Identikasi Jenis Konik dan Kuadrik Berdasarkan Bentuk Matriks A dan Elemen Matriks K pada Persamaan Kuadratik x 0 Ax + Kx + j = 0

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

ANALISIS PERUBAHAN BENTUK PERMUKAAN KUADRAT MENGGUNAKAN DIAGONALISASI MATRIKS SKRIPSI ARDIANSYAH

Fungsi Dua Peubah dan Turunan Parsial

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA)

GEOMETRI ANALIT DI R3

RINGKASAN IRISAN KERUCUT (PARABOLA, ELIPS, DAN HIPERBOLA)

METODE ELIMINASI DAN SUBSTITUSI DALAM MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN KUARDRATIK IRISAN KERUCUT. Nurul Saila1

Matematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA

SILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN

Modul Matematika 2012

Fungsi Non-Linear. Modul 5 PENDAHULUAN

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

Geometri dalam Ruang, Vektor

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS

IKIP BUDI UTOMO MALANG. Analytic Geometry TEXT BOOK. Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd

Kalkulus Multivariabel I

Eigen value & Eigen vektor

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN disebut vektor eigen dari matriks A =

SOLUSI PENDEKATAN TERBAIK SISTEM PERSAMAAN LINEAR TAK KONSISTEN MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR

Kata Pengantar. Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan hingga modul ajar ini dapat terselesaikan.

1.1 Fungsi Dua Peubah Atau Lebih 1.2 Turunan Parsial Fungsi Dua Peubah atau Lebih

BAB III MATRIKS HERMITIAN. dan konsep-konsep lainnya yang berkaitan dengan matriks Hermitian. Matriks

Aljabar Linier Elementer. Kuliah ke-9

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER KODE / SKS : IT / 2 SKS

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

Matriks biasanya dituliskan menggunakan kurung dan terdiri dari baris dan kolom: A =

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

terlatih dalam konsistensi dan keteraturan pola pikir dan prilaku terampil dalam membuat konstruksi ilmiah maupun konstruksi geometri.

7. NILAI-NILAI VEKTOR EIGEN. Nilai Eigen dan Vektor Eigen Diagonalisasi Diagonalisasi Ortogonal

PERSAMAAN BIDANG RATA DAN VEKTOR NORMAL. (,, ) dan (,, ). Dan misalkan

PETA KOMPETENSI MATA KULIAH GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG (PEMA4317) XIII

Aljabar Linear Elementer

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

PERSAMAAN GARIS. Dua garis sejajar mempunyai gradien sama, sehingga persamaan garis yang sejajar l dan melalui titik (3,4) adalah

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

PERSAMAAN BAKU PARABOLA DAN PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA MAKALAH

PENDAHULUAN LANDASAN ANALISIS

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN MATEMATIKA PEMINATAN TP 2015 / 2016

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER JURUSAN : TEKNIK KOMPUTER JUMLAH SKS : Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 2.

Matematika EBTANAS Tahun 1991

KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag

TINJAUAN PUSTAKA. dianalisis dan hasilnya ditransformasi menjadi matriks berukuran??

Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat

KISI KISI LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR 2014

Materi Aljabar Linear Lanjut

fungsi Dan Grafik fungsi

Pengantar Vektor. Besaran. Vektor (Mempunyai Arah) Skalar (Tidak mempunyai arah)

SILABUS. Mengenal matriks persegi. Melakukan operasi aljabar atas dua matriks. Mengenal invers matriks persegi.

Hendra Gunawan. 19 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertemuan 1 Sistem Persamaan Linier dan Matriks

Solusi Persamaan Linier Simultan

MODUL 8 FUNGSI LINGKARAN & ELLIPS

TRANSFORMASI LINIER (Kajian Fungsi antar Ruang Vektor)

Matematika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004

BAB 6 RUANG HASIL KALI DALAM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 UJIAN NASIONAL. Matematika (D10) PROGRAM STUDI IPA PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

Peta Kompetensi Mata Kuliah Geometri Analitik Bidang dan Ruang (PEMA4317) xiii

7. Himpunan penyelesaian. 8. Jika log 2 = 0,301 dan log 3 = 10. Himpunan penyelesaian

1.1. Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 1.2. Susunan Koordinat Ruang R n 1.3. Vektor di dalam R n 1.4. Persamaan garis lurus dan bidang rata

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

GEOMETRI ANALITIK RUANG. Dr. Susanto, MPd

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan

Kalkulus Peubah Banyak Modul Pembelajaran. January UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

Menentukan Nilai Eigen Tak Dominan Suatu Matriks Definit Negatif Menggunakan Metode Kuasa Invers dengan Shift

Aljabar Linier Elementer

5. PERSAMAAN LINIER. 1. Berikut adalah contoh SPL yang terdiri dari 4 persamaan linier dan 3 variabel.

Pertemuan 2 & 3 DEKOMPOSISI SPEKTRAL DAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR

MATRIKS BENTUK KANONIK RASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN PEMBAGI ELEMENTER INTISARI

DESKRIPSI PEMELAJARAN - MATEMATIKA

Fisika Matematika II 2011/2012

APLIKASI DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA KOMPRESI UKURAN FILE GAMBAR

4. SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI

PEMBAHASAN TRANSFORMASI KEBALIKAN

MODUL 3 BIDANG RATA. [Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat]

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E.

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan

PERTIDAKSAMAAN PECAHAN

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika

B. 30 X + 10 Y 300; 20 X + 20 Y 400; X 0, Y 0 C. 10 X + 30 Y 300; 20 X + 20 Y 400, X 0, Y 0 D. 10 X + 30 Y 300, 20 X + 20 Y 400, X 0, Y 0

BAB 4 : SISTEM PERSAMAAN LINIER

Bab 2 LANDASAN TEORI

KS KALKULUS DAN ALJABAR LINEAR Eigen Value Eigen Vector TIM KALIN

Bab 1 : Skalar dan Vektor

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Sains Volume 14 Nomer 3(A) 1431 Identikasi Jenis Konik dan Kuadrik Berdasarkan Bentuk Matriks A dan Elemen Matriks K pada Persamaan Kuadratik x Ax + Kx + j = Putra B. J. Bangun, Irmeilyana, dan Derry Alamsyah Jurusan Matematika, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia Intisari: Konik (irisan kerucut) merupakan persamaan kuadratik dalam dua variabel yaitu x dan y. Sedangkan kuadrik merupakan persamaan kuadratik dalam 3 variabel, yaitu x; y; dan z. Kedua bentuk persamaan kudratik tersebut dapat dinyatakan dalam notasi matriks, berbentuk x Ax + Kx + j =. Bentuk konik dan kuadrik dapat dikenali dari bentuk matriks A dan elemen matriks K, yang berhubungan dengan pola perkalian silang dan pasangan dari masing-masing variabel pada persamaan kuasratiknya. Untuk dapat mengidentikasi bentuk grak persamaan kuadratik tersebut dilakukan dengan penstandaran berdasarkan Teorema Sumbu Utama pada R 2 dan R 3. Penstandaran bentuk dapat melalui rotasi, translasi, atau gabungan rotasi-translasi menjadi system koordinat baru (dengan perubahan variabel). Kata kunci: konik, kuadrik, Teorema Sumbu Utama. Juli 211 1 PENDAHULUAN B entuk kuadratik Q dalam n variabel x 1 ; x 2 ; : : : ; x n adalah suatu polinomial berpangkat dua dengan bentuk Q = nx i=1 a ii x 2 i + 2 X 1i<jn a ij x i x j ; a ij 2 R atau dalam notasi matriks Q = x T Ax dengan x = B@ x 1 x 2. x n 1 CA, dan A = (a ij); i; j = 1; 2; : : : ; n adalah matriks simetrik. Q Bentuk merupakan suatu fungsi dari R n ke R. Contoh suatu persamaan yang mengandung bentuk kuadratik ini, adalah ax 2 + 2bxy + cy 2 + dx + ey + f = (dengan paling sedikit satu nilai dari a; b; c tidak nol) yang dikenal sebagai persamaan kuadratik dalam dua variabel (x dan y) atau disebut juga konik (irisan kerucut). Selain itu juga ax 2 +by 2 +cz 2 +2dxy+2exz +2fyz +gx+hy+iz +j = (dengan nilai a; b; c tidak semuanya nol) disebut persamaan kuadratik dalam 3 variabel (x; y dan z) atau dikenal dengan permukaan kuadrik. Kedua persamaan kuadratik ini dapat dinyatakan dalam notasi matriks, berbentuk! x! T Ax + Kx + j =. Pada konik A = a b, x = x dan K = d e. Sedangkan b c y pada kuadrik A = B@ a d e d b f e f c 1 1 CA ; x = CA dan K =g h i B@ x y z. Konik dan permukaan kuadrik yang paling sederhana terjadi jika konik dan kuadrik berada dalam posisi standar (berpusat pada pusat sumbu koordinat). Jika permukaan kuadrik dipotong oleh suatu bidang, maka bidang hasil irisannya berbentuk kurva disebut trace bidang [1]. Trace bidang ini merupakan bentukbentuk konik. Konik-konik berbentuk elips, lingkaran, hiperbola dan parabola merupakan konik non degenerate. Konik selainnya disebut degenerate, yang didalamnya termasuk titik, suatu garis, pasangan garis (baik yang berpotongan, maupun yang sejajar) dan himpunan kosong (, yang dikenal juga konik imajiner). Sedangkan jenis kuadrik dapat berbentuk elipsoid, bola, hyperboloid, dan paraboloid. Bentuk-bentuk jenis konik non degenerate dan kuadrik ini mempunyai persamaan umum yang tidak melibatkan perkalian silang antar variabel. Adanya satu atau lebih pola perkailan silang, yaitu pola perkalian silang xy pada konik dan pola xy; xz; dan yz pada kuadrik, membuat bentuknya sulit dikenali/diidentikasi. Dalam hal ini perlu dikaji bentuk matriks A dan elemen matriks K dari persamaan kuadratik, sehingga bentuk konik maupun kuadrik dapat dengan 'mudah' diketahui. Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana mengic 211 FMIPA Universitas Sriwijaya 1431-1

dentikasi bentuk konik dan kuadrik dari persamaan kuadratik dalam 2 dan 3 variabel dengan mengidenti- kasi bentuk matriks A pada bentuk kuadratik x T Ax dan elemen matriks K. 2 METODE PENELITIAN Langkah-langkah dalam mengidentikasi jenis konik dan kuadrik serta merepresentasikan grak persamaan x T Ax + Kx + j = adalah: 1. Menuliskan persamaan kuadratik dalam bentuk matriks. 2. Menentukan nilai eigen dari matriks A. 3. Mengidentikasi bentuk matriks A berdasarkan tanda nilai-nilai eigen-nya. 4. Mengidentikasi pengaruh elemen matriks K. 5. Mengidentikasi bentuk konik/kuadrik dengan menghubungkan tanda konstanta dan bentuk matriks A dengan persamaan bentuk kuadrik dalam posisi standar. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Identikasi Jenis Konik (Irisan Kerucut) pada x T Ax + Kx + f = Bentuk-bentuk dari persamaan konik ax 2 + 2bxy + cy 2 + dx + ey + f = (dengan paling sedikit satu nilai dari a; b; c tidak nol) non degenerate pada posisi standar (berpusat pada O(; )), tidak mengandung pola perkalian silang (nilai b = ). Bentuk konik non degenerate yang berpusat di (; ) mempunyai persamaan kuadratik dengan A merupakan matriks diagonal (dengan elemen diagonalnya adalah a dan c yang tidak semuanya nol) dan K = untuk persamaan ellips dan hiperbola. Untuk K 6=, untuk persamaan ellips dan hiperbola dilakukan proses translasi. Dalam hal ini nantinya dihasilkan persamaan konik dalam posisi standar dengan sistem koordinat baru. Sedangkan untuk persamaan parabola yang 'berpusat' di (,), satu dari nilai a dan c bernilai nol. Jika a =, maka e 6= dan jika c =, maka d 6=. Dalam hal ini K 6=. Persamaan kuadratik dalam x dan y yang tidak mempunyai pola perkalian silang (b = ) atau A merupakan matriks diagonal dan dengan K = (untuk ellips dan hiperbola) dapat diidentikasi bentuk koniknya dari jumlah tanda nilai-nilai dari a; c, dan konstanta (yang positif, negatif, dan yang nol), dengan nilai a dan c ini merupakan nilai eigen dari A. Selanjutnya untukk 6=, terjadi perubahan variabel melalui proses translasi, yaitu menjadi a(x + d 2a )2 + c(y + e 2c )2 + l = Atau ax 2 + cy 2 + l = d ; dengan l = f 2 e 2, = x + d dan 4a 4c x 2a.y = y + e Berdasarkan proses translasi ini bentuk 2c konik berada pada posisi 'standar' dengan persamaan konik ax 2 + cy 2 + l = yang pusatnya berada pada d ( ; 2a e 2c ). Sedangkan untuk b yang tidak bernilai nol, perlu memperhatikan nilai-nilai eigen dari A. Berdasarkan Teorema Sumbu UtamaR 2, proses untuk mempresentasikan bentuk konik yang mengandung pola perkalian silang secara grak dapat melalui proses rotasi yang mungkin juga diikuti dengan proses translasi (untuk K 6= ). Adapun prosedur untuk mengidentikasi bentuk konik yang dirotasi dari posisi standar sebagai berikut: 1. Menentukan polinomial karakteristik dari A. 2. Menentukan nilai-nilai eigen ( 1 dan 2 ) dan vektor-vektor eigen (x 1 dan x 2 ) padanannya. 3. Ortonormalisasi vektor-vektor eigen dari A. Karena x i 2 R 2 ; i = 1; 2, maka tentukan vektor satuan dari x i (menjadi u i ) 4. Membentuk matriks p = u 1 u 2 5. Menentukan det(p ) dan sudut Jika det(p ) = 1, maka P mempresentasikan suatu rotasi melalui sudut. Jika det(p ) = 1, maka lakukan pertukaran terhadap 2 kolom pada matriks P, sehingga det(p ) = 1. 6. Pengubahan sistem koordinat, dengan mensubtitusi X = P X, dimana x = x y! sehingga didapat Q = 1 x 2 + 2 y 2 dan x = 7. Subtitusikan x = P x ke persamaan kuadratik, sehingga persamaan konik menjadi Q + KP x + f = pada sistem koordinat-x y (dan koordinatx y, jika dilanjutkan dengan translasi (apabila K 6= )). Matriks P mendiagonalisasi x T Ax secara ortogonal, sehingga menjamin transformasi koordinat yang ortogonal, yang merupakan suatu proses rotasi. Hasil dari rotasi ini adalah persamaan konik yang tidak mengandung pola perkalian silang. Proses translasi atau rotasi ataupun proses rotasi yang dikuti dengan proses translasi menghasilkan persamaan konik dalam posisi standar pada sistem koordinat yang baru. Untuk K 6= terdapat paling sedikit satu pasangan dari x 2 dengan x 2 atau pasangan y 2 dengan y x y!, 1431-2

. Proses penentuan persamaan konik dilanjutkan dengan proses translasi, sehingga persamaan kuadratik menjadi: 1 x 2 + 2 y 2 + f = atau 1 x 2 + 2 y 2 konstanta. Akan tetapi untuk konik berupa parabola proses translasi ini tidak terjadi. 3.2 Identikasi Jenis Kuadrik pada x T Ax + Kx + j = Suatu persamaan kuadratik ax 2 +by62+cz 2 +2dxy+2exz+2fyz+gx+hy+iz+j = dengan nilai a; b; c tidak semuanya nol, atau berbentuk x T Ax + Kx + j =. Persamaan kuadrik berada pada R 3, dan pusat kuadrik berhubungan dengan bidang-xy, bidang-yz, bidang-xz atau bidang-bidang yang sejajar dengan salah satu bidang tersebut. Bentuk persamaan kuadrik dalam posisi standar tidak mengandung pola perkalian silang (nilai b = ). Bentuk kuadrik ellipsoid, hiperboloid dan kerucut elliptik yang berpusat di (,,), mempunyai persamaan kuadratik dengan A merupakan matriks diagonal (dengan elemen diagonalnya adalah a; b; dan c yang tidak nol) dan K =. Untuk K 6=, untuk ellipsoid, hiperboloid dan kerucut elliptik dilakukan proses translasi. Dalam hal ini nantinya dihasilkan persamaan kuadrik dalam posisi standar dengan sistem koordinat baru Sedangkan untuk bentuk paraboloid eliptik dan praboloid hiperbolik yang 'berpusat' di (,,), satu dari nilai a; b; dan c bernilai nol dan dua dari nilai g; h; dan i bernilai nol. Nilai elemen K yang tak nol bersesuaian dengan satu dari nilai a; b; c yang nol (variabel sama). Persamaan kuadratik dalam x; y dan z yang tidak mempunyai pola perkalian silang (d = e = f = ) atau A merupakan matriks diagonal dan dengan K = (untuk ellipsoid, hiperboloid dan kerucut elliptik), dapat diidentikasi bentuk kuadriknya dari jumlah tanda nilai-nilai dari a; b; c; dan konstanta (yang positif, negatif, dan yang nol), dengan nilai a; b dan c ini merupakan nilai eigen dari A: Untuk K 6= terjadi perubahan variabel melalui proses translasi menjadi ax 2 + by 2 + cz 2 + l = ; dengan x = x + g ; = y + h dan z = z + i, 2a y 2b 2c sehingga bentuk kuadrik pada posisi 'standar' pada sistem koordinat baru dengan pusat kuadrik pada g ( ; h ; i ). 2a 2b 2c Sedangkan untuk b yang tidak bernilai nol, maka perlu memperhatikan nilai-nilai eigen dari A. Berdasarkan Teorema Sumbu Utama R 3, proses untuk mempresentasikan bentuk konik yang mengandung pola perkalian silang secara grak dapat melalui proses rotasi yang mungkin juga diikuti dengan proses translasi (untuk K 6= ). Prosedur untuk mengidentikasi kuadrik yang dirotasi dari posisi standar: 1. Menentukan polinomial karakteristik dari A. 2. Menentukan nilai-nilai eigen ( 1 ; 2 dan 3 ) dan vektor-vektor eigen (x 1 ; x 2 dan x 3 ) padanannya. 3. Ortonormalisasi vektor-vektor eigen dari A. Karena x i 2 R 2 ; i = 1; 2; 3, maka tentukan vektor satuan dari x i (menjadi u i ) 4. Membentuk matriks P = U 1 u 2 u 3 5. Pengubahan sistem koordinat, dengan mensubtitusi x = P x, dimana x = B@ x y CA dan x = B@ x y, sehingga didapat Q = 1 x 2 + 2 y 2 + 3 z 2. z 1 z 1 CA 6. Menentukan det(p ) dan sudut Jika det(p ) = 1, maka P mempresentasikan suatu rotasi melalui sudut. Jika det(p ) = 1, maka lakukan pertukaran terhadap 2 kolom pada matriks P, sehingga det(p ) = 1. 7. Subtitusikan x = P x ke persamaan kuadratik, sehingga persamaan kuadrik menjadi Q+KP x + j = pada sistem koordinat- x y z (dan koordinat- x y z, jika dilanjutkan dengan translasi(k 6= )). Matriks P mendiagonalisasi x T Ax secara ortogonal, sehingga menjamin transformasi koordinat yang ortogonal, yang merupakan suatu proses rotasi. Hasil dari rotasi ini adalah persamaan kuadrik yang tidak mengandung pola perkalian silang. Proses translasi atau rotasi ataupun proses rotasi yang dikuti dengan proses translasi menghasilkan persamaan kuadrik dalam posisi standar pada sistem koordinat yang baru. Matriks P merupakan himpunan vektor-vektor ortonormal yang bersesuaian dengan nilai-nilai eigen tersebut sehingga didapat 1 x 2 + 2 y 2 + 3 Z 2 + g + h y + i z + j = atau x T Ax + KP x + j = Untuk K = hanya terjadi proses rotasi yang menghasilkan persamaan berikut: x T Ax + j = atau 1 x 2 + 2 y 2 + 3 z 2 + j =, yang dapat ditulis 1 x 2 + 2 y 2 + 3 z 2 =konstanta Namun untuk K 6= O maka terdapat paling sedikit satu pasangan dari x 2 dengan x 2 atau pasangan y 2 dengan y atau z 2 dengan z 2 n. Proses penentuan persamaan kuadrik dilanjutkan dengan proses translasi, sehingga persamaan kuadratik menjadi: 1 x 2 + 2 y 2 + 3 z 2 kostanta 1431-3

Akan tetapi untuk kuadrik berupa paraboloid eliptik dan praboloid hiperbolik proses translasi ini tidak terjadi. 4 KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Jika ada pola perkalian silang, maka matriks A didiagonalisasi, yang merupakan proses rotasi terhadap sumbu utama. 2. Jika terdapat minimal satu pasangan variabel dari suatu persamaan kuadratik, maka proses yang dilakukan adalah translasi. 3. Bentuk standar (tidak mengandung pola perkalian silang dan tidak terdapat satu pasangan pun dari masing-masing variabel ) dapat diidentikasi bentuk konik ataupun kuadriknya berdasarkan tanda (positif/negatif) dari nilainilai eigen matriks A. DAFTAR PUSTAKA [1] Anton, H. & C. Rorres, 25, Aljabar Linier Elementer, Erlangga, Bandung 1431-4

Tabel 1: Hubungan Bentuk Konik dengan Tanda Nilai Eigen dan Konstanta dari Persamaan Kuadratik pada Posisi Standar 1 2 Positif ax 2 + cy 2 = konst Ellips(termasuk lingkaran jika a = c = r ) 2 2 Negatif ax 2 + cy 2 = konst Konik imajiner Tidak memiliki grak 3 2 Nol ax 2 + cy 2 = konst Konik degenerate Berupa titik 4 1 1 Positif/Negatif ax 2 cy 2 = konst Hiperbola 5 1 1 Nol ax 2 cy 2 = konst Konik degenerate Berupa perpotongan 2 garis yang tegak lurus 6 1 1 Positif/Negatif/Nol ax 2 ey = konst Parabola atau cy 2 dx = konst 7 1 1 Positif ax 2 = konst atau Konik degenerate cy 2 = konst Berupa sepasang garis 8 1 1 Negatif ax 2 = konst atau Konik imajiner cy 2 = konst Tidak memiliki grak 9 1 1 Nol ax 2 = konst atau Konik degenerate cy 2 = konst Berupa sebuah garis Tabel 2: Hubungan Bentuk Konik dengan Tanda Nilai Eigen dan Konstata dari Persamaan Kuadratik Baru pada Posisi 'Standar' 1 2 Positif 1x 2 = konst Ellips (termasuk lingkaran jika 1 = 2 = r) 2 2 Negatif 1x 2 = konst Konik imajiner, Tidak memiliki grak 3 2 Nol 1x 2 = konst Konik degenerate, Berupa titik 4 1 1 Positif/Negatif 1x 2 = konst Hiperbola 5 1 1 Nol Konik degenerate, Berupa perpotongan 2 garis yang tegak lurus 6 1 1 Positif/Negatif 1x 2 e y = konst atau Parabola atau Nol 1y 2 d x = konst 7 1 1 Positif 1x 2 = konst atau Konik degenerate, 1y 2 = konst Berupa sepasang garis 8 1 1 Negatif 1x 2 = konst atau Konik imajiner, 1y 2 = konst Tidak memiliki grak 9 1 1 Nol 1x 2 = konst atau Konik degenerate, 1y 2 = konst Berupa sebuah garis Catatan: i. Matriks A pada bentuk (1) sampai (3) merupakan matriks denit positif (semua nilai eigennya bernilai positif), yang bentuk koniknya adalah ellips (termasuk lingkaran), konik imajiner dan titik, tergantung pada tanda konstantanya. ii. Matriks A pada bentuk (4) dan (5) merupakan matriks indenit, yang bentuk koniknya berupa hiperbola dan perpotongan dua garis yang tegak lurus, tergantung pada tanda konstantanya. iii. Matriks A pada bentuk (6) sampai (9) merupakan matriks semi denit positif (juga merupakan matriks singular), yang bentuk koniknya berupa parabola, sebuah garis, konik imajiner dan sepasang garis, tergantung pada tanda konstantanya. 1431-5

Tabel 3: Hubungan Bentuk Kuadratik dengan Tanda Nilai Eigen dan Konstata dari Persamaan Kuadratik pada Posisi Standar 1 3 Positif ax 2 + by 2 + cz 2 = konst Ellipsoid (termasuk bola jika a = b = r ) 2 2 1 Positif ax 2 + by 2 cz 2 = konst Hiperboloid 1 potong 3 2 1 Negatif ax 2 + by 2 cz 2 = konst Hiperboloid 2 potong 4 2 1 Nol ax 2 + by 2 cz 2 = konst Kerucut eliptik 5 2 1 Positif/Negatif/Nol ax 2 + by 2 + iz = Paraboloid eliptik (jika c =, maka i 6= ) 6 1 1 1 Positif/Negatif/Nol ax 2 + by 2 + iz = Paraboloid hiperbolik (jika c =, maka i 6= ) Tabel 4: Hubungan Bentuk Kuadratik dengan Tanda Nilai Eigen dan Konstata dari Persamaan Kuadratik Baru pada Posisi 'Standar' 1 3 Positif 1x 2 = konst Ellipsoid (termasuk bola jika a = b = r) 2 2 1 Positif 1x 2 = konst Hiperboloid 1 potong 3 2 1 Negatif 1x 2 = konst Hiperboloid 2 potong 4 2 1 Nol 1x 2 = Kerucut eliptik 5 2 1 Positif/NegatifNol 1x 2 + i z = Paraboloid eliptik 6 1 1 1 Positif/Negatif/Nol 1x 2 + i z = Paraboloid hiperbolik Catatan: i. Matriks A pada bentuk (1) merupakan matriks denit positif (semua nilai eigennya bernilai positif), yang bentuk kuadriknya adalah ellipsoid (termasuk bola) ii. Matriks A pada bentuk (2) sampai (4) merupakan matriks indenit, yang bentuk kuadriknya berupa hiperboloid 1 potong, hiperboloid 2 potong dan kerucut eliptik, tergantung pada tanda konstantanya iii. Matriks A pada bentuk (5) merupakan matriks semi denit positif (juga merupakan matriks singular), yang bentuk kuadriknya berupa paraboloid eliptik. iv. Matriks A pada bentuk (6) yang termasuk dalam matriks singular dan bukan merupakan matriks indenit bentuk kuadriknya berupa paraboloid hiperbolik. 1431-6