III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

dokumen-dokumen yang mirip
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

Alokasi Optimum Sumberdaya Perikanan di Perairan Teluk Palabuhanratu : Sumberdaya Ikan Demersal

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

III METODE PENELITIAN

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

IV. METODE PENELITIAN

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

OPTIMALISASI PENGATURAN PERIKANAN LEMURU BERDASARKAN MEKANISME SUPPLY DAN DEMAND DI SELAT BALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

IV METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

III. METODE PENELITIAN

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN TERI DI PERAIRAN PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA RAJUNGAN DI PERAIRAN TELUK BANTEN

Muhammad Firdaus, Ph.D

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

*Corresponding Author:

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

4 METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat 4.2 Alat dan Bahan 4.3 Metode Penelitian 4.4 Metode Pengambilan Sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

ESTIMASI POPULASI / STOK IKAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

III. METODE PENELITIAN

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

3 METODE UMUM PENELITIAN

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

Bab IV Pengembangan Model

Marine Fisheries ISSN Vol. 2, No. 2, November 2011 Hal:

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

Analisis Model dan Contoh Numerik

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

Transkripsi:

III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan Bara. 3. Meode Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode deskripif daa sekunder dengan jenis meode survei. Menuru Nazir M (988), meode peneliian survei digunakan unuk memperoleh fakor dari gejala-gejala yang ada dan mencari keerangan secara akual, baik enang insiusi poliik, sosial aau ekonomi dari suau kelompok aau daerah. Meode survei membedah dan mengulii sera mengenal masalah-masalah dan mendapakan pembenaran erhadap keadaan dan prakek-prakek yang sedang berlangsung. Survei digunakan unuk mengukur gejala-gejala yang ada anpa menyelidiki kenapa gejala-gejala ersebu ada, sehingga idak perlu memperhiungkan hubungan anara variabel-variabel, karena hanya menggunakan daa yang ada unuk pemecahan masalah daripada menguji hipoesis (Umar H 005). 3.3 Meode Pengumpulan Daa Meode pengumpulan daa dalam peneliian ini dilakukan dengan cara penelusuran lieraur (lieraur survey) dan wawancara (inerview). Penelusuran lieraur dilakukan erhadap beberapa daa saisik yang relevan dengan peneliian sera beberapa laporan hasil sudi lainnya yang berkaian dengan ujuan peneliian. Daa yang dikumpulkan dalam peneliian melipui daa primer dan daa sekunder. Daa primer diperoleh secara langsung di lapangan melalui pengamaan kegiaan operasi pendaraan ikan di PPN Pemangka dan melakukan wawancara erhadap nelayan berdasarkan kuesioner unuk mendapakan daa biaya operasional nelayan unuk iap jenis ala penangkapan. Daa sekunder yang dikumpulkan adalah daa berkala (ime series) hasil angkapan, upaya

penangkapan dan harga raa-raa ikan selama periode 998-006. Daa sekunder diperoleh dari Kanor PPN Pemangka, Dinas Kelauan dan Perikanan, BPS dan BAPPEDA Kabupaen Sambas. 3.4 Meode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan eknik non acak aau non probabilias sampling, yaiu pengambilan sampel idak dilakukan secara acak, yaiu pengambilan sampel dengan menggunakan meode purposive sampling aau pemilihan responden dengan sengaja dan dengan perimbangan bahwa responden mampu berkomunikasi dengan baik dalam pengisian kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan erhadap nelayan yang mendarakan hasil angkapannya di PPN Pemangka dan dianggap mewakili sifa-sifa dari keseluruhan nelayan Purse seine, Gill ne dan Lampara dasar. Jumlah sampel nelayan yang diambil sebagai sampel sebanyak 5, yaiu 5 sampel unuk masing-masing jenis ala angkap. 3.5 Analisis Daa 3.5. Hasil Tangkapan per Upaya Penangkapan (Cach per Uni Effor) Daa hasil upaya penangkapan ikan dapa dianalisis dengan menghiung nilai hasil angkapan per upaya penangkapan (CPUE). Tujuan dari penghiungan CPUE adalah unuk mengeahui kelimpahan dan ingka pemanfaaan perikanan yang didasari oleh pembagian oal hasil angkapan (cach) dengan upaya penangkapan (effor). Rumus yang digunakan unuk menghiung nilai CPUE adalah (Gulland JA 983) : CPUE i = cach effor i i i =,,3 =,,3...n Keerangan : CPUE i = hasil angkapan per upaya penangkapan ikan ke-i pada ahun ke- (kg per rip) cach i = hasil angkapan ikan ke-i pada ahun ke- (kg) effor i = upaya penangkapan ikan ke-i pada ahun ke-(rip).

3 3.5. Sandardisasi Ala Tangkap Beragamnya ala angkap yang digunakan nelayan di Pemangka memungkinkan ikan dapa erangkap oleh beberapa jenis ala angkap. Seiap ala angkap mempunyai kemampuan yang berbeda, sehingga perlu dilakukan sandardisasi ala angkap unuk penyeragaman. Ala angkap yang dijadikan sandar adalah ala angkap yang paling banyak aau dominan menangkap ikan yang didarakan di PPN Pemangka aau mempunyai nilai raa-raa CPUE erbesar pada suau periode waku dan memiliki nilai fakor daya angkap (Fishing Power Indeks) sama dengan sau. Rumus yang digunakan unuk mensandardisasi upaya penangkapan adalah sebagai beriku (Gulland JA 983) : () Menghiung Fishing Power Indeks CPUE FPI= CPUE i s..() Keerangan : FPI = Fishing Power Indeks CPUE i = CPUE ala angkap yang akan disandardisasi (kg per rip) CPUE s = CPUE ala angkap sandar (kg per rip). () Menghiung upaya sandar Keerangan : f s f i f s =FPIx f i..() = upaya penangkapan hasil sandardisasi (rip) = upaya penangkapan yang akan disandardisasi (rip). 3.5.3 Sandarisasi Biaya per Uni Upaya Sandarisasi biaya per uni upaya dalam peneliian ini mengikui pola sandarisasi yang digunakan Anna S (003) yang secara maemais dapa diuliskan sebagai beriku: C e n = n i= dimana: C e TC n i h CPI...(3) E = i 00 i ( h + ) i h j = biaya per uni upaya pada periode

4 TC i = biaya oal unuk ala angkap i unuk i =, E i = oal sandarized effor unuk ala angkap i h i = produksi ala angkap i pada waku ( h i + h j ) = oal produksi ikan unuk seluruh ala angkap n = jumlah ala angkap CPI = indeks harga konsumen pada periode 3.5.4 Analisis Laju Degradasi Sumberdaya Perikanan Sumberdaya perikanan merupakan salah sau sumberdaya yang mempunyai kompleksias inggi dan renan erdegradasi akiba adanya akivias ekonomi (penangkapan). Degradasi sumberdaya perikanan ini secara maemais dapa dienukan laju dan prosenasenya dengan memanfaakan hasil rise Anna (003) enang Model Embedded Dinamik Ekonomi Ineraksi Perikanan Pencemaran. Berdasarkan hasil rise ersebu didesain suau model penenuan koefisien aau laju degradasi (ø D ) unuk sumberdaya perikanan sebagai beriku: φ D = + e h h δ 0...(4) Keerangan: h δ adalah produksi lesari, h 0 adalah produksi akual dan ø D merupakan koefisien laju degradasi. Model ersebu di aas dapa menunjukkan adanya perubahan mendasar dari keadaan sumberdaya perikanan di suau kawasan. Dalam hal ini, produksi lesari dijadikan sebagai olak ukur penenuan laju dan prosenase degradasi sumberdaya perikanan. Oleh karena perhiungan model ersebu melibakan perhiungan produksi lesari, maka secara sederhana eap dapa diesimasi dengan menggunakan model Schaefer (954). 3.5.5 Analisis Biologi Analisis biologi digunakan unuk menduga sok aau poensi sumberdaya ikan, sera unuk mengeahui kondisi opimum dari ingka upaya penangkapan. Meode yang digunakan adalah meode surplus produksi. Meode ini berujuan unuk menenukan ingka upaya opimum, yaiu suau upaya yang dapa menghasilkan angkapan maksimum yang lesari anpa mempengaruhi produkivias sok secara jangka panjang, dan biasa disebu hasil angkapan

5 maksimum lesari MSY (maksimum susainable yield). Hasil angkapan maksimum lesari dilakukan dengan cara menganalisis hubungan anara upaya penangkapan (E) dengan hasil angkapan per upaya penangkapan (CPUE). Model produksi Schaefer yang menghubungkan anara upaya penangkapan (E) dengan hasil angkapan per upaya (CPUE), diperoleh dari hubungan anara upaya penangkapan (E) dengan hasil angkapan (h) yang kedua sisinya dibagi dengan upaya penangkapan (E). Persamaannya sebagai beriku : h=k.e- h E q.k r.e.(5) q. k = k. E r...(6) aau CPUE=a b.e (7) Keerangan : CPUE = hasil angkapan per upaya penangkapan h = hasil angkapan E = ingka upaya penangkapan a = nilai inersep b = slope aau kemiringan dari garis regresi Upaya penangkapan yang dilakukan unuk mencapai produksi maksimum lesari diperoleh dengan menurunkan persamaan (7) : h = k.e- q.k r h = a.e b.e h E = 0. E, aau...(8) a b.e = 0 a = b.e a E MSY =.(9) b Hasil angkapan maksimum diperoleh dengan mensubsiusikan persamaan (9) ke dalam persamaan (8) : h = a.e b.e

6 a a h = a - b b b a a b h = b 4b h = a a b 4b a h MSY = 4 b..(0) Menuru Fauzi A (006), unuk memperoleh nilai r, q dan k dilakukan dengan menggunakan eknik CYP (Clark, Yoshimoo dan Pooley), yaiu dengan cara meregresikan persamaan beriku : r + r ln(u + ) = ln( k) ( ) + ( r) ( + r) ln ( U ) q ( ) ( E ) + E+ + r.() Seelah persamaan () disederhanakan, maka dapa diesimasi dengan menggunakan Ordinary Les Square (OLS) : ln(u + )=α + β ln(u ) + γ (E + E + )... () sehingga nilai r, q dan k pada persamaan () dapa diperoleh r= ( β ) ( + β ).(3) q= γ ( + r).(4) e k= α ( + r ) ( r ) q...(5) 3.5.6 Analisis Bio-Ekonomi Agar dapa digunakan unuk meneapkan ingka upaya pemanfaaan maksimum lesari secara ekonomi, dari konsep sederhana biologi di aas, Gordon menambahkan fakor ekonomi dengan memasukkan fakor harga dan biaya. Model Gordon-Schaefer dikembangkan dengan pendekaan ekonomi yang berujuan unuk memaksimumkan keunungan. Keunungan yang diperoleh merupakan selisih anara oal penerimaan (oal revenue) dan oal biaya yang digunakan (oal cos). Secara maemais dapa diuliskan sebagai beriku :

7 π = TR TC =p.h c.e E =p.h c. p. k. E c. E... (6) r Keerangan : TR = penerimaan oal (Rp) TC = biaya oal (Rp) π = keunungan (Rp) p = harga raa-raa ikan (Rp) q = koefisien penangkapan (cachabiliy) k = daya dukung alam (carrying capaciy) r = laju perumbuhan alami (inrinsik) h = hasil angkapan (kg) c = biaya penangkapan persauan upaya (Rp) E = upaya penangkapan (rip) Parameer ekonomi yang mempengaruhi model bioekonomi dalam perikanan angkap adalah biaya (c) dan harga hasil angkapan (p). Biaya penangkapan dalam kajian bioekonomi model Gordon-Schaefer didasarkan pada asumsi bahwa hanya fakor penangkapan diperhiungkan yang disesuaikan dengan ingka discoun rae ahunan. Dengan diperolehnya nilai r, q dan k, maka dapa dikaakan solusi pengelolaan sumberdaya ikan melalui pendekaan bioekonomik. Pendekaan ersebu dapa dihiung dengan pendekaan model CYP seperi pada Tabel. Tabel. Formula Perhiungan Pengelolaan Ikan dengan Pendekaan Model CYP Variabel Biomassa (x) Cach (h) Effor (E) Rene Ekonomi (π) Sumber : Fauzi A 006 Kondisi MEY MSY OPEN ACCES k c k c p. k p. q r. k c c r.k r. c + c 4 p. k p. k 4 p. q p. k r c r r c q p. k q q p. k E r. k r p.k.e c. E p. c. r 4 q c p F( x) x

8 3.5.7 Esimasi Discoun Rae Discoun rae dalam penilaian ekonomi-ekologi sumberdaya alam akan sanga berbeda dengan discoun rae yang biasa digunakan dalam analisis finansial. Dalam hal ini nilai discoun rae berbasis pasar (marke discoun rae), dalam peneliian ini dienukan melalui formula yang digunakan Kula (984), yang diacu dalam Anna S (003) sebagai beriku: r = ρ-γg...(7) dimana ρ menggambarkan pure ime preference, γ adalah elasisias pendapaan erhadap konsumsi sumberdaya alam dan g adalah perumbuhan ekonomi (Newel and Pizer 00). Kula (984) yang diacu dalam Anna S (003) mengesimasi laju perumbuhan dengan meregresikan : ln C = α 0 - α ln...(8) dimana adalah periode waku dan C adalah konsumsi per kapia pada periode. Hasil regresi ini menuru Anna S (003) akan menghasilkan formula elasisias dimana : ln C α = ln..(9) Persamaan di aas secara maemais dapa disederhanakan sebagai beriku: α = g = ΔC C Δ..(0) Selanjunya unuk menghasilkan nilai real discoun rae dalam benuk annual coninues discoun rae digunakan model δ = ln( + r).() 3.6 Konsep, Pengukuran dan Asumsi-asumsi 3.6. Konsep dan Pengukuran Konsep dan pengukuran dalam peneliian ini adalah sebagai beriku: () Harga ikan adalah harga raa-raa ahunan dari beberapa jenis ikan yang ermasuk pada masing-masing sumberdaya ikan dari ahun 998-006. () Biaya penangkapan ikan (cos per uni effor) adalah biaya oal yang dikeluarkan unuk melakukan penangkapan ikan per ahun per uni effor. (3) Tingka upaya penangkapan adalah banyaknya rip penangkapan perahun

9 yang dalam hal ini sebanding dengan jumlah rip oal per ahun pada masing-masing ala angkap yang elah disandarisasi. (4) δ adalah real discoun rae yang merupakan annual (coninuous) discoun rae menuru Clark CW (985). δ dijusifikasi dengan menggunakan persamaan δ = ln( + r), r adalah ingka diskon sebesar 7, persen kemudian digunakan sebagai discoun rae pada perhiungan opimal susainable yield. (5) Perikanan open acces adalah kondisi dimana seiap nelayan dapa iku erliba dalam memanfaakan aau melakukan perburuan ikan aau mengeksploiasi ikan anpa adanya konrol dan pembaasan. (6) Pemanfaaan sumberdaya ikan berlebih (over fishing) secara biologi adalah kondisi dimana pemanfaaan sumberdaya ikan elah melebihi aau melampaui poensi maksimum lesari (maximum susainable yield, MSY) dari sumberdaya ikan di suau perairan, sehingga penambahan hasil angkap ikan akan mengalami penurunan. (7) Pemanfaaan sumberdaya ikan berlebih secara ekonomi adalah kondisi dimana penerimaan oal yang diperoleh dari hasil penangkapan ikan sama dengan biaya oal penangkapan, sehingga keunungan yang diperoleh akan sama dengan nol (π =0). (8) Nilai rene adalah selisih anara oal penerimaan dikurangi dengan oal biaya pemanfaaan sumberdaya ikan yang dalam hal ini dinoasikan sebagai π = TR TC = ph ce 3.6. Asumsi-asumsi Asumsi-asumsi yang digunakan dalam peneliian ini mengikui asumsiasumsi yang dikembangkan Clark CW (976) dan Clark CW (985) yang juga elah diacu dalam Adriano (99): () Populasi ikan menyebar secara meraa () Sok ikan mengalami kendala yang sama dari daya dukung lingkungan perairan. (3) Tidak ada kejenuhan penggunaan uni upaya penangkapan di wilayah Perairan Pemangka.

30 (4) Uni penangkapan purse seine unuk menangkap ikan pelagis besar dan pelagis kecil adalah homogen. (5) Uni penangkapan gill ne unuk menangkap ikan demersal adalah homogen. (6) Biaya penangkapan per uni upaya penangkapan ikan adalah konsan dan proporsional erhadap upaya. (7) Harga ikan per sauan dalam sau ahun adalah konsan. Semua asumsi di aas berlaku apabila model dasar yang digunakan adalah model Gordon-Schaefer (954) dan elah disesuaikan dengan kondisi lapangan pada waku peneliian berlangsung.