STATISTIKA MATEMATIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STATISTIKA MATEMATIKA"

Transkripsi

1 Diktat Kuliah STATISTIKA MATEMATIKA Adi Setiawan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2006 i

2 Contents Pendahuluan. Sifat Kecukupan Sifat Kelengkapan Sifat Ketakbiasan Keluarga Eksponensial Estimasi Titik 9 2. Metode yang digunakan bila tersedia statistik cukup yang lengkap Metode yang digunakan bila tidak tersedia statistik cukup lengkap Kriteria Pemilihan Estimator : Prinsip MLE Estimator Momen Kriteria Pemilihan Estimator : Pendekatan Teori Keputusan Sifat-sifat Optimal secara Asimptotik dari Estimator Pengujian Hipotesis Konsep Umum dari Pengujian Hipotesis Neyman-Pearson Pengujian Hipotesis Sederhana Melawan Alternatif Sederhana Uji UMP untuk Pengujian Hipotesis Komposit Uji UMPU untuk Pengujian Hipotesis Komposit Pengujian Parameter dari Distribusi Normal Uji Tentang Variansi Uji Tentang mean Perbandingan Parameter Dua Distribusi Normal Perbandingan Variansi Dua Densitas Normal Perbandingan Mean Dua Densitas Normal Uji Likelihood Ratio Daerah Kepercayaan 9 4. Interval Kepercayaan Interval Kepercayaan Bila Muncul Parameter Nuisans Interval Kepercayaan dan Interval Kepercayaan Pendekatan Hubungan antara Uji Hipotesis dan Interval Kepercayaan ii

3 Chapter Pendahuluan Dalam bab ini terlebih dahulu akan dibahas tentang ruang parameter (parameter space, statistik cukup (sufficient statistics, sifat kelengkapan (completeness, sifat ketakbiasan (unbiasedness dan keluarga eksponensial (exponential family.. Sifat Kecukupan Misalkan X suatu variable random dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x, θ diketahui tetapi tergantung pada suatu vektor konstan berdimensi r yaitu θ = (θ, θ 2,..., θ r t yang dinamakan parameter. Ruang parameter Ω adalah himpunan semua nilai yang mungkin dari θ. Dalam hal ini Ω R r dengan r. Misalkan X, X 2,..., X n sampel random ukuran n dari f(x; θ yaitu n variabel random yang saling bebas dan masing-masing mempunyai fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ. Masalah mendasar dalam statistika adalah membuat inferensi tentang parameter θ seperti melakukan estimasi θ, menguji hipotesis tentang θ dan lain lain. Dalam melakukan hal di atas, konsep tentang kecukupan memainkan peranan penting dalam membimbing kita untuk meringkas data tetapi tanpa kehilangan informasi yang dibawa dalam data tentang parameter θ. Di samping sifat kecukupan juga akan dibahas tentang konsep kelengkapan (completeness, sifat ketakbiasan (unbiasedness dan sifat ketakbiasan variansi minimum (minimum variance unbiasedness. Misalkan T j : R n R untuk j =, 2,..., m dan T j tidak tergantung pada θ atau sebarang kuantitas yang tidak diketahui. Vektor T = (T,..., T m

4 dinamakan statistik dimensi m, dengan T = T (X, X 2,..., X n, T 2 = T 2 (X, X 2,..., X n, dan T m = T m (X, X 2,..., X n. Sebelum didefinisikan sifat kecukupan, terlebih dahulu diberikan contoh-contoh berikut ini. Contoh. Misalkan variabel random X berdistribusi seragam pada (α, β. Bila diambil θ = α, θ 2 = β maka diperoleh θ = (θ, θ 2 t sehingga ruang parameternya adalah Ω = {(θ, θ 2 t θ, θ 2 R 2, θ θ 2 } dan fungsi kepadatan probabilitas dari variabel random X adalah f(x; θ = θ 2 θ (.. untuk θ < x < θ 2. Jika α diketahui dan β = θ maka ruang parameternya adalah Ω = (α, dan fungsi kepadatan probabilitas daria variable random X adalah f(x; θ = (..2 θ α untuk θ < x < θ 2 atau f(x; θ = θ α I A(x (..3 dengan A = (α, θ dan I A (x = untuk x A and I A (x = 0 untuk x A merupakan fungsi indikator. Jika β diketahui dan α = θ maka ruang parameternya Ω = (, β dan fungsi kepadatan probabilitas dari variable random X adalah untuk θ < x < β atau dengan A = (θ, β. Contoh.2 f(x; θ = β θ (..4 f(x; θ = β θ I A(x (..5 Misalkan variabel random X berdistribusi N(µ, σ 2. Bila dipilih θ = µ, θ 2 = σ 2 maka θ = (θ, θ 2 t sehingga Ω = {θ, θ 2 t R 2 θ R, θ 2 > 0} 2

5 dan fungsi kepadatan probabilitas dari variabel random X adalah f(x; θ = [ exp (x θ 2 ] 2πθ2 2θ 2 (..6 Jika diketahui dan dipilih µ = θ maka Ω = R dan fungsi kepadatan probabilitas dari variabel random X adalah [ f(x; θ = exp (x ] θ2 (..7 2πσ 2 2σ 2 sedangkan jika µ diketahui dan dipilih σ 2 = θ maka Ω = {θ R θ > 0} dan fungsi kepadatan probabilitas dari variabel random X adalah f(x; θ = [ exp 2πθ (x ] µ2. (..8 2θ Contoh.3 Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik (independent and identically distribution yaitu Binom(, θ. Hal itu berarti fungsi probabilitas dari X i adalah f(x i ; θ = θ x i ( θ x i I A (x i (..9 untuk i =, 2,..., n, A = {0, } dan θ Ω = (0,. Misalkan T = n X i. Karena X i berdistribusi Binom(, θ maka T berdistribusi Binom(n, θ sehingga fungsi probabilitas dari T adalah f T (t; θ = ( n t θ t ( θ t I B (t (..0 dengan B = {0,,..., n}. Misalkan dianggap bahwa percobaan Binomial telah dilakukan dan nilai pengamatan dari X i adalah x i untuk i =, 2,..., n. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana membuat inferensi tentang θ berdasarkan pada x i untuk i =, 2,..., n. Apabila kita memberi tanda untuk sukses maka akan muncul pertanyaan tentang : dapatkah dilakukan inferensi tentang θ bila diketahui banyaknya sukses yang terjadi. Bila banyaknya sukses yang terjadi adalah t atau T = t untuk t = 0,, 2,...,( n maka akan ditentukan berapa n probabilitas setiap satu kemungkinan dari cara yang berbeda untuk t 3

6 terjadinya t sukses. Hal ini berarti P (X = x,..., X n = x n T = t = P (X = x,..., X n = x n P (T = t { P (X =x,...,x n=x n jika x = P (T =t + x x n = t 0 jika yang lain. P (X = x,..., X n = x n T = t = θx ( θ x... θ xn ( θ ( xn n θ t t ( θ t x i ( θ n P n x i ( n θ t t ( θ t ( n t = θpn = jika x + x x n = t dan bernilai 0 untuk yang lain, sehingga untuk semua x, x 2,..., x n dengan x i = 0 atau untuk i =, 2,..., n dan untuk n x i = t berlaku sifat P (X = x,..., X n = x n T = t = ( n t tidak bergantung pada θ. Oleh karena itu total banyaknya sukses t menyediakan semua informasi tentang θ. Contoh.3 memotivasi definisi statistik cukup berikut ini. Definisi. Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x, θ dan θ = (θ, θ 2,..., θ r t Ω R r. Misalkan T = (T, T 2,..., T m t dengan T j = T j (X, X 2,..., X n 4

7 untuk j =, 2,..., m statistik. Statistik T dinamakan statistik cukup dimensi-m untuk keluarga F = {f(x; θ θ Ω} atau untuk parameter θ jika distribusi bersyarat (X, X 2,..., X n t diberikan T = t tidak bergantung pada θ untuk semua nilai t. Dengan menggunakan teorema berikut ini, identifikasi statistik cukup dengan mudah dapat dilakukan. Teorema. (Teorema Faktorisasi Fisher-Neyman Misalkan variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ dan θ = (θ, θ 2,..., θ r t Ω R r. Statistik dimensi-m T = (T (X, X 2,..., X n, T 2 (X, X 2,..., X n,..., T m (X, X 2,..., X n t merupakan statistik cukup untuk θ jika dan hanya jika fungsi kepadatan probabilitas bersama dari dapat difaktorkan sebagai f(x, x 2,..., x n = g[x, x 2,..., x n ; θ]h(x, x 2,..., x n dengan g tergantung pada θ hanya melalui T dan h tidak tergantung pada θ. Akibat. Misalkan φ : R m R m fungsi terukur dan tidak tergantung pada θ serta fungsi korespondensi satu-satu sehingga φ ada. Jika statistik cukup untuk θ maka φ(t juga merupakan statistik cukup untuk θ dan juga merupakan statistik cukup untuk ψ(θ dengan φ : R r R r merupakan fungsi terukur dan korespondensi satu-satu. Contoh.4 Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dari U(θ, θ 2. Fungsi kepadatan probabilitas dari X i adalah f(x i ; θ = θ 2 θ untuk θ < x < θ 2. Bila x = (x, x 2,..., x n t dan θ = (θ, θ 2 t maka fungsi 5

8 kepadatan probabilitas bersamanya adalah f(x, x 2,..., x n ; θ = f(x, x 2,..., x n ; θ = f(x, x 2,..., x n ; θ = f(x, x 2,..., x n ; θ = n θ 2 θ I (θ,θ 2 (x i, θ (θ 2 θ n < X ( < X (n < θ 2, (θ 2 θ I n [θ, (X ( I (,θ2 (X (n, (θ 2 θ g (X n (, θg 2 (X (n, θ, dengan g (X (, θ = I [θ, (X ( dan g 2 (X (n, θ = I [θ, (X ( I (,θ2 (X (n. Akibatnya dengan menggunakan Teorema Faktorisasi Fisher-Neyman diperoleh (X (, X (n merupakan statistik cukup untuk θ. Khususnya jika θ = α diketahui dan θ 2 = θ maka X ( merupakan statistik cukup untuk θ. Dengan cara yang sama jika θ 2 = β diketahui dan maka X (n merupakan statistik cukup untuk θ. Contoh.5 Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dari N(µ, σ 2. Bila x = (x, x 2,..., x n t, µ = θ, σ 2 = θ 2 dan θ = (θ, θ 2 t maka fungsi kepadatan probabilitas dari X i adalah f(x i ; θ = [ exp (x i θ 2 ] 2πθ2 2θ 2 sehingga fungsi kepadatan probabilitas bersamanya adalah f(x i ; θ = [ ( 2πθ 2 exp n 2θ 2 (x i θ ]. 2 Tetapi, karena (x i θ 2 = [ (x i x + ( x θ ] 2 = (x i x 2 + n( x θ 2 maka fungsi kepadatan probabilitasnya menjadi f(x i ; θ = [ ( 2πθ 2 exp n 2θ 2 6 (x i x 2 n 2θ 2 ( x θ 2 ]

9 sehingga ( X, n (X i X 2 t merupakan statistik cukup untuk θ. Pada sisi lain fungsi kepadatan probabilitasnya dapat dinyatakan sebagai f(x i ; θ = ( ( ( 2πθ 2 exp nθ2 θ exp n 2θ 2 θ 2 x i 2θ 2 Hal itu berarti, jika θ 2 = σ 2 diketahui dan θ = θ maka n X i merupakan statistik cukup untuk θ. Di samping itu, jika θ = µ diketahui dan θ 2 = θ maka n X2 i merupakan statistik cukup untuk θ. Demikian juga, dengan menggunakan Akibat Teorema Faktorisasi Fisher-Neyman ( X, S 2 t merupakan statistik cukup untuk θ. Jika θ = µ diketahui maka n n (x i µ 2 merupakan statistik cukup untuk θ 2 = θ. Pada contoh-contoh di atas, dimensi dari statistik cukup sama dengan dimensi parameternya. Jika X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dari distribusi Cauchy dengan parameter θ = (µ, σ 2 dan fungsi kepadatan probabilitas f(x; µ, σ 2 = π σ σ 2 + (x µ 2 untuk < x < maka tidak ada statistik cukup yang dimensinya lebih kecil dari statistik cukup (X, X 2,..., X n t. Jika m adalah bilangan bulat terkecil sehingga T = (T, T 2,..., T m t dengan T j = T j (X, X 2,..., X n untuk j =, 2,..., m merupakan statistik cukup untuk θ = θ,..., θ r t maka T dinamakan statistik cukup minimal untuk θ..2 Sifat Kelengkapan Misalkan X vektor random berdimensi k dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ dan θ Ω R r. Misalkan g : R k R fungsi terukur sehingga g(x merupakan variabel random. Dianggap bahwa E θ [g(x] ada untuk semua θ Ω dan F = {f(x; θ θ Ω}. Definisi.2 Keluarga F dikatakan lengkap (complete jika untuk setiap g, E θ [g(x] = 0 untuk semua θ Ω menyebabkan bahwa g(x = 0 kecuali mungkin pada N sehingga P θ [X N] = 0 untuk semua θ Ω. 7 x 2 i.

10 Contoh.6 Misalkan F = {f(x; θ f(x; θ = ( n x A = {0,, 2,..., n}. Karena E[g(X] = g(xθ x ( θ n x = ( θ n dengan ρ = dengan θ θ θ x ( θ n x I A (x, θ (0, } dengan x=0 ( n g(x x ρ x maka E[g(X] = 0 untuk semua θ (0, akan ekuivalen x=0 ( n g(x x ρ x = 0 untuk setiap ρ (0,. Akibatnya untuk lebih dari n nilai-nilai dari ρ berlaku untuk x = 0,, 2,..., n yang ekuivalen dengan ( n g(x = 0 x untuk x = 0,, 2,..., n. Hal itu berarti bahwa keluarga distribusi binomial F merupakan keluarga yang lengkap. Contoh.7 Misalkan F = {f(x; θ f(x; θ = e θ x θ I A (x, θ (0, } x! dengan A = {0,, 2, 3,...}. Karena E[g(X] = g(x e θ = e θ g(x θ x = 0 x! x! x=0 dengan θ (0, θ maka g(x = 0 untuk. hal ini ekuivalen dengan g(x = 0 untuk x = 0,, 2,..., n. Akibatnya keluarga distribusi Poisson F merupakan keluarga yang lengkap. Contoh.8 x=0 Misalkan F = {f(x; θ f(x; θ = θ α I [α,θ](x, θ (0, }. 8

11 Karena E[g(X] = 0 untuk semua θ = (α, maka θ g(xdx = 0 untuk a semua θ > α sehingga g(x = 0 kecuali mungkin untuk himpunan N sehingga P [X N] untuk semua θ Ω dengan X adalah variabel random yang mempunyai fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ. Hal yang sama juga benar jika f(x; θ adalah U(θ, β. Contoh.9 Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi N(µ, σ 2. Jika σ diketahui dan µ = θ maka keluarga distribusi normal F = {f(x; θ f(x; θ = [ exp (x ] θ2, θ R} 2πσ 2 2σ 2 merupakan keluarga yang lengkap. Sedangkan jika µ diketahui dan σ 2 = θ maka keluarga distribusi normal F = {f(x; θ f(x; θ = [ exp 2πθ tidak lengkap. Karena g(x = x µ maka E[g(X] = E[X µ] = 0 (x ] µ2, θ (0, } 2θ untuk semua θ (0, sedangkan g(x = 0 berlaku hanya untuk x = µ. Akhirnya, jika µ dan σ 2 tidak diketahui maka dapat ditunjukkan bahwa keluarga distribusi normal F = {f(x; µ, σ 2 f(x; µ, σ 2 = [ exp (x ] µ2, µ R, σ (0, } 2πσ 2 2σ 2 lengkap atau statistik cukup juga merupakan statistik cukup untuk (µ, σ 2 yang lengkap. Teorema.2 Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ dengan θ Ω R r dan T = (T, T 2,..., T m t dengan T j = T j (X, X 2,..., X n untuk j =, 2,..., m adalah statistik cukup untuk θ. Misalkan V = (V, V 2,..., V m t dengan V j = V j (X, X 2,..., X n 9

12 untuk j =, 2,..., m sebarang statistik lain yang tidak tergantung pada T. Misalkan g(x; θ fungsi kepadatan probabilitas dari T dan dianggap bahwa himpunan S sehingga g(x; θ positif adalah sama untuk semua θ Ω. Distribusi dari V tidak tergantung pada θ. Teorema.3 (Teorema Basu Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ dengan θ Ω R r dan T = (T, T 2,..., T m t dengan T j = T j (X, X 2,..., X n untuk j =, 2,..., m adalah statistik cukup untuk θ. Misalkan g(x; θ fungsi kepadatan probabilitas dari T dan G = {g(x; θ θ Ω} lengkap. Misalkan V = (V, V 2,..., V m t dengan V j = V j (X, X 2,..., X n untuk j =, 2,..., m adalah statistik lain. Jika distribusi dari tidak tergantung pada θ maka V dan T saling bebas. Contoh.0 Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi N(µ, σ 2 dengan σ 2 diketahui. Statistik X merupakan statistik cukup untuk µ dan S 2 P n = (X i X 2 suatu statistik. Perhatikan bahwa n (X i X 2 = (X i X 2 = (X i X 2 = (X i X 2 = (X i X 2 = (X i X 2 = (X i X 2 = [(X i µ + (µ X 2 [(X i µ 2 + (µ X 2 + 2(µ X(X i µ] (X i µ 2 + n(µ X 2 + 2(µ X (X i µ (X i µ 2 + n(µ X 2 + 2(µ Xn( X µ (X i µ 2 + n(µ X 2 2n(µ Xn(µ X (X i µ 2 n(µ X 2 (X i µ 2 n( X µ 2. 0

13 Karena X i µ N(0, σ 2 untuk j =, 2,..., n dan X N(µ, σ2 n sehingga berakibat maka distribusi dari S 2 tidak bergantung pada µ. Dengan menggunakan Teorema Basu diperoleh bahwa X dan S 2 saling bebas..3 Sifat Ketakbiasan Definisi.3 Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ dengan θ Ω R dan T = (T,..., T m t dengan T j = T j (X, X 2,..., X n untuk j =, 2,..., m adalah statistik cukup untuk θ. Statistik U adalah statistik tak bias untuk θ jika E θ [U] = θ untuk setiap θ Ω. Teorema.4 (Teorema Rao-Blackwell Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ dengan θ Ω R dan T = (T,..., T m t dengan T j = T j (X, X 2,..., X n untuk j =, 2,..., m adalah statistik cukup untuk θ. Misalkan U(X, X 2,..., X n statistik tak bias untuk θ yang bukan fungsi dari T saja. Jika φ(t = E θ [U T = t] maka. variabel random φ(t merupakan fungsi statistik cukup T. 2. φ(t merupakan statistik tak bias untuk θ. 3. Var θ (φ(t < Var θ (U dengan θ Ω asalkan E θ [U 2 ] <. Teorema berikut ini menyatakan sifat ketunggalan dari statistik cukup. Teorema.5 (Teorema Ketunggalan Lehman-Scheffe Misalkan X, X 2,..., X n variabel random dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ dengan θ Ω R dan F = {f(x; θ θ Ω}. Misalkan T = (T,..., T m t dengan T j = T j (X, X 2,..., X n untuk j =, 2,..., m adalah statistik cukup untuk θ dan g(x; θ adalah fungsi kepadatan probabilitasnya. Misalkan G = {g(x; θ θ Ω} lengkap. Jika U = U(T statistik

14 cukup tak bias untuk θ dan E θ [U 2 ] < untuk semua θ Ω maka U adalah statistik tak bias untuk θ dengan variansi terkecil dalam kelas yang mengandung semua statistik tak bias untuk θ. Definisi.4 Statistik tak bias untuk θ yang mempunyai variansi minimum dalam kelas semua statistik tak bias dari θ dinamakan UMVU (uniformly minimum variance unbiased. Terminologi uniformly diperoleh dari fakta bahwa variansi minimum untuk semua θ Ω. Contoh. Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan distribusi Binom(, θ dengan θ (0,. Statistik T = n X i merupakan statistik cukup untuk θ dan juga lengkap. Karena X = T merupakan statistik tak bias untuk θ maka statistik X merupakan statistik tak n bias dengan variansi minimum untuk θ. Contoh.2 Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan distribusi N(µ, σ 2. Jika σ diketahui dan µ = θ maka T = statistik cukup untuk θ demikian juga T merupakan statistik yang lengkap. Akibatnya X = T/n merupakan statistik tak bias untuk θ dengan variansi minimum untuk θ karena X merupakan statistik tak bias untuk θ. Jika µ = 0 dan σ 2 = θ maka T = n X2 i statistik cukup untuk θ. Karena T juga merupakan statistik yang lengkap dan S 2 = T/n merupakan statistik tak bias untuk θ dan S 2 merupakan statistik tak bias dengan variansi minimum untuk θ. Contoh.3 Misalkan X, X 2, X 3 variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan fungsi kepadatan probabilitas [ ] f(x; λ = λ exp λx 2 X i

15 untuk x > 0. Misalkan θ = /λ sehingga fungsi kepadatan probabilitas dari X menjadi f(x; λ = [ θ exp ]. θ x Diperoleh E[X i ] = θ dan Var(X i = θ 2 untuk i =, 2, 3. Hal itu berarti bahwa X merupakan statistik tak bias untuk θ dengan variansi θ 2. Demikian juga T = X + X 2 + X 3 merupakan statistik cukup untuk θ dan juga merupakan statistik yang lengkap. Karena X bukan merupakan fungsi dari T maka X bukan statistik tak bias dengan variansi minimum untuk θ. Oleh karen itu dipilih statistik yang merupakan fungsi dari T dan juga merupakan statistik tak bias untuk θ yaitu T/3 dengan sifat E[T/3] = θ. Dalam hal ini Var(T/3 = θ 2 /3 lebih kecil dari θ 2 dengan θ (0,..4 Keluarga Eksponensial Keluarga fungsi kepadatan probabilitas yang tergantung pada paremeter θ dan berbentuk f(x; θ = C(θ exp[q(θt (x]h(x dengan x R, θ Ω( R dan C(θ > 0 serta h(x > 0 untuk x S dinamakan keluarga eksponensial. Jika variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan f(x; θ dengan θ Ω R maka fungsi kepadatan probabilitas dari X sebagai f(x; θ = C(θ exp[q(θt (x]h(x. Contoh.4 ( n Misalkan f(x; θ = x Fungsi probabilitas tersebut dapat dinyatakan sebagai ( n x θ x ( θ n x I A (x dengan A = {0,, 2,..., n}. f(x; θ = ( θ n θ exp[log( θ ] I A (x sehingga distribusi Binomial merupakan anggota keluarga ( eksponensial dengan c(θ = ( θ n, Q(θ = log( θ, T (x = x, h(x = I n θ x A (x. 3

16 Contoh.5 Misalkan variabel random X berdistribusi N(µ, σ 2. Jika σ diketahui dan µ = θ maka fungsi kepadatan probabilitas dari X adalah f(x; θ = 2πσ exp [ ] [ θ2 θ ] [ exp σ σ x exp ] 2 2σ 2 x2 dengan θ R sehingga distribusi tersebut merupakan anggota keluarga eksponesial dengan c(θ = ] exp [ θ2 2πσ σ x, Q(θ = θ [ ] 2 σ, T (x = x, h(x = exp x2. 2 2σ 2 Jika µ diketahui dan σ 2 = θ maka fungsi kepadatan probabilitas dari X adalah f(x; θ = [ exp ] 2πθ 2θ (x µ2 dengan θ (0, sehingga distribusi tersebut merupakan anggota keluarga eksponensial dengan c(θ = 2πθ, Q(θ = 2θ, T (x = (x µ2, h(x =. Jika ruang parameter dari keluarga fungsi kepadatan eksponensial parameter mengandung interval non degenerate maka keluarga tersebut lengkap. Teorema.6 Misalkan X variabel random dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ dengan θ Ω R seperti tersebut di atas. Keluarga G = {g(x; θ θ Ω} dengan adalah fungsi kepadatan probabilitas dari T (X maka G lengkap asalkan Ω mengandung interval non degenerate. Teorema.7 Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan fungsi kepadatan probabilitas merupakan anggota keluarga eksponensial parameter.. Statistik T = n T (X i merupakan statistik cukup untuk θ. 4

17 2. Fungsi kepadatan probabilitas dari T selalu berbentuk [ ] g(t; θ = [c(θ] n exp Q(θt h (t dengan h(t tidak bergantung terhadap θ asalkan T variabel random diskrit. 3. Jika variabel random kontinu maka fungsi kepadatan probabilitasnya dapat dinyatakan sebagai [ ] g(t; θ = [c(θ] n exp Q(θt h (t. Teorema berikut ini menyatakan sifat kelengkapan dari suatu keluarga distribusi. Teorema.8 Keluarga G = {g(x; θ θ Ω} lengkap asalkan Ω mengandung interval non degenerate. Dalam hal ini G = {g(x; θ θ Ω} dengan g(x; θ adalah keluarga fungsi kepadatan probabilitas dari statistik cukup T. Teorema.9 Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan fungsi kepadatan probabilitas merupakan anggota keluarga eksponensial dan T seperti didefinisikan pada Teorema.7.. Jika V sebarang statistik yang lain, V saling bebas jika dan hanya jika distribusi dari V dan T tidak tergantung pada θ. Contoh.6 Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dengan fungsi kepadatan N(µ, σ 2 yang merupakan anggota keluarga eksponensial dalam θ = µ. Statistik X = X i n merupakan statistik cukup untuk θ sedangkan S 2 = n (X i X 2 n 5

18 merupakan statistik lain yang tidak tergantung pada θ maka dengan menggunakan Teorema.9 diperoleh bahwa x dan S 2 saling bebas. Generalisasi dari Keluarga Eksponensial Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan X = (X,..., X n t. Fungsi kepadatan probabilitas bersama dari merupakan anggota keluarga eksponensial r parameter jika mempunyai bentuk [ f(x; θ = c(θ exp ] Q i (θt i (x h(x dengan x = (x, x 2,..., x n t untuk j =, 2,..., k dan k, θ = (θ, θ 2,..., θ r t Ω R r, C(θ > 0, θ Ω dan h(x > 0 untuk x S himpunan nilai positif dari f(x; θ yang saling bebas terhadap θ. Contoh.7 Misalkan variabel random X berdistribusi N(θ, θ 2. Fungsi kepadatan probabilitas dari X dapat dinyatakan sebagai f(x; θ, θ 2 = [ ] [ exp θ2 x exp θ x ] x 2. 2πθ2 2θ 2 θ 2 2θ 2 Hal ini berarti keluarga distribusi normal merupakan anggota keluarga distribusi eksponensial dengan dan c(θ = [ ] exp θ2, Q (θ = θ, Q 2 (θ =, 2πθ2 2θ 2 θ 2 2θ 2 Dalam hal ini θ = (θ, θ 2. T (x = x, T 2 (x = x, h(x =. 6

19 Brief History of Fisher R. A. Fisher ( Statistician and geneticist. MacTutor References. SC, LP. Fisher was the most influential statistician of the C20. Like Pearson, Fisher, studied mathematics at Cambridge University. He first made an impact when he derived the exact distribution of the correlation coefficient (see Fishers z-transformation. Although the correlation coefficient was a cornerstone of Pearsonian biometry, Fisher worked to synthesise biometry and Mendelian genetics; for Fishers many disagreements with Pearson, see Pearson in A Guide to R. A. Fisher. In 99 Fisher joined Rothamsted Experimental Station and made it the world centre for statistical research. His subsequent more prestigious appointments in genetics at UCL and Cambridge proved less satisfying. The estimation theory Fisher developed from 920 emphasised maximum likelihood and was founded on likelihood and information. He rejected Bayesian methods as based on the unacceptable principle of indifference. I n the 930s Fisher developed a conditional inference approach to estimation based on the concept of ancillarity. His most widely read work Statistical Methods for Research Workers (925 + later editions was largely concerned with tests of significance: see Student s t distribution, chi square, z and z-distribution and p-value. The book also publicised the analysis of variance and redefined regression. The Design of Experiments (935 + later editions put that subject at the heart of statistics (see randomization, replication blocking. The fiducial argument, which Fisher produced in 930, generated much controversy and did not survive the death of its creator. Fisher created many terms in everyday use, e.g. statistic and sampling distribution and so there are many references to his work on the Words pages. See Symbols in Statistics for his contributions to notation. Fisher influenced statisticians mainly through his writingsee the experience of Bose and Youden. Among those who worked with him at Rothamsted were Irwin Wishart, Yates (colleagues and Hotelling (voluntary worker MGP. In London and Cambridge Fisher was not in a Statistics department and Rao was his only PhD student in Statistics. For more information see A Guide to R. A. Fisher. See Hald (998, ch. 28 Fishers Theory of Estimation and his Immediate Precursors. 7

20 Brief History of Kolmogorov Andrei Nikolaevich Kolmogorov ( Mathematician. MacTutor References. MGP. LP. Kolmogorov was one of the most important of C20 mathematicians and although he wrote a lot of probability it was only a small part of his total output. Like Khinchin, he was a student of Luzin at Moscow State University. In 924 Kolmogorov started working with Khinchin and they produced results on the law of the iterated logarithm and the strong law of large numbers. Kolmogorovs most famous contribution to probability was the Grundbegriffe der Wahrscheinlichkeitsrechnung (933, (English translation which presented an axiomatic foundation. This made possible a rigorous treatment of stochastic processes. His 93 paper Analytical methods in probability theory laid the foundations for the theory of markov processes; this paper contains the Chapman-Kolmogorov equations. In 94 Kolmogorov developed a theory of prediction for random processes, parallel to that developed by Wiener. In the 60s Kolmogorov returned to von Misess theory of probability and developed it in the direction of a theory of algorithmic complexity; this work was continued by the Swedish mathematician P. Martin-Lf. In statistics he contributed the Kolmogorov-Smirnov test. From 938 Kolmogorov was associated with the Steklov Mathematical Institute. He had many students, among them Gnedenko and Dynkin. See also Symbols in Probability Life & Work. See von Plato (ch. 7 Kolmogorovs measure theoretic probabilities. See also Vovk & Shafer Kolmogorovs Contributions to the Foundations of Probability and The Origins and Legacy of Kolmogorovs Grundbegriffethe published version of the latter (Statistical Science (2006 Number, is different again. 8

21 Chapter 2 Estimasi Titik Misalkan X variabel random dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ dengan θ Ω R r. Jika θ diketahui maka semua probabilitas yang diinginkan dapat dihitung. Akan tetapi biasanya θ tidak diketahui sehingga memunculkan masalah bagaimana mengestimasi parameter θ atau suatu fungsi dari θ yaitu g(θ dengan g fungsi real dan terukur. Definisi 2. Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ. Sebarang statistik U = U(X, X 2,..., X n yang digunakan untuk menaksir kuantitas yang tidak diketahui dinamakan estimator dari g(θ. Nilai dari U(x, x 2,..., x n untuk nilai-nilai pengamatan x, x 2,..., x n dinamakan estimasi dari g(θ. Definisi 2.2 Misalkan g fungsi real dan terukur. Estimator U = U(X, X 2,..., X n dinamakan estimator tak bias (unbiased estimator dari g(θ jika E[U = U(X, X 2,..., X n ] = g(θ untuk semua θ Ω. Fungsi g dikatakan tertaksir (estimable jika g(θ mempunyai estimator tak bias. Definisi tentang ketakbiasan mengelompokkan statistik-statistik ke dalam suatu kelas estimator tak bias. Jika U = U(X, X 2,..., X n estimator tak bias untuk g(θ maka harga harapan dari U sama dengan g(θ. Meskipun 9

22 kriteria ketakbiasan sudah mengkhususkan diri pada kelas estimator yang memenuhi sifat tertentu tetapi kelas ini masih terlalu besar. Untuk itu perlu dipilih dari dua estimator tak bias yaitu yang mempunyai variansi yang lebih kecil. Dasar pemikiran yang digunakan adalah bahwa variansi atau simpangan baku memberikan ukuran konsentrasi di sekitar mean. Jika U = U(X,..., X n estimator tak bias untuk g(θ maka dengan menggunakan pertidaksamaan Chebisev diperoleh P θ [ U g(θ ε] Var(U. ε Oleh karena itu, Var(U yang kecil akan memperbesar batas bawah probabilitas konsentrasi U di sekitar g(θ. Definisi 2.3 Misalkan g tertaksir. Suatu estimator U = U(X, X 2,..., X n dikatakan estimator UMV U untuk g(θ jika U tak bias dan mempunyai variansi minimum diantara kelas semua estimator tak bias dari g(θ dengan θ Ω. Jika U = U(X, X 2,..., X n adalah sebarang estimator tak bias dari g(θ maka Var θ (U Var θ (U untuk semua θ Ω. Dalam banyak kasus, estimator UMVU ada. Untuk memperolehnya terdapat 2 metode yaitu metode pertama yang digunakan bila tersedia statistik cukup yang lengkap dan metode kedua yang digunakan bila tidak tersedia statistik cukup yang lengkap. Pada metode kedua, terlebih dahulu ditentukan batas bawah semua estimator dan kemudian memilih suatu estimator yang mempunyai variansi sama dengan batas bawah tersebut. 20

23 2. Metode yang digunakan bila tersedia statistik cukup yang lengkap Misalkan T = (T, T 2,..., T r t dengan T j = T j (X, X 2,..., X n untuk j =, 2,..., r adalah statistik cukup untuk θ dan U = U(X, X 2,..., X n estimator tak bias dari g(θ dengan g fungsi real. Misalkan φ(t = E[U T]. Estimator merupakan estimator tak bias dari g(θ dan Var(φ Var(U untuk semua θ Ω dengan kesamaan dipenuhi bila U merupakan fungsi dari T. Jika tersedia statistik cukup maka Teorema Rao-Blackwell mengatakan bahwa pencarian estimator UMVU untuk g(θ cukup dibatasi pada kelas estimator tak bias yang hanya tergantung pada T. Jika T lengkap maka dengan menggunakan Teorema Lehman-Scheffe, estimator tak bias φ(t adalah estimator unik yang mempunyai variansi minimum seragam dalam kelas semua estimator tak bias. Metode ini tidak hanya menjamin keberadaan estimator tetapi juga menghasilkannya. Teorema 2. Misalkan g fungsi terukur dan real. Misalkan terdapat estimator tak bias U = U(X, X 2,..., X n dari g(θ dengan variansi berhingga. Jika T = (T, T 2,..., T r t dengan T j = T j (X, X 2,..., X n untuk j =, 2,..., r adalah statistik cukup untuk θ, lengkap dan φ(t = E[U T] maka estimator UMVU untuk g(θ dan tunggal. Contoh 2. Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi Binom(, θ dan akan ditentukan estimator UMVU dari variansi X. Karena X berdistribusi maka variansi dari X adalah Var(X = g(θ = θ( θ. Jika n U = (X i X 2 n maka E θ [U] = g(θ. Hal itu berarti U merupakan estimator tak bias untuk g(θ. Lebih jauh, (X i X 2 = Xi 2 n X. 2

24 Karena X i = 0 atau maka Xi 2 = X i sehingga Xi 2 n X = Jika T = n X i maka diperoleh Xi 2 n X = sehingga U = n ( T T 2 n ( X i n n ( X i n n 2. X i X i 2 = T T 2 n,. Karena T merupakan statistik lengkap dan juga merupakan statistik cukup untuk θ maka dengan mengingat Teorema 2., U merupakan estimator UMVU untuk g(θ = θ( θ. Contoh 2.2 Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi N(µ, σ 2 dengan µ dan σ 2 tidak diketahui. Akan ditentukan estimator UMVU untuk µ dan σ 2. Misalkan θ = (µ, σ 2 t, g (θ = µ dan g (θ = σ 2. Jika X = n X i dan n X2 i merupakan statistik yang lengkap. Jika U = X dan S 2 = n (X i X 2 maka ( X, S 2 merupakan statistik yang lengkap. Jika U = X dan U 2 = ns 2 maka E[U ] = µ dan E[nS 2 /σ 2 ] = n sehingga E[nS 2 /(n ]σ 2. Hal itu berarti U estimator tak bias untuk µ dan U 2 merupakan estimator tak bias untuk σ 2. Karena U dan U 2 hanya tergantung pada statistik cukup yang lengkap maka ( X, S 2 t merupakan estimator UMVU untuk (µ, σ Metode yang digunakan bila tidak tersedia statistik cukup lengkap Misalkan Ω R, g fungsi real dan terdeferensialkan untuk semua θ ω. Untuk menggunakan metode ini diperlukan syarat-syarat berikut ini :. f(x; θ positif pada himpunan S yang tidak bergantung pada θ Ω. 2. Ω interval terbuka dalam R. 3. f(x; θ/ θ ada untuk semua θ Ω dan semua x S. 22

25 4. S... S f(x ; θ... f(x n ; θdx... dx n atau... S S f(x ; θ... f(x n ; θ dapat dideferensialkan di bawah tanda integral atau tanda sigma. 5. I(θ = E[ f(x; θ/ θ] 2 positif untuk semua θ Ω. 6. S... S u(x,..., x n f(x ; θ... f(x n ; θdx... dx n atau... S S u(x,..., x n f(x ; θ... f(x n ; θ dapat dideferensialkan di bawah tanda integral atau tanda sigma dengan sebarang statistik tak bias untuk θ. Teorema berikut ini memberikan sifat tentang batas bawah dari variansi suatu statistik. Teorema 2.2 (Cramer-Rao Inequality Misalkan X,..., X n variabel random saling-bebas dan berdistribusi identik dengan fungsi kepadatan serta dianggap syarat-syarat tersebut dipenuhi. Untuk sebarang estimator tak bias U = U(X,..., X n dari g(θ berlaku dengan θ Ω dan g (θ = dg(θ/dθ. Definisi 2.4 Var(U [g (θ] 2 ni(θ I(θ = E[ f(x; θ/ θ] 2 dinamakan informasi Fisher sedangkan ni(θ adalah informasi yang terkandung dalam sampel X,..., X n. Contoh 2.3 Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi Binom(, θ dengan θ (0,. Fungsi probabilitas dari variabel random X yang berdistribusi Binom(, θ adalah f(x; θ = θ x ( θ x 23

26 atau ln f(x; θ = x ln θ + ( x ln θ sehingga Akibatnya ln f(x; θ θ = θ x θ. ( ln f(x; θ θ 2 = θ 2 x2 + ( θ 2 ( x2 2 x( x. θ( θ Karena E[X 2 ] = θ dan E[( X 2 ] = θ serta E[X( X] = 0 maka informasi Fisher I(θ adalah ( ln f(x; θ 2 E = θ θ 2 E[X2 ] + = θ θ + ( θ 2 ( θ 2 = θ + θ = θ( θ. ( θ 2 E[( X2 ] Hal itu berarti batas bawah Cramer-Rao untuk g(θ adalah CRLB = [g (θ] 2 ni(θ = n θ( θ θ( θ =. n Karena X merupakan estimator tak bias θ dan variasinya adalah V ( X = θ( θ n 2 E[X( X] θ( θ yaitu sama dengan batas bawah Cramer Rao maka X merupakan estimator UMVU untuk θ. Contoh 2.4 Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi Poisson(θ 24

27 dengan θ > 0. Fungsi probabilitas dari variabel random X yang berdistribusi adalah f(x; θ = e θ θ x x! atau ln f(x; θ = θ + x ln θ ln(x! sehingga ln f(x; θ = + x θ θ dan ( ln f(x; θ 2 = + θ θ 2 x2 2 θ x. Karena E[X] = θ dan E[X 2 ] = θ( + θ maka [( ln f(x; θ 2 ] E = E[] + θ θ 2 E[X2 ] 2 θ E[X] = + θ 2 θ( + θ 2 θ θ = + ( + θ 2 θ = + θ + = θ. Hal itu berarti batas bawah Cramer-Rao untuk θ sama dengan CRLB = [g (θ] 2 ni(θ = n θ = θ n. Karena X merupakan estimator tak bias untuk θ dan variansinya adalah Var( X = θ yaitu sama dengan batas bawah CRLB maka X merupakan n estimator UMVU untuk θ. Contoh 2.5 Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi N(µ, σ 2 dengan µ R dan σ 2 > 0. Kasus Misalkan bahwa σ 2 diketahui dan µ = θ. Fungsi kepadatan probabilitas X yang berdistribusi N(θ, σ 2 adalah [ f(x; θ = exp (x ] θ2 2πσ 2 2σ 2 25

28 atau Akibatnya atau ( ln f(x; θ = ln 2πσ 2 ln f(x; θ θ ( ln f(x; θ θ = σ (x θ σ (x θ2 2σ 2. 2 = σ 2 (x θ 2 σ 2. Karena X berdistribusi N(θ, σ 2 maka (X θ berdistribusi N(0, sehingga σ berdistribusi chi-kuadrat dengan derajat bebas. Akibatnya E[ (X θ2 ] =. σ 2 Hal itu berarti ( ln f(x; θ 2 ( (X θ 2 E = θ σ E = 2 σ 2 σ 2 sehingga batas bawah Cramer-Rao untuk g(θ adalah CRLB = g (θ ni(θ = n σ 2 = σ2 n. Karena X merupakan estimator tak bias untuk g(θ = θ dan variansinya adalah Var( X = σ2 yaitu sama dengan batas bawah Cramer-Rao maka X n merupakan estimator UMVU untuk θ. Kasus 2 Misalkan bahwa µ diketahui dan σ 2 = θ. Fungsi kepadatan probabilitas X yang berdistribusi N(µ, θ adalah f(x; θ = [ exp 2πθ sehingga ln f(x; θ = 2 ln(2π 2 (x ] µ2 2θ (x µ2 ln θ. Akibatnya 2θ dan ( ln f(x; θ θ ln f(x; θ θ = 2θ + (x µ2 2θ 2 2 = 4θ + (x µ 2 + ( x µ θ 2 θ 4θ 2 θ 26

29 Karena variabel random X berdistribusi N(µ, σ 2 maka X µ θ berdistribusi N(0, sehingga berdistribusi chi-kuadrat dengan derajat bebas. Akibatnya E [ (X µ ] [ 2 θ = dan Var (X µ 2 ] θ = 2 sehingga [( x µ 4 ] [( (X µ 2 2 ] E = E θ Oleh karena itu [( ln f(x; θ 2 ] E θ sehingga θ [ (X µ 2 ] = Var + θ = 2 + = 3. ( E [ (X µ 2 ] 2 = 4θ E[] + [ (x µ 2 ] 2 2θ E + [( x µ 4 ] 2 θ 4θ E 2 θ [( ln f(x; θ 2 ] E θ θ = 4θ 2 2θ θ 2 = 2θ 2. Karena batas bawah Cramer-Rao untuk g(θ adalah CRLB = [g (θ] 2 ni(θ = n 2θ 2 = 2θ2 n. Karena variabel random X i berdistribusi N(µ, θ untuk i =, 2,..., n maka X i µ berdistribusi N(0, sehingga berdistribusi chi-kuadrat dengan derajat θ bebas. Dengan mengingat X i µ saling bebas untuk i =, 2,..., n maka n (X i µ 2 θ θ berdistribusi chi-kuadrat dengan derajat bebas n. Akibatnya [ E (X i µ 2 ] θ [ = n, Var (X i µ 2 ] = 2n θ sehingga n (X i µ 2 estimator tak bias untuk θ dan variansinya 2θ2 θ n dengan CRLB. Hal itu berarti merupakan estimator UMVU untuk θ. Kasus 3 sama Bila µ dan σ 2 tidak diketahui maka µ = θ dan σ 2 = θ 2 sehingga estimator UMVU untuk θ adalah X dan estimator UMVU untuk θ 2 adalah ˆθ 2 = (X i n X 2. 27

30 Karena n ( Xi X θ2 berdistribusi chi-kuadrat dengan derajat bebas n maka variansi dari ˆθ 2 adalah 2θ 2 /(n. Hal itu berarti estimator UMVU untuk θ 2 mempunyai variansi lebih besar dari batas bawah Cramer-Rao. Estimator UMVU untuk g(θ dinamakan estimator efisien untuk g(θ. Jika u estimator UMVU untuk θ dan U sebarang estimator tak bias untuk g(θ maka kuantitas mengukur efisiensi relatif U terhadap u. Jelas bahwa efisiensi relatif mempunyai nilai dalam interval (0, ]. 2.3 Kriteria Pemilihan Estimator : Prinsip MLE Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ, θ Ω R r dan anggap bahwa fungsi kepadatan probabilitas bersamanya dinyatakan dengan f(x ; θf(x 2 ; θ... f(x n ; θ. Bila fungsi kepadatan probabilitas bersama ini, variabel x dipandang sebagai konstanta dan merupakan fungsi dari θ maka dinamakan fungsi likelihood (likelihood function dan dinotasikan dengan L(θ x, x 2,..., x n. Definisi 2.5 Estimasi θ = θ(x, x 2,..., x n dinamakan MLE (maximum likelihood estimator dari θ jika L(θ x, x 2,..., x n = max{l(θ x, x 2,..., x n } dan θ = θ(x, x 2,..., x n dinamakan MLE untuk θ. Karena fungsi y = ln x, x > 0 merupakan fungsi naik tajam maka untuk memaksimumkan L(θ x, x 2,..., x n terhadap θ cukup dengan memaksimumkan ln L(θ x, x 2,..., x n. Contoh 2.6 Misalkan X,..., X n variabel random saling-bebas dan berdistribusi Poisson(θ. Fungsi probabilitas dari X i adalah f(x i ; θ = e θ θ x i x i! 28

31 sehingga fungsi likelihoodnya adalah L(θ x, x 2,..., x n = exp[ nθ]θ P x i n x i!. Logaritma naturalis dari fungsi likelihoodnya adalah ( n l(θ = ln L(θ x, x 2,..., x n = ln x i! nθ + ( x i ln θ. Oleh karena itu l = n + n X = 0 dan diperoleh ˆθ = X. Sedangkan θ θ 2 l = n x < 0 untuk semua θ > 0 sehingga berlaku juga untuk θ = ˆθ. θ θ 2 Contoh 2.7 Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi N(µ, σ 2 dengan parameter θ = (µ, σ 2 t. Fungsi likelihoodnya adalah sehingga Akibatnya dan ( ( L(θ x, x 2,..., x n = exp 2πσ 2 2σ 2 (x i µ 2 L(θ x, x 2,..., x n = n ln(2π n ln( σ 2 2σ 2 ln L µ = 2 2σ 2 ln L σ 2 (X i µ = n σ ( X µ 2 = n 2σ 2 + 2σ 4 (X i µ 2 = 0 (x i µ 2. sehingga diperoleh ˆµ = X dan σ 2 = n n (X i X 2. Jika σ 2 diketahui dan µ = θ maka ˆµ = x adalah MLE untuk µ sedangkan jika µ diketahui dan σ 2 = θ maka ˆσ = n n (X i X 2 adalah MLE untuk σ 2. Contoh 2.8 Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi U(α, β. Fungsi kepadatan probabilitas dari U(α, β adalah f(x; θ = β α 29

32 untuk α < x < β dengan θ = (α, β t Ω. Fungsi likelihoodnya adalah L(θ x, x 2,..., x n = = = n f(x i ; θ n β α untukα < x i < β (β α n I [α, (X ( I (,β] (X (. Fungsi likelihoodnya akan mencapai maksimum jika β α minimum yaitu jika ˆα = X ( dan ˆβ = X (n. Jadi MLE untuk α dan β masing-masing adalah ˆα = X ( dan ˆβ = X (n. Khususnya, jika α = θ c dan β = θ + c dengan c positif dan c diketahui maka fungsi likelihoodnya adalah L(θ x, x 2,..., x n = (2c n I [θ c, (X ( I (,θ+c] (X (. Fungsi likelihood dimaksimumkan dan nilai maksimumnya adalah untuk (2c n sebarang θ sehingga θ c X ( dan θ + c X (n yaitu ekuivalen dengan X (n c θ X ( + c. Hal itu berarti bahwa sebarang statistik yang terletak antara X (n c dan X ( + c merupakan MLE untuk θ. Sebagai contoh 2 [X ( + X (n ] merupakan MLE untuk θ. Jika β diketahui dan α = θ maka ˆθ = X ( merupakan MLE untuk θ sedangkan jika α diketahui dan β = θ maka ˆθ = X (n merupakan MLE untuk θ. Teorema 2.3 Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ dan T = (T,..., T r t dengan T j = T j (X,..., X n untuk j =, 2,..., r merupakan statistik cukup untuk θ = (θ,..., θ r t. Jika ˆθ = ( ˆθ,..., ˆθ r adalah MLE yang tunggal untuk θ dan ˆθ merupakan fungsi dari T. Teorema 2.4 Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ dan θ Ω R r. Jika φ didefinisikan pada Ω ke Ω R m yang merupakan fungsi korespondensi satu-satu dan ˆθ adalah MLE untuk θ 30

33 maka φ(θ merupakan MLE untuk φ(θ. Hal itu berarti MLE invariant di bawah transformasi satu-satu. Contoh 2.9 Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi N(µ, σ 2 dengan parameter θ = (µ, σ 2 t. Berdasarkan Contoh 2.7, merupakan MLE untuk σ 2. Misalkan didefinisikan φ : Ω Ω dengan φ(θ = θ dan Ω = Ω = {R R σ 0} yang merupakan fungsi korespondensi satu-satu. Dengan menggunakan Teorema 2. 4, diperoleh bahwa (X i n X 2 merupakan MLE untuk σ. 2.4 Estimator Momen Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan f(x; θ dan untuk bilangan positif r dianggap bahwa E[X r ] = m r berhingga. Dengan menggunakan metode ini m r akan diestimasi dengan momen sampel yaitu P n xr i n n. Bila sistem persamaan x k i = m k(θ, θ 2,..., θ r dengan k =, 2,..., r dapat diselesaikan maka akan menghasilkan estimator untuk θ j dengan j =, 2,..., r. Contoh 2.0 Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi N(µ, σ 2 dengan µ dan σ 2 tidak diketahui. Dengan menggunakan metode momen diperoleh sistem persamaan n X i = E[X] = µ, n n X2 i n = E[X 2 ] = Var(X + (E[X] 2 = σ 2 + µ 2, sehingga menghasilkan estimator momen ˆµ = X dan σ 2 = n n (X i X 2. 3

34 Contoh 2. Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi U(α, β dengan α dan β tidak diketahui. Dengan metode momen diperoleh sistem persamaan n X i n n X2 i n sehingga diperoleh = X = E[X] = α + β, 2 = X 2 = E[X 2 ] = Var(X + (E[X] 2 = (α β2 2 + (α + β2, 4 α + β = 2 X ( 2 (α X 2 β2 X = 2 = ( β α 2 2 atau α + β = 2 X α + β = S 2. Akibatnya estimator momen untuk α dan β berturut-turut adalah ˆα = X S, ˆβ = X + 2 S. Terlihat bahwa estimator momen dari α dan β bukan merupakan fungsi dari statistik cukup dari α dan β. Hal ini merupakan salah satu kekurangan dari metode momen. Kekurangan lain dari metode ini adalah bahwa metode ini tidak dapat digunakan bila momennya tidak ada seperti pada distribusi Cauchy. 32

35 2.5 Kriteria Pemilihan Estimator : Pendekatan Teori Keputusan Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dan berdistribusi identik dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ, θ Ω R dan diinginkan untuk mengestimasi θ. Definisi 2.6 Fungsi keputusan δ adalah fungsi terukur yang didefinisikan dari R n ke R. Nilai δ(x, x 2,..., x n dari δ pada dinamakan keputusan (decision. Definisi 2.7 Untuk mengestimasi θ berdasarkan X, X 2,..., x n dan menggunakan keputusan δ. Fungsi kerugian (loss function adalah fungsi non negatif dari θ dan δ(x, x 2,..., x n yang menyatakan kerugian yang diakibatkan bila mengestimasi θ dengan δ(x, x 2,..., x n. Fungsi kerugian yang biasa digunakan adalah atau secara umum L[θ; δ(x, x 2,..., x n ] = θ δ(x, x 2,..., x n L[θ; δ(x, x 2,..., x n ] = θ δ(x, x 2,..., x n k untuk k > 0 atau L[θ; δ(x, x 2,..., x n ] fungsi konveks dari θ. Bentuk fungsi kerugian yang biasa digunakan adalah Definisi 2.8 L[θ; δ(x, x 2,..., x n ] = (θ δ(x, x 2,..., x n 2. Fungsi resiko (risk function yang bersesuaian dengan L[θ; δ] dan dinotasikan dengan R[θ; δ] didefinisikan sebagai R[θ; δ] = E[L(θ; δ(x, x 2,..., x n ]. Hal itu berarti bahwa resiko dari fungsi keputusan yang diberikan adalah rata-rata atau harapan jika fungsi keputusan tersebut digunakan. Dua keputusan δ dan δ dikatakan ekuivalen bila R[θ; δ] = E[L(θ; δ(x, x 2,..., x n ] = E[L(θ; δ (x, x 2,..., x n ] = R[θ; δ ]. 33

36 Dalam konteks estimasi titik, keputusan δ(x, x 2,..., x n dinamakan estimasi dari θ dan kebaikannya ditentukan berdasarkan resiko R[θ, δ]. Definisi 2.9 Estimator δ dari θ dikatakan admisible jika tidak ada estimator lain δ dari δ sehingga untuk semua R[θ; δ ] R[θ; δ] untuk semua θ Ω. Definisi 2.0 Kelas dari estimator D dikatakan essentially complete jika untuk sebarang estimator δ dari θ tidak dalam D sehingga R[θ; δ] R[θ; δ ] untuk semua θ Ω. Hal itu berarti bahwa pencarian estimator dengan sifat-sifat optimal membatasi perhatian kita pada kelas yang essentially complete dari estimatorestimator admisible. Apabila hal ini dikerjakan, maka muncul pertanyaan : yang manakah dari kelas ini yang dapat dipilih sebagai suatu estimator dari θ. Untuk itu dipilih estimator δ sehingga untuk sebarang estimator lain δ dalam kelas dari semua θ Ω. Sayangnya estimator yang demikian tidak ada kecuali untuk kasus-kasus yang sederhana. Akan tetapi, jika kita membatasi hanya pada kelas estimator tak bias dengan variansi berhingga dan mengambil fungsi kerugian kuadrat maka R[θ; δ] menjadi variansi dari δ (x, x 2,..., x n. Kriteria pemilihan di atas bersesuaian dengan pencarian estimator UMVU. Estimator yang meminimumkan hal-hal buruk yang terjadi pada kita yaitu meminimumkan resiko maksimum atas θ. Jika estimator yang mempunyai sifat tersebut ada maka dinamakan estimator minimaks (minimax estimator. Untuk mencari estimator minimaks ini masih dibatasi pada kelas estimator yang essentially complete. Definisi 2. Dalam kelas D yaitu semua estimator yang mempunyai sifat R[θ; δ] berhingga untuk semua θ Ω, estimator δ dikatakan minimaks (minimax jika untuk sebarang estimator δ yang lain berlaku sifat sup{r[θ; δ]; θ Ω} sup{r[θ; δ ]; θ Ω}. Misalkan Ω R dan θ adalah variabel random dengan fungsi kepadatan 34

37 probabilitas yaitu fungsi kepadatan probabilitas prior R(δ = E[R(θ; δ] = R[θ; δ]λ(θdθ atau Ω Ω R[θ; δ]λ(θ. Hal itu berarti bahwa R(δ adalah resiko rata-rata dari seluruh ruang parameter Ω bila digunakan estimator δ. Misalkan D 2 adalah kelas semua estimator sehingga R(δ berhingga untuk suatu prior λ pada Ω yang diketahui. Definisi 2.2 Dalam kelas D 2, estimator δ dikatakan estimator Bayes (dalam teori keputusan dan berkaitan dengan fungsi kepadatan probabilitas prior λ pada Ω jika R(δ R(δ untuk semua estimator δ yang lain. Penentuan Estimator Bayes Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x, θ, θ Ω R. Dalam hal ini digunakan fungsi kerugian kuadrat. Misalkan θ variabel random dengan fungsi kepadatan prior λ. Akan ditentukan δ sehingga menjadi estimator Bayes dari θ dalam arti teori keputusan. Teorema 2.5 Estimasi Bayes dari θ yang bersesuaian dengan fungsi kepadatan probabilitas λ pada Ω sehingga θf(x ; θf(x 2 ; θλ(θf(x n ; θ... dθ dan Ω Ω f(x ; θf(x 2 ; θλ(θf(x n ; θ... dθ berhingga untuk setiap (x x 2,..., x n t diberikan oleh Ω δ(x x 2,..., x n = θf(x ; θf(x 2 ; θλ(θf(x n ; θ... dθ f(x Ω ; θf(x 2 ; θλ(θf(x n ; θ... dθ asalkan λ kontinu. Jika nilai pengamatan dari X i adalah x i untuk i =, 2,..., n maka akan ditentukan fungsi kepadatan probabilitas bersyarat dari θ bila diberikan 35

38 X = x, X 2 = x 2,..., X n = x n merupakan fungsi kepadatan posterior dari θ. Fungsi kepadatan posterior dari θ adalah h(θ x = f(x ; θf(x 2 ; θ... f(x n ; θ h(x = f(x; θλ(θ h(x = f(x ; θf(x 2 ; θ... f(x n ; θλ(θ h(x dengan h(x = Ω f(x; θλ(θdθ = Ω f(x ; θf(x 2 ; θ... f(x n ; θλ(θdθ untuk λ kontinu. Estimator Bayes untuk θ yaitu δ(x x 2,..., x n adalah harapan dari θ berkaitan dengan fungsi kepadatan probabilitas posteriornya. estimator Bayes yang lain dari θ adalah median dari h(θ x atau modus dari h(θ x jika ada. Contoh 2.2 Misalkan variabel random saling bebas dari distribusi Binom(, θ dengan θ Ω = (0,. Fungsi kepadatan probabilitas priornya dipilih berdistribusi Beta(α, β dengan parameter α dan β yaitu λ(θ = Γ(α + β Γ(αΓ(β θα ( θ β untuk θ (0,. Akibatnya I = f(x ; θf(x 2 ; θ... f(x n ; θλdθ = = = Ω Γ(α + β Γ(αΓ(β Γ(α + β Γ(αΓ(β Γ(α + β Γ(αΓ(β 0 0 θ P x i ( θ n P x i θ α ( θ β dθ θ P x i +α ( θ β+n P x i dθ Γ(α + n x iγ(β + n n x i Γ(α + β + n 36

39 dan I = = = = Ω θf(x ; θf(x 2 ; θ... f(x n ; θλdθ Γ(α + β Γ(αΓ(β Γ(α + β Γ(αΓ(β Γ(α + β Γ(αΓ(β 0 0 θθ P x i ( θ n P x i θ α ( θ β dθ θ P x i +α+ ( θ β+n P x i dθ Γ(α + n x i + Γ(β + n n Γ(α + β + n + x i. Diperoleh estimator Bayes adalah Ω δ(x x 2,..., x n = θf(x ; θf(x 2 ; θλ(θf(x n ; θ... dθ f(x Ω ; θf(x 2 ; θλ(θf(x n ; θ... dθ = Γ(α + β + nγ(α + n x i + Γ(α + β + nγ(α + n x i ( Γ(α + β + n α + n x i Γ(α + n x i = (α + β + nγ(α + β + nγ(α + n x i = α + n x i α + β + n. Bila α = β = maka distribusi priornya merupakan distribusi seragam pada (0, sehingga diperoleh estimator Bayes δ(x x 2,..., x n = + n 2 + n x i. Penentuan estimator Minimaks Misalkan X, X 2,..., X n variabel random saling bebas dengan fungsi kepadatan probabilitas f(x; θ, θ Ω R dan λ fungsi kepadatan probabilitas prior pada Ω. Fungsi kepadatan probabilitas posterior dari θ diberikan X = (X, X 2,..., X n t = (x, x 2,..., x n t dinyatakan dengan h(θ x = f(x ; θf(x 2 ; θ... f(x n ; θ. h(x Telah diperoleh bahwa estimator Bayes dari θ dalam arti teori keputusan diberikan dengan δ(x, x 2,..., x n = θh(θ xdθ 37 Ω

40 asalkan λ kontinu. Teorema 2.6 Misalkan terdapat fungsi kepadatan probabilitas λ pada Ω sehingga untuk estimasi Bayes δ yang didefinisikan dengan Ω δ(x x 2,..., x n = θf(x ; θf(x 2 ; θλ(θf(x n ; θ... dθ f(x Ω ; θf(x 2 ; θλ(θf(x n ; θ... dθ dan resiko R[θ; δ] tidak tergantung pada θ. Estimator δ(x x 2,..., x n merupakan estimator minimaks. Contoh 2.2 Misalkan X,..., X n variabel random saling bebas dari distribusi Binom(, θ dengan θ Ω = (0,. Fungsi kepadatan probabilitas priornya dipilih berdistribusi Beta(α, β. Jika X = n X i maka X berdistribusi Binom(n, θ sehingga E[X] = nθ dan Var(X = nθ( θ serta Bila E[X 2 ] = Var(X + (E[X] 2 = nθ( θ + (nθ 2 = nθ( θ + nθ. δ(x x 2,..., x n = α + n X i α + β + n = α + X α + β + n digunakan untuk mengestimasi θ maka akan mempunyai resiko [ R[θ, δ] = E θ X + α ] n + α + β [ (n + α + βθ (X + α = E n + α + β = (n + α + β2 θ 2 2(n + α + βθe[x + α] + E[X + α] 2 (n + α + β 2 ] 2 = (n2 + 2nα + 2nβ + (α + β 2 θ 2 2(n + α + βθ(nθ + α + E[X 2 ] + 2αE[X] + α 2 (n + α + β 2 = (α + β2 θ 2 nθ 2 2θα 2 2θαβ + nθ nθ 2 + n 2 θ 2 + α 2 (n + α + β 2 = (α + β2 θ 2 nθ 2 2θα 2 2θαβ + nθ + α 2 (n + α + β 2 = [(α + β2 n]θ 2 [2α 2 + 2αβ n]θ + α 2 (n + α + β 2. Bila α = β = 2 n dan misalkan δ hasil estimasi dari θ maka (α+β 2 n = 0 38

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Bab 3: Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Bila sampling berasal dari populasi yang digambarkan melalui fungsi peluang f X (x θ), pengetahuan tentang θ menghasilkan karakteristik mengenai keseluruhan

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Pengantar Statistika Matematika II Distribusi Sampling Atina Ahdika, S.Si., M.Si. Prodi Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia March 20, 2017 atinaahdika.com Bila sampling berasal dari populasi yang

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Bab 4: Metode Evaluasi Estimator Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Penggunaan metode estimasi yang berbeda dapat menghasilkan estimator yang sama maupun berbeda Dari hasil estimator yang berbeda,

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Bab 6: Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Inferensi Statistik Pendahuluan Inferensi Statistik Inferensi statistik adalah metode untuk menarik kesimpulan mengenai suatu populasi. Inferensi statistik

Lebih terperinci

Estimasi Titik. (Point Estimation) Minggu ke 1-3. Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. Universitas Gadjah Mada

Estimasi Titik. (Point Estimation) Minggu ke 1-3. Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. Universitas Gadjah Mada Estimasi Titik (Point Estimation) Minggu ke 1-3 Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. Universitas Gadjah Mada 2014 Prof. Dr. Sri Haryatmi, M. Sc. (UGM) Daftar Isi 2014 1 / 33 DAFTAR ISI 1 Minggu 1 Pertemuan 1

Lebih terperinci

INFERENSI PARAMETER MEAN POPULASI NORMAL DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF

INFERENSI PARAMETER MEAN POPULASI NORMAL DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF INFERENSI PARAMETER MEAN POPULASI NORMAL DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF Adi Setiawan Program Studi Matematika Industri dan Statistika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Bab 3: Estimasi Titik dengan Metode Bayes Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Dalam pendekatan klasik, parameter θ adalah besaran tetap yang tidak diketahui Sampel random X 1, X 2,..., X n diambil

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Bab 2: Sifat-Sifat Estimator Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Statistik Cukup Dalam kondisi real, kita tidak mengetahui parameter dari populasi data yang akan kita teliti Informasi dalam sampel

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Pengantar a Matematika II - Estimator Atina Ahdika, S.Si., M.Si. Prodi a FMIPA Universitas Islam Indonesia April 17, 2017 atinaahdika.com Dalam kondisi real, kita tidak mengetahui parameter dari populasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Estimasi Bayes Definisi 1 Estimasi Bayes yang paling mungkin dari suatu nilai kebenaran θ 0 yang tidak diketahui pada parameter θ adalah nila ˆθ yang meminimumkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF DALAM INFERENSI PARAMETER POPULASI SERAGAM

PENGGUNAAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF DALAM INFERENSI PARAMETER POPULASI SERAGAM PENGGUNAAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF DALAM INFERENSI PARAMETER POPULASI SERAGAM Adi Setiawan Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-6

Lebih terperinci

Teorema Newman Pearson

Teorema Newman Pearson pengujian terbaik Andi Kresna Jaya andikresna@yahoo.com Jurusan Matematika October 6, 2014 Outline 1 Review 2 Uji dua sisi untuk mean 3 Teorema Neyman-Pearson Back Outline 1 Review 2 Uji dua sisi untuk

Lebih terperinci

Setiap karakteristik dari distribusi populasi disebut dengan parameter. Statistik adalah variabel random yang hanya tergantung pada harga observasi

Setiap karakteristik dari distribusi populasi disebut dengan parameter. Statistik adalah variabel random yang hanya tergantung pada harga observasi ESTIMASI TITIK Setiap karakteristik dari distribusi populasi disebut dengan parameter. Statistik adalah variabel random yang hanya tergantung pada harga observasi sampel. Statistik merupakan bentuk dari

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Pengantar Statistika Matematika II Estimasi Titik dengan Metode Atina Ahdika, S.Si., M.Si. Prodi Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia May 9, 2017 atinaahdika.com Dalam pendekatan klasik, parameter

Lebih terperinci

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2013 Daftar Isi 1 Peubah Acak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Peubah Acak dan Distribusinya.1.1 Peubah Acak Definisi.1: Peubah acak adalah suatu fungsi yang menghubungkan sebuah bilangan real dengan setiap unsur di dalam ruang contoh, (Walpole

Lebih terperinci

INFERENSI PARAMETER SIMPANGAN BAKU POPULASI NORMAL DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF

INFERENSI PARAMETER SIMPANGAN BAKU POPULASI NORMAL DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF INFERENSI PARAMETER SIMPANGAN BAKU S - POPULASI NORMAL DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF Adi Setiawan Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl Diponegoro

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL

PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL Vania Mutiarani 1, Adi Setiawan, Hanna Arini Parhusip 3 1 Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW, 3 Dosen

Lebih terperinci

DEFICIENCY PENAKSIR PARAMETER PADA DISTRIBUSI GAMMA

DEFICIENCY PENAKSIR PARAMETER PADA DISTRIBUSI GAMMA digilib.uns.ac.id DEFICIENCY PENAKSIR PARAMETER PADA DISTRIBUSI GAMMA oleh ANIS TELAS TANTI M0106003 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Lebih terperinci

STATISTIKA UNIPA SURABAYA

STATISTIKA UNIPA SURABAYA MATEMATIKA STATISTIKA (MATHEMATICAL STATISTICS) GANGGA ANURAGA Materi : Distribusi variabel random Teori Himpunan Fungsi Himpunan Fungsi Himpunan Peluang Variabel Random Fungsi Kepadatan Peluang Fungsi

Lebih terperinci

ALGORITMA PENENTUAN UKURAN SAMPEL EKSAK UNTUK DISTRIBUSI NORMAL, DISTRIBUSI POISSON DAN DUA DISTRIBUSI BINOMIAL DALAM MODEL KELUARGA EKSPONENSIAL

ALGORITMA PENENTUAN UKURAN SAMPEL EKSAK UNTUK DISTRIBUSI NORMAL, DISTRIBUSI POISSON DAN DUA DISTRIBUSI BINOMIAL DALAM MODEL KELUARGA EKSPONENSIAL ALGORITMA PENENTUAN UKURAN SAMPEL EKSAK UNTUK DISTRIBUSI NORMAL, DISTRIBUSI POISSON DAN DUA DISTRIBUSI BINOMIAL DALAM MODEL KELUARGA EKSPONENSIAL 1) Program Studi Matematika Universitas Ahmad Dahlan dian@math.uad.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita mempunyai data yang terdiri dari dua atau lebih variabel maka sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat berhubungan, hubungan

Lebih terperinci

MENAKSIR PARAMETER µ DARI N( µ, ) DENGAN METODE BAYES

MENAKSIR PARAMETER µ DARI N( µ, ) DENGAN METODE BAYES MENAKSIR PARAMETER µ DARI N( µ, ) DENGAN METODE BAYES Hartayuni Saini 1 1 Jurusan Matematika, FMIPA-UNTAD. e-mail: yunh3_chendist@yahoo.co.id Abstrak Untuk menaksir nilai µ dari N(µ, ) umumnya digunakan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR TEORI PELUANG

DASAR-DASAR TEORI PELUANG DASAR-DASAR TEORI PELUANG Herry P. Suryawan 1 Ruang Peluang Definisi 1.1 Diberikan himpunan tak kosong Ω. Aljabar-σ (σ-algebra pada Ω adalah koleksi subhimpunan A dari Ω dengan sifat (i, Ω A (ii jika A

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembicaraan statistik, jawaban yang diinginkan adalah jawaban untuk ruang lingkup yang lebih luas, yakni populasi. Tetapi objek dari studi ini menggunakan sampel

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2011 Daftar Isi

Lebih terperinci

Uji Hipotesis dan Aturan Keputusan

Uji Hipotesis dan Aturan Keputusan Uji Hipotesis dan Aturan Keputusan oleh: Khreshna Syuhada, PhD. 1. Pendahuluan Pada perkuliahan tingkat 2, telah dikenalkan masalah uji hipotesis sebagai berikut: Seorang peneliti memberikan klaim bahwa

Lebih terperinci

STATISTIKA MATEMATIKA

STATISTIKA MATEMATIKA Praktikum STATISTIKA MATEMATIKA Adi Setiawa Uiversitas Kriste Satya Wacaa Salatiga 2006 i Cotets : Statistik Cukup 2 Latiha Soal Statistik Cukup 6 3 : Estimasi Titik 7 4 Latiha Soal Estimasi Titik 37 5

Lebih terperinci

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2011 Daftar Isi

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika. disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA Statistika Mengalahkan Matematika disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2011 Daftar Isi

Lebih terperinci

PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI INVERS MAXWELL UKURAN BIAS SAMPEL MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN. Rince Adrianti 1, Haposan Sirait 2 ABSTRACT ABSTRAK

PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI INVERS MAXWELL UKURAN BIAS SAMPEL MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN. Rince Adrianti 1, Haposan Sirait 2 ABSTRACT ABSTRAK PENAKSIR PARAMETER DISTRIBUSI INVERS MAXWELL UKURAN BIAS SAMPEL MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN Rince Adrianti, Haposan Sirait Mahasiswa Program Studi S Matematika Dosen Matematika, Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI KELUARGA TRANSFORMASI KHI-KUADRAT. Oleh : Entit Puspita. Dosen Jurusan pendidikan Matematika

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI KELUARGA TRANSFORMASI KHI-KUADRAT. Oleh : Entit Puspita. Dosen Jurusan pendidikan Matematika KARAKTERISTIK DISTRIBUSI KELUARGA TRANSFORMASI KHI-KUADRAT Oleh : Entit Puspita Dosen Jurusan pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Dalam Keluarga eksponensial satu parameter

Lebih terperinci

ESTIMASI TOTAL DAYA LISTRIK YANG HILANG MELALUI PROSES POISSON TERPANCUNG MAJEMUK

ESTIMASI TOTAL DAYA LISTRIK YANG HILANG MELALUI PROSES POISSON TERPANCUNG MAJEMUK ESTIMASI TOTAL DAYA LISTRIK YANG HILANG MELALUI PROSES POISSON TERPANCUNG MAJEMUK Adri Arisena 1, Anna Chadidjah 2, Achmad Zanbar Soleh 3 Departemen Statistika Universitas Padjadjaran 1 Departemen Statistika

Lebih terperinci

INFERENSI STATISTIK DISTRIBUSI BINOMIAL DENGAN METODE BAYES MENGGUNAKAN PRIOR KONJUGAT. Oleh : ADE CANDRA SISKA NIM: J2E SKRIPSI

INFERENSI STATISTIK DISTRIBUSI BINOMIAL DENGAN METODE BAYES MENGGUNAKAN PRIOR KONJUGAT. Oleh : ADE CANDRA SISKA NIM: J2E SKRIPSI INFERENSI STATISTIK DISTRIBUSI BINOMIAL DENGAN METODE BAYES MENGGUNAKAN PRIOR KONJUGAT Oleh : ADE CANDRA SISKA NIM: J2E 006 002 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada

Lebih terperinci

Model Poisson. Inferensi likelihood. Andi Kresna Jaya November 19, Jurusan Matematika

Model Poisson. Inferensi likelihood. Andi Kresna Jaya November 19, Jurusan Matematika Review Poisson dengan overdispersi Inferensi likelihood Andi Kresna Jaya andikresna@yahoo.com Jurusan Matematika November 19, 2014 Review Poisson dengan overdispersi Outline 1 Review 2 3 Poisson dengan

Lebih terperinci

MA3081 STATISTIKA MATEMATIK(A) Bab 2: Distribusi Samp

MA3081 STATISTIKA MATEMATIK(A) Bab 2: Distribusi Samp MA3081 STATISTIKA MATEMATIK(A) Bab 2: We love Statistics Pengantar Parameter adalah... ...suatu karakteristik dari populasi. Statistik adalah... ...suatu karakteristik dari sampel. Statistik adalah fungsi

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER UNTUK DISTRIBUSI HALF LOGISTIK. Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

ESTIMASI PARAMETER UNTUK DISTRIBUSI HALF LOGISTIK. Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan Jurnal Matematika Murni dan Terapan εpsilon Vol. 07, No.01, 201, Hal. 45 52 ESTIMASI PARAMETER UNTUK DISTRIBUSI HALF LOGISTIK Rizqi Elmuna Hidayah 1, Nur Salam 2 dan Dewi Sri Susanti 1,2, Program Studi

Lebih terperinci

Algoritma Expectation-Maximization(EM) Untuk Estimasi Distribusi Mixture

Algoritma Expectation-Maximization(EM) Untuk Estimasi Distribusi Mixture Vol. 4, No., Oktober 04 Algoritma Expectation-Maximization(EM) Untuk Estimasi Distribusi Mixture Tomy Angga Kusuma ), Suparman ) ) Program Studi Matematika FMIPA UAD ) Program Studi Pend. Matematika UAD

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala, 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini akan didiskusikan tentang transformasi model tak penuh dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala, pendugaan parameter, pengujian hipotesis dan selang

Lebih terperinci

DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA. Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS

DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA. Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS nia.rini.purita2316@gmail.com, getut.uns@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Regresi Regresi adalah suatu studi statistik untuk menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk persamaan. Salah satu variabel merupakan variabel

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematik(a)

Pengantar Statistika Matematik(a) Catatan Kuliah Pengantar Statistika Matematik(a) Statistika Lebih Dari Sekadar Matematika disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Bab 1: a FMIPA Universitas Islam Indonesia Parameter adalah karakteristik dari populasi (misal θ) adalah karakteristik dari sampel Akan dibahas konsep statistik dan distribusi sampling Parameter Misalkan

Lebih terperinci

MINGGU KE-11 HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT

MINGGU KE-11 HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT MINGGU KE-11 HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT HUKUM BILANGAN BESAR LEMAH DAN KUAT Misalkan X 1, X 2, X 3... barisan variabel random. Kita tulis S n = n X i. Dalam subbab ini kita akan menjawab pertanyaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama, yang hasilnya tidak dapat diprediksi dengan tepat tetapi kita

Lebih terperinci

STATISTIKA MATEMATIKA

STATISTIKA MATEMATIKA STATISTIKA MATEMATIKA Penulis: Prof. Subanar, Ph.D Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN Karima Puspita Sari, Respatiwulan, dan Bowo Winarno Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Model regresi zero-inflated

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti teorema dan beberapa definisi sebagai landasan dalam penelitian ini. Konsep dasar ini berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik pendugaan distribusi

II.TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik pendugaan distribusi II.TINJAUAN PUSTAKA Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik pendugaan distribusi generalized weibull menggunakan metode generalized momen ini, penulis menggunakan definisi dan konsep dasar

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. sementara grafik distribusi F tidak simetrik dan umumnya sedikit positif seperti

II. LANDASAN TEORI. sementara grafik distribusi F tidak simetrik dan umumnya sedikit positif seperti 4 II. LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi F Distribusi F merupakan salah satu distribusi kontinu. Dengan variabel acak X memenuhi batas X > 0, sehingga luas daerah dibawah kurva sama dengan satu, sementara grafik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendahuluan Uji perbandingan dua distribusi merupakan suatu tekhnik analisis ang dilakukan untuk mencari nilai parameter ang baik diantara dua distribusi. Tekhnik uji perbandingan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Peluang Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Peluang suatu kejadian P(E) adalah

Lebih terperinci

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR MODUL 9 TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR. Pendahuluan Untuk menginginkan mengumpulkan populasi kita lakukan dengan statistik berdasarkan data yang diambil secara sampling yang

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF. Adi Setiawan

PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF. Adi Setiawan PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF Adi Setiawan Program Studi Matematika Industri dan Statistika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl Diponegoro 5-6 Salatiga

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penaksiran Parameter Jika adalah nilai parameter populasi yang belum diketahui harganya, maka dapat ditaksir oleh nilai statistik, dan disebut sebagai penaksir atau fungsi keputusan.

Lebih terperinci

PENAKSIR RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI DAN KURTOSIS PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA

PENAKSIR RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI DAN KURTOSIS PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA PENAKSIR RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN KOEFISIEN VARIASI DAN KURTOSIS PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA Erpan Gusnawan 1, Arisman Adnan 2, Haposan Sirait 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika

Lebih terperinci

KONVOLUSI DISTRIBUSI EKSPONENSIAL DENGAN PARAMETER BERBEDA

KONVOLUSI DISTRIBUSI EKSPONENSIAL DENGAN PARAMETER BERBEDA Jurnal Matematika UNAND Vol. No. 4 Hal. 9 ISSN : 33 9 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND KONVOLUSI DISTRIBUSI EKSPONENSIAL DENGAN PARAMETER BERBEDA MARNISYAH ANAS Program Studi Magister Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga distribusi generalized gamma dengan metode generalized moment ini, penulis menggunakan definisi, teorema dan konsep dasar

Lebih terperinci

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari. 6.. Proses Kelahiran Murni Dalam bab ini, akan dibahas beberapa contoh penting dari waktu kontinu, state diskrit, proses Markov. Khususnya, dengan kumpulan dari variabel acak {;0 } di mana nilai yang mungkin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ruang sampel dan dilambangkan dengan huruf S. Ruang sampel beranggotakan

TINJAUAN PUSTAKA. ruang sampel dan dilambangkan dengan huruf S. Ruang sampel beranggotakan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Percobaan dan Ruang Sampel Menurut Walpole (1995), istilah percobaan digunakan untuk sembarang proses yang dapat membangkitkan data. Himpunan semua hasil suatu percobaan disebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Model Linier dengan n pengamatan dan p variable penjelas biasa ditulis sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Model Linier dengan n pengamatan dan p variable penjelas biasa ditulis sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Linear Model Linier dengan n pengamatan dan p variable penjelas biasa ditulis sebagai berikut : Y i = β 0 + X i1 β 1 + X i2 β 2 + + X ip β p +ε i ; i = 1,2,, n bila dirinci

Lebih terperinci

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV 4.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang (Ω, F, P). Misalnya X = {X : k N} adalah rantai Markov dengan state berhingga yang bersifat homogen

Lebih terperinci

Hukum Iterasi Logaritma

Hukum Iterasi Logaritma Hukum Iterasi Logaritma Sorta Purnawanti 1, Helma 2, Dodi Vionanda 3 1 Mathematics Department State University of Pag, Indonesia 2,3 Lecturers of Mathematics Department State University of Pag, Indonesia

Lebih terperinci

KONSISTENSI ESTIMATOR

KONSISTENSI ESTIMATOR KONSISTENSI ESTIMATOR TUGAS STATISTIKA MATEMATIKA II Oleh 1. Wahyu Nikmatus S. (121810101010) 2. Vivie Aisyafi F. (121810101050) 3. Rere Figurani A. (121810101052) 4. Dwindah Setiari W. (121810101054)

Lebih terperinci

6. Teori Estimasi. EL2002-Probabilitas dan Statistik. Dosen: Andriyan B. Suksmono

6. Teori Estimasi. EL2002-Probabilitas dan Statistik. Dosen: Andriyan B. Suksmono 6. Teori Estimasi EL2002-Probabilitas dan Statistik Dosen: Andriyan B. Suksmono Pendahuluan Inferensi statistik adalah metoda untuk menarik inferensi atau membuat generalisasi dari suatu populasi. Ada

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. : Dapat menganalisis tentang statistika inferensial secara teoritik beserta komponen dan sifat-sifatnya

SILABUS MATA KULIAH. : Dapat menganalisis tentang statistika inferensial secara teoritik beserta komponen dan sifat-sifatnya SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Pendidikan Matematika Kode Mata Kuliah : 50603 Mata kuliah : Statistika Matematika Bobot : 3 SKS Semester : V Mata Kuliah Prasyarat : Probabilitas Deskripsi Mata Kuliah

Lebih terperinci

Adi Setiawan Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro Salatiga 50711

Adi Setiawan Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro Salatiga 50711 PENENTUAN DISTRIBUSI SKEWNESS DAN KURTOSIS DENGAN METODE RESAMPLING BERDASAR DENSITAS KERNEL (STUDI KASUS PADA ANALISIS INFLASI BULANAN KOMODITAS BAWANG MERAH, DAGING AYAM RAS DAN MINYAK GORENG DI KOTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka dari buku referensi karya ilmiah. Karya ilmiah yang digunakan adalah hasil penelitian serta

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematik(a)

Pengantar Statistika Matematik(a) Catatan Kuliah Pengantar Statistika Matematik(a) Statistika Lebih Dari Sekadar Matematika disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2014

Lebih terperinci

Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting. Oleh Azimmatul Ihwah

Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting. Oleh Azimmatul Ihwah Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting Oleh Azimmatul Ihwah Distribusi Diskrit Fungsi probabilitas dari variabel random diskrit dapat dinyatakan dalam formula matematik tertentu yang dinamakan fungsi

Lebih terperinci

STATISTIKA. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom UPI

STATISTIKA. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom UPI STATISTIKA Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom UPI 1 Daftar Isi Bab 1 Peluang Bab Peubah Acak Bab 3 Distribusi Peluang Diskret Bab 4 Distribusi Peluang Kontinu Bab 5 Fungsi Peubah Acak Bab 6 Teori Penaksiran

Lebih terperinci

Non Linear Estimation and Maximum Likelihood Estimation

Non Linear Estimation and Maximum Likelihood Estimation Non Linear Estimation and Maximum Likelihood Estimation Non Linear Estimation and Maximum Likelihood Estimation Non Linear Estimation We have studied linear models in the sense that the parameters are

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Pengantar a Matematika II Atina Ahdika, S.Si., M.Si. Prodi a FMIPA Universitas Islam Indonesia March 20, 2017 atinaahdika.com t F Parameter adalah karakteristik dari populasi (misal θ) adalah karakteristik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Generalized Eksponensial Menggunakan Metode Generalized Momen digunakan. merupakan penjabaran definisi dan teorema yang digunakan:

TINJAUAN PUSTAKA. Generalized Eksponensial Menggunakan Metode Generalized Momen digunakan. merupakan penjabaran definisi dan teorema yang digunakan: II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam tinjauan pustaka penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Generalized Eksponensial Menggunakan Metode Generalized Momen digunakan beberapa definisi dan teorema yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di 5 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di bahas adalah sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengkaji penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Log

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengkaji penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Log II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam mengkaji penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Log Normal Menggunakan Metode Generalized Moment digunakan beberapa definisi, dan teorema yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Peluang Percobaan adalah kegiatan yang menghasilkan keluaran/hasil yang mungkin secara acak. Contoh: pelemparan sebuah dadu.

Lebih terperinci

Pemodelan Data Curah Hujan Menggunakan Proses Shot Noise Modeling Rainfall Data Using a Shot Noise Process

Pemodelan Data Curah Hujan Menggunakan Proses Shot Noise Modeling Rainfall Data Using a Shot Noise Process Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Pemodelan Data Menggunakan Proses Shot Noise Modeling Rainfall Data Using a Shot Noise Process 1 Novi Tri Wahyuni, 2 Sutawatir Darwis, 3 Teti Sofia Yanti 1,2,3 Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam statistika, sebuah penaksir adalah sebuah fungsi dari sample data

BAB I PENDAHULUAN. Dalam statistika, sebuah penaksir adalah sebuah fungsi dari sample data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam statistika, sebuah penaksir adalah sebuah fungsi dari sample data observasi yang digunakan untuk menaksir parameter populasi yang tidak diketahui. Ada

Lebih terperinci

Penaksiran Mean Stratum pada Sampling Acak Stratifikasi dengan Menggunakan Metode Empirical Bayes

Penaksiran Mean Stratum pada Sampling Acak Stratifikasi dengan Menggunakan Metode Empirical Bayes Penaksiran Mean Stratum pada Sampling Acak Stratifikasi dengan Menggunakan Metode Empirical Baes Sisca Agnessia Departemen Matematika, FMIPA UI, Kampus UI Depok 6 sisca.agnessia@ahoo.com Abstrak Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 \ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi-informasi faktual yang diperoleh berdasarkan hasil observasi maupun penelitian sangatlah beragam. Informasi yang dirangkum sedemikian rupa disebut dengan

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 2015 Percobaan adalah kegiatan yang menghasilkan keluaran/hasil yang mungkin secara acak. Contoh: pelemparan sebuah dadu. Ruang

Lebih terperinci

Penentuan Momen ke-5 dari Distribusi Gamma

Penentuan Momen ke-5 dari Distribusi Gamma Jurnal Penelitian Sains Volume 6 Nomor (A) April 0 Penentuan Momen ke-5 dari Distribusi Gamma Robinson Sitepu, Putra B.J. Bangun, dan Heriyanto Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur yang digunakan dalam pengumpulan, penyajian, analisis dan interpretasi data. Statistika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.. Konsep Dasar Analisis Runtun Waktu Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa definisi yang menyangkut pengertian dan konsep dasar analisis runtun waktu. Definisi Runtun waktu

Lebih terperinci

MINGGU KE-9 MACAM-MACAM KONVERGENSI

MINGGU KE-9 MACAM-MACAM KONVERGENSI MINGGU KE-9 MACAM-MACAM KONVERGENSI Kita telah mengetahui bahwa untuk n besar dan θ kecil sedemikian hingga nθ = λ, distribusi binomial bisa dihampiri oleh distribusi Poisson. Mencari hampiran distribusi

Lebih terperinci

STATISTICS. WEEK 5 Hanung N. Prasetyo TELKOM POLTECH/HANUNG NP

STATISTICS. WEEK 5 Hanung N. Prasetyo TELKOM POLTECH/HANUNG NP STATISTICS WEEK 5 Hanung N. Prasetyo Kompetensi 1. Mahasiswa memahamikonsep dasar distribusi peluang kontinu khusus seperti uniform dan eksponensial 2. Mahasiswamampumelakukanoperasi hitungyang berkaitan

Lebih terperinci

MODUL II DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU

MODUL II DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU A. TUJUAN PRAKTIKUM Melalui praktikum Modul II ini diharapkan praktikan dapat: 1. Mengenal jenis dan karakteristik dari beberapa distribusi peluang. 2. Menguji dan

Lebih terperinci

PENAKSIR RATA-RATA DISTRIBUSI EKSPONENSIAL TERPOTONG. Agustinus Simanjuntak ABSTRACT

PENAKSIR RATA-RATA DISTRIBUSI EKSPONENSIAL TERPOTONG. Agustinus Simanjuntak ABSTRACT PENAKSIR RATA-RATA DISTRIBUSI EKSPONENSIAL TERPOTONG Agustinus Simanjuntak Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru

Lebih terperinci

Adi Setiawan Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro Salatiga 50711

Adi Setiawan Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro Salatiga 50711 PENENTUAN DISTRIBUSI SKEWNESS DAN KURTOSIS DENGAN METODE RESAMPLING BERDASAR DENSITAS KERNEL (STUDI KASUS PADA ANALISIS INFLASI BULANAN KOMODITAS BAWANG MERAH, DAGING AYAM RAS DAN MINYAK GORENG DI KOTA

Lebih terperinci

RENCANA MUTU PEMBELAJARAN

RENCANA MUTU PEMBELAJARAN RENCANA MUTU PEMBELAJARAN Nama Dosen : N. Setyaningsih, MSi. Program Studi : Pendidikan Matematika Kode Mata Kuliah : 504203 Nama Mata Kuliah : Statistika Matematika Jumlah sks : 3 sks Semester : V Alokasi

Lebih terperinci

Distribusi Peluang Kontinyu STATISTIK INDUSTRI 1. Distribusi Peluang Kontinyu. Distribusi Diskrit Uniform. Distribusi Diskrit Uniform 13/11/2013

Distribusi Peluang Kontinyu STATISTIK INDUSTRI 1. Distribusi Peluang Kontinyu. Distribusi Diskrit Uniform. Distribusi Diskrit Uniform 13/11/2013 3//203 STATISTIK INDUSTRI Agustina Eunike, ST., MT., MBA Rata-rata dan Variansi Rumus Umum: Distribusi Peluang Diskrit dan Kontinyu UNIFORM Distribusi Diskrit Uniform Distribusi Diskrit Uniform Contoh:

Lebih terperinci

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT Ro fah Nur Rachmawati Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus

Lebih terperinci

MA4181 MODEL RISIKO Enjoy the Risks

MA4181 MODEL RISIKO Enjoy the Risks Catatan Kuliah MA48 MODEL RISIKO Enjoy the Risks disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2 Tentang MA48 Model Risiko A. Jadwal kuliah:

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL DENGAN MODEL REGRESI LINIER BERGANDA BAYESIAN

ESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL DENGAN MODEL REGRESI LINIER BERGANDA BAYESIAN ESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL DENGAN MODEL REGRESI LINIER BERGANDA BAYESIAN Vania Mutiarani a, Adi Setiawan b, Hanna Arini Parhusip c a Program Studi Matematika FSM UKSW Jl. Diponegoro 52-6

Lebih terperinci

PENAKSIR MAKSIMUM LIKELIHOOD DENGAN METODE ITERASI NEWTON - RAPHSON

PENAKSIR MAKSIMUM LIKELIHOOD DENGAN METODE ITERASI NEWTON - RAPHSON PENAKSIR MAKSIMUM LIKELIHOOD DENGAN METODE ITERASI NEWTON - RAPHSON Haposan Sirait 1 dan Rustam Efendi 2 1,2 Dosen Program Studi Matematika FMIPA Universitas Riau. Abstrak: Makalah ini menyajikan tentang

Lebih terperinci

MA2082 BIOSTATISTIKA Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi

MA2082 BIOSTATISTIKA Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi MA2082 BIOSTATISTIKA Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi Orang Biologi Tidak Anti Statistika Silabus Silabus dan Tujuan Konsep peubah acak, fungsi peluang (probability density function), fungsi distribusi

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Ruang Sampel dan Kejadian Ruang Sampel dan Kejadian Ruang Sampel dan Kejadian Percobaan adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan diuraikan mengenai beberapa teori dan metode yang mendukung serta mempermudah dalam melakukan perhitungan dan dapat membantu di dalam pembahasan

Lebih terperinci

Dengan demikian, untuk sembarang B = [a, b], maka persamaan (5.1) menjadi

Dengan demikian, untuk sembarang B = [a, b], maka persamaan (5.1) menjadi Bab 5 Peubah Acak Kontinu 5.1 Pendahuluan Definisi 5.1. Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh S ke R (himpunan bilangan nyata) Peubah acak X bersifat diskret jika F (x) adalah fungsi tangga.

Lebih terperinci