PRAKATA. Cirebon, Oktober Penyusu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRAKATA. Cirebon, Oktober Penyusu"

Transkripsi

1 PRAKATA Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat, rahmat,dan karunia Nya, penyusun buku Matematika untuk SMA dan MA kelas XI dapat di selesaikan. Buku ini di susun sebagai salah satu bahan ajar dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Matematika di sekolah. Dalam buku ini disajikan materi pembelajaran matemaikasecara sederhana, efektf, dan mudah dimengerti yang disertai contoh dalam kehidupan. Simbol, dan grafik di sajikan materi untuk memprmudah kamu dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Buku ini juga dilengkapi contoh soal dan tugas-tugas disetiap subbab dan akhir bab. Akhirnya kami menyadari bahwa buku ini tidak sempurna. Segala kritik dan saran membangaun untuk menyempurnakan buku ini sangat kami nantikan. Kepada semua pihak yang membantu terselesainya buku ini, kami ucapkan terima kasih. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak. Selamat belajar daan semoga sukses! Cirebon, Oktober 2014 Penyusu i

2 Daftar isi Prakata i Daftar Isi ii Motivasi iii Tujuan pembelajaran.. iv A. BILANGAN BULAT Bilangan Bulat... 1 a. Notasi bilangan bulat dan posisinya pada garis bilangan 1 b. Hubungan antara dua bilangan bulat. 2 c. Bidang koordinat Cartesius Operasi Hitung pada Bilangan Bulat a. Penjumlahan dan sifat-sifatnya.. 4 b. Pengurangan dan sifat-sifatnya. 8 c. Perkalian dan sifat-sifatnya. 10 d. Pembagian dan sifat-sifatnya Pangkat a. Pangkat 13 Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari 14 Soal Latihan 15 Daftar Pustaka 16 Biodata Kelompok 17 Deskripsi Kerja 18

3 ii Kata motivasi Ilmu pengetahuan bisa didapat di mana saja. Di manapun bisa kau peroleh, maka raihlah itu. belajar seharusnya menjadikan diri kita lebih dekat dengan Allah SWT bukan sebaliknya

4 Tujuan pembelajaran Sesuai dengan tujuan dan pembelajaran Matematika, kamu diharapkan dapat memenuhi konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah. Kamu juga diharapkan mampu menggunakan penalaran, mengomunikasikan gagasan dengan berbagai prangkat matematika, serta memiliki sikap menghargai matematika dalam kehidupan. iv

5 Bab 1.1 Bilangan Bulat Bilangan bulat merupakan kumpulan bilangan negatif, nol dan bilangan positif. Bilangan bulat di tulis :..., 5, 4, 3, 2, 1, 0, 1, 2, 3, 4, 5,... Agar lebih jelasnya, mari kita perhatikan uraian tentang bilangan bulat berikut ini. A. Notasi Bilangan Bulat dan Posisinya pada Garis Bilangan Salah satu contoh alat yang menggunakan bilangan bulat pada skala ukurannya adalah termometer. Jika indikator air raksa menunjuk ke angka 30 0 C di atas nol. Jika 6 0 C berarti 6 0 di atas nol. Bilangan-bilangan di atas nol disebut bilangan positif atau bilangan asli. Dalam skala Termometer Celcius. Titik didih air adalah C dan titik beku air adalah 0 0 C. Titik nol merupakan dasar atau acuan unutk menentukan didih air dan titik beku air atau titik beku air. Suhu 5 0 C di bawah nol di tulis 5 0 C dan suhu 10 0 di baca suhu 10 0 di bawah nol. Bilangan-bilangan di bawah nol di sebut bilangan negatif atau bilangan bulat negatif. Pada garis bilangan vertikal (tegak), berlaku aturan berikut : 1 (i) Posisi di atas nol menunjukan bilangan positif (+) (ii) Posisis di bawah nol menunjukan bilangan negatif ( ) 1

6 B. Hubungan Antara Dua Bilangan Bulat Antara dua bilangan bulat dapat kita bandingkan mana yang lebih besar, sama, atau lebih kecil. Simbol-simbol untuk menyatakan semua itu dapat di lihat di bawah ini. (i) (ii) (iii) (iv) α lebih dari b di tulis α > b kurang dari b di tulis α < b α kurang dari atau sama dengan b di tulis α b α lebih dari atau sama dengan b di tulis α b Bagaimana Cara menggunakan garis bilangan untuk membandingkan dua bilangan bulat? Semakin ke kanan, semakin besar Semakin ke kiri, semakin kecil Garis bilangan menunjukan : 5 < 3 1 < 2 0 > 4 2 > 5 (kurang dari) (lebih dari) Pada garis bilangan di atas terlihat pula bahwa : (i) (ii) 1 terletak di sebelah kanan 2 dan terletak di sebelah kiri 0, maka 1 terletak di antara 2 dan 0, di tulis : 2 < 1 < 0 2 terletak di sebelah kiri 5dan sebelah kanan 1, maka 2 terletak antara 1 dan 5, di tulis : 1 < 2 < 5 2

7 C. Bidang Koordinat Cartesius Bidang koordinat Cartesius terbentuk dari dua buah garis bilangan yang berpotongan tegak lurus di titik (0,0). Garis bilangan pertama merupakan garis bilangan horizontal (mendatar) dan dinamakan sumbu X. Garis bilangan kedua merupakan garis bilangan vertikal (tegak) dan dinamakan sumbu Y. Titik (0,0) yang merupakan titik potong kedua garis itu di sebut titik pangkal (origin) dan merupakan acuan untuk menentukan pasangan titik yang lain, misalnya A (x,y) X Pada di sebut absis titik A dan Y Pada A disebut ordinat titik A, sedangkan (x,y) disebut koordinat titik A Bagaimana Menentukan letak titik koordinat? Lukiskan pasangan titik (4, 3) Langkah 1 : Mulai dari pangkal (0,0) ke arah kanan 4 satuan (4). Langkah 2 : Dari angka 4 tadi turun 3 satuan ( 3) Lukiskan pasangan titik ( 5,2) Langkah 1 : Mulai dari pangkal (0,0) ke arah kiri 5 satuan ( 5) Langkah 2 : Dari angka ( 5) tadi naik 2 satuan (2) Titik (4, 3) terletak di kuadran IV dan titik ( 5,2) terletak di kuadran II. Dapatkah kamu memberikan ketentuan agar kuadran dari suatu titik cepat di ketahui? Tabel di bawah adalah pedoman untuk menentukan letak titik (x,y) pada masing-masing kuadran. Kuadran X Y I + - II + - III + - IV + - 3

8 Bab 1.2 Operasi Hitung Pada Bilangan Bulat Operasi hitung pada bilangan bulat meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan perpangkatan. A. Penjumlahan dan Sifat-sifatnya Bagaimana 1. Metode Penjumlahan Penjumlahan pada himpunan bilanhan bulay dapat dilakukan dengan beberapa alat peraga,yaitu dengan mistar sederhana, bola bermuatan, dan garis bilangan. a. Penjumlahan bilangan bulat dengan garis bilangan Penjumlahan bilangan bulat dapat pula di lakukan dengan alat peraga garis bilangan. Aturan yang harus dipenuhi dalam penjumlahan dengan garis bilangan adalah sebagai berikut. Bilangan bulat positif sebagai pergeseranke kanan Bilangan bulat negatif sebagai pergeseran ke kiri Menjumlahkan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan? i =? 6 (Bilangan ke 2) 5 ( Bilangan pertama) ( Hasil penjumlahan ) 5 6 = 11 Melangkah 5 satuan ke kanan mulai dari angka nol, kemudian 6 satuan ke kanan. b. Penjumlahan bilangan bulat tanpa alat bantu 4

9 Dalam melakukan penjumlahan bilangan bulat dengan alat bantu secara berulang-ulang,kita akan memperoleh pola tertentu yang dapat dijadikan pedoman untuk menjumlahkan dua bilangan bulat tanpa alat bantu. Jika a dan b merupakan bilangan cacah ( bilangan yang terdiri dari bilangan nol dan bilangan bulat positif) maka penjumlahan yang melibatkan bilangan-bilangan bulat a,b, α dan b mempunyai sifat sebagai berikut = = 16 (i.) (ii.) (iii.) (iv.) α + b = b + α α + b = (α + b) α + b = b + α = (b α) Dengan α = b (α + b = ( b) + α = α b = = = (8 + 2) = = (6 + 10) = = (8 6) = = (10 4) = 6 Dengan α > b = ( 2) + 8 = 8 2 = = ( 3) + 10 = 10 3 = 7 2. Invers jumlah atau lawan suatu bilangan Bilangan-bilangan pada garis bilangan untuk bilangan bulat dapat di atur berpasangan sehingga simetris dengan nol. Simetris di sini berarti untuk setiap pasangan bilangan, kedua titik yang mewakili bilangan itu terletak pada jarak yang sama dari titik nol, tetapi berlawanan arah. Kelompok Negatif Kelompok Positif

10 Berdasarkan Gambar di atas, terlihat bahwa pasangan bilanagan itu terdiri dari bilanagan positif dan negatif yang saling berlaanan arah. Misalkan pasanagan bilangan bulat 2 dan -2 yang mempuyai jarak yang sama dan saling berlawanan arah dari titik nol. Hal ini berarti bilangan 2 mempunyai lawan bilangan (-2) dan sebaliknya lawan bilangan (-2) adalah bilanagan adalah lawan dari 5 atauinvers jumlah dari -5 adalah 5. Secara umum dapat di tuliskan : Lawan (invers jumlah) dari bilangan a adalah ( α) Lawan (invers jumlah) dari bilangan ( α) adalah a Jika kita ingin melakukan operasi penjumlahan pada pasangan bilangan bulat di atas maka kita akan memperoleh : = ( 2) = ( 7) = ( 5) = 0 Ternyata penjumlahan sembarang bilangan bulat dengan lawannya selalu menghasilkan bilangan nol, sehingga dapat di simpulkan bahwa : Lawan dari bilangan bulat a adalah ( α), dan berlaku α + α = ( α) + α = 0 3. Sifat Sifat penjumlahan pada bilangan bulat a. Sifat tertutup Perhatikan contoh contoh berikut ini : (3) = 5 8 Bilangan bulat, 3 bilangan bulat, dan ternyata = 5 juga bilangan bulat = 4 3 bilangan bulat, 7 bilangan bulat, dan ternyata = 4 juga bilangan bulat. Berdasarkan contoh contoh di atas dapat di simpulkan : Sembarang bilangan bulat jika dijumlahkan menghasilkan bilangan bulat juga. Dalam hal ini penjumlahan bilangan bulat dikatakan memenuhi sifat tertutup. 6

11 b. Sifat komutatif Perhatikan contoh-contoh berikut ini = 1 ternyata, = = = 14 ternyata, = 6 + ( 8) 6 + ( 8) = 14 Berdasarkan contoh-contoh di atas dapat di simpulkan : Untuk sembarang bilangan bulat dan b selalu berlaku : α + b = b + a. Sifat ini di sebut sifat komutatif penjumlahan c. Sifat asosiatif Perhatikan contoh-contoh berikut ini : = 11 ( 3 + 6) = = 11 = = = = = = 3 = 6 + ( 3+ 12) = 3 Berdasarkan contoh-contoh di atas dapat disimpulkan : Untuk sembarang bilangan bulat a, b dan c selalu berlaku : α + b + c = α + (b + c) Sifat ini di sebut sifat asosoiatif penjumlahan d. Sifat penjumlahan bilangan nol Perhatikan contoh-contoh berikut ini : = 10 Ternyata penjumlahan bilangan bulat 2. ( 7) + 0 = 7 dengan nol menghasilkan bilagan itu sendiri Berdasarkan contoh-contoh di atas dapat disimpulkan : Untuk sembarang bilangan bulat a selalu berlaku : α + 0 = a 0 + α = a = 0 0 disebut unsur identitas pada operasi penjumlahan. 7

12 B. Pengurangan dan Sifat-sifatnya Pada pembahasan sebelumnya telah di jelaskan bahwa operasi pengurangan merupakan kebalikan atau lawan dari operasi penjumlahan. Hal ini berarti : α b = α + b 1. Metode Pengurangan Seperti halnya operasi penjumlahan pada bilangan bulat, operasi pengurangan pada bilangan bulat dapat juga dilakukan dengan garis bilangan. Bagaimana Mengurangkan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan? i. 2 6 =? 2 Bilangan Kedua = 4 Hasil Pengurangan Bilangan Pertama Geser ke kanan 2 satuan mulai dari angka nol, kemudian 6 satuan ke kiri mulai dari ujung pergeseran tadi. 2. Sifat tertutup Perhatikan operasi pengurangan pada bilangan bulat di bawah ini a = 5 7 bilangan bulat, 12 bilangan bulat, dan ternyata 7 12 = 5 juga bilangan bulat. b = 17 5 bilangan bulat 12 bilangan bulat, dan ternyata 5 12 = 17 juga bilangan bulat. 8

13 Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan: Pengurangan bilangan bulat selalu menghasilkan bilangan bulat, berarti operasi pengurangan pada bilangan bulat selalu tertutup. α b b α Sifat komutatif tidak berlaku α b c α (b c) Sifat asosiatif tidak berlaku Sifat pengurangan bilangan 0. α 0 = α 0 α = α 0 0 = 0 C. Perkalian dan Sifat-sifatnya 1. Arti Perkalian 2 6 = = 12 (artinya angka 6 ada 2 buah) 3 7 = = 21 (artinya angka 7 ada 3 buah) Dengan pola ini kita dapat menerapkannya pada perkalian bilangan bulat. Misalnya untuk menjelaskan : 4 3 =...? kita dapat menerapkan pola di atas. 4 3 = ( 3) = 12 Bagaimana dengan perkalian kita dapat mengingat bahwa perkalian antara dua bilangan negatif menghasilkan bilangan positif, sehingga hasil 4 ( 3) = 12 Berdasarkan contoh di atas kita dapat menuliskan tanda hasil perkalian antar bilangan sebagai berikut. 1. Perkalian dua bilangan bulat dengan tanda sama adalah bilangan bulat positif. 2. Perkalian dua bilangan bulat dengan tanda berbeda adalah bilangan bulat negatif. 3. Perkalian sembarang bilangan bulat dengan nol adalah nol. 9

14 2. Sifat-sifat perkalian a. Sifat tertutup Bilangan cacah jika dikalikan dengan bilangan cacah hasilnya merupakan bilangan cacah juga. Hal ini dapat di simpulkan sebagai berikut Jika a dan b adalah sembarang bilangan cacah maka α b juga bilangan cacah. Hal ini berarti perkalian antara bilangan cacah memenuhi sifat tertutup. b. Sifat perkalian dengan bilangan nol 0 0 = = = 0 Terlihat bahwa sembarang bilangan cacah dikalikan dengan nol menghasilkan nol. Jika a adalah sembarang bilangan cacah maka berlaku 1 0 = 0 0 α = = 0 c. Sifat perkalian dengan bilangan satu 1 1 = = = 3 Terlihat bahwa sembarang bilangan cacah dikalikan dengan satu akan menghasilkan bilangan itu sendiri. Jika a adalah sembarang bilangan cacah maka berlaku 1 α = α 1 = α 1 (satu) di sebut unsur identitas pada perkalian 10

15 d. Sifat komutatif 2 1 = = = 1 2 = = = = 2 3 = = = = 3 4 = 12 Terlihat bahwa hasil kali dua bilangan cacah selalu sama walaupun kedua bilangan tersebut saling di pertukarkan. Jika a dan b adalah sembarang bilangan cacah maka selalu berlaku α b = b α Sifat ini di sebut sifat komuttif (pertukaran) pada perkalian. e. Sifat asosiatif Dalam operasi perkalian, sering di jumpai perkalian yang beruntun, misalnya untuk menyelesaikan persoalan ini, kita dapat menggunakan pengelompokan bilangan agar perhitungan menjadi lebih mudah. Harus di ingat bahwa pengelompokan bilangan dapat juga mengakibatkan perhitungan menjadi lebih sulit. Pengelompokan pertama 29 (50 2) = = 2900 (perhitungan mudah) Pengelompokan kedua (29 50) 2 = = 2900 (perhitungan agak sulit) Berdasarkan kedua pengelompokan di atas di peroleh: = (29 50) 2 = 2900 Jika a,b, dan c adalah sembarang bilangan cacah maka berlaku α b c = α (b c) Sifat ini di sebut sifat asosiatif (pengelompokan perkalian) f. Sifat distributif = = = 4 25 = = 4 (9 + 16) =

16 Berdasarkan contoh tersebut di peroleh : Untuk sembarang bilangan cacah a, b, dan c, selalu berlaku: a b + c = a b + (a c) (Distributif kiri) a + b c = a c + b c (Distributif kanan) Sifat ini di sebut sifat distributif (penyebaran) perkalian terhadap penjumlahan. D. Pembagian dan Sifat-sifatnya 1. Arti pembagian Berapakan nilai a? Untuk menentukan nilai a dapat di lakukan dalam : 3 α = 27, Sama artinya dengan 27 di bagi berapa sama dengan 3? Atau 27 di bagi 3 sama dengan berapa? Jawabannya 9 Cara ini disebut cara pembagian. Hal di atas menunjukan bahwa pembagian merupakan kebalikan dari perkalian. 3 a = 27 a = 27 3 = 9 Untuk sembarang bilangan asli a, b,dan c, selalu berlaku: 2. Pembagian a dengan b = c nol a = b c 12 0 =...? Operasi di atas di sebut pembagian sebagai operasi kebalikan (invers) dari perkalian =...? Jawab : 12 0 = p 12 = 0 p 12

17 Hal ini berarti p tidak dapat diganti dengan bilangan apapun. Jadi 12 0 = tidak terdefinisi (tidak ada) = p 0 = 12 p 0 = 12 0 (hanya p = 0 yang memenuhi) 0 = 0 (pernyataan benar) Untuk sembarang bilangan Hal ini berarti cacah 0 a, 12 selalu = 0 berlaku: 0 1 = 0 0 a = 0 syarat : a 0 a 0 = tidk di definisikan 0 0 = sembarang Bab 1.3 Pangkat Contoh : ( 10) 2 = ( 10) ( 10) = 100 (3 2 ) 3 = = = = = = = (2 3) 5 Berdasarkan contoh di atas, Sifat-sifat Perpangkatan (a b) c = a c b c (a b ) c = a bc a b a c = a b+c a b a c = a b c b > 0 a c b c = (a b) c 13

18 Aplikasi dalam Kehidupan seharihari 1.Plat Motor 2. Nomor Telephone 3. Nomor rekening bank 4. Nomor induk siswa 5. Nomor urut Semua memakai bilangan bulat dan tidak ada yang memakai bilangan pecahan Sebenarnya masih banyak lagi bilangan buat dalam kehidupan sehari-hari,kalian perhatikan saja ya 14

19 LATIHAN 1. Nilai dari adalah Hasil dari operasi adalah Himpunan penyelesaian dari 2 x 5 = 7 adalah Diketahui 4 x + 2 = x 4, maka nilai x adalah Diketahui 3 x + 2 = x 4, maka nilai x adalah Jika x = 2 maka 7 x x 2 sama dengan Diberikan x = 2, maka nilai dari 2 x 3 adalah Jika di ketahui: P Q = P Q, maka = Diberitahukan: a b berarti kuadratkan bilangan pertama dan jumlahkan dengan dua kali bilangan kedua, maka 3 4 = Sebuah bilangan buat terdiri atas dua angkat. Bilangan tersebuat sama dengan 4 kali jumlah kedua angka itu. Angka kedua dikurangi angka pertama sama dengan 2. Bilangan itu adalah... 15

20 Daftar pustaka 1. Simangunsong Wilson : 2006, Matematika untuk SMA kelas XI, Jakarta : Erlangga 2. TEAM YAYASAN PENDIDIKAN HASTER : 2000, Mathematika untuk smu, Bandung : Pionir Jaya 16

21 BIODATA KELOMPOK 1. Nama Lengkap : Dede Rukmana Nama : Dede NPM : Ttl : Kuningan, 04 Juni 1996 Alamat : Ds.Silebu Rt 02 / Rw 01 No.2 Kec.Pancalang Kab.Kuningan Umur : 18 tahun Hoby : Sepak Bola,Futsal & Pencaksilat Kata MotivasI : "Dengan IMAN dan AKHLAK saya menjadi kuat tanpa IMAN dan AKHLAK saya menjadi lemah" Cita-Cita : Wirausaha yang sukses No. Hp : E_mail : Dederukmana650@gmail.com Himura_kirito@yahoo.co.id 2. Nama Lengkap : Nopita Nama : Mphye NPM : TTL : Cirebon,17 Mei 1994 Alamat : Ds. Babadan Kidul RT 03 / 04 No. 09Kec.Gunung jati Kab.Cirebon Umur : 20 Tahun Hoby : Masak & Nyanyi Kata Motivasi : "Jauh di MATA dekat di HATI" Cita-Cita : Jadi POLWAN & jadi Seorang GURU yang teladan No.Hp : E_mail : mphyeeikyuuni@rocketmail.com 3. Nama Lengkap : Syifa Fauziah Nama : Syifa NPM : TTL : Cirebon, 29 juli 1995 Alamat : Ds. Kalisari RT 14 /RW 04 Kec Losari Kab.Cirebon Umur : 19 tahun Hoby : Membaca Kata Motivasi : "Ubahlah prinsip TIME IS MONEY menjadi TIME IS PAHALA" No.Hp : E_mail : syifakhumaeroh@yahoo.co.id TERIMA KASIH 17

22 Deskripsi kerja Deskripsi kerja kelompok kami di bagi menjadi 3 tugas, orang pertama mengerjakan materi buku, pengeditan buku ajar buklet, dan ngeprint. Orang kedua mengerjakan tugas pengetikan, pengetikan pemberi saran, biodata,dan daftar isi booklet.orang ketiga mengerjakan prakata, cover, motivasi, tujuan pembelajaran, dan deskripsi kerja. Sedangkan bulletin dikerjakan bersama-sama selama 2 minggu ini. 18

BILANGAN BULAT. Operasi perkalian juga bersifat tertutup pada bilangan Asli dan bilangan Cacah.

BILANGAN BULAT. Operasi perkalian juga bersifat tertutup pada bilangan Asli dan bilangan Cacah. BILANGAN BULAT 1. Bilangan Asli (Natural Number) Bilangan Asli berkaitan dengan hasil membilang, urutan, ranking. Bilangan Cacah berkaitan dengan banyaknya anggota suatu himpunan. Definisi penjumlahan:

Lebih terperinci

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Bilangan Real S PENDAHULUAN Drs. Soemoenar emesta pembicaraan Kalkulus adalah himpunan bilangan real. Jadi jika akan belajar kalkulus harus paham terlebih dahulu tentang bilangan real. Bagaimanakah

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN BULAT

SISTEM BILANGAN BULAT SISTEM BILANGAN BULAT A. Bilangan bulat Pengertian Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, 8765, -34, 0. Berlawanan dengan bilangan bulat adalah bilangan riil

Lebih terperinci

Bagian 1 Sistem Bilangan

Bagian 1 Sistem Bilangan Bagian 1 Sistem Bilangan Dalam bagian 1 Sistem Bilangan kita akan mempelajari berbagai jenis bilangan, pemakaian tanda persamaan dan pertidaksamaan, menggambarkan himpunan penyelesaian pada selang bilangan,

Lebih terperinci

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII Pengetik : Siti Nuraeni (110070009) Dewi Komalasari (110070279) Nurhasanah (110070074) Editor : Dewi Komalasari Abdul Rochmat (110070117) Tim Kreatif

Lebih terperinci

PENDAHULUAN KALKULUS

PENDAHULUAN KALKULUS . BILANGAN REAL PENDAHULUAN KALKULUS Ada beberapa jenis bilangan ang telah kita kenal ketika di bangku sekolah. Bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan asli, bulat, cacah, rasional, irrasional. Tahu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan huruf R (Negoro dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan huruf R (Negoro dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Bilangan Riil Definisi Bilangan Riil Gabungan himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irrasional disebut bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan

Lebih terperinci

A. Menentukan Letak Titik

A. Menentukan Letak Titik Apa yang akan Anda Pelajari? Koordinat Cartesius Mengenal pengertian dan menentukan gradien garis lurus Menentukan persamaan garis lurus Menggambar grafik garis lurus Menentukan Gradien, Persamaan garis

Lebih terperinci

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain VEKTOR y PENDAHULUAN PETA KONSEP a Vektor di R 2 Vektor di R 3 Perkalian Skalar Dua Vektor o 45 O x Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain Soal-Soal PENDAHULUAN Dalam ilmu pengetahuan kita sering

Lebih terperinci

PRAKATA. Cirebon, 12 Oktober Penulis. P a g e

PRAKATA. Cirebon, 12 Oktober Penulis. P a g e PRAKATA Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik serta petunjuk-petunjuknya buku ajar Trigonometri ini dapat diselesaikan. Buku ajar Trigonometri ini merupakan salah

Lebih terperinci

Sumber: Kamus Visual, 2004

Sumber: Kamus Visual, 2004 1 BILANGAN BULAT Pernahkah kalian memerhatikan termometer? Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu zat. Pada pengukuran menggunakan termometer, untuk menyatakan suhu di bawah 0

Lebih terperinci

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4.

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4. BILANGAN A. BILANGAN BULAT Himpunan bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang terdiri dari himpunan bilangan positif (bilangan asli), bilangan nol, dan bilangan bulat negatif. Himpunan bilangan bulat

Lebih terperinci

Peta Konsep. Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi. persamaan garis lurus

Peta Konsep. Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi. persamaan garis lurus PErSamaan GarIS lurus Untuk SMP Kelas VIII Peta Konsep Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus Kompetensi Dasar Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis

Lebih terperinci

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1 BAB I PRA KALKULUS. Sistem bilangan ril.. Bilangan ril Sistem bilangan ril adalah himpunan bilangan ril dan operasi aljabar aitu operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Biasana bilangan

Lebih terperinci

Bilangan Bulat. A. Pengenalan Bilangan Bulat Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif.

Bilangan Bulat. A. Pengenalan Bilangan Bulat Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif. Bilangan Bulat A. Pengenalan Bilangan Bulat Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif. mundur maju -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 negatif positif Bilangan

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN A. Bilangan Bulat I. Pengertian Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli, bilangan nol dan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Learning Obstacle pada Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Learning Obstacle pada Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Learning Obstacle pada Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Setelah melakukan uji instrumen pada beberapa jenjang pendidikan, ditemukan beberapa learning

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Senin, 03 Oktober 2016

SISTEM BILANGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Senin, 03 Oktober 2016 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER SISTEM BILANGAN ILHAM SAIFUDIN Senin, 03 Oktober 2016 Universitas Muhammadiyah Jember SISTEM BILANGAN 1 Sistem Bilangan

Lebih terperinci

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian. Glosarium A Akar pangkat dua : akar pangkat dua suatu bilangan adalah mencari bilangan dari bilangan itu, dan jika bilangan pokok itu dipangkatkan dua akan sama dengan bilangan semula; akar kuadrat. Asosiatif

Lebih terperinci

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah.

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah. Bab 1 Bilangan Bulat Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar 1.1. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan. 1.2. Menggunakan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 06 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB I BILANGAN Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya

Lebih terperinci

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner) 1 B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN Bilangan Kompleks Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner) Bilangan Rasional Bilangan Irrasional Bilangan Pecahan Bilangan Bulat Bilangan Bulat

Lebih terperinci

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar BAB II MATRIKS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi bab ini, Anda diharapkan dapat: 1. menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks untuk menunjukkan bahwa suatu matriks persegi merupakan invers

Lebih terperinci

Bab. Sistem Koordinat

Bab. Sistem Koordinat H E G F - - - - - - - 0 - - - - - - - Bab Sistem Koordinat Sebelum mempelajari sistem koordinat, kita akan membahas bagaimana cara pembuatan denah dan untuk apakah denah dibuat? Membuat denah atau menentukan

Lebih terperinci

FAQ Bilangan Bulat untuk Siswa/i SMP

FAQ Bilangan Bulat untuk Siswa/i SMP FAQ Bilangan Bulat untuk Siswa/i SMP PERTANYAAN YANG SERING DITANYAKAN SEPUTAR BILANGAN BULAT Anis Faozi CARA MUDAH BELAJAR MATEMATIKA www.caramudahbelajarmatematika.com Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur

Lebih terperinci

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear MATERI POKOK Persamaan dan Pertidaksamaan Linear MATERI BAHASAN : A. Persamaan Linear B. Pertidaksamaan Linear Modul.MTK X 0 Kalimat terbuka adalah kalimat matematika yang belum dapat ditentukan nilai

Lebih terperinci

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan KALKULUS 1 HADI SUTRISNO 1 Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan BAB I PENDAHULUAN A. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus kita terlebih dahulu perlu memahami bahasan tentang sistem bilangan

Lebih terperinci

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA BAB I Bilangan Real dan Notasi Selang Pertaksamaan Nilai Mutlak Sistem Koordinat Cartesius dan Grafik Persamaan Bilangan Real dan Notasi Selang Bilangan

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH. NO. BAB KUTIPAN HAL. TERJEMAH 1. I Al-Qur an Surah Al-Alaq ayat 1-5

DAFTAR TERJEMAH. NO. BAB KUTIPAN HAL. TERJEMAH 1. I Al-Qur an Surah Al-Alaq ayat 1-5 6 Lampiran : Daftar Terjemah DAFTAR TERJEMAH NO. BAB KUTIPAN HAL. TERJEMAH. I Al-Qur an Surah Al-Alaq ayat -5 Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari

Lebih terperinci

MA5032 ANALISIS REAL

MA5032 ANALISIS REAL (Semester I Tahun 2011-2012) Dosen FMIPA - ITB E-mail: hgunawan@math.itb.ac.id. August 16, 2011 Pada bab ini anda diasumsikan telah mengenal dengan cukup baik bilangan asli, bilangan bulat, dan bilangan

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6 Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA SD Kelas 4, 5, 6 1 Matematika A. Operasi Hitung Bilangan... 3 B. Bilangan Ribuan... 5 C. Perkalian dan Pembagian Bilangan... 6 D. Kelipatan dan Faktor

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN REAL

SISTEM BILANGAN REAL SISTEM BILANGAN REAL Materi : 1.1 Pendahuluan Sistem Bilangan Real adalah himpunan bilangan real yang disertai dengan operasi penjumlahan dan perkalian sehingga memenuhi aksioma tertentu, ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi + 5 BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Struktur Aljabar Struktur aljabar adalah salah satu mata kuliah dalam jurusan matematika yang mempelajari tentang himpunan (sets), proposisi, kuantor, relasi, fungsi, bilangan,

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Non Linear Fungsi non-linier merupakan bagian yang penting dalam matematika untuk ekonomi, karena pada umumnya fungsi-fungsi yang menghubungkan variabel-variabel ekonomi

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Notasi dan Ordo Matriks Lengkapilah isian berikut! Suatu matriks biasanya dinotasikan dengan huruf kapital, misalnya: A. PENGERTIAN MATRIKS 1) Tabel

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Dalam ilmu ekonomi, kita selalu berhadapan dengan variabel-variabel ekonomi seperti harga, pendapatan nasional, tingkat bunga, dan lainlain. Hubungan kait-mengkait

Lebih terperinci

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5 BAB PERSAMAAN Sifat Sifat Persamaan Persamaan adalah kalimat matematika terbuka yang menyatakan hubungan sama dengan. Sedangkan kesamaan adalah kalimat matematika tertutup yang menyatakan hubungan sama

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

MATEMATIKA 1 Untuk SMP/MTs Kelas VII

MATEMATIKA 1 Untuk SMP/MTs Kelas VII i ii Pegangan Belajar Matematika SMP/MTs 1 Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini telah dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit PT Galaxy

Lebih terperinci

Pengertian Persamaan Garis Lurus 1. Koordinat Cartesius a. Menggambar Titik pada Koordinat Cartesius b. Menggambar Garis pada Koordinat Cartesius

Pengertian Persamaan Garis Lurus 1. Koordinat Cartesius a. Menggambar Titik pada Koordinat Cartesius b. Menggambar Garis pada Koordinat Cartesius Pengertian Persamaan Garis Lurus Sebelum memahami pengertian persamaan garis lurus, ada baiknya kamu mengingat kembali materi tentang koordinat Cartesius persamaan garis lurus selalu digambarkan dalam

Lebih terperinci

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan 09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat A Akar kuadrat GLOSSARIUM Akar kuadrat adalah salah satu dari dua faktor yang sama dari suatu bilangan. Contoh: 9 = 3 karena 3 2 = 9 Anggota Himpunan Suatu objek dalam suatu himpunan B Belahketupat Bentuk

Lebih terperinci

KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN & PARIWISATA SMK NEGERI 1 SURABAYA. BY : Drs. Abd. Salam, MM

KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN & PARIWISATA SMK NEGERI 1 SURABAYA. BY : Drs. Abd. Salam, MM KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN & PARIWISATA SMK NEGERI 1 SURABAYA BAHAN AJAR FUNGSI LINIER & KUADRAT SMK NEGERI 1 SURABAYA Halaman 1 BAB FUNGSI A. FUNGSI DAN RELASI Topik penting yang

Lebih terperinci

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks FUNGSI Riri Irawati, M.Kom 3 sks Agenda 1. Sistem Koordinat Kartesius. Garis Lurus 3. Grafik persamaan Tujuan Agar mahasiswa dapat : Menggunakan sistem koordinat untuk menentukan titik-titik dan kurva-kurva.

Lebih terperinci

Fungsi kuadrat. Hafidh munawir

Fungsi kuadrat. Hafidh munawir Fungsi kuadrat Hafidh munawir Bentuk Umum Persamaan Kuadrat Bentuk umum atau Bentuk Baku persamaan kuadrat adalah: a + b + c = Dengan a,b,c R dan a serta adalah peubah (variabel) a merupakan koefisien

Lebih terperinci

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit CV. Usaha

Lebih terperinci

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan. 2. Grup Definisi 1.3 Suatu grup < G, > adalah himpunan tak-kosong G bersama-sama dengan operasi biner pada G sehingga memenuhi aksioma- aksioma berikut: a. operasi biner bersifat asosiatif, yaitu a, b,

Lebih terperinci

Mengenal Bilangan Bulat

Mengenal Bilangan Bulat Mengenal Bilangan Bulat Kita sudah mempelajari bilangan-bilangan yang dimulai dari nol sampai tak terhingga. Selama ini yang kita pelajari 0 (nol) adalah bilangan terkecil. Tetapi tahukah kamu bahwa ada

Lebih terperinci

Sekayu. Prabumulih. Muarainim. Baturaja

Sekayu. Prabumulih. Muarainim. Baturaja 07 Tujuan Pembelajaran Setelah belajar bab ini, siswa dapat: Menggambar letak benda pada denah. Mengenal Koordinat posisi suatu benda. Menentukan posisi titik dalam sistem koordinat kartesius. Sumatera

Lebih terperinci

FERRY FERDIANTO, S.T., M.Pd. PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011

FERRY FERDIANTO, S.T., M.Pd. PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 FERRY FERDIANTO, S.T., M.Pd. PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 Operasi Himpunan Operasi Himpunan Operasi Himpunan Operasi Himpunan Operasi Himpunan 4. Beda Setangkup

Lebih terperinci

BAB III. SOLUSI GRAFIK

BAB III. SOLUSI GRAFIK BAB III. SOLUSI GRAFIK Salah satu metode pengoptimalan yang dapat digunakan adalah grafik. Fungsi tujuan dan kendala permasalahan digambarkan menggunakan bantuan sumbu absis (horizontal) dan ordinat (vertikal)

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BELAJAR!!!!

SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BELAJAR!!!! SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BELAJAR!!!! Temukan beragam artikel seputar pembelajaran matematika, soal-soal psikotes, cpns, dan info-info seputar matematika dengan mengunjungi website kami di Kunjungi website

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dua orang Perancis telah berjasa untuk gagasan tentang sistem koordinat. Pieree Fermat adalah seorang pengacara yang menggemari matematika. Pada tahun 169 dia menulis

Lebih terperinci

03/08/2015. Sistem Bilangan Riil. Simbol-Simbol dalam Matematikaa

03/08/2015. Sistem Bilangan Riil. Simbol-Simbol dalam Matematikaa 0/08/015 Sistem Bilangan Riil Simbol-Simbol dalam Matematikaa 1 0/08/015 Simbol-Simbol dalam Matematikaa Simbol-Simbol dalam Matematikaa 4 0/08/015 Simbol-Simbol dalam Matematikaa 5 Sistem bilangan N :

Lebih terperinci

Komposisi fungsi dan invers fungsi. Syarat agar suatu fungsi mempunyai invers. Grafik fungsi invers

Komposisi fungsi dan invers fungsi. Syarat agar suatu fungsi mempunyai invers. Grafik fungsi invers Komposisi fungsi dan invers fungsi mempelajari Fungsi komposisi menentukan Fungsi invers terdiri dari Syarat dan aturan fungsi yang dapat dikomposisikan Nilai fungsi komposisi dan pembentuknya Syarat agar

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Notasi dan Ordo Matriks Lengkapilah isian berikut! Suatu matriks biasanya dinotasikan dengan huruf kapital, misalnya: A. PENGERTIAN MATRIKS 1) Tabel

Lebih terperinci

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya FUNGSI dan LIMIT 1.1 Fungsi dan Grafiknya Fungsi : suatu aturan yang menghubungkan setiap elemen suatu himpunan pertama (daerah asal) tepat kepada satu elemen himpunan kedua (daerah hasil) fungsi Daerah

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS BAB. PENDAHULUAN KALKULUS (Himpunan,selang, pertaksamaan, dan nilai mutlak) Pembicaraan kalkulus didasarkan pada sistem bilangan nyata. Sebagaimana kita ketahui sistem bilangan nyata dapat diklasifikasikan

Lebih terperinci

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI BAB I. SISTEM KRDINAT, NTASI & FUNGSI (Pertemuan ke 1 & 2) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang bilangan riil, sistem koordinat Cartesius, notasi-notasi ang sering digunakan

Lebih terperinci

BAB I PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN RELASI

BAB I PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN RELASI BAB I PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN RELASI Misalkan relasi pada himpunan A dan B adalah dua himpunan sebarang, suatu relasi dari A ke B adalah himpunan bagian dari A x B yaitu pasangan terurut (a,b) dimana

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Notasi dan Ordo Matriks Lengkapilah isian berikut! Suatu matriks biasanya dinotasikan dengan huruf kapital, misalnya: A. PENGERTIAN MATRIKS 1) Tabel

Lebih terperinci

PERSAMAAN KUADRAT. Persamaan. Sistem Persamaan Linear

PERSAMAAN KUADRAT. Persamaan. Sistem Persamaan Linear Persamaan Sistem Persamaan Linear PENGERTIAN Definisi Persamaan kuadrat adalah kalimat matematika terbuka yang memuat hubungan sama dengan yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah 2. Bentuk umum

Lebih terperinci

1. Fungsi Objektif z = ax + by

1. Fungsi Objektif z = ax + by Nilai Optimum Suatu Fungsi Objektif, Program Linear, Fungsi Objektif, Cara Menentukan, Contoh Soal, Rumus, Pembahasan, Metode Uji Titik Sudut, Metode Garis Selidik, Matematika Nilai Optimum Suatu Fungsi

Lebih terperinci

BEBERAPA MACAM FUNGSI DALAM ALJABAR

BEBERAPA MACAM FUNGSI DALAM ALJABAR BEBEAA MACAM FUNGI DALAM ALJABA 1. Fungsi Komposisi Dari dua jenis fungsi f dan g kita dapat membentuk sebuah fungsi baru dengan menggunakan sistem operasi komposisi. operasi komposisi biasa dilambangkan

Lebih terperinci

Aep Saepudin Babudin Dedi Mulyadi Adang. Gemar Belajar. Matematika. untuk Siswa SD/MI Kelas V

Aep Saepudin Babudin Dedi Mulyadi Adang. Gemar Belajar. Matematika. untuk Siswa SD/MI Kelas V Aep Saepudin Babudin Dedi Mulyadi Adang Gemar Belajar Matematika untuk Siswa SD/MI Kelas V 5 Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang Gemar Belajar Matematika 5 untuk Siswa

Lebih terperinci

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8. BILANGAN CACAH a. Pengertian Bilangan Cacah Bilangan cacah terdiri dari semua bilangan asli (bilangan bulat positif) dan unsur (elemen) nol yang diberi lambang 0, yaitu 0, 1, 2, 3, Bilangan cacah disajikan

Lebih terperinci

Paket 2 BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA

Paket 2 BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA Pendahuluan Paket 2 BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA Pada Paket 2 ini, topik yang dibahas adalah bilangan bulat dan operasinya. Pembahasan meliputi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang

Lebih terperinci

BAB IV PERTIDAKSAMAAN. 1. Pertidaksamaan Kuadrat 2. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak

BAB IV PERTIDAKSAMAAN. 1. Pertidaksamaan Kuadrat 2. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak BAB IV PERTIDAKSAMAAN 1. Pertidaksamaan Kuadrat. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak 86 LEMBAR KERJA SISWA 1 Mata Pelajaran : Matematika Uraian Materi

Lebih terperinci

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Analisis Vektor Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Analisis Vektor Analisis vektor meliputi bidang matematika dan fisika sekaligus dalam pembahasannya Skalar dan Vektor Skalar Skalar ialah

Lebih terperinci

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Bab 1 Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat: 1. menguasai sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat,. menjumlahkan

Lebih terperinci

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI 6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI KUADRAT 5.1. Fungsi Linear Pada Bab 5 telah dijelaskan bahwa fungsi linear merupakan fungsi yang variabel bebasnya paling tinggi berpangkat satu. Bentuk umum fungsi linear adalah

Lebih terperinci

GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG. sofyan mahfudy-iain Mataram

GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG. sofyan mahfudy-iain Mataram GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG PERKENALAN Nama : Sofyan Mahfudy Tempat tgl lahir : Pacitan, 29 Maret 1985 Status : Menikah Pendidikan : Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2 KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Matematika. : SMP/MTs. : VII s/d IX /1-2 Nama Guru

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR TEORI FUNGSI Fungsi yaitu hubungan matematis antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Unsur-unsur pembentukan fungsi yaitu variabel (terikat dan bebas), koefisien dan

Lebih terperinci

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan 08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari tidak dipungkiri selalu digunakan aplikasi matematika. Saat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari tidak dipungkiri selalu digunakan aplikasi matematika. Saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah suatu hal yang tidak asing lagi untuk didengar. Dalam kehidupan sehari-hari tidak dipungkiri selalu digunakan aplikasi matematika. Saat ini pendidikan

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT 1. Menentukan koefisien persamaan kuadrat 2. Jenis-jenis akar persamaan kuadrat 3. Menyusun persamaan kuadrat yang akarnya diketahui 4. Fungsi kuadrat dan grafiknya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat. 2010:10), mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat. 2010:10), mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat 2.1.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan

Lebih terperinci

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier Materi Fungsi Linear Admin 8:32:00 PM Duhh akhirnya nongol lagi... kali ini saya akan bahas mengenai pelajaran yang paling disukai oleh hampir seluruh warga dunia :v... MATEMATIKA, ya itu namanya. materi

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional

SISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional SISTEM BILANGAN REAL Sebelum membahas tentag konsep sistem bilangan real, terlebih dahulu ingat kembali tentang konsep himpunan. Konsep dasar dalam matematika adalah berkaitan dengan himpunan atau kelas

Lebih terperinci

Penyajian Data dalam Bentuk Tabel

Penyajian Data dalam Bentuk Tabel Penyajian Data dalam Bentuk Tabel Misalkan, hasil ulangan Bahasa Indonesia 37 siswa kelas XI SMA 3 disajikan dalam tabel di bawah. Penyajian data pada Tabel 1.1 dinamakan penyajian data sederhana. Dari

Lebih terperinci

Fungsi Linier & Grafik Fungsi Aplikasi dalam Ekonomi

Fungsi Linier & Grafik Fungsi Aplikasi dalam Ekonomi Fungsi Linier & Grafik Fungsi Aplikasi dalam Ekonomi Diskripsi materi: -Bentuk umum dari fungsi linier dan menggambarkan grafik fungsi linier -Menentukan koefisien arah/ Kemiringan -Cara-cara pembentukan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Cirebon, oktober Penulis

Kata Pengantar. Cirebon, oktober Penulis Kata Pengantar Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas program komputer ini dengan baik. Tugas ini membahas

Lebih terperinci

PENDIDIKAN MATEMATIKA SD 1

PENDIDIKAN MATEMATIKA SD 1 PENDIDIKAN MATEMATIKA SD (KPD / sks ) Oleh: M. Coesamin FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 0 PENDIDIKAN MATEMATIKA SD Materi:. Bilangan Bulat dan Bilangan Pecah a. Bilangan Bulat

Lebih terperinci

Modul Statistika Kelas XII SMKN 1 Stabat. Lingkaran. Elips

Modul Statistika Kelas XII SMKN 1 Stabat. Lingkaran. Elips IR Lingkaran Elips 1 Smk n 1 stabat IRISAN KERUCUT Disusun Oleh : Dian Septiana 07144110049 Dalam PPL-T Unimed SMK N 1 Stabat SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 STABAT LANGKAT 010 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

INFORMASI PENTING. No 1 Bilangan Bulat. 2 Pecahan Bentuk pecahan campuran p dapat diubah menjadi pecahan biasa Invers perkalian pecahan adalah

INFORMASI PENTING. No 1 Bilangan Bulat. 2 Pecahan Bentuk pecahan campuran p dapat diubah menjadi pecahan biasa Invers perkalian pecahan adalah No RUMUS 1 Bilangan Bulat Sifat penjumlahan bilangan bulat a. Sifat tertutup a + b = c; c juga bilangan bulat b. Sifat komutatif a + b = b + a c. Sifat asosiatif (a + b) + c = a + (b + c) d. Mempunyai

Lebih terperinci

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif. STRUKTUR ALJABAR SEMIGRUP Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif. Contoh 1 (Z, +) merupakan sebuah semigrup. Contoh 2 Misalkan

Lebih terperinci

Materi Ke_2 (dua) Himpunan

Materi Ke_2 (dua) Himpunan Materi Ke_2 (dua) Himpunan 12-10-2013 OPERASI HIMPUNAN Gabungan (union), notasi U : Gabungan dari himpunan A dan himpunan B merupakan suatu himpunan yang anggota-anggotanya adalah anggota himpunan A atau

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINAT. Berikut ini kita akan mempelajari bagaimana menentukan sistem koordinat dibidang dan diruang.

SISTEM KOORDINAT. Berikut ini kita akan mempelajari bagaimana menentukan sistem koordinat dibidang dan diruang. 1 KEGIATAN BELAJAR 1 SISTEM KOORDINAT Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini, mahasiswa diharapkan mampu menggambarkan dan membedakan sebuah titik yang terletak di bidang dan Berikut ini kita akan

Lebih terperinci

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS 1 MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS Dalam matematika, sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis)

Lebih terperinci

FUNGSI, EKSPONEN DAN LOGARITMA Kelas X MIA

FUNGSI, EKSPONEN DAN LOGARITMA Kelas X MIA FUNGSI, EKSPONEN DAN LOGARITMA Kelas X MIA Oleh: Markus Yuniarto,S.Si & MGMP Matematika TAHUN PELAJARAN 017/018 SMA SANTA ANGELA JL. MERDEKA 4, BANDUNG 40117 http://www.smasantaangela.sch.id FUNGSI, PERSAMAAN

Lebih terperinci

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS Dalam matematika, sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang

Lebih terperinci

Penulis : Tyas Rangga Kristianto, M.Si. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.

Penulis : Tyas Rangga Kristianto, M.Si. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn. Penulis : Tyas Rangga Kristianto, M.Si. Copyright 2013 pelatihan-osn.com Cetakan I : Oktober 2012 Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com Kompleks Sawangan Permai Blok A5 No.12 A Sawangan, Depok, Jawa Barat

Lebih terperinci

Operasi Aljabar. Prakata

Operasi Aljabar. Prakata Prakata Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan banyak sekali nikmat-nya, terutama kepada penyusun sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya. Shalawat serta salam marilah

Lebih terperinci

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Bab 3 Persamaan Garis Lurus Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Kompetensi Dasar 1.4 Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus 3.1 Pengertian

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI 1 HIMPUNAN BILANGAN. Dosen : Fitri Yulianti, SP. MSi

MATEMATIKA EKONOMI 1 HIMPUNAN BILANGAN. Dosen : Fitri Yulianti, SP. MSi MATEMATIKA EKONOMI 1 HIMPUNAN BILANGAN Dosen : Fitri Yulianti, SP. MSi Skema Himpunan Kompleks Real Rasional Bulat Cacah Asli Genap Ganjil Prima Komposit Nol Bulat Negatif Pecahan Irasional Imajiner Pengertian

Lebih terperinci

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s K- matematika K e l a s XI PERSAMAAN GARIS LURUS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami pengertian garis, garis pada koordinat Cartesius,

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 30 Agustus 2013

Hendra Gunawan. 30 Agustus 2013 MA1101 MATEMATIKA 1A Hendra Gunawan Semester I, 2013/2014 30 Agustus 2013 Latihan (Kuliah yang Lalu) Selesaikan pertaksamaan berikut: 1. x + 1 < 2/x. (sudah dijawab) 2. x 3 < x + 1. 8/30/2013 (c) Hendra

Lebih terperinci