BAB VI EMPATI REMAJA TERHADAP KEMISKINAN SEBAGAI AKIBAT TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI EMPATI REMAJA TERHADAP KEMISKINAN SEBAGAI AKIBAT TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI"

Transkripsi

1 71 BAB VI EMPATI REMAJA TERHADAP KEMISKINAN SEBAGAI AKIBAT TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI 6.1 Empati Remaja terhadap Kemiskinan Sebagai Akibat Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Data sebaran responden hasil pengaruh terpaan tayangan Jika Aku Menjadi terhadap empati remaja (kognitif dan afektif) terhadap kemiskinan tersaji pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Empati Remaja (Kognitif dan Afektif) terhadap Kemiskinan Kognitif: Afektif: Empati Remaja Jumlah (orang) Persen (%) Rendah (skor 2 sampai 4) Sedang (skor 41 sampai 6) Tinggi (skor 61 sampai 8) ,7 84,3 Rendah (skor 2 sampai 4) Sedang (skor 41 sampai 6) Tinggi (skor 61 sampai 8) ,3 75,7 Total 7 1, Data yang tersaji pada Tabel 7 diketahui bahwa tidak ada responden yang memiliki empati pada kognitif yang rendah terhadap kemiskinan, ternyata mayoritas responden memiliki empati pada kognitif yang tinggi terhadap kemiskinan, yaitu sebanyak 59 (84,3 persen) responden. Diketahui pula tidak ada responden yang memiliki empati pada afektif yang sedang dan mayoritas responden memiliki empati pada afektif yang tinggi terhadap kemiskinan, yaitu sebanyak 53 (75,7 persen) responden. Tidak adanya responden yang memiliki empati pada kognitif yang rendah dikarenakan tayangan Jika Aku Menjadi adalah tayangan yang mudah dimengerti oleh responden, sehingga mereka banyak mendapat pengetahuan dari tayangan tersebut. Berbeda dengan afektif, responden memiliki rasa kepekaan yang berbeda untuk merasakan apa yang orang lain alami. Oleh karena itu, hasil penelitian menunjukkan masih ada responden yang memiliki empati pada afektif yang rendah, yaitu sebanyak 17 (24,3 persen) responden. Secara keseluruhan tayangan Jika Aku Menjadi menimbulkan pengaruh empati di kalangan remaja pada tingkatan yang tinggi berdasarkan persentase yang didapat. Empati meliputi kognitif dan afektif responden terhadap kemiskinan. Secara kognitif, orang yang

2 72 berempati memahami apa yang orang lain rasakan baik melalui tanda-tanda atau proses atau hubungan yang sederhana. Secara afektif, orang yang berempati merasakan apa yang orang lain rasakan. Empati yang muncul, baik kognitif maupun afektif responden terhadap kemiskinan hampir seimbang. Responden memiliki empati pada tingkat kognitif dan afektif yang tinggi terhadap kemiskinan. Menurut mereka, adanya alur cerita, kemasan, dan gambar di dalam tayangan Jika Aku Menjadi, mampu membuat responden memahami apa yang orang lain rasakan, yaitu kesusahan dan penderitaan yang dialami si narasumber dalam tayangan tersebut dan orang-orang miskin di sekitar mereka, sehingga mampu memberikan pemaknaan tentang berempati terhadap orang lain. Tayangan Jika Aku Menjadi ternyata membuat responden paham tentang bagaimana cara berempati terhadap orang lain. Hal ini terbukti dari hasil survei, tidak ada satupun responden ( persen) yang tidak memiliki kognitif yang rendah terhadap kemiskinan. Selain kognitif, responden memiliki tingkat empati pada afektif yang tinggi terhadap kemiskinan. Responden menganggap bahwa tayangan Jika Aku Menjadi secara nyata menimbulkan rasa empati pada responden terhadap kemiskinan. Menurut jawaban responden, sebagian dari mereka merasa sedih, merasa terharu, merasa lebih bersyukur ketika menyaksikan tayangan tersebut. Tapi sebagian dari mereka ternyata tidak merasa tersentuh dengan tayangan tersebut. Hal ini terbukti dengan hasil survei yang menunjukkan sebanyak 17 (24,3 persen) responden memiliki afektif yang rendah terhadap kemiskinan. Menurut mereka, realita Jika Aku Menjadi tidak semuanya mewakili kehidupan orang miskin. Artinya, tidak seluruhnya benar bahwa realita yang ditayangkan dalam Jika Aku Menjadi akan menimbulkan empati bagi remaja yang menontonnya. Hal ini dapat dipahami karena responden tidak terlalu mempercayai tayangan tersebut. Berdasarkan wawancara kelompok dengan beberapa responden, mereka mengatakan bahwa dengan menonton tayangan Jika Aku Menjadi membantu menjaga nilai-nilai yang berlaku di masyarakat seperti kejujuran, kesabaran, tekun, gigih berjuang, dan tidak pernah putus asa dalam menghadapi kemiskinan yang didasarkan pada fakta yang terjadi di masyarakat yang kini sudah mulai jarang ditemukan pada beberapa program televisi. Televisi lebih banyak memberitakan pelaku-pelaku kriminalitas. Mereka juga ingin mengetahui peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan sekitar, khususnya mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat miskin di pelosok-pelosok desa yang tidak diketahui sebelumnya

3 73 yang memiliki sisi-sisi kehidupan yang dramatis, unik, atau jarang diketahui khalayak. Salah satu responden bernama Lia dalam diskusi tersebut mencoba berbagi cerita dari apa yang ia tahu dan apa yang ia rasakan setelah menonton tayangan Jika Aku Menjadi. Lia bercerita tentang salah satu episode Jika Aku Menjadi Nelayan Miskin Indramayu yang pernah ditonton dan diingatnya. Tayangan tersebut menceritakan kisah yang dialami seorang nelayan miskin di Indramayu yang mempunyai istri dan tiga orang anak, karena kemiskinannya seringkali nelayan ini makan nasi aking, yaitu nasi yang sudah basi kemudian dijemur dan dimasak lagi. Menurutnya, ia sangat terharu dengan tayangan episode tersebut dan rasa empati terhadap kemiskinan bertambah setelah menonton tayangan tersebut. Ternyata, apa yang disampaikan Lia pada wawancara kelompok tersebut mewakili responden lainnya tentang pendapat mereka setelah menonton tayangan Jika Aku Menjadi. Pada awalnya mereka tersentuh melihat tayangan tersebut, lalu timbul rasa kasihan dan sedih melihat narasumber pada tayangan Jika Aku Menjadi, tetapi sebagian juga mengatakan bahwa mereka kagum melihat kegigihan, kejujuran, ketekunan, dan kerja keras orang miskin dalam bertahan hidup mencari nafkah. Responden mengakui pengetahuan mereka bertambah tentang empati terhadap kemiskinan setelah menonton tayangan Jika Aku Menjadi. Selain pengetahuan, rasa emosional merekapun lebih positif. Mereka menjadi lebih peka terhadap kemiskinan yang terjadi di sekitar mereka. Adanya kepekaan ini, membuat mereka menjadi lebih bersemangat ingin membantu orang miskin di sekitar mereka. Hal ini dikarenakan adanya transfer nilai positif yang mereka rasakan setelah menonton tayangan Jika Aku Menjadi. Berdasarkan penjelasan beberapa responden dalam wawancara, mereka yang empati pada kognitif dan afektifnya tinggi terhadap kemiskinan mengatakan mereka lebih memahami apa yang dialami orang miskin di sekitar mereka, bersyukur dalam menjalani hidup, lebih menghargai orang lain, semakin bersemangat ingin membantu orang miskin, dan tidak ingin putus asa dalam menjalani hidup. 6.2 Hubungan Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi dengan Empati Remaja (Kognitf dan Afektif) Terpaan tayangan Jika Aku Menjadi meliputi frekuensi menonton dan durasi menonton. Hasil survei melalui kuesioner yang telah diuji menunjukkan adanya hubungan antara terpaan tayangan Jika Aku Menjadi dengan empati remaja (kognitif dan afektif) terhadap kemiskinan yang secara ringkas tersaji pada Tabel 8.

4 74 Tabel 8. Nilai Uji Rank Spearman Hubungan antara Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi dengan Empati Remaja (Kognitif dan Afektif) terhadap Kemiskinan Empati Remaja Terpaan Tayangan Jika Kognitif Afektif Aku Menjadi Sig (2-tailed) Sig (2-tailed) Frekuensi Menonton,289*,15*,271*,23* Durasi Menonton,419*,*,479*,* Keterangan : *: berhubungan nyata pada α= 5 persen Hasil penelitian membuktikan bahwa terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi berhubungan nyata dengan empati remaja, baik kognitif maupun afektif remaja terhadap kemiskinan. Frekuensi menonton berhubungan nyata dengan kognitif dan afektif remaja terhadap kemiskinan (Sig <,5). Durasi menonton berhubungan nyata dengan kognitif dan afektif remaja terhadap kemiskinan (Sig <,5) Hubungan Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi dengan Kognitif Hubungan terpaan tayangan Jika Aku Menjadi dengan kognitif remaja terhadap kemiskinan meliputi hubungan frekuensi menonton dengan kognitif remaja terhadap kemiskinan dan hubungan durasi menonton dengan kognitif remaja terhadap kemiskinan Hubungan Frekuensi Menonton dengan Kognitif Frekuensi menonton berhubungan nyata dengan kognitif remaja terhadap kemiskinan yang dijelaskan dengan hasil uji Rank Spearman, didapat bahwa Sig (,15) < α (,5), maka Ho ditolak. Jadi, dapat dinyatakan bahwa ada hubungan nyata antara frekuensi menonton dengan kognitif responden terhadap kemiskinan. Semakin tinggi frekuensi menonton maka semakin tinggi kognitif responden terhadap kemiskinan. Berdasarkan jawaban responden, mereka yang frekuensi menontonnya tinggi dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi lebih paham dan mengerti tentang empati. Mereka yang memiliki empati pada kognitif yang tinggi terhadap kemiskinan merasa lebih mengerti tentang keadaan orang-orang di sekitar mereka, terutama orang-orang miskin. Semakin sering mereka menonton tayangan Jika Aku Menjadi, maka pengetahuan mereka akan bertambah tentang bagaimana berempati terhadap orang lain. Hal ini juga didukung dengan jawaban responden yang mengatakan bahwa isi

5 75 tayangan Jika Aku Menjadi bermuatan sosial yang menggambarkan suatu realita kehidupan orang miskin, sehingga membuat mereka yang sering menontonnya semakin mengerti tentang kesusahan yang dialami orang miskin di sekitar mereka. Mereka semakin menyadari bahwa ternyata masih banyak orang-orang yang kurang beruntung dari mereka, mengalami kesusahan, sangat kekurangan namun tetap berjuang mencari nafkah untuk bertahan hidup. Menurut pengakuan sebagian dari responden mengatakan tayangan tersebut semakin membuka pikiran mereka untuk semakin mengerti kesusahan yang dialami orang-orang di sekitar mereka dan tayangan ini sangat dinilai positif untuk ditonton remaja karena dapat meningkatkan empati terhadap orang lain. Hal ini dipahami karena frekuensi menonton tiap episodenya disertai dengan kekonsistenan menonton tayangan Jika Aku Menjadi dengan waktu yang lebih teratur yang dilakukan oleh responden akan memberikan akumulasi yang berarti pada ranah kognitif responden tentang empati. Semakin banyak responden menerima hal yang positif dari apa yang ditontonnya, maka hal ini memberikan pengaruh yang positif pula terhadap responden tersebut. Tayangan Jika Aku Menjadi banyak memberikan pengetahuan yang positif, sehingga akan memberikan pengaruh yang positif pula bagi penontonnya, khususnya kemampuan untuk lebih berempati Hubungan Durasi Menonton dengan Kognitif Durasi menonton berhubungan nyata dengan kognitif remaja terhadap kemiskinan yang dijelaskan dengan hasil Rank Spearman, didapat bahwa Sig (,) < α (,5), maka Ho ditolak. Jadi, dapat dikatakan bahwa ada hubungan nyata antara durasi menonton dengan kognitif responden terhadap kemiskinan. Lama atau tidaknya, lengkap atau tidaknya waktu responden dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi menentukan tinggi atau rendahnya kognitif responden terhadap kemiskinan. Semakin lama atau lengkap durasi menonton, maka semakin tinggi pula kognitif remaja terhadap kemiskinan. Berdasarkan jawaban responden, mereka yang durasi menontonnya lengkap atau lebih lama dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi lebih paham dan mengerti tentang empati. Mereka yang memiliki empati pada kognitif yang tinggi merasa lebih mengerti tentang keadaan orang-orang di sekitar mereka, terutama orang-orang miskin. Semakin lengkap mereka menonton tayangan Jika Aku Menjadi pada tiap tayangan, maka pengetahuan mereka akan bertambah tentang bagaimana berempati terhadap orang lain. Mereka semakin menyadari bahwa ternyata masih banyak orang-orang yang kurang

6 76 beruntung dari mereka, mengalami kesusahan, sangat kekurangan namun tetap berjuang mencari nafkah untuk bertahan hidup. Menurut pengakuan sebagian dari responden mengatakan tayangan tersebut semakin membuka pikiran mereka untuk semakin mengerti kesusahan yang dialami orang-orang di sekitar mereka dan tayangan ini sangat dinilai positif untuk ditonton remaja karena dapat meningkatkan empati terhadap orang lain. Hal ini dapat dipahami bahwa semakin lengkap durasi menonton responden dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi ternyata mampu memberikan pengaruh empati pada kognitif responden. Hal ini dapat terjadi karena tingginya preferensi responden akan tayangan Jika Aku Menjadi yang banyak menayangkan realita sosial sebagai tayangan yang disukai responden Hubungan Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi di Trans TV dengan Afektif Hubungan terpaan tayangan Jika Aku Menjadi dengan afektif remaja terhadap kemiskinan meliputi hubungan frekuensi menonton dengan afektif remaja terhadap kemiskinan dan hubungan durasi menonton dengan afektif remaja terhadap kemiskinan Hubungan Frekuensi Menonton dengan Afektif Frekuensi menonton berhubungan nyata dengan afektif remaja terhadap kemiskinan yang dijelaskan dengan hasil uji Rank Spearman, didapat bahwa Sig (,23) < α (,5), maka Ho ditolak. Jadi, dapat dinyatakan bahwa ada hubungan nyata antara frekuensi menonton dengan afektif responden terhadap kemiskinan. Semakin tinggi frekuensi menonton atau semakin sering responden menonton tayangan Jika Aku Menjadi, maka semakin tinggi afektif remaja tentang empati. Berdasarkan jawaban responden, mereka yang frekuensi menontonnya tinggi atau lebih sering dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi memiliki rasa empati yang lebih tinggi. Mereka yang memiliki afektif yang tinggi tentang empati memiliki respon yang lebih positif terhadap orang lain, mereka juga lebih peka terhadap apa yang dialami orang lain. Tayangan Jika Aku Menjadi membuat responden yang sering menontonnya lebih merespon dengan positif terhadap kesusahan yang dialami orang lain di sekitar mereka, terutama orang miskin. Hal ini juga didukung dengan jawaban responden yang mengatakan bahwa isi tayangan Jika Aku Menjadi bermuatan sosial yang menggambarkan suatu realita kehidupan orang miskin, sehingga membuat mereka yang sering menontonnya semakin mengerti bagaimana merespon dan merasakan kesusahan yang dialami orang lain. Menurut pengakuan sebagian dari responden mengatakan tayangan tersebut

7 77 semakin membuat mereka berempati. Hal ini dipahami karena frekuensi menonton tiap episodenya disertai dengan kekonsistenan menonton tayangan Jika Aku Menjadi dengan waktu yang lebih teratur yang dilakukan oleh responden akan memberikan akumulasi yang berarti pada ranah afektif responden terhadap kemiskinan Hubungan Durasi Menonton dengan Afektif Durasi menonton berhubungan nyata dengan kognitif remaja terhadap kemiskinan yang dijelaskan dengan hasil uji Rank Spearman, didapat bahwa Sig (,) < α (,5), maka Ho ditolak. Jadi, dapat dinyatakan bahwa ada hubungan nyata antara durasi menonton dengan kognitif responden terhadap kemiskinan. Lama atau tidaknya, lengkap atau tidaknya waktu responden dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi menentukan tinggi atau rendahnya afektif responden terhadap kemiskinan. Semakin lama atau lengkap durasi menonton maka semakin tinggi pula empati pada afektif responden terhadap kemiskinan. Berdasarkan jawaban responden, mereka yang durasi menontonnya lengkap atau lebih lama dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi lebih tinggi afektifnya terhadap kemiskinan. Mereka yang memiliki empati pada afektif yang tinggi terhadap kemiskinan memiliki respon yang lebih positif terhadap orang lain, mereka juga lebih peka terhadap apa yang dialami orang lain. Tayangan Jika Aku Menjadi membuat responden yang lebih lengkap atau lama menontonnya lebih merespon dengan positif terhadap kesusahan yang dialami orang lain di sekitar mereka, terutama orang miskin. Hal ini juga didukung dengan jawaban responden yang mengatakan bahwa isi tayangan Jika Aku Menjadi bermuatan sosial yang menggambarkan suatu realita kehidupan orang miskin, sehingga membuat mereka yang lebih lengkap atau lebih lama waktu menonton setiap episodenya, semakin mengerti bagaimana merespon dan merasakan kesusahan yang dialami orang lain. Hal ini dapat dipahami bahwa semakin lengkap durasi menonton responden dalam menonton tayangan Jika Aku Menjadi ternyata mampu memberikan pengaruh empati pada afektif responden terhadap kemiskinan. Hal ini dapat terjadi karena tingginya preferensi responden akan tayangan Jika Aku Menjadi yang banyak menayangkan realita sosial sebagai tayangan yang disukai responden Tayangan Jika Aku Menjadi Episode Pembuat Gelang Simpay (Sabtu, 1 Mei 21 Pukul 17.3 WIB)

8 78 Pada penelitian ini, tayangan Jika Aku Menjadi tidak hanya secara keseluruhan, namun diambil juga satu episode khusus untuk membandingan bagaimana empati yang terbentuk pada responden jika melihat secara keseluruhan tayangan Jika Aku Menjadi yang pernah ditonton dengan tayangan satu episode khusus saja. Tiga hari sebelum tayangan episode Pembuat Gelang Simpay tayang, peneliti meminta responden untuk menonton tayangan tersebut yang akan tayang pada hari Sabtu, 1 Mei 21 pukul 17.3 WIB di Trans TV. Empati remaja terhadap kemiskinan (kognitif dan afektif) pada episode Pembuat Gelang Simpay secara ringkas tersaji pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Empati Remaja (Kognitif dan Afektif) terhadap Kemiskinan Episode Pembuat Gelang Simpay Kognitif: Afektif: Empati Remaja Jumlah (orang) Persen (%) Rendah (skor 1 sampai 2) Sedang (skor 21 sampai 3) Tinggi (skor 31 sampai 4) ,4 58,6 Rendah (skor 1 sampai 2) Sedang (skor 21 sampai 3) Tinggi (skor 31 sampai 4) ,9, 87,1 Total 7 1, Pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang memiliki empati pada kognitif yang rendah terhadap tayangan episode Pembuat Gelang Simpay, karena responden memiliki empati pada kognitif tinggi episode Pembuat Gelang Simpay, ternyata mayoritas responden memiliki empati pada kognitif yang tinggi, yaitu sebanyak 41 (58,6 persen) responden. Diketahui pula pada tidak ada responden yang memiliki empati pada afektif yang sedang dan mayoritas responden memiliki empati pada afektif yang tinggi terhadap tayangan episode Pembuat Gelang Simpay, yaitu sebanyak 61 (87,1 persen) responden. Tidak adanya responden yang memiliki empati pada kognitif yang rendah dikarenakan tayangan Jika Aku Menjadi episode Pembuat Gelang Simpay adalah tayangan yang mudah dimengerti oleh responden, sehingga mereka banyak mendapat pengetahuan dari tayangan tersebut. Berbeda dengan afektif, responden memiliki rasa kepekaan yang berbeda untuk merasakan apa yang narasumber alami pada tayangan tersebut. Oleh karena itu, hasil penelitian menunjukkan masih ada responden yang memiliki empati pada afektif yang rendah, yaitu sebanyak 9 (12,9 persen) responden.

9 Resume Berdasarkan pembahasan di atas diketahui bahwa: 1. Secara keseluruhan responden memiliki tingkat empati pada kognitif dan afektif yang tinggi terhadap kemiskinan setelah menonton tayangan Jika Aku Menjadi. 2. Secara keseluruhan terpaan tayangan Jika Aku Menjadi berhubungan nyata dengan empati remaja terhadap kemiskinan, baik kognitif maupun afektif. 3. Responden memiliki tingkat empati pada kognitif dan afektif yang tinggi terhadap kemiskinan setelah menonton tayangan Jika Aku Menjadi episode Pembuat Gelang Simpay.

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 62 BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Berdasarkan hasil full enumeration survey, diketahui sebanyak 113 (49,6 persen)

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keterdedahan Berita Kriminal di Televisi Keterdedahan berita kriminal di televisi merupakan beragam penerimaan khalayak remaja terhadap siaran berita kriminal di televisi, meliputi

Lebih terperinci

BAB VII PERSEPSI KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM ACARA TELEVISI REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI DI TRA S TV

BAB VII PERSEPSI KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM ACARA TELEVISI REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI DI TRA S TV 54 BAB VII PERSEPSI KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM ACARA TELEVISI REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI DI TRA S TV Untuk dapat bersaing dengan program-program yang disajikan televisi lain, berbagai cara

Lebih terperinci

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Keterdedahan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media televisi. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI UMUM PROGRAM DAN SMA NEGERI 1 DRAMAGA

BAB IV DESKRIPSI UMUM PROGRAM DAN SMA NEGERI 1 DRAMAGA 52 BAB IV DESKRIPSI UMUM PROGRAM DAN SMA NEGERI 1 DRAMAGA 4.1 Profil Tayangan Jika Aku Menjadi Jika Aku Menjadi adalah salah satu program Trans TV yang menayangkan informasi tentang lika-liku kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Identitas Responden Sebelumnya akan dijelaskan dahulu karakteristik responden yang meliputi usia, jumlah anak yang dimiliki, dan pendidikan terakhir.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI

HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI 69 HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI merupakan terpenuhinya kebutuhan individu. dapat diperoleh setelah seseorang melakukan sesuatu yang dapat mendukung dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media.

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana

Lebih terperinci

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti)

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti) KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV Peneliti bernama Ruth Elisabeth Silitonga, merupakan mahasiswi Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Opini Khalayak Langsung Acara Musik Derings Opini responden sebagai khalayak langsung acara musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program hiburan mendapat posisi yang digemari dalam khalayak.

BAB I PENDAHULUAN. program hiburan mendapat posisi yang digemari dalam khalayak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyak program-program yang ditayangkan di media televisi Indonesia, termasuk program hiburan seperti Sinetron, Drama, Games, Music, Reality Show, Gosip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah karya dari peradaban manusia yang sangat bermanfaat. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan LAMPIRAN 85 86 Lampiran 1. Panduan Pertanyaan A. Siswa Kelas X dan XI SMAN 1 Dramaga 1. Mengapa anda tidak pernah tayangan Jika Aku Menjadi? 2. Di mana tempat tinggal anda saat ini? B. Responden 1. Mengapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. Karena melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang sedang dan telah terjadi

Lebih terperinci

EFEK KOGNITIF, AFEKTIF, DAN KONATIF TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV

EFEK KOGNITIF, AFEKTIF, DAN KONATIF TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV EFEK KOGNITIF, AFEKTIF, DAN KONATIF TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV (Survey Terhadap Mahasiswa Broadcasting Angkatan 2010 Universitas Mercu Buana, Meruya, Jakarta Barat) SKRIPSI Diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan dan memiliki peran untuk menyampaikan apa yang disebut dengan pesan. Pesan bisa menjadi sebuah informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai macam kebutuhan salah satu kebutuhan yang mendasar adalah kebutuhan akan informasi. Dengan

Lebih terperinci

BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN

BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN 6.1 Kesadartahuan (Awareness) Responden pada Iklan Marjan 6.1.1 Acara Televisi yang Sering Menayangkan Iklan Marjan Iklan memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu dimana si peneliti ingin mengetahui gambaran suatu hal, tidak menghubunghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi mempunyai peran penting bagi manusia untuk berinteraksi dan saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden Menurut Usia. responden adalah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Selanjutnya distribusi

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden Menurut Usia. responden adalah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Selanjutnya distribusi BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden Menurut Usia Karakteristik responden menurut usia diperoleh data usia terendah responden adalah 9 tahun dan tertinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci

Keterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) * berhubungan nyata pada (p <0,05)

Keterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) * berhubungan nyata pada (p <0,05) 59 BAB VIII FAKTOR-FAKTOR YA G BERHUBU GA DE GA PERSEPSI KHALAYAK TE TA G PROGRAM ACARA REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI 8.1. Hubungan Faktor Intrinsik Khalayak dengan Persepsi Khalayak tentang Program Acara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i v vii ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan... 4 1.4 Kegunaan Penelitian...

Lebih terperinci

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of HUBUNGAN TERPAAN IKLAN BUKALAPAK DI SCTV DENGAN MINAT BELI MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA ANGKATAN 2014 Oleh: Aji Setya Purnama, Bedjo Sukarno, Siswanta ABSTRACT Bukalapak

Lebih terperinci

BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI

BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI 49 BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI Keterdedahan program JAM adalah sejauh mana program JAM ditonton oleh khalayak. Keterdedahan ini dilihat dari cara,

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESUKAAN PADA IKLAN MARJAN

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESUKAAN PADA IKLAN MARJAN BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESUKAAN PADA IKLAN MARJAN 7.1 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kesukaan pada

Lebih terperinci

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT RICKY YUNIAR WILDAN D2C605137 RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT Di era informasi ini, kebutuhan untuk

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan

Lebih terperinci

Korelasi Tingkat Pemahaman Dengan Motivasi. Menonton Remaja, di Perumahan Cikande Permai. Blok O Rt 01 Rw 08 Serang Banten, Terhadap Program

Korelasi Tingkat Pemahaman Dengan Motivasi. Menonton Remaja, di Perumahan Cikande Permai. Blok O Rt 01 Rw 08 Serang Banten, Terhadap Program Lampiran 1 Kuesioner penelitian Korelasi Tingkat Pemahaman Dengan Motivasi Menonton Remaja, di Perumahan Cikande Permai Blok O Rt 01 Rw 08 Serang Banten, Terhadap Program Acara Kick Andy di MetroTV Responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

KUESIONER. 1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan teliti dan baik. 2. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan benar.

KUESIONER. 1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan teliti dan baik. 2. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan benar. KUESIONER (Studi Korelasional tentang pengaruh Tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv dan Tindakan Menonton di Kalangan Ibu-ibu Rumah Tangga di Komplek Rispa Kelurahan Gedung Johor Medan) Petunjuk Pengisian

Lebih terperinci

KUESIONER. Tayangan Sinetron India dan Pemenuhan Kebutuhan akan Hiburan

KUESIONER. Tayangan Sinetron India dan Pemenuhan Kebutuhan akan Hiburan 100 KUESIONER Tayangan Sinetron India dan Pemenuhan Kebutuhan akan Hiburan (Studi Korelasional Pengaruh Sinetron India terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hiburan pada Ibu Rumah Tangga di Dusun V, Graha Tanjung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh penulis disini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu merupakan penelitian yang hasilnya berupa

Lebih terperinci

MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS : APARTEMEN MEDITERANIA GARDEN 2 TOWER K)

MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS : APARTEMEN MEDITERANIA GARDEN 2 TOWER K) MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS : APARTEMEN MEDITERANIA GARDEN 2 TOWER K) Calzulina WIDODO Binus University, Jakarta, Indonesia,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Efektivitas iklan layanan masyarakat adalah sejauh mana tujuan iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana

Lebih terperinci

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 69 BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Motivasi Relawan dalam Pelaksanaan PNPM-MP Motivasi responden dalam penelitian ini diartikan sebagai dorongan atau kehendak yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS

BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS KOMUNIKASI ORANG TUA & ANAK DENGAN PERILAKU PACARAN REMAJA Pada masa perkembangan teknologi seperti

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. bagaimana hubungan intensitas menonton acara on the spot di tarns 7 terhadap

BAB III PENYAJIAN DATA. bagaimana hubungan intensitas menonton acara on the spot di tarns 7 terhadap BAB III PENYAJIAN DATA A. Hubungan Intensitas Menonton Acara on the Spot di trans 7 Terhadap Tingkat Ilmu Pengetahuan Umum di Kalangan Siswa-Siswi Kelas 2 SMPN 23 Pekanbaru. Penyajian data berikut ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal yang paling utama dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal yang paling utama dalam kehidupan manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang paling utama dalam kehidupan manusia. Pengertian komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang di peroleh dari lapangan dan juga melakukan pembahasan berdasarkan atas data yang di peroleh dari 97

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses komunikasi antar manusia relatif rumit. Tingkat kerumitan ini seiring dengan masing-masing konteks, dimana dengan cirinya menunjukkan bahwa kerumitan

Lebih terperinci

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON (Studi Eksplanatif Kuantitatif mengenai Pengaruh Terpaan Tayangan Program Acara Warna TRANS7 Episode Seputar Fashion dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu media massa elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Di zaman sekarang ini televisi bukanlah barang yang langka dan hanya dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Motivasi Khalayak Langsung Acara Musik Derings Motivasi merupakan suatu alasan atau dorongan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita tahu bahwa Reality Show adalah program televisi termuda yang

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita tahu bahwa Reality Show adalah program televisi termuda yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya program acara reality show saat ini membuat para khalayak sulit untuk memlih program reality show yang bersifat eduktif dan inspiratif. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah satu tayangan yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi sikap penontonnya, karena media televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengertian komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menampilkan gambar yang menarik dan menghibur, gambar televisi terkadang

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di gedung stasiun televisi Trans TV. Pemilihan lokasi adalah secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa acara musik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam jenis program televisi yang dihadirkan ke hadapan penonton di seluruh Indonesia melalui layar kaca setiap harinya, membuat setiap stasiun televisi baik

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terpaan iklan kopi Good day versi

BAB V PENUTUP. penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terpaan iklan kopi Good day versi 113 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan yang ditarik berdasarkan hasil analisa data variabel variabel penelitian. Tujuan dari penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari semua media massa, televisi menjadi media yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Hal itu karena karakter televisi yang audio visual sehingga membuat orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah televisi yang menyiarkan acaraacara yang menjunjung tinggi konten acara yang bermanfaat bagi masyarakat dan negaranya. Televisi

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data hasil penelitian yang diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh responden sebanyak 56 orang siswa siswi kelas 3 SMA Avicenna Cinere mengenai

Lebih terperinci

Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03)

Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03) Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03) Utamy Mauludiyah 1200979713 PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media penerima suara dan gambar bergerak yang dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dan dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan elemen

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Djarum Super MLD 4.1.1 Profil PT. Djarum PT. Djarum adalah salah satu perusahaan rokok di Indonesia. Perusahaan ini mengolah dan menghasilkan jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelebihan pencari kerja. Solusi utama mengatasi kemiskinan dan pengangguran adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kelebihan pencari kerja. Solusi utama mengatasi kemiskinan dan pengangguran adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia pencipta lapangan kerja dan kelebihan pencari kerja. Solusi utama mengatasi kemiskinan dan pengangguran adalah menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat dalam kehidupan sosialnya berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan bahasa. Dalam sosiolinguistik, masyarakat tersebut kemudian disebut sebagai masyarakat

Lebih terperinci

stand up comedy, perlu diketahui terlebih dahulu definisi stand up comedy. Secara definisonal oleh Greg Dean, stand up comedy adalah

stand up comedy, perlu diketahui terlebih dahulu definisi stand up comedy. Secara definisonal oleh Greg Dean, stand up comedy adalah BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini meneliti bagaimana penerimaan pasangan remaja tentang romantic relationship di video stand up comedy Raditya Dika di Youtube. Selama ini, produk-produk media baik film,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dilihat dari munculnya berbagai macam stasiun televisi swasta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pola perilaku remaja saat ini. Salah satu media yang sangat berpengaruh yaitu televisi. Televisi adalah media

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah pemirsa iklan obat bebas di televisi yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah pemirsa iklan obat bebas di televisi yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Responden penelitian ini adalah pemirsa iklan obat bebas di televisi yang berdomisili di kelurahan Perumnas Way Halim yang berjumlah 96 orang. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT 55 BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Berdasarkan efek yang ditimbulkannya, efek iklan yang menggunakan media massa terhadap khalayak dibedakan menjadi tiga

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Correlations. a1 a2 a3 a4 a5 kognitif a1 Pearson Correlation ** ** Sig. (2-tailed)

LAMPIRAN. Correlations. a1 a2 a3 a4 a5 kognitif a1 Pearson Correlation ** ** Sig. (2-tailed) LAMPIRAN UJI VALIDITAS EFEK KOGNITIF a1 a2 a3 a4 a5 kognitif a1 Pearson Correlation 1.568 **.357.191 -.033.710 ** Sig. (2-tailed).001.053.313.861.000 a2 Pearson Correlation.568 ** 1.116.235 -.064.673 **

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV Tayangan Berita Liputan 6 Siang merupakan salah satu program berita di SCTV. Liputan 6 Siang tayang pada pukul 12.00 12.30 WIB,

Lebih terperinci

PROGRAM TERMEHEK-MEHEK DI TRANS TV DAN KEPUASAN PEMIRSA

PROGRAM TERMEHEK-MEHEK DI TRANS TV DAN KEPUASAN PEMIRSA PROGRAM TERMEHEK-MEHEK DI TRANS TV DAN KEPUASAN PEMIRSA (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Termehek-Mehek di Trans TV Terhadap Kepuasan Pemirsa di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mendukung berbagai aktivitasnya. Teknologi pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mendukung berbagai aktivitasnya. Teknologi pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini merupakan salah satu kebutuhan masyarakat dalam mendukung berbagai aktivitasnya. Teknologi pada era globalisasi saat ini, kian berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

EFEK PROGRAM REPORTASE INVESTIGASI DI TRANS TV TERHADAP PERSEPSI IBU-IBU RW 22 HARAPAN JAYA BEKASI UTARA

EFEK PROGRAM REPORTASE INVESTIGASI DI TRANS TV TERHADAP PERSEPSI IBU-IBU RW 22 HARAPAN JAYA BEKASI UTARA EFEK PROGRAM REPORTASE INVESTIGASI DI TRANS TV TERHADAP PERSEPSI IBU-IBU RW 22 HARAPAN JAYA BEKASI UTARA SKRIPSI Oleh: Ika Defianti 201110415022 Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh

Lebih terperinci

KUESIONER. No. Responden : Kepada Yth. Siswa/siswi SMU Swasta GBKP Kabanjahe di Tempat

KUESIONER. No. Responden : Kepada Yth. Siswa/siswi SMU Swasta GBKP Kabanjahe di Tempat KUESIONER No. Responden : Kepada Yth. Siswa/siswi SMU Swasta GBKP Kabanjahe di Tempat 1 2 Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Eddy Suranta Brahmana Nim : 050922045 Fakultas :

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil analisis yang ditemukan pada penelitikan pengaruh intensitas

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil analisis yang ditemukan pada penelitikan pengaruh intensitas BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil analisis yang ditemukan pada penelitikan pengaruh intensitas menonton program Berita 5 di Simpang 5TV terhadap tingkat pengetahuan kebudayaan pada remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari awal terciptanya manusia, yang dilahirkan dengan sebutan human social

BAB I PENDAHULUAN. Dari awal terciptanya manusia, yang dilahirkan dengan sebutan human social 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari awal terciptanya manusia, yang dilahirkan dengan sebutan human social yang berarti adalah manusia yang saling berinteraksi dengan lingkungannya, lebih spesifik

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON Motivasi menonton menurut McQuail ada empat jenis, yaitu motivasi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan.

Lebih terperinci

KUISONER PENELITIAN TAYANGAN 86 DI NET TV DAN CITRA POLISI

KUISONER PENELITIAN TAYANGAN 86 DI NET TV DAN CITRA POLISI LAMPIRAN KUISONER PENELITIAN TAYANGAN 86 DI NET TV DAN CITRA POLISI (Studi Korelasional Pengaruh Hubungan Tayangan 86 di Net Tv Terhadap Citra Polisi di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU) Petunjuk

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI REMAJA TERHADAP UNSUR KEKERASAN DALAM SINETRON DI TELEVISI

BAB VI PERSEPSI REMAJA TERHADAP UNSUR KEKERASAN DALAM SINETRON DI TELEVISI BAB VI PERSEPSI REMAJA TERHADAP UNSUR KEKERASAN DALAM SINETRON DI TELEVISI 6.1. Persepsi Remaja terhadap Unsur Kekerasan dalam Sinetron di Televisi Remaja yang menjadi responden dalam penelitian sebagian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tayangan sepak bola La Liga Spanyol di Tv One.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tayangan sepak bola La Liga Spanyol di Tv One. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan akan hiburan remaja pada tayangan sepak bola La

Lebih terperinci

disampaikan. Respon sendiri merupakan cara yang digunakan pembaca untuk menyampaikan keinginannya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan

disampaikan. Respon sendiri merupakan cara yang digunakan pembaca untuk menyampaikan keinginannya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan BAB IV Analisis Respon Mahasiswa Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang Terhadap Tayangan Berita Islami Masa Kini (kajian episode Adab Makan Seorang Muslim). Respon dapat diartikan dengan

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH PEMULA 3.1 Validitas dan Reliabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Pendekatan dan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Di dalam bab 4 ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasannya setelah peneliti melakukan penelitian dilapangan, terhadap ibuibu anggota PKK di desa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peneliti menempuh beberapa tahap penelitian dalam pengumpulan data.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peneliti menempuh beberapa tahap penelitian dalam pengumpulan data. BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data Peneliti menempuh beberapa tahap penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan tersebut sebagai berikut : 4.1.1 Tahap Awal Penelitian

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan, analisis data, dan pembahasan dapat diambil

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan, analisis data, dan pembahasan dapat diambil 353 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan, analisis data, dan pembahasan dapat diambil simpulan sebagai berikut. Pembelajaran apresiasi cerita pendek pada penelitian ini menerapkan

Lebih terperinci

Tayangan Iklan Ades Tiga Langkah Perubahan dalam Membentuk Sikap Green Living di Kalangan Mahasiswa

Tayangan Iklan Ades Tiga Langkah Perubahan dalam Membentuk Sikap Green Living di Kalangan Mahasiswa Tayangan Iklan Ades Tiga Langkah Perubahan dalam Membentuk Sikap Green Living di Kalangan Mahasiswa Adinda Fuadilla A 1, Suwandi Sumartias 2, Trie Damayanti 3 Jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. TVRI. Siaran perdananya menayangkan upacara peringatan Hari Kemerdekaan

BAB 1 PENDAHULUAN. TVRI. Siaran perdananya menayangkan upacara peringatan Hari Kemerdekaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 1962, stasiun televisi yang pertama kali muncul di Indonesia adalah TVRI. Siaran perdananya menayangkan upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. jawaban kuesioner yang diisi oleh responden. Untuk melakukan analisis ini

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. jawaban kuesioner yang diisi oleh responden. Untuk melakukan analisis ini BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data dan Analisis Awal Pada awal tahap analisis, peneliti menyajikan data prosentase hasil dari jawaban kuesioner yang diisi oleh responden. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. dengan tingkat kesadaran, tingkat kesukaan, dan tingkat keyakinan terhadap

BAB III PENYAJIAN DATA. dengan tingkat kesadaran, tingkat kesukaan, dan tingkat keyakinan terhadap 63 BAB III PENYAJIAN DATA dengan tingkat kesadaran, tingkat kesukaan, dan tingkat keyakinan terhadap merek di kalangan komunitas Solo Hijabers kota Solo, telah dilakukan pengumpulan data melalui penyebaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143 ABSTRAKSI Judul Tugas Akhir Nama NIM : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C00543 Televisi lokal memiliki kekuatan pada kedekatannya dengan

Lebih terperinci

ANGKET. A. Identitas Responden 1.Nama :... 2.Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

ANGKET. A. Identitas Responden 1.Nama :... 2.Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 76 ANGKET Petunjuk Pengisian: Jawablah pertanyaan yang diajukan dengan mengisi titik-titik atau dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda pilih. No Kuesioner:... enumerator)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah menyelesaikan tabel tunggal dan tabel silang, maka peneliti akan melakukan

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah menyelesaikan tabel tunggal dan tabel silang, maka peneliti akan melakukan 92 BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Setelah menyelesaikan tabel tunggal dan tabel silang, maka peneliti akan melakukan langkah selanjutnya, yaitu pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, komunikasi berkembang semakin pesat dan menjadi sedemikian penting. Hal tersebut mendorong terciptanya media media yang menjadi alat

Lebih terperinci