agus Harjoko Prof. Dr. Sr Hartat Dr.-Ing. Reza Pulungan Dr. Djoko Soetarno, DEA Dr. Ir. Rla Mandala, M.Eng

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci