BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pegertia Prosedur Meurut Mulyadi (2001:5) medefiisika: Prosedur adalah suatu uruta kegiata klerikal, biasaya melibatka beberapa orag dalam suatu departeme atau lebih yag dibuat utuk mejami peagaa secara seragam trasaksi perusahaa yag terjadi berulag-ulag. Didalam suatu sistem, biasaya terdiri dari beberapa prosedur dimaa prosedur-prosedur itu salig terkait da salig mempegaruhi. Akibatya jika terjadi perubaha makasalah satu prosedur, maka aka mempegaruhi prosedur prosedur yag lai. Meurut Zaki Baridwa (1990:3): Prosedur merupaka uruta pekerjaa klerikal yag melibatka beberapa orag dalam suatu bagia atau lebih, disusu utuk mejami adaya perlakua yag seragam terhadap trasaksi yag serig terjadi Meurut Richard F. Neuschel (1971) yag dikutip oleh Yogiyato (1996:4) medefiisika: Suatu prosedur adalah suatu urut-uruta kegiata klerikal (tulis meulis), biasaya melibatka beberapa orag di dalam satu atau lebih departeme, yag diterapka utuk mejami peagaa yag seragam dari trasaksi trasaksi bisis yag terjadi. Dalam defiisi system akutasi, Mulyadi (2001:3) meyebutka: Formulir merupaka salah satu usur system akutasi Formulir ii merupaka keluara system lai yag mejadi masuka system akutasi, system lai yag meghasilka formulir ii terdiri dari sub sub system yag diberi ama prosedur. Dari defiisi diatas dapat disimpulka bahwa suatu sistem terdiri dari jariga prosedur artiya bahwa suatu sistem terdiri dari beberapa prosedur yag mejadi satu kesatua yag memiliki keterkaita satu dega laiya. 7

2 B. Pegertia Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah kekayaa yag dimiliki oleh suatu perusahaa, yag dimaa kekayaa tersebut didapatka dalam betuk siap pakai atau telah dibagu terlebih dahulu, sifatya permae da dapat diguaka dalam kegiata ormal perusahaa utuk jagka waktu yag relative pajag serta memiliki ilai cukup material. Aktiva tetap yaitu sumber daya ekoomi yag didapatka da dikuasai oleh perusahaa sebagai hasil dari trasaksi masa lalu, salah satuya yaitu aktiva tetap yag diguaka oleh perusahaa dalam kegiata operasioalya dalam meghasilka produk atau jasa. Defiisi atau Pegertia Aset Tetap meurut para ahli adalah harta kekayaa atau sumber daya etitas bisis (perusahaa) yag diperoleh serta dikuasai dari hasil kegiata ekoomi (trasaksi) pada masa yag lalu. Aset tetap diguaka dalam mejalaka aktivitas operasioal usaha perusagaa utuk meghasilka barag atau jasa. Peraa aset tetap sagat sigifika dalam meghasilka barag da jasa, misalya taah/laha da bagua tempat produksi, mesi da berbagai peralata lai yag diguaka sebagai alat produksi da yag laiya. Meurut Sofya Safri berpedapat bahwa : "Aset tetap adalah aset suatu etitas yag mejadi hak milik perusahaa yag diguaka utuk memproduksi (meghasilka) barag atau jasa etitas bisis da pegguaaya secara terus meerus." Sedagka PSAK meuturka bahwa aktiva tetap ialah aset yag berwujud yag didapat/diperoleh dega kodisi siap pakai maupu dibagu terlebih dahulu da dipakai dalam aktivitas operasi perusahaa, tidak ditujuka dijual kembali dalam ragka aktivitas ormal perusahaa serta memiliki mafaat ekoomi lebih dari satu tahu buku (lebih dari satu periode). 8

3 C. Karakteristik Aktiva Tetap Aktiva tetap mempuyai beberapa karakteristik, berikut beberapa defiisi karakteristik aktiva tetap dari berbagai sumber. Firdaus A Duia (2005, 151) meyataka bahwa karakteristik aktiva tetap, yaitu: 1. Maksud perolehaya adalah diguaka dalam kegiata perusahaa, da buka utuk diperjualbelika dalam kegiata ormal peruahaa; 2. Umur atau jagka waktu pemakaiaya yag lebih dari satu tahu ; 3. Bahwa pegeluara utuk aktiva tersebut harus merupaka pegeluara yag ilaiya besar atau material bagi perusahaa tersebut. Dalam perolehaya, perusahaa harus membuat kebijaksaaa keuaga atau akutasi megeai ilai atau jumlah miimum pegeluara yag dapat dikapitalisasi atau yag diaggap sebagai pegeluara barag modal. Sedagka meurut Achmad Tjahjoo, etall (2009,112) megugkapka beberapa karakteristik aktiva tetap, yaitu: 1. Diperguaka utuk operasioal perusahaa da tidak utuk dijual; 2. Memiliki mafaat lebih dari satu periode akutasi atau satu siklus operasi ormal; 3. Memiliki betuk fisik, karakter ii utuk membedaka dega aktiva tak berwujud; 4. Mempuyai ilai yag material. Berdasarka defiisi berbagai sumber diatas tetag karakteristik aktiva tetap, maka dapat disimpulka bahwa aktiva tetap mempuyai beberapa karakteristik. Diataraya adalah : 1. Tidak utuk di jual kembali. 2. Memiliki wujud fisik. 3. Memiliki ilai material, harga dari aset cukup sigifika misalya seperti: harga taah, harga mesi, harga bagua da lai sebagaiya. 4. Memiliki periode mafaat dega jagka waktu yag pajag (lebih dari 1 tahu). 5. Dapat memberika bayak mafaat di masa yag aka datag. 9

4 6. Aset dapat diguaka secara efektif dalam aktivitas ormal perusahaa (tidak utuk di jual kembali seperti halya produk, persediaa da ivestasi). 7. Dimiliki oleh perusahaa tidak sebagai ivestasi. D. Aktiva Tetap Berdasarka Sifatya da Cotohya 1. Aktiva Tetap Berwujud Yag dimaksud dega aktiva tetap berwujud (tagible fixed assets) yaitu merupaka aktiva tetap yag memiliki betuk fisik, terdapat 3 (tiga) jeis aktiva tetap berwujud, diataraya seperti di bawah ii: Yag pertama, aktiva yag merupaka sumber dari peyusuta atau depresiasi, cotohya seperti: bagua atau gedug, peralata, kedaraa, ivetaris, mesi-mesi produksi da lai sebagaiya. Yag kedua, aktiva yag merupaka sumber dari deplesi atau peyusuta, cotohya seperti: tambag mieral, mieral deposits atau sumber alam da lai sebagaiya. Sumber alam atau tambag dapat habis melalui kegiata-kegiata eksploitasi pada sumber-sumber tersebut, oleh sebab itu sumber alam harus dapat dialokasika kepada periode-periode yag dimaa sumber alam atau tambag tersebut dapat memberika hasilya. Yag ketiga, aktiva yag tidak megalami peyusuta atau tidak megalami deplesi, cotohya seperti: tempat atau taah dimaa bagua perusahaa di dirika da lai sebagaiya. a. Harga Peroleha Aktiva Tetap Berwujud : 1) Taah Taah yag dimiliki da diguaka sebagai tempat berdiriya perusahaa dicatatat dalam rekeig taah. Apabila taah itu tidak diguaka dalam usaha perusahaa maka dicatat dalam rekeig ivestasi jagka pajag. Harga peroleha taah terdiri dari berbagai eleme seperti: harga beli, komisi pembelia, bea balik ama, biaya merobohka bagua lama, 10

5 biaya perataa taah, pajak-pajak yag jadi beba pembeli pada waktu pembelia taah. 2) Bagua Gedug yag diperoleh dari pembelia, harga perolehaya harus dialokasika pada taah da gedug. Biaya yag dikapitalisasi sebagai harga peroleha gedug adalah: Harga beli, biaya perbaika sebelum gedug itu dipakai, komisi pembelia, bea balik ama, pajak-pajak yag mejadi tagguga pembeli pada waktu pembelia. Apabila gedug dibuat sediri maka harga peroleha gedug terdiri dari: biayabiaya pembuata gedug, biaya perecaaa, gambar da lailai, biaya pegurusa izi bagua, pajak-pajak selama masa pembagua gedug, buga selama masa pembuata gedug, asurasi selama masa pembagua. 3) Mesi da Alat-alat Yag merupaka harga peroleha mesi da alat-alat adalah: harga beli, pajak-pajak yag mejadi beba pembeli, biaya agkut, asurasi selama dalam perjalaa, biaya pemasara, biaya-biaya yag dikeluarka selama masa percobaa mesi. Apabila mesi itu dibuat sediri maka harga perolehaya terdiri dari semua biaya yag dikeluarka utuk membuat mesi. 4) Alat-alat Kerja Alat-alat kerja yag dimiliki bisa berupa alat-alat utuk mesi atau alat-alat taga seperti drei, catut, pukul besi da lai-lai. Karea harga perolehaya relatife kecil maka biasaya alat-alat tii tidak didepresiasi tetapi diperlakuka pada waktu pembelia dikapitalisasi, kemudia setiap akhir periode dihitug fisikya, selisihya dicatat sebagai biaya utuk periode itu da rekeig alat-alat kerja dikredit, atau dikapitalisasi sebagai aktiva dega jumlah tertetu da diaggap sebagai 11

6 persediaa ormal, kemudia setiap kali pembelia baru dibebaka sebagai biaya. 5) Perabot da Alat-alat Kator Dalam judul perabot termasuk eleme-eleme seperti meja, kursi, lemari, sedag dalam judul alat-alat kator termasuk mesi tik, mesi hitug, da lai-lai. Pembelia atau pembuata alat-alat ii harus dipisah-pisahka utuk fugsifugsi produksi, pejuala da admiistrasi, sehigga depresiasiya dapat dibebaka pada masig-masig fugsi tersebut. Yag termasuk dalam harga peroleha perabot atau alat-alat kator adalah harga beli, biaya agkut da pajak-pajak yag mejadi tagguga pembeli. 6) Kedaraa Seperti halya perabot, maka kedaraa yag dimiliki juga harus dipisahka utuk setiap fugsi yag berbeda. Yag termasuk harga peroleha kedaraa adalah harga faktur, bea balik ama da biaya agkut. Pajak-pajak yag dibayar setiap periode seperti pajak kedaraa bermotor, jasa raharjja, da lai-lai dibebaka sebagai biaya pada periode yag aka bersagkuta. Harga peroleha kedaraa ii didepresiasi selama masa keguaaya. b. Cara-Cara Peroleha Aktiva Tetap 1) Pembelia Tuai Aktiva tetap berwujud yag diperoleh dari pembelia tuai dicatat dalam buku dega jumlah sebesar uag yag dikeluarka. Dalam jumlah uag yag dikeluarka utuk memperoleh aktiva tetap tersebut siap utuk dipakai, seperti biaya agkut, premi asurasi dalam perjalaa, biaya balik ama, biaya pemasaga da biaya percobaa. 12

7 2) Pembelia Agsura Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelia agsura, maka dalam harga peroleha aktiva tetap tidak boleh termasuk buga.buga selama masa agsura baik jelas-jelas diyataka maupu yag tidak diyataka tersediri, harus dikeluarka dari harga peroleha da dibebaka sebagai biaya buga. 3) Diperoleh dari Hadiah/ Doasi Aktiva tetap yag diperoleh dari hadiah/ doasi, pecatataya bisa dilakuka meyimpag dari prisip harga peroleha.utuk meerima hadiah, mugki dikeluarka biayabiaya, tetapi biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari ilai aktiva tetap yag diterima. Apabila aktiva dicatat sebesar biaya yag sudah dikeluarka, maka hal ii aka meyebabka jumlah aktiva da modal terlalu kecil, juga beba depresiasi mejadi terlalu kecil. Utuk megatasi keadaa ii maka aktiva yag diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarya. c. Biaya-Biaya Selama Masa Pegguaa Aktiva Tetap 1) Reparasi da Pemeliharaa Biaya reparasi dapat merupaka biaya yag jumlahya kecil jika reparasiya biasa, da jumlahya cukup besar jika reparasiya besar. Biaya reparasi kecil seperti baut, mur, sekerig mesi merupaka biaya yag serig terjadi. Biaya pemeliharaa merupaka biaya yag dikeluarka utuk memelihara aktiva agar tetap dalam kodisi yag baik, biaya seperti ii adalah biaya peggatia oli, pembersiha, pegecata, da biaya lai yag serupa. Reparasi selag biasaya terjadi selag beberapa tahu, sehigga dapat dikataka bahwa mafaat reparasi seperti ii aka dirasaka dalam beberapa periode. Oleh karea itu biaya reparasi besar dikapitalisasi da pembebaaya sebagai biaya dilakuka dalam periode-periode yag meerima mafaat. 13

8 2) Peggatia Yag dimaksud dega peggatia adalah biaya yag dikeluarka utuk meggati aktiva atau suatu bagia aktiva dega uit yag baru yag tipeya sama, misalya peggatia dyamo mesi. Peggatia seperti ii biasaya terjadi karea aktiva lama sudah tidak berfugsi lagi ( rusak ). Peggatia bagia-bagia aktiva yag biayaya kecil diperlakuka dega cara yag sama seperti reparasi kecil. Apabila bagia-bagia ii yag digati itu biayaya cukup besar, maka harga peroleha bagia itu dihapuska dari rekeig aktiva da digati dega harga peroleha yag baru.begitu juga akumulasi depresiasi utuk bagia yag digati dihapuska. 3) Perbaika Yag dimaksud dega perbaika adalah peggatia suatu aktiva dega aktiva baru utuk memperoleh keguaa yag lebih besar.perbaikaya yag biasaya kecil dapat diperlakuka seperti reparasi biasa, tetapi perbaika yag memaka biaya yag besar dicatat sebagai aktiva baru.aktiva lama yag digati da akumulasi depresiasiya dihapuska dari rekeig-rekeigya. 4) Peambaha Yag dimaksud dega peambaha adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu aktiva seperti peambaha ruag dalam bagua, ruag parker da lai-lai 2. Aktiva Tetap Tidak Berwujud Sedagka yag dimaksud dega aktiva tidak berwujud (Itagible Assets) yaitu merupaka aktiva yag tidak memiliki wujud fisik, aka tetapi memiliki mafaat yag besar utuk perusahaa yag diyataka dalam betuk jamia tertetu, cotohya seperti: hak cipta, 14

9 hak pate, hak moopoli, biaya utuk riset, merek dagag, biya utuk medirika perusahaa da lai sebagaiya. 3. Aset Tetap Disusutka atau Tidak Disusutka a. Aset disusutka (Depresiasi plat asset)seperti mesi, bagua, peralata, kedaraa dll. b. Aset tidak disusutka (Udepreciated plat asset) seperti taah E. Metode Beba Peyusuta 1. Metode Garis Lurus ( Straight-Lie Methode ) Metode garis lurus adalah metode depresiasi yag palig sederhaa da yag palig serig diguaka. Dega cara ii beba depresiasi tiap periode bebaya sama. Depresiasi= Metode garis lurus megguaka rumus sebagai berikut: HP - NS Keteraga : HP = Harga Peroleha (Cost) NS = Nilai Sisa (residu) = Taksira Umur Ekoomis Cotoh: Harga peroleha suatu kedaraa Rp dega umur Diketahui: ekoomis kedaraa ditaksir 5 tahu da ilai sisa ditaksir Rp Hituglah beba peyusuta tiap tahu. Harga peroleha = Rp Umur ( N ) = 5 tahu Nilai sisa = Rp Jawab : HP - NS Rp Rp = 5 tahu = Rp Metode Jam Jasa ( Service Hours Methode) 15

10 Metode ii didasarka pada aggapa bahwa aktiva (khususya mesi-mesi) aka lebih cepat rusak bila diguaka sepeuhya (full time) dibadig dega pegguaa yag tidak sepeuhya (part time). Dalam cara ii beba dihitug dega dasar satua jam jasa. Beba depresiasi periodik besarya sagat tergatug pada jam jasa yag terpakai (diguaka). Metode ii megguaka rumus: Depresiasi = HP - NS Keteraga : HP = Harga Peroleha (Cost) NS = Nilai Sisa (residu) = Taksira Umur Ekoomis 3. Metode Hasil Produksi ( Productive Output Methode ) Dalam metode ii umur keguaa aktiva ditaksir dalam satua jumlah uit hasil produksi.beba depresiasi dihitug dega dasar satua hasil produksi, sehigga depresiasi tiap periode aka berfluktuasi sesuai dega fluktuasi dalam hasil produksi. Dega asumsi bahwa suatu aktiva itu dimiliki utuk meghasilka produk, sehigga depresiasi juga didasarka pada jumlah yag dihasilka. Metode hasil produksi ii megguaka rumus: Depresiasi = HP - NS Keteraga : HP = Harga Peroleha (Cost) NS = Nilai Sisa (residu) = Taksira Hasil Produksi (Uit) 4. Metode Beba Berkurag ( Reducig Charge Methode ) Dalam metode ii beba depresiasi tahu-tahu pertama aka lebih besar dari pada beba depresiasi tahu berikutya.dalam metode ii diasumsika aktiva yag baru dapat diguaka dega lebih efisie dibadigka dega aktiva yag lebih tua. Ada beberapa cara yag 16

11 dapat diguaka utuk meghitug beba depresiasi yag meuru dari tahu ke tahu yaitu: a. Metode Jumlah Agka Tahu (Sum Of Year`s DigitMethode) Di dalam metode ii depresiasi dihitug dega caramegalika bagia pegurag (reducig fractios) yag setiap tahuya selalu meuru dega harga peroleha dikuragi ilai residu. b. Metode Saldo Meuru (Decliig Balace Methode) Dalam metode ii beba depresiasi periodik dihitug dega cara megalika tarif yag tetap dega ilai buku aktiva. Aktiva ii setiap tahu meuru makabeba depresiasi tiap tahuya juga selalu meuru. Cotoh: Harga peroleha suatu kedaraa Rp dega umur ekoomis kedaraa ditaksir 5 tahu da ilai sisa ditaksir Rp Jawab: Tarif peyusuta = 100% : 5 tahu x 2 = 40% / tahu Tabel Metode Saldo Meuru Tahu Nilai tercatat Tarif Beba Akumulasi awal tahu peyusuta peyusuta peyusuta Nilai buku % % % % % c. Metode Saldo Meuru Gada (Double Decliig Methode) Dalam metode ii, beba depresiasi tiap tahu meuru, utuk dapat meghitug beba depresiasi yag selalu meuru, dasar yag diguaka adalah prosetase depresiasi dega cara garis lurus (Starigh Lie). Prosetase ii dikalika dua da setiap tahuya dikalika pada ilai buku aktiva tetap. Karea ilai bukuya selalu meuru maka beba depresiasi juga selalu meuru. 17

12 Catata Akutasi Aktiva Tetap Catata akutasi merupaka salah satu usur dari suatu sistem akutasi pokok yag terdiri dari jural, buku besar da buku pembatu. Mulyadi, (2001: 3) Catata akutasi yag diguaka utuk mecatat trasaksi harga pokok aktiva tetap da akumulai depresiasi aktiva tetap. Mulyadi, (2001: 608) a. Kartu Aktiva Tetap Catata akutasi ii merupaka buku pembatu yagdiguaka utuk mecatat secara rici segala data yag bersagkuta dega aktiva tetap tertetu. b. Jural Umum Jural umum ii diguaka utuk mecatat trasaksi harga pokok aktiva tetap yag telah selesai dibagu, biaya-biaya utuk pemasaga da pembogkara aktiva tetap, peghetia pemakaia aktiva tetap da depresiasi aktiva tetap. c. Register Bukti Kas Keluar Jural ii diguaka utuk mecatat trasaksi pembelia aktiva tetap da pegeluara modal yag berupa pegeluara kas. 18

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 ISTILAH KEENDUDUKAN 2.1.1 eduduk eduduk ialah orag atatu idividu yag tiggal atau meetap pada suatu daerah tertetu dalam jagka waktu yag lama. 2.1.2 ertumbuha eduduk ertumbuha peduduk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi. MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret DOSEN Fitri Yuliati, SP, MSi. Deret Deret ialah ragkaia bilaga yag tersusu secara teratur da memeuhi kaidah-kaidah tertetu. Bilaga-bilaga yag merupaka usur da pembetuk sebuah

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS. OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM

MATEMATIKA BISNIS. OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM MATEMATIKA BISNIS OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM BAB BARISAN DAN DERET A. BARISAN Barisa bilaga adalah susua bilaga yag diurutka meurut atura tertetu.betuk umum barisa bilaga a,

Lebih terperinci

Inflasi dan Indeks Harga I

Inflasi dan Indeks Harga I PERTEMUAN 1 Iflasi da Ideks Harga I 1 1 TEORI RINGKAS A Pegertia Agka Ideks Agka ideks merupaka suatu kosep yag dapat memberika gambara tetag perubaha-perubaha variabel dari suatu priode ke periode berikutya

Lebih terperinci

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas. 4 D E R E T Kosep deret merupaka kosep matematika yag cukup populer da aplikatif khusuya dalam kasus-kasus yag meyagkut perkembaga da pertumbuha suatu gejala tertetu. Apabila perkembaga atau pertumbuha

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARA DAN FAKTOR DIKON 3.1 Ecoomic Order Quatity Ecoomic Order Quatity (EOQ) merupaka suatu metode yag diguaka utuk megedalika

Lebih terperinci

ANALYSIS DIFFERENCES INTHE METHOD DEPRECIATION OF TANGIBLE FIXED ASSETS IN THE COMPANY S (Case Study at PT.Bineatama Kayone Lestari)

ANALYSIS DIFFERENCES INTHE METHOD DEPRECIATION OF TANGIBLE FIXED ASSETS IN THE COMPANY S (Case Study at PT.Bineatama Kayone Lestari) ANALYSIS DIFFERENCES INTHE METHOD DEPRECIATION OF TANGIBLE FIXED ASSETS IN THE COMPANY S (Case Study at PT.Bieatama Kayoe Lestari) Sari Hartati Sudarsoo (093403034) E-mail : sarihartatis@yahoo.com Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran suatu perusahaan di dalam dunia bisnis diidentifikasikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Peran suatu perusahaan di dalam dunia bisnis diidentifikasikan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Peelitia Pera suatu perusahaa di dalam duia bisis diidetifikasika melalui barag yag diproduksi da dijualya atau melalui jasa yag diberika perusahaa kepada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB ENDAHULUAN. Latar Belakag Masalah Dalam kehidupa yata, hampir seluruh feomea alam megadug ketidak pastia atau bersifat probabilistik, misalya pergeraka lempega bumi yag meyebabka gempa, aik turuya

Lebih terperinci

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan.

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan. Arti ivestasi : a. Hasil pejuala. b. Biaya c. Ekspektasi da kepercayaa. Ivestasi : peigkata barag modal berujud Kekuata Ekoomi Utama; Hasil pegembalia ivestasi yag dipegaruhi oleh struktur ekoomi, biaya

Lebih terperinci

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

LOGO MATEMATIKA BISNIS (Deret)

LOGO MATEMATIKA BISNIS (Deret) LOGO MATEMATIKA BISNIS (Deret) DOSEN FEBRIYANTO, SE., MM. www.febriyato79.wordpress.com 1 MATEMATIKA BISNIS Matematika Bisis memberika pemahama ilmu megeai kosep matematika dalam bidag bisis. Sehigga suatu

Lebih terperinci

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN EPS DAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN KELEMAHAN PELAPORAN EPS DALAM LAPORAN KEUANGAN ANALISIS RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN EARNING PER SHARE (EPS) PRICE EARNING RATIO (PER)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka aalisis tetag kelayaka ivestasi usaha cuci mobil CV. Sagkara Abadi di Bumiayu. Metode aalisis yag dipakai adalah metode aalisis kuatitatif

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di Kawasa Patai Ayer, Kabupate Serag Provisi Bate. Lokasi ii dipilih secara segaja atau purposive karea Patai Ayer merupaka salah

Lebih terperinci

3. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 3.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

3. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 3.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder 3. Ragkaia Logika Kombiasioal da Sequesial Ragkaia Logika secara garis besar dibagi mejadi dua, yaitu ragkaia logika Kombiasioal da ragkaia logika Sequesial. Ragkaia logika Kombiasioal adalah ragkaia yag

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia adalah metode deskriptif, yaitu peelitia yag didasarka pada pemecaha masalah-masalah aktual yag ada pada masa sekarag.

Lebih terperinci

mempunyai sebaran yang mendekati sebaran normal. Dalam hal ini adalah PKM (penduga kemungkinan maksimum) bagi, ˆ ˆ adalah simpangan baku dari.

mempunyai sebaran yang mendekati sebaran normal. Dalam hal ini adalah PKM (penduga kemungkinan maksimum) bagi, ˆ ˆ adalah simpangan baku dari. Selag Kepercayaa Cotoh Besar Jika ukura cotoh (sample size) besar, maka meurut Teorema Limit Pusat, bayak statistik megikuti/mempuyai sebara yag medekati ormal (dapat diaggap ormal). Artiya jika adalah

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak: PENGUJIAN HIPOTESIS A. Lagkah-lagkah pegujia hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaa megeai sesuatu. Jika hipotesis tersebut tetag ilai-ilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

Lebih terperinci

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010 Erie Sadewo Kodisi Makro Ekoomi Kepulaua Riau Pola perekoomia suatu wilayah secara umum dapat diyataka meurut sisi peyediaa (supply), permitaa

Lebih terperinci

Muniya Alteza

Muniya Alteza NILAI WAKTU UANG 1. Kosep dasar ilai waktu uag (time value of moey) 2. Nilai masa depa (future value) 3. Nilai sekarag (preset value) 4. Auitas (auity) 5. Perpetuitas (perpetuity) 6. Buga tahua efektif/

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. Disusun Oleh: Supardi Nani, SE., M.Si

KONTRAK PERKULIAHAN. Disusun Oleh: Supardi Nani, SE., M.Si KONTRAK PERKULIAHAN Disusu Oleh: Supardi Nai, SE., M.Si Mata Kuliah : Maajeme Pemasara Kode : 9114-6-0253 Program Studi : Peddika Ekoomi Jurusa : Pedidika Ekoomi Fakultas : Ekoomi da Bisis Jumlah Pertemua

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Interpolasi

Bab 3 Metode Interpolasi Baha Kuliah 03 Bab 3 Metode Iterpolasi Pedahulua Iterpolasi serig diartika sebagai mecari ilai variabel tergatug tertetu, misalya y, pada ilai variabel bebas, misalya, diatara dua atau lebih ilai yag diketahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Didalam melakuka kegiata suatu alat atau mesi yag bekerja, kita megeal adaya waktu hidup atau life time. Waktu hidup adalah lamaya waktu hidup suatu kompoe atau uit pada

Lebih terperinci

KELOMPOK II HENI WURYANINGSIH / MASTATY GURNING/ ANNISA KHUSNUL KHOTIMAH/ APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN (BATCH SYSTEM)

KELOMPOK II HENI WURYANINGSIH / MASTATY GURNING/ ANNISA KHUSNUL KHOTIMAH/ APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN (BATCH SYSTEM) KELOMPOK II HENI WURYANINGSIH / 11097067 MASTATY GURNING/ 11097684 ANNISA KHUSNUL KHOTIMAH/ 11097790 APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN (BATCH SYSTEM) Pegertia : Siklus trasaksi adalah seperagkat trasaksi akutasi

Lebih terperinci

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu: 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Model matematis da tahapa matematis Secara umum tahapa yag harus ditempuh dalam meyelesaika masalah matematika secara umerik da megguaka alat batu komputer, yaitu: 2.1.1 Tahap

Lebih terperinci

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika Prosidig Semirata FMIPA Uiversitas Lampug, 0 Model Pertumbuha BeefitAsurasi Jiwa Berjagka Megguaka Deret Matematika Edag Sri Kresawati Jurusa Matematika FMIPA Uiversitas Sriwijaya edagsrikresawati@yahoocoid

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI

REGRESI DAN KORELASI REGRESI DAN KORELASI Pedahulua Dalam kehidupa sehari-hari serig ditemuka masalah/kejadia yagg salig berkaita satu sama lai. Kita memerluka aalisis hubuga atara kejadia tersebut Dalam bab ii kita aka membahas

Lebih terperinci

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu

Lebih terperinci

oleh hasil kali Jika dan keduanya fungsi yang dapat didiferensialkan, maka

oleh hasil kali Jika dan keduanya fungsi yang dapat didiferensialkan, maka Itegral etu Jika fugsi kotiu yag didefiisika utuk, kita bagi selag mejadi selag bagia berlebar sama Misalka berupa titik ujug selag bagia ii da pilih titik sampel di dalam selag bagia ii, sehigga terletak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya 5 BAB II LANDASAN TEORI Dalam tugas akhir ii aka dibahas megeai peaksira besarya koefisie korelasi atara dua variabel radom kotiu jika data yag teramati berupa data kategorik yag terbetuk dari kedua variabel

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

RANCANG BANGUN APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP Semiar Nasioal Tekologi Iformasi da Multimedia 0 ISSN 30-3805 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 0 RANCANG BANGUN APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP Safrizal1), Lili Tati) 1) Maajeme Iformatika Uiversitas

Lebih terperinci

Buku Padua Belajar Maajeme Keuaga Chapter 0 KONSEP NILAI WAKTU UANG. Pegertia. Nilai Uag meurut waktu, berarti uag hari ii lebih baik / berharga dari pada ilai uag dimasa medatag pada harga omial yag sama.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 39 III. METODOLOGI KAJIAN A. Lokasi da Waktu Kajia Kajia telah dilakuka di PD. Augerah Hero, suatu idustri kecil sepatu yag beralamat di Kampug Sawah Ilir RT.02 RW.03 Mekarjaya, Kecamata Ciomas, Kabupate

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI MANAJEMEN RISIKO INVESTASI A. PENGERTIAN RISIKO Resiko adalah peyimpaga hasil yag diperoleh dari recaa hasil yag diharapka Besarya tigkat resiko yag dimasukka dalam peilaia ivestasi aka mempegaruhi besarya

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 49 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat da Waktu Peelitia Ruag ligkup peelitia mecakup perekoomia Provisi NTT utuk megkaji peraa sektor pertaia dalam perekoomia. Kajia ii diaggap perlu utuk dilakuka dega

Lebih terperinci

SEBARAN t dan SEBARAN F

SEBARAN t dan SEBARAN F SEBARAN t da SEBARAN F 1 Tabel uji t disebut juga tabel t studet. Sebara t pertama kali diperkealka oleh W.S. Gosset pada tahu 1908. Saat itu, Gosset bekerja pada perusahaa bir Irladia yag melarag peerbita

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas

Lebih terperinci

TEORI PENAKSIRAN. Bab 8. A. Pendahuluan. Kompetensi Mampu menjelaskan dan menganalisis teori penaksiran

TEORI PENAKSIRAN. Bab 8. A. Pendahuluan. Kompetensi Mampu menjelaskan dan menganalisis teori penaksiran Bab 8 TEORI PENAKSIRAN Kompetesi Mampu mejelaska da megaalisis teori peaksira Idikator 1. Mejelaska da megaalisis data dega megguaka peaksira titik 2. Mejelaska da megaalisis data dega megguaka peaksira

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4 Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika

Lebih terperinci

BAB II CICILAN DAN BUNGA MAJEMUK

BAB II CICILAN DAN BUNGA MAJEMUK BAB II CICILAN DAN BUNGA MAJEMUK 2.1. Buga Majemuk Ada sedikit perbedaa atara suku buga tuggal da suku buga majemuk. Pada suku buga tuggal, besarya buga B = Mp tidak perah digabugka dega modal M. Sebalikya

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel.

II. LANDASAN TEORI. dihitung. Nilai setiap statistik sampel akan bervariasi antar sampel. II. LANDASAN TEORI Defiisi 2.1 Distribusi Samplig Distribusi samplig adalah distribusi probibilitas dari suatu statistik. Distribusi tergatug dari ukura populasi, ukura sampel da metode memilih sampel.

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI (Deret)

MATEMATIKA EKONOMI (Deret) LOGO MATEMATIKA EKONOMI (Deret) DOSEN FEBRIYANTO, SE., MM. www.febriyato79.wordpress.com MATEMATIKA EKONOMI Matematika Ekoomi memberika pemahama ilmu megeai kosep matematika dalam bidag bisis da ekoomi.

Lebih terperinci

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi.

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi. Distribusi Samplig (Distribusi Pearika Sampel). Pedahulua Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan BAB LANDASAN TEORI. Pegertia Regresi Statistika merupaka salah satu cabag peegtahua yag palig bayak medapatka perhatia da dipelajari oleh ilmua dari hamper semua bidag ilmu peegtahua, terutama para peeliti

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) UNTUK PREDIKSI PERMINTAAN KEBUTUHAN BERAS SECARA MULTIUSER

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) UNTUK PREDIKSI PERMINTAAN KEBUTUHAN BERAS SECARA MULTIUSER ISSN : 2338-4018 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) UNTUK PREDIKSI PERMINTAAN KEBUTUHAN BERAS SECARA MULTIUSER Agik Damai Istato (agik_damai@yahoo.co.id) Muhammad Hasbi (mhasbi@sius.ac.id)

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Investment Criteria Analysis. Arranged by : R. AGUS BAKTIONO UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2010

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Investment Criteria Analysis. Arranged by : R. AGUS BAKTIONO UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2010 STUDI KELAYAKAN BISNIS Arraged by : R. AGUS BAKTIONO UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2010 TUJUAN Setelah mempelajari Bab ii diharapka mahasiswa dapat memahami: Apakah gagasa usaha (proyek) yag direcaaka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham adalah surat berharga yag dapat dibeli atau dijual oleh peroraga atau lembaga di pasar tempat surat tersebut diperjualbelika. Sebagai istrumet ivestasi, saham memiliki

Lebih terperinci

Himpunan. Himpunan 3/28/2012. Semesta Pembicaraan Semua mobil di Indonesia

Himpunan. Himpunan 3/28/2012. Semesta Pembicaraan Semua mobil di Indonesia Himpua Suatu himpua atau gugus adalah merupaka sekumpula obyek. Pada umumya aggota dari gugus tersebut memiliki suatu sifat yag sama. Suatu himpua bagia atau aak gugus merupaka sekumpula obyek yag aggotaya

Lebih terperinci

Ekonomi Rekayasa Koreksi

Ekonomi Rekayasa Koreksi Ekoomi Rekayasa Koreksi Koreksi pembeara karea kesalaha tada kurug tidak tampil dalam rumus da perhituga Gambar 2.15Tigkat akurasi peratura 72 da 69 2.4.6 Peratura 113 Selai itu ada juga perhituga dega

Lebih terperinci

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi 6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3. Jeis da Sumber Data Data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data sekuder yag berasal dari Tabel Iput-Output Provisi Jambi tahu 2007 klasifikasi 70 sektor yag kemudia diagregasika

Lebih terperinci

BAB III RUANG HAUSDORFF. Pada bab ini akan dibahas mengenai ruang Hausdorff, kekompakan pada

BAB III RUANG HAUSDORFF. Pada bab ini akan dibahas mengenai ruang Hausdorff, kekompakan pada 8 BAB III RUANG HAUSDORFF Pada bab ii aka dibahas megeai ruag Hausdorff, kekompaka pada ruag Hausdorff da ruag regular legkap. Pembahasa diawali dega medefiisika Ruag Hausdorff da beberapa sifatya kemudia

Lebih terperinci

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2)

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2) Bab 6: Estimasi Parameter () BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (). ESTIMASI PROPORSI POPULASI Proporsi merupaka perbadiga atara terjadiya suatu peristiwa dega semua kemugkiaa peritiwa yag bisa terjadi. Besara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah. BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain III. METODE PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Data yag diguaka pada peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Provisi NTB, Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA)

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Langkah Langkah Dalam Pengolahan Data

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Langkah Langkah Dalam Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Metode Pegolaha Data Lagkah Lagkah Dalam Pegolaha Data Dalam melakuka pegolaha data yag diperoleh, maka diguaka alat batu statistik yag terdapat pada Statistical

Lebih terperinci

BAB 2 : BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN

BAB 2 : BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN Jl. Raya Wagu Kel. Sidagsari Kta Bgr Telp. 0251-8242411, email: prhumasi@smkwikrama.et, website : www.smkwikrama.et BAB 2 : BUNGA, PERTUBUHAN DAN PELURUHAN PENGERTIAN BUNGA Buga adalah jasa dari simpaa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Saat ii Idoesia merupaka egara yag berpeduduk lebih dari 200 juta orag. Da diperluka pembagua asioal utuk meigkatka kesejahteraa rakyat, sehigga pemeritah

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 77-85, Agustus 2003, ISSN : DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 77-85, Agustus 2003, ISSN : DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN JURAL MATEMATKA DA KOMPUTER Vol. 6. o., 77-85, Agustus 003, SS : 40-858 DSTRBUS WAKTU BERHET PADA PROSES PEMBAHARUA Sudaro Jurusa Matematika FMPA UDP Abstrak Dalam proses stokhastik yag maa kejadia dapat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di PT. Bak Bukopi, Tbk Cabag Karawag yag berlokasi pada Jala Ahmad Yai No.92 Kabupate Karawag, Jawa Barat da Kabupate Purwakarta

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI STIE Bisma Lepisi Jl. Ks. Tubu No. 11 Tagerag 15112 Telp.:(021) 558 9161-62. Fax.:(021) 558 9163 SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Kelompok Mata Kuliah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung 42 III. METODE PENELITIAN 3.. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di Provisi Sumatera Barat yag terhitug mulai miggu ketiga bula April 202 higga miggu pertama bula Mei 202. Provisi Sumatera

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Definisi Grup G disebut grup komutatif atau grup abel jika berlaku hukum

BAB II TEORI DASAR. Definisi Grup G disebut grup komutatif atau grup abel jika berlaku hukum BAB II TEORI DASAR 2.1 Aljabar Liier Defiisi 2. 1. 1 Grup Himpua tak kosog G disebut grup (G, ) jika pada G terdefiisi operasi, sedemikia rupa sehigga berlaku : a. Jika a, b eleme dari G, maka a b eleme

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peelitia Objek peelitia merupaka sasara utuk medapatka suatu data. Jadi, objek peelitia yag peulis lakuka adalah Beba Operasioal susu da Profit Margi (margi laba usaha).

Lebih terperinci

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA Ari Darmawa, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawa_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. PENAKSIRAN DAN PRAKIRAAN FUNGSI BIAYA C. PENAKSIRAN JANGKA PENDEK - Ekstrapolasi sederhaa - Aalisis

Lebih terperinci

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus ODUL 5 Peubah Acak Diskret Khusus Terdapat beberapa peubah acak diskret khusus yag serig mucul dalam aplikasi. Peubah Acak Seragam ( Uiform) Bila X suatu peubah acak diskret dimaa setiap eleme dari X mempuyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakag Dalam keadaa dimaa meghadapi persoala program liier yag besar, maka aka berusaha utuk mecari peyelesaia optimal dega megguaka algoritma komputasi, seperti algoritma

Lebih terperinci

Jurnal Online ICT STMIK IKMI Vol. 1-No. 1 Edisi Juli

Jurnal Online ICT STMIK IKMI Vol. 1-No. 1 Edisi Juli APLIKASI PENGOLAHAN DATA PENYUSUTAN ASET SEKOLAH BERBASIS WEB DENGAN ENGGUNAKAN BAHASA PEROGRAAN PHP DAN YSQL PADA SP NEGERI 2 PALIANAN KABUPATEN CIREBON ========================= Arif Rohma, Niig R ========================

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Peelitia Perkembaga zama yag meutut setiap idividu baik dari segi kemampua maupu peampila. Boss Parfum yag bergerak di bidag isi ulag miyak wagi didirika

Lebih terperinci

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) Setiap peelitia selalu berkeaa dega sekelompok data. Yag dimaksud kelompok disii adalah: Satu orag mempuyai sekelompok data, atau sekelompok orag mempuyai satu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai dega Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA

REGRESI LINIER SEDERHANA REGRESI LINIER SEDERHANA REGRESI, KAUSALITAS DAN KORELASI DALAM EKONOMETRIKA Regresi adalah salah satu metode aalisis statistik yag diguaka utuk melihat pegaruh atara dua atau lebih variabel Kausalitas

Lebih terperinci

BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI

BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI Utuk lebih memahami megeai etropi, pada bab ii aka diberika perhituga etropi utuk beberapa distribusi diskrit da kotiu. 3. Distribusi Diskrit Pada sub bab ii dibahas

Lebih terperinci

Program Bonus Mempertahankan Tingkat Pencapaian Dalam Rangka Pembelian Kendaraan Bermotor (Program Kendaraan Bermotor)

Program Bonus Mempertahankan Tingkat Pencapaian Dalam Rangka Pembelian Kendaraan Bermotor (Program Kendaraan Bermotor) Program Bous Mempertahaka Tigkat Pecapaia Dalam Ragka Pembelia Kedaraa Bermotor (Program Kedaraa Bermotor) Perusahaa : PT. Family Member Group Idoesia (FM Group Idoesia) Mulai Program : 1 Jauari 2015 Kualifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagai hasil penelitian dalam pembuatan modul Rancang Bangun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagai hasil penelitian dalam pembuatan modul Rancang Bangun 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagai hasil peelitia dalam pembuata modul Racag Bagu Terapi Ifra Merah Berbasis ATMega8 dilakuka 30 kali pegukura da perbadiga yaitu pegukura timer/pewaktu da di badigka

Lebih terperinci

(A.4) PENENTUAN CADANGAN DISESUAIKAN MELALUI METODE ILLINOIS PADA PRODUK ASURANSI DWIGUNA BERPASANGAN

(A.4) PENENTUAN CADANGAN DISESUAIKAN MELALUI METODE ILLINOIS PADA PRODUK ASURANSI DWIGUNA BERPASANGAN Prosidig Semiar Nasioal Statistika Uiversitas Padjadjara, 3 November 2 (A.4) PENENTUAN CADANGAN DSESUAKAN MELALU METODE LLNOS PADA PRODUK ASURANS DWGUNA BERPASANGAN Suhartii, Lieda Noviyati, Achmad Zabar

Lebih terperinci

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD)

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD) Prosidig Statistika ISSN: 2460-6456 Pegedalia Proses Megguaka Diagram Kedali Media Absolute Deviatio () 1 Haida Lestari, 2 Suliadi, 3 Lisur Wachidah 1,2,3 Prodi Statistika, Fakultas Matematika da Ilmu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. lain meliputi data kependudukan dan ketenagakerjaan Kota bandung, Produk Domestik

IV. METODE PENELITIAN. lain meliputi data kependudukan dan ketenagakerjaan Kota bandung, Produk Domestik 3 IV. METODE PENELITIAN 4.. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di Kota Badug, Jawa Barat. Pemiliha lokasi di Kota Badug megigat posisi kota tersebut yag sagat strategis dalam meopag pembagua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Matematika merupaka suatu ilmu yag mempuyai obyek kajia abstrak, uiversal, medasari perkembaga tekologi moder, da mempuyai pera petig dalam berbagai disipli,

Lebih terperinci

Uji apakah ada perbedaan signifikan antara mean masing-masing laboratorium. Gunakan α=0.05.

Uji apakah ada perbedaan signifikan antara mean masing-masing laboratorium. Gunakan α=0.05. MA 8 STATISTIKA DASAR SEMESTER I /3 KK STATISTIKA, FMIPA ITB UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) Sei, Desember, 9.3.3 WIB ( MENIT) Kelas. Pegajar: Utriwei Mukhaiyar, Kelas. Pegajar: Sumato Wiotoharjo Jawablah pertayaa

Lebih terperinci

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus -Mar- Ukura Pemusata Pertemua STATISTIKA DESKRIPTIF Statistik deskripti adalah pegolaha data utuk tujua medeskripsika atau memberika gambara terhadap obyek yag diteliti dega megguaka sampel atau populasi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di lokasi huta taama idustri yag terdapat di PT. Wirakarya Sakti Provisi Jambi. Waktu pelaksaaa peelitia ii adalah bula April

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM KONSEP WAKTU UANG PADA MASALAH KEUANGAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM KONSEP WAKTU UANG PADA MASALAH KEUANGAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 05 KONSEP WAKTU UANG PADA MASALAH KEUANGAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akutasi Idik Sodiki,SE,MBA,MM Pedahulua Kosep ilai waktu dari uag (time value of moey) pada dasarya mejelaska

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab BAB III METODE PENELITIAN Metode peelitia merupaka suatu cara atau prosedur utuk megetahui da medapatka data dega tujua tertetu yag megguaka teori da kosep yag bersifat empiris, rasioal da sistematis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Salah satu pera da fugsi statistik dalam ilmu pegetahua adalah sebagai. alat aalisis da iterpretasi data kuatitatif ilmu pegetahua, sehigga didapatka suatu kesimpula

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag

Lebih terperinci