METODOLOGI PENELITIAN
|
|
- Bambang Herman Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 66 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian perancangan model pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam klaster agroindustri minyak atsiri dilakukan berdasarkan sebuah kerangka berpikir logis. Gambaran kerangka pemikiran dan detail tahapannya akan diuraikan pada bagian ini. Kerangka Pemikiran Agroindustri minyak atsiri merupakan suatu kelembagaan usaha yang dalam implementasinya terdiri dari beberapa kegiatan, mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, distribusi dan pemasaran. Kegiatan tersebut saling berkaitan dalam rangka mencapai tujuan akhir. Membangun agroindustri yang tangguh dan berdaya saing tinggi seharusnya dimulai dengan membangun sistem jaringan rantai pasok yang tangguh dan saling menguntungkan serta bersinergi dengan rencana pembangunan pemerintah (Harris 2004). Pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam klaster agroindustri minyak atsiri seharusnya diletakkan dan diorientasikan searah dan selangkah dengan paradigma baru pendekatan pembangunan. Paradigma pembangunan lama yang bersifat top-down perlu direorientasikan menuju pendekatan bottom-up yang menempatkan masyarakat atau petani di perdesaan sebagai pusat pembangunan. Pada penelitian ini definisi klaster agroindustri minyak nilam adalah kelompok yang terdiri dari usahatani, industri kecil penyulingan/usaha lepas panen, pedagang/pengumpul, industri penyulingan/eksportir dan industri pendukung. Klaster agroindustri minyak nilam ini terkait baik secara horisontal maupun vertikal dan institusi pendukung lainnya yang saling berinteraksi untuk menciptakan nilai tambah baik secara individu maupun bersama-sama (Roelandt & den Hertog 1999; Porter 1998; Wirabrata 2003). Pada klaster agroindustri minyak atsiri belum ada sinergi antara industri penyulingan dan eksportir, usaha lepas panen dan usahatani. Proses bisnis dalam jaringan klaster agroindustri minyak atsiri, harga ditentukan oleh mekanisme pasar dan industri besar dengan modal lebih kuat. Fluktuasi harga terjadi akibat adanya ketidakpastian harga pasar, kualitas produk dan kemampuan pasokan. Ketidakpastian harga mengakibatkan ketidak pastian tingkat keuntungan yang diperoleh pelaku dalam jaringan rantai pasok. Harga minyak nilam murni yang berfluktuasi ditetapkan
2 67 berdasarkan mekanisme pasar internasional. Harga minyak nilam kasar yang berfluktuasi ditetapkan oleh industri penyuling dan eksportir yang ditetapkan berdasarkan perubahan harga minyak nilam murni dan permintaan minyak nilam kasar. Harga nilam kering yang berfluktuasi ditetapkan oleh usaha lepas panen berdasarkan perubahan harga minyak nilam kasar dan permintaan nilam kering. Gambar 15 menunjukkan kerangka dasar pemikiran penelitian. Usaha Tani Industri Kecil & Menengah Industri / Eksportir Pasokan Nilam Kering Pasokan Nilam Kering Pasokan Minyak Nilam Kasar Permintaan Nilam Kering Permintaan Minyak Nilam Kasar Permintaan Minyak Nilam Murni Eksportir / Pedagang Harga Jual Nilam Kering Harga Jual Minyak Nilam Kasar Harga Jual Minyak Nilam Murni Kesepakatan Harga Pemberdayaan masyarakat Gambar 15 Kerangka dasar pemikiran penelitian Perancangan sistem penunjang keputusan ini dilakukan berdasarkan keberlanjutan dan kelancaran pasokan nilam dan minyak nilam yang erat hubungannya dengan harga jual nilam kering, harga jual minyak nilam kasar dan harga jual minyak nilam murni. pendapatan yang diperoleh para pelaku usahatani dan usaha lepas panen. Bila pelaku usahatani dan usaha lepas panen dapat memperoleh pendapatan yang layak maka diharapkan ada peningkatan kesejahteran para pelaku usaha yang menjadi salah satu tujuan pemberdayaan masyarakat perdesaan.
3 68 Pemodelan Sistem Pemodelan sistem adalah pembentukan rangkaian logika untuk menggambarkan karakteristik sistem dalam format matematis ataupun quasimatematis. Beberapa tahapan dalam pemodelan sistem adalah (1) Tahap seleksi konsep, (2) Tahap rekayasa model yaitu menetapkan jenis model yang akan diterapkan yang kemudian mengarah pada pengembangan model yang terarah dan realistik dengan alternative pendekatan kotak gelap dan struktur, (3) Tahap implementasi komputer, pemakaian komputer sebagai pengolah data dan penyimpan data tidak dapat diabaikan dalam pendekatan sistem. Pada tahap implementasi komputer, model abstrak diwujudkan pada berbagai bentuk persamaaan, diagram alir dan diagram blok, (4) Tahap validasi untuk jaminan keakuratan model, (5) Analisis sensitivitas, dengan tujuan utama untuk menentukan peubah keputusan mana yang cukup penting untuk ditelaah lebih lanjut pada aplikasi model, (6) Analisis stabilitas, analisis untuk identifikasi batas kestabilan dari sistem yang diperlukan agar parameter tidak diberi nilai yang bisa mengarah pada perilaku tidak stabil apabila terjadi perubahan struktur dan lingkungan sistem, dan (7) Aplikasi model, proses ini dapat merupakan indikasi akan kebutuhan untuk pengulangan kembali proses analisis sistem dan pemodelan sistem (Eriyatno 2000). Sistem klaster agroindustri minyak atsiri dari hulu hingga hilir diwarnai dengan permasalahan yang kompleks dan dinamis. Permasalahan tersebut terjadi karena adanya interaksi antar unsur-unsur dalam klaster agroindustri minyak atsiri yaitu para pelaku usaha tani, usaha lepas panen termasuk yang dilakukan oleh pedagang/pengumpul, serta industri penyulingan (industri pengolahan lanjut) yang dapat berfungsi juga sebagai eksportir serta lingkungan sistem. Pada perancangan pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam klaster agroindustri minyak atsiri ini dilakukan pendekatan sistem untuk mengetahui adanya peningkatan nilai tambah dalam rantai nilai yang terdapat pada klaster agroindustri minyak atsiri. Teknologi produksi nilam dari usahatani masih sangat sederhana dan biasanya mengandalkan cahaya matahari dalam proses pengeringannya. Hal ini menyebabkan kualitas nilam kering beragam. Keragaman kualitas nilam kering sebagai bahan baku penyulingan minyak nilam kasar mengakibatkan beragamnya kualitas minyak nilam
4 69 kasar. Hal ini akan menyebabkan kurangnya pasokan bahan baku bagi usaha lepas panen yang berakibat tersendatnya produksi, sehingga banyak permintaan yang tidak terpenuhi dan mengancam kelangsungan usahatani. Teknologi pengolahan minyak nilam dari usaha lepas panen masih sangat sederhana yang dapat mengakibatkan beragamnya kualitas minyak nilam kasar yang dihasilkan. Hal ini akan menyebabkan kurangnya pasokan bahan baku bagi industri penyuling dan eksportir. Usahatani dan usaha lepas panen menghadapi kendala seperti pada industri kecil lainnya yaitu kurangnya pengetahuan yang dimiliki dan permodalan. Kerangka pemikiran penelitian dirumuskan berdasarkan keberlanjutan dan kelancaran pasokan nilam dan minyak nilam yang erat hubungannya dengan pendapatan yang diperoleh para pelaku usaha tani dan usaha lepas panen. Gambar16 menunujukkan skematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Mulai Iklim Usaha Agroindustri Analisa Situasional Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah Sistem Manajemen Klaster Analisa Sistem Klaster Identifikasi Rantai Nilai yang Meningkatkan Nilai Tambah Penyusunan Skenario Permintaan dan Persediaan Rantai Pasok Analisa Kebutuhan Stakeholder Analisa Kelayakan Usaha Model Kelembagaan Sistem Pendukung Keputusan - Model Kelayakan Usaha - Model Kesepakatan Harga - Model Kinerja Model Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan dalam KlasterAgroindustri Minyak Atsiri Verifikasi Model Selesai Gambar 16 Kerangka pemikiran penelitian
5 70 Keberlanjutan klaster agroindustri minyak atsiri ditentukan oleh komitmen pelaku klaster dan juga oleh kemampuan klaster dalam mengelola kinerjanya. Rantai pasok nilam dari mulai usaha tani sampai pasokan minyak nilam kasar dari usaha lepas panen harus berlanjut dan berjalan lancar. Keberlanjutan dan kelancaran pasokan erat hubungannya dengan pendapatan yang diperoleh para pelaku usaha tani dan usaha lepas panen. Harga jual nilam dan minyak nilam kasar yang naik turun menyebabkan ketidakpastian tingkat keuntungan yang diperoleh. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa kelayakan usaha tani dan usaha lepas panen untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha tersebut dijalankan.usaha tani dan usaha lepas panen yang layak akan memberikan tingkat keuntungan yang memadai bagi para pelaku usaha dan dapat meningkatkan pendapatan para pelaku usaha tani dan usaha lepas panen. Harga minyak nilam murni bervariatif karena dipengaruhi oleh harga minyak nilam murni di pasar internasional. Harga minyak nilam murni berpengaruh terhadap harga jual minyak nilam kasar dan harga jual nilam kering. Dengan rendahnya harga jual minyak nilam kasar dan harga jual nilam, maka pendapatan para pelaku usahatani dan usaha lepas panen juga menjadi rendah. Hal ini akan mempengaruhi perekonomian di perdesaan. Oleh karena itu diperlukan adanya keseimbangan/kesepakatan harga antara harga jual nilam dan harga jual minyak nilam kasar. Kinerja dari usahatani dan usaha lepas panen akan berpengaruh terhadap kesepakatan harga jual. Dengan demikian perlu dilakukan perancangan pengukuran kinerja usahatani dan usaha lepas panen. Untuk menghasilkan pengukuran kinerja usahatani dan usaha lepas panen, perlu dirancang indikator kinerja dan indikator kinerja kunci dari usahatani dan usaha lepas panen. Jika kinerja dari usahatani dan usaha lepas panen memuaskan, maka didesain kelembagaan yang berfungsi untuk memonitor kesepakatan harga yang dihasilkan serta membantu peningkatan kinerja usahatani dan usaha lepas panen. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di industri kecil penyulingan dan usahatani di (1) enam kecamatan yang berada pada Kabupaten Kuningan, yaitu Kecamatan
6 71 Cibeureum, Cibingbin, Karangkancana, Ciwaru, Lebakwangi dan Garawangi, (2) satu kecamatan yang berada pada Kabupaten Brebes, yaitu kecamatan Sindangheula. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena memiliki banyak budidaya tanaman nilam dan beberapa industri kecil penyulingan dengan kualitas produk yang bagus. Observasi lapangan dilaksanakan pada November 2010 sampai Juli 2011 untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan. Pengembangan model, analisis data dan kegiatan penelitian yang lain dilakukan secara simultan dengan melengkapi data yang dibutuhkan. Metoda Penelitian Penelitian ini menggunakan berbagai teknik dan teori untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kelayakan usahatani dan industri kecil penyulingan dilakukan berdasarkan studi pustaka dan wawancara mendalam dengan melalui kusioner sehingga dapat digambarkan analisa situasional serta sistem rantai pasoknya.. Analisis kelayakan usaha dilakukan dengan metode analisis finansial. Hasil kelayakan usaha ini akan menjadi masukan pada penentuan optimasi kesepakatan harga jual. Penentuan optimasi kesepakatan harga jual dilakukan dengan metode optimasi kesepakatan harga. Keseimbangan harga jual nilam ditentukan berdasarkan kesepakatan harga antara harga jual nilam dari petani dengan harga beli nilam oleh industri kecil penyulingan. Keseimbangan harga jual minyak nilam ditentukan berdasarkan kesepakatan harga antara harga jual minyak nilam dari industri kecil penyulingan dengan harga beli minyak nilam oleh industri penyulingan/elsportir. Pengukuran kinerja usahatani dan industri kecil penyulingan menggunakan metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Pengukuran kinerja ini dilakukan berdasarkan identifikasi indikator kinerja. Identifikasi indikator kinerja usahatani dan industri kecil penyulingan dilakukan dengan melakukan penilaian kinerja usahatani dan industri kecil penyulingan berdasarkan pendapat pakar melalui Focus Group Discussion (FGD). Pakar yang dipilih adalah pada bidang keahlian teknologi budidaya tanaman atsiri, teknologi pengolahan, ekonomi dan kelembagaan. Ahli tersebut berasal dari Perguruan Tinggi dan Dinas terkait. Identifikasi indikator
7 72 kinerja ini dilakukan dengan pembobotan preferensi pakar. Preferensi pakar diakuisisi melaui pengisian kuesioner perbandingan berpasangan (pairwise comparison). Hasil dari identifikasi indikator kinerja berupa bobot pengaruh variabel terhadap indikator kinerja kunci dari pengukuran kinerja. Untuk menentukan indikator kinerja kunci digunakan Proses Hirarki Analitik (PHA). Perancangan kelembagaan dari klaster agroindustri minyak atsiri berdasarkan akuisisi pendapat pakar melalui FGD. Data dan informasi yang dikumpulkan, dianalisa dan diolah sesuai dengan kebutuhan aplikasi model yang dikembangkan dalam rangka strukturisasi sistem pengembangan ISM (Interpretive Structural Model). Verifikasi model dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua elemen sistem nyata dalam cakupan penelitian sudah terwakili dalam model. Verifikasi dilakukan dengan logika konseptual. Proses verifikasi ini menggunakan teknik face validity yaitu pemangku kepentingan melakukan evaluasi dan penelusuran secara menyeluruh terhadap logika konseptual dan kesesuaian keluaran model dengan sistem nyata. Metoda Pengumpulan Data Pengumpulan data dan akuisisi pengetahuan dilakukan atas dasar kebutuhan system. Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi tentang rantai pasok minyak nilam, klaster agroindustri minyak atsiri, budidaya tanaman nilam, produksi nilam, harga nilam, teknik pengolahan tanaman nilam menjadi minyak nilam, potensi industri kecil penyulingan, dan harga minyak nilam. Data sekunder ini dikumpulkan dari laporan, publikasi, buku yang dikeluarkan oleh lembaga yang terkait seperti BPS, Dinas Pertanian, Perdagangan, dan Lembaga Riset lainnya. Sedangkan data primer dikumpulkan dari survey lapang di usahatani dan industri kecil penyulingan dan wawancara pakar, baik secara langsung maupun melalui kuesioner. Proses akuisisi pengetahuan dan proses pembobotan dilakukan melalui forum FGD.
8 73 Tahapan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu (Gambar 17): 1. Mempelajari klaster agroindustri minyak atsiri dan rantai pasok agroindustri minyak nilam melalui diskusi dengan pemilik industri kecil penyulingan, usahatani dan beberapa pakar terkait dengan agroindustri minyak nilam 2. Untuk lebih memahami proses bisnis, proses penyulingan minyak nilam dan budidaya tanaman nilam dilakukan melalui studi pustaka. Sumber pustaka diambil dari buku-buku dan penelitian terdahulu yang terkait dengan budidaya dan bisnis minyak nilam serta teknologi proses dan sistem tata niaga minyak nilam 3. Menentukan sistem manajemen klaster agroindustri minyak nilam melalui wawancara dengan pemilik industri kecil penyulingan dan usahatani serta mengidentifikasi rantai nilai yang dapat meningkatkan nilai tambah dalam rantai pasok agroindustri minyak nilam 4. Menganalisis kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholder) melalui analisis kelayakan usahatani dan analisis industri kecil penyulingan. Dari analisis kelayakan usaha dapat diketahui apakah usahatani maupun industri kecil penyulinyan dapat dilaksanakan. Pengolahan data dilakukan dengan software Microsoft Office Excel 2007 untuk menghitung analisis biaya 5. Menentukan optimasi kesepakatan harga jual nilam berdasarkan harga jual nilam dari usahatani dan harga beli nilam oleh industri kecil penyulingan. Optimasi kesepakatan harga jual minyak nilam berdasarkan harga jual minyak nilam dari industri kecil penyulingan dan harga beli minyak nilam oleh industri penyulingan/eksportir. Untuk menentukan optimasi kesepakatan harga menggunakan teori optimasi Fibonacci dan program OPTSYS 6. Menentukan indikator kinerja usahatani dan industri kecil penyulingan dengan melakukan pembobotan preferensi pakar/stakeholder. Alat pengambilan data adalah kuesioner perbandingan berpasangan yang diberikan kepada responden yang kompeten dalam agroindustri minyak nilam. Untuk menentukan nilai bobot
9 74 kriteria dan sub-kriteria indikator kinerja dilakukan dengan perbandingan berpasangan dan PHA (Proses Hirarki Analitik) 7. Akuisisi pengetahuan pakar untuk menyusun strukturisasi sistem kelembagaan klaster agroindustri minyak nilam menggunakan metode ISM (Interpretive Structural Modeling) 8. Melakukan verifikasi model untuk mendapatkan keyakinan bahwa model mampu bekerja sesuai dengan kebutuhan pengambil kebijakan.
10 75 Studi Pendahuluan Tinjauan Pustaka Klaster Agroindustri Minyak Atsiri Pemberdayaan Agroindustri Perdesaan Rantai Pasok dan Rantai Nilai Pendekatan sistem Sistem Desain Sistem Pengukuran Kinerja Metode dan model yang mendukung Sistem Manajemen Klaster Identifikasi rantai nilai yang dapat meningkatkan nilai tambah Analisis kebutuhan stakeholder Analisis Kelayakan Usaha Tani Analisis Kelayakan Usaha Industri Kecil Pengolahan Data Analisis Biaya Usaha Tani Usaha Tani layak? Harga Jual Nilam Ya Tidak Tidak Optimasi Kesepakatan Harga Jual dan Harga Beli Nilam Analisis Biaya Industri Kecil IK layak? Ya Harga Jual Minyak Nilam Harga Nilam Alternatif Kriteria, sub kriteria dan indikator kinerja kunci Usaha Tani Alternatif kriteria, sub kriteria dan indikator kinerja kunci IK Pembobotan kriteria dan sub kriteria kinerja Usaha Tani Pembobotan indikator kinerja kunci Usaha Tani Pembobotan kriteria dan sub kriteria kinerja Usaha Tani Pembobotan indikator kinerja kunci IK Penetapan kriteria dan sub kriteria Usaha Tani terpilih Penetapan indikator kinerja kunci Usaha Tani terpilih Penetapan kriteria dan sub kriteria IK terpilih Penetapan indikator kinerja kunci IK terpilih Penentuan target capaian nilai indikator kinerja kunci Usaha Tani Penentuan target capaian nilai indikator kinerja kunci IK Gambar 17 Diagram alir tata laksana penelitian agroindustri minyak nilam di perdesaan
METODOLOGI PENELITIAN
55 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Membangun agroindustri yang tangguh dan berdaya saing tinggi seharusnya dimulai dengan membangun sistem jaringan rantai pasokan yang tangguh dan saling menguntungkan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian perancangan model pengukuran kinerja pada sistem klaster agroindustri hasil laut di Indonesia ini dilakukan berdasarkan sebuah kerangka berpikir logis. Gambaran kerangka
Lebih terperinciForm A Kuesioner Profil Usaha Tani Program Penelitian Pemberdayaan Agroindustri Nilam di Pedesaan dalam Sistem Klaster
200 Lampiran 1 Profil Usahatani, Industri Kecil Penyulingan dan Pedagang/Pengumpul Form A Kuesioner Profil Usaha Tani Program Penelitian Pemberdayaan Agroindustri Nilam di Pedesaan dalam Sistem Klaster
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan ilmiah dengan kerangka berfikir logis. Pemodelan sistem kelembagaan pasokan bahan baku agroindustri
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
20 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan agroindustri udang merupakan hal yang sangat penting dalam siklus rantai komoditas udang. Pentingnya keberadaan agroindustri udang
Lebih terperinciMODEL KONSEPTUAL KELEMBAGAAN
140 MODEL KONSEPTUAL KELEMBAGAAN Model kelembagaan klaster agroindustri minyak nilam dirancang melalui pendekatan sistem dengan menggunakan metode ISM (Interpretative Structural Modelling). Gambar 47 menunjukkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pada pembiayaan investasi pola musyarakah, hasil laba operasional usaha dibagi antar investor dengan menggunakan nisbah tertentu. Ketidakpastian tingkat hasil laba
Lebih terperinciANALISA SISTEM. Analisa Situasional
ANALISA SISTEM Metodologi sistem didasari oleh tiga pola pikir dasar keilmuan tentang sistem, yaitu (1) sibernetik, atau berorientasi pada tujuan. Pendekatan sistem dimulai dengan penetapan tujuan melalui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran
62 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Agroindustri sutera alam merupakan industri pengolahan yang mentransformasikan bahan baku kokon (hasil pemeliharaan ulat sutera) menjadi benang, kain sutera,
Lebih terperinciA. KERANGKA PEMIKIRAN
III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Agroindustri sutera alam terutama untuk produk turunannnya berupa kokon, benang sutera, dan kain merupakan suatu usaha yang menjanjikan. Walaupun iklim dan kondisi
Lebih terperinciIV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. PENDEKATAN SISTEM
IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Lele merupakan salah satu ikan air tawar yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Banyak jenis maupun varietas yang ada dan dikembangbiakkan di Indonesia.
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM. Pendekatan Sistem. Analisis Sistem
76 PEMODELAN SISTEM Pendekatan Sistem Analisis Sistem Sistem Rantai Pasok Agroindustri Minyak Nilam secara garis besar terdiri dari 3 (tiga) level pelaku utama, yaitu: (1) usahatani nilam, (2) industri
Lebih terperinciSISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN
94 SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN Konfigurasi Model Hasil analisis sistem menunjukkan bahwa sistem pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam klaster agroindustri minyak atsiri bersifat kompleks, dinamis, dan
Lebih terperinciIV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran
IV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran Manajemen rantai pasokan berkembang menjadi langkah strategis yang menyinergikan pemasaran, pabrikasi, dan pengadaan dalam suatu hubungan yang kompleks dalam rangkaian
Lebih terperinciGambar 9 Sistem penunjang keputusan pengembangan klaster agroindustri aren.
44 V. PEMODELAN SISTEM Dalam analisis sistem perencanaan pengembangan agroindustri aren di Sulawesi Utara menunjukkan bahwa terdapat berbagai pihak yang terlibat dan berperan didalam sistem tersebut. Pihak-pihak
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Sistem pasokan bahan baku dalam suatu agroindustri merupakan salah satu faktor yang penting untuk menjaga kelangsungan proses produksi. Sistem pasokan ini merupakan
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
42 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Pemerintah daerah Sumatera Barat dalam rangka desentralisasi dan otonomi daerah melakukan upaya memperbaiki perekonomian dengan menfokuskan pengembangan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
67 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kakao merupakan komoditas ekspor unggulan non-migas yang bernilai ekonomi tinggi dan tercatat sebagai penyumbang devisa bagi perekonomian nasional. Ekspor produk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage) sebagai negara agraris dan maritim. Keunggulan tersebut merupakan fundamental perekonomian
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik karena banyaknya penduduk yang bekerja di sektor pertanian, maupun karena kontribusinya yang
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model
PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model Rekayasa sistem kelembagaan penelusuran pasokan bahan baku agroindustri gelatin untuk menjamin mutu produk melibatkan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda,
Lebih terperinciMETODOLOGI Kerangka Pemikiran
METODOLOGI Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan dalam rangka mendorong pengembangan industri rumput laut secara berkelanjutan melalui pendekatan klaster. Penelitian ini bermaksud merancang suatu
Lebih terperinciMETODOLOGI Kerangka Pemikiran
METODOLOGI Kerangka Pemikiran Semakin berkembangnya perusahaan agroindustri membuat perusahaanperusahaan harus bersaing untuk memasarkan produknya. Salah satu cara untuk memenangkan pasar yaitu dengan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL. Identifikasi kebutuhan stakeholder klaster agroindustri hasil laut
PENGEMBANGAN MODEL Pembangunan model pengukuran kinerja komprehensif sebuah sistem klaster agroindustri hasil laut dilakukan mengikuti beberapa tahapan yang sistematis. Secara skematis kerangka kerja logis
Lebih terperinciBAB V KONFIGURASI DAN PEMODELAN SISTEM
83 BAB V KONFIGURASI DAN PEMODELAN SISTEM 5.1. Konfigurasi Model Analisis sistem pada Bab IV memperlihatkan bahwa pengembangan agroindustri sutera melibatkan berbagai komponen dengan kebutuhan yang beragam,
Lebih terperinciPENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN
Lebih terperinciVII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN
76 VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN Sistem pengembangan klaster agroindustri aren di Sulawesi Utara terdiri atas sistem lokasi unggulan, industri inti unggulan, produk unggulan,
Lebih terperinciVI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5
VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS Formatted: Swedish (Sweden) Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5 menunjukkan bahwa sistem kemitraan setara usaha agroindustri
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN AHLI
201 SISTEM MANAJEMEN AHLI Konfigurasi model Pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem berbasis pengetahuan dikenal dengan istilah sistem manajemen ahli. (Eriyatno, 2009). Didalam sistem manajemen
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Lidah buaya adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh maupun perawatan kulit manusia. Tanaman ini juga memiliki kecocokan hidup dan dapat
Lebih terperinciBAB IV ANALISA SISTEM
71 BAB IV ANALISA SISTEM 4.1. Analisa Situasional Agroindustri Sutera Agroindustri sutera merupakan industri pengolahan yang menghasilkan sutera dengan menggunakan bahan baku kokon yaitu kepompong dari
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xvii DADTAR LAMPIRAN... xviii DAFTAR SINGKATAN... xix
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xvii DADTAR LAMPIRAN... xviii DAFTAR SINGKATAN... xix 1. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Formulasi Permasalahan... 8 1.3.
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran
3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perencanaan produksi sebagai suatu keputusan awal yang mempengaruhi aktifitas pada kegiatan lainnya memiliki peran penting untuk mengantisipasi terjadinya inefisiensi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Manajemen risiko rantai pasok melalui pendekatan distribusi risiko (Risk Sharing) merupakan proses yang kompleks. Kompleksitas lingkungan tempat keputusan
Lebih terperinciV. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani
V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun mengatasi ketimpangan ekonomi dan pengembangan industri. Pada kondisi rawan pangan,
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit telah mampu meningkatkan kuantitas produksi minyak sawit mentah dan minyak inti sawit dan menempatkan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERDESAAN DALAM KLASTER AGROINDUSTRI MINYAK ATSIRI (STUDI KASUS: MINYAK NILAM) HENDRASTUTI
RANCANG BANGUN MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERDESAAN DALAM KLASTER AGROINDUSTRI MINYAK ATSIRI (STUDI KASUS: MINYAK NILAM) HENDRASTUTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 2 PERNYATAAN
Lebih terperinciTidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN
Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN Software Vensim Simulasi Daya Saing Rantai Nilai Sistem Dinamik Pemodelan Sistem Klaster Industri Makro ergonomi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar belakang penulisan rencana bisnis ini adalah untuk membangun sebuah usaha yang terintegrasi dalam pengembangan komoditas minyak nilam, yang merupakan tanaman
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
55 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Wilayah DAS Citarum yang terletak di Propinsi Jawa Barat meliputi luas 6.541 Km 2. Secara administratif DAS Citarum
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Perbaikan kualitas udang melalui rantai pengendalian mutu perlu melibatkan unit pengadaan bahan baku, unit penyediaan bahan baku, unit pengolahan, dan laboratorium
Lebih terperinciX. KESIMPULAN DAN SARAN
X. KESIMPULAN DAN SARAN 10.1. Kesimpulan Penelitian ini telah berhasil merancang model sistem penunjang pengambilan keputusan cerdas manajemen risiko rantai pasok produk/komoditi jagung yang diberi nama
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pembangunan daerah merupakan langkah yang ditempuh dalam mewujudkan visi dan misi yang ingin dicapai oleh Kota Depok, pembangunan daerah memiliki
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL Verifikasi
213 IMPLEMENTASI MODEL Verifikasi Proses verifikasi merupakan rangkaian kegiatan dalam perancangan model. Tahap verifikasi merupakan tahap untuk memeriksa kesesuaian format dan kinerja model dengan tujuan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL
VI. PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis dirancang dan dikembangkan dalam suatu paket perangkat lunak ng diberi nama mangosteen
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
5 BAB METODOLOGI PENELITIAN.1 Kerangka Pemikiran Rancang bangun model peningkatan kinerja agroindustri kelapa sawit P dipandang sebagai suatu sistem karena adanya interaksi antara elemen dan dirancang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data strategis Kabupaten Semarang tahun 2013, produk sayuran yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Semarang memiliki potensi yang besar dari sektor pertanian untuk komoditas sayuran. Keadaan topografi daerah yang berbukit dan bergunung membuat Kabupaten
Lebih terperinciIV. ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK
43 IV. ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK 4.1. Struktur Rantai Pasok Kopi Organik Aceh Tengah Struktur Rantai pasok kopi organik di Aceh tengah terdiri atas beberapa tingkatan pelaku mulai dari petani, prosesor,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi organik telah menjadi salah satu komoditi ekspor unggulan di Aceh Tengah karena merupakan salah satu jenis kopi arabika dengan nilai harga jual tertinggi di dunia
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
23 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam perumusan strategi serta implementasi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat terutama masyarakat perdesaan, sektor pertanian masih merupakan tema sentral yang perlu
Lebih terperinciA. Kerangka Pemikiran Sistem evaluasi jabatan akan dirancang secara analitis dengan menggunakan metode point factor. Hal ini disebabkan karena
III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Sistem evaluasi jabatan akan dirancang secara analitis dengan menggunakan metode point factor. Hal ini disebabkan karena Armstrong et al. (2003) menjelaskan bahwa
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE
34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, serta merupakan komoditas ekonomi yang mempunyai nilai
Lebih terperinciKONFERENSI NASIONAL MINYAK ATSIRI 2008 Industri Minyak Atsiri yang Berkelanjutan : Peluang dan Tantangan
[2-4 Desember 2008] Konferensi Nasional Minyak Atsiri 2008 KONFERENSI NASIONAL MINYAK ATSIRI 2008 Industri Minyak Atsiri yang Berkelanjutan : Peluang dan Tantangan Latar Belakang Produk minyak atsiri Indonesia
Lebih terperinci3.1 KERANGKA PEMIKIRAN
III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Pada masa krisis periode 1998-2000 usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian Indonesia dikarenakan kemampuannya dalam menghadapi terpaan krisis
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
18 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Lokasi pelaksanaan penelitian adalah di Kelurahan Situ Gede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Jawa Barat dan Daerah Irigasi Cihea yang mencakup tiga kecamatan yaitu
Lebih terperinciIII. METODOLOGI KAJIAN
III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Kajian Penelitian Kajian dilakukan di Kabupaten Indramayu. Dasar pemikiran dipilihnya daerah ini karena Kabupaten Indramayu merupakan daerah penghasil minyak
Lebih terperinci8 MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG
8 MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG Abstrak Strategi peningkatan sektor perikanan yang dipandang relatif tepat untuk meningkatkan daya saing adalah melalui pendekatan klaster.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kuntum Nurseries adalah salah satu objek wisata yang bergerak di bidang agrowisata. Sebagai objek wisata yang baru berdiri, Kuntum Nurseries perlu merumuskan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN
III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN Bahan baku merupakan salah satu faktor penting dalam keberlangsungan suatu industri. Bahan baku yang baik menjadi salah satu penentu mutu produk yang dihasilkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat di Indonesia. Sejak tahun 2006 Indonesia telah menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian yang paling berkembang pesat di Indonesia. Sejak tahun 2006 Indonesia telah menjadi produsen crude palm oil (CPO)
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Bertolak dari kondisi, potensi, dan prospek usaha mikro dan kecil makanan ringan, maka penelitian ini diarahkan untuk menghasilkan model untuk mengevaluasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung merupakan jenis tanaman serealia yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian nasional, mengingat fungsinya yang multiguna. Jagung dapat dimanfaatkan untuk
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA
RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN PERTANIAN (ROPP) ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA 2015-2019 DEDI SUGANDI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014 RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN PERTANIAN
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
37 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan produk merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Tahapan awal dari pengembangan produk adalah mengidentifikasi keinginan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan suatu daerah merupakan suatu hal yang sangat penting untuk kelangsungan daerah tersebut dalam hal meningkatkan sektor industri penghasil bahan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya buah tropis yang melimpah yang bisa diandalkan sebagai kekuatan daya saing nasional secara global dan sangat menjanjikan. Buah tropis adalah
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran
65 3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Permasalahan utama yang dihadapi industri gula nasional yaitu rendahnya kinerja khususnya produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Untuk menyelesaikan permasalahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis (dynamics system). Metode
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Industri karet remah di Indonesia sebagian besar merupakan industri yang melibatkan petani karet sebagai penghasil bahan baku berupa bokar dan pabrik karet sebagai
Lebih terperinciBAB 5 RANCANG BANGUN MODEL
71 BAB 5 RANCANG BANGUN MODEL 5.1 Konfigurasi Model Rancang bangun model peningkatan kinerja agroindustri kelapa sawit PBUMN dibangun dalam bentuk perangkat lunak dengan nama Pin-KK dengan tiga komponen
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
18 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan September-November 2010 di Pangkalan Pendaratan Ikan Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Pemerintahan Aceh
Lebih terperinciGambar 15 Diagram model sistem dinamis pengambilan keputusan kompleks pengembangan agroindustri gula tebu.
52 6 PENGEMBANGAN MODEL 6.1 Analisis model sistem dinamis agroindustri gula tebu Sesuai dengan metodologi, maka rancang bangun sistem dinamis bagi pengambilan keputusan kompleks pada upaya pengembangan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
30 METODOLOGI PENELITIAN Metode Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pilihan strategi studi kasus. Menurut Moleong (2005), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
Lebih terperinci7 SIMULASI MODEL DINAMIS
62 7 SIMULASI MODEL DINAMIS Setelah model berhasil dibangun, maka dilanjutkan langkah berikut berupa simulasi model sistem dinamis menggunakan software Stella yang dibantu oleh model pendukung berbasis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT NIC merupakan perusahaan yang memproduksi roti tawar spesial (RTS). Permintaan RTS menunjukkan bahwa dari tahun 2009 ke tahun 2010 meningkat sebanyak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Model Pemilihan Skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Investasi Air Minum Menggunakan Proses Jaringan Analitis (ANP) ini merupakan penelitian yang bersifat
Lebih terperinciSISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEMS
EMBRYO VOL. 8 NO. 2 DESEMBER 2011 ISSN 0216-0188 SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEMS (Studi Kasus : Usahatani dan Industri Kecil Penyulingan dalam Klaster
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
61 HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem manajemen ahli model SPK agroindustri biodiesel berbasis kelapa sawit terdiri dari tiga komponen utama yaitu sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis pengetahuan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendekatan manajemen rantai pasok telah banyak digunakan sebagai salah satu model untuk meningkatkan keunggulan bersaing dalam industri. Manajemen rantai pasok merupakan
Lebih terperinciTujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada pada kawasan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV (Persero) Propinsi Sumatera Utara. PTPN IV bergerak di bidang usaha perkebunan dengan
Lebih terperinciREKAYASA SISTEM PENUNJANG MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH AGROINDUSTRI KARET REMAH. Konfigurasi Model
97 REKAYASA SISTEM PENUNJANG MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH AGROINDUSTRI KARET REMAH Konfigurasi Model Model untuk sistem penunjang manajemen produksi bersih agroindustri karet remah dirancang dalam satu paket
Lebih terperinciKAJIAN ADOPSI TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI PANGAN SKALA KECIL DI SUMATERA BARAT ABSTRAK
KAJIAN ADOPSI TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI PANGAN SKALA KECIL DI SUMATERA BARAT Gunarif Taib 1, Asmawi 2, dan Novi Elian 2 1 Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas 2 Fakultas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas laut mencapai 5,8 juta km 2 dan panjang garis pantai mencapai 95.181 km, serta jumlah pulau sebanyak 17.504 pulau (KKP 2009).
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciV. IMPLEMENTASI EssDSS 01
V. IMPLEMENTASI EssDSS 01 A. Program Utama EssDSS 01 Paket program EssDss 01 merupakan paket dari sistem program yang mengintegrasikan beberapa model yang berkaitan di dalamnya. Model-model ini membantu
Lebih terperinciVII. HASIL DAN PEMBAHASAN
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN 7.1 PROGRAM UTAMA mangosteen 1.0 Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis dirancang dalam sebuah paket program bernaman mangosteen 1.0. Model mangosteen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data pada penelitian ini merupakan data kualitatif-kuantitatif yang nantinya
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Jenis data pada penelitian ini merupakan data kualitatif-kuantitatif yang nantinya akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Adapun langkah-langkah
Lebih terperinciSistem Manajemen Basis Data
85 KONFIGURASI MODEL Hasil analisis sistem menunjukkan bahwa sistem pengembangan Agrokakao bersifat kompleks, dinamis, dan probabilistik. Hal tersebut ditunjukkan oleh banyaknya pelaku yang terlibat dalam
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
52 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Salah satu alat bantu untuk mengambil keputusan yang efektif dalam hal diagnosa penilaian dan intervensi Produksi Bersih adalah assessment dan audit. Assesment dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral dari sektor pertanian memberikan kontribusi penting pada proses industrialisasi di wilayah
Lebih terperinciV. ANALISA SISTEM. 5.1 Agroindustri Nasional Saat Ini
V. ANALISA SISTEM 5. Agroindustri Nasional Saat Ini Kebijakan pembangunan industri nasional yang disusun oleh Departemen Perindustrian (5) dalam rangka mewujudkan visi: Indonesia menjadi Negara Industri
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR SINGKATAN... viii
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR SINGKATAN... viii 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 5
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.113, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Tata Laksana. Penataan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENATAAN TATALAKSANA
Lebih terperinciOutline 0 PENDAHULUAN 0 PENTINGNYA VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL 0 VERIFIKASI MODEL 0 VALIDASI MODEL 0 PENGUJIAN SOLUSI 0 ATURAN PENGUJIAN VALIDITAS
Outline 0 PENDAHULUAN 0 PENTINGNYA VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL 0 VERIFIKASI MODEL 0 VALIDASI MODEL 0 PENGUJIAN SOLUSI 0 ATURAN PENGUJIAN VALIDITAS Pendahuluan 0 Analisis model merupakan tahap pemahaman
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN Penelitian pendahuluan telah dilakukan sejak tahun 2007 di pabrik gula baik yang konvensional maupun yang rafinasi serta tempat lain yang ada kaitannya dengan bidang penelitian.
Lebih terperinci