METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
|
|
- Yandi Susman
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah kondisi sumberdaya alam kawasan menuru parameer fisik dan bioik yang berineraksi sau sama lainnya yang dapa dimanfaakan oleh manusia unuk kelangsungan hidupnya. Karakerisik finansial usaha ani adalah kemampuan manusia dalam mengekspoiasi sumberdaya alam secara lesari unuk pemanfaaannya yang berkelanjuan. Sedangkan pemanfaaan saa ini adalah penggunaan lahan exising yaiu anara lain kegiaan; perikanan, pariwisaa, peranian, perdagangan/jasa, permukiman, dan sebagainya. Selanjunya dengan menggunakan krieria kesesuaian lahan, dilakukan analisis erhadap keiga karakerisik unuk memberikan alernaif penggunaan lahan kawasan pesisir unuk peranian yang sesuai dengan kondisi sumberdaya alam dan kebuuhan manusia dalam koneks pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjuan. Selengkapnya Gambar 1 menunjukkan pendekaan yang digunakan dalam sudi ini. Kawasan Pesisir Kabupaen Kulon Progo Karakerisik Fisik Pemanfaaan/Penggunaan Lahan Saa Ini Karakerisik Finansial Usaha Tani Krieria Kesesuaian Lahan Fisik dan Finansial Usaha Tani Perencanaan Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir Gambar 1 Kerangka pemikiran peneliian. Dengan demikian dapa dipahami bahwa pendekaan kesesuaian lahan dapa digunakan unuk membua perencanaan penggunaan lahan unuk peranian (khususnya komodias horikulura) di kawasan pesisir secara erpadu dan berkelanjuan. Konsep pembangunan berkelanjuan menjadi pening unuk
2 14 meminimalisir erjadinya degradasi lingkungan akiba dari perkembangan koa yang idak erarah (urban sprawl). Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di kawasan pesisir Kabupaen Kulon Progo yang mencakup 4 (empa) kecamaan yaiu; Kecamaan Temon, Waes, Panjaan, dan Galur. Peneliian dan pengolahan daa berlangsung selama 6 (enam) bulan dimulai pada Bulan Juli sampai dengan Bulan Desember Pengumpulan Daa Daa yang dikumpulkan erdiri dari daa fisik, ekonomi, sosial dan budaya. Daa fisik melipui; pea lereng (Shule Radar Topographic Mapper/SRTM) skala 1: , pea anah (BPTP Yogyakara) skala 1:50.000, pea adminisrasi, jalan dan penggunaan lahan (Bappeda Kabupaen Kulon Progo dan Souh Java Flood Conrol Secor Projec/SJFCSP Yogyakara) skala 1:50.000, pea drainase skala 1: dan daa curah hujan (Dinas Peranian dan Kelauan Kabupaen Kulon Progo). Daa sosial budaya melipui; kependudukan, pendidikan, kesehaan, sarana prasarana, dan kesenian (BPS Kabupaen Kulon Progo). Keseluruhan daa fisik dan sosial budaya merupakan daa sekunder. Daa ekonomi melipui; modal, enaga kerja, biaya produksi, dan jumlah produksi usaha ani; cabai merah, melon dan semangka diperoleh melalui wawancara langsung dengan sebanyak 15 peani sebagai responden yang ada di daerah peneliian. Analisis Daa Analisis daa yang dilakukan dalam peneliian ini, melipui; (a) idenifikasi karakerisik fisik, ekonomi, sosial budaya dan pemanfaaan lahan kawasan pesisir, (b) analisis sekor basis wilayah dengan meode Locaion Queien (LQ), (c) analisis kesesuaian lahan secara spasial dengan memanfaakan kemampuan Sisim Informasi Geografi (SIG), dan (d) analisis finansial usaha ani. Selanjunya dengan menggabungkan keseluruhan hasil analisis ersebu, dirumuskan perencanaan penggunaan lahan wilayah pesisir. Gambar 2 di bawah ini menunjukkan diagram alir ahapan peneliian.
3 15 Karakerisik Fisik - Pea lereng - Pea curah hujan - Pea anah Karakerisik Ekonomi Karakerisik Sosial Budaya overlay Sauan Lahan (Land Unis) maching Persyaraan Penggunaan Lahan Locaion Queien (LQ) Analisis Finasial (BCR, IRR, NPV) Kesesuaian Lahan unuk Horikulura Pea Penggunaan Lahan Saa Ini overlay Sekor Basis Wilayah Analisis Usaha Tani Sesuai Tidak Sesuai PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN KAWASAN PESISIR Gambar 2 Diagram alir ahapan peneliian. Idenifikasi karakerisik fisik, ekonomi, sosial-budaya, dan pemanfaaan lahan Idenifikasi karakerisik fisik, ekonomi, sosial-budaya, dan pemanfaaan lahan dilakukan secara deskripif. Dengan demikian keseluruhan karakerisik fisik, ekonomi, sosial-budaya, dan pemanfaaan lahan di daerah peneliian dijelaskan secara lengkap sesuai daa dan faka yang ada di lapangan. Analisis sekor basis wilayah Kemampuan memacu perumbuhan suau wilayah sanga erganung dari keunggulan aau daya saing sekor-sekor ekonomi di wilayahnya. Nilai sraegis seiap sekor di dalam memacu dan menjadi pendorong uama (prime mover) perumbuhan ekonomi wilayah berbeda-beda. Sekor ekonomi suau wilayah dapa dibagi dalam dua golongan, yaiu sekor basis dimana kelebihan dan kekurangan yang erjadi dalam proses pemenuhan kebuuhan ersebu menyebabkan erjadinya mekanisme ekspor dan
4 16 impor anar wilayah. Arinya indusri basis ini akan menghasilkan barang dan jasa, baik unuk pasar domesik daerah maupun pasar luar daerah. Sedangkan sekor nonbasis adalah sekor dengan kegiaan ekonomi yang hanya melayani pasar di daerahnya sendiri, dan kapasias ekspor ekonomi daerah belum berkembang. Unuk mengeahui poensi akivias ekonomi yang merupakan basis dan nonbasis dapa digunakan meode Locaion Quoien (LQ), yang merupakan perbandingan relaif anara kemampuan sekor yang sama pada daerah yang lebih luas dalam suau wilayah (Rusiadi e al.,2005). Asumsi dalam LQ adalah erdapa sediki variasi dalam pola pengeluaran secara geografi dan produkivias enaga kerja seragam sera masing-masing indusri menghasilkan produk aau jasa yang seragam. Berbagai dasar ukuran dalam pemakaian LQ harus disesuaikan dengan kepeningan peneliian dan sumber daa yang ersedia. Jika peneliian dimaksudkan unuk mencari sekor yang kegiaan ekonominya dapa memberikan kesempaan kerja sebanyak-banyaknya maka dipakai sebagai dasar ukuran adalah jumlah enaga kerja, sedangkan jika hasil produksi apa yang berperan dalam ekonomi wilayah maka jumlah hasil produksi yang dipilih sebagai dasar ukurannya. Secara maemais formula LQ adalah sebagai beriku: LQij = Xij X. j Xi. X.. Keerangan: LQij = Locaion Quoien Xij = deraja akifias ke-j di wilayah ke-i. Xi. = oal akifias di wilayah ke-i. X.j = oal akifias ke-j di semua wilayah. X.. = deraja akifias oal wilayah. Krieria yang muncul dari perhiungan ini adalah: jika LQ > 1 : sekor basis; arinya komodias j di daerah peneliian memiliki keunggulan komparaif, jika LQ = 1 : sekor nonbasis; arinya komodias j di daerah peneliian idak memiliki keunggulan, produksinya hanya cukup unuk memenuhi kebuuhan di daerah peneliian sendiri. Jika LQ < 1 : sekor nonbasis; arinya komodias j di daerah peneliian idak dapa memenuhi kebuuhan daerahnya sendiri sehingga diperlukan pasokan dari luar daerah.
5 17 Unuk lebih memperdalam analisis LQ selanjunya dilakukan analisis Localizaion Index (LI) dan Specializaion Index (SI). Analisis koefisien lokalisasi (α ) merupakan ukuran relaif konsenrasi pengembangan komodias erenu di suau daerah dibandingkan dengan daerah yang lebih luas dengan besaran erenu (Warpani, 2000). Hasil perhiungan analisis LI akan menunjukkan apakah pengembangan suau komodias erkonsenrasi di daerah erenu aau ersebar di beberapa daerah. Aau secara umum analisis ini digunakan unuk menenukan daerah mana yang poensial unuk mengembangkan komodias erenu. Secara maemais formula LI adalah sebagai beriku: α {( pi Pi) ( p )} 100% = 1 2 P Seelah diperoleh hasilnya maka hasil perhiungan bernilai posiif saja yang dijumlahkan searah dengan komodias yang diselidiki, dengan krieria sebagai beriku: jika 0 <α < 1, arinya pengusahaan komodias i ersebu menyebar, jika α > 1, arinya pengusahaan komodias i ersebu erkonsenrasi di daerah peneliian. Analisis koefisien spesialisasi (β ) merupakan ukuran relaif suau daerah dalam melakukan pengkhususan unuk menanam komodias erenu dan dihiung berdasarkan formula (Warpani, 2000): β {( pi p) ( Pi )} 100% = 1 2 P Hasil perhiungan bernilai posiif saja yang dijumlahkan searah dengan daerah yang diselidiki, dengan krieria: jika 0 < β < 1, arinya bahwa daerah peneliian idak menspesialisasikan unuk menanam komodias i, jika β > 1, arinya bahwa daerah peneliian elah menspesialisasikan unuk menanam komodias i.
6 18 Analisis kesesuaian lahan Tahapan dalam evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan cara, yaiu: 1. Masing-masing komponen karakerisik lahan (karakerisik fisik) dipeakan sehingga diperoleh pea emaik/layer unuk masing-masing karakerisik lahan, yaiu; lereng, curah hujan, dan anah. 2. Selanjunya pea emaik/layer yaiu; pea lereng, pea curah hujan, dan pea anah dilakukan operasi umpang indih (overlay) unuk mendapakan pea sauan lahan (land unis)/spt. 3. Langkah berikunya adalah mencocokkan (maching) masing-masing sauan lahan (land unis)/spt pada pea sauan lahan dengan persyaraan/krieria penggunaan lahan (land requiremens) unuk mendapakan pea kesesuaian lahan masing-masing jenis anaman. Pekerjaan pada proses maching banyak dilakukan dalam daa abular. Dalam peneliian ini kelas kesesuaian lahan menggunakan krieria FAO dalam Framework of Land Evaluaion (FAO, 1976) dan memperimbangkan krieria kesesuaian lahan unuk komodias peranian yang dikeluarkan oleh Balai Peneliian Tanah (BPT, 2003) dengan beberapa penyesuaian. Kelas kesesuaian lahan dibagi menjadi empa kelas yaiu: Kelas S1 : Sanga Sesuai (Highly Suiable) Daerah ini idak mempunyai pembaas (penghamba) yang serius unuk meneapkan perlakuan yang diberikan aau hanya mempunyai pembaas yang idak berari erhadap penggunaannya dan idak akan menaikkan ingkaan perlakuan yang diberikan. Kelas S2 : Sesuai (Moderaely Suiable) Daerah ini mempunyai pembaas (penghamba) yang agak serius unuk memperahankan ingka perlakuan yang harus dieapkan. Pembaas ini akan meningkakan ingkaan perlakuan yang diperlukan. Kelas S3 : Sesuai Bersyara (Marginally Suiable) Daerah ini mempunyai pembaas (penghamba) yang serius unuk memperahankan ingka perlakuan yang harus dierapkan. Pembaas akan lebih meningkakan masukan/ingkaan perlakuan yang diperlukan.
7 19 Kelas N : Tidak Sesuai (No Suiable) Daerah ini mempunyai pembaas (penghamba) permanen sehingga mencegah segala kemungkinan perlakuan. Kesesuaian lahan akan diunjukkan oleh nilai komposi sauan layer yang dilakukan operasi umpang indih. Selanjunya dari angka komposi hasil overlay, kia dapa melakukan penilaian kesesuaian lahan iap-iap sauan lahan dengan cara mencocokkan (maching) anara pea hasil overlay dengan fakor pembaasnya berdasarkan krieria yang elah dieapkan (liha pada Lampiran). Pada ahap ini hasil yang diperoleh adalah pea kesesuaian lahan unuk masing-masing anaman basis yang elah erpilih pada analisis sekor basis wilayah. Tahap berikunya dilakukan operasi overlay anara pea kesesuaian lahan iap-iap sauan lahan unuk masing-masing anaman dengan pea penggunaan lahan saa ini (exising landuse) sehingga akan diperoleh pea yang menunjukkan sebaran spasial kesesuaian lahan menuru karakerisik penggunaan lahan saa ini. Terakhir dilakukan overlay anara pea kesesuaian lahan menuru karakerisik penggunaan lahan saa ini dengan pea adminisrasi kecamaan pesisir. Melalui analisa daa abular pada pea hasil overlay ahap akhir ini dapa dilakukan pemilihan alernaif wilayah pengembangan usaha ani unuk komodias erpilih. Keseluruhan pengolahan daa keruangan (spasial) dalam analisis kesesuaian lahan ersebu di aas dilakukan dengan memanfaakan SIG, yaiu dengan perangka lunak ArcView versi 3.2. Analisis usaha ani Pendekaan yang digunakan unuk memperhiungkan usaha ani adalah berdasarkan kajian ekonomi yaiu melalui analisis finansial. Analisis finansial dalam peneliian ini dimaksudkan unuk mengeahui apakah pemanfaaan lahan unuk peranian (dalam hal ini usaha ani komodias basis erpilih) secara ekonomis layak aau idak layak. Dengan pendekaan analisis finansial maka krieria yang umum digunakan unuk menilai suau usaha layak aau idak layak adalah; (1) Benefi Cos Raio (B/C raio), (2) Inernal Rae of Reurn (IRR), dan (3) Ne Presen Value (NPV). Benefi Cos Raio, merupakan merupakan cara evaluasi usaha dengan membandingkan nilai sekarang seluruh hasil yang diperoleh dengan nilai sekarang seluruh biaya usaha. Hasil perhiungan B/C raio ini akan memiliki dua kaegori, yaiu jika Ne B/C > 1 maka pengusahaan komodias erpilih ersebu la-
8 20 yak, namun jika nilai Ne B/C < 1 maka pengusahaan komodias erpilih ersebu idak layak. Rumus maemais B/C raio adalah sebagai beriku: B C Raio n = = 1 ( B ) ( i) C / 1 + = manfaa yang diperoleh sehubungan dengan suau usaha B pada (ahun, bulan, minggu, dan sebagainya) ke- (Rp.) C = biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan suau usaha pada waku ke-, idak diliha apakah biaya ersebu dianggap bersifa modal (pembelian peralaan, anah, konsruksi, dan sebagainya) (Rp.) i = merupakan ingka suku bunga (15%) = periode (1,2,3,...,n) Inernal Rae of Reurn, merupakan ingka suku bunga dari uni usaha dalam jangka waku erenu yang membua NPV dari uni usaha sama dengan 0 (nol). Krieria dari perhiungan ini adalah, apabila IRR > discoun rae maka maka pengusahaan komodias erpilih layak, namun jika nilai IRR < discoun rae maka pengusahaan komodias erpilih idak layak. Secara maemais IRR dapa diulis sebagai beriku: i ' " ' ( ) i ' i NPV ' ( NPV NPV IRR = + " i ' = ingka discoun rae (DR) pada saa NPV posiif i " = ingka discoun rae pada saa NPV negaif NPV ' = nilai NPV posiif NPV " = nilai NPV negaif Ne Presen Value, merupakan selisih anara nilai saa ini (presen) dari penerimaan dengan nilai sekarang dari pengeluaran pada ingka bunga erenu. Dari hasil perhiungan NPV ini akan diperoleh dua krieria, yaiu usaha peranian komodias erpilih layak diusahakan jika NPV > 0, aau usaha peranian komodias erpilih idak layak diusahakan jika NPV < 0. Formula maemais dari NPV dapa diulis sebagai beriku: )
9 21 NPV = n ( B ( = 1 1+ C ) i ) = manfaa yang diperoleh sehubungan dengan suau usaha B pada (ahun, bulan, minggu, dan sebagainya) ke- (Rp.) C = biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan suau usaha pada waku ke-, idak diliha apakah biaya ersebu dianggap bersifa modal (pembelian peralaan, anah, konsruksi, dan sebagainya) (Rp.) i = merupakan ingka suku bunga (15%) = periode (1,2,3,...,n) Analisis perencanaan penggunaan lahan kawasan pesisir Analisis yang digunakan membua alernaif penggunaan lahan unuk peranian di wilayah pesisir Kabupaen Kulon Progo adalah dengan menggabungkan hasil analisis; idenifikasi karakerisik fisik, ekonomi, sosial budaya dan pemanfaaan lahan, sekor basis wilayah, kesesuaian lahan, dan finansial usaha ani di daerah peneliian. Hasil akhir dari seluruh rangkaian analisis ersebu di aas berupa pea perencanaan penggunaan lahan kawasan pesisir unuk peranian. Unuk lebih meyakinkan hasil perencanaan ruang yang elah dibua maka perlu dilakukan ground check secara acak erhadap daerah-daerah yang erpilih, sehingga hasil perencanaan ersebu sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan.
METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciAPLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI
APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU
ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Ekosisem lau memiliki banyak manfaa ekonomi, baik yang selama ini elah erkuanifikasikan maupun manfaa-manfaa yang belum erhiung, dikarenakan nilainya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciAnalisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu
Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab
13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,
Lebih terperinciIII METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data
III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciKAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR
Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universias Ama Jaya Yogyakara, 26-27 Okober 2016 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Puu Ali Suhanaya 1, Dyah Ayu Lesari 1, 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase
Lebih terperinci20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be
19 3 METODOLOGI 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian berjudul Model Pengelolaan Perikanan Pelagis secara Berkelanjuan di PPN Prigi, Trenggalek, Jawa Timur ini dilakukan di PPN Prigi, Kabupaen Trenggalek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciKelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI
Analisis Jurnal Akuakulur Kelayakan Finansial Indonesia, Budidaya 6(1): 97 102 Ikan Nila (2007) Wanayasa Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 97 hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Bulan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciKELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK
KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan
Lebih terperinciAplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg
Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciKELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT
KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR Purwoko dan Yandra Arkeman Deparemen Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, IPB ABSTRACT Oyser mushroom can be processed ino various
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING SEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
ANALISIS DAYA SAING SEKTOR PERIKANAN DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Paramia Rosmi 1, Gunawan Syahranau 2, Parini 2 1 Mahasiswa Agribisnis Fakulas Peranian Universias Islam Indragiri 2 Dosen Agribisnis Fakulas
Lebih terperinciBAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai
BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT
KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SABUT KELAPA PADA KAWASAN USAHA AGROINDUSTRI TERPADU (KUAT) DI KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT (Performance And Added Value of CocoFiber Agroindusry
Lebih terperinciAnalisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali
Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Okober 2012:43-51 ISSN 2301-9921 Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holsein (PFH) Janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali N. Diamojo, S.
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat
23 3 METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada bulan Mei 200 sampai Mei 20. Pengambilan daa dilakukan di Perairan Selaan Prigi dan Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014
ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale
ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Pedesaan di Indonesia biasanya memiliki ciri agak eringgal bila dibandingkan dengan perkoaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal aspek lainnya, seperi: pembangunan,
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinci372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK
372 REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PETANI DAN MENDUKUNG INDUSTRI PLYWOOD DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Revializaion Of The Foresry Indusry
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN Agustus, September 2014 dan dilanjutkan di Laboratorium
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waku dan Tempa Peneliian ini dilakukan lebih kurang 1 bulan di lapangan yaiu anggal 01 15 Agusus, 01 15 Sepember 2014 dan dilanjukan di Laboraorium Pembangunan Ekonomi Perikanan
Lebih terperinciASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK
ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:
Lebih terperinciGambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang
METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,
Lebih terperinciBab IV Pengembangan Model
Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini
Lebih terperinciANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat
ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU Arifal Hidaya Analisis Economic Engineering ABSTRAK Tujuan uama dari peneliian ini adalah unuk menganalisa invesasi pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciPEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN
Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciLATIHAN SOAL KWU XII
LATIHAN SOAL KWU XII A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling epa dengan memilih huruf a, b, c, d aau e dalam lembar jawab online. 1. Seorang wirausahawan bersedia menyerahkan pengelolaan bisnisnya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Budidaya Paprika Paprika adalah salah sau komodias sayuran yang memiliki nilai ekonomis yang inggi, dimana sebagian besar hasil panennya diekspor ke luar negeri.
Lebih terperinciCROP LAND SUITABILITY FOR CLOVE (Eugenia aromatica L.) BASED ON AGRO-CLIMATE ASPECTS AND ECONOMIC FEASIBILITY (CASE STUDY : SOUTH SULAWESI PROVINCE)
Available online a: hp://journal.ipb.ac.id/index.php/agrome J.Agrome 24 (2) : 39-47, 2010 ISSN: 0126-3633 KAJIAN KESESUAIAN LAHAN TANAMAN CENGKEH (Eugenia aromaica L.) BERDASARKAN ASPEK AGROKLIMAT DAN
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciKAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)
57 Buana Sains Vol 8 No 1: 57-66, 2008 KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Sudi Kasus di Kabupaen Biak Numfor) I Made Suaryadana 1,2) dan Eri Yusnia Arviani 2) 1) Dinas Peranian Kabupaen Biak Numfor 2) Program Pascasarjana,
Lebih terperinciDAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT
DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT Agus Purwoko Absrak Peneliian ini berujuan unuk unuk mengkaji dampak yang
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort
3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
54 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di kabupaen Siubondo, Lumajang dan Jember di Jawa Timur. Pemilihan Jawa Timur dilakukan secara purposive dengan perimbangan bahwa
Lebih terperinci