Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018
|
|
- Inge Hardja
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah 1. Koreksi atas Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan atas PPN Impor Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean sebesar Rp ,00 2. Koreksi atas Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan atas PPN Dalam Negeri sebesar Rp ,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding; 1. Koreksi atas Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan atas PPN Impor Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean sebesar Rp ,00 Menurut Terbanding:bahwa koreksi Pajak Masukan karena terdapat SSP atas Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean yang tidak mencantumkan NPWP yang memanfaatkan JKP dari Luar Daerah Pabean Menurut Pemohon Menurut Majelis : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Terbanding atas Pajak Masukan Impor Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean sebesar Rp ,00 : bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas berkas banding dan penjelasan para pihak di dalam persidangan, diketahui bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam perkara banding ini adalah Koreksi atas Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan atas PPN Impor Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean sebesar Rp ,00, yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding. bahwa menurut Terbanding, koreksi atas Pajak Masukan sebesar Rp ,00 dilakukan, karena terdapat SSP atas Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean yang tidak mencantumkan Nama dan NPWP yang memanfaatkan JKP dari Luar Daerah Pabean pada kotak Wajib Pajak/Penyetor SSP tersebut, dengan rincian sebagai berikut : No Nama Penjual P I B cfm SPT/WP BKP/Pemberi JKP/Bank Devisa/DJBC Nomor Tanggal DPP PPN 1 Teijin Limited Jun Teijin Dupont Films Japan Jun Limi Teijin Dupont Films Japan Jun Limi Teijin Co. Ltd Jun JUMLAH bahwa menurut Terbanding, di dalam dokumen SSP atas pembayaran PPN Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean, tidak ditemukan Nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak pihak yang memanfaatkan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean pada kotak "Wajib Pajak/Penyetor", dan hanya diisi dengan Tanda Tangan, Tempat dan Tanggal
2 Penandatanganan, Nama Penandatangan, serta Cap Perusahaan, sehingga tidak memenuhi ketentuan formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (9) Undangundang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009, dan PPN yang tercantum dalam SSP PPN tersebut tidak dapat dikreditkan. bahwa menurut Terbanding, SSP yang digunakan untuk menyetor PPN tersebut ke Kas Negara dipersamakan dengan Faktur Pajak, sehingga peraturan yang digunakan untuk mengisi formulir SSP tersebut harus sesuai dan tidak bertentangan dengan dengan Pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK40/PMK.03/2010, Pasal 4 dan Pasal 5 ayat (2) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER10/PJ/2010 sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan PER-27/PJ/2011. bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Terbanding atas Pajak Masukan Impor Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean sebesar Rp ,00, karena Pemohon Banding sudah menyetorkan pajak yang terhutang atas Pemanfaatan Jasa Luar Negeri ke Kas Negara dengan rincian sebagai berikut: XXX bahwa Pemohon Banding sudah mengisi bagian Wajib Pajak/Penyetor dengan Nama Pemohon Banding, Alamat Pemohon Banding, Nama Pengurus, Tanda Tangan Pengurus serta Stempel Usaha Pemohon Banding selaku pihak yang memanfaatkan JKP dari Luar Daerah Pabean, sesuai petunjuk pengisian yang terdapat pada Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor. PER-38/PJ/2009 tentang Bentuk Formulir Surat Setoran Pajak yang menyebutkan : Wajib Pajak/Penyetor diisi tempat dan tanggal pembayaran atau penyetoran, tanda tangan, dan nama jelas Wajib Pajak/Penyetor serta stempel usaha. bahwa menurut Pemohon Banding, sesuai Pasal 11 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan No. 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak yang menyebutkan : Pembayaran dan Penyetoran Pajak dilakukan dengan menggunakan SSP atau Sarana Administrasi Lain yang disamakan dengan SSP. Dan Pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan No. 02/PMK.05/2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 99/PMK.06/2006 tentang Modul Penerimaan Negara, yang menyebutkan dalam Pasal 6, sebagai berikut : 1. Dokumen sumber...dst. 2. Dokumen sumber sebagai dasar pencatatan penerimaan negara antara lain meliputi Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP), Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak (SSPCP),...dst. 3. Seluruh dokumen sumber penerimaan negara dinyatakan sah setelah mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan Nomor Transaksi Bank (NTB)/Nomor Transaksi Pos /Nomor Penerimaan Potongan (NPP)." bahwa bukti penyetoran pajak terhutang atas Pemanfaatan Jasa Luar Negeri berupa Surat Setoran Pajak dari Pemohon Banding sudah terdapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN), sehingga penyetoran tersebut sudah diterima oleh kas negara dan dokumen SSP dapat dinyatakan sah, dengan demikian Pemohon Banding berhak untuk mengkreditkan pajak masukannya, dan Negara tidak akan dirugikan atas pengkreditan pajak masukan tersebut. bahwa menurut Pemohon Banding, berdasarkan Surat Keterangan Terdaftar No. PEM /WPJ.07/KP.0203/2009 tanggal 2 November 2009 yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Satu, menerangkan bahwa XXX, sehingga diketahui pihak yang menyetorkan sama dengan pihak yang memanfaatkan JKP dari luar
3 daerah pabean yaitu XXX. bahwa Pemohon Banding secara rutin diperiksa oleh Terbanding, yaitu Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Satu sehubungan dengan permohonan restitusi PPN, dimana pada pemeriksaan Restitusi PPN tahun Pajak 2012 dan 2013, diketahui bahwa Pajak Masukan atas pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar daerah pabean yang disetor dan dilaporkan melalui Surat Setoran Pajak tidak dikoreksi oleh Terbanding, sedangkan pengisian surat setoran pajak pada bagian Wajib Pajak/Penyetor sama dengan masa Mei 2014 yang saat ini dikoreksi oleh Terbanding. bahwa berdasarkan pemeriksaan dan penilaian Majelis atas dokumen/bukti-bukti yang telah diserahkan serta penjelasan para pihak di dalam persidangan dapat diketahui bahwa menurut Terbanding terdapat SSP atas Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean sebesar Rp ,00 yang yang tidak mencantumkan Nama dan NPWP yang memanfaatkan JKP dari Luar Daerah Pabean pada kotak Wajib Pajak/Penyetor, dimana SSP a quo dipersamakan dengan faktur pajak, sebagaimana diatur dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (UU PPN), Pasal 13 Ayat (6) yang menyebutkan sebagai berikut : Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak. bahwa menurut Terbanding, oleh karena SSP a quo dipersamakan dengan faktur pajak, maka harus memenuhi ketentuan formal dan material sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 13 Ayat (9) UU PPN beserta Penjelasannya, sehingga memenuhi persyaratan formal apabila diisi lengkap, jelas dan benar sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. bahwa dasar hukum yang digunakan oleh Terbanding yaitu : 1. Pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.03/2010, yang menyebutkan bahwa : Surat Setoran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menggunakan Surat Setoran Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan, dengan ketentuan pengisian sebagai berikut : a. pada kolom "Nama WP" dan "Alamat WP" diisi nama dan alamat orang pribadi atau badan yang bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Daerah Pabean yang menyerahkan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak ke dalam Daerah Pabean. b. pada kolom "NPWP" diisi dengan angka 0 (nol), kecuali kode Kantor Pelayanan Pajak diisi dengan kode Kantor Pelayanan Pajak dari pihak yang memanfaatkan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak. c. pada kotak "Wajib Pajak/Penyetor" diisi nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak pihak yang memanfaatkan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak. 2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-10/PJ/2010 tentang Dokumen Tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak sebagaimana telah diubah dengan PER-27/PJ/2011, yang disebutkan dalam : Pasal 1 huruf j sbb : Dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak adalah Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean. Pasal 4 sbb : Dokumen tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf i dan huruf j dibuat
4 sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 5 Ayat (2) sbb : Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum dalam dokumen tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf i dan huruf j merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sepanjang dokumen tertentu tersebut memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan nama pihak yang melakukan impor Barang Kena Pajak, atau pihak yang memanfaatkan Jasa Kena Pajak dan/atau Barang Kena Pajak tidak berwujud; bahwa terkait ketentuan-ketentuan a quo, Majelis berpendapat sbb : a. bahwa SSP adalah dokumen yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak, sehingga menurut Majelis walaupun kedudukan SSP dapat dipersamakan dengan Faktur Pajak, namun pemberlakuaannya tidak harus selalu sama dengan Faktur Pajak, karena fungsi SSP tidak sama dengan Faktur Pajak. b. bahwa walaupun Pemohon Banding tidak mencantumkan NPWP pada kotak "Wajib Pajak/Penyetor, namun menurut Majelis tidak menyebabkan SSP a quo tidak memenuhi persyaratan formal dan termasuk dalam golongan Faktur Pajak cacat dan yang tidak lengkap, oleh karena : - di dalam dokumen SSP a quo telah diisi dengan informasi lainnya yaitu Nama Pemohon Banding, Alamat Pemohon Banding, Nama Pengurus, Tanda Tangan Pengurus serta Stempel Usaha Pemohon Banding selaku pihak yang memanfaatkan JKP dari Luar Daerah Pabean, sesuai petunjuk pengisian yang terdapat pada Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor. PER-38/PJ/2009 tentang Bentuk Formulir Surat Setoran Pajak Disamping itu substansi pokok dari dokumen SSP tersebut adalah bahwa PPN atas pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean yang terhutang sudah disetorkan ke kas negara. - berdasarkan dokumen Surat Keterangan Terdaftar Nomor. PEM-00247/ WPJ.07/KP.0203/2009 tanggal 2 November 2009 yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Satu, menerangkan bahwa XXX, sehingga diketahui pihak yang menyetorkan sama dengan pihak yang memanfaatkan JKP dari luar daerah pabean yaitu XXX. - Pemohon Banding adalah Wajib Pungut terhadap PPN atas pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean yang terhutang, yang juga menyetorkan PPN terhutang, dengan demikian sudah jelas informasi yang memanfaatkan JKP dari luar daerah pabean. c. bahwa di persidangan Pemohon Banding telah menyerahkan penjelasan tertulis yang antara lain menyebutkan hal-hal sbb : - bahwa berdasarkan Pengujian Arus Barang dan Arus Uang yang ada di dalam pembukuan Pemohon Banding, diketahui bahwa transaksi atas Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean yang Pajak Masukannya dikoreksi oleh Terbanding, oleh Pemohon Banding adalah telah benar sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga Pemohon memenuhi syarat material UU PPN. - bahwa Surat Setoran Pajak yang digunakan oleh Pemohon Banding adalah Surat Setoran Pajak Berbentuk Elektronik yang diterbitkan oleh Bank Of Tokyo Mitsubishi UFJ cabang Jakarta. - bahwa Pemohon Banding telah menyampaikan dokumen-dokumen dan/atau bukti-bukti pendukung di persidangan berupa Surat Setoran Pajak Pembetulan (sesuai dengan SE-147/PJ/2010 dan PMK No. 40/PMK.03/2010), Invoice/Tagihan dari pemberi jasa Luar Negeri, Bukti Pencatatan beban pada laporan keuangan Pemohon Banding, Bukti Pembayaran PPN JKPLN dan Bukti Pembayaran Tagihan/Invoice pemberi jasa luar negeri. - bahwa Pemohon Banding sudah menyerahkan SSP Pembayaran PPN atas Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean pada saat
5 keberatan, dimana Terbanding berpendapat bahwa PPN atas Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean telah disetorkan ke kas Negara pada tanggal 10 Juni 2014 melalui Bank of Tokyo Mitsubishi Jakarta. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 02/PMK.05/2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 99/PMK.06/2006 tentang Modul Penerimaan Negara, disebutkan dalam Pasal 6, sebagai berikut : 1. Dokumen sumber...dst. 2. Dokumen sumber sebagai dasar pencatatan penerimaan negara antara lain meliputi Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP), Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak (SSPCP),...dst. 3. Seluruh dokumen sumber penerimaan negara dinyatakan sah setelah mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan Nomor Transaksi Bank (NTB)/Nomor Transaksi Pos /Nomor Penerimaan Potongan (NPP)." bahwa menurut Majelis, ketentuan a quo mengatur bahwa seluruh dokumen sumber penerimaan negara seperti SSP dan lain-lain sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 6 ayat (2) a quo, dinyatakan sah setelah mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan Nomor Transaksi Bank (NTB)/Nomor Transaksi Pos (NTP)/ Nomor Penerimaan Potongan (NPP). bahwa Majelis juga mempertimbangkan ketentuan a quo selain dasar hukum yang digunakan oleh Terbanding berupa ketentuan-ketentuan di bidang perpajakan, ketentuan a quo terkait sahnya penyetoran penerimaan negara yang menggunakan dokumen penerimaan negara seperti SSP yang berdasarkan ketentuan perpajakan, kedudukan SSP telah dipersamakan dengan Faktur Pajak. bahwa terdapat fakta Pemohon Banding menjadi Wajib Pungut, telah menyetorkan PPN terhutang atas pemanfaatan JKP dari luar pabean, dan telah terdapat NTPN dengan rincian sbb : Daftar BPN, NTB dan NTPN Masa BPN NTB NTPN Jumlah (Rp) -05/05/ PF /05/ PF /05/ PF /05/ PF bahwa mengacu pada ketentuan Pasal 6 ayat (3) PMK a quo, dan daftar NTPN yang telah dilampirkan oleh Pemohon Banding, Majelis berpendapat bahwa dokumen berupa SSP Pemohon Banding telah dinyatakan sah, dan telah diakui telah disetorkan dan masuk ke Kas Negara. bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas bukti-bukti yang telah disampaikan, keterangan para pihak, dan fakta-fakta yang terungkap di dalam persidangan, Majelis meyakini bahwa bahwa PPN atas Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean sebesar Rp ,00 telah disetor oleh Pemohon Banding, sehingga Pajak Masukan sebesar Rp Rp ,00 dapat dikreditkan oleh Pemohon Banding, dengan demikian koreksi Terbanding tidak dapat dipertahankan. 2. Koreksi atas Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan atas PPN Dalam Negeri sebesar Rp ,00 Menurut Terbanding:bahwa koreksi Terbanding atas Pajak Masukan sebesar Rp ,00 telah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku sehingga diusulkan untuk mempertahankan koreksi Terbanding atas Pajak Masukan Dalam Negeri Rp ,00
6 Menurut Pemohon Pendapat Majelis dan menolak permohonan Banding Pemohon Banding; : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan Terbanding yang tetap mempertahankan koreksi pemeriksa atas PPN Masukan Dalam Negeri PT. Cometindo Citra Semesta dengan Nomor Seri Faktur Pajak tanggal 29 April 2014 sebesar Rp ,00, karena menurut Pemohon Banding faktur pajak tersebut sudah dibuat dengan benar dan sudah sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga sudah memenuhi persyaratan formal dan materiil. : bahwa Koreksi atas Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan atas PPN Dalam Negeri sebesar Rp ,00. bahwa koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00, terdiri dari : a. Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00 karena Penggunaan Kurs KMK pada Faktur Pajak yang tidak benar. b. Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00 karena kesalahan input nomor faktur pajak pada pelaporan SPT Masa PPN Mei ad. A. Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00 karena Penggunaan Kurs KMK pada Faktur Pajak yang tidak benar. bahwa menurut Terbanding, Faktur pajak nomor , dengan nilai PPN Rp , telah dilaporkan oleh Pemohon Banding dalam SPT PPN Masa Mei 2014, pada tanggal 20 April 2015, dengan lawan transaksi / PKP Penjual PT Cometindo Citra Semesta. bahwa transaksi tersebut menggunakan mata uang Euro dan jumlah PPN nya harus dikonversi dengan menggunakan Kurs Mata Uang Asing yang tercantum pada Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada tanggal tersebut yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor 17/KM.11/2014 tanggal 15 April 2014 yang berlaku tanggal 16 April April 2014, Kurs Euro yang berlaku adalah Rp ,33, sedangkan yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut adalah Rp ,94 sesuai KMK-18/KM. 11/2014. bahwa Terbanding berpendapat, Faktur Pajak nomor diisi tidak sesuai dengan Pasal 13 ayat (5) UU PPN, karena tidak diisi secara lengkap, jelas, dan benar, sehingga dikategorikan sebagai Faktur Pajak cacat. bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Terbanding atas PPN Masukan Dalam Negeri PT. Cometindo Citra Semesta dengan Nomor Seri Faktur Pajak tanggal 29 April 2014 sebesar Rp ,00, karena menurut Pemohon Banding faktur pajak tersebut sudah dibuat dengan benar dan sudah sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga sudah memenuhi persyaratan formal dan materiil. bahwa menurut Pemohon Banding, berdasarkan fisik faktur pajak ditemukan bahwa terdapat penulisan tanggal faktur pajak yang kurang jelas (terkena stempel), namun berdasarkan dokumen pendukung yaitu dokumen surat jalan diketahui bahwa tanggal penyerahan adalah tanggal 29 April 2014, sehingga tanggal faktur pajak yaitu tanggal 29 April 2014 sesuai dengan saat penyerahan, oleh karena itu kurs yang digunakan adalah kurs tanggal 29 April 2014 sebesar Rp ,94 yaitu berdasarkan kurs sesuai KMK Nomor 18/KM.11/2014 yang berlaku untuk tanggal 23 April 2014 sampai dengan tanggal 29 April 2014, bukan kurs sesuai KMK Nomor 17/KM.11/2014 tanggal 15 April 2014 sebesar RP15.740,33, yang berlaku tanggal 16 April 2014 sampai dengan 22 April 2014 sebagaimana pendapat Terbanding.
7 bahwa berdasarkan pemeriksaan dan penilaian Majelis atas dokumen/bukti-bukti yang telah diserahkan serta penjelasan para pihak di dalam persidangan dapat diketahui bahwa materi sengketa terkait dengan adanya perbedaan penggunaan kurs berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan yang mengacu pada tanggal faktur pajak. bahwa sesuai Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983, disebutkan sbb : dalam hal transaksi atas: a. impor Barang Kena Pajak; b. penyerahan Barang Kena Pajak; c. penyerahan Jasa Kena Pajak; d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak berwujud dari luar Daerah Pabean; atau e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean, dilakukan dengan mempergunakan mata uang asing, penghitungan besarnya Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang, harus dikonversi ke dalam mata uang rupiah dengan mempergunakan kurs yang ditetapkan Menteri Keuangan yang berlaku pada saat pembuatan Faktur Pajak. bahwa berdasarkan ketentuan a quo, Majelis berpendapat bahwa kurs yang digunakan dalam perhitungan DPP PPN adalah kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku pada saat pembuatan faktur pajak. bahwa oleh karena tanggal faktur pajak tidak jelas, maka menurut Majelis tanggal pembuatan faktur pajak adalah sesuai dengan tanggal penyerahan barang yang dibuktikan dengan tanggal yang tercantum dalam surat jalan pengiriman barang (delivery order), dimana saat penyerahan adalah sesuai dengan saat barang dikirim. bahwa di dalam persidangan Pemohon Banding telah menyampaikan bukti-bukti dan dokumen-dokumen antara lain Faktur Pajak, Invoice, Delivery Order, Purchase Order, dan Voucher Slip Pencatatan, Bukti Pembayaran Tagihan DPP dan PPN. bahwa terkait pendapat Terbanding yang menyatakan Faktur Pajak nomor diisi tidak sesuai dengan Pasal 13 ayat (5) UU PPN, karena tidak diisi secara lengkap, jelas, dan benar, sehingga dikategorikan sebagai Faktur Pajak cacat, menurut Majelis dasar hukum tersebut tidak relevan diterapkan dalam sengketa ini, oleh karena materi pokok dalam sengketa ini adalah adanya perbedaan kurs dalam perhitungan PPN terhutang, sedangkan Faktur Pajak nomor menurut Majelis telah diisi secara lengkap dan jelas, sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai Faktur Pajak cacat. bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas bukti-bukti yang telah disampaikan, keterangan para pihak, dan fakta-fakta yang terungkap di dalam persidangan, dan mengacu pada ketentuan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 a quo, Majelis meyakini bahwa kurs yang digunakan dalam perhitungan PPN terhutang adalah kurs tertanggal 29 April 2014 sesuai tanggal pengiriman barang, yaitu sebesar Rp ,94 berdasarkan kurs sesuai KMK Nomor 18/KM.11/2014 yang berlaku untuk tanggal 23 April 2014 sampai dengan tanggal 29 April 2014, sebagaimana pendapat Pemohon Banding. bahwa dengan demikian Pajak Masukan sebesar Rp ,00 dapat dikreditkan
8 oleh Pemohon Banding, dan koreksi Terbanding tidak dapat dipertahankan. ad.b. Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00 karena kesalahan faktur pajak pada pelaporan SPT Masa PPN Mei input nomor bahwa menurut Terbanding, Pemohon Banding telah melaporkan Faktur Pajak Masukan Nomor tanggal 12 Mei 2014 ke dalam SPT Masa PPN Mei 2014, tetapi tidak dapat menyerahkan faktur pajak dengan nomor tersebut, dan menyerahkan faktur pajak dengan nomor bahwa menurut Terbanding, berdasarkan hasil konfirmasi melaiui aplikasi portal DJP Modul Penyandingan Data Faktur Pajak Keluaran dan Pajak Masukan (PKPM), diketahui bahwa Pemohon Banding melaporkan faktur pajak masukan dengan nomor , sedangkan lawan transaksi Pemohon Banding melaporkan dengan nomor , bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Terbanding atas PPN Masukan Dalam Negeri PT. Cometindo Citra Semesta dengan Nomor Seri Faktur Pajak sebesar Rp ,00 karena faktur pajak tersebut benar benar dibuat dan ada fisiknya (tidak fiktif), memenuhi persyaratan formal dan material sesuai ketentuan perpajakan, namun telah terjadi kesalahan input nomor seri faktur pajak dimaksud dengan nomor ke dalam e-spt. bahwa menurut Pemohon Banding kesalahan tersebut murni karena ketidak telitian karyawan Pemohon Banding, namun Faktur Pajak PT. Cometindo dengan nomor benar-benar ada, sudah dibayar dan sudah dilaporkan oleh PT. Cometindo Citra Semesta sebagai Pajak Keluaran, sehingga Pemohon Banding seharusnya dapat mengkreditkan Pajak Masukan atas faktur pajak tersebut. bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, menurut Majelis yang menjadi materi pokok dalam sengketa ini adalah adanya kekeliruan input dalam nomor seri Faktur Pajak, dimana Pemohon Banding mengetik namun pada saat penginputan di SPT Masa PPN Mei 2014 di ketik , sehingga atas faktur pajak nomor dengan nilai PPN sebesar Rp ,00 oleh Terbanding dianggap tidak dilaporkan dalam SPT Masa PPN Mei 2014 Pemohon Banding, dan tidak dapat dikreditkan oleh Pemohon Banding. bahwa menurut Majelis, faktanya Pajak Masukan sebesar Rp ,00 telah dilaporkan dalam SPT Masa PPN Pemohon Banding yaitu Masa Pajak Mei 2014, walaupun terdapat kekeliruan input dalam nomor seri Faktur Pajak a quo. bahwa terkait dasar hukum yang digunakan oleh Terbanding yaitu Pasal 9 ayat (2), dan (8), dan Pasal 13 ayat (5), dan (9) UU PPN, Majelis uraikan sebagai berikut : bahwa berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 disebutkan dalam : Pasal 9 Ayat (2) : Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran untuk Masa pajak yang sama. Pasal 9 Ayat (8) : Pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran untuk:
9 a. perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; b. dst.. f. perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) atau ayat (9) atau tidak mencantumkan nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak; g. dst. i. perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai yang diketemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan; dan j. perolehan Barang Kena Pajak selain barang modal atau Jasa Kena Pajak sebelum Pengusaha Kena Pajak berproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2a). Pasal 13 Ayat (5) Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang paling sedikit memuat: a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak; b. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak; c. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga; d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut; e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut; f. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan g. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak. Pasal 13 Ayat (9) : Faktur Pajak harus memenuhi persyaratan formal dan material. bahwa menurut Majelis, ketentuan-ketentuan a quo mengatur terkait kondisi-kondisi dimana Faktur Pajak tidak dapat dikreditkan, sedangkan terdapat fakta bahwa Faktur Pajak Nomor tanggal 12 Mei 2014 dengan nilai PPN sebesar Rp ,00 telah dilaporkan oleh PT Cometindo Citra Semesta di dalam SPT nya, dan Pemohon Banding telah mengkreditkan Faktur Pajak Masukan yaitu Faktur Pajak Nomor dengan nilai PPN sebesar Rp ,00. bahwa berdasarkan Pasal 13 ayat (9) UU PPN a quo, diatur bahwa Faktur Pajak harus memenuhi persyaratan formal dan material. Menurut Majelis, walaupun secara formal terdapat perbedaan nomor seri Faktur Pajak yang telah dilaporkan PPN keluarnya dengan PPN Masukan yang telah dikreditkan, namun substansi materi dari Faktur Pajak tersebut adalah sama yaitu Faktur Pajak yang terkait dengan transaksi antara Pemohon Banding dengan PT Cometindo Citra Semesta dengan nilai PPN sebesar Rp ,00. bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, Majelis berpendapat bahwa Pajak Masukan atas transaksi dengan PT Cometindo Citra Semesta telah dilaporkan oleh Pemohon Banding dalam SPT PPN Masa Pajak Mei 2014, sehingga sengketa ini bukan terkait dengan Faktur Pajak yang tidak dilaporkan sebagaimana disebut Terbanding, dan tidak termasuk dalam kriteria Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan bagi pengeluaran untuk perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf i a quo.
10 bahwa di persidangan, dijumpai fakta-fakta sbb : - bahwa Pemohon Banding telah menyampaikan bukti-bukti dan dokumendokumen antara lain Faktur Pajak, Invoice, Delivery Order, Purchase Order, Voucher Slip Pencatatan, beserta bukti pembayaran dan pelaporan Faktur Pajak yang dilakukan oleh PT. Cometindo Citra Semesta berupa Bukti Penerimaan Surat, Surat Setoran Pajak, SPT Masa PPN, Formulir 1111 AB dan Formulir 1111 A2 Masa Pajak Mei bahwa Terbanding telah melakukan konfirmasi ke KPP tempat lawan transaksi Pemohon Banding (PT Cometindo Citra Semesta) terdaftar, yaitu KPP Pratama Jakarta Pademangan melaiui Surat Permintaan Klarifikasi Pajak Keluaran Nomor S-1604/IV.2/WPJ.07/KP.0200/ 2014 tanggal 7 Oktober 2014, dan sudah dijawab oleh KPP Pratama Jakarta Pademangan melalui Surat Nomor SP JK/WPJ.21/KP.0203/2015 tanggal 20 Maret 2015, dengan jawaban Faktur Pajak sudah direkap dalam SIDJP. bahwa dengan demikian dasar hukum Terbanding yaitu Pasal 9 ayat (2) dan (8) serta Pasal 13 ayat (5) dan (9) UU PPN, tidak bisa diterapkan dalam sengketa ini, oleh karena tidak relevan dengan kondisi Pemohon Banding terkait dengan kesalahan input nomor seri Faktur Pajak. bahwa terkait jawaban konfirmasi dari KPP lawan transaksi, Majelis berpendapat : - bahwa Faktur Pajak yang dikonfirmasi oleh Terbanding adalah Nomor yaitu Faktur Pajak yang dilaporkan oleh Pemohon Banding dengan kesalahan input beberapa digit, sedangkan Faktur Pajak yang telah dilaporkan oleh lawan transaksi Pemohon Banding yaitu PT. Cometindo Citra Semesta adalah Faktur Pajak yang benar yaitu dengan nomor , sehingga jawaban konfirmasi menunjukkan bahwa Faktur Pajak Nomor a quo tidak dilaporkan. - bahwa walaupun nomor seri Faktur Pajak yang dikonfirmasi berbeda dengan nomor seri Faktur Pajak yang telah dilaporkan oleh lawan transaksi Pemohon Banding, namun substansi Faktur Pajak tersebut adalah sama yaitu Faktur Pajak yang dikeluarkan terkait dengan transaksi Pemohon Banding dengan PT. Cometindo Citra Semesta dengan nilai PPN sebesar Rp ,00 dengan Faktur Pajak Nomor , sehingga surat jawaban konfirmasi dari KPP lawan transaksi tersebut tidak relevan digunakan oleh Terbanding untuk mengkoreksi Pajak Masukan yang telah dikreditkan oleh Pemohon Banding sebesar Rp ,00. - bahwa menurut Majelis, Faktur Pajak dengan Nomor Seri benar-benar ada, memenuhi persyaratan formal dan material sesuai ketentuan perpajakan, dan sudah dibayarkan dan dilaporkan PPN-nya oleh PT. Cometindo Citra Semesta, sehingga dapat dikreditkan oleh Pemohon Banding. bahwa berdasarkan pemeriksaan dan penilaian Majelis terhadap data-data, keterangan para pihak dan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, Majelis berpendapat bahwa materi pokok dalam sengketa ini adalah bukan terkait dengan Faktur Pajak yang tidak dilaporkan, namun karena kesalahan input beberapa digit nomor seri Faktur Pajak, dengan demikian Pajak Masukan sebesar Rp ,00 dapat dikreditkan oleh Pemohon Banding, dan koreksi Terbanding tidak dapat dipertahankan. bahwa berdasarkan Pasal 5 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, disebutkan sebagai berikut : Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat. bahwa berdasarkan ketentuan a quo, Majelis dalam proses pembuktian, disamping
11 mengacu pada ketentuan-ketentuan perpajakan yang berlaku, juga mempertimbangkan data-data, dokumen-dokumen yang disampaikan oleh para pihak di persidangan, dan substansi materi yang menjadi pokok sengketa, sehingga dapat memberikan kebenaran substansi terhadap materi yang disengketakan untuk memberikan rasa keadilan kepada para pihak. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak disebutkan dalam : Pasal 69 ayat (1e) : Alat bukti dapat berupa pengetahuan hakim, yang di Pasal 75 disebutkan adalah hal yang olehnya diketahui dan diyakini kebenarannya. Pasal 78 : Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil penilaian pembuktian, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang bersangkutan, serta berdasarkan keyakinan Hakim. bahwa menurut memori penjelasan pasal 78 disebutkan : Keyakinan Hakim di dasarkan pada penilaian pembuktian dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dan penilaian Majelis atas bukti-bukti dan keterangan yang diberikan oleh para pihak yang terungkap di dalam persidangan serta peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, Majelis berkeyakinan bahwa dalil Terbanding tidak tepat, oleh karena itu Majelis berpendapat untuk mengabulkan seluruhnya permohonan banding dari Pemohon Banding. Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa Iainnya; Menimbang : bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, untuk mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding dengan perhitungan sebagai berikut : Pajak yang dapat diperhitungkan menurut Keputusan Rp ,00 Koreksi dibatalkan Rp ,00 Pajak yang dapat diperhitungkan menurut Majelis Rp ,00 Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang-undangan Iainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini; Memutuskan : Mengabulkan seluruhnya Banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP /KEB/WPJ.07/2016 tanggal 18 April 2016, tentang keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Mei 2014 Nomor 00081/407/14/052/15 tanggal 29 Juni 2015, atas nama Pemohon Banding, dengan perhitungan sebagai berikut.
12 Dasar Pengenaan Pajak Rp ,00 PPN Terutang Rp ,00 Kredit Pajak Rp ,00 Pajak yang tidak/kurang dibayar (Rp ,00) Sanksi Administrasi Rp 0,00 Jumlah PPN yang masih harus dibayar (Rp ,00) Demikian diputus di Jakarta berdasarkan musyawarah setelah pemeriksaan dalam persidangan dicukupkan pada hari Kamis, tanggal 10 November 2016 Hakim Majelis IIIA Pengadilan Pajak dengan susunan Majelis sebagai berikut: Dr. Sartono, S.H., M.H., M.Si,. M.Z. Arifin, S.H., M.Kn.. Ruwaidah Afiyati, SE. SH. MM. MH. CFrA.. dengan dibantu oleh Drs. Tripto Tri Agustono, M.Si., sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis IIIA Pengadilan Pajak pada hari Selasa tanggal 27 Februari 2018 dengan dihadiri oleh para Hakim anggota, Panitera Pengganti, serta tidak dihadiri oleh Pemohon Banding maupun Terbanding;
SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.
Putusan Nomor : PUT-112135.16/2014/PP/M.VIB Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa
Lebih terperinciNomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011
Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put-4/PP/M.XIIA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap permohonan Pengurangan
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-108209.16/2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas
Lebih terperinciPPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust
: Put. 43692/PP/M.XV/16/2013 Mahkamaa Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan
Lebih terperincibahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.
Putusan : Put-87868/PP/M.VA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah
Lebih terperinciPokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :
: Put-44250/PP/M.VIII/16/2013 Maia Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN JLN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : Menurut Terbanding
Lebih terperinciPenggantian ke 2 (dua) :
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.38645/PP/M.XIII/16/2012 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa
Lebih terperinciPokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal 15 Oktober 2015;
Putusan Nomor : 72832/PP/M.IIIA/99/2016 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal
Lebih terperinciNomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72331/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak : bahwa yang menjadi sengketa
Lebih terperinciNomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008
Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT- 49617/PP/M.XIII/16/213 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008
Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat Keputusan
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT108077.16/2013/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2013 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas
Lebih terperincibahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72332/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : Gugatan Pajak : bahwa nilai sengketa terbukti dalam gugatan
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46597/PP/M.II/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : Pajak Pertambahan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA
BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA Didalam bab ini akan dilakukan analisis atau pembahasan hasil pemeriksaan, keberatan sampai dengan keluarnya
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Menimbang : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 Peraturan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis
BAB IV PEMBAHASAN Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis melakukan pemeriksaan pajak dengan menguji dan memeriksa ketaatan perpajakan, serta kebenaran jumlah dalam SPT
Lebih terperinciSEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa nilai sengketa terbukti dalam banding ini adalah koreksi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang yakni barang IT yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha
Lebih terperincibahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:
utusan Nomor : Put-73893/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : ahun Pajak : 2013 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. Biotek Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi (obatobatan hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN
Perhatian Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (7) UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 16 Tahun 2000, apabila SPTMasa yang Saudara sampaikan tidak ditandatangani
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1714/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut
Lebih terperincibahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:
utusan Nomor : Put-73894/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : ahun Pajak : 2013 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang
Lebih terperinci: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak
Putusan Nomor : Put.69128/PP/M.IA/16/2016 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : bahwa nilai sengketa terbukti dalam
Lebih terperincibahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-86336/PP/M.VIA/99/2017 Jenis Pajak : Gugatan Pajak Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa Menurut Tergugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah penerbitan
Lebih terperinciBAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB 4 Pembahasan Hasil Penelitian 4.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai Sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri maka PPN hanya dikenakan atas barang atau jasa yang dikomsumsi di dalam daerah
Lebih terperinciPutusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP
Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. PP (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. PT. PP (Persero) Tbk menyediakan berbagai jasa dan solusi
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperincibahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:
utusan Nomor : Put-73892/PP/M.XIB/16/2016 nis Pajak : ahun Pajak : 2013 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciMenurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :
Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put.53311/PP/M.XVIIIB/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Penerbitan Surat
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam bidang nutrisi anak yang telah dikukuhkan pada tanggal
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1973, 2014 KEMENKEU. Pajak. Penyetoran. Pembayaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242 /PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN
DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Nama Pemungut : Alamat : No. Telp : Usaha : SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan M Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43000/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah gugatan terhadap Keputusan
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT PT. TRT adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang produsen bahan kimia yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan PPN Keluaran Dalam hal menghitung Pajak Pertambahan Nilai atau PPN khusunya Pajak Keluaran yang diterbitkan dan dipungut oleh perusahaan merupakan
Lebih terperinciDIREKTUR JENDERAL PAJAK,
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-30/PJ/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-38/PJ/2009
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK
KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK Para Pemungut PPN yang terhormat, Setiap bulan setelah Masa Pajak berakhir, Pemungut PPN harus melaksanakan kewajiban untuk melaporkan kegiatan pemungutan PPN yang
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) Pajak Masukan adalah pajak yang harus dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak
Lebih terperinci: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.611/PP/M.XB/99/215 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 212 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Keputusan Tergugat
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62904/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62904/PP/M.IIIB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa Menurut Tergugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat
Lebih terperinciSURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG 26 Maret 2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciFaktur pajak (tax invoice) merupakan sarana administrasi
BAB 1 JENIS, FUNGSI, DAN KEWAJIBAN PEMBUATAN FAKTUR PAJAK Pendahuluan Faktur pajak (tax invoice) merupakan sarana administrasi yang sangat penting dalam pelaksanaan ketentuan pemungutan Pajak Pertambahan
Lebih terperinci: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007
Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 : PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah koreksi
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER /PJ.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 159 /PJ./2006 TENTANG SAAT PEMBUATAN, BENTUK, UKURAN, PENGADAAN, TATA CARA PENYAMPAIAN, DAN
Lebih terperinciPutusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2005
Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2005 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : bahwa yang
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 238/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (dapat di paksakan) yang langsung dapat
Lebih terperinciPeredaran Usaha Arus Piutang cfm Pemeriksa Rp DPP PPN yang belum dilaporkan WP dalam SPM PPN nya tahun 2012 Rp
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-87217/PP/M.IA/16/2017 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa Nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi
Lebih terperinciNomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009
Nomor Putusan Pengadilan Pajak : Put-50255/PP/MXVI/16/2014 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Dasar Pengenaan Pajak
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 38/PMK.04/2010 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN FAKTUR PAJAK
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 38/PMK.04/2010 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN FAKTUR PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-73896/PP/M.XIB/16/2016. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2012
Putusan Nomor : Put-73896/PP/M.XIB/16/2016 Jenis Pajak : Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009 TENTANG TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DAN TATA CARA PENERBITAN
Lebih terperinciFAKTUR PAJAK STANDAR
FAKTUR PAJAK STANDAR Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : Pengusaha Kena Pajak : Alamat : NPWP : Tanggal Pengukuhan PKP : Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak : Alamat : NPWP : NPPKP : No.
Lebih terperinciSEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-79783/PP/M.IIB/99/2017. Tahun Pajak : 2008
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put79783/PP/M.IIB/99/2017 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak Duduk Perkara/ Pokok Sengketa:
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.03./2009 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN, PENGADMINISTRASIAN, PEMBAYARAN, SERTA PELUNASAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN/ATAU
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010 BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENGISIAN SERTA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) DIREKTUR
Lebih terperinciTabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-50514/PP/M.XIA/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.03/2009 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.03/2009 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN, PENGADMINISTRASIAN, PEMBAYARAN, SERTA PELUNASAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN/ATAU
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 13/PJ/2010 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 13/PJ/2010 TENTANG BENTUK, UKURAN, PROSEDUR PEMBERITAHUAN DALAM RANGKA PEMBUATAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN, DAN TATA
Lebih terperinciNomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2006
Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi positif atas
Lebih terperinciSEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017. Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa
Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam Gugatan ini adalah
Lebih terperinciC. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN
Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-382/PJ/2002 Tanggal : 13 Agustus 2002 A. Singkatan 1. APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2. APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Lebih terperinci: PUT.62748/PP/M.XIIA/99/2015
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.62748/PP/M.XIIA/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2000 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa gugatan ini adalah penolakan atas Permohonan Pengurangan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, PROSEDUR PEMBERITAHUAN DALAM RANGKA PEMBUATAN, TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.13, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak. Kelebihan Pembayaran. Pengembalian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG TATA
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan
BAB IV PEMBAHASAN Dalam evaluasi penerapan dan perbandingan Pajak Pertambahan Nilai sebelum dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan penelusuran atas laporan laba rugi, neraca,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa guna
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan M Dokumen ini diunduh dari situs http:// dan bukan merupakan salinan otentik putusan pengadilan. P U T U S A N Nomor: 156/B/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Lebih terperincisengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00);
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62435/PP/M.VIIIA/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT- 58582/PP/M.VIB/12/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap
Lebih terperinci2011, No.35 2 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Kelebihan Pembayaran Pajak. Penghitungan. Prosedur PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA
Lebih terperinciObjek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha
Faktur Pajak Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha b. penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha c.
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Penerbitan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut undang-undang dan pakar pajak sebagai berikut :
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Perpajakan II.1.1. Definisi Pajak Definisi pajak menurut undang-undang dan pakar pajak sebagai berikut : Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas
Lebih terperincibahwa Terbanding melakukan Koreksi Positif atas Pajak Masukan Yang Dapat dikreditkan Masa Pajak Agustus 2011 a quo
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.73443/PP/M.XIIB/16/2016 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : bahwa nilai sengketa terbukti dalam
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.03/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBERIAN IMBALAN BUNGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS
BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS LEMIGAS merupakan Instansi Pemerintah yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan, LEMIGAS
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. : 1. Para Kepala Kantor Wilayah DJP 2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak 3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2012 TENTANG PENUNJUKAN
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 2134/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut
Lebih terperinciTATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK STANDAR
PETUNJUK PENGISIAN Lampiran II TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK STANDAR 1. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak Standar. Diisi dengan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak Standar yang formatnya
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.03/2010 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGURANGAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG
Lebih terperincisebagai akibat dari (15): keterlambatan penyampaian SPT atas: SPT :... (16) Tahun Pajak/Masa Pajak*) :... (17) Tanggal :... (18)
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 91/PMK.03/2015 TENTANG : PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN, PEMBETULAN SURAT
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG
Lebih terperinciNomor :... (1)... (2) Lampiran :... (3) Hal : Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 /PMK.03/2015 TENTANG PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN, PEMBETULAN SURAT
Lebih terperinciPage : 1
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37/PJ/2009 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-27/PJ/2009 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, PROSEDUR PEMBERITAHUAN DALAM RANGKA PEMBUATAN, TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Ekspor. Kegiatan.
No.153, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Ekspor. Kegiatan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PMK.03/2010 TENTANG BATASAN KEGIATAN DAN JENIS JASA KENA
Lebih terperinciBAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pemahaman Perpajakan II.1.1 Definisi Pajak Adriani seperti dikutip Brotodihardjo (1998) mendefinisikan, Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
Lebih terperinci