MATA KULIAH KALKULUS I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATA KULIAH KALKULUS I"

Transkripsi

1 HANDOUT MATA KULIAH KALKULUS I Oleh Muhammad Istiqlal, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN IAIN SALATIGA

2 A. Pengertian HIMPUNAN Sebelum mempelajari tentang sistem bilangan real, kita perlu tahu dulu tentang himpunan. Himpunan merupakan sekumpulan objek yang memiliki sifat dan karakteristiktertentu. Himpunan disimbolkan dengan huruf kapital. Sebuah himpunan mungkin memiliki anggota mungkin tidak memiliki anggota. Anggota dari himpunan dinamakan elemen. Sebagai contoh anggota himpunan dari A, disimbolkan dengan A. Kemudian jika bukan anggota dari A, disimbilkan dengan A. Himpunan yang tidak memiliki anggota sama sekali dinamakan himpunan kosong, disimbolkan dengan atau {}. Sebagai contoh A merupakan himpunan kosong, disimbolkan dengan A= atau A={}. Penyajian himpunan dapat dilakukan dalam berbagai cara. Cara pertama, kita dapat menuliskan seluruh anggotanya, misalkan himpunan B beranggotakan senin, selasa, rabu, kamis, jumat,dapat dituliskan dengan B={senin, selasa, rabu, kamis, jum at+. Atau dapat juga dituliskan dengan menyebutkan sifat atau karakteristiknya, B = {x x merupakan hari kerja dalam satu minggu}, dibaca B adalah himpuna semua x dimana x merupakan 5 hari kerja dalam satu minggu. Perhatikan dua himpunan berikut, C merupakan himpunan bilangan bulat tak negatif kurang dari sama dengan 7 dan D merupakan himpunan 5 bilangan asli pertama. Berdasarkan sifat yang disebutkan, maka kita dapat mendaftar anggota himpunan C dan himpunan D. C 0,1,,3, 4,5,6,7 dan D 1,,3,4,5. Perhatikan himpunan C dan D! Nampak bahwa seluruh anggota D juga merupakan anggota C. Dengan dmikian dapat kita katakan bahwa D merupakan himpunan bagian dari C atau D subset C, disimbolkan dengan D C. Jadi subset merupakan hubungan dua buah himpunan ketika semua anggota dari salah satu himpunan juga merupakan anggota himpunan lainnya. Himpunan dari semua himpunan bagian dinamakan dengan himpunan kuasa. Sebagai contoh, tentukan himpunan kuasa dari E 0,1,. Himpunan kuasa dari E adalah, {0}, {1}, {}, {0,1}, {0,}, {1,}, {0,1,}. Perhatikan dalam anggota himpunan bagian dari himpuna E terdapat himpunan kosong. Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan. Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 1

3 B. Relasi Antar Himpunan 1. Himpunan yang Sama Diberikan dua buah himpunan, himpunan A dan himpunan B. A dan B dapat dikatakan sama jika memenuhi syarat berikut: - A B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan elemen A. - A B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka A B. Penyajian dalam notasi matematika adalah sebagai berikut: Contoh 1. a. Jika A 0,1 dan B x xx maka A B A = B A B dan B A 1 0, b. Jika A 3,5,8,5 dan 5,3,8 c. Jika A 3,5,8,5 dan 3,8 B, maka A B B, maka A B Untuk tiga buah himpunan, A, B, dan C berlaku aksioma berikut: a. A = A, B = B, dan C = C b. jika A = B, maka B = A c. jika A = B dan B = C, maka A = C. Himpuna yang Ekivalen Diberikan dua buah himpunan, Himpunan A dan B. Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan tersebut sama. Penyajian dalam notasi matematika adalah sebagai berikut: Contoh. A ~ B A = B Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka A ~ B sebab A = B = 4 Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1

4 3. Himpunan Saling Lepas Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak memiliki elemen yang sama. Penyajian dalam notasi matematika adalah sebagai berikut: Contoh 3. A// B, maka A// B. Jika A { x x P, x 8 } dan B 10, 0,30, Himpunan Kuasa Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri. Penyajian dalam notasi matematika adalah sebagai berikut: Jika A = m, maka P(A) = m. Contoh 4. P A atau A Jika A = { 1, }, maka P A, 1,, 1, C. Operasi Antar Himpunan Dua buah himpunan pasti memiliki relasi, dua buah himpunan yang tidak berhubungan pun juga memiliki relasi. Relasi yang mungkin terjadi dari dua himpunan adalah : 1. Beririsan (Intersection) Dua himpunan dikatakan beririsan jika terdapat anggota/elemen yang sama dari dua himpunan tersebut. Misalkan himpunan A beririsan dengan himpunan B, disimbolkan AB. Penyajian dalam notasi matematika adalah sebagai berikut: Contoh 5. x A B x A dan x B Diberikan dua buah himpunan A dan B. A = {1,,3,4,5} B = {1,3,5,7} AB = {1,3,5} Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 3

5 . Gabungan (Union) Gabungan dua buah himpunan merupakan himpunan yang semua anggotanya merupakan anggota himpunan A atau himpunan B. Setiap elemen cukup ditulis sekali. Misalkan himpunan A gabungan himpunan B, disimbolkan dengan AB. Penyajian dalam notasi matematika adalah sebagai berikut: Contoh 6. A = {1,,3,4,5} B = {1,3,5,7} AB = {1,,3,4,5,7} 3. Selisih Dua Himpunan x AB x A atau x B Selisih dua buah himpunan A dan B disimbolkan dengan A B. A-B dibaca himpunan anggota A yang bukan anggota B. Penyajian dalam notasi matematika adalah sebagai berikut: Contoh 7. A = {1,,3,4,5} B = {1,3,5,7} A-B = {,4} 4. Komplemen x A B x A dan x B Komplemen dari himpunan A merupakan himpuan anggota semesta pembicaraan (S) yang bukan anggota himpunan A. Komplemen A disimbolkan dengan A atau A c. Penyajian dalam notasi matematika adalah sebagai berikut: Contoh 8. c A { x x A, x S} Diberikan himpunan A dan semesta pembicaraan S. S = himpunan bilangan asli kurang dari 10 A = himpunan bilangan genap kurang dari 10 A = {1,3,5,7} Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 4

6 Latihan Soal 1. Jika D = {0,4,7} kita katakana 7D dan {7}D, tetapi bukanlah 7D. Tentukan mana yang benar di antara pernyataan berikut: a. 4D b. 7D c. D d. D e. 0D f. 0D g. 4D h. 0. Misalkan himpunan semesta S=*x x bilangan ganjil positif+ tetukan A bila Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 5

7 SISTEM BILANGAN RIIL Kalkulus didasarkan pada sistem bilangan riil dan sifat-sifatnya. Tetapi apakah bilangan riil itu dan apa sifat-sifatnya? Untk menjawab, kita mulai dengan beberapa system bilangan yang lebih sederhana. A. Bilangan-bilangan Bulat dan Rasional Di antara sistem bilangan, yang paling sederhana adalah bilangan-bilangan asli, 1,, 3, 4, 5, Dengan bilangan ini kita dapat menghitung: buku-buku kitam teman-teman kita, dan uang kita. Jika kita gandengkan negatifnya dengan nol, kita perloeh bilanganbilangan bulat:, 3,, 1,0,1,,3, Bilamana kita mencoba mengukur panjang, berat atau tegangan listrik, bilanganbilangan bulat tidak memadai. Bilangan ini terlalu kurang untuk memberikan ketelitian yang cukup. Kita dituntun untuk juga mempertimbangkan hasil bagi (rasio) dari bilangan-bilangan bulat yaitu bilangan-bilangan seperti ,,,,, dan Perhatikan bahwa kita menyertakan 16 dan 17 1, walaupun secara normal kita menuliskannya sebagai 8 dan -17, karena sesuai dengan arti pembagian yang biasa mereka sama dengan yang belakangan. Kita tidak menyertakan 5 0 dan 9 0, karena tidak mungkin membuat pengertian dari lambing-lambang ini. Marilah kita bersepakat untuk seterusnya membuang pembagian oleh nol dari buku ini. Bilangan-nilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk m/n. dimana m dan n adalah bilangan-bilangan bulat dengan n 0, disebut bilangan-bilangan rasional. Apakah bilangan-bilangan rasional berfungsi mengukur semua panjang? TIdak. Fakta yang mengejutkan ini ditemukan orang Yunani kuno beberapa abad sebelum Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 6

8 Masehi. Mereka memperlihatkan bahwa meskipun merupakan panjang sisi miring sebuah segitiga siku-siku dengan sisi-sisi 1, bilangan ini tidak dapat dituliskan sebagai suatu hasil bagi dari dua bilangan bulat. Jadi adlaah suatu 3 bilangan tak rasional. Demikian juga 3, 5, 7,, dan sekelompok bilangan lain. B. Bilangan-bilangan Riil Sekumpulan bilangan (rasional dan tak rasional) yang dapat mengukur panjang, bersama-sama dengan negatifnya dan nol kita namakan bilangan-bilangan riil. Bilangan-bilangan riil dapat dipandang sebagai pengenal (label) untuk titik-titik sepanjang sebuah garis mendatar. Di sana bilangan-bilangan ini mengukur jarak ke kanan atau ke kiri (jarak berarah) dari suatu titik tetap yang disebut titik asal dan diberi label 0. Walaupun kita tidak mungkin meperlihatkan semua label itu, tiap titik memang mempunyai sebuah label tunggal bilangan riil. Bilangan ini disebut koordinat titik tersebut. Dan garis koordinat yang dihasilkan diacu sebagai garis riil. Terdapat lambang-lambang baku untuk mengenali kelas-kelas bilangan yang sejauh ini telah dibahas. Mulai sekarang, (bilangan bulat positif), himpunan bilangan bulat, akan menyatakan himpunan bilangan asli (dari bahasa jerman, Zahlen) akan menyatakan (hasil bagi bilangan bulat) menyatakan himpunan bilangan rasional, dan berikut, himpunan bilangan riil. Seperti ditunjukkan pada gambar Di sini adalah lambing himpunan bagian; dibaca adalah himpunan bagian dari, Hampir semua mahasiswa akan ingat bahwa system bilangan masih dapat diperluas lebih jauh lagi ke bilangan yang disebut bilangan kompleks. Bilangan-bilangan ini berbentuk ab 1 dimana a dan b adalah bilangan-bilangan riil. Bilanganbilangan kompleks akan jarang dipakai dalam buku ini. Kenyataannya, jika kita mengatakan bilangan tanpa penjelasan khusus, anda dapat menganggap bahwa yang dimaksud adalah bilangan-bilangan riil. Bilangan-bilangan riil merupakan ciri utama dari kalkulus. C. Operasi Hitungan Dengan dua bilangan riil x dan y, kita dapat menambahkan atau mengalikan keduanya untuk memperoleh dua bilangan riil baru x y dan xy. (biasanya cukup Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 7

9 dituliskan xy ). Penambahan dan perkalian mempunyai sifat-sifat yang telah dikenal berikut. Selanjutnya kita menyebutnya sifat-sifat medan. Sifat-sifat Medan 1. Hukum Komutatif. a. x y y x b. xy yx. Hukum assosiatif a. x ( y z) (x y) z b. x( yz) ( xy) z 3. Hukum distributive a. x( y z) xy xz 4. Elemen-elemen identitas. Terdapat dua bilangan riil yang berlainan 0 dan 1 yang memenuhi x0 x dan x.1 x 5. Balikan (Invers). Setiap bilangan x mempunyai balikan aditif (disebut juga sebuah negative), x, yang memenuhi x ( x) 0. Juga, setiap bilangan x kecuali 0 mempunyai balikan perkalian (disebut juga kebalikan), memenuhi 1 xx x, yang Penguranagan dan pembagian didefinasikan dengan x y x ( y) dan x y xy. 1 Dari fakta-fakta dasar ini, banyak yang lain menyusul. Kenyataannya, hamper semua aljabae pada kahirnya berpatokan pada lima sifat medan dan definisi pengurangan dan pembagian tersebut URUTAN PADA GARIS BILANGAN. Misalkan x < y berarti x berada di sebelah kiri y pada garis bilangan riil. Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 8

10 Urutan Bilangan-bilangan riil bukan nol secara baik dipisahkan menjadi dua himpunan terpisah bilangan riil positif dan bilangan riil negatif. Fakta ini memungkinkan kita memperkenalkan relasi urutan < (dibaca kurang dari ) yaitu x y y x positif Lambang dua anak panah di sini merupakan konjungsi dari (sehingga) dan (karena). Jadi, boleh dibaca setara dengan atau sebagai jika dan hanya jika. Kita setuju bahwa x y dan y x akan berarti sama. Sehingga 3 4, 4 3, 3, dan 3. Perhatikan ungkapan geometrik < yang ditunjukkan dalam kotak di bawah ini. Sifat-sifat Urutan 1. Trikotomi. Jika x dan y adalah bilangan-bilangan, maka pasti satu di antara yang berikut berlaku: x y atau x y atau x y. Ketransitifan. x y dan y z x z 3. Penambahan. x y x z y z 4. Perkalian. Bilangan z positif, x y xz yz. Bilamana z negatif, x y xz yz. Relasi (dibaca kurang dari atau sama dengan ) adalah sepupu pertama dari <. Relasi ini didefinisikan dengan x y y x positif atau nol Sifat-sifat urutan, 3, dan 4 berlaku dengan lambing-lambang < dan > diganti oleh dan. Sedikit Logika Hasil penting dalam matematika disebut teorema, dan Anda akan menemuan cukup banyak teorema dalam buku ini. Terema yang dianggap amat penting untuk diketahui dalam buku ini biasanya diberi nama (misalnya Teorema Phytagoras), sedangkan lainnya dimuat dalam kelompok-kelompok soal dan diperkenalkan dengan kata tunjukkan bahwa atau buktikan bahwa. Untuk membedakannya Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 9

11 dengan aksioma atau definisi yang kebenarannya telah dianggap pasti, teorema memerlukan pembuktian. Teorema yang dapat dinayatakan dalam bentuk Jika P maka Q seringkali disingkat dengan P Q. Kita namakan P sebagai hipotesis dan Q sebagai kesimpulan teorema tersebut. Pembuktian yang mengandung unsur tunjukkanlah bahwa P harus dapat menyatakan Q. Para mahasiswa tingkat pertama kadang-kadang mengalami kesulitan membedakan P Qdengan kebalikannya Q P. Jelasnya, kedua pernyataan ini tidak sama, sebagai contoh: Bila Tono adalah seorang Jawa maka ia adalah orang Indonesia merupakan pernyataan yang benar, akan tetapi kebalikannya Bila Tono orang Indonesia maka ia orang Sunda jelas merupakan pernyataan yang salah. Di lain pihak, ~ Q ~ P yang dibaca bukan Q menyatakan bukan P dinamakan kontraposisi yang ekivalen dengan P Q. Pada contoh tadi, akan benar bahwa Bila Tono bukan orang Indonesia maka ia bukan orang Sunda. Karena pernyataan dan kontraposisinya adalah ekivalen, kita sering menggunakan bentuk ini untuk membuktikan suatu teorema, dengan cara seperti ini dinamakan pembuktian dengan kontradiksi. Jadi, untuk membuktikan P Q, kita dapat misalkan ~Q dan mencoba menyimpulkan ~P darinya, dengan perkataan lain kita mencoba mengkontradiksikan P. Di sini kami berikan contoh sederhana. Teorema : Jumlah dari suatu bilangan rasional dan bilangan tak-rasional adalah tak-rasional Bukti : Teorema ini dapat ditulis sebagai berikut: Bila x m / n, dimana m dan n adalah bilangan bulat, dan bila y adalah bilangan tak-rasional, maka x+y adalah takrasional. Kita misalkan x+y rasional, dan dengan demikian x+y=p/q di mana p dan q adalah bilangan bulat. Maka p p m np mq y x q q n qn Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 10

12 Ini berarti bahwa y adalah bilangan rasional, bertentangan dengan hipotesis. Kita berikan teorema tadi terbukti. Cara lain untuk menunjukkan pembuktian secara kontradiksi adalah dengan Hukum Exclude Middle yang berbunyi : Salah satu di antara R atau ~R, bukan kedua-duanya. Pada teorema di atas, bila R adalah pernyataan Jumlah suatu bilangan rasional dan bilangan tak-rasional adalah ta-rasional, pembuktian kita menunjukkan bahwa ~R, tidak benar, maka R berarti benar. Reduction Ad Absurdum Pembuktian dengan kintradiksi dikenal pula dengan nama reduction ad absurdum, seperti apa yang telah dikatakan oleh para pakar matematika besar G.H. Hardy: Reductio ad absurdum yang sangat disenangi oleh Euclid, adalah merupakan senjata paling ampuh bagi para matematikawan. Merupakan gambit yang jauh lebih ampuh dari gambit catur manapun; seorang pemain catur dapat menawarkan pengorbana sebuah bidak ataupun buah lainnya, akan tetapi matematikawan menawarkan permainan. Soal Latihan 1. Hitunglah a. b c Operasikan atau sederhanakan. a. (3t t 1) b. 3 (t 1) Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 11

13 y y1 c. 6 y 9y 1 13y d. x x x x 5 5 x1 x Buktikan masing-masing jika a>0, b>0. a. b. a b a b 1 1 a b a b 4. Buktikan bahwa rata-rata dua buah bilangan terletak di antara kedua bilangan itu; artinya, buktikan bahwa a b a b a b 5. Tunjukkan bahwa bila bilangan asli m bukan merupaka bentuk kuadrat sempurna, maka m tak-rasional. Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 1

14 KETAKSAMAAN Menyelesaikan suatu ketaksamaan adalah mencari semua himpunan bilangan riil yang membuat ketaksamaan berlaku. Himpunan pemecahan suatu ketaksamaan biasanya terdiri dari suatu keseluruhan selang bilang atau, dalam beberapa kasus, suatu gabungan dari selang-selang yang demikian. Beberapa jenis selang akan muncul dalam pekerjaan kita dan kami akan memperkenalkan istilah dan cara penulisan khusus untuk selang ini. Ketaksamaan ganda a<x<b memberikan selang terbuka yang terdiri dari semua bilangan anatar a dan b, tidak termasuk titik-titik ujung a dan b. kita nyatakan denngan lambing (a,b). sebaliknya, ketaksamaan a x b memberikan selag tertutup yang berpadanan, yang mencakup titik-titik ujung a dan b. Ini dinyatakan oleh [a,b]. A. Menyelesaikan Ketaksamaan Kita dapat melakukan operasi-operasi tertentu pada suatu ketaksamaan tanpa mengubabh himpunan pemecahannya. Khususnya : 1. Kita dapat menambahkan bilangan yang sama pada kedua pihak suatu ketaksamaan;. Kita dapat mengalikan kedua pihak suatu ketaksamaan dengan suatu bilangan positif; 3. Kita dapat mengalikan kedua pihak dengan suatu bilangan negative, tetapi kemudian kita harus mebalikkan arah tanda ketaksamaan. Contoh 9. Selesaikanlah ketaksamaan x7 4x dan perhatikan grafik himpunan penyelesaiannya Penyelesaian x7 4x x4x 5 (tambahkan 7) x 5 (tambahkan 4x ) 5 x (kalikan dengan 1 ) Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 13

15 Sebelum menangani ketaksamaan kuadrat, kita tunjukkan bahwa suatu factor linear berbentuk x a adalah positif untuk x aadalah positif untuk x a dan negatif untuk x a. Ini berarti bahwa hasil kali x ax b dapat berubah dari bernilai positif menjadi negatif, atau sebaliknya, hanya pada a ataub. Titik-titik ini, pada mana suatu faktor adalah nol, disebut titik-titik pemecah. Titik-titik ini merupakan kunci untuk menentukan himpunan pemecah dari ketaksamaan kuadratis atau tingkat lebih tinggi. Soal Latihan 1. Nyatakanlah himpunan penyelesaian dari ketaksamaan yang diberika dari ketaksamaan yang diberikan dalam cara penulisan selang. a. 6x10 5x 16 b. x 4 67x 3x 6 c. d. e. 3x 11x 4 0 x 1 1 x 3 3 x x x Selesaikan 1 x x x... x 0 Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 14

16 NILAI MUTLAK, AKAR KUADRAT, KUADRAT A. Nilai Mutlak Nilai mutlak suatu bilangan riil x, dinyatakan oleh x, didefinisikan sebagai x x jika x 0 x x jika x 0 Sifat-sifat nilai mutlak : 1. ab a b. a b a b 3. a b a b (ketaksamaan segitiga) 4. ab a b Ketidaksamaan Yang Menyangkut Nilai Mutlak Jika x <3, maka x harus secara sekaligus lebih kecil dari 3 dan lebih besar dari -3; yaitu -3<x<3. Berlainan jika x >3, maka x<-3 atau x>3. Ini merupakan kasuskasus khusus dari pernyataan-pernyataan umum berikut. x a a x a x a x a atau x a Contoh 10. Selesaikan ketaksamaan x 4 1,5. Penyelesaian Dari pernyataan kotak pertama dengan c digantikan oleh x-4, terlihat bahwa x 4 1,5 1,5 x 4 1,5,5 x 5,5 Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 15

17 Contoh 11. Andaikan (epsilon) adalah suatu bilangan positif. Buktikan bahwa x 5x10 5 Penyelesaian x 5 x (kalikan dengan 5) 5 5 5x ( 5 =5) 5( x ) ( a b = ab ) 5x 10 B. Akar Kuadrat Setiap bilangan positif mempunyai akar kuadrat. Misalnya, dua akar kuadrat dari 9 adalah -3 dan 3; dua akar dari 100 adalah -10 dan 10. Untuk a0, lambing a, disebut akar kuadrat utama dari a, yang menunjukkan akar kuadrat tak negative dari a. Jadi 9 3dan ( 10) Dua akar keuadrat dari 7 adalah 7. Adalah tidak benar menuliskan 16 4 ; cukup Berikut sebuah kenyataan penting yang bermanfaat untuk diingat. x x Hampir semua mahasiswa akan ingat pada rumus kuadrat. Penyelesaian untuk ax bx c 0 diberikan oleh x b b 4ac a Bilangan d b 4ac dinamakan diskrimina dari persamaan kuadrat ax bx c 0. Persamaan ini mempunyai dua jawaban riil bila d>0, satu jawaban riil bila d=0, dan tidak memiliki jawaban riil bila d<0. Dengan rumus kuadrat ini, dengan mudah kita dapat menyelesaikan ketaksamaanketaksamaan kuadrat termasuk yang mudah difaktorkan. Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 16

18 Beralih ke kuadrat, kita perhatikan bahwa x x Ini berasalah dari sifat a b = ab. Apakah operasi pengkuadratan mepertahankan ketaksamaan? Secara umum, jawabannya adalah tidak. Misalnya, -3<, tetapi (-3) >. Sebaliknya, <3 dan <3. Jika kita bekerja dengan bilangan-bilangan tak negatif, maka Salah satu varian dari bentuk ini adalah a b a b. x y x y Contoh 1. Selesaikan ketaksamaan 3x1 x 6. Penyelesaian Ketaksamaan ini lebih sukra diselesaikan dibandingkan contoh sebelumnya, karena terdapat dua himpunan tanda nilai mutlak. Kita dapat bebas dari keduanya dengan memakai hasil dalam kotak yang terakhir. 3x 1 x 6 3x 1 x 1 (3x1) (x 1) (3x1) (x1) 0 (3x 1 (x 1))(3 x 1 (x 1)) 0 (5x11)( x13) 0 Titik-titik pemecah untuk ketaksamaan kuadrat ini adalah -13 dan 11 ; titik-titik ini 5 membagi garis reil menjadi tiga selang (, 13),( 13, ), dan (, ). Bilamana 5 5 kita memakai titik-titik uji -14,0, dan 3, kita hanya menemukan titik-titik di dalam 11 ( 13, ) yang memenuhi ketaksamaan tersebut. 5 Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 17

19 Soal Latihan 1. Carilah himpunan penyelesaian dari ketaksamaan berikut. x a. 6 3 b x c. 4x x 0 d. 3x5 x 4 e. 3x1 x 6. Buktikan x y x y. 3. Gunakan hasil soal untuk membuktikan bahwa 0 a b a b 4. Gunakan ketaksamaan segitiga untuk meperlihatkan tiap ketaksamaan berikut. a. a-b a + b b. a-b a - b c. a+b+c a + b + c 5. Buktikan bahwa x x x7 15 x 1 Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 18

20 SISTEM KOORDINAT Terdapat dua cara untuk menentukan letak suatu titik pada bidang datar, yaitu dengan menggunakan sistem koordinat Kartesius dan sistem koordinat kutub (Polar) A. Sistem koordinat Kartesius Sistem Koordinat Kartesius dibentuk dengan menggunakan dua garis bilangan yang berpotongan pada titik pangkal O. Kedua garis bilangan itu dinamakan sumbusumbu koordinat. Bilangan dua garis bilangan itu saling berpotongan tegak lurus, maka dinamakan Sistem Koordinat Kartesius Siku-siku. Sedangkan bila kedua garis bilangan itu tidak tegak lurus, maka sistem koordinar itu dinamakan Sistem Koordinat Kartesius Miring. Sumbu-sumbu koordinat biasanya diberi nama sumbu X (sumbu mendatar/horizontal) dan sumbu Y (sumbu tegak/vertikal). Letak suatu titik pada bidang datar akan tertentu, apabila diketahui jarak-jarak titik itu dari sumbusumbu koordinat. Jarak-jarak ini diambil sejajar dengan sumbu-sumbu koordinat. Misal T suatu titik pada bidang datar tersebut. Dari T ditarik garis-garis sejajar sumbu X dan sumbu Y. Titik-titik potong garis itu dengan sumbu-sumbu berturutturut adalah T1 dan T. Letak titik T tertentu oleh jarak OT1 dan OT. Bilangan yang menunjukkan jarak OT1 disebut koordinat X titik T atau absis titik T. Bilangan yang menunjukkan jarak OT disebut koordinat Y titik T atau ordinat titik T. Gambarkan Pasangan absis dan ordinat titik suatu titik disebut koordinat titik itu. Letak titik T pada Sistem Koordinat Kartesius ditulis T(x,y) dengan absis x dan ordinat y. Contoh Sistem Koordinat Kartesius siku-siku dan Sistem koordinat kartesius miring dapat dilihat pada gambar 1.1 pada umumnya, dalam ilmu ukur analitik datar dapat digunakan Sistem Koordinat Kartesius siku-siku. Sedangkan sistem Koordinat Kartesius miring hanya digunakan dalam keadaan tertentu yang memungkinkan perhitungan lebih mudah. Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 19

21 Sumbu-sumbu koordinat membagi bidang datar menjadi 4 daerah atau 4 kwadran yaitu kwadran pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Jarak-jarak yang diukur pada sumbu X di sebelah kanan O diberi tanda positif dan di sebelah kiri O diberi tanda negatif. Jarak-jarak yang diukur pada sumbu Y di atas O diberi tanda positif dan yang dibawah O diberi tanda negatif. Ketentuan itu disajikan pada tabel berikut. Kwadran I Kwadran II Kwadran III Kwadran IV X Y Pada tabel di atas, (x,y) merupakan pasangan berurutan dengan x sebagai absis suatu titik dan y sebagai ordinatnya. Tampak bahwa setiap titik dalam bidang menentukan sepasang bilangan nyata berurutan dan sebaliknya setiap bilangan berurutan mennentukan suatu titik pada bidang. Jadi terdapat korespondensi satusatu antara titik-titik dalam bidang dan himpunan pasangan bilangan nyata beurutan. B. Jarak Dua Titik Gambarlah dua buah titik A(x1,y1) dan B(x,y) pada sistem koordinat kartesius miring dan siku-siku. Untuk menentukan jarak titik A(x1,y1) dan B(x,y), terlebih dahulu ditarik ruas garis pertolongan AA1 dan BB1 yang masing-masing sejajar sumbu Y dan berturutturut memotong sumbu X di A1 dan B1. Dilukis ruas garis AC sejajajr sumbu X dan memotong sumbu BB1 di C, sehingga terbentuk ABC dengan A(x1,y1), B(x,y), dan C(x3,y3). Pada sistem koordinat kartesius miring, macb=180 o α. Dengan demikian berlaku AC x1x BC y dan 1y Dalam ABC berlaku aturan cosinus sebagai berikut. AB = AC + CB -AC.CB.cos(180 o -α) atau AB ( x x ) (y y ) ( x x )( y y ) cos( ) Ini adalah rumus jarak titik A(x1,y1) dan B (x,y) pada sistem koordinat kartesius miring. Lalu bagaimana pada sistem koordinat kartesius siku-siku? AB ( x x ) (y y ) 1 1 Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 0

22 C. Koordinat Titik Pada Suatu Garis Yang Melalui Dua Titik Diketahui titik Ax, y dan Bx, y. Titik, 1 1 C x y terletak pada garis AB sedemikian sehingga AC : CB a : b Gambarkan Koordinat titik C dapat ditentukan sebagai berikut. Jarak titik C(xc,yc) ke A dan B adalah : AC x x dan C B x x Dengan pengingat arah-arah ruas garis-ruas 1 1 c c c c garis itu, maka dipenuhi : AC : C B AC : CB a : b x x : x x a : b c 1 c x c bx ax a b 1 by1 ay Dengan cara serupa akan diperoleh yc, jadi koordinat titik C adalah a b Jika dimisalkan bx ax by ay, a b a b 1 1 a, maka b x x y y xc, y c Terdapat beberapa kemungkinan letak titik C pada garis AB yang mempengaruhi nilai 1. Jika titik C berimpit dengan titik A, maka =0. Jika titik C berimpit dengan titik tengah AB, maka =1. Dengan demikian x x koordinat titik tengah AB adalah ( 1 y1 y, ) Kemudian tentukan koordinat titik C, 1. Jika titik C berimpit dengan titik B. Jika titik C terletak pada perpanjangan AB 3. Jika C terletak pada perpanjangan BA Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 1

23 Contoh 13. Diketahui titik R terletak pada garis PQ dengan P(1, -4) dan Q(6,1). Jika RP:RQ = :3. Tentukan koordinat titik R. Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1

24 PERSAMAAN GARIS DAN GARIS LURUS A. Persamaan-Persamaan dalam Koordinat Kartesius Pada persamaan yang memuat dua variabel. Misalnya x dan y, jika salah satu variabel diberi nilai, maka variabel lainnya dapat ditentukan nilainya. Dalam persamaan ini, nilai y tergantung dari nilai x atau sebaliknya. Persamaan yang demikian menyajikan suatu relasi antara x dan y. Khususnya jika untuk setiap nilai x hanya terdapat satu nilai y, maka dikatakan persamaan utu menyajikan suatu fungsi dari x ke y dan dikatakan y merupakan fungsi dari x. Hal ini secara singkat dapat dinyatakan dalam bentuk eksplisit implisit, f x, y 0. y f x, atau dalam bentuk Sebagai contoh, y ax b dan y x x 5 adalah relasi yang dinyatakan secara eksplist. Sedangkan 3x 5y + 1 = 0 dan x y + xy 7 = 0 adalah relasi yang dinayatkan secara implisit. Jika tidak diberikan syarat apapun, maka x merupakan bilangan nyata sembarang yang akan menghasilkan y bilangan nyata juga. Misalnya, pada relasi 3x y + 6 = 0, jika x diberi nilai 0, maka berlaku 3.0 y + 6 = 0, sehingga diperoleh nilai y = 3. Setiap pasang nilai x dan y meruakan penyelesaian persamaan di atas. Pasangan ini disebut sebagai pasangan berurutan. Jadi (0,3) adalah salah satu penyelesaian persamaan itu sedangkan (3,0) bukan penyelesaian persamaan itu. Jika setiap pasangan berurutan ( x, y ) yang merupakan penyelesaian suatu persamaan atau relasi dianggap sebagai koordinat-koordinat suatu titik dan titiktitik itu digambar pada bidang Koordinat-koordinat Kartesius, maka akan terbentuk garis lurus. Garis ini disebut grafik persamaan tersebut. Sebaliknya, persamaan itu disebut persamaan garis lurus itu. Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 3

25 B. Garis-garis Istimewa Ditinjau posisi atau letak suatu garis pada Koordinat Kartesius, terdapat beberapa garis istimewa, diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Persamaan garis yang sejajar dengan sumbu X dan memotong sumbu Y di (0, a) adalah y = a. Persamaan garis yang sejajar dengan sumbu Y dan memotong sumbu X di (b,0) adalah x = b. 3. Persamaan sumbu X adalah y=0 (mengapa?) 4. Persamaan sumbu Y adalah x=0 (mengapa?) Pandang suatu garis lurus yang melalui O dan melalui titik sembarang, misal Ax y dan 1, B x, y. Pada garis tersebut akan selalu berlaku y : x y : x tg m. Karena perbandingan ini berlaku untuk setiap titik pada garis tersebut, maka persamaan garis lurus itu adalah y x tan atau y m x yang dapat ditulis y xtan atau y mx. Dalam hal ini α adalah sudut yang diapit oleh garis itu dengan sumbu X positif. Ukuran sudut ini dihitung ke arah yang berlawanan arah perputaran jarum jam. Dalam hal ini, m tg disebut koefisien arah (gradien) garis lurus tersebut. Persamaan garis dengan gradien m dan memotong sumbu Y di 0, n adalah y mx n. C. Persamaan Garis Lurus Setiap garis lurus mempunyai persamaan linier dalam x dan y atau persamaan berpangkat satu dalam x dan y. Sebaliknya, setiap persamaan linier dalam x dan y merupakan persamaan suatu garis lurus. Persamaan Ax + By + C = 0, dengan A, B, dan C bilangan nyata (real) dan tidak bersama-sama nol, merupakan persamaan umum garis lurus. Pada persamaan ini terdapat beberapa kemungkinan nilai A, B, dan C, yaitu : (1) A =0, () B = 0, (3) C = 0, (4) A=C=0, (5) B=C=0, (6) A,B, dan C tidak nol, dan (7) A=B=0. Bagaimana persamaan garis yang terjadi dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan tersebut? Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 4

26 D. Persamaan Garis Lurus yang Melalui Sebuah Titik Akan ditentukan persamaan garis yang melalui Px, y 1 1. Misal persamaan garis yang dimaksud adalah y mx n ; dengan m dan n merupakan variabel. Karena garis ini melalui, P x y, maka berlaku y1 mx1 n atau n y1 mx1. Dengan 1 1 mensubstitusikan n y1 mx1 pada y mx n didapat y mx y1 mx1 atau y y m x x 1 1. Dalam hal ini, nilai m belum ditentukan, sehingga dapat diberi nilai bermacam-macam. Akibatnya akan terdapat tak hingga garis yang terjadi. Persamaan y y mx x disebut persamaan kipas garis yang melalui P, atau 1 1 kipas garis dengan puncak P. Persamaan y y mx x persamaan garis yang bergradien m dan melalui, juga merupakan 1 1 P x y. Contoh 14. Tentukan persamaan garis yang melalui P 1, dan mengapit sudut 135 o dengan sumbu X. Penyelesaian Persamaan garis yang melalui P(-1, ) dan mengapit sudut 135 o dengan sumbu X adalah y mx 1 adalah y 1x 1 o. Karena m tg 135 1, maka persamaan garis dimaksud atau y x 1. E. Persamaan Garis Lurus yang Melalui Dua Titik Untuk setiap bilangan nyata m dan n, persamaan y = mx + n menentukan suatu garis lurus. Dalam hal ini m dan n disebut parameter. Jika pada suatu garis lurus diketahui titik yang terletak pada garis itu, maka persamaan garis itu dapat ditentukan. Perhatikan contoh berikut. Contoh 15. Tentukan persamaan garis lurus yang melalui A(1, -1) dan B (3,3) Penyelesaian Misal persamaan garis itu adalah y = mx + n. Akan dipenuhi -1 = m + n dan 3 = 3m + n. Dari kedua persamaan tersebut diperoleh m = dan n = -3. Jadi persamaan garis itu adalah y = x 3. Secara umum, suatu garis yang melalui dua titik dapat ditentukan persamaannya. Misal diketahui Ax, y dan B x, y. Persamaan garis yang melalui Ax, y adalah Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 5

27 y y m x x 1 1 Garis ini juga boleh melalui Bx, y, sehingga dipenuhi y y mx x diperoleh : y y m x x 1 1. Jadi 1 1 Dengan demikian, persamaan garis yang melalui Ax, y dan, y y y y ( x x ) x x1 1 1 B x y adalah Latihan Soal 1. Diketahui titik potong diagonal-diagonal suatu persegi adalah (3,5). Jika salah satu sisi persegi itu mempunyai persamaan x = 5, tentukan persamaan sisi-sisi lainnya.. Tentukan persamaan garis yang memotong sumbu Y di titik (0, -4) dan mengapit sudut 30 o dengan sumbu X, tentukan pula persamaan garis yang memotong sumbu X di titik (,0) dan mengapit sudut 60 o dengan sumbu X. Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 6

28 FUNGSI DAN GRAFIKNYA A. Definisi Sebuah fungsi f adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan tiap obyek x dalam satu himpunan, yang disebut daerah asal, dengan sebuah nilai unik dari himpunan kedua. Himpunan nilai yang diperoleh secara demikian disebut daerah hasil (jelajah) fungsi tersebut. Definisi ini tidak meberikan pembatasan pada him,punan-himpunan daerah asal dan daerah hasil. Daerah asal mungkin terdiri dari himpunan orang dalam kelas kalkulus, daerah nilai berupa himpunan angka (A,B,C,D,E,F) yang akan diberikan, dan aturan padanan adalah prosedur yang dipakai dosen anda dalam memberikan nilai. Dalam kalkulus yang akan lebih bertalian adalah contoh-contoh dengan daerah asal dan daerah hasil yang mana keduanya berupa himpunan bilangan riil. Misalnya, mengkuadratkannya, sehingga menghasilkan bilangan riil f x x. Dalam hal ini, kita mempunyai sebuah rumus yang memberikan aturan padanan, yaitu B. Notasi Fungsi g x x. Untuk memberi nama fungsi dipakai sebuah huruf tunggal seperti x (atau g atau F ). Maka f(x), yang dibaca f dari x atau f pada x, menunjukkan nilai yang diberikan oleh f kepada x. Jadi, jika f x 3 ( ) x 4, f f 3 () ( 1) ( 1) 4 5 f a 3 ( ) a 4 f a h a h a a h ah h ( ) ( ) Pemahaman yang jelas tentang cara menuliskan fungsi adalah hal yang sangat penting dalam kalkulus. Pelajarilah contoh-contoh berikut secara seksama. Contohcontoh tersebut akan memainkan peranan penting dalam bab berikutnya. Contoh 16. Untuk g( x) 1/ x, cari dan sederhanakan [ g( a h) g( h)]/ h Penyelesaian Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 7

29 1 1 a ( a h) g( a h) g( a) a h a ( a h) a h h h h ( ) ( ) a h a h a h a a ah C. Daerah Asal dan Derah Hasil Aturan padanan merupakan pusat dari suatu fungsi, tetapi sebuah fungsi belum secara lengkap ditentukan sampai daerah asalnya diberikan. Ingatlah kembali bahwa daerah asala adalah himpunan elemen-elemen pada mana fungsi itu mendapat nilai. Daerah hasil adalah himpuna nilai-nilai yang diperoleh secara demikian. Misalnya, jika F adalah fungsi dengan aturan F x ( ) x 1 dan jika daerah asala dirinci sebagai 1,0,1,,3, maka daerah hasilnya adalah 1,,5,10. Daerah asal dan aturan untuk menentukan daerah hasil tersebut. Bilamana untuk sebuah fungsi daerah asalnya tidak dirinci, kita selalu menganggap bahwa daerah asalnya adalah himpunan bilangan riil. Ini disebut daerah asal mula (domain natural). Contoh 17. Cari daerah asal mula (natural untuk : (a) f ( x) 1/ ( x 3); (b) g( t) 9 t. Penyelesaian 1. Daerah asal mula untuk f adalah { x : x 3}. ini dibaca himpunan x dalam (bilangan riil) sedemikian sehingga x tidak sama dengan 3. Kita kecualikan 3 untuk menghindari pembagian oleh 0.. Di sini kita harus membatasi t sedemikian sehingga 9 t 0 dengan tujuan menghindari nilai-nilai tak riil untuk 9 t. Ini dicapai dengan mensyaratkan bahwa t 3. Sehingga, daerah asal mula adalah { t : t 3}. dalam cara penulisan selang, kita dapat menulis daerah asal sebagai [-3,3]. Bilamana aturan untuk suatu fungsi diberikan oleh sebuah persamaan berbentuk y f x (misalnya, 3 y x x 3 6 ), x seringkali disebut variabel bebas dan y Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 8

30 variabel tak bebas. Sebarang elemen dari daerah asal boleh dipilih sebagai nilai dari variabel tak bebas. Jadi, nilai y tergantung dari pilihan nilai x. D. Grafik Fungsi Bilaman daerah asal dan daerah hasil sebuah fungsi merupakan bilangan riil, kita dapat membayangkan fungsi itu dengan menggambarkan grafiknya pada suatu bidang koordinat. Dan Grafik fungsi f adalah grafik dari persamaan y=f(x). Contoh 18. Buatlah sketsa grafik dari : (a) h( x) / ( x 1). Penyelesaian f x ( ) x 3 ; (b) g( x) x x ; (c) Kita gunakan daerah asal mula (domain natural). Dalam kasus f dan g, ini berupa himpunan semua bilangan riil ; untuk h, ini adalah semua kecuali 1. Dengan mengikuti proses yang telah diuraikan sebelumnya (buat sebuah tabel nilai, rajah titik-titik yang berpadanan, hubungkan titik-titik ini dengan sebuah kurva mulus), kita peroleh tiga grafik. Perhatikan grafik dari h secara lebih seksama; grafik ini menunjukkan suatu penyederhanaan berlebihan yang kita buat dan sekarang perlu diperbaiki. Pada waktu menghubungkan titik-titik yang dirajah dengan sebuah kurva mulus, jangan melakukannya secara mekanis sehingga mengabaikan keistimewaan yang mungkin jelas kelihatan dari rumus fungsi tersebut. Dalam kasus h( x) / ( x 1). jelas bahwa sesuatu yang dramatis harus terjadi bilamana x mendekati 1. Nyatanya, nilai-nilai h(x) membesar tanpa batas (misalnya, h(0,99)=-00 dan h(1,001)=000). Kita telah menunjukkan ini dengan menarik sebuah garis tegak putus-putus yang disebut asimtot., pada x=1. Bila x mendekati 1, grafik semakin mendekati garis ini, walaupun garis ini sendiri bukan merupakan bagian dari grafik, melainkan lebih merupakan suatu garis petunjuk. Perhatikan bahwa grafik dari h juga mempunyai sebuah asimtot mendatar, yakni sumbu x. Kita mungkin bertanya; Apa daerah nilai untuk masing-masing tga fungsi ini? Jawabnya, yang kita peroleh dengan melihat pada grafik, diberikan dalam tabel. Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 9

31 Fungsi Daerah Asal Daerah Hasil f x ( ) x 3 g( x) x x { x : x 1} hx ( ) x 1 { y : y } { y : y 0} E. Fungsi Genap dan Ganjil Seringkali kita memperkirakan kesimetrian grafik suatu fungsi dengan memeriksa rumus fungsi tersebut. Jika f(-x)=f(x), maka grafik simetri terhadap sumbu y. Fungsi yang demikian disebut fungsi genap, barangkali karena fungsi yang merinci f(x) sebagai jumlah dari pangkat-pangkat genap x adalah genap. Fungsi f x ( ) x adalah genap; demikian juga 3 f ( x) ( x x) / 3x. 6 4 f ( x) 3x x 11x 5, 4 f ( x) x / (1 x ) dan Jika f(-x)=-f(x), grafik simetri terhadap titik asal. Kita sebut fungsi yang demikian fungsi ganjil. Fungsi yang memberikan f(x) sebagai jumlah dari pangkat-pangkat ganjil x adalah ganjil. Jadi, 3 g( x) x x adalah ganjil. Perhatikan bahwa g x x x x x x x g x ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Ambillah fungsi ketiga h( x) / ( x 1). Fungsi ini tidak genap ataupun ganjil. Untuk melihat ini, amati bahwa h( x) / ( x 1), yang tidak sama dengan h(x) ataupun - h(x). Perhatikan bahwa grafik tidak simetri terhadap sumbu x ataupun titik asal.(grafik dari h memang simetri terhadap titik (1,0), hasil yang berasal dari kenyataan bahwa h(1 x) h(1 x).) Contoh 19. Apakah f( x) 3 x 3x 4 x 3x 4 genap, ganjil, atau bukan keduanya? Penyelesaian Karena 3 ( x) 3( x) 3 ( x 3 x) 4 ( x) 3( x) 4 4 x 3x 4 f ( x) f ( x) f adalah fungsi ganjil. Untuk fungsi-fungsi genap dan ganjil lainnya bisa kalian temukan di latihan soal. Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 30

32 F. Dua Fungsi Khusus Di antara fungsi-fungsi yang akan sering digunakan sebagai contoh tersebut dua yang sangat khusus: fungsi nilai mutlak dan fungsi bilangan bulat terbesar. Fungsi-fungsi ini didefinisikan dengan dan x x jika x 0 x jika x<0 x = bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x Jadi, -3,1 = 3,1 =3,1, sedangkan 3,1 4 dan 3,1 3. Yang pertama adalah fungsi genap, karena -x = x. Apakah genap, atau ganjil, atau bukan keduaduanya? G. Operasi pad Fungsi Fungsi bukanlah bilangan. Tetapi seperti halnya dua bilangan a dan b dapat ditambahkan untuk mendapatkan sebuah bilangan baru a+b, demikian juga fungsi f dan g, jika ditambahkan juga akan mendapatk sebuah fungsi baru f+g. Ini baru salah satu operasi pada fungsi, ada beberapa operasi yang dapat kita lakukan pada dua buah fungsi atau lebih. 1. Jumlah, Selisih, Hasilkali, Hasilbagi, dan Pangkat. Latihan Soal 1. Untuk 3 f ( x) 3x x, hitunglah masing-masing nilai. a. 1 f b. f 3 c. 1 f x. Untuk f x ( ) x 1, cari dan sederhanakan [ f ( a h) f ( a)]/ h. 3. Untuk G(t) t/ ( t 4), cari dan sederhanakan [G( a h) G( a)]/ h. Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 31

33 4. Tunjukkan apakah fungsi-fungsi yang diberikan gebap atau ganjil atau tidak keduanya. a. f( x) 4 b. 3 u gu ( ) 8 c. f ( w) w 1 d. F( t) t 3 e. G( x) x 1 5. Manakah dari fungsi-fungsi berikut yang memenuhi f(x+y)=f(x)+f(y) untuk setiap x dan y di. a. f(t)=t b. f(t)=t+1 c. f(t)=t d. f(t)=-3t Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 3

34 Daftar Pustaka Heri, Robertus Buku Ajar Kalkulus I. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNDIP, Semarang. Lestari, Dwi dkk Kalkulus Dasar. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan UNY, Yogyakarta. Purcell, Edwin J, et.al Calculus With Analitic Geometry. Prentice-Hall. Inc., New York. Muhammad Istiqlal, M.Pd. Handout Kalkulus 1 33

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya FUNGSI dan LIMIT 1.1 Fungsi dan Grafiknya Fungsi : suatu aturan yang menghubungkan setiap elemen suatu himpunan pertama (daerah asal) tepat kepada satu elemen himpunan kedua (daerah hasil) fungsi Daerah

Lebih terperinci

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Bilangan Real S PENDAHULUAN Drs. Soemoenar emesta pembicaraan Kalkulus adalah himpunan bilangan real. Jadi jika akan belajar kalkulus harus paham terlebih dahulu tentang bilangan real. Bagaimanakah

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Dalam ilmu ekonomi, kita selalu berhadapan dengan variabel-variabel ekonomi seperti harga, pendapatan nasional, tingkat bunga, dan lainlain. Hubungan kait-mengkait

Lebih terperinci

Sistem Bilangan Riil. Pendahuluan

Sistem Bilangan Riil. Pendahuluan Sistem Bilangan Riil Pendahuluan Kalkulus didasarkan pada sistem bilangan riil dan sifat-sifatnya. Sistem bilangan riil adalah himpunan bilangan riil yang disertai operasi penjumlahan dan perkalian sehingga

Lebih terperinci

fungsi Dan Grafik fungsi

fungsi Dan Grafik fungsi fungsi Dan Grafik fungsi Suatu fungsi adalah pemadanan dua himpunan tidak kosong dengan pasangan terurut (x, y) dimana tidak terdapat elemen kedua yang berbeda. Fungsi (pemetaan) himpunan A ke himpunan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus Modul 1 Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus Drs. Sukirman, M.Pd. D alam Modul Pertama ini, kita akan membahas tentang Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan huruf R (Negoro dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan huruf R (Negoro dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Bilangan Riil Definisi Bilangan Riil Gabungan himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irrasional disebut bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan

Lebih terperinci

Sistem Bilangan Riil

Sistem Bilangan Riil Sistem Bilangan Riil Pendahuluan Kalkulus didasarkan pada sistem bilangan riil dan sifat-sifatnya. Sistem bilangan riil adalah himpunan bilangan riil yang disertai operasi penjumlahan dan perkalian sehingga

Lebih terperinci

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia BAB II. FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN Fungsi dan Operasi pada Fungsi Beberapa Fungsi Khusus Limit dan Limit

Lebih terperinci

1.1 SISTEM BILANGAN Sistem bilangan Bilangan Asli, Bilangan Cacah, Bilangan Bulat dan Bilangan Rasional

1.1 SISTEM BILANGAN Sistem bilangan Bilangan Asli, Bilangan Cacah, Bilangan Bulat dan Bilangan Rasional 1.1 SISTEM BILANGAN Sistem bilangan adalah himpunan dari bilangan-bilangan beserta sifat-sifatnya. Himpunan bilangan yang teristimewa dan penting adalah himpunan bilangan real. Tetapi apakah bilangan real

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Kalkulus Kode : TSP 102 Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1

a home base to excellence Mata Kuliah : Kalkulus Kode : TSP 102 Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1 Mata Kuliah : Kalkulus Kode : TSP 102 SKS : 3 SKS Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1 TIU : Mahasiswa dapat memahami dasar-dasar Kalkulus TIK : Mahasiswa mampu menjelaskan sistem bilangan real Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

Relasi, Fungsi, dan Transformasi Modul 1 Relasi, Fungsi, dan Transformasi Drs. Ame Rasmedi S. Dr. Darhim, M.Si. M PENDAHULUAN odul ini merupakan modul pertama pada mata kuliah Geometri Transformasi. Modul ini akan membahas pengertian

Lebih terperinci

Sistem Bilangan Real. Pendahuluan

Sistem Bilangan Real. Pendahuluan Sistem Bilangan Real Pendahuluan Kalkulus didasarkan pada sistem bilangan real dan sifat-sifatnya. Sistem bilangan real adalah himpunan bilangan real yang disertai operasi penjumlahan dan perkalian sehingga

Lebih terperinci

MA5032 ANALISIS REAL

MA5032 ANALISIS REAL (Semester I Tahun 2011-2012) Dosen FMIPA - ITB E-mail: hgunawan@math.itb.ac.id. August 16, 2011 Pada bab ini anda diasumsikan telah mengenal dengan cukup baik bilangan asli, bilangan bulat, dan bilangan

Lebih terperinci

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real.

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real. Silabus 1 2 3 Referensi E. J. Purcell, D. Varberg, and S. E. Rigdon, Kalkulus, Jilid 1 Edisi Kedelapan, Erlangga, 2003. Penilaian 1 Ujian Tengah Semester (UTS) : 30 2 Ujian Akhir Semester (UAS) : 20 3

Lebih terperinci

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak 4 Lingkaran 4.1. Persamaan Lingkaran Bentuk Baku. Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak tetap dari suatu titik tetap. Titik tetap dari lingkaran disebut pusat lingkaran,

Lebih terperinci

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS PREVIEW KALKULUS TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa mampu: menyebutkan konsep-konsep utama dalam kalkulus dan contoh masalah-masalah yang memotivasi konsep tersebut; menjelaskan menyebutkan konsep-konsep

Lebih terperinci

Zulfaneti Yulia Haryono Rina F ebriana. Berbasis Penemuan Terbimbing = = D(sec x)= sec x tan x, ( + ) ( ) ( )=

Zulfaneti Yulia Haryono Rina F ebriana. Berbasis Penemuan Terbimbing = = D(sec x)= sec x tan x, ( + ) ( ) ( )= Zulfaneti Yulia Haryono Rina F ebriana Berbasis Penemuan Terbimbing = = D(sec x)= sec x tan x, ()= (+) () Penyusun Zulfaneti Yulia Haryono Rina Febriana Nama NIm : : Untuk ilmu yang bermanfaat Untuk Harapan

Lebih terperinci

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat menggunakan operasi pada himpunan untuk memecahkan masalah dan mengidentifikasi suatu himpunan

Lebih terperinci

BAB 5 TEOREMA SISA. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar

BAB 5 TEOREMA SISA. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar Standar Kompetensi BAB 5 TEOREMA SISA Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar Menggunakan algoritma pembagian sukubanyak untuk menentukan hasil bagi dan sisa pembagian

Lebih terperinci

Bagian 1 Sistem Bilangan

Bagian 1 Sistem Bilangan Bagian 1 Sistem Bilangan Dalam bagian 1 Sistem Bilangan kita akan mempelajari berbagai jenis bilangan, pemakaian tanda persamaan dan pertidaksamaan, menggambarkan himpunan penyelesaian pada selang bilangan,

Lebih terperinci

INTERVAL, PERTIDAKSAMAAN, DAN NILAI MUTLAK

INTERVAL, PERTIDAKSAMAAN, DAN NILAI MUTLAK INTERVAL, PERTIDAKSAMAAN, DAN NILAI MUTLAK Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 2012 1 / 19 Topik Bahasan 1 Sistem Bilangan Real 2 Interval 3

Lebih terperinci

TEOREMA SISA 1. Nilai Sukubanyak Tugas 1

TEOREMA SISA 1. Nilai Sukubanyak Tugas 1 TEOREMA SISA 1. Nilai Sukubanyak Apa yang dimaksud sukubanyak (polinom)? Ingat kembali bentuk linear seperti 2x + 1 atau bentuk kuadrat 2x 2-3x + 5 dan juga bentuk pangkat tiga 2x 3 x 2 + x 7. Bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5 BAB PERSAMAAN Sifat Sifat Persamaan Persamaan adalah kalimat matematika terbuka yang menyatakan hubungan sama dengan. Sedangkan kesamaan adalah kalimat matematika tertutup yang menyatakan hubungan sama

Lebih terperinci

Fungsi, Persamaaan, Pertidaksamaan

Fungsi, Persamaaan, Pertidaksamaan Fungsi, Persamaaan, Pertidaksamaan Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Drs. Markaban, M.Si. Widyaiswara PPPG

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Non Linear Fungsi non-linier merupakan bagian yang penting dalam matematika untuk ekonomi, karena pada umumnya fungsi-fungsi yang menghubungkan variabel-variabel ekonomi

Lebih terperinci

Mata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih

Mata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih Mata Pelajaran Wajib Disusun Oleh: Ngapiningsih Disklaimer Daftar isi Disklaimer Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran. Materi powerpoint

Lebih terperinci

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA BAB I Bilangan Real dan Notasi Selang Pertaksamaan Nilai Mutlak Sistem Koordinat Cartesius dan Grafik Persamaan Bilangan Real dan Notasi Selang Bilangan

Lebih terperinci

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Himpunan dan Fungsi Dr Rizky Rosjanuardi P PENDAHULUAN ada modul ini dibahas konsep himpunan dan fungsi Pada Kegiatan Belajar 1 dibahas konsep-konsep dasar dan sifat dari himpunan, sedangkan pada

Lebih terperinci

II. SISTEM BILANGAN RIIL. Handout Analisis Riil I (PAM 351)

II. SISTEM BILANGAN RIIL. Handout Analisis Riil I (PAM 351) II. SISTEM BILANGAN RIIL Handout Analisis Riil I (PAM 351) Sifat Aljabar (Aksioma Lapangan) dari Bilangan Riil Bagian ini akan membicarakan struktur aljabar bilangan riil dengan terlebih dahulu memberikan

Lebih terperinci

INF-104 Matematika Diskrit

INF-104 Matematika Diskrit Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah February 13, 2012 Apakah Matematika Diskrit Itu? Matematika diskrit: cabang matematika yang mengkaji objek-objek diskrit. Apa yang dimaksud dengan kata diskrit (discrete)?

Lebih terperinci

KALKULUS 1 UNTUK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA OLEH: DADANG JUANDI, DKK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KALKULUS 1 UNTUK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA OLEH: DADANG JUANDI, DKK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KALKULUS UNTUK MAHASISWA 9 CALON GURU MATEMATIKA OLEH: DADANG JUANDI, DKK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Dalam Uraian

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Kuliah Bab II FUNGSI

Ringkasan Materi Kuliah Bab II FUNGSI Ringkasan Materi Kuliah Bab II FUNGSI. FUNGSI REAL, FUNGSI ALJABAR, DAN FUNGSI TRIGONOMETRI. TOPIK-TOPIK YANG BERKAITAN DENGAN FUNGSI.3 FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS. FUNGSI REAL, FUNGSI ALJABAR,

Lebih terperinci

FUNGSI. A. Relasi dan Fungsi Contoh: Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii)

FUNGSI. A. Relasi dan Fungsi Contoh: Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii) FUNGSI A. Relasi dan Fungsi Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii) Relasi himpunan A ke himpunan B adalah relasi yang memasangkan/mengkawankan/mengkorepodensikan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS BAB. PENDAHULUAN KALKULUS (Himpunan,selang, pertaksamaan, dan nilai mutlak) Pembicaraan kalkulus didasarkan pada sistem bilangan nyata. Sebagaimana kita ketahui sistem bilangan nyata dapat diklasifikasikan

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN KALKULUS II. ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd

MODUL PEMBELAJARAN KALKULUS II. ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd MODUL PEMBELAJARAN KALKULUS II ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd IDENTITAS MAHASISWA NAMA : KLS/NIM :. KELOMPOK:. Daftar Isi Kata Pengantar Peta Konsep Materi. BAB I Analisis Vektor a. Vektor Pada Bidang.6

Lebih terperinci

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks FUNGSI Riri Irawati, M.Kom 3 sks Agenda 1. Sistem Koordinat Kartesius. Garis Lurus 3. Grafik persamaan Tujuan Agar mahasiswa dapat : Menggunakan sistem koordinat untuk menentukan titik-titik dan kurva-kurva.

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional

SISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional SISTEM BILANGAN REAL Sebelum membahas tentag konsep sistem bilangan real, terlebih dahulu ingat kembali tentang konsep himpunan. Konsep dasar dalam matematika adalah berkaitan dengan himpunan atau kelas

Lebih terperinci

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier Materi Fungsi Linear Admin 8:32:00 PM Duhh akhirnya nongol lagi... kali ini saya akan bahas mengenai pelajaran yang paling disukai oleh hampir seluruh warga dunia :v... MATEMATIKA, ya itu namanya. materi

Lebih terperinci

Geometri di Bidang Euclid

Geometri di Bidang Euclid Modul 1 Geometri di Bidang Euclid Dr. Wono Setya Budhi G PENDAHULUAN eometri merupakan ilmu pengetahuan yang sudah lama, mulai dari ribuan tahun yang lalu. Berpikir secara geometris dari satu bentuk ke

Lebih terperinci

Himpunan dan Sistem Bilangan Real

Himpunan dan Sistem Bilangan Real Modul 1 Himpunan dan Sistem Bilangan Real Drs. Sardjono, S.U. PENDAHULUAN M odul himpunan ini berisi pembahasan tentang himpunan dan himpunan bagian, operasi-operasi dasar himpunan dan sistem bilangan

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS. Himpunan. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen.

MATEMATIKA BISNIS. Himpunan. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen. MATEMATIKA BISNIS Modul ke: Himpunan Fakultas Ekonomi Bisnis Muhammad Kahfi, MSM Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Konsep Konsep Himpunan merupakan suatu konsep yang paling mendasar bagi

Lebih terperinci

Bab1. Sistem Bilangan

Bab1. Sistem Bilangan Modul Pra Kalkulus -0. Bab. Sistim Bilangan Bab. Sistem Bilangan. Sistim Bilangan Jenis bilangan berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan. Jenis bilangan yang pertama kali

Lebih terperinci

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang Pertemuan 2. BAHAN AJAR ANALISIS REAL Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang 0. Bilangan Real 0. Bilangan Real sebagai bentuk desimal Pada pembahasan berikutnya kita diasumsikan telah mengetahui dengan

Lebih terperinci

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n Kalkulus II Diferensial dalam ruang berdimensi n Minggu ke-9 DIFERENSIAL DALAM RUANG BERDIMENSI-n 1. Fungsi Dua Peubah atau Lebih 2. Diferensial Parsial 3. Limit dan Kekontinuan 1. Fungsi Dua Peubah atau

Lebih terperinci

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan BAB III HIMPUNAN Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami pengertian himpunan, relasi antara himpunan, operasi himpunan, aljabar himpunan, pergandaan himpunan, serta himpunan kuasa. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

GEOMETRI ANALITIK PERTEMUAN2: GARIS LURUS PADA BIDANG KOORDINAT. sofyan mahfudy-iain Mataram 1

GEOMETRI ANALITIK PERTEMUAN2: GARIS LURUS PADA BIDANG KOORDINAT. sofyan mahfudy-iain Mataram 1 GEOMETRI ANALITIK PERTEMUAN2: GARIS LURUS PADA BIDANG KOORDINAT sofyan mahfudy-iain Mataram 1 Sasaran kuliah hari ini 1. Mahasiwa dapat menjelaskan konsep kemiringan garis/gradien 2. Mahasiswa dapat menentukan

Lebih terperinci

LOGO MAM 4121 KALKULUS 1. Dr. Wuryansari Muharini K.

LOGO MAM 4121 KALKULUS 1. Dr. Wuryansari Muharini K. LOGO MAM 4121 KALKULUS 1 Dr. Wuryansari Muharini K. BAB I. PENDAHULUAN SISTEM BILANGAN REAL, NOTASI SELANG, dan NILAI MUTLAK PERTAKSAMAAN SISTEM KOORDINAT GRAFIK PERSAMAAN SEDERHANA www.themegallery.com

Lebih terperinci

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015 PENGANTAR TOPOLOGI EDISI PERTAMA Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015 by Matematika Sains 2012 UIN SGD, Copyright 2015 BAB 0. HIMPUNAN, RELASI, FUNGSI,

Lebih terperinci

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang

Lebih terperinci

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibicarakan rumus-rumus tautologi dan prinsip-prinsip pembuktian yang tidak saja digunakan di bidang matematika, tetapi

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat A Akar kuadrat GLOSSARIUM Akar kuadrat adalah salah satu dari dua faktor yang sama dari suatu bilangan. Contoh: 9 = 3 karena 3 2 = 9 Anggota Himpunan Suatu objek dalam suatu himpunan B Belahketupat Bentuk

Lebih terperinci

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan linear dengan n peubah adalah persamaan dengan bentuk : dengan adalah bilangan- bilangan real, dan adalah peubah. Secara

Lebih terperinci

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a Soal - Soal UM UGM. Soal Matematika Dasar UM UGM 00. Jika x = 3 maka + 3 log 4 x =... a. b. c. d. e.. Jika x+y log = a dan x y log 8 = b dengan 0 < y < x maka 4 log (x y ) =... a. a + 3b ab b. a + b ab

Lebih terperinci

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II MAT 60 DASAR MATEMATIKA II Disusun Oleh: Dr. St. Budi Waluya, M. Sc Jurusan Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Unnes 1 HIMPUNAN 1. Notasi Himpunan. Relasi Himpunan 3. Operasi Himpunan A B : A B

Lebih terperinci

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Bab 3 Persamaan Garis Lurus Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Kompetensi Dasar 1.4 Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus 3.1 Pengertian

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 008/009. Perhatikan premis premis berikut! - Jika saya giat belajar maka saya bisa meraih juara - Jika saya bisa meraih juara maka saya boleh

Lebih terperinci

Logika Matematika Modul ke: Himpunan

Logika Matematika Modul ke: Himpunan Logika Matematika Modul ke: Himpunan Fakultas FASILKOM Syukri Nazar. M.Kom Program Studi Teknik Informatika Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut

Lebih terperinci

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari MBS - DTA Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI SMK Muhammadiyah Singosari SERI : MBS-DTA FUNGSI STANDAR KOMPETENSI Siswa mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linear dan fungsi

Lebih terperinci

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS 1 MODUL 1 SISTEM KOORDINAT KARTESIUS Dalam matematika, sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis)

Lebih terperinci

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Modul 1 Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Drs. Susiswo, M.Si. K PENDAHULUAN ompetensi umum yang diharapkan, setelah mempelajari modul ini, adalah Anda dapat memahami konsep tentang persamaan linear dan

Lebih terperinci

MODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank

MODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank 1 MODUL 2 GARIS LURUS Gambar 4. 4 Mesin Antrian Bank Persamaan garis lurus sangat berperan penting terhadap kemajuan teknologi sekarang ini. Bagi programmer handal, banyak aplikasi yang membutuhkan persamaan

Lebih terperinci

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan KALKULUS 1 HADI SUTRISNO 1 Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan BAB I PENDAHULUAN A. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus kita terlebih dahulu perlu memahami bahasan tentang sistem bilangan

Lebih terperinci

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.Pd MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X Created By Ita Yuliana

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan UN Matematika Program IPA 2008

Soal dan Pembahasan UN Matematika Program IPA 2008 Soal dan Pembahasan UN Matematika Program IPA 2008. Diketahui premis premis : () Jika hari hujan, maka udara dingin. (2) Jika udara dingin, maka ibu memakai baju hangat. (3) Ibu tidak memakai baju hangat

Lebih terperinci

Diktat Kuliah. Oleh:

Diktat Kuliah. Oleh: Diktat Kuliah TEORI GRUP Oleh: Dr. Adi Setiawan UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015 Kata Pengantar Aljabar abstrak atau struktur aljabar merupakan suatu mata kuliah yang menjadi kurikulum nasional

Lebih terperinci

Lingkaran. A. Persamaan Lingkaran B. Persamaan Garis Singgung Lingkaran

Lingkaran. A. Persamaan Lingkaran B. Persamaan Garis Singgung Lingkaran Bab Sumber: www.panebiancod.com Setelah mempelajari bab ini, Anda harus mampu merumuskan persamaan lingkaran dan menggunakannya dalam pemecahan masalah; menentukan persamaan garis singgung pada lingkaran

Lebih terperinci

KALKULUS UNTUK STATISTIKA

KALKULUS UNTUK STATISTIKA Mulyana f( ) g( ).8.9.9 KALKULUS UNTUK STATISTIKA.8 8. BUKU AJAR g ( ) h ( ).. 8. UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS MIPA JURUSAN STATISTIKA BANDUNG Kata Pengantar Diktat ini disusun dalam upaya pengadaan

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI

SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI Matematika Juni 2016 Dosen : Dadang Amir Hamzah MATEMATIKA Juni 2016 1 / 67 Outline 1 Sistem Bilangan Riil Dosen : Dadang Amir Hamzah MATEMATIKA Juni 2016 2 / 67 Outline

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS BAHAN BELAJAR MANDIRI 4

PERSAMAAN GARIS BAHAN BELAJAR MANDIRI 4 BAHAN BELAJAR MANDIRI 4 PERSAMAAN GARIS PENDAHULUAN Secara umum bahan belajar mandiri ini menjelaskan tentang konsep garis, dan persamaan garis lurus yang dinyatakan ke dalam bentuk implisit maupun bentuk

Lebih terperinci

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS MODUL 1 Teori Bilangan Bilangan merupakan sebuah alat bantu untuk menghitung, sehingga pengetahuan tentang bilangan, mutlak diperlukan. Pada modul pertama ini akan dibahas mengenai bilangan (terutama bilangan

Lebih terperinci

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI BAB I. SISTEM KRDINAT, NTASI & FUNGSI (Pertemuan ke 1 & 2) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang bilangan riil, sistem koordinat Cartesius, notasi-notasi ang sering digunakan

Lebih terperinci

Sedangkan bilangan real yang tidak dapat dinyatakan sebagai pembagian dua bilangan bulat adalah bilangan irasional, contohnya

Sedangkan bilangan real yang tidak dapat dinyatakan sebagai pembagian dua bilangan bulat adalah bilangan irasional, contohnya BAB I A. SISTEM BILANGAN REAL Sistem bilangan real dan berbagai sifatnya merupakan basis dari kalkulus. Sistem bilangan real terdiri dari himpunan unsur yang dinamakan Bilangan Real yang sering dinyatakan

Lebih terperinci

5 F U N G S I. 1 Matematika Ekonomi

5 F U N G S I. 1 Matematika Ekonomi 5 F U N G S I Pemahaman tentang konsep fungsi sangat penting dalam mempelajari ilmu ekonomi, mengingat kajian ekonomi banyak bekerja dengan fungsi. Fungsi dalam matematika menyatakan suatu hubungan formal

Lebih terperinci

Hand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan

Hand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan Hand-Out Geometri Transformasi Bab I. Pendahuluan 1.1 Vektor dalam R 2 Misalkan u = (x 1,y 1 ), v = (x 2,y 2 ) dan w = (x 3,y 3 ) serta k skalar (bilangan real) Definisi 1. : Penjumlahan vektor u + v =

Lebih terperinci

(2) Titik potong kurva dengan sumbu y, bila x = 0, diperoleh x = 0 y = mx + n y = m(0) + n y = n Jadi, titik potongnya dengan sumbu y, adalah (0, n) y

(2) Titik potong kurva dengan sumbu y, bila x = 0, diperoleh x = 0 y = mx + n y = m(0) + n y = n Jadi, titik potongnya dengan sumbu y, adalah (0, n) y BAB 3 FUNGSI LINIER DAN PERSAMAAN GARIS LURUS 3.1 Pengantar Fungsi linier adalah bentuk fungsi yang paling sederhana. Banyak hubungan antara variable ekonomi, dalam jangka pendek dianggap linier. Pengetahuan

Lebih terperinci

KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN & PARIWISATA SMK NEGERI 1 SURABAYA. BY : Drs. Abd. Salam, MM

KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN & PARIWISATA SMK NEGERI 1 SURABAYA. BY : Drs. Abd. Salam, MM KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN & PARIWISATA SMK NEGERI 1 SURABAYA BAHAN AJAR FUNGSI LINIER & KUADRAT SMK NEGERI 1 SURABAYA Halaman 1 BAB FUNGSI A. FUNGSI DAN RELASI Topik penting yang

Lebih terperinci

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun MA3231 Pengantar Analisis Real Semester II, Tahun 2016-2017 Hendra Gunawan, Ph.D. Tentang Mata Kuliah MA3231 Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa program studi S1 Matematika, dengan

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN REAL

SISTEM BILANGAN REAL DAFTAR ISI 1 SISTEM BILANGAN REAL 1 1.1 Sifat Aljabar Bilangan Real..................... 1 1.2 Sifat Urutan Bilangan Real..................... 6 1.3 Nilai Mutlak dan Jarak Pada Bilangan Real............

Lebih terperinci

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1 Daftar Isi 1 Mengapa Perlu Belajar Geometri 1 1.1 Daftar Pustaka.................................... 1 2 Ruang Euclid 3 2.1 Geometri Euclid.................................... 8 2.2 Pencerminan dan Transformasi

Lebih terperinci

BAB VI BILANGAN REAL

BAB VI BILANGAN REAL BAB VI BILANGAN REAL PENDAHULUAN Perluasan dari bilangan cacah ke bilangan bulat telah dibicarakan. Dalam himpunan bilangan bulat, pembagian tidak selalu mempunyai penyelesaian, misalkan 3 : 11. Timbul

Lebih terperinci

BAB V BILANGAN BULAT

BAB V BILANGAN BULAT BAB V BILANGAN BULAT PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibicarakan sistem bilangan bulat, yang akan dimulai dengan memperluas sistem bilangan cacah dengan menggunakan sifat-sifat baru tanpa menghilangkan

Lebih terperinci

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar BAB II MATRIKS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi bab ini, Anda diharapkan dapat: 1. menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks untuk menunjukkan bahwa suatu matriks persegi merupakan invers

Lebih terperinci

INFORMASI PENTING. No 1 Bilangan Bulat. 2 Pecahan Bentuk pecahan campuran p dapat diubah menjadi pecahan biasa Invers perkalian pecahan adalah

INFORMASI PENTING. No 1 Bilangan Bulat. 2 Pecahan Bentuk pecahan campuran p dapat diubah menjadi pecahan biasa Invers perkalian pecahan adalah No RUMUS 1 Bilangan Bulat Sifat penjumlahan bilangan bulat a. Sifat tertutup a + b = c; c juga bilangan bulat b. Sifat komutatif a + b = b + a c. Sifat asosiatif (a + b) + c = a + (b + c) d. Mempunyai

Lebih terperinci

RUMUS-RUMUS TAUTOLOGI. (Minggu ke-5 dan 6)

RUMUS-RUMUS TAUTOLOGI. (Minggu ke-5 dan 6) RUMUS-RUMUS TAUTOLOGI (Minggu ke-5 dan 6) 1 1 Rumus-rumus tautologi Rumus 1.1 (Komutatif) 1. p q q p 2. p q q p Bukti: p q p q q p T T T T T F F F F T F F F F F F 2 Rumus 1.2 (Distributif) 1. p (q r) (p

Lebih terperinci

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI 6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI KUADRAT 5.1. Fungsi Linear Pada Bab 5 telah dijelaskan bahwa fungsi linear merupakan fungsi yang variabel bebasnya paling tinggi berpangkat satu. Bentuk umum fungsi linear adalah

Lebih terperinci

HIMPUNAN (Pengertian, Penyajian, Himpunan Universal, dan Himpunan Kosong) EvanRamdan

HIMPUNAN (Pengertian, Penyajian, Himpunan Universal, dan Himpunan Kosong) EvanRamdan HIMPUNAN (Pengertian, Penyajian, Himpunan Universal, dan Himpunan Kosong) Pengertian Himpunan Himpunan adalah kumpulan dari benda atau objek yang berbeda dan didefiniskan secara jelas Objek di dalam himpunan

Lebih terperinci

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*) PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*) A. Faktor Prima Dalam tulisan ini yang dimaksud dengan faktor prima sebuah bilangan adalah pembagi habis dari sebuah bilangan

Lebih terperinci

Bahan kuliah Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Didin Astriani P, M.Stat. Fakultas Ilkmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

Bahan kuliah Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Didin Astriani P, M.Stat. Fakultas Ilkmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri Bahan kuliah Matematika Diskrit Himpunan Oleh: Didin Astriani P, M.Stat Fakultas Ilkmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek

Lebih terperinci

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear MATERI POKOK Persamaan dan Pertidaksamaan Linear MATERI BAHASAN : A. Persamaan Linear B. Pertidaksamaan Linear Modul.MTK X 0 Kalimat terbuka adalah kalimat matematika yang belum dapat ditentukan nilai

Lebih terperinci

PERSAMAAN KUADRAT. Persamaan. Sistem Persamaan Linear

PERSAMAAN KUADRAT. Persamaan. Sistem Persamaan Linear Persamaan Sistem Persamaan Linear PENGERTIAN Definisi Persamaan kuadrat adalah kalimat matematika terbuka yang memuat hubungan sama dengan yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah 2. Bentuk umum

Lebih terperinci

SRI REDJEKI KALKULUS I

SRI REDJEKI KALKULUS I SRI REDJEKI KALKULUS I KLASIFIKASI BILANGAN RIIL n Bilangan yang paling sederhana adalah bilangan asli : n 1, 2, 3, 4, 5,. n n Bilangan asli membentuk himpunan bagian dari klas himpunan bilangan yang lebih

Lebih terperinci

III. FUNGSI POLINOMIAL

III. FUNGSI POLINOMIAL III. FUNGSI POLINOMIAL 3. Pendahuluan A. Tujuan Setelah mempelajari bagian ini diharapkan mahasiswa dapat:. menuliskan bentuk umum fungsi polinomial;. menghitung nilai fungsi polinomial; 3. menuliskan

Lebih terperinci

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA Pembahasan Soal SIMAK UI 0 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika IPA Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pembahasan

Lebih terperinci

A. PERSAMAAN GARIS LURUS

A. PERSAMAAN GARIS LURUS A. PERSAMAAN GARIS LURUS Persamaan garis lurus adalah hubungan nilai x dan nilai y yang terletak pada garis lurus serta dapat di tulis px + qy = r dengan p, q, r bilangan real dan p, q 0. Persamaan dalam

Lebih terperinci

Pertemuan ke 8. GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(x,y): y = f(x), x D f } disebut grafik fungsi f.

Pertemuan ke 8. GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(x,y): y = f(x), x D f } disebut grafik fungsi f. Pertemuan ke 8 GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(,y): y = f(), D f } disebut grafik fungsi f. Grafik metode yang paling umum untuk menyatakan hubungan antara dua himpunan yaitu dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebelum pembahasan mengenai irisan bidang datar dengan tabung lingkaran tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. A. Matriks Matriks adalah himpunan skalar (bilangan

Lebih terperinci

1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi

1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi 1.3 Pembuktian 1.3.1 Tautologi dan Kontradiksi Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi yang membentuknya disebut toutologi, sedangkan proposisi yang selalu bernilai salah

Lebih terperinci