COVER LUAR.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "COVER LUAR."

Transkripsi

1

2 PEDOMAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR COVER LUAR DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR JAKARTA, 2009 i

3 Pedoman Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar Penyempurnaan dari Bahan Pembinaan Matematika Sekolah Dasar yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Dasar, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas Jakarta Tahun 998 Dicetak Oleh Kegiatan Pengembangan Sistem dan Pengelolaan SD Direktorat Pembinaan TK dan SD Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009 ii

4 KATA PENGANTAR EDISI REVISI TAHUN 2009 Peningkatan mutu pengajaran membaca, menulis, dan berhitung di sekolah dasar merupakan salah satu program Direktorat Pembinaan TK dan SD. Program ini sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran matematika dan bahasa Indonesia di sekolah dasar. Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai amanat dari Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, menuntut sekolah untuk secara aktif berperan sebagai subyek pendidikan. Sekolah bukan hanya sebagai pelaksana kurikulum tetapi juga harus mengembangkan kurikulum serta melaksanakannya sesuai dengan kondisi setempat. Tuntutan ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan, karena selama ini kurikulum disusun secara nasional. Pedoman ini merupakan penyempurnaan dari Buku Pembinaan Matematika Sekolah Dasar yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Melalui pedoman ini diharapkan dapat membantu dan bermanfaat bagi guru dalam memecahkan beberapa permasalahan pembelajaran Matematika. Jakarta, Juli 2009 Direktur Pembinaan TK dan SD Drs. Mudjito AK, M.Si. NIP iii

5 KATA PENGANTAR Peningkatan mutu pengajaran membaca, menulis, dan berhitung di sekolah dasar merupakan salah satu program Direktorat Pendidikan Dasar sebagai pelaksanaan dari amanat Garis-garis Besar Haluan Negara. Dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru sesuai dengan program tersebut, dilakukan berbagai upaya peningkatan mutu pengajaran matematika dan bahasa Indonesia. Buku ini disusun sebagai bahan referensi bagi guru baik dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan maupun dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Isi serta materi yang terkandung dalam buku ini disusun dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.. Kurikulum sekolah dasar tahun Rekomendasi hasil lokakarya pengkajian dan perumusan materi penataran baca tulis hitung sekolah dasar, Direktorat Pendidikan Dasar di Yogyakarta tahun Hasil konsultasi teknis Direktorat Pendidikan Dasar dengan ahli bahasa dan matematika di Jakarta tahun Hasil tes baca tulis hitung bagi guru dan siswa sekolah dasar yang diselenggarakan sejak tahun 994/995. Mudah-mudahan buku ini dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Jakarta, 3 Agustus 998 Direktur Pendidikan TK dan SD Ttd. Drs. Achmad DS NIP iv

6 DAFTAR ISI BAB I BILANGAN DAN OPERASINYA... A. Tahap Penguasaan Matematika... B. Struktur Bilangan... 2 C. Penjumlahan... 2 D. Pengurangan... 5 E. Perkalian... 7 F. Pembagian... 3 G. Pengerjaan Hitung Campuran Tanpa Kurung... 8 H. Hukum Komutatif, Assosiatif, dan Distributif I. Bilangan Berpangkat J. Penarikan Akar Kuadrat K. Penarikan Akar Pangkat Tiga BAB II PECAHAN DAN OPERASINYA A. Jenis-jenis Pecahan B. Pengenalan Pecahan C. Pecahan Senilai D. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan E. Perkalian Pecahan F. Pembagian Pecahan G. Hitung Campuran pada Pecahan H. Pecahan Desimal dan Operasinya I. Persen dan Permil BAB III GEOMETRI SEKOLAH DASAR A. Bidang Datar B. Simeteri Lipat dan Putar C. Bangun Ruang... 7 BAB IV PENGUKURAN A. Ukuran Panjang B. Ukuran Luas v

7 C. Ukuran Isi (Volume) D. Ukuran Berat E. Ukuran Waktu F. Ukuran Lainnya BAB V STATISTIK A. Pengertian B. Statistika untuk SD C. Koleksi Data D. Tabulasi Data E. Penyajian Data F. Ukuran Tendensi Pusat BAB VI SOAL CERITA DAN CARA PENGERJAANNYA... A. Tahap dalam Mengerjakan Soal Cerita... B. Contoh Soal Cerita untuk Kelas IV SD... C. Contoh Soal Cerita untuk Kelas V SD... 7 D. Contoh Soal Cerita untuk Kelas VI SD Lampiran... 4 DAFTAR PUSTAKA vi

8 BAB I BILANGAN DAN OPERASINYA A. Tahap Penguasaan Matematika Secara umum terdapat 4 tahapan aktivitas dalam rangka penguasaan materi pelajaran matematka di dalam pembelajaran, yaitu:. Penanaman konsep 2. Pemahaman konsep 3. Pembinaan keterampilan 4. Penerapan konsep Tahap penanaman konsep merupakan tahap pengenalan awal tentang konsep yang akan dipelajari siswa. Pada tahap ini pengajaran memerlukan penggunaan benda konkrit sebagai alat peraga. Tahap pemahaman konsep merupakan tahap lanjutan setelah konsep ditanamkan. Pada tahap ini penggunaan alat peraga mulai dikurangi dan bentuknya semi konkrit sampai pada akhirnya tidak diperlukan lagi. Tahap pembinaan keterampilan merupakan tahap yang tidak boleh dilupakan dalam rangka membina pengetahuan siap bagi siswa. Tahap ini diwarnai dengan latihan-latihan seperti mencongak dan berlomba. Pada tahap pengajaran ini alat peraga sudah tidak boleh digunakan lagi. Tahap penerapan konsep yaitu penerapan konsep yang sudah dipelajari ke dalam bentuk soal-soal terapan (cerita) yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Tahap ini disebut juga sebagai pembinaan kemampuan memecahkan masalah.

9 B. Struktur Bilangan Semesta bilangan yang dipelajari siswa di sekolah dasar meliputi bagian-bagian berikut. Bilangan asli adalah, 2, 3, 4, Bilangan cacah adalah 0,, 2, 3, 4, Bilangan bulat adalah, -4, -3, -2, -, 0,, 2, 3, Bilangan pecah (biasa dan desimal) adalah bilangan yang tidak utuh (bulat) misalnya / 2 ; / 3 ; / 4 ; 0,2; dan sebagainya Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk p/q dengan p&q bilangan bulat dan q 0. Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dituliskan dalam bentuk p/q, misalnya 3, 5, 7, dan sebagainya Semua bilangan rasional dan irrasional merupakan bilangan real (nyata). Struktur bilangan real dapat dilihat pada bagan sebagai berikut Bil. Negatif Nol Bil. Cacah Bil. Asli Bilangan Bulat Bilangan Pecahan ( / 2, 23%,...) Bil. Rasional Bil. Irrasional ( 3, 5, 7,...) Bil. Real (Nyata) C. Penjumlahan Penjumlahan merupakan operasi hitung dasar yang pertama dipelajari siswa. Yang perlu diperhatikan pada pengajaran penjumlahan antara lain:. Untuk menanamkan konsep penjumlahan harus menggunakan benda-benda konkrit yang sama atau sejenis Pedoman Pembelajaran Matematika SD 2

10 sebagai alat peraga, misalnya buku dijumlahkan dengan buku, meja dengan meja, kambing dengan kambing, dan sebagainya. Misalnya, = 5 2. Penjumlahan bersusun segera dikenalkan setelah penjumlahan bisa ditanamkan, misal: = = = = Penjumlahan tanpa teknik menyimpan harus mendahului pengajaran penjumlahan dengan teknik menyimpan. Contoh: a. Tanpa menyimpan = = = = 7 + = = b. Dengan teknik menyimpan = = = = = = 4. Siswa kelas I harus terampil mengerjakan penjumlahan tanpa teknik menyimpan serta penjumlahan yang hasilnya paling besar 0, termasuk terampil melakukan pasangan jumlah sepuluh sebagai berikut: Pedoman Pembelajaran Matematika SD 3

11 + 9 = 0 satu sembilan (s-s) = 0 dua delapan (d-d) = 0 tiga tujuh (t-t) = 0 empat enam (e-e) = 0 lima lima (l-l) 5. Contoh keterampilan dalam penjumlahan adalah pada soal tentang penjumlahan dari banyak bilangan yang disusun ke bawah. Perhatikan cara mengerjakan penjumlahan dari beberapa bilangan dengan teknik menyimpan pada penjumlahan bersusun sebagai berikut Teknik penjumlahan di atas ialah dengan menyimpan puluhan (dengan tanda/noktah) setiap jumlahnya sepuluh atau lebih, sedangkan satuannya dilanjutkan (dijumlahkan) dengan bilangan berikutnya. Teknik penjumlahan tersebut di atas sudah boleh mulai diajarkan di kelas II, misalnya pada saat menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang. Contoh: 5x8= = Pedoman Pembelajaran Matematika SD 4

12 Penerapan teknik tersebut antara lain untuk menghitung nilai rata-rata kelas, dimana kita harus menjumlahkan seluruh nilai kemudian membaginya dengan jumlah siswa. Latihan Hitung jumlah bilangan s.d. 30 dengan cara noktah! = D. Pengurangan Penanaman konsep pengurangan menggunakan peragaan yang berbeda dari penjumlahan. Untuk awal pengajaran konsep pengurangan, guru perlu menggunakan kata-kata yang sudah dikenal anak, misal: dimakan, diambil, dijual, hilang, pecah, rusak, dan sebagainya. Pedoman Pembelajaran Matematika SD 5

13 Contoh: 7 3 = 4 ada diambil sisa 7 bola 3 bola 4 bola Contoh peragaan dalam pengenalan operasi pengurangan yang tidak tepat adalah sebagai berikut. 7-3 = 4 Cara peragaan dengan gambar seperti di atas tidak tepat, karena yang dilihat oleh anak adalah 7 bola dan 3 bola, sehingga bisa salah pengertian menjadi 0 bola, padahal yang dimaksud adalah 7 bola diambil 3 bola. Bandingkan dengan cara disilang pada gambar bola yang sudah dikurangi. Pengurangan bersusun dikenalkan bersesuaian dengan pengurangan biasa. Tahap-tahap mengerjakan pengurangan tidak diuraikan dalam buku ini. Dalam hal ini diperlukan peranan guru dalam menjelaskan cara mengerjakannya. Contoh: 4-2 = = Pengurangan dengan teknik meminjam dikenalkan setelah pengurangan tanpa teknik meminjam dikuasai anak. Pedoman Pembelajaran Matematika SD 6

14 Contoh soal pengurangan tanpa meminjam Latihan = = = = = = = = = = E. Perkalian. Pengenalan Operasi Perkalian Pengenalan operasi perkalian dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa contoh pengenalan operasi perkalian adalah sebagai berikut. a. Peragaan dengan mengumpulkan benda secara berulang, misal untuk 3 x 4 dikumpulkan/diambil 4 buah benda sebanyak 3 kali, kemudian dihitung seluruhnya. b. Menghitung berulang, misalnya untuk 3 x 4, siapkan 4 benda kemudian benda tersebut dihitung 3 kali secara berulang, hitungan terakhir merupakan jawaban. Pedoman Pembelajaran Matematika SD 7

15 c. Penjumlahan berulang (definisi), misalnya: 3 x 4 = (tiga kali empatnya) (bukan ) 3 x 6 = (tiga kali enamnya) (bukan ) 2. Pemahaman terhadap Operasi Perkalian Pada tahap pemahaman terhadap operasi perkalian proses pengajarannya berangsur-angsur mengurangi alat peraga dari benda konkrit sampai akhirnya hanya menggunakan simbolsimbol bilangan dan perkalian dan diberikan latihan-latihan. Contoh soal latihan untuk kelas II: 2 x 5 = 7 x 3 = 4 x 7 = 4 x 3 = 5 x 6 = 8 x 5 = 3. Pembinaan Keterampilan Perkalian Pembinaan keterampilan pada perkalian dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan siap bagi peserta didik. Dengan berbekal pengetahuan siap, diharapkan siswa dapat mengerjakan soal-soal dengan cepat dan tepat. Dalam rangka membantu siswa cepat menghafal perkalian diperlukan kegiatan belajar mengajar yang disajikan secara variatif dan kreatif. Sebagai contoh kreasi dalam mengajar perkalian adalah sebagai berikut. Pedoman Pembelajaran Matematika SD 8

16 a. Perkalian 9 dengan menggunakan jari (untuk kelas II) ibu jari tangan kiri ibu jari tangan kanan Contoh: ) 9 x 3 =...? Jari nomor 3 dijadikan batas untuk jari sebelah kiri dan kanan, yaitu sebelah kiri ada 2 jari dan sebelah kanan ada 7 jari Jadi, 9 x 3 = ) 9 x 4 =...? Jadi, 9 x 4 = 36 Pedoman Pembelajaran Matematika SD 9

17 3) 9 x 7 =...? Jadi, 9 x 7 = b. Perkalian bilangan 6-9 dengan menggunakan jari BELUM DIBUAT - Pemberian angka simetris dan urut ari jari manis (6) ke ibu jari (0). - Untuk mewakili 8, jari tangan kiri nomor 6, 7, dan 8 turun. Untuk mewakili 7, jari tangan kanan nomor 6 dan 7 turun. - yang turun dijumlahkan sebagai puluhan (2+3=5), yang di atas dikalikan sebagai satuan (3x2=6). - sehingga diperoleh 8x7=56. - Khusus untuk 6x6 dan 6x7 cara ini sebaiknya tidak dipaksakan karena hasil kali dari jari yang di atas lebih dari 0. Pedoman Pembelajaran Matematika SD 0

18 c. Perkalian istimewa Perkalian istimewa adalah perkalian bilangan tertentu dengan bilangan tertentu, sehingga hasilnya pun tertentu. Contoh: ) Perkalian dengan 0 Perkalian bilangan bulat dengan 0 dilakukan dengan hanya menuliskan 0 pada bilangan yang dikali. Contoh: 5 x 0 = 50 2 x 0 = x 0 = ) Perkalian dengan Perkalian dengan dilakukan dengan menempatkan jumlah angka-angka bilangan yang dikali di tengah-tengahnya. Contoh: 27 x = 297 (9 berasal dari 2+7) 43 x = 473 (7 berasal dari 4+3) Jika jumlahnya lebih dari 0, maka angka di depan ditambah. Contoh: 76 x = 836 (7+6=3 3 ditengah dan 7+) 87 x = 957 (8+7=5 5 ditengah dan 8+) 3) Perkalian dengan 2,5 Perkalian dengan 2,5 terkait dengan 8, kuncinya adalah 8 x 2,5 = 00. Perhatikan contoh berikut. 6 x 2,5 = 2 x 8 x 2,5 = 2 x 00 = 200 Pedoman Pembelajaran Matematika SD

19 32 x 2,5 = 4 x 8 x 2,5 = 4 x 00 = x 2,5 = x 8 x 2,5 = x 00 = 00 4) Perkalian dengan / 9, 33 / 3, 4 2 / 7, 6 2 / 3 Perkalian dengan bilangan-bilangan ini analog dengan perkalian dengan 2,5 bahwa hasil perkalian ini hasilnya 00. kunci dari perkalian ini adalah sebagai berikut. 9 x / 9 = 00 3 x 33 / 3 = 00 7 x 4 2 / 7 = 00 6 x 6 2 / 3 = 00 5) Perkalian dengan 2, 4, 5, dan 25 Perkalian dengan bilangan-bilangan tersebut juga memiliki ciri khusus yang dihubungkan denga bilangan puluhan seperti 0, 00, 000, dan sebagainya.silahkan para pembaca mempelajarinya lebih lanjut. 4. Penerapan Operasi Perkalian Supaya operasi perkalian tidak hanya merupakan pengetahuan semata, maka harus diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk soal cerita. Misalnya, a. setiap siswa kelas III membawa 5 buku tulis, berapa banyak buku tulis dalam kelas tersebut jika jumlah siswanya ada 35 anak? Pedoman Pembelajaran Matematika SD 2

20 b. sebuah truk memuat 50 buah karung yang setiap karung berisi 25 kg beras. Berapa kwintal beras yang dimuat truk tersebut? Latihan x 0 = x 00 = x = x = x 2,5 = x 2,5 = x 33 / 3 = / 7 x 2 = / 3 x 36 = / 7 x 77 =... F. Pembagian. Pengenalan operasi Pembagian Pembigian mulai diajarkan di kelas II. Pengenalan operasi pembigian dilakukan dengan peragaan benda konkrit, sebagai berikut: a. Membagi secara merata Misal, berapakah 0 : 2? ) Cara pertama, siapkan 0 benda, kemudian bagilah secara merata kepada 2 anak. Banyaknya benda pada setiap anak merupakan jawaban. Pedoman Pembelajaran Matematika SD 3

21 2) Cara kedua, siapkan 2 kotak, kemudian hitunglah s.d. 0 sambil memberi tanda ke kotak-kotak secara bergantian. Banyaknya tanda pada setiap kotak merupakan jawaban. b. Mengelompokkan 0 : 2 = 5 0 : 2 = 5 Siapkan 0 benda, kemudian kelompokkan dua-dua, maka banyaknya kelompok merupakan jawaban. 0 : 2 = 5 Pedoman Pembelajaran Matematika SD 4

22 2. Pemahaman Operasi Pembagian Pembagian merupakan kebalikan (invers) dari perkalian. 3 x 4 = 2 2 : 4 = 3 dan 2 : 3 = 4 4 x 7 = : 7 = 4 dan 28 : 4 = 7 Pada tahap pemahaman konsep pembagian pemakaian alat peraga berangsur-angsur dihilangkan, dan mulai memanfaatkan hubungan antara pembagian dan perkalian. 3. Pembinaan Keterampilan dan penerapan Operasi Pembagian Target keterampilan pada operasi pembagian adalah pembagian bersusun pendek. Proses pengerjaan pembagian bersusun tidak dipaparkan dalam buku ini. Dalam proses belajar mengajar peranan guru sangat menentukan dalam mengajarkan proses pembagian bersusun. Contoh: Pedoman Pembelajaran Matematika SD 5

23 Penerapan konsep pembagian dilakukan dengan memberikan soal cerita yang menyangkut pembagian. Sebagai contoh: a. Sebuah truk mengangkut 50 kwintal beras yang dimasukkan dalam 00 karung. Berapa kg isi setiap karung? b. Sebuah SD mendapat bantuan 50 pak buku yang setiap pak berisi 2 eksemplar buku tulis. Bantuan tersebut dibagikan kepada murid kelas I dan II yang jumlahnya 60 anak. Berapa eksemplar buku yang diterima setiap anak? 4. Pembagian Lebih Lanjut a. Pembagian Bersisa Pada pembagian bersisa, sisanya tidak boleh ditulis langsung di belakang koma. Contoh pembagian dengan menuliskan sisanya : 5 = 572 sisa 3 5 tidak boleh ditulis langsung 572, Pedoman Pembelajaran Matematika SD 6

24 b. Pembagian dengan Hasil Desimal Pembagian bersisa bisa diselesaikan dengan hasil desimal, yaitu sampai beberapa angka di belakang koma. Contoh: 35, : 8 = 35, diberi 0, ditulis koma pada jawaban 40 0 Kadang-kadang hasilnya tidak berhenti sehingga perlu dibulatkan sampai jumlah angka desimal yang dikehendaki. Cara membulatkan adalah dengan nemperhatikan angka di belakang pembulatan, dengan aturan sebagai berikut. ) lebih dari 5 dibulatkan ke atas (ditambahkan ke atas) 2) kurang dari 5 dibulatkan ke bawah (atau dihilangkan) Contoh: 7, : 2 = 7, ,08 (dibulatkan) 84 0 diberi 0, ditulis koma pada jawaban 0 0 dibagi 2 tidak bisa, hasilnya = 0 00 diberi 0 lagi, lalu dibagi 2, dst Pedoman Pembelajaran Matematika SD 7

25 Latihan.4 Contoh pembulatan yang lain: 7 : 3 = 5, = 5,67 (6 dibulatkan ke atas) 56 : 9 = 6, = 5,22 (2 berikutnya dihilangkan) 27 :7 = 3, = 3,86 (7 dibulatkan ke atas) c. Pembagian dengan Nol Pembagian dengan nol (0) tidak dibicarakan (tidak didefinisikan) dalam matematika. Sebagai contoh, 2:0 = 2/0 tidak ada (tidak didefinisikan), karena diisi dengan bilangan berapa pun selalu salah : 5 =... sisa : 5 =... sisa : 2 =... sisa : 6 =... sisa : 9 =... sisa (4 x 5) : 0 = (50 : 5 ) x 6 = : (3 x 2) = (37,5 : 3) x 64 = (28 4 / 7 : 2) x 49 =... G. Pengerjaan Hitung Campuran Tanpa Kurung. Aturan Pengerjaannya Pada pengerjaan hitung campuran tanpa kurung dikerjakan dengan aturan kali-bagi lebih kuat dari tambah-kurang, kali dan bagi sama kuat, tambah dan kurang sama kuat. Pengerjaan hitung campuran dengan mempergunakan aturan kali-bagi lebih kuat daripada tambah dan kurang dikenal Pedoman Pembelajaran Matematika SD 8

26 dengan Aturan/Kaidah Matematika, dikenal juga dengan prinsip pipolondo dengan ketentuan sebagai berikut: a. Dikerjakan sesuai dengan tingkat/level dari setiap operasi, yaitu: Pangkat, Akar Kali,bagi Tambah,kurang b. Opersi hitung yang levelnya lebih tinggi dikerjakan dulu pangkat dan akar lebih tinggi daripada kali, bagi, tambah, dan kurang. Kali dan bagi lebih tinggi daripada tambah dan kurang) c. Operasi hitung yang levelnya sama dikerjakan sesuai urutannya (pangkat dan akar sama kuat, kali dan bagi sama kuat, tambah dan kurang sama kuat) d. Berlaku untuk kalkulator jenis biasa (dengan catatan ditekan tombol sesuai dengan kaidahnya), dan sesuai dengan kalkulator jenis scientific (cara kerjanya sudah disesuaikan dengan kaidah matematika). 2. Pembahasan tentang Aturan/Kaidah Matematika Berlakunya pengerjaan hitung campuran sesuai dengan aturan/kaidah Matematika dapat dilihat dengan jelas pada beberapa referensi dan pembahasan sebagai berikut: a. Studi Referensi/Perpustakaan ) Kurikulum 968 Pada kelas III ditulis dengan jelas bahwa jika ada dua operasi yang berlainan tingkat, maka yang mempunyai tingkat lebih tinggi dikerjakan terlebih dahulu, sedangkan yang mempunyai tingkat sama dikerjakan sesuai dengan Pedoman Pembelajaran Matematika SD 9

27 urutan penulisan. Walapun secara yuridis Kurikulum 968 sudah tidak berlaku lagi, namun materi dan konsep yang dibawa akan tetap berlaku sampai kapan pun. 2) Dalam kurikulum Pendidikan Dasar 994 pada GBPP Kelas IV Cawu pada pokok bahasan perkalian secara implisit tertulis contoh: 7 x 285 = 7 x ( ) = 7 x x x 5 = = 995 Dengan demikian secara tidak langsung pengerjaannya menggunakan aturan kali lebih kuat daripada tambah, walapun ditulis di belakang tetap dikerjakan terlebih dahulu. 3) Dalam buku Basic Mathematical Skill oleh Robert A. Carman & Marilyn J. Carman, John & wiley Sons, Inc., Canada, terdaftar dalam Library of Conggress Cataloging in Publication Data, pada halaman secara implisit pada bagian Decimals tertulis contoh: 86,42 = 8 x x + 4 x /0 + 2 x /00 = /0 + 2/00 Dengan demikian buku ini secara tidak langsung juga menggunakan aturan kali lebih kuat daripada tambah, walapun ditulis di belakang tetap di kerjakan terlebih dahulu. 4) Dalam buku Paket kelas IV halaman 38 terbitan Balai Pustaka, sesuai dengan Kurikulum 994 ditulis dengan jelas: a) kali dan bagi lebih kuat daripada tambah dan kurang yang lebih kuat dikerjakan dulu Pedoman Pembelajaran Matematika SD 20

28 b) kali dan bagi sama kuat, tambah dan kurang sama kuat, yang di depan dikerjakan dulu b. Pembahasan Materi ) Dari definisi perkalian bahwa perkalian merupakan penjumlahan penjumlahan berulang, diperoleh kali lebih kuat daripada jumlah. Contoh: 3x4 = 4+4+4, maka diperoleh 2+3x4 = = 2+2 = 4 (bukan 20) 2) Rumus keliling persegi panjang biasa digunakan: Keliling (K) = 2 x p + 2 x l (p = panjang, l = lebar). Jika panjangnya 5 cm dan lebarnya 4 cm, maka kelilingnya dapat dihitung sebagai berikut: Keliling = 2 x p + 2 x l = 2 x x 4 = = 8, jadi keliling 8 cm Tak seorangpun akan mengerjakan seperti berikut: Keliling = 2 x x 4 = x 4 = 2 x 4 = 48, jadi keliling 48 cm 3) Dari definisi bilangan eksponen (pangkat) seperti 4 2 = 4 x 4, maka diperoleh bahwa = x 4 = = 8 (ternyata secara langsung kali dikerjakan terlebih dahulu) 4) Dalam aljabar terdapat soal: jika a = 3 dan b = 4 berapakah 2a + 5b? Jawaban yang benar: 2a + 5b = 2x3 + 5x4 = = 26 Pedoman Pembelajaran Matematika SD 2

29 Jawaban salah: 2a + 5b = 2x3 + 5x4 = 6+5 x 4 = x 4 = 44 5) Pembagian merupakan invers dari perkalian. Tanda bagi (:) dapat ditulis dengan / (garis miring), dan di beberapa kalkulator tertulis. 3 3 : 4 = -- atau 3 / 4, maka x 5 3 : 4 x 5 = -- x 5 = = Perhatikan bahwa pada soal 3:4x5 pembagian (3:4) dikerjakan dulu menjadi 3/4, baru hasilnya dikalikan dengan 5. Dengan demikian, antara kali dan bagi sama kuat, atau dikerjakan yang depan dulu. Hal ini dengan perkembangan teknologi, karena sesuai dengan kalkulator jenis apapun, bahasabahasa pemrograman komputer (seperti Basic, Pascal, dll.) serta paket-paket program komputer (seperti WordStar, Word Perfect, Lotus 23, Microsoft Word, Microsoft Excel, Dbase, dll.). Contoh: Soal Komputer Hasil 8 : 4 x 2 8/4*2 4 (bukan ) 0 : 2 x 5 0/2*5 25 (bukan ) 6) Pada pokok bahasan persamaan kuadrat (SLTP) terdapat fungsi kuadrat sebagai berikut. Pedoman Pembelajaran Matematika SD 22

30 f(x) = 2x 2 + 3x + 5; jika x = 4 maka: f(4) = = (pangkat dikerjakan dulu) = (kali dikerjakan dulu) = 49 c. Pembahasan Lebih Lanjut ) Dalam bagian-bagian dari disiplin ilmu Matematika seperti Kalkulus, Aljabar, Aritmetika, Trigonometri, Eksponensial, Persamaan Differensial dan Integral, Statistika, Probabilitas, Teori Himpunan, Matematika Terapan, dan lain-lain selalu berlaku prinsip/kaidah Matematika dalam pengerjaannya. 2) Bahasa-bahasa program komputer seperti Basic, Pascal, Fortran, selalu menerapkan aturan/kaidah Matematika. 3) Paket-paket komputer sepeti WordStar, Lotus 23, Word Perfect, Dbase, Microsoft Excel, dan lain-lain selalu memberlakukan kaidah Matematika. 4) Terdapat beberapa jenis kakulator yang cara kerjanya berbeda: a) Kalkulator biasa (dalam komputerisasi disebut standard) - bekerja sesuai dengan urutan penulisan/penekanan tombol - jumlah tombol relatif sedikit dan biasanya tidak tersedia tanda kurung - harganya relatif murah, - dipakai untuk sekali pengerjaan hitung seperti tambah, kurang, kali, atau bagi saja. Bila pengerjaannya lebih dari satu maka diperlukan tanda = berkali-kali sesuai dengan masalahnya. b) Kakulator Scientific - bekerja sesuai dengan prinsip/kaidah Matematika, bukan urutan menekan tombol Pedoman Pembelajaran Matematika SD 23

31 - jumlah tombolnya relatif banyak - harganya relatif mahal - diprogam untuk kepentingan statistik dan mendukung ilmu karena tersedia tomboltombol eksponen, sinus, cosinus, tangen, dan lain-lain. c) Fraction Calculator Saat ini telah muncul kalkulator yang dapat menuliskan pecahan biasa yang disebut fraction calculator, dan di Jepang dikenal dengan Calculator for School yang prinsip kerjanya sesuai dengan prinsip Matematika sehingga di Jepang tidak terjadi dua pendapat yang berbeda tentang pengerjaan hitung campuran yang tidak menggunakan tanda kurung, karena tersedia kalkulator untuk sekolah. Jenis kalkulator ini walapun jumlah tombolnya tidak selengkap kalkulator scientific, tetapi cara kerjanya sama dengan kalkulator scientific. d) Hipotesa - tidak semua orang mengetahui tentang adanya dua jenis kalkulator - para pengguna kalkultor belum tentu mengetahui secara optimal bagaimana menggunakan kalkulator semaksimal mungkin. - perlu disediakan waktu tersendiri untuk mempelajari bagaimana cara menggunakan kalkulator yang benar. d. Contoh Penyelesaian Soal x 60 = = 205 Pedoman Pembelajaran Matematika SD 24

32 Latihan x 5 = = x 0 : 5 = 450 : 5 = : 4 x 2 = 2 x 2 (bukan 8: 8) = : 0 x 3 = 30-3 x 3 = 30 9 = x0:20 = :20 = = x x 5 = = x 3 = = = : 5x = 20 x = = x x 53 = 65 x (47+ 53) = 65 x 00 = x 2, = x /9 450 : 5 = x + 60 x 2,5 = x 4 2 / 7 = x 2, x 4 2 / 7 = x x 50 = x 33 / = x 0 65 = x 6 2 / x = x 6 2 / x 2,5 =... Pedoman Pembelajaran Matematika SD 25

33 H. Hukum Komutatif, Assosiatif, dan Distributif Hukum (sifat) komutatif (pertukaran tempat) yaitu sifat yang dimiliki oleh suatu operasi walapun bilangannya ditukar tempat hasilnya tetap. Hukum komutatif dimiliki oleh penjumlahan dan perkalian, dengan rumus sebagai berikut. Penjumlahan a + b = b + a Contoh: Contoh: 23 x 0 = 0 x = x 7 = 7 x = Hukum (sifat) Assosiatif (pengelompokan) adalah hukum atau sifat yang dimiliki oleh suatu operasi walaupun dilakukan pengelompokan berbeda hasilnya tetap. Hukum assosiatif dimiliki oleh penjumlahan dan perkalian, dengan rumus sebagai berikut. Penjumlahan (a+b) = c = a + (b+c) Perkalian a x b = b x a Perkalian (axb) x c = a x (bxc) Contoh: Contoh: ( 9 x 25 ) x 4 = 9 x (25 x 4) ( 5+58 ) + 42 = 8 + (58+42) = 9 x 00 = = 900 = 8 (7 x 2,5 ) x 8 = 7 x (2,5 x 8) ( ) + 4 = 49 + (86+4) = 7 x 00 = = 700 = 49 Pedoman Pembelajaran Matematika SD 26

34 Hukum distributif (penyebaran) adalah hukum sifat penyebaran suatu operasi terhadap operasi yang lain. Hukum distributif berlaku pada perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan dengan rumus sebagai berikut. Contoh: a x (b + c) = a x b + a x c a x (b - c) = a x b - a x c. 25 x ( ) = 25 x x 25 = = x ( ) = 75 x x 0 = = ,5 x (00) = 2,5 x ,5 x 88 = = x (200 2,5) = 48 x x 2,5 = = x ( / 3 ) = 36 x x 6 2 / 3 = = ,5x8,7 + 7,5x,3 = 7,5 x (8,7 +,3) = 2,7 x 20 = 254 Catatan: Ketiga hukum (sifat) tersebut digunakan dengan tujuan untuk membuat penyelesaian lebih mudah. Pedoman Pembelajaran Matematika SD 27

35 Latihan.6 Terapkan hukum distributif pada soal-soal berikut.. 47,5 x ( ) = ,5 x ( ) = / 9 x (49 + 8) = ,5 x (200 24) = / 3 x (300 36) = x x 4 = x x 75 = x x 787 = ,23x4, ,77x4,63 = ,8x47,9 2,8x47,9 =... I. Bilangan Berpangkat Arti dari a b (dibaca a pangkat b) adalah: a b = a x a x a... x a b faktor Contoh:. 4 2 = 4 x 4 = = 3 x 3 x 3 = = = = 25-9 = x 3 2 = 8 x 9 = 72 J. Penarikan Akar Kuadrat Penarikan akar kuadrat dengan simbol adalah invers (kebalikan) dari kuadrat atau pangkat 2, dengan hubungan sebagai berikut. Pedoman Pembelajaran Matematika SD 28

36 a 2 = b b = a (jika a 2 = b maka b = a). Contoh: 4 = 2, karena 2 2 = 4 9 = 3, karena 3 2 = 9 44 = 2, karena 2 2 = = = 9 9 x 4 = 3 x 2 = 6 Cara menarik akar kuadrat ada beberapa macam antara lain dengan menggunakan cara faktorisasi, bersusun, dan pendekatan tabel.. Cara faktorisasi a. Berapakah 625? = 5 4, maka 625 = 5 4 = 5 4/2 = = b. Berapakah 44? = 2 4 x 3 2, maka 44 = 2 4/2 x 3 2/2 = 2 2 x = Pedoman Pembelajaran Matematika SD 29

37 2. Cara bersusun Cara ini menggunakan bentuk seperti bersusun. Penjelasan rinci tidak dituliskan dalam buku ini dan hanya disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut. Contoh, berapakah 625? Bilangan yang kuadratnya mendekati = 25 2x2 = 4 - x x. = tanda titik (.) harus diisi dengan bilangan 0 yang sama, dalam hal ini 5, supaya 45 x 5 = 225. Contoh 2, berapakah 289? Bilangan yang kuadratnya mendekati = 7 x = - x x. = 89 - tanda titik (.) harus diisi dengan bilangan 0 yang sama, dalam hal ini 7, supaya 27 x 7 = 89. Pedoman Pembelajaran Matematika SD 30

38 3. Cara pendekatan tabel Tabel A Satuan Hasil Kuadrat Bil Satuan CONTOH =... Potonglah dua angka dari belakang Perhatikan angka 6, akar 6 adalah lebih 625 = Satuannya adalah 5, yang menghasilkan adalah = (Hanya berlaku untuk bilangan kuadrat) 9 Tabel B Puluhan Hasil Kuadrat Bil Hasil Kuadrat CONTOH = Potonglah dua angka dari belakang Perhatikan angka 7, akar 7 adalah lebih 784 = Satuannya adalah 4, yang menghasilkan adalah 2 atau 8 22 atau Perhatikan tabel kedua B, 784 terletak di antara 400 dan 900 tetapi dekat ke 900, maka akarnya juga dekat = 28 (Hanya berlaku untuk bilangan kuadrat) Pedoman Pembelajaran Matematika SD 3

39 [ [ K. Penarikan Akar Pangkat Tiga Penarikan akar pangkat 3 adalah invers (kebalikan) dari bilangan berpangkat 3, dengan hubungan sebagai berikut. a 3 = b 3 b = a (jika a 3 = b maka 3 b = a). Cara menarik akar pangkat tiga dapat dilakukan dengan menggunakan cara faktorisasi prima atau dengan pendekatan tabel.. Cara faktorisasi Contoh =... Perhatikan cara mencari faktor dari 926 sebagai berikut Dengan menggunakan pemfaktoran disamping diperoleh hasil 926 = 3 3 x 7 3, sehingga = 3 (3 3 x 7 3 ) = x = 3 x 7 = Contoh = Dari diagram di samping diperoleh hasil 3824 = 2 9 x 3 3, sehingga = 2 9/3 x 3 3/3 = 2 3 x 3 = [ Catatan: Pedoman Pembelajaran Matematika SD 32

40 Mencari akar pangkat tiga dengan cara faktorisasi tidak selalu berhasil karena terdapat bilangan kubik yang berasal dari bilangan prima yang relatif besar pangkat 3. Sebagai contoh 6859 = 9 3, untuk mendapatkan 9 sebagai faktor dari 6859 merupakan suatu hal yang relatif sulit, karena 9 merupakan bilangan prima yang cukup besar. 2. Cara Pendekatan Tabel Tabel C Satuan Pangkat 3 Bil Satuan CONTOH =... Potonglah tiga angka dari belakang Akar pangkat 3 dari 2 adalah 2 lebih = Satuannya adalah 7, yang menghasilkan adalah = (Hanya berlaku untuk bilangan kubik) 9 9 DIAGRAM MENCARI AKAR PANGKAT = = 23 2 x 2 x 2 = 8 yang menghasilkan 7 adalah 3 3 x 3 x 3 = = = 37 3 x 3 x 3 = 27 yang menghasilkan 3 adalah 7 4 x 4 x 4 = 64 Pedoman Pembelajaran Matematika SD 33

41 Latihan = = = x 44 = : 8 = = = = x = : = = = = ,5 x /3 x = /9 x /7 x =... Pedoman Pembelajaran Matematika SD 34

42 BAB II PECAHAN DAN OPERASINYA A. Jenis-jenis Pecahan Pecahan terdiri dari beberapa jenis (nama) dan cara penulisan, yaitu:. Pecahan biasa, yaitu pecahan yang ditulis dengan pembilang, penyebut, dan garis per mendatar atau miring. Contoh: 3 --, --, dan -- yang kadang ditulis 3 / 4, / 4, dan / Pecahan campuran, yaitu pecahan yang memiliki bagian bulat dan bagian pecahan. Contoh: , 3--, dan 4-- (kadang-kadang ditulis 2 3 / 4, 3 / 4, dan 4 / 2 ) Pada bilangan 2 3 / 4, 2 adalah bagian bulat dan 3 / 4 bagian pecah. Pada bilangan 3 / 4, 3 adalah bagian bulat dan / 4 bagian pecah. Pada bilangan 4 / 2, 4 adalah bagian bulat dan / 2 bagian pecah. 3. Pecahan desimal, yaitu pecahan persepuluhan yang ditulis dengan menggunakan tanda koma (dalam bahasa Inggris ditulis dengan tanda titik). Pedoman Pembelajaran Matematika SD 35

43 Contoh: 2,5 dua koma lima,06 satu koma nol enam 0,7 nol koma tujuh Perhatikan bahwa dalam penulisan bilangan desimal, tanda koma (,) merupakan tanda desimal, bukan tanda baca. Perhatikan pada 2,5! a. 2,5 dibaca dua koma satu lima (bahasa Inggris two point one five) bukan dua lima belas persepuluh, karena 2,5 = 2,50 = 2,500 = 2,5000, dan seterusnya. b. Angka pada 2,5 bukan satuan tetapi perseratusan, sehingga tidak bisa dibaca lima belas. 4. Persen, yaitu pecahan perseratus yang dilambangkan dengan notasi %. Contoh: 0%, 25%, dsb. 5. Permil, yaitu pecahan perseribu yang dilambangkan dengan notasi 0 / 00. Contoh: 25 0 / 00, 27 0 / 00, dsb. B. Pengenalan Pecahan. Membaca Pecahan -- atau / 2 dibaca satu perdua, seperdua atau setengah 2 -- atau / 4 dibaca satu perempat, seperempat atau seperempat atau 3 / 4 dibaca tiga perempat 4 Pedoman Pembelajaran Matematika SD 36

44 Perhatikan pecahan berikut. 3 disebut pembilang 4 disebut penyebut Dengan demikian pada pecahan-pecahan: 5, 8, 9, 7, 0, 2,5,8,9,7,0,2 disebut pembilang, ,3,5,6,6,,3 disebut penyebut 2. Pecahan dengan Gambar Pada gambar di atas masing-masing bangun dibagi menjadi 2 bagian yang sama, sehingga setiap bagian besarnya / 2. Pada gambar di atas masing-masing bangun dibagi menjadi 3 bagian yang sama, sehingga setiap bagian besarnya / 3. Pada gambar di atas masing-masing bangun dibagi menjadi 4 bagian yang sama, sehingga setiap bagian besarnya / 4. Pedoman Pembelajaran Matematika SD 37

45 3. Pecahan pada garis Bilangan C. Pecahan Senilai Jika pembilang dan penyebut dikali dengan bilangan yang sama, maka nilai pecahan itu tetap/sama. Contoh: 2 pembilang dikali 2 -- = penyebut dikali 2 3 pembilang dikali 3 -- = penyebut dikali 3 4 pembilang dikali 4 -- = penyebut dikali Jadi, -- nilainya sama dengan --; --; Jika pembilang dan penyebut dibagi dengan bilangan yang sama, maka nilai pecahan itu tetap/sama. Pedoman Pembelajaran Matematika SD 38

46 Contoh: 2 6 pembilang dibagi = penyebut dibagi pembilang dibagi = penyebut dibagi Jadi, --- = -- = Pecahan campuran dapat ditulis ke dalam bentuk pecahan biasa dengan pembilang lebih besar daripada penyebut. Contoh: 2x = = x = = Pecahan biasa dengan pembilang lebih besar dari penyebut dapat ditulis ke dalam bentuk pecahan campuran. Contoh: = 5 karena 23 : 4 = 5 sisa = 2 karena 5 : 7 = 2 sisa 7 7 Pedoman Pembelajaran Matematika SD 39

47 Latihan = 5. 3 = 9. 8 = = = = = 7. 3 =. 36 = = = = D. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan Penyebut sama Contoh: a. b = = = = c. + = = = d = = = Pedoman Pembelajaran Matematika SD 40

48 Latihan = = = = = = 2. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan Penyebut tidak sama Contoh: + = 2 3 Cara menyelesaikan penjumlahan tersebut harus disamakan penyebutnya. Untuk menyamakan penyebut carilah pecahan yang senilai dari kedua pecahan tersebut, kemudian carilah yang penyebutnya sama. = 2 = 3 = 4 = 5 dan = 2 = 3 = 4 = Dari pecahan-pecahan di atas diperoleh bahwa = 3 dan = 2 sehingga + = = 2+3 = Perhatikan contoh-contoh berikut dan sempurnakan yang belum selesai. a. b = + = = = + = = Pedoman Pembelajaran Matematika SD 4

49 c. d. + = + = = = - = = e. f. Latihan = - = = = - = = = = = = = = 3. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Campuran a. Penjumlahan Pedoman Pembelajaran Matematika SD 42

50 Latihan 2.4. ) = = 2 5 = ) = b. Pengurangan = = 5 + = 5 + = = = = = = = = = = = = = = = Pedoman Pembelajaran Matematika SD 43

51 E. Perkalian Pecahan. Perkalian Bilangan Asli dengan Pecahan Contoh peragaan dengan gambar. 2 3 x 2/3 3 = n / n = 3 = x 3/4 4 2/4 = n /4 9 n = = Contoh tanpa gambar. 3 x = + + = ++ = 3 atau 3 + = 3 x = x x = = +++ = 4 atau 4 x = Perkalian Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa Mengalikan pecahan dengan pecahan sama dengan mengalikan pembilang dengan pembilang per penyebut kali penyebut. Contoh: 3 x 2 = 3 x 2 = 6 = x x 2 = 5 x 2 = x 3 2 Pedoman Pembelajaran Matematika SD 44

52 Latihan x 3 = 6. 2 x = 2. 3 x 3 = 7. 4 x 3 = x 2 = 8. 5 x 2 = x 6 = 9. 2 x 2 = x 0 = 0. 3 x 32 = Perkalian Pecahan Campuran Cara mengerjakan perkalian dengan pecahan campuran adalah dengan mengubah bentuk pecahan campuran menjadi pecahan biasa, kemudian pembilang kali pembilang per penyebut kali penyebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut. 2 x 3 = 5 x 3 = 5 x 3 = 5 = x x 2 = 9 x 5 = 9x5 = 95 = x2 8 8 Pedoman Pembelajaran Matematika SD 45

53 Latihan x 3 = x 0 =. 2 x = x 3 = x 0 = x 2 3 = x 5 = 8. 2 x 5 = x 3 = x 8 = 9. 2 x 3 = 4. 2 x 3 5 = x 9 = 0. 3 x 30 = x 4 3 = F. Pembagian Pecahan Pembagian dengan pecahan dilakukan dengan cara yang mudah, yaitu dengan mengubah menjadi perkalian. Dibagi dengan suatu pecahan biasa sama dengan dikalikan dengan kebalikan bilangan pembagi. Contoh: : -- = bilangan yang dibagi dan -- pembagi Pembagian dengan pecahan sama dengan perkalian dengan kebalikan pembagi, maka : = x pembagi dibalik menjadi, yang dibagi tetap, sehingga diperoleh : = x = 4x x2 = 0 = = 0 5 Pedoman Pembelajaran Matematika SD 46

54 Contoh-contoh lain: a : = x = 3x x2 = 8 = 8 b x2 6 : = x = = = x 5 5 c x3 5 : = x = = x2 6 d : = x = 2x5 = = x2 6 3 e : = x = 7x3 = = x2 6 6 Pembagian untuk pecahan campuran analog dengan pembagian dengan pecahan biasa, hanya bentuk pecahan campuran diubah terlebih dahulu menjadi pecahan biasa. Perhatikan contoh berikut ini x : = : = x = = = = x Latihan : = 6. 8 : : = 7. 3 : = 3. : 2 = 8. 3 : = = 4. 2 : 4 = 9. 2 : = : 3 = : = Pedoman Pembelajaran Matematika SD 47

55 G. Hitung Campuran pada Pecahan Jika dalam satu soal berisi 2 operasi atau lebih dan tidak terdapat tanda kurung, maka harus dikerjakan sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu:. Kali dan bagi harus dikerjakan dulu sebelum tambah dan kurang; 2. Kali dan bagi sama kuat dikerjakan sesuai dengan urutan penulisan; 3. Tambah dan kurang sama kuat dikerjakan sesuai dengan urutan penulisan. Contoh: a = = = b. 2 x = ( 5 x 6 ) + 2 (kali dikerjakan dulu) = 5x6 2x5 + 2 = = 84 = c. 3 3 : + = ( 5 : 4 ) + (bagi dikerjakan dulu) = ( 5 x 3 ) = 5x3 + 4x4 = = 53 = d. 3 3 : x 2 2 = ( 5 : 3 ) x 8 = ( 5 x 2 ) x = 30 x 8 = 240 = Pedoman Pembelajaran Matematika SD 48

56 Latihan = : 3 x 2 = x = 5. 2 : 3-2 = x = : 6 = H. Pecahan Desimal dan Operasinya. Pengubahan (konversi) Pecahan Biasa dan Desimal Pecahan desimal adalah pecahan persepuluhan yang ditulis dengan tanda koma (titik dalam bahasa Inggris). Pengubahan (konversi) pecahan desimal ke pecahan biasa dilakukan dengan mengartikan pecahan tersebut kemudian menyederhanakannya. Contoh: 0,5 artinya 5 = 0,2 artinya 2 = ,05 artinya 5 = 0,75 artinya 75 = Konversi pecahan biasa ke bentuk desimal tidak selalu tepat sehingga kadang-kadang diperlukan pembulatan. Contoh: /3 = 0, (dengan memakai pembagian bersusun) = 0,333 (tiga angka di belakang koma) = 0,33 (dua angka di belakang koma) = 0,3 (satu angka di belakang koma) Pedoman Pembelajaran Matematika SD 49

57 2/3 = 0, (dengan memakai pembagian bersusun) = 0,667 (tiga angka di belakang koma) = 0,67 (dua angka di belakang koma) = 0,7 (satu angka di belakang koma) Nilai tempat pada pecahan desimal sangat penting terutama dalam operasi hitung akan menentukan hasil. Salah dalam menentukan nilai tempat akan berakibat salah pula hasil perhitungannya. Perhatikan contoh berikut. 25,25 = 2x0 + 5x + x + 2 x + 5 x perseribu perseratus persepuluh satuan puluhan 2. Penjumlahan Pecahan Desimal Ada dua macam cara mengerjakan penjumlahan pecahan desimal, yaitu dengan mengembalikan ke bentuk pecahan biasa dan dengan menggunakan penjumlahan bersusun. Contoh: a. 0,25 + 0,40 = = 65 = 0, b. 0,34 + 0,26 = = 60 = 0, c. 0,25 + 0,425 = = 550 = 0, d. 0,6 + 0,3 = = 9 = 0, Pedoman Pembelajaran Matematika SD 50

58 Penjumlahan bersusun pecahan desimal dilakukan dengan menyusunnya ke bawah, tanda desimal harus lurus sehingga satuan lurus satuan, koma lurus koma, persepuluhan lurus persepuluhan, perseratusan lurus perseratusan, perseribuan lurus perseribuan, dan seterusnya. Contoh: a. 0, ,234 0,245 0, ,479 b. 0,40 + 0,5 + 0,235 0,40 0,5 0,235 +,35 c. 2,45 + 2,4 + 25,275 2,45 2,4 25, ,25 d. 40,75 +,8 + 25,485 40,75,8 25, , Pengurangan Pecahan Desimal Pengurangan pecahan desimal dilakukan dengan menyusunnya ke bawah, tanda desimal harus lurus sehingga satuan lurus satuan, koma lurus koma, persepuluhan lurus persepuluhan, perseratusan lurus perseratusan, perseribuan lurus perseribuan, dan seterusnya. Pedoman Pembelajaran Matematika SD 5

59 Contoh: a. 0,85-0,35 0,85 0,35-0,50 b. 2,75 -,4 2,75,4 -,35 c. 2,8-4,75 2,8 4,75-8,05 4. Perkalian Pecahan Desimal Dalam perkalian bilangan desimal banyak angka desimal (di belakang koma) kedua faktor menentukan banyaknya angka desimal hasil perkalian. Contoh: a. 0,25 x 0,5 = 0,25 atau 25 x 5 = 25x5 = 25 = 0, b. 0,5 x 0,7 = 0,05 atau 5 x 7 = 5x7 = 05 = 0, c. 2,4 x 0,8 =,92 atau 24 x 8 = 24x8 = 92 =, d. 2,5 x 2,4 2,5 angka desimal 2,4 x angka desimal ,00 2 angka desimal Pedoman Pembelajaran Matematika SD 52

60 e. 0,8 x 0,5 + 0,75 0,8 angka desimal 0,5 x angka desimal 0,40 2 angka desimal 0,75 +,5 Khusus perkalian bilangan desimal dengan kelipatan 0, dapat dilakukan dengan menggeser tanda koma ke kanan sesuai dengan jumlah 0. jika angka desimal habis, maka dituliskan 0 di belakangnya. Contoh: a. 0,235 x 0 = 2,35 (tanda koma geser angka ke kanan) b.,234 x 00 = 23,4 (tanda koma geser 2 angka ke kanan) c.,45 x 000 = 450 (tanda koma geser 3 angka ke kanan) 5. Pembagian Pecahan Desimal Pada pembagian bilangan desimal banyak angka desimal (di belakang koma) dari bilangan yang dibagi maupun pembagi menentukan banyaknya angka desimal hasil pembagian. Contoh: a.,25 : 0,5 = 25 : 5 = 25 x 0 = 25 = 2, b. 7,2 : 0,8 = 72 : 8 = 72 x 0 = c. 6,3 : 0,7 = 6,3 = 6,3x0 = 63 = 9 0,7 0,7x0 7 d.,75 : 0,5 =,75 =,75x00 =,75 0,5 0,5x00 50 Pedoman Pembelajaran Matematika SD 53

61 I. Persen dan Permil. Persen (%) Persen artinya perseratus yang dilambangkan dengan tanda %. Contoh: 5 = 5% ; 25 = 25% ; 0 = 0% Terdapat beberapa bilangan persen istimewa berkaitan dengan pecahan sederhana. Pada contoh berikut terdapat hubungan antara persen dan pecahannya. a. 00% = b. 50% = / 2 c. 33 / 3 % = / 3 d. 25% = ¼ e. 20% = / 5 f. 6 2 / 3 % = / 6 g. 4 2 / 7 % = / 7 h. 2,5% = / 8 i. / 9 % = / 9 2. Permil ( 0 / 00 ) Permil artinya perseribu yang dilambangkan dengan tanda 0 / 00. Contoh: 250% = 250 = ; 75% = 75 = 3 ; 000% = Di bawah ini contoh penggunaan persen dan permil pada soal. 2 / 2 % dari Rp7.200,00 = -- x Rp7.200,00 = Rp900,00 8 Pedoman Pembelajaran Matematika SD 54

62 3 37 / 2 % dari Rp5.600,00 = -- x Rp5.600,00 = Rp2.00, % dari Rp6.300,00 = -- x Rp6.300,00 = Rp900, Latihan ,75 + 4,05,60 =.... 2,75 : 0,3 = ,65 + 7,5 2,75 = ,8 :,6 = ,85 2,45 + 6,2 = ,6 :,2 = ,75 3,48 + 2,95 = ,4 : 0,7 = ,5 + 24,5 2,02 = ,5 : 2,5 =... 6.,60 x 2,5 = ,8:,2 + 2,5x0,6 = ,5 x 8,6 = ,2:,8 + 22,5x0,4 = ,75 x,2 = %:,2+37 / 2 %x4,8 = ,8 x 0,30 = ,5:75%+87 / 2 %x7,2 = ,45 x 0,3 = ,05 : 5% + 2,5 x 0,25 = Perbandingan Perbandingan adalah suatu bentuk pecahan yang digunakan untuk membandingkan antara dua keadaan (jumlah). Notasi perbandingan adalah : (titik dua) dan dibaca dibanding. Beberapa penggunaan perbandingan dapat dilihat pada contoh berikut. a. Jumlah siswa suatu SD 250 anak, terdiri dari 50 anak perempuan dan 00 anak laki-laki. Tuliskan perbandingan jumlah anak perempuan terhadap anak laki-laki! Pedoman Pembelajaran Matematika SD 55

63 Jawab: Perbandingan siswa perempuan dan laki-laki adalah 50 : 00 atau 3 : 2 (dibaca 3 dibanding 2) b. Umur ayah 50 tahun, umur ibu 45 tahun, umur anak 20 tahun. Tuliskan perbandingan umur ketiganya! Jawab: Umur ayah : umur ibu : umur anak = 50 : 45 : 20 = 0 : 9 : 4 (dibaca 0 dibanding 9 dibanding 4) c. Uang A Rp5.000,00, uang B Rp4.000,00, dan uang C Rp3.000,00. tuliskan perbandingannya! Jawab: Uang A : Uang B : Uang C = 5000 : 4000 : 3000 = 5 : 4 : 3 d. Modal seorang pedagang Rp50.000,00 dan hasil penjualan Rp60.000,00. tuliskan perbandingan antara modal dan hasil penjualan! Jawab: Modal : penjualan = : = 5 : 6 e. Uang A : Uang B = 3 : 2. selisih uang mereka Rp600,00. berapa rupiah uang masing-masing? Jawab: Uang A : Uang B = 3 : 2 Selisihnya Rp600,00, selisih perbandingannya (3 : 2) adalah 3 2 =. jadi bagian = Rp600,00 Jadi, Uang A = 3 x Rp600,00 = Rp.800,00 dan Uang B = 2 x Rp600,00 = Rp.200,00 Pedoman Pembelajaran Matematika SD 56

64 Latihan 2.0. Seorang pedagang mendapat untung 4 2 / 7 %. Kalau hasil penjualannya Rp ,00, berapa rupiah untungnya dan berapa rupiah modalnya? 2. Uang Amir / 2 x uang Basuki. Uang Basuki 2 x uang Cordial. Uang Cordial Rp50.000,00. berapa rupiah uang Amir dan uang Basuki masing-masing? 3. Perbandingan antara umur ayah, ibu, dan anak 5 tahun yang akan datang adalah 0 : 9 : 4. kalau umur anak sekarang 5 tahun, berapa umur ayah dan ibu masing-masing sekarang? 4. Perbandingan modal tiga pedagang Ali, Bakri, dan Udin adalah 4 : 3 :. jika selisih modal Bakri dan Udin Rp ,00, berapa modal mereka masing-masing? Pedoman Pembelajaran Matematika SD 57

65 BAB III GEOMETRI SEKOLAH DASAR A. Bidang Datar. Persegi (Bujursangkar) A B * keempat sisinya sama panjang * keempat sudutnya siku-siku * Keliling = 4 x sisi * Luas = sisi x sisi C Contoh: D a. Berapakah luas persegi yang panjang sisinya 2,5 cm? Jawab: Luas = sisi x sisi = 2,5 cm x 2,5 cm = 6,25 cm 2 b. Berapakah keliling persegi yang luasnya 8 cm 2? Jawab: Keliling = 4 x sisi Sisi = 8 cm = 9 cm Keliling = 4 x 9 cm = 36 cm Pedoman Pembelajaran Matematika SD 58

66 Latihan 3. Lengkapilah tabel berikut untuk persegi (bujursangkar)! Sisi (cm) Keliling (cm) Luas (cm 2 ) , , , ,25 2. Persegi Panjang A B * keempat sudutnya siku-siku * sisi yang sejajar sama panjang * Keliling = 2 x (p + l) * Luas = p x l (panjang x lebar) C D Contoh: a. Suatu persegi panjang berukuran panjang 5 cm dan lebar 4 cm. Berapa cm kelilingnya dan berapa cm 2 luasnya? Jawab: Keliling = 2 x (p + l) = 2 x (5 cm + 4 cm) = 2 x 9 cm = 8 cm Catatan: Dalam menghitung luas ada beberapa cara penulisan dan semuanya dipakai, yaitu: Pedoman Pembelajaran Matematika SD 59

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN A. Bilangan Bulat I. Pengertian Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli, bilangan nol dan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit BAB I BILANGAN Skema Bilangan Bilangan Kompleks Bilangan Real Bilangan Imajiner Bilangan Rasional Bilangan Irasional Bilangan Bulat Bilangan Pecahan Bilangan Cacah Bilangan Bulat Negatif Bilangan Asli

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 06 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB I BILANGAN Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya

Lebih terperinci

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian. Glosarium A Akar pangkat dua : akar pangkat dua suatu bilangan adalah mencari bilangan dari bilangan itu, dan jika bilangan pokok itu dipangkatkan dua akan sama dengan bilangan semula; akar kuadrat. Asosiatif

Lebih terperinci

Bab. Bilangan Riil. A. Macam-Macam Bilangan B. Operasi Hitung pada. Bilangan Riil. C. Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan D.

Bab. Bilangan Riil. A. Macam-Macam Bilangan B. Operasi Hitung pada. Bilangan Riil. C. Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan D. Bab I Sumber: upload.wikimedia.org Bilangan Riil Anda telah mempelajari konsep bilangan bulat di Kelas VII. Pada bab ini akan dibahas konsep bilangan riil yang merupakan pengembangan dari bilangan bulat.

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat A Akar kuadrat GLOSSARIUM Akar kuadrat adalah salah satu dari dua faktor yang sama dari suatu bilangan. Contoh: 9 = 3 karena 3 2 = 9 Anggota Himpunan Suatu objek dalam suatu himpunan B Belahketupat Bentuk

Lebih terperinci

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH DASAR ( SD ) PENGEMBANGAN SILABUS BERBASIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN M A T E M A T I K A

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH DASAR ( SD ) PENGEMBANGAN SILABUS BERBASIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN M A T E M A T I K A KURIKULUM BERBASIS SEKOLAH ( SD ) PENGEMBANGAN SILABUS BERBASIS MATA PELAJARAN M A T E M A T I K A DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA - 2006 Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Mata Pelajaran : Matematika

Lebih terperinci

2 PECAHAN. Kata-Kata Kunci: jenis pecahan pengurangan pecahan bentuk pecahan perkalian pecahan penjumlahan pecahan pembagian pecahan

2 PECAHAN. Kata-Kata Kunci: jenis pecahan pengurangan pecahan bentuk pecahan perkalian pecahan penjumlahan pecahan pembagian pecahan PECAHAN Sebuah gelas jika terkena getaran dapat pecah berkeping-keping. Bagian pecahannya lebih kecil daripada ketika gelas masih utuh. Menurut kalian, samakah jumlah seluruh pecahan gelas dengan satu

Lebih terperinci

LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP (SILABUS)

LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP (SILABUS) LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL SEKOLAH KELAS MATA PELAJARAN SEMESTER BILANGAN Standar Kompetensi KOMPETENSI DASAR 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat. : SMP : VII : MATEMATIKA

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Apa yang akan Anda Pelajari? Bilangan pecahan biasa, campuran, desimal, persen, dan permil Mengubah bentuk pecahan ke bentuk yang lain Operasi hitung tambah, kurang, kali, bagi, dan pangkat dengan melibatkan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Bab I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG A LATAR BELAKANG Bab I PENDAHULUAN Pecahan merupakan bagian matematika yang erat kaitannya dengan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari Sama halnya dengan bilangan asli, cacah, dan bulat, pecahan

Lebih terperinci

BAB V BILANGAN PECAHAN

BAB V BILANGAN PECAHAN BAB V BILANGAN PECAHAN Bilangan pecahan terdiri dari pembilang dan penyebut ; a pembilang dan b penyebut 1. Macam-macam bilangan Pecahan a. Pecahan Biasa pembilangnya lebih kecil dari penyebut ; a < b,,

Lebih terperinci

Sumber: Kamus Visual, 2004

Sumber: Kamus Visual, 2004 1 BILANGAN BULAT Pernahkah kalian memerhatikan termometer? Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu zat. Pada pengukuran menggunakan termometer, untuk menyatakan suhu di bawah 0

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6 Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA SD Kelas 4, 5, 6 1 Matematika A. Operasi Hitung Bilangan... 3 B. Bilangan Ribuan... 5 C. Perkalian dan Pembagian Bilangan... 6 D. Kelipatan dan Faktor

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Program : X (Sepuluh) / Akuntansi dan Penjualan Semester : Ganjil Standar Kompetensi : 1. Memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB VI BILANGAN REAL

BAB VI BILANGAN REAL BAB VI BILANGAN REAL PENDAHULUAN Perluasan dari bilangan cacah ke bilangan bulat telah dibicarakan. Dalam himpunan bilangan bulat, pembagian tidak selalu mempunyai penyelesaian, misalkan 3 : 11. Timbul

Lebih terperinci

BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I

BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I Oleh: Sri Subiyanti NIP 19910330 201402 2 001 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PATI KECAMATAN JAKEN SEKOLAH DASAR NEGERI MOJOLUHUR 2015 I. Tinjauan Umum A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

1. Nilai Tempat Bilangan 10.000 s.d. 100.000 Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai

1. Nilai Tempat Bilangan 10.000 s.d. 100.000 Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai 1. Nilai Tempat Bilangan 10.000 s.d. 100.000 Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai tempat. Menggunakan sistem desimal (dari kata decem, bahasa

Lebih terperinci

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

Keliling dan Luas. Keliling dan luas. Luas bangun datar. Mengenal kembali bangun persegi Menghitung luas persegi dan persegi panjang

Keliling dan Luas. Keliling dan luas. Luas bangun datar. Mengenal kembali bangun persegi Menghitung luas persegi dan persegi panjang Pelajaran 5 Keliling dan Luas Peta Konsep Keliling dan luas Keliling bangun datar dan persegi panjang Luas bangun datar Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang

Lebih terperinci

Bab. A. Macam-Macam Bilangan B. Operasi Hitung pada. Bilangan Riil. C. Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan D. Konversi Bilangan

Bab. A. Macam-Macam Bilangan B. Operasi Hitung pada. Bilangan Riil. C. Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan D. Konversi Bilangan Bab I Sumber: upload.wikimedia.org Bilangan Riil Anda telah mempelajari konsep bilangan bulat di Kelas VII. Pada bab ini akan dibahas konsep bilangan riil yang merupakan pengembangan dari bilangan bulat.

Lebih terperinci

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Bilangan Real S PENDAHULUAN Drs. Soemoenar emesta pembicaraan Kalkulus adalah himpunan bilangan real. Jadi jika akan belajar kalkulus harus paham terlebih dahulu tentang bilangan real. Bagaimanakah

Lebih terperinci

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner) 1 B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN Bilangan Kompleks Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner) Bilangan Rasional Bilangan Irrasional Bilangan Pecahan Bilangan Bulat Bilangan Bulat

Lebih terperinci

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan 08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

matematika WAJIB Kelas X PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. PENDAHULUAN

matematika WAJIB Kelas X PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. PENDAHULUAN K-1 Kelas X matematika WAJIB PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi pertidaksamaan linear

Lebih terperinci

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4.

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4. BILANGAN A. BILANGAN BULAT Himpunan bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang terdiri dari himpunan bilangan positif (bilangan asli), bilangan nol, dan bilangan bulat negatif. Himpunan bilangan bulat

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik. Tugas individu.

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik. Tugas individu. SILABUS NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : Matematika KELAS : X STANDAR KOMPETENSI : Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan real. KODE KOMPETENSI : ALOKASI WAKTU : 57 x 45 Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar Untuk materi ini mempunyai 3 Kompetensi Dasar yaitu: Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar 2. Melakukan operasi

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS BAB. PENDAHULUAN KALKULUS (Himpunan,selang, pertaksamaan, dan nilai mutlak) Pembicaraan kalkulus didasarkan pada sistem bilangan nyata. Sebagaimana kita ketahui sistem bilangan nyata dapat diklasifikasikan

Lebih terperinci

Perpangkatan dan Akar

Perpangkatan dan Akar Bab 4 Perpangkatan dan Akar Pada kehidupan sehari-hari kamu sering menemukan angka berpangkat seperti 2 2, 2 3, 2 4, dan seterusnya. Bilangan berpangkat ini memiliki makna tersendiri nilainya. Apakah kamu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan huruf R (Negoro dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan huruf R (Negoro dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Bilangan Riil Definisi Bilangan Riil Gabungan himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irrasional disebut bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan

Lebih terperinci

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b 2 SISTEM BILANGAN Perhatikan skema sistem bilangan berikut Bilangan Bilangan Kompleks Bilangan Real Bilangan Rasional Bilangan Irasional Bilangan Bulat Bilangan Pecahan Bilangan bulat adalah bilangan yang

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ponco Sujatmiko MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) MATEMATIKA KREATIF Konsep dan Terapannya untuk Kelas VII SMP dan MTs Semester 1 1A Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006

Lebih terperinci

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA 74 Jakarta Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X (Sepuluh) / Ganjil Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran MATEMATIKA SEKOLAH DASAR dan MADRASAH IBTIDAIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan

Lebih terperinci

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Bab 1 Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat: 1. menguasai sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat,. menjumlahkan

Lebih terperinci

Bab 5 Pecahan. Penghasilan Pak Rusdi selama 1 bulan sebesar Rp ,00. bagian dari penghasilannya digunakan untuk biaya pendidikan putraputrinya,

Bab 5 Pecahan. Penghasilan Pak Rusdi selama 1 bulan sebesar Rp ,00. bagian dari penghasilannya digunakan untuk biaya pendidikan putraputrinya, Bab Pecahan? Lain-lain Pendidikan Sehari-hari Transportasi Penghasilan Pak Rusdi selama bulan sebesar Rp.000.000,00. bagian dari penghasilannya digunakan untuk biaya pendidikan putraputrinya, bagian untuk

Lebih terperinci

Himpunan dan Sistem Bilangan

Himpunan dan Sistem Bilangan Modul 1 Himpunan dan Sistem Bilangan Dr. Wahyu Widayat H PENDAHULUAN impunan adalah bagian dari Matematika yang bahannya pernah Anda pelajari. Materi tersebut akan dibahas sehingga Anda menjadi lebih memahami

Lebih terperinci

Bab. Faktorisasi Aljabar. A. Operasi Hitung Bentuk Aljabar B. Pemfaktoran Bentuk Aljabar C. Pecahan dalam Bentuk Aljabar

Bab. Faktorisasi Aljabar. A. Operasi Hitung Bentuk Aljabar B. Pemfaktoran Bentuk Aljabar C. Pecahan dalam Bentuk Aljabar Bab Sumber: Science Encylopedia, 997 Faktorisasi Aljabar Masih ingatkah kamu tentang pelajaran Aljabar? Di Kelas VII, kamu telah mengenal bentuk aljabar dan juga telah mempelajari operasi hitung pada bentuk

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi : 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi : 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X (Sepuluh) / Ganjil Standar Kompetensi : 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat,

Lebih terperinci

BILANGAN PECAHAN. A. Pengertian Bilangan Pecahan dan Pecahan Senilai Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai

BILANGAN PECAHAN. A. Pengertian Bilangan Pecahan dan Pecahan Senilai Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai BILANGAN PECAHAN A. Pengertian Bilangan Pecahan dan Pecahan Senilai Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai a b dengan a, b bilangan bulat dan b 0. Bilangan a disebut pembilang dan

Lebih terperinci

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII Pengetik : Siti Nuraeni (110070009) Dewi Komalasari (110070279) Nurhasanah (110070074) Editor : Dewi Komalasari Abdul Rochmat (110070117) Tim Kreatif

Lebih terperinci

PAKET 2 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 UTAMA SD/MI MATEMATIKA

PAKET 2 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 UTAMA SD/MI MATEMATIKA PAKET UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 010/011 UTAMA SD/MI MATEMATIKA Tim Pembahas: Astuti Waluyati, S.Si, M.Pd.Si Nanny Dharmawati, M.Si Rumiati, S.Pd., M.Ed. Sri Wulandari D, S.Si, M.Pd Verifikator: Drs.

Lebih terperinci

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS MODUL 1 Teori Bilangan Bilangan merupakan sebuah alat bantu untuk menghitung, sehingga pengetahuan tentang bilangan, mutlak diperlukan. Pada modul pertama ini akan dibahas mengenai bilangan (terutama bilangan

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Pengurangan Bilangan Pecahan 2.1.1 Pengertian Pecahan Menurut Sugiarto, (2006:36), pecahan adalah suatu bilangan cacah yang digunakan untuk menyatakan banyaknya anggota

Lebih terperinci

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004 DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN : MATEMATIKA : Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut ini adalah pertanyaan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Gabriel

LAMPIRAN. Berikut ini adalah pertanyaan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Gabriel LAMPIRAN A. Wawancara dengan Guru Berikut ini adalah pertanyaan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Gabriel Yudhistira S.Si dan Bapak Yusuf S.Pd selaku guru matematika kelas 5 pada SD Strada Wiyatasana.

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/1 Standar Kompetensi : 1. Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Kompetensi

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Contoh Soal dan Pembahasan. Matematika.

Ringkasan Materi Contoh Soal dan Pembahasan. Matematika. Ringkasan Materi Contoh Soal dan Pembahasan Matematika BILANGAN BAB 1 A. PENDAHULUAN Bilangan merupakan suatu sebutan untuk menyatakan banyaknya sesuatu. 1. Lambang Bilangan Lambang Dibaca Lambang Dibaca

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN BULAT

SISTEM BILANGAN BULAT SISTEM BILANGAN BULAT A. Bilangan bulat Pengertian Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, 8765, -34, 0. Berlawanan dengan bilangan bulat adalah bilangan riil

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN REAL

SISTEM BILANGAN REAL SISTEM BILANGAN REAL Materi : 1.1 Pendahuluan Sistem Bilangan Real adalah himpunan bilangan real yang disertai dengan operasi penjumlahan dan perkalian sehingga memenuhi aksioma tertentu, ini merupakan

Lebih terperinci

Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs

Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs ariefikhwanwicaksono@gmail.com masawik.blogspot.com @awik1212 Kalkulus (Bahasa Latin: calculus, artinya "batu kecil", untuk menghitung) adalah cabang ilmu matematika

Lebih terperinci

PANDUAN MATERI SD DAN MI

PANDUAN MATERI SD DAN MI UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SD DAN MI M A T E M A T I K A PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG

Lebih terperinci

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit CV. Usaha

Lebih terperinci

INFORMASI PENTING. No 1 Bilangan Bulat. 2 Pecahan Bentuk pecahan campuran p dapat diubah menjadi pecahan biasa Invers perkalian pecahan adalah

INFORMASI PENTING. No 1 Bilangan Bulat. 2 Pecahan Bentuk pecahan campuran p dapat diubah menjadi pecahan biasa Invers perkalian pecahan adalah No RUMUS 1 Bilangan Bulat Sifat penjumlahan bilangan bulat a. Sifat tertutup a + b = c; c juga bilangan bulat b. Sifat komutatif a + b = b + a c. Sifat asosiatif (a + b) + c = a + (b + c) d. Mempunyai

Lebih terperinci

Bab 2. Relasi dan Fungsi. Standar Kompetensi

Bab 2. Relasi dan Fungsi. Standar Kompetensi Bab Relasi dan Fungsi Standar Kompetensi. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah pemecahan masalah. Kompetensi Dasar. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan..

Lebih terperinci

KETIDAKSAMAAN. A. Pengertian

KETIDAKSAMAAN. A. Pengertian A. Pengertian KETIDAKSAMAAN Ketidaksamaan dinotasikan dengan 1. < (lebih Kecil 2. ( lebih kecil atau sama dengan)) 3. > ( lebih besar) 4. ( lebih besar atau sama dengan) Tanda di atas digunakan untuk membuat

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : I/1 Tema : Diri Sendiri, Keluarga Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan

Lebih terperinci

Aep Saepudin Babudin Dedi Mulyadi Adang. Gemar Belajar. Matematika. untuk Siswa SD/MI Kelas V

Aep Saepudin Babudin Dedi Mulyadi Adang. Gemar Belajar. Matematika. untuk Siswa SD/MI Kelas V Aep Saepudin Babudin Dedi Mulyadi Adang Gemar Belajar Matematika untuk Siswa SD/MI Kelas V 5 Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang Gemar Belajar Matematika 5 untuk Siswa

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN File asli diunduh di 8-Spensasi.blogspot.com BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN A. Bilangan Bulat I. Pengertian Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli, bilangan nol

Lebih terperinci

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8. BILANGAN CACAH a. Pengertian Bilangan Cacah Bilangan cacah terdiri dari semua bilangan asli (bilangan bulat positif) dan unsur (elemen) nol yang diberi lambang 0, yaitu 0, 1, 2, 3, Bilangan cacah disajikan

Lebih terperinci

Fatkul Anam Maria Pretty Tj Suryono. Matematika. untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas 4. Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional

Fatkul Anam Maria Pretty Tj Suryono. Matematika. untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas 4. Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional 4 Fatkul Anam Maria Pretty Tj Suryono Matematika untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas 4 Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 4 Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional dilindungi

Lebih terperinci

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV Bilangan Bulat 133 134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV Bab 5 Bilangan Bulat Mari menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah. Bilangan Bulat 135 136 Ayo Belajar

Lebih terperinci

Modul ke: Matematika Ekonomi. Himpunan dan Bilangan. Bahan Ajar dan E-learning

Modul ke: Matematika Ekonomi. Himpunan dan Bilangan. Bahan Ajar dan E-learning Modul ke: 01 Pusat Matematika Ekonomi Himpunan dan Bilangan Bahan Ajar dan E-learning MAFIZATUN NURHAYATI, SE.MM. 08159122650 mafiz_69@yahoo.com Selamat Datang di Perkuliahan MATEMATIKA EKONOMI 2 BUKU

Lebih terperinci

SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. 1.2 Menggunakan. pengerjaan hitung bilangan

SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. 1.2 Menggunakan. pengerjaan hitung bilangan 1 SILABUS Standar Kompetensi : 1. Melakukan pengerjaan bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Kegiatan Indikator Dasar 1.1Melakukan Pengerjaan pengerjaan bilangan bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya,

Lebih terperinci

PANDUAN MATERI UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN

PANDUAN MATERI UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN PANDUAN MATERI UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005 SMP/MTs M A T E M A T I K A DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN Hak Cipta pada Pusat Penilaian

Lebih terperinci

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah.

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah. Bab 1 Bilangan Bulat Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar 1.1. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan. 1.2. Menggunakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X (Sepuluh) / Ganjil Standar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat,

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK ALJABAR

BENTUK-BENTUK ALJABAR BENTUK-BENTUK ALJABAR (Pembelajaran Matematika SMP) Oleh : H. Karso FPMIPA UPI A. Kalimat Matematika dalam Bentuk Aljabar Serta Unsur-unsurnya Dalam pelajaran matematika pengertian kalimat matematika dibedakan

Lebih terperinci

UNIT 4. Kurikulum Matematika

UNIT 4. Kurikulum Matematika UNIT 4 Kurikulum Matematika D alam Bab 4 yang berjudul kurikulum matematika ini, akan dipelajari tentang kurikulum matematika, materi add matematika dan peta konsep materi matematika. Tujuan dari mempelajari

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN. Sistem bilangan,bilangan nyata dan khayal,hubungan perbandingan antar bilangan. Triwahyono SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI

SISTEM BILANGAN. Sistem bilangan,bilangan nyata dan khayal,hubungan perbandingan antar bilangan. Triwahyono SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI SISTEM BILANGAN Modul ke: Sistem bilangan,bilangan nyata dan khayal,hubungan perbandingan antar bilangan. Fakultas EKONOMI Triwahyono SE.MM. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Sistem Bilangan

Lebih terperinci

Materi Olimpiade Tingkat Sekolah Dasar BIDANG ALJABAR

Materi Olimpiade Tingkat Sekolah Dasar BIDANG ALJABAR Materi Olimpiade Tingkat Sekolah Dasar BIDANG ALJABAR Caturiyati M.Si. Jurdik Matematika FMIPA NY wcaturiyati@yahoo.com Operasi Dasar (penjumlahan pengurangan perkalian pembagian) Hal-hal yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

FAKTORISASI SUKU ALJABAR

FAKTORISASI SUKU ALJABAR 1 FAKTORISASI SUKU ALJABAR Pernahkah kalian berbelanja di supermarket? Sebelum berbelanja, kalian pasti memperkirakan barang apa saja yang akan dibeli dan berapa jumlah uang yang harus dibayar. Kalian

Lebih terperinci

PEMANTAPAN MATERI UAN SMP/MTs. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung

PEMANTAPAN MATERI UAN SMP/MTs. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung PEMANTAPAN MATERI UAN SMP/MTs Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung rizky@upi.edu SKL 1: Contoh Spesifikasi Ujian Nasional STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 1.

Lebih terperinci

PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 2010 MODUL BILANGAN

PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 2010 MODUL BILANGAN PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 200 MODUL BILANGAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMP

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2013 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2014

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2013 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2014 SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2013 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2014 Waktu : 210 Menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2010/2011

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2010/2011 Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2010/2011 1. Hasil dari 756 x 12 : 7 adalah.. A. 1.296 B. 1.294 C. 1.286 D. 1.284 BAB I Bilangan: Perkalian dan pembagian derajatnya sama

Lebih terperinci

Perangkat Pembelajaran Silabus Pembelajaran SD 1 BANYUGLUGUR X : Matematika untuk SD Kelas VI./Semester SILABUS PEMBELAJARAN.

Perangkat Pembelajaran Silabus Pembelajaran SD 1 BANYUGLUGUR X : Matematika untuk SD Kelas VI./Semester SILABUS PEMBELAJARAN. SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Program Semester Standar : SDN 1 BANYUGLUGUR. : A : VI : 1 (satu) : 18 x 30 menit : 1.Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah

Lebih terperinci

(a) 32 (b) 36 (c) 40 (d) 44

(a) 32 (b) 36 (c) 40 (d) 44 Halaman:. Jika n = 8, maka n0 n bernilai... (a) kurang dari 00 (b) (d) lebih dari 00. Penumpang suatu pesawat terdiri dari anak-anak dari berbagai negara, 6 orang dari Indonesia yang termasuk dari anak-anak

Lebih terperinci

BAB ANGAN. Tujuan Pembelajaran. Pernahkan kamu bermain ular tangga? Ada angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Termasuk bilangan apa angka di ular tangga?

BAB ANGAN. Tujuan Pembelajaran. Pernahkan kamu bermain ular tangga? Ada angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Termasuk bilangan apa angka di ular tangga? BILANG ANGAN AN BUL ULAT BAB 1 Tujuan Pembelajaran Setelah belajar bab ini, kamu dapat: 1. Menggunakan sifat komutatif, asosiatif, dan distributif untuk melaksanakan operasi hitung bilangan bulat. 2. Membulatkan

Lebih terperinci

Silabus. - Membedakan berbagai jenis bilangan yang ada. Tugas individu, tugas kelompok, kuis.

Silabus. - Membedakan berbagai jenis bilangan yang ada. Tugas individu, tugas kelompok, kuis. Silabus Nama Sekolah : SMK Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : X / AKUNTANSI DAN PENJUALAN Semester : GANJIL Sandar Kompetensi: 1. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI MATEMATIKA Kelompok Sosial, Administrasi Perkantoran, dan Akuntansi (Bisnis dan Manajemen) PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS Hak Cipta

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2008

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2008 Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2008 Bidang Matematika Bagian Pertama Waktu : 90 Menit DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Free-download

Free-download PREDIKSI UJIAN NASIONAL TAHUN 2008/2009 I. Standar Kompetensi Menggunakan konsep operasi hitung dan sifat-sifat bilangan, perbandingan, aritmetika sosial, barisan bilangan, serta penggunaannya dalam pemecahan

Lebih terperinci

BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR

BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR 1. Bilangan Berpangkat Sederhana Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui perkalian bilangan-bilangan dengan faktorfaktor yang sama. Misalkan kita temui perkalian

Lebih terperinci

Bab1. Sistem Bilangan

Bab1. Sistem Bilangan Modul Pra Kalkulus -0. Bab. Sistim Bilangan Bab. Sistem Bilangan. Sistim Bilangan Jenis bilangan berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan. Jenis bilangan yang pertama kali

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH KISI-KISI UJIAN SEKOLAH Matematika SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAERAH KHUSUS IBUKOTA (DKI) JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012-2013 KISI KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Jenjang : SMP

Lebih terperinci

30 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas IV

30 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas IV Sekolah : SD Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV/2 Standar Kompetensi : 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Kompetensi Dasar : 5.1 Mengurutkan bilangan bulat. Indikator : 5.1.1

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran Sumber: Dokumen Penerbit

Tujuan Pembelajaran Sumber: Dokumen Penerbit 1 Tujuan Pembelajaran Setelah belajar bab ini, siswa dapat: Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan. Menggunakan operasi hitung campuran. Menentukan FPB dan KPK pada dua bilangan. Menentukan FPB

Lebih terperinci

3 OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

3 OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR Pada arena balap mobil, sebuah mobil balap mampu melaju dengan kecepatan (x + 10) km/jam selama 0,5 jam. Berapakah kecepatannya jika jarak yang ditempuh mobil tersebut 00

Lebih terperinci

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1 BAB I PRA KALKULUS. Sistem bilangan ril.. Bilangan ril Sistem bilangan ril adalah himpunan bilangan ril dan operasi aljabar aitu operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Biasana bilangan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 007/008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA M A T E M A T I K A PROGRAM STUDI IPA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2008/2009

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2008/2009 Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2008/2009 1. Hasil dari 635 + 175 225 =... A. 575 B. 585 C. 800 D. 900 BAB I Bilangan Penjumlahan dan pengurangan derajatnya sama, pengerjaannya

Lebih terperinci

Modul ini adalah modul ke-1 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

Modul ini adalah modul ke-1 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini PENDAHULUAN Konsep Pra - Bilangan dan Bilangan Cacah KONSEP PRA-BILANGAN DAN BILANGAN CACAH Modul ini adalah modul ke-1 dalam mata kuliah. Isi modul ini membahas tentang konsep pra-bilangan dan bilangan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Pengertian HIMPUNAN Himpunan adalah suatu kumpulan dari sejumlah obyek. Sedangkan obyek yang ada didalamnya disebut anggota/elemen/unsur. Benda-benda yang berada di sekitar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pecahan Salah satu konsep yang mendasar dalam matematika adalah pecahan. Oleh karena itu, Pecahan merupakan konsep yang sangat penting pada jenjang pendidikan Sekolah

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2010/2011

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2010/2011 Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2010/2011 1. Hasil dari 756 x 12 : 7 adalah.. A. 1.296 B. 1.294 C. 1.286 D. 1.284 BAB I Bilangan: Perkalian dan pembagian derajatnya sama

Lebih terperinci

Bab 1. Faktorisasi Suku Aljabar. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Bab 1. Faktorisasi Suku Aljabar. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Bab 1 Faktorisasi Suku Aljabar Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Kompetensi Dasar 1.1 Melakukan operasi aljabar. 1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam

Lebih terperinci