BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PEST (Political, Economical, Sociocultural, and Technological) PEST akan dibahas sesuai dengan Q (kuarter pertama), dimana kita akan melihat situasi apa saja yang sedang berkembang pada kuarter pertama dan diharapkan hal tersebut akan mendukung program peremajaan produk Formula XP pada tahun Adapun beberapa hal yang akan dianalisa, yaitu : Faktor Politik (Political Factors) Kondisi Politik yang berkembang di Indonesia pada Q cukup stabil, walaupun banyak kasus-kasus politik yang berkembang, seperti kasus Century, makelar kasus, dan lain-lain. Namun dari semuanya itu tidak mengganggu stabilitas pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara signifikan. Presiden SBY selama ini dianggap mampu melakukan diplomasi bagi Indonesia baik di luar negeri, maupun dalam negeri. Hal ini dapat dilihat dari kestabilan reaksi pasar, baik di pasar modal dan pasar mata uang yang tidak mengalami fluktuasi secara signifikan. 51

2 52 Regulasi yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam 5 tahun terakhir mengenai kategori produk pasta gigi tidak mengganggu stabilitas industri pasta gigi domestik. Regulasi yang dikeluarkan BPOM hanya sebatas untuk membatasi kadar bahan kimia, seperti formalin yang terkandung di dalam produk pasta gigi yang dipasarkan di Indonesia agar aman untuk dikonsumsi. Hal ini dilakukan untuk mengontrol beredarnya produk pasta gigi impor, seperti dari China yang umumnya tidak memenuhi persyaratan regulasi BPOM Faktor Ekonomi (Economic Factors) Faktor ekonomi di Indonesia cukup bersahabat, terlihat dari data Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik yang mengabarkan bahwa Q ini, pertumbuhan perekonomian Indonesia mencapai 5%. Hal tersebut juga didukung dengan pemulihan perekonomian dunia. Optimisme pemerintah Indonesia akan pertumbuhan ekonomi tersebut juga telah menaikkan rating sovereign debt dari BB- menjadi BB, dimana rating tersebut level tertinggi dalam sejarah Indonesia 12 tahun ini. Menteri keuangan, Sri Mulyani, pada acara Annual Citibank Economic and Political Outlook 2010, memperkirakan akan adanya gejolak perekonomian akibat exit strategy yang dilakukan negara-negara Eropa untuk mengurangi hutangnya.

3 53 Grafik 4.1 : Perkembangan Suku Bunga SBI 3 bulan Pada Grafik 4.1 dapat kita lihat perkembangan suku bunga Indonesia 1 cukup stabil, hal tersebut tentunya akan membuat iklim investasi yang cukup stabil dan kondusif. Tabel 4.1 : Sasaran Ekonomi Makro Pemerintah juga menargetkan pada tahun 2010 bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia 2 sebesar 5-6%. Data target sasaran ekonomi tersebut terlihat pada Tabel Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI, PKEM Kerangka Ekonomi Makro (PDF file), downloaded from Badan Kebijakan Fiskal website, Kerangka%20Ekonomi%20Makro.pdf, accessed May 05 th, 2010.

4 Faktor Sosial dan Budaya (Sociocultural Factors) Faktor sosial dan budaya memainkan peranan cukup penting untuk mendapatkan penerimaan dari masyarakat. Ketika produsen memilih nama merek, gambar, simbol dan lain-lain harus mempertimbangkan budaya Indonesia. Contoh yang bisa kita ambil ketika munculnya mobil Hyundai Atoz, penerimaan mobil tersebut ternyata kurang diminati oleh orang Jawa, karena Atoz memiliki konotasi negatif, yaitu keras. Contoh lainnya adalah ketika sebuah Grup Band Dewa yang menggunakan simbol yang berbau agama, hal tersebut ditentang oleh sebagian masyarakat. Dalam lingkup industri pasta gigi, sekitar lebih dari 95% masyarakat Indonesia telah memiliki kebiasaan untuk menyikat gigi. Pada umumnya pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai pentingnya menyikat gigi adalah untuk mencegah kerusakan gigi (gigi berlubang). Namun frekuensi menyikat gigi masih sangat rendah dibandingkan dengan anjuran PDGI yaitu dapat menghabiskan sekitar 80 gr pasta gigi per orang dalam waktu satu bulan 3. Pada masyarakat kota besar, hal ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban, sehingga terdapat berbagai jenis pasta gigi 2 Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI, PKEM Kerangka Ekonomi Makro (PDF file), downloaded from Badan Kebijakan Fiskal website, Kerangka%20Ekonomi%20Makro.pdf, accessed May 05 th, Adrianto and Steven Lim, Tesis GFP : Perumusan Strategi Marketing untuk Program Peremajaan Produk Pasta Gigi Formula XP (Jakarta, Indonesia: Binus MM, 2010), p.3.

5 55 kategori kosmetik yang ditawarkan oleh produsen, salah satunya adalah Formula XP. Sebagian besar penduduk Indonesia telah memiliki kebiasaan untuk menyikat gigi, namun bagi sebagian orang, penggunaan mouthwash setelah menyikat gigi masih belum menjadi hal yang penting, penggunaan mouthwash masih dianggap sebagai kegiatan tambahan apabila ingin nafas terasa lebih segar. Budaya konsumsi atau penentuan pembelian jenis maupun merek pasta gigi di dalam rumah tangga masyarakat Indonesia pada umumnya masih dikendalikan oleh kaum ibu, karena kaum ibu yang biasa melakukan kegiatan belanja kebutuhan rumah tangga setiap bulan. Namun dalam golongan masyarakat perkotaan telah terjadi sedikit pergeseran budaya, karena peran anak dapat menjadi pengaruh bagi ibu dalam pengambilan keputusan pembelian merek pasta gigi yang digunakan, dan bahkan seorang anak yang telah bekerja biasanya sudah memiliki kebiasaan untuk membeli dan mengambil keputusan sendiri mengenai jenis kebutuhan produk perawatan diri (personal care) yang diinginkan.

6 Faktor Teknologi (Technological Factors) Faktor teknologi yang sedang berkembang pada Q adalah teknologi jejaring sosial seperti Facebook dan micro blogger Twitter 4. Facebook dan Twitter keduanya kini menjadi sebuah media yang sangat penting dalam penyebaran berita dan pengaruh di dunia maya. Sebagai tambahan, pengunjung Twitter di Indonesia, kini sudah menyamai atau bahkan telah mencapai 4,6 juta orang. Angka tersebut menyamai atau bahkan melebihi jumlah pengunjung komunitas terbesar di Indonesia, Kaskus.us. Teknologi dunia maya saat ini menjadi alat yang sangat ampuh untuk penyebaran berita dan pengaruh. Internet memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam menyebarkan pengaruh, tanpa harus terhalang oleh ruang dan waktu. Internet tersedia 24 jam dan dapat diakses dari mana saja. Perkembangan teknologi memiliki peran yang sangat penting di dalam perkembangan industri pasta gigi, terutama dalam pengembangan kandungan yang terdapat di dalam pasta gigi, seperti fluoride, anti tartar agents, pemutih gigi, dan rasa; sehingga hal ini mendukung terciptanya berbagi jenis pasta gigi untuk mengatasi berbagai masalah gigi, seperti anti caries, tooth whitening, gigi sensitif, pasta gigi untuk anak anak, dan kesegaran nafas. Bahkan saat ini pasta gigi dapat mengandung beads 4 Hermawan Kartajaya dan Joseph Kristofel, Marketing in Indonesia 2010 : Q1 Status update on the year of connect, Marketeers, April 2010, p. 42.

7 57 untuk menambah rasa segar ataupun terbuat dari gel transparan untuk menambah kesan higienis. Gambar 4.1 : Tube Transparan 5 dan Tutup Flip-Top 6 Teknologi juga mempengaruhi perubahan dan variasi packaging pasta gigi. Tutup packaging pasta gigi umumnya adalah berbentuk ulir (diputar), namun saat ini telah banyak produsen yang menggunakan jenis top off atau pun flip-top (Gambar 4.1). Bentuk dan warna tube dari pasta gigi juga sangat bervariasi, pada umumnya memiliki warna dasar putih untuk melambangkan kesan higienis, namun saat ini terdapat tube transparan, ataupun bentuk dan ukuran tube khusus untuk dibawa saat bepergian. 5 Atomicecho, Results tagged Omega Pharma Lotto, Atomicecho Website, accessed 13 th May Louisa, How can I reuse or recycle squeezed toothpaste tubes?, Recycle This Website, can i reuse or recycle squeezed toothpaste tubes, accessed 13 th May 2010

8 Kondisi Persaingan Kondisi Persaingan yang dibahas oleh Tim GFP adalah kondisi industri pasta gigi di Indonesia, sehingga dapat dianalisa untuk memutuskan strategi yang tepat dalam berkompetisi di dalam industri tersebut. Adapun kelima kekuatan (Porters s Five Forces), yaitu : - Ancaman akan kompetitor baru Tingkat ancaman pendatang baru pada industri pasta gigi adalah menengah, hal ini dikarenakan: o Banyaknya merek pasta gigi baru dari dalam maupun luar negeri yang masuk ke pasar Indonesia (Daun Sirih, Herbal Fresh, Total Care). o Hambatan untuk masuk ke industri pasta gigi hanya berupa syarat dan regulasi dari pemerintah (Departemen Kesehatan dan BPOM). o Diperlukan modal investasi yang sangat besar untuk dapat bersaing dengan perusahaan yang sudah ada. o Perbedaan skala bisnis dapat menjadi kendala bagi pendatang baru untuk dapat bersaing dengan produk yang sudah ada. Hambatan untuk masuk ke dalam industri pasta gigi tidak terlalu sulit asalkan perusahaan mampu memiliki teknologi produksi sesuai dengan regulasi pemerintah. Namun untuk dapat bersaing di dalam skala bisnis yang sama besarnya dengan perusahaan yang telah lama ada

9 59 dalam industri ini akan sangat sulit, karena diperlukan modal investasi yang sangat besar. Selain itu market leader industri pasta gigi di Indonesia merupakan sebuah perusahaan multinasional yang sangat berhati-hati dan selalu mengambil langkah sangat serius dalam menghadapi setiap pesaingnya untuk mencegah para pesaingnya untuk dapat meraih market share yang lebih besar. - Kekuatan tawar-menawar dari pembeli Kekuatan tawar- menawar pembeli sangat kuat, hal ini dikarenakan: o Konsumen pasta gigi berjumlah banyak. o Banyaknya jumlah dan variasi produk pesaing. o Brand recognition memiliki peran yang sangat penting. o Konsumen selalu menginginkan kualitas yang bagus dengan harga yang terjangkau (value for money). Industri pasta gigi memiliki jumlah konsumen yang jauh lebih besar daripada jumlah produsen, sehingga peusahaan seperti PT. Ultra Prima Abadi harus memasarkan seluruh produknya secara berkelanjutan agar konsumen memiliki brand recognition yang kuat sehingga dapat terbentuk suatu identitas merek yang dapat dipercaya konsumen dan memperoleh loyalitas dari konsumen. Kekuatan tawar-menawar dari pembeli sangat tinggi, karena pasta gigi merupakan produk sehari-hari yang dikonsumsi oleh masyarakat luas. Hal ini mempengaruhi pembeli untuk selalu memilih produk yang memiliki nilai value for money paling tinggi dan memiliki brand

10 60 recognition yang paling baik dibandingkan dengan produk sejenis lainnya. Maka dari itu seluruh produsen pasta gigi saling berlomba untuk selalu memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen yang sangat bervariasi dalam setiap segmen pasar. - Kekuatan tawar-menawar dari pemasok Kekuatan pemasok dalam industri pasta gigi sangat lemah, hal ini dikarenakan: o Sebagian besar bahan baku yang digunakan sudah tersedia dari banyak pemasok dengan harga pasar. o Biaya untuk mengganti pemasok terbilang rendah. o Pembelian bahan baku dilakukan dalam jumlah besar, sehingga pembelian ulang dalam jumlah besar sangat penting bagi kelangsungan usaha pemasok. o Sebuah korporasi besar dapat mendirikan unit bisnis baru untuk melakukan manufaktur bahan baku sendiri untuk kebutuhannya. Bahan baku dalam industri pasta gigi dapat diperoleh dari banyak pemasok yang menyediakan bahan baku yang sama dan perbedaan jenis ataupun kualitas bahan baku diantara pemasok pun sangat rendah, sehingga hal itu menyebabkan kekuatan tawar-menawar pemasok menjadi rendah. Kelangsungan usaha dari para pemasok menjadi sangat bergantung pada pihak perusahaan produsen pasta gigi.

11 61 - Ancaman akan produk substitusi Ancaman dari produk subtitusi pasta gigi cukup rendah, hal ini dikarenakan: o Tidak ada produk subtitusi pada produk oral care termasuk pasta gigi. o Penggunaan bahan tradisional seperti daun sirih sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan edukasi konsumen mengenai kesehatan gigi dan mulut. o Keberadaan mouthwash, permen mint/xylitol, ataupun strip mouthwash untuk menghasilkan kesegaran nafas tidak merubah kebiasaan konsumen untuk tetap menyikat gigi menggunakan pasta gigi secara rutin. Tidak adanya produk subtitusi yang setara dengan pasta gigi menjadikan ancaman akan produk subtitusi menjadi rendah. Bagi masyarakat Indonesia menyikat gigi secara rutin masih memberikan kepercayaan diri jauh lebih tinggi dibandingkan hanya menggunakan produk seperti mouthwash untuk menghasilkan nafas yang segar.

12 62 - Persaingan antar kompetitor Persaingan antar kompetitor dibagi menjadi 2, yaitu direct dan indirect. o Kompetitor Direct Kompetitor direct merupakan produk pesaing yang berada dalam kategori pasta gigi nafas segar. CloseUp Gambar 4.2 : CloseUp 7 Produk CloseUp yang diproduksi oleh PT. Unilever merupakan market leader dalam kategori pasta gigi nafas segar dengan memiliki sekitar 90% market share 8. CloseUp memiliki 4 produk varian, yaitu: Menthol Chill, Spa Moisture, Peppermint Splash dan Crystal Frost. 7 PT Unilever Indonesia, Close Up, Close Up Speak Up Website, accessed 13 th May Adrianto and Steven Lim, Tesis GFP : Perumusan Strategi Marketing untuk Program Peremajaan Produk Pasta Gigi Formula XP (Jakarta, Indonesia: Binus MM, 2010), p.7.

13 63 SmileUp Gambar 4.3 : SmileUp 9 Produk SmileUp diproduksi oleh PT. Lion Wings memiliki 3 varian produk, yaitu Coolmint Mouthwash (green), Freshmint Mouthwash (Red), dan Strongmint Mouthwash (Blue). Pepsodent CenterFresh Gambar 4.4 : Pepsodent CenterFresh 10 Pepsodent CenterFresh merupakan varian terbaru dari produk pasta gigi pepsodent. Diluncurkan oleh PT. Unilever pada bulan November PT Lion Wings, Products Oral Care, Lion Wings Company Website, accessed 13 th May PT Unilever Indonesia, Tanya Pepsodent Product, Pepsodent Service Website, product/7, accessed 13 th May 2010.

14 64 o Kompetitor In-Direct Pepsodent Gambar 4.5 : Logo Pepsodent 11 Pepsodent merupakan produk dari perusahaan Unilever. Pepsodent adalah merek terkemuka di sebagian besar negara Asia dengan Indonesia dan India sebagai pasar terbesar. Pada tahun 2005 Pepsodent merupakan satu-satunya merek pasta gigi yang diakui oleh FDI (Federasi Gigi Dunia), di samping asosiasi dokter gigi di dalam negeri. Adapun beberapa jajaran produk pasta gigi pepsodent, yaitu : Pepsodent Complete 12, Complete Care, Gigi Susu Strawberry Orange, Herbal, Sensitive, Whitening, dan White Sensodyne Gambar 4.6 : Logo Sensodyne 12 Produk pasta gigi khusus untuk konsumen yang memiliki gusi dan gigi yang sensitif. Dengan harga premium dan fungsi yang 11 PT Unilever Indonesia, Pepsodent, Unilever Company Website, accessed 13 th May Sensodyne, Sensodyne Products, Sensodyne Website, accessed 13 th May 2010.

15 65 spesifik, produk ini memiliki konsumen yang cukup loyal dan banyak dikenal. Colgate Gambar 4.7 : Sensodyne 13 Gambar 4.8 : Colgate 14 Produk colgate merupakan produk pasta gigi yang diproduksi oleh perusahaan internasional. Produk ini termasuk dalam kategori premium, karena harga dan distribusinya yang hanya ada di supermarket. Persaingan antar kompetitor di dalam industri pasta gigi cukup tinggi karena terdapat pesaing utama seperti PT. Unilever merupakan perusahaan multinasional yang besar dan telah lama berada dalam industri pasta gigi, sekaligus memiliki sistem distribusi yang sangat kuat. 13 Sensodyne, Sensodyne Products, Sensodyne Website, accessed 13 th May Karrie Jacobs, The Toothpaste Aisle, Metropolis Magazine Website, toothpaste aisle, accessed 13 th May 2010.

16 SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, & Threats) Analisa Lingkungan Eksternal (Kesempatan dan Ancaman) Kesempatan (Opportunities) o Peluang industri pasta gigi masih sangat besar di Indonesia. o Pertumbuhan Modern Trade dari tahun ke tahun semakin pesat. o Daya beli konsumen Indonesia meningkat. o Dari Trial Pasta Gigi Formula, konsumen cenderung loyal terhadap Pasta Gigi Formula. o Sikat Gigi Formula adalah market leader Ancaman (Threats) o Kompetitor Pasta Gigi Formula adalah perusahaan internasional yang sangat kuat. o Perdagangan bebas dalam waktu dekat ini (AFTA 2008). o Loyalitas konsumen terhadap merek pasta gigi, cukup tinggi.

17 Analisa Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Kekuatan (Strengths) o Berada di bawah umbrella brand yang kuat. o Berada di bawah grup yang besar. o Bahan baku produk lebih unggul daripada kompetitor Kelemahan (Weaknesses) o Distribusi kurang merata. o Sinergi Pasta Gigi Formula dan Sikat Gigi Formula masih kurang. o Persepsi konsumen terhadap pasta gigi Formula sebagai produk murah dan tidak ada perbedaan manfaat (diferensiasi) dibanding produk kompetitor. o Persepsi dari tim penjualan atau sales yang menganggap Pasta Gigi Formula tidak laku.

18 Internal Tabel 4.2 : SWOT Matrix Pasta Gigi Formula External OPPORTUNITIES THREATS a. Peluang industri pasta gigi masih sangat besar di Indonesia. b. Pertumbuhan Modern Trade dari tahun ke tahun semakin pesat. c. Daya beli konsumen Indonesia meningkat. d. Dari trial PGF konsumen cenderung loyal terhadap PG Formula. e. SG Formula adalah market leader. STRENGTHS Formula Oral Care dapat meningkatkan a. Berada di bawah umbrella brand yang kuat. volume penjualan, melalui peningkatan b. Berada di bawah grup yang besar. frekuensi penggunaan PG Formula. c. Bahan baku produk lebih unggul dari pada Meningkatkan ketersediaan produk di pasar. musuh. a. Kompetitor PG Formula adalah global company yang sangat kuat. b. Perdagangan bebas dalam waktu dekat ini (AFTA 2008) c. Loyalitas konsumen terhadap merek pasta gigi tinggi. Meningkatkan komitmen manajemen dan direksi akan produk PG Formula. R & D produk PG Formula. Diferensiasi terhadap produk PG kompetitor. WEAKNESSES Melakukan komunikasi pemasaran untuk a. Distribusi kurang merata. meningkatkan permintaan PG Formula. b. Sinergi PGF&SGF masih kurang. PGF & SGF mengadakan event bersama c. Persepsi konsumen terhadap PG Formula Edukasi kepada konsumen tentang kualitas sebagai produk murah dan tidak adanya produk PG Formula (penyuluhan, event, perbedaan manfaat dibanding produk musuh. iklan, dll). d. Persepsi dari tim penjualan / sales yang Program peremajaan produk Formula XP. menganggap PG Formula tidak laku. Launching produk secara bertahap (P. Jawa -> P. Sumatera -> P. Sulawesi ->dst). Melakukan variasi aktivitas promosi. 68

19 Demografi Responden Demografi responden yang diperoleh Tim GFP berdasarkan dari jumlah total 263 responden, yang terdiri dari 55 % dari keseluruhan responden berjenis kelamin pria, dan 45 % responden berjenis kelamin wanita. Komposisi responden dapat dilihat pada Grafik 4.2. Jenis Kelamin 45% 55% Pria Wanita Grafik 4.2 : Jenis Kelamin Seluruh Responden 3% Usia 53% 8% 36% < >30 Grafik 4.3 : Usia Seluruh Responden Proporsi usia seluruh responden dapat dilihat pada Grafik 4.3, dimana 53 % responden berusia antara tahun, 36 % responden berusia antara tahun, 8 % berusia di bawah 19 tahun, dan 3 % responden berusia diatas 30 tahun.

20 70 Pendidikan Formal 11% 53% 34% 2% SMU D3 S1 S2 Grafik 4.4 : Tingkat Pendidikan Formal Terakhir Seluruh Responden Proporsi tingkat pendidikan terakhir dari seluruh responden seperti yang terlihat pada Grafik 4.4, dimana 53 % responden lulusan S1, 34 % responden lulusan SMU, 11 % responden lulusan S2, dan 2 % responden lulusan D3. 0% 5% Pekerjaan 48% 47% Pel/Mhs Ibu RT Karyawan PNS Wiraswasta 0% Grafik 4.5 : Pekerjaan dari seluruh responden Data survei responden yang terkumpul, menunjukkan ragam pekerjaan yang dimiliki oleh responden seperti yang ditunjukan pada Grafik 4.5, sebanyak

21 71 48 % adalah karyawan swasta, 47 % adalah pelajar/mahasiswa, dan 5 % adalah wiraswasta. Pengeluaran / bln 3% 4% 37% 56% <2 jt 2 5 jt 5 10jt >10jt Grafik 4.6 : Pengeluaran Rata-rata per Bulan Grafik 4.6 menunjukkan rata-rata pengeluaran responden per bulan, di mana 56 % dari seluruh responden memiliki pengeluaran di bawah 2 juta rupiah per bulan, 37 % dari seluruh responden memiliki pengeluaran antara 2 5 juta rupiah per bulan, 4 % dari seluruh responden memiliki pengeluaran di atas 10 juta rupiah per bulan, dan 3 % memiliki pengeluaran antara 5 10 juta rupiah per bulan. 1 10% Ya Tidak 90% Grafik 4.7 : Pengetahuan Responden tentang Pasta Gigi Nafas Segar

22 72 Dari hasil survei yang dilakukan oleh Tim GFP (Grafik 4.7), didapatkan bahwa 90 % dari total keseluruhan responden pernah menggunakan pasta gigi nafas segar, dan 10 % sisanya belum pernah menggunakan pasta gigi nafas segar. 2% 3 40% 7% 8% 42% Formula XP Close Up Smile Up Pepso. CenterFresh Tidak Ada Lainnya 1% Grafik 4.8 : Pasta Gigi Nafas Segar yang Pernah Digunakan oleh Responden Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh tim GFP, Grafik 4.8, diketahui 42 % dari total responden pernah menggunakan pasta gigi CloseUp, 40 % pernah menggunakan pasta gigi Pepsodent CenterFresh, 2% yang menggunakan pasta gigi Formula XP, dan 1% pernah menggunakan pasta gigi SmileUp, sedangkan 8 % menggunakan pasta gigi selain yang disebutkan di atas, seperti Glister, Sensodyne, dan Colgate.

23 Brand Equity Berdasarkan data hasil survei yang diperoleh Tim GFP dan hasil wawancara mengenai hasil FGD yang dilakukan oleh pihak perusahaan, maka dapat diketahui ekuitas merek (brand equity) produk Formula XP Brand Awareness Melalui survei yang dilakukan oleh Tim GFP dapat diketahui seberapa banyak masyarakat telah mengetahui keberadaan Formula XP selama ini, dan berapa banyak dari mereka yang mengetahui pernah menggunakan produk Formula XP. Melalui analisa tingkat brand awareness masyarakat terhadap Formula XP, dapat ditentukan langkah langkah strategis yang dapat memperkuat merek Formula XP dari saat ini. 2% 2 42% 54% Formula XP Close Up Smile Up Pepso. CenterFresh 2% Grafik 4.9 : Top of Mind Pasta Gigi Nafas Segar Melalui survei yang dilakukan oleh Tim GFP, 54% dari total keseluruhan responden menjawab CloseUp sebagai pasta gigi yang paling

24 74 diingat, 42% menjawab Pepsodent CenterFresh, dan masing masing 2% untuk SmileUp dan Formula XP (Grafik 4.9). 4 64% 36% Ya Tidak Grafik 4.10 : Brand Awareness Formula XP Data survei yang diperoleh Tim GFP, menunjukan bahwa sebanyak 36 % dari seluruh responden mengetahui produk Formula XP, dan 64 % tidak mengetahui sama sekali tentang produk Formula XP (Grafik 4.10). 5 10% 6% 6% Sampel Family Display Pengalaman 78% Grafik 4.11 : Sumber Pengetahuan Responden terhadap Formula XP

25 75 Melalui data survei yang terkumpul dapat diketahui bahwa 78 % dari responden yang menjawab mengetahui produk Formula XP dari display supermarket ataupun toko tempat mereka membeli pasta gigi, 10 % dari responden yang mengetahui Formula XP dari pengalaman penggunaan, 6 % melalui program sampel yang pernah dilakukan, dan 6 % melalui referensi keluarga (Grafik 4.11). 6 63% 37% Ya Tidak Grafik 4.12 : Responden yang Pernah Menggunakan PG Formula XP Berdasarkan hasil survei, responden yang mengetahui produk Formula XP, 37 % diantaranya menyatakan pernah menggunakan pasta gigi Formula XP, sedangkan 63 % belum pernah menggunakan Formula XP (Grafik 4.12).

26 % 31% Harga Kualitas Rasa Khasiat 14% 14% 9% Kemasan Lainnya 3% Grafik 4.13 : Alasan Responden Menggunakan Formula XP Keragaman alasan dari responden yang pernah menggunakan produk Formula XP dapat dilihat pada Grafik % diantaranya karena harga dari Formula XP, 14 % menjawab karena rasa yang dimiliki Formula XP, 14 % menjawab karena kemasannya, 9 % karena kualitas produk Formula XP, dan hanya 3 % yang menjawab karena khasiat dari pasta gigi Formula XP. Sedangkan 29% lainnya menjawab bervariasi antara trial dan ketersediaan produk di rumah Brand Loyalty Melalui wawancara yang dilakukan oleh Tim GFP kepada pihak perusahaan dinyatakan bahwa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan perusahaan, sekitar 70% konsumen yang menggunakan Formula XP adalah loyal karena akan berusaha mencari produk Formula XP di tempat lain apabila di tempat mereka biasa membeli pasta gigi tidak tersedia produk Formula XP.

27 Saran dan Komentar Responden Melalui hasil survei yang disebarkan oleh Tim GFP dapat diketahui saran dan komentar dari responden yang menggunakan pasta gigi nafas segar yang dapat dijadikan masukan untuk mengembangkan Formula XP. Seluruh saran dan komentar dirangkum dalam bentuk grafik. 3% 12% 2% 3% 3% 8 8% Kemasan Harga Merek 27% Khasiat Kualitas Referensi 42% Rasa Lainnya Grafik 4.14 : Faktor Responden dalam Memilih Pasta Gigi Nafas Segar Melalui survei yang dilakukan Tim GFP, pada Grafik 4.14, diketahui beberapa faktor bagi responden dalam memilih pasta gigi nafas segar adalah kualitas (42% responden), khasiat (27 % responden), rasa (12 % responden), dan merek (8 % responden).

28 78 9 2% 35% 58% Dingin Pedas Natural Manis 5% Grafik 4.15 : Rasa Mint yang Diinginkan Responden Pasta gigi nafas segar, umumnya menjadikan rasa mint sebagai rasa yang dominan. Melalui hasil survei yang tergambar pada Grafik 4.15, rasa mint yang diharapkan dari mayoritas responden adalah rasa mint yang memberikan sensasi dingin (58 % responden) dan rasa mint yang terasa natural atau herbal (35 % responden) % 21% 16% 11% 29% < >10000 Grafik 4.16 : Kisaran Harga Pasta Gigi Nafas Segar yang Dapat Diterima Responden

29 79 Berdasarkan hasil survei yang tergambar pada Grafik 4.16, Tim GFP memperoleh pendapat responden mengenai kisaran harga yang akan mereka keluarkan untuk membeli pasta gigi nafas segar. 29 % responden berpendapat pada kisaran harga Rp Rp , 23 % responden pada kisaran harga Rp Rp , 21 % responden pada kisaran harga lebih besar dari Rp , dan 16 % pada kisaran harga Rp Rp % 4% 15 0% 26% 69% Warung Supermarket Toko/pasar trad Minimarket Lainnya Grafik 4.17 : Tempat Responden Membeli Pasta Gigi Melalui data survei yang diperoleh Tim GFP, yang tergambar pada Grafik 4.17, mayoritas sebanyak 69 % dari responden biasanya membeli pasta gigi di supermarket atau hypermarket dan 26 % responden membeli di minimarket.

30 80 1%3% 1% 1% 12 0% TV Radio Media Cetak Internet Billboard 94% Even Grafik 4.18 : Sumber Pengetahuan Responden Tentang Produk Pasta Gigi Melalui hasil survei Tim GFP yang tergambar pada Grafik 4.18, dapat diketahui iklan televisi masih menjadi media utama dan paling efektif dalam mengiklankan produk pasta gigi, sebanyak 94% responden mengetahui produk pasta gigi melalui iklan televisi, sisanya terbagi rata antara media cetak, radio, internet, dan billboard. 2% 13 29% 30% 4% Sampel Gratis undian Hadiah Langsung Diskon Lainnya 35% Grafik 4.19 : Bentuk Promosi yang Disukai Responden

31 81 Melalui hasil survei yang dilakukan Tim GFP, yang tergambar pada Grafik 4.19, dapat diketahui bentuk promosi yang disukai oleh responden, secara mayoritas 35 % responden menyukai pemberian hadiah langsung, 30 % responden menyukai pemberian sampel produk gratis, dan 29 % responden menyukai pemberian diskon atau potongan harga. 2% 1% 11 21% 76% Diri Sendiri Ortu Pasangan Lainnya Grafik 4.20 : Pemegang Keputusan Responden dalam Membeli Pasta Gigi Melalui hasil survei Tim GFP yang tergambar pada Grafik 4.20, 76 % responden telah dapat membuat keputusan sendiri dalam membeli pasta gigi, sedangkan 21 % responden masih tergantung pada orang tua dalam membeli pasta gigi.

32 82 2% 1% 14 59% 38% CloseUp Pepso. CenterFresh SmileUp Lainnya Grafik 4.21 : Pesaing Utama Formula XP Menurut Responden Melalui hasil survei yang diperoleh Tim GFP yang tergambar pada Grafik 4.21, dapat diketahui pesaing utama Formula XP menurut responden adalah Pepsodent CenterFresh dengan 59 %, dan diikuti dengan CloseUp 38 %. Tidak dapat dipungkiri kedua merek tersebut memiliki tingkat brand awareness yang sangat tinggi karena mereka sangat aktif dalam kegiatan promosi dan komunikasi kepada target konsumennya. Grafik 4.21 di atas memberikan gambaran dari data mengenai pesaing Formula XP menurut seluruh responden.

33 STP (Segmenting, Targeting, and Positioning) Segmentasi Pasar (Market Segmentation) Segmentasi produk Formula XP berdasarkan demografi adalah dewasa muda ataupun yang baru mulai bekerja, berusia antara 15 tahun sampai 35 tahun, tingkat pendidikan SMU sampai karyawan profesional, dan berdomisili di daerah urban dan sub urban Target Pasar (Target Market) Target konsumen dari produk Formula XP merupakan kaum dewasa muda usia 15 tahun 35 tahun, karyawan profesional yang aktif dalam bekerja, bersosialisasi, memperhatikan penampilan, kebersihan gigi, dan kesegaran nafas Positioning Pasta gigi nafas segar yang menggunakan perpaduan rasa buah segar dan rasa mint dingin (Twisty Taste) yang sensasional.

34 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pada bauran pemasaran, Tim GFP akan membahas 4 elemen dari Formula XP, baik dari segi produk, harga, distribusi, dan promosi. Formula XP telah mengalami perubahan pada kemasan produk pada bulan April 2010, sehingga pada bauran pemasaran ini, Tim GFP membahas produk terbaru. Gambar 4.9 : Formula XP lama Gambar 4.10 : Formula XP baru

35 Strategi Produk (Product Strategy) - Variasi produk o Produk yang ditawarkan oleh pasta gigi Formula XP terdiri dari 2 varian, yaitu peachmint dan applemint. o Namun, pihak perusahaan telah merubah nama kedua varian tersebut menjadi sparklingmint (peachmint) dan doublemint (applemint) karena merasa adanya persepsi dari konsumen bahwa pasta gigi yang menggunakan rasa buah identik dengan pasta gigi anak anak. - Kualitas Pihak perusahaan berusaha untuk tetap menjaga kualitas pasta gigi dengan memilih komposisi pasta gigi dari bahan dengan kualitas lebih tinggi dibandingkan dengan kompetitor. - Desain o Bentuk huruf XP yang tertera pada kemasan terlalu kaku dan konvensional sehingga tidak sesuai dengan target yang dituju yaitu dewasa muda (young adults). o Warna kemasan pada sisi muka masih didominasi dengan warna biru yang merupakan identitas dari merek Formula. o Menggunakan dua warna metalized background yang berbeda, hijau muda untuk varian doublemint dan warna emas untuk varian sparklingmint.

36 86 - Kemasan o Pada awal peluncurannya, kemasan pasta gigi Formula XP berbentuk kotak dengan bahan karton standar. o Tabung pasta gigi dibungkus dengan tube berwarna putih untuk melambangkan kesan higienis. o Tutup pasta gigi menggunakan tutup Flip-Top, untuk memudahkan konsumen dalan membuka dan menutup tube pasta gigi. o Kemasan dan tube pasta gigi mengalami perubahan sejak bulan April 2010, di mana kotak kemasan Formula XP mulai menggunakan bahan karton metalized, sehingga warnanya terlihat mengkilat dan elegan, dengan harapan dapat menarik perhatian konsumen. - Fitur o Twisty Gel yaitu perpaduan rasa buah-buahan dengan rasa segar yang berbeda dari kompetitor. o Microbeads yang bertujuan agar gigi lebih bersih. o Multivitamin (vitamin A, Pro vitamin B, dan D) untuk perlindungan menyeluruh baik gigi dan gusi.

37 87 - Merek Formula XP di bawah merek Formula. Formula telah dikenal lama sebagai sikat gigi dan market leader pada pasar sikat gigi. o Merek Formula XP masih mempertahankan logo Formula sebagai Core Brand. o Huruf XP yang ditampilkan merupakan akronim dari kata experience, yang berarti pengalaman. o Kata twice di bawah tulisan XP pada kemasan lama bertujuan untuk memberikan kesan bahwa khasiat yang diterima dua kali dibandingkan pasta gigi biasa atau pun yang ditawarkan oleh kompetitor. - Ukuran Ukuran yang dijual 65 gr dan 160 gr. - Layanan o Website : o Konsumen dapat bertanya, memberikan komentar, dan keluhan melalui (bebas pulsa) Strategi Harga (Pricing Strategy) Penentuan harga untuk produk Formula XP berkisar pada harga Rp ,-. Harga ini masih di bawah dari harga CloseUp dan harga Pepsodent CenterFresh.

38 88 Tabel 4.2 : Tabel Perbandingan Harga Pasta Gigi (4 Mei 2010) Produk Ukuran (gr) Harga (rp) Harga / gram PricingIndex Formula XP ,00 Pepso. Centerfresh ,34 closeup crystal ,57 closeup milk ,35 closeup green ,27 closeup p'mint (new) ,33 smileup sparkling ,90 smileup crystal ,15 Pada Tabel 4.2, harga yang diterapkan oleh Formula XP berada di bawah kompetitor seperti Pepsodent CenterFresh (34%) dan CloseUp (27 s/d 57%). Sedangkan dengan produk SmileUp, ada varian produk yang harganya di atas Formula XP (15%) dan produk yang lainnya di bawah Formula XP (-10%) Strategi Distribusi (Place Strategy) OrangTua Grup yang merupakan holding company dari produk pasta gigi Formula XP menunjuk PT. Arta Boga Cemerlang sebagai distributor tunggal di Indonesia. Penetrasi seluruh produk OrangTua termasuk pasta gigi Formula XP ke pasar tradisional dan modern dilakukan sepenuhnya oleh Arta Boga Cemerlang, namun yang menjadi kendala adalah demand (permintaan) akan produk pasta gigi Formula XP sangat kecil, sehingga penyebaran distribusi Formula XP terutama di pasar tradisional masih sangat kecil.

39 89 - Channel Jalur distribusi Formula XP ini menggunakan Arta Boga Cemerlang Distribution sebagai jalur distribusi utama dari produkproduk OrangTua Grup. - Coverage Jajaran distribusi dari Arta Boga Cemerlang distribution ini dapat menjangkau seluruh pasar tradisional dan modern di wilayah Indonesia. - Assortments Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, golongan jalur distribusi Arta Boga Cemerlang dibagi menjadi dua, yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasta Gigi Formula XP pada saat ini mayoritas dijual di pasar modern karena minimnya permintaan di pasar tradisional. - Lokasi Pasta gigi ini dijual pada pasar modern, dimana banyak golongan masyarakat urban dan sub-urban yang pada umumnya telah mengerti dan membutuhkan untuk selalu menjaga penampilan termasuk gigi dan kesegaran nafas. Berdasarkan hasil obersevasi, Tim GFP juga menemukan hal yang sama, store presence produk Formula XP masih cukup rendah. Tim GFP menemukan bahwa produk Formula XP ini hanya ditemukan di

40 90 Carrefour dan supermarket tertentu. Bahkan untuk supermarket sekelas Hero pun tidak menyediakan produk tersebut Strategi Promosi (Promotion Strategy) - Sales promotion Berdasarkan wawancara dengan pihak perusahaan, Formula XP pernah mengadakan sampling produk ke masyarakat. Sales promotion yang pernah dilakukan juga memberikan tambahan volume isi pasta gigi (25 gram) untuk pembelian pasta gigi ukuran 40 gram. - Iklan Pihak perusahaan mengakui bahwa untuk iklan produk Formula XP belum pernah dilakukan sejak peluncuran produk tersebut di tahun Hal tersebut dikarenakan pihak perusahaan lebih fokus untuk memajukan produk Formula Aksi Putih menjadi backbone product dari divisi pasta gigi Formula.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat akan barang konsumsi. Begitu juga dengan produsen produk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat akan barang konsumsi. Begitu juga dengan produsen produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk inovasi dan sektor industri yang cukup pesat pada saat ini membawa perubahan pada pola hidup masyarakat dan tingkat kebutuhan masyarakat akan barang

Lebih terperinci

DAFTAR ACUAN. OrangTua Grup. OT website - Product Category - Oral Care. (accessed April 13, 2010).

DAFTAR ACUAN. OrangTua Grup. OT website - Product Category - Oral Care.  (accessed April 13, 2010). DAFTAR ACUAN Atomicecho. Results tagged Omega Pharma-Lotto. December 28, 2009. http://www.atomicecho.com/cycling/colgate_toothpaste1.jpg (accessed May 13, 2010). Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Sesuai dengan tujuan penelitian, maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai persaingan usaha di bidang minuman isotonik ini melalui analisa teori Five Competitive

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Pengumpulan data deskriptif mengenai responden diperoleh dengan total 284 yang kami bagi menjadi dua kelompok yaitu sebanyak 256 orang yang kami pilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan harus mampu memainkan strategi pemasaran yang handal sehingga mampu memenangkan pasar. Produk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga

I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga pertempuran persepsi konsumen. Persepsi konsumen salah satunya dapat dibangun melalui

Lebih terperinci

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 65 BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 5.1. Analisa SWOT 5.1.1. Strength (Kekuatan) - Mempunyai ragam variasi kegunaan yang tinggi (masak, membuat roti, minum, mengobati penyakit autisme,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian untuk melihat brand awareness dari produk Acna Care, dapat disimpulkan bahwa produk Acna Care ternyata belum terlalu dikenal oleh

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 58 BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Faktor Internal-Eksternal Perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Suryamas Mentari didirikan pada tahun 1970 oleh Bapak Abdul Alek Soelystio, dengan memproduksi kapur barus sebagai produk utamanya. Sejak berdirinya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Penelitian yang telah dilakukan oleh tim GFP bermaksud untuk merumuskan strategi pemasaran dan promosi yang dapat meningkatkan brand awareness Bagus Herbal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hendak memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hendak memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hendak memasuki era globalisasi berdampak pada peta kekuatan ekonomi dan bisnis yang diwarnai dengan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya kategori produk yang tersedia di hyper market,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya kategori produk yang tersedia di hyper market, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin banyaknya kategori produk yang tersedia di hyper market, ruang yang tersedia untuk suatu produk akan semakin sempit. Para produsen harus secara bijak

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis dan Perumusan Strategi Marketing untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN DAN BRAND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat dengan tingkat kesejahteraan semakin tinggi, kepedulian

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat dengan tingkat kesejahteraan semakin tinggi, kepedulian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Industri Pasta Gigi di Indonesia Pada masyarakat dengan tingkat kesejahteraan semakin tinggi, kepedulian akan kesehatan dan penampilan juga akan meningkat. Namun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.1.1. PEST Dari hasil analisa PEST, dapat kita lihat kondisi lingkungan secara makro di Indonesia. Kondisi makro di Indonesia cukup mendukung untuk perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci : Brand Image, Brand Equity, Brand Awareness, Komunikasi Pemasaran, Pepsodent Whitening

ABSTRAK Kata Kunci : Brand Image, Brand Equity, Brand Awareness, Komunikasi Pemasaran, Pepsodent Whitening KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat karunia-nya pada kami sehingga dapat menyelesikan tesis kami yang berjudul Strategi Marketing Communication Pada Varian Pepsodent Whitening Di

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pangsa pasar obat analgesic adult di Indonesia pada umumnya dan daerah Jabotabek pada khususnya cukup besar dibanding dengan obat bebas lainnya, baik dilihat dari

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) PADA PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT DI BANDAR LAMPUNG. (Skripsi) Oleh :

ANALISIS TINGKAT KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) PADA PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT DI BANDAR LAMPUNG. (Skripsi) Oleh : 0 Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Jln. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 ANALISIS TINGKAT KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek (brand)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menghasilkan produk-produk sejenis guna memenuhi kebutuhan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. yang menghasilkan produk-produk sejenis guna memenuhi kebutuhan konsumen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang begitu cepat membuat persaingan bisnis semakin ketat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan yang menghasilkan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN PASTA GIGI MEREK PEPSODENT DI KELURAHAN BANYUANYAR SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN PASTA GIGI MEREK PEPSODENT DI KELURAHAN BANYUANYAR SURAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN PASTA GIGI MEREK PEPSODENT DI KELURAHAN BANYUANYAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas konsumen terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: berbelanja, melakukan pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai dengan tingkat persaingan yang makin ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat dan dinamis, perubahan teknologi, regulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang berfokus pada arah era globalisasi, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang berfokus pada arah era globalisasi, persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang berfokus pada arah era globalisasi, persaingan dalam dunia usaha merupakan sebuah kondisi mutlak yang harus dihadapi oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan globalisasi dan gencarnya persaingan bebas yang muncul di Indonesia, maka semakin banyak produk-produk sejenis yang ditawarkan, akibatnya konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi dapat memberikan suatu peluang maupun ancaman bagi merek yang kompetitif di pasar Global. Hal tersebut membuat banyak produsen saling bersaing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Pengumpulan data deksriptif mengenai Strategi Bauran Promosi pada Website Autoritel.com sebagai Media Jual Beli Mobil diperoleh data dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas (customer knowledge) membuat perusahaan-perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas (customer knowledge) membuat perusahaan-perusahaan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini kondisi pasar semakin berkembang dan terus tumbuh mengharuskan perusahaan mengartikan keadaan pasar, pada saat ini pilihan konsumen saat bervariatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus,

I. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus, I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus, artinya, upaya untuk memperindah tubuh manusia secara keseluruhan, mulai dari rambut, mata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin bertambahnya jumlah penduduk maka semakin besarnya kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menjadi suatu konsekuensi bagi para

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 57 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Kesimpulan pertama adalah brand awareness Inez memiliki tingkat kepekaan brand yang tinggi namun brand tidak melekat di benak konsumen. Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai jenis usaha. Di era globalisasi saat ini, tingginya tingkat persaingan dalam menguasai pangsa pasar,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Profil Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.

Lebih terperinci

ANALISIS ATRIBUT PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT

ANALISIS ATRIBUT PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT A-PDF Merger DEMO : Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark ANALISIS ATRIBUT PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT (Studi Empirik Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KUESIONER AUDIT INTERNAL. Berikan tanda cek ( ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi internal yang dimiliki oleh

LAMPIRAN I KUESIONER AUDIT INTERNAL. Berikan tanda cek ( ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi internal yang dimiliki oleh LAMPIRAN I KUESIONER AUDIT INTERNAL Petunjuk : Berikan tanda cek ( ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi internal yang dimiliki oleh perusahaan. No Daftar Pertanyaan Audit Internal Ya Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya teknologi membuat perkembangan di sektor industri semakin pesat. Banyak perusahaan baru dan tentu saja hal ini menyebabkan persaingan

Lebih terperinci

BAB 3 SOLUSI BISNIS. Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan

BAB 3 SOLUSI BISNIS. Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan BAB 3 SOLUSI BISNIS Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan BRI BritAma tidak cocok untuk segmentasi A. Hasil dari analisis reponden menunjukkan bahwa persepsi dari Tabungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan komunikasi yang pesat saat ini menjadikan masyarakat mudah untuk mendapatkan informasi yang ingin di ketahui dengan berbagai media

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kami melakukan survey terhadap pemilik toko dan konsumen di sekitar area

BAB IV ANALISA. Kami melakukan survey terhadap pemilik toko dan konsumen di sekitar area BAB IV ANALISA 4.1 Penjelasan Pelaksanaan Survey Kami melakukan survey terhadap pemilik toko dan konsumen di sekitar area toko yang disurvey. Hambatan yang ditemui adalah tidak bersedianya mereka melayani

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Marketing 2.1.1 Barang Konsumsi Barang Konsumsi (consumer goods) adalah produk yang ditujukan untuk pengguna akhir. Dasar klasifikasi barang konsumsi yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 ini, dapat dirasakan dengan jelas bahwa persaingan bisnis kian kompetitif dan berdampak pada seluruh pelaku bisnis yang ada. Pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri di setiap negara tumbuh dan berkembang dengan cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki pasar membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari bermacammacam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari bermacammacam kebutuhan. Salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan akan kesehatan.

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 : Kesimpulan dan Saran BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pengolahan dan analisis data, diperoleh elemen-elemen ekuitas merek dari produk coklat krunch Pangkey yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Peningkatan kualitas..., Priyambodo Nur Ardi Nugroho, FT UI, 2010.

BAB IV ANALISIS. Peningkatan kualitas..., Priyambodo Nur Ardi Nugroho, FT UI, 2010. BAB IV ANALISIS Dalam industri jasa, termasuk freight forwarding, loyalitas pelanggan sangat penting sekali untuk bisa tetap menguasai pasar dan mendapat pelanggan. Karena dalam persaingan di dunia freight

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang sangat pesat. Lahirnya produk-produk baru membuat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang sangat pesat. Lahirnya produk-produk baru membuat persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri retail store di tanah air dinilai mengalami perubahan dan kemajuan yang sangat pesat. Lahirnya produk-produk baru membuat persaingan di indusrti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia pasti mempunyai beragam kebutuhan. Hal pokok yang harus dipenuhi

I. PENDAHULUAN. Manusia pasti mempunyai beragam kebutuhan. Hal pokok yang harus dipenuhi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia pasti mempunyai beragam kebutuhan. Hal pokok yang harus dipenuhi adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Diantara ketiganya kebutuhan primerlah yang paling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PEST ( Political, Economical, Sociocultural, and Technological ) Menurut Carpenter dan Sanders (2007;p92) PEST merupakan sebuah alat bantu analisa yang digunakan untuk mengenalisa

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumah penduduk lebih dari 220 juta, ditambah kunjungan wisatawan manca negara sekitar 5 juta per tahun merupakan pasar yang empuk bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin ketat membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri minuman di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 11% hingga akhir tahun 2013 (Kementerian Perindustrian Republik Indonesia hingga tahun 2013).

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam memilih

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus dihadapi oleh negara-negara maju maupun berkembang. Kementrian Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis menghadapi era baru dan persaingan bisnis sekarang banyak sekali produk instan yang beredar dipasaran dengan menawarkan berbagai macam keunggulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan praktis semakin meningkat. Masyarakat cenderung memilih produk yang bisa

I. PENDAHULUAN. dan praktis semakin meningkat. Masyarakat cenderung memilih produk yang bisa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era modern, kecenderungan masyarakat menyukai produk instan dan praktis semakin meningkat. Masyarakat cenderung memilih produk yang bisa memberikan solusi cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran memiliki berbagai jenis merek beserta dengan keunggulan dan

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran memiliki berbagai jenis merek beserta dengan keunggulan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah merek mempunyai peranan yang sangat penting dalam benak konsumen. Mayoritas seorang konsumen akan selalu melakukan pembelian produk berbekal dari kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karena dengan seiring berjalannya waktu, terdapat beragam produk dipasaran,

BAB I PENDAHULUAN. Karena dengan seiring berjalannya waktu, terdapat beragam produk dipasaran, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman era globalisasi sekarang ini, perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung telah memberikan pengaruh yang sangat besar dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat, kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi tertentu. Secara

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat, kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi tertentu. Secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis, pada zaman globalisasi ini telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa. Institusi yang dominan di masyarakat tersebut bagaimanapun harus

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Dapat dilihat hasil perhitungan pada Brand Awareness ( Kesadaran Merek ) yang dimiliki oleh pasar swalayan dengan merek Toserba Yogya memiliki persentase terbesar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan predikat investment grade level. Kedua, pendapatan perkapita yang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan predikat investment grade level. Kedua, pendapatan perkapita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di tengah kondisi krisis keuangan global, Indonesia telah menunjukan ekonomi yang cukup berkembang pada 2011. Pertama, Indonesia kembali mendapatkan predikat

Lebih terperinci

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR 6.1. Karakteristik Konsumen Minute Maid Pulpy Orange Karakteristik konsumen pada penelitian

Lebih terperinci

Solusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat

Solusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat BAB III Solusi Bisnis Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat disimpulkan bahwa persaingan yang terjadi sangat

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Loyalitas konsumen adalah isu yang sangat penting dan menarik bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang pemasaran produk ataupun jasa. Loyalitas konsumen merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih toko sepatu JK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha maju dengan pesat, hal ini ditandai dengan tingkat persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan. Perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan produk semakin ramai, selain banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama menjadikan persaingan menjadi ketat, setiap perusahaan juga

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Industri ritel memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara., terutama berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Seiring dengan pesatnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, dapat 256 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. (1) Faktor internal konsumen mencakup: (a) Kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat Indonesia ikut berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup, pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat Indonesia ikut berubah dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi semakin membuat gaya hidup, pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat Indonesia ikut berubah dan semakin maju, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Dalam dunia usaha dan semakin tinggi persaingan dalam pasar global, maka diperlukan suatu strategi pemasaran yang tepat. Bila tidak memiliki strategi yang

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN-II MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

KEWIRAUSAHAAN-II MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen KEWIRAUSAHAAN-II Modul ke: 10 Fakultas Ekonomi Bisnis MERANCANG STRATEGI PEMASARAN Oloan Situmorang, ST, MM Program Studi Manajemen http://mercubuana.ac.id Pokok Bahasan 1. Makna pemasaran 2. Pengenalan

Lebih terperinci

Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Pasta Gigi Pepsodent di Wilayah Perkotaan Jember

Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Pasta Gigi Pepsodent di Wilayah Perkotaan Jember 1 Syahrial et al., Pengaruh Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen... Pengaruh Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Pasta Gigi Pepsodent di Wilayah Perkotaan Jember The Influence Of Product Quality

Lebih terperinci

Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap Ekuitas Merek (Brand Equity) Pada Produk Shampo Emeron

Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap Ekuitas Merek (Brand Equity) Pada Produk Shampo Emeron Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Management http://repository.ekuitas.ac.id Marketing Management 2016-08-13 Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap Ekuitas Merek (Brand

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit

Lebih terperinci

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM MAKALAH KEGIATAN PPM Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM Oleh: Muniya Alteza, M.Si 1 Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Usaha bagi UKM di Desa Sriharjo, Bantul Dalam Rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pemain dilihat dari munculnya berbagai merek baru yang menawarkan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pemain dilihat dari munculnya berbagai merek baru yang menawarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri deterjen pada saat ini serasa penuh sesak dengan semakin banyaknya jumlah pemain dilihat dari munculnya berbagai merek baru yang menawarkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas daerah yang beraneka ragam. Yogyakarta sebagai salah satu sentra budaya

BAB I PENDAHULUAN. khas daerah yang beraneka ragam. Yogyakarta sebagai salah satu sentra budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal akan beragam suku dan budayanya, termasuk makanan khas daerah yang beraneka ragam. Yogyakarta sebagai salah satu sentra budaya juga memiliki makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut statistik, tiga dari empat orang terkena penyakit gigi dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut statistik, tiga dari empat orang terkena penyakit gigi dan lebih dari BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut statistik, tiga dari empat orang terkena penyakit gigi dan lebih dari separuh orang dewasa mengalami sesuatu yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Penulis melaksanakan kegiatan magang di PT. Sinar Antjol selama empat bulan yaitu pada bulan 18 Januari sampai dengan 17 Mei 2011. Penulis pada perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi di dalam aspek ilmu pengetahuan dan juga teknologi memberikan dampak juga kepada aspek bisnis. Globalisasi juga dapat dikatakan sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang industri barang maupun jasa mampu bersaing dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan perekonomian dan bisnis

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Melalui bab ini akan disimpulkan beberapa hal yang penting dan perlu, dimana ini didapatkan dari hasil pengolahan data dan analisis. Bab ini juga akan menjawab

Lebih terperinci