BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Pengumpulan data deskriptif mengenai responden diperoleh dengan total 284 yang kami bagi menjadi dua kelompok yaitu sebanyak 256 orang yang kami pilih secara acak (random) yang tersebar di wilayah Jakarta untuk pengisian kuesioner dan sebanyak 28 orang untuk indepth-interview, yang khusus kami sajikan dengan pengelompokan sebagai responden yang pernah dan atau sedang menggunakan Pepsodent Whitening. Untuk kuesioner, berdasarkan hasil survey responden tersebut, didapatkan bahwa persentase jenis kelamin responden wanita yaitu sebesar 53% (135 orang) dan pria sebesar 47% (121 orang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

2 72 Gambar 4.1 Jenis Kelamin Responden Kuesioner Sedangkan untuk responden indepth Interview, didapatkan data bahwa persentase wanita sebesar 54% (15 orang) dan pria sebesar 46% (13 orang), seperti yang terlihat pada gambar 4.2. Gambar 4.2 Jenis Kelamin Responden Indepth Interview

3 73 Sedangkan rentang usia responden terbagi atas responden yang berumur kurang dari 18 tahun, antara 18 tahun sampai 24 tahun, dan lebih dari 24 tahun. Sedangkan untuk responden indepth interview, usia rata rata dari responden adalah 24,60 tahun dimana rentang usia responden antara 18 sampai 29 tahun. Data data tersebut dapat dilihat pada gambar 4.3 dan tabel 4.1. Gambar 4.3 Usia Responden Kuesioner

4 74 Tabel 4.1 Usia Responden Indepth Interview Usia Jumlah Usia Rata Rata Berdasarkan hasil kuesioner dan indepth interview untuk kegiatan responden saat ini, responden kuesioner yang berprofesi sebagai pegawai swasta sebesar 48% sedangkan responden indepth interview yang berprofesi sebagai pegawai swasta sebesar 64%, sebesar 35% reponden kuesioner dan 21% responden Indepth Interview sebagai mahasiswa, sebesar 10% responden kuesioner dan 7% responden indepth interview sedang tidak bekerja. Dan persentase responden pegawai negeri hanya mencakup porsi kecil, baik untuk responden kuesioner dan responden indepth interview. Lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut.

5 75 Gambar 4.4 Kegiatan Responden Kuesioner Gambar 4.5 Kegiatan Responden Indepth Interview Berdasarkan hasil kuesioner yang berhasil dikumpulkan, diketahui bahwa pengeluaran responden rata rata berada di posisi 1 <2 juta rupiah per bulan

6 76 dengan persentase 41% (responden kuesioner) dan 36% (responden indepth interview). Sedangkan responden yang pengeluarannya sebesar 2 5 juta rupiah per bulan sebesar 29% untuk kedua kelompok responden. Untuk besar pengeluaran <1 juta rupiah per bulan, sebesar 24% (responden kuesioner) dan 28% (responden indepth interview). Untuk responden yang pengeluarannya >5 juta adalah sebesar 6% (responden kuesioner) dan 7% (responden indepth interview). Lebih jelasnya, gambaran mengenai pengeluaran responden per bulan dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7. Gambar 4.6 Pengeluaran per Bulan Responden Kuesioner

7 77 Gambar 4.7 Pengeluaran Per Bulan Responden Indepth Interview 4.2 Analisis Brand Analisis Asosiasi Kata (Word Associations) Berdasarkan hasil survey yang dilakukan mayoritas responden wawancara (Indepth Interview) mengatakan bahwa yang terlintas dalam benak ketika mendengar merek Pepsodent Whitening adalah pasta gigi untuk memutihkan gigi sebanyak 19 orang dari 28 responden (68%), dan 2 orang (7%) menyebutkan gigi putih dalam beberapa minggu, lalu 1 orang menyebutkan gigi putih dan nafas segar (4%). Hal ini menunjukan bahwa asosiasi kata dari sebuah merek Pepsodent Whitening sebagian besar mengasosiasikan dengan gigi putih. Lebih Jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

8 78 Tabel 4.2 Yang Terlintas Dalam Benak Responden Wawancara Saat Mendengar Pepsodent Whitening Yang Terlintas Jumlah Pasta gigi untuk memutihkan gigi 19 Gigi putih dalam beberapa minggu 2 Logo Pepsodent 1 Merek besar dan inovatif 1 Produk bagus dan mahal 1 Khasiatnya 1 Bagaimana Khasiatnya 1 Gigi putih dan nafas segar 1 Alat indikator tingkat putih gigi Analisis Perwujudan dari Merek (Personifiying the brand) Berdasarkan hasil dari survey terhadap perwujudan dari merek Pepsodent Whitening terhadap hewan, mayoritas responden wawancara (indepth Interview) mengatakan bahwa sebesar 32% mengatakan kelinci dengan alasan karena kulit dan gigi putihnya, lalu untuk posisi kedua adalah kuda (29%) dengan alasan giginya dan yang ketiga adalah beruang kutub (18%) dengan alasan warna kulitnya. Untuk lebih jelasnya terlihat pada Gambar 4.8.

9 79 Gambar 4.8 Asosiasi Pepsodent Whitening Dengan Hewan Terlihat bahwa hewan kelinci dapat mewakili apa yang diasosiasikan terhadap pilihan kuda dan beruang kutub, yaitu warna kulit beruang kutub dan gigi putih kuda Analisis Melangkah Lebih Tinggi Untuk Menemukan Intisari Dari Sebuah Merek (Laddering Up To Find The Brand Essence) Berdasarkan hasil survey yang telah didapatkan, harapan yang tertinggi dari Pepsodent Whitening yang dilakukan terhadap seluruh responden kami yaitu responden kuesioner dan responden wawancara (Indepth Interview) terlihat bahwa berdasarkan responden kuesioner sebanyak 46% memiliki harapan yang menyeluruh, bukan harapan yang sesuai dengan yang ditawarkan oleh Pepsodent Whitening. Dan

10 80 hanya 45% dari responden kuesioner yang memiliki harapan bahwa Pepsodent Whitening dapat menjadikan gigi lebih putih. Untuk dapat lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.9 Gambar 4.9 Harapan Yang Ingin Didapat Responden Kuesioner dari Pepsodent Whitening Namun hasil ini sangat berbeda dengan apa yang didapat dari hasil survey yang dilakukan terhadap responden wawancara, dimana sebanyak 86% responden memiliki harapan yang sesuai dengan apa yang ditawarkan oleh Pepsodent Whitening yaitu gigi lebih putih, dan hanya 7% yang memiliki harapan gigi putih dan nafas segar, lalu 4% mengharapkan nafas segar dan 3% menginginkan gigi bersih dan sehat.

11 81 Gambar 4.10 Harapan Yang Ingin Didapat Responden Wawancara Dari Pepsodent Whitening Kedua hasil yang berbeda ini dapat terjadi karena pada saat responden kuesioner diberikan pertanyaan mengenai harapan yang ingin didapatkan dari Pepsodent Whitening diberikan pilihan untuk mendapatkan semua khasiat yang dapat diberikan dari sebuah pasta gigi bukan hanya satu fungsi saja, sehingga responden memiliki harapan yang lebih dari Pepsodent Whitening selain memutihkan gigi tetapi dapat juga menjadikan gigi lebih kuat, gusi lebih sehat, nafas lebih segar. Dimana hal hal tersebut dapat mereka dapatkan dari varian jenis lain dari Pepsodent.

12 Analisis Brand Equity Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner atas jawaban dari responden, kuesioner dapat diketahui brand equity dari produk Pepsodent Whitening. Selain itu, dapat juga diketahui merek pasta gigi yang memiliki brand equity paling tinggi menurut masyarakat. Dalam brand equity, ada dua hal yang perlu diketahui yaitu brand awareness dan brand association. Brand awareness disini berfokus pada tingkat kesadaran konsumen (responden) terhadap suatu merek. Sedangkan brand association menunujukkan tingkat keterkaitan suatu merek terhadap produk atau jasa yang diingat oleh konsumen (responden) Brand Awareness Secara Umum Menurut hasil survey terhadap data responden kuesioner yang berhasil dikumpulkan tim GFP, maka Pepsodent mendominasi sebagai merek pasta gigi yang pertama kali terlintas dalam benak responden (Top of Mind). Terdapat sekitar 80% dari total 256 responden yaitu sebanyak 201 responden mengatakan bahwa Pepsodent adalah merek yang pertama kali terlintas. Lalu kemudian menyusul Close Up sebesar 10%. Kemudian berurutan adalah Colgate, Enzym dan Ciptadent (2%), Darlie dan Oral B(1%), Sedangkan Siwak, Formula, Antiplaque, Zwitsal dan Zacht dibawah 1%.

13 83 Hal ini cukup menunjukan bahwa brand awareness untuk produk Pepsodent sudah sangat tinggi. Begitu juga untuk produk Pasta Gigi Unilever lainnya yang berada di posisi kedua sebagai merek pasta gigi yang pertama kali terlintas di pikiran responden, yaitu Close Up. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.11 Gambar 4.11 Merek Pasta Gigi Yang Pertama Kali Terlintas Dalam Benak Responden Kuesioner Analisis ini juga diperkuat dengan hasil analisis yang dilakukan terhadap 28 responden indepth interview, yaitu sebesar 89% responden menjawab Pepsodent. Hasil ini dapat disajikan pada Gambar 4.12 berikut ini.

14 84 Gambar 4.12 Merek Pasta Gigi Yang Pertama Kali Terlintas Dalam Benak Responden Indepth Interview Seiring dengan hasil analisis survey sebelumnya yang menyajikan produk yang pertama kali terlintas di benak responden (top of mind), maka hasil analisis untuk pasta gigi yang saat ini sedang digunakan pun memiliki hasil yang sama, yaitu Pepsodent masih mendominasi walaupun mengalami penurunan persentase dari analisis sebelumnya yaitu sebanyak 61% responden kuesioner. Begitupun juga dengan persentase responden indepth interview yaitu menjadi sebesar 57%. Merek pasta gigi Unilever yang lain yaitu Close Up menempati persentasi tertinggi kedua yaitu 16% (responden kuesioner) dan 29% (responden indepth interview). Lebih jelasnya dapat dijelaskan pada Gambar 4.13 dan Gambar 4.14.

15 85 Gambar 4.13 Pasta Gigi Yang Sedang Digunakan Responden Kuesioner Gambar 4.14 Pasta Gigi Yang Sedang Digunakan Responden Indepth Interview

16 86 Dari data hasil dua analisis diatas, pada hasil analisis yang pertama terlihat bahwa Pepsodent menempati posisi pertama untuk kategori merek yang pertama kali terlintas di benak responden dan ini menunjukkan merek pasta gigi Pepsodent paling populer dimata masyarakat. Namun pada hasil analisis kedua, ada penurunan persentase dari sisi merek pasta gigi yang sedang digunakan saat ini, hal ini menunjukkan bahwa walaupun jumlah pengguna Pepsodent tidak sebesar persentase pasta gigi yang terlintas dalam benak responden, hal ini menunjukan bahwa kekuatan brand image dari pepsodent sebagai sebuah produk pasta gigi di mata masyarakat. Namun disini terlihat perbedaan persentase yang cukup besar yaitu sekitar 50 orang (19%) responden kuesioner antara yang memiliki top of mind merek pepsodent dengan pasta gigi yang sedang digunakan. Dan sekitar selisih 9 orang responden wawancara (32%). Di lain pihak, untuk produk kedua yaitu Close Up mendapatkan nilai 16% responden kuesioner serta 29% dari responden wawancara. Terdapat peningkatan terhadap brand awareness produk. Khusus untuk produk Pepsodent Whitening, yang hasil analisisnya hanya berdasarkan data responden hasil wawancara, dari 28 orang, terdapat 5 orang (17,85%) yang menggunakannya dari 16 orang pengguna Pepsodent dari berbagai varian ( 57,14%). Lebih jelasnya dapat dijelaskan pada Tabel 4.3 sebagai berikut.

17 87 Tabel 4.3 Merek Pasta Gigi Yang Saat Ini Digunakan Responden Wawancara Merek Yang Digunakan Jumlah Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang 7 Pepsodent Herbal 3 Pepsodent Whitening 5 Close Up 8 Pepsodent Complete Gum Care 1 Zacht 1 Darlie 1 Colgate 1 Enzym 1 Dari hasil analisis yang telah dilakukan terlihat bahwa Pepsodent Whitening masih berada pada posisi yang cukup tinggi dibandingkan dengan varian pepsodent yang lainnya. Walaupun pasta gigi Close Up memiliki angka yang tertinggi namun kita mengasumsikan bahwa pengguna Close Up adalah pengguna dari seluruh varian yang ada. Sedangkan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan kepada responden kuesioner mengenai faktor yang paling penting dari sebuah pasta gigi adalah kualitas (12%) dan kandungan/bahan (17%). Sedangkan yang paling tidak penting adalah

18 88 kemasan (28%), penilaian ini berdasarkan bobot dari nilai yang paling kecil. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.15 sebagai berikut. Gambar 4.15 Faktor Terpenting Dari Pasta Gigi Brand Awareness Pepsodent Whitening Melalui pertanyaan pertanyaan dalam kuesioner yang telah dibagikan kepada responden dapat juga diketahui seberapa besar dari mereka yang telah mengetahui maupun yang belum mengetahui brand Pepsodent Whitening. Melalui hasil kuesioner tersebut dapat juga diketahui sumber media pemasaran yang paling efektif selama ini dalam memasarkan produk Pepsodent Whitening. Hasil analisis tingkat awareness masyarakat terhadap Pepsodent Whitening sebesar 91% responden kuesioner (234 orang) mengetahui Pepsodent Whitening. Hal

19 89 ini menandakan bahwa, tingkat kesadaran masyarakat terhadap Pepsodent Whiteining sangat tinggi. Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar Gambar 4.16 Responden Kuesioner Mengetahui Pepsodent Whitening Dari hasil survey yang telah dilakukan terhadap responden yang mengetahui Pepsodent Whitening sebanyak 234 responden kuesioner, didapatkan hasil bahwa mayoritas responden tahu Pepsodent Whitening dari iklan di TV yaitu sebesar 90%, begitupun juga hasil dari analisis yang dilakukan terhadap responden wawancara yang menyebutkan bahwa 87% responden mendapatkan informasi mengenai keberadaan Pepsodent Whitening dari iklan TV. Informasi lebih lengkap disajikan pada gambar sebagai berikut.

20 90 Gambar 4.17 Responden Kuesioner Mengetahui Pepsodent Whitening Dari Gambar 4.18 Responden Wawancara Mengetahui Pepsodent Whitening dari

21 91 Selanjutnya, tim GFP mencoba untuk menganalisis lebih dalam pengenalan responden yang pernah menggunakan dan atau sedang menggunakan Pepsodent Whitening, dan diperoleh hasil bahwa 53% dari responden wawancara mengenal Pepsodent Whitening dari sisi fungsinya yaitu sebagai pasta gigi yang dapat memutihkan gigi. Kemudian sebanyak 29% responden mengenal Pepsodent Whitening dari sisi kemasannya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.19 Gambar 4.19 Yang Dikenal Responden Wawancara Dari Pepsodent Whitening Tim GFP selanjutnya melakukan analisis terhadap responden yang mengetahui Pepsodent Whitening juga pernah atau sedang memakai Pepsodent Whitening. Hasilnya didapatkan sebesar 63% responden pernah atau sedang

22 92 menggunakan Pepsodent Whitening. Hasil tersebut dapat disajikan pada Gambar 4.20 sebagai berikut. Gambar 4.20 Responden Kuesioner Yang Pernah Memakai Pepsodent Whitening Dari hasil analisis yang ada, dapat digambarkan bahwa walaupun dari responden yang mengetahui Pepsodent Whitening, tidak semua responden tersebut kemudian mencoba menggunakan Pepsodent Whitening, hanya sebesar 63% responden yang pada akhirnya setelah mengetahui Pepsodent Whitening kemudian menggunakan atau mencoba memakai Pepsodent Whitening. Sementara sisanya yaitu sekitar 28% tidak menggunakan Pepsodent Whitening. Berdasarkan hasil analisis tersebut diatas, tim GFP kemudian melakukan survei terhadap alasan responden kuesioner yang pernah atau sedang menggunakan

23 93 Pepsodent Whitening sebanyak 147 orang (63%) dari 234 orang, hasil menunjukan bahwa sebanyak 57% responden kuesioner menggunakan Pepsodent Whitening karena manfaatnya, sedangkan 19% responden beralasan karena kualitas dari Pepsodent Whitening. Dan ternyata tidak ada sama sekali yang menyebutkan karena kemasan dari Pepsodent Whitening yang menyebabkan responden menggunakan produk tersebut. Disini dapat terlihat bahwa peranan kemasan sebagai alasan untuk memakai Pepsodent Whitening hampir tidak ada (0%) namun kemasan memiliki peranan sebagai tanda pengenal atau identitas suatu produk. Hal ini dapat dilihat pada Gambar Gambar 4.21 Alasan Responden Kuesioner Memakai Pepsodent Whitening Selanjutnya, tim GFP juga melakukan survei terhadap harga yang diinginkan oleh responden. Disini sebelum tim memberikan pertanyaan kepada responden, tim

24 94 GFP sebelumnya menginformasikan harga kisaran Pepsodent Whitening yaitu Rp.3500,- untuk ukuran sedang (75 gram). Dan dari hasil survey yang dilakukan terhadap responden wawancara, diperoleh hasil bahwa 61% responden yang telah diwawancara menginginkan agar harga tetap sesuai yang telah ada, namun sebesar 32% responden mempunyai ekspektasi agar harga Pepsodent Whitening mengalami penurunan dan hanya 7% saja yang menginginkan agar harga Pepsodent Whitening dinaikkan. Berikut hasil yang dapat dilihat pada Gambar 4.22 Gambar 4.22 Harga Yang Diinginkan Responden Wawancara Selanjutnya, ketika kemudian ditanya suatu kondisi apabila pada saat responden sedang menggunakan Pepsodent Whitening dan kemudian mengalami kenaikkan harga sekitar Rp 500 -, sebanyak 50% responden (14 Orang) mengatakan akan tetap menggunakan Pepsodent Whitening dan 50% lainnya akan mengganti

25 95 pasta gigi yang lain. Dari 50% responden yang akan tetap menggunakan Pepsodent Whitening, pada umunya memiliki argumentasi yang beragam yaitu antara lain kualitasnya harus tetap terjaga bila harga naik, lalu ada yang tidak mempermasalahkan harga bila kenaikkannya wajar. Sedangkan untuk responden yang ingin mengganti juga memiliki argumentasi yang beragam, namun alasan yang terbanyak adalah karena adanya produk yang lebih murah, dan ada juga yang ingin mencoba produk lain. Tabel 4.4 dibawah ini memberikan informasi yang lebih lengkap bila harga dinaikkan. Tabel 4.4 Tindakan Bila Harga Pepsodent Whitening Naik Tindakan Jumlah Alasan Jumlah Ada produk yang lebih Mengganti 14 Alasan murah 5 Mencoba produk lain 4 Rasanya tidak enak 2 Hasilnya tidak maksimal 3 Tidak Mengganti 14 Alasan Kualitas harus tetap terjaga 3 Bila wajar tidak masalah 3 Percaya pada merek 3 Sudah cocok 4 Produk lain mahal 1

26 96 Sedangkan dari sisi rasa, tim GFP telah melakukan survei terhadap penilaian rasa dari responden kuesioner yang pernah memakai Pepsodent Whitening, sebanyak 49% dari responden (71 orang), mengatakan bahwa rasa dari Pepsodent Whitening adalah pedas, dan hanya 1% yang mengatakan bahwa rasanya pahit. Hal ini dapat terlihat dari Gambar Gambar 4.23 Rasa Pepsodent Whitening Dari Responden Kuesioner Brand Image Image atau kesan yang ada pada Pepsodent Whitening berdasarkan hasil survey menyebutkan bahwa 50% responden kuesioner mengatakan bahwa Pepsodent Whitening mudah dikenali atau eye catching (50%) lalu ada juga yang menyebutkan biasa saja (16%) dan elegan (15%). Hal ini dapat diperlihatkan pada Gambar 4.24

27 97 Gambar 4.24 Kesan Responden Kuesioner Terhadap Pepsodent Whitening Brand Positioning Map Berdasarkan hasil survey dan analisis yang telah dilakukan mengenai penilaian kualitas dan harga Pepsodent Whitening terhadap kompetitornya dengan penawaran fungsi yang sejenis. Dari sisi kualitas, Pepsodent Whitening memiliki penilaian yang tertinggi diantara yang lain yaitu 7.5, sedangkan penilaian terendah yang diberikan oleh responden adalah Smile Up Whitening dengan nilai Untuk penilaian harga, Pepsodent Whitening juga dinilai oleh responden masih menjadi yang termahal, penilaian yang diberikan yaitu sedangkan untuk pasta gigi yang termurah menurut penilaian responden adalah Formula Aksi Putih. Ada suatu hal yang menarik hasil dari analisis ini, bahwa Smile Up Whitening walaupun memiliki kualitas yang rendah, namun responden menilai bahwa pasta gigi

28 98 tersebut masih memiliki harga yang lebih mahal dari Formula Aksi Putih yang memiliki kualitas lebih baik. Berikut ini adalah tabel penilaian terhadap Pepsodent Whitening dan kompetitornya yang diberikan oleh penilaian responden wawancara. Tabel 4.5 Penilaian Responden Wawancara Terhadap Kualitas Pasta Gigi Kualitas Pasta Gigi Nilai Smile Up Whitening Formula Aksi Putih Pepsodent Whitening 7.5 Ciptadent Shinywhite Tabel 4.6 Penilaian Responden Wawancara Terhadap Harga Pasta Gigi Harga Pasta Gigi Nilai Smile Up Whitening Formula Aksi Putih 5.5 Pepsodent Whitening Ciptadent Shinywhite

29 Analisis Perilaku Konsumen Analisis Proses Putusan Pembelian Tim GFP melakukan analisis terhadap responden wawancara bagaimana proses mereka memilih menggunakan produk Pepsodent Whitening, kecenderungan karena dorongan apa yang menyebabkan responden menggunakan Pepsodent Whitening. Dan dari hasil yang didapat, terlihat hasil yang berimbang antara dorongan yang datang dari diri sendiri dan dorongan yang disebabkan dari luar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Sumber Dorongan Responden Wawancara Memilih Pasta Gigi Dorongan Memilih Pasta Gigi Jumlah Datang dari diri sendiri 15 Datang dari luar 13 Dengan demikian maka kedua faktor dorongan tersebut memiliki kesempatan atau peluang yang sama besar yang dapat menyebabkan seseorang untuk menggunakan suatu produk pasta gigi. Setelah seseorang sudah mendapatkan dorongan untuk menggunakan suatu pasta gigi, tentu responden memerlukan media sumber informasi lengkap dan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan, dalam hal ini informasi pasta gigi. Berdasarkan survey

30 100 yang dilakukan terhadap responden wawancara, iklan merupakan media sumber informasi yang mayoritas dipilih responden sebagai media sumber informasi yaitu sebesar 57% dan kemasan dari produk merupakan pilihan kedua terbesar, sedangkan keluarga justru merupakan media sumber informasi yang kurang menjadi pilihan responden. Gambar 4.25 Sumber Informasi Yang Lengkap Dari Responden Wawancara Dengan demikian maka sudah selayaknya iklan harus dimanfaatkan untuk memberikan informasi yang tidak hanya menarik namun juga lengkap, begitu juga dengan informasi yang ada di kemasan, disini terlihat bahwa walaupun kemasan tidak memiliki pengaruh yang menyebabkan orang memilih suatu produk, namun kemasan dapat berfungsi sebagai media sumber informasi pendukung bagi responden.

31 101 Selanjutnya dalam melakuan proses pembelian, responden memiliki dasar yang mendorong seseorang pada akhirnya menjadi alasan yang mendorong untuk membeli produk. Melalui survey yang dilakukan tim GFP maka terlihat bahwa faktor yang terpenting yang menyebabkan seseorang terdorong untuk memilih pasta gigi adalah karena manfaatnya yaitu sebesar 7% dari responden kuesioner, tim GFP memberikan penilaian berdasarkan bobot yang terkecil adalah yang terpenting (Nilai 1) dan yang paling tidak penting (Nilai 6) dari enam item yang disajikan yaitu harga, rasa, referensi, manfaat, merek dan iklan. Sedangkan faktor yang paling kurang penting peranannya yang mendorong seseorang untuk memilih pasta gigi adalah karena referensi (22%) dan iklan (24%). Begitupun sama halnya dengan hasil yang didapat dari hasil analisis responden wawancara (indepth interview) yaitu sebanyak 29% jawaban mengatakan bahwa fungsi atau manfaat dari pasta gigi adalah faktor yang mendorong orang untuk memilih pasta gigi, namun dari hasil wawancara yang dilakukan juga terdapat penilaian faktor yang berimbang dengan manfaat yaitu rasa (26%). Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 4.26 dan Gambar 4.27 sebagai berikut.

32 102 Gambar 4.26 Faktor Terpenting Yang Mendorong Responden Kuesioner Memilih Pasta Gigi Gambar 4.27 Faktor Terpenting Yang Mendorong Responden Indepth Interview Memilih Pasta Gigi

33 103 Dari hasil dua analisis diatas mengenai faktor yang mendorong seseorang memilih pasta gigi terdapat perbedaan pada faktor terpenting kedua, hal ini disebabkan karena responden wawancara yang merupakan konsumen konsumen yang telah dan atau masih menggunakan Pepsodent Whitening lebih mementingkan rasa dibandingkan dengan responden kuesioner yang lebih mementingkan merek dan harga. Selanjutnya tim GFP melakukan survey terhadap kebiasaan responden melakukan pembelian pasta gigi. Berikut tabel yang dapat menyajikan informasi yang lebih lengkap Tabel 4.8 Tempat Responden Wawancara Membeli Pasta Gigi Tempat Membeli Pasta Gigi Pilihan I Jumlah Supermarket 26 Minimarket 1 Warung 1 Pilihan II Jumlah Supermarket 6 Minimarket 14 Warung 7

34 104 Untuk mengetahui tempat yang bisanya masyarakat membeli pasta gigi, tim GFP melakukan analisis terhadap tempat pilihan pertama dan tempat pilihan kedua setelah pilihan pertama. Berdasarkan hasil yang didapat, tempat membeli pasta gigi mayoritas pilihan pertamanya mereka memilih supermarket, dan untuk alternative pilihan kedua, mayoritas mereka memilih minimarket,,bukan tetap membeli di supermarket lainnya. Dan dari hasil yang didapat juga terlihat bahwa peranan warung juga cukup besar sebagai tempat alternatif bagi masyarakat untuk membeli pasta gigi Analisis Efek Iklan Dari hasil survei yang dilakukan, terlihat bahwa dari 28 responden yang pernah dan atau sedang menggunakan Pepsodent Whitening, sebanyak 21 responden lupa iklan yang pernah dilakukan oleh Pepsodent Whitening. 7 responden mengaku mengingat iklan tersebut namun hanya 6 responden saja yang mendekripsikan iklan tersebut secara benar, sedangkan 1 responden mendeskripsikan iklan untuk produk pasta gigi yang lain. Sementara itu, 1 orang responden belum pernah melihat iklan tersebut namun ia sudah memakainya. Hal ini dapat terlihat dari tabel sebagai berikut.

35 105 Tabel 4.9 Validitas Ingatan Iklan Pepsodent Whitening Iklan Pepsodent Whitening Jumlah Ingat ( Benar ) 6 Ingat ( Salah ) 1 Lupa 20 Belum Pernah Lihat 1 Selanjutnya, dapat disajikan juga rincian dari deskripsi iklan yang diingat oleh responden pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Deskripsi Iklan Pepsodent Whitening Versi Jumlah Lupa 20 Yang Mengukur gigi dengan indicator 4 Anak dgn ibunya memakai pasta gigi 1 Ibu dan anak mau jalan-jalan 1 Orang terjun ke kolam renang 1 Dari hasil analisis yang didapat, terlihat bahwa hanya 6 orang saja yang bisa mengingat iklan Pepsodent Whitening dengan benar yaitu iklan orang yang mengukur

36 106 keputihan gigi dengan indicator 4 orang, lalu anak dan ibunya memakai pasta gigi 1 orang, serta ibu dan anak mau jalan jalan. Hal ini menunjukan bahwa tingkat ingatan masyarakat terhadap iklan tersebut masih relative kecil (22%). Kemudian, dari 6 responden tersebut, tim GFP mencoba menanyakan efek yang dirasakan setelah mereka melihat iklan tersebut, dan hasilnya menunjukkan bahwa 3 responden merasa terbujuk untuk menggunakan Pepsodent Whitening sementara 1 responden merasa mendapatkan informasi yang tepat setelah melihat iklan, 1 orang responden merasa diingatkan kembali akan produk Pepsodent Whitening dan 1 responden merasa semakin yakin untuk menggunakan Pepsodent Whitening setelah melihat iklan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut. Tabel 11 Efek Iklan Efek Yang Dirasakan Akibat Iklan Yang Dilihat Jumlah Mendapat Informasi dari iklan 1 Terbujuk untuk menggunakan 3 Ingat untuk membeli kembali produk tsb 1 Semakin yakin untuk menggunakan produk tsb 1 Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil yang sesuai dengan tujuan awal Pepsodent Whitening mengiklankan produknya hanya setengah dari jumlah responden yang mengingat iklan tersebut. Karena tujuan awal dari Pepsodent

37 107 Whitening adalah agar iklan tersebut dapat memberikan pengaruh kepada konsumen yaitu membujuk konsumen dari yang tidak menggunakan Pepsodent Whitening menjadi mau menggunakan Pepsodent Whitening dengan tujuan untuk mendapatkan gigi yang tampak lebih putih alami Analisis Pesan Yang Ditangkap Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap responden wawancara yang mengingat iklan tersebut yaitu sebanyak 6 responden, pesan yang ditangkap dari iklan Pepsodent Whitening yang dilihat adalah bahwa Pepsodent Whitening merupakan pasta gigi yang berfungsi untuk memutihkan gigi sebanyak 4 orang, sedangkan 1 orang menangkap pesan dari iklan tersebut adalah pasta gigi yang memberikan gigi putih dan nafas segar, dan 1 orang responden mengatakan bahwa pesan yang diterima dari iklan tersebut adalah bahwa Pepsodent Whitening merupakan merek yang bagus. Berikut data yang dapat disajikan. Tabel 12 Pesan Yang Ditangkap Responden Wawancara Dari Iklan Pesan Yang Ditangkap Jumlah Produk Pemutih Gigi 4 Gigi putih nafas segar 1 Merek Yang Bagus 1

38 Analisis Media Komunikasi Seperti telah diketahui sebelumnya bahwa media televisi merupakan media utama bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan produk khususnya pasta gigi, selain itu juga peranan iklan bagi responden adalah sebagai sumber informasi bagi seseorang sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan selanjutnya. Selain iklan, informasi yang didapat tidak hanya dari iklan namun juga didukung dari informasi yang didapat dari kemasannya. Oleh karena itu maka kemasan juga memiliki peran yang penting sebagai media komunikasi untuk memberikan informasi yang lengkap bagi masyarakat. Sehingga, saat responden akan melakukan tindakan pembelian atau pemilihan pasta gigi, responden sudah memiliki informasi yang cukup, dan dapat memilih pasta gigi berdasarkan manfaat yang ingin didapatkan Analisis Media Iklan Untuk menyampaikan suatu informasi dan bertujuan untuk menarik perhatian dan juga agar dapat mempertahankan loyalitas dari konsumen, suatu pesan yang disampaikan haruslah menarik dan efektif, dan kriteria menarik ternyata belum cukup, diperlukan juga sebuah iklan yang memberikan janji yang sesuai dengan hasil yang bisa didapatkan oleh konsumen seperti yang dikatakan oleh salah satu responden wawancara (in-depth interview) yaitu saudara AB, namun jika iklan

39 109 tersebut menarik perhatian tapi jika kita mencoba produk tersebut dan kecewa, pasti kita tidak mau memakai lagi. Kalau iklan menarik perhatian kita dan janjinya memang sesuai, kita akan pakai terus. Berdasarkan hasil survey yang terlah dilakukan, terlihat bahwa seluruh responden wawancara memilih televisi sebagai media iklan yang paling menarik perhatian, dan untuk pilihan kedua, majalah merupakan media yang paling menarik. Namun dapat terlihat juga bahwa media iklan koran dan radio merupakan media iklan yang dinilai responden sebagai media iklan yang tidak menarik. Seperti yang terlihat pada tabel 4.13 dibawah ini. Tabel 4.13 Media Iklan Media Paling Menarik Jumlah TV 28 Kedua Paling Menarik Radio 2 Majalah 21 Billboard 2 Koran 2 Mouth to Mouth 1 Paling Tidak Menarik Koran 14 Radio 8 Brosur 3 Billboard 1 Tidak ada 1 Poster 1

40 Analisis Customer Expectation Hasil survey yang dilakukan tim GFP terhadap responden kuesioner dan wawancara (Indepth Interview) seperti yang sudah diuraikan sebelumnya terlihat pada gambar 4.9 bahwa berdasarkan responden kuesioner sebanyak 46% memiliki harapan yang menyeluruh, bukan harapan yang sesuai dengan yang ditawarkan oleh Pepsodent Whitening. Dan hanya 45% dari responden kuesioner yang memiliki harapan bahwa Pepsodent Whitening dapat menjadikan gigi lebih putih. Namun hasil ini sangat berbeda dengan apa yang didapat dari hasil survey yang dilakukan terhadap responden wawancara, pada gambar 4.10 terlihat sebanyak 86% responden memiliki harapan yang sesuai dengan apa yang ditawarkan oleh Pepsodent Whitening yaitu gigi lebih putih, dan hanya 7% yang memiliki harapan gigi putih dan nafas segar, lalu 4% mengharapkan nafas segar dan 3% menginginkan gigi bersih dan sehat. Seperti sudah dijabarkan sebelumnya, bahwa kedua hasil yang berbeda ini dapat terjadi karena pada saat responden kuesioner diberikan pertanyaan mengenai harapan yang ingin didapatkan dari Pepsodent Whitening diberikan pilihan untuk mendapatkan semua khasiat yang dapat diberikan dari sebuah pasta gigi bukan hanya satu fungsi saja, sehingga responden memiliki harapan yang lebih dari Pepsodent Whitening selain memutihkan gigi tetapi dapat juga menjadikan gigi lebih kuat, gusi lebih sehat, nafas lebih segar. Dimana hal hal tersebut dapat mereka dapatkan dari varian jenis lain dari Pepsodent.

41 Analisis Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan) Dari dua hasil analisis yang dilakukan terhadap dua kelompok responden yaitu responden kuesioner dan responden wawancara, sebelumnya dapat diinformasikan bahwa jawaban yang diberikan oleh responden kuesioner adalah berdasarkan pilihan yang diberikan oleh tim GFP, sedangkan jawaban yang diberikan oleh responden wawancara merupakan jawaban spontanitas. Dan hasilnya mengenai kepuasan yang didapat oleh responden adalah sebagai berikut. Gambar 4.28 Penilaian Kepuasan Yang Didapat Atas Harapan Respoden Kuesioner

42 112 Gambar 4.29 Penilaian Kepuasan Yang Didapat Atas Harapan Responden Wawancara Berdasarkan hasil yang diperoleh, didapatkan hasil yang berbeda antara hasil dari responden kuesioner dan hasil dari responden wawancara, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jawaban dari responden kuesioner adalah karena responden diberikan pilihan atas harapan yang bisa didapat dari Pepsodent Whitening yaitu bisa mendapatkan gigi lebih kuat, gigi lebih putih, nafas lebih segar, dan gusi lebih sehat yang bisa didapatkan dari Pepsodent Whitening, sehingga hal ini menunjukan bahwa harapan awal dari Pepsodent Whitening sudah tidak tepat. Namun tim GFP kemudian melakukan wawancara terhadap 28 responden untuk menilai kepuasan berdasarkan ekspektasi yang telah diberikan dan hasilnya adalah sebesar 78% responden merasa tidak puas atas hasil yang didapat, salah satunya seperti yang dikatakan oleh saudara G, responden wawancara (in-depth interview) berikut ini :

43 113 Hasil yang saya dapat sangat minim, perubahan yang terjadi sangat sedikit padahal saya menyikat gigi dua kali sehari. Entah apa penyebabnya pemutihan yang saya dapatkan sangat sedikit. Jika saya melihata sekilas di kaca tidak ada pemutihan, padahal di iklan katanya dalam 2 minggu bisa benar-benar putih. Opini ini mewakili alasan paling utama dari ketidakpuasan yaitu karena tidak sesuai dengan apa yang ditawarkan, dan ini dialami oleh 11 orang responden, sementara 7 orang lainnya merasa tidak ada efek yang didapat dari penggunaan Pepsodent Whitening, dan sisanya dari total 22 responden yang merasa tidak puas, memiliki beberapa alasan lainnya seperti rasa yang tidak enak di mulut, dan merasa tertipu dengan iklan. 4.8 Analisis Customer Loyalty (Kesetiaan Konsumen) Untuk melihat tingkat kesetiaan konsumen terhadap Pepsodent Whitening, tim GFP melakukan survey terhadap berapa lama responden wawancara memakai Pepsodent Whitening, baik yang sedang memakai maupun yang pernah memakai Pepsodent Whitening, hasil yang didapat adalah bahwa sebesar 50% responden memakai Pepsodent Whitening selama 1 6 bulan, sedangkan 29% responden menggunakan selama lebih dari 1 tahun. Hal ini terlihat pada Gambar 4.30 dibawah ini.

44 114 Gambar 4.30 Lama Responden Wawancara Memakai Pepsodent Whitening Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan terhadap responden wawancara, didapatkan hasil bahwa dari 6 responden yang saat ini sedang menggunakan Pepsodent Whitening, 3 orang ingin mengganti pasti giginya dalam waktu dekat, sedangkan yang tetap ingin memakai Pepsodent Whitening sebanyak 3 orang. Seperti terlihat pada tabel 4.14 berikut ini.

45 115 Tabel 4.14 Keinginan Mengganti Pepsodent Whitening Dengan Produk Lain Kemungkinan Mengganti Merek / Varian Lain Oleh Pengguna Pepsodent Whitening Jumlah Ya 3 Tidak 3 Selanjutnya, dilakukan juga analisis terhadap seluruh responden wawancara (28 orang) termasuk didalamnya responden yang sedang menggunakan Pepsodent Whitening (6 orang) dan responden yang saat ini sedang menggunakan pasta gigi lain (22 orang), didapatkan hasil bahwa sebesar 82% responden tidak ingin mengganti pasta gigi dalam waktu dekat, sedangkan yang ingin mengganti pasta gigi dalam waktu dekat sebanyak 5 orang (18%) termasuk 3 orang yang saat ini sedang memakai Pepsodent Whitening. Berdasarkan data ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa konsumen yang menggunakan pasta gigi lain jauh lebih loyal terhadap pasta gigi yang digunakannya daripada para konsumen yang menggunakan Pepsodent Whitening terhadap Pepsodent Whitening. Untuk keterangan lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.31 dibawah ini.

46 116 Gambar 4.31 Keinginan Mengganti Produk Lain Dalam Waktu Dekat Setelah tim GFP melakukan analisis diatas, kemudian tim GFP melakukan survey terhadap kemungkinan para responden tersebut untuk mencoba atau menggunakan lagi Pepsodent Whitening, hasilnya adalah sebesar 82% responden menyatakan adanya kemungkinan untuk menggunakan Pepsodent Whitening lagi,seperti yang terlihat pada Gambar Hal ini merupakan sebuah peluang yang bisa dimanfaatkan oleh Pepsodent Whitening untuk menarik kembali konsumen-konsumennya dengan menggunakan komunikasi pemasaran yang tepat.

47 117 Gambar 4.32 Keinginan Responden Wawancara Untuk Memakai Lagi Pepsodent Whitening 4.9 Analisis Segmenting, Targeting, Positioning (STP) Segmenting Berdasarkan data dan informasi yang didapatkan dari PT Unilever Indonesia Tbk, diketahui bahwa segmen konsumen pasta gigi Pepsodent Whitening lebih diutamakan kepada konsumen berumur antara 18 sampai dengan 24 tahun yang merupakan mahasiswa dan para professional muda dengan kelas ekonomi C+ sampai dengan kelas ekonomi A.

48 Targeting Target konsumen yang dituju oleh pasta gigi Pepsodent Whitening adalah konsumen menengah ke atas dengan kelas ekonomi C+ sampai dengan kelas ekonomi A baik pria maupun wanita yang cukup mementingkan gaya hidup dan trend masa kini, dan peduli dengan kesehatan dan kebersihan serta menginginkan gigi yang lebih putih dengan menggunakan pasta gigi Pepsodent Whitening Positioning Pasta gigi Pepsodent Whitening memposisikan diri kepada target segmennya sebagai pasta gigi yang mengandung fluoride dan kalsium untuk menjaga gigi tetap sehat dan kuat serta butiran halus perlite yang 100% bahan alami, terbukti secara klinis mampu mengembalikan warna putih alami gigi dalam 2 minggu. Pepsodent Whitening juga memposisikan diri dengan harga yang terjangkau bagi semua konsumen dan tersedia dalam 2 ukuran kemasan yaitu 75 gr dan 190 gr. Jadi dapat disimpulkan bahwa positioning yang digunakan oleh pasta gigi Pepsodent Whitening adalah Quality or Price Positioning.

49 Analisis Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Product Pepsodent Whitening adalah pasta gigi kombinasi 2 pasta dengan manfaat ganda, yaitu Pasta Putih yang mengandung Fluoride dan Kalsium untuk gigi sehat dan kuat serta Pasta Biru dengan butiran halus mengandung Perlite, bahan alami yang dapat membantu mengangkat noda sehingga gigi tampak putih alami. Kemasan Pepsodent Whitening memiliki 2 ukuran yaitu kemasan ekonomis 75 gr dan kemasan 190 gr. Warna kemasan Pepsodent Whitening didominasi Warna biru tua, perak dan putih dengan lapisan hologram bermotif bintang pada sisi yang berwarna biru tua dan perak, yang menjadikan kemasan ini lebih menonjol dibandingkan kompetitornya jika ditaruh di rak produk di supermarket. Walaupun warna kemasan ini sedikit mirip dengan warna kemasan varian pepsodent lainnya yaitu Pepsodent Complete 12 yang didominasi warna biru muda, biru tua, perak dan putih. Juga cukup serupa dengan kompetitornya yaitu Formula Aksi Putih yang didominasi dengan warna Biru tua, Putih dan Perak Price Dari sisi harga yang ditawarkan oleh Pepsodent Whitening jelas sangat kompetitif. Walaupun harga Pepsodent Whitening berada sedikit diatas harga varian

50 120 pepsodent lainnya, tetapi untuk kalangan pasta gigi sejenis maka harga Pepsodent Whitening masih berada di posisi harga yang terjangkau, yaitu pada Rp untuk kemasan ekonomis 75 gram, sementara Smile Up Whitening Rp untuk kemasan 105 gram, Ciptadent Shiny White di harga Rp untuk kemasan 65 gram dan Formula Aksi Putih di harga Rp untuk kemasan 75 gram Place Jalur distribusi Pepsodent Whitening sudah sangat bagus, Produk ini mudah ditemui dimana saja mulai dari hypermart, supermarket sampai dengan warung di dekat rumah. Ini karena rantai distribusi yang dimiliki sangat kuat, luas dan sudah terjalin kerjasama yang baik dan harmonis dengan berbagai mitra distributor yang independen. Pepsodent Whitening sudah dipasok di sekitar outlet toko dan warung melalui lebih dari 350 distributor yang handal dan terpercaya. PT Unilever Tbk menyalurkan, menyimpan, serta menjual Pepsodent Whitening kepada setiap outlet dari 17 kantor depo penjualan dan dua gudang pusat, dimana secara terus menerus dilakukan pemantauan dan dukungan kepada setiap distributor Promotion PT Unilever Indonesia Tbk. sudah melakukan promosi yang cukup gencar di awal peluncuran Pepsodent Whitening, beberapa versi iklan di televisi ditayangkan

51 121 secara terus menerus dan berkala. Begitu pula dengan iklan di radio dan majalah serta koran. Promosi berupa kegiatan activation atau event dan road show juga digelar oleh PT Unilever Indonesia Tbk. hanya saja sepertinya promosi ini hanya gencar dilakukan untuk keseluruhan brand Pepsodent. Sementara untuk Pepsodent Whitening sendiri, promosi hanya dilakukan pada 2 tahun pertama peluncuran Pepsodent Whitening, sehingga saat ini konsumen mulai agak lupa dengan Pepsodent Whitening Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Strengths Nama Pepsodent yang sudah dikenal oleh masyarakat umum dan menjadi jaminan kualitas produknya. Kandungan fluoride dan kalsium serta butiran halus perlite yang 100% bahan alami. terbukti secara klinis mampu mengembalikan warna putih alami gigi dalam 2 minggu. Sudah diakui dan disarankan oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Produk ini mudah ditemui dimana saja, mulai dari hypermart sampai warung.

52 Weaknesses Masih adanya konsumen yang merasa kurang puas dengan hasil yang diperoleh setelah menggunakan Pepsodent Whitening. Konsumen kurang mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat mengenai Pepsodent Whitening, mereka hanya mengetahui bahwa produk ini mampu memutihkan gigi, tapi mereka kurang paham mengenai dalam berapa lama produk ini mampu mengembalikan putih gigi alami. Iklan dan promosi Pepsodent Whitening saat ini kurang gencar, sehingga membuat konsumen sedikit lupa mengenai produk ini Opportunities Harga produk yang cukup terjangkau untuk kelas ekonomi C+ sampai dengan kelas ekonomi A. Semakin maraknya trend hidup sehat, dan salah satunya adalah trend untuk memiliki gigi putih, terbukti dengan semakin banyaknya praktek dokter gigi yang menyediakan jasa pemutihan gigi. Target segmen usia tahun adalah segmen yang cukup luas dan mulai terpengaruh dan berkeinginan untuk memiliki gigi yang putih

53 123 Pepsodent Whitening adalah langkah murah meriah untuk target segmen mendapatkan kembali gigi putih alami tanpa perlu harus menggunakan jasa dokter gigi yang cukup mahal Threaths Banyaknya produk-produk sejenis di pasaran dengan harga yang beragam. Adanya produk-produk substitusi pemutih gigi yang dijual di pasaran. Warna kemasan Pepsodent Whitening yang mirip dengan warna kemasan pepsodent complete 12 dan pepsodent center fresh juga dengan beberapa produk merek lain seperti Ciptadent shiny white dan Formula Aksi Putih kadang membuat konsumen bingung. Kanibalisme antara sesama varian Pepsodent, karena terlalu banyaknya varian pepsodent yaitu : pepsodent complete 12, pepsodent complete care, pepsodent herbal, pepsodent junior, Pepsodent Whitening, Pepsodent Center Fresh. Adanya konsumen yang merasa tertipu dengan iklan Strategi Strenghts Opportunities Melakukan program pemasaran yang terfokus kepada target segmennya secara berkala untuk meningkatkan brand awareness konsumen terhadap

54 124 Pepsodent Whitening sebagai varian pepsodent yang mampu mengembalikan putih alami gigi dalam 2 minggu. Melakukan penetrasi pasar dengan kampanye road show untuk pasta gigi Pepsodent Whitening di mall-mall dengan memberikan jasa pemeriksaan gigi dan pemutihan gigi gratis. Menganalisis kembali efektifitas setiap program pemasaran dan promosi yang telah dilakukan Strategi Strengths Threaths Melakukan promosi yang menonjolkan kelebihan Pepsodent Whitening dan dilengkapi dengan informasi yang lengkap mengenai produk ini, Memanfaatkan rantai distribusi yang sudah ada untuk menyebarkan informasi yang lebih lengkap dan spesifik mengenai Pepsodent Whitening kepada konsumen Strategi Weaknesses Opportunities Melaksanakan kembali promosi melalui media yang paling efektif dan dianggap paling menarik oleh responden kuesioner & wawancara (in-depth

55 125 interview) yaitu TV dan media kedua yang dianggap menarik yaitu Majalah (seperti dapat dilihat pada gambar ). Membuat kemasan baru yang lebih menarik dan berbeda dengan varian pepsodent lainnya ataupun merek lain yang sudah ada di pasaran. Mengadakan kegiatan promosi yang bertujuan mengedukasi konsumen tentang penggunaan Pepsodent Whitening secara tepat untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sesuai dengan jawaban responden kuesioner yaitu sebanyak 53% memilih sample gratis sebagai bentuk promosi yang paling disukai, seperti terlihat pada gambar 4.33 berikut, maka adalah sebuah strategi yang tepat jika memperbanyak promosi dengan menghadiahkan pepsodent whitening dalam ukuran kecil setiap pembelian produk rumah tangga keluaran Unilever lainnya, atau menghadiahkannya dalam satu paket pembelian sikat gigi Pepsodent di supermarket sebagai salah satu cara untuk mengingatkan kembali konsumen kepada Pepsodent Whitening dan sebagai alat untuk menarik perhatian konsumen baru untuk mau mencoba menggunakan Pepsodent Whitening.

56 126 Bentuk Promosi yang Disukai Potongan Harga Lainnya 10% 4% Hadiah Langsung 27% Undian Berhadiah 6% Sampel Gratis 53% Gambar 4.33 Bentuk Promosi yang Paling Disukai Responden Kuesioner Strategi Weaknesses Threaths Membuat suatu strategi untuk mengantisipasi langkah-langkah strategis yang bisa dilakukan oleh pesaing terutama pasta gigi whitening Membuat informasi yang lengkap mengenai Pepsodent Whitening dan ditayangkan di media elektronik yang paling disukai oleh konsumen yaitu TV dan di media kedua yang paling menarik menurut konsumen yaitu Majalah. Memberikan informasi yang lebih lengkap pada kemasan Pepsodent Whitening

57 127 Tabel 4.15 Matriks SWOT Pepsodent Whitening Opportunities - Harga yang terjangkau - Trend hidup sehat - Target segmen yang luas Threats - Ancaman produk substitusi dan sejenis - Kemasan yang sejenis dengan varian yang lain Strengths - Nama Pepsodent Strategi SO - Melakukan program - Adanya kanibalisme - Konsumen yang merasa tertipu Strategi ST - Melakukan promosi dengan yang sudah pemasaran informasi yang dikenal umum - Jaminan kualitas yang terbukti secara klinis - Pengakuan oleh secara berkala - Melakukan penetrasi pasar dengan kampanye road show lengkap - Menyebarkan informasi yang lebih lengkap melalui rantai distribusi yang

58 128 PDGI - Produk ada dimana mana Menganalisis efektifitas program ada. pemasaran dan Weakness - Ketidak puasan konsumen atas produk - Kurangnya informasi yang ada - Iklan dan promosi yang kurang gencar promosi Strategi WO - Melakukan promosi yang edukatif melalui televise dan majalah - Membuat kemasan baru - Promosi sampel gratis. Strategi WT - Merancang strategi untuk mengantisipasi langkah strategis pesaing - Memberikan informasi Pepsodent Whitening yang lengkap melalui media televise 4.12 Analisis Kondisi Persaingan Berdasarkan teori Five Competitive Forces dari Michael Porter terdapat lima hal yang perlu dilihat dalam menganalisis kondisi persaingan yang ada, yaitu

59 129 persaingan dalam industri sejenis, ancaman dari pendatang baru, ancaman dari produk substitusi, kekuatan tawar-menawar dari supplier, dan kekuatan tawarmenawar dari pembeli (konsumen). Adapun Five Forces dari Pepsodent Whitening dapat dilihat pada gambar 4.34 berikut. Potential Entrants LOW Bargaining powers of suppliers LOW Pepsodent Whitening Competitor : - Smile Up Whitening - Formula Aksi Putih - Ciptadent Shiny White Bargaining power of buyers HIGH Substitute Products LOW Gambar 4.34 Five Forces Pepsodent Whitening

60 Persaingan dalam Industri Sejenis Melihat dari kompetitor yang terdapat di pasaran, maka yang menjadi pesaing utama dari Pepsodent Whitening adalah Smile Up Whitening, Formula Aksi Putih dan Ciptadent Shiny White. Hal ini dikarenakan target segmen dari Pepsodent Whitening adalah kelas ekonomi C+ sampai dengan kelas ekonomi A dengan mengutamakan target segmen usia tahun, dimana produk yang ditawarkan adalah produk pasta gigi yang mengandung unsur kesehatan dan kosmetika. Dengan strategi pricing yang digunakan adalah sedikit lebih mahal dibandingkan dengan varian pepsodent lainnya tetapi masih dalam harga terjangkau dan bersaing jika dibandingkan dengan para pesaing utamanya. Dari iklan dan kampanye smile up, jelas bahwa target utama yang dituju adalah remaja yang menginginkan gigi putih, sementara iklan dan kampanye Formula Aksi Putih dan Ciptadent Shiny White terlihat lebih ditujukan untuk target segmen yang lebih dewasa. Berdasarkan hasil survey wawancara (in-depth interview) dan analisis yang telah dilakukan mengenai penilaian kualitas dan harga Pepsodent Whitening terhadap kompetitornya dengan penawaran fungsi yang sejenis, maka dari sisi kualitas, Pepsodent Whitening memiliki penilaian yang tertinggi diantara yang lain yaitu 7.5, sedangkan penilaian terendah yang diberikan oleh responden adalah Smile Up Whitening dengan nilai Untuk penilaian harga, Pepsodent Whitening juga dinilai oleh responden masih menjadi yang termahal, penilaian yang diberikan yaitu

61 sedangkan untuk pasta gigi yang termurah menurut penilaian responden adalah Formula Aksi Putih. Ada suatu hal yang menarik hasil dari analisis ini, bahwa Smile Up Whitening walaupun memiliki kualitas yang rendah, namun responden menilai bahwa pasta gigi tersebut masih memiliki harga yang lebih mahal dari Formula Aksi Putih yang memiliki kualitas lebih baik. Untuk tabel penilaian terhadap Pepsodent Whitening dan kompetitornya yang diberikan oleh penilaian responden wawancara bisa dilihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6. Disini, Pepsodent Whitening bisa mengandalkan jaminan kualitas yang dimilikinya untuk mampu menjadi yang lebih unggul dibandingkan pesaingnya, tetapi yang perlu dicermati adalah opini konsumen yang menganggap bahwa Pepsodent Whitening lebih mahal dibandingkan para pesaingnya. Ini harus disikapi dengan baik oleh Pepsodent Whitening, karena sebenarnya harga Pepsodent Whitening kemasan ekonomis masih lebih murah dibandingkan dengan Smile Up, jika dilihat dari harga satuan tanpa memperhatikan ukurannya. Karena ukuran terkecil Pepsodent Whitening adalah 75 gram sementara ukuran terkecil Smile Up Whitening adalah 105 gram. Dengan tetap mengandalkan nama Pepsodent yang sudah dikenal masyarakat selama puluhan tahun, Pepsodent Whitening bisa bertahan di tengah persaingan pasar sejenis, apalagi jika Pepsodent Whitening bisa membuktikan keampuhan produknya dalam mengembalikan putih alami gigi sesuai dengan yang dijanjikan.

62 Ancaman Pendatang Baru Ancaman pendatang baru pasti akan selalu terjadi, terutama untuk jenis pasta gigi dengan pemutih ini masih terdapat pasar yang sangat luas. Apalagi baru-baru ini, pada saat thesis ini sedang ditulis, telah dikeluarkan produk terbaru dari Close Up yang juga merupakan produk pasta gigi keluaran PT Unilever Indonesia Tbk, yaitu Close Up Crystal White yang juga mengunggulkan manfaat membuat gigi lebih putih bersinar, dan juga ditujukan untuk target segmen yang sama dengan Pepsodent Whitening. Tetapi dengan jaminan nama dan kualitas Pepsodent Whitening, ini bukanlah suatu ancaman apabila Pepsodent Whitening mampu membuat inovasi dan mengkomunikasikannya secara tepat kepada konsumen mengenai kelebihan yang dimiliki oleh Pepsodent Whitening Ancaman Produk Substitusi Pasta gigi adalah kebutuhan sehari-hari yang hampir tidak ada produk substitusinya. Akan tetapi ada beberapa produk yang mendekati fungsi dari pasta gigi dengan pemutih seperti Pepsodent Whitening, yaitu cairan pemutih gigi yang dijual di apotik ataupun jasa pemutihan gigi melalui dokter gigi. Tetapi kedua pilihan tersebut cenderung lebih mahal daripada menggunakan pasta gigi dengan pemutih secara teratur, apalagi kandungan pemutih gigi yang terdapat pada Pepsodent Whitening tidak terlalu banyak, sehingga tidak berbahaya untuk digunakan.

ABSTRAK Kata Kunci : Brand Image, Brand Equity, Brand Awareness, Komunikasi Pemasaran, Pepsodent Whitening

ABSTRAK Kata Kunci : Brand Image, Brand Equity, Brand Awareness, Komunikasi Pemasaran, Pepsodent Whitening KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat karunia-nya pada kami sehingga dapat menyelesikan tesis kami yang berjudul Strategi Marketing Communication Pada Varian Pepsodent Whitening Di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Sesuai dengan tujuan penelitian, maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai persaingan usaha di bidang minuman isotonik ini melalui analisa teori Five Competitive

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Suryamas Mentari didirikan pada tahun 1970 oleh Bapak Abdul Alek Soelystio, dengan memproduksi kapur barus sebagai produk utamanya. Sejak berdirinya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Profil Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat akan barang konsumsi. Begitu juga dengan produsen produk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat akan barang konsumsi. Begitu juga dengan produsen produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk inovasi dan sektor industri yang cukup pesat pada saat ini membawa perubahan pada pola hidup masyarakat dan tingkat kebutuhan masyarakat akan barang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan harus mampu memainkan strategi pemasaran yang handal sehingga mampu memenangkan pasar. Produk

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 58 BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Faktor Internal-Eksternal Perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal yang dapat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 65 BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 5.1. Analisa SWOT 5.1.1. Strength (Kekuatan) - Mempunyai ragam variasi kegunaan yang tinggi (masak, membuat roti, minum, mengobati penyakit autisme,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek (brand)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia pasti mempunyai beragam kebutuhan. Hal pokok yang harus dipenuhi

I. PENDAHULUAN. Manusia pasti mempunyai beragam kebutuhan. Hal pokok yang harus dipenuhi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia pasti mempunyai beragam kebutuhan. Hal pokok yang harus dipenuhi adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Diantara ketiganya kebutuhan primerlah yang paling

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Pengumpulan data deksriptif mengenai Strategi Bauran Promosi pada Website Autoritel.com sebagai Media Jual Beli Mobil diperoleh data dengan melibatkan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) PADA PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT DI BANDAR LAMPUNG. (Skripsi) Oleh :

ANALISIS TINGKAT KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) PADA PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT DI BANDAR LAMPUNG. (Skripsi) Oleh : 0 Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Jln. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 ANALISIS TINGKAT KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) PADA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam menganalisa, kami menggunakan data dengan pengumpulan menggunakan teknik sebagai berikut : a. Wawancara Dengan cara ini, penulis melakukan tanya jawab dengan bagian

Lebih terperinci

SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian brand equity pada pasta

SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian brand equity pada pasta BAB V SIMPULAN DAN SARAN 86 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian brand equity pada pasta gigi Pepsodent dan pasta gigi Close-Up di kota Bandung berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi dapat memberikan suatu peluang maupun ancaman bagi merek yang kompetitif di pasar Global. Hal tersebut membuat banyak produsen saling bersaing

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis dan Perumusan Strategi Marketing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat yang mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasiinovasi

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat yang mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasiinovasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis modern seperti sekarang ini terjadi persaingan yang sangat ketat yang mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasiinovasi yang lebih efektif

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Penelitian yang telah dilakukan oleh tim GFP bermaksud untuk merumuskan strategi pemasaran dan promosi yang dapat meningkatkan brand awareness Bagus Herbal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya kategori produk yang tersedia di hyper market,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya kategori produk yang tersedia di hyper market, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin banyaknya kategori produk yang tersedia di hyper market, ruang yang tersedia untuk suatu produk akan semakin sempit. Para produsen harus secara bijak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga

I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga pertempuran persepsi konsumen. Persepsi konsumen salah satunya dapat dibangun melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai jenis usaha. Di era globalisasi saat ini, tingginya tingkat persaingan dalam menguasai pangsa pasar,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 57 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Kesimpulan pertama adalah brand awareness Inez memiliki tingkat kepekaan brand yang tinggi namun brand tidak melekat di benak konsumen. Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan globalisasi dan gencarnya persaingan bebas yang muncul di Indonesia, maka semakin banyak produk-produk sejenis yang ditawarkan, akibatnya konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, pasta gigi dalam kehidupan sehari-hari bukan merupakan produk asing lagi. Pasta gigi merupakan kebutuhan utama dari manusia dalam menjaga kebersihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas (customer knowledge) membuat perusahaan-perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas (customer knowledge) membuat perusahaan-perusahaan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini kondisi pasar semakin berkembang dan terus tumbuh mengharuskan perusahaan mengartikan keadaan pasar, pada saat ini pilihan konsumen saat bervariatif

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN PASTA GIGI MEREK PEPSODENT DI KELURAHAN BANYUANYAR SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN PASTA GIGI MEREK PEPSODENT DI KELURAHAN BANYUANYAR SURAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN PASTA GIGI MEREK PEPSODENT DI KELURAHAN BANYUANYAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: STRATEGI PEMASARAN Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id 1 PEMASARAN Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci

BAB III EVALUASI BISNIS

BAB III EVALUASI BISNIS BAB III EVALUASI BISNIS 3.1. Evaluasi Pencapaian Bisnis Konveksi Pakaian KVKU Pola gaya hidup konsumtif masyarakat Indonesia sangat berpengaruh terhadap performa penjualan KVKU dari tahun ke tahunnya.

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Faktor-faktor yang diprioritaskan konsumen dalam memilih sebuah salon Berdasarkan hasil pengujian Cochran setiap variabel yang terdapat pada kuesioner penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat dengan tingkat kesejahteraan semakin tinggi, kepedulian

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat dengan tingkat kesejahteraan semakin tinggi, kepedulian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Industri Pasta Gigi di Indonesia Pada masyarakat dengan tingkat kesejahteraan semakin tinggi, kepedulian akan kesehatan dan penampilan juga akan meningkat. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari bermacammacam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari bermacammacam kebutuhan. Salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan akan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang berfokus pada arah era globalisasi, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang berfokus pada arah era globalisasi, persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang berfokus pada arah era globalisasi, persaingan dalam dunia usaha merupakan sebuah kondisi mutlak yang harus dihadapi oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan komunikasi yang pesat saat ini menjadikan masyarakat mudah untuk mendapatkan informasi yang ingin di ketahui dengan berbagai media

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13 PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13 1 PEMASARAN Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi atas ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diharapkan agar perusahaan mampu memperoleh pasar yang lebih luas.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diharapkan agar perusahaan mampu memperoleh pasar yang lebih luas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia usaha, barangkali sudah menjadi hal yang wajar apabila produsen dari sebuah produk akan senantiasa berusaha untuk menghasilkan sebuah produk yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 119 BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dalam bab IV terdapat beberapa kesimpulan, antara lain: A. Brand Equity untuk merek PAC: Brand Awareness: secara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Dari hasil analisa, penulis mencoba membagi persaingan retail bakery dalam beberapa kuadran pada gambar dibawah ini : Tabel 4.1 Mapping Outlet Retail

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumah penduduk lebih dari 220 juta, ditambah kunjungan wisatawan manca negara sekitar 5 juta per tahun merupakan pasar yang empuk bagi

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Berdasarkan hasil analisis pada akar permasalahan pada Bab II, disimpulkan bahwa permasalahan bagi Diamond Supermarket (D BEST Fatmawati) pada saat ini adalah image Diamond Supermarket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat, kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi tertentu. Secara

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat, kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi tertentu. Secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis, pada zaman globalisasi ini telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa. Institusi yang dominan di masyarakat tersebut bagaimanapun harus

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN DAN BRAND

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Merek dan Perspektif Merek 1. Definisi Merek Menurut UU No.15 Tahun 2001 merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi dari

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY

ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP PEMBENTUKAN CUSTOMER LOYALTY PADA JENIS MEREK PASTA GIGI DENGAN ANALISIS SEM (STRUCTURAL EQUATION MODELLING) (Studi Kasus: Mahasiswa mahasiswi UMS) Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha maju dengan pesat, hal ini ditandai dengan tingkat persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran 109 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Merek Oriflame memiliki top

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai dengan tingkat persaingan yang makin ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin bertambahnya jumlah penduduk maka semakin besarnya kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menjadi suatu konsekuensi bagi para

Lebih terperinci

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood VI. HASIL ANALISIS 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood Karakteristik konsumen dievaluasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, status pernikahan, tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pasta Gigi Pasta gigi adalah sejenis pasta atau gel yang digunakan untuk membersihkan dan menambah penampilan serta kesehatan dari sebuah gigi. Menjaga kebersihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kami melakukan survey terhadap pemilik toko dan konsumen di sekitar area

BAB IV ANALISA. Kami melakukan survey terhadap pemilik toko dan konsumen di sekitar area BAB IV ANALISA 4.1 Penjelasan Pelaksanaan Survey Kami melakukan survey terhadap pemilik toko dan konsumen di sekitar area toko yang disurvey. Hambatan yang ditemui adalah tidak bersedianya mereka melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi suatu negara biasanya ditentukan oleh kesuksesan dan keberhasilan perusahaan dan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pasar yang semakin kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan adalah kunci kesuksesan suatu produk. Beragam motivasi untuk membeli memainkan peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari pengaruh manusia lain dalam berinteraksi sehari-hari karena setiap manusia mempunyai kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menghasilkan produk-produk sejenis guna memenuhi kebutuhan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. yang menghasilkan produk-produk sejenis guna memenuhi kebutuhan konsumen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang begitu cepat membuat persaingan bisnis semakin ketat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Banyaknya pilihan masyarakat untuk menikmati sajian makanan ala Jepang di Indonesia, khususnya di Jakarta membuktikan bahwa pemain di bisnis makanan Jepang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin canggih sekarang ini mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi persaingan yang cukup berat. Perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan produk semakin ramai, selain banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama menjadikan persaingan menjadi ketat, setiap perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Ekuitas merek Tabel 6.1 Ringkasan Ekuitas Merek Dimensi Spesifikasi Keterangan Kesadaran Merek Asosiasi Merek Top of mind Brand recall Brand recognition

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan berbagai uraian dan temuan yang dihasilkan oleh penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan berbagai uraian dan temuan yang dihasilkan oleh penelitian BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan berbagai uraian dan temuan yang dihasilkan oleh penelitian ini, dapat diambil beberapa kesimpulan penting yang merupakan inti dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih kreatif dan inovatif dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. lebih kreatif dan inovatif dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang kompetitif dalam dunia usaha membuat perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat. Menurut Levitt

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dalam Bab V akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan analisis

BAB V KESIMPULAN. Dalam Bab V akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan analisis BAB V KESIMPULAN Dalam Bab V akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan analisis serta saran yang diberikan atas penelitian Pengaruh Green Marketing terhadap Minat Beli Konsumen pada produk

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Faktor-faktor Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats dari pemasaran produk celana jeans PT. Multi Garmenjaya, yaitu : o Strengths - Merek Cardinal di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 : Kesimpulan dan Saran BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pengolahan dan analisis data, diperoleh elemen-elemen ekuitas merek dari produk coklat krunch Pangkey yang

Lebih terperinci

STRATEGIC BRAND COMMUNICATION

STRATEGIC BRAND COMMUNICATION Modul ke: STRATEGIC BRAND COMMUNICATION BRAND EQUITY MEASUREMENT Fakultas ILMU KOMUNIKASI Cherry Kartika, SIP, M.Ikom. Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id WHAT IS BRAND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah memunculkan dinamika perdagangan dan bisnis yang cepat di dunia. Hal tersebut juga

Lebih terperinci

Kuesioner Brand Image

Kuesioner Brand Image Reliability Statistics Kuesioner Brand Image No item Spearman Diterima/Ditolak 1. 0,762 diterima 2. 0,465 diterima 3. 0,535 diterima 4. 0,718 diterima 5. 0,406 diterima 6. 0,6 diterima 7. 0,311 diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh manusia lain dalam berinteraksi sehari-hari. Terutama dalam memenuhi kebutuhannya, karena setiap manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Citra merek (Brand Image) mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap

I. PENDAHULUAN. Citra merek (Brand Image) mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra merek (Brand Image) mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan di bentuk dari suatu informasi dan pengalaman masa lalu terhadap suatu merek perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan dalam promosi adalah periklanan, periklanan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan dalam promosi adalah periklanan, periklanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu alat yang digunakan dalam promosi adalah periklanan, periklanan biasanya digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat dan dinamis, perubahan teknologi, regulasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. yang diberikan atas penelitian pengaruh Ekuitas Merek terhadap Loyalitas pelanggan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. yang diberikan atas penelitian pengaruh Ekuitas Merek terhadap Loyalitas pelanggan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai simpulan dari penelitian dan saran yang diberikan atas penelitian pengaruh Ekuitas Merek terhadap Loyalitas pelanggan pada produk Samsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas konsumen terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: berbelanja, melakukan pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, konsumen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor, yang merupakan salah satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis berusaha untuk bersaing secara kompetitif dengan menghadirkan produkproduk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis berusaha untuk bersaing secara kompetitif dengan menghadirkan produkproduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan didunia bisnis di era ini terjadi begitu ketat, dimana banyak pelaku-pelaku bisnis bermunculan dengan produk baru atau membuat dan mengembangkan produk yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KUESIONER AUDIT INTERNAL. Berikan tanda cek ( ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi internal yang dimiliki oleh

LAMPIRAN I KUESIONER AUDIT INTERNAL. Berikan tanda cek ( ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi internal yang dimiliki oleh LAMPIRAN I KUESIONER AUDIT INTERNAL Petunjuk : Berikan tanda cek ( ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi internal yang dimiliki oleh perusahaan. No Daftar Pertanyaan Audit Internal Ya Tidak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya teknologi membuat perkembangan di sektor industri semakin pesat. Banyak perusahaan baru dan tentu saja hal ini menyebabkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis menghadapi era baru dan persaingan bisnis sekarang banyak sekali produk instan yang beredar dipasaran dengan menawarkan berbagai macam keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada persaingan dunia usaha yang semakin meningkat, baik perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI

BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI A. Analisis Data Analisis data dari penelitian ini adalah analisis deskriptif yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian brand saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian brand saat ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Jika suatu persaingan meningkat, peran pemasaran

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan. Ketatnya

Lebih terperinci

Kuesioner Konsumen Terhadap Kategori Produk OKB Sakit Kepala

Kuesioner Konsumen Terhadap Kategori Produk OKB Sakit Kepala Kuesioner Konsumen Terhadap Kategori Produk OKB Sakit Kepala No Form:.. Tujuan dari proyek ini adalah memperoleh data untuk mengetahui kondisi kategori produk obat sakit kepala (analgesic adult) khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak jaman dahulu kala, hal itu dikarenakan Negara Indonesia merupakan salah satu penghasil teh terbaik

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapat berdasarkan perumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Brand Equity Tas Ransel Merek EIGER Karakteritik Responden: Responden berjenis

Lebih terperinci