METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian perancangan model pengukuran kinerja pada sistem klaster agroindustri hasil laut di Indonesia ini dilakukan berdasarkan sebuah kerangka berpikir logis. Gambaran kerangka pemikiran dan detail tahapannya selanjutnya akan diuraikan pada bagian ini. Kerangka Dasar Pemikiran Keberlanjutan sebuah klaster industri di samping ditentukan oleh komitmen pelaku klaster juga oleh kemampuan klaster dalam mengelola kinerjanya, oleh karena itu perlu dirancang sebuah sistem pengukuran kinerja yang mengakomodasi seluruh kinerja anggota klaster sebagai sebuah sistem yang disebut dengan pengukuran kinerja komprehensif. Pada perancangan sistem pengukuran kinerja ini perlu dilakukan pendekatan sistem untuk mengetahui faktor-faktor yang dipentingkan dalam merepresentasikan kinerja total. Proses kajian bisa menggunakan cara deduktif maupun induktif. Pada pendekatan deduktif identifikasi faktor dilakukan pada kinerja total klaster baru kemudian diderivasi kepada ukuran kinerja dari masingmasing anggota klaster, sementara itu pada pendekatan induktif, identifikasi dilakukan pada masing-masing anggota klaster kemudian diagregasikan menjadi kinerja total. Pada penelitian ini definisi klaster industri yang akan dijadikan sebagai basis adalah Klaster Agroindustri merupakan kelompok yang terdiri dari beberapa industri terkait baik secara horisontal maupun vertikal dan institusi pendukung lainnya yang saling berinteraksi untuk menciptakan nilai tambah baik secara individu maupun bersama-sama (Roelandt & den Hertog, 1999 ; Porter, 1998; Wirabrata, 2003). Pendekatan dengan sistem pakar dilakukan untuk mengakuisisi pengetahuan dari pakar mengenai faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam sebuah pengukuran kinerja baik total maupun parsial. Beberapa metode untuk mengolah data adalah Proses Hirarki Analitik (PHA), SMART-1 (Simple Multi Attribute Rating Technique) dan Electre. Pengembangan model pengukuran kinerja dapat didasarkan pada beberapa model yaitu SMART-2 (Strategic Monitoring and Reporting Technique), Objective Matrix (OMAX), IPMS (Integrated Performance Measurement System) dan Balanced Scorecard. Verifikasi dari hasil rancangan sistem pengukuran kinerja total sebuah klaster yang dihasilkan akan dilakukan pada beberapa klaster yang dipilih. Beberapa metode kuantitatif lainnya masih dimungkinkan untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan perancangan model.

2 47 Verifikasi dari hasil rancangan sistem pengukuran kinerja total sebuah klaster yang dihasilkan akan dilakukan pada beberapa contoh klaster yang telah ditentukan. Pada proses verifikasi yang dilanjutkan validasi ini memungkinkan terjadi perbaikanperbaikan secara simultan yang pada akhirnya akan diperoleh sebuah sistem pengukuran kinerja total yang efektif. Perancangan Model Sistem Pengukuran Kinerja Komprehensif Klaster Agroindustri di Indonesia dilakukan berdasarkan suatu kerangka berpikir logis yang dilandasi argumentasi kuat secara ilmiah. Adapun kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam bentuk skema pada Gambar 21. Tersedianya sebuah sistem pengukuran kinerja secara komprehensif untuk klaster agroindustri hasil laut akan sangat membantu dalam pengelolaannya sehingga dapat mewujudkan tumbuh kembangnya klaster-klaster agroindustri hasil laut yang tangguh dan mampu bersaing. Model pengukuran kinerja komprehensif ini untuk jangka panjang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan klaster agroindustri hasil laut di masa yang akan datang. Pemodelan Sistem Pemodelan sistem adalah pembentukan rangkaian logika untuk menggambarkan karakteristik sistem dalam format matematis ataupun quasimatematis. Beberapa tahapan dalam pemodelan sistem adalah (1) Tahap seleksi konsep, (2) Tahap rekayasa model yaitu menetapkan jenis model yang akan diterapkan yang kemudian mengarah pada pengembangan model yang terarah dan realistik dengan alternatif pendekatan kotak gelap dan struktur, (3) Tahap implementasi komputer, pemakaian komputer sebagai pengolah data dan penyimpan data tidak dapat diabaikan dalam pendekatan sistem. Pada tahap implementasi komputer, model abstrak diwujudkan pada berbagai bentuk persamaan, diagram alir dan diagram blok, (4) Tahap validasi untuk jaminan keakuratan model, (5) Analisis sensitivitas, dengan tujuan utama untuk menentukan peubah keputusan mana yang cukup penting untuk ditelaah lebih lanjut pada aplikasi model, (6) Analisis stabilitas, analisis untuk identifikasi batas kestabilan dari sistem diperlukan agar parameter tidak diberi nilai yang bisa mengarah pada perilaku tidak stabil apabila terjadi perubahan struktur dan lingkungan sistem dan (7) Aplikasi model, proses ini dapat merupakan indikasi akan kebutuhan untuk pengulangan kembali proses analisis sistem dan pemodelan sistem (Eriyatno, 2000)

3 48 Struktur agroindustri di Indonesia Perumusan Tujuan : Mendapatkan ukuran kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut Membangun model scoring board pengukuran kinerja komprehensif Merancang model pengukuran kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut dalam bentuk Sistem Penunjang Keputusan (SPK) Kajian Pustaka Klaster Agroindustri Sistem Pengukuran Kinerja Pendekatan sistem Taksonomi Penelitian tentang Pengukuran Kinerja dan Pembangunan Klaster Industri Metode dan model yang mendukung Data Perkembangan agroindustri hasil laut di Indonesia Perancangan sistem pengukuran kinerja Disain sistem pengukuran kinerja komprehensif Pemilihan contoh klaster agroindustri hasil laut Verifikasi dan validasi model Knowledge based Model dan Quantitative model Rekomendasi Model Pengukuran Kinerja Komprehensif Sistem Klaster Agroindustri Hasil Laut Gambar 21 Kerangka Pemikiran Penelitian Perancangan Model Pengukuran Kinerja Komprehensif Eksplorasi ukuran kinerja agregat dari sebuah klaster dilakukan melalui akuisisi pengetahuan dari pakar yang dijaring melalui sejumlah kuesioner yang dirancang sesuai dengan kebutuhan data dan informasi yang ingin diperoleh. Ukuran kinerja agregat klaster ini lebih bersifat makro sehingga memerlukan referensi ekonomi wilayah yang lebih banyak. Sementara itu untuk pendefinisian ukuran kinerja masingmasing anggota klaster juga akan dilakukan dengan cara akuisisi pengetahuan dari pakar baik dari manajemen industri tersebut maupun akademisi dan pihak lain yang mengenal industri atau anggota klaster tersebut dengan baik. Perancangan model

4 49 pengukuran kinerja dilakukan dalam bentuk scoring board yang dikembangkan dari beberapa model yang sudah ada berdasarkan fenomena spesifik pada klaster agroindustri hasil laut. Pada tahapan ini juga dilakukan pengumpulan data yang meliputi data primer dan data sekunder serta informasi-informasi lain yang relevan dengan topik penelitian yang sedang dikaji untuk membentuk model dasar pengukuran kinerja komprehensif. Data primer di antaranya adalah (1) data pengetahuan pakar tentang stakeholder sebuah klaster industri, (2) data pengetahuan tentang kebutuhan masing-masing stakeholder untuk peningkatan performansi sebuah klaster dan (3) data pengetahuan tentang ukuran-ukuran kinerja dari sebuah klaster agroindustri hasil laut. Data sekunder di antaranya dari Biro Pusat Statistik (BPS), data perkembangan industri khususnya agroindustri hasil laut di Indonesia dari Disperindag maupun dari sumber lainnya. Sebagian data dan informasi diperoleh dengan melakukan wawancara semi terstruktur kepada pejabat pemerintah yang relevan. Data yang telah diperoleh dari tahap sebelumnya kemudian diolah menggunakan bantuan beberapa perangkat lunak baik yang sudah ada maupun yang dirancang secara khusus. Dalam rancangan model sistem pengukuran kinerja ini terdapat satu bangunan SPK yang dapat dijadikan basis dalam perancangan model. Gambaran arsitektur SPK di dalam Model Sistem Pengukuran Kinerja Komprehensif pada Klaster Agroindustri yang terdiri dari Data Based Management System (DBMS), Model Based Management System (MBMS) dan Knowledge Based Management System (KBMS) serta Dialog Management System (DMS) dapat dilihat pada Gambar 22. Tata Laksana Penelitian Penelitan ini dilakukan mengikuti beberapa tahapan yang dilakukan secara berurutan dan terstruktur. Hasil setiap tahapan sangat menentukan proses pada tahapan berikutnya. Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah pada setiap tahapan penelitian yang akan dilakukan. Studi Pendahuluan Tahapan studi pendahuluan pada penelitian ini didominasi oleh aktivitas kajian terhadap bahan-bahan pustaka yang mendukung penelitian dari berbagai sumber ilmiah terutama yang berkaitan dengan klaster industri dan sistem pengukuran kinerja. Hasil dari kajian pustaka ini memberikan banyak informasi berupa pengkayaan materi. Pada langkah ini juga dilakukan penyusunan rangkaian

5 50 penelitian yang relevan dengan substansi penelitian yaitu model-model sistem pengukuran kinerja dan klaster industri sehingga dapat diketahui keseluruhan rangkaian penelitian yang telah ada. Berdasarkan gambaran ini dapat dilihat posisi penelitian yang diusulkan sehingga dapat menjadi argumentasi terhadap pentingnya usulan penelitian ini untuk dilakukan. Karakteristik dari model-model klaster industri dan model-model pengukuran kinerja diperoleh melalui perbandingan dan pertentangan (compare and contrast). Dari tahapan ini diupayakan untuk diperoleh pemahaman yang baik tentang makna sebenarnya sebuah klaster industri, sistem pengukuran kinerja dan model pengukuran kinerja yang akan dikembangkan. Sumber-sumber yang akan dijadikan referensi di antaranya adalah buku teks yang berkaitan dengan substansi penelitian dan metode-metode yang mungkin untuk diaplikasikan dalam merancang model pengukuran kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut yang efektif. Segala bentuk artikel baik jurnal, majalah ilmiah maupun tulisan ilmiah (skripsi, tesis dan disertasi) yang memuat konsep klaster dan hal-hal yang relevan juga merupakan bahan berharga untuk dijadikan referensi penelitian yang diusulkan. Data sekunder yang diperlukan untuk mendukung penelitian yang diusulkan dapat diperoleh dari beberapa sumber di antaranya dari Biro Pusat Statistik (BPS), data perkembangan industri di Indonesia dari Disperindag (sebelum tahun 2002) dan Deperin (tahun sekarang) dan hasil-hasil survei yang telah dilakukan oleh pihak lain. Data sekunder tersebut diakses dengan melakukan kunjungan ke sumber yang bersangkutan maupun dengan mengunjungi beberapa perpustakaan. Data sekunder yang diperlukan di antaranya adalah (1) data industri di Indonesia, (2) data klaster industri yang ada di Indonesia dan informasi sistem kelembagaannya serta kinerjanya dan (3) data-data lainnya yang di dalam proses penelitiannya dipandang mendukung penelitian ini.

6 51 Data Model Knowledge Data Based Management System (DBMS) 1. Data Perkembangan Agroindustri hasil laut di Indonesia 2. Daftar Stakeholder Klaster Agroindustri Hasil Laut 3. Data internal pelaku klaster Data keuangan Data produksi Data pemasaran Data sumber daya Model Based Management System (MBMS) 1. Model penilaian kriteria metode fuzzy 2. Model penentuan prioritas Indikator Kinerja Kunci (IKK), Proses Hirarki Analisis (PHA) dan SMART-1 3. Model Scoring Board dengan berbasis model SMART-2, OMAX dan Balanced Scorecard 4. Model Simulasi Evaluasi Kinerja Prediktif Knowledge Based Management System (KBMS) 1. Hirarki Kriteria Klaster AI 2. Indikator Kinerja Klaster AI (Individu dan komprehensif) 3. Penetapan target Indikator Kinerja Unit Pengolahan Terpusat Dialog Management System (DMS) PENGGUNA Gambar 22 Bangunan Sistem Penunjang Keputusan untuk Pengelolaan Kinerja Komprehensif pada Sistem Klaster Agroindustri Hasil Laut

7 52 Observasi lapangan dilakukan pada beberapa wilayah yang dimungkinkan memiliki klaster agroindustri ataupun wilayah yang memiliki industri yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi sebuah klaster. Hasil dari observasi ini sangat diperlukan untuk mendapatkan contoh baik klaster yang bisa dijadikan obyek untuk verifikasi dan validasi model sehingga penyempurnaan model dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Observasi ini akan diupayakan untuk mendapatkan contoh klaster agroindustri hasil laut yang akan diperlukan dalam verifikasi dan validasi model. Penyusunan dari kemampuan dan komponen-komponen yang harus dimiliki oleh sistem yang dikembangkan dilakukan untuk mendapatkan ciri-ciri dari sistem yang akan dikembangkan. Hal ini akan dilakukan dengan pendekatan deduksi dari literatur klaster industri dan sistem pengukuran kinerja sehingga diperoleh karakteristik dari sistem pengukuran kinerja yang dikembangkan. Secara skematis dan detail, kerangka penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 23 dan Gambar 24. Pembangunan Model Pengukuran Kinerja Komprehensif dalam Bentuk Scoring Board Tahapan ini merupakan rangkaian dari beberapa aktivitas yang dapat dilakukan secara serial, di mana masing-masing langkah dilakukan dengan menggunakan metode dan alat tertentu serta menghasilkan beberapa keluaran yang menjadi dasar pembangunan model pengukuran kinerja komprehensif yang akan direkomendasikan. Adapun masing-masing langkah tersebut dapat disajikan dalam bentuk Tabel 1. Pada tahapan ini dilakukan penggalian informasi-informasi lain yang relevan dengan topik penelitian yang sedang dikaji. Informasi diperoleh dari subyek penelitian dan dilakukan langsung oleh peneliti. Pada penelitian ini data primer di antaranya adalah data pengetahuan yang dimiliki oleh pakar baik di bidang praktisi klaster industri maupun akademisi dan peneliti di bidang pengembangan regional dan pengembangan industri serta pakar di bidang agroindustri. Untuk mendapatkan data ini akan disusun alat berupa kuesioner yang sudah didisain sesuai dengan tujuan. Data primer tersebut di antaranya adalah (1) data pengetahuan pakar tentang stakeholder sebuah klaster agroindustri hasil laut, (2) data pengetahuan tentang kebutuhan masing-masing stakeholder untuk peningkatan performansi sebuah klaster dan (3) data pengetahuan tentang ukuran-ukuran kinerja dari sebuah klaster agroindustri hasil laut.

8 53 Studi Pendahuluan Tinjauan Pustaka Klaster Agroindustri Sistem Pengukuran Kinerja Pendekatan sistem Taksonomi Penelitian tentang Pengukuran Kinerja dan Pembangunan Klaster Industri Metode dan model yang mendukung Analisis Model Pengembangan Klaster Industri Identifikasi stakeholder klaster agroindustri hasil laut Analisis kebutuhan stakeholder klaster agroindustri hasil laut Analisis Kelembagaan Survei Pakar Eksplorasi Kriteria Kinerja Klaster Agroindustri Hasil Laut Alternatif kriteria, sub kriteria dan indikator kinerja kunci (IKK) Eksplorasi Indikator Kinerja Kunci (IKK) Klaster Agroindustri Hasil Laut Pengolahan data pakar Pembobotan Kriteria dan Sub Kriteria Keberhasilan (Kinerja) Klaster Agroindustri Hasil Laut Penetapan kriteria dan sub kriteria terpilih Pembobotan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Klaster Agroindustri Hasil Laut Penetapan Indikator Kinerja Kunci terpilih Penentuan target capaian nilai IKK A Gambar 23 Kerangka analisis sistem klaster agroindustri hasil laut

9 54 A Penentuan dan perancangan model prediksi nilai IKK Pengukuran capaian nilai IKK pada saat sekarang Identifikasi capaian nilai IKK pada masa lalu Penetapan target capaian nilai IKK Pengukuran IKK masa akan datang Perhitungan nilai skor untuk setiap IKK Penetapan status kinerja untuk IKK Perhitungan Indeks Kinerja Komposit pada setiap aspek kinerja klaster industri Scoring Board Kinerja Analisis What-if Analisis Kinerja Komprehensif Alternatif Rekomendasi Pengelolaan Kinerja Klaster Agroindustri Hasil Laut Gambar 24 Kerangka perancangan dan analisis SPK pengukuran kinerja klaster agroindustri hasil laut Verifikasi dan Validasi Model Verifikasi dan validasi dilakukan melalui uji coba model pada dua sistem klaster agroindustri hasil laut yang akan dijadikan alternatif untuk implementasi model yang diharapkan mewakili yaitu (1) klaster agroindustri teri nasi di wilayah Jawa Timur dan (2) klaster agroindustri rumput laut di wilayah Jawa Timur. Penggalian informasi dari

10 55 sektor hulu dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi kelompok terpadu (DKT) di wilayah Tuban untuk teri nasi dan di Pasuruan untuk agroindustri rumput laut. Tabel 1. Hasil yang diharapkan dari setiap langkah pada tahap pembangunan model No Tahapan Penelitian Metoda dan Alat Hasil I. Studi Literatur 1.1. Kajian literatur tentang klaster industri Karakterisasi dari model-model cluster industri melalui compare and contrast Pemahaman tentang makna klaster industri dan sistem pengukuran kinerja 1.2. Kajian literatur tentang sistem pengukuran kinerja Karakterisasi dari model-model sistem pengukuran kinerja Mendapatkan model sistem pengukuran kinerja yang akan melalui compare and dikembangkan untuk contrast mengukur kinerja klaster industri Penyusunan Ciri-Ciri Dari Sistem Pengukuran Kinerja Yang Akan II. Dikembangkan 2.1. Penyusunan dari kemampuan dan komponen-komponen yang harus dimiliki oleh sistem yang akan dikembangkan III Deduksi dari literatur klaster industri dan sistem pengukuran kinerja Karakteristik dari sistem pengukuran kinerja yang akan dikembangkan Pengembangan Model Sistem Pengukuran Kinerja Komprehensif untuk Klaster Agroindustri Identifikasi stakeholder Brainstorming, kuesioner Daftar stakeholder klaster agroindustri 3.2. Eksplorasi kebutuhan stakeholder terhadap klaster agroindustri Metoda Delphi, kuesioner Kebutuhan utama dari seluruh stakeholder terhadap klaster 3.3. Eksplorasi ukuran kinerja untuk anggota klaster Diagram sebab akibat Ukuran kinerja anggota klaster 3.4. Eksplorasi ukuran kinerja komprehensif dari sebuah klaster agroindustri Diagram sebab akibat Ukuran kinerja komprehensif klaster 3.5. Pembobotan indikator kinerja kunci (IKK) klaster Proses Hirarki Analitik (PHA) Prioritas IKK berdasarkan bobot 3.6. Pembuatan model Sistem Pengukuran Kinerja dalam bentuk Scoring Board SMART (Simple Multi Atribute Rating Technique) / Balance Score Card Mendapatkan nilai/skor untuk IKK

11 Tabel 1. Lanjutan 56 IV. Verifikasi dan Validasi Model 4.1. Verifikasi model 1. Merancang alat untuk pengukuran kinerja sesuai konsep model 2. Menentukan best practice klaster untuk implementasi Model 3. Melakukan pengukuran kinerja pada contoh baik (2 klaster agroindustri terpilih) Analisis, lembar periksa Studi banding (benchmarking) Implementasi, lembar periksa (check sheet) Kuesioner dan form-form isian Klaster agroindustri yang akan dijadikan contoh baik Capaian kinerja 4.2. Validasi Model Pendapat pakar melalui Brainstorming atau Metode Delphi serta diseminasi rancangan model Umpan balik dari pakar untuk perbaikan sistem pengukuran kinerja 4.3. Perbaikan Model Sistem Pengukuran Kinerja (SPK) Komprehensif Klaster Penyempurnaan model berdasarkan umpan balik dari pakar dan hasil implementasi Model yang lebih baik V. Analisis untuk mendapatkan temuan Penelitian 5.1. Menganalisis keterkaitan antara IKK dari individu klaster dengan IKK komprehensif Metoda deduktif dan induktif Kontribusi aspek klaster terhadap kinerja komprehensif klaster 5.2. Identifikasi kekuatan dan kelemahan model yang dikembangkan Analisis dan sintesis (deduktif dan induktif) Mengetahui kekuatan dan kelemahan dari model yang dikembangkan 5.3. Identifikasi pelajaran yang dapat diambil dari research yang dilakukan Analisis dan sintesis (deduktif dan induktif) Mengetahui pelajaran yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan Proses validasi model dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran kinerja dengan menggunakan model yang direkomendasikan dengan nilai kinerja aktual. Penentuan validitas dari model didasarkan hasil komparasi antara nilai-nilai yang dihasilkan pada implementasi model di beberapa klaster agroindustri hasil laut yang telah dilakukan maupun dengan pendapat pakar yang dilakukan melalui wawancara maupun diseminasi. Oleh karena itu perlu didisain beberapa kuesioner sebagai alat pengukuran kinerja. Data hasil pengukuran kinerja selanjutnya diolah sehingga diperoleh informasi berupa kinerja komprehensif dari klaster hasil laut yang diukur. Di samping

12 57 pengukuran hasil kinerja saat ini juga diprediksi kinerja komprehensif yang akan datang sehingga keakuratan model secara dinamis dapat diperoleh. Dalam pengolahan data dilakukan dengan bantuan antara lain metode logika fuzzy, model matematis dan jaringan saraf. Khusus jaringan saraf digunakan untuk prediksi kinerja klaster agroindustri hasil laut pada masa yang akan datang. Data hasil kuesioner untuk akuisisi pendapat pakar tentang ukuran kinerja yang dipentingkan untuk sebuah klaster agroindustri hasil laut diolah dengan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Expert Choice. Pengolahan beberapa hasil penilaian nara sumber diolah dengan menggunakan metode MCDM satu di antaranya model Electre II. Pembangunan sistem pengukuran kinerja komprehensif dari sebuah klaster agroindustri hasil laut kemudian dilakukan dengan model dasar yang telah diuraikan diatas. Penyempurnaan model pengukuran kinerja dilakukan dengan perbaikanperbaikan yang didasarkan dari masukan pakar dan juga hasil implementasi model pada contoh klaster yang diukur. Analisis Perbaikan Model Analisis model dilakukan berdasarkan hasil implementasi model yang telah dilakukan di dua contoh klaster terpilih seperti telah dikemukakan pada bagian verifikasi dan validasi. Untuk mengetahui keterkaitan antara IKK baik dari masingmasing anggota klaster maupun komprehensifnya, maka diperlukan metode deduksi dan induksi disesuaikan dengan karakteristik variabel. Berdasarkan hasil analisis ini akan dapat diketahui kontribusi masing-masing anggota klaster terhadap kinerja komprehensif klaster. Pendekatan deduktif dan induktif secara simultan digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan model yang telah dikembangkan. Dari hasil analisis dan sintesis ini diharapkan akan dapat diketahui kekuatan dan kelemahan model yang dikembangkan sehingga dapat dijadikan masukan dalam proses perbaikan model. Analisis juga dilakukan pada aspek kelembagaan sehingga dapat diberikan suatu rekomendasi bentuk kelembagaan yang menunjang kinerja sebuah klaster agroindustri hasil laut. Dalam kajian sistem hasil analisis ini sekaligus merupakan pembangunan sistem diagnosis dan prognosis yang dapat memberikan argumentasiargumentasi kuat sehingga lebih memudahkan dalam proses perbaikan model maupun rekomendasi-rekomendasi berkaitan sistem riil dimasa yang akan datang.

13 58 Rekomendasi yang spesifik pada wilayah tempat uji coba model pengukuran kinerja baik untuk klaster agroindustri hasil laut di wilayah uji, maupun pemerintahan daerah setempat dapat diberikan berdasarkan analisis dari hasil implementasi model yang telah dilakukan. Hal ini dapat membantu pemerintah daerah setempat dalam pengelolaan wilayahnya khususnya dalam hal pengembangan struktur agroindustri hasil laut yang berbasis klaster.

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 66 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian perancangan model pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam klaster agroindustri minyak atsiri dilakukan berdasarkan sebuah kerangka berpikir logis. Gambaran kerangka

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL. Identifikasi kebutuhan stakeholder klaster agroindustri hasil laut

PENGEMBANGAN MODEL. Identifikasi kebutuhan stakeholder klaster agroindustri hasil laut PENGEMBANGAN MODEL Pembangunan model pengukuran kinerja komprehensif sebuah sistem klaster agroindustri hasil laut dilakukan mengikuti beberapa tahapan yang sistematis. Secara skematis kerangka kerja logis

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Bertolak dari kondisi, potensi, dan prospek usaha mikro dan kecil makanan ringan, maka penelitian ini diarahkan untuk menghasilkan model untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Langkah-Langkah Penelitian Untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan kemudian disusun metodologi penelitian yang terdiri dari langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 5 BAB METODOLOGI PENELITIAN.1 Kerangka Pemikiran Rancang bangun model peningkatan kinerja agroindustri kelapa sawit P dipandang sebagai suatu sistem karena adanya interaksi antara elemen dan dirancang

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF PADA SISTEM KLASTER AGROINDUSTRI HASIL LAUT SRI GUNANI PARTIWI

PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF PADA SISTEM KLASTER AGROINDUSTRI HASIL LAUT SRI GUNANI PARTIWI PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF PADA SISTEM KLASTER AGROINDUSTRI HASIL LAUT SRI GUNANI PARTIWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis (dynamics system). Metode

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF PADA SISTEM KLASTER AGROINDUSTRI HASIL LAUT SRI GUNANI PARTIWI

PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF PADA SISTEM KLASTER AGROINDUSTRI HASIL LAUT SRI GUNANI PARTIWI PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF PADA SISTEM KLASTER AGROINDUSTRI HASIL LAUT SRI GUNANI PARTIWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF PADA SISTEM KLASTER AGROINDUSTRI HASIL LAUT SRI GUNANI PARTIWI

PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF PADA SISTEM KLASTER AGROINDUSTRI HASIL LAUT SRI GUNANI PARTIWI PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF PADA SISTEM KLASTER AGROINDUSTRI HASIL LAUT SRI GUNANI PARTIWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Penelitian perancangan model pengukuran kinerja sebuah sistem klaster agroindustri hasil laut dilakukan dengan berbagai dasar dan harapan dapat dijadikan sebagai perangkat bantuan untuk pengelolaan

Lebih terperinci

METODOLOGI Kerangka Pemikiran

METODOLOGI Kerangka Pemikiran METODOLOGI Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan dalam rangka mendorong pengembangan industri rumput laut secara berkelanjutan melalui pendekatan klaster. Penelitian ini bermaksud merancang suatu

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 65 3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Permasalahan utama yang dihadapi industri gula nasional yaitu rendahnya kinerja khususnya produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Untuk menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 20 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan agroindustri udang merupakan hal yang sangat penting dalam siklus rantai komoditas udang. Pentingnya keberadaan agroindustri udang

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE 34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 42 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Pemerintah daerah Sumatera Barat dalam rangka desentralisasi dan otonomi daerah melakukan upaya memperbaiki perekonomian dengan menfokuskan pengembangan

Lebih terperinci

REKAYASA SISTEM PENUNJANG MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH AGROINDUSTRI KARET REMAH. Konfigurasi Model

REKAYASA SISTEM PENUNJANG MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH AGROINDUSTRI KARET REMAH. Konfigurasi Model 97 REKAYASA SISTEM PENUNJANG MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH AGROINDUSTRI KARET REMAH Konfigurasi Model Model untuk sistem penunjang manajemen produksi bersih agroindustri karet remah dirancang dalam satu paket

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode Penelitian Metodologi penelitian merupakan gambaran proses atau tahapan-tahapan penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga menjadi suatu kerangka

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian berkaitan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit telah mampu meningkatkan kuantitas produksi minyak sawit mentah dan minyak inti sawit dan menempatkan

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian IV. METODA PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Komoditi sapi potong merupakan sumber daya lokal yang sangat potensial dikembangkan di Sumatera Barat. Pengembangan sapi potong di Sumatera

Lebih terperinci

BAB 5 RANCANG BANGUN MODEL

BAB 5 RANCANG BANGUN MODEL 71 BAB 5 RANCANG BANGUN MODEL 5.1 Konfigurasi Model Rancang bangun model peningkatan kinerja agroindustri kelapa sawit PBUMN dibangun dalam bentuk perangkat lunak dengan nama Pin-KK dengan tiga komponen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Indonesia memiliki potensi bahan baku industri agro, berupa buah buahan tropis yang cukup melimpah. Namun selama ini ekspor yang dilakukan masih banyak dalam bentuk buah segar

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 67 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kakao merupakan komoditas ekspor unggulan non-migas yang bernilai ekonomi tinggi dan tercatat sebagai penyumbang devisa bagi perekonomian nasional. Ekspor produk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT ABSTRAK PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT Nurul Hudaningsi 1), Nurhadi Siswanto 2) dan Sri Gunani Partiwi 3) 1) Program Studi Teknik Industri, Pascasarjana Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Sistem pasokan bahan baku dalam suatu agroindustri merupakan salah satu faktor yang penting untuk menjaga kelangsungan proses produksi. Sistem pasokan ini merupakan

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN AHLI

SISTEM MANAJEMEN AHLI 201 SISTEM MANAJEMEN AHLI Konfigurasi model Pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem berbasis pengetahuan dikenal dengan istilah sistem manajemen ahli. (Eriyatno, 2009). Didalam sistem manajemen

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 55 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Wilayah DAS Citarum yang terletak di Propinsi Jawa Barat meliputi luas 6.541 Km 2. Secara administratif DAS Citarum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR

EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR Oleh : STEFAHAYU ILLOZA LAROZZA NO BP 07173047 JURUSAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan ilmiah dengan kerangka berfikir logis. Pemodelan sistem kelembagaan pasokan bahan baku agroindustri

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 55 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Membangun agroindustri yang tangguh dan berdaya saing tinggi seharusnya dimulai dengan membangun sistem jaringan rantai pasokan yang tangguh dan saling menguntungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, dan sistematika pembahasan pelaksanaan tugas akhir ini. 1.1 Latar Belakang Kinerja merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 15 16

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF

IMPLEMENTASI MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF IMPLEMENTASI MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF Keakuratan sebuah model ditentukan oleh proses pembangunan model tersebut. Sebelum sebuah model diimplementasikan, maka perlu dilakukan dua tahapan yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran 62 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Agroindustri sutera alam merupakan industri pengolahan yang mentransformasikan bahan baku kokon (hasil pemeliharaan ulat sutera) menjadi benang, kain sutera,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menanggulangi kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja diperdesaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. menanggulangi kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja diperdesaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk miskin di Indonesia tercatat 13,33% dan sekitar 63,37% dari jumlah tersebut berada di perdesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian (Badan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Efisiensi Pengolahan Data melalui Integrasi Metode Electre II dengan Proses Hirarki Analitik (PHA)

PEMBAHASAN. Efisiensi Pengolahan Data melalui Integrasi Metode Electre II dengan Proses Hirarki Analitik (PHA) PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan terhadap beberapa hal penting yang dijumpai selama proses penelitian hingga direkomendasikannya sebuah model pengukuran kinerja komprehensif dalam bentuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di restoran Mie Jogja Pak Karso dan Ayam Penyet Surabaya di jalan Padjajaran No. 28 B Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan, lingkup tugas akhir, metodologi pengerjaan tugas akhir,

BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan, lingkup tugas akhir, metodologi pengerjaan tugas akhir, BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan, lingkup tugas akhir, metodologi pengerjaan tugas akhir, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diagnosis penyakit yang diderita oleh seorang penderita harus dapat dilakukan dengan tepat dan akurat, karena kesalahan diagnosis berakibat fatal dan bisa membahayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. Pendahuluan. 1.1.Latar Belakang. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. I. Pendahuluan. 1.1.Latar Belakang. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan 19 BAB I PENDAHULUAN I. Pendahuluan 1.1.Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial ekonomi yang dipandang sebagai salah

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data dan Informasi Data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Manajemen risiko rantai pasok produk/komoditas jagung merupakan suatu proses yang kompleks. Kompleksitas lingkungan tempat keputusan strategis dibuat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi saat ini menuntut untuk mengaplikasikan teknologi di lingkungan sekitar dengan maksimal. Selain membantu aplikasi teknologi juga mempermudah

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Konsep yang diajukan dalam penelitian ini adalah konsep pengelolaan wilayah pesisir terpadu secara partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Definisi Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. PENDEKATAN SISTEM

IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. PENDEKATAN SISTEM IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Lele merupakan salah satu ikan air tawar yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Banyak jenis maupun varietas yang ada dan dikembangbiakkan di Indonesia.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perencanaan produksi sebagai suatu keputusan awal yang mempengaruhi aktifitas pada kegiatan lainnya memiliki peran penting untuk mengantisipasi terjadinya inefisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berkembang pesat. Perusahaan harus memberikan produk berkelas

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berkembang pesat. Perusahaan harus memberikan produk berkelas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Seiring berjalannya era pasar bebas seperti sekarang ini perkembangan perusahaan manufaktur dan jasa di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi

ABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi ABSTRAK Perusahaan belum pernah menerapkan pengukuran kinerja terhadap pihakpihak yang berhubungan dengan perusahaan.. Melihat hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran kinerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem manajemen kinerja merupakan suatu pendekatan sistemik untuk memperbaiki kinerja melalui proses berkelanjutan dan berjangka panjang yang meliputi kegiatan penetapan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan melakukan dua tahapan utama, yang pertama penelitian yang berkaitan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan melakukan dua tahapan utama, yang pertama penelitian yang berkaitan 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan skema umum penelitian yang dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 52 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Salah satu alat bantu untuk mengambil keputusan yang efektif dalam hal diagnosa penilaian dan intervensi Produksi Bersih adalah assessment dan audit. Assesment dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem pendukung keputusan (SPK) Konsep sistem pendukung keputusan atau decision support system (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA Welin Kusuma 1, Patdono Suwignjo 1, Iwan Vanany 1 1 Program Pascasarjana Bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti. Karena jika salah dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti. Karena jika salah dalam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti. Karena jika salah dalam mengambil suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Manajemen risiko rantai pasok melalui pendekatan distribusi risiko (Risk Sharing) merupakan proses yang kompleks. Kompleksitas lingkungan tempat keputusan

Lebih terperinci

Tujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Tujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada pada kawasan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV (Persero) Propinsi Sumatera Utara. PTPN IV bergerak di bidang usaha perkebunan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di CV. Sogan Batik Rejodani (CV. SBR) yang memproduksi berbagai macam pakaian batik tulis maupun batik cap. Lokasi CV. SBR

Lebih terperinci

Outline 0 PENDAHULUAN 0 TAHAPAN PENGEMBANGAN MODEL 0 SISTEM ASUMSI 0 PENDEKATAN SISTEM

Outline 0 PENDAHULUAN 0 TAHAPAN PENGEMBANGAN MODEL 0 SISTEM ASUMSI 0 PENDEKATAN SISTEM Outline 0 PENDAHULUAN 0 TAHAPAN PENGEMBANGAN MODEL 0 SISTEM ASUMSI 0 PENDEKATAN SISTEM Pendahuluan 0 Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman maka tingkat pendidikan pada masyarakat mengalami peningkatan. Oleh karena itu masyarakat memandang bahwa pendidikan pada tingkat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan 3.1.1 Studi Pendahuluan Hal pertama yang dilakukan pada setiap penelitian adalah melakukan studi pendahuluan. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kuntum Nurseries adalah salah satu objek wisata yang bergerak di bidang agrowisata. Sebagai objek wisata yang baru berdiri, Kuntum Nurseries perlu merumuskan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu aplikasi mobile learning berbasis WAP. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai struktur rancangan desain penelitian disertai metode penelitian beserta alat dan bahan yang akan digunakan dalam mengerjakan tugas akhir.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 29 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sektor UKM memiliki peran dan fungsi sangat strategik dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, tetapi kredit perbankan untuk sektor ini dinilai masih

Lebih terperinci

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG Fitriyani STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Jend. Sudirman Selindung Pangkalpinang bilalzakwan12@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Untuk mendapatkan lokasi yang strategis, kebanyakan para pengambil

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Untuk mendapatkan lokasi yang strategis, kebanyakan para pengambil BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Usaha baju butik merupakan salah satu usaha yang sedang berkembang di Kota Medan, sehingga persaingan di bidang usaha ini dapat dikatakan meningkat pesat. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Kerangka Pemikiran Konseptual

IV. METODOLOGI 4.1 Kerangka Pemikiran Konseptual IV. METODOLOGI 4.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Pendekatan klaster industri telah ditetapkan sebagai strategi pengembangan industri nasional dalam Undang-undang Program Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu potensi sumber daya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu potensi sumber daya yang dapat 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu potensi sumber daya yang dapat dikembangkan oleh setiap daerah, sebagai salah satu sumber daya yang menghasilkan devisa bagi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan miniatur keseluruhan dari proses penelitian. Kerangka pemikiran akan memberikan arah yang dapat dijadikan pedoman bagi para

Lebih terperinci

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5 VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS Formatted: Swedish (Sweden) Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5 menunjukkan bahwa sistem kemitraan setara usaha agroindustri

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan terhadap kualitas perpustakaan SDN Turitempel merupakan penelitian deskriptif dengan meggunakan pendekatan kualitatif, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi harus menghadapi tantangan yang semakin berat dan serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan ditujukan untuk membantu pembuat keputusan dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan ditujukan untuk membantu pembuat keputusan dalam menyelesaikan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Pendukung Keputusan adalah sebuah sistem berbasis komputer dengan antarmuka antara mesin/komputer dan pengguna, Sistem Pendukung Keputusan ditujukan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap organisasi memiliki sumber daya manusia yang saling mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia sebagai tenaga penggerak

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, 98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ilmiah memerlukan suatu kerangka penelitian sebelum pelaksanaannya. Kerangka penelitian tersebut harus disusun secara sistematis dan terarah, berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Model Pemilihan Skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Investasi Air Minum Menggunakan Proses Jaringan Analitis (ANP) ini merupakan penelitian yang bersifat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODEL SCORING BOARD AGROINDUSTRI KELAPA SAWIT PERKEBUNAN BUMN. (Model Design for Scoring Board of State-Owned Oil Palm Agroindustry)

RANCANG BANGUN MODEL SCORING BOARD AGROINDUSTRI KELAPA SAWIT PERKEBUNAN BUMN. (Model Design for Scoring Board of State-Owned Oil Palm Agroindustry) RANCANG BANGUN MODEL SCORING BOARD AGROINDUSTRI KELAPA SAWIT PERKEBUNAN BUMN (Model Design for Scoring Board of State-Owned Oil Palm Agroindustry) Aida Farida 1), Irawadi Jamaran 2), A. Aziz Darwis 2),

Lebih terperinci

METODOLOGI Kerangka Pemikiran

METODOLOGI Kerangka Pemikiran METODOLOGI Kerangka Pemikiran Semakin berkembangnya perusahaan agroindustri membuat perusahaanperusahaan harus bersaing untuk memasarkan produknya. Salah satu cara untuk memenangkan pasar yaitu dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem manajemen kinerja merupakan suatu pendekatan sistematik untuk memperbaiki kinerja melalui proses berkelanjutan dan berjangka panjang yang meliputi kegiatan penetapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Dalam metode perancangan ini banyak proses yang dilakukan, baik menggunakan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatif-korelatif, yaitu mencari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era golobalisasi saat ini modernisasi terjadi pada segala aspek kehidupan, demikian pula juga halnya dengan teknologi yang berkembang begitu pesat. dengan perkembangan

Lebih terperinci

menggambarkan, memahami dan menafsirkan suatu makna peristiwa interaksi perilaku manusia dalam suatu situasi tertentu. Selanjutnya prinsip

menggambarkan, memahami dan menafsirkan suatu makna peristiwa interaksi perilaku manusia dalam suatu situasi tertentu. Selanjutnya prinsip BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III dalam tesis ini bertujuan menjelaskan metode dan prosedur atau tahapan yang dilakukan dalam penelitian, yaitu mulai dari persiapan hingga akhir penelitian serta instrumen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Persoalan pengambil keputusan pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih. Yang prosesnya melalui

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci