KAPASITAS PENANGKAPAN JARING INSANG DAN KARAKTERISTIK SUMBERDAYA IKAN DI DANAU LAUT TAWAR, PROVINSI ACEH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAPASITAS PENANGKAPAN JARING INSANG DAN KARAKTERISTIK SUMBERDAYA IKAN DI DANAU LAUT TAWAR, PROVINSI ACEH"

Transkripsi

1 3 KAPASITAS PENANGKAPAN JARING INSANG DAN KARAKTERISTIK SUMBERDAYA IKAN DI DANAU LAUT TAWAR, PROVINSI ACEH LAPORAN TAHUNAN/AKHIR Husnah, Sonny Koeshenrajana, Hufiadi, Zulkarnain Fahi, Melfa Marini, Apriadi, Raider Sigit Junianto, Rusaniar BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PUSAT PENELITIAN PENGELOLAAN PERIKANAN DAN KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

2 KAPASITAS PENANGKAPAN JARING INSANG DAN KARAKTERISTIK SUMBERDAYA IKAN DI DANAU LAUT TAWAR, PROVINSI ACEH BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PUSAT PENELITIAN PENGELOLAAN PERIKANAN DAN KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 3

3 ABSTRAK Kapasitas penangkapan dan karakteristik suberdaya ikan erupakan koponen yang diperlukan dala pengelolaan suberdaya ikan karena kedua koponen tersebut akan enentukan alokasi peanfaatan suberdaya ikan dan julah tangkapan yang diperbolehkan di wilayah pengelolaan perikanan di perairan uu. Penurunan kualitas lingkungan perairan Danau Laut Tawar dan intensitas peanfaatan suberdaya ikan yang tinggi akan epengaruhi suberdaya ikan. Beberapa inforasi engindikasikan adanya penurunan suberdaya perairan dan ikan di Danau Laut Tawar. Hasil kajian kapasitas penangkapan jaring insang diperoleh inforasi bahwa pengelolaan perikanan di Danau Laut Tawar telah engalai excess capacity dala jangka panjang., tingkat peanfaatan kapasitas (CU) penangkapan jaring depik, pada April, Mei, Juli dan Agustus sebagian besar unit jaring dala eanfaatkan input telah efisien yang ditandai oleh nilai efisiensi teknis (TE) encapai,. Seentara pada Maret sebagian unit jaring berada pada kondisi yang jauh dari efisien. Nilai efisiensi jaring jaher pada Maret Juli dan Agustus asing-asing rata-rata,7,,44 dan,6. Sedangkan jaring kawan secara keseluruhan encapai nilai efisiensi rata-rata,5. Untuk eningkatkan efisiensi penangkapan jaring depik, jaring jaher dan jaring kawan, secara teknis dapat dilakukan terutaa pada bulan-bulan tidak usi ikan, elalui pengurangan intensitas penangkapan dan pengurangan input (panjang dan lebar jaring serta julah pis jaring) yang enjadi instruent dala penilaian efisiensi penangkapan. Pada Danau Laut Tawar terdapat sebanyak 4 jenis/spesies ikan, Ikan Depik atau Eyas, Relo, Kawan, Nila, Mas dan Mujair erupakan ikan-ikan yang doinan dan bernilai ekonois/konsusi penting di danau ini. Kata Kunci: Kapasitas penangkapan, Karakteristik, Suberdaya ikan, Danau Laut Tawar

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kai panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala lipahan rahat nya sehingga riset berjudul Kapasitas Penangkapan Jaring Insang dan Karakteristik Suberdaya Ikan di Danau Laut Tawar, Provinsi Aceh dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana. Tujuan ini adalah untuk endapatkan data dan inforasi sebagai berikut: () Kapasitas penangkapan jaring insang dan () Karakteristik suberdaya ikan ( hasil tangkapan, jenis dan koposisi ikan, alat tangkap, daerah penangkapan, panjang dan berat ikan, tingkat keatangan gonad) di Danau Laut Tawar. Diharapkan dengan adanya inforasi ini dapat eberikan kontribusi terhadap dunia perikanan terutaa kepada peerintah daerah dan lebaga pendidikan kapasitas penangkapan jaring insang dan karakteristik suberdaya ikan di Danau Laut Tawar. Ucapan teria kasih kai tujukan terutaa kepada pihak-pihak yang telah ebantu terlaksananya penelitian ini:. Bapak Bupati Kabupaten Aceh Tengah. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tengah 3. Dr. Ir. Sonny Koeshenrajana Peneliti Sosial Ekonoi 4. Ir. Nurochan, Penyuluh Perikanan Kabupaten Aceh Tengah 5. Peneliti dan teknisi di Laboratoriu Koleksi Ikan, Hidrobiologi dan Kiia BPPPU 6. Mahasiswa Fakultas Perikanan, Universitas Isla Ogan Koering Ilir (UNISKI) 7. Selauruh aparatur desa dan nelayan di sekeliling Danau Laut Tawar Deikianlah seoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi dunia perikanan dan perkebangan ilu pengetahuan dan teknologi. Atas perhatiannya kai ucapkan teria kasih. Palebang, Deseber 3 Ti Peneliti

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI......iv DAFTAR GAMBAR...v DAFTAR TABEL....vi DAFTAR LAMPIRAN...vii PENDAHULUAN.. Latar Beakang..... Tujuan Sasaran... METODELOGI PENELITIAN.. Kerangka Peikiran dan Alur Pendekatan Peecahan Masalah Penelitian Waktu dan Lokasi Penelitian Pendekatan dala Penelitian Kebutuhan Data Teknik Pengupulan Data Kapasitas Penagkapan Jaring Insang Karakteristik Suberdaya Ikan...8 GAMBARAN UMUM DANAU LAUT TAWAR 3.. Gabaran Uu Danau Laut Tawar Kondisi Danau Laut Tawar KAPASITAS PENANGKAPAN JARING INSANG DAN KARAKTERISTIK SUMBERDAYA IKAN 4.. Kapasitas Penangkapan Jaring Insang Karakteristik perikanan Kapasitas Penangkapan Jaring Mujaher Efiseensi Jaring Kawan Pebahasan

6 4.. Karakteristik Suberdaya Ikan Keragaan Jenis Ikan Beberapa Kajian Biologi Ikan Doinan Danau Laut Tawar Panjang Berat Keatangan Gonad Beberapa Jenis Ikan Doinan Fekunditas Beberapa Jenis Ikan Doinan Diaeter Telur Beberapa Jenis Ikan Doinan Karakteristik Biologi Paraeter kondisi lingkungan suber daya ikan...4 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

7 DAFTAR GAMBAR Gabar.. Kerangka peikiran dan alur peecahan asalah penelitian. Alur Pengelolaan ) ( ) Gabar.. Peta Bathietri perairan Danau Laut Tawar, Provinsi Aceh (Dokuentasi : Husnah et all., ) Gabar 3.. Fluktuasi uka air Danau Laut Tawar Septeber -Agustus Gabar 3.. Aktifitas yang terdapat di Danau Laut Tawar... Gabar 4.. Perahu jaring insang tanpa esin dan perahu enggunakan esin...3 Gabar 4.. Trajektori efisiensi perikanan di Danau Laut Tawar Gabar 4.3. Produksi aktual dan produksi potensial (ton) perikanan di Danau Laut Tawar tahun Gabar 4.4. Grafik excess fishing capacity peanfaatan perikanan di Danau Laut Tawar, Aceh Tengah Gabar 4.5. Distribusi efisiensi unit jaring depik...8 Gabar 4.6. Distribusi peanfaatan variable input (VIU) unit jaring depik...9 Gabar 4.7. Distribusi efisiensi unit jaring jaher... Gabar 4.8. Distribusi peanfaatan variable input (VIU) unit jaring ujaher... Gabar 4.9. Distribusi efisiensi unit jaring kawan... Gabar 4.. Tingkat peanfaatan variable input (VIU) unit jaring kawan... Gabar 4.. Grafik hubungan panjang berat beberapa jenis ikan doinan Danau Laut Tawar Garnbar 4.. Nisbah kelain ikan Depik, Relo dan Bontok di Danau Laut Tawar Garnbar 4.3. TKG beberapa ikan doinan Danau Laut Tawar Garnbar 4.4. Fekunditas beberapa ikan doinan Danau Laut Tawar Garnbar 4.5. Distribusi diaeter Telur 3 jenis ikan doinan Danau Laut Tawar Gabar 4.6. % Genus Fitoplankton dan Zooplankton pada setiap kelas yang terdapat di Danau Laut Tawar pada Maret dan Juni

8 Gabar 4.7. Kelipahan Fitoplankton dan Zooplankton yang terdapat di Danau Laut Tawar pada Maret dan Juni Gabar 4.8. Indeks Keanekaragaan (H ) dan Indeks Doinansi (DI) Fitoplankton Danau Laut Tawar Gabar 4.9. Indeks Keanekaragaan (H ) dan Indeks Doinansi (DI) Zooplankton Danau Laut Tawar Gabar 4.. Kelipahan Spesies pada setiap kelas perifiton yang terdapat di Danau Laut Tawar pada Maret dan Juni Gabar 4.. Kelipahan Perifiton (sel/ l) Danau Laut Tawar Gabar 4.. Kelipahan Perifiton (sel/) Danau Laut Tawar Gabar 4.3. Indeks Keanekaragaan (H ) Perifiton Danau Laut Tawar Gabar 4.4. Julah genera perifiton pada setiap faily Danau Laut Tawar Gabar 4.5. Kelipahan perifiton pada setiap stasiun pengaatan didanau Laut Tawar Gabar 4.6. Kelipahan genera perifiton pada setiap waktu penelitian di Danau Laut Tawar Gabar 4.7. Indek Keanekaragaan (H ) dan Indeks Doinansi (DI) Organise Bentos Danau Laut Tawar Gabar 4.8. Suhu udara dan air pada Maret, Juni dan Agustus Gabar 4.9. ph pada Maret, Juni dan Agustus Gabar 4.3. COD dan BOD pada Maret Juni dan Agustus Gabar 4.3. Oksigen Terlarut (DO) Danau Laut Tawar pada Maret Juni dan Agustus Gabar 4.3. TN dan TP pada Maret, Juni dan Agustus Gabar Alkalinitas dan Hardnes pada Maret, Juni dan Agustus Gabar Kecerahan dan kedalaan pada Maret, Juni dan Agustus Gabar TSS dan TDS pada Maret, Juni dan Agustus Gabar Turbidity dan klorofil pada Maret, Juni dan Agustus Gabar DHL dan TOC pada Maret, Juni dan Agustus

9 DAFTAR LAMPIRAN Lapiran. Laporan FGD Lapiran. Jenis-jenis ikan Danau Laut Tawar 3... Lapiran 3. Dokuentasi Peaparan dengan Bupati Aceh Tengah Lapiran 4. Beberapa Enoerator Danau Laut Tawar Lapiran 5. Sapel Hasil Eksperien, Feeding Habit dan Koleksi Enoerator...8 Lapiran 6. Beberapa hasil penelitian BP3U -3 yang telah diinforasikan kepada asyarakat...

10 PENDAHULUAN.. Latar Belakang Danau Laut Tawar adalah sebuah danau dan kawasan wisata yang terletak di Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah, Nanggroe Aceh Darussala. Secara geografis danau ini terletak pada 4 o LU dan 96 o 55 5 BT. Danau Laut Tawar epunyai 4 daerah tangkapan air dengan luas total 483. Ha. Secara adinistrasi daerah tangkapan air tersebut berada pada wilayah Kecaatan Lut Tawar, Kebayakan, Bebesan dan Kecaatan Bintang. Danau ini eiliki arti penting bagi asyarakat Gayo yaitu sebagai suber air bersih bagi asyarakat setepat, pertanian, industri dan perikanan. Dala kaitannya dengan perikanan, terdapat dua jenis aktifitas perikanan di danau ini yaitu, perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Perikanan erupakan salah satu sektor yang eanfaatkan suberdaya perairan dan ikan. Penurunan kualitas lingkungan perairan Danau Laut Tawar dan intensitas peanfaatan suberdaya ikan yang tinggi akan epengaruhi suberdaya ikan. Beberapa inforasi engindikasikan adanya penurunan suberdaya perairan dan ikan di Danau Laut Tawar (BP DAS Krueng Aceh, 9; Muchlisin, 9; Serabi News, 9). Hasil desk study Balai Penelitian Perikanan Perairan Uu pada tahun enunjukkan produksi ikan rata-rata encapai 55 ton/tahun yang berasal dari alat tangkap jaring insang tetap (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh, ; Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tengah, 9). Produksi ikan Danau Laut Tawar dari tahun 6 hingga engalai penurunan sebanyak 3.83 % dari 578 ton/tahun enjadi 498 ton/tahun dengan. Pada tahun, produksi ikan di doinasi oleh jenis ikan introduksi yaitu ikan nila dan as dengan persentase 3.4% dan.36% dari produksi total sebesar 5. ton, sedangkan produksi ikan depik (Rasbora tawarensis) yang erupakan ikan endeik Danau Laut Tawar hanya 7.35% (Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh, 6-). Penurunan populasi ikan depik ini sangat tinggi yang diindikasikan dengan hasil tangkapan per unit upaya (catch per unit effort/cpue) pada tahun 97 sebesar.7/kg/ jaring enjadi. kg/ jaring pada tahun 9 (Muchlisin, ).

11 Pengelolaan kapasitas penangkapan erupakan suatu pendekatan pengelolaan suberdaya perikanan yang berkaitan dengan pebatasan kapasitas upaya penangkapan ikan. Variabel yang digunakan dala kapasitas penangkapan diantaranya adalah ukuran kapal, ukuran esin kapal, ukuran jaring, dan teknologi alat bantu penangkapan. Oleh karena itu, ebatasi kapasitas upaya penangkapan dilakukan elalui pebatasan variabel-variabel tersebut (Nikijuluw, ). Selain variabel tersebut, karakteristik suberdaya ikan juga diperlukan dala pengelolaan suberdaya ikan. Berdasarkan perasalahan tersebut di atas dan juga perohonan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh aka pada tahun 3 dilakukan penelitian kapasitas penangkapan dan karakteristik suberdaya ikan di Danau Laut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh... Tujuan dan Sasaran Tujuan : Tujuan ini adalah untuk endapatkan data dan inforasi sebagai berikut : a. Kapasitas penangkapan jaring insang di Danau Laut Tawar b. Karakteristik suberdaya ikan di Danau Laut Tawar Sasaran : Sedangkan sasaran yang diinginkan adalah tersedianya data dan inforasi dasar tentang: a. Kapasitas penangkapan jaring insang di Danau Laut Tawar b. Karakteristik suberdaya ikan ( hasil tangkapan, jenis dan koposisi ikan, alat tangkap, daerah penangkapan, panjang dan berat ikan, tingkat keatangan gonad) di perairan Danau Laut Tawar.

12 METODOLOGI PENELITIAN.. Kerangka peikiran dan alur pendekatan peecahan asalah penelitian PEMANFAATAN MULTI SEKTOR Pertanian, Pertabangan, Peukian, Industri, BENCANA ALAM DAN PROSES ALAMIAH SUMBERDAYA PERAIRAN DAN IKAN DANAU LAUT TAWAR DEGRADASI LINGKUNGAN DAN SUMBERDAYA HAYATI PERAIRAN KRUENG PEUSANGAN Sektor Perikanan PEMANFAATAN & PENGELOLAAN SUMBERDAYA PENGELOLAAN TERPADU /EKOSISTEM, SEKTOR, DISIPLIN ILMU DAN STAKEHOLDER PENELITIAN KAPASITAS PENANGKAPAN IKAN KARAKTERISTIK SUMBERDAYA IKAN Gabar.. Kerangka peikiran dan alur peecahan asalah penelitian. Alur Pengelolaan ) ( ).. Waktu Dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan dari Januari Deseber 3 di perairan Danau Laut Tawar, Provinsi Nangroe Aceh Darussala (Gabar.). Dua belas ( 8) stasiun pengabilan sapel air dan 3 kecaatan pengabilan sapel ikan ditentukan berdasarkan purpossive rando sapling yang didasarkan pada perbedaan ikrohabitat.

13 .3. Pendekatan dala Penelitian Penelitian akan dilaksanakan dengan pendekatan pengupulan data prier dan data sekunder. Data sekunder dikupulkan elalui penelusuran pustaka, laporan teknis, dan hasil penelitian yang relevan dari instansi terkait (Dinas Kelautan dan Perikanan, lebaga penelitian di Provinsi Aceh dan lebaga penelitian lainnya), dengan ateri berasal dari berbagai suber ulti edia dan dari lebaga atau instansi terkait. Data prier dikupulkan dari tiga kali survey inventarisasi pada stasiun pengaatan di lapangan..4. Kebutuhan Data Data Sekunder yang dikupulkan encakup: Karakteristik kegiatan penangkapan ikan ( hasil tangkapan, jenis,dan koposisi ikan) Jenis data prier yang dikupulkan encakup:. Kapasitas penagkapanjaring insang tetap. Karakteristik suberdaya ikan ( hasil tangkapan, jenis dan koposisi, alat tangkap dan daerah penangkapan, panjang, berat, TKG). Gabar.. Peta Bathietri perairan Danau Laut Tawar, Provinsi Aceh (Dokuentasi : Husnah et all., )

14 .5. Teknik Pengupulan data.5.. Kapasitas Penangkapan jaring insang.5... Suber Data Data diperoleh elalui kegiatan penelitian di sentra-sentra pendaratan ikan unit jaring insang yang beroperasi di Danau Laut Tawar. Data prier dari hasil pengukuran langsung di lapangan dan hasil wawancara dengan nelayan pelaku penangkapan. Data sekunder berasal dari data statistik perikanan dan data yang berasal dari pencatatan enuerator Analisis Data a. Pra-Analisis Data Teknik DEA dala penelitian ini enggunakan odel Bankers, Charnes and Cooper (BCC), odel BCC tersebut apu enjelaskan efisiensi pada aktivitas ekonoi yang bersifat variable return to scale, seperti pada prilaku aktivitas perikanan tangkap yang bersifat decreasing return to scale (Fauzi dan Anna 5). Sifat variable return to scale dapat dicerati elalui pola perubahan produksi sebagai akibat perubahan upaya penangkapan dala suatu fungsi produksi perikanan lestari. Data bulanan hasil kegiatan survei penangkapan ikan jaring insang sebagai output (hasil tangkapan) dan upaya penangkapan ikan dari unit jaring. Dataset kapal yang berkaitan dengan inputan kapal digunakan sebagai input data. Inputan dibedakan enjadi, yaitu input tetap (fixed input) dan input yang berubah (variable input data). Sebagai input tetap ( fixed input) adalah panjang dan lebar jaring () x ). ( f,n Selanjutnya, faktor lainnya yang bersifat berubah-ubah, seperti:, julah pis jaring ( v,n x ). Julah hasil tangkapan jenis ikan oleh alat tangkap j (U j ) ditetapkan sebagai output data. Mengingat tidak seua hasil tangkapan eberikan kontribusi secara terus enerus terhadap total hasil tangkapan, aka hanya dipilih beberapa jenis ikan yang secara relatif terus enerus eberikan kontribusi total hasil tangkapan sebagai output data. Untuk endapatkan gabaran dinaika efisiensi teknis dan kapasitas penangkapan secara koprehensif, pengkajian akan didekati berdasarkan perhitungan single output dan ulti output.

15 Nilai efisiensi teknis diperoleh elalui penghitungan dengan teknik DEA. Analisis efisiensi teknis dilakukan dengan ebandingkan nilai efisiensi antar unit alat tangkap yang dijadikan sebagai DMU ( decision aking unit). Proses penghitungan yaitu dengan enentukan nilai konstanta dari output (µ), fixed input (x) dan variable input pada asing-asing DMU sehingga diperoleh nilai efisiensi penangkapan berdasarkan tingkat peanfaatan kapasitas (CU) penangkapan dan tingkat peanfaatan kapasitas variabel input (VIU). b. Analisis Data Dengan enggunakan etoda pengukuran output-oriented, efisiensi teknis ditentukan sebagai aksiu penabahan output yang diungkinkan dengan tanpa perubahan pada faktor tetap ( fixed factors) produksi. Sedangkan, kapasitas penangkapan didefinisikan sebagai keapuan industri penangkapan ikan untuk enghasilkan output potensial. Dala kajian ini, efisiensi kapasitas peanfaatan (capacity utilization) suatu alat tangkap dianalisis dengan engunakan data envelopent analysis (DEA), yaitu suatu pendekatan ateatika atau perograan linear. Data dianalisa dengan bantuan software DEAP version.. Pertaa, hasil tangkapan kita tentukan sebagai vektor output, u dan factor inputan sebagai vektor input, x. Sehingga, ada outputs, n inputs, dan j industri penangkapan ikan atau pengaatan. Input dibagi enjadi fixed inputs (x f ) dan variable inputs ( x v ). Kapasitas output dan nilai peanfaatan sepurna dari input. Selanjutnya dihitung dengan enggunakan persaaan sebagai berikut (F are et al.,989). Max, z, (Output) subject to : J u j z ju j, j,,..., M, (Fixed input) J j z j x jn x jn, n x f J j z j x jn jn x jn, n xv (Variable input)

16 z j, j,,..., J jn, n xv diana z j adalah variable intensitas untuk j tahun pengaatan; nilai efisiensi teknis atau proporsi dengan ana output dapat ditingkatkan pada kondisi produksi pada tingkat kapasitas penuh; dan * jn adalah rata-rata peanfaatan variable input (variable input utilization rate, VIU), yaitu rasio penggunaan inputan secara optiu x jn terhadap peanfaatan inputan dari pengaatan x jn. Kapasitas output pada efisiensi teknis ( technical efficiency capacity output,tecu) keudian didefinisikan dengan enggandakan * dengan produksi sesungguhnya. Kapasitas peanfaatan (CU), berdasarkan pada output pengaatan, keudian dihitung dengan persaaan berikut (Fare et al., 989): u TECU u * * Metoda penghitungan ini keungkinan besar engandung bias, karena pebilang dala penghitungan CU, output pengaatan, tidak dihasilkan pada tingkat efisiensi teknis. Untuk engatasinya, kedua input (baik variable dan fixed) harus dibatasi oleh kondisi sekarang. Efisiensi teknologi dari output, pada level observasi, keudian dapat ditentukan dengan eecahkan persoalan progra linear lainnya (Fare et al., 989): subject to Max, z J u j z ju j, j,,..., M, J j z j x jn x jn, n,,..., N, z j, j,,..., J jn, n xv

17 Efisiensi teknis keudian diukur sebagai: TE * Kapasitas peanfaatan dala kondisi efisiensi teknis yang tak bias keudian dihitung sebagai: CU u u * * * *.5.. Karakteristik suberdaya ikan Untuk engetahui hasil tangkapan, julah dan koposisi jenis ikan serta sebarannya, contoh ikan didapatkan dari berbagai jenis alat tangkap dari nelayan di lokasi riset pada saat survey dan dari catatan harian nelayan (enuerator). Julah jenis dan sebaran ikan diketahui dari data jenis-jenis ikan yang dikupulkan nelayan yang diletakkan dala wadah yang telah diberikan pengawet (foralin %). Karakteristik biologi ikan seperti panjang, berat dan tingkat keatangan gonad diaati pada contoh ikan pada kondisi segar di lapangan dan awetan di laboratoriu.

18 GAMBARAN UMUM DANAU LAUT TAWAR 3.. Gabaran Uu Danau Laut Tawar Danau Laut Tawar adalah sebuah danau dan kawasan wisata yang terletak di Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah, Nanggroe Aceh Daroessala. Secara geografis danau ini terletak pada 4 o LU dan 96 o 55 5 BT. Danau Laut Tawar epunyai 4 daerah tangkapan air dengan luas total 483. Ha. Secara adinistrasi daerah tangkapan air tersebut berada pada wilayah Kecaatan Lut Tawar, Kebayakan, Bebesan dan Kecaatan Bintang. Berada pada ketinggian,3 eter dpl, dengan kedalaan aksiu 84.3 eter dengan kedalaan rata-rata sebesar 5.9 eter. Panjang aksiu danau laut tawar yang eanjang dari arah barat laut tenggara sebesar 5.7 k, sedangkan lebar aksiu yang eanjang dari arah tiur-barat tercatat sebesar 4.5 k. Luasan zona littoral yang erupakan area potensial terjadinya proses fotosintesis dan etabolise organise akuatik sebesar 4.8% dari total luasan area (Husnah at al, ). Fluktuasi Muka Air Danau Laut Tawar Tingginya kegiatan pebukaan hutan di sekitar Danau Laut Tawar baik untuk perkebunan aupun penebangan liar enyebabkan pasokan air danau seakin berkurang terutaa pada usi kearau. Selaa sepuluh tahun terakhir diperkirakan perukaan air danau engalai penyusustan hingga eter (Muchlisis, 8) yang enyebabkan beberapa sungai kecil di sekeliling danau yang biasanya dijadikan tepat peijahan (spawning ground) enjadi kering. Berdasarkan data tinggi uka air di One-one (outlet danau Laut Tawar) tahun -3, enunjukkan fluktuasi uka air Danau Laut Tawar sekitar.8 eter, dengan uka air tertinggi terukur pada inggu pertaa bulan Januari dan terendah pada inggu keepat Septeber. Pada tingkat fluktuasi uka air ini, aka terdapat sejulah assa air yang tersipan selaa periode usi hujan di Danau Laut Tawar (Gabar 3.). Fluktuasi uka air Danau Laut Tawar erupakan refleksi dari curah hujan yang terjadi di kawasan tersebut, eskipun ketinggian curah hujan tidak selalu sejalan dengan tinggi uka air danau. Curah hujan yang tinggi pada bulan Februari ternyata

19 tidak sejalan dengan tinggi uka air danau. Naun jelas bahwa pada saat tinggi uka air danau aksiu pada April, didukung oleh curah hujan yang tinggi pula. Ada waktu sela antara curah hujan yang eningkat dengan peningkatan uka air. Hal ini tapaknya curah hujan pada awal usi hujan asih engisi air pada lahan daratannya. Naun pada saat curah hujan rendah di Agustus, ternyata uka air danau dengan segera enurun. 8 c/,8 Ketinggian air (c) c/ SepteberOktober NoveberDeseber Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Waktu Pengukuran (tgl/bulan) Gabar 3.. Fluktuasi uka air Danau Laut Tawar Septeber -Agustus Kondisi Danau Laut Tawar Dari hasil peantauan terdapat tidak kurang dari sungai sebagai suber ata air, dengan kecaatan Kalabintang sebagai suber air terbanyak yaitu diteukan tidak kurang dari ena buah sungai air Danau laut Tawar (Tabel 3.), dengan lebar, kedalaan dan kecepatan arus yang sangat bervariasi, dan hanya diteukan satu buah outlet pada Danau Laut Tawar. SKondisi tersebut diperkirakan penyebab terjaganya kualitas air Danau laut Tawar secara keseluruhan.

20 Tabel 3.. Sungai-sungai yang berfungsi sebagai inlet dan outletnya Danau Laut Tawar 3 No. Lokasi Sungai Kecepatan Arus Lebar Kedalaan detik /s c Pedeun 5,5,5 4 Toweran 3, Rawe 4 Kalang 3,5 5 Bale Nosar Nosar Bawah 3,5 3 7 Mengaya 4,5 6 8 Kala Bintang Kala Bintang I 5 7,5 6 Kala Bintang II 5,5 6 6 Kala Bintang III,5 3 Kala Bintang IV 7 3,5,5 6 3 Kala Bintang V Klitu 44,5 3 5 Ujung Paking 3, Kebayakan 7 3, Kala Mapak Outlet 9 Dekat Jebatan 5,5 4,4 3,8 Tengah 9 4,5 6,8 3 Sebelu PLTA ,64 3,4 Akan tetapi seakin tingginya aktivitas yang dilakukan di perairan dan disekitar DLT sebagai upaya peanfaatan berbagai suberdaya yang ada di DLT diperkirakan akan engganggu kehidupan organise perairan DLT, diantaranya sebagai pasokan air inu bagi asyarakat Takengon, tepat peeliharaan kebali ikan-ikan yang tertangkap, daerah pertanian, tepat peancingan, sebagai jalur transportasi, objek wisata, daerah penangkapan ikan depik, sebagai daerah budidaya ikan dan yang terakhir dan dala tahap pengerjaan adalah akan dianfaatakannya sebagai suber pebangkit listrik (PLTA) di kecaatan Lut Tawar.

21 Pertanian Peancingan Peeliharaan hasil Tangkapan Jalur Transportasi Pariwisata Penangkapan Gabar 3.. Aktifitas yang terdapat di Danau Laut Tawar

22 KAPASITAS PENANGKAPAN JARING INSANG DAN KARAKTERISTIK SUMBERDAYA IKAN Pada kegiatan penelitian di Danau Laut Tawar 3 ini selain elakukan penelitian kapasitas penangkapan jaring insang dan karakteristik suberdaya ikan juga dilakukan FGD (Focus Group Discussion), hal tersebut berkaitan dengan hasil koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tengah serta perintaan peaparan hasil penelitian oleh Bupati Kabupaten Aceh Tengah engenai hasil penelitian dan penelitian 3. Maka pada Laporan Teknis Kegiatan ini juga akan dilapirkan Laporan FGD (Lapiran ). 4.. Kapasitas Penangkapan 4... Karakteristik Perikanan Danau Laut Tawar eiliki area pengelolaan perairan uu yang cukup potensial. Kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap di Danau Laut Tawar pada tahun tercatat sebanyak 56 unit, terdiri dari 5 jenis alat tangkap. Katagori alat tangkap yaitu jaring insang tetap, pancing, bubu, perangkap, dan jala tebar. Alat tangkap yang doinan adalah jaring insang, pancing dan bubu. Dari ketiga alat tangkap tersebut yang paling doinan adalah jaring insang tercatat 38 unit (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh, ). Beberapa jenis jaring insang yang uunya dioperasikan nelayan Danau Laut Tawar dengan sebutan alat tangkap sesuai dengan sasaran atau target tangkapannya, yaitu antaralain: jaring berukuran ata jaring (esh size) 5/8-3/4 inci dikenal dengan naa jaring depik, jaring insang berukuran ata jaring, -,5 inci dikenal dengan sebutan jaring kawan, jaring insang berukuran ata jaring, 3,5 inci dikenal dengan naa jaring jaher dan jaring berukuran ata 4, - 4,5 inci dikenal dengan jaring bawal. Nelayan jaring insang di Danau Laut Tawar engoperasikan alat tangkapnya di sepanjang perairan Danau Laut Tawar, yaitu uunya disekitar One-one, Renggali, Mangaya, Padeun, Lelabu, Toweran, Loyang koro, Pesangan, Putri Pukes, Kalalengkio, Bintang, Gegarang, Kalatililis, Klitu, Telpa. Sarana untuk engoperasikan alat tangkap jaring insang, nelayan di Danau Laut Tawar enggunakan perahu dengan hanya enggunakan dayung dan sebagian enggunakan tenaga penggerak esin berkekuatan 5 PK (Gabar ). Tenaga esin

23 disesuaikan dengan ukuran volue perahu untuk eudahkan operasi dan enjangkau lokasi penangkapan yang lebih jauh. Perahu yang digunakan uunya berukuran panjang berkisar antara 5, -5,5 eter dan lebar antara,5 7,4 eter. Gabar 4.. Perahu jaring insang tanpa esin dan perahu enggunakan esin Dala pengoperasian jaring insang, beberapa etode yang dilakukan nelayan di Danau Laut Tawar antaralain: pertaa adalah etode erawon. Penangkapan ikan cara erawon dilakukan pada ala hari dengan enggunakan bantuan cahaya lapu petroak yaitu eanfaatkan gerobolan ikan yang tertarik oleh cahaya lapu petroak baik langsung aupun tidak langsung. Dala pengoperasiannya, gerobolan ikan target tangkapan yang sudah terkupul di bawah cahaya lapu pada area penangkapan keudian diarahkan agar enabrak rentangan jaring yang sudah siap terpasang dengan cara perahu elaju bolak balik elewati di atas jaring yang terpasang sehingga gerobolan ikan dapat terjerat. Metode erawon ini dilakukan untuk enangkap ikan depik atau eas sebagai sasaran penangkapan. Ukuran jaring yang digunakan dala etode erawon ini dalanya (lebar jaring) encapai sekitar eter. Kedua adalah etode yang dikenal dengan istilah gerlok. Cara penangkapan dengan gerlok, ikan-ikan di arahkan ke jaring yang sudah terpasang dengan cara dioprak-oprak enggunakan batang babu sehingga ikan terusik atau erasa takut oleh bunyi dari babu, nelayan berupaya engarahkan ikan-ikan berenang engarah pada jaring insang yang sudah terpasang untuk keudian ikan-ikan dapat terjerat. Metode gerlok ini dapat dilakukan pada ala dan siang hari dan uunnya dilakukan untuk enangkap ikan ujair.

24 Metode ketiga erupakan etode yang uu dilakukan nelayan jaring insang di Danau Laut Tawar, yaitu dengan cara dede. Cara dede ini adalah easang jaring pada sore hari keudian engangakat kebali jaring pada pagi hari. Jaring dibiarkan terpasang atau terenda di kolo air selaa satu ala. Dengan cara penangkapan ini uunya dilakukan pada jaring depik, jaring kawan, jaring ujair dan jaring bawal. Selaa penelitian, dijupai alat tangkap jaring insang epunyai diensi yang relatif beraga. Uunya alat tangkap jaring depik epunyai ata jaring (esh size) berukuran ¾ inci dan 5/8 inci. Untuk satu pis jaring berdiensi panjang berkisar 5 7 eter, lebar jaring berkisar - eter dan julah pis yang operasikan uunya encapai 4 pis. Jaring jaher ata jaring (esh size) inci,,5 inci,,75 inci 3 inci dan 3,5 inci. Panjang jaring berkisar berkisar antara -6 eter, lebar jaring berkisar antara,6 7 eter. Julah pis jaring yang digunakan uunya berkisar - 35 pis. Jaring kawan berukuran (esh size) inci, /4 inci, ¾ inci dan,5 inci. Diensi jaring panjang berkisar 5 3 eter dan lebar jaring berkisar,5 6 eter. Julah pis yang dioperasikan uunya encapai pis. Selaa periode tahun untuk elihat pola efisiensi dari ke epat alat tangkap tersebut. alat tangkap ini dipilih karena karena kelengkapan dan urut waktu. Hasil dari analisis kapasitas penangkapan enunjukkan bahwa jaring insang (gill net) dan alat tangkap lainnya enghasilkan skor efisiensi paling tinggi yaitu rata-rata,. Seentara nilai efisiensi untuk dua alat angkap bubu dan pancing asing-asing ratarata,84 dan, (Tabel 4.). Rendahnya efisiensi kedua alat tangkap tersebut diduga bahwa suberdaya ikan yang enjadi target tangkapan sudah sangat terbatas sehingga efektifitas dari kedua alat tangkap tersebut dala eperoleh hasilkan tangkapan relatif rendah. Produktivitas alat tangkap sangat berpengaruh pula terhadap efisiensi penangapan. Diduga bubu dan pancing produktivitas nnya relatif lebih rendah dibanding alat tangkap jaring insang dan alat tangkap lainnya. Untuk encapai efisiensi yang optial aka output yang dihasilkan seestinya untuk unit bubu sebesar 9% dan output unit pancing 365% lebih besar dari produksi aktual.

25 Tabel 4.. Efisiensi produksi, input dan potensi iproveent. Aktual Alat tangkap Jaring insang bubu pancing lainnya Score Prod Potensial inproveent (%) output Target Trip Prod Trip Analisis dilakukan berdasarkan periode tahun hingga. Model yang digunakan dala analisis efisiensi bersiifat variable return to scale (VRS). Pengukuran kapasitas berlebih dapat dilakukan dala jangka panjang. Hasil dari analisis DEA enunjukkan pada tahun 6, 7 dan tahun eiliki angka efisiensi =, sehingga dapat dijadikan tahun acuan, sedangkan tahun lainnya diperbandingkan secara relatif terhadap tahun tersebut (Gabar 4.). Dari gabar tersebut eperlihatkan bahwa trajektori paling efisien terjadi pada tahun 6, 7 dan. Sedangkan trajektori paling tidak efisien terjadi pada tahun. Hasil analisis enunjukkan bahwa pada tahun hanya apu ensuport sekitar % dari input yang ada untuk encapai kapasitas optiu. Penurunan efisiensi yang taja terjadi tahun 4 dan disebabkan dari penurunan produksi dibanding tahun sebelunya, seentara pada tahun telah terjadi peningkatan effort dari tahun sebelunya. Gabar 4.. Trajektori efisiensi perikanan di Danau Laut Tawar Sejak tahun 5 respon nelayan cenderung bersifat ekspansi effort (trip) dala elakukan penangkapan ikan. Selaa tahun 5 terjadi peningkatan effort yang sangat drastis yaitu encapai. Peningkatan effort tersebut enyebabkan produksi eningkat signifikan dibanding tahun sebelunya. Penurunan effort kebali

26 terjadi tahun 6 hingga 7% dari tahun sebelunya dan sebaliknnya produksi engalai sedikit peningkatan 7,8% (enjadi 578,3 ton), proforsi peningkatan hasil tangkapan pada tahun 6 enyebabkan tahun tersebut tingkat efisiensinya enjadi tinggi (optial) dan diikuti tahun berikutnnya 7 dan tahun. Tabel 4.. Kapasitas berlebih perikanan di perairan Danau Laut Tawar DMU / Tahun Input aktual Upaya API (trip) (unit) Input target Upaya API (trip) (unit) Kapasitas berlebih Upaya API (trip) % (unit) % Hasil analisis DEA enunjukkan potensi peningkatan input yang bersifat negatif. Kondisi potensi input tersebut eberikan suatu indikasi excess capacity perikanan sehingga diperlukan kebijakan pengurangan kapasitas untuk enghasilkan efisiensi dala elakukan pengelolaan perikanan di Danau Laut Tawar. Secara keseluruhan dibutuhkan kebijakan pengurangan rata-rata alat tangkap upaya sekitar,5% trip dan 3, unit API untuk encapai peanfaatan kapasitas yang optial. Hasil tangkapan total (actual catch) dan nilai keapuan tangkap (potential catch) pada kurun waktu tahun yang erupakan hasil dari perhitungan ateatik (Gabar 4.3). Nilai tangkapan potensial dala kurun waktu relatif tidak terjadi fluktuatif, penurunan terjadi pada tahun, berikutnya tahun enigkat kebali secara signifikan dengan nilai produksi potensial sebesar 577,8 ton. Kejadian ini enyebabkan nilai CU (efisiensi) kecil (,) jika dibandingkan tahun yang lainnya (Gabar 4.3).

27 Gabar 4.3. Produksi aktual dan produksi potensial (ton) perikanan di Danau Laut Tawar tahun -. Excess capacity erupakan perbandingan relatif antara tingkat tangkapan potensial (aksial) terhadap hasil tangkapan aktual. Perhitungan nilai excess fishing capacity perikanan di Danau Laut Tawar dihitung secara ateatis (Gabar 4.4). Nilai excess fishing capacity terbesar terjadi pada tahun sebesar 455 ton. Hal ini enunjukkan bahwa tingkat eksploitasi penangkapan ikan di danau Laut Tawar pada tahun kecil yaitu % terhadap hasil tangkapan potensial. Gabar 4.4. Grafik excess fishing capacity peanfaatan perikanan di Danau Laut Tawar, Aceh Tengah - Efisiensi Teknis Analisis efisiensi antar alat tangkap yang sejenis terhadap jaring insang dihitung dengan pendekatan single output (total tangkapan). Penilaian kapasitas penangkapan berdasarkan data oprasional penangkapan jaring insang yang elakukan penangkapan ikan di Danau Laut Tawar. Berdasarkan penghitungan DEA terhadap unit jaring insang 3/4 dan 5/8 yang disebut dengan jaring depik selaa penelitian (Maret hingga Agustus 3) diperoleh nilai efisiensi yang bervariatif (Gabar 4.5). Hasil

28 penghitungan terhadap dugaan tingkat peanfaatan atau tingkat efisiensi unit jaring depik pada Maret diperoleh rata-rata,53. Artinya, rata-rata input optial yang digunakan adalah sekitar 53% dari rata-rata produksi aktual selaa alat tangkap beroperasi. Pada Mei peanfaatan kapasitas jaring depik dengan tingkat efisiensi paling tinggi dibandingkan bulan lainnya yaitu sebesar,73 seentara April dan Agustus diperoleh dengan nilai efisiensi yang saa yaitu sebesar,7. Nilai efisiensi yang optial dutunjukkan oleh beberapa unit jaring depik dengan nilai efisiensi (TE) encapai,. Pada Maret dari julah sapel ( unit) yang dianalisis, terdapat 3%-nya berada pada efisiensi yang optial dan beberapa unit jaring lainnya (7) tidak optial. Dari unit jaring yang tidak optial 5 -nya dengan nilai efisiensi sebesar <,5. Pada Mei dari 4 unit jaring depik, terdapat 43%-nya encapai nalai efisiensi dengan skor, atau optial dan %-nya unit jaring depik encapai nilai efisiensi <,5 (jauh dari optial). Seentara pada Agustus dari 7 unit jaring sapel, sebanyak 5%-nya berada pada tingkat yang optial yaitu dengan skor efisiensi sebesar,, sedangkan beberapa unit lainnya (48%) nilai efisisiensi berada pada tingkat yang tidak optial. Gabar 4.5. Distribusi efisiensi unit jaring depik.

29 Berdasarkan tingkat peanfaatan variabel input (VIU) yaitu terhadap input panjang jaring, lebar jaring dan julah set (pis) dala setiap unit jaring depik diperoleh nilai rata-rata berkisar,86,98. Dari nilai-nilai tersebut enunjukkan bahwa secara uu dala peanfaatan ketiga variabel input tersebut sebagian besar berada pada tingkat peanfaatan yang efisien yang ditandai oleh sebagian besar unit jaring pencapaian nilai peanfaatan variable input (VIU) =, (Gabar 4.6). Hasil dari analisis enunjukkan bahwa unit jaring depik dala peanfaatan variabel input (panjang jaring, lebar jaring, julah set (pis) jaring) secara konsisten enghasilkan skor efisiensi yang relatif tinggi. Pada kondisi variabel penangkapan ikan dengan jaring depik di Danau Laut Tawar sebagian besar telah eanfaatkan input variabel dengan efisien. Dala hal ini, panjang jaring, lebar jaring dan julah set (pis) jaring erupakan variabel yang dapat dijadikan variabel pengendalian kapasitas. Efisiensi unit jaring depik dapat ditingkatkan efisiensinya pada Agustus isalnya dapat dilakukan dengan engurangi secara keseluruhan rata-rata panjang jaring 6, lebar jaring rata-rata 69% dan julah set (pis) sebesar 3. Gabar 4.6. Distribusi peanfaatan variable input (VIU) unit jaring depik 4... Kapasitas Penangkapan Jaring Mujaher Penghitungan kapasitas penangkapan terhadap unit jaring insang, inci 3,5 inci yang disebut dengan jaring ujaher berlangsung Maret Agustus 3. Hasil penghitungan enunjukkan bahwa dugaan tingkat peanfaatan kapasitas atau tingkat efisiensi unit jaring jaher pada Maret, Juli dan Agustus asing-asing bernilai rata-rata,7,,44 dan,6. Dari nilai-nilai tersebut, enunjukkan bahwa unit-unit alat tangkap jaring jaher pada Maret, Juli dan Agustus asing-asing hanya apu en-support

30 sekitar 5%, 44% dan 6% dari suberdayanya untuk encapai kapasitas optiu atau rata-rata input optial yang digunakan adalah asing-asing sekitar 53% pada Maret, 44% Juli dan 6% dari rata-rata produksi variabel selaa alat tangkap beroperasi. Pada Agustus nilai efisiensinya lebih tinggi dibandingkan Maret dan Juli. (Gabar 4.7). Pada Maret, dari 4 sapel unit jaring jaher diperoleh sebanyak 36% efisien (nilai efisiensi =,) dan beberapa unit jaring lainnya (64%) tidak efisien. Pada Juli dari unit jaring jaher sebanyak 9% efisien dan sebanyak 8% tidak efisien Sedangkan pada Agustus dari 6 unit jaring jaher yang dianalisis, sebanyak 44% berada pada tingkat yang optial (efisien) yaitu dengan skor efisiensi sebesar,, seentara beberapa unit lainnya (56%) tidak efisien. Gabar 4.7. Distribusi efisiensi unit jaring jaher Berdasarkan tingkat peanfaatan variabel input (VIU) yaitu terhadap input panjang jaring, lebar jaring dan julah set (pis) unit jaring jaher dala setiap unit jaring

31 jaher diperoleh nilai rata-rata berkisar,83,98. Dari nilai-nilai tersebut enunjukkan bahwa secara uu dala peanfaatan ketiga variable input yaitu julah set jaring sebagian besar berada pada tingkat peanfaatan yang efisien (peanfaatan variable pencapaian input =,) (Gabar 4.8). Perbaikan efisiensi unit-jaring yang tidak efisien secara keseluruhan yaitu dengan engurangi rata-rata panjang jaring 83%, lebar jaring rata-rata 6% dan julah set (pis) sebesar 9%. Gabar 4.8. Distribusi peanfaatan variable input (VIU) unit jaring ujaher Efisiensi Jaring Kawan Selain pada jaring depik dan jaher, pengukuran kapasitas penangkapan dilakukan pula terhadap jaring insang,,5 inci yang dikenal oleh asyarakat nelayan setepat dengan naa jaring kawan. Dari hasil penghitungan, distribusi nilai peanfaatan kapasitas penangkapan (CU) unit jaring kawan (3 unit) diperoleh skor rata-rata sebesar,5. Dengan kata lain unit alat tangkap tersebut hanya apu ensupport sekitar 5% dari suberdayanya untuk encapai kapasitas optiu. Distribusi perolehan nilai efisiensi unit jaring kawan ditunjukkan pada Gabar 4.9. Gabar 4.9. Distribusi efisiensi unit jaring kawan

32 Dari hasil perhitungan DEA, nilai efisiensi unit jaring kawan yang encapai nilai optial (CU=,) diperoleh sebanyak 9%. Beberapa unit jaring kawan (8%) tidak efisien. Beberapa unit jaring ariable jauh dari efisien yang ditunjukkan oleh capaian nilai efisiensi <,5. Berdasarkan tingkat peanfaatan variabel input (VIU) unit jaring kawan diperoleh nilai rata-rata VIU >,9. Secara uu unit jaring kawan dala peanfaatan ariable input sebagian besar berada pada tingkat peanfaatan yang efisien yang ditandai oleh sebagian besar pencapaian nilai VIU =, (Gabar 4.). Gabar 4.. Tingkat peanfaatan variable input (VIU) unit jaring kawan Pebahasan Secara uu kapasitas penangkapan ikan di danau Laut tawar bervariasi setiap bulannya. Perubahan tersebut secara teporal didasarkan pada bulan-bulan diana banyak tertangkap ikan-ikan target tangkapan. Faktor utaa yang epengaruhi perubahan lokasi penangkapan baik secara spasial aupun teporal adalah ruaya ikan (baik untuk kepentingan akan, pebesaran, proses reproduksi, lingkungan oseanografi perairan). Pengaturan usi target penangkapan erupakan salahsatu instruent pengendalian input penangkapan. Hasil penelitian engindikasikan bahwa nelayan yang telah berpengalaan dala operasi penangkapan ikan, tidak selalu encapai tingkat efisiensi yang diharapkan. Dala konteks tersebut, variasi produktivitas akan uncul walaupun nelayan enggunakan teknologi penangkapan yang saa untuk ekploitasi suberdaya ikan di daerah penangkapan yang saa dan pada usi yang saa. Ini disebabkan produksi ikan pada hakekatnya erupakan sebuah perpaduan dari sebuah faktor internal yang dapat dikendalikan aupun faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan. Faktor

33 eksternal encakup suberdaya ikan, usi, arus. Sedangkan faktor internal berkaitan dengan kapabilitas anajerial dala usaha penangkapan ikan diantarannya encakup tingkat penguasaan teknologi penangkapan. Nelayan dikatakan elakukan penangkapan secara efisien jika produksi ikan yang diperoleh pada saat penangkapan endekati potensi aksiu. Hasil dari analisis kapasitas penangkapan secara tahunan, enunjukkan bahwa jaring insang dan jaring lainnya (terasuk jeral) enghasilkan skor efisiensi paling tinggi berada pada kondisi efisien. Seentara untuk dua alat angkap yang lain yaitu bubu dan pancing asing asing skor efisiensi,83 dan pancing,. Nilai efisiensi perikanan di danau Laut Tawar secara keseluruhan relatif berfluktuasi sejak tahun hingga. Pada tahun 5 terjadi peningkatan efisiensi yang taja yaitu dengan nilai efisiensi sebesar 93% jika dibanding dengan tingkat efisiensi pada tahun sebelunnya. Pada tahun 6 hingga tahun efisiensi cenderung eningkat dan encapai optial karena proporsi peningkatan produksi lebih besar dibanding proporsi peningkatan upaya dan unit penangkapan ikan. Pada tahun nilai efisiensi sangat rendah karena terjadi penuruna produksi juga diikuti oleh peningkatan upaya dan julah unit penangkapan ikan dibandingkan tahun. Nau peningkitan effort tersebut tidak sebanding dengan hasil tangkapan yang diperoleh. Selain itu pada tahun diduga dipengaruhi oleh eningkatnya kebutuhan bahan pokok yang erupakan dapak dari eningkatnya harga BBM. Dala situasi eningkatnnya kebutuhan bahan pokok, nelayan erespon dengan elakukan ekspansi upaya dala elakukan penangkapan ikan naun sebaliknnya produksi hasil tangkapan engalai penurunan dibandingkan tahun sebelunnya. Menyebabkan tahun tersebut tingkat efisiensinya enjadi rendah (jauh dari optial). Hal ini enunjukkan bahwa pengelolaan perikanan di Danau Laut Tawar sudah engalai excess capacity dala jangka panjang yang ditandai juga dengan nilai efisiensi sebagian besar kurang <,. Pebatasan intensitas operasi penangkapan dapat dilakukan agar perikanan yang efisien dapat dihasilkan. Oleh karena itu, solusi elalui regulasi engurangi inputan (trip) yang berlebih terutaa pada bulan-bulan tidak usi ikan dan pada bulan diana ikan sedang peijahan. Menurut Metzner (5), pada jangka pendek kebijakan pengendalian input produksi seperti pebatasan julah unit kapal akan engurangi hasil tangkapan aktual, tetapi dala jangka panjang

34 akan eberikan pengaruh berupa peningkatan kapasitas penangkapan. Le Floc h dan Boude (998) dan Whitars (998) dala Muldoon (9) enyebutkan bahwa teknologi adalah penyebab utaa terhadap perubahan excess fishing capacity yang berdapak pada perikanan skala tradisional aupun industri. Inovasi dala pebaharuan suberdaya ikan telah diakui sebagai dapak berlebih baik positif aupun negatif. Sehingga diperlukan pengurangan baik dala hal julah unit atau pengaturan waktu tangkap serta penyesuaian tingkat teknologi agar diperoleh tingkat peanfaatan yang optial. Uji odel DEA untuk enghasilkan angka efisiensi sebagai 3indikator3 penilaian kapasitas penangkapan. DEA dapat digunakan untuk enghitung perbaikan angka efisiensi, secara prinsip adalah dengan engurangi input atau enabah output (Cooper et al., 4). Untuk enganalisis efisiensi dilakukan dengan ebandingkan efisiensi antar unit alat tangkap yang sejenis yang aktif beroperasi. Unit alat tangkap yang dianggap efisien secara penuh (fully efficient) adalah kapal yang epunyai skor efisiensi sebesar, atau persen, pada kondisi tersebut, seluruh input dianfaatkan penuh atau tidak terdapat potensi peningkatan input yang digunakan. Perbandingan relatif tingkat peanfaatan kapasitas (CU) penangkapan jaring depik, pada bulan April, Mei, Juli dan Agustus sebagian besar unit jaring dala eanfaatkan input yang digunakan untuk usaha enangkap ikan telah efisien yang ditandai oleh nilai efisiensi teknis (TE) encapai,. Seentara pada bulan Maret sebagian unit jaring berada pada kondisi yang 3ariable jauh dari optial. Nilai efisiensi teknis pada bulan April, Mei, Juli dan Agustus asing-asing nilai efisiensinya rata-rata,7,,73,,6 dan,7. Seentara rata-rata nilai efisiensi pada bulan Maret bernilai paling redah dibandingkan bulan lainnya yaitu sebesar,53. Rendahnya nilai efisiesi yang terjadi pada bulan Maret sangat dipengaruhi oleh sebagian besar (5) unit arada nilai efisiensinya <,5 yaitu berkisar antara,5,4. Dari kisaran nilai tersebut tentu saja nilai efisiensi jauh dari optial. Indikator efisiensi yang optial adalah skor efisiensi sebesar,. Uunya hasil tangkapan ulai enurun seiring berakhirnya bulan usi ikan. Naun diduga julah upaya tidak dikurangi pada periode tidak usi ikan sehingga terjadi kelebihan upaya penangkapan. Kelebihan upaya penangkapan enyebabkan tingkat kapasitas unit jaring depik pada bulan tersebut enjadi sangat rendah. Jika kapasitas perikanan

35 dikendalikan aka produksi perikanan jaring insang sebenarnya apu ditingkatkan encapai produksi yang optial. Misal berdasarkan hasil analisis single output yang sesuai kapasitas perikanan jaring depik pada Maret, April, Mei, Juli dan Agustus asing-asing adalah 89%, 4% 37%, 67% dan 4% 4ariab. Sehingga berdasarkan pendekatan lebih besar dari produksi tersebut (Maret, April, Mei, Juli dan Agustus) asing asing engurangi kapasitas sebesar 47%, 9%, 7%, 47% dan 9% akan eungkinkan output saat ini diproduksi optial secara ekonoi. Dari sisi pendekatan jaring jaher pada Maret Juli dan Agustus asing-asing nilai efisiensinya rata-rata,7,,44 dan,6 artinya pada bulan-bulan tersebut jaring jaher hanya apu ensuport 7%, 44% dan 6% dari suerdayannya untuk encapai kapasitas yang optiu. Sedangkan jaring kawan secara keseluruhan nilai efisiensi teknis rata-rata,5 atau hanya apu ensuport 5% dari suberdaya yang ada selaa unit jaring beroperasi. Dari nilai-nilai tersebut enunjukkan bahwa tingkat input yang ada saat ini sudah elebihi kapasitas yang seharusnya. Sehingga secara keseluruhan, hasil analisis enunjukkan perlunya intervensi pengurangan input untuk alat tangkap di Perairan Danau Laut Tawar. Faktor-faktor yang enyebabkan penurunan efisiensi harus dikendalikan. Disaping pengendalian upaya penangkapan (effort), faktor-faktor seperti pengendalian kondisi pencearan di perairan Danau Laut Tawar dan sekitarnya ungkin akan ebantu eningkatkan efisiensi perikanan ke pengelolaan yang lestari. Tingkat peanfaatan input variabel (VIU) jaring depik dapat diukur berdasarkan rasio dari penggunaan input optial (target) dengan input 4ariab (observasi). Input optial erupakan input yang digunakan pada kondisi efisien teknis. Berdasarkan tingkat peanfaatan input variable, unit jaring depik enunjukkan bahwa pada bulan Maret telah terjadi surplus penggunaan input sehingga perlu engurangi input tersebut (Fare et al. 994). Untuk eningkatkan efisiensi kapasitas penangkapan jaring depik, jaring jaher dan jaring kawan secara teknis dapat eperbaiki nilai efisiensi penangkapan pada bulan-bulan tidak usi ikan elalui pengurangan intensitas penangkapan dan engurangi input 4 panjang dan lebar jaring dan julah pis yang enjadi instruent dala pengendalian kapasitas penangkapan jaring insang. Ukuran unit jaring yg lebih besar dapat enjangkau daerah penangkapan yang lebih jauh dan potensial saat operasi, sehingga lebih berpeluang untuk eningkatkan hasil

36 tangkapan. Akan tetapi, perubahan diensi alat tangkap perlu epertibangkan perbandingan ukuran teknis alat tangkap dan kondisi suberdaya yang sudah sangat terbatas dan terus endapat tekanan penangkapan. Karena dengan faktor suberdaya ikan yang sudah sangat terbatas enyebabkan ukuran jaring yang seakin panjang dan lebar tidak serta erta epunyai efisiensi yang tinggi. Dan dengan faktor keterbatasan suberdaya ikan input-input yang digunakan secara berlebih enyebabkan berpengaruh negatif terhadap tingkat efisiensi secara teknis. Sehingga pengelolaan perikanan di Danau Laut Tawar perlu epertibangkan kondisi perikanan secara uu, resistensi nelayan serta rendahnya para pelaku atas prinsip-prinsip kelestarian dan keberlanjutan ekonoi aka pengendalian dilakukan dengan prinsip kehati hatian (secara adaftif) yaitu salah satunya dapat dilakukan berupa pengurangan intensitas (upaya) penangkapan pada bulan-bulan tertentu terutaa saat usi ikan yang enjadi target tangkapan sedang eijah. 4.. Karakteristik Suberdaya Ikan 4... Keragaan Jenis ikan Selaa waktu penelitian dilakukan diteukan sebanyak 4 jenis/spesies ikan yang ada di DLT. Jenis-jenis ikan yang diperoleh ditapilkan dala Tabel 4.3. Keungkinan asih ada beberapa jenis ikan lainnya yang belu berhasil diteukan selaa pengaatan terutaa akibat kelipahannya yang rendah sehingga butuh usaha tersendiri untuk endapatkannya, atau ikan tersebut epunyai habitat yang spesifik sehingga sulit untuk ditangkap selaa pengaatan. Ikan Depik atau Eyas, Relo, Kawan, Nila, Mas dan Mujair erupakan ikan-ikan yang bernilai ekonois/konsusi penting di danau ini. Epat jenis pertaa adalah ikan-ikan yang berukuran kecil dan biasa ditangkap di perairan danau dengan berbagai aca alat dan cara enangkapnya, sedangkan tiga jenis yang lainnya adalah ikan-ikan yang dipelihara nelayan di dala keraba jaring apung atau keraba tancap di pinggir danau, walaupun ikan-ikan tersebut juga banyak diteukan di dala danau. Ikan Depik (Rasbora tawarensis) erupakan ikan yang paling terkenal dan telah enjadi trade ark Kota Takengon. Ikan ini bersifat endeik (penyebarannya sepit dan hanya dijupai di DLT). Menurut IUCN (99), ikan Depik bersaa ikan kawan (Poropuntius tawarensis) tergolong ikan yang teranca dan

37 telah asuk daftar erah, hasil evaluasi terakhir enunjukkan kedua ikan ini sudah asuk pada Kategori Critical Endangered (CBSG, 3). Berdasarkan wawancara dengan sejulah nelayan, diperoleh inforasi bahwa kelipahan ikan Depik eningkat pada usi penghujan terutaa antara Septeber hingga akhir Deseber, diana pada bulan-bulan tersebut turun hujan yang lebat dan bersaaan dengannya bertiup angin Barat Daya. Pada asa tersebut ikan-ikan Depik dewasa berigrasi dari tengah danau ke sungai-sungai kecil (Didisen) di sekeliling danau untuk eijah. Sayangnya pada saat itulah, penangkapan ikan Depik secara besar-besaran akan terjadi. Tabel 4.3. Naa-naa ikan yang diteukan di Danau Lut Tawar pada 3. No Naa Lokal Sepat batu Bawal Lokot Gabus Lele Lili Sapu-sapu Belut Mujaer Nila Peres Naa Iliah Anabas testudineus Cyprinus carpio Chana gochua Channa striata Clarias batrachus Hoaloptera gynogaster Liposarcus pardalis Monopterus albus Oreochrois assabicus Oreochrois niloticus Osteochilus bevicauda/o.kappeni No Naa Lokal Palau Kebare Bontok Gegaring/Jejolong Kawan Relo Depik/eas Buntal Gegaring Gegaring Sepat erah Laga Mas pedang Naa Iliah Osteochilus hasseltii Osteochilus waandersi Poecilia reticulata Poropuntius tawarensis Puntius tawarensis Rasbora suatrana Rasbora tawarensis Tetraodon palebngensis Tor douronensis Tor soro Trichogaster trichopterus Trichopis vittata Xiphophorus helleri Secara orfologi ikan Depik, Eyas dan Relo epunyai karekteristik yang hapir saa sehingga sedikit sulit ebedakannya di lapangan. Secara sepintas terlihat ikan Eyas dan Relo eiliki ukuran ata relatif lebih besar berbanding dengan panjangnya. Selain itu ikan Depik dapat dibedakan dari dengan dua jenis terakhir dari sisiknya, sisik ikan Depik akan terasa halus bila diraba, sedangkan sisik ikan Eyas dan Relo lebih kasar (Muchlisin, unpublished data). Untuk enjawab keraguan ini suatu kajian DNA sequencing sedang dilakukan oleh salah seorang anggota ti survey dan segera akan dipublikasikan. Ikan lain yang bernilai ekonois dan terdapat dala danau adalah ikan Bawal (Ctenopharyngodon idella) yang dulunya asuk ke danau sekitar tahun 989 elalui sebuah proyek peerintah, diana bibitnya didatangkan dari Sukabui Jawa Barat. Diprediksi kelipahannya di DLT tergolong rendah ditandai dengan rendahnya hasil Ikan-ikan tersebut eiliki bentuk dan ukuran tertentu berbeda antara ikan yang satu dengan yang lain, hal ini enunjukkan bahwa ada spesifikasi tertentu pada

38 karakteristik, bentuk dan ukuran tubuh ikan di ala. Pertubuhan adalah pertabahan ukuran, baik panjang aupun berat. Pertubuhan dipengaruhi faktor genetik, horon, dan lingkungan (zat hara). Ketiga faktor tersebut bekerja saling epengaruhi, baik dala arti saling enunjang aupun saling enghalangi untuk engendalikan perkebangan ikan (Fujaya,999) Beberapa Kajian Biologi Ikan Doinan Danau Laut Tawar 4... Panjang Berat Hubungan panjang berat ikan erupakan pengetahuan yang signifikan dipelajari, terutaa untuk kepentingan pengelolaan perikanan. Pentingnya pengetahuan ini sehingga Bayliff ( 966 ) enegaskan, hubungan panjang-berat ikan dan distribusi panjangnya perlu diketahui, terutaa untuk engkonversi statistik hasil tangkapan, enduga besarnya populasi dan laju ortalitasnya. Disaping itu diperlukan juga dala engatur perikanan, yaitu enentukan selektifitas alat tangkap agar ikan-ikan yang tertangkap hanya yang berukuran layak tangkap (Vanichkul & Hongskul dala Merta 993 ).. Ikan Nila 6 5 Ln berat (gra) 4 Ln Berat (gra) Nila Betina N=79 4,5 3,5 3,5 y =,83x - 3,57 R =,9745 r =,987,5 Nila Jantan N= y =,7785x - 3,443 R =,9658 r =,983, Ln Panjang (c) Ln Panjang (c). Ikan Depik Depik betina N=5 Ln Berat (gra),5,5 Ln berat (gra) 3,5 y = 3,99x - 5, R =,964,96,5 Depik Jantan N=39,5 y =,95x - 4,798 R =,8979 r=,948,5,,,3 Ln Panjang (c ),4,5,5,5 Ln Panjang (c ),5

39 3. Ikan Kawan 5 Kaw an Betina N=77 7 3,58 y =,95x R =, Kaw an Jantan N= berat (gra) Berat (gra) 8 4,648 y =,38x R =, Panjang (c) Panjang (c ) 4. Ikan Bontok 4 6,67 Berat (gra) Berat (gra) Bontok Betina n=634 y =,8x,5945 R =,765 3,5 y = 5E-5x R =,786 3,5 bontok Jantan n = 546,5, Panjang (c) 6 8 Panjang () 5. Ikan Relo Relo Betina n = 645 4,5 3,5,985 y =,6x R =,676 3,45 3,5 y =,3x R =, Berat (gra) Berat (gra) 4,5,5 Relo Jantan N=4,5,5,5,5 4 Panjang () Panjang () Gabar 4.. Grafik hubungan panjang berat beberapa jenis ikan doinan Danau Laut Tawar 3 Hasil analisis panjang-berat beberapa jenis ikan doinan (Depik, Nila, Relo, Kawan dan Bontok) Gabar, di Danau laut Tawar enunjukkan bahwa ikan Nila eiliki pola pertubuhan yang isoetrik, ikan Depik, Kawan dan Relo tergolong alloetrik negatif dan ikan Relo tergolong alloetrik positif. Pola tertubuhan

40 tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis, ukuran ikan, uur dan usi. Walaupun ikan Nila di Laut Tawar enunjukkan pola pertubuhan isoetrik hasil studi lain enunjukkan ikan nila juga eiliki pertubuhan alloetrik (Abowei et al., 9) Keatangan Gonad beberapa Jenis Ikan Doinan a. Nisbah Kelain Dari tiga jenis ikan doinan yang diaati ikan relo erupakan ikan dengan nilai nisbah kelain terkecil yaitu pada kisaran,7-,87, diikuti dengan ikan depik sebesar,34-,696 dan yang paling besar adalah ikan bontok yaitu,33-,88). Ikan relo yang diaati 83 ekor (ikan jantan 44 ekor dan ikan betina 786 ekor). Nisbah kelain di dala populasi yang eijah dan di dala kelopok-kelopok uur dan ukuran bervariasi enurut jenis ikannya yang encerinkan hubungan antara jenis ikan tersebut dengan lingkungannya (Nikolsky, 969). Ikan Depik yang diaati 34 ekor (ikan jantan 67 ekor dan ikan betina 464 ekor). Ikan Bontok yang diaati 658 ekor (ikan jantan 98 ekor dan ikan betina 676 ekor). Nisbah kelain. Secara uu rasio kelain ikan Depik, Relo dan Depik selaa Nisbah Kelain (J/B) penelitian disapaikan pada Gabar 4.. Depik,,8,6,4,,,8,6,4, relo Bontok Depik (,34 -,696), relo (,7-,87), Bontok (,33 -,88), Maret Mei Juni Agustus Bulan Garnbar 4.. Nisbah kelantin ikan Depik, Relo dan Bontok di Danau Laut Tawar 3

41 b. Tingkat Keatangan Gonad Tingkat keatangan gonad dapat di pergunakan sebagai penduga status reproduksi ikan, ukuran dan uur pada saat pertaa kali atang gonad, proporsi julah stok yang secara produktif atang dengan peahaan tentang siklus reproduksi bagi suatu populasi atau spesies (Nielson, 983). a. Ikan Depik b. Ikan Kawan Betina betina Jantan 5 jantan 5 Julah Ikan (Ekor) Julah Ikan (Ekor) I II III IV I V II TKG c. Ikan Bontok (Xiphophorus sp) Betina 45 IV V d. Ikan Relo Jantan 8 4 Julah Ikan (Ekor) 35 Julah Ikan (Ekor) III TKG Betina Jantan I II III IV TKG V I II III VI V TKG Garnbar 4.3. TKG beberapa ikan doinan Danau Laut Tawar 3 c. Indeks Keatangan Gonad Nilai indek keatangan gonad bervariasi diantara ketiga jenis ikan, baik yang jantan aupun betina. Gabar 4.3. enjelaskan bahwa rata-rata nilai indeks keatangan gonad jantan lebih besar daripada betina. Hal ini berbeda dengan pendapat Biusing (998) bahwa pada uunya nilai indeks keatangan gonad jantan lebih rendah daripada betina. Effendie (99) enyatakan bahwa sejalan dengan pertubuhan gonad, aka gonad akan seakin bertabah besar dan berat sapai batas

42 aksiu ketika terjadi peijahan. Hal ini terjadi juga pada penelitian ini, yakni pada ketiga jenis ikan indeks keatangan gonad seakin eningkat dengan eningkatnya tingkat keatangan gonad Fekunditas beberapa Jenis ikan Doinan Fekunditas erupakan salah satu aspek yang eegang peranan penting dala biologi perikanan, yaitu dala hubungannya dengan dinaika populasi dan produksi. Dari fekunditas secara tidak langsung dapat diduga julah anak ikan yang akan dihasilkan dan akan enentukan pula julah ikan dala kelas uur yang bersangkutan (Effendi, 997). Dari 4 ikan doinan yang dianalisis ikan depik erupakan ikan dengan fekunditas tertinggi yaitu rata-rata pada kisaran 3-65 butir dari 97 ekor ikan yang dianalisis, diikuti dengan ikan relo rata-rata pada kisaran -55 butir dari 7 ekor ikan yang dianalisis, ikan kawan rata-rata pada kisaran 5-77 butir dari 73 ekor ikan yang dianalisis. Ikan Bontok erupakan ikan dengan fekunditas terrendah yaitu ratarata pada kisaran 5-6 butir dari 495 ekor ikan yang dianalisis (Gabar 4.4). a. Ikan Depik b. Ikan Relo 7 8 N = 96 Ekor Rata-rata fekunditas 963 Butir 7 Julah Ikan (Individu) 6 Julah Ikan (Individu) n = 7 Ekor Dengan rata-rata 5 butir c. Ikan Bontok (Xiphophorus sp) b. Ikan Kawan 4 5 n=495 Ekor Julah Ikan (Ekor) Julah Ikan (Ekor) 4 Fekunditas (Butir Fekunditas telur (Butir) 5 n = 73 Kisaran Julah Telur rata-rata 5 s/d Julah Telur (Butir) Julah Telur (Butir) 6 7 Garnbar 4.4. Fekunditas beberapa ikan doinan Danau Laut Tawar 3 8

43 Diaeter Telur Beberapa Jenis Ikan Doinan Diaeter telur ikan bervariasi, baik antara spesies aupun antara individu dala spesies yang saa. Hasil analisis data sebaran diaeter telur 3 jenis ikan doinan Danau Laut Tawar pada TKG III dan TKG IV dapat dilihat pada Gabar 4.5. Ketiga jenis ikan tersebut eiliki sebaran diaater telur yang hapir saa yaitu rata-rata pada kisaran,5-,. Diaeter telur ada hubungannya dengan fekunditas. Makin banyak telur yang dipijahkan (fekunditas), aka ukuran diaeter telurnya akin kecil, deikian pula sebaliknya (Tang dan Affandi, ). Hal ini juga dikeukakan oleh Wootton (998) bahwa ikan yang eiliki diaeter telur lebih kecil biasanya epunyai fekunditas yang lebih banyak, sedangkan yang eiliki diaeter telur yang besar cenderung eiliki fekunditas rendah. b. Ikan Relo Julah Telur (Butir) (Butir) Julah Telur a. Ikan Depik ,,,4,6,8,,,4 -,6,5,,5 Diaeter Telur,,5 3, 3,5 Dia eter Telur c. Ikan Kawan 45 4 Julah Telur (Butir) 35 n = 676 Butir kisaran DT adalah,447 s/d, ,5,,5,,5 3, 3,5 Diaeter Telur Garnbar 4.5. Distribusi diaeter Telur 3 jenis ikan doinan Danau Laut Tawar 3 Seakin besar ukuran diaeter telur akan seakin baik, karena dala telur tersebut tersedia akanan cadangan sehingga larva ikan akan dapat bertahan lebih laa. Larva yang berasal dari telur yang besar eiliki keuntungan karena eiliki

44 cadangan kuning telur yang lebih banyak sebagai suber energi sebelu eperoleh akanan dari luar. Ukuran diaeter telur dapat enentukan kualitas yang berhubungan dengan kandungan kuning telur diana telur yang berukuran besar juga dapat enghasilkan laeva yang berukuran besar. Effendie (997) enyatakan bahwa seakin berkebang gonad, aka ukuran diaeter telur yang ada didalanya seakin besar sebagai hasil pengendapan kuning telur, hidrasi, dan pebentukan butir-butir inyak Karakteristik Biologi a. Plankton Fitoplankton erupakan golongan yang doinan di DLT, baik dari segi jenis aupun kelipahannya, diana kounitas fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae lebih endoinasi dan kelas Monogonanta yang endoinasi pada kounitas zooplankton (Gabar 4.6). Terdapat 63 genus plankton yang terdiri dari 47 genus fitoplankton dan gebus zooplankton di DLT, diana cosariu (55%) (fitoplankton) dan peridiu (9%) (zooplankton) erupakan genus-genus yang doinan (Gabar 4.7). Julah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan hasil penelitian sebelunya 9 genus (Kartaihardja et al., 995) dan 46 jenis (Anonious, 9). 4 Fitoplankton Zooplankton julah Genus (%Individu) Julah Genera (%) Chlorophyceae Bacillariophyceae Kelas Dinophyceae Cyanophyceae Mastigophora Crustacea Monogononta Ciliata Sarcodina Kelas Gabar 4.6. % Genus Fitoplankton dan Zooplankton pada setiap kelas yang terdapat di Danau Laut Tawar pada Maret dan Juni 3

45 Cybella Diatoa Fragilaria Gophonea Navicula Neidiu Nitshcia Pinnularia Surirella Synedra Tabellaria Coconeis Coscinodiscus Melosira Cosariu Staurastru Mougeotia Oedogoniu Tetraedron Scenedesus Closteriu Coelastru Oocystis Asterococcus Crucigenia Cyclotella Actinastru Ulothrix Ankistrodesus Mycrocystis Aphanocapsa Anabaena Chrococcus Oscillatoria Peridiniu Crucigenia Tracheloonas Golenkinia Merisopedia Spondylosiu Stauroneis Ceratiu % 8% % % 6% % 3% Tetraedron Merisopedia Spirulina Staurastru Anabaena % Cosariu 55% Phacus Selenastru Fitoplankton % % % % % % Peridiniu 93% Zooplankton Tracheloonas Euglena Peridiniu Diaptous Nauplius Cyclops Anureopsis Trichocerca Notholca Pleosoa Asplanchna Mytilina Keratella Monostyla Brachionus Actinophyrius Oxytrcha Difflugia Trinea Euglypha % Acanthocystis Gabar 4.7. Kelipahan Fitoplankton dan Zooplankton yang terdapat di Danau Laut Tawar pada Maret dan Juni 3 Kehadiran plankton di suatu ekosiste perairan sangatlah penting, karena fungsinya sebagai produsen prier atau karena keapuannya dala ensintesa senyawa organik dari senyawa anorganik elalui proses fotosintesis (Heddy & Kurniati, 996). Kualitas suatu perairan terutaa perairan enggenang dapat ditentukan berdasarkan fluktuasi populasi plankton yang akan epengaruhi tingkatan trofik perairan tersebut.

46 Fluktuasi dari populasi plankton sendiri dipengaruhi terutaa oleh perubahan berbagai faktor. Salah satu faktor yang epengaruhi populasi plankton adalah ketersedian nutrisi di suatu perairan. Unsur nutrisi berupa nitrogen dan fosfor yang terakuulasi dala suatu perairan akan enyebabkan terjadinya ledakan populasi fitoplankton dan proses ini akan enyebabkan terjadinya eutrifikasi yang dapat enurunkan kualitas perairan (Barus. 4). Hal ini ditunjukkan dengan cukup rendahnya nilai indeks keanekaragaan plankton yang berkisar >, (zooplankton) hingga>,5 (fitoplankton). Dengan deikian rata-rata indeks keanekaragaan plankton di Danau Laut Tawar pada penelitian ini > 3, berakna bahwa kondisi kounitas plankton adalah sangat stabil atau sangat antap. Menurut Dresscher dan Mark bahwa indeks keanekaragaan >, enunjukkan kondisi perairan tidak tercear. Sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi kounitas plankton pada Danau Laut Tawar tergolong asih alai (tidak tercear) (Gabar 4.8 dan 4.9). H' Trip H' Trip DI Trip DI Trip Indeks Keanekaragan (H"),5,,9,8,7,,6,5,5,4,,3 Indeks Doinansi (DI) 3,,,5,, To w er en To D w as To era ar w n O era ne n -O ne d O ne as a O one r Ka ne b a -On ya e 5 k Ka an b a da Ke ya s a b a k an r y M ak a en n g a y M ad en a g a s ar M y en a ga y Kl a 5 itu da Kl sar itu Kl i R tu aw e D R as a aw r e R Be aw e w an 5 g da s Be ar Ka Be wa l a wa ng Bi ng n Ka tan 5 la g D a Ka Bi l a nta sar Bi ng nt an g O ut le t, Stasiun Gabar 4.8. Indeks Keanekaragaan (H ) dan Indeks Doinansi (DI) Fitoplankton Danau Laut Tawar 3

47 Indeks Keanekaragaan (H') H' Trip DI Trip DI Trip,4,,5,8,5,6,4,5, O ne -o n O ed ne a s O -on ar n e To e-o w ne er a 5 To n D w a To er sa w an r Be era wa n n Be g d wa asa Be ng r wa R ng aw 5 e D R as aw a e r M Ra en w ga e 5 M ya en da Ka gay sar la eng a Bi a Ka nta ya la ng 5 Ka B d la inta asa bi n r nt g an g Kl it u da Kl sa it u r Kl it u D as ar Ke Ou ba tle Ke Ke yak t ba ba an ya ya ka ka n n Indeks Doinansi (DI) H' Trip 3 Stasiun Gabar 4.9. Indeks Keanekaragaan (H ) dan Indeks Doinansi (DI) Zooplankton Danau Laut Tawar 3 b. Perifiton Menurut Jaes dan Evison (978) bahwa perifiton erupakan salah satu organise yang hidup elekat pada tubuhan air, batu-batuan serta ranting-ranting sangan baik digunakan dala enilai kualitas perairan. Diantara jenis-jenis organise tersebut ada yang sangat sensitif dan ada yang toleran terhadap pencearan, sehingga dapat digunakan sebagai bioindikator perairan. Salanki dan Punyi (975) enyatakan bahwa sebagian besar perifiton terdiri dari fitoplankton yang erupakan produsen pertaa dala perairan (Tropik ), juga sebagian dala tropik II yaitu zoogpea, protozoa dan binatang lain yang elekat. Kelas Bacillariophyceae erupakan kounitas perifiton yang endoinasi pada setiap waktu pengaatan dari epat kelas yang diketuukan yaitu Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Dinohyceae (Gabar 4.). 7 Maret Julah Spesies (%) 6 Mei Bacillarisphyceae Chlorophyceae Cyanophyceae Dinophyceae Kelas Gabar 4.. Kelipahan Spesies pada setiap kelas perifiton yang terdapat di Danau Laut Tawar pada Maret dan Juni 3

48 Persentase kelipahan setiap kelas perifiton dengan genus yang endoinasi pada setiap waktu pengaatan tidak engalai perubahan yang signifikan, pada kelas Bacillariophyceae yaitu genus Navicula dan Cybella asing-asing 3,68%; 8,46% pada Maret dan 5,56%; 4,44% pada Mei. Chlorophyceae yaitu closteriu dan Cosariu asing-asing sebesar,59% pada Maret dan 7,5%; pada Mei, Cyanophyceae yaitu dari genus Oscillatoria dan Anabaena asing-asing sebesar 4,86%; 8,57% pada Maret dan 4; pada Mei sedangkan pada Kelas terakhir yaitu Dynophyceae baik pada Maret aupun Mei hanya diteukan satu jenis yaitu Ceratiu (Gabar 4.). % 3% % % % %% % % 3% % 4% % % 3% Ulotrix aequalies 7% % % 4% % % % % % % % % % % % Synedra ulna 7% % % Fragilaria sp 8% 4% 3% % % % % % % % % % Aphora ovalis Caloneis bacillaris Cocconeis placentula Cybella aspera Cybella ehrenbergii Cybella naviculaforis Cybella sp Cybella ventricosa Eunotia sp Fragilaria virescens Gophonea angustatu Gophonea gracille Navicula bacillu Navicula cryptocephala Navicula exigua Navicula lanceolata Navicula placentula Navicula spicula Nitszchia capitalla Nitszchia frustulu Nitszchia obtusa Nitszchia spectabillis Pinnularia icrostauron Suriella robusta Synedra fabulata Tabelaria sp Navicula pupula Synedra flugens Cyclotella sp Merisopodia elegans Ankistrodesus falcatus Closteriu cornu Closteriu gracile Cosariu brotitys Cosariu quadratu Cosariu sp Mougeotia japonica Oedogoniu borisianu Scenedesus quadrispina Spirogyra sp Straurastru longiradiatu Ulotrix aequalies Oedogoniu sp Cosariu undulatu Anabaena catenula Oscillatoria sp Chroococcus inutus Ceratiu hirundinella Aphora norali Caloneis bacillu Cocconeis sp Cybella custila Cybella graciles Cybella prostata Cybella tuida Diatoa elongatu Eunotia robusta Fragilaria sp Gophonea contrictu Gophonea olivaceu Navicula cori Navicula dichepala Navicula falaisiensis Navicula latrerostrata Navicula pygae Navicula viridis Nitszchia gandersheiiensis Nitszchia kuctzingiana Nitszchia scolaris Pinnularia braunii Rhopalodia gibberulla Suriella tenera Synedra pulchella Navicula rhyncocephala Nediu digustus Rhopalodia sp Gophonea sp Navicula gracilles Ankistrodesus spirolis Closteriu dianae Closteriu porvulu Cosariu constractu Cosariu renifore Crugenia sp Mougeotia sp Oedogoniu crispu Scenedesus sp Spondylosiu sp Straurastru sp Gonatozygon onotaeniu Mougeotia sp Desidiu coarctatu Anabaena enderi Oscillatoria teniu Nostoc sp Aphora sp Cocconeis diunata Cybella affinis Cybella cuspidata Cybella lauceolata Cybella sinulata Cybella turgida Ephiteia zebra Fragilaria capucina Gophonea acuinatu Gophonea elongatu Navicula anglica Navicula cuspida Navicula elegans Navicula hasta Navicula edisculus Navicula radiosa Nediu sp Nitszchia hungarica Nitszchia linearis Nitszchia siga Pinnularia gibba Rhopalodia gibba Syndra acus Synedra ulna Suriella sp Nitszchia ricta Surirella elagans Mastogloia sp Navicula utica Closteriu aerosu Closteriu juncidu Closteriu sp Cosariu forosulu Cosariu subcrenatu Eurastru ansatu Nephrocytiu digitus Scenedesus obliquus Spirogyra inuticrassoidea Straurastru gracille Staurastru subsaltan Oedogoniu oblongu Ulotrix sp Aphanizoenon flos-aquae Nodularia harveyana Oscillatoria tenuis Oscillatoria sancta Gabar 4.. Kelipahan Perifiton (sel/ l) Danau Laut Tawar 3 Perifiton berperan penting dala siste rantai akanan di Danau Laut Tawar. Perifiton erupakan suber daya pakan bagi organise bentik seperti ikan, udang, kepiting dan oluska. Meskipun perairan Danau Laut Tawar bersifat Oligotrofik (iskin unsur hara), naun apabila dilihat dari kelipahannya, enunjukkan bahwa perifiton sebagai suber pakan yang penting bagi biota. Kelipahan perifiton pada setiap stasiun hapir tidak jauh berbeda, akan tetapai berdasarkan waktu pengabilan sapel pada Juni lebih tinggi daripada Maret, hal ini diduga karena pada Juni air lebih rendah dari pada Maret sehingga epengaruhi proses asuknya nutrien ke dala

49 danau ataupun yang keluar dari danau (Gabar 4.). Tingginya kandungan perifiton di Danau Laut Tawar didukung pula dengn tingginya indeks keanekaragaan perifiton pada setiap stasiun dan waktu pengaatan (Gabar 4.3). Maret Juni 8 7 Individu/ T TL E O U AK A N NG KA KE LA BA Y BI NT A ER AN E TO W N EO N BU KL IT A O R LE LA AW AY M E NG W AN BE E A G Stasiun Gabar 4.. Kelipahan Perifiton (sel/) Danau Laut Tawar 3 Maret 4 Juni Indeks Keanekaragaan (H') 3,5 3,5,5,5 TL ET O U YA K AN G KE BA TA N BI N KA LA TO W ER AN EO NE O N LE LA BU KL IT A RA W E EN G AY A M BE W AN G Stasiun Gabar 4.3. Indeks Keanekaragaan (H ) Perifiton Danau Laut Tawar 3 c. Bentos Makrozoobenthos erupakan satu dari beberapa organisa air yang dapat digunakan sebagai indikator dari tingkat pencearan suatu perairan. Keberadaan akrozoobenthos erat kaitannya dengan julah bahan organik pada sedien. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 3 pada 9 stasiun pengaatan di kawasan Danau Laut Tawar yang diulai dari Outlet hingga ke Kebayakan, julah jenis

50 akrozoobenthos yang diteukan sebanyak 4 genera yang berasal dari faili yaitu Chironoidae, Tubificidae, Lubriculidae, Thiaridae, Pleuroceridae, Apullariidae, Viviparidae, Buliidae, Lynaeidae, Planorbidae dan Corbiculidae (Gabar 4.4). Maret Juni Kelipahan spesies (% individu) C hi ro no id ae Tu bi f ic id Lu ae br ic ul id ae Th ia ri d Pl ae eu ro ce ri d A ae pu ll a ri i da Vi e vi pa rid ae Bu l i id ae Ly na ei da Pl e an or bi da C e or bi cu li d ae 5 Fa ily Gabar 4.4. Julah genera perifiton pada setiap faily Danau Laut Tawar 3 Kelipahan total acrozoobenthos beraga pada 9 stasiun baik pada Maret aupun pada Agustus. Kelipahan tertinggi diteukan di stasiun Outlet pada Maret (Gabar 4.5). 3 Maret Juni Kelipahan (Ind/) er an To w an Ke ba ya k O ne -O ne e R aw Kl itu an g Be w Bi nt an g Ka la ut Le t O M en ga ya Stasiun Gabar 4.5. Kelipahan perifiton pada setiap stasiun pengaatan didanau Laut Tawar 3

51 Bila dikaitkan dengan kelipahan relatif, faili akrozoobenthos yang endoinasi pada stasiun tersebut adalah Tubificidae yang didoinasi oleh genus Lynodrilus sp (Gabar 4.6 dan 4.7). 4 Maret Juni Kelipahan Individu () corbicula Anandota Lynea Helicorbis Viviparus Digoniostoa Bellaya Bellaya Poacea Pila scutata Pleurocera Brotia sp Melanoides Melanoides Thiara lineata Melanoides Thiara scabra Thiara winteri Aulodrilus Lubriculus Iature Branchiura Linodrilus Chironous Spesies Bentos Indeks Keanekaragaan (H') 3 Trip H' Trip H' Trip DI Trip DI,9,8,7,6,5,4,3,,,5,5,5 Ke b ay ak an Kl i tu R aw e Bi nt an g g Ka la Be w an ya en ga n M er a To w -O ne O O ut Le t ne Indeks Doinansi (DI) Gabar 4.6. Kelipahan genera perifiton pada setiap waktu penelitian di Danau Laut Tawar 3 Stasiun Gabar 4.7. Indek Keanekaragaan (H ) dan Indeks Doinansi (DI) Organise Bentos Danau Laut Tawar Paraeter kondisi lingkungan suber daya ikan Dala dunia perikanan paraeter kualitas air epunyai peranan yang sangat penting, hal ini dikarenakan nilai kualitas aiar dapat enunjukkan apakah air tersebut layak atau tidak untuk budidaya perikanan. Selain itu, paraeter kualitas air juga apu endeteksi tingkat kesuburan perairan. Kualitas fisik kiia dan biologi di suatu

52 perairan sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang eanfaatkan suberdaya baik di daratan ataupun di perairan itu sendiri. Pada kegiatan penelitian yang dilakukan pada 3, pengaatan terhadap paraeter perairan dilakukan secara insitu dan exsitu. Paraeter perairan yang diaati secara insitu adalah suhu udara, air, kecerahan, kecepatan arus, kedalaan, ph, cuaca, oksigen terlarut (DO), alkalinitas dan hardnes. Exsitu eliputi klorofil, COD, BOD, TP, TN, TDS, TSS, Turbidity dan TOC. Hasil pengukuran suhu air dan suhu udara, fluktuasi suhu udara pada usi hujan dan kering encapai 4 oc, untuk Suhu air secara keseluruhan cenderung lebih stabil dibandingkan dengan suhu udara antara usi hujan dan kering yaitu pada kisaran 5 o C -6 oc. Menurut Buwono (993), suhu yang ideal untuk kehidupan ikan dan udang berkisar antara 5-3 C. Fluktuasi suhu air berkaitan erat dengan fluktuasi suhu udara dan ketinggian uka air (Gabar 4.8). Menurut Nastie et al., (3) dikawasan tropika suhu perairan berkisar antara 5-33 C cocok untuk kehidupan ikan. udara Trip 3 air Trip air Trip air Trip 3 4,,, 5, 5,,, 5, 5,,, ar e ut ta w aw R ut le tl O Te lu k Le la bu h/ K an g Ka la Be w Te lu k Te lu k To w O Ke ba ya k Te lu k Stasiun lit u 5, Bi nt an g 5, M en ga ya 3, er an 3, ne -o ne 35, Suhu Udara (oc) udara Trip 35, an Suhu Air (oc) 4, udara Trip Gabar 4.8. Suhu udara dan air pada Maret, Juni dan Agustus 3 Keasaan air pada Danau laut Tawar tergolong tinggi dengan nilai aktivitas ion hidrogen (ph) pada kisaran (Gabar 4.9). Menurut Cheng et al., 3), kisaran ph yang baik untuk kehidupan dan pertubuhan ikan ataupun udang adalah antara 7-8,5.

53 Juni Agustus ta wa r aw e ut R O ut le tl Kl itu Te lu k Le la bu h/ Bi n ta ng an g Ka la Be w Te lu k M en ga y a er an To w O Te lu k Ke ba y Te lu k ne -o ne ak an ph Maret Stasiun Gabar 4.9. ph pada Maret, Juni dan Agustus 3 COD adalah julah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dala air dapat teroksidasi elalui reaksi kiia baik yang dapat didegradasi secara biologis aupun yang sukar didegradasi. Perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercear biasanya kurang dari g/l, sedangkan pada perairan tercear dapat lebih dari g/l (UNESCO,WHO/UNEP, 99). Kadar COD yang didapatkan selaa penelitian pada Maret dan Juni sebesar,5- g/l dan pada Agustus yaitu pada kisaran 5,49-,3 g/l, kondisi tersebut engindikasikan bahwa Danau Laut Tawar asih dala kategori tidak tercear karena nilai COD kurang dari g/l. BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh ikroorganise dala lingkungan air untuk eecah (endegradasi) bahan buangan organik yang ada dala air enjadi karbondioksida dan air. Julah ikroorganise dala air lingkungan tergantung pada tingkat kebersihan air. Air yang bersih relatif engandung ikroorganise lebih sedikit dibandingkan yang tercear. Air yang telah tercear oleh bahan buangan yang bersifat antiseptik atau bersifat racun, seperti fenol, kreolin, detergen, asa cianida, insektisida dan sebagainya, julah ikroorganisenya juga relatif sedikit. Sehingga akin besar kadar BOD nya, aka erupakan indikasi bahwa perairan tersebut telah tercear, hasil pengukuran didapatkan pada Maret dan Juni yaitu kisaran,5-4,93 g/l sedangkan pada Agustus berada pada rentang kisaran yang sangat luas yaitu,78-,43 g/l (Gabar 4.3).

54 3,5 BOD Trip BOD Trip BOD Trip 3 COD Trip COD Trip COD Trip 3,5,5,5,5 9,5 8,5 9,5 6,5 7,5 5,5 6,5 4,5 5,5 COD (g/l) 7,5 8,5 BOD (g/l),5 3,5 4,5,5,5,5,5,5,5 -,5 M en ga y M ad en a g a sar Kl Me ya itu ng 5 /L ay e K l la b a itu u /L h d el Kl a b asa itu uh r /L el a Be bu wa h ng Be da wa sa r Be ng Ke w 5 ba a n ya g Ke k a ba n d ya a Ke ka sar ba n y Ke ak ba an ya 5 ka O ne n -o n O ed ne a -o sa O ne r ne 5 To -on w e er a To n w da er sa a To n r w er To an 5 w er an Ra we da Ra sa we r Ka la Ra 5 w Bi Ka n ta e n la Bi g d n Ka ta asa r la n g Bi nt an g De de se Ou n t M let en da le 3,5 Stasiun Gabar 4.3. COD dan BOD Danau Laut Tawar 3 Kandungan oksigen terlarut yang teraati pada Maret, Juni dan Agustus ratarata berada pada kisaran yaitu 5,5-6,7 g/l (Gabar. 4.3) terasuk konsentrasi yang baik untuk pertubuhan biota perairan yaitu antara 5-7 g/l (Kordi dan Tancung, 7). Tanpa adanya oksegen terlarut, banyak ikroorganise dala air tidak dapat hidup karena oksigen terlarut digunakan untuk proses degradasi senyawa organik dala air. Kelarutan oksigen dala air tergantung pada teperatur dan tekanan atosfir. Ikan dan organise akuatik lain ebutuhkan oksigen terlarut dengan julah cukup banyak, kebutuhan oksigen ini bervariasi antar organise. 9, Agustus Maret Juni 8, DO (g/l) 7, 6, 5, 4, 3,,, Ke ba y Ke aka ba n d y as ar K ak Te eb an luk ay a k O Te ne an luk -o n e O Te d luk ne-o asa r n O ne e 5 To -o n we e r To an we da ra sa r Te luk To n w M e Te e ng ran luk ay Te Me a da luk ng sa Te Me aya r luk ng 5 a B y Te ew a a luk ng Te B e D a luk w a sa r n Ka Bew g 5 la bin ang Ka t la ang bi d Ka ntan a sa r Le la b g la b int uh ang /K Le la b litu u d Le h/k asa r la b litu Te uh luk /kli tu Te R aw luk e R a d as Te ar luk we R Ou aw t le e t lu t ta wa r, Stasiun Gabar 4.3. Oksigen Terlarut Danau Laut Tawar pada Maret Juni dan Agustus 3 Total nitrogen adalah penjulah dari nitrogen anorganik berupa N-N3, NN, N-NH3 yang bersifat terlarut dala nitrogen organik yang berupa partikulat, tidak larut dala air (Mackereth et al., 989). Nilai kisaran TN rata-rata antara,83-,798 g/l. Wardoyo (98) dala Resti () engatakan bahwa alga khususnya fitoplankton

55 dapat tubuh optial pada kandungan nitrat sebesar,9-3,5 g/l. Pada konsentrasi dibawah, g/l atau diatas 4,5 g/l nitrat dapat erupakan faktor pebatas. Ditinjau dari kandungan nitrat Danau Laut Tawar eiliki kesuburan perairan optiu. Posfat adalah bentuk fosfor yang dianfaatkan oleh tubuhan (Dugan, 97). Total fosfat adalah fosfor baik berupa partikulat aupun terlarut, berupa anorganik aupun organik. Fosfor anorganik contoh ortofosfat dan fosfor organik adalah perairan yang banyak engandung bahan organik. Nilai kisaran TP rata-rata antar,-3,4 g/l. Menurut Yoshiura dala Liaw, (969). Klasifikasi perairan berdasarkan kadar fosfat total adalah -, g/ perairan dengan tingkat kesuburan rendah,,-,5 g/ TN trip TN Trip TN trip 3 TP trip TP Trip TP trip 3 3,5 TN (g/l),5,5 M en ga M ya en da g a sar M y K lit eng a 5 u K /Le aya lit la u/ bu Le h K la da lit b u sa u/ h Le r la Be b uh w an Be g d w asa a B n r K ew g 5 eb a ay n g K ak eb an ay d K aka asa eb n r a K y ak eb an ay 5 a O kan ne -o O ne d ne - asa O o ne r ne 5 To -o n w e T o er an w er das a To n ar w e T o r an w 5 er a Ra n w e Ra dasa w r K e al a Ra 5 K Bin we al a tan B g K inta d as al a n g ar Bi nt an g D ed es en Out M let en da le 8 7,5 7 6,5 6 5,5 5 4,5 4 3,5 3,5,5,5 TP (g/l) tingkat kesuburan sedang dan,5-, tingkat kesuburan tinggi. Stasiun Gabar 4.3. TN dan TP pada Maret, Juni dan Agustus 3 Alkalinitas adalah gabaran kapasitas air untuk enetralkan asa yang dikenal dengan sebutan acid-neutralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion di dala air yang dapat enetralkan kation hidrogen. Alkalinitas juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan ph perairan. Nilai alkalinitas yang baik di perairan berkisar antara 3-5 g/l CACO3 (Efendi, ). Perairan yang nilai alkalinitasnya lebih kecil dari 4 g/l disebut sebagai perairan lunak. Nilai alkalinitas pada usi air besar (Maret) dan air kecil (Agustus) pada kisaran 4-8 g/l dan berbanding terbalik dengan asa peralihan dari air besar enuju air kecil (Juni) yaitu pada kisaran -6 g/l.

56 8 Hardness Maret Hardness Juni Hardness Agustus Alkalinitas Juni Alkalinitas Agustus Alkalinitas Maret Hardnes (g/l) 8 8 Alkalinitas (g/l) Ke b ay a Ke kan ba ya dasa k r Te Keb an lu k ayak On an Te e - o lu k ne Te On dasa lu e- o r k n On e 5 e To - on e w er To a n d a w er sar a Te lu Tow n k er M Te eng an ay lu k a Te Me das ng ar lu k Te M aya en 5 lu g k Be aya Te wa ng lu k D Te Bew as lu an ar k Ka Be g 5 w la bi ang Ka nta la ng da bi Ka ntan sar Le l a b g lab int uh an Le /K l g lab itu da uh Le /kl s ar lab itu Te uh/k lu k litu Te Raw lu k e da R Te aw sar e lu k Ou Raw tle e tl ut taw ar 4 Stasiun Gabar Alkalinitas dan Hardnes Danau laut Tawar 3 Kesadahan atau Hardnes adalah kandungan ineral tertentu di dala air, uunya yaitu ion kalsiu (Ca) dan agnesiu (Mg) dala bentuk gara karbonat. Air sadah atau sering disebut dengan air keras adalah air yang eiliki kadar ineral yang tinggi. Kecerahan air bergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan adalah ukuran transparansi perairan, Kecerahan adalah suatu kondisi yang enunjukkan keapuan cahaya untuk enebus lapisan air pada kedalaan tertentu. Hasil pengukuran kecerahan pada Maret, Juni dan Agustus di 9 stasiun kopleks Danau Laut Tawar ratarata berkisar 73,33-385,93 c. Sangat tingginya kecerahan enunjukkan rendahnya kandungan partikel lupur di perairan tersebut. Air yang baik untuk kola ikan epunyai kecerahan berkisar antara 4-8 c (Wardoyo, et.al., 995). Kedalaan adalah suatu keadaan yang enunjukkan tinggi rendahnya air dengan satuan eter ().

57 kecerahan Trip kecerahan Trip 3 Kedalaan Trip Kedalaan Trip Kedalaan Trip lu t ta w ar R aw e le t O ut /K lit u Te lu k g la bu h Bi nt Le ew an Ka la B an g a ga y Te lu k M en er a Te lu k e O To w -o n ne ak ay Te lu k Ke b n an Kedalaan () Kecerahan (c) kecerahan Trip Stasiun Gabar Kecerahan dan Kedalaan pada Maret, Juni dan Agustus Danau laut Tawar 3 Total Suspended Solid (TSS) atau padatan tersuspensi adalah padatan yang enyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung engendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran aupun beratnya lebih kecil dari sedien. Berdasarkan hasil pengukuran pada tiap stasiun enunjukkan bahwa kandungan TSS di perairan Danau Laut Tawar dala kriteria baik yaitu rata-rata pada kisaran 5,3-7,8 g/l enurut Canter dan Hill (98) (Tabel 4.4). Tabel 4.4. Kriteria kualitas perairan berdasarkan kandungan total bahan tersuspensi (Canter and Hill, 98) Kandungan Total Bahan Tersuspensi Kriteria Kualitas Air (g/l) <4 Sangat Baik 4 - Baik - 5 Sedang 5 - Miskin - 35 Buruk Diantara tiga waktu pengaatan pengaatan pada saat air kecil sangat tinggi dibanding pada saat air besar. Hal ini disebabkan karena pada saat air kecil proses pergantian air sangat kecil sehingga air lebih pekat. Peningkatan kandungan TSS diduga berhubungan erat dengan aliran air yang ebawa bahan-bahan yang terlarut ke perairan yang lebih rendah atau dari hulu ke hilir. Peningkatan nilai TSS ini juga dapat disebabkan oleh banyak faktor salah satunya seakin banyak terjadi penggundulan

58 hutan yang enyebabkan terjadi pengikisan tanah yang asuk ke erairan elalui proses run-off. Total Dissoved Solid (TDS) adalah julah ukuran zat terlarut (baik itu zat organik aupun anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS enggabarkan julah zat terlarut dala part per illion (pp) atau saa dengan illigra per liter (g/l). TSS (g/l) TDS Trip TDS Trip TDS Trip 3 TSS Trip TSS Trip TSS Trip TDS (pp) 5 5 Outlet Dedesen Mendale Kala Bintang Kala Bintang Rawe Stasiun Kala Bintang dasar Rawe 5 Rawe dasar Toweran Toweran 5 Toweran One-one Toweran dasar One-one 5 One-one dasar Kebayakan Kebayakan 5 Kebayakan Bewang Kebayakan dasar Bewang 5 Bewang dasar Klitu/Lelabuh Klitu/Lelabuh Mengaya Klitu/Lelabuh dasar Mengaya 5 Mengaya dasar Gabar TSS dan TDS Danau laut Tawar pada Maret, Juni dan Agustus 3 Kekeruhan enggabarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dala air. Kekeruhan disebabkan adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (isalnya lupur dan pasir halus), aupun bahan anorganik dan organik yang berupa plankton dan ikroorganisne lain (APHA, 976; Davis dan Cornwell, 99dala Effendi 3). Zat anorganik yang enyebabkan kekeruhan dapat berasal dari pelapukan batuan dan loga, sedangkan zat organik berasal dari lapukan hewan dan tubuhan. Tingginya nilai kekeruhan dapat epersulit usaha penyaringan dan engurangi efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air, pada Danau Laut Tawar nilai Turbidity asih dala kondisi rendah yaitu pada kisaran,36-,5 (Gabar 4.36). Hatta () enyatakan bahwa konsentrasi klorofil-a di perukaan perairan dapat dikelopokan enjadi tiga kategori, yaitu : Konsentrasi klorofil-a rendah (<,7 g/3); sedang (,7 -,4 g/3); dan tinggi (>,4 g/3). (Tabel 4.5) Tabel 4.5. Status Trofik Perairan Berdasarkan Konsentrasi Klorofil-a Status Trofik Klorofil-a (μg/l) Oligotrofik < Mesotrofik <5 Eutrofik < 5 Hiperetrofik = (Suber:Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 8 Thn 9).

59 Hasil pengukuran konsentrasi klorofil yang berada pada kisaran 5,-7, baik pada Maret, Juni aupun Agustus engindikasikan bahwa status tropik perairan Danau Laut Tawar berada pada kisaran status esotrofik hingga eutrofik,8 Turbidity Trip Turbidity Trip Turbidity Trip 3 5 Klorofil Trip Klorofil Trip Klorofil Trip 3 4,4 3,,8 Klorofil Turbidity (NTU),6,6,4, Outlet Dedesen Mendale Kala Bintang Kala Bintang Rawe Kala Bintang dasar Rawe 5 Rawe dasar Toweran Toweran 5 Toweran One-one Toweran dasar One-one 5 One-one dasar Kebayakan Kebayakan 5 Kebayakan Bewang Kebayakan dasar Bewang 5 Bewang dasar Klitu/Lelabuh Klitu/Lelabuh Mengaya Klitu/Lelabuh dasar Mengaya 5 - Mengaya dasar Stasiun Gabar Turbidity dan Klorofil Danau Laut Tawar 3 Daya Hantar Listrik adalah gabaran nuerik dari keapuan air untuk eneruskan arus listrik. Seakin banyak gara-gara terlarut yang dapat terionisasi aka akan seakin tinggi nilai DHLnya. Nilai kisaran DHL selaa penelitian asih asuk pada kategori perairan alai diana dari hasil pengukuran 8 stasiun Danau Laut Tawar berkisar 9-4 µs/ (Gabar 4.34). Boyd (979) engatakan bahwa nilai DHL perairan alai sekitar - 5 µ S/e. TOC (g/l) Juni TOC (g/l) Agustus DHL (Ms/c) Juni 5,5, TOC (g/l) 4,95 3,9,85 M en ga M ya en D Kl a it u M gay sa e a r Kl (Le nga 5 it u lab y ( u a Kl Lel h) D it u ab a (L uh sar el ) Be abu wa h) n Be g D wa as B Ke e ng ar ba wa 5 y Ke ak ng ba an y D Ke ak as ba an ar O ya ne ka -o n n O ed ne a s O -on ar To ne- e 5 w on e e To ran w Da er s To an ar w er R an aw e D R as aw a Ka e r la B R 5 Ka int awe la an B g Ka int Da la ang sa r Bi nt an g O ut le t,8 Stasiun Gabar DHL dan TOC Danau Laut Tawar 3 DHL (Ms/c) 6

60 DAFTAR PUSTAKA Cooper WC, Seiford, LM, Tone, Kaoru. 4. Data Envelopent Analysis. Massachusets: Kluwer Acadeic Publisher. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh,. Statistik Perairan Uu Aceh. Fare, R. S., S. Grosskopf, & E. Kokkelenberg Measurring Plant Capacity Utilization and Technical Change: A Nonparaetric Approach. Int. Econ. Rev. 3: Fare R. Grosskopf S and Lovell CAK Production Frontiers. Cabridge University Press, Cobridge. Fauzi, A. & Suzy Anna. 5. Data Envelopent Analysis (DEA) kapasitas perikanan di periaran pesisir DKI Jakarta. Perodelan Suber Daya Perikanan dan Kelautan: untuk Analisis Kebijakan. Jakarta: P.T. Graedia Pustakan Utaa.343 hal. Metzner R. 5. Fishing Aspiration & Fishing Capacity Key Manageent Issues. Paper Presented in Conference on The Governance of High Seas Fisheries and the Fish Agreent: Moving fro words to Action. International Journal Marine and Costal Law (3-4): Muldoon,G.J. 9, Innovation and capacity in fisheries : value-adding and the eergence of the live reef fish trade as part of the Great Barrier Reef reef-line fishery. Phd thesis, Jaes Cook University, Husnah, zulkarnaen Fahi, Azwar Said, Melfa Marini, Apriyadi, Raider Sigit Junianto, Rusaniar, Mersi dan Rosidi;. Potensi Produksi dan Karakteristik Suberdaya Ikan di Kreung Peusangan, Provinsi Aceh. Laporan Akhir Tahunan/Akhir. Balai Penelitian Perikanan Perairan Uu. Palebang. 65 hal Muchlisin Z.A. 8b. Ikan depik yang teranca punah. Bulletin Leuser,6 (7): 9- IUCN IUCN red list of threatened anial. IUCN, Gland and Cabrige. Jutting, B.W.S.S Systeatic studies on the non arine ollusca of the Indo- Australia Archipelago. Treubia 8 (): CBSG. 3. Conservation Assessent and Manageent Plan for Suatran Threatened Species: Final Report. IUCN SSC Conservation Breeding Specialist Group, Apple Valley, MN, USA. Kartaihardja, E.S., H. Satria and A.S. Sarnita Linologi dan potensi produksi ikan danau laut tawar, Aceh Tengah. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, (3): -5.

61 Lapiran. Jenis-jenis ikan Danau Laut Tawar 3 Ikan Depik Ikan Kawan Ikan Relo Ikan Mut Ikan Palau Ikan Kerling Ikan Nila Ikan Belut

62 Ikan Sapu-sapu Pedang Kuning Ikan Peres Ikan Gabus Ikan Lokot Ikan Sepat Ikan Sepat Sia

63 Ikan Mujaer Ikan Iken Ikan Bawal Ikan Keperas Ikan sepat batu/betok

64 Lobster Kepiting Kijing udang

65 Lapiran 3. Dokuentasi Peaparan dengan Bupati Aceh Tengah 3

66 Lapiran4. Beberapa Enoerator Danau Laut Tawar 3

67 Lapiran 5. Sapel Hasil Eksperien, Feeding Habit dan Koleksi Enoerator

68

69 Lapiran 6. Beberapa hasil penelitian BP3U -3 yang telah diinforasikan kepada asyarakat. Bupati Tegaskan Kelola Danau Lut Tawar Mesti Dengan Kajian Iliah Presentasi dan diskusi singkat Ti Peneliti BP3U Palebang dengan Bupati Aceh Tengah Ir. H. Nasaruddin, MM. (Lintas Gayo Munawardi) Takengon Lintas Gayo Bupati Aceh Tengah sangat engapresiasi dan engucapkan teria kasih kepada ti peneliti dari Balai Penelitian Perikanan Perairan Uu (BP3U) Palebang Keenterian Kelautan Perikanan RI yang dipipin Dr. Ir. Husnah, M.Phil yang telah banyak eberikan data-data terbaru engenai Suber Daya Perikanan perairan Danau Lut Tawar dan Sungai Pesangan. Menurut Bupati, Ir. H. Nasaruddin, MM, selaa ini pihaknya sangat ini eiliki data, sehingga kebijakan pengelolaan terhadap Danau Lut Tawar hanya dilakukan secara epiris berdasarkan pengalaan bukan berdasarkan kajian iliah, dan kedepannya kebijakan pengelolaan Danau Lut Tawar akan dilakukan dengan epertibangkan kajian ataupun rekoendasi iliah. Seentara itu Plt. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tengah drh. Rahandi enyatakan bahwa Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tengah erupakan perpanjangan tangan peerintah daerah endukung penelitian di Danau Lut Tawar. Dirinya sangat senang dengan adanya penelitian tersebut apalagi dengan beredarnya beberapa isu di kalangan asyarakat bahwa Danau Lut Tawar telah engalai kerusakan dan perairannya tercear terutaa disebabkan oleh kegiatan budidaya jaring apung. Seentara Kabid. Budidaya Perikanan Iwan Ernis, S.Pi yang didapingi salah seorang stafnya Iwan Hasri, M.Si juga enyapaikan bahwa tahun ini akan diadakan kajian terhadap suberdaya perikanan di Danau Lut Tawar engenai daya dukung kegiatan budidaya ikan di Danau Lut Tawar dan penetapan zonasi pengelolaan dan peanfaatan kawasan Danau Lut Tawar, sehingga dapat ditentukan lokasi dan besaran julah unit budidaya jaring apung dan penentuan kawasan lindung bagi suberdaya ikan endeik Depik, Eyas dan Kawan di Danau Lut Tawar. (Munawardi)

70 . Danau Lut Tawar Tercear Loga Berat - See ore at: Kondisi outlet atau saluran keluar Danau Lut Tawar atau hulu Sungai Peusangan serta kawasan Kebayakan.(Lintas Gayo Muna) Takengon Lintas Gayo Peneliti senior Balai Penelitian Perikanan Perairan Uu (BP3U) Balitbang -KP Keenterian Kelautan dan Perikanan RI Dr. Husnah,M.Phil, enyatakan bahwa Danau Lut Tawar telah tercear loga berat, walaupun secara keseluruhan perairan Danau Lut Tawar asih tergolong tercear ringan sapai dengan endekati sedang. Pernyataan ini disapaikan pada saat epresentasikan hasil penelitiannya yang telah dilaksanakan selaa dua tahun terakhir di Danau Lut Tawar dan Sungai Peusangan pada acara pebukaan Focus Group Discussion (FGD) di opsroo Setdakab Aceh Tengah, Senin (7/5/3). Dikatakan, pengaatan terhadap kandungan loga berat diperairan Danau Lut Tawar dilakukan terhadap sedien substrat dasar perairan Danau Lut Tawar dan Sungai Peusangan. Keberadaan loga berat Kadiu (Cd) terdapat di stasiun pengaatan Kala Bintang, Kebayakan dan Outlet Danau Lut Tawar seentara di stasiun pengaatan sepanjang Sungai Peusangan tidak terdeteksi adanya loga berat kadiu, seentara kandungan loga berat Tiah Hita (Pb) terdeteksi hapir diseluruh stasiun pengaatan kecuali di lokasi Lelabu yang tidak terdeteksi saa sekali.

71 Kandungan loga berat didala perairan akan epengaruhi kandungan loga berat pada ikan, khususnya ikan peakan substrat dasar perairan atau ikan yang bersifat bentopelagik. Depik Aan Pengaatan terhadap organ daging, insang dan hati ikan Depik tidak enunjukkan adanya kandungan loga berat artinya Depik aan dari kandungan loga berat, ujar Husnah. Naun, lanjut Husnah, berbeda dengan ikan Nila ( Oreochrois niloticus) ternyata pada organ hati ikan Nila engandung loga berat Kadiu (Cd) dan Tiah Hita (Pb) yang sangat tinggi elebihi abang batas aksial yang diperbolehkan oleh badan pangan dunia FAO aupun BPOM RI khususnya ikan Nila yang berasal dari lokasi Sungai Peusangan dan Kala Mapak yang telah encapai 9, g/kg loga Tiah Hita (Pb) dan 5, g/kg loga Kadiu (Cd), seentara kandungan loga berat yang diperbolehkan oleh Food Agriculture Organization (FAO) aupun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah, g/kg berat basah. Tingginya kandungan loga berat ini diduga berkaitan dengan libah yang berasal dari kegiatan di wilayah kota Takengon. Selain itu penggunaan pestisida pada kegiatan pertanian dan perkebunan juga berpengaruh terhadap kandungan loga berat diperairan. Keberadaan loga berat pada bahan konsusi sangat berbahaya bagi tubuh dan kesehatan anusia karena bersifat racun ( toxic) dan karsinogenik atau penyebab atau peicu segala jenis kanker. Untuk itu seentara ini hindari dulu engkonsusi organ hati ikan Nila, saran Husna yang eiliki spesialisasi keiluan bidang toksikologi perairan ini.(muna Ardi/red.4).

72 - See ore at: 3. Kualitas Air Weh Peusangan Diteliti Peneliti dari BP3U Palebang, Husna (Sebalah kiri) dan Muchlisin ZA, peneliti dari Unsyiah (kanan). (Lintas gayo Khalisuddin) Takengon Lintas Gayo - Sejulah peneliti dari Balai Penelitian Perikanan Perairan Uu (BP3U) yang berp usat di Palebang Suatera Selatan sejak beberapa hari ini elakukan penelitian di sepanjang sungai Peusangan yang berhulu dari Danau Lut Tawar, elintasi Kabupaten Bener Meriah dan Bireuen sebelu beruara di laut. Kepada Lintas Gayo dijelaskan Husna, ketua ti peneliti tersebut, Selasa (6/3) tujuan penelitian yang ereka lakukan adalah untuk engetahui potensi produksi dan karakteristik suber daya ikan di sungai Peusangan dari hulu sapai akhir. Hasil penlitian ini berguna untuk rencana pengebangan ekonoi asyarakat dibidang perikanan di tiga kabupaten tersebut, ujar Husna saat elakukan survey lokasi (stasiun-red) penelitian di kapung Bah Kecaatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah. Dan dala penelitian ini, lanjut peneliti kelahiran Palebang ini pihak BP3U bekerjasaa dengan peerintah 3 kabupaten, Aceh Tengah, Bener Meriah dan Bireuen serta didukung penuh oleh peneliti dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Seentara untuk kabupaten Aceh Tengah, ereka telah enetapkan 4 lokasi stasiun penelitian diantaranya di hulu Peusangan tepatnya di Totor Bale, Lokop Badak Pegasing, Angkup Silih Nara dan di Kapung Bah Kecaatan Ketol. (Khalisuddin) See ore at:

73 4. Ikan Depik Bisa Dibudidayakan Dr. Husnah, M. Phil Takengon Lintas Gayo Peneliti senior dari Balai Penelitian Perikanan Perairan Uu (BP3U) Keenterian Kelautan dan Perikanan Palebang, Dr. Husnah, M.Phil enyatakan ikan Depik ( Rasbora tawarensis) bisa dibudidayakan. Pernyataan tersebut disapaikan pada acara Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi kelopok terarah yang dilaksanakan sebagai salah satu etode yang digunakan untuk enjaring data pada rangkaian penelitian terhadap sosial ekonoi perikanan di Danau Lut Tawar yang dilaksanakan atas kerjasaa Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tengah dengan BP3U Palebang di ruang Opsroo Setdakab Aceh Tengah, Senin, 7 Mei 3. Berdasarkan hasil penelitian Ti BP3U, ikan Depik (Rasbora tawarensis) yang selaa ini dianggap sebagian asyarakat sekitar Danau Lut Tawar sebagai ikan keraat atau ikan suci yang tidak dapat dibudidayakan ternyata tidak benar. Dipaparkan Husnah, telur ikan Depik yang diperoleh dari Didisen ternyata dapat enetas dala waktu 4 Ja dan setelah enetas dua hari larva ikan depik yang berbentuk seperti kecebong berukuran sangat kecil ulai ebutuhkan pakan berupa plankton. Dr. Husnah enceritakan, banyak sekali telur ikan Depik terdapat disekitar lokasi didisen yang setiap hari dirusak dengan cara dikayuh oleh nelayan didisen agar dapat hanyut keluar dari didisen sehingga tidak engotori didisen ereka. Perlakuan seperti ini tentunya dapat erusak telur-telur ikan Depik yang sudah dibuahi itu keluh Husnah enyayangkan hal itu, yang kebali enerangkan bahwa ribuan bahkan jutaan telur atau larva ikan Depik akan ati sia-sia sehingga engganggu proses reproduksi alai ikan Depik di Danau Lut Tawar yang tentu saja epercepat turunya julah populasi ikan Depik,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM 25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L.) DI PERAIRAN BELANG MINAHASA TENGGARA-SULAWESI UTARA

ANALISIS PENENTUAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L.) DI PERAIRAN BELANG MINAHASA TENGGARA-SULAWESI UTARA 90 Jurnal Iliah Sains Vol. 16 No. 2, Oktober 2016 ANALISIS PENENTAN MSIM PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelais L.) DI PERAIRAN BELANG MINAHASA TENGGARA-SLAWESI TARA John Socrates Kekenusa 1), Marline

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 10 Lokasi penelitian.

3 METODE PENELITIAN. Gambar 10 Lokasi penelitian. 3 METODE PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Lambada Lhok Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, Pemerintah Aceh. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Guna eperoleh data-data yang dibutuhkan dala penelitian ini, penulis elakukan penelitian serta pengabilan data-data pada lokasi penelitian. Penelitian ini

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015 Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI SISTEM RESI GUDANG SOLUSI AGI PETANI Noviarina Purnai Putri Siste Resi Gudang ulai di kenal di Indonesia sejak 5 tahun terakhir. Sebelu uncul Undang- Undang no 9 Tahun 2006 Tentang Siste Resi Gudang banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menibang

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

Peneliti pada Loka Penelitian Perikanan Tuna, Benoa-Bali 2)

Peneliti pada Loka Penelitian Perikanan Tuna, Benoa-Bali 2) Teknis Perikanan Rawai.. PT. Perikanan Nusantara (Nugraha, B & Hufiadi.) EFISIENSI TEKNIS PERIKANAN RAWAI TUNA DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA) TECHNICAL EFFICIENCY OF TUNA LONGLINE FISHERIES

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

Teknis Perikanan Rawai.. PT. Perikanan Nusantara (Nugraha, B & Hufiadi.) EFISIENSI TEKNIS PERIKANAN RAWAI TUNA DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA) TECHNICAL EFFICIENCY OF TUNA LONGLINE FISHERIES

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING

PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING PADA PENGELOMPOKKAN STASIUN POS HUJAN UNTUK MEMBUAT ZONA PRAKIRAAN IKLIM (ZPI) (Studi Kasus Pengelopokkan Zona Prakiraan Ikli (ZPI) dengan Data Curah Hujan di Kabupaten

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Statistika, Vol., No., Noveber 0 STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Gede Suwardika, Heri Kuswanto, Irhaah Jurusan Statistika,Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala, Universitas

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unied.ac.id/2012/index.php/einstein Aplikasi Citra Landsat 8 Oli Untuk Menganalisa Kerapatan Vegetasi Bill Cklinton Sianjuntak dan Rita Juliani* Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

Diketik ulang oleh : Copyright Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK

Diketik ulang oleh : Copyright  Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK Copyright http://serbiserbi.co/ Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, 1 2 SOAL PILIHAN GANDA 1. Tahukah kalian, salah satu keunikan dari laba-laba pelopat adalah keistiewaan penglihatannya.

Lebih terperinci

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran 2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor Jurnal Kopetensi Teknik Vol. 1, No. 1, Noveber 009 1 Studi Eksperien Pengaruh Alur Perukaan Sirip pada Siste Pendingin Mesin Kendaraan Berotor Sasudin Anis 1 dan Aris Budiyono 1, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) BERBASIS EIGEN VALUE PROBLEM (EVP) PADA DATASET SUHU PERMUKAAN LAUT INDONESIA

ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) BERBASIS EIGEN VALUE PROBLEM (EVP) PADA DATASET SUHU PERMUKAAN LAUT INDONESIA ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) BERBASIS EIGEN VALUE PROBLEM (EVP) PADA DATASET SUHU PERMUKAAN LAUT INDONESIA S. M. ROBIAL 1, S. NURDIATI 2, A. SOPAHELUWAKAN 3 Abstrak Data global Suhu Perukaan

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu 6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun memiliki hak yang sama untuk mengambil atau mengeksploitasi sumberdaya didalamnya. Nelayan menangkap

Lebih terperinci

Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen

Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen Respon Tanaan Jagung (Zea ays) pada Berbagai Regi air Tanah dan Peberian Pupuk Nitrogen Burhanuddin Rasyid, Solo S.R. Saosir, Firan Sutoo Jurusan Ilu Tanah, Fak. Pertanian, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis

Lebih terperinci

Budi Nugraha 1) dan Hufiadi 2) 1) Peneliti pada Loka Penelitian Perikanan Tuna, Benoa-Bali 2)

Budi Nugraha 1) dan Hufiadi 2) 1) Peneliti pada Loka Penelitian Perikanan Tuna, Benoa-Bali 2) Efisiensi Teknis Perikanan Rawai.. PT. Perikanan Nusantara (Nugraha, B & Hufiadi.) EFISIENSI TEKNIS PERIKANAN RAWAI TUNA DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA) TECHNICAL EFFICIENCY OF TUNA LONGLINE

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM 4.1. Generator Bilangan Rando dan Fungsi Distribusi Pada siulasi seringkali dibutuhkan bilangan-bilangan yang ewakili keadaan siste yang disiulasikan. Biasanya, kegiatan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN

PERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN PERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN Mega Gusti Heka Student, Civil Engineering Departent, University of Sriwijaya, Palebang 30227,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta Siposiu Nasional Ilu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 207 ISBN: 978-602-6268-4-9 Rancang Bangun Siste Inforasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 7 Jakarta Kurniawati, Ghofar Taufik 2 STMIK Nusa

Lebih terperinci

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

BAB 4 KAJI PARAMETRIK Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tepat Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2007 sapai dengan April 2008. Lokasi penelitian adalah Kabupatenn Solok Selatan Provinsi Suatera Barat dan Kabupaten

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET TI PADA KEMENTERIAN AGAMA KOTA PROBOLINGGO Zulfikar Rahan 1) Arifin Puji Widodo 2) Anjik Sukaaji 3) S1 / Jurusan Siste Inforasi Institut Bisnis dan Inforatika STIKOM Surabaya

Lebih terperinci

FACILITIES UTILIZATION IN LAMPULO FISHERIES PORT, DISTRICT OF KUTA ALAM, BANDA ACEH CITY, PROVINCE NANGGROE ACEH DARUSSALAM

FACILITIES UTILIZATION IN LAMPULO FISHERIES PORT, DISTRICT OF KUTA ALAM, BANDA ACEH CITY, PROVINCE NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1 FACILITIES UTILIZATION IN LAMPULO FISHERIES PORT, DISTRICT OF KUTA ALAM, BANDA ACEH CITY, PROVINCE NANGGROE ACEH DARUSSALAM By Zulaidah 1) Jonny Zain 2) Ronald Mangasi Hutauruk 2) Zulaidah92@gail.co

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R. 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningru*, Ia Santoso**, R.Rizal Isnanto** Abstrak - Tekstur adalah karakteristik yang penting

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL

PENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL PENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL Nova R. Isail Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Widyagaa Malang novarislapung@yahoo.co.id ABSTRACT Various distillation

Lebih terperinci

SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU

SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU Proceeding Seinar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarasin, 7-8 Oktober 2015 SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU Akhad Syarief,

Lebih terperinci

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni

Lebih terperinci

Measuring Efficiency Model of Woman Existence on Political Party

Measuring Efficiency Model of Woman Existence on Political Party Measuring Efficiency Model of Woan Existence on Political Party Dinarjati Eka Puspitasari 1 Ratna Dewi Kualasari 2 1 Staf Pengajar Fakultas Huku Universitas Gadjah Mada 2 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN KENDARAAN YANG BEROPERASI PADA RUAS JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS (STUDI KASUS PADA JALAN JEND. SUDIRMAN PALEMBANG)

PENGARUH PERTUMBUHAN KENDARAAN YANG BEROPERASI PADA RUAS JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS (STUDI KASUS PADA JALAN JEND. SUDIRMAN PALEMBANG) PENGARUH PERTUMBUHAN KENDARAAN YANG BEROPERASI PADA RUAS JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS (STUDI KASUS PADA JALAN JEND. SUDIRMAN PALEMBANG) Yusri ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk engetahui

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Agustus 2016

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Agustus 2016 o. 03/11/81/Th. XVII, 7 oveber 2016 Keadaan Ketenagakerjaan Mu Agustus 2016 Julah angkatan kerja di Provinsi Mu pada Agustus 2016 encapai 743.149 orang, bertabah sebanyak 15.890 orang dibanding angkatan

Lebih terperinci

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di:

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di: JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 6, Noor 1, Tahun 2017, Halaan 246-262 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 6, Noor 1, Tahun 2017, Halaan 246-262 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PERBANDINGAN

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang Keberhasilan suatu kegiatan survei tidak terlepas dari tanggung jawab, fungsi dan peran seluruh

Lebih terperinci

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Dapak Pebangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Miftachul Huda 1), Dwi Muryanto 2) 1) Teknik Sipil, Teknik, Universitas Muhaadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, 60113 Eail:

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING Puji Saksono 1) ABSTRAK Kondensor erupakan alat penukar kalor pada sisti refrigerasi yang berfungsi untuk elepaskan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan

KATA PENGANTAR. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan KATA PENGANTAR Buku 1 ini erupakan seri Buku Pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) yang akan dilaksanakan tiap triwulan pada tahun 2014 Buku ini euat pedoan bagi para Pipinan

Lebih terperinci

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Media Elektrika, ol. 8, No. 1, Juni 015 ISSN 1979-7451 PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Adhi Kusantoro, ST, MT [1] Ir.Agus Nuwolo,

Lebih terperinci

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude 9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan

Lebih terperinci

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04 50 Lapiran 1 - Prosedur peodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol sipangan antar tingkat enggunakan progra ETABS V9.04 Pada sub bab ini, analisis struktur akan dihitung serta ditunjukan dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real. 0 RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa

Lebih terperinci