METODE PERKALIAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PERKALIAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator"

Transkripsi

1 KABAKUTA METODE PERKALIAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator oscar ridhwan KABAKUTA

2 BAB 3 PERKALIAN Bab ini akan membahas beberapa metode perkalian yang mungkin salah satunya sudah anda kenal dengan baik, ada baiknya saat anda mempelajari metode baru ini sambil mengingat metode perkalian yang sudah anda pelajari di sekolah, karena dengan cara seperti ini anda bisa memahami langkah-langkah yaag diberikan pada buku ini, dan anda bisa merasakan kelebihan masing-masing metode. Jangan langsung menilai suatu metode cepat atau tidak sebelum anda benar-benar mencobanya dan memahaminya. 1. METODE NEPIER Metode ini saya sebut metode Nepier karena penulisan hasil perkaliannya sama dengan alat hitung Nepier, merupakan modifikasi dari metode biasa dan nanti bisa anda amati perbedaan antara metode ini dengan metode biasa. Seperti biasanya penjelasan metode langsung pada contohnya. CONTOH x Langkah 1 Kalikan angka satuan bilangan I dengan angka satuan bilangan II kemudian tulis hasilnya dalam bentuk miring seperti tampak di bawah ini 2

3 x 4 = 28 nilai 28 ditulis menyerong sehingga tidak perlu mengingat angka 2 ataupun ditulis di samping lembar perkalian Langkah 2 Kalikan angka-angka yang dihubungkan dengan garis (4 dan 4, 7 dan 6), kemudian masingmasing dari hasil perkalian tersebut dijumlahkan. Hasilnya tulis menyerong (4 x 4) + (6 x 7) = 58 7 x 4 = 28 Langkah 3 Kalikan angka-angka yang dihubungkan dengan garis ( 4 dan 6 ). Kemudian tulis hasilnya secara menyerong seperti tampak di bawah. 3

4 4 x 6 = 24 (4 x 4) + (6 x 7) = 58 7 x 4 = Langkah 4 Jumlahkan angka-angka yang diperoleh dari langkah 1 sampai langkah 3 kebawah, seperti pada metode perkalian biasa Jadi, hasilnya adalah 3008 Kelebihan dari metode ini adalah tidak ada angka-angka yang perlu disimpan seperti perkalian biasa, karena angka yang biasanya disimpan langsung dituliskan pada perhitungan. Nah, menarik bukan? Contoh berikutnya akan menyelesaikan soal perkalian dengan bilangan-bilangan yang lebih besar. 4

5 CONTOH x Langkah 1 Kalikan angka satuan bilangan I dengan angka satuan bilangan II kemudian tulis hasilnya dalam bentuk menyerong seperti tampak di bawah ini 3 x 2 = 06 Untuk hasil kali satuan dengan satuan yang menghasilkan angka 1 digit, jangan lupa untuk menambahkan nol di depannya, untuk selanjutnya apabila anda sudah terbiasa anda tidak perlu lagi melakukannya x 6 0 Langkah 2 Kalikan angka-angka yang dihubungkan dengan 2 garis, kemudian masing-masing dari hasil perkalian tersebut dijumlahkan dan hasilnya ditulis seperti tampak di bawah (3 x 8) + (4 x 2) = 32 3 x 2 = x

6 Langkah 3 Kalikan angka-angka yang dihubungkan dengan 3 garis, kemudian masing-masing dari hasil perkalian tersebut dijumlahkan x (2 x 2) + (3 x 6) + (4 x 8) = 54 Langkah 4 Kalikan angka-angka yang dihubungkan dengan 2 garis, kemudian masing-masing dari hasil perkalian tersebut dijumlahkan x ( 2 x 8) + (4 x 6) = 40 Langkah 5 Kalikan angka angka yang dihubungkan dengan garis kemudian tulis hasilnya dalam bentuk miring seperti tampak di bawah ini 6

7 x x 6 = 12 Langkah 6 Jumlahkan angka-angka yang diperoleh pada langkah 3 ke bawah, seperti pada metode perkalian biasa x Hasil akhirnya Nah, mudah bukan, anda lihat dalam proses perhitungannya tidak ada penyimpanan angka sama sekali. Dalam metode ini penyusunan bilangan hasil perkaliannya ditulis menyerong, hal ini ternyata memberikan keuntungan kepada kita, yakni kita bisa melakukan operasi perkalian tersebut dari depan atau belakang. Contoh yang sudah diberikan ini adalah metode yang dikerjakan dari belakang, apabila proses dibalik hasil yang diperoleh akan sama, untuk semua jenis bilangan. Agar lebih jelas perhatikan contoh berikut ini. CONTOH 3 Bilangan yang dikalikan pada contoh ini sama dengan contoh 1, agar anda bisa membandingkannya dengan contoh

8 47 64 x Langkah 1 Kalikan angka-angka yang dihubungkan dengan garis ( 4 dan 6 ). Kemudian tulis hasilnya secara menyerong seperti tampak di bawah x 6 = 24 Langkah 2 Kalikan angka-angka yang dihubungkan dengan garis, kemudian masing-masing dari hasil perkalian tersebut dijumlahkan (4 x 4) + (6 x 7) = 58 Langkah 3 Kalikan angka satuan bilangan I dengan angka satuan bilangan II kemudian tulis hasilnya dalam bentuk miring seperti tampak di bawah ini 8

9 x 4 = 28 Langkah 4 Jumlahkan angka-angka yang diperoleh dari langkah 1 sampai langkah 3 kebawah, seperti pada metode perkalian biasa Seperti yang anda lihat hasil yang diperoleh dengan menghitung mulai dari angka depan sama dengan dari angka belakang CONTOH x Langkah 1 Kalikan angka-angka yang dihubungkan dengan garis ( 3 dan 4 ). Kemudian tulis hasilnya secara menyerong seperti tampak di bawah. 9

10 x 3 x 4 = 12 Langkah 2 Kalikan angka-angka yang dihubungkan dengan garis, kemudian masing-masing dari hasil perkalian tersebut dijumlahkan x (3 x 8) + (7 x 4) = 52 Langkah 3 Kalikan angka satuan bilangan I dengan angka satuan bilangan II kemudian tulis hasilnya dalam bentuk menyerong seperti tampak di bawah ini x x 8 =

11 Langkah 4 Jumlahkan angka-angka yang diperoleh dari langkah 1 sampai langkah 3 kebawah, seperti pada metode perkalian biasa x Jadi, hasil akhirnya adalah METODE TRACHTENBERG Metode perkalian Trachtenberg merupakan metode yang berusaha mengurangi langkah-langkah perhitungan atau menggabungkan 2 operasi sekaligus yakni mengalikan angka-angka tiap bilangan kemudian langsung dijumlahkan. Atau dengan kata lain metode ini penyederhanaan dari metode Nepier di atas. CONTOH x Langkah 1 Kalikan angka satuan dengan angka satuan x 4 = 12; tulis 2 simpan

12 Langkah 2 Kalikan secara menyilang seperti yang dituliskan dan jumlahkan hasil-hasil perkaliannya, dan apabila ada simpanan, tambahkan simpanan dari langkah (5 x 4) + (3 x 6) + 1 (simpanan) = 39 Tulis 9, dan simpan 3 Langkah 3 Kalikan angka puluhan dan puluhan dari tiap bilangan dan apabila ada simpanan dari langkah 2 tambahkan hasilnya dengan simpanan tersebut (6 x 5) + 3(simpanan) = 33 Sehingga hasil akhirnya adalah 3392 Bandingkan dengan metode biasa, dan ternyata hasilnya sama. Dengan metode Trachtenberg ini kita bisa mendapatkan hasil perkalian dengan cepat tanpa melakukan penjumlahan bersusun seperti pada metode biasa, kesulitannya adalah apabila kita sulit untuk mengingat angka, karena semakin besar angkanya maka proses perkalian silangnya akan semakin banyak. 12

13 Berikut ini adalah contoh untuk perkalian antara bilangan 3 angka dengan bilangan 2 angka. Karena dalam metode perkalian Trachtenberg ini memerlukan kesimetrian, maka diusahakan agar jumlah angka pada masing-masing bilangan menjadi sama, yakni dengan cara menyisipkan angka nol di depan bilangan yang jumlah angkanya lebih sedikit. CONTOH x Agar dalam proses perkaliannya mudah tambahkan angka nol di depan bilangan 67. Langkah 1 Kalikan angka satuan dengan angka satuan 5 x 7 = 35; tulis 5 simpan x 5 Langkah 2 Kalikan secara menyilang seperti yang dituliskan dan jumlahkan hasil-hasil perkaliannya, dan apabila ada, tambahkan simpanan dari langkah 1. (4 x 7) + (5 x 6) + 3(simpanan) = 61 tulis 1 dan simpan x

14 Langkah 3 Kalikan secara menyilang ( 3 garis) seperti yang dituliskan dan jumlahkan hasil-hasil perkaliannya, dan apabila ada tambahkan simpanan dari langkah 2. (3 x 7) + (4 x 6) + (5 x 0) + 6 = 51 tulis 1 dan simpan x 115 Langkah 4 Kalikan secara menyilang ( 2 garis) seperti yang dituliskan dan jumlahkan hasil-hasil perkaliannya, dan apabila ada tambahkan simpanan dari langkah 3. (3 x 6) + (4 x 0) + 5(simpaan) = 23 tulis 3 dan simpan x 3115 Langkah 5 Kalikan angka-angka yang tersisa, yakni 3 dan 0 (3 x 0) + 2(simpanan) = x Jadi, hasil perkaliannya adalah

15 Apabila kita bandingkan hasil perkalian ini dengan hasil perkalian biasa akan sama. Dari contoh-contoh perkalian metode Trachtenberg ini, dapat kita simpulkan bahwa semakin besar bilangan yang dikalikan maka langkah-langkah perhitungannya akan semakin panjang, seperti contoh di atas apabila kita mengalikan bilangan puluhan dengan puluhan (2 angka), maka kita perlu 3 langkah, untuk ratusan dengan puluhan atau ratusan dengan ratusan (3 angka) kita perlu 5 langkah, untuk puluhan ribu dengan puluhan ribu (4 angka) kita perlu 7 langkah jadi untuk perkalian (n x n) angka, diperlukan sebanyak (2n 1) langkah dengan n adalah jumlah angka dari bilangan yang dikalikan.. Untuk mempelajari dengan mudah metode ini sebaiknya anda lihat pola-pola yang tampak pada metode ini sehingga anda bisa mengalikan angka berapapun dengan mudah. 3. METODE RIDHWAN Metode selanjutnya adalah metode perkalian dengan menggunakan metode yang saya temukan ketika saya masih kelas 6 SD. Metode ini merupakan penyederhanaan dari metode-metode sebelumnya. Bagaimana caranya? Berikut penjelasannya langsung disertai contoh. Contoh 1 sama dengan contoh pada metode Trachtenberg. CONTOH x Langkah 1 Kalikan satuan bilangan I dengan satuan bilangan II, tulis secara menyerong 15

16 x 4 = 12 Langkah 2 Jumlahkan satuan-satuan kedua bilangan tersebut(3 dan 4) kemudian kalikan dengan angka puluhan bilangan II (6). Kalikan satuan bilanngan II dengan selisih angka puluhan bilangan I dan II Kemudian jumlahkan hasil dari kedua perhitungan di atas 6(3 + 4) + 4(5-6) = 42 4 = Langkah 3 Kalikan angka puluhan bilangan I dengan angka puluhan bilangan II (5 x 6) =

17 Langkah 4 Jumlahkan hasil-hasilnya ke bawah Jadi, hasilnya 3392 CONTOH x Langkah 1 Kalikan satuan bilangan I dengan satuan bilangan II, tulis secara menyerong x x 7 = 28 Langkah 2 Jumlahkan satuan-satuan kedua bilangan tersebut(4 dan 7) kemudian kalikan dengan angka puluhan bilangan II (3). Kalikan satuan bilanngan II dengan selisih angka puluhan bilangan I dan II Kemudian jumlahkan hasil dari kedua perhitungan di atas 17

18 3(4 + 7) + 7(6-3) = = x Langkah 3 Kalikan angka puluhan bilangan I dengan angka puluhan bilangan II (6 x 3) = x Langkah 4 Jumlahkan hasil-hasilnya ke bawah x Jadi, hasilnya adalah 2368 Metode Ridhwan ini sesungguhnya saya kembangkan dari metode perkalian menggunakan jari jari yang biasa kita gunakan saat di bangku Sekolah Dasar, yang hanya dipergunakan untuk perkalian angka 7 sampai 9. Metode ini sangat menarik bila digunakan untuk mencari kuadrat suatu bilangan, yang akan dibahas lebih detail di bab penguadratan. 18

19 4. METODE PIRAMIDA Metode Piramida ini merupakan metode baru yang saya kembangkan dari metode Nepier dan metode Trachtenberg. Metode ini dinamakan dengan metode Piramida karena metode ini dalam penyusunan hasil perkalian sementaranya akan berbentuk seperti piramida yang terbalik, lebih tepatnya segitiga. Agar tidak bertele tele perhatikanlah contoh berikut ini. CONTOH x Langkah 1 Kalikan satuan bilangan I dengan satuan bilangan II, tulis hasilnya seperti di bawah x 12 4 x 3 = 12 Langkah 2 Kalikan puluhan bilangan I dengan puluhan bilangan II, tulis hasilnya seperti di bawah x x 4 =

20 Langkah 3 Kalikan secara menyilang seperti yang dituliskan dan jumlahkan hasil-hasil perkaliannya x (2 x 3) + (4 x 4) = = 22 Langkah 4 Jumlahkan hasil-hasilnya ke bawah x Jadi, hasil akhirnya 1032 CONTOH x Langkah 1 Kalikan satuan bilangan I dengan satuan bilangan II, tulis hasilnya seperti di bawah 20

21 x 12 6 x 2 = 12 Langkah 2 Kalikan puluhan bilangan I dengan puluhan bilangan II, tulis hasilnya seperti di bawah x 3512 Langkah 3 5 x 7 = 35 Kalikan secara menyilang seperti yang dituliskan, dan jumlahkan hasil-hasil perkaliannya x (5 x 2) + (6 x 7) = = 52 Langkah 4 Jumlahkan hasil-hasilnya ke bawah 21

22 56 72 x CONTOH x Langkah 1 Kalikan angka satuan bilangan I dengan angka satuan bilangan II, puluhan Bil.I dengan puluhan Bil II, ratusan Bil I dengan ratusan Bil II x x 5 = 10 4 x 3 = 12 6 x 7 = 42 Langkah 2 Kalikan secara menyilang seperti yang dituliskan, dan jumlahkan hasil-hasil perkaliannya x (4 x 7) + (6 x 3) = =

23 Langkah 3 Kalikan secara menyilang seperti yang dituliskan, dan jumlahkan hasil-hasil perkaliannya x (2 x 3) + (4 x 5) = = 26 Langkah 4 Kalikan secara menyilang seperti yang dituliskan, dan jumlahkan hasil-hasil perkaliannya (2 x 7) + (6 x 5) = = x Langkah 5 Jumlahkan hasil-hasilnya ke bawah x Jadi, hasilnya

24 Contoh x Langkah 1 Kalikan angka satuan bilangan I dengan angka satuan bilangan II, puluhan Bil.I dengan puluhan Bil II, ratusan Bil I dengan ratusan Bil II x x 7 = 35 6 x 3 = 18 2 x 4 = 08 Langkah 2 Kalikan secara menyilang seperti yang dituliskan, dan jumlahkan hasil-hasil perkaliannya x (6 x 4) + (2 x 3) = = 30 Langkah 3 Kalikan secara menyilang seperti yang dituliskan, dan jumlahkan hasil-hasil perkaliannya 24

25 x (5 x 3) + (6 x 7) = = 57 Langkah 4 Kalikan secara menyilang seperti yang dituliskan, dan jumlahkan hasil-hasil perkaliannya (5 x 4) + (2 x 7) = = x Langkah 5 Jumlahkan hasil-hasilnya ke bawah x Jadi, hasilnya Metode ini juga dapat bekerja untuk bilangan bilangan yang lebih besar, Untuk bilangan yang terdiri dari 4 angka atau lebih, kita hanya perlu menambahkan beberapa langkah saja, yang penting dalam perhitungannya jumlah kombinasi perkaliannya tidak lebih dari 2 buah garis penghubung( Seperti pada langkah 2 dan 3). Inilah yang menjadi kelebihan dari metode ini dibandingkan dengan metode Trachtenberg, dimana dalam 25

26 metode Trachtenberg semakin besar bilangan yang dikalikan maka semakin banyak jumlah perkalian silangnya. Untuk memahami metode ini, saya sarankan anda untuk mencobanya langsung dengan angka angka yang bervariasi, sehingga anda akan menemukan sifat dasar dari metode ini. =============)***(============== Dalam bab ini anda telah mempelajari beberapa metode perkalian alternatif, dengan demikian anda dapat memilih metode mana yang akan memudahkan anda dalam melakukan proses perhitungan, terutama untuk perhitungan yang melibatkan bilangan bilangan yang besar yang apabila kita selesaikan dengan cara biasa akan menghabiskan waktu kita yang berharga. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi anda harus bisa memilih metode mana yang kira kira pas untuk permasalahan yang sedang anda hadapi. 26

METODE PENGUADRATAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator

METODE PENGUADRATAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator KABAKUTA METODE PENGUADRATAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator oscar ridhwan www.oscarridhwan.com KABAKUTA BAB 5 PENGUADRATAN Bab ini membahas metode metode penguadratan bilangan. Penguadratan merupakan

Lebih terperinci

METODE PENGAKARAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator

METODE PENGAKARAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator KABAKUTA METODE PENGAKARAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator oscar ridhwan www.oscarridhwan.com KABAKUTA BAB 6 PENGAKARAN Setelah anda berkenalan dengan metode-metode dalam operasi tambah, kurang,

Lebih terperinci

METODE PENGURANGAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator

METODE PENGURANGAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator KABAKUTA METODE PENGURANGAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator oscar ridhwan www.oscarridhwan.com KABAKUTA BAB 2 PENGURANGAN Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari bagaimana cara menjumlah cepat

Lebih terperinci

METODE PENGECEKAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator

METODE PENGECEKAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator KABAKUTA METODE PENGECEKAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator oscar ridhwan www.oscarridhwan.com KABAKUTA BAB 7 METODE PENGECEKAN Pada bab-bab sebelumnya anda sudah mempelajari metode menjumlahkan,

Lebih terperinci

PENERAPAN AKSIOMA KETERBAGIAN DALAM PEMBELAJARAN KONSEP AKAR PANGKAT DUA DI KELAS VII SMP Oleh : Andi Syamsuddin*

PENERAPAN AKSIOMA KETERBAGIAN DALAM PEMBELAJARAN KONSEP AKAR PANGKAT DUA DI KELAS VII SMP Oleh : Andi Syamsuddin* PENERAPAN AKSIOMA KETERBAGIAN DALAM PEMBELAJARAN KONSEP AKAR PANGKAT DUA DI KELAS VII SMP Oleh : Andi Syamsuddin* A. Aksioma Keterbagian Sebuah bilangan dikatakan habis dibagi (terbagi) dengan sebuah bilangan

Lebih terperinci

Saat menemui penjumlahan langsung pikirkan hasilnya dengan cepat lalu lakukan penjumlahan untuk setiap jawaban yang diperoleh.

Saat menemui penjumlahan langsung pikirkan hasilnya dengan cepat lalu lakukan penjumlahan untuk setiap jawaban yang diperoleh. TRIK PENJUMLAHAN DENGAN BERPIKIR LANGSUNG HASILNYA Penjumlahan merupakan salah satu dari proses berpikir dan menghapal. Keahlian menjumlahkan secara cepat tidak bisa didapat begitu saja melainkan harus

Lebih terperinci

A. Kuadrat bilangan dua angka dengan karakter. angka satuannya

A. Kuadrat bilangan dua angka dengan karakter. angka satuannya DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar --------------------------------------------------------------------------- 2 Daftar Isi ------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

A. Soal isian singkat 1. Temukan nilai A yang memenuhi operasi berikut ini: x : 5 20

A. Soal isian singkat 1. Temukan nilai A yang memenuhi operasi berikut ini: x : 5 20 A. Soal isian singkat 1. Temukan nilai A yang memenuhi operasi berikut ini: A x 4 + 8 : 5 20 2. Carilah nilai dari: (a) 83 + 60 : 5 9 x 4 =. (b) 105 + 21 : 7 4 x 8 =. (c) 16 x 630 : 70 : 72 + 3 =. (d)

Lebih terperinci

GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan)

GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan) 2 Belajar Matematika SD Kelas 1 6 dalam 6 bulan GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan) Alokasi Waktu: Cepat : 13 hari Sedang : 18 hari Lambat : 26 hari 1. Pelajaran 26 Materi : Arti Perkalian

Lebih terperinci

Teknik Menguadratkan Suatu Bilangan dengan Mudah Oleh: Pujiati

Teknik Menguadratkan Suatu Bilangan dengan Mudah Oleh: Pujiati Teknik Menguadratkan Suatu Bilangan dengan Mudah Oleh: Pujiati Operasi hitung perkalian sudah diajarkan sejak di sekolah dasar (SD) kelas II semester 2, namun kadang siswa masih mengalami kesulitan apabila

Lebih terperinci

Sumber: Kamus Visual, 2004

Sumber: Kamus Visual, 2004 1 BILANGAN BULAT Pernahkah kalian memerhatikan termometer? Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu zat. Pada pengukuran menggunakan termometer, untuk menyatakan suhu di bawah 0

Lebih terperinci

Beberapa Uji Keterbagian Bilangan Bulat

Beberapa Uji Keterbagian Bilangan Bulat Beberapa Uji Keterbagian Bilangan Bulat Untuk menguji suatu bilangan bulat dapat dibagi (habis dibagi) atau tidak dapat dibagi oleh bilangan bulat lain kita dapat menggunakan kalkulator atau dengan metode

Lebih terperinci

Contoh Masalah Matematika dan Solusinya dengan Menggunakan Strategi Penemuan Pola

Contoh Masalah Matematika dan Solusinya dengan Menggunakan Strategi Penemuan Pola Contoh Masalah Matematika dan Solusinya dengan Menggunakan Strategi Penemuan Pola 1 Problem: Tentukan digit terakhir dari 8 Solusi: Banyak siswa akan mencoba menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan

Lebih terperinci

PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 2010 MODUL BILANGAN

PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 2010 MODUL BILANGAN PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 200 MODUL BILANGAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMP

Lebih terperinci

2. Pengurangan pada Bilangan Bulat

2. Pengurangan pada Bilangan Bulat b. Penjumlahan tanpa alat bantu Penjumlahan pada bilangan yang bernilai kecil dapat dilakukan dengan bantuan garis bilangan. Namun, untuk bilangan-bilangan yang bernilai besar, hal itu tidak dapat dilakukan.

Lebih terperinci

Disusun Oleh : ARISMAN WIJAYA. Aris

Disusun Oleh : ARISMAN WIJAYA. Aris Disusun Oleh : ARISMAN WIJAYA (arisman_wijaya@yahoo.com) Aris _^M@thLover^ TRIK BERHITUNG CEPAT ( MATHMAGIC ) 1. Perkalian dengan angka 11 Perkalian dengan angka 11 atau (11, 110, 1,1 dan seterusnya) bisa

Lebih terperinci

PERPANGKATAN DAN PENARIKAN AKAR

PERPANGKATAN DAN PENARIKAN AKAR PERPANGKATAN DAN PENARIKAN AKAR 1.1 Perpangkatan Dua (Kuadrat) Definisi. Perpangkatan adalah mengalikan suatu bilangan (asli) dng bilangan itu sendiri beberapa kali sebanyak yg ditunjukkan oleh bilangan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA

BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN 2005 Daftar isi Halaman Kata Pengantar... Daftar

Lebih terperinci

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 Barisan Bilangan

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 Barisan Bilangan EKSPLORASI BILANGAN Fokus eksplorasi bilangan ini adalah mencari pola dari masalah yang disajikan. Mencari pola merupakan bagian penting dari pemecahan masalah matematika. Eksplorasi pola-pola bilangan

Lebih terperinci

1. Nilai Tempat Bilangan 10.000 s.d. 100.000 Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai

1. Nilai Tempat Bilangan 10.000 s.d. 100.000 Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai 1. Nilai Tempat Bilangan 10.000 s.d. 100.000 Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai tempat. Menggunakan sistem desimal (dari kata decem, bahasa

Lebih terperinci

(a) 32 (b) 36 (c) 40 (d) 44

(a) 32 (b) 36 (c) 40 (d) 44 Halaman:. Jika n = 8, maka n0 n bernilai... (a) kurang dari 00 (b) (d) lebih dari 00. Penumpang suatu pesawat terdiri dari anak-anak dari berbagai negara, 6 orang dari Indonesia yang termasuk dari anak-anak

Lebih terperinci

Modul ini adalah modul ke-1 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

Modul ini adalah modul ke-1 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini PENDAHULUAN Konsep Pra - Bilangan dan Bilangan Cacah KONSEP PRA-BILANGAN DAN BILANGAN CACAH Modul ini adalah modul ke-1 dalam mata kuliah. Isi modul ini membahas tentang konsep pra-bilangan dan bilangan

Lebih terperinci

Strategi Penemuan Pola pada Pemecahan Masalah

Strategi Penemuan Pola pada Pemecahan Masalah Strategi Penemuan Pola pada Pemecahan Masalah I Strategi Penemuan Pola dalam Penyelesaian Masalah Sehari-hari Penemuan pola adalah salah satu strategi dalam problem solving dimana kita dapat mengamati

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Matematika bagi siswa SMK pada umumnya merupakan mata. pelajaran yang tidak disenangi. Guru sebagai pendidik dalam hati

Bab I. Pendahuluan. Matematika bagi siswa SMK pada umumnya merupakan mata. pelajaran yang tidak disenangi. Guru sebagai pendidik dalam hati Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Matematika bagi siswa SMK pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi. Guru sebagai pendidik dalam hati bertanya, mengapa mereka tidak menyenanginya?.

Lebih terperinci

Uji Komptensi. 2. Tentukan jumlah semua bilangan-bilangan bulat di antara 100 dan 200 yang habis dibagi 5

Uji Komptensi. 2. Tentukan jumlah semua bilangan-bilangan bulat di antara 100 dan 200 yang habis dibagi 5 Uji Komptensi Barisan dan Deret "Aljabar Linear Elementer". Diketahui barisan 84,80,77,... Suku ke-n akan menjadi 0 bila n =... Tentukan jumlah semua bilangan-bilangan bulat di antara 00 dan 00 yang habis

Lebih terperinci

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 BARISAN BILANGAN

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 BARISAN BILANGAN EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 BARISAN BILANGAN 1 EKSPLORASI BILANGAN Fokus eksplorasi bilangan ini adalah mencari pola dari masalah yang disajikan. Mencari pola merupakan bagian penting dari pemecahan masalah

Lebih terperinci

ALAT PERAGA GARIS BILANGAN PADA MATERI BILANGAN BULAT

ALAT PERAGA GARIS BILANGAN PADA MATERI BILANGAN BULAT Perangkat model garis bilangan bulat : ALAT PERAGA GARIS BILANGAN PADA MATERI BILANGAN BULAT Petunjuk pembuatan : 1. Batang model garis bilangan bulat dibuat dari kayu berbentuk balok dengan ukuran panjang

Lebih terperinci

KOMBINATORIKA. (Latihan Soal) Kus Prihantoso Krisnawan. August 30, 2012 PEMBINAAN OLIMPIADE MATEMATIKA SMA 1 KALASAN

KOMBINATORIKA. (Latihan Soal) Kus Prihantoso Krisnawan. August 30, 2012 PEMBINAAN OLIMPIADE MATEMATIKA SMA 1 KALASAN KOMBINATORIKA (Latihan Soal) Kus Prihantoso August 30, 2012 PEMBINAAN OLIMPIADE MATEMATIKA SMA 1 KALASAN Teori Faktorial Teori Faktorial n! = n (n 1) (n 2) (n 3) 2 1 0! = 1 Teori Faktorial n! = n (n 1)

Lebih terperinci

LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP (SILABUS)

LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP (SILABUS) LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL SEKOLAH KELAS MATA PELAJARAN SEMESTER BILANGAN Standar Kompetensi KOMPETENSI DASAR 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat. : SMP : VII : MATEMATIKA

Lebih terperinci

CARA MENENTUKAN HASIL AKAR PANGKAT TIGA

CARA MENENTUKAN HASIL AKAR PANGKAT TIGA CARA MENENTUKAN HASIL AKAR PANGKAT TIGA Oleh : Paini, A.Ma.Pd. SDN 1 Karangan Kabupaten Trenggalek Jawa Timur Dalam kehidupan sehari-hari muncul berbagai macam masalah. Masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8. BILANGAN CACAH a. Pengertian Bilangan Cacah Bilangan cacah terdiri dari semua bilangan asli (bilangan bulat positif) dan unsur (elemen) nol yang diberi lambang 0, yaitu 0, 1, 2, 3, Bilangan cacah disajikan

Lebih terperinci

DEKAK-DEKAK. Fungsi alat peraga : - Menjelaskan nilai tempat - Memperagakan operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan asli

DEKAK-DEKAK. Fungsi alat peraga : - Menjelaskan nilai tempat - Memperagakan operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan asli DEKAK-DEKAK Menurut Standar Isi dalam pembelajaran matematika SD, dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).

Lebih terperinci

Perhatikan segitiga siku-siku CDE : Lsegitiga CDE = DE. CD. = ½. 2x. 2x = 2x 2 =

Perhatikan segitiga siku-siku CDE : Lsegitiga CDE = DE. CD. = ½. 2x. 2x = 2x 2 = 1. Diketahui setengah lingkaran dengan diameter AB dan O adalah titik tengah AB. Segitiga CDE siku-siku di D. DE pada diameter AB sehingga DO=OE dan CD=DE untuk suatu titik C pada setengah lingkaran. Jika

Lebih terperinci

SOAL MATEMATIKA - SMP

SOAL MATEMATIKA - SMP SOAL MATEMATIKA - SMP OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT KABUPATEN/KOTA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 200

Lebih terperinci

PERKALIAN BINER BILANGAN N DIGIT DENGAN 3, 4, 5 DAN 6

PERKALIAN BINER BILANGAN N DIGIT DENGAN 3, 4, 5 DAN 6 PERKALIAN BINER BILANGAN N DIGIT DENGAN 3, 4, 5 DAN 6 Putut Sriwasito Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Semarang, 50275 Abstract. In this paper we

Lebih terperinci

Pembahasan Soal OSK SMA 2018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA OSK Matematika SMA. (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA)

Pembahasan Soal OSK SMA 2018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA OSK Matematika SMA. (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA) Pembahasan Soal OSK SMA 018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA 018 OSK Matematika SMA (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA) Disusun oleh: Pak Anang Pembahasan Soal OSK SMA 018 OLIMPIADE SAINS

Lebih terperinci

Perpangkatan dan Akar

Perpangkatan dan Akar Bab 4 Perpangkatan dan Akar Pada kehidupan sehari-hari kamu sering menemukan angka berpangkat seperti 2 2, 2 3, 2 4, dan seterusnya. Bilangan berpangkat ini memiliki makna tersendiri nilainya. Apakah kamu

Lebih terperinci

SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR

SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR Salah satu alat dalam kehidupan sehari-hari kita yang menggunakan sistem digital yang paling mudah ditemui adalah kalkulator. Alat yang kelihatannya

Lebih terperinci

Memecahkan persamaan sederhana dengan menggunakan operasi invers

Memecahkan persamaan sederhana dengan menggunakan operasi invers BAGIAN 3 PERSAMAAN PERSAMAAN SEDERHANA DAN SOLUSINYA Pendahuluan Kesamaan adalah suatu kalimat matematika yang menyatakan bahwa dua pernyataan adalah sama atau mempunyai nilai sama dengan Persmaan adalah

Lebih terperinci

STRATEGI MENYEDERHANAAN MASALAH YANG SERUPA (Simpler Analogous Problem)

STRATEGI MENYEDERHANAAN MASALAH YANG SERUPA (Simpler Analogous Problem) STRATEGI MENYEDERHANAAN MASALAH YANG SERUPA (Simpler Analogous Problem) Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa ada lebih dari satu cara untuk menyelesaikan suatu masalah. Persoalannya adalah bagaimana

Lebih terperinci

PENERAPAN PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT

PENERAPAN PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT PENERAPAN PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT Didownload dari www.eksaktaplus.tk atau www.belajar.cjb.net Mata Pelajaran K e l a s Nomor Modul : Matematika : X (Sepuluh) : Mat.X.04 Penulis : Drs. Suyanto Penyunting

Lebih terperinci

BILANGAN ASLI, CACAH DAN BULAT

BILANGAN ASLI, CACAH DAN BULAT BILANGAN ASLI, CACAH DAN BULAT Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Drs. Marsudi Raharjo, M. Sc. Ed. Widyaiswara

Lebih terperinci

SOAL BRILLIANT COMPETITION 2013

SOAL BRILLIANT COMPETITION 2013 PILIHAN GANDA. Pada suatu segitiga ABC, titik D berada di AC sehingga AD : DC = 4 :. Titik E berada di BC sehingga BE : EC = : 3. Titik F adalah titik perpotongan antara garis BD dan garis AE. Jika luas

Lebih terperinci

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar Untuk materi ini mempunyai 3 Kompetensi Dasar yaitu: Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar 2. Melakukan operasi

Lebih terperinci

RSNI2. Pertukaran data lintang, bujur, dan tinggi lokasi geografis. Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional

RSNI2. Pertukaran data lintang, bujur, dan tinggi lokasi geografis. Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional RSNI2 Standar Nasional Indonesia Pertukaran data lintang, bujur, dan tinggi lokasi geografis ICS 35.040 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar isi i Prakata ii 0 Pendahuluan 1 1 Lingkup dan ruang

Lebih terperinci

A. Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia

A. Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia Jurnal DaftarHadir MateriA SoalLatihan Materi Umum ATURAN PENCACAHAN Kelas XI, Semester 4 A. Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia A. Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia Terdapat tiga macam aturan (kaidah)

Lebih terperinci

1.Tentukan solusi dari : Rubrik Penskoran :

1.Tentukan solusi dari : Rubrik Penskoran : 1.Tentukan solusi dari : 1 7 1 Rubrik Penskoran : Skor Kriteria Langkah langkah untuk membentuk persamaan kuadrat telah benar. 4 Langkah pemfaktoran telah benar. (jika digunakan) Terdapat dua solusi yang

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 2 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Lebih terperinci

Petunjuk Pengerjaan Soal Semifinal Olimpiade Matematika ITS (OMITS) tingkat SMP/Sederajat tahun 2012

Petunjuk Pengerjaan Soal Semifinal Olimpiade Matematika ITS (OMITS) tingkat SMP/Sederajat tahun 2012 Petunjuk Pengerjaan Soal Semifinal Olimpiade Matematika ITS (OMITS) tingkat SMP/Sederajat tahun 202 Bagian Kedua. Soal Semifinal OMITS 2 tingkat SMP/Sederajat Bagian Kedua terdiri dari 20 Soal Isian Singkat

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. A. Pola Bilangan

BARISAN DAN DERET. A. Pola Bilangan BARISAN DAN DERET A. Pola Bilangan Perhatikan deretan bilangan-bilangan berikut: a. 1 2 3... b. 4 9 16... c. 31 40 21 30 16... Deretan bilangan di atas mempunyai pola tertentu. Dapatkah anda menentukan

Lebih terperinci

Pola (1) (2) (3) Banyak segilima pada pola ke-15 adalah. A. 235 C. 255 B. 250 D Yang merupakan bilangan terbesar adalah. A. C. B. D.

Pola (1) (2) (3) Banyak segilima pada pola ke-15 adalah. A. 235 C. 255 B. 250 D Yang merupakan bilangan terbesar adalah. A. C. B. D. SOAL SELEKSI AWAL 1. Suhu dalam sebuah lemari es adalah 15 o C di bawah nol. Pada saat mati listrik suhu dalam lemari es meningkat 2 o C setiap 120 detik. Jika listrik mati selama 210 detik, suhu dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER

BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER BAB 1 PENGANTAR SISTEM KOMPUTER I.1 Lingkungan Komputasi Perkembangan dan penggunaan komputer sering digambarkan sebagai suatu revolusi teknologi yang membawa perubahan yang sangat mendasar pada sebagian

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) I ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) a. Apakah gambar di atas membentuk suatu pola?

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) I ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) a. Apakah gambar di atas membentuk suatu pola? 57 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) I 1. Perhatikan gambar kelereng di bawah ini! ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) a. Apakah gambar di atas membentuk suatu pola? b. Jika banyak kelereng pada gambar ( 6 ) dikurangi dengan

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN A. Bilangan Bulat I. Pengertian Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli, bilangan nol dan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat

Lebih terperinci

TRY OUT SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 010 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 011 Waktu: 10 Menit PUSAT KLINIK PENDIDIKAN INDONESIA (PKPI) bekerjasama dengan LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SSCIntersolusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai mata pelajaran berisikan konsep pelajaran berhitung amat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, sebab menguasai matematika berarti memiliki

Lebih terperinci

BAB 1. Sistem Bilangan. 1.1 Pendahuluan

BAB 1. Sistem Bilangan. 1.1 Pendahuluan BAB 1 Sistem Bilangan 1.1 Pendahuluan Sistem bilangan didefinisikan sebagai sekumpulan nilai yang digunakan untuk melambangkan besaran. Kita sudah terbiasa menggunakan bilangan ini dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

Pola dan Barisan Bilangan

Pola dan Barisan Bilangan Pola dan Barisan Bilangan Pola dan barisan bilangan meliputi pola bilangan dan barisan bilangan Pola bilangan yaitu susunan angka-angka yang mempunyai pola-pola tertentu Misalnya pada kalender terdapat

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Olimpiade Tingkat SMP dan Pembahasannya

Kumpulan Soal Olimpiade Tingkat SMP dan Pembahasannya Kumpulan Soal Olimpiade Tingkat SMP dan Pembahasannya Nama : Ayu Dwi Asnantia Nim : 09320042 Soal Pilihan Ganda!! 1. Jika a + b = 1, b + c = 2, dan c + a = 3, maka a + b + c =... a. 2 b. 3 c. 4 d. 5 e.

Lebih terperinci

Kuadrat Umum. Modul Kuadrat Bilangan 2 Angka. 1.1 Pangkat Dua atau Kuadrat

Kuadrat Umum. Modul Kuadrat Bilangan 2 Angka. 1.1 Pangkat Dua atau Kuadrat Modul 1 Kuadrat Umum 1.1 Pangkat Dua atau Kuadrat Pangkat dua atau kuadrat adalah perkalian dari 2 buah bilangan yang sama. Pangkat 2 atau kuadrat dilambangkan dengan angka 2 yang posisinya agak naik ke

Lebih terperinci

Soal Babak Penyisihan MIC LOGIKA 2011

Soal Babak Penyisihan MIC LOGIKA 2011 Soal Babak Penyisihan MIC LOGIKA 2011 1. Jika adalah bilangan bulat dan angka puluhan dari adalah tujuh, maka angka satuan dari adalah... a. 1 c. 5 e. 9 b. 4 d. 6 2. ABCD adalah pesergi dengan panjang

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit BAB I BILANGAN Skema Bilangan Bilangan Kompleks Bilangan Real Bilangan Imajiner Bilangan Rasional Bilangan Irasional Bilangan Bulat Bilangan Pecahan Bilangan Cacah Bilangan Bulat Negatif Bilangan Asli

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN OSN MATEMATIKA SMP 2012 TINGKAT PROVINSI (BAGIAN A : ISIAN SINGKAT)

SOAL DAN PEMBAHASAN OSN MATEMATIKA SMP 2012 TINGKAT PROVINSI (BAGIAN A : ISIAN SINGKAT) SOAL DAN PEMBAHASAN OSN MATEMATIKA SMP 2012 TINGKAT PROVINSI (BAGIAN A : ISIAN SINGKAT) BAGIAN A : ISIAN SINGKAT 1. Sebuah silinder memiliki tinggi dan volume. Luas permukaan bola terbesar yang mungkin

Lebih terperinci

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII Pengetik : Siti Nuraeni (110070009) Dewi Komalasari (110070279) Nurhasanah (110070074) Editor : Dewi Komalasari Abdul Rochmat (110070117) Tim Kreatif

Lebih terperinci

Pada barisan bilangan 2, 7, 12, 17,., b = 7 2 = 12 7 = = 5. Pada barisan bilangan 3, 7, 11, 15,., b = 7 3 = 11 7 = = 4

Pada barisan bilangan 2, 7, 12, 17,., b = 7 2 = 12 7 = = 5. Pada barisan bilangan 3, 7, 11, 15,., b = 7 3 = 11 7 = = 4 Materi : Barisan Bilangan Perhatikan urutan bilangan-bilangan berikut ini a. 1, 5, 9, 13,. b. 15, 1, 9, 6,. c., 6, 18, 54,. d. 3, 16, 8, 4,. Tiap-tiap urutan di atas mempunyai aturan/pola tertentu, misalnya

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI TINGKAT PROPINSI OLIMPIADE SAINS NASIONAL 007 BIDANG MATEMATIKA SMP A. Soal Pilihan Ganda 1. Banyak bilangan prima antara 10 dan 99 yang tetap merupakan bilangan prima jika kedua digitnya

Lebih terperinci

Operasi pada Bilangan Pecahan

Operasi pada Bilangan Pecahan Operasi pada Bilangan Pecahan Pada kegiatan belajar ini, akan dibahas beberapa operasi pada bilangan pecahan. Operasi-operasi itu adalah operasi penjumlahan, operasi pengurangan, operasi perkalian, dan

Lebih terperinci

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika Bilangan prima telah dikenal sejak sekolah dasar, yaitu bilangan yang tidak mempunyai faktor selain dari 1 dan dirinya sendiri. Bilangan prima memegang peranan penting karena pada dasarnya konsep apapun

Lebih terperinci

BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR

BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR 1. Bilangan Berpangkat Sederhana Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui perkalian bilangan-bilangan dengan faktorfaktor yang sama. Misalkan kita temui perkalian

Lebih terperinci

Sistem Bilangan dan Kode

Sistem Bilangan dan Kode Updated : 12/11/2009 Sistem Bilangan dan Kode Dosen : Agung Prasetyo ST. Sistem Bilangan Sistem Bilangan (numberic system) adalah sebuah simbol atau kumpulan dari simbol yang mempresentasikan sebuah angka.

Lebih terperinci

Barisan dan Deret Bilangan

Barisan dan Deret Bilangan Bab 6 Barisan dan Deret Bilangan Sumber: www.scatork.com Pada bab ini, kamu akan diajak untuk memahami barisan dan deret bilangan serta penggunaannya dalam pemecahan masalah dengan cara menentukan pola

Lebih terperinci

BAB I INDUKSI MATEMATIKA

BAB I INDUKSI MATEMATIKA BAB I INDUKSI MATEMATIKA 1.1 Induksi Matematika Induksi matematika adalah suatu metode yang digunakan untuk memeriksa validasi suatu pernyataan yang diberikan dalam suku-suku bilangan asli. Dalam pembahasan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X (Sepuluh) / Ganjil Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat,

Lebih terperinci

NASKAH SOAL MATEMATIKA HIMSO Tingkat SD/MI 2017

NASKAH SOAL MATEMATIKA HIMSO Tingkat SD/MI 2017 NASKAH SOAL MATEMATIKA HIMSO Tingkat SD/MI 207 BABAK PENYISIHAN SANGAT RAHASIA KELAS 5 6 BABAK PENYISIHAN LEVEL III Mata Pelajaran : Matematika Hari/Tanggal : Minggu, 2 Maret 207 Waktu : 08.00 0.00 WIB

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA BENTUK PANGKAT (EKSPONEN)

LEMBAR AKTIVITAS SISWA BENTUK PANGKAT (EKSPONEN) Nama Siswa Kelas PETA KONSEP: LEMBAR AKTIVITAS SISWA BENTUK PANGKAT (EKSPONEN) Latihan :. :. 3. A. PANGKAT BULAT POSITIF Jika a R dan bilangan bulat positif n, maka a n didefinisikan sbg berikut: a n =

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS LURUS

PERSAMAAN GARIS LURUS 1 KEGIATAN BELAJAR 3 PERSAMAAN GARIS LURUS Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menentukan persamaan gradien garis lurus, 2. menentukan persamaan vektoris dan persamaan

Lebih terperinci

SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 1. OPERASI HITUNG BILANGAN DAN SUDUTLatihan Soal 1.1

SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 1. OPERASI HITUNG BILANGAN DAN SUDUTLatihan Soal 1.1 SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 1. OPERASI HITUNG BILANGAN DAN SUDUTLatihan Soal 1.1 1. 345 + 235 = n + 345 Nilai n adalah... 235 253 325 345 Soal tersebut menunjukkan sifat operasi bilangan KOMUTATIF pada

Lebih terperinci

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV Bilangan Bulat 133 134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV Bab 5 Bilangan Bulat Mari menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah. Bilangan Bulat 135 136 Ayo Belajar

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Kunci Jawaban Soal-soal Latihan... 48

BAB VIII PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Kunci Jawaban Soal-soal Latihan... 48 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Kompetensi/sub kompetensi... iii Peta Bahan Ajar... iv BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang... B. Tujuan... C. Sasaran... D. Ruang Lingkup... BAB

Lebih terperinci

COVER LUAR.

COVER LUAR. PEDOMAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR COVER LUAR DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

STRATEGI MENGORGANISASI SUATU DATA (Organizing Data)

STRATEGI MENGORGANISASI SUATU DATA (Organizing Data) STRATEGI MENGORGANISASI SUATU DATA (Organizing Data) Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah dalam matematika adalah dengan mengorganisasi data atau informasi yang telah kita miliki. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

NASKAH SOAL MATEMATIKA

NASKAH SOAL MATEMATIKA I. Pilihlah jawaban yang benar dengan cara menyilang (X) abjad jawaban pada lembar jawaban kerja yang disediakan. 1. Hasil penjumlahan 2 + 0 + 1 + 7 =... A. 10 C. 17 B. 12 D. 21 2. Hasil dari 1 + 2 + 3

Lebih terperinci

Sistem Bilangan Riil

Sistem Bilangan Riil Sistem Bilangan Riil Pendahuluan Kalkulus didasarkan pada sistem bilangan riil dan sifat-sifatnya. Sistem bilangan riil adalah himpunan bilangan riil yang disertai operasi penjumlahan dan perkalian sehingga

Lebih terperinci

Revisi K13 Antiremed Kelas 10 Matematika Wajib

Revisi K13 Antiremed Kelas 10 Matematika Wajib Revisi K Antiremed Kelas 0 Matematika Wajib Persamaan Kuadrat - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: RKAR0MATWJB00 Version : 06-0 halaman 0. Bentuk faktor persamaan - - = 0 ( + )( - ) = 0 ( - )( + ) =

Lebih terperinci

Mengenal Bilangan Bulat

Mengenal Bilangan Bulat Mengenal Bilangan Bulat Kita sudah mempelajari bilangan-bilangan yang dimulai dari nol sampai tak terhingga. Selama ini yang kita pelajari 0 (nol) adalah bilangan terkecil. Tetapi tahukah kamu bahwa ada

Lebih terperinci

Pertukaran data lintang, bujur, dan tinggi lokasi geografis

Pertukaran data lintang, bujur, dan tinggi lokasi geografis SNI 7336:2008 Standar Nasional Indonesia Pertukaran data lintang, bujur, dan tinggi lokasi geografis Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak

Lebih terperinci

MODUL 1 SISTEM BILANGAN

MODUL 1 SISTEM BILANGAN MODUL 1 SISTEM BILANGAN 1. Definisi Sistem Bilangan Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Produk yang Telah Direvisi 1. Kesimpulan Dari analisis data yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut. Analisis validitas menghasilkan rata-rata

Lebih terperinci

Xpedia Matematika. DP SNMPTN Mat 05

Xpedia Matematika. DP SNMPTN Mat 05 Xpedia Matematika DP SNMPTN Mat 05 Doc. Name: XPMAT9920 Doc.Version : 2012-11 halaman 1 01. Jarak dari kota A dan kota B 5 mil dan jarak dari kota B dan kota C 4 mil. Jarak kota A dan kota C TIDAK mungkin.

Lebih terperinci

4. SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

4. SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN 4. SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN 4.1 Persamaan Garis a. Bentuk umum persamaan garis Garis lurus yang biasa disebut garis merupakan kurva yang paling sederhana dari semua kurva. Misalnya titik A(2,1)

Lebih terperinci

Gambar-15b: Modifikasi Dua Bungkusan Roti Wafer. Pengerjaan gambar menentukan di bawah ini! banyak piring yang tersisa dapat diilustrasikan pada

Gambar-15b: Modifikasi Dua Bungkusan Roti Wafer. Pengerjaan gambar menentukan di bawah ini! banyak piring yang tersisa dapat diilustrasikan pada 5 (10 + 6) Gambar-15b: Modifikasi Dua Bungkusan Roti Wafer Banyak roti Wafer pada Gambar-15a sama dengan banyak roti Wafer pada Gambar-15b sehingga dapat ditulis 4 ( 15 + 8) = (4 15) + (4 8). Pengerjaan

Lebih terperinci

Problem A Divisible compfest1.c / compfest1.cpp / compfest1.pas Runtime-limit: 0.5 detik Memory-limit: 64 MB

Problem A Divisible compfest1.c / compfest1.cpp / compfest1.pas Runtime-limit: 0.5 detik Memory-limit: 64 MB Problem A Divisible compfest.c / compfest.cpp / compfest.pas Runtime-limit: 0.5 detik Barisan bilangan Fibonacci didefinisikan secara rekursif sebagai berikut: Buatlah sebuah program yang menentukan apakah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data 1. Deskripsi Lokasi Madrasah Aliyah (MA) ASWAJA Ngunut merupakan salah satu Sekolah Menengah swasta yang berada di Ngunut. Berikut profil singkat

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSITINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010

OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSITINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSITINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 200 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Bab 1 Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat: 1. menguasai sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat,. menjumlahkan

Lebih terperinci

Padankan nombor dengan perkataan yang sesuai.

Padankan nombor dengan perkataan yang sesuai. UNIT.: NOMBOR BULAT DALAM LINGKUNGAN 0 000 (MENAMA DAN MENENTUKAN NOMBOR) Padankan nombor dengan perkataan yang sesuai. BDE 5 6 7 66 975 595 779 07 779 97 6 Lima ribu sembilan ratus lima puluh empat Tujuh

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika Wajib

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika Wajib K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika Wajib Baris dan Deret Aritmatika - Latihan Soal Ulangan Doc. Name: RK13AR11MATWJB0603 Version : 2016-11 halaman 1 01. Suku ke-20 pada barisan 3, 9, 15, 21,. Adalah

Lebih terperinci

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8 . Turunan dari f ( ) = + + (E) 7 + +. Turunan dari y = ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( + ) ( + ) ( ) ( + ) (E) ( ) ( + ) 7 5 (E) 9 5 9 7 0. Jika f ( ) = maka f () = 8 (E) 8. Jika f () = 5 maka f (0) +

Lebih terperinci

PENERAPAN ALJABAR DALAM TEKNIK MENGHITUNG PERKALIAN DUA BILANGAN Oleh : Musthofa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

PENERAPAN ALJABAR DALAM TEKNIK MENGHITUNG PERKALIAN DUA BILANGAN Oleh : Musthofa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY PENERAPAN ALJABAR DALAM TEKNIK MENGHITUNG PERKALIAN DUA BILANGAN Oleh : Musthofa mtofa99@yahoo.co.id Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Teknik menghitung perkalian dua bilangan yang terkenal

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masingmasing

BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masingmasing BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI 3.1 Metode Dekomposisi Prinsip dasar dari metode dekomposisi deret berkala adalah mendekomposisi (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi

Lebih terperinci