METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian"

Transkripsi

1 IV. METODA PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Komoditi sapi potong merupakan sumber daya lokal yang sangat potensial dikembangkan di Sumatera Barat. Pengembangan sapi potong di Sumatera Barat telah dilakukan melalui program-program dan kegiatan pembangunan. Kegiatan pengembangan sapi potong diantaranya adalah Pengembangan Kawasan Sentra Produksi, Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Pengembangan Lumbung Ternak Nagari. Tujuan dari kegiatan pengembangan sapi potong tersebut adalah untuk meningkatkan kesejahteraan peternak. Kembalinya sistem pemerintahan nagari di Sumatera Barat memberikan kesempatan mempercepat pengembangan sapi potong yang sesuai dengan karakteristik sosial masing-masing. Di lain pihak, dengan pengembangan industri/agroindustri di Sumatera Barat dapat menimbulkan konflik terutama dalam penggunaan aset masyarakat (tanah ulayat). Untuk mempercepat pembangunan pada daerah yang potensi dalam peternakan sapi potong dan meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha dan stakeholdernya serta dapat menyelesaikan konflik yang mungkin terjadi perlu perencanaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pengembangkan agroindustri sapi potong dalam pembangunan sistem pemerintahan nagari perlu dirancang ke dalam model perencanaan yang sistemik untuk direkomendasikan. perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong dibangun terdiri dari beberapa rumusan alternatif pengambilan keputusan dalam pengembangan agroindustri sapi potong yang cocok dikembangkan di Sumatera Barat. perencanaan dimulai dengan mengevaluasi kinerja lumbung ternak sapi potong nagari pada kawasan sentra peternakan. Analisa potensi dan kinerja pengembangan sapi potong dilakukan untuk menganalisis faktor lingkungan yang terdiri dari faktor eksternal dan internal kawasan peternakan sapi potong di Sumatera Barat dalam rangka pengembangan agroindustri sapi potong. pengembangan agroindustri sapi potong tersusun atas: 1) model strategi pengembangan agroindustri sapi potong, 2) model perencanaan pengembangan agroindustri dari sisi teknis, alternatif pembiayaan agroindustri, penyelesaian konflik stakeholder, komitmen pembangunan sapi potong untuk agroindustri, kelayakan ekonomi dari sisi manfaat dan biaya dan kelayakan finansial, dan 3) evaluasi terhadap model perencanaan yang telah dibangun. Kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 9.

2 KONDISI RIIL LUMBUNG TERNAK NAGARI KINERJA PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI POTONG FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SAPI POTONG ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN Faktor: Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi (PEST) MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SAPI POTONG Pengetahuan Pakar PERANCANGAN MODEL PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SAPI POTONG TEKNIS PERENCANAAN SUMBER PEMBIAYAAN RESOLUSI KONFLIK Komitmen Stakeholder dan Kelayakan Komitmen Stakeholder Kelayakan Ekonomi Kelayakan Finansial MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SAPI POTONG Verifikasi dan Validasi (Uji Coba ) EVALUASI MODEL PERENCANAAN MODEL PERENCANAAN YANG DIREKOMENDASI Gambar 9. Kerangka pemikiran konseptual Disain sistem dalam model perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong dibangun berdasarkan sistem manajemen basis data, manajemen basis model, dan sistem manajemen basis pengetahuan (knowledge based model), melalui sistem dialog (user interface) sebagai komponen sistem penunjang keputusan (decision support system, DSS) yang digunakan untuk operasional perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong. Verifikasi dan validasi merupakan tahap akhir dari model rancang bangun sistem melalui pengujian dengan menggunakan data aktual dan simulasi. Verifikasi

3 dan validasi tersebut merupakan tahap terakhir dalam penyempurnaan model dan sistem guna direkomendasikan Tahapan Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran konseptual, pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, dimulai dari analisis faktor lingkungan strategis kawasan peternakan sapi potong sampai evaluasi model perencanaan yang didisain, yaitu: (1) strategi pengembangan agroindustri sapi potong; (2) perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong yang terdiri dari submodel, yaitu: a) submodel pasar dan prdiksi permintaan produk sapi potong, b) submodel pemilihan produk agroindustri sapi potong, c) submodel perencanaan lokasi pengembangan, d) submodel perencanaan kapasitas produksi. perencanaan dilengkapi dengan e) submodel pembiayaan pengembangan agroindustri sapi potong, f) submodel penyelesaian (resolusi) konflik, f) submodel penilaian komitmen dari stakeholders, g) submodel kelayakan ekonomi, dan h) submodel kelayakan finansial. (3) Evaluasi model perencanaan merupakan tahap terakhir yang memberikan umpan balik dari model perencanaan yang telah dibangun. Rancangan model dari sistem di atas menjadi suatu alur kerangka pemikiran penelitian model perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat yang komprehensif dan terpadu Metoda Pengumpulan Data Data primer diperoleh melalui observasi atau survey lapangan, wawancara dan pengisian kuisioner oleh responden atau pakar. Responden atau pakar memiliki kemampuan menilai dan membandingkan antara faktor-faktor serta elemen-elemen yang digunakan pada pemilihan alternatif keputusan dalam pengembangan peternakan atau agroindustri sapi potong. Pendapat pakar dikumpulkan melalui diskusi dan wawancara. Survey lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer dan untuk verifikasi model. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Data internal, seperti Pola Dasar dan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah, lahan, jumlah produksi, serta fasilitas sarana prasarana di kawasan penelitian dari Bappeda, Dinas Peternakan, Dinas Perindag, Badan Pusat Statistik Propinsi dan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten diperoleh dari dinas/instansi terkait. Data eksternal diperoleh dari literatur, Bappeda Kabupaten/Kota dan Bappeda Sumatera Barat serta dari Perguruan Tinggi dan institusi penelitian. Responden dalam wawancara dan pengisian kuisioner untuk analisis lingkungan dalam evaluasi lumbung ternak nagari terpilih adalah peternak sapi potong

4 (pembibitan dan penggemukkan) di lokasi/kawasan, ketua kelompok peternak sapi potong, pengusaha sapi potong dan investor atau perantau Minang sebagai investor dalam mengembangkan sapi potong. Pakar yang dimintai pendapatnya berasal dari pengusaha yang bergerak di Agroindustri sapi potong, perguruan tinggi dan para pengambil kebijakan (kepala dinas/biro/bidang) dari instansi terkait. Mereka masingmasing adalah Prof. Dr. Ir. Surya Anwar MS (Dekan Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang), Prof. Dr. Ir. Arnim, MS (Dosen Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang), Dr. Ir. Agusli Thaher (Kepala Bidang Teknologi, Balitbang Sumbar), Ir. Bambang Susilobroto, MS (Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar), Ir. Busharmaidi, MS (Wakil Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Sumatera Barat), Novrial, SE, MA (Kepala Bidang Perekonomian, Bappeda Propinsi Sumatera Barat), Drh. Erinaldi (Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat), Dr. H. Eni Kamal, MSc (Ketua Komite Kamar Dagang dan Industri Sumatera Barat), Djaswir Loewis (Pengusaha, Sekretaris Gabungan Pengusaha Ekspor Impor (GPEI) Cabang Padang) Metoda Pengolahan dan Analisa Data Data pengetahuan pakar untuk kebutuhan model perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong dilakukan melalui analisa kebutuhan. yang menggunakan kaidah metoda fuzzy logic dalam pengolahan data, yaitu: (1) model penentuan prioritas strategi pengembangan dan model resolusi konflik menggunakan triangular fuzzy number (TFN); (2) model prediksi pembiayaan menggunakan fuzzy investment model; (3) model kelayakan ekonomi menggunakan Fuzzy Multi-Expert Multi-Criteria Decision Making (ME-MCDM) semi numerik, dan (4) evaluasi model perencanaan menggunakan metoda Fuzzy dengan kaidah IF THEN rule. Data hasil kuisioner dari akuisisi pendapat pakar untuk pemilihan lokasi diolah menggunakan Metoda Faktor Pemeringkat (MFP), pemilihan jenis produk agroindustri diolah menggunakan Metoda Perbandingan Eksponensial (MPE), sedangkan penentuan prioritas strategi pengembangan agroindustri sapi potong dan prioritas resolusi konflik diolah menggunakan metoda Fuzzy-AHP. Pengolahan dari beberapa kelompok data berikut dilakukan untuk melakukan analisis data, yaitu a. Informasi kondisi riil Lumbung Ternak Nagari dan kebutuhan pelaku diperoleh dari pihak yang berkepentingan dengan agribisnis/agroindustri sapi potong serta instansi terkait di propinsi atau di kabupaten/kota. Evaluasi lumbung ternak nagari

5 diperoleh dengan kunjungan ke lapangan dan wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait, seperti peternak, kelompok peternak, pengusaha peternakan dan pengusaha (industri) pengolahan hasil sapi potong. Evaluasi kinerja dilakukan untuk mendapatkan faktor strategis untuk analisa lingkungan dan diolah menggunakan program software ANFIFE. Teknik pengambilan contoh dilakukan secara sengaja (purposive sampling). b. Data tentang kebutuhan, pelaku, instrumen kebijakan dan wewenang penetapan kebijakan dalam rumusan dan prioritas strategi pengembangan agroindustri sapi potong dan penentuan prioritas penyelesaian konflik stakeholders diperoleh melalui wawancara dengan pakar, pejabat pemerintah, tokoh, pengusaha dan investor di bidang agroindustri sapi potong. Pengolahan data menggunakan teknik Fuzzy-AHP dengan software FUZZY-AHAPE. c. Data kuantitatif dan kualitatif model perencanaan untuk kelayakan pasar diolah menggunakan software Statistical Analysis System (SAS), yakni The SAS System for Window v6.12. Data lokasi/kawasan pembangunan agroindustri dan jenis produk agroindustri sapi potong yang dikembangkan diolah menggunakan teknik MPE dan MFP dengan software MPE dan software MFP. Penilaian komitmen pihak pemerintah, pelaku bisnis, masyarakat terkait dalam membangun sektor agroindustri sapi potong pada kawasan Lumbung ternak Nagari diolah menggunakan teknik Fuzzy ME-MCDM dengan software FUNORIK. Prediksi sumber pembiayaan menggunakan dengan software FUSERIK, sedangkan data biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel pada penentuan kapasitas produksi, penyelesaian konflik dan kelayakan finansial menggunakan software ANSIAL. d. Data pengetahuan pakar digunakan dalam mengevaluasi model strategi dan model perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong ke dalam Knowledge Base Management System menggunakan metode Fuzzy dengan kaidah IF THEN Rule menggunakan software yang dibangun, yakni KBMS. Software ANFIFE, FUZZY-AHAPE, FUNORIK, FUSERIK, ANSIAL, dan software KBMS merupakan software yang dibuat dan disatukan ke dalam pemrograman AGRIBEST Metoda Penyusunan Perencanaan dan Evaluasi perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong dimulai dari penentuan alternatif strategi pengembangan berdasarkan Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal kawasan lumbung ternak nagari. Rumusan alternatif strategi menggunakan matriks IE, matriks Grand Strategy dan matriks SWOT. Penentuan

6 prioritas strategi menggunakan metoda Fuzzy-AHP. Alternatif perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong dalam rancangan, disusun dalam beberapa model rumusan, yaitu: 1) model dari aspek teknis perencanaan pengembangan agroindustri, 2) model pembiayaan pengembangan agroindustri, resolusi konflik stakeholders dan 3) model penilaian komitmen dan kelayakan ekonomi dan finansial. perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong menggunakan beberapa metoda, yaitu: kelayakan pasar menggunakan beberapa metoda peramalan, yakni: 1) Exponential Smoothing Method (expo); 2) Stepwise Autoregressive Method (Stepar); dan 3) Winters Exponentially Smoothed Trend-Seasonal Method (winters). Pemilihan lokasi pengembangan agroindustri menggunakan MFP (Faktor-Rating Method), pemilihan produk agroindustri sapi potong menggunakan MPE, permintaan pasar yang diperoleh dilanjutkan dengan memprediksi permintaan produk agroindustri sapi potong. Perencanaan kapasitas produksi untuk metoda Break Even Point (BEP), dan sumber pembiayaan pengembangan agroindustri digunakan Fuzzy Investment, sedangkan penilaian komitmen stakeholder digunakan metoda ME-MCDM, penyelesaian konflik didasarkan pada prioritas resolusi menggunakan Fuzzy-AHP, sedangkan besaran nilai penyelesaian konflik berdasarkan nilai kesepakatan antara pemegang hak dengan pemanfaat tanah ulayat. perencanaan ditambah dengan mengukur tingkat komitmen dari stakeholder dengan pengembangan peternakan dan agroindustri sapi potong, kelayakan dari sisi ekonomi dan finansial. Penilaian terhadap komitmen dari stakeholders untuk melihat komitmen stakeholders secara kualitatif. Kelayakan ekonomi untuk mengkaji manfaat dan biaya terhadap perekonomian secara keseluruhan. Manfaat (benefits) diklasifikasikan ke dalam direct benefits (manfaat langsung), indirect benefits (manfaat tidak langsung), dan intangible benefits (manfaat tidak kentara), sedangkan Biaya diklasifikasikan menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Metode kelayakan investasi menggunakan kriteria-kriteria kelayakan finansial, yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio). Hasil olahan ukuran kinerja model strategi dan model perencanaan pengembangan dilakukan evaluasi ke dalam Fuzzy Planning Evaluation menggunakan kaidah IF THEN rule. Pendefinisian dan penilaian dari masing-masing ukuran kinerja dari model evaluasi berdasarkan pada pengetahuan pakar melalui kuisioner. Evaluasi dilakukan dalam rangka membangun kelayakan model perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong.

7 -model tersebut dikembangkan mengikuti siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle SDLC) dengan tahapan identifikasi kebutuhan, penyusunan spesifikasi, penyusunan rancang bangun model perencanaan, disain dan evaluasi model perencanaan, implementasi pada program komputer, verifikasi, sensitivitas dan validasi Perancangan Implementasi Pengembangan Agroindustri Sapi Potong Perancangan implementasi dari model pengukuran dari beberapa elemen model dan submodel disusun berdasarkan keakuratan model dalam merepresentasikan kebutuhan riil dari model. Verifikasi dilakukan sebagai pembuktian untuk menunjukkan kebenaran analisis dari simulasi model yang dikaji. Validasi dilakukan untuk menguji keabsahan model berdasarkan konsistensi dan kebenaran hasil keluaran terbaik dari model yang akan direkomendasikan. Sensitivitas dilakukan untuk menentukan peubah keputusan yang penting untuk dikaji pada aplikasi model dan meningkatkan efisiensi proses pengambilan keputusan. Secara rinci model pengembangan yang dirancang ditunjukkan pada Gambar 10. Seleksi Konsep dan Teori Strategi Kondisi Riil Seleksi Konsep dan Teori Sesuai Konsep dan Teori Pilihan Perumusan Strategi Sesuai Strategi Yang Prioritas Verifikasi Rekayasa Perencanaan Alternatif Realistik Pengolahan Software Perencanaan Yang Digunakan Lengkap Rekayasa Validasi Sensitivitas Validasi Diakui Yang digunakan Analisis Sensitivitas Efisien Keputusan Lebih Efisien Perancangan Implementasi Evaluasi Implementasi yang Direkomendasi Sesuai Perancangan Implementasi yang Layak Layak Gambar 10. Diagram implementasi model pengembangan agrindustri sapi potong

VI. PERMODELAN SISTEM PERENCANAAN

VI. PERMODELAN SISTEM PERENCANAAN VI. PERMODELAN SISTEM PERENCANAAN 6.1. Susunan Model Perencanaan Perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat terdiri atas beberapa model. Perencanaan dimulai dengan menganalisis

Lebih terperinci

Gambar 9 Sistem penunjang keputusan pengembangan klaster agroindustri aren.

Gambar 9 Sistem penunjang keputusan pengembangan klaster agroindustri aren. 44 V. PEMODELAN SISTEM Dalam analisis sistem perencanaan pengembangan agroindustri aren di Sulawesi Utara menunjukkan bahwa terdapat berbagai pihak yang terlibat dan berperan didalam sistem tersebut. Pihak-pihak

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 42 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Pemerintah daerah Sumatera Barat dalam rangka desentralisasi dan otonomi daerah melakukan upaya memperbaiki perekonomian dengan menfokuskan pengembangan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 67 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kakao merupakan komoditas ekspor unggulan non-migas yang bernilai ekonomi tinggi dan tercatat sebagai penyumbang devisa bagi perekonomian nasional. Ekspor produk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran 62 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Agroindustri sutera alam merupakan industri pengolahan yang mentransformasikan bahan baku kokon (hasil pemeliharaan ulat sutera) menjadi benang, kain sutera,

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 IV. PEMODELAN SISTEM A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 Sistem penunjang keputusan pengarah kebijakan strategi pemasaran dirancang dalam suatu perangkat lunak yang dinamakan EssDSS 01 (Sistem Penunjang Keputusan

Lebih terperinci

REKAYASA MODEL PERENCANAAN DAN EVALUASINYA PADA PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SAPI POTONG DI SUMATERA BARAT FIRMAN NOER TA

REKAYASA MODEL PERENCANAAN DAN EVALUASINYA PADA PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SAPI POTONG DI SUMATERA BARAT FIRMAN NOER TA REKAYASA MODEL PERENCANAAN DAN EVALUASINYA PADA PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SAPI POTONG DI SUMATERA BARAT FIRMAN NOER TA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli

III. METODE PENELITIAN. Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian pendirian agroindustri berbasis ikan dilaksanakan di Kabupaten Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan

Lebih terperinci

VII. VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL

VII. VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL VII. VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL 7.1. Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mengaktifkan sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis model dan sistem manajemen basis

Lebih terperinci

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala 50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORITIS

III. LANDASAN TEORITIS III. LANDASAN TEORITIS 3.1. Konsep Pengembangan Kawasan Zen (1999) menyatakan, pengembangan dalam arti development merupakan kemampuan yang ditentukan oleh apa yang dapat dilakukan, apa yang mereka miliki

Lebih terperinci

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5 VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS Formatted: Swedish (Sweden) Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5 menunjukkan bahwa sistem kemitraan setara usaha agroindustri

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM. Konfigurasi Model. Data Pengetahuan Model. Perumusan Strategi Bauran Pemasaran MEKANISME INFERENSI SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT

PEMODELAN SISTEM. Konfigurasi Model. Data Pengetahuan Model. Perumusan Strategi Bauran Pemasaran MEKANISME INFERENSI SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model Rancang bangun model pengembangan industri kecil jamu dirancang dalam bentuk paket program komputer sistem manajemen ahli yang terdiri dari komponen : sistem manajemen

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI WIJEN (Sesamum indicum L.) Luluk Sulistiyo Budi

RANCANG BANGUN MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI WIJEN (Sesamum indicum L.) Luluk Sulistiyo Budi RANCANG BANGUN MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI WIJEN (Sesamum indicum L.) Luluk Sulistiyo Budi SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 HALAMAN PERNYATAAN Dengan ini penulis menyatakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan ilmiah dengan kerangka berfikir logis. Pemodelan sistem kelembagaan pasokan bahan baku agroindustri

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Penelitian perancangan model pengukuran kinerja pada sistem klaster agroindustri hasil laut di Indonesia ini dilakukan berdasarkan sebuah kerangka berpikir logis. Gambaran kerangka

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Lidah buaya adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh maupun perawatan kulit manusia. Tanaman ini juga memiliki kecocokan hidup dan dapat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi 23 III METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengkajian pengembangan produk, tahap pengkajian teknologi, tahap uji coba dan

Lebih terperinci

REKAYASA SISTEM PENUNJANG MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH AGROINDUSTRI KARET REMAH. Konfigurasi Model

REKAYASA SISTEM PENUNJANG MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH AGROINDUSTRI KARET REMAH. Konfigurasi Model 97 REKAYASA SISTEM PENUNJANG MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH AGROINDUSTRI KARET REMAH Konfigurasi Model Model untuk sistem penunjang manajemen produksi bersih agroindustri karet remah dirancang dalam satu paket

Lebih terperinci

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 65 3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Permasalahan utama yang dihadapi industri gula nasional yaitu rendahnya kinerja khususnya produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Untuk menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali pada tanggal 16 Desember 2015 sampai 29 Januari 2016. B. Desain Penelitian Metode dasar

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Analisis kelayakan pendirian industri bioinsektisda Bta di Bogor merupakan analisis yang dilakukan sebagai bagian dari tahap pra invetasi pada proyek pembangunan industri

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 55 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Membangun agroindustri yang tangguh dan berdaya saing tinggi seharusnya dimulai dengan membangun sistem jaringan rantai pasokan yang tangguh dan saling menguntungkan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1 1 Abstrak ANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1 Zainal Abidin 2 Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI USAHATANI PEMBIBITAN SAPI POTONG DI KABUPATEN SLEMAN TESIS

ANALISIS INVESTASI USAHATANI PEMBIBITAN SAPI POTONG DI KABUPATEN SLEMAN TESIS ANALISIS INVESTASI USAHATANI PEMBIBITAN SAPI POTONG DI KABUPATEN SLEMAN TESIS untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Ilmu Peternakan Kelompok Bidang Ilmu-Ilmu Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Tempat penelitian dan pengambilan data dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan, Kabupaten Subang. 3.2 Alat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. A. Kerangka Pemikiran. B. Pendekatan Studi Kelayakan

III. METODOLOGI. A. Kerangka Pemikiran. B. Pendekatan Studi Kelayakan III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Pengembangan industri tepung dan biskuit dari tepung kepala ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu analisis pasar dan pemasaran,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Penjelasan mengenai definisi operasional dan variabel pengukuran perlu dibuat untuk menghindari kekeliruan dalam pembahasan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 61 HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem manajemen ahli model SPK agroindustri biodiesel berbasis kelapa sawit terdiri dari tiga komponen utama yaitu sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis pengetahuan

Lebih terperinci

7 REKAYASA SISTEM. Intelijensi Mesin inferensi Penalaran /Inference. Pengendalian/Control. Supervisor. Penghubung bahasa natural.

7 REKAYASA SISTEM. Intelijensi Mesin inferensi Penalaran /Inference. Pengendalian/Control. Supervisor. Penghubung bahasa natural. 7 REKAYASA SISTEM 7.1 Konfigurasi Sistem Sistem Pendukung Keputusan Intelijen untuk pengembangan agropolitan berbasis agroindustri dirancang dalam bentuk perangkat lunak komputer Visual Basic versi 6.0

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran

3.1. Kerangka Pemikiran 27 III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Penggunaan medote fuzzy pada penghitungan cash flow dimulai oleh Ward (1985) yang menggambarkan fuzzy dengan fungsi keanggotaan trapezium untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian dilakukan di perkebunan jambu biji UD. Bumiaji Sejahtera milik Bapak Imam Ghozali. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Bertolak dari kondisi, potensi, dan prospek usaha mikro dan kecil makanan ringan, maka penelitian ini diarahkan untuk menghasilkan model untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Basis Data

Sistem Manajemen Basis Data 85 KONFIGURASI MODEL Hasil analisis sistem menunjukkan bahwa sistem pengembangan Agrokakao bersifat kompleks, dinamis, dan probabilistik. Hal tersebut ditunjukkan oleh banyaknya pelaku yang terlibat dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus

AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus 2013 103 PENENTUAN LOKASI INDUSTRI PALA PAPUA BERDASARKAN PROSES HIERARKI ANALITIK (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ) DAN APLIKASI SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN (SPK) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN Oleh: RONA PUTRIA A 14104687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di Provinsi Lampung yaitu Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung,

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dalam bidang pertanian, termasuk peternakan. Lebih dari 90% usaha peternakan yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 20 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bogor merupakan salah satu kota wisata yang perlu mengembangkan wisata lainnya, salah satunya adalah wisata Batik. Batik merupakan warisan Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL Gambir merupakan salah satu produk ekspor Indonesia yang prospektif, namun hingga saat ini Indonesia baru mengekspor gambir dalam bentuk gambir asalan.

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL

PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL VI. PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis dirancang dan dikembangkan dalam suatu paket perangkat lunak ng diberi nama mangosteen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

V. IMPLEMENTASI EssDSS 01

V. IMPLEMENTASI EssDSS 01 V. IMPLEMENTASI EssDSS 01 A. Program Utama EssDSS 01 Paket program EssDss 01 merupakan paket dari sistem program yang mengintegrasikan beberapa model yang berkaitan di dalamnya. Model-model ini membantu

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN AHLI

SISTEM MANAJEMEN AHLI 201 SISTEM MANAJEMEN AHLI Konfigurasi model Pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem berbasis pengetahuan dikenal dengan istilah sistem manajemen ahli. (Eriyatno, 2009). Didalam sistem manajemen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 36 36 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Budidaya pembesaran ikan kerapu bebek (Chromileptes altivelis) dengan sistem KJA dan budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) dengan sistem Long

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data secara langsung.

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 20 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan agroindustri udang merupakan hal yang sangat penting dalam siklus rantai komoditas udang. Pentingnya keberadaan agroindustri udang

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat Penelitian 27 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini didahului dengan penelitian awal dan survei lapangan di PPN Kejawanan, Kota Cirebon, Jawa Barat pada awal bulan Maret 2012. Selanjutnya

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK Teknik heuristik adalah suatu cara mendekati permasalahan yang kompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana untuk mendapatkan hubungan-hubungan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka 1 BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Peluang usaha di bidang peternakan ayam pada saat ini terbilang cukup baik, karena kebutuhan akan daging ayam setiap tahunnya meningkat, sementara produksi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO SYAHMIDARNI AL ISLAMIYAH Email : syahmi1801@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Model Pemilihan Skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Investasi Air Minum Menggunakan Proses Jaringan Analitis (ANP) ini merupakan penelitian yang bersifat

Lebih terperinci

3.2 METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL

3.2 METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL III. LANDASAN TEORI 3.1 TEKNIK HEURISTIK Teknik heuristik adalah suatu cara mendekati suatu permasalahan yang kompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana untuk mendapatkan hubungan-hubungan

Lebih terperinci

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP :

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : 4301.100.036 LATAR BELAKANG Kondisi Kab. Blitar merupakan lahan yang kurang subur, hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan berbatu. Sebagian Kab. Blitar

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai 45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

IV. KONFIGURASI MODEL

IV. KONFIGURASI MODEL IV. KONFIGURASI MODEL A. DIAGRAM ALIRAN DATA (DATA FLOW DIAGRAM/DFD) Metode yang digunakan dalam memodelkan program aplikasi Sidi- Kuu adalah menggunakan diagram aliran data. Diagram aliran data memperlihatkan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA, 2006. Kajian Kelayakan dan Skala Ekonomi Usaha Peternakan Sapi Potong Dalam Rangka Pemberdayaan Peternak (Studi Kasus Di Kawasan Budidaya Pengembangan Sapi Potong Kabupaten

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Perencanaan pembangunan wilayah harus mengedepankan pemanfaatan sumberdaya lokal yang diyakini akan lebih menghidupkan aktivitas ekonomi daerah sehingga mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di restoran Mie Jogja Pak Karso dan Ayam Penyet Surabaya di jalan Padjajaran No. 28 B Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 26 III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Lokasi, Waktu dan Pembiayaan 1. Lokasi Kajian Kajian tugas akhir ini dengan studi kasus pada kelompok Bunga Air Aqua Plantindo yang berlokasi di Ciawi Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian 35 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Timur, khususnya di PPP Labuhan. Penelitian ini difokuskan pada PPP Labuhan karena pelabuhan perikanan tersebut

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang 53 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang diberikan kepada variabel sebagai petunjuk dalam memperoleh

Lebih terperinci

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 32 IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 4.1. Identifikasi Indikator Kelayakan Finansial Pada umumnya ada enam indikator yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian kelayakan finansial dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian pengembangan perikanan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan dilakukan selama 6 bulan dari Bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong

Lebih terperinci

ROESFIAIYSJAH RASJIDIK. F STUD1 PERENCAYAAN INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI PADANG PANJANG, SUMATERA BARAT.

ROESFIAIYSJAH RASJIDIK. F STUD1 PERENCAYAAN INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI PADANG PANJANG, SUMATERA BARAT. ROESFIAIYSJAH RASJIDIK. F 26.1406. STUD1 PERENCAYAAN INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI PADANG PANJANG, SUMATERA BARAT. Dibawah bimbingan Ir.H. Pramono D. Fewidarto, MS. Pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model Rekayasa sistem kelembagaan penelusuran pasokan bahan baku agroindustri gelatin untuk menjamin mutu produk melibatkan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU

Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU Jenis Bambang Lanang Analisis Ekonomi dan Finansial Pembangunan Hutan Tanaman penghasil kayu Jenis bawang Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko. RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, 2005. Analisis Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Agribisnis di Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat. Di Bawah bimbingan E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sayangan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sayangan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini berada di Kampung Sayangan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. B. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Konsep dasar dan defenisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 6 Lokasi penelitian

METODE PENELITIAN. Gambar 6 Lokasi penelitian METODE PENELITIAN 36 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : Peta-peta tematik (curah hujan, tanah, peta penggunaan lahan, lereng, administrasi dan RTRW), data-data

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti, serta penting untuk memperoleh

Lebih terperinci

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Rizal Afriansyah Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Email : rizaldi_87@yahoo.co.id Abstrak - Transportasi mempunyai

Lebih terperinci