PERECANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI ITEM DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA Dio Kharisa Putra, Rusindiyanto dan Budi Santoso Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pebangunan Nasional Veteran Jawa Tiur Eail : theowthestar@yahoo.co, ABSTRAK CV. Fajar Teknik Sejahtera erupakan perusahaan yang bersifat ass production yang eproduksi beberapa jenis produk karet seperti belt conveyor, O-ring seal, LPG shield. Seakin eningkatnya perintaan konsuen dari waktu ke waktu terutaa untuk jenis produk belt conveyor ebuat perusahaan berproduksi seaksial ungkin, sehingga seringkali enyebabkan terjadinya penupukan produk di gudang. Penupukan. produk ini dapat engakibatkan tingginya biaya produksi yang dikarenakan tingginya biaya sipan dari julah produksi yang tidak terkendali tersebut. Selain itu penupukan juga enyebabkan bertabahnya kerusakan produk yang disipan. Keadaan ini ebuat perusahaan tidak bisa eperoleh keuntungan yang aksial karena produksi yang tidak terencana dan terkontrol. Untuk data penelitian Produk yang diteliti adalah Belt Conveyor lebar (0,5 eter), Belt Conveyor lebar (1eter), dan Belt Conveyor lebar (1,5 eter) Data produksi yang diabil bulan Januari 013 Deseber 013 Data perintaan yang diabil bulan Januari 013 Juni 014 Variabel Bebas data produksi yang diabil bulan Januari 013 Deseber 013, Data perintaan yang diabil bulan Januari 013 Juni 014, biaya produksi, biaya sipan, biaya set up per run dan Variabel Terikat total biaya persediaan yang iniu. Dengan adanya asalah tersebut, aka diadakan penelitian perencanaan dan pengendalian produk belt conveyor untuk einialakan total biaya kesediaan. Total biaya persediaan pada periode periode Januari 013 Deseber 013 diperoleh total biaya persedian sebesar Rp. Rp. 17.361.078, sedangkan dengan enggunakan etode EPQ didapatkan total biaya persedian sebesar Rp. 10.086.643,-. Diana berarti dengan enggunakan etode EPQ biaya total persedian bisa dikurangi sebesar Rp. 5.74.435,- ( 15, %) Keywords: Econoic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT In the developent of the industry is radly increasing world will cause copetition. This copetition arises because of the and the eergence of a variety of siilar copanies. In order to survive it is necessary to perforance iproveents as well as production anageent in order to achieve optial bacilli. Besides, the products also have to be able to copete in the arket in ters of both price and quality CV. Dawn Engineering Sejahtera is ass production to produce several kinds of rubber products such as conveyor belts, O-ring seal, shield LPG. In production for this copany does not have a definite plan and produce only based on intuition alone leadership. The increasing consuer deand fro tie to tie, especially for the type of conveyor belt products aking the copany producing as uch as possible, so that often lead to the accuulation of products in the warehouse. Stacking. This product could result in higher production costs due to the high 65
cost of the savings and the aount of the uncontrolled production. In addition it also causes increased accuulation of daage stored products. This situation akes the copany can not obtain the axiu profit because production is not planned and controlled. Given these probles, the research conducted planning and control of conveyor belt products to iniize the nuber of the total cost of readiness. The total cost of inventory in the period the period January 013 - Deceber 013 acquired the total cost of supply of Rp. USD. 17 361 078, while the EPQ obtained using total supply cost of Rp. 10 086 643, -. Where ean EPQ using total supply costs can be reduced by Rp. 5,74,435, - (15%). Keywords: Econoic Production Quantity, Nasution, AH, Planning and Inventory Control PENDAHULUAN Dala perkebangan dunia industri yang seakin pesat akan enyebabkan tibulnya persaingan. Persaingan ini tibul karena adanya dan tibulnya berbagai perusahaan sejenis. Untuk dapat bertahan diperlukan adanya peningkatan-peningkatan kinerja serta pengelolaan produksi agar basil yang dicapai akan optial. Disang itu produk yang dihasilkan juga harus dapat bersaing di pasaran baik dari segi harga aupun kualitasnya. Supaya harga produk dapat bersaing dengan kualitas yang tetap bagus, diperlukan adanya penurunan biaya produksi sehingga biaya dapat ditekan seinial ungkin. Untuk dapat berproduksi secara optial diperlukan suatu perencanaan produksi yang baik sehingga nantinya diharapkan bisa engkoordinasikan bagian seperti bahan baku, pekerja, esin, serta efektif dan efisien. Karena produksi direncanakan untuk eenuhi perintaan konsuen, diusahakan perencanaan produksi dapat engebangkan produksi untuk dapat engantisipasi perintaan konsuen di asa yang akan datang. CV. Fajar Teknik Sejahtera erupakan perusahaan yang bersifat ass production yang eproduksi beberapa jenis produk karet seperti belt conveyor, O-ring seal, LPG shield. Dala berproduksi selaa ini perusahaan belu epunyai suatu perencanaan yang pasti dan berproduksi hanya berdasarkan intuisi nan saja. Seakin eningkatnya perintaan konsuen dari waktu ke waktu terutaa untuk jenis produk belt conveyor ebuat perusahaan berproduksi seaksial ungkin, sehingga seringkali enyebabkan terjadinya penupukan produk di gudang. Penupukan. produk ini dapat engakibatkan tingginya biaya produksi yang dikarenakan tingginya biaya sipan dari julah produksi yang tidak terkendali tersebut. Selain itu penupukan juga enyebabkan bertabahnya kerusakan produk yang disipan. Keadaan ini ebuat perusahaan tidak bisa eperoleh keuntungan yang aksial karena produksi yang tidak terencana dan terkontrol. Dengan adanya asalah tersebut, aka diadakan penelitian perencanaan dan pengendalian produk belt conveyor untuk einialakan total biaya kesediaan. Tinjauan Pustaka Produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dapat enibulkan tabahan anfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau anfaat ini dapat terdiri dari beberapa aca, isal faedah bentuk, faedah waktu, faedah tepat serta kobinasi dari faedah-faedah tersebut di atas. Apabila terdapat suatu kegiatan yang dapat enibulkan anfaat baru atau engadakan penabahan dari anfaat yang sudah ada, aka kegiatan tersebut sebagai kegiatan produksi. (Agus Ahyari, 1986) Sofyan Assauri (1980) berpendapat bahwa fungsi produksi adalah bertanggung jawab atas pengolahan bahan baku clan penolong atau pebantu enjadi jasa yang akan eberikan hasil pendapatan bagi perusahaan u[ntuk elaksanakan fungsi produksi ini diperlukan serangkaian kegiatan yang erupakan suatu siste untuk elaksanakan kegiatan produksi 66
diperlukan banyak kegiatan. Hal ini terjadi terutaa di perusahaan besar. Di perusahaan kecil kegiatan produksi dapat dilakukan oleh satu atau beberapa orang saja. Ada epat fungsi produksi yang utaa, yaitu : - Proses (processes) adalah etode dan teknik yang digunakan untuk engolah bahan. - Jasa-jasa (services) berupa badan pengorganisasian untuk enerapkan teknik-teknik, sehingga proses dapat berjalan efektif. - Perencanaan (planning) erupakan hubungan atau korelasi dan organisasi dari kegiatan produksi untuk suatu dasar waktu (a tie base). - Pengawasan (control) berfungsi untuk eberikan jainan bahwa aksud atau tujuan penggunaan bahan dilaksanakan sebaik-baiknya. Sofyan Assauri (1980) enyatakan bahwa proses produksi terdiri dari beberapa peralatan diana bahan-bahan dikobinasikan atau diolah enjadi barang-barang atau jasa-jasa yang akan diberikan kepada pelanggan dala perputaran untuk endapatkan pendapatan, proses produksi terdiri dari siste diana perubahan atau pengolahan tersebut dilaksanakan dan peralatan dipergunakan. Siste pengolahan atau proses yang banyak dipergunakan aekarang ini adalah : a. Batch Production Batch production erupakan pengolahan atau pengerjaan sejulah besar variasi produk dengan variasi bahan-bahan yang terbatas. Proses ini dapat digunakan dengan baik untuk enghasilkan produk dala julah besar atau dala julah kecil. Batch production pada uunya erupakan suatu proses yang sulit untuk direncanakan oleh karena itu hendaknya bahan-bahan di pergunakan secara efektif. b. Process Siste Proses siste adalah suatu produksi diana produk dibuat secara terus-enerus dala suatu pola tertentu. Contohnya adalah penyulingan inyak, industri seen dan lain sebagainya. Proses siste ini biasanya berhubungan dengan pengolahan. bahan baku enjadi perantara untuk industri. c. Mass Production - One Product Produksi asa dengan single product uunya banyak terdapat pada industri pengolahan Perbedaan utaa terletak pada aliran bahan-bahan yang sangat ruit yang enghasilkan sejulah besar bagian koponen yang harus dirakit untuk ebuat produksi akhir. Salah satu contoh ass production adalah produksi obil. d. Mass Production - Multi product Perkebangan produksi asa pada akhir-akhir ini adalah enuju pada produksi dan suatu seni article yang sangat bervariasi. seperti perakitan dari serangkaian koponen dala berbagai cara, contohnya dapat dilihat pada kevariasian obil-obil terkenal. e. Construction Process Pada construction bahan-bahan dan koponen dibawa ke suatu tepat dan digunakan untuk engerjakan pebangunan di tepat tersebut. Contohnya adalah proses pebuatan kapal clan perusahaan bangunan Model Statis EPQ (Econoic Production Quantity) Nasution, A.H. (1996) Model EPQ adalah perpanjangan dari odel Econoic Order Quantity (EOQ). Model EPQ ini dikebangkan oleh E.W. Taft pada tahun 1918. Model persediaan ini berlaku bagi perusahaan yang pengadaan bahan baku atau koponennya dibuat sendiri oleh perusahaan. Dala hal ini tingkat produksi perusahaan untuk ebuat bahan baku diasusikan lebih besar daripada tingkat peakaiannya dan tingkat produksi bersifat tetap (konstan). Tujuan dari odel statis EPQ ini adalah enentukan berapa julah bahan baku (koponen) yang harus diproduksi, sehingga einiukan biaya persediaan yang terdiri dari biaya set-up produksi dan biaya penyipanan. Paraeter-paraeter yang dipakai dala odel ini adalah sebagai berikut. D = julah kebutuhan barang selaa satu periode P = tingkat produksi perusahaan untuk ebuat bahan baku selaa satu periode 67
A = biaya tetap untuk peenuhan peesanan C = biaya variabel dari produksi atau pebelian h = biaya yang berhubungan dengan posisi dari persediaan itu sendiri dala perusahaan biasa dilabangkan dengan h = ic diana i adalah indeks carrying cost tahunan = biaya kerugian (shortage) per unit yang terbebas dari durasi ˆ = biaya kerugian (shortage) per unit per tahun Q = julah peesanan Iax = level persediaan aksial yang ada b = level peesanan ulang aksiu yang diizinkan T= panjang siklus, panjangnya waktu antara peneriaan dari peesanan ulang K = biaya rata-rata tahunan yang adalah fungsi dari suatu ketentuan persediaan T p = waktu yang diperlukan untuk ebuat produk jadi selaa sub-siklus Produksi Q* = nilai iniu order quantity Gabar 1. Econoic Production Quantity (EPQ) (Suber: Nasution, A.H. (1996)) Econoic Production Quantity (EPQ) Multi Ites Metode untuk ulti ite pada dasarnya saa dengan etode single ite. Dengan contoh bahwa jenis produk tersebut dibuat pada suatu siklus dan pada peralatan yang saa dengan deikian optiu dari operasi produksi untuk tiap-tiap produk dapat dicari. Maksiu persediaan diatas produk yaitu ( - ri) tp dan rata-rata persediaan adalah ( ri) tp setengah dari keseluruhan tersebut atau, julah produk yang di produksi adalah Qi Ri =. tp =. Diana n adalah julah siklus produksi per n tahun. Sehingga dengan deikian n forulas! rata-rata persediaan adalah dapat dinyatakan sebagai berikut : Rata-rata persediaan ( ri) tp ( ri) Ri = n Diana : i = Tipe atau jenis produk R= Kebutuhan per tahun dala unit n = Julah siklus produksi optial per tahun P = Biaya produksi tiap unit Q = Volue produksi Q* = Volue produksi optial 68
p = Laju produksi per hari r = Laju perintaan per hari C = Biaya set-up per run H = Biaya sipan per unit per tahun = Banyaknya tipe atau jenis produk Jika stock out dianggap tidak ada, aka total biaya produksi sebagai berikut : Total biaya produksi = biaya produksi + biaya set-up + biaya sipan Secara forulasi dapat ditulis : 1 ( ri) TC RiPi n Diana : i1 i1 n i1 = banyaknya jenis produk i = produk ke-i Untuk eperoleh total cost yang iniu diabil turunan pertaa dan dari TC terhadap n dan disaa dengankan dengan nol dan diperoleh : dtc 1 ( ri) 1 ( ri) 0 dn n n : n i1 i1 i1 i1 ( ri) RiHi n i1 i1 i1 ( ri) Dengan deikian julah produk ke-i yang diproduksi dapat dihitung dengan forulasi Ri Qi*= n * Sedangkan total biaya iniu adalah: 1 ( ri) TC*= Ri Pi n* i1 i1 n i1 ( ri) ( n*) i1 i1 i1 Ri Pi Sedangkan dari dtc = 0, diperoleh bahwa ; i1 n* ( ri) ( n*) i1 i1 ( n*) TC* Ri Pi i1 i1 Jadi, TC* = Ri Pi n* ( n*) n* i1 i1 i1 i1 i1 4( n*) Ri Pi n* METODE PENELITIAN Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel variabel variabel yang berhubungan dengan penelitian dan nantinya akan dianalisa yang terdiri dari : a. Variabel Terikat Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu Total biaya persediaan yang iniu. i1 69
b. Variabel Bebas Yaitu variabel yang eperngaruhi variabel terikat, terdiri dari : Data produksi yang diabil bulan Januari 013 Deseber 013 Data perintaan yang diabil bulan Januari 013 Juni 014 Biaya produksi Biaya sipan Biaya set up per run Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional variabel antara lain : a. Variabel Terikat (Dependent Variable) Total biaya persediaan yang iniu. Yaitu biaya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan akibat adanya persediaan produk jadi. b. Variabel Bebas (Independent Variable) 1. Data perintaan per tahun (Ri) Adalah perintaan per tahun untuk asing-asing jenis belt conveyor.. Data produksi per tahun () Adalah rata-rata produksi per hari dala satu tahun berproduksi. 3. Biaya produksi per produksi (Pi) Adalah biaya yang diperlukan untuk eproduksi satu unit belt conveyor yang eliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead perusahaan. 4. Biaya sipan (Hi) Adalah seua biaya yang dikeluarkan untuk fasilitas dan resiko untuk asing-asing jenis produk tiap unit per tahun. 5. Biaya set-up per run ( ) Adalah seua biaya yang tibul dala epersiapkan produksi yang eliputi biaya enyusun peralatan produksi, penyetelan esin, epersiapkan gabar kerja, dan seterusnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah seua data diketahui langkah selanjutnya enghitung total biaya produksi perusahaan periode Januari 013 Deseber 013 dengan ruus sebagai berikut : Total persediaan per tahun = Biaya produksi + biaya set-up + biaya sipan 1 ( ri) RiHi TC RiPi n Dengan forulasi di atas didapatkan total i1 i1 n i1 biaya persediaan untuk asing-asing jenis produk yaitu : a. Produk Belt Conveyor (0,5) 1 (7 0) 5.830 167 = (5.830 x 8135) + ( 48 x 50.000 ) = Rp. 47.47.050 + Rp..400.000 + Rp. 5.616 = Rp. 49.85.666 b. Produk Belt Conveyor (1) = = (7.815 x 755) + ( 48 x 50.000 ) = Rp. 56.697.85 + Rp..400.000 + Rp. 1.476 = Rp. 59.119.301.48 7 1 (33 7) 7.815 1451.48 33 70
c. Produk Belt Conveyor (1,5) 1 (13 7 ) 7.958 x 1593 = (.000 x 7968) + ( 48 x 50.000 ).48 13 = Rp. 15.936.000 + Rp..400.000 + Rp. 60.948 = Rp. 18.396.948 Total BiayaProduksi Produk ( TC 1 ) TC Produk Belt Conveyor (0,5) + TC Produk Belt Conveyor (1) + TC Produk Belt Conveyor (1,5) = Rp. 50.664.963 + Rp. 59.1.745 + Rp. 18.385.667 = Rp. 17.361.078 Tabel 1 Perhitungan Total Biaya Persediaan Perusahaan Periode Januari 013 Deseber 013 dengan Metode EPQ Multi Ites Data pengolahan perusahaan (Suber: Data diolah) TC * RiPi n * i1 i1 TC* = Rp. 100.886.643 + 1.00.000 = Rp. 10.086.643 Jadi total biaya persediaa periode Januari 013 Deseber 013 dengan etode EPQ Multi Ites adalah Rp. 10.086.643 Sedangkan waktu optial antara siklus produksi dapat dihitung enggunakan forulasi : ( Qi / Pi) (( Ri / n) / Pi) i1 i1 sehingga diperoleh : 1.186 1.163 400 110hari 7 33 13 Waktu produksi yang tersedia tiap siklusnya adalah : 88 N / n* 56hari 5 Perbandingan Total Biaya Persediaan Riil Perusahaan (TC 1 ) dengan Total Biaya Persediaan Menggunakan EPQ Multi Ites (TC ) Periode Januari 013 Deseber 013 Perbandingan Total biaya persediaan periode Januari 013 Deseber 013 dapat dilihat pada tabel berikut : 71
Tabel Perbandingan Total Biaya Persediaan Riil Perusahaan dan Setelah enggunakan EPQ Multi Ites Periode Januari 013 Deseber 013 (Suber: Data diolah) Dari etode peraalan terlih tersebut setelah diuji verifikasi dengan MRC ternyata tidak ada data yang out of control. Ini enunjukkan peraalan tersebut dapat digunakan. Berdasarkan peraalan di atas aka dapat ditentukan bahwa volue perintaan asing-asing produk untuk periode Juli 014 sapai Juni 015. adalah a. a. Produk Belt Conveyor (0,5) = 5.434 Meter / Tahun b. Produk Belt Conveyor (1) = 7.745 Meter / Tahun c. Produk Belt Conveyor (1,5) = 390 Meter / Tahun Perhitungan Volue Produksi Ekonois Periode Juli 014 sapai Juni 015. Berdasarkan hasil peraalan telah didapatkan volue perintaan asing-asing produk untuk periode Juli 014 sapai Juni 015. Dari volue perintaan tersebut selanjutnya ditentukan laju perintaan per hari (ri) dari asing-asing produk dengan cara ebagi julah volue perintaan asing-asing produk pada periode tersebut dengan julah hari kerja dala satu tahun, sehingga diperoleh perintaan per hari untuk asing-asing produk sebagai berikut : a. Produk Belt Conveyor (0,5) 4.981 / 88 = Rp. 19 Meter / Hari b. Produk Belt Conveyor (1) 7.099 / 88 =Rp. 7 Meter / Hari c. Produk Belt Conveyor (1.5).191 / 88 =Rp. 8 Meter / Hari Setelah data biaya, data laju produksi, data perintaan tahunan (Ri) periode Juli 014 sapai Juni 015 Tabel 3 Data-Data untuk Menghitung siklus produksi n* Periode Juli 014 sapai Juni 015. (Suber: Data diolah) 7
Perhitungan Total Biaya Persediaan dengan EPQ Periode Juli 014 sapai Juni 015. Dari hasil pengolahan data-data dapat diketahui bahwa : 1. Berdasarkan perhitungan kondisi riil perusahaan periode Januari 013 Deseber 013 diperoleh total biaya persediaan sebesar Rp. Rp. 17.361.078,-,-dengan 48 kali siklus produksi.. Sedangkan hasil perhitungan dengan enggunakan etode EPQ total biaya persediaan periode Januari 013 Deseber 013 sebesar Rp. 10.086.643,-,- dengan siklus produksi sebanyak 5 kali dan volu produksi ekonois untuk asing-asing produk setiap satu kali produksinya sebanyak: a. Produk Belt Conveyor (0,5) = 1.166 b. Produk Belt Conveyor (1 ) = 1.563 c. Produk Belt Conveyor (1,5) = 400 3. Dari perbandingan total biaya persediaan riil perusahaan dan total biaya pesediaan enggunakan etode EPQ periode Januari 013 Deseber 013 didapatkan total pengheatan sebesar Rp. Rp. 5.74.435,- 4. Metode Ekonoic Production Quantity (EPQ) Multi Ites dapat digunakan untuk engendalikan produk belt conveyor di CV. Fajar Teknik Sejahtera 5. Hasil peraalan untuk periode Juli 014 sapai Juni 015. didapatkan siklus produksi optial sebanyak 3 kali pada periode tersebut dengan volue produksi ekonois untuk asing-asing produk setiap kali produksi adalah : a. Produk Belt Conveyor (0,5) = 1.811 b. Produk Belt Conveyor (1) =.58 c. Produk Belt Conveyor (1,5) = 787 Dengan total biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp. 10.339.985,- KESIMPULAN Dari hasil analisa dan pebahasan yang telah dikeukakan pada bab sebelunya, aka dapat ditarik kesipulan sebagai berikut : 1. Pada kondisi riil perusahaan eiliki siklus produksi sebanyak 48 kali produksi pada periode Januari 013 Deseber 013. Sedangkan dengan etode usulan EPQ didapatkan siklus produksi optial sebanyak 60 kali pada periode yang saa.. Total biaya persediaan pada periode periode Januari 013 Deseber 013 diperoleh total biaya persedian sebesar Rp. Rp. 17.361.078, sedangkan dengan enggunakan etode EPQ didapatkan total biaya persedian sebesar Rp. 10.086.643,-. Diana berarti dengan enggunakan etode EPQ biaya total persedian bisa dikurangi sebesar Rp. 5.74.435,- 3. Metode Econoic Production Quantity (EPQ) sebagai etode usulan epunyai total biaya persediaan yang lebih kecil dari total biaya riil perusahaan sebesar Rp. 10.339.985,-. sehingga dapat digunakan untuk erencanakan produksi produk belt conveyor sebagai upaya untuk einialisasi total biaya DAFTAR PUSTAKA Ahyari, A. 1986. Manajeen Produksi Pengendalian Produksi. Edisi Keepat. BPFE: Yogyakarta. Assauri, S. 1980. Manajeen Produksi. Fakultas Ekonoi Universitas Indonesia: Jakarta. Biegel, J. E. 199. Pengendalian Produksi: Suatu Pendekatan Kuantitatif. Akadeika Pressindo: Jakarta. Makridakis, S., Wheelwright, S.C., and Mc. Gee, V.E., 1988. Metode dan Aplikasi Peraalan. Edisi Kedua, Jilid Satu. Erlangga: Jakarta. 73
Nasution, A.H. 1996. Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. Teknik Industri. ITS: Surabaya. Senator, N.B. 1993. Manajeen Material. Institut Teknologi Bandung: Bandung. Tersine, R.J. 1988. Principle of Inventory and Material Manageent. Third Edition. Elsevier Science Publishing Co., Inc. Wignjosoebroto, S. 1990. Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja. Edisi Kedua. Institut Teknologi Sepuluh Nopeber: Surabaya. 74