STUDI KOMPARATIF MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER DAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR TIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI KOMPARATIF MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER DAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR TIK"

Transkripsi

1 STUDI KOMPARATIF MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER DAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR TIK (Stud Kasus : Sswa kelas VII SMP N 2 Mendoyo Tahun Pelajaran 2015/2016) I Dewa Putu Ad Pranayoga 1, Ketut Agustn 2, I Ketut Reska Arthana 3 Penddkan Teknk Informatka Unverstas Penddkan Ganesha Sngaraja, Bal Emal : adpranayoga@gmal.com 1, ketutagustn@undksha.ac.d 2, reska@undksha.ac.d 3 Tujuan peneltan n untuk mengetahu (1) Pengaruh hasl belajar TIK sswa kelas VII dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dan Group Investgaton, (2) Hasl belajar yang lebh tngg antara model pembelajaran Numbered Head Together atau Group Investgaton, (3) respon sswa terhadap penerapan model pembelajaran Numbered Head Together dan Group Investgaton. Jens peneltan n adalah ekspermen semu dengan rancangan Post Test Only Control Group Desgn. Pengumpulan data dlakukan dengan metode tes plhan ganda untuk mengukur ranah kogntf dan uj keteramplan untuk ranah Pskomotor. Data hasl belajar danalss melalu uj prasyarat yatu uj normaltas dan homogentas dengan hasl ketga kelompok berdstrbus normal dan homogen, dlanjutkan dengan uj hpotess menggunakan Anova Satu jalur (F htung = ) yang berart terdapat pengaruh yang sgnfkan dalam penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together, Group Investgaton, dan konvensonal. Karena terdapat pengaruh yang sgnfkan maka dlanjutkan dengan uj t- Scheffe dengan hasl terdapat perbedaan yang sgnfkan antara model pembelajaran Numbered Head Together dengan Group Investgaton (t=4,07), Numbered Head Together dengan konvensonal (t=11,12) dan Group Investgaton dengan konvensonal (t=6.97), kemudan dlhat dar rata-rata hasl belajar model pembelajaran Numbered Head Together (44,15), Group Investgaton (41,55), dan konvensonal (37,09). Untuk respon menggunakan metode angket. Hasl analss angket respon sswa model Numbered Head Together dketahu 79.41% respon sangat postf, 14.71% respon postf, model Group Investgaton dketahu 33% respon sangat postf, 61% respon postf. Hasl Peneltan menunjukkan bahwa, model pembelajaran Numbered Head Together dan Group Investgaton berpengaruh terhadap hasl belajar sswa dketahu dar uj hpotess Anova satu jalur, dan model pembelajaran Numbered Head Together memberkan hasl yang lebh bak dbandngkan dengan model pembelajaran Group Investgaton dketahu dar uj t-scheffe serta penerapan model pembelajaran NHT dan GI dapat dterma dengan sangat postf oleh sswa. Kata kunc: Numbered Head Together, Group Investgaton, hasl belajar dan respon sswa Ths research amed to know (1) The nfluenced about the result of students TIK study used Numbered Head Together and Group Investgaton model (2) the hghest result of study between Numbered Head Together and Group Investgaton model (3) the students response toward Numbered Head Together and Group Investgaton model applcaton. Knd of ths research was quas experment by Post Test Only Control Group Desgn. The data accumulaton done by multple choce tests to measured cogntve doman and skll test to psychomotor doman. The students result study analyzed by prerequste test was normalty test and homogenety by the result of the three group whch normal dstrbuton and homogeneous, contnued by hypothess test used a

2 strp Anova (F htung = 63, 24) t means there are sgnfcant nfluenced n the used of Numbered Head Together, Numbered Head Together, and conventonal. Because of the sgnfcant nfluenced then contnued by t-sheffe wth the result there are the sgnfcant dfferences between Numbered Head Together and Group Investgaton model was (t=4,07), Numbered Head Together wth the conventonal was (t=11,12), and Group Investgaton wth the conventonal was (t=6,97), then the average of the result study of Numbered Head Together learnng model was (44.15), Group Investgaton was (41.55), and conventonal was (37.09). The respond of used questonnare method, the result of Numbered Head Together model questonnare known 79.41% very postve responses, 14.71% postve responses. Then, Group Investagton model known 33% very postve responses, 61% postve responses. The result of the research shows that the model of learnng process of Numbered Head Together and Group Investgaton gves effect to the result of students learnng process s known by Anova one way hypotheses and Numbered Head Together s model of learnng process gves better result than Group Investgaton learnng process model s known by t-scheffe research and the applcaton of model NHT and GI learnng process can be able receved by the students postvely. Keywords: Numbered Head Together, Group Investgaton, students respons, the study result. I. PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu kegatan yang drancang oleh guru agar sswa dapat melakukan kegatan belajar untuk mencapa tujuan yang dharapkan. Dalam kegatan pembelajaran d kelas terdapat nteraks yang terjad antara guru dan murd. Selan tu, terdapat pula nteraks antara murd dengan murd dan murd dengan sumber belajar. Interaks n berguna untuk menngkatkan pengetahuan, kreatftas, daya pkr, dan hubungan yang dapat menngkatkan efektftas dalam pembelajaran. Sehngga tujuan dar pembelajaran dapat tercapa dengan bak. Dalam upaya menngkatkan proses mengajar yang efektf dan efsen maka guru membutuhkan metode pembelajaran, model pembelajaran, serta meda pembelajaran yang terbak. Metode pembelajaran, model pembelajaran serta meda pembelajaran n dharapkan dapat membantu guru untuk dapat menyampakan mater belajar dengan bak sehngga peserta ddk dapat memaham mater yang telah dterangkan oleh guru. Dalam menentukan metode, model, dan meda yang akan dgunakan guru semestnya memaham karakterstk sswa maupun karakterstk kelas tujuan atau kompetens yang dharapkan, dan mater ajar yang akan dsajkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Teknolog Informas dan Komunkas dbutuhkan nteraks yang dapat menggal lebh dalam tentang perkembangan teknolog. Dengan pemkran masa depan, menjadkan TIK sebaga mata pelajaran yang sangat dnkmat oleh sswa. Dtambah dengan kesan teknolog sebaga salah satu hburan sswa yang edukatf dan varatf. Model pembelajaran perlu dpaham guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektf dalam menngkatkan hasl pembelajaran. Dalam penerapannya, model pembelajaran harus dlakukan sesua dengan kebutuhan sswa karena masng-masng model pembelajaran memlk tujuan, prnsp, dan tekanan utama yang berbedabeda [1] Berdasarkan hasl wawancara yang dlaksanakan (hasl wawancara terlampr d lampran) pada tanggal 16 Oktober 2015 bersama guru TIK kelas VII penelt mendapatkan permasalahan yatu sswa jarang bertanya yang membuat guru belum mengetahu sswa tu mengert atau tdak. Permasalahan yang ddapatkan oleh penelt dar menyebarkan kuesoner kepada sswa (hasl kuesoner terlampr d lampran) yatu proses belajar yang mash monoton, sswa mash djadkan objek, kurangnya pemanfaatan fasltas yang dsedakan oleh sekolah dan banyak sswa yang mengantuk d jam akhr. Permasalahan n menyebabkan hasl belajar yang menurun dlhat dar nla uts semester ganjl banyak sswa kelas VII yang mengkut remd. Sebaga salah satu upaya dalam membantu sswa yang mengalam kesultan dalam proses pembelajaran sswa terhadap mata pelajaran TIK, penelt memlh pendekatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatf tpe Numbered Head Together (NHT) dan Group Investgaton (GI) karena dapat menngkatkan kreatvtas sswa dalam bernteraks dan berfkr serta dapat mencptakan proses pembelajaran yang lebh menyenangkan. Untuk pemlhan model pembelajaran, penelt melakukan observas awal kepada sswa untuk mendapatkan karakterstk sswa. Karakterstk sswa kelas VII yatu suka

3 belajar kelompok dengan teman sebaya, tu d dapatkan dar hasl kuesoner yang d lakukan pada saat observas awal. Maka dperoleh model pembelajaran kooperatf tpe NHT dan GI yang sesua dengan karakterstk sswa kelas VII. Melalu kedua model pembelajaran kooperatf tpe Numbered Head Together (NHT) dan Group Investgaton (GI) terdapat beberapa bagan tahapan yang memberkan perlakuan yang sama, dmana dapat melbatkan sswa secara aktf dalam proses pembelajaran sehngga sswa lebh mudah untuk memaham mater yang dajarkan oleh guru dan menngkatkan skap sswa untuk berpkr postf pada mata pelajaran yang hendak dajarkan. Kedua model pembelajaran n akan membuat sswa lebh aktf dalam pembelajaran, sswa djadkan subjek, dan sswa lebh serus dalam mengkut kegatan pembelajaran d kelas. Model pembelajaran kooperatf tpe Numbered Head Together dan Group Investgaton mempunya kemrpan sntaks, namun model pembelajaran kooperatf tpe numbered head together dan group nvestgaton mempunya sedkt perbedaan d dalam sntaksnya yatu untuk model numbered head together memanggl sswa untuk mempresentaskan jawabannya dengan cara guru memanggl nomor yang sudah dberkan kepada sswa secara acak sedangkan untuk model group nvestgaton, sswa mempresentaskan jawabannya bersama teman 1 kelompok yang sebelumnya sudah melakukan nvestgas terhadap topk bahasan. Dar kemrpan tersebut penelt ngn mengetahu model mana yang lebh bak dgunakan d SMP N 2 Mendoyo yang khususnya sswa kelas VII mata pelajaran TIK dan mengetahu apakah ada pengaruh dar perbedaan sntaks tersebut. Sebelumnya telah dlakukan peneltan model pembelajaran NHT dengan TGT oleh [2] dengan judul Stud Komparatf Model Pembelajaran Numbered Head Together dan Teams Games Tournament Berbantuan Assemen Portofolo Terhadap Hasl Belajar Sswa Pada Mata Pelajaran Teknolog Informas dan Komunkas Kelas VII SMP Laboratorum Undksha Tahun Ajaran 2013/2014. Dar hasl mplementas model pembelajaran tersebut ddapatkan hasl yatu terdapat penngkatan hasl belajar sswa kelas VII SMP N 2 Mendoyo. Selan tu, telah dlakukan pula peneltan model pembelajaran Group Investgaton dengan Jgsaw oleh [3] dengan judul Stud Komparas Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatf Tpe Group Investagton dengan Kooratf Tpe Jgsaw Terhadap Aktvtas dan Hasl Belajar TIK. Dar hasl mplementas model pembelajaran tersebut ddapatkan hasl yatu terdapat penngkatan hasl belajar sswa. II. KAJIAN TEORI A. Profl Sekolah SMP N 2 Mendoyo merupakan sekolah menengah pertama yang berlokas D jalan bukt semad, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. SMP N 2 Mendoyo menerapkan kurkulum KTSP, model pembelajaran yang dterapkan yatu model pembelajaran langsung dengan metode ceramah. Jumlah kelas setap angkatan yatu 9 mula dar kelas A sampa kelas I, jumlah sswa untuk masng-masng kelas yatu antara Fasltas yang dsedakan yatu lab komputer, perpustakaan, sen tabuh yatu jegog dan bleganjur, lapangan basket, dan alat-alat olah raga serta sen tar. Sswa D SMP N 2 Mendoyo mayortas memeluk agama Hndu. SMP N 2 Mendoyo lebh menekankan untuk mendalam trads daerah yang khususnya yatu mempelajar gembelan jegog. Gambelan Jegog merupakan gambelan yang terbuat dar bambu, jegog mempunya fungs masng-masng atau setap nstrument memlk buny yang berbeda. Jegog merupakan kesenan khas kabupaten Jembrana. SMP N 2 Mendoyo menerapkan ektrakurkuler, dmana sswa berperan aktf untuk mengkut ektrakurkuler yang terdr dar akademn maupun non-akademn. SMP N 2 Mendoyo merupakan sekolah yang banyak mempuya prestas d bdang akademn maupun non-akademk. B. Stud Komparatf Stud perbandngan menggunakan beberapa kasus yang memlk klasfkas yang serupa dalam suatu permasalahan. Penelt stud perbandngan kemudan membandngkan varabel-varabel dan varan yang ada dalam kasus-kasus tersebut untuk durakan kemrpan maupun perbedaannya. Dar pencaran tersebut kemudan penelt akan dapat merumuskan pertanyaan apa dan bagamana sehngga stud perbandngan berbeda dengan stud kasus yang hanya berfokus pada penguraan kasus sebaga data analss peneltan dan tdak dnterpretaskan oleh penuls secara langsung [4]. Namun tdak semua kasus dapat dperbandngkan dalam stud perbandngan. Kasus yang dambl dalam stud perbandngan semestnya memlk persamaan dalam beberapa aspek dan harus memlk perbedaan sehngga dapat dperbandngkan.

4 Donna L. Bahry menjelaskan bahwa untuk melakukan stud perbandngan seorang penelt dharuskan untuk menelt dengan nterpretas personal, setelah menentukan pertanyaan permasalahan apa yang ngn dcar jawabannya melalu peneltan dan menetapkan varabel serta ndkator apa saja ddalam masng-masng kasus yang ngn dperbandngkan dan dcar persamaan serta perbedaannya. Dar beberapa aspek tersebut kemudan generalsas dlakukan, dan proses peneltan akan dmula sehngga penelt mendapatkan jawaban pertanyaan apa dan mengapa yang a ngn car melalu perbandngan kasus-kasus tersebut. C. Model Pembelajaran Kooperatf Pembelajaran kooperatf merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memlk aturan-aturan tertentu. Prnsp dasar pembelajaran kooperatf adalah sswa membentuk kelompok kecl dan salng dan salng bekerjasama antar sswa untuk mencapa tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatf sswa panda dapat mengajar sswa yang kurang panda tanpa merugkan sswa yang panda. Sswa yang kurang panda dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotvasnya untuk belajar. Sswa yang basanya berskap pasf dalam belajar d kelas setelah menggunakan pembelajaran kooperatf akan terpaksa berpartspas secara aktf agar bsa dterma oleh kelompoknya. Pembelajaran kooperatf muncul dar konsep bahwa sswa akan lebh mudah menemukan serta memaham konsep yang sult jka mereka salng berdskus dengan temannya. Sswa secara rutn bekerja dalam kelompok untuk salng membantu memecahkan masalah-masalah yang komplek. Jad, hakkat sosal dan penggunaan kelompok sejawat menjad aspek utama dalam pembelajaran kooperatf. [5] D. Model Pembelajaran Langsung Jatmko (2004) menyatakan bahwa model pembelajaran langsung lebh bersfat Teacher Centered, sehngga peran guru sangat domnan. [6] mengungkapkan pada awal pembelajaran, guru merupakan pember nformas dan pendemonstras yang aktf, dan mengharapkan sswa menjad pendengar yang aktf dan bak. E. Model Pembelajaran Numbered Head Together Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebh mengedepankan kepada aktvtas sswa dalam mencar, mengolah, dan melaporkan nformas dar berbaga sumber yang akhrnya dpresentaskan d depan kelas. Model NHT adalah bagan dar model pembelajaran kooperatf struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang drancang untuk mempengaruh pola nteraks sswa. Struktur Kagan menghendak agar para sswa bekerja salng bergantung pada kelompok-kelompok kecl secara kooperatf. Struktur tersebut dkembangkan sebaga bahan alternatf dar sruktur kelas tradsonal sepert mangacungkan tangan terlebh dahulu untuk kemudan dtunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dlontarkan.suasana sepert n menmbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para sswa salng berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan penelt Menurut Tryana dalam. Pembelajaran kooperatf tpe NHT merupakan salah satu tpe pembelajaran kooperatf yang menekankan pada struktur khusus yang drancang untuk mempengaruh pola nteraks sswa dan memlk tujuan untuk menngkatkan penguasaan akademk. Tpe n dkembangkan oleh Kagan [7] dengan melbatkan para sswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap s pelajaran tersebut. F. Model Pembelajaran Group Investgaton Group Investgaton (GI) merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatf yang menekankan pada partspas dan aktvtas sswa untuk mencar sendr mater (nformas) pelajaran yang akan dpelajar melalu bahan-bahan yang terseda [8]. Model Pembelajaran n menuntut para sswa untuk memlk kemampuan yang bak dalam berkomunkas maupun dalam keteramplan proses kelompok (group process sklls). Sfat demokras dalam kooperatf tpe GI dtanda oleh keputusan-keputusan yang dkembangkan atau setdaknya dperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang menjad ttk sentral kegatan belajar. Guru dan murd memlk status yang sama dhadapan masalah yang dpecahkan dengan peranan yang berbeda. Jad tanggung jawab utama guru adalah memotvas sswa untuk bekerja secara kooperatf dan memkrkan masalah sosal yang berlangsung dalam pembelajaran serta membantu sswa mempersapkan sarana pendukung. Sarana pendukung yang dpergunakan untuk menerapkan model n adalah segala sesuatu yang menyentuh kebutuhan para pelajar untuk dapat menggal beberapa nformas yang sesua dan dperlukan

5 untuk melakukan proses pemecahan masalah kelompok. G. Hasl Belajar Menurut [9] menyebutkan bahwa hasl belajar merupakan hal yang dapat dpandang dar dua ss yatu ss sswa dan ss guru. Ss sswa maksudnya hasl belajar merupakan tngkat perkembangan mental yang lebh bak bla dbandngkan pada saat sebelum belajar. Ada 2 faktor yang mempengaruh sswa dalam memperoleh hasl belajarnya selama mengkut proses pembelajaran. Untuk mencapa hasl belajar yang sesua dengan harapan, maka perlu memperhatkan faktor-faktor yang mempengaruhnya. Menurut [10], faktor-faktor yang mempengaruh hasl belajar ada banyak jensnya, tetap dapat dgolongkan menjad dua golongan saja yatu faktor nternal dan eksternal. a. Ranah kogntf, terdr dar lma perlaku yatu: 1. Pengetahuan, mencapa kemampuan ngatan tentang hal yang telah dpelajar dan tersmpan dalam ngatan. Pengetahuan tu berkenaan dengan fakta, perstwa, pengertan, kadah,teor, prnsp atau metode, 2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap art dan makna tentang hal yang dpelajar, 3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kadah untuk menghadap masalah yang nyata dan baru, 4. Analss, mencakup kemampuan terpernc suatu kesatuan ke dalam baganbagan sehngga struktur keseluruhan dapat dpaham dengan bak, 5. Sntess, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan krtera tertentu. b. Ranah Afektf, terdr dar lma perlaku yatu: 1. Penermaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesedaan memperhatkan tersebut, 2. Partspas, yang mencakup kerelaan, kesedaan memperhatkan dan berpartspas dalam suatu kegatan, 3. Penlaan dan penentuan skap, yang mencakup menerma suatu nla, mengharga, mengaku dan menentukan skap, 4. Organsas, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sstem nla sebaga pedoman dan pegangan hdup, 5. Pembentukan pola hdup, yang mencakup kemampuan menghayat nla dan membentuknya menjad pola nla kehdupan prbad. c. Ranah Pskomotor, terdr dar tujuh jens perlaku: 1. Perseps, yang mencakup kemampuan memlah-mlahkan (mendeskrpskan) hal-hal secara khas dan menyadar adanya perbedaan yang khas tersebut, 2. Kesapan, yang mencakup kemampuan penempatan dr dalam keadaan dmana akan terjad suatu gerakan atau rangkaan gerakan, 3. Gerakan terbmbng, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesua dengan contoh atau gerakan penruan, 4. Gerakan yang terbasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan tanpa contoh, 5. Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keteramplan yang terdr dar banyak tahap secara lancar, efsen dan tepat, 6. Penyesuaan pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaan pola gerakgerk dengan persyaratan khusus yang berlaku, dan kreatvtas mencakup kemampuan melahrkan pola gerak-gerk yang baru atas dasar prakarsa sendr. Maka hasl belajar secara lengkap dan djabarkan sebaga berkut: 1. Ranah kogntf, merupakan ranah yang berkatan dengan kemampuan beraktftas, kemampuan memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, penentuan dan penalaran. 2. Ranah afektf, merupakan ranah yang berkatan dengan emos, skap, derajat penermaan atau penolakan terhadap suatu objek. 3. Ranah pskomotor, merupakan ranah yang berkatan dengan kemampuan dalam melakukan dengan melbatkan anggota badan yang berkata dengan gerak fsk. III. METODOLOGI PENELITIAN Peneltan Ekspermen n memlk tujuan untuk mengetahu model manakah yang lebh bak dantara model pembelajaran Numbered Head Together, model pembelajaran Group Investgaton dan model pembelajaran konvensonal sswa kelas VII pada mata pelajaran TIK d SMP Neger 2 Mendoyo. Metode yang dgunakan dalam penltan n adalah metode ekspermen dengan membag 3 kelompok yang terdr dar 1 kelompok kelas kontrol dan 2 kelompok kelas ekspermen.

6 Kelompok kelas kontrol merupakan kelompok kelas yang akan dterapkan model pembelajaran langsung. 2 kelompok kelas ekspermen terdr dar kelompok pertama dan kelompok kedua. Kelompok pertama adalah kelompok yang belajar menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together. Kelompok kedua adalah kelompok yang belajar menggunakan model pembelajaran Group Investgaton. Jens peneltan ekspermen yang dgunakan yatu peneltan ekspermen semu (quas experment). Desan peneltan yang dgunakan adalah post-test control group desgn. Metode pengumpulan data yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode tes dan angket. Metode tes dgunakan untuk mengetahu hasl belajar TIK sswa dengan menggunakan tes plhan ganda (obyektf) dan tes keteramplan (pskomotor), sedangkan metode angket dgunakan untuk mengetahu respons dan berpkr kreatf sswa terkat dengan penerapan model pembelajaran Numbered Head Together dan Group Investgaton terhadap hasl belajar. Uj prasyarat yang dgunakan dalam peneltan n yatu uj normaltas dlakukan untuk mengetahu sebaran data tersebut normal atau tdak normal terhadap hasl belajar TIK pada kelas ekspermen dan kelas kontrol dan uj homogentas dlakukan untuk mengetahu apakah varans kelompok ekspermen dan kelompok kontrol homogen atau tdak homogen sedangkan uj hpotess dlakukan untuk mengetahu apakah hpotess alternatf yang telah dajukan dterma atau dtolak dengan menggunakan rumus Anova Satu Jalur dan uj berpasangan t-scheffe. IV. PEMBAHASAN Dar data hasl pengukuran terhadap hasl belajar Teknolog Informas dan Komunkas (TIK) menunjukkan bahwa pada kelompok ekspermen NHT yang berjumlah 34 sswa, skor tertngg adalah 49 dan skor terendah 39 dengan rentangan nterval data adalah 11, banyak kelas ntervalnya adalah 6 dan panjang nterval 2. Adapun dstrbuas data hasl belajar sswa kelompok ekspermen NHT dsajkan pada tabel 1. Tabel 1. Dstrbus Frekuens Hasl Belajar Kelompok Ekspermen NHT Interval Nla Tengah F F (%) FK (%) Nla FK Interval Tengah F F (%) (%) Jumlah Skor rata-rata dapat dhtung dengan rumus : x f x f Dar data hasl pengukuran terhadap hasl belajar Teknolog Informas dan Komunkas (TIK), menunjukkan bahwa pada kelompok ekspermen GI yang berjumlah 33 sswa, skor tertngg adalah 47 dan skor terendah adalah 37 dengan rentang nterval adalah 11, banyak kelas nterval adalah 6 dan panjang nterval 2. Adapun dstrbus data hasl belajar sswa kelompok ekspermen GI dsajkan pada tabel 2. Tabel 2. Dstrbus Frekuens Hasl Belajar Kelompok Ekspermen GI Interval Nla Tengah F F (%) FK (%) Jumlah Skor rata-rata dapat dhtung dengan rumus : x f x f Dar data hasl pengukuran terhadap hasl belajar Teknolog Informas dan Komunkas (TIK), menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol yang berjumlah 34 sswa, skor tertngg adalah 47 dan skor terendah adalah 33 dengan rentang nterval adalah 10, banyak kelas nterval adalah 6 dan panjang nterval 2.

7 Adapun dstrbus data hasl belajar sswa kelompok ekspermen GI dsajkan pada tabel 3. Tabel 3. Dstrbus Frekuens hasl belajar kelompok kontrol. Interval Nla Tengah F F (%) FK (%) Jumlah Skor rata-rata dapat dhtung dengan rumus : x f x f Berdasarkan data yang dperoleh, rata-rata hasl belajar TIK pada kelompok ekspermen NHT lebh besar dbandngkan dengan kelompok ekspermen G dan kelompok control. Hasl perhtungan uj normaltas dan homogentas kedua kelompok memlk data yang normal dan homogeny. Berdasarkan uj normaltas yang telah dlakukan, pada kelompok ekspermen NHT dperoleh X 2 htung sebesar 2.514, pada kelompok ekspermen GI dperoleh X 2 htung sebesar -14,216, pada kelompok kontrol dperoleh X 2 htung sebesar 1,961. Karena nla X 2 htung dar kedua kelompok lebh kecr dar X 2 tabel maka dapat dnyatakan bahwa dstrbuas normal, sedangkan dar uj homogentas yang telah dlakukan dperoleh F htung 1.41 dengan F tabel sebesar karena nla F htung lebh kecl dar F tabel maka dapat dnyatakan bahwa varans dar ketga kelompok adalah homogen. Tabel 4.Perhtungan Hpotess menggunakan Anova satu jalur Sum ber Var as antar A dalam Total JK d b RJ K Fh t Ftabel 5 % % Keput usan Sgnfk an Dar Data Perhtungan uj hpotess dengan uj anova satu jalur menggunakan Mcrosoft Excel, dengan taraf sgnfkan 5% dan 1% dperoleh F htung = dbandngkan dengan F tabel dengan db pemblang (a-1) = 3-1 = 2 dan db penyebut (N-a) = = 98, dperoleh nla F tabel dengan taraf sgnfkan 5% yatu 3,09 dan dengan taraf sgnfkan 1% yatu 4,83. Sehngga F htung > F tabel bak dengan taraf sgnfkan 1% maupun 5 % (63,24 > 4,83 > 3,09) sehngga H 0 dtolak dan H a dterma. Sedangkan analss Anova satu Jalur dengan SPSS mendapatkan hasl F htung = 63,24 dengan nla sgnfkan 0,000 dmana nla sgnfkan < 0,05 maka H 0 dtolak dan H a dterma. Berart terdapat pengaruh yang sgnfkan terhadap hasl belajar sswa yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dan model pembelajaran Numbered Head Together. Tabel 5.Perhtungan Hpotess menggunakan Anova satu jalur HIPOTESIS II DENGAN UJI BERPASANGAN t-scheffe Fht Ftabel Keputusan t Sgnfkan t Sgnfkan t Sgnfkan Dar data Perhtungan uj t-schaffe menggunakan Mcrosoft Excel menunjukan t1-2 memlk F ht nla lebh besar dar F tabel (4.07 > 3.99) dan t1-3 memlk F ht nla lebh besar dar F tabel (11.12 > 3.99) serta t2-3 memlk F ht nla lebh besar dar F tabel (6.97 > 3.99). Berdasarkan krtera pengujan, karena F htung > F tabel maka H 0 dtolak. H 0 dtolak maka H a dterma yang artnya hasl belajar sswa yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together lebh tngg darpada sswa yang menggunakan model pembelajaran Group Investgaton dan

8 konvensonal, Sehngga model pembelajaran Numbered Head Together lebh bak dbandng model pembelajaran Group Investgaton dan pembelajaran konvensonal. Sedangkan analss dengan uj berpasangan t-sceffe dengan SPSS dmana masng-masng pasangan dkatakan sgnfkan apabla kurang dar 0,05 nla sgnfkan masng masng pasangan dperoleh hasl perbandngan model pembelajaran Numbered Head Together dengan model pembelajaran Group Investgaton memlk nla sgnfkan 0,000 < 0,05 sehngga dnyatakan sgnfkan, hasl perbandngan model pembelajaran Numbered Head Together dengan model pembelajaran konvensonal memlk nla sgnfkan 0,000 < 0,05 sehngga dnyatakan sgnfkan, dan hasl perbandngan model pembelajaran Group Investgaton dengan model pembelajaran konvensonal memlk nla sgnfkan 0,000 < 0,05 sehngga dnyatakan sgnfkan. Setelah dperoleh hasl yang sgnfkan maka dlanjutkan untuk menentukan model pembelajaran yang terbak, dengan cara membandngkan rata-rata hasl belajar sswa kelas ekspermen model pembelajaran Numbered Head Together, kelas ekspermen model pembelajaran Numbered Head Together, dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensonal. Dlhat dar nla rata rata masng masng kelas yang dhtung dengan Mcrosoft Excel dan dengan menggunakan SPSS menghaslkan nla yang sama yatu nla rata-rata kelas ekspermen model pembelajaran Numbered Head Together adalah 44,15, nla rata-rata kelas ekspermen model pembelajaran Group Investgaton dalah 41,55, dan nla rata-rata kelas ekspermen model pembelajaran konvensonal yang merupakan menjad kelas kontrol adalah 37,09. Sehngga ratarata kelas ekspermen model pembelajaran Numbered Head Together lebh besar dar model pembelajaran kelas ekspermen model pembelajaran Group Investgaton dan lebh besar dar kelas kelas kontrol yatu (44,15 > 41,55> 37,09), sehngga H 0 dtolak dan H a dterma yatu Rata-rata hasl belajar sswa yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together lebh tngg darpada sswa yang menggunakan model pembelajaran Group Investgaton Sehngga model pembelajaran Numbered Head Together lebh bak dbandng model pembelajaran Group Investgaton. Faktor yang menyebabkan rata-rata hasl posttest kelompok NHT lebh tngg darpada rata-rata hasl post-test sswa kelompok GI, dkarenakan oleh beberapa faktor yatu. Pertama, ketka sswa dberkan waktu untuk melakukan dskus, sswa pada kelompok kelas ekspermen GI cenderung akan mengerjakan secara ndvdu. Lembar kerja sswa yang seharusnya dkerjakan oleh seluruh anggota kelompok ternyata hanya dkerjakan oleh beberapa anggota, sedangkan anggota lannya sbuk mengobrol atau bercanda dengan anggota lannya bahkan dengan anggota kelompok lan, Kedua, setelah dskus pada kedua model pembelajaran n akan dlakukan proses pemberan jawaban. Pada kelas ekspermen GI, pemberan jawaban dlakukan dalam bentuk presentas. Sswa yang tdak sebaga penyaj lebh banyak mengobrol dengan temannya tdak mengkut jalannya presentas. Sehngga pada saat guru memberkan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan yang terdapat pada presentas, sswa menjelaskan dengan kurang bak. Ketga, d kelompok ekspermen NHT sswa dtuntut untuk aktf dan sap, dlhat dar fase pemberan jawaban, dsn nomor sswa akan dpanggl secara acak setelah dpanggl nomor yang maju, akan memberkan jawaban dar pertanyaan guru. Dar fase tersebut sswa dtuntut untuk mengusa mater dan selalu sap jka nomor yang mereka pegang keluar. Hasl analss respon sswa kelompok ekspermen juga menunjukkan hasl respon yang sangat postf terhadap penerapan model pembelajaran Numbered Head Together dengan presentase sebanyak 27 sswa (79,41%) merespon sangat postf, sebanyak 5 sswa (14.71%) merespon postf, sebanyak 2 sswa (6%) merespon cukup postf dan tdak ada sswa yang merespon kurang postf dan sangat kurang postf. Respon sswa kelas ekspermen yang menggunakan model Group Investgaton dengan presentase 11 sswa (33 %) merespon sangat postf, sebanyak 20 (66%) merespon postf, sebanyak 2 sswa (6%) merespon cukup postf dan tdak ada sswa yang merespon kurang postf dan sangat kurang postf. Butr pernyataan yang mendapatkan nla terbesar pada kelompok ekpermen Numbered Head Together adalah butr no 7 yatu saya setuju model Numbered Head Together sangat cocok dterapkan pada pokok bahasan Hardware dan Software. Pada kelompok ekspermen Group Investgaton adalah butr no 23 yatu saya bsa menjawab pertanyaan guru setelah belajar dengan model Group Investgaton. Adapun kendala-kendala yang dhadap dalam peneltan n, dsebabkan oleh beberapa hal yatu.

9 Pertama, rentan waktu belajar mata pelajaran TIK d sekolah yang sngkat yatu 2x45 ment dan rentang waktu peneltan yang sedkt dsebabkan oleh har lbur keagamaan dan ujan sekolah sehngga membuat pelaksanaan kegatan pembelajaran tdak efektf. Kedua, beberapa sswa mash belum terbasa untuk belajar kelompok dan sswa mash sedkt bngung dengan model pembelajaran NHT dan GI,dkarenakan sswa VII d SMP N 2 Mendoyo baru pertama kal menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe NHT dan GI. Ketga pada har pertama peneltan beberapa sswa mash malu untuk mengemukakan pendapatnya dhadapan teman-temannya dan pada jam terakhr pembelajaran sswa kurang fokus mengkut pembelajaran dkarenakan konsentras belajar sswa menurun karena jam pulang sekolah oleh karna tu sswa yang kurang aktf cenderung hanya dam dan melhat saja, serta jarang kut mengerjakan permasalahan yang telah dberkan. Akbatnya, sswa tersebut menjad kurang memaham mater yang telah dberkan. A. Smpulan V PENUTUP Berdasarkan paparan hasl peneltan dan pembahasan dapat dsmpulkan sebaga berkut. 1. Terdapat Perbedaan hasl belajar antara kelompok sswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe NHT (Numbered Head Together) dan kelompok sswa yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe GI (Group Investgaton). Penerapan model pembelajaran kooperatf tpe NHT (Numbered Head Together) memberkan hasl yang lebh bak dbandngkan dengan model pembelajaran kooperatf tpe GI (Group Investgaton). 2. Terdapat respon sswa yang sangat postf dengan pembelajaran menggunakan NHT dan GI. Hal n dapat dlhat dar rata-rata respon sswa menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe Numbered Head Together (NHT) yatu % yang tergolong pada kategor sangat postf. Rata-rata respon sswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatf tpe Group Investgaton (GI) yatu 33 % yang tergolong pada kategor sangat postf sehngga penerapan model pembelajaran kooperatf tpe NHT dan GI dapat dterma dengan sangat postf oleh sswa. B. Saran Berdasarkan hasl peneltan dapat dajukan beberapa saran guna menngkatkan kualtas pembelajaran TIK. 1. Hasl peneltan menunjukkan bahwa penerapan model NHT memberkan hasl yang lebh bak dbandngkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatf tpe GI. Sehngga penuls menyarankan kepada para guru agar model pembelajaran kooperatf tpe Numbered Head Together (NHT) dapat menjad salah satu alternatve pendekatan pembelajaran yang dgunakan. 2. Penelt menyadar bahwa perlakuan yang dberkan keapada sswa cukup sngkat jka dgunakan untuk mengetahu hasl belajar sswa. Hal n dsebabkan karena penelt hanya menelt 1 bab saja yatu pengenalan hardware dan software yang berlangsung 5 kal pertemuan (5 x 2 jam pelajaran) yang drasa sngkat untuk mengetahu secara rnc hasl belajar sswa. Ada kemungknan pokok bahasan lan akan memberkan hasl yang berbeda dengan pokok bahasan yang djadkan mater perlakuan. Dsarankan peneltan lan agar melaksanakan peneltan sejens dengan pemlhan mater yang berbeda dan waktu yang lebh lama untuk mendapatkan hasl belajar sswa yang lebh rnc. REFERENCES [1] Isjon, Cooveratve Learnng Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Bandung: Alfabeta, [2] F. Ran, Stud Komparatf Model Pembelajaran Numbered Head Together dan Teams Games Tournament Berbantuan Assemen Portofolo Terhadap Hasl Belajar Sswa Pada Mata Pelajaran Teknolog Informas dan Komunkas Kelas VII SMP Laboratorum Undksha Tahun Ajaran 2013/2, Sngaraja: Undksha, [3] I. Purnamasar, Stud Komparas Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatf Tpe Group Investagton dengan Kooratf Tpe Jgsaw Terhadap Aktvtas dan Hasl Belajar TIK, Sngaraja: Undksha, [4] D. L. Bahry, The Practce Of Comparatve Research, London: Longman, 1995, pp

10 [5] S. Arkunto, "Prosedur Peneltan Suatu Pendekatan Praktek," Jakarta, PT Rneka Cpta, [6] S. Kard and M. Nur, Pengajaran Langsung, Surabaya: Unversty Press, [10] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhnya, Jakarta: Rneka Cpta, [7] M. H. Ibrahm, Pembelajaran Kooperatf, Surabaya: UNESA, [8] P. W. Armbawa, Model-model Pembelajaran, Sngaraja: Perpustakaan Undksha, [9] Dmyat and Mudjono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Asd Mahasatya, 2002.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013 ISSN Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Penerapan Model Cooperatve Learnng tpe Tme Token dan TPS (Thnk Par and Share) terhadap Hasl Belajar Sswa pada Mata Pelajaran Teknolog Informas

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 4, Juni 2013

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 4, Juni 2013 Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Volume 2, Nomor 4, Jun 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Actve Learnng dengan Metode Everyone Is Teacher Here Terhadap Prestas Belajar Sswa Pada Mata Pelajaran

Lebih terperinci

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3 Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Model Pembelajaran Cooperatve Integrated Readng and Composton (CIRC)Terhadap Hasl Belajar TIK Sswa Kelas VII (Stud Kasus : SMP Neger 4 Sngaraja)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 4, Juni 2013

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 4, Juni 2013 Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Model Pembelajaran Explct Instructon Terhadap Hasl Belajar TIK Sswa Kelas VIII (Stud Kasus: SMP Neger 3 Sngaraja Tahun Ajaran 2012/2013) Putu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

PENGARUH E-LEARNING SCHOOLOGY TERHADAP HASIL BELAJAR SIMULASI DIGITAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI

PENGARUH E-LEARNING SCHOOLOGY TERHADAP HASIL BELAJAR SIMULASI DIGITAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI Jurnal Penddkan Teknolog dan Kejuruan Vol. 14, No., Jul 017, Hal :16 PENGARUH E-LEARNING SCHOOLOGY TERHADAP HASIL BELAJAR SIMULASI DIGITAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI Komang Sabda Kusumantara 1), Gede

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada semester ganjl tahun ajaran 010/011 antara bulan September - November 010 d SMP Neger 1 Kalanda Kabupaten Lampung Selatan.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang efektftas penggunaan model Group Investgaton (GI) terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VIII MTs Fatahllah Brngn Ngalyan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

Pande Made Dwi Putranjaya 1, Dessy Seri Wahyuni 2, I Gede Mahendra Darmawiguna 3. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI)

Pande Made Dwi Putranjaya 1, Dessy Seri Wahyuni 2, I Gede Mahendra Darmawiguna 3. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatf Tpe Insde Outsde Crcle Terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VII (Stud Kasus : SMPN 2 Sawan Tahun Ajaran 2012/2013) Pande Made Dw Putranjaya 1, Dessy Ser Wahyun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbandingan hasil belajar BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan. Peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt perbandngan hasl belajar sswa melalu model

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK Vol. 8 No. Jun 016 Halaman 03-09 http://dx.do.org/10.0/jp.016.v8.178 Webste: ejournal.stkp-pgr-sumbar.ac.d/ndex.php/ /pelang PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMK Mra

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA ARTIKEL PENELITIAN Oleh SULINDA NIM. F37008001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SDN 35 PONTIANAK SELATAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH ERLY HERLIANA F37008033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RINGKASAN OPTIMALISASI PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN GROUP RESUME DAN CONCEPT MAP DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI Oleh: Endang Mulyan Daru Wahyun Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (009:6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

Ari Semayang dan Rahmatsyah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Ari Semayang dan Rahmatsyah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI CAHAYA DI KELASVIII SMP NEGERI 1 PANTAI CERMIN T.P. 2013/2014 Ar Semayang dan Rahmatsyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt keefektfan meda pembelajaran

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci