Indah Nursuprianah, Darsono
|
|
- Leony Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Perbedaan Kemampuan Komunikasi Maemaika Siswa Yang Menggunakan Pendekaan Pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) Dan Pendekaan Konvensional Indah Nursuprianah, Darsono Program Sudi Pendidikan Maemaika, Jurusan Tarbiyah, STAIN Cirebon, Jalan Perjuangan By Pass Cirebon , Indonesia, Telepon: Maemaika merupakan salah sau ilmu dasar dan berdiri sendiri yang memegang peranan pening dalam pengembangan ilmu pengeahuan dan eknologi (IPTEK) dewasa ini. Dewasa ini kejuaraan maemaika diraih oleh pura Indonesia. Namun, permasalahannya adalah sejauhmana pengeahuan maemaika dapa dipahami oleh generasi penerus bangsa eruama yang masih duduk di bangku sekolah idak hanya yang berdomisili di perkoaan, eapi yang berada di daerah pelosok di seluruh Indonesia? Pembelajaran maemaika hendaknya dimulai yang erdeka dengan siswa, dari mulai yang sederhana sampai kepada yang kompleks. Pada dasarnya pendekaan relisic membimbing siswa unuk menemukan kembali konsep-konsep maemaika yang pernah diemukan oleh para ahli maemaika aau bila memungkinkan siswa dapa menemukan sama sekali hal yang belum pernah diemukan. Dari pembelajaran RME diharapkan kemampuan komunikasi maemaika siswa dapa meningka unuk pemahaman maemaika ke arah yang lebih kompleks. Berdasarkan hal ersebu di aas, penulis erdorong unuk mengkaji Pendekaan RME dalam upaya meningkakan kemampuan komunikasi maemaika siswa. Peneliian ini dilaksanakan di kelas VII SMPN 1 Pabedilan kecamaan Pabedilan Kabupaen Cirebon pada ahun pelajaran 2007/2008. sampel peneliian diambil secara sampling purposif yakni kelas VII C sebagai kelas eksperimen yang menggunakan pendekaan pembelajaran RME dan kelas VII G kelas konrol yang menggunakan sraegi konvensional (klasikal). Dari hasil perhiungan uji, maka diperoleh hiung sebesar 3,45 sedangkan nilai abel 2,38 (olak H 0, jika hiung > abel dalam hal lain H 0 dierima). Hal ini berari bahwa H a dierima sehingga dikaakan erdapa perbedaan yang signifikansi anara kemampuan komunikasi siswa dengan pendekaan pembelajaran RME dan konvensional. Peningkaan kemampuan komunikasi maemaika siswa dengan menghiung raa-raa peningkaan kemampuan komunikasi maemaika bahwa kelas eksperimen dengan pendekaan pembelajaran RME sebesar 15,8 sedangkan pada kelas konrol aau kelas konvensional skor peningkaan raa-raanya adalah 12,76. Kaa Kunci : RME, kemampuan komunikasi, pendekaan konvensional. Dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa mendapakan perubahan-perubahan yang anara lain dapa memahami, mengembangkan, sera mengamalkan ilmu pengeahuan yang didapa oleh siswa ke dalam kehidupan keseharian. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang permanen aau berlangsung selama hidup, bukan perubahan yang bersifa semenara. Berdasarkan realias sraegi pembelajaran maemaika yang berlangsung saa ini aau sraegi konvensional yang lebih mengedepankan hapalan konsep. Tidak hanya pembangunan konsep, kemampuan komunikasi maemaika akan suli didapa oleh siswa, yang pada akhirnya siswa kurang begiu baik dalam kemampuan komunikasi maemaika. Pembelajaran maemaika diharapkan membenuk aspek-aspek kemampuan maemaika yang sanga pening. Seperi : penerapan auran, penemuan pola, komunikasi maemaika dll. Aspek aspek ersebu dapa ercapai jika pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan siswa aau dari hal-hal yang deka dengan Perbedaan Kemampuan Komunikasi. (Indah Nursuprianah dan Darsono) 137
2 siswa. Aspek komunikasi maemaika ini sanga pening dan sudah sewajarnya mendapakan perhaian yang khusus dari seorang guru erhadap para siswa unuk menunjang pemahaman, pembangunan konsep maemaika aau unuk meningkakan hasil dan presasi belajar maemaika, hal ini sejalan denga pengerian yang menyebukan bahwa komunikasi adalah saling menukar ide-ide dengan cara apa saja yang efekif. (moekija,1993:7). Unuk menganisipasi hal-hal yang elah disampaikan diaas, maka enulah kreaifias seorang gurulah yang menjadi pening sehingga siswa mendapakan hakika dari ilmu maemaika yang sebenarnya. Salah sau caranya adalah dengan menerapkan pendekaan pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) yang menyajikan pembelajaran dengan banuan hal-hal yang real. Pendekaan pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) merupakan pendekaan dengan mengedepankan unuk mencari suau konsep kembali konsep-konsep maemaika yang pernah diemukan oleh para ahli maemaika aau bila memungkinkan siswa dapa menemukan sama sekali hal yang belum pernah diemukan erkai dengan kehidupan nyaa. Dalam proses pendekaan pembelajaran RME ersebu siswa dapa meningkakan kemampuan komunikasi maemaika dengan bimbingan seorang guru. Beriku lima prinsip uama dalam kurikulum maemaika realisik : a. Didominasi oleh masalah-masalah dalam koneks, melayani dua hal yaiu sebagai sumber dan sebagai erapan konsep maemaika b. Perhaian diberikan pada pengembangan model-model, siuasi, skema, dan simbol-simbol c. Sumbangan dari para siswa sehingga siswa dapa membua pembelajaran menjadi kondusif dan produkif, arinya siswa memproduksi sendiri dan mengkonruksi sendiri (yang mungkin berupa algorima, rule, aau auran) sehingga dapa membimbing para siswa dari level maemaika informal menuju maemaika formal d. Inerakif sebagai karakerisik dari proses pembelajaran maemaika e. Inerwinning (membua jalinan) anar opic aau anar pokok bahasan aau anar srand (TIM MKPBM.2004:128) Berdasarkan sudi pendahuluan dan hasil wawancara dengan salah sau Guru Maemaika di SMP N I Pabedilan Kecamaan Pabedilan Kabupaen Cirebon yaiu Ibu Tai Harai mengemukakan bahwa Kebanyakan siswa kurang dapa menguasai simbol-simbol dan membaca koneks maemaika. Maka dari iu masalah yang dihadapi oleh siswa adalah kurangnya kemampuan komunikasi maemaika, karena sraegi pembelajaran yang memeningkan penyampaian konsep, yang berbeda dengan pendekaan pembelajaran RME yang dapa meningkakan aspekaspek pokok maemaika yang salah saunya adalah komunikasi maemaika. Aas dasar inilah penulis erdorong unuk melakukan peneliian unuk mengkaji perbedaan kemampuan komunikasi maemaika siswa anara yang menggunakan pendekaan pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) dan sraegi Konvensional aau klasikal. Adapun rumusan masalahnya sebagai beriku : Seberapa besar kemampuan komunikasi maemaika siswa di SMPN I Pabedilan Kecamaan Pabedilan Kabupaen Cirebon yang menggunakan pendekaan 138 EduMa, Vol. 1, No. 2, Desember 2009:
3 pembelajaran RME?, Seberapa besar kemampuan komunikasi maemaika siswa di SMPN I Pabedilan Kecamaan Pabedilan Kabupaen Cirebon yang menggunakan pendekaan pembelajaran konvensional?, dan apakah ada perbedaan kemampuan komunikasi maemaika siswa yang menggunakan pendekaan pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) dan sraegi konvensional aau klasikal. MATERI DAN METODA Sampel. Populasi dalam peneliian ini adalah kelas VII, VIII dan IX SMPN I Pabedilan Kecamaan Pabedilan Kabupaen Cirebon. Akan eapi menginga keerbaasan waku, biaya dan enaga yang ada pada diri penelii, maka penelii mengambil populasi arge secara purvposive dipilih kelas VII yang secara keseluruhan berjumlah 296 siswa, dengan alasan maeri yang dielii yaiu pokok bahasan segiiga dan segiempa sesuai maeri yang ada pada kelas VII SMPN I Pabedilan Kecamaan Pabedilan Kabupaen Cirebon. Adapun sampel dalam skripsi dilakukan dengan menggunakan random sampling purposive. Yaiu pengambilan secara random (acak) melalui pengundian anpa pandang bulu. Adapun yang dielii secara acak adalah kelasnya bukan siswanya. Dari ujuh kelas VII erambil dua sampel aau kelas unuk pendekaan konvensional yaiu kelas VII G dengan jumlah siswa 41 siswa sebagai kelas konrol dan unuk kelas pendekaan pembelajaran RME yaiu kelas VII C dengan jumlah siswa 41 siswa sebagai kelas eksperimen. Teknik Eksperimen. Tes digunakan unuk mengeahui kemampuan siswa dalam komunikasi maemaika. Tes dilakukan sebelum perlakuan (pre es) dan seelah perlakuan (pos es). Adanya pre es dimaksudkan unuk mengeahui kemampuan awal siswa sebelum dierapkannya pendekaan pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) dan sraegi konvensional, sedangkan pos es dilakukan dengan maksud unuk mengeahui kemampuan komunikasi maemaika siswa seelah diadakannya proses pembelajaran yang menggunakan pendekaan pembelajaran RME dan sraegi konvensional. Tujuan dari peneliian ini adalah unuk mengkaji kemampuan komunikasi maemaika siswa di SMPN I Pabedilan Kecamaan Pabedilan Kabupaen Cirebon melalui pendekaan pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME). Peneliian menggunakan pendekaan kuaniaif menggunakan eknik eksperimen. Desain peneliian ini menggunakan Desain pre es dan pos es sebagai beriku: R O 1 X 1 O 2 R O 1 X 2 O 2 Keerangan : O 1 = Pre es, O 2 = Pos Tes, R = Random Sampling / Kelas sampel, X 1 = Pendekaan pembelajaran RME, dan X 2 = Sraegi Konvensional Adapun analisis daa yang digunakan sebagai beriku: Analisis Deskripif. Uji Normalias menggunakan uji Chi-Kuadra, Uji Homogenias menggunakan uji F, Uji hipoesis menggunakan uji. Perbedaan Kemampuan Komunikasi. (Indah Nursuprianah dan Darsono) 139
4 Deskripsi Daa HASIL Daa Tes Awal Kelompok Konrol. Dari disribusi frekuensi es awal kelompok konrol diperoleh raa-raa X skor 7,3 dengan kaegori sanga kurang skor eringgi sebesar 17 dan skor erendah adalah 2. Varians sebesar 15,5 dan simpangan bakunya 3,9. Daa Tes Awal Kelompok Eksperimen. Dari disribusi frekuensi es awal kelompok eksperimen diperoleh skor eringgi adalah 21 dan skor erendah adalah 4. skor raa-raa X 10,3 dengan kaegori kurang. Varians sebesar 18,6 dan simpangan 3,7. Daa Tes Akhir Kelompok Konrol. Dari hasil kemampuan komunikasi maemaika aau es akhir kelompok konrol diperoleh skor eringgi adalah 32 dan skor erendah adalah 12. raa-raa X = 20,2 dengan kaegori sedang. Varians sebesar 32,4 dan simpangan bakunya adalah 5,7. Daa Tes Akhir Kelompok Eksperimen. Dari hasil kemampuan komunikasi maemaika aau es akhir kelompok eksperimen diperoleh skor eringgi adalah 40 dan skor erendah adalah 18. Raa-raa X = 26,3 dengan kaegori baik. Varians sebesar 35,5 dan simpangan bakunya adalah 6,1. Uji Normalias. Unuk kelas konrol, elah diuji normalias dengan 2 X yang mana dari hasil perhiungan menggunakan rumus chi kuadra ( ) di dapakan harga X 2 hiung sebesar 5,48. sedangkan harga X 2 abel dengan araf = 0,001 db = k-3 (k:banyak kelas inerval) adalah sebesar 13,3. Sehingga X 2 hiung < X 2 abel kesimpulan yang didapa dari hasil ini yaiu bahwa sampel berdisribusi normal. Unuk kelas eksperimen, hasil yang di dapa dalam pengujian normalias daa adalah sebesar 3,17 dengan db dan dan inerval kepercayaan yang sama dengan kelas konrol didapakan X 2 abel sebesar 13,3. sehingga dalam hal ini erliha bahwa X 2 hiung < X 2 abel. Suau kesimpulan yang sama dengan kelas konrol yaiu bahwa sampel berdisribusi normal. Uji Homogenias. Unuk menguji homogenias kedua sampel dilakukan dengan menganalisa varians yaiu dengan uji F. dari hasil perhiungan di dapa harga f hiung sebesar 1,88 semenara f abel dengan araf nyaa a = 0.01 adalah sebesar 2,362 sehingga f hiung < f abel, maka kesimpulannya adalah bahwa kedua sampel ersebu homogen. 140 EduMa, Vol. 1, No. 2, Desember 2009:
5 Uji Hipoesis. Seelah beberapa persyaraan analisis di analisa maka akan mudah meneukan rumus mana yang akan digunakan dalam menguji hipoesis. Unuk disribusi normal dengan sampel yang homogen, maka pengujian hipoesis bisa dilakukan dengan uji korelasi. Unuk menganalisa daa guna mendapakan informasi apakah ada perbedaan yang signifikan anara kemampuan komunikasi maemaika siswa yang menggunakan pendekaan pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) dengan yang menggunakan sraegi Konvensional dilakukan dengan uji. Hasil perhiungan didapakan hiung sebesar 3,45 semenara abel n + n 2 Dan inerval dengan deraja kebebasan db sebesar 76 ( ) 1 2 kepercayaan 99% adalah sebesar 2,38 sehingga erliha hiung > abel yaiu 3,45 > 2,38. krieria yang berlaku yaiu erima Ha jika hiung > abel. Semenara hasil perhiungan nilai hiung > abel. Maka hipoesis Ho olak dan Ha dierima. Ini berari ada perbedaan kemampuan komunikasi maemaika siswa yang signifikan anara siswa yang belajar dengan pendekaan pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RMR) dan Sraegi Konvensional. PEMBAHASAN Dengan selesainya pengujian hipoesis, kia bisa mengeahui kemampuan komunikasi maemaika siswa yang manakah yang lebih inggi sehingga kia bisa mengeahui apakah ada peningkaan kemampuan komunikasi maemaika siswa sebelum dan sesudah pendekaan pembelajaran RME diberikan bisa diliha dari skor raa-raa peningkaan kemampuan komunikasi maemaika siswa pada kedua kelas. Skor raaraa peningkaan kemampuan komunikasi maemaika siswa yang menggunakan pendekaan pembelajaran RME sebesar 15,8 sedangkan pada kelas konrol aau kelas konvensional skor peningkaan raa-raanya adalah 12,76. dengan masing-masing daa pada kedua kelompok berdisribusi normal sera mempunyai varians yang homogen. Dengan demikian pendekaan pembelajaran RME dapa meningkakan kemampuan komunikasi maemaika siswa. Hal ini sesuai dengan salah sau prinsip pembelajaran RME yaiu perhaian diberikan pada pengembangan model-model, siuasi, skema dan simbol-simbol komunikasi maemaika. (MKPBM, 2001 : 128). Skor raa-raa peningkaan kemampuan komunikasi maemaika siswa yang menggunakan pendekaan pembelajaran RME sebesar 15,8 sedangkan pada kelas konrol aau kelas konvensional skor peningkaan raa-raanya adalah 12,76. dengan masing-masing daa pada kedua kelompok berdisribusi normal sera mempunyai varians yang homogen. Hasil perhiungan didapakan hiung sebesar 3,45 semenara abel dengan deraja kebebasan db sebesar 76 ( n + n 2) 1 2 2,38 sehingga erliha hiung berlaku yaiu erima Ha jika hiung. Dengan inerval kepercayaan 99% adalah sebesar > abel yaiu 3,45 > 2,38. krieria yang > abel. Semenara hasil perhiungan Perbedaan Kemampuan Komunikasi. (Indah Nursuprianah dan Darsono) 141
6 nilai hiung > abel. Maka hipoesis Ho olak dan Ha dierima. Ini berari ada perbedaan kemampuan komunikasi maemaika siswa yang signifikan anara siswa yang belajar dengan pendekaan pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RMR) dan Sraegi Konvensional. DAFTAR PUSTAKA Abin Syamsudin.M. Psikologi pendidikan perangka sisem pengajaran modul. Bandung : Remaja Rosdakarya. Anas Sudijono Penganar Evaluasi Pendidikan. Jakara : PT Raja Grapindo Persada Arief.S Sadiman Media pendidikan pengerian, pengembangan dan pemanfaaannya. Jakara : Raja Grafindo Persada. Dani Vardiansyah Penganar Ilmu komunikasi. Bogor : Ghalia Indonesia Erman Suherman Evalusi Pembelajaran Maemaika. Bandung : UPI Fanny Chaerul Umam Upaya meningkakan kemampuan komunikasi maemaika siswa melalui model pembelajaran berbalik (Reciprocal Teaching). Skripsi STAIN: Tidak dierbikan. Harjano Perencanaan pengajaran. Jakara : Rineka Cipa. J.I.G.M.Dros Sekolah mengajar aau mendidik. Yogyakara : Kanisius. Jujun.S Suriasumanri Filsafa ilmu sebuah penganar populer. Jakara : Pusaka sinar harapan. Karno To Mengenal Aanalisis Tes. Bandung : UPI Moekija Teori Komunikasi. Bandung : Mandur Maju Mulyasa Kurikulum yang disempurnakan (pengembangan sandar kompeensi dasar). Bandung : Remaja rosda karya. M.Subana Dkk Dasar-Dasar Peneliian Ilmiah. Bandung : Pusaka Seia. Ngalim Purwano, dkk Meodologi pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Ria L. Ahkinson, dkk. Penganar Psikologi. Jakara : Erlangga. Ruseffendi Penganar kepada membanu guru mengembangkan kompeensinya dalampengajaran maemaika unuk meningkakan CBSA. Bandung : Tarsio Dasar-dasar maemaika modern dan konemporer unuk guru. Bandung : Tarsio Slameo Belajar dan facor-fakor mempengaruhinya. Jakara : Rineka cipa Sugiyono Meode peneliian pendidikan. Bandung : Alfabea Suharsimi Arikuno Prosedur Peneliian. Jakara : Rineka Cipa Surjadi membua siswa akif belajar. Bandung : Mandur maju Syaeful Bahri Djamarah dan Aswan zain Sraegi Belajar Mengajar. Jakiara : Rineka Cipa Syuaeb Kurdi, dkk.2006.model pembelajaran efekif pendidikan agama Islam di SD dan MI. Bandung : Pusaka Bani Quraisy. 142 EduMa, Vol. 1, No. 2, Desember 2009:
7 Tim MKPBM Sraegi pembelajaran meemaika konemporer. Fakulas pendidikan MTK dan IPA. UPI Bandung. The NCTM Commission on sandars foe school mahemaics. Assessmen sandards for school mahemaics. Amerika: NCTM Perbedaan Kemampuan Komunikasi. (Indah Nursuprianah dan Darsono) 143
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan
Lebih terperinciTINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:
Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciKadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***
PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,
Lebih terperinciPengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newon pada Siswa X SMA Negeri 4 Palu Nursia, Darsikin, dan Syamsu Shiajung@yahoo.co.id Pend. Fisika, FKIP, Universias
Lebih terperinciPENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)
PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK
PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciVARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciPENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN
PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF
BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap
Lebih terperinciUnnes Science Education Journal
USEJ 3 (1) (014) Unnes Science Educaion Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU MENGGUNAKAN LKS BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V
Ni Nyoman Niha Samadhi, Puu Nanci Riasini. (17). Pengaruh Pembelajaran Quanum Berbanuan Permainan Dalam Pembelajaran Terhadap Keakifan Dan Hasil Belajar Kogniif IPA Siswa Kelas V. Inernaional Journal of
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciPENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA
JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA Rika Mulyai Musika Sari Program Sudi Pendidikan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW
Lebih terperinciPeramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis
JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciPENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F
PENERAPAN PERHITUNGAN FISHER-SNEDECOR UNTUK UJI F Zihaul Haq 1, Bowo Nurhadiono, S.Si, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika, Universias
Lebih terperinciASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK
ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciVolume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN
Volume, Nomor, Juni 7 ISSN 978-77 Barekeng, Juni 7 hal6-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variance Mulivaria Analysis for Experimen wih Complee Random
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciPENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.
PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar
Lebih terperinciMuhammad Firdaus, Ph.D
Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE CRIPT DALAM MENINGKATKAN PRETAI BELAJAR IWA Yuli Trilarasai, Iskandar yah dan Muhammad Basri FKIP Unila Jalan Prof. Dr. oemanri Brojonegoro No. Bandar Lampung 3545
Lebih terperinciAPLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND
APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 2 SURABAYA
Sudi Komparasi Anara Hasil Pembelajaran Koneksual Dengan Konvensional STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI SURABAYA INDRAYANA
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK
ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciPEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN
Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime
Lebih terperincie-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11
PERBEDAAN PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA KOMPETENSI MEMBUAT POLA CELANA PANJANG (SLACK) DI SMK NEGERI 3 KEDIRI Aufa Rohmaul Laili Mahasiswi Program
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciAhmad Riyadi Sampurno 1, Erna Zuni Astutik, M.Kom 2
ANALISA DISTRIBUSI GAUSSE UNTUK PENGUJIAN STATISTIK Ahmad Riadi Sampurno 1, Erna Zuni Asuik, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika,
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*
PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
Lebih terperinciKLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK
KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
Lebih terperinciUSULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X
USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri
Lebih terperinciIndonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
IJCETS 3 (1) (2014): 39-46 Indonesian Journal of Curriculum and Educaional Technology Sudies hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jkp PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGENAI RAGAM BUDAYA
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES
IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGSD. Oleh:
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBI DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA KEGIATAN MENGENAL BAGIAN TUBUH HEWAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN BAGIAN TUBUH MAKHLUK HIDUP KELAS IV SDN SEMAMPIR SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah
37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciPERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)
Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinci