STUDI PERENCANAAN KONSTRUKSI TUBUH BENDUNGAN PADA WADUK SUPLESI KONTO WIYU DI KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi

1 STUDI PERENCANAAN KONSTRUKSI TUBUH BENDUNGAN PADA WADUK SUPLESI KONTO WIYU DI KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG PROVINSI JAWA TIMUR Brigitta Mutiara Adhyaksa 1, Heri Suprijato 2, Dia Sisiggih 2 1 Mahasiswa Sarjaa Tekik Jurusa Pegaira Uiversitas Brawijaya 2 Dose Jurusa Tekik Pegaira Fakultas Tekik Uiversitas Brawijaya brigitta.mutiara@gmail.com ABSTRAK Dalam ragka pemeuha kebutuha air irigasi utuk Daerah Irigasi Sima, aka direcaaka Beduga Koto Wiyu yag dapat dimafaatka utuk meampug pasoka air dari Sugai Koto Wiyu sebagai tambaha supply air kepada DI Sima. Perecaaa tubuh beduga berdasarka pertimbaga topografi da hidrologi, dega tipe beduga adalah beduga uruga zoal iti tegak. Selajutya, aka diaalisis stabilitas tubuh beduga da podasi terhadap rembesa da stabilitas lereg beduga dalam berbagai kodisi. Dari hasil studi didapatka dimesi desai tubuh beduga berdasarka Q 1000th da dikotrol oleh Q PMF atara lai tiggi beduga 38 m, elevasi pucak +1245, lebar pucak beduga 10 m, kemiriga hulu 1 : 3 da kemiriga hilir 1 : 2,2. Material peyusu tubuh beduga memiliki sifat fisik da mekais yag memeuhi kriteria yag ada. Perecaaa groutig tirai dilaksaaka sebagai lagkah perbaika podasi gua memperkecil ilai permeabilitas pada podasi beduga. Kapasitas debit rembesa yag terjadi kurag dari 1% dari debit rata-rata tahua sugai, yag masuk dega atau tapa groutig. Kecepata rembesa masih di bawah kecepata kritis, faktor keamaa terhadap pipig da boilig adalah > 4. Kestabila lereg dalam berbagai kodisi pembebaa masih termasuk dalam kriteria ama. Total biaya dari timbua tubuh beduga adalah sebesar Rp ,00. Kata Kuci : Beduga Uruga Batu, Dimesi Beduga, Stabilitas Beduga ABSTRACT I order to fulfill the water irrigatio requiremets for Sima Irrigatio Area, will be plaed Koto Wiyu Dam that ca be used to accommodate the additioal water supply from Koto Wiyu River to the Irigatio System i Sima. The plaig of mai dam is based o the topography da hydrology cosideratio, ad the type of rockfill dam is cetral core dam. Furthermore, aalyzig the stability of the mai dam ad foudatio agaist the seepage ad slope stability of the mai dam i various coditios will be doe. The study resulted the desig of mai dam dimesios, which were based o Q 1000 ad Q PMF, that are dam height is 38 m, crest dam elevatio is +1245, crest dam width is 10 m, upstream slope is 1 : 3 ad dowstream slope is 1 : 2,2. The costituet material of the mai dam has the physical ad mechaical properties that meet the requiremets. Curtai groutig was plaed i the eed of decreasig the amout of permeability i dam foudatio. The capacity of seepage discharge is less tha 1% from the average aual discharge of the river, with or without the groutig. The seepage velocity is below the critical seepage velocity, the safety factor from pipig ad boilig is more tha 4. The slope stability i various coditios are still classified i safe criteria. The total cost of the mai dam heap is Rp ,00. Key words : Rockfill Dam, Dam Dimesios, Dam Stability

2 1. PENDAHULUAN Daerah Irigasi Sima memperoleh pasoka air dari Waduk Sima yag terletak di Kabupate Kediri dimaa waduk ii berfugsi sebagai afterbay (waduk haria) dari Beduga Selorejo yag terletak di Kabupate Malag Provisi Jawa Timur pada Daerah Alira Sugai (DAS) Bratas Sub DAS Koto. Adapu kedala yag terjadi adalah kapasitas outflow dari Waduk Selorejo belum dapat mecukupi kebutuha air utuk Daerah Irigasi Sima yag memiliki luas areal ha (UPTD Pucu- Selodoo, 2013) serta kebutuha laiya, karea pada perecaaa awal Waduk Selorejo haya memiliki fugsi pemafaata utuk irigasi dega luas areal ha. Di sampig itu, kodisi ketersediaa air semaki meuru seirig dega rusakya kodisi Sub DAS Koto yag berbadig terbalik dega kebutuha yag semaki meigkat. Diperluka suatu pemecaha masalah dalam peambaha supply air utuk memeuhi kebutuha DI Sima dega megidetifikasi semua potesi yag ada di dalam DAS Bratas khususya Sub DAS Koto utuk mecukupi kebutuha air DI Sima. Berdasarka hasil studi terdahulu, yaitu Studi Optimasi da Pegembaga Sumber Daya Air utuk Suplesi DI Waduk Sima tahu 2010, ditemuka potesi pembagua beduga yag berfugsi sebagai tampuga air (waduk) utuk memeuhi kebutuha air DI Sima. Secara tekis salah satu kompoe utama beduga adalah tubuh beduga (mai dam) yag berfugsi sebagai peaha rembesa air ke arah hilir serta peyagga tadoa air tersebut. Dalam perecaaa tubuh beduga harus direcaaka dega pertimbaga atas berbagai aspek tekis, diataraya kodisi topografiya yag perlu diperhitugka atara lai kodisi geologi di daerah calo beduga, tersediaya baha dega kualitas yag memeuhi syarat utuk tubuh beduga, serta kemampua tekologi pelaksaaa pembaguaya. Yag tidak kalah petigya adalah perlu memperhatika besarya debit adala yag tersedia pada sugai dari lokasi calo waduk da debit bajir racaga yag ada sebagai dasar dalam perecaaa dimesi tubuh beduga. Adapu tujua dari studi ii adalah merecaaka dimesi tubuh beduga yag secara tekis layak utuk dibagu sesuai tujuaya utuk megatasi masalah kekuraga pasoka air utuk kebutuha irigasi DI Sima, serta agar studi ii dapat mejadi suatu iformasi utuk pegembaga da pemafaata sumber daya air. 2. TINJAUAN PUSTAKA Dalam studi ii perhituga dilakuka dega berbagai tahapa di ataraya dega aalisis hidrologi, meetuka dimesi beduga, aalisis stabilitas beduga, da meetuka aggara biaya timbua tubuh beduga da podasi. A. Aalisis Hidrologi Aalisis hidrologi dalam meetuka besarya elevasi muka air bajir memiliki tahapa sebagai berikut: a. Curah huja rerata daerah Curah huja wilayah atau curah huja daerah adalah curah huja yag diperluka utuk peyusua suatu racaga pegedalia bajir yag merupaka curah huja rata-rata di seluruh daerah yag bersagkuta, yag diyataka dalam satua millimeter (Sosrodarsoo, 1983:27). Dalam perecaaa curah huja rerata daerah dalam studi ii megguaka metode rata-rata hitug (arithmetic mea) dega persamaa sebagai berikut: D = dega: d = tiggi curah huja rerata daerah (mm)

3 d = tiggi curah huja pada pos peakar = bayakya pos peakar b. Curah huja racaga Curah huja racaga maksimum adalah huja terbesar tahua yag mugki terjadi di suatu daerah dega periode kala ulag tertetu. Dalam studi ii perhituga huja racaga megguaka distribusi Log Pearso tipe III karea terbukti distribusi ii bersifat fleksibel. Curah huja racaga dapat diperoleh dega persamaa sebagai berikut (Motarcih, 2010:19): log X = (2-8) G merupaka ilai yag didapatka dari tabel Distribusi Log Pearso III yag meujukka hubuga atara ilai C s, T r, da P (%). c. Probability Maximum Precipitatio PMP atau curah huja maksimum yag mugki terjadi umumya memiliki besara 4 6 kali dari harga periode perulaga 100 tahua, selai itu dapat pula diperoleh dega cara sebagai berikut: - Membadiga catata-catata hasil observasi dega jagka waktu yag berbeda-beda. - Direktorat Jedral Pegaira telah megumpulka data curah huja da memberi kesimpula bahwa agka 700 mm sebagai agka curah huja tertiggi di Idoesia. d. Debit bajir racaga Utuk meetuka hidrograf satua daerah pegalira sugai yag tidak terpasag stasiu AWLR (Automatic Water Level Recorder), dapat diguaka hidrograf sitetik. Dalam hal ii biasaya diguaka hidrograf-hidrograf sitetik yag telah dikembagka di egara egara lai, dimaa parameterparameterya harus disesuaika terlebih dulu dega karakteristik daerah pegalira yag ditijau (Soemarto, 1987). Rumus dari hidrograf satua sitetis Nakayasu adalah : Q p = 6 p dega: Q p = debit pucak bajir (m 3 /dt) R 0 = huja satua (mm) T p = teggag waktu dari permulaa huja sampai pucak bajir (jam) T 0,3 = waktu yag diperluka oleh peurua debit, dari pucak sampai 30% dari debit pucak A = luas daerah pegalira sampai outlet (km 2 ) Gambar 1. Uit Hidrograf Nakayasu Sumber : Soemarto (1987:168) e. Peelusura bajir lewat pelimpah Jika fasilitas pegeluaraya berupa bagua pelimpah (spillway), maka rumus yag diguaka adalah : Q = C. B. H 3/2 dega: Q = debit yag melewati ambag pelimpah (m 3 /det) C = koefisie limpasa debit bagua pelimpah B = lebar efektif ambag pelimpah (m) H = tiggi eergi di atas ambag pelimpah (m) B. Dimesi Tubuh Beduga Peetua dimesi tubuh beduga diataraya tiggi beduga, lebar mercu beduga, pajag beduga, kemiriga lereg tubuh beduga.

4 a. Tiggi beduga Tiggi beduga adalah perbedaa atara elevasi permukaa podasi da elevasi mercu beduga. Utuk meetuka tiggi beduga secara optimal harus memperhatika tiggi ruag bebas da tiggi air utuk operasi waduk (Soedibyo, 1993 : 219). Utuk meetuka tigi beduga terlebih dahulu harus meetuka tiggi jagaa (H f ) yag dapat dihitug dega megguaka persamaa berikut : H f h + ( ) + h a + h i dega: h = Tiggi kemugkia keaika permukaa air waduk yag terjadi akibat timbulya bajir abormal h w = Tiggi ombak akibat tiupa agi h e = Tiggi gelombag akibat gempa h d = Tiggi kemugkia keaika permukaa air waduk, apabila terjadi kemaceta kemaceta pada pitu bagua pelimpah h i = Tiggi tambaha yag didasarka pada tigkat urgesi dari waduk b. Lebar mercu beduga Gua memperoleh lebar miimum mercu beduga, biasaya dihitug dega rumus sebagai berikut (Sosrodarsoo, 1989:174) : B = 3,6. H 1/3 3 dega: B = lebar mercu beduga (m) H = tiggi beduga (m) Tabel 1. Stadar Lebar Pucak Beduga Meurut Japaese Code Tiggi Lebar Pucak Beduga Beduga 30 m 8 m 50 m 10 m 70 m 11 m 100 m 13 m 200 m 18 m Sumber: Aoim (2010) c. Pajag beduga Pajag beduga adalah seluruh pajag mercu beduga yag bersagkuta, termasuk bagia yag digali pada tebig tebig sugai di kedua sisi ujug mercu tersebut. d. Kemiriga lereg beduga Pada tubuh beduga uruga mempuyai kemiriga lereg tertetu, dalam perecaaaya dapat megguaka persamaa berikut : - FS hulu = tg ϕ FS hilir = - tg ϕ dega : FS hulu = faktor keamaa lereg bagia hulu FS hilir = faktor keamaa lereg bagia hilir m = kemiriga lereg hulu = kemiriga lereg hilir k = koefisie gempa ϕ = sudut geser dalam C. Aalisis Stabilitas Beduga a. Rembesa pada podasi Podasi suatu beduga berfugsi sebagai pedukug semua beba yag diteruska oleh beduga yag bersagkuta. Apabila ilai permeabilitas da harga lugeo lebih dari agka yag telah ditetuka maka perlu dilakuka treatmet podasi beduga, salah satuya adalah dega cara groutig. Groutig adalah salah satu perbaika podasi beduga yag merupaka pekerjaa dimaa suatu caira campura atara seme da air diijeksika dega tekaa ke dalam rogga, pori, rekaha da retaka batua yag selajutya caira tersebut dalam waktu tertetu aka mejadi padat da mejadi satu kesatua dega taah yag ada.

5 Gambar 2. Sistem pecegaha kebocora pada beduga uruga Sumber : Sosrodarsoo (1989:107) Semetasi tirai salah satu dari jeis perbaika podasi yag dimaksudka agar dalam lapisa podasi terbetuk semacam tirai kedap air yag disebut tirai-semetasi utuk meguragi debit filtrasi yag melalui podasi beduga dega cara memaksa alira filtrasi megalir melalui ujug bawah tirai tersebut. Sebagai perkiraa yag sagat umum, kedalama semetasi data diguaka rumus empiris sebagai berikut : d = h +c dega : d = kedalama pegebora (m) h = tiggi tekaa statis air (m) c = koefisie (8 s/d 20) Perhituga debit rembesa sebelum digroutig : Q o = Perhituga debit rembesa sesudah digroutig : Q = f f K 1 = Koefisie permeabilitas sebelum digroutig K 2 = Koefisie permeabilitas setelah digroutig L 1 = Pajag alira rembesa L 2 = Lebar daerah yag digroutig b. Rembesa pada tubuh beduga A. Cassagrade (1937) memberika cara utuk meghitug rembesa lewat tubuh beduga yag berasal dari pegujia model. Gambar 3. Hituga rembesa cara Cassagrade Sumber : Masrevaiah (2010:200) Besarya debit rembesa dapat ditetuka dega persamaa: q = kasi 2 Debit rembesa juga dapat ditetuka dega megguaka metode jarig arus (flowet) dega persamaa: q = K. h. L. Efektivitas groutig terhadap debit rembesa (E c ) : E c = dega: E c = Efektivitas debit akibat groutig (%) Q o = Besarya debit sebelum digroutig Q = Besarya debit setelah digroutig Gambar 4. Peggambara jarig arus pada beduga Sumber : Masrevaiah (2010) c. Stabilitas lereg tubuh beduga Aalisis stabilitas dega megguaka metode irisa, dapat dijelaska dega memperhatika Gambar 5 dega AC

6 merupaka legkuga ligkara sebagai permukaa bidag logsor percobaa. Gambar 5. Sketsa sederhaa aalisis stabilitas lereg metode Felleius Sumber : Masrevaiah (2010:211) Gambar 6. Satu Irisa utuk aalisis stabilitas lereg metode Felleius Sumber : Masrevaiah (2010:212) Utuk meetuka agka keamaa maka diguaka persamaa: F s = dega: F s p 1 ( c L p 1 W W = faktor keamaa b cos ta ) si Δ = cos = lebar potoga irisa ke- b D. Aalisa Recaa Aggara Biaya Timbua Tubuh Beduga Recaa Aggara Biaya merupaka perkiraa biaya yag diperluka dalam suatu pekerjaa kostruksi. Dalam meetuka Recaa Aggara Biaya dibutuhka perhituga volume galia da timbua, volume pekerjaa da harga satua pekerjaa yag atiya diguaka sebagai acua di dalam perhituga aggara. Perhituga volume megacu pada gambar tekis yag telah dibuat. 3. METODOLOGI PERENCANAAN A. Lokasi Studi Lokasi studi terletak di sub DAS Koto Desa Wiyurejo, Kecamata Pujo, Kabupate Malag, Provisi Jawa Timur dega letak geografis 7 o 48 46,37 LS 112 o 28 54,92 BT, berada sekitar 32,6 km dari Kota Malag. Luas DAS ± 11,93 km 2 da sumber air dari sugai itu sediri berasal dari Guug Petug Molok, da Guug Tumbaka. B. Data Data-data yag diperluka atara lai data curah huja dega megguaka data dari Stasiu Huja Pujo da Tampug (Mojokerto), data debit alira sugai, data tekis beduga, topografi da as beduga, karakteristik DAS, geologi da mekaika taah. C. Tahapa Studi Adapu tahapa-tahapa studi ii yaitu sebagai berikut : 1. Aalisis hidrologi 2. Aalisis stabilitas beduga 3. Aalisis biaya tubuh beduga da podasi

7 4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Aalisis Hidrologi a. Curah huja rerata daerah Dalam meetuka curah huja rerata daerah diguaka data curah huja haria selama 20 tahu (tahu 1993 sampai dega 2012). Tabel 2. Curah Huja Maksimum Rerata Daerah Metode Aritmatik No Tahu Stasiu Pujo Stasiu Tampug Rerata Maksimum (mm) (mm) (mm) Sumber: Perhituga b. Curah huja racaga Peetua curah huja maksimum dega periode ulag tertetu dihitug dega megguaka aalisa fekuesi metode Log Pearso tipe III, dega alasa bahwa koefisie pucak da koefisie kepecega data yag tersedia memeuhi syarat metode tersebut. Hasil perhituga dapat dilihat pada tabel di bawah ii. Tabel 3. Perhituga Huja Racaga Metode Log Pearso III T r P (% ) C s G Log X X (mm) Sumber: Perhituga c. PMP Berdasarka perhituga diperoleh ilai PMP teroreksi sebesar 565,362 mm. selajutya ilai PMP ii aka dikotrol dega peta Isohit PMP-24 jam utuk wilayah Jawa Timur (Aoim, 1999). Berdasarka peta diketahui PMP di Kecamata Pujo sebesar 520 mm, karea lebih kecil dari PMP hitug maka dalam desai diguaka hasil PMP hitug. d. Debit bajir racaga Nakayasu Data yag diketahui: Luas DAS (A) : 11,93 km 2 Pajag sugai utama : 5,6 km Uit huja efektif (R o ) : 1 mm Parameter hidrograf α : 3 Utuk sugai dega L < 15 km Gambar 7. Grafik rekap hidrograf bajir Nakayasu e. Peelusura bajir lewat pelimpah Dari peelusura bajir lewat pelimpah diperoleh : - Q outflow utuk T r 1000 th sebesar 128,99 m 3 /dt pada elevasi +1242,05 - Q outflow utuk T r 1, th sebesar 159,91 m 3 /dt pada elevasi +1242,30 - Q outflow utuk PMF sebesar 345,47 m 3 /dt pada elevasi +1243,70 B. Dimesi Tubuh Beduga a. Tiggi beduga - Tiggi jagaa (freeboard) Dari perhituga diketahui keaika tiggi muka air waduk akibat bajir abormal ΔH) sebesar 0,25 m,

8 tiggi ombak akibat agi (h w ) sebesar 0,55 m, tiggi ombak akibat gempa (h e ) sebesar 0,401 m, tiggi muka air waduk akibat kemaceta pitu (h a ) adalah 0 karea pelimpah tidak megguaka pitu, da agka tambaha tiggi jagaa yag didasarka pada tipe beduga direcaaka 1 m. Maka, tiggi jagaa (H f ) dapat dihitug sebagai berikut: H f H + h w + e + h a + h i H f H f m Diambil tiggi jagaa H f sebesar 2 m dari tiggi muka air ormal. Dari perhituga tiggi jagaa di atas, maka dapat ditetuka elevasi mercu da tiggi beduga sebagai berikut: Elevasi mercu beduga: E = 1242,05 + 2,00 = 1244,05 Tiggi beduga: H = 1244, ,00 = 37,05 m Utuk atisipasi terjadiya kosolidasi setelah pelaksaaa peimbua, maka perlu peambaha ketiggia beduga sebesar 1% dari recaa ketiggia sebelumya, maka: H = (0,01. 37,05) + 37,05 = 7 4 m 8 m Elevasi mercu beduga: El. = = b. Lebar mercu beduga Lebar mercu beduga Koto Wiyu dapat dicari dega sebagai berikut: B = 3,6. H 1/3 3 = 3, /3 3 = 9 m c. Pajag beduga Sesuai dega gambar maka diperoleh pajag beduga sebesar 209,2 m. d. Kemiriga lereg beduga Sebagai pedekata, kemiriga tubuh beduga dapat ditetuka sebagai berikut: - FS hulu = tg ϕ ,1 =. tg m = FS hilir = tg ϕ 1,1 = 4 4. tg 37 = Maka diperoleh kemiriga lereg tubuh beduga bagia hulu adalah 1:3 da kemiriga hilir adalah 1:2,2. Gambar hasil desai recaa tubuh beduga dapat dilihat pada Gambar 9. C. Aalisis Stabilitas Beduga a. Rembesa pada podasi beduga Perhituga debit rembesa sebelum digroutig: Q o = = = 6, m 3 /dt.m Direcaaka Efisiesi E c sebesar 60% Maka perhituga debit setelah groutig dapat dihitug sebagai berikut: - E c = 100% %= 100% Q = 2, m 3 /dt. m b. Rembesa pada tubuh beduga Utuk meetuka besarya debit rembesa yag lewat di tubuh beduga maka terlebih dahulu meetuka formasi garis depresi pada tubuh beduga.

9 Gambar 9. Detail recaa tubuh beduga Koto Wiyu i c = Gambar 8. Formasi garis depresi pada tubuh beduga Sumber: Perhituga Dari gambar peetua garis depresi da flowet maka dapat dihitug besarya kapasitas alira filtrasi sebagai berikut: Q f = f p. k.h.l = 9. 2, ,164 = 1, m 3 /det Utuk meyataka bahwa beduga ama terhadap bahaya pipig da boilig maka dapat dikotrol dega: - Maximum exit gradiet i e = 476 = 7 9 = 0,671 = SF = 58 = 4,719 4 = = 7,029 SF (faktor ama) miimum ditetuka 4 (Christady, 2010:220). Karea SF hitug > SF mi maka beduga diyataka ama terhadap bahaya pipig. - Kecepata kritis Selai dega aalisis di atas, perlu juga adaya kotrol besar kecepata alira rembesa yag melalui tubuh beduga. V = = 758 = 2, m/det Kecepata kritis dapat dihitug dega persamaa : c = ef = 1, m/det Oleh karea v < v c, maka beduga ama terhadap bahaya pipig.

10 c. Kotrol rembesa total Total rembesa beduga baik yag melalui iti maupu yag melalui podasi beduga perlu dicek apakah memeuhi syarat yaitu haya diperkeaka atara 2 5% dari debit ratarata tahua sugai. Diketahui debit rata-rata tahua adalah sebesar 4,474 m 3 /det. Q iji rembesa dapat dihitug sebagai berikut: Q iji = 2% 4,474 m 3 /det = 0,0895 m 3 /det Maka ilai Q total rembesa da podasi harus lebih kecil daripada Q iji tersebut. - Rembesa sebelum groutig Q f total = Q f iti + Q f podasi = 1, ,011 = 0,0111 m 3 /det P = f total rerata tah a = % 100% = 0,248% Q f total sebelum groutig = 0,0111 m 3 /det < Q iji = 0,0895 m 3 /det maka beduga diyataka ama terhadap rembesa. - Rembesa setelah groutig Q f total = Q f iti + Q f podasi = 1, , = 4, m 3 /det P = f total rerata tah a 100% = % = 0,099% Q f total setelah groutig = 4, m 3 /det < Q iji = 0,0895 m 3 /det maka beduga diyataka ama terhadap rembesa. d. Stabilitas lereg beduga Cotoh perhituga pada bagia hulu beduga saat waduk kosog dalam kodisi tapa gempa. 1. Meetuka jari-jari bidag logsor (R) sehigga tepi ligkara meyiggug dasar podasi da megeai semua jeis material timbua tubuh beduga, dapat dilihat pada Gambar Membagi bidag logsor mejadi beberapa bagia sama lebar, kemudia masig-masig pias dihitug luas (A) da gaya beratya (W). Pada perhituga, utuk pias 1 didapatka ilai: A = 7,374 m 2 W = 12,905 to/m α = -31,592⁰ T = -6,760 to/m N = 10,992 to/m N ta ϕ = 8,283 to/m Gambar 10. Stabilitas lereg hulu saat kodisi kosog

11 3. Meghitug kekuata tahaa kohesi terhadap gejala pelucura C. l = C. l = 6 = 56,949 to/m 2 4. Prosedur perhituga di atas diulag sampai semua pias yag membetuk bidag logsor dihitug, selajutya mecari ilai faktor keamaa (SF), jika W cos α = N da W si α = T, maka: { ta } SF = = = 3,871 Faktor keamaa diperoleh 3,871. Berdasarka tabel faktor ama miimum utuk beduga uruga (Novak, 2007 : 85), utuk kodisi akhir pelaksaaa (waduk kosog) faktor ama miimumya adalah 1,25. Dalam perhituga SF > SF miimum maka beduga diyataka ama. Berdasarka perhituga stabilitas lereg beduga didapatka rekapitulasi sebagai berikut: Tabel 4. Rekapitulasi Nilai SF pada Aalisis Stabilitas Lereg Beduga dega Berbagai Macam Kodisi Titik Kodisi Koef. Agka FS Kritis Keteraga Gempa Keamaa u/s d/s u/s d/s Setelah Kostruksi (Kosog) ama T1 NWL (el ) ama ama FWL (el ,16) ama Rapid Draw Dow (el to +1229) ama - Setelah Kostruksi (Kosog) ama T2 NWL (el ) ama ama FWL (el ,16) ama Rapid Draw Dow (el to +1229) ama - Setelah Kostruksi (Kosog) ama T3 NWL (el ) ama ama FWL (el ,16) ama Rapid Draw Dow (el to +1229) ama - Setelah Kostruksi (Kosog) ama T1 NWL (el ) ama ama FWL (el ,16) ama Rapid Draw Dow (el to +1229) ama - Setelah Kostruksi (Kosog) ama T2 NWL (el ) ama ama FWL (el ,16) ama Rapid Draw Dow (el to +1229) ama - Setelah Kostruksi (Kosog) ama T3 NWL (el ) ama ama FWL (el ,16) ama Rapid Draw Dow (el to +1229) ama - Sumber: Perhituga D. Aalisa Biaya Tubuh Beduga Utuk aalisa harga satua pekerjaa taah, yag dalam studi ii difokuska pada pekerjaa galia taah yag telah disesuaika SNI 2835 : 2008 tetag Tata Cara Perhituga Harga Satua Pekerjaa Taah. Dari hasil perhituga diperoleh total biaya timbua tubuh beduga sebesar Rp , KESIMPULAN Berdasarka aalisa yag telah dilakuka pada pembahasa sebelumya diperoleh beberapa hasil atara lai sebagai berikut : 1. Berdasarka aalisa hidrologi yag telah dilakuka didapatka hasil sebagai berikut: - Debit bajir racaga dega kala ulag 1000 tahu (Q 1000th ) adalah sebesar 128,99 m 3 /det dega elevasi muka air +1242,05. - Debit bajir racaga 1,2 Q 1000th adalah sebesar 159,91 m 3 / det dega elevasi muka air +1242,30. - Debit bajir racaga PMF adalah sebesar 345,47 m 3 / det dega elevasi muka air +1243, Data tekis dimesi beduga yag telah direcaaka adalah tiggi beduga 38 m, elevasi pucak beduga +1245, lebar pucak beduga 10 m, kemiriga hulu 1:3, kemiriga hilir 1:2,2, pajag beduga 209,2 m, tiggi pelimpah 3 m, elevasi pucak pelimpah +1240, lebar pelimpah 20 m, tebal filter halus da kasar 2 m, tebal rip-rap 0,5 m. 3. Aalisis keamaa tubuh beduga da podasi terhadap rembesa memberika hasil berupa rembesa total sebagai berikut: - Total rembesa tapa groutig adalah sebesar 0,0111 m 3 /det (0,248% dari debit rerata tahua). - Total rembesa dega groutig adalah sebesar 4, m 3 /det (0,099% dari debit rerata tahua).

12 Kedua hasil di atas diyataka ama terhadap bahaya pipig da boilig. 4. Berdasarka aalisa stabilitas lereg tubuh beduga dega metode Felleius terhadap beberapa kodisi, diataraya saat beduga selesai dibagu (kosog), muka air pada elevasi NWL da FWL, serta saat terjadi peurua muka air medadak, da seluruhya dihitug dalam kodisi tapa gempa da kodisi gempa, didapatka ilai SF atau agka keamaa yag tidak melebihi ilai miimumya. Karea itu beduga diyataka ama terhadap kelogsora dalam berbagai kodisi. 5. Dari hasil aalisis recaa aggara biaya timbua tubuh beduga diperoleh total biaya sebesar Rp ,00 Novak, P., Moffat, A.I.B., Nalluri, C. & Narayaa, R Hydraulic Structures. New York : Taylor & Fracis. Soedibyo, Tekik Beduga. Jakarta : PT. Pradya Paramita. Soemarto, CD Hidrologi Tekik. Surabaya : Usaha Nasioal. Sosrodarsoo, Suyoo & Takeda, Kesaku Beduga Type Uruga. Jakarta: Erlagga. Sosrodarsoo, Suyoo & Takeda, Kesaku Hidrologi Utuk Pegaira. Jakarta: PT. Abadi. DAFTAR PUSTAKA Aoim Padua Perecaaa Beduga Uruga Volume II (Aalisis Hidrologi). Jakarta: Departeme Pekerjaa Umum. Aoim The Japaese Code 1957 Specifies Crest Width. w4/cal/dams/emba/ecrest.htm (diakses 9 Oktober 2013). Aoim Stadar Satua Harga Kabupate Malag Provisi Jawa Timur. Malag: Pemkab Malag. Christady Hardiyatmo, Hary Mekaika Taah 2 Edisi Kelima. Yogyakarta: Gajah Mada Uiversity Press. Masrevaiah, Aiek Kostruksi Beduga Uruga. Malag : CV. Asrori Malag. Limatara, Lily Motarcih Hidrologi Praktis. Badug: Lubuk Agug.