METODE PENGECEKAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENGECEKAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator"

Transkripsi

1 KABAKUTA METODE PENGECEKAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator oscar ridhwan KABAKUTA

2 BAB 7 METODE PENGECEKAN Pada bab-bab sebelumnya anda sudah mempelajari metode menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, membagi, menguadratkan dan mengakarkan suatu bilangan. Ketika kita sedang melakukan proses perhitungan dan telah mendapatkan hasilnya, tentu muncul pertanyaan di benak kita apakah hasil yang kuhitung sudah benar? apabila anda belum mengenal metode pengecekan seperti yang akan dijelaskan di bab ini, anda akan mengecek hasil perhitungan anda dengan cara mengulang proses perhitungan anda ataupun mengecek angka per angka pada kertas coretan perhitung anda. Sudah tentu proses pengecekan yang seperti ini akan membuang waktu kita yang berharga apalagi anda melakukannya saat ujian. Nah, untuk mengatasi masalah ini, di bab ini anda akan mempelajari bagaimana cara mengetahui bahwa jawaban yang telah kita hitung tersebut benar atau salah. Metodenya kita sebut metode pengecekan, dalam bab ini kita akan mempelajari 2 macam metode pengecekan yakni metode pengecekan 9 dan metode pengecekan 11. Metode ini berlaku untuk semua operasi hitung (+, -, x, :, 2 dan ). Jadi anda hanya cukup mengingat bagaimana metode ini bekerja pada setiap kasus operasi hitung tersebut. 1. METODE PENGECEKAN 9 Metode Pengecekan 9 berawal dari sifat-sifat bilangan yakni suatu bilangan apabila dibagi dengan 9, maka sisanya akan sama dengan jumlah angka-angka dari penyusun bilangan tersebut. Hal ini dibahas dalam cabang matematika yakni tentang teori bilangan dan biasanya disebut dengan modulo (mod). 2

3 Untuk memperjelas pernyataan di atas perhatikan contoh berikut : 6584 : 9 =.sisa ( ) = 23 ==> = 5 Jadi, 6584 : 9 sisanya : 9 = sisa ( ) = 10 ==> = 1 Jadi, 451 : 9 sisanya 1 Sifat ini dapat kita gunakan untuk mengecek hasil suatu perhitungan yang telah kita kerjakan. Berikut penjelasan metode beserta contohnya untuk masing-masing operasi hitung.untuk selanjutnya jumlah angka-angka ini kita sebut angka terkecil 1.Penjumlahan Jumlahkan angka-angka pada masing-masing bilangan sampai menjadi 1 digit (angka terkecil) dengan sifat modulo 9 seperti berikut 658 === (6+5+8) = 19 ==> === (4+6+5) = 15 ==> === (3+2+1) = === (9+4+6) = 19 ==> === ( ) = 14 ==> 5 tanda ==> berarti jumlahkan angka-angkanya sampai menjadi 1 digit. 19 ==> 1+9 = 10 ==>1+0 = 1 3

4 Langkah 2 Jumlahkan angka terkecil masing-masing bilangan, apabila jumlah angka terkecil ini sama dengan angka terkecil hasil penjumlahan dalam perhitungan anda, maka hasil perhitungan anda benar = 14 ==>1+4 = Karena jumlah angka terkecil bilangan-bilangan yang dijumlahkan sama dengan hasil perhitungan berarti jawaban ini benar 2.Pengurangan Jumlahkan angka-angka pada masing-masing bilangan sampai menjadi 1 digit (angka terkecil) dengan sifat modulo 9 seperti berikut 3245 == ( ) = 14 ==>1+4 = == (6+4+5) = 15 ==> 1+5 = == ( ) = 8 4

5 Langkah 2 Kurangi angka terkecil bilangan I dengan angka tekecil bilangan II, apabila angka terkecil hasil operasi ini sama dengan angka terkecil hasil hasil pengurangan dalam perhitungan anda, maka hasil perhitungan anda benar = -1 ==> = Ingat! 9 = 0. berarti (-1) sama dengan 8 (Dalam modulo 9) Karena hasil pengurangan angka terkecil bilangan di atas sama dengan angka terkecil hasil perhitungan, maka jawaban perhitungan di atas benar. 3.Perkalian 2313 x 1353 = Jumlahkan angka-angka pada bilangan yang akan dikalikan sampai menjadi 1 digit (angka terkecil). 5

6 2313 == ( ) = 9 ==> x == ( ) = 12 ==> 1+2 = == ( ) = 36 ==> 3+6 = 9 ==> 0 dalam modulo 9, 9 => 0, sehingga untuk mempercepat dalam mencari angka terkecil anda tidak perlu memperhitungkan 9. contoh = 9 => 0 Karena hasil perkalian angka terkecil bilangan-bilangan tersebut (0 x 3) = 0, sama dengan angka terkecil hasil perhitungan, maka jawaban di atas benar. 4.Pembagian : 256 = 153 Jumlahkan angka-angka pada masing-masing bilangan untuk mencari angka terkecil : 256 = 153 ( ) = 0 (2+5+6) = 13 ==>1+3 = 4 (1+5+3) = 9 = 0 Apabila ada angka-angka yang berjumlah 9, langsung dicoret, tidak perlu dijumlah 0 : 4 = 0 Karena hasil pembagian angka terkecil sama dengan angka terkecil hasil perhitungan berarti jawaban di atas benar 6

7 Pengecekan bisa dibalik menjadi operasi perkalian, hal ini untuk menghindari apabila angka terkecil bilangan yang dibagi lebih kecil dibanding dengan angka terkecil bilangan pembagi, sebagai berikut : 0 x 4 = 0 ( sama dengan angka terkecil bilangan yang dibagi ) Karena hasil perkalian angka terkecil hasil pembagian dengan angka terkecil bilangan pembagi sama dengan angka terkecil bilangan yang dibagi berarti jawaban di atas benar 5.Penguadratan = Jumlahkan angka-angka dari bilangan yang akan dikuadratkan dan hasil kuadratnya menjadi 1 digit (angka terkecil) = ( ) = 18 ==> 1+8 = 9=> 0 (3+2+4) = 9 => 0 Karena kuadrat angka terkecil bilangan yang dikuadratkan (0 2 ) sama dengan hasil penguadratan dalam perhitungan, berarti hasil penguadratan di atas benar. 6.Pengakaran

8 Jumlahkan angka-angka dari bilangan yang diakarkan maupun hasilnya sampai menjadi 1 digit (angka terkecil) (2+3+6) = 2 ( ) = 22 ==>2+2 = 4 Dapat kita lihat disini, karena 4 = 2, dan angka terkecil dari jawaban yang di atas juga 2, maka hasil pengakaran di atas benar Nah, metode pengecekan 9 di atas secara umum langkahnya sama, ubah bilangan dalam operasi menjadi angka terkecilnya kemudian lakukan operasi yang sama terhadap angka terkecil tersebut. Kelemahan dari metode 9 adalah metode ini akan menghasilkan prediksi yang salah tentang jawaban yang benar apabila angka-angka pada jawaban yang kita peroleh ada angka yang tertukar, artinya metode ini tidak dapat mendeteksi penukaran angka pada jawaban. Agar lebih jelas perhatikan contoh berikut : Dalam modulo 9 angka terkecil dari bilangan-bilangan di bawah ini sama nilainya ada penukaran angka Jadi, apabila jawaban kita menghasilkan angka terkecil yang sama, tetapi ada angka yang tertukar dalam posisinya, maka pengecekan dengan metode 9 akan gagal. Misalnya dalam contoh pengakaran yang diberikan disini angka terkecilnya 2. kita tidak tahu apakah 236 adalah jawaban yang benar, karena bisa jadi jawabannya 326, atau 434 atau yang lainnya yang mempunyai angka terkecil

9 Untuk mengatasi kekurangan metode pengecekan 9, berikut ini anda akan mempelajari metode pengecekan lain yang keakuratannya sungguh luar biasa!!! 2. METODE PENGECEKAN 11 Pengecekan hasil perhitungan dengan metode 11 pada dasarnya hampir sama dengan metode penngecekan 9 yang sudah anda pelajari dimuka. Perbedaan kecil antara keduanya terletak pada proses mencari angka terkecilnya. Dimana untuk metode 9 menggunakan deret ( ), sedangkan pada metode 11 menggunakan deret gonta-ganti ( ). Dasarnya sama yakni berdasarkan teori modulo pada bab teori bilangan dalam matematika. Untuk memahami perbedaan antara kedua metode ini perhatikan contoh berikut ini : Dengan menggunakan contoh yang sama seperti yang dipakai dalam modulo 9. angka terkecil bilangan-bilangan berikut dalam metode pengecekan : 9 = sisa ( ) = : 9 = sisa (4+5+1) = : 11 = sisa ( ) = -3 atau (11 3) = :11 = sisa (1-5+4) = 0 Lihatlah perbedaan antara keduanya. Dan yang perlu diperhatikan dalam metode 11 deretnya selalu dimulai dengan tanda minus (-) kemudian (+) dan seterusnya gonta-ganti ( ) sejumlah angka yang ada di bilangan tersebut dan juga mulainya dari angka terakhir dari bilangan tersebut (6584 dimulai dari 4), ( 451 dimulai dari 1) Sekarang kita coba pada sejumlah penerapan operasi hitung 9

10 1.PENJUMLAHAN Carilah angka terkecilnya dari masing-masing bilangan dengan menggunakan deret gontaganti 2445 == ( ) = == ( ) = == ( ) = == ( ) = -3 Langkah 2 Lakukan operasi hitung yang sama (penjumlahan) pada angka terkecil ini (3+4+4) = 11 ==> Karena jumlah angka terkecil dari masing-masing bilangan (0) tidak sama dengan angka terkecil dari hasil perhitungan (-3), berarti jawaban di atas salah. Setelah dicoba lagi jawaban yang benar adalah bila dicek menggunakan metode ==> ( ) = 0 (sama dengan jumlah angka terkecil bilangan-bilangan yang dijumlahkan). 10

11 Apabila dicek dengan metode 9. maka hasil 8035 akan dianggap jawaban yang benar meskipun ada pertukaran angka dalam bilangan hasil tersebut. Sedangkan metode 11 lebih jeli dan menghasilkan prediksi yang akurat tentang jawaban yang benar. 2.PENGURANGAN Carilah angka terkecil dari masing-masing bilangan dengan menggunakan deret gonta-ganti 3125 == ( ) = == (5-3+2) = == ( ) = -3 Langkah 2 Lakukan operasi hitung yang sama (pengurangan)) pada akan terkecil ini (1-4) = Karena hasil operasi dari angka terkecil masing-masing bilangan sama dengan angka terkecil dari hasil perhitungan. Berarti hasil perhitungan di atas benar. 11

12 3.PERKALIAN 3254 x 4651 = Carilah angka terkecil dari masing-masing bilangan dengan menggunakan deret gonta-ganti 3254 x 4651 = ( ) = - 2 ( ) = - 2 ( ) = 4 Langkah 2 Lakukan operasi hitung yang sama (perkalian) pada angka terkecil ini (- 2) x (- 2) = 4 Karena hasil perkalian angka terkecil kedua bilangan sama dengan angka terkecil hasil perkalian di atas, berarti hasil perkalian di atas pasti benar 4.PEMBAGIAN : 426 = 258 Carilah angka terkecil dari masing-masing bilangan dengan menggunakan deret gonta-ganti 12

13 : 426 = 258 ( ) = 7 (6-2+4) = 8 (8-5+2) = 5 Langkah 2 Lakukan operasi hitung yang sama (pembagian) pada angka terkecil ini Karena angka terkecil bilangan yang dibagi (7) lebih kecil dibanding angka terkecil bilangan pembagi (8) maka untuk mengecek hasil pembagian bisa kita akali dengan membalik prosesnya, yakni angka terkecil pembagi dikali angka terkecil hasil perhitungan 5 x 8 = 40 angka terkecilnya (0-4) = - 4 (11 4) = 7 Karena angka terkecil dari hasil perkalian ini (7) sama dengan angka terkecil bilangan yang dibagi (7), maka hasil pembagian di atas benar 5.PENGUADRATAN = Carilah angka terkecil dari masing-masing bilangan dengan menggunakan deret gonta-ganti 13

14 542 2 = ( ) = 9 (2-4+5) = 3 Langkah 2 Lakukan operasi hitung yang sama (penguadratan) pada angka terkecil ini 3 2 = 9 Karena hasil penguadratan angka terkecil bilangan yang dikuadratkan (9) sama dengan angka terkecil hasil perhitungan (9), berarti hasil perhitungan yang diperoleh di atas benar. 6.PENGAKARAN Carilah angka terkecil dari masing-masing bilangan dengan menggunakan deret gonta-ganti (4-5+3) = 2 ( ) = 4 Langkah 2 Lakukan operasi hitung yang sama (pengakaran)pada angka terkecil ini 14

15 4 = 2 atau operasinya dibalik 2 2 = 4 Pembalikan operasi dilakukan untuk menghindari kerumitan dalam mencari akar dari angka terkecil misalnya angka terkecil 729 => (9-2+7) = 14 (4-1) = 3 angka terkecil 27 => (7-2) = 5 untuk mengecek dengan operasi yang sama hal ini pasti sulit apabila dibalik 3 =? ( nah kesulitan bukan? ) Akan tetapi dengan proses kebalikan, hal ini dapat dihindari. 5 x 5 = 25 angka terkecilnya (5-2) = 3 Yang sama dengan angka terkecil bilangan yang di dalam tanda akar. Metode yang anda pelajari disini bersufat umum dan berlaku untuk semua jenis operasi hitung. Selain itu metode pengecekan ini dapat digunakan sebagai alat penghitung tercepat misalnya saat UJIAN AKHIR NASIONAL, karena soalnya biasanya multiple choice(pilihan ganda), maka dengan hanya menghitung angka terkecilnya maka jawaban yang diinginkan kelihatan dengan jelas. Saya sarankan hal ini anda lakukan dengan metode pengecekan 11 jangan metode pengecekan 9 karena kurang akurat, tapi untuk keperluan yang praktis metode 9 juga sudah memadai. 15

16 Contoh Sebuah balok memiliki panjang 24 cm, tinggi 15 cm, lebar 13 cm. Hitung berapa luas permukaan balok tersebut? A cm 2 C cm 2 B cm 2 D cm 2 Penyelesaian Diket : p = 24 cm t = 15 cm l = 13 cm Dit : L Balok Jawab : Luas Balok = [2 x (p x l)] +[ 2 x (p x t)] + [2 x (l x t)] Jadi : Luas Balok = [2 x (24 x 15)] +[ 2 x (24 x 13)] + [2 x (15 x 13)] Untuk menyelesaikan ini anda tidak perlu menghitung keseluruhan, cukup anda hitung dengan metode pengecekan 11 atau 9. Berikut ini penyelesaian soal dengan metode angka terkecilnya (4-2) = 2 15 angka terkecilnya (5-1) = 4 13 angka terkecilnya (3-1) = 2 Jadi Luas Balok = [2 x (2 x 4 )] +[2 x (2 x 2)] + [2 x (4 x 2)] = Luas balok = 40 angka terkecilnya (0-4) = - 4 atau ( 11-4) =

17 Jadi cari jawaban yang memiliki angka terkecil 7 A ==> ( ) = -5 = (11-5) = 6 B ==> ( ) = 7 C ==> ( ) = 1 D ==> ( ) = 1 Jadi, jawabannya B cm 2 Metode ini sering saya pakai untuk menyelesaikan soal pilihan ganda seperti ini Apabila anda menggunakan metode 9 untuk mengecek soal ini, maka akan gagal total karena angkanya sama semua yakni 1, 3, 4, 7, Cuma susunannya saja yang berbeda. Selain metode pengecekan metode modulo 9 dan 11 sebetulnya kita bisa juga menggunakan metode lain yang diturunkan berdasarkan konsep modulo. Akan tetapi metode pengecekan dengan modulo selain 9 dan 11 akan nampak cukup merepotkan apabila diterapkan pada bilangan-bilangan yang besar. Sebagai gambaran tentang metode pengecekan selain kedua metode yang dibahas dalam bab ini, berikut penjelasan untuk masing masing metode. Metode pengecekan modulo 7 Untuk mendapatkan rumus umum untuk metode ini, cobalah cari sisa pembagian bilangan 10, 10 2, 10 3, 10 4, dst dengan angka 7 Maka, akan diperoleh : 17

18 1 : 7 = sisa 1 ditulis 1 1(mod 7) 10 : 7 =..sisa 3 ditulis 10 3(mod 7) 10 2 : 7 = sisa 2 ditulis (mod 7) 10 3 : 7 = sisa -1 ditulis (mod 7) dst; Apabila proses di atas dilanjutkan maka akan diperoleh pola sebagai berikut : 1, 3, 2, -1, -3, -2, 1, 3, 2,. Sehingga bilangan yang dinyatakan dengan Bilangan = a n.10n +..+ a a a a 0 a mewakili angka-angka pada bilangan tersebut, a 0 = satuan, a 1 = puluhan, a 2 = ratusan dst maka apabila kita subtitusikan mod dari masing - masing bilangan yang telah kita peroleh sebelumnya pada bilangan yang dilambangka dengan koefisien a ini, maka untuk mod 7 akan kita peroleh : sisa bilangan = a 0 + 3a 1 + 2a 2 a 3-3a 4-2a 5 + a 6 +3a 7 + 2a Contoh 2435 angka terkecilnya adalah 5 + 3(3) +2(4) 4 = angka terkecilnya adalah 6 + 3(9) +2(5) 6 = 37 ==> 2 (sisanya bila dibagi 7) Metode Pengecekan 13 Dengan cara yang sama dalam mencari angka sisa pada metode 7, kita peroleh angka sisa (angka terkecil) untuk modulo 13 adalah sebagai berikut 18

19 1 1(mod13) (mod13) (mod13) 10 3(mod13) (mod13) dst (mod13) (mod13) Sehingga diperoleh Deret 1, -3, -4, -1, 3, 4, 1, -3, -4, -1, 3, 4, Yang berulangan setiap 6 digit Bilangan = a n.10n +..+ a a a a 0 Sisa bilangan(angka terkecil) dalam mod 13 dapat dicari sebagai berikut sisa bilangan = a 0-3a 1-4a 2-1a 3 + 3a 4 + 4a 5 + a 6-3a 7-4a nah, menarik bukan. Contoh 42576, angka terkecil (mod 13) adalah 6 3(7) 4(5) (2) + 3(4) = - 25 ==> - 12(mod 13) Metode Pengecekan 9 dan 11 diperoleh dengan cara yang sama. Metode pengecekan 9 1 1(mod 9) (mod 9) (mod 9) 10 1(mod 9) (mod 9) dst (mod9) (mod 9) Sehingga diperoleh dere 1, 1, 1, 1, 1,. dst 19

20 Bilangan = a n.10n +..+ a a a a 0 Sisa bilangan(angka terkecil) dalam mod 9 dapat dicari sebagai berikut sisa bilangan = a 0 + a 1 + a 2 + a 3 + a 4 + a 5 + a 6 +a 7 + a yang merupakan jumlahan dari setiap digit penyusun bilangan tersebut. Metode pengecekan (mod11) (mod11) (mod11) 10 1(mod11) (mod11) dst (mod11) (mod11) Sehingga diperoleh deret gonta-ganti : 1, -1, 1, -1, 1, -1,. Bilangan = a n.10n +..+ a a a a 0 Sisa bilangan(angka terkecil) dalam mod 11 dapat dicari sebagai berikut sisa bilangan = a 0 - a 1 + a 2 - a 3 + a 4 - a 5 + a 6 - a 7 + a yang merupakan deret gonta-ganti dari setiap digit penyusun bilangan tersebut dimulai dari satuannya. Dengan cara modulo ini, maka anda bisa mencari metode-metode pengecekan baru yang sesuai dengan selera anda. Menarik Bukan...!!!!! Selamat Mencoba

21 21

METODE PENGAKARAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator

METODE PENGAKARAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator KABAKUTA METODE PENGAKARAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator oscar ridhwan www.oscarridhwan.com KABAKUTA BAB 6 PENGAKARAN Setelah anda berkenalan dengan metode-metode dalam operasi tambah, kurang,

Lebih terperinci

METODE PENGURANGAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator

METODE PENGURANGAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator KABAKUTA METODE PENGURANGAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator oscar ridhwan www.oscarridhwan.com KABAKUTA BAB 2 PENGURANGAN Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari bagaimana cara menjumlah cepat

Lebih terperinci

METODE PENGUADRATAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator

METODE PENGUADRATAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator KABAKUTA METODE PENGUADRATAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator oscar ridhwan www.oscarridhwan.com KABAKUTA BAB 5 PENGUADRATAN Bab ini membahas metode metode penguadratan bilangan. Penguadratan merupakan

Lebih terperinci

METODE PERKALIAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator

METODE PERKALIAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator KABAKUTA METODE PERKALIAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator oscar ridhwan www.oscarridhwan.com KABAKUTA BAB 3 PERKALIAN Bab ini akan membahas beberapa metode perkalian yang mungkin salah satunya

Lebih terperinci

A. Menentukan Bilangan Hasil Pangkat Tiga

A. Menentukan Bilangan Hasil Pangkat Tiga Dalam bab ini kamu akan mempelajari: 1. menentukan bilangan hasil pangkat tiga (bilangan kubik); 2. menentukan akar pangkat tiga dari bilangan kubik; dan 3. melakukan pengerjaan hitung bilangan dengan

Lebih terperinci

A. Soal isian singkat 1. Temukan nilai A yang memenuhi operasi berikut ini: x : 5 20

A. Soal isian singkat 1. Temukan nilai A yang memenuhi operasi berikut ini: x : 5 20 A. Soal isian singkat 1. Temukan nilai A yang memenuhi operasi berikut ini: A x 4 + 8 : 5 20 2. Carilah nilai dari: (a) 83 + 60 : 5 9 x 4 =. (b) 105 + 21 : 7 4 x 8 =. (c) 16 x 630 : 70 : 72 + 3 =. (d)

Lebih terperinci

Perpangkatan dan Akar

Perpangkatan dan Akar Bab 4 Perpangkatan dan Akar Pada kehidupan sehari-hari kamu sering menemukan angka berpangkat seperti 2 2, 2 3, 2 4, dan seterusnya. Bilangan berpangkat ini memiliki makna tersendiri nilainya. Apakah kamu

Lebih terperinci

Disusun Oleh : ARISMAN WIJAYA. Aris

Disusun Oleh : ARISMAN WIJAYA. Aris Disusun Oleh : ARISMAN WIJAYA (arisman_wijaya@yahoo.com) Aris _^M@thLover^ TRIK BERHITUNG CEPAT ( MATHMAGIC ) 1. Perkalian dengan angka 11 Perkalian dengan angka 11 atau (11, 110, 1,1 dan seterusnya) bisa

Lebih terperinci

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar Untuk materi ini mempunyai 3 Kompetensi Dasar yaitu: Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar 2. Melakukan operasi

Lebih terperinci

GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan)

GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan) 2 Belajar Matematika SD Kelas 1 6 dalam 6 bulan GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan) Alokasi Waktu: Cepat : 13 hari Sedang : 18 hari Lambat : 26 hari 1. Pelajaran 26 Materi : Arti Perkalian

Lebih terperinci

Teknik Menguadratkan Suatu Bilangan dengan Mudah Oleh: Pujiati

Teknik Menguadratkan Suatu Bilangan dengan Mudah Oleh: Pujiati Teknik Menguadratkan Suatu Bilangan dengan Mudah Oleh: Pujiati Operasi hitung perkalian sudah diajarkan sejak di sekolah dasar (SD) kelas II semester 2, namun kadang siswa masih mengalami kesulitan apabila

Lebih terperinci

BAB XI METODA COBA-SALAH (TRIAL-ERROR)

BAB XI METODA COBA-SALAH (TRIAL-ERROR) 1 BAB XI METODA COBA-SALAH (TRIAL-ERROR) Metoda coba-salah atau trial-error merupakan salah satu metoda yang penting dan berdaya guna dalam perhitungan-perhitungan yang sangat sulit jika diselesaikan dengan

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM OLMIPA UB 2013 BIDANG MATEMATIKA

PETUNJUK UMUM OLMIPA UB 2013 BIDANG MATEMATIKA PETUNJUK UMUM OLMIPA UB 2013 BIDANG MATEMATIKA 1. Sebelum mengerjakan soal, telitilah dahulu jumlah dan nomor halaman yang terdapat pada naskah soal. Pada naskah soal ini terdiri dari 30 soal pilihan ganda

Lebih terperinci

1.Tentukan solusi dari : Rubrik Penskoran :

1.Tentukan solusi dari : Rubrik Penskoran : 1.Tentukan solusi dari : 1 7 1 Rubrik Penskoran : Skor Kriteria Langkah langkah untuk membentuk persamaan kuadrat telah benar. 4 Langkah pemfaktoran telah benar. (jika digunakan) Terdapat dua solusi yang

Lebih terperinci

2. 7,5 : 2,5 (2/4 x ¾) = : 25 = 3. ½ x ¾ = 3/8. 3 3/8 adalah 3 kurang atau mendekati 3. Jadi jawabannya adalah 2,625. [d]

2. 7,5 : 2,5 (2/4 x ¾) = : 25 = 3. ½ x ¾ = 3/8. 3 3/8 adalah 3 kurang atau mendekati 3. Jadi jawabannya adalah 2,625. [d] TES HITUNGAN BIASA (ARITMATIKA) Bagian I 1. 2,20 x 0,75 + 3/5 : 1/8 =... Pikir yang mudah, jangan yang sulit-sulit! Ingat, anda tidak harus menyelesaikan dengan hasil yang teliti! Cari nilai pendekatan,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN. Gambar 1 Pengukuran dan ralat: g = (9.801 ± 0.002) m/s 2

ANALISIS PENGUKURAN. Gambar 1 Pengukuran dan ralat: g = (9.801 ± 0.002) m/s 2 1 ANALISIS PENGUKURAN Ralat (Uncertainties), Perambatan ralat (Propagation of Error), Pencocokan Kuadrat tekecil (Least Square Fitting), dan Analisis Grafik 1. Pengukuran 1.1 Ralat dalam Pengukuran Dalam

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

SOAL PREDIKSI XIII. I. Pilihlah jawaban yang paling benar!

SOAL PREDIKSI XIII. I. Pilihlah jawaban yang paling benar! SOAL PREDIKSI XIII I. Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Kiki melakukan perjalanan Surabaya Solo mengendarai sepeda motor dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam dalam waktu 2 jam. Jika kecepatannya menjadi

Lebih terperinci

Sistem Persamaan linier

Sistem Persamaan linier Sistem Persamaan linier 5.1 Sistem Persamaan Linier Dua Peubah (Variabel) Bentuk Umum: a 1 x + b 1 y = c 1 a 2 x + b 2 y = c 2 Dimana a 1, b 1, c 1, a 2, b 2, c 2 R. Himpunan pasangan berurutan (x, y)

Lebih terperinci

Barisan dan Deret. Bab. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

Barisan dan Deret. Bab. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Bab Barisan dan Deret A KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran barisan dan deret, siswa mampu: Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten,

Lebih terperinci

SOAL PREDIKSI VI. I. Pilihlah jawaban yang paling benar!

SOAL PREDIKSI VI. I. Pilihlah jawaban yang paling benar! SOAL PREDIKSI VI I. Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Kiki melakukan perjalanan Surabaya Solo mengendarai sepeda motor dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam dalam waktu 2 jam. Jika kecepatannya menjadi

Lebih terperinci

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 14 April Pekan Ke-2, 2006 Nomor Soal:

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 14 April Pekan Ke-2, 2006 Nomor Soal: Solusi Pengayaan Matematika Edisi 4 April Pekan Ke-, 006 Nomor Soal: 3-40 3. Manakah yang paling besar di antara bilangan-bilangan 0 9 b, 5 c, 0 d 5, dan 0 e 4 3? A. e B. d C. c D. b E. a Solusi: [E] 5

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJI COBA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN LEMBAR SOAL

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJI COBA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN LEMBAR SOAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJI COBA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 00 008 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran Kelompok Keahlian Waktu : MATEMATIKA : PARIWISATA : 0 MENIT Petunjuk Umum :. Isikan identitas anda

Lebih terperinci

SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. 1.2 Menggunakan. pengerjaan hitung bilangan

SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. 1.2 Menggunakan. pengerjaan hitung bilangan 1 SILABUS Standar Kompetensi : 1. Melakukan pengerjaan bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Kegiatan Indikator Dasar 1.1Melakukan Pengerjaan pengerjaan bilangan bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya,

Lebih terperinci

METODE NUMERIK. MODUL 1 Galat dalam Komputasi Numerik 1. Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2008 年 09 月 21 日 ( 日 )

METODE NUMERIK. MODUL 1 Galat dalam Komputasi Numerik 1. Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2008 年 09 月 21 日 ( 日 ) METODE NUMERIK MODUL Galat dalam Komputasi Numerik Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 008 年 09 月 日 ( 日 ) Galat dalam Komputasi Numerik Dalam praktek sehari-hari, misalkan

Lebih terperinci

SOAL BRILLIANT COMPETITION 2013

SOAL BRILLIANT COMPETITION 2013 PILIHAN GANDA. Pada suatu segitiga ABC, titik D berada di AC sehingga AD : DC = 4 :. Titik E berada di BC sehingga BE : EC = : 3. Titik F adalah titik perpotongan antara garis BD dan garis AE. Jika luas

Lebih terperinci

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL OSN MATEMATIKA SMP 2012 TINGKAT KABUPATEN (PILIHAN GANDA)

PEMBAHASAN SOAL OSN MATEMATIKA SMP 2012 TINGKAT KABUPATEN (PILIHAN GANDA) www.siap-osn.blogspot.com @Maret 0 PEMBAHASAN SOAL OSN MATEMATIKA SMP 0 TINGKAT KABUPATEN (PILIHAN GANDA) BAGIAN A : PILIHAN GANDA. C. φ φ Pernyataan A. { φ} φ salah karena φ φ Pernyataan B. { φ} φ salah

Lebih terperinci

SOAL PREDIKSI XII. I. Pilihlah jawaban yang paling benar!

SOAL PREDIKSI XII. I. Pilihlah jawaban yang paling benar! SOAL PREDIKSI XII I. Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Kiki melakukan perjalanan Surabaya Solo mengendarai sepeda motor dengan kecepatan rata-rata 85 km/jam dalam waktu 7 jam. Jika Dika menempuh jarak

Lebih terperinci

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan 08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

SOAL PREDIKSI XIV. I. Pilihlah jawaban yang paling benar!

SOAL PREDIKSI XIV. I. Pilihlah jawaban yang paling benar! SOAL PREDIKSI XIV I. Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Kiki melakukan perjalanan Surabaya Solo mengendarai sepeda motor dengan kecepatan rata-rata 85 km/jam dalam waktu 7 jam. Jika Dika menempuh jarak

Lebih terperinci

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN BAHAN AJAR TEORI BILANGAN DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN. 0212088701 PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2015 KATA PENGANTAR ب

Lebih terperinci

SOAL PREDIKSI XV. I. Pilihlah jawaban yang paling benar!

SOAL PREDIKSI XV. I. Pilihlah jawaban yang paling benar! SOAL PREDIKSI XV I. Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Kiki melakukan perjalanan Surabaya Solo mengendarai sepeda motor dengan kecepatan rata-rata 70 km/jam dalam waktu 2 jam. Jika kecepatannya menjadi

Lebih terperinci

SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 1. OPERASI HITUNG BILANGAN DAN SUDUTLatihan Soal 1.1

SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 1. OPERASI HITUNG BILANGAN DAN SUDUTLatihan Soal 1.1 SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 1. OPERASI HITUNG BILANGAN DAN SUDUTLatihan Soal 1.1 1. 345 + 235 = n + 345 Nilai n adalah... 235 253 325 345 Soal tersebut menunjukkan sifat operasi bilangan KOMUTATIF pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari data, baik itu bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Apabila dikumpulkan data dari seluruh elemen dalam suatu populasi,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BILANGAN KELAS IX

PEMBELAJARAN BILANGAN KELAS IX MAKALAH PEMBELAJARAN BILANGAN KELAS IX Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Matematika SMP Dosen Pengampu : UMMU SHOLIHAH, M.Si. Oleh: KELOMPOK 4 TMT 1-E 1. MARIA ULFA 1724143152

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Tuntang yang beralamat di Jalan Bringin-Tuntang Km 5,

Lebih terperinci

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 2012

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 2012 Tutur Widodo Pembahasan OSK Matematika SMA 01 Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 01 Oleh Tutur Widodo 1. Banyaknya bilangan bulat n yang memenuhi (n 1(n 3(n 5(n 013 = n(n + (n

Lebih terperinci

Saat menemui penjumlahan langsung pikirkan hasilnya dengan cepat lalu lakukan penjumlahan untuk setiap jawaban yang diperoleh.

Saat menemui penjumlahan langsung pikirkan hasilnya dengan cepat lalu lakukan penjumlahan untuk setiap jawaban yang diperoleh. TRIK PENJUMLAHAN DENGAN BERPIKIR LANGSUNG HASILNYA Penjumlahan merupakan salah satu dari proses berpikir dan menghapal. Keahlian menjumlahkan secara cepat tidak bisa didapat begitu saja melainkan harus

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran Indikator Teknik Bentuk Instrumen. Tugas individu. Memberikan contoh bilangan bulat.

Kegiatan Pembelajaran Indikator Teknik Bentuk Instrumen. Tugas individu. Memberikan contoh bilangan bulat. Silabus Jenjang : SMP dan MTs Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII Semester : 1 Standar Kompetensi : BILANGAN 1. Memahami sifat-sifat dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar Materi

Lebih terperinci

Sumber: Kamus Visual, 2004

Sumber: Kamus Visual, 2004 1 BILANGAN BULAT Pernahkah kalian memerhatikan termometer? Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu zat. Pada pengukuran menggunakan termometer, untuk menyatakan suhu di bawah 0

Lebih terperinci

PAKET 05 MATEMATIKA NON TEKNIK UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015

PAKET 05 MATEMATIKA NON TEKNIK UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 01 / 015 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOKPARIWISATA, SENI DAN KERAJINAN, PEKERJAAN SOSIAL TEKNOLOGI KERUMAHTANGGAAN, DAN ADMINISTRASI PERKANTORAN (UTAMA) 1 MATA

Lebih terperinci

BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I

BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I Oleh: Sri Subiyanti NIP 19910330 201402 2 001 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PATI KECAMATAN JAKEN SEKOLAH DASAR NEGERI MOJOLUHUR 2015 I. Tinjauan Umum A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun Oleh Tutur Widodo. (n 1)(n 3)(n 5)(n 2013) = n(n + 2)(n + 4)(n )

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun Oleh Tutur Widodo. (n 1)(n 3)(n 5)(n 2013) = n(n + 2)(n + 4)(n ) Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 01 Oleh Tutur Widodo 1. Banyaknya bilangan bulat n yang memenuhi adalah... (n 1)(n 3)(n 5)(n 013) = n(n + )(n + )(n + 01) Jawaban : 0 ( tidak

Lebih terperinci

PAKET 03 MATEMATIKA NON TEKNIK UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015

PAKET 03 MATEMATIKA NON TEKNIK UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 2014 / 2015 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOKPARIWISATA, SENI DAN KERAJINAN, PEKERJAAN SOSIAL TEKNOLOGI KERUMAHTANGGAAN, DAN ADMINISTRASI PERKANTORAN (UTAMA) 1

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT 1. Menentukan koefisien persamaan kuadrat 2. Jenis-jenis akar persamaan kuadrat 3. Menyusun persamaan kuadrat yang akarnya diketahui 4. Fungsi kuadrat dan grafiknya

Lebih terperinci

SMAN 5 SURABAYA Pembahasan OSK Komputer 2011 oleh Rizki Wicaksana

SMAN 5 SURABAYA Pembahasan OSK Komputer 2011 oleh Rizki Wicaksana SESI LOGIKA, ANALISA, DAN MATEMATIKA DISKRIT 1. Jika menggunakan teori seperti berikut : http://en.wikipedia.org/wiki/modular_exponentiation Maka : 11^100 mod 41 = a^b mod c b = 1100100 (basis 2 dari 100)

Lebih terperinci

1. Bentuk sederhana dari adalah. a. 3 b. 3 3 c. 4 3 d. 5 3 e adalah. a b c d e.

1. Bentuk sederhana dari adalah. a. 3 b. 3 3 c. 4 3 d. 5 3 e adalah. a b c d e. 1. Bentuk sederhana dari 2 8 75 + 12 a. 3 b. 3 3 c. 3 d. 5 3 e. 15 3 2. Bentuk sederhana dari a. 2 6 b. 2 6 2 c. 2 6 d. 6 8 e. 6 8 3. Bentuk sederhana dari.... 2 a. b 8 b. c 8 c. a 16 d. b 16 e. a 10 b

Lebih terperinci

Beberapa Uji Keterbagian Bilangan Bulat

Beberapa Uji Keterbagian Bilangan Bulat Beberapa Uji Keterbagian Bilangan Bulat Untuk menguji suatu bilangan bulat dapat dibagi (habis dibagi) atau tidak dapat dibagi oleh bilangan bulat lain kita dapat menggunakan kalkulator atau dengan metode

Lebih terperinci

Pengantar Teori Bilangan

Pengantar Teori Bilangan Pengantar Teori Bilangan I Bilangan Bulat dan Operasinya Pembekalan dan pemahaman dasar tentang bentuk bilangan pada suatu kelompok/set/himpunan salah satunya adalah bilangan bulat (yang lazim disebut

Lebih terperinci

POLA, BARISAN DAN DERET BILANGAN SERTA BUNGA. VENY TRIYANA ANDIKA SARI, M.Pd.

POLA, BARISAN DAN DERET BILANGAN SERTA BUNGA. VENY TRIYANA ANDIKA SARI, M.Pd. POLA, BARISAN DAN DERET BILANGAN SERTA BUNGA VENY TRIYANA ANDIKA SARI, M.Pd. POLA BILANGAN PENGERTIAN Pola bilangan adalah aturan yang digunakan untuk membentuk kelompok bilangan Contoh : 1, 3, 6, 10,...

Lebih terperinci

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang? Pada bab ini dipelajari aritmatika modular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, dimana permasalahan dalam teori bilangan disederhanakan dengan cara mengganti setiap bilangan bulat dengan sisanya

Lebih terperinci

(a) 126 (b) 122 (c) 118 (d) 114

(a) 126 (b) 122 (c) 118 (d) 114 Halaman: 1 1. Seorang murid diminta menghitung hasil pembagian suatu bilangan dengan 6 lalu menambahkan hasil tersebut dengan 12. Tetapi ternyata murid tersebut melakukan kesalahan. Yang ia lakukan adalah

Lebih terperinci

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Oleh: Kusnandi A. Pengantar Masalah dalam matematika adalah suatu persoalan yang siswa sendiri mampu menyelesaikannya tanpa menggunakan cara atau algoritma yang rutin. Maksudnya

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian 1. Deskripsi Data Subjek A a. Soal Nomor 1 Hasil jawaban subjek A dalam menyelesaikan soal nomor 1 dapat dilihat di halaman lampiran.

Lebih terperinci

Revisi K13 Antiremed Kelas 10 Matematika Wajib

Revisi K13 Antiremed Kelas 10 Matematika Wajib Revisi K Antiremed Kelas 0 Matematika Wajib Persamaan Kuadrat - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: RKAR0MATWJB00 Version : 06-0 halaman 0. Bentuk faktor persamaan - - = 0 ( + )( - ) = 0 ( - )( + ) =

Lebih terperinci

KOTA - PROVINSI - NASIONAL TAHUN 2017 MATA PELAJARAN: MATEMATIKA

KOTA - PROVINSI - NASIONAL TAHUN 2017 MATA PELAJARAN: MATEMATIKA OLIMPIADE SAINS SMP/MTs TINGKAT KOTA - PROVINSI - NASIONAL TAHUN 07 MATA PELAJARAN: MATEMATIKA Mata Pelajaran : Matematika Jenjang : SMP/MTs MATA PELAJARAN PETUNJUK UMUM () Kerjakan soal ini dengan JUJUR,

Lebih terperinci

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

A. Kuadrat bilangan dua angka dengan karakter. angka satuannya

A. Kuadrat bilangan dua angka dengan karakter. angka satuannya DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar --------------------------------------------------------------------------- 2 Daftar Isi ------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PERPANGKATAN DAN PENARIKAN AKAR

PERPANGKATAN DAN PENARIKAN AKAR PERPANGKATAN DAN PENARIKAN AKAR 1.1 Perpangkatan Dua (Kuadrat) Definisi. Perpangkatan adalah mengalikan suatu bilangan (asli) dng bilangan itu sendiri beberapa kali sebanyak yg ditunjukkan oleh bilangan

Lebih terperinci

Mari belajar keliling dan Luas Lingkaran.

Mari belajar keliling dan Luas Lingkaran. LAMPIRAN 95 96 Lampiran 1 Instrumen tes pemecahan masalah open-ended materi lingkaran Mari belajar keliling dan Luas Lingkaran. Nama : Kelas/ No urut : Petunjuk Pengisian: 1. Berdoalah terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB ANGAN. Tujuan Pembelajaran. Pernahkan kamu bermain ular tangga? Ada angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Termasuk bilangan apa angka di ular tangga?

BAB ANGAN. Tujuan Pembelajaran. Pernahkan kamu bermain ular tangga? Ada angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Termasuk bilangan apa angka di ular tangga? BILANG ANGAN AN BUL ULAT BAB 1 Tujuan Pembelajaran Setelah belajar bab ini, kamu dapat: 1. Menggunakan sifat komutatif, asosiatif, dan distributif untuk melaksanakan operasi hitung bilangan bulat. 2. Membulatkan

Lebih terperinci

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMPLB TUNAGRAHITA

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMPLB TUNAGRAHITA - 1017 - I. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SMPLB TUNAGRAHITA KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN A. Bilangan Bulat I. Pengertian Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli, bilangan nol dan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat

Lebih terperinci

MATEMATIKA TEKNIK (E3-1)

MATEMATIKA TEKNIK (E3-1) UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 004/005 MATEMATIKA TEKNIK (E-) KELOMPOK TEKNIK INDUSTRI ( U T A M A ) P MATA PELAJARAN MATEMATIKA TEKNIK KELOMPOK : TEKNIK INDUSTRI Hari/Tanggal : Rabu, Juni 005 Jam

Lebih terperinci

SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT KABUPATEN 2012

SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT KABUPATEN 2012 SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT KABUPATEN 2012 BAGIAN A : PILIHAN GANDA SOAL 1 Pernyataan yang benar diantara pernyataan-pernyataan berikut adalah : A. {Ø} Ø D. {a,b} {a, b, {{a,b}}} B. {Ø} Ø E. {a,ø}

Lebih terperinci

SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR

SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR Salah satu alat dalam kehidupan sehari-hari kita yang menggunakan sistem digital yang paling mudah ditemui adalah kalkulator. Alat yang kelihatannya

Lebih terperinci

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII Pengetik : Siti Nuraeni (110070009) Dewi Komalasari (110070279) Nurhasanah (110070074) Editor : Dewi Komalasari Abdul Rochmat (110070117) Tim Kreatif

Lebih terperinci

Bahan Ajar untuk Guru Kelas Kelas 5 Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat

Bahan Ajar untuk Guru Kelas Kelas 5 Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat Bahan Ajar untuk Guru Kelas Kelas 5 Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat 1. Perkalian pada Bilangan Bulat Di kelas 2, 3, dan 4 kita telah belajar perkalian pada bilangan cacah sebagai penjumlahan

Lebih terperinci

Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 2013 Seleksi Tingkat Nasional Tutur Widodo

Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 2013 Seleksi Tingkat Nasional Tutur Widodo Tutur Widodo OSN Matematika SMA 01 Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 01 Seleksi Tingkat Nasional Tutur Widodo 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 6 dengan beberapa ruas garis, seperti pada

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 LEMBAR SOAL. Mata Pelajaran : MATEMATIKA. Satuan Pendidikan : SMA/MA

TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 LEMBAR SOAL. Mata Pelajaran : MATEMATIKA. Satuan Pendidikan : SMA/MA TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 201/2017 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran : MATEMATIKA Satuan Pendidikan : SMA/MA Program : IPS Hari, Tanggal : Sabtu, 18 Februari 2017 Waktu : 120 Menit PETUNJUK UMUM

Lebih terperinci

Perhitungan Nilai Golden Ratio dengan Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar

Perhitungan Nilai Golden Ratio dengan Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar Perhitungan Nilai Golden Ratio dengan Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar Danang Tri Massandy (13508051) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Modul 6 SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

Modul 6 SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Standar Kompetensi Modul 6 SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Memahami dan dapat melakukan operasi bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, himpunan serta dapat menggunakan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Matematika

Antiremed Kelas 10 Matematika Antiremed Kelas 0 Matematika Persamaan Kuadrat - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: KAR0MATWJB080 Version : 0-09 halaman 0. Bentuk faktor persamaan - - = 0 ( + )( - ) = 0 ( - )( + ) = 0 ( - )( + ) =

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 1 PENGENALAN PROGRAM APLIKASI MATEMATIKA MAPLE 7

PRAKTIKUM 1 PENGENALAN PROGRAM APLIKASI MATEMATIKA MAPLE 7 PRAKTIKUM 1 PENGENALAN PROGRAM APLIKASI MATEMATIKA MAPLE 7 1. MINGGU KE : 1 2. PERALATAN : LCD, E-LEARNING 3. SOFTWARE : MAPLE 4. TUJUAN Mahasiswa dapat: Mengaktifkan Maple. Mengetahui lingkungan Maple.

Lebih terperinci

BAB I INDUKSI MATEMATIKA

BAB I INDUKSI MATEMATIKA BAB I INDUKSI MATEMATIKA 1.1 Induksi Matematika Induksi matematika adalah suatu metode yang digunakan untuk memeriksa validasi suatu pernyataan yang diberikan dalam suku-suku bilangan asli. Dalam pembahasan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2016 BIDANG MATEMATIKA

PEMBAHASAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2016 BIDANG MATEMATIKA PEMBAHASAN OSK MATEMATIKA SMP TAHUN 06 PEMBAHASAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 06 BIDANG MATEMATIKA BAGIAN A: PILIHAN GANDA 07 (06 6) 05. Nilai dari adalah....

Lebih terperinci

Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Aspek yang Diukur Mengevaluasi Mengidentifikasi Menghubungkan Respon Siswa terhadap Soal Skor Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah.

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA/MA MATEMATIKA IPA 01 MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) MATEMATIKA KOTA BATAM

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA/MA MATEMATIKA IPA 01 MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) MATEMATIKA KOTA BATAM TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA/MA 2016 MATEMATIKA IPA 01 MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) MATEMATIKA KOTA BATAM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Matematika : SMA/MA : IPA WAKTU PELAKSANAAN

Lebih terperinci

LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-26

LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-26 LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-6 Babak Penyisihan Tingkat SMA Minggu, 8 November 015 HIMPUNAN MAHASISWA MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKIP UTARA UNIT III

Lebih terperinci

SOAL & PEMBAHASAN PSIKOTES MATEMATKA Tes Irama Bilangan.

SOAL & PEMBAHASAN PSIKOTES MATEMATKA Tes Irama Bilangan. SOAL & PEMBAHASAN PSIKOTES MATEMATKA Tes Irama Bilangan Petunjuk Khusus: Lanjutkan irama bilangan berikut dengan memilih sepasang bilangan pada pilihan a, b, c, d, dan e. Waktu: 15 menit. Jumlah Soal:

Lebih terperinci

NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING

NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING Apa itu notasi ilmiah? Apa itu angka penting? Dalam fisika, sering dijumapi bilangan yang sangat kecil atau sangat besar. Misalnya jari-jari atom hidrogen 0,000000000053

Lebih terperinci

Pembahasan Latihan Soal US SD/MI. Matematika. Latihan Soal Mata Pelajaran. Matematika. Oleh Team Uasbn.com

Pembahasan Latihan Soal US SD/MI. Matematika. Latihan Soal Mata Pelajaran. Matematika. Oleh Team Uasbn.com Latihan Soal US SD/MI Matematika Latihan Soal Mata Pelajaran Matematika Oleh Team Uasbn.com 2 Soal Disusun oleh : Team uasbn.com. Jawaban: D Operasi pembagian dikerjakan terlebih dahulu karena satu tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2009), Cet. 23. Hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2009), Cet. 23. Hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah strategi belajar mengajar yang digunakan oleh guru. Guru memiliki peranan yang

Lebih terperinci

Barisan dan Deret. Bab. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

Barisan dan Deret. Bab. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Bab Barisan dan Deret A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran barisan dan deret, siswa mampu:. menghayati pola hidup disiplin, kritis, bertanggungjawab,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2011-2012 bertempat di Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Pembahasan Soal Final Kompetisi Matematika Pasiad ( KMP ) VIII Tahun 2012 Tingkat SMP

Pembahasan Soal Final Kompetisi Matematika Pasiad ( KMP ) VIII Tahun 2012 Tingkat SMP Pembahasan Soal Final Kompetisi Matematika Pasiad ( KMP ) VIII Tahun 01 Tingkat SMP Oleh Tutur Widodo I. Soal Pilihan Ganda (Cara Penilaian : Benar = 1 poin, Kosong = 0, Salah = 0.5 poin) 1. Terdapat berapa

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran : MATEMATIKA Satuan Pendidikan : SMA/MA Program : BAHASA Hari, Tanggal : Sabtu, 18 Februari 2017 Waktu : 120 Menit PETUNJUK UMUM

Lebih terperinci

ORGANISASI BERKAS LANGSUNG. Sistem Berkas materi 6

ORGANISASI BERKAS LANGSUNG. Sistem Berkas materi 6 ORGANISASI BERKAS LANGSUNG Sistem Berkas materi 6 KUNCI SEBAGAI ALAMAT REKAMAN YANG UNIK Satu kunci rekaman juga merupakan alamat lokasi rekaman Untuk aplikasi rekaman berisi nomor induk mahasiswa, terdapat

Lebih terperinci

Petunjuk Pengerjaan Soal Semifinal Olimpiade Matematika ITS (OMITS) tingkat SMP/Sederajat tahun 2012

Petunjuk Pengerjaan Soal Semifinal Olimpiade Matematika ITS (OMITS) tingkat SMP/Sederajat tahun 2012 Petunjuk Pengerjaan Soal Semifinal Olimpiade Matematika ITS (OMITS) tingkat SMP/Sederajat tahun 202 Bagian Kedua. Soal Semifinal OMITS 2 tingkat SMP/Sederajat Bagian Kedua terdiri dari 20 Soal Isian Singkat

Lebih terperinci

LEMBAR KEGIATAN SISWA 1 PERSAMAAN KUADRAT

LEMBAR KEGIATAN SISWA 1 PERSAMAAN KUADRAT 1 LEMBAR KEGIATAN SISWA 1 PERSAMAAN KUADRAT Masalah 1 : Pak Amat dan pak Aman masing-masing merahasiakan suatu bilangan real. Bilangan pak Aman lebih 11 daripada bilangan pak Amat. Dua kali bilangan pak

Lebih terperinci

Unit 3. CARA TEPAT MEMILIH PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIKA Inawati Budiono

Unit 3. CARA TEPAT MEMILIH PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIKA Inawati Budiono Unit 3 CARA TEPAT MEMILIH PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIKA Inawati Budiono Menurut petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah, bahwa penerapan strategi yang dipilih dalam pengajaran matematika

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Olimpiade Tingkat SMP dan Pembahasannya

Kumpulan Soal Olimpiade Tingkat SMP dan Pembahasannya Kumpulan Soal Olimpiade Tingkat SMP dan Pembahasannya Nama : Ayu Dwi Asnantia Nim : 09320042 Soal Pilihan Ganda!! 1. Jika a + b = 1, b + c = 2, dan c + a = 3, maka a + b + c =... a. 2 b. 3 c. 4 d. 5 e.

Lebih terperinci

Luky, S.Pt. RINGKASAN MATERI MATEMATIKA SD Ujian Sekolah

Luky, S.Pt. RINGKASAN MATERI MATEMATIKA SD Ujian Sekolah Kompetensi 1 Memahami konsep dan operasi hitung bilangan serta dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari (1.) OPERASI HITUNG Urutan langkah pengerjaan : 1. Dikerjakan operasi dalam kurung terlebih

Lebih terperinci

PEMBAHASAN OLIMPIADE MATEMATIKA SD (Edisi Mei 2010) Marfuah, S.Si., M.T

PEMBAHASAN OLIMPIADE MATEMATIKA SD (Edisi Mei 2010) Marfuah, S.Si., M.T PEMBAHASAN OLIMPIADE MATEMATIKA SD (Edisi Mei 2010) Marfuah, S.Si., M.T marfuah_ssi@yahoo.com Berikut merupakan pembahasan beberapa soal isian singkat yang muncul di seleksi olimpiade nasional matematika

Lebih terperinci

Bab 1. Bilangan Bulat

Bab 1. Bilangan Bulat Bilangan Bulat Bab 1 Sebuah kotak kue berbentuk kubus. Jika volumenya 729 cm, berapa sentimeter panjang rusuk kotak kue tersebut? Agar kamu dapat menjawabnya, kamu harus mengetahui nilai akar pangkat tiga

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BELAJAR!!!!

SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BELAJAR!!!! SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BELAJAR!!!! Temukan beragam artikel seputar pembelajaran matematika, soal-soal psikotes, cpns, dan info-info seputar matematika dengan mengunjungi website kami di Kunjungi website

Lebih terperinci

Barisan dan Deret. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

Barisan dan Deret. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Bab Barisan dan Deret A KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran barisan dan deret, siswa mampu: Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten,

Lebih terperinci

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Bab 1 Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat: 1. menguasai sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat,. menjumlahkan

Lebih terperinci

SOAL MATEMATIKA - SMP

SOAL MATEMATIKA - SMP SOAL MATEMATIKA - SMP OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT KABUPATEN/KOTA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 01 BAGIAN

Lebih terperinci