BAB 21. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 21. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... BAB. INDUKSI EEKTROMAGNETIK.... Huku Faraday dan enz.... Generator istrik Transforator Indukstansi Energi dala Medan Magnet....6 Rangkaian istrik AC Osilator....8 Quis...

2 BAB. INDUKSI EEKTROMAGNETIK. Huku Faraday dan enz Huku induksi Faraday enyatakan bahwa gaya gerak listrik (ggl) induksi v di dala sebuah rangkaian adalah saa (kecuali tanda negatifnya) dengan kecepatan perubahan fluks yang elalui rangkaian tersebut, atau dala bentuk persaaan v v dφ () Tanda negatif pada huku induksi Faraday berarti bahwa ggl induksi yang tibul akan enyebabkan arus yang elawan penyebab tibulnya ggl induksi itu sendiri. Pernyataan ini dikenal sebagai huku enz. Huku ini direduksi dari prinsip kekekalan energi oleh H.F. enz pada tahun 834. Sebagai gabaran dari huku enz ini, perhatikan Gabar berikut. Arah arus pada gabar tersebut dapat kita tentukan dengan enggunakan huku enz Gabar Bila agnet digerakkan ke bawah, fluks induksi yang enebus sipal kawat berkurang. Menurut huku enz, arah arus induksi haruslah elawan penyebabnya, yaitu elawan berkurangnya fluks dengan eperkuat fluks yang sudah ada. Jadi edan agnet yang dihasilkan kawat harus berarah ke atas sehingga arah arus engarah ke kanan. Tinjaulah Gabar yang eperlihatkan sebuah sipal kawat segiepat siku-siku yang lebarnya l, dengan salah satu ujungnya berada dala edan agnet unifor B v. Sipal tersebut ditarik ke kanan dengan laju konstan v. Anggap bahwa batas edan agnet diberikan oleh garis putus-putus, di luar garis tersebut edan agnet saa dengan nol.

3 Fluks Φ yang tercakup oleh sipal adalah Gabar Φ Blx BA () di ana lx adalah luas bagian sipal yang berada di dala edan agnet. Dari huku Faraday, didapatkan ggl induksi dφ d dx ( Blx) Bl Blv (3) Dari huku enz, arus tersebut (dengan deikian ) harus searah dengan arah perputaran jaru ja. Arah tersebut enentang perubahan (pengurangan) Φ dengan enghasilkan sebuah edan yang searah dengan edan luar di dala sipal tersebut. Dengan kata lain harga positif jika arus yang terjadi enghasilkan induksi agnet yang searah dengan induksi agnet luar yang sudah ada. Jadi karena positif aka arus yang tibul adalah i R Blv R (4) dengan R adalah habatan sipal. Untuk enghasilkan arus ini, suber ggl harus enstransfer energi ke dala rangkaian sebesar B l v P i R R v v v Arus di dala sipal enibulkan gaya-gaya F, F dan F3 (5) penghantar tersebut enurut persaaan v F v v il x B yang bekerja pada ketiga (6) 3

4 Karena v v F dan F 3 epunyai besar saa dan arah berlawanan aka kedua gaya tersebut saling eniadakan. Satu-satunya gaya yang enentang usaha kita untuk enggerakkan sipal adalah F v yang besarnya B l v F ilb sin 90 R (7) Daya yang ditibulkan oleh gaya tersebut B l v P F F v R (8) yang identik dengan persaaan (5). Dengan prinsip kekekalan kekekalan energi aka energi teral harus uncul dala habatan dengan kecepatan yang saa. Dengan engingat persaaan (4) aka kita dapat enyatakan kecepatan produksi energi teral P T Blv B l v P T i R R R R (9) yang juga identik dengan persaaan (5). Keiripan bentuk dala persaaan (5), (8) dan (9) enyatakan bahwa daya yang kita berikan untuk enarik sipal saa dengan daya yang digunakan untuk enghasilkan arus yang pada akhirnya diubah enjadi energi teral, yang sesuai dengan huku kekekalan energi. Dengan kata lain, persaaan di atas erupakan ilustrasi kuantitatif engenai terjadinya perubahan energi ekanis enjadi energi listrik yang keudian diubah enjadi energi teral. Kita tinjau sekali lagi berlakunya huku enz pada persoalan di atas. Penyebab tibulnya ggl induksi dapat ditinjau dari dua sisi : pertaa, Penyebab ggl induksi karena sipal digerakkan ke kanan. Arus yang tibul enyebabkan pada sipal bekerja gaya resultan yang berarah ke kiri, yaitu elawan penyebabnya. Kedua, Penyebab tibulnya ggl induksi karena perubahan fluks induksi, untuk kasus di atas fluks berkurang. Akibatnya arus yang tibul epunyai arah eperkuat fluks induksi, jadi elawan berkurangnya fluks induksi Contoh Dua buah kuparan dililitkan pada karton. Kuparan dihubungkan dengan suber tegangan dan habatan geser seperti terlihat pada Gabar 3. Jika penggeser pada R digeser ke kiri, yang 4

5 berarti arus bertabah, aka pada kuparan akan terjadi arus induksi. Ke anakah arah arus pada R. Gabar 3 Jawab Dengan bertabahnya arus pada kuparan aka induksi agnet B v yang berarah ke kanan akan bertabah. Karena fluks berubah dengan waktu aka pada kuparan akan tibul arus induksi. Menurut huku enz arah arus harus elawan penyebabnya yaitu bertabahnya fluks. Agar ini terjadi aka arus pada kuparan harus enghasilkan edan agnet arah ke kiri yaitu Dengan deikian arah arus pada kuparan adalah dari d ke c. Contoh Gabar 4 elukiskan sebuah loga PQ sepanjang l 90 c yang digerakkan dengan kecepatan tetap v /s sejajar dengan kawat lurus berarus i 40 A. Batang tersebut berjarak x 0 c dari kawat. Hitunglah ggl induksi pada batang serta tentukanlah ujung batang yang berpotensial tinggi. B v. Gabar 4 5

6 Jawab Jika batang PQ digerakkan, elektron bebas pada batang akan bergerak yang akan enibulkan pengupulan uatan pada kedua ujung batang. Akibatnya pada kedua ujung batang terjadi perbedaan potensial. Karena tak ada sipal kawat, arus tak dapat engalir terus. Karena itu untuk enghitung ggl, kita bayangkan ada kawat berbentuk U seperti dilukiskan dengan garis putusputus pada Gabar 4. Kita tidak dapat enggunakan persaaan Blv karena fluks tidak hoogen. Akan tetapi untuk eleen dy aka perubahan B dala dy dapat diabaikan dan persaaan di atas dapat digunakan. d B(y) v dy (0) dengan B(y) dari huku Apere adalah μ0 i B( y) () π y Jadi dari persaaan (0) dan () diperoleh μ0 i μ0iv vdy π y π batang 0, dy y μ 0iv ln y π 0, -7 μ0iv (4π x 0 )(40)() ln0 ln0 3,68 x 0 π π μ0iv ln π -5 0, V 36,8 μv Arah dapat ditentukan dengan enggunakan huku enz. Sebab tibulnya ggl induksi karena batang PQ didorong ke kanan. Ggl induksi elawan ini dengan enibulkan arus pada batang PQ sehingga tibul gaya ke kiri, elawan dorongan kita. Dengan kaidah tangan kanan didapatkan bahwa arus bergerak dari bawah ke atas. Jadi ujung yang berpotensial tinggi adalah ujung Q.Gauss. Generator istrik Generator engubah energi ekanik enjadi energi listrik, yang erupakan kebalikan dari cara kerja otor. Prinsip kerja dari generator adalah kuparan yang berputar dala edan agnetic seraga. Ujung kuparan diberi sebuah cincin yang dinaakan cincin selip yang berputar engikuti kuparan. 6

7 Fluks agnatik yang elalui kuparan adalah φ NBAcosθ, diana θ adalah sudut yang dibentuk bidang kuparan dengan edan agnetik seraga B, N erupakan banyaknya lilitan dan A luas kuparan. Gabar Pengaruh Medan Magnet pada otor Gabar Prinsip generator GG yang dihasilkan adalah : ω adalah frekuensi sudut putar. sin( ωt +δ) aks aks NBAω.3 Transforator Dengan pertibangan efisiensi aka transisi daya listrik dilakukan pada tegangan tinggi dan arus kecil. Sebaliknya faktor keaanan dan alasan keselaatan enganjurkan peakaian tegangan yang rendah. Untuk enyatukan dua kepentingan yang berbeda ini aka diperlukan alat yang dapat enaikkan atau enurunkan tegangan di dala sebuah rangkaian dengan epertahankan hasil 7

8 perkalian iv tetap konstan. Alat tersebut adalah transforator. abang untuk transforator dengan inti besi adalah Pada dasarnya transforator terdiri dari dua kuparan yang secara elektris tersekat satu saa lain dan saa-saa terlilit pada satu inti dari besi seperti ditunjukkan oleh Gabar 4. Kuparan yang eneria daya disebut kuparan prier dan yang engeluarkan daya disebut kuparan sekunder. Kuparan yang ana saja dapat dijadikan kuparan prier. Gabar 4 Gaya gerak listrik ibas yang tibul dala kuparan prier dan sekunder asing-asing adalah d N Φ d dan N Φ (36) Perbandingan ggl kuparan sekunder dengan prier adalah N N N atau (37) N Jika N > N aka transforator tersebut disebut penaik tegangan(step-up). Jika N < N disebut penurun tegangan (step-down). Bila arus yang ditarik dari suber adalah i dan arus yang ditarik dari kuparan sekunder i, aka dengan asusi daya hilang diabaikan didapat P P atau i i (38) Tetapi karena / N /N, aka N i (39) i N Yang dibicarakan di atas adalah transforator ideal, padahal pada prakteknya terjadi kerugian daya. Daya yang hilang ini disebabkan oleh rugi panas i R pada kedua kuparan (rugi 8

9 tebaga) dan rugi akibat histerisis dan arus pusar dala inti transforator (rugi inti). Perbandingan daya asukan dengan daya keluaran disebut efisiensi atau daya guna dari transforator, yaitu daya keluaran daya asukan - daya hilang Efisiensi (40) daya asukan daya asukan Contoh 5 Pada sebuah transforator tertulis : tegangan prier 0 V, tegangan sekunder 6 V dan arus aksiu yang dapat diabil dari transforator 300 A. Hitunglah (a) perbandingan julah lilitan kuparan sekunder dan prier, (b) arus aksiu yang dapat engalir pada kuparan prier, dan (c) daya aksiu yang dapat ditarik oleh beban. Jawab N N i (300) 0 i 8 A Bila arus sekunder yang ditarik lebih besar daripada 300 A aka tegangan sekunder akan turun dari 6 V, karena adanya habatan dala atau habatan keluaran dari transforator. Jika berhubungan dengan arus yang besar, beban arus yang elebihi rating arus akan enyebabkan kawat lilitan terbakar. P i (6)(0,3),8 watt.4 Indukstansi Untuk eperlihatkan efek induksi/ibas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu efek induksi yang disebabkan oleh sebuah koil/kuparan yang dialiri arus dan dua buah koil berdekatan di ana salah satu koil dialiri arus. Untuk ebedakan naa kedua efek tersebut aka untuk satu koil disebut induksi diri (self-induction) dan untuk dua koil disebut utual induksi (utual induction). Induktansi Diri Tinjau sebuah koil yang terbungkus rapat (close-packed) atau sebuah toroida atau bagian tengah sebuah solenoida panjang dengan julah lilitan N. Di dala ketiga jenis kuparan itu, fluks Φ yang ditibulkan dala setiap lilitan oleh arus i adalah saa. Dari huku Faraday, ggl induksinya adalah d ( NΦ) () 9

10 dengan NΦ adalah banyaknya tautan fluks (flux linkages) yang erupakan kuantitas karakteristik yang penting untuk induksi. Jika tidak ada bahan-bahan agnetik seperti besi di dekatnya, aka kuantitas tersebut sebanding dengan arus i. NΦ i (3) dengan adalah tetapan penbanding yang dinaakan induktansi (inductance). Sehingga persaaan () enjadi d( NΦ) di (4) Atau ditulis di / (5) Satuan induktansi adalah Vs/A henry (H) Sebuah rangkaian atau bagian dari rangkaian yang epunyai induktansi disebut induktor. abang induktor adalah Contoh 3 Sebuah toroida yang intinya udara epunyai 00 lilitan. Jika luas penapangnya 0 c dan kelilingnya 0,5, hitunglah induktansi diri dari toroida tersebut. Jawab Fluks dala toroida Φ BA μ 0 NiA l Karena seluruh fluks encakup tiap lilitan aka induktansi diri -7-3 NΦ μ0n A ( 4π x 0 )(00) (0 ) -5,5 x 0 H 5 μh l l 0,5 Induktansi Bersaa Perhatikan Gabar 5 yang eperlihatkan dua buah kuparan yang lilitannya sangat rapat. 0

11 Gabar 5 Arus dala kuparan enibulkan edan agnet yang sebagian lewat kuparan. Misalkan fluks yang elewati kuparan yang disebabkan oleh kuparan adalah Φ, aka induktansi bersaa dari kuparan oleh kuparan adalah M N Φ i atau M i N Φ (6) Jika arus i berubah dengan waktu aka M di Φ N (7) Ruas kanan persaaan (7) adalah harga negatif dari ggl induksi yang tibul dala kuparan, sehingga di M (8) Sekarang keadaanya kita balik, yaitu engalirkan arus i pada kuparan. Dengan cara yang saa seperti di atas, kita dapatkan di M (9) Jadi dapat disipulkan bahwa ggl induksi yang tibul di dala kuparan yang anapun adalah sebanding dengan kecepatan perubahan arus di dala kuparan yang lainnya. Sehingga walaupun konstanta M dan M kelihatan berbeda tapi, tanpa bukti, kita nyatakan konstanta tersebut saa. M M M (0) Maka persaaan (8) dan (9) dapat ditulis

12 di M dan di M () Contoh 4 Seperti diperlihatkan oleh Gabar 6, sebuah solenoida berarus i yang panjangnya 0,5 terdiri dari 000 lilitan kawat rapat. Sebuah kuparan kecil dengan 0 lilitan dililitkan di atas solenoida. Berapa induktansi bersaa untuk kedua lilitan tersebut. Gabar 6 Jawab Fluksi dala solenoida Φ μ0ni A BA l Fluks Φ ini setara dengan Φ, yaitu fluks bersaa total di dala kuparan dan, sehingga N Φ M i,5 x 0 μ 0 ANN l -5 H 5 μh (4π x )(0 )(0 0,5 3 )(0).5 Energi dala Medan Magnet Tinjau dua buah kawat panjang sejajar yang engangkut arus dala arah yang saa. Karena kedua kawat tersebut akan tarik enarik aka untuk eisahkan kedua kawat tersebut dibutuhkan kerja. Kita dapat eperoleh kebali kerja yang tersipan ini dengan ebiarkan kedua kawat tersebut pada kedudukan seula. Untuk enurunkan pernyataan kuantitatif tentang penyipanan energi dala edan agnet, kita tinjau Gabar 8. Persaaan () yang erupakan persaaan untuk rangkaian pada Gabar 8, didapatkan dari teorea sipal. Sedangkan teorea sipal adalah bentuk lain dari huku kekekalan energi. Jika sekarang kita engalikan kedua ruas pada persaaan () dengan i, didapatkan

13 di i i R + i (6) Tafsiran fisis dari persaaan (6) adalah : Suku pertaa enyatakan laju ggl engantarkan energi kepada rangkaian tersebut, Suku kedua enyatakan laju perubahan energi listrik enjadi energi teral dala habatan., Suku ketiga, karena energi kekal, haruslah enyatakan penyipanan energi dala edan agnet, yaitu du di B i atau du i di B (7) Dengan engintegralkan didapat U B U B i du B i di i 0 0 (8) yang enyatakan energi agnet total yang tersipan dala sebuah induktansi yang engangkut arus i. Selanjutnya kerapatan energi dapat dituliskan u B U i B (30) Al Al dinyatakan dengan Al enyatakan volue edan agnet yang tercakup. Dengan engingat hubungan μ 0 N A/l dan B μ 0 Ni/l aka persaaan (30) dapat B u B (3) μ 0 Contoh 6 Sebuah koil epunyai induktansi sebesar 5 H dan habatan 0 Ω. Jika dipakaikan sebuah suber tegangan 00 V, berapakah energi yang tersipan dala edan agnet setelah arus encapai nilai aksiunya. Jawab Arus aksiu diberikan oleh 00 i 5 A R 0 Energi yang tersipan 3

14 U B i (5)(5) 6,5 J Contoh 7 Bandingkanlah energi yang diperlukan untuk enghasilkan (a) edan listrik unifor sebesar 0 5 V/ dan (b) edan agnet unifor sebesar T ( 0 4 gauss), didala sebuah volue kubus yang sisinya 0 c. Jawab a. U u E V (8,9 x 0 )(0 ) (0,) 4,5 x 0 J E E B () (0,) b. U J -7 μ V B u BV ()(4π x 0 ) 0 Jadi dapat disipulkan bahwa julah energi yang dapat disipan dala sebuah edan agnet jauh lebih besar daripada dala edan agnet, dari contoh di atas, sekitar 0 7. Sebaliknya, energi yang diperlukan untuk enghasilkan edan agnet jauh lebih besar dibanding edan listrik untuk volue yang saa..6 Rangkaian istrik AC Perhatikan bahwa untuk kondisi di ana R, C dan dapat dilokalisir pada Gabar, aka arus di dala bagian sipal adalah saa. Gabar Sehingga kita dapat enganggap arus diberikan oleh i i sin (ωt - φ) () dengan i adalah aplitudo arus dan φ adalah sudut fasa antara dan i. Untuk enyatakan i dan φ dala, ω, R, C dan, aka terlebih dahulu kita tinjau asingasing eleen RC dala rangkaian terpisah. Rangkaian Resistif Gabar eperlihatkan rangkaian resistor yang dihubungkan dengan suber AC. 4

15 Gabar Dari teorea sipal dan definisi habatan didapatkan V R sinωt (3) VR irr (4) Dari (3) dan (4) didapat i R sinωt (5) R Persaaan (3) dan (5) eperlihatkan bahwa kuantitas V R dan i R adalah sefasa, yaitu kuantitas-kuantitas tersebut encapai nilai aksiunya dala waktu yang saa. Secara grafik diperlihatkan dala Gabar 3. Gabar 3 Cara lain eeprlihatkan situasi di atas adalah dengan diagra fasor seperti diperlihatkan dala Gabar 4 5

16 Fasor yang dinyatakan dengan panah hita, berotasi berlawanan dengan arah perputaran jaru ja dengan frekuensi sudut ω engelilingi titik asal. Bahwa V R dan i R adalah sefasa disipulkan dari kenyataan bahwa fasor-fasornya terletak sepanjang garis yang saa. Fasor-fasor tersebut epunyai sifat : Panjang fasor sebanding dengan nilai aksiu dari kuantitas yang terlibat, yaitu kuantitas untuk V R (persaaan (3)) dan kuantitas ( /R) untuk i R (persaaan (5)). Proyeksi fasor-fasor ke subu vertikal eberikan nilai sesaat (instantaneus value) dari kuantitas-kuantitas yang terlibat. Rangkaian Kapasitif Gabar 5 eperlihatkan rangkaian sebuah eleen kapasitif yang dihubungkan dengan suber AC. Gabar 5 Dari teorea sipal dan definisi kapasitansi, didapat V C sinωt (6) V C q / C (7) Dari (6) dan (7) didapat dq q C sinωt atau ic ωc cosωt (8) Pebandingan persaaan (6) dan (8) eperlihatkan bahwa kuantitas-kuantitas V C dan i C yang berubah-ubah terhadap waktu adalah berbeda fasa sebesar seperepat siklus. Situasi ini dilukiskan secara grafik pada Gabar 6 dan secara fasor pada Gabar 7. Kita elihat bahwa V C ketinggalan seperepat siklus dari i C. Sudut fasa φ dala hal ini berharga

17 Gabar 6 Gabar 7 Karena alasan sietri dan notasi aka persaaan (8) kita tuliskan kebali dala bentuk i C cosωt (9) X C dengan X C (0) ω C disebut reaktansi kapasitif yang epunyai satuan oh. Dapat disipulkan bahwa jika suatu arus bolak balik yang aplitudonya i dan frekuensi sudutnya ω, terdapat di dala sebuah kapasitor aka beda potensial aksiu elalui kapasitor tersebut (tak peduli bagaianapun kopleksnya rangkaiannya) diberikan oleh V i C, X C () suber AC. Rangkaian Induktif Gabar 8 eperlihatkan rangkaian sebuah eleen induktif yang dihubungkan dengan 7

18 Gabar 8 Dari teorea sipal dan definisi induktansi, didapat V sinωt () V ( di / ) (3) Dari () dan (3) didapat di ( / ) sinωt atau i di ( / ω) cosωt (4) Pebandingan persaaan () dan (4) eperlihatkan bahwa kuantitas-kuantitas V dan i yang berubah-ubah terhadap waktu, epunyai perbedaan fasa sebesar seperepat siklus. Situasi ini dilukiskan secara grafik pada Gabar 9 dan secara fasor pada Gabar 0. Kita elihat bahwa V endahului i selaa seperepat siklus. Sudut fasa φ antara V dan i dala hal ini berharga +90. Gabar 9 Gabar 0 bentuk Sekali lagi karena alasan kekopakan notasi aka persaaan (4) kita tuliskan kebali dala 8

19 i cosωt (5) X dengan X ω (6) disebut reaktansi induktif yang juga epunyai satuan oh. Dapat disipulkan juga bahwa jika suatu arus bolak balik yang aplitudonya i dan frekuensi sudutnya ω, terdapat di dala sebuah induktor aka beda potensial aksiu elalui induktor tersebut (tak peduli bagaianapun kopleksnya rangkaiannya) diberikan oleh V i, X (7) RANGKAIAN SERI RC Sekarang kita perhatikan lagi Gabar yang erupakan rangkaian seri dari R, C dan. Dari teorea sipal didapatkan V R + V C + V (8) dengan harga aksiu i R + i X C + i X (9) Walaupun persaaan (8) benar pada sebarang waktu, tapi tidak udah untuk enentukan i dan φ karena perbedaan-perbedaan fasa yang terdapat dala suku-suku yang terpisah tersebut. Karena itu kita gunakan diagra fasor seperti diperlihatkan pada Gabar. Gabar Dari Gabar dapat diperoleh 9

20 V R, + ( V, V C, ) i ( i Z R) + ( i X i X C ) (0) dengan Z R + ( X ) X C disebut ipedansi. Satuan ipedansi adalah oh. Jadi kita dapat enyatakan i dengan enggunakan, ω, R, C, dan, yaitu i () R + ( ω / ωc) Selanjutnya sudut fasa φ didapatkan dari V, VC, i ( X X C ) X X C tgφ () V i R R R, yang tidak tergantung pada. Dengan enaikkan, aka i akan seakin besar, tetapi tidak akan engubah φ. Dengan kata lain, skala operasi berubah tetapi sifat operasinya tetap. Contoh Di dala Gabar, isalkan R 4 Ω, C 50 μf, 60 H, f 60 Hz, dan 300 V. Carilah (a) X C, (b) X, (c) Z, (d) i dan (e) φ. Jawab a. X C 8 Ω -6 ωc πfc (π )(60)(50 x 0 ) b. X ω (π)(60)(60 x 0-3 ) 3 Ω c. Z R + ( X X C ) (4) + (3 8) 6, 4 Ω Perhatikan bahwa rangkaian tersebut lebih bersifat induktif karena X > X C. 300 d. i 47 A Z 6,4 X X C 3 8 e. φ arctg arctg 5 R 4 Karena X > X C, aka φ positif dan endahului i seperti yang disarankan Gabar, tetapi seperti yang diharapkan, nilainya kurang dari 90. 0

21 .7 Osilator Dala sebuah rangkaian seri RC, ipedansi induktor dan kapasitor tergantung pada frekuensi f suber, aka arus pada rangkaian RC juga tergantung pada frekuensi. Arus akan aksiu pada suatu frekuensi jika : π fl 0 π fc Hasilnya akan didapatkan : f 0 π C Ini yang disebut dengan frekuensi resonansi rangkaian. Jika R sangat kecil aka kita seperti epunyai rangkaian C, energi di dala sebuah rangkaian C berosilasi, dengan frekuensi f 0, antara induktor dan kapasitor, sebagian energi akan terbuang di R. Proses pengisian uatan yang berlangsung bolak-balik dari suatu pelat kapasitor ke pelat lain elalui induktor, berulang terus enerus disebut dengan osilasi C atau osilasi elektroagnetik. Tidak hanya uatan yang berosilasi bolak-balik tetapi juga energi yangberosilasi..8 Quis. Kutub utara sebuah agnet digerakkan enjauhi sebuah cincin loga, seperti dala gabar di saping. Tentukan arah arus di dala bagian cincin yang terdekat dengan pebaca! Berilah penjelasan singkat jawaban anda dengan enggunakan Huku enz! B 50 c U v x. Sebuah batang diletakkan di atas rangkaian. uas penapang rangkaian tertebus secara tegak lurus oleh edan agnet B 0,5 T. Jika habatan rangkaian R 3 Ω, berapa besar gaya yang dibutuhkan untuk enggerakkan batang dengan laju tetap v /s ke kanan? 3. Induktansi sebuah kuparan yang terbungkus rapat yang terdiri 500 lilitan adalah 8 H. Berapakah fluks agnet yang elalui kuparan tersebut bila arus,5 A?

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2 TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2 TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK Bentuk tegangan dan arus bolak balik Bentuk tegangan dan arus bolak balik Ruus dan Keterangannya ; v v : tegangan sesaat (volt) : tegangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Pendahuluan

Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Pendahuluan Surya Dara, M.Sc Departeen Fisika Universitas Indonesia Pendahuluan Potensial listrik yang uncul sebagai dapak dari perubahan edan agnet dala area tertentu disebut ggl induksi. Arus yang terjadi pada kawat

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. A. ARUS BOLAK-BALIK a. Persamaan Arus dan Tegangan AC

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. A. ARUS BOLAK-BALIK a. Persamaan Arus dan Tegangan AC FISIKA KEAS II IPA - KUIKUUM GABUNGAN 09 Sesi NGAN ANGKAIAN AUS BOAK-BAIK A. AUS BOAK-BAIK a. Persaaan Arus dan Tegangan A Arus bolak-balik adalah arus listrik yang arah dan besarnya senantiasa berubah

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

Induksi elektromagnetik

Induksi elektromagnetik Induksi elektromagnetik Dede Djuhana E-mail:dede@fisika.ui.ac.id Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0 Pendahuluan Induksi Magnetik Dalam eksperimen Oersted, Biot-Savart dan Ampere menyatakan bahwa adanya gaya

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-13 CAKUPAN MATERI 1. INDUKTANSI. ENERGI TERSIMPAN DALAM MEDAN MAGNET 3. RANGKAIAN AC DAN IMPEDANSI 4. RESONANSI

Lebih terperinci

BAB 7 INDUKSI ELEKTROMAGNET

BAB 7 INDUKSI ELEKTROMAGNET BAB 7 INDUKSI ELEKTROMAGNET Induksi Elektromagnetik Hasil Yang harus anda capai Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi Setelah mempelajari Bab ini

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnet

Induksi Elektromagnet Induksi Elektromagnet Fluks magnet Sebagaimana fluks listrik, fluks magnet juga dapat diilustrasikan sebagai banyaknya garis medan yang menembus suatu permukaan. n Fluks listrik yang dihasilkan oleh medan

Lebih terperinci

Solusi Treefy Tryout OSK 2018

Solusi Treefy Tryout OSK 2018 Solusi Treefy Tryout OSK 218 Bagian 1a Misalkan ketika kelereng encapai detektor bawah untuk pertaa kalinya, kecepatan subu vertikalnya adalah v 1y. Maka syarat agar kelereng encapai titik tertinggi (ketika

Lebih terperinci

Gambar 2.44 Diagram arus, tegangan dan daya komponen resistif

Gambar 2.44 Diagram arus, tegangan dan daya komponen resistif 84 Jadi daya rara-rata adalah perkalian arus searah (D) dan tegangan searah (D) atau disebut juga daya konstan tidak lagi tergantung oleh perubahan periodik waktu. Gabar.44 Diagra arus, tegangan dan daya

Lebih terperinci

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM Kode MK: 15WP03102 ( 2 sks Teori + 1 sks praktikum) GGL Induksi dan Induktansi Dept. of Mechanical Enginering Faculty of Engineering Muhammadiyah University of Surabaya Ahmad

Lebih terperinci

USAHA DAN ENERGI DALAM ELEKTROSTATIKA

USAHA DAN ENERGI DALAM ELEKTROSTATIKA USAHA DAN ENERGI DALAM ELEKTROSTATIKA Usaha untuk Meindahkan Muatan Usaha adalah kerja yang dilakukan oleh gaya F untuk eindahkan uatan dari satu tepat ke tepat lainnya. = (1) Jika kita hendak eindahkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan

Lebih terperinci

Oleh: Sudaryatno Sudirham

Oleh: Sudaryatno Sudirham Mesin Sinkrn Oleh: Sudaryatn Sudirha Kita telah elihat bahwa pada transfratr terjadi alih energi dari sisi prier ke sisi sekunder. Energi di ke-dua sisi transfratr tersebut saa bentuknya (yaitu energi

Lebih terperinci

I t = kuat arus listrik sesaat (A) I m = kuat arus maksimum (A)

I t = kuat arus listrik sesaat (A) I m = kuat arus maksimum (A) 6 Kpetensi Dasar t.sin t Mengidentifikasi penerapan istrik A dan D dala kehidupan sehari-hari t = kuat arus listrik sesaat (A = kuat arus aksiu (A ndikatr Mrulasikan arus dan tegangan blakbalik serta paraeter-paraeternya

Lebih terperinci

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1 DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR Disusun oleh : Zahra Dhiyah Nafisa Kelas : XII IPA MADRASAH MULTITEKNIK ASIH PUTERA Jl. Muhammad Daeng Ardiwinata No. 199, Cimahi PEMBAHASAN A. INDUKTANSI I. SEJARAH

Lebih terperinci

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran 2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.

Lebih terperinci

IMBAS ELEKTRO MAGNETIK.

IMBAS ELEKTRO MAGNETIK. IMBAS ELEKTRO MAGNETIK. GAYA GERAK LISTRIK IMBAS (INDUKSI) x x a x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x B x x x x x x x x x l x x x x x x x x x x x x G x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m)

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m) INDUKSI MAGNETIK Hans Christian Oersted pada tahun 18 menemukan bahwa arus listrik dalam sebuah kawat penghantar dapat menghasilkan efek magnetik. Efek magnetik yang ditimbulkan oleh arus tersebut dapat

Lebih terperinci

20 kv TRAFO DISTRIBUSI

20 kv TRAFO DISTRIBUSI GENERATOR SINKRON Sumber listrik AC dari Pusat listrik PEMBANGKIT 150 k INDUSTRI PLTA PLTP PLTG PLTU PLTGU TRAFO GI 11/150 k TRAFO GI 150/20 k 20 k 20 k 220 BISNIS RUMAH TRAFO DISTRIBUSI SOSIAL PUBLIK

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Persamaan Maxwell Keempat (Terakhir) Induksi Elektromagnetik Animasi 8.1 Fluks Magnet yang Menembus Loop Analog dengan Fluks Listrik (Hukum Gauss) (1) B Uniform (2)

Lebih terperinci

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Menganalisis rangkaian listrik Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi

Lebih terperinci

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Perkuliahan PLPG Fisika tahun 2009 Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Muatan Listrik Dua jenis muatan listrik: positif dan negatif Satuan muatan adalah coulomb [C] Muatan elektron (negatif) atau proton (positif)

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-10 CAKUPAN MATERI 1. GGL INDUKSI DALAM PASANGAN COIL 2. GGL INDUKSI OLEH MAGNET 3. FLUX MAGNET 4. HUKUM FARADAY

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK 1.Pengertian Tegangan dan Arus Listrik Bolak-Balik Yang dimaksud dengan arus bolsk-balik ialah arus listrik yang arah serta besarnya berubah berkala,menurut suatu cara tertentu.hal

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

BAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet

BAB 20. KEMAGNETAN Magnet dan Medan Magnet Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 20. KEMAGNETAN...2 20.1 Magnet dan Medan Magnet...2 20.2 Hubungan Arus Listrik dan Medan Magnet...2 20.3 Gaya Magnet...4 20.4 Hukum Ampere...9 20.5 Efek Hall...13 20.6 Quis

Lebih terperinci

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan MAGNET JARUM Besi lunak saklar kumparan kumparan lampu Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA Jika arus listrik dapat menimbulkan medan magnet, apakah medan magnet juga dapat menimbulkan arus listrik?

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak-balik - Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0401 Version: 2016-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi perubahan medan magnetik dapat menimbulkan perubahan arus listrik (Michael Faraday) Fluks magnetik adalah banyaknya garis-garis medan magnetik yang menembus permukaan bidang secara tegak lurus GGL induksi

Lebih terperinci

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK FASO DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASA ANGKAIAN LISTIK 1. Fasor Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik Induksi Elektromagnetik Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Induksi Elektromagnetik 1 / 23 Materi 1

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik Induksi Elektromagnetik Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Induksi Elektromagnetik 1 / 21 Materi 1

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL 1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis

Lebih terperinci

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2 SOAL SOAL TERPILIH 1 1. Sebuah kumparan mempunyai 50 lilitan dalam waktu 0,02 s kumparan dimasuki fluks 310 mwb, yang kemudian turun hingga 100 mwb. Berapakah GGL induksi rata rata yang dibangkitkan oleh

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI 1 LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI A. TUJUAN 1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik

Lebih terperinci

Menu hari ini: Induktansi & Energi Magnetik Material Magnet

Menu hari ini: Induktansi & Energi Magnetik Material Magnet Induktans Menu hari ini: Induktansi & Energi Magnetik Material Magnet 2 Hukum Faraday tentang Induksi Perubahan fluks magnet menginduksi GGL Lenz: Induksi melawan perubahan 3 Cara untuk Menginduksi GGL

Lebih terperinci

BAB 5 KEMAGNETAN. A. SIFAT MAGNET 1. Garis Gaya Magnet

BAB 5 KEMAGNETAN. A. SIFAT MAGNET 1. Garis Gaya Magnet BAB 5 KEMAGNETAN STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep magnet dan elektromagnet KOMPETENSI DASAR Menguasai konsep kemagnetan Menguasai hukum magnet dan elektromagnet Menggunakan magnet Menggunakan elektromagnet

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Materi 1 Sumber arus bolak-balik (alternating current, AC) 2 Resistor pada rangkaian AC 3 Induktor

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII Nada-Nada Pipa Organa dan Dawai Soal No. 1 Sebuah pipa organa yang terbuka kedua ujungnya memiliki nada dasar dengan frekuensi sebesar 300 Hz. Tentukan besar frekuensi dari

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

BAB 6 INDUKSI ELEKTROMAGNET

BAB 6 INDUKSI ELEKTROMAGNET Lab lektronika Industri Fisika 2 A 6 INDUKSI LKTROMAGNT 1. GGL INDUKSI Pada ab 5 telah dibicarakan bahwa arus yang mengalir pada penghantar akan menimbulkan medan magnet. Setelah itu para ilmuwan juga

Lebih terperinci

solenoid tersebut ada 950 lilitan yang dialiri arus 6,60 A. a) Hitunglah kerapatan energi magnetik solenoid. B) Cari energi total yang tersimpan

solenoid tersebut ada 950 lilitan yang dialiri arus 6,60 A. a) Hitunglah kerapatan energi magnetik solenoid. B) Cari energi total yang tersimpan slenid tersebut ada 950 lilitan yang dialiri arus 6,60 A. a) Hitunglah kerapatan energi agnetik dala slenid. B) Cari energi ttal yang tersipan dala slenid 8) Sebuah generatr eberikan tegangan 00 ke lilitan

Lebih terperinci

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan Gerak Haronik Sederhana Pada Ayunan Setiap gerak yang terjadi secara berulang dala selang waktu yang saa disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur aka disebut juga sebagai gerak haronik/haronis.

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 21 September 2014

PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 21 September 2014 PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 1 Septeber 014 I. PETUNJUK UMUM: 1. Gunakan konstanta-konstanta berikut dala enyelesaikan soal. Konstanta Sibol Nilai Kecepatan cahaya c,00 10 8 /s Konstanta

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GLOMBANG LKTROMAGNTIK Contoh. Hubungan dan B dari gelobang bidang elektroagnetik Suatu gelobang bidang elektroagnetik sinusoidal dengan frekuensi 5 MHz berjalan di angkasa dala arah X, seperti ditunjukkan

Lebih terperinci

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALIK

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALIK AUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALK FSKA SMK PEGUUAN CKN Formulasi arus dan tegangan bolak-balik e e sin wt or v v sin wt Persamaan e and v di atas sesuai dengan persamaan simpangan pada gerak harmonik sederhanan,

Lebih terperinci

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk Arus Bolak-Balik Arus bolak balik dihasilkan oleh generaor yang enghasilkan egangan bolak-balik dan biasanya dala benuk fungsi sinusoida sinus aau cosinus. Tegangan dan arus bolak balik dapa dinyaakan

Lebih terperinci

waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan sesuai persamaan: N p dt Substitute Φ = N p i p /R into the above equation, then

waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan sesuai persamaan: N p dt Substitute Φ = N p i p /R into the above equation, then TRASFORMATOR Φ C i p v p p P Transformator terdiri dari sebuah inti terbuat dari laminasi-laminasi besi yang terisolasi dan kumparan dengan p lilitan yang membungkus inti. Kumparan ini disuplay tegangan

Lebih terperinci

Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 2006

Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 2006 7 AUS DAN TEGANGAN LISTIK BOLAK-BALIK Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 006 Sebagian besar energi listrik yang digunakan sekarang dihasilkan oleh generator listrik dalam

Lebih terperinci

12 A 13 D 14 D. Dit. h maks =? h maks = h + y maks = 9,2 + 1,8 = 11 m 15 B. A = B P.C Q dimensinya L.T -2 = (L 2.T 1 ) P.(L.

12 A 13 D 14 D. Dit. h maks =? h maks = h + y maks = 9,2 + 1,8 = 11 m 15 B. A = B P.C Q dimensinya L.T -2 = (L 2.T 1 ) P.(L. PEMBAHASAN PROBEM SET FISIKA SUPERINTENSIF 07 D 4 E keepatan perpindaha n s AB = 5 k v salan = 54 k/ja v uar = 36 k/ja Jika keepatan - sebuah benda saa dengan nol, aka perpindahan benda saa dengan nol.

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak Balik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0699 Version: 2011-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi: v =140

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-11 CAKUPAN MATERI 1. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ 2. GENERATOR LISTRIK 3. GENERATOR AC 4. GGL BALIK PADA MOTOR

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Media Elektrika, ol. 8, No. 1, Juni 015 ISSN 1979-7451 PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Adhi Kusantoro, ST, MT [1] Ir.Agus Nuwolo,

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Michael Faraday Jaes Clerk Maxwell Medan lektroagnetik Pergerakan uatan listrik enghasilkan edan agnet Perubahan edan agnet dapat enibulkan pergerakan uatan listrik Koil/kuparanjikadialirilistrikakanenghasilkanedanagnet

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN PROPINSI DKI JAKARTA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMA MGMP FISIKA - SMA DKI

DINAS PENDIDIKAN PROPINSI DKI JAKARTA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMA MGMP FISIKA - SMA DKI DINAS PENDIDIKAN PROPINSI DKI JAKARTA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMA MGMP FISIKA - SMA DKI Sekretariat: SMAN 72, Jl.Prihatin Kodaar Kelapa Gading Barat Jakarta Utara Telp 021 4502584 Fax: 021-45850134

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES I. TUJUAN PERCOBAAN a. Mengukur distribusi tegangan pada kondisi diterinasi 60 oh, ujung saluran terbuka dan Short circuit b. Mengukur distribusi λ/4, λ/2 pada

Lebih terperinci

RUMUS-RUMUS FISIKA SMP (diurutkan berdasarkan SKL 2008)

RUMUS-RUMUS FISIKA SMP (diurutkan berdasarkan SKL 2008) RUMUSRUMUS FISIK SMP (diurutkan berdasarkan SKL 008) M : KELS / O : Design by Denny 008 SMPK 4 BPK PEBUR O RUMUS SIMBOL STU (SI) Massa Jenis ρ = V Peuaian panjang zat padat 3 Kalor o.. T t o a. Kalor untuk

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto Rangkaian Arus Bolak Balik Rudi Susanto Arus Searah Arahnya selalu sama setiap waktu Besar arus bisa berubah Arus Bolak-Balik Arah arus berubah secara bergantian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Arus Bolak-Balik

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke BAB II TRANSFORMATOR II.1. Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak-Balik. Balik (Rangkaian AC) Pendahuluan. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia

Rangkaian Arus Bolak-Balik. Balik (Rangkaian AC) Pendahuluan. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia Rangkaian Arus Bolak-Balik Balik (Rangkaian A) Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas ndonesia Pendahuluan Akhir abad 9 Nikola esla dan George Westinghouse memenangkan proposal pendistribusian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK13AR12FIS01PAS Version: 2016-11 halaman 1 01. Perhatikan rangkaian hambatan listrik berikut. Hambatan pengganti

Lebih terperinci

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

DA S S AR AR T T E E ORI ORI BAB II 2 DASAR DASAR TEORI TEORI 2.1 Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator)

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

Transformator. Dasar Konversi Energi

Transformator. Dasar Konversi Energi Transformator Dasar Konversi Energi Transformator Transformator adalah suatu peralatan listrik yang termasuk dalam klasifikasi mesin listrik statis dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

By. Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T.

By. Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T. * By. Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T. * Fasor tegangan dan arus pada resistor Perhatikan Gabar 1 dibawah ini Gabar 1.a. Dala daerah waktu Gabar 1.b. Dala daerah frekuensi Kita ulai dari persaaan daerah

Lebih terperinci

Induktansi. Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009

Induktansi. Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009 Induktansi Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. Jurusan Fisika FMIPA UGM http:/setiawan.synthasite.com ikhsan_s@ugm.ac.id 1 Outline Induktansi Diri Rangkaian RL Energi

Lebih terperinci

Jawab: ε = bila kita substitusi v = 2v, dan l = l Bv = ½ ε A. 1 A B. 0,8 A C. 0,5 A. 1 ε D. 0,4 A E. 0,3 A. Jadi ε = Jawab: B.

Jawab: ε = bila kita substitusi v = 2v, dan l = l Bv = ½ ε A. 1 A B. 0,8 A C. 0,5 A. 1 ε D. 0,4 A E. 0,3 A. Jadi ε = Jawab: B. . Sebuah transformator menurunkan tegangan listrik bolak balik dari 0 menjadi 0. Efisiensi transformator 0%. Jika kuat arus yang mengalir ada kumaran sekunder, A maka kuat arus ada kumaran rimer adalah

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih BAB II TRASFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

VIII. TORSI Definisi Torsi. (couples) yang menghasilkan perputaran terhadap sumbu longitudinalnya. [Torsi]

VIII. TORSI Definisi Torsi. (couples) yang menghasilkan perputaran terhadap sumbu longitudinalnya. [Torsi] [orsi] VIII. OSI 8.1. Definisi orsi orsi adah suatu peuntiran sebuah batang yang diakibatkan oleh kopelkopel (couples) yang enghasilkan perputaran terhadap subu longitudinnya. Kopel-kopel yang enghasilkan

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan

Lebih terperinci

Magnet Rudi Susanto 1

Magnet Rudi Susanto 1 Magnet Rudi Susanto 1 MAGNET Sifat kemagnetan telah dikenal ribuan tahun yang lalu ketika ditemukan sejenis batu yang dapat menarik besi Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, orang telah dapat

Lebih terperinci

PEMOTONGAN PADA DUA HARGA TEGANGAN BERBEDA

PEMOTONGAN PADA DUA HARGA TEGANGAN BERBEDA EEKTONKA ANAOG Perteuan PEMOTONGAN PADA DUA HAGA TEGANGAN BEBEDA Disebut juga rangkaian pengiris atau slicer. angkaian utk peotongan pada dua harga tegangan yg berbeda ditunjukkan pd gabar (a) berikut.

Lebih terperinci