BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8."

Transkripsi

1 BILANGAN CACAH a. Pengertian Bilangan Cacah Bilangan cacah terdiri dari semua bilangan asli (bilangan bulat positif) dan unsur (elemen) nol yang diberi lambang 0, yaitu 0, 1, 2, 3, Bilangan cacah disajikan dalam garis bilangan sebagai berikut. b. Operasi Hitung pada Bilangan Cacah 1. Operasi Penjumlahan Operasi penjumlahan suatu bilangan dapat dikerjakan dengan strategi mendatar dan strategi bersusun. 1) Strategi Mendatar a. Jumlahkan 3 dan 4 yang menghasilkan = 7 b. Untuk menyelesaikan penjumlahan yang lebih dari dua suku, prinsipnya adalah dengan mengelompokkan menjadi dua suku-dua suku dan menjumlahkannya. Langkah 1: Kelompokan 4 dan 2 dan jumlahkan (4 2 = 6), tulis 6. Langkah 2: Jumlahkan hasil tadi (6) dengan 3 (6 3 = 9), tulis = (4 2) 3 = 6 3 = 9 Soal ini dapat dikerjakan sebagai berikut. Langkah 1: Kelompokkan 2 dan 3, kemudian jumlahkan (2 3 = 5), tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan 4 dengan hasil tadi (4 5 = 9), tulis = 4 (2 3) = 4 5 = 9 c. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (2 6 = 8), tulis 8. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (1 3 = 4), tulis = 48 2) Strategi Bersusun Pendek a. Jumlahkan angka satuan (6 3 = 9). tulis b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 5 = 8), tulis c. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (1 5 2 = 8), tulis 8. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (2 4 3 = 9). tulis 9. Langkah 3: Jumlahkan angka raturan (3 1 = 4), tulis 4. 3) Strategi Bersusun Pendek dengan Teknik Menyimpan Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (8 3 4 = 15), tulis 5 dan 1 disimpan di kolom angka puluhan (di atas angka 9). Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan ( = 24), tulis 4 dan 2 disimpan di kolom angka ratusan (di atas angka 3). Langkah 3: Jumlahkan angka ratusan ( = 11), tulis 1 dan 1 disimpan di kolom ribuan (di atas angka 7) Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

2 Langkah 4: Jumlahkan angka ribuan (1 7 9 = 17), tulis 7 dan 1 disimpan di kolom angka puluhan ribu. Langkah 5: Karena pada kolom angka puluhan ribu tidak ada angka yang lainnya, maka turunkan (tuliskan angka puluhan ribu) di samping kiri angka Jadi, hasil penjumlahan itu adalah ) Strategi Bersusun Panjang a b = = 4 = 70 9 = = = Sifat-sifat Operasi Penjumlahan: 1) Sifat Ketertutupan (Ketunggalan) Jika a dan b adalah bilangan-bilangan cacah, maka terdapat hanya satu bilangan cacah yang dinyatakan dengan a b. 5 9 = 14 Perhatikan 5 dan 9 C dan 5 9 = 14 C. Operasi penjumlahan bilangan cacah memberikan solusi tertutup (pada bilangan cacah) dan hanya satu jawaban yang memenuhi (tunggal). 2) Sifat Komutatif Jika a dan b adalah bilangan-bilangan cacah, maka berlaku a b = b a. Periksalah apakah = 59 23? Berilah komentarmu! = 83 dan = 83 Jelaslah bahwa = Jadi, dalam penjumlahan bilangan cacah berlaku sifat komutatif. 3) Sifat Asosiatif Jika a, b, dan c adalah bilangan-bilangan cacah, maka berlaku (a b) c = a (b c). Hitunglah dengan cara yang paling mudah. a b Dengan menggunakan sifat asosiatif kelompokkan bilangan-bilangan yang mudah dijumlahkan. a = (156 44) 38 = = 238 b = ( ) 567 = = ) Unsur Identitas 2 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika 26 = 20 6 = = =

3 Sifat bilangan 0 pada penjumlahan sebagai unsur identitas (elemen netral). Jika a adalah bilangan cacah, maka a 0 = 0 a = a. 2. Operasi Pengurangan 1) Pengertian Opreasi Pengurangan pada Bilangan Cacah Pengurangan adalah operasi lawan (invers) dari operasi. Perhatikan bahwa 23 3 = = 23. Secara umum dapat dikemukan bahwa: Jika a, b, dan c adalah bilangan-bilangan cacah, maka a b = c a = b c. Catatan: Lambang artinya setara atau ekiuvalen atau sama artinya. Carilah pengganti huruf n yang tepat dari persamaan berikut ini. a. n c. 24 n 31 b. n d. 8 n 2 a. n b. n n n c. 24 n 31 d. 8 n 2 n n n ) Sifat-sifat Operasi Pengurangan: a. Terdapat Invers Terhadap Penjumlahan atau Negatif Untuk setiap a C (C adalah himpunan bilangan cacah) terdapat suatu bilangan cacah yang dinamakan invers terhadap penjumlahan atau negatif dari a dinyatakan dengan a (dibaca negatif dari a ), sehingga a (a) = 0 b. Pada operasi pengurangan bilangan tidak berlaku sifat ketertutup. Jika a dan b adalah bilangan-bilangan cacah, maka belum tentu a b adalah bilangan cacah. 5 3 = 2 (5, 2, dan 3 adalah bilangan-bilangan cacah), berlaku sifat ketertutupan. 3 5 = 2 (3 dan 5 adalah bilangan-bilangan cacah, sedangkan 2 adalah bilangan bulat), tidak berlaku sifat ketertutupan. c. Dalam operasi pengurangan tidak berlaku sifat komutatif dan sifat asosiatif. 1. a b b a (tidak komutatif) Apakah 12 7 = 7 12? Berilah komentarmu! 12 7 = 5 dan 7 12 = 5 Jelaslah bahwa 12 7 = Jadi, dalam operasi pengurangan bilangan cacah tidak berlaku sifat komutatif. 2. (a b) c a (b c) (tidak asosiatif) Apakah (25 19) 4 = 25 (19 4)? Berilah komentarmu! (25 19) 4 = 6 4 = 2 dan 25 (19 4) = = 10 Jelaslah bahwa (25 19) 4 25 (19 4). Jadi, pada operasi pengurangan bilangan cacah tidak berlaku sifat asosiatif. Operasi pengurangan suatu bilangan dapat dikerjakan dengan strategi mendatar dan strategi bersusun. 1. Strategi Mendatar 3 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

4 Hitunglah a. 8 5 b c d a. 8 5 = 3, karena 5 3 = 8 c = 49, karena = 69 b = 19, karena 8 19 = 27 d = 297, karena = Strategi Bersusun 1. Hitunglah a b a Langkah 1: Kurangkan angka satuan (6 5 = 1), tulis 1. Langkah 2: Kurangkan angka puluhan (4 9 tidak bisa, pinjam 1 ratusan). Jadi, 14 9 = 5, tulis 5 dan angka ratusan bersisa 7). Langkah 3: Kurangkan angka ratusan (7 2 = 6), tulis 6. Langkah 4: Kurangkan angka ribuan (2 8 tidak bisa, pinjam 1 ribuan). Jadi, 12 8 = 4, tulis 4 dan angka puluhan ribu bersisa 6). Langkah 5: Karena pada kolom angka puluhan ribu tidak ada angka yang lainnya, maka turunkan (tuliskan angka puluhan ribu) di samping kiri angka Jadi, hasil pengurangan itu adalah b Prosedur pertama yang ditempuh adalah: Langkah 1: Kurangkan angka satuan (3 7 tidak bisa, pinjam 1 puluhan = 1). Jadi, 13 7 = 6, tulis 6, dan angka puluhan bersisa 1) Langkah 2: Kurangkan angka puluhan (1 9 tidak bisa, pinjam 1 ratusan). Jadi, 11 9 = 2, tulis 2 dan angka ratusan bersisa 3). Langkah 3: Kurangkan angka ratusan (3 2 = 1), tulis 1. Langkah 4: Kurangkan angka ribuan (7 8 tidak bisa, pinjam 1 ribuan). Jadi, 17 8 = 9, tulis 9 dan angka puluhan ribu bersisa 5). Langkah 5: Kurangkan angka ribuan (5 1 = 4), tulis 4. Jadi, = Selanjutnya , dengan prosedur yang ditempuh adalah. Langkah 1: Kurangkan angka satuan (6 8 tidak bisa, pinjam 1 puluhan = 1). Jadi, 16 8 = 8, tulis 8, dan angka puluhan bersisa 1) Langkah 2: Kurangkan angka puluhan (1 5 tidak bisa, pinjam 1 ratusan). Jadi, 11 5 = 6, tulis 6 dan angka ratusan bersisa 0). Langkah 3: Kurangkan angka ratusan (0 2 tidak bisa, pinjam 1 rubuan). Jadi 10 2 = 8, tulis 8 dan angka ribuan bersisa 8) Langkah 4: Kurangkan angka ribuan (8 9 tidak bisa, pinjam 1 ribuan). Jadi, 18 9 = 9, tulis 9 dan angka puluhan ribu bersisa 3) Langkah 5: Kurangkan angka ribuan (3 2 = 1), tulis 1. Jadi, = Dengan demikian, = Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

5 2. Ayah membagikan uang sebesar Rp ,00 kepada tiga orang anaknya. Anak yang sulung memperoleh Rp ,00 dan anak kedua memperoleh Rp ,00. Berapakah rupiahkah uang bagian yang diterima si bungsu? n n n Jadi, bagian uang yang diterima si bungsu adalah Rp , Operasi Perkalian 1) Pengetian Perkalian Bilangan Cacah Perkalian adalah penjumlahan berulang dengan bilangan yang sama m n n n n... n sebanyak m buah n Catatan: Dalam perkalian tanda kali silang dapat diganti dengan tanda titik yang diletakkan di tengah, (sebagai ilustrasi: dibaca dua ribu tiga ratus dan dibaca dua kali tiga ratus ) atau tanda kurung biasa ( ) atau kurung kurawal { } atau kurung siku [ ]. m n boleh ditulis sebagai m n atau ( m )( n) atau { m }{ n} atau [ m ][ n]. a. 5 2 = = 10 b = = 45 Perkalian dapat dilaksanakan dengan strategi bersusun panjang dan pendek. Hitunglah a b c a. Strategi Bersusun Panjang: Langkah 1: 7 6 = 42 Langkah 2: 50 6 = 300 Langkah 3: = 1200 Langkah 4: = 1542 Jadi, = Strategi Bersusun Pendek: Langkah 1: 7 6 = 42, ditulis 2 dan disimpan 4 pada puluhan. Langkah 2: 5 6 = 30 ditambah 4 menjadi 34, ditulis 4 dan disimpan 3 pada ratusan. Langkah 3: 2 6 = 12 ditambah 3 menjadi 15, ditulis semuanya (1542) Jadi, = b. Strategi Bersusun Panjang: Langkah 1: 8 7 = 56 Langkah 2: 90 7 = 630 Langkah 3: = 4200 Langkah 4: 8 40 = 320 Langkah 5: = 3600 Langkah 6: = Langkah 7: = Jadi, = Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

6 Strategi Bersusun Pendek: Langkah 1: 8 7 = 56, ditulis 6 dan disimpan 5 pada puluhan. Langkah 2: 9 7 = 63 ditambah 5 menjadi 68, ditulis 8 dan disimpan 6 pada ratusan Langkah 3: 6 7 = 42 ditambah 6 menjadi 48, ditulis semuanya Langkah 4: 8 4 = 32 puluhan, ditulis 2 dan disimpan 3 pada ratusan Langkah 5: 9 4 = 36 ratusan ditambah 3 ratusan menjadi 39 ratusan, ditulis 9 dan disimpan 3 pada ribuan. Langkah 6: 6 4 = 24 ribuan ditambah 3 ribuan menjadi 27, ditulis semuanya (2792) Langkah 7: Jumlahkan bilangan-bilangan hasil perkalian itu, maka diperoleh Jadi, = c. Strategi Bersusun Panjang: Langkah 1: 6 9 = 54 Langkah 2: 50 9 = 540 Langkah 3: = 6300 Langkah 4: 6 30 = 180 Langkah 5: = 1500 Langkah 6: = Langkah 6: = 2400 Langkah 6: = Langkah 6: = Langkah 4: = Jadi, = Strategi Bersusun Pendek: Langkah 1: 6 9 = 54, ditulis 4 dan disimpan 5 pada puluhan. Langkah 2: 5 9 = 45 ditambah 5 menjadi 50, ditulis 0 dan disimpan 5 pada ratusan. Langkah 3: 7 9 = 63 ditambah 5 menjadi 68, ditulis semuanya (6804). Langkah 4: 6 3 = 18 puluhan, ditulis 8 dan disimpan 1 pada ratusan. Langkah 5: 5 3 = 15 ratusan ditambah 1 ratusan menjadi 16 ratusan, ditulis 6 dan disimpan 1 pada ribuan. Langkah 6: 7 3 = 21 ribuan ditambah 1 ribuan menjadi 22, ditulis semuanya (2268) Langkah 7: 6 4 = 24 ratusan, ditulis 4 dan disimpan 2 pada ribuan. Langkah 8: 5 4 = 20 ribuan ditambah 2 ribuan menjadi 22 ribuan, ditulis 2 dan disimpan 2 pada puluhan ribu. Langkah 9: 7 4 = 28 puluhan ribu ditambah 2 puluhan ribu menjadi 30 puluhan ribu, ditulis semuanya (3024). Langkah 10: Jumlahkan bilangan-bilangan hasil perkalian itu, maka diperoleh Jadi, = ) Sifat-sifat Operasi Perkalian: 1. Sifat Ketertutupan (Ketunggalan) Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

7 Jika a, b C (C adalah himpunan bilangan cacah), maka terdapat hanya satu bilangan cacah yang dinyatakan dengan a b atau ab. 2 3 = 6 Perhatikan 2 dan 3 C dan 2 3 = 6 C. Operasi perkalian pada bilangan cacah memberikan solusi tertutup (pada bilangan cacah) dan hanya satu jawaban yang memenuhi (tunggal). 2. Sifat Komutatif Jika a dan b adalah bilangan-bilangan cacah, maka berlaku hubungan a b b a. Periksalah apakah 3 8 = 8 3? Berilah komentarmu! 3 8 = 24 dan 8 3 = 24 Jelaslah bahwa 3 8 = 8 3. Jadi, dalam operasi perkalian bilangan cacah berlaku sifat komutatif. 3. Sifat Asosiatif Jika a, b, dan c adalah bilangan-bilangan cacah, maka berlaku hubungan ( a b) c a ( b c). Periksalah apakah (4 6) 5 = 4 (6 5)? Berilah komentarmu! (4 6) 5 = 24 5 = 120 dan 4 (6 5) = 4 30 = 120 Jelaslah bahwa (4 6) 5 = 4 (6 5). Jadi, dalam operasi perkalian bilangan cacah berlaku sifat asosiatif. 4. Sifat Bilangan Nol Jika a adalah bilangan cacah, maka berlaku a 0 0 a = 0 3 = 0 5. Unsur Identitas Jika a adalah bilangan cacah, maka berlaku a1 1 a a. Sifat bilangan 1 pada perkalian sebagai unsure identitas. 5 1 = 1 5 = 5 6. Sifat Distributif Sifat Distributif (Penyebaran) Perkalian Terhadap Penjumlahan Untuk semua bilangan cacah a, b, dan c berlaku hubungan a ( b c) atau ( b c) a b a c a. Hitunglah a c b d a. Strategi 1: = = Strategi 2: Menggunakan sifat distributif = 24 (55 45) = = b. Strategi 1: 7 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika a b a c Sifat Distributif (Penyebaran) Perkalian Terhadap Pengurangan Untuk semua bilangan cacah a, b, dan c berlaku hubungan a ( b c) a b a c atau ( b c) a b a c a.

8 = Strategi 2: Menggunakan sifat distributif = 18 (100 5) = = = c. Strategi 1: = = Strategi 2: Menggunakan sifat distributif = 97 (76 56) = = d. Strategi 1: = Strategi 2: Menggunakan sifat distributif = 564 (100 1) = = = Operasi Pembagian 1) Pengertian Operasi Pembagian pada Bilangan Cacah Operasi pembagian adalah operasi kebalikan (invers) dari operasi perkalian. Pernyataan 28 : 4 = 7 sama artinya dengan 4 7 = 28 atau ditulis 28 : 4 = = 28. Jika a, b, dan c adalah bilangan-bilangan cacah sebarang, maka a : b = c a = b c. 8 : 4 = 2 8 = : 36 = = 36 6 Operasi pembagian pada suatu bilangan dapat dilakukan dengan strategi bersusun berekor dan strategi bersusun pendek. Hitunglah a : 8 b : 24 a. Strategi Bersusun Berekor: Langkah 1: 1296 : 8 = 100 sisa 496, tulis 100 pada tempat hasil pembagian. Langkah 2: = 800, tulis 800 di bawah 1296, sehingga = 496. Langkah 3: 496 : 8 = 60 sisa 16, tulis 60 pada tempat hasil pembagian. 0 Langkah 4: 8 60 = 480, tulis 480 di bawah 496, sehingga = 16. Langkah 5: 16 : 8 = 2, tulis 2 pada tempat hasil pembagian. Langkah 6: 8 2 = 16, tulis 16 di bawah 16, sehingga = 0. Langkah 7: Jumlahkan hasil pembagiannya, = 162. Jadi, : 8 = 162 Strategi Bersusun Pendek: Langkah 1: 12 : 8 = 1 sisa 4, tulis 1 ditempat hasil pembagian. Langkah 2: 8 1 = 8, tulis 8 di bawah 12, sehingga 12 8 = 4. Langkah 3: Turunkan 9 sejajar 4, sehingga menjadi 49. Langkah 4: 49 : 8 = 6 sisa 1, tulis 6 ditempat hasil pembagian. Langkah 5: 8 6 = 48, tulis 48 di bawah 49, sehingga = 1. Langkah 6: Turunkan 6 sejajar 1, sehingga menjadi 16. Langkah 7: 16 : 8 = 2, tulis 2 ditempat hasil pembagian. Langkah 8: 8 2 = 16, tulis 16 di bawah 16, sehingga = 0. Jadi, : 8 = Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika =

9 b. Strategi Bersusun Berekor: Langkah 1: : 24 = 800 sisa 2304, tulis 800 pada tempat hasil pembagian. Langkah 2: = 19200, tulis di bawah 21504, sehingga = Langkah 3: 2304 : 24 = 90 sisa 144, tulis 90 pada tempat hasil pembagian. 0 Langkah 4: = 2160, tulis 2160 di bawah 2304, sehingga = 144. Langkah 5: 144 : 24 = 6, tulis 6 pada tempat hasil pembagian. Langkah 6: 24 6 = 144, tulis 144 di bawah 144, sehingga = 0. Langkah 7: Jumlahkan hasil pembagiannya, = 896. Jadi, : 24 = 896. Strategi Bersusun Pendek: Langkah 1: 215 : 24 = 8 sisa 23, tulis 8 ditempat hasil pembagian. Langkah 2: 24 8 = 192, tulis 192 di bawah 215, sehingga = 23. Langkah 3: Turunkan 0 sejajar 23, sehingga menjadi 230. Langkah 4: 230 : 24 = 9 sisa 14, tulis 9 ditempat hasil pembagian. Langkah 5: 24 9 = 216, tulis 216 di bawah 230, sehingga = 14. Langkah 6: Turunkan 4 sejajar 14, sehingga menjadi 144. Langkah 7: 144 : 24 = 6, tulis 6 ditempat hasil pembagian. Langkah 8: 24 6 = 144, tulis 144 di bawah 144, sehingga = 0. Jadi, : 24 = ) Sifat-sifat Operasi Pembagian 1. Pada operasi pembagian tidak berlaku sifat ketertutupan (ketunggalan) Jika a, b C (C adalah himpunan bilangan cacah), maka a : b belum tentu bilangan cacah. a. 12 : 4 = 3 (12, 4, dan 3 adalah bilangan-bilangan cacah). b. 12 : 5 = 2 2 = 2,4 (12 dan 5 adalah bilangan cacah tetapi 5 bilangan cacah) 2. Pada operasi pembagian tidak berlaku sifat komutatif dan asosiatif. 1. a : b b : a (tidak komutatif) 1 6 : 2 = 3 dan 2 : 6 = 3 Jelaslah bahwa 6 : 2 2 : 6. Jadi, dalam operasi pembagian tidak berlaku sifat komutatif. 2. ( a : b) : c a : ( b : c) (tidak asosiatif) 1 (36 : 4) : 2 = 9 : 2 = 4 dan 36 : (4 : 2) = 36 : 2 = 18 2 Jelaslah bahwa (36 : 4) : 2 36 : (4 : 2). 9 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika = atau 2,4 jelas bukan 5

10 Jadi, dalam operasi pembagian tidak berlaku sifat asosiatif. 3. Sifat Distributif pada Operasi Pembagian Untuk a, b, dan c adalah bilangan-bilangan cacah dengan c 0, berlaku: 1. ( a b) : c a : c b : c (sifat distributif kanan pembagian terhadap penjumlahan). 2. ( a b) : c a : c b : c (sifat distributif kanan pembagian terhadap pengurangan). Hitunglah a : 75 b : 6 a. Strategi 1: : 75 = 14 Strategi 2: Menggunakan sifat distributif kanan pembagian terhadap penjumlahan) : 75 = ( ) : 75 = 750 : : 75 = 10 4 = 14 b. Strategi 1: : 6 = 450 Strategi 2: Menggunakan sifat distributif kanan pembagian terhadap pengurangan) : 6 = ( ) : 6 = : : 6 = = Sifat Bilangan Nol Untuk sebarang bilangan cacah a, dengan a 0, berlaku 0 : a = 0, karena 0 : a = 0 a 0 = 0. 0 : 7 = 0 0 : 108 = 0 Untuk sebarang bilangan cacah a, dengan a 0, berlaku a : 0 = tidak didefinisikan. 9 : 0 = tidak didefinisikan 47 : 0 = tidak didefinisikan Dalam kasus a = 0, maka 0 : 0 = tidak tentu. 5. Sifat Bilangan 1 Untuk sebarang bilangan a kecuali 0, a : a = 1, karena a : a = 1 a 1 = a. Suatu bilangan (kecuali 0) dibagi dengan dirinya sendiri, hasilnya adalah 1. Untuk sebarang bilangan a kecuali 0, ada sebarang bilangan yang dinamakan kebalikan dari a 1 a 1 (invers terhadap perkalian dari a) yang dinyatakan dengan, sehingga a 1. a a a c. Kelipatan dan Faktor 1. Kelipatan Suatu Bilangan Cacah Jika a adalah suatu bilangan, maka kelipatan a adalah hasil kali a dengan setiap anggota bilangan cacah. Tentukan kelipatan 2, 3, dan 5. Kelipatan 2 adalah 2 0, 2 1, 2 2, 2 3, 2 4, 2 5, = 0, 2, 4, 6, 8, 10, Kelipatan 3 adalah 3 0, 3 1, 3 2, 3 3, 3 4, 3 5, = 0, 3, 6, 9, 12, 15, Kelipatan 5 adalah 5 0, 5 1, 5 2, 5 3, 5 4, 5 5, = 0, 5, 10, 15, 20, 25, 2. Kelipatan Persekutuan Kelipatan persekutuan adalah kelipatan dari dua bilangan cacah atau lebih. Tentukan kelipatan dari petiap pasangan bilangan berikut ini. 10 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

11 a. 2 dan 3 b. 2 dan 5 c. 3 dan 5. a. Kelipatan 2 dan 3 adalah 0, 6, 12, 18, 24, b. Kelipatan 2 dan 5 adalah 0, 10, 20, 30, 40, 50, c. Kelipatan 3 dan 5 adalah 0, 15, 30, 45, 60, 75, 3. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Kelipatan persekutuan terkecil (disingkat KPK) dari dua bilangan atau lebih adalah bilangan asli terkecil yang merupakan anggota himpunan kelipatan persekutuan antara bilanganbilangan tersebut. Tentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari setiap bilangan berikut ini. a. 3 dan 5 b. 6, 8, dan 12 a. Kelipatan 3 adalah 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, Kelipatan 5 adalah 0, 5, 10, 15, 20, 25, Kelipatan 3 dan 5 adalah 0, 15, 30, 45, 60, Jadi, KPK dari 3 dan 5 adalah 15. b. Kelipatan 6 adalah 0, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, Kelipatan 8 adalah 0, 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, Kelipatan 12 adalah 0, 12, 24, 36, 48, 60, 72, Kelipatan 6, 8, dan 12 adalah 0, 24, 48, 72, Jadi, KPK dari 6, 8, dan 12 adalah Faktor Suatu Bilangan Setiap bilangan cacah dapat dinyatakan sebagai hasil kali dua buah bilangan cacah atau lebih. a. 5 = 1 5 c. 6 = 1 6 = 2 3 b. 4 = 1 4 = 2 2 d. 12 = 1 12 = 2 6 = 3 4 Bilangan-bilangan dalam bentuk perkalian dari contoh di atas dinamakan factor, sehingga dapat dikemukakan bahwa: a. Faktor-faktor dari 5 adalah 1 dan 5. b. Faktor-faktor dari 4 adalah 1, 2, dan 4. c. Faktor-faktor dari 6 adalah 1, 2, 3, dan 6. d. Faktor-faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan 12. Dari uraian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor suatu bilangan adalah pembagi yang habis membagi bilangan itu. 5. Faktor Persekutuan Dua Bilangan Cacah Faktor persekutuan dua bilangan cacah adalah bilangan-bilangan yang sama dapat membagi dua bilangan cacah itu. Carilah faktor-faktor persekutuan dari 12 dan 18. Faktor-faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan12. Faktor-faktor dari 18 adalah 1, 2, 3, 6, 9, dan 18. Jadi, faktor-faktor persekutuan dari 12 dan 18 adalah 1, 2, 3, dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan cacah atau lebih adalah bilangan yang paling besar yang dapat membagi habis bilangan-bilangan cacah tersebut. Carilah FPB dari bilangan-bilangan berikut ini. 11 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

12 a. 12 dan 18 b. 36, 48, dan 72 a. Faktor-faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan 12. Faktor-faktor dari 18 adalah 1, 2, 3, 6, 9, dan 18. Faktor-faktor persekutuan dari 12 dan 18 adalah 1, 2, 3, dan 6. Dari faktor-faktor ini 6 adalah bilangan yang terbesar. Jadi, FPB dari 12 dan 18 adalah 6. b. Faktor-faktor dari 36 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, dan 36. Faktor-faktor dari 48 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 24, dan 48. Faktor-faktor dari 72 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 12, 18, 24, 36, dan 72. Faktor-faktor persekutuan dari 12 dan 18 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan 12. Dari faktor- faktor ini 12 adalah bilangan yang terbesar. Jadi, FPB dari 36, 48, dan 72 adalah Menentukan KPK dan FPB dengan Faktor Prima b. Menentukan KPK dengan Faktor Prima KPK dari dua atau lebih bilangan cacah yang bukan nol adalah hasil kali semua faktor prima yang terdapat pada bilangan-bilangan tersebut. Bila ada faktor prima yang sama, maka yang diambil adalah faktor prima yang jumlah kemunculannya paling banyak. Tentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari setiap bilangan berikut ini. a. 14 dan 24 b. 6, 8, dan 12 c. 28, 48, 72, dan 240 a. 14 = = Jadi, KPK dari 14 dan 24 adalah = 168. b. 6 = = = Jadi, KPK dari 6, 8, dan 12 adalah = 24. c. 28 = = = = Jadi, KPK dari 28, 48, 72, dan 240 adalah = b. Menentukan FPB dengan Faktor Prima FPB dari dua atau lebih bilangan cacah yang bukan nol adalah hasil kali semua faktor prima persekutuan yang terdapat pada bilangan-bilangan tersebut. Bila ada faktor prima yang sama, maka yang diambil adalah faktor prima yang jumlah kemunculannya paling sedikit. Tentukan kelipatan persekutuan terbesar (FPB) dari setiap bilangan berikut ini. a. 48 dan 60 b. 196, 84, dan 504 c. 72, 108, 225, dan 288 a. 48 = = Jadi, FPB dari 48 dan 60 adalah = 12. b. 196 = = Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

13 504 = Jadi, FPB dari 196, 84, dan 504 adalah = 28. c. 72 = = = = Jadi, FPB dari 72, 108, 225, dan 228 adalah 3 2 = Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

2. Pengurangan pada Bilangan Bulat

2. Pengurangan pada Bilangan Bulat b. Penjumlahan tanpa alat bantu Penjumlahan pada bilangan yang bernilai kecil dapat dilakukan dengan bantuan garis bilangan. Namun, untuk bilangan-bilangan yang bernilai besar, hal itu tidak dapat dilakukan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Untuk melakukan penelitian ini terlebih dahulu harus memahami konsep yang terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar yang menunjang dan disajikan

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN BULAT

SISTEM BILANGAN BULAT SISTEM BILANGAN BULAT A. Bilangan bulat Pengertian Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, 8765, -34, 0. Berlawanan dengan bilangan bulat adalah bilangan riil

Lebih terperinci

Sumber: Kamus Visual, 2004

Sumber: Kamus Visual, 2004 1 BILANGAN BULAT Pernahkah kalian memerhatikan termometer? Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu zat. Pada pengukuran menggunakan termometer, untuk menyatakan suhu di bawah 0

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN A. Bilangan Bulat I. Pengertian Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli, bilangan nol dan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat

Lebih terperinci

Pemfaktoran prima (2)

Pemfaktoran prima (2) FPB dan KPK Konsep Habis Dibagi Definisi: Jika a suatu bilangan asli dan b suatu bilangan bulat, maka a membagi habis b (dinyatakan dengan a b) jika dan hanya jika ada sebuah bilangan bulat c demikian

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat A Akar kuadrat GLOSSARIUM Akar kuadrat adalah salah satu dari dua faktor yang sama dari suatu bilangan. Contoh: 9 = 3 karena 3 2 = 9 Anggota Himpunan Suatu objek dalam suatu himpunan B Belahketupat Bentuk

Lebih terperinci

BILANGAN BULAT. Operasi perkalian juga bersifat tertutup pada bilangan Asli dan bilangan Cacah.

BILANGAN BULAT. Operasi perkalian juga bersifat tertutup pada bilangan Asli dan bilangan Cacah. BILANGAN BULAT 1. Bilangan Asli (Natural Number) Bilangan Asli berkaitan dengan hasil membilang, urutan, ranking. Bilangan Cacah berkaitan dengan banyaknya anggota suatu himpunan. Definisi penjumlahan:

Lebih terperinci

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII Pengetik : Siti Nuraeni (110070009) Dewi Komalasari (110070279) Nurhasanah (110070074) Editor : Dewi Komalasari Abdul Rochmat (110070117) Tim Kreatif

Lebih terperinci

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan. 2. Grup Definisi 1.3 Suatu grup < G, > adalah himpunan tak-kosong G bersama-sama dengan operasi biner pada G sehingga memenuhi aksioma- aksioma berikut: a. operasi biner bersifat asosiatif, yaitu a, b,

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 06 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB I BILANGAN Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya

Lebih terperinci

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian. Glosarium A Akar pangkat dua : akar pangkat dua suatu bilangan adalah mencari bilangan dari bilangan itu, dan jika bilangan pokok itu dipangkatkan dua akan sama dengan bilangan semula; akar kuadrat. Asosiatif

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Matematika KELAS / SEMESTER : IV (Empat) / 1 (satu) Standar Kompetensi : 1.

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit BAB I BILANGAN Skema Bilangan Bilangan Kompleks Bilangan Real Bilangan Imajiner Bilangan Rasional Bilangan Irasional Bilangan Bulat Bilangan Pecahan Bilangan Cacah Bilangan Bulat Negatif Bilangan Asli

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, 3 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, square free, keterbagian bilangan bulat, modulo, bilangan prima, ideal, daerah integral, ring quadratic.

Lebih terperinci

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 14 April Pekan Ke-2, 2006 Nomor Soal:

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 14 April Pekan Ke-2, 2006 Nomor Soal: Solusi Pengayaan Matematika Edisi 4 April Pekan Ke-, 006 Nomor Soal: 3-40 3. Manakah yang paling besar di antara bilangan-bilangan 0 9 b, 5 c, 0 d 5, dan 0 e 4 3? A. e B. d C. c D. b E. a Solusi: [E] 5

Lebih terperinci

BAB V BILANGAN BULAT

BAB V BILANGAN BULAT BAB V BILANGAN BULAT PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibicarakan sistem bilangan bulat, yang akan dimulai dengan memperluas sistem bilangan cacah dengan menggunakan sifat-sifat baru tanpa menghilangkan

Lebih terperinci

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4.

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4. BILANGAN A. BILANGAN BULAT Himpunan bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang terdiri dari himpunan bilangan positif (bilangan asli), bilangan nol, dan bilangan bulat negatif. Himpunan bilangan bulat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep bilangan bulat, bilangan prima,modular, dan kekongruenan. 2.1 Bilangan Bulat Sifat Pembagian

Lebih terperinci

Bab. Bilangan Bulat. SUmber buku: bse.kemdikbud.go.id

Bab. Bilangan Bulat. SUmber buku: bse.kemdikbud.go.id Bab 1 Bilangan Bulat Kamu telah mengetahui, bahwa operasi hitung itu terdiri atas penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Ketika kamu menghadapi pemecahan masalah dalam bentuk soal cerita terkadang

Lebih terperinci

1. Variabel, Konstanta, dan Faktor Variabel Konstanta Faktor

1. Variabel, Konstanta, dan Faktor Variabel Konstanta Faktor ALJABAR BENTUK ALJABAR adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui Bentuk aljabar dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

Modul ini adalah modul ke-1 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

Modul ini adalah modul ke-1 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini PENDAHULUAN Konsep Pra - Bilangan dan Bilangan Cacah KONSEP PRA-BILANGAN DAN BILANGAN CACAH Modul ini adalah modul ke-1 dalam mata kuliah. Isi modul ini membahas tentang konsep pra-bilangan dan bilangan

Lebih terperinci

2 PECAHAN. Kata-Kata Kunci: jenis pecahan pengurangan pecahan bentuk pecahan perkalian pecahan penjumlahan pecahan pembagian pecahan

2 PECAHAN. Kata-Kata Kunci: jenis pecahan pengurangan pecahan bentuk pecahan perkalian pecahan penjumlahan pecahan pembagian pecahan PECAHAN Sebuah gelas jika terkena getaran dapat pecah berkeping-keping. Bagian pecahannya lebih kecil daripada ketika gelas masih utuh. Menurut kalian, samakah jumlah seluruh pecahan gelas dengan satu

Lebih terperinci

BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I

BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I Oleh: Sri Subiyanti NIP 19910330 201402 2 001 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PATI KECAMATAN JAKEN SEKOLAH DASAR NEGERI MOJOLUHUR 2015 I. Tinjauan Umum A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b 2 SISTEM BILANGAN Perhatikan skema sistem bilangan berikut Bilangan Bilangan Kompleks Bilangan Real Bilangan Rasional Bilangan Irasional Bilangan Bulat Bilangan Pecahan Bilangan bulat adalah bilangan yang

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6 Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA SD Kelas 4, 5, 6 1 Matematika A. Operasi Hitung Bilangan... 3 B. Bilangan Ribuan... 5 C. Perkalian dan Pembagian Bilangan... 6 D. Kelipatan dan Faktor

Lebih terperinci

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Bab 1 Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat: 1. menguasai sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat,. menjumlahkan

Lebih terperinci

Aep Saepudin Babudin Dedi Mulyadi Adang. Gemar Belajar. Matematika. untuk Siswa SD/MI Kelas V

Aep Saepudin Babudin Dedi Mulyadi Adang. Gemar Belajar. Matematika. untuk Siswa SD/MI Kelas V Aep Saepudin Babudin Dedi Mulyadi Adang Gemar Belajar Matematika untuk Siswa SD/MI Kelas V 5 Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang Gemar Belajar Matematika 5 untuk Siswa

Lebih terperinci

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR PENGERTIAN ALJABAR Bentuk ALJABAR adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat hurufhuruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. Bentuk aljabar dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

FAKTOR DAN KELIPATAN KELAS MARS SD TETUM BUNAYA

FAKTOR DAN KELIPATAN KELAS MARS SD TETUM BUNAYA FAKTOR DAN KELIPATAN KELAS MARS SD TETUM BUNAYA A. KELIPATAN A. KELIPATAN Kelipatan suatu bilangan dapat diperoleh: 1. penjumlahan berulang, dan 2. penjumlahan bilangan dengan bilangan asli Contoh: Tentukanlah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, square free, keterbagian bilangan bulat, modulo, bilangan prima, daerah integral, ring bilangan bulat

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN A. JENIS BILANGAN B. LAMBANG BILANGAN, NILAI TEMPAT, DAN NILAI ANGKA C. OPERASI HITUNG BILANGAN USEFUL BOOK MATEMATIKA KLS 6 SD

BAB I BILANGAN A. JENIS BILANGAN B. LAMBANG BILANGAN, NILAI TEMPAT, DAN NILAI ANGKA C. OPERASI HITUNG BILANGAN USEFUL BOOK MATEMATIKA KLS 6 SD BAB I BILANGAN A. JENIS BILANGAN WAWASAN buat kamu!... Jenis bilangan terdiri dari: 1. Bilangan cacah : 0, 1,,,... Bilangan asli : 1,,,.. Bilangan bulat :.,-, -, -1, 0, 1,,,.. 4. Bilangan genap : 0,, 4,

Lebih terperinci

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit CV. Usaha

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses penelitian untuk penyelesaian persamaan Diophantine dengan relasi kongruensi modulo m mengenai aljabar dan

Lebih terperinci

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3 MATRIKS a. Konsep Matriks Matriks adalah susunan bilangan yang diatur menurut aturan baris dan kolom dalam suatu jajaran berbentuk persegi atau persegipanjang dan diletakkan di dalam kurung biasa ( ) atau

Lebih terperinci

BAB ANGAN. Tujuan Pembelajaran. Pernahkan kamu bermain ular tangga? Ada angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Termasuk bilangan apa angka di ular tangga?

BAB ANGAN. Tujuan Pembelajaran. Pernahkan kamu bermain ular tangga? Ada angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Termasuk bilangan apa angka di ular tangga? BILANG ANGAN AN BUL ULAT BAB 1 Tujuan Pembelajaran Setelah belajar bab ini, kamu dapat: 1. Menggunakan sifat komutatif, asosiatif, dan distributif untuk melaksanakan operasi hitung bilangan bulat. 2. Membulatkan

Lebih terperinci

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

Matematika Teknik INVERS MATRIKS INVERS MATRIKS Dalam menentukan solusi suatu SPL selama ini kita dihadapkan kepada bentuk matriks diperbesar dari SPL. Cara lain yang akan dikenalkan disini adalah dengan melakukan OBE pada matriks koefisien

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilangan Bulat Bilangan Bulat merupakan bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga negatif dari bilangan

Lebih terperinci

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner) 1 B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN Bilangan Kompleks Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner) Bilangan Rasional Bilangan Irrasional Bilangan Pecahan Bilangan Bulat Bilangan Bulat

Lebih terperinci

Operasi Hitung Bilangan 1

Operasi Hitung Bilangan 1 Operasi Hitung Bilangan 1 2 Ayo Belajar Matematika Kelas IV Bab 1 Operasi Hitung Bilangan Mari memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah. Operasi Hitung Bilangan

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN A. SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG BILANGAN USEFUL BOOK MATEMATIKA KLS 5 SD SIFAT OPERASI HITUNG

BAB I BILANGAN A. SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG BILANGAN USEFUL BOOK MATEMATIKA KLS 5 SD SIFAT OPERASI HITUNG A. SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG BILANGAN SIFAT OPERASI HITUNG BAB I BILANGAN 1. Sifat Komutatif ( Pertukaran ) a + b = b + a a x b = b x a Sifat komutatif hanya berlaku pada penjumlahan dan perkalian. 1)

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi

SILABUS PEMBELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Program Semester Standar : SDS SEMEN TONASA II : MTK : IV / Sekolah Dasar : 1 (Satu) : 32 X 30 Menit : 1. Memahami Dan Menggunakan Sifta-Sifat Operasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai matriks (meliputi definisi matriks, operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas aljabar max-plus, dan penyelesaian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan huruf R (Negoro dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan huruf R (Negoro dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Bilangan Riil Definisi Bilangan Riil Gabungan himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irrasional disebut bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan

Lebih terperinci

BAB VI BILANGAN REAL

BAB VI BILANGAN REAL BAB VI BILANGAN REAL PENDAHULUAN Perluasan dari bilangan cacah ke bilangan bulat telah dibicarakan. Dalam himpunan bilangan bulat, pembagian tidak selalu mempunyai penyelesaian, misalkan 3 : 11. Timbul

Lebih terperinci

BAB IV ALOGARITMA DALAM OPERASI ARITMATIKA PENDAHULUAN

BAB IV ALOGARITMA DALAM OPERASI ARITMATIKA PENDAHULUAN BAB IV ALOGARITMA DALAM OPERASI ARITMATIKA PENDAHULUAN Algoritma adalah suatu prosedur yang singkat dan sistematis untuk melakukan operasi aritmetika, misalnya penjumlahan dan perkalian. Jika kita melakukan

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Notasi dan Ordo Matriks Lengkapilah isian berikut! Suatu matriks biasanya dinotasikan dengan huruf kapital, misalnya: A. PENGERTIAN MATRIKS 1) Tabel

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN REAL

SISTEM BILANGAN REAL SISTEM BILANGAN REAL Materi : 1.1 Pendahuluan Sistem Bilangan Real adalah himpunan bilangan real yang disertai dengan operasi penjumlahan dan perkalian sehingga memenuhi aksioma tertentu, ini merupakan

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BELAJAR!!!!

SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BELAJAR!!!! SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BELAJAR!!!! Temukan beragam artikel seputar pembelajaran matematika, soal-soal psikotes, cpns, dan info-info seputar matematika dengan mengunjungi website kami di Kunjungi website

Lebih terperinci

KONGRUENSI PADA SUBHIMPUNAN BILANGAN BULAT

KONGRUENSI PADA SUBHIMPUNAN BILANGAN BULAT KONGRUENSI PADA SUBHIMPUNAN BILANGAN BULAT Paridjo Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pancasakti Tegal muhparidjo@gmail.com Abstrak Himpunan bilangan bulat dilambangkan dengan sistem bilangan Real

Lebih terperinci

- Burhan Mustaqim - Ary Astuty

- Burhan Mustaqim - Ary Astuty - Burhan Mustaqim - Ary Astuty - Burhan Mustaqim - Ary Astuty Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit

Lebih terperinci

Mengenal Bilangan Bulat

Mengenal Bilangan Bulat Mengenal Bilangan Bulat Kita sudah mempelajari bilangan-bilangan yang dimulai dari nol sampai tak terhingga. Selama ini yang kita pelajari 0 (nol) adalah bilangan terkecil. Tetapi tahukah kamu bahwa ada

Lebih terperinci

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan Pertemuan 13 PENGERTIAN RING A. Pendahuluan Target yang diharapkan dalam pertemuan ke 13 ini (pertemuan pertama tentang teori ring) adalah mahasiswa dapat : a. membedakan suatu struktur aljabar merupakan

Lebih terperinci

matematika Wajib Kelas X PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. DEFINISI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

matematika Wajib Kelas X PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. DEFINISI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-3 Kelas X matematika Wajib PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami definisi dan solusi persamaan linear

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rantauprapat,11 April Penyusun

KATA PENGANTAR. Rantauprapat,11 April Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-nya lah dan hidayah-nya jualah penulisan makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Makalah ini

Lebih terperinci

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif. STRUKTUR ALJABAR SEMIGRUP Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif. Contoh 1 (Z, +) merupakan sebuah semigrup. Contoh 2 Misalkan

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup BAB 3 DASAR DASAR GRUP Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup Tujuan Instruksional Khusus : Setelah diberikan

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 1 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS / SEMESTER : V (Lima) / 1 (satu) Standar Kompetensi : 1. Melakukan

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS Notasi dan Ordo Matriks Lengkapilah isian berikut! Suatu matriks biasanya dinotasikan dengan huruf kapital, misalnya: A. PENGERTIAN MATRIKS 1) Tabel

Lebih terperinci

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika Bilangan prima telah dikenal sejak sekolah dasar, yaitu bilangan yang tidak mempunyai faktor selain dari 1 dan dirinya sendiri. Bilangan prima memegang peranan penting karena pada dasarnya konsep apapun

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Contoh Soal dan Pembahasan. Matematika.

Ringkasan Materi Contoh Soal dan Pembahasan. Matematika. Ringkasan Materi Contoh Soal dan Pembahasan Matematika BILANGAN BAB 1 A. PENDAHULUAN Bilangan merupakan suatu sebutan untuk menyatakan banyaknya sesuatu. 1. Lambang Bilangan Lambang Dibaca Lambang Dibaca

Lebih terperinci

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV Bilangan Bulat 133 134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV Bab 5 Bilangan Bulat Mari menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah. Bilangan Bulat 135 136 Ayo Belajar

Lebih terperinci

Kumpulan Soal-Soal LATIHAN SUMATIF

Kumpulan Soal-Soal LATIHAN SUMATIF Kumpulan Soal-Soal LATIHAN SUMATIF Kelas 4 Memuat kumpulan soal-soal untuk latihan sumatif semester 1 12/6/2013 BAGIAN-1: PEMBULATAN DAN PENAKSIRAN 1. Bulatkan bagian (a) dan (b) ke satuan dan bagian (c)

Lebih terperinci

C. Indikator Menerapkan tindakan disiplin dari pengalaman belajar dan bekerja dengan matematika dalam

C. Indikator Menerapkan tindakan disiplin dari pengalaman belajar dan bekerja dengan matematika dalam RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP... Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VII/Ganjil Materi Pokok : Bilangan Alokasi Waktu : 25 Jam Pelajaran @4 menit A. Kompetensi Inti. Menghargai

Lebih terperinci

1. Nilai Tempat Bilangan 10.000 s.d. 100.000 Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai

1. Nilai Tempat Bilangan 10.000 s.d. 100.000 Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai 1. Nilai Tempat Bilangan 10.000 s.d. 100.000 Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai tempat. Menggunakan sistem desimal (dari kata decem, bahasa

Lebih terperinci

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Ada suatu konsep yang paralel dengan konsep faktor persekutuan terbesar (FPB), yang dikenal faktor persekutuan terkecil (KPK). Suatu bilangan bulat c disebut kelipatan

Lebih terperinci

FAQ Bilangan Bulat untuk Siswa/i SMP

FAQ Bilangan Bulat untuk Siswa/i SMP FAQ Bilangan Bulat untuk Siswa/i SMP PERTANYAAN YANG SERING DITANYAKAN SEPUTAR BILANGAN BULAT Anis Faozi CARA MUDAH BELAJAR MATEMATIKA www.caramudahbelajarmatematika.com Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur

Lebih terperinci

Pengantar Teori Bilangan

Pengantar Teori Bilangan Pengantar Teori Bilangan Kuliah 2 2/2/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 1 Materi Kuliah 2 Teori Pembagian dalam Bilangan Bulat Algoritma Pembagian Pembagi Persekutuan Terbesar 2/2/2014 2 Algoritma Pembagian

Lebih terperinci

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah.

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah. Bab 1 Bilangan Bulat Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar 1.1. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan. 1.2. Menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi dengan aksioma dan suatu operasi biner. Teori grup dan ring merupakan konsep yang memegang

Lebih terperinci

Bahan Ajar untuk Guru Kelas 6 Oleh Sufyani P

Bahan Ajar untuk Guru Kelas 6 Oleh Sufyani P Bahan Ajar untuk Guru Kelas 6 Oleh Sufyani P Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : Bilangan Bulat : A. Sifat-Sifat Operasi Hitung B. FPB dan KPK 1. Menentukan FPB 2. Menentukan

Lebih terperinci

DIKTAT MATEMATIKA II

DIKTAT MATEMATIKA II DIKTAT MATEMATIKA II (MATRIK) Drs. A. NABABAN PURNAWAN, S.Pd.,M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2004 MATRIKS I. PENGERTIAN

Lebih terperinci

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga; BAB I VEKTOR A. DEFINISI VEKTOR 1). Pada mulanya vektor adalah objek telaah dalam ilmu fisika. Dalam ilmu fisika vektor didefinisikan sebagai sebuah besaran yang mempunyai besar dan arah seperti gaya,

Lebih terperinci

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 BARISAN BILANGAN

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 BARISAN BILANGAN EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 BARISAN BILANGAN 1 EKSPLORASI BILANGAN Fokus eksplorasi bilangan ini adalah mencari pola dari masalah yang disajikan. Mencari pola merupakan bagian penting dari pemecahan masalah

Lebih terperinci

Free-download

Free-download PREDIKSI UJIAN NASIONAL TAHUN 2008/2009 I. Standar Kompetensi Menggunakan konsep operasi hitung dan sifat-sifat bilangan, perbandingan, aritmetika sosial, barisan bilangan, serta penggunaannya dalam pemecahan

Lebih terperinci

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit BAB I RUANG EKTOR UMUM Dalam bab ini akan dipelajari tentang konsep ruang vektor umum, sub ruang vektor dan sifat-sifatnya. Pada pembicaraan ini, para mahasiswa dianggap sudah mengenal konsep dan sifat

Lebih terperinci

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS MODUL 1 Teori Bilangan Bilangan merupakan sebuah alat bantu untuk menghitung, sehingga pengetahuan tentang bilangan, mutlak diperlukan. Pada modul pertama ini akan dibahas mengenai bilangan (terutama bilangan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS BAB. PENDAHULUAN KALKULUS (Himpunan,selang, pertaksamaan, dan nilai mutlak) Pembicaraan kalkulus didasarkan pada sistem bilangan nyata. Sebagaimana kita ketahui sistem bilangan nyata dapat diklasifikasikan

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran Sumber: Dokumen Penerbit

Tujuan Pembelajaran Sumber: Dokumen Penerbit 1 Tujuan Pembelajaran Setelah belajar bab ini, siswa dapat: Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan. Menggunakan operasi hitung campuran. Menentukan FPB dan KPK pada dua bilangan. Menentukan FPB

Lebih terperinci

Paket 2 BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA

Paket 2 BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA Pendahuluan Paket 2 BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA Pada Paket 2 ini, topik yang dibahas adalah bilangan bulat dan operasinya. Pembahasan meliputi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang

Lebih terperinci

SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. 1.2 Menggunakan. pengerjaan hitung bilangan

SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. 1.2 Menggunakan. pengerjaan hitung bilangan 1 SILABUS Standar Kompetensi : 1. Melakukan pengerjaan bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Kegiatan Indikator Dasar 1.1Melakukan Pengerjaan pengerjaan bilangan bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya,

Lebih terperinci

Yoni Yuniarto Hidayati MATEMATIKA. untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV

Yoni Yuniarto Hidayati MATEMATIKA. untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV Yoni Yuniarto Hidayati MATEMATIKA untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Matematika untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

Lebih terperinci

BAB I HIMPUNAN. Matematika Infomatika. Universitas Gunadarma Halaman 1

BAB I HIMPUNAN. Matematika Infomatika. Universitas Gunadarma Halaman 1 BAB I HIMPUNAN A. Pengertian Himpunan Himpunan adalah kumpulan dari objek tertentu (dinamakan unsur, anggota, elemen) yang dirumuskan secara jelas dan tegas, sehingga dapat dibeda-bedakan antara satu dengan

Lebih terperinci

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Bahan kuliah Matematika Diskrit 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan,

Lebih terperinci

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan 08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

PENGERJAAN HITUNG BILANGAN BULAT

PENGERJAAN HITUNG BILANGAN BULAT M O D U L 1 PENGERJAAN HITUNG BILANGAN BULAT Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : 1. Menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi

Lebih terperinci

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 Barisan Bilangan

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 Barisan Bilangan EKSPLORASI BILANGAN Fokus eksplorasi bilangan ini adalah mencari pola dari masalah yang disajikan. Mencari pola merupakan bagian penting dari pemecahan masalah matematika. Eksplorasi pola-pola bilangan

Lebih terperinci

SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 1. OPERASI HITUNG BILANGAN DAN SUDUTLatihan Soal 1.1

SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 1. OPERASI HITUNG BILANGAN DAN SUDUTLatihan Soal 1.1 SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 1. OPERASI HITUNG BILANGAN DAN SUDUTLatihan Soal 1.1 1. 345 + 235 = n + 345 Nilai n adalah... 235 253 325 345 Soal tersebut menunjukkan sifat operasi bilangan KOMUTATIF pada

Lebih terperinci

Untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Kelas V. Untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Kelas V

Untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Kelas V. Untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Kelas V Untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Kelas V Untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Kelas V Hardi Mikan Ngadiyono Pandai Berhitung MATEMATIKA Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Teori Himpunan Drs. Sukirman, M.Pd. M PENDAHULUAN odul ini memuat pembahasan teori himpunan dan himpunan bilangan bulat. Teori himpunan memuat notasi himpunan, relasi dan operasi dua himpunan atau

Lebih terperinci

Bilangan Bulat. A. Pengenalan Bilangan Bulat Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif.

Bilangan Bulat. A. Pengenalan Bilangan Bulat Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif. Bilangan Bulat A. Pengenalan Bilangan Bulat Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif. mundur maju -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 negatif positif Bilangan

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional

SISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional SISTEM BILANGAN REAL Sebelum membahas tentag konsep sistem bilangan real, terlebih dahulu ingat kembali tentang konsep himpunan. Konsep dasar dalam matematika adalah berkaitan dengan himpunan atau kelas

Lebih terperinci

Mengenal Bilangan Bulat

Mengenal Bilangan Bulat Mengenal Bilangan Bulat Kita sudah mempelajari bilangan-bilangan yang dimulai dari nol sampai tak terhingga. Selama ini yang kita pelajari 0 (nol) adalah bilangan terkecil. Tetapi tahukah kamu bahwa ada

Lebih terperinci

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan KALKULUS 1 HADI SUTRISNO 1 Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan BAB I PENDAHULUAN A. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus kita terlebih dahulu perlu memahami bahasan tentang sistem bilangan

Lebih terperinci

BAB I OPERASI ALJABAR DAN PEMFAKTORAN BENTUK ALJABAR

BAB I OPERASI ALJABAR DAN PEMFAKTORAN BENTUK ALJABAR BAB I OPERASI ALJABAR DAN PEMFAKTORAN BENTUK ALJABAR Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu melakukan operasi aljabar, beberapa alternatif penyelesaian yang dihadapi oleh siswa terkait dengan

Lebih terperinci

HIMPUNAN. A. Pendahuluan

HIMPUNAN. A. Pendahuluan HIMPUNAN A. Pendahuluan Konsep himpunan pertama kali dicetuskan oleh George Cantor (185-1918), ahli mtk berkebangsaan Jerman Semula konsep tersebut kurang populer di kalangan matematisi, kurang diperhatikan,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi + 5 BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Struktur Aljabar Struktur aljabar adalah salah satu mata kuliah dalam jurusan matematika yang mempelajari tentang himpunan (sets), proposisi, kuantor, relasi, fungsi, bilangan,

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS

Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS Program Studi : Pendidikan Matematika Semester : IV (Empat) Oleh : Nego Linuhung, M.Pd Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP (SILABUS)

LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP (SILABUS) LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL SEKOLAH KELAS MATA PELAJARAN SEMESTER BILANGAN Standar Kompetensi KOMPETENSI DASAR 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat. : SMP : VII : MATEMATIKA

Lebih terperinci

matematika WAJIB Kelas X PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. PENDAHULUAN

matematika WAJIB Kelas X PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. PENDAHULUAN K-1 Kelas X matematika WAJIB PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi pertidaksamaan linear

Lebih terperinci