Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009
|
|
- Inge Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor KEP-393/WPJ.07/2012 tanggal 27 Februari 2012 sehingga mengakibatkan timbulnya Jumlah Pajak yang harus dibayar sebesar Rp ,00 dengan jumlah yang tidak disetujui oleh Penggugat sebesar Rp ,00 yang merupakan Denda Pasal 14(4) KUP; : bahwa Tim Peneliti sependapat dengan Tim Pemeriksa Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Empat yang mengenakan sanksi administrasi Deride Pasal 14 ayat (4) UU KUP sebesar Rp ,00. : bahwa dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa STP PPN Nomor 00048/107/09/057/11 tanggal 04 April 2011 diterbitkan bukan sebagai akibat dari Surat Ketetapan Pajak sehingga menurut Penggugat STP PPN tersebut cacat secara hukum. Fakta dan Data Yang berdomisili di jalan YY adalah Penggugat sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 2372/KM.4/2008 tanggal 15 Oktober 2008 Tentang Penetapan Sebagai Kawasan Berikat dan Pemberian Persetujuan Pengusaha Kawasan Berikat (PKB) Merangkap Pengusaha Di Kawasan Berikat (PDKP) kepada Penggugat yang berlokasi di Jalan YY. Tidak ada dokumen penjualan yang menyatakan telah terjadi penyerahan lokal Barang Kena Pajak dari Penggugat kepada PT. Sainath Industries yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Semarang selaku pengawas di lokasi pabrik yang merupakan Kawasan Berikat. Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor KEP-393/WPJ.07/2012 tanggal 27 Februari 2012 sehingga mengakibatkan timbulnya Jumlah Pajak yang harus dibayar sebesar Rp ,00 dengan jumlah yang tidak disetujui oleh Penggugat sebesar Rp ,00 yang merupakan Denda Pasal 14(4) KUP; bahwa dalam persidangan Tergugat menyampaikan penjelasan lisan yang pada pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut; bahwa Pasal 37 huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2011 menyatakan: Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan yang diajukan gugatan kepada badan peradilan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf c Undang-Undang meliputi keputusan yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak selain: Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi; bahwa gugatan Penggugat adalah atas Surat Keputusan Penghapusan / Pengurangan Sanksi Administrasi sehingga berdasarkan Pasal 37 Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2011 bukan merupakan objek gugatan; bahwa menjawab pertanyaan Majelis mengenai pernyatan Tergugat dalam Surat Tanggapan yang menyatakan Surat Gugatan telah memenuhi ketentuan formal, Tergugat menjelaskan bahwa Surat Gugatan memang telah memenuhi ketentuan formal sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 40 dan 41 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak; bahwa Pasal 40 dan 41 a quo tidak membahas mengenai apakah produk hukum yang digugat merupakan obyek atau bukan obyek gugatan; bahwa Pasal 23 ayat (2) UU KUP mengatur mengenai Surat Ketetapan Pajak, yang berdasarkan Pasal 1 ayat 15 UU KUP dapat berupa SKPKB, SKPKBT, SKPN atau SKPLB, sehingga tidak ada hubungannya dengan Surat Tagihan Pajak yang merupakan alasan Penggugat mengajukan gugatan; bahwa Tergugat mempertanyakan dasar hukum yang digunakan oleh Penggugat dalam mengajukan gugatan, apakah Pasal 23 ayat (2) huruf c atau huruf d Undang- Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang KUP;
2 bahwa dalam persidangan Penggugat menyampaikan penjelasan lisan yang pada pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut; bahwa Pasal 23 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang KUP menyatakan: Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap: penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak. bahwa berdasarkan Pasal 23 ayat (2) huruf d UU KUP a quo, Penggugat berpendapat bahwa produk hukum yang digugat oleh Penggugat adalah merupakan objek gugatan dan oleh karena itu dapat diajukan gugatan kepada Pengadilan Pajak; bahwa Pasal 14 ayat (2) UU KUP menyatakan Surat Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak, sehingga Pasal 23 ayat (2) huruf d UU KUP juga berlaku atas Surat Tagihan Pajak; bahwa produk dari pemeriksaan pajak hanyalah STP, tidak ada SKP. Seandainya terbit SKP yang mendukung penerbitan STP, maka Penggugat dapat mengajukan banding atas SKP tersebut. Jika Penggugat tidak dapat mengajukan gugatan atas STP ini, langkah hukum apa yang dapat Penggugat lakukan, sebab Penggugat tidak dapat mengajukan banding atas STP; bahwa Penggugat pernah mengajukan surat nomor 010/SGI/PJK/2012 tanggal 06 Maret 2012 tentang Permintaan Keterangan Secara Tertulis atas dasar penolakan, namun sampai saat ini belum di jawab; bahwa selanjutnya Penggugat dalam persidangan menyampaikan bantahan tertulis tanpa nomor tertanggal 02 Juli 2012 yang pada pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut; bahwa STP No /107/09/057/11 cacat secara hukum karena tidak ada koreksi pajak maupun Surat Ketetapan Pajak yang menjadi dasar penerbitannya. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2011 tanggal 29 Desember 2011 Pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 Tentang Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang KUP Didalam penjelasan Pasal 30 Ayat 2 huruf a menyatakan sebagai berikut : " Yang dimaksud dengan sanksi administrasi meliputi sanksi yang terdapat dalam Surat Ketetapan Pajak Maupun dalam Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan sebagai akibat dari Surat Ketetapan Pajak " bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 37 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan menyatakan sebagai berikut; Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan yang diajukan gugatan kepada badan peradilan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf c Undang-Undang meliputi keputusan yang diterbitkan oleh Direktur lender& Pajak selain : Surat ketetapan pajak yang penerbitannya telah sesuai dengan prosedur atau tata cara penerbitan; Surat Keputusan Pembetulan; Surat Keputusan Keberatan yang penerbitannya telah sesuai dengan prosedur atau tats cara penerbitan; Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi; Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi; Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak; Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak; dan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak;
3 bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan menyatakan sebagai berikut : Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap : Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan atau Pengumuman Lelang; Keputusan Pencegahan dalam rangka penagihan pajak; Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26; atau Penerbitan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tatacara yang telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Hanya dapat diajukan kepada Badan Peradilan Pajak. bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 14 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 menyatakan sebagai berikut : " Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Surat Ketetapan Pajak " bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2002 Tentang Pengadilan pajak menyatakan sebagai berikut : Gugatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak. Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap pelaksanaan penagihan Pajak adalah 14 (empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaan penagihan. Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap Keputusan selain Gugatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima keputusan yang digugat. Jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) tidak mengikat apabila jangka waktu dimaksud tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan penggugat. Perpanjangan jangka waktu sebagaimana dimaksud daram ayat (4) adalah 14 (empat belas) hari terhitung sejak berakhirnya keadaan diluar kekuasaan penggugat. Terhadap 1 (satu) pelaksanaan penagihan atau 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Gugatan. Bahwa dengan demikian, pengajuan gugatan atas Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor : 393/WPJ.07/2012 tanggal 27 Februari 2012 ini, masih dalam tenggang waktu yang diijinkan oleh Undang-Undang Pengadilan Pajak atau setidak-tidaknya antara tenggang waktu pengiriman / pemberitahuan Putusan tersebut dengan pemnohonan gugatan ini belum lewat waktu sebagaimana telah ditentukan oleh peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, sudah sepatutnya-iah permohonan gugatan ini diterima oleh Majelis. bahwa atas bantahan tertulis Penggugat a quo, Tergugat dalam persidangan menyampaikan penjelasan lisan sebagi berikut; bahwa jika yang menjadi dasar hukum gugatan Penggugat adalah Pasal 23 ayat (2) huruf d Undang Undang KUP, maka seharusnya Penggugat juga memperhatikan ketentuan dalam Pasal 1 angka 15 Undang-Undang KUP yang menjelaskan maksud dari Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang disebutkan dalam Pasal 23 ayat (2) huruf d Undang Undang KUP a quo; bahwa Pasal 1 angka 15 Undang-Undang KUP menyatakan ; Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar ; bahwa yang diajukan gugatan oleh Penggugat adalah Surat Keputusan Tergugat Nomor KEP-393/WPJ.07/2012 tanggal 27 Februari 2012 tentang Pengurangan atau
4 Pembatalan Surat Tagihan Pajak Yang Tidak Benar Atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak April sampai dengan Agustus 2009 Nomor : 00048/107/09/057/11 tanggal 04 April 2011; bahwa selanjutnya Pasal 37 huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2011 menyatakan: Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan yang diajukan gugatan kepada badan peradilan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf c Undang-Undang meliputi keputusan yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak selain: Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi; bahwa gugatan Penggugat adalah atas Surat Keputusan Penghapusan / Pengurangan Sanksi Administrasi sehingga berdasarkan Pasal 37 Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2011 sehingga dengan demikian bukan merupakan objek gugatan; bahwa selanjutnya Tergugat dalam persidangan menyampaikan Penjelasan Tertulis Nomor S-5700/PJ.07/2012 tanggal 20 Juli 2012 yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut: bahwa sehubungan dengan sidang perkara gugatan atas nama Penggugat, NPWP terhadap Keputusan Tergugat Nomor: KEP-393/WPJ.07/2012 tanggal 27 Februari 2012 tentang Pengurangan atau Pembatalan STP yang tidak benar kedua atas STP nomor: 00048/107/09/057/11 tanggal 4 April 2011 Masa Pajak April s.d Agustus 2009 (selanjutnya disebut KEP-393/WPJ.07/2012), untuk melengkapi dalil-dalil yang telah Tergugat sampaikan melalui Surat Tanggapan Nomor S-1600/WPJ.07/2012 tanggal 17 April 2012 maupun secara lisan pada persidangan, dengan ini Tergugat menyampaikan tanggapan tertulis sebagai berikut : POKOK SENGKETA Yang menjadi pokok sengketa pada sidang gugatan yaitu keberatan Penggugat atas dalil Tergugat yang menyatakan bahwa KEP-393/WPJ.07/2012 bukan merupakan objek gugatan sehingga sudah seharusnya Majelis Hakim Pengadilan Pajak menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet onvankelijke velkraad). Pada persidangan, Penggugat menyatakan bahwa dasar penerbitan STP PPN Barang dan Jasa Nomor: 00048/107/09/057/11 tanggal 4 April 2011 telah bertentangan dengan Penjelasan Pasal 30 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun FAKTA Penggugat mengajukan permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan Pajak (Surat Tagihan Pajak) yang tidak benar kedua atas STP nomor: 00048/107/09/057/11 tanggal 4 April 2011 Masa Pajak April s.d Agustus 2009 melalui Surat Nomor 029/SGI/PJK/2011 tanggal 21 Oktober 2011 yang diterima Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Empat pada tanggal 27 Januari 2011 berdasarkan LPAD Nomor PEM:001945\057\oct\2011 tanggal 24 Oktober Atas permohonan Penggugat tersebut, Tergugat telah menerbitkan KEP- 393/WPJ.07/2012. Selanjutnya atas KEP-393/WPJ.07/2012 tersebut Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Pajak melalui Surat Gugatan Nomor 011/SGI/PJK/2012 tanggal 7 Maret 2012 yang diterima Pengadilan Pajak pada tanggal 12 Maret Berdasarkan Surat Gugatan Nomor 011/SGI/PJK/2012 tanggal 7 Maret 2012 diketahui bahwa Penggugat mengajukan gugatan dengan alasan karena permohonan kedua Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan Pajak Yang Tidak Benar atas STP PPN Barang dan Jasa Nomor: 00048/107/09/057/11 tanggal 4 April 2011 telah ditolak oleh Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus. Namun demikian dalam surat gugatan tersebut tidak dicantumkan atas dasar hukum apa Penggugat mengajukan gugatan.
5 DASAR HUKUM Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (selanjutnya disebut UU PP), menyatakan: Pasal 1 angka 7 Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung Pajak terhadap pelaksanaan penagihan Pajak atau terhadap keputusan yang dapat diajukan Gugatan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Pasal 31 ayat (3) Pengadilan Pajak dalam hal Gugatan memeriksa dan memutus sengketa atas pelaksanaan penagihan Pajak atau Keputusan pembetulan atau Keputusan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 (selanjutnya disebut UU PPN), menyatakan: Pasal 4 ayat (1) huruf a dan huruf f Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas: a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha; f. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; Pasal 13 ayat (1) Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap: penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a atau huruf f dan/atau Pasal 16D; Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undangundang Nomor 28 Tahun 2007 (selanjutnya disebut UU KUP), menyatakan: Pasal 1 angka 15 dan angka 20 (15) Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. (20) Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2) Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila: a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar; b. dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung; c. Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga; d. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu; e pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, selain: 1. identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya;atau 2. identitas pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, dalam hat penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran; f. Pengusaha Kena Pajak melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak; atau g. Pengusaha Kena Pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6a) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya.
6 Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak. Penjelasan Pasal 14 ayat (2) Surat Tagihan Pajak menurut ayat ini disamakan kekuatan hukumnya dengan surat ketetapan pajak sehingga dalam hal penagihannya dapat juga dilakukan dengan Surat Paksa. Pasal 23 ayat (2) (2) Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap: a. pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman Lelang; b. keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak; c. keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26; atau d. penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak. Pasal 36 ayat (1) huruf c (1) Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat : c. mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 yang tidak benar;atau Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (selanjutnya disebut PP 74/2011), menyatakan: Pasal 30 ayat (2) huruf a Wajib Pajak yang mengajukan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat mengajukan permohonan: pengurangan, penghapusan, atau pembatalan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang perpajakan; Penjelasan Pasal 30 ayat (2) huruf a Yang dimaksud dengan sanksi administrasi meliputi sanksi yang terdapat dalam surat ketetapan pajak maupun dalam Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan sebagai akibat dari penerbitan surat ketetapan pajak. Pasal 37 Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan yang diajukan gugatan kepada badan peradilan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf c Undang-Undang meliputi keputusan yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak selain: a. surat ketetapan pajak yang penerbitannya telah sesuai dengan prosedur atau tata cara penerbitan; b. Surat Keputusan Pembetulan; c. Surat Keputusan Keberatan yang penerbitannya telah sesuai dengan prosedur atau tata cara penerbitan; d. Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi; e. Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi; f. Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak; g. Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak; dan h. Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak. PENDAPAT TERGUGAT Pendapat Tergugat yang menyatakan bahwa KEP-393/WPJ.07/2012 bukan merupakan objek gugatan sehingga sudah seharusnya Majelis Hakim Pengadilan Pajak menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet onvankelijke velkraad), dengan dalil-dalil sebagai berikut:
7 Pada persidangan tanggal 11 Juni 2012, Penggugat menyatakan bahwa pengajuan gugatan berdasarkan Pasal 23 ayat (2) huruf c UU KUP, atas dalil Penggugat tersebut Tergugat berpendapat sebagai berikut: KEP-393/WPJ.07/2012 yang digugat Penggugat ke Pengadilan Pajak adalah Keputusan Tergugat tentang Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan Pajak Yang Tidak Benar atas STP PPN Barang dan Jasa Nomor: 00048/107/09/057/11 tanggal 4 April 2011 yang merupakan jawaban dari permohonan Penggugat berdasarkan Pasal 36 ayat (1) huruf c UU KUP. Mengacu pada Pasal 37 huruf d PP 74/2011, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi bukan termasuk dalam pelaksanaan keputusan perpajakan yang dapat diajukan gugatan kepada badan peradilan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf c UU KUP. Dengan demikian, KEP-393/WPJ.07/2012 bukan merupakan objek gugatan. Oleh karena itu sesuai Pasal 31 ayat (3) UU PP Tergugat berpendapat sudah sepatutnyalah Majelis Hakim Yang Mulia menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet onvankelijke velkraad). Sementara itu berdasarkan dalil Penggugat yang disampaikan pada persidangan tanggal 2 Juli 2012 yang didukung pula dengan penjelasan tertulis Penggugat, Penggugat menyatakan bahwa gugatan Penggugat memenuhi syarat formal karena diajukan berdasarkan Pasal 23 ayat (2) huruf d UU KUP dengan mengutip Pasal 14 ayat (2) UU KUP. Atas dalil Penggugat tersebut Tergugat telah menyatakan bahwa: Penggugat telah salah dan keliru menafsirkan bunyi Pasal 14 ayat (2) UU KUP tersebut. Berdasarkan Pasal 1 angka 15 UU KUP, Surat Tangihan Pajak (Surat Tagihan Pajak) bukan termasuk dalam pengertian Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan dalam memahami Pasal 14 ayat (2) UU KUP Penggugat seharusnya juga membaca Penjelasan Pasal 14 ayat (2) UU KUP, dimana dinyatakan bahwa Surat Tagihan Pajak menurut ayat ini disamakan kekuatan hukumnya dengan surat ketetapan pajak sehingga dalam hal penagihannya dapat juga dilakukan dengan Surat Paksa. Jadi yang disamakan kekuatan hukumnya adalah dalam hal penagihannya, bukan berarti Surat Tagihan Pajak menjadi termasuk dalam pengertian SKP. Oleh karena terbukti STP PPN Barang dan Jasa Nomor: 00048/107/09/057/11 bukan termasuk dalam pengertian SKP, maka dalil Penggugat yang menyatakan bahwa pengajuan gugatan berdasarkan pada Pasal 23 ayat (2) huruf d UU KUP terbukti telah salah dan keliru. Oleh karena itu sesuai Pasal 31 ayat (3) UU PP Tergugat berpendapat sudah sepatutnya-lah Majelis Hakim Yang Mulia menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet onvankelijke velkraad). Alasan Penggugat yang menyatakan bahwa mengajukan gugatan berdasarkan Pasal 23 ayat (2) huruf d UU KUP didasarkan pada dalil Penggugat yang menyatakan bahwa terdapat pelanggaran dalam prosedur penerbitan Surat Tagihan Pajak yaitu tidak sesuai dengan Penjelasan Pasal 30 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011, dimana penerbitan STP PPN Barang dan Jasa Nomor: 00048/107/09/057/11 telah cacat hukum karena tidak ada koreksi pajak maupun SKP yang mendasari penerbitannya. Atas dalil Penggugat tersebut Tergugat telah menyatakan bahwa: Tergugat menyatakan tidak setuju dan sangat keberatan dengan dalil Penggugat tersebut di atas. Penggugat telah keliru menafsirkan Penjelasan Pasal 30 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun Dalam memahami Penjelasan Pasal 30 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 seharusnya Penggugat membaca pula Pasal 30 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 karena penjelasan suatu pasal tidak berdiri sendiri dan pasti merupakan penjelasan dari pasal dalam batang tubuh. Pasal 30 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 yang berbunyi Wajib Pajak yang mengajukan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat mengajukan permohonan: a. pengurangan, penghapusan, atau pembatalan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan; sementara itu pada Penjelasan Pasal 30 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011, Yang dimaksud dengan sanksi administrasi meliputi sanksi yang terdapat dalam surat ketetapan pajak maupun dalam Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan sebagai akibat dari penerbitan surat ketetapan pajak. Maksud dari Pasal tersebut beserta penjelasannya adalah membatasi Wajib Pajak dalam menempuh upaya hukum atas suatu ketetapan pajak yang telah diterbitkan oleh Tergugat, sehingga apabila Wajib Pajak menempuh upaya hukum berupa keberatan atas (Pasal 25 UU KUP) maka akan tertutup kemungkinan bagi Wajib Pajak untuk menempuh upaya hukum berupa pengurangan, penghapusan atau pembatalan
8 sanksi berupa bunga, denda dan kenaikan (sesuai Pasal 36 ayat (1) UU KUP) baik SKP yang sama maupun atas Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan sebagai akibat dari diterbitkannya SKP tersebut. Berdasarkan Pasal 14 ayat (1) UU KUP, Surat Tagihan Pajak dapat berdiri sendiri tanpa didahului dengan adanya penerbitan SKP. Oleh karena itu telah salah dan keliru dalil Penggugat yang menyatakan bahwa penerbitan Surat Tagihan Pajak PPN Barang dan Jasa Nomor: 00048/107/09/057/11 tidak sesuai dengan Penjelasan Pasal 30 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 karena telah diterbitkan tanpa adanya penerbitan SKP yang mendahuluinya. Setelah Tergugat membaca dengan teliti Surat Gugatan Nomor 011/SGI/PJK/2012 tanggal 7 Maret 2012 yang diterima Pengadilan Pajak pada tanggal 12 Maret 2012, baik pada bagian pengantar maupun alasan gugatan, Tergugat berpendapat sebagai berikut: Dasar hukum pengajuan gugatan tidak jelas, yaitu tidak diketahuinya berdasarkan Pasal berapa dalam UU KUP Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Pajak. Oleh karena itu Tergugat berpendapat bahwa gugatan Penggugat tidak jelas atau kabur (obscuur libel) sehingga sudah sepatutnya-lah Majelis Hakim Yang Mulia menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet onvankelijke velkraad). Dalil Tergugat tersebut di atas sesungguhnya telah sesuai dengan beberapa pendapat ahli hukum diantaranya: Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H., Hukum Acara Perdata Indonesia, 2006, Cetakan ke Tujuh, hal. 55, Penerbit Liberty Yogyakarta Bagaimana dengan yang dinamakan obscuur libel? Arti obscuur libel itu sendiri adalah tulisan yang tidak terang. Adapun yang dimaksud adalah gugatan yang berisi pernyataan-pernyataan yang bertentangan satu sama lain (Stein, 1973: 94). Pada umumnya gugatan yang mengadung obcuur libel berakibat tidak dapat diterimanya gugatan. Berkaitan dengan materi gugatan berkaitan dengan penerbitan STP PPN Barang dan Jasa Nomor: 00048/107/09/057/11, Tergugat berpendapat sebagai berikut: Terdapat ekspor yang diakui Penggugat sebagai penyerahannya padahal berdasarkan PEB maupun jawaban konfirmasi dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas Nomor S- 277/WBC.09/KPP.09/KPP/MP.01/2011 tanggal 8 Februari 2011 terbukti bahwa ekspor dilakukan oleh PT Sainath Industries. PT Sainath Industries dengan NPWP/NPPKP dan (sebelumnya ), sementara Penggugat (PT Sai Garments Industries) dengan NPWP/NPPKP adalah dua entitas yang berbeda. Tidak ada data atau informasi yang mendukung bahwa NPWP/NPPKP PT Sainath Industries telah dihapus atau dicabut. Penggugat sendiri telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) sejak 6 Juni Sementara itu berdasarkan penelitian atas dokumen Penggugat diketahui bahwa benar telah terjadi penyerahan BKP dari Penggugat kepada customer. Oleh karena itu jika tidak terdapat koreksi atas jumlah penyerahan BKP oleh Penggugat hal tersebut telah sesuai dengan fakta. Namun demikian, Penggugat tidak dapat membuktikan bahwa atas penyerahan tersebut telah diterbitkan Faktur Pajak sebagaimanan diwajibkan dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a UU PPN, sebab PEB yang diakui Penggugat terbukti bukan atas nama Penggugat. Mengacu pada Pasal 14 ayat (1) huruf d UU KUP, Tergugat dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak dalam hal pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat faktur pajak. Dengan demikian penerbitan STP PPN Barang dan Jasa Nomor: 00048/107/09/057/11 Masa Pajak April Agustus 2009 telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan Pasal 36 ayat (1) huruf c UU KUP, Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat : c.mengurangkan atau membatalkan membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 yang tidak benar;atau. Oleh karena berdasarkan uraian di atas penerbitan STP PPN Barang dan Jasa Nomor: 00048/107/09/057/11 Masa Pajak April Agustus 2009 telah sesuai dengan ketentuan yang perundang-undangan perpajakan yang berlaku, maka tidak ada alasan bagi Tergugat untuk mengabulkan permohonan
9 pengurangan atau pembatalan STP yang tidak benar yang diajukan Penggugat. Dengan demikian penerbitan KEP-393/WPJ.07/2012 telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Berdasarkan uraian di atas penerbitan STP PPN Barang dan Jasa Nomor: 00048/107/09/057/11 Masa Pajak April Agustus 2009 dan KEP-393/WPJ.07/2012 telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Sehingga sudah sepatutnya-lah Majelis Hakim Yang Mulia menolak gugatan Penggugat. KESIMPULAN Berdasarkan fakta, dasar hukum dan pendapat Tergugat di atas, maka dapat disimpulkan: Dasar hukum pengajuan gugatan tidak jelas, dimana dalam Surat Gugatan Nomor 011/SGI/PJK/2012 tanggal 7 Maret 2012 tidak diketahui berdasarkan Pasal berapa dalam UU KUP Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Pajak. Pada dua kali persidangan yaitu tanggal 11 Juni dan 2 Juli 2012, Penggugat menyatakan dasar hukum yang berbeda-beda dalam pengajuan gugatannya. Oleh karena itu Tergugat berpendapat bahwa gugatan Penggugat tidak jelas atau kabur (obscuur libel). Berdasarkan Pasal 37 huruf d PP 74/2011, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi bukan termasuk dalam pelaksanaan keputusan perpajakan yang dapat diajukan gugatan kepada badan peradilan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf c UU KUP, sehingga KEP-393/WPJ.07/2012 bukan merupakan objek gugatan. STP PPN Barang dan Jasa Nomor: 00048/107/09/057/11 bukan termasuk dalam pengertian SKP, maka dalil Penggugat yang menyatakan bahwa pengajuan gugatan berdasarkan pada Pasal 23 ayat (2) huruf d UU KUP terbukti telah salah dan keliru. Berdasarkan Pasal 14 ayat (1) UU KUP, Surat Tagihan Pajak dapat berdiri sendiri tanpa didahului dengan adanya penerbitan SKP. Oleh karena itu telah salah dan keliru dalil Penggugat yang menyatakan bahwa penerbitan Surat Tagihan Pajak PPN Barang dan Jasa Nomor: 00048/107/09/057/11 tidak sesuai dengan Penjelasan Pasal 30 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 karena telah diterbitkan tanpa adanya penerbitan SKP yang mendahuluinya. Berdasarkan pemeriksaan Tergugat atas pembukuan Penggugat terbukti telah terjadi penyerahan BKP kepada customer, namun Penggugat tidak dapat membuktikan bahwa atas penyerahan tersebut telah diterbitkan Faktur Pajak sebagaimanan diwajibkan dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a UU PPN, sebab PEB yang diakui Penggugat terbukti bukan atas nama Penggugat. Penggugat berpendapat bahwa penerbitan STP PPN Barang dan Jasa Nomor: 00048/107/09/057/11 Masa Pajak April Agustus 2009 berdasarkan pada Pasal 14 ayat (1) UU KUP telah benar dan tepat. Dengan demikian tidak ada alasan bagi Terbanding untuk mengabulkan permohonan pengurangan atau pembatalan STP yang tidak benar yang diajukan Penggugat. Dengan demikian penerbitan KEP-393/WPJ.07/2012 telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Oleh karena itu, Tergugat memohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet onvankelijke velkraad) atau setidak-tidaknya menolak gugatan Penggugat. bahwa menurut Majelis, Penggugat mengajukan gugatan atas Keputusan Tergugat Nomor: KEP-393/WPJ.07/2012 tanggal 27 Februari 2012 tentang Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan Pajak Yang Tidak Benar Atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak April sampai dengan Agustus 2009 Nomor : 00048/107/09/057/11 tanggal 04 April 2011; bahwa Penggugat melakukan ekspor langsung kepada pembeli/buyer di Luar Negeri dengan nama eksportir PT. Sainath Industries selama masa peralihan dari bulan Januari 2009 s.d. Agustus 2009, sebagaimana ditegaskan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Dan Cukai Madya Pabean Tanjung Emas Semarang dengan suratnya nomor: S-97/WBC.09/KPP.MP.02/2011 tanggal 14 Januari 2011 dan nomor : S-483/WBC.09/KPP.MP.01/2011 tanggal 17 Maret 2011 yang menyatakan : "Bahwa berdasarkan data Sistem Aplikasi Pelayanan Ekspor KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Emas diketahui bahwa PT. XXX masih mengajukan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (FEB) atas nama PT. Sainath Industries sampai dengan bulan Agustus 2009 yaitu dengan PEB nomor tanggal 13 Agustus 2009 ".
10 bahwa Di dalam PEB tercantum nama dan alamat eksportir yaitu PT. Sainath Industries.11. Pelabuhan Nusantara II Tanjung Priok Jakarta Utara Cabang Semarang JL Brigjen Sudiarto KM.12 Semarang, sedangkan PT. Sainath Industries cabang Semarang telah dicabut izin sebagai Penyelenggara Kawasan Berikat (PKB) maupun Pengusaha Di Kawasan Berikat (PDKB) dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 2371/KM.4/2008 tanggal 15 Oktober 2008; bahwa yang berdomisili di JI. YY terhitung sejak tanggal 15 Oktober 2008 adalah Penggugat sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 2372/KM.4/2008 tanggal 15 Oktober 2008 Tentang Penetapan Sebagai Kawasan Berikat dan Pemberian Persetujuan Penyelenggara Kawasan Berikat (PKB) Merangkap Pengusaha Di Kawasan Berikat (PDKB) kepada Penggugat yang berlokasi di Jalan YY; bahwa berdasarkan jawaban konfirmasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas S-2771WBC.09/KPP.MP.01/2011 tanggal 08 Februari 2011 bahwa semua PEB yang dikonfirmasi atas nama PT Sainath Industries. Hasil Cross Check dari portal DJP mengenai informasi data PEB juga menyebutkan nama eksportir Penggugat, sehingga secara material PEB April sampai dengan Agustus 2009 di atas milik Penggugat namun secara formal tidak sesuai pasal 13 ayat 5 UU PPN. bahwa menurut Majelis, Penggugat mengajukan gugatan atas Keputusan Tergugat Nomor: KEP-393/WPJ.07/2012 tanggal 27 Februari 2012; bahwa Keputusan Tergugat Nomor: KEP-393/WPJ.07/2012 tanggal 27 Februari 2012 adalah Keputusan atas permohonan Penggugat dalam suratnya nomor 029/SGI/PJK/2011 tanggal 21 Oktober 2011; bahwa Penggugat dengan suratnya nomor 029/SGI/PJK/2011 tanggal 21 Oktober 2011 mengajukan permohonan kedua pengurangan atau pembatalan STP PPN nomor : 00048/107/09/057/11 tanggal 4 April 2011 Masa Pajak April s.d Agustus 2009; bahwa Majelis berpendapat mengurangkan atau membatalkan STP yang tidak benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 Undang-Undang KUP adalah kewenangan Tergugat; bahwa menurut Majelis tidak terdapat kesalahan dalam kewenangan memutus, waktu penerbitan maupun redaksional atas Keputusan Tergugat nomor KEP- 393/WPJ.07/2012 tanggal 27 Februari 2012 a quo; bahwa sesuai Pasal 36 ayat (1) huruf a,b,c dan d, Undang-Undang KUP, pengurangan, pembatalan sanksi administrasi / ketetapan yang tidak benar / hasil pemeriksaan adalah merupakan kewenangan Direktur Jenderal Pajak; bahwa dengan demikian kewenangan mengenai kebenaran material penerbitan STP a quo adalah pada Tergugat sehingga Majelis berpendapat mempertahankan Keputusan Tergugat nomor KEP-393/WPJ.07/2012 tanggal 27 Februari 2012 dan menolak gugatan Penggugat; Memperhatikan Mengingat Memutuskan : Surat Gugatan Penggugat, Surat Tanggapan Tergugat, Surat Bantahan bukti-bukti yang ada dalam berkas gugatan, hasil pemeriksaan dan pembuktian dalam persidangan tersebut di atas; : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini; : Menyatakan menolak permohonan gugatan Penggugat terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-393/WPJ.07/2012 tanggal 27 Februari 2012 tentang Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan Pajak Yang Tidak Benar Atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak April sampai dengan Agustus 2009 Nomor : 00048/107/09/057/11 tanggal 04 April 2011, atas nama : XXX, NPWP : YYY;
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan
Lebih terperinciNomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011
Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put-4/PP/M.XIIA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap permohonan Pengurangan
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan M Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43000/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah gugatan terhadap Keputusan
Lebih terperincibahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.
Putusan : Put-87868/PP/M.VA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah
Lebih terperinciSURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN BANDING, PUTUSAN GUGATAN, DAN PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI A Umum DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Lebih terperinciMenurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :
Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put.53311/PP/M.XVIIIB/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Penerbitan Surat
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan
Lebih terperinci: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.611/PP/M.XB/99/215 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 212 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Keputusan Tergugat
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008
Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat Keputusan
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46597/PP/M.II/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : Pajak Pertambahan
Lebih terperincibahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-86336/PP/M.VIA/99/2017 Jenis Pajak : Gugatan Pajak Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa Menurut Tergugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah penerbitan
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor. : Put.47389/PP/M.X/99/2013. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.47389/PP/M.X/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Tergugat Nomor
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap
Lebih terperinciPENETAPAN DAN KETETAPAN
PENETAPAN DAN KETETAPAN Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak.
Lebih terperinciNomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72331/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak : bahwa yang menjadi sengketa
Lebih terperinci: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak
Putusan Nomor : Put.69128/PP/M.IA/16/2016 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : bahwa nilai sengketa terbukti dalam
Lebih terperincibahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72332/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : Gugatan Pajak : bahwa nilai sengketa terbukti dalam gugatan
Lebih terperinciSEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-79783/PP/M.IIB/99/2017. Tahun Pajak : 2008
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put79783/PP/M.IIB/99/2017 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak Duduk Perkara/ Pokok Sengketa:
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36095/PP/M.III/99/2012. Tahun Pajak : 2011
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36095/PP/M.III/99/2012 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Pengugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG
Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, DAN/ATAU
Lebih terperinci: PUT.62748/PP/M.XIIA/99/2015
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.62748/PP/M.XIIA/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2000 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa gugatan ini adalah penolakan atas Permohonan Pengurangan
Lebih terperinciTabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-50514/PP/M.XIA/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap
Lebih terperinciNomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008
Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT- 49617/PP/M.XIII/16/213 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1715/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai
Lebih terperinci: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007
Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 : PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah koreksi
Lebih terperinciSEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.
Putusan Nomor : PUT-112135.16/2014/PP/M.VIB Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa
Lebih terperinciMANAJEMEN PERPAJAKAN
MANAJEMEN PERPAJAKAN MODUL 9 Dosen : Jemmi Sutiono Ruang : B-305 Hari : Minggu Jam : 13:30 16:00 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011 Manajemen Perpajakan Jemmi Sutiono Pusat
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan M Dokumen ini diunduh dari situs http:// dan bukan merupakan salinan otentik putusan pengadilan. P U T U S A N Nomor: 156/B/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSurat Tergugat Nomor: S-1744/WPJ.32/KP.01/2013 tanggal 10 Juli 2013;
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.52908/PP/M.IIB/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2013 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat
Lebih terperinci: bahwa Undang-undang PPN mengatur/memerintahkan Menteri Keuangan (bukan PP) untuk:
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.36258/PP/M.IV/99/2012 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Penghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009 TENTANG TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DAN TATA CARA PENERBITAN
Lebih terperinci, No.1645 sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undan
No.1645, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Sanksi Administrasi. Pengurangan. Pajak Bumi dan Bangunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG PENGURANGAN
Lebih terperinciDirektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1714/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG.
PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG. 1 ALUR KUP WP SPT SKP Inkraacht 3 bulan (dikrim) Daftar Inkraacht Pemeriksaan Keberatan Inkraacht 5 tahun 3 bulan(dite rima)
Lebih terperinciPokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor KEP- 105/WPJ.07/2015 tanggal 12 Januari 2015;
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : 63911/PP/M.XVA/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : Maret 2013 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor
Lebih terperinciPasal 26 UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009. Pasal 36 ayat (1) huruf a, UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009.
LAMPIRAN I NOMOR WEWENANG YANG DILIMPAHKAN LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JAKARTA KHUSUS DAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT WAJIB PAJAK BESAR WEWENANG JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM DILIMPAHKAN KEPADA 1.
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap gugatan terhadap
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.28305/PP/M.XV/99/2011. Tahun Pajak : 2009
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.28305/PP/M.XV/99/2011 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa berdasarkan penelitian Majelis atas data dan keterangan yang terdapat dalam berkas
Lebih terperinciSelf assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP
Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Pajak pada prinsipnya terutang pada saat timbulnya objek pajak yang dapat dikenai pajak, tetapi untuk kepentingan administrasi perpajakan
Lebih terperinciPutusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP
Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa
Lebih terperinci197/PMK.03/2015 PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK P
197/PMK.03/2015 PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK P Contributed by Administrator Monday, 02 November 2015 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciNomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009
Nomor Putusan Pengadilan Pajak : Put-50255/PP/MXVI/16/2014 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Dasar Pengenaan Pajak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Penerbitan suatu Surat Ketetapan Pajak (SKP) hanya terbatas kepada Wajib Pajak tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian Surat
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah gugatan terhadap Keputusan Tergugat Nomor
Lebih terperinciNO. URUT WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM DILIMPAHKAN KEPADA KETERANGAN
LAMPIRAN I PERATURAN NOMOR : PER165/PJ/2005 TENTANG : PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN NOMOR KEP297/PJ/2002 TENTANG PELIMPAHAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK KEPADA PARA PEJABAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciPPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust
: Put. 43692/PP/M.XV/16/2013 Mahkamaa Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-103678.16/2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah 1. Koreksi
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN, PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEHUBUNGAN DENGAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang: bahwa dalam rangka
Lebih terperinciP U T U S A N NOMOR : 103/C/PK/PJK/2007
P U T U S A N NOMOR : 103/C/PK/PJK/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sebagai berikut dalam
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA
BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA Didalam bab ini akan dilakukan analisis atau pembahasan hasil pemeriksaan, keberatan sampai dengan keluarnya
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN JALAN BINTARO UTAMA SEKTOR V BINTARO JAYA, TANGERANG SELATAN 15222 TELEPON (021) 7361654-58;
Lebih terperinciKoreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT. 49902/PP/M.X/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap
Lebih terperinciPokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :
: Put-44250/PP/M.VIII/16/2013 Maia Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN JLN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : Menurut Terbanding
Lebih terperincibahwa Terbanding melakukan Koreksi Positif atas Pajak Masukan Yang Dapat dikreditkan Masa Pajak Agustus 2011 a quo
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.73443/PP/M.XIIB/16/2016 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : bahwa nilai sengketa terbukti dalam
Lebih terperinciGAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA
BAB III GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA 3.1Definisi Faktur Pajak Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak
Lebih terperinciSEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26
Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 26 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa pokok sengketa dalam banding ini adalah diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Lebih terperinciSEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86509/PP/M.VII.A/19/2017. Jenis Pajak : Bea Masuk
Putusan Nomor : Put-86509/PP/M.VII.A/19/2017 Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa : bahwa dalam yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah banding atas Surat Penetapan Kembali
Lebih terperinciPokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013 tanggal 03 Oktober 2013;
Nomor Putusan Pengadilan Pajak : Put-52546/PP/M.XVA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-09/BC/2009 TENTANG PETUNJUK PENYELESAIAN URUSAN PUNGUTAN EKSPOR DIREKTUR
Lebih terperinci1 of 5 21/12/ :19
1 of 5 21/12/2015 14:19 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETETAPAN PAJAK DAN SURAT TAGIHAN
Lebih terperinciLAMPIRAN A KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP - 05/PJ.24/1995 TENTANG
1 0 2 LAMPIRAN A KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP - 05/PJ.24/1995 TENTANG BENTUK SURAT TAGIHAN PAJAK DAN SURAT KETETAPAN PAJAK PENGHASILAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA PAJAK PENJUALAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK... 1)
LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-28/PJ/2010 TENTANG : PROSEDUR PENANGANAN SURAT URAIAN BANDING ATAU SURAT TANGGAPAN DAN PERSIAPAN MENGHADIRI PERSIDANGAN BANDING ATAU GUGATAN DI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.902, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak. Surat Ketetapan. Tagihan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA PENERBITAN
Lebih terperinciPokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal 15 Oktober 2015;
Putusan Nomor : 72832/PP/M.IIIA/99/2016 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal
Lebih terperinciSEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa nilai sengketa terbukti dalam banding ini adalah koreksi
Lebih terperinciPutusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2005
Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2005 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : bahwa yang
Lebih terperincisengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00);
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62435/PP/M.VIIIA/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 74/PJ/2015 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 4 Desember 2015 A. Umum SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 74/PJ/2015 TENTANG PELAKSANAAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Menimbang : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 Peraturan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
BAB III GAMBARAN DATA A. Pengertian Penagihan Pajak Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciSEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017. Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa
Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam Gugatan ini adalah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN JALAN BINTARO UTAMA SEKTOR V BINTARO JAYA, TANGERANG SELATAN 15222 TELEPON (021) 7361654-58;
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG
Lebih terperinciPER - 50/PJ/2009 TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT
PER - 50/PJ/2009 TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT Contributed by Administrator Monday, 07 September 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori dan Literatur 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah sebuah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan saling berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciPERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Modul ke: PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -17 /BC/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -17 /BC/2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN
Lebih terperincibahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:
utusan Nomor : Put-73893/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : ahun Pajak : 2013 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang
Lebih terperinciKementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pembetulan
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pembetulan PJ.091/KUP/S/022/2014-00 Dasar Hukum Pasal 16 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 117/PMK.04/2008 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 117/PMK.04/2008 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PEMBETULAN ATAS SURAT TAGIHAN ATAU SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN DAN PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN ATAS SANKSI
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2017 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGURANGAN DENDA ADMINISTRASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214/PMK.04/2008 TENTANG PEMUNGUTAN BEA KELUAR
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214/PMK.04/2008 TENTANG PEMUNGUTAN BEA KELUAR MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (5), Pasal 14, dan Pasal 18 Peraturan
Lebih terperinciNomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2006
Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi positif atas
Lebih terperinciPenggantian ke 2 (dua) :
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.38645/PP/M.XIII/16/2012 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58791/PP/M.XB/99/2015. Tahun Pajak : 2013
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58791/PP/M.XB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2013 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Surat Tergugat Nomor
Lebih terperinciBAB II TEORI PERPAJAKAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI, PENGADILAN PAJAK DAN BANDING PAJAK
BAB II TEORI PERPAJAKAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI, PENGADILAN PAJAK DAN BANDING PAJAK 2.1 Perpajakan 2.1.1. Pengertian Pajak Tentang pengertian pajak, ada beberapa pendapat dari para ahli, antara lain:
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-40/PJ/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 91/PMK.03/2015
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5268 EKONOMI. Pajak. Hak dan Kewajiban. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162) I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK, PERUBAHAN DATA DAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA
Lebih terperinciWEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN KEPADA PARA PEJABAT PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Lampiran II Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Kep22/PJ1995 sebagaimana telah telah diubah terakhir dengan Kep279/PJ1998 YANG DILIMPAHKAN KEPADA PARA PEJABAT PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK BUMI DAN
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUTUSAN SIDANG PENGADILAN PAJAK PADA KASUS BANDING PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUTUSAN SIDANG PENGADILAN PAJAK PADA KASUS BANDING PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Arfian Maranatha Agung Handoko Anna Purwaningsih Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciPengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI ACCOUNT REPRESENTATIVE TINGKAT DASAR BAHAN AJAR Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar Oleh: T i m Widyaiswara Pusdiklat Pajak KEMENTERIAN KEUANGAN
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 13/PJ/2010 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 13/PJ/2010 TENTANG BENTUK, UKURAN, PROSEDUR PEMBERITAHUAN DALAM RANGKA PEMBUATAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN, DAN TATA
Lebih terperinci