PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

Indah Nursuprianah, Darsono

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Unnes Science Education Journal

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

Analisis Model dan Contoh Numerik

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

III. METODE PENELITIAN

Ahmad Riyadi Sampurno 1, Erna Zuni Astutik, M.Kom 2

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Statistika Inferensi Tentang Ratarata Dua Populasi Independen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

Muhammad Firdaus, Ph.D

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Metode Regresi Linier

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

B a b 1 I s y a r a t

STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

III. KERANGKA PEMIKIRAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGSD. Oleh:

Transkripsi:

ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan Absrak. Peneliian ini berujuan unuk mengeahui peningkaan hasil belajar isika sisa dengan menerapkan sraegi pembelajaran Genius Learning. Subjek peneliian adalah sisa kelas X SMA Negeri Pancur Bau, di mana dari kelas X-A sebagai kelas eksperimen (sraegi pembelajaran Genius Learning) dan kelas X-B sebagai kela konrol (pembelajaran konvensional) dengan masing-masing kelas berjumlah 40 sisa. Peneliian ini merupakan jenis peneliian quasi experimen dengan menggunakan meode groups prees-poses desaign dalam pengambilan daa peneliian. Berdasarkan daa yang diperoleh dari hasil peneliian menunjukkan, baha raa-raa hasil belajar fisika sisa dengan sraegi pembelajaran Genius Learning mengalami peningkaan. Daa peneliian berupa hasil belajar kogniif diperoleh dari es hasil belajar yang diperoleh unuk mengeahui peningkaan hasil belajar sisa. Hasil analisis daa menunjukkan adanya peningkaan hasil belajar kogniif. Dari hasil analisis ersebu dapa disimpulkan baha penerapan saegi pembelajaran Genius Learning dapa meningkakan hasil belajar fisika sisa. Keyords: genius Learning, cogniive abiliy, hasil belajar PENDAHULUAN Pendidikan IPA-isika merupakan pelajaran eksaka yang mempelajari enang pengeahuan yang rasional dan objekif mengenai alam semesa besera segala isinya. IPA- isika ialah suau kumpulan pengeahuan yang ersusun secara sisemaik, yang di dalam penggunaannya secara umum erbaas pada gejala-gejala alam. Hakeka IPA-isika seharusnya ercermin dalam ujuan pendidikan IPA- isika dan sraegi mengajar yang digunakan. IPA memperoleh kebenaran secara empirik. Kunci pendekaan empirik berdasarkan aas pengamaan yang dilakukan. IPA merupakan suau benuk upaya menjadikan berbagai pengalaman menjadi suau sisem pola berpikir yang logis. Sains merupakan karya manusia yang dihasilkan aau diemukan lea meode ilmiah dan keerampilan proses sains. IPA mempelajari gejala alam melalui proses dan sikap ilmiah erenu. Proses iu misalnya pengamaan dan eksperimen dengan sikap ilmiah yang objekif, jujur, erbuka pada saa pengumpulan daa-daa. Proses yang bersikap ilmiah, sains memperoleh penemuanpenemuan berupa faka maupun eori yang mendasar sampai pada ahap modern. Penemuan yang berupa faka dan eori ini disebu produk IPA. Secara garis besar IPA dapa didefinisikan sebagai sikap ilmiah, proses ilmiah dan produk ilmiah yang disebu sebagai hakeka IPA. Dari pengerian di aas, hakeka belajar isika adalah upaya unuk mengubah perilaku menjadi seorang pemecah masalah dan mencari emuan ilmiah yang dilandasi oleh sikap-sikap ilmiah. isika merupakan salah sau bidang yang menduduki peranan pening dalam pendidikan yang cukup menarik dipelajari. Namun, pada kenyaaanya banyak sisa yang menganggap baha pelajaran isika merupakan maa pelajaran yang membuuhkan aku, pemikiran Vol. No. Desember 0 43

Siagian, H., dan Susano, I.: Pengaruh Sraegi ISSN 5-73X dan keinginan belajar yang lebih dibandingkan maa pelajaran yang lain karena maerinya mengarah pada peran dan rumus-rumus. Keadaan seperi ini mungkin dikarenakan penyampaian pengajaran isika iu sendiri dalam penyajiannya selalu berupa ceramah, sehingga pembelajaran isika kurang menarik, monoon aaupun kosep-kosep yang dipakai idak sederhana sehingga idak mudah unuk dipahami oleh sisa. Menggunakan meode ceramah dalam pembelajaran sains, mengakibakan pembelajaran sains yang kurang efekif karena sisa hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencaa hal-hal pening. Selain iu, guru hanya menganggap baha mengajar bukan sebagi suau hal yang dianggap sebagai anggung jaab yang ulus. Gunaan (007) mengaakan baha dalam mengajar guru masih berpandangan kuno dan berpikiran baha ugas seorang guru hanyalah menyampaikan maeri sedangkan ugas sisa iu sendiri hanya mengeri apa yang disampaikan oleh guru. Siuasi seperi ini sediki banyaknya dapa mempengaruhi mina sisa unuk dapa erpancing dalam belajar, sehingga moivasi sera ekspekasi sisa unuk mempelajari lebih dalam enang pelajaran isika iu sendiri akan memiliki pengaruh erhadap mina belajar sisa. Dengan moivasi sera ekspekasi yang rendah, hal ini enu akan mempengaruhi presasi hasil belajar isika sisa. Gunaan (007) mengaakan, ingka ekspekasi yang kia berikan kepada sisa akan memiliki nilai yang berbanding lurus dengan presasi hasil belajar, jika ingka ekspekasi sisa inggi erhadap pelajaran maka akan seiring dengan peningkaan presasi dan sebaliknya. Unuk iu diperlukan suau sraegi pembelajaran dengan rangkaian pendekaan prakis dalam pembelajaran dengan sraegi Genius Learning. Gunaan (007) mengaakan, ujuan pembelajaran dengan sraegi pembelajaran Genius Learning pada ininya adalah bagaimana membua proses pembelajaran menjadi efekif, efisien, dan menyenangkan. Vol. No. Desember 0 44 Sraegi pembelajaran Genius Learning dalam penerapan dan hasilnya diharapkan dapa membanu sisa unuk bisa mengeri kekuaan sera kelebihan poensi yang mereka miliki yang dapa dikembangkan. Dalam penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning sisa diposisikan sebagai pusa dari proses pembelajaran aau subjek pendidikan, idak seperi yang selama ini di mana sisa diposisikan sebagai objek pendidikan. Dengan penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning dalam proses belajar, sisa diharapkan idak hanya mendengar konsep-konsep isika saja, melainkan juga dapa memahami, meliha, memprakekkan dan mendemonsrasikan secara langsung bagaimana proses konsep-konsep iu erjadi dengan nyaa dalam pembelajaran. Adapun sinaks penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning dengan efekif dan efisien secara sep by sep seperi yang erera dalam Tabel. Tabel. Sinaks Sraegi Pembelajaran Genius Learning ase-ase ase Suasana Kondusif Peranan Guru Guru berusaha memenuhi kebuuhan akan rasa aman, dicinai dan dihargai pada aal peremuan sebelum memulai proses belajar. ase Hubungkan Guru berusaha memberikan afirmasi posiif enang maeri yang akan dipelajari, sehingga membanu sisa dalam menghubungkan apa yang dikeahui oleh sisa dengan maeri ajar sera apa yang mungkin dimanfaakan oleh sisa iu sendiri dari informasi yang dikeahui dengan arahan guru. ase 3 Gambaran Besar ase 4 Tujuan Guru memberi ringkasan dasar enang maeri yang akan dipelajari sebagai pemacu memori ingaan sisa. Guru menyampaikan ujuan yang akan dicapai dari proses akhir.

Siagian, H., dan Susano, I.: Pengaruh Sraegi ISSN 5-73X ase 5 Pemasukan Informasi Vol. No. Desember 0 Guru melibakan beberapa gaya mengajar sehingga proses penyampaian informasi memiliki keunikan ersendiri sera menarik dengan konsep-konsep isika yang sederhana eapi mudah dipahami oleh sisa. ase 6 Akivasi Guru memberikan indakan posiif kepada sisa unuk mengeahui sejauh mana ingka pemahaman sisa erhadap ase 7 Demonsrasi ase 8 Ulangi dan Jangkarkan Guru memberikan ujian pada saa iu juga enang sepuar pengeahuan, pemahaman sera saa yang epa memberikan umpan balik dari informasi yang didapa sisa. Guru melakukan penjangkaran dan pengulangan pada seiap proses dengan suasana yang menyenangkan dan nyaman dan memberikan kesimpulan akhir Tujuan peneliian ini adalah unuk: () mengeahui kecenderungan hasil belajar isika dengan menggunakan sraegi pembelajaran Genius Learning. () Mengeahui kecenderungan hasil belajar isika menggunakan pembelajaran Konvensional. (3) Mengeahui pengaruh yang signifikan erhadap penggunaan sraegi pembelajaran Genius Learning. METODE PENELITIAN Peneliian ini merupakan peneliian quasi eksperimen. Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh sisa SMA Negeri Pancur Bau kelas X yang erdiri aas 7 kelas paralel dengan jumlah sisa sebanyak 40 orang unuk masing-masing kelas. Sampel peneliian ini dienukan dengan memilih kelas secara acak (cluser random sampling). Adapun kelas yang dijadikan sebagai sampel peneliian adalah kelas X-A (kelas eksperimen) yang diajar 45 dengan sraegi pembelajaran Genius Learning dan kelas X-B (kela s konrol) yang diajar dengan pembelajaran Konvensional. Adapun prosedur peneliiannya adalah: () Tahapan Persiapan melipui: (a) Menyusun jadal peneliian. (b) Membua program rencana pengajaran. (c) Mempersiapkan buir es. () Tahapan Pelaksanaan melipui: (a) Menenukan kelas sampel dari kelas yang sudah ada. (b) Melaksanakan prees pada kelas eksperimen dan kelas konrol unuk mendapakan daa aal. (c) Melakukan analisis erhadap daa prees yaiu uji normalias, uji homogenias dan uji perbedaan nilai raa-raa prees sisa pada kelas eksperimen dan kelas konrol. (d) Mela - kukan pengajaran pada dua kelas yaiu, pada kelas konrol diberikan perlakuan dengan pembelajaran Konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan sraegi pembelajaran Genius Learning. (e) Memberikan poses pada kelas eksperimen dan kelas konrol unuk mengeahui hasil belajar sisa seelah diberi perlakuan yang berbeda. (f) Melakukan analisis erhadap daa poses yaiu uji normalias, uji homogenias, uji, pada kelas eksperimen dan kelas konrol, kemudian melakukan uji hipoesis. (3) Seelah uji hipoesis dapa diambil kesimpulan. Uji Homogenias. Unuk uji homogenias dapa di dengan rumus (Sudjana, 00): Varians erbesar Hiung Varians erkecil Karena pengujian saisik dalam panelian ini merupakan uji sau pihak (uji pihak kanan), maka hipoesis nihil H o dengan andingan hipoesis alernaif H a adalah: H o : H a : > Adapun krieria pengujiannya adalah olak H O jika abel, jika harga abel maka hipoesis nihil (H O ) dierima. Harga abel diperoleh dengan rumus (α)(n, n ) pada araf kepercayaan α 0,05.

Siagian, H., dan Susano, I.: Pengaruh Sraegi ISSN 5-73X Pengujian Hipoesis Aal Sudjana (00) mengaakan baha, jika kedua simpangan baku idak sama eapi kedua populasi berdisribusi normal, pendekaan yang cukup memuaskan unuk mengeahui kesamaan raa-raa dua pihak adalah dengan menggunakan saisik. Hipoesis yang akan diuji adalah: Ho : (kemampuan aal sama) Ha : > (kemampuan aal idak sama) Unuk menguji hipoesis peneliian apakah kebenarannya dapa dierima aau diolak, dalam peneliian ini penulis menggunakan uji. Uji yang digunakan adalah uji sau pihak (uji pihak kanan) dengan membandingkan anara dengan andingan. Unuk meng andingan di dengan rumus (Sudjana, 00): + andingan + Sedangkan dicari dengan rumus (Sudjana, 00): x + x di mana: n Jumlah sampel yang diajar dengan sraegi pembelajaran Genius Learning. n Jumlah sampel yang diajar dengan meode pembelajaran konvensional. x Raa-raa hasil belajar isika pada kelas eksperimen. x Raa-raa hasil belajar isika pada kelas konrol. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Prees dan Poses Kelas Sampel Daa hasil peneliian erhadap nilai prees dan nilai poses kelas eksperimen yang diajar dengan sraegi pembelajaran Genius Learning dan kelas konrol yang diuji dengan pembelajaran Konvensional dapa diliha dalam Tabel dan Tabel 3 dibaah ini. Tabel. Daa Nilai Prees dan Poses Kelas Eksperimen. Nilai Prees Nilai Poses Ni Raa- Ni Raa- SD lai Raa lai Raa SD 0 60 3 5 5 65 0 3 70 5 5 3 75 9 30 4 80 3 35 3 36,3 4, 85 6 76,63 7,63 40 6 90 45 4 - - 50 6 - - 55 4 - - 60 - - Σ 40 Σ 40 Tabel 3. Daa Nilai Prees dan Poses Kelas Konrol. Nilai Prees Nilai Poses Nil Raa- Nil Raa- SD ai Raa ai Raa SD 5 3 50 9 0 55 4 5 4 60 6 30 6 65 5 35 5 37,63,76 70 4 68,50 9,95 40 6 75 5 45 3 80 4 50 5 85 3 55 4-60 - Σ 40 Σ 40 Daa Uji Normalias Nilai Prees dan Poses. Berdasarkan pengolahan daa yang dilakukan, diperoleh hasil uji normalias seperi yang erera pada Tabel 4. Tabel 4. Daa Uji Normalias. Kelas Sampel L L abel Keerangan Eksperimen Prees 0,098 0,40 Normal Poses 0,30 0,40 Normal Konrol Prees 0,0 0,40 Normal Poses 0,37 0,40 Normal Vol. No. Desember 0 46

Siagian, H., dan Susano, I.: Pengaruh Sraegi ISSN 5-73X Uji Homogenias Kelas Eksperimen dan Kelas Konrol. Unuk membukikan apakah daa yang diperoleh berasal dari populasi yang homogen, maka dilakukan uji homogenias dengan membandingkan harga dengan harga abel. Di mana harga abel dengan jumlah sisa 40 orang dengan araf signifikan α 5% adalah,7 dengan unuk nilai prees adalah, dan hiumg unuk nilai poses adalah,70. Ternyaa hal ini menyaakan abel baha populasi berasal dari varians yang sama (homogen). Uji Kemampuan Aal Uji hipoesis unuk kemampuan aal adalah unuk mengeahui apakah jumlah populasi kedua kelas sampel dalam peneliian memiliki kemampuan yang sama. Sudjana (00) mengaakan, jika kedua simpangan baku idak sama eapi kedua populasi berdisribusi normal, sehingga uji saisik yang digunakan adalah: x x +. Adapun krieria pengujian hipoesis peneliian. Adapun krieria pengujian hipoesisnya adalah erima H O jika + + + + dan olak H O dalam hal lainnya. Dimana ( α),(n ) ( α),(n ) dan araf kepercayaan 0, 05. Berdasarkan hasil peran, unuk hipoesis aal diperoleh harga -0,49 dengan harga andingan,0. Hasil ini menunjukkan baha harga berada dianara andingan yaiu -,0 < -0,49 <,0. Ini berari hipoesis H O dierima, idak ada pengaruh pembelajaran yang signifikan anara nilai prees kedua kelas. Pengujian Hipoesis Uji hipoesis aau lebih dikenal dengan uji adalah uji unuk mengeahui apakah ada pengaruh yang signifikan dengan sraegi pembelajaran Genius Learning erhadap hasil belajar isika sisa SMA Negeri Pancur Bau pada maeri pokok Besaran dan Sauan semeser I kelas X T.P. 00/0. Unuk mengeahui pengaruh sraegi pembelajaran Genius Learning erhadap hasil belajar sisa, maka uji hipoesis yang digunakan adalah uji kesamaan raa-raa sau pihak yaiu uji pihak kanan dengan membandingan harga dan harga andingan yang diperoleh dari dafar disribusi dengan peluang ( ). Jika pada araf signifikan 0,05 dan abel deraja kebebasan (dk) (n - ) dan (n ), hal ini menunjukkan baha ada pengaruh yang signifikan erhadap hasil belajar fisika sisa dengan penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning seperi yang erera dalam Tabel 5. Tabel 5. Daa Uji Hipoesis. Nilai Poses Eksperimen Konrol andingan 76,63 68,50 4,0,69 Berdasarkan hasil peneliian diperoleh baha nilai prees raa-raa unuk kelas eksperimen yang diajar dengan sraegi pembelajaran Genius Learning sebesar 36,3 dengan Sandar Deviasi sebesar 4, sedangkan unuk kelas konrol yang diajar dengan pembelajaran konvensional adalah 37,63 dengan Sandar Deviasi sebesar,76. Seelah proses belajar selesai dengan menerapkan sraegi Genius Learning diperoleh nilai poses unuk kelas eksperimen yang diajar dengan sraegi pembelajaran Genius Learning sebesar 76,63 dengan Sandard Deviasi sebesar 7,63 dan kelas konrol (X 5 ) sebesar 68,50 dengan Sandard Deviasi sebesar 98,98. Hasil ini menunjukkan baha penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning memiliki pengaruh yang signifikan erhadap hasil pembelajaran. Hasil peran uji normalias, uji homogenias dan peran kemampuan aal sisa. Unuk uji normalias diperoleh L nilai prees kelas eksperimen adalah 0,098 dan L nilai poses kelas eksperimen (X -A) adalah 0,30, L nilai prees kelas konrol Vol. No. Desember 0 47

Siagian, H., dan Susano, I.: Pengaruh Sraegi ISSN 5-73X (X-B) adalah 0,0, L nilai poses kelas konrol adalah 0,37, di mana harga L abel dengan jumlah sisa 40 orang diperoleh sebesar 0,40. Sesuai dengan krieria pengujian hipoesis, jika L < L maka sampel abel berasal dari populasi yang berdisribusi normal. Sedangkan unuk mengeahui baha populasi dari sampel yang memiliki kemampuan yang sama dilakukan uji homogenias dengan membandingkan harga dengan abel. Dengan krieria pengujian unuk uji pihak kanan adalah olak H O jika, jika harga abel abel maka hipoesis nihil (H O ) dierima. Harga abel diperoleh dengan rumus ( α)(n, n ). Dimana H O menyaakan baha populasi memiliki varians yang homogen. Berdasarkan nilai prees kelas eksperimen (X ) dan kelas konrol (X 5 ) diperoleh harga sebesar, dan nilai poses unuk kelas eksperimen (X ) dan kelas konrol (X 5 ),70. Jika dibandingkan dengan nilai abel sebesar,7 menunjukkan baha daa peneliian yang diambil berasal dari sisa dengan kemampuan yang sama karena harga < abel. Sedangkan unuk uji kemampuan aal kedua kelas sampel diperoleh harga unuk andingan,0 dan abel -0,49. Harga ersebu menunjukkan baha harga andingan,03 > abel -0,49. Hasil ini menunjukkan baha Ho dierima baha kedua populasi memiliki kemampuan yang sama. Unuk mengeahui sejauh mana pengaruh sraegi pembelajaran Genius Learning dapa dikeahui dengan hasil uji yaiu uji pihak kanan. Dengan krieria pengujian adalah membandingkan harga dengan harga andingan yang diperoleh dari dafar disribusi dengan peluang ( α). Dari peran uji diperoleh nilai unuk poses kelas eksperimen (X-A) 4,0 dan kelas konrol (X-B) yang diajar dengan pembelajaran konvensional diperoleh harga unuk -nya sebesar,69. Nilai disribusi di aas menunjukkan baha harga > dan menolak H o dan andingan menerima H a. Harga uji menunjukkan baha ada pengaruh yang signifikan erhadap hasil belajar isika sisa dengan penerapan pembelajaran yang diajar dengan sraegi pembelajaran Genius Learning dan pembelajaran Konvensional pada Maeri Pokok Besaran dan Sauan Semeser I Kelas X di SMA Negeri Pancur Bau Tahun Pelajaran 00/0. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis daa dapa disimpulkan baha adanya peningkaan hasil belajar kogniif sisa dengan menerapkan sraegi pembelajaran Genius Learning dibandingkan dengan pembelajaran yang biasanya diberikan oleh guru yaiu pembelajaran yang konvensional pada maeri Besaran dan Sauan. Adapun saran dalam menerapkan sraegi pembelajaran Genius Learning berdasarkan pengalaman dan eori enang penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning adalah: () Penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning akan lebih maksimal jika kia menguasai prinsip-prinsip aau langkah-langkah dalam penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning dalam dalam kelas. () Kepada guruguru disarankan unuk menggunakan pembelajaran dengan sraegi pembelajaran Genius Learning pada maa pelajaran dengan maeri pokok yang berbeda. DATAR PUSTAKA Gunaan, A.W. 007. Sraegi Genius Learning. Jakara: Gramedia Pusaka. Gunaan, A.W. 007. Born o be a Genius. Jakara: Gramedia Pusaka. Sudjana. 00. Meode Saisik. Bandung: Tarsio. Vol. No. Desember 0 48