III. KERANGKA PEMIKIRAN
|
|
- Inge Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 29 III. KERANGKA PEMIKIRAN Dalam usaha unuk memenuhi kebuuhan hidupnya manusia berupaya mengeksploiasi sumberdaya alam yang ada di sekiarnya. Keerganungan manusia erhadap sumberdaya alam elah erjadi sejak manusia ada di bumi ini. Sumberdaya alam dapa dibagi menjadi sumberdaya alam yang dapa pulih (renewable resources) seperi sumberdaya perikanan, huan dan lain-lain dan sumberdaya yang idak dapa pulih (non-renewable resource) seperi minyak, mineral dan lain-lain. Sumberdaya dapa pulih (renewable resources) baik erjadi secara alamiah maupun melalui upaya manusia membuuhkan ruang dan waku unuk melakukan hal ersebu. Arinya kapasias ruang dan waku merupakan variabel yang berpengaruh erhadap ingka perumbuhan sumberdaya alam yang dapa pulih. Pandangan ekonomi bahwa kebuuhan dan keinginan manusia yang idak erbaas menyebabkan manusia mengeksploiasi sumberdaya alam anpa memperimbangkan dimensi ruang dan waku sebagai fakor yang berpengaruh erhadap ingka perumbuhannya, maka kini mulai erjadi krisis kelangkaan (scarciy) berbagai jenis sumberdaya yang nilainya sanga sragis unuk kebuuhan hidup manusia. Sumberdaya perikanan pun idak lupu dari fenomena diaas, usaha unuk memenuhi kebuuhan dan keinginan yang idak erbaas, sehingga sumberdaya perikanan dieksploiasi dengan berbagai cara unuk mengejar keunungan oleh pihakpihak yang idak beranggungjawab yang menimbulkan sejumlah masalah yang dikenal dengan berbagai isilahnya masing-masing, seperi IUU fishing, desrucive fishing, over fishing, depleion, colaps dan lain-lain. Isilah-isilah ersebu menggambarkan masalah yang elah erjadi dan ancaman yang dihadapi oleh keberadaan sumberdaya perikanan pada saa sekarang dan pada masa yag akan daang.
2 30 Unrepored fisheries aau perikanan yang idak erlaporkan merupakan bagian dari IUU (Illegal Unrepored Unregulaed) fishing. Isilah unrepored dalam kajian ini dimaknai dengan idak erlaporkan (bukan idak dilaporan), karena kajian ini dibaasi pada unrepored fisheries yang erjadi dari nelayan lokal (kebanyakan nelayan radisional) yang dipengaruhi oleh sejumlah fakor yang sanga fenomenal dan erjadi secara sisemais (idak disengaja), anara lain fakor ekonomi, sosial budaya, geografis dan kebijakan. Konsekuensi dari unrepored fisheries adalah dapa menimbulkan masalah dari berbagai bidang anara lain bidang hukum, poliik dan bidang ekonomi, yaiu kerugian ekonomi yang dialami oleh pemerinah dan erjadi pendugaan sok yang keliru (misscalculaion) dan akan berpengaruh erhadap kualias kebijakan yang diambil oleh pemerinah dalam pengelolaan dan pemanfaaan sumberdaya perikanan yang opimal. Dewasa ini IUU fishing lebih banyak dibicarakan dalam pendekaan hukum dan poliik sedangkan pendekaan ekonomi hanya sekedar wacana dengan pendekaan kuaniaif dan kualiaif yang sanga kurang. Kajian ini mencoba mendekai kerugian ekonomi yang dialami oleh pemerinah akiba unrepored fisheries. Sebagaimana disebukan sebelumnya bahwa unrepored fisheries adalah hasil angkapan nelayan yang idak erlaporkan, hal ini erjadi keika nelayan erdesak dengan berbagai kondisi yang menghamba pemasaran hasil angkapan mereka, maka dibo-dibo (auke/angkahan) akan menjadi pasar alernaif yang efisien dan efekif bagi para nelayan. Dibo-dibo (auke) adalah ren seeker yang membeli hasil angkapan nelayan dengan harga yang lebih murah kemudian menjualnya dengan harga pasar yang lebih mahal. Dapa dipasikan bahwa para aukelah yang menikmai manfaa (benefi) dari hasil sumberdaya perikanan yang lebih besar, jika hasil angkapan ersebu didarakan di Pangkalan Pendaraan Ikan (PPI) aau Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN), maka disana pemerinah akan mendapakan reribusi yang menjadi income bagi pemerinah yang dapa digunakan sebagai managamen cos dalam pengelolaan dan pemanfaaan sumberdaya perikanan. Selain iu di PPI aau PPN erjadi ineraksi ekonomi yang melibakan masyaraka yang lebih banyak sehingga benefi dari sumberdaya perikanan idak
3 31 semaa-maa dinikmai oleh para auke eapi erdisribusi kepada masyaraka yang lebih luas, inilah yang disebu dengan economic/social benefi dari repored fisheries. Dari permasalahan ersebu, maka perlu dilakukan evaluasi kebijakan erhadap pengelolaan dan pemanfaaan sumberdaya perikanan angkap di Koa Ternae dengan mengacu kepada beberapa indikaor yang berhubungan dengan unrepored fisheries anara lain : profil dan sysem yang menyebabkan elah erjadinya unrepored fisheries, esimasi enang besarnya jumlah economic loss yang dialami oleh pemerinah akiba unrepored fisheries, menilai perkembangan rene sumberdaya yang elah dihasilkan oleh pemerinah, mengkaji hubungan anara unrepored fisheries dengan opimalisasi pemanfaaan dan rezim pengelolaan sumberdaya perikanan angkap sera mengidenifikasi kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan erjadinya unrepored fisheries, kemudian dianalisis unuk menghasilkan suau solusi yang dapa dijadikan sebagai indikaor kebijakan dalam pemanfaaan sumberdaya perikanan di wilayah Koa Ternae yang dapa mengunungkan semua pihak yaiu para nelayan, masyaraka di sekiarnya dan pemerinah daerah. Selanjunya kerangka pikir peneliian ini dapa diliha pada Gambar 3.1. Kebijakan pengelolaan perikanan angkap Sumberdaya perikanan Pemanfaaan sumberdaya perikanan IUU fishing - Economic loss - Daa enang sok Unrepored fisheries - Esimasi economic loss - Resource ren - Fakor-fakor penyebab unrepored fisheries - Perikanan yang opimal - Unrepored fisheries dan pemanfaaan opimal - Unrepored fisheries dan rezim pengelolaan Evaluasi kebijakan
4 32 Alernaif kebijakan Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Peneliian IV. METODOLOGI 4.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di wilayah Koa Ternae, Provinsi Maluku Uara (pea lokasi peneliian erlampir), dimulai pada bulan Januari-Mare Meode Peneliian Meode Peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode survey dan observasi. Dalam peneliian survey, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Umumnya, pengerian survey dibaasi pada peneliian yang daanya dikumpulkan dari sampel aas populasi unuk mewakili seluruh populasi Ala Pengumpulan Daa Ala yang digunakan dalam mengumpulkan daa dalam peneliian ini adalah kuesioner yang elah dirancang sebelumnya. Daa-daa yang dibuuhkan anara lain adalah jumlah produksi dan nilai produksi perikanan yang idak dilaporkan (unrepored fisheries), jumlah produksi dan nilai produksi perikanan yang dilaporkan (repored fisheries), fakor-fakor yang yang mempengaruhi erjadinya unrepored fisheries, perkembangan harga ikan dan biaya yang dikeluarkan oleh nelayan dalam akivias penangkapan ikan Jenis dan Meode Pengumpulan Daa Jenis daa yang digunakan dalam peneliian ini mencakup daa primer dan daa sekunder. Pengambilan daa primer diperoleh melalui pengamaan langsung di lapangan, pengisian kuesioner oleh responden. Daa primer dikumpulkan melalui
5 33 pengambilan conoh responden nelayan sesuai dengan ujuan peneliian ini. Penenuan responden dilakukan berdasarkan jenis armada dan ala angkap yang beroperasi di wilayah Koa Ternae. Kerangka pengambilan sampel responden dapa diliha pada Tabel 4.1 beriku ini. No Tabel 4.1 Kerangka Pengambilan Sampel Responden Jenis Armada dan Ala Tangkap Kapal Moor+Pancing Moor Tempel+Jaring Moor Tempel+Pancing Keining+Jaring Jumlah Populasi (uni) Jumlah Sampel (uni) 5 Prosenasi 5 Keining+Pancing Jumlah Sumber : Hasil survey (Januari Mare 2007) (%) Daa sekunder diperoleh dari penelusuran daa dari Dinas Kelauan dan Perikanan Koa Ternae, Kanor Saisik Koa Ternae, Kanor Uni Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN) Ternae, Uni Pangkalan Pendaraan Ikan (PPI Ternae), Bappeda Koa Ternae, sera daa dari Kecamaan dan Kelurahan se Koa Tenrnae dan hasil peneliian sebelumnya. Daa sekunder yang diperlukan berkaian era dengan kinerja ekonomi wilayah, keragaan perikanan wilayah, deskripsi wilayah peneliian yang melipui aspek fisik, sosial, ekonomi, budaya dan kelembagaan (formal/informal) yang mampu menjelaskan dinamika sosial ekonomi dan srukur kelembagaan masyaraka erhadap pemanfaaan sumberdaya perikanan di wilayah Koa Ternae Meode Analisis Meode analisis daa yang digunakan dalam peneliian ini erdiri aas :
6 34 1) Analisis Kerugian ekonomi (economic loss) unuk mengeahu jumlah kerugian ekonomi akiba unrepored fisheries, yang merupakan persenase jumlah reribusi erhadap jumlah nilai produksi perikanan yang idak dilaporkan. EL P r x N UF (4.2) Dimana : EL Economic loss, yaiu besarnya nilai kerugian ekonomi P r Persenase jumlah reribusi N UF Jumlah nilai Produksi yang idak dilaporkan 2) Analisis perubahan nilai, digunakan unuk mengeahui besarnya peluang ekonomi yang dimiliki pemerinah sebagai akiba dari perikanan yang idak dilaporkan (unrepored fisheries). EO n ( UF ) NPP n i 1 i 1 NP UF.. ( 4.1 ) dimana : EO (UF) Besarnya peluang ekonomi yang dapa dimanfaakan oleh pemerinah aas erjadinya unrepored fisheries. NP P Nilai produksi pasar NP UF Nilai Produksi unrepored fishing 3) Resource ren, unuk mengeahui jumlah rene yang seharusnya diperoleh dari pemanfaaan sumberdaya perikanan. R r TV TC... (4. 3) PS PS dimana : R r Resource ren TV PS Nilai produksi perikanan yang dilaporkan (repored fisheries) TC PS Toal biaya yang diperoleh dari Pembiayaan Dinas Kelauan dan Perikanan Koa Ternae. 4). Analisis deskripif yang digunakan unuk mengeahui fakor-fakor yang menyebabkan erjadinya unrepored fisheries sera bagaimana profile dan sisem unrepored fisheries iu erjadi.
7 35 5) Korelasi Rank Spearman unuk mengeahui ingka hubungan anara pasangan beberapa variabel (unrepored fisheries, variable ekonomi, pendidikan dan geografis) dimana: r S Σ d 6Σ d 1 2 n 2 i ( n 1) [ R( X ) R( Y ) ] 2 2 i Σ i i (4.4) 6). Sandarisasi Ala Tangkap Menginga ada beberapa ala angkap yang digunakan dalam kegiaan penangkapan di wilayah peneliian, maka unuk mengukur dengan sauan yang seara, perlu dilakukan sandarisasi effor anar ala angkap dengan eknik sandarisasi yang dikembangkan oleh King (1995) diacu dalam Anna (2003), yaiu : E i ϕ Dengan ϕ i i U U dimana : D i sd i...(4.5) E i effor dari ala angkap yang disandarisasi D jumlah rip dari ala angkap I pada waku i i ϕ nilai kekuaan menangkap dari ala angkap i pada periode U CPUE dari ala angkap i pada waku i U CPUE dari ala angkap yang dijadikan basis sandarisasi sd 7). Model Bioekonomi Sumberdaya Perikanan Esimasi nilai angkapan lesari dari sok ikan merupakan hal pening dalam penilaian sumberdaya perikanan yang idealnya dilakukan per seiap sok ikan (sock by sock basis). Esimasi nilai angkapan lesari dapa dikeahui dengan lebih dahulu mengesimasi ingka produkifias dari sok ikan, yang biasanya
8 36 diesimasi dengan model kuaniaif. Produkifias sok ikan dipengaruhi oleh berbagai fakor, anara lain fakor biologi, iklim, maupun akifias manusia yang menyebabkan urunnya kualias perairan pencemaran, perusakan ekosisem pesisir sera pemuusan maa ranai makanan. Dalam peneliian ini, unuk menganalisis sok ikan akan digunakan model surplus produksi. Model ini mengasumsikan sok ikan sebagai penjumlahan biomass dengan persamaan : X ( ) F X h...(4.6) dimana : F(X ) laju perumbuhan alami h laju penangkapan Ada dua benuk model fungsional yang menggambarkan sok biomasa, yaiu benuk logisik dan benuk Gomperz, namun yang digunakan dalam peneliian ini adalah benuk logisik, yaiu : X rx X 1 K h...(4.7) dimana : r ingka perumbuhan inrinsik (inrinsic growh rae) K daya dukung lingkungan ( carrying capaciy) Jika sok sumber daya perikanan mulai dieksploiasi oleh nelayan, maka laju eksploiasi sumber daya perikaan dalam sauan waku erenu diasumsikan sebagai fungsi dari effor yang digunakan dalam menangkap ikan dan sok sumber daya yang ersedia. Dalam benuk fungsional hubungan iu dapa diuliskan sebagai beriku : H () H (E(),X() (4.8) Selanjunya diasumsikan bahwa laju penangkapan linear erhadap biomass dan effor sebagaimana diulis beriku : H qe X.(4.9)
9 37 Dimana q adalah koefisien kemampuan daya angkap (cachabiliy coefficien) dan E adalah upaya penangkapan. Dengan mengasumsikan kondisi keseimbangan (equilibrium) maka kurva angkapan upaya lesari (yield-effor curve) dari fungsi ersebu di aas dapa diulis sebagai beriku : h q K r 2 2 qke E...(4.10) Esimasi parameer r, K, dan q unuk persaman yield-effor menggunakan eknik non-linear. Namun demikian dengan menuliskan U h /E persamaan (4.4.5) dapa diransformasikan menjadi persamaan linear sehingga model regresi biasa dapa digunakan unuk mengisimasi parameer biologi dari fungsi diaas. Teknik esimasi yang digunakan dalam peneliian ini adalah eknik esimasi parameer yang dikembangkan oleh Clarke, Yoshimoo dan Pooley (1992) aau sering di kenal dengan meode CYP dengan persamaan : ( 2 + ~ ) ( 2 r ) ( 2 + r ) 2r q ln( U + 1 ) ln( qk ) + ln( U ) ( ) ( E ) (4.11) E r Dengan neregresikan hasil angkap per uni inpu (effor), yang disimbolkan dengan U pada periode +I, akan diperoleh koefisien r, q dan K secara erpisah. Selanjunya seelah disederhanakan persamaan (4.4.6) dapa diesimasikan dengan OLS melalui : ( ) C + C ( U ) C ( E E )...(4.12) Ln U n n+ ln n 3 n+ 1 Sehingga nilai parameer r, q dan K pada persamaan (4.9) dapa dipeolah melalui persaman beriku : r 2 1 q K ( C2 ) /( 1 + C2 ) C3( 2 + r ) e ( 2+ r ) / ( 2r ) C / q...(4.13) Nilai parameer r, q dan K kemudian disubsiusikan kedalam persamaan unuk memperoleh ingka pemanfaaan lesari anar waku. Dengan mengeahui koefisien ini, maka manfaa ekonomi dari eksraksi sumber daya ikan diulis menjadi :
10 38 q π pqke 1 E ce...(4.14) r Memaksimalkan persamaan di aas erhadap effor (E) akan menghasilkan : r E 1 2q c pqk Dengan ingka panen opimal sebesar : rk c h pqk...(4.15) c pqk...(4.16) Kemudian dengan mensubsiusikan kedua hasil perhiungan opimasi ersebu ke dalam persamaan (4.4.9), maka akan diperoleh manfaa ekonomi yang opimal. Langkah-Langkah dalam Pemodelan Bioekonomi Unuk melakukan pemodelan bioekonomi ada beberapa langkah yang harus dilakukan (Fauzi dan Anna, 2005): 1. Menyusun daa produksi dan upaya (effor) dalam benuk uru waku (series), sedapa mungkin daa 15 ahun yang lalu. Jika menyangku muligear mulispecies, erlebih dahulu harus dipisahkan menuru jenis ala angkap dan produksi ersebu diusahakan merupakan arge species dari ala angkap yang dianalisis. 2. Melakukan sandarisasi ala angkap. Langkah ini diperlukan karena ada variasi aau keragaman dari kekuaan ala angkap. 3. Melakukan pendugaan erhadap parameer biologi dengan eknik Ordinary Les Square (OLS). 4. Melakukan esimasi parameer ekonomi berupa harga per kg aau per on dan biaya memanan per rip aau per hari melau, sebaiknya diukur dalam ukuran riil (disesuaikan dengan indeks harga konsumen). Jadi, harga nominal pada periode (Pm), misalnya, bisa dikonversi dengan harga riel (P r ) berdasarkan formula beriku P r P n IHK x100...(4.17)
11 39 Melakukan perhiungan nilai opimal berdasarkan formula yang sudah dieapkan. Langkah ini dapa dilakukan dengan sofware EXCELL maupun MAPLE yang memudahkan repeisi (unuk analisis sensiivias) maupun unuk keperluan pembuaan grafik 5. Melakukan analisis konras dengan daa riil unuk meliha sejumlah mana hasil pemodelan bisa dierima sesuai dengan daa riil yang ada. 7). Deskripsi perbandingan hasil analisis unuk mengeahui keerkaian anara unrepored fisheries dengan opimalisasi pemanfaaan dan rezim pengelolaan sumberdaya perikanan angkap. 8). Deskripsi analisis ambiguias kapasias perikanan unuk mengoreksi kapasiaas kurang (under-capaciy) ke kapasias lebih (over-capaciy) pemanfaaan sumberdaya perikanan angkap.
III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data
III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Ekosisem lau memiliki banyak manfaa ekonomi, baik yang selama ini elah erkuanifikasikan maupun manfaa-manfaa yang belum erhiung, dikarenakan nilainya
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort
3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
25 III METODOLOGI PENELITIAN 3 Kerangka Pendekaan Sudi Penerapan kebijakan pemasangan rumpon sebagai ala banu penangkapan ikan yang dilaksanakan pada aun 2002, ela meruba pola sebgian nelayan dalam melakukan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENGATURAN PERIKANAN LEMURU BERDASARKAN MEKANISME SUPPLY DAN DEMAND DI SELAT BALI
J. Bijak dan Rise Sosek KP. Vol.4 No.1, 2009 1 OPTIMALISASI PENGATURAN PERIKANAN LEMURU BERDASARKAN MEKANISME SUPPLY DAN DEMAND DI SELAT BALI Yesi Dewia Sari¹, Sonny Koeshendrajana¹ dan Benny Osa Nababan²
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat
23 3 METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada bulan Mei 200 sampai Mei 20. Pengambilan daa dilakukan di Perairan Selaan Prigi dan Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinci3 METODE UMUM PENELITIAN
3 METODE UMUM PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waku Peneliian Lokasi peneliian dienukan secara sengaja (purposive) di dua lokasi, masing-masing mewakili daerah pada nelayan dan daerah yang relaif rendah kegiaan
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina
Lebih terperinciAplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg
Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang
Lebih terperinciJurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah
Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias
Lebih terperinciSUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia
SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciDAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT
DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT Agus Purwoko Absrak Peneliian ini berujuan unuk unuk mengkaji dampak yang
Lebih terperinciGambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang
METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
Lebih terperinciAlokasi Optimum Sumberdaya Perikanan di Perairan Teluk Palabuhanratu : Sumberdaya Ikan Demersal
Alokasi Opimum Sumberdaya Perikanan di Perairan Teluk Palabuhanrau : Sumberdaya Ikan Demersal YUDI WAHYUDIN 1, TRIDOYO KUSUMASTANTO 2, dan MOCH. PRIHATNA SOBARI 3 1. Divisi Kebijakan Pembangunan dan Ekonomi
Lebih terperinciPeramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis
JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciPENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)
PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinci20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be
19 3 METODOLOGI 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian berjudul Model Pengelolaan Perikanan Pelagis secara Berkelanjuan di PPN Prigi, Trenggalek, Jawa Timur ini dilakukan di PPN Prigi, Kabupaen Trenggalek,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan
Lebih terperinciBAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF
BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciBab IV Pengembangan Model
Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciJurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciRANK DARI MATRIKS ATAS RING
Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias
Lebih terperinciBab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen
Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciBAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel
BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Pedesaan di Indonesia biasanya memiliki ciri agak eringgal bila dibandingkan dengan perkoaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal aspek lainnya, seperi: pembangunan,
Lebih terperinciVARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,
Lebih terperinci