BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI"

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Penelitian yang telah dilakukan oleh tim GFP bermaksud untuk merumuskan strategi pemasaran dan promosi yang dapat meningkatkan brand awareness Bagus Herbal Fresh. Perumusan strategi ini harus dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil analisis penelitian kuesioner didapatkan bahwa tingkat awareness masyarakat terhadap brand Bagus Herbal Fresh masih belum baik dan masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan hanya sebesar 1,96% responden yang ingat (terlintas) pada Bagus Herbal Fresh dan hanya sebesar 33,60% responden yang pernah mendengar Bagus Herbal Fresh. Secara umum, brand Bagus memang sudah cukup dikenal oleh masyarakat, tetapi persepsi mereka mengenai brand Bagus adalah produk kapur barus dan penghilang bau (toiletries). Hal ini menyebabkan masyarakat tidak yakin untuk mencoba Bagus Herbal Fresh. Sebenarnya perusahaan memiliki nilai positif dengan dikenalnya merek Bagus oleh masyarakat, tetapi hal tersebut justru menjadi bumerang karena perusahaan kurang gencar dalam usaha meningkatkan brand awareness Bagus Herbal Fresh di mata masyarakat. Oleh 101

2 sebab itu, diperlukan adanya suatu program pemasaran atau promosi yang terarah dan teratur untuk membantu menciptakan serta meningkatkan brand awareness Bagus Herbal Fresh. b. Strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning) yang diterapkan oleh Bagus Herbal Fresh adalah dengan memposisikan diri sebagai produk pasta gigi premium yang terbuat dari bahan-bahan alami dan menawarkan khasiat efek kesehatan seperti mencegah sariawan dan radang gusi, mengatasi gangguan gusi, menjaga kesehatan gusi dan gigi, dan menyegarkan pernafasan dimana harga (pricing) yang dikenakan berada di bawah produk pasta gigi premium lainnya (seperti: Sensodyne, Enzim, Colgate). Target pasar dari Bagus Herbal Fresh yaitu segmen konsumen keluarga (antara umur 5 tahun sampai dengan 65 tahun) yang berpenghasilan menengah ke atas baik pria maupun wanita (multi gender) dengan kelas ekonomi C+ sampai dengan kelas ekonomi A. Dari strategi STP yang diterapkan, sebenarnya pangsa pasar yang dimiliki oleh Bagus Herbal Fresh cukup besar, mengingat banyaknya masyarakat yang sudah mulai peduli (aware) dengan produk-produk yang terbuat dari bahan alami (natural). Selain itu, analisis tingkat loyalitas konsumen yang sudah pernah menggunakan Bagus Herbal Fresh yang didapat dari hasil kuesioner menunjukkan bahwa konsumen Bagus Herbal Fresh cukup loyal (setia) yang berarti kualitas pasta gigi tersebut sudah baik. Dengan melihat hal-hal yang telah disebutkan di atas, ada baiknya bagi Bagus Herbal Fresh untuk lebih mempersempit target segmennya, seperti segmen keluarga muda (pasangan maupun profesional muda) baik pria atau wanita 102

3 yang berpenghasilan menengah ke atas (mulai dari 2,5 juta rupiah) atau masuk kelas ekonomi C+ sampai dengan A yang memiliki pendidikan di atas D3. Dan untuk menciptakan loyalitas konsumen, perlu dilakukan upaya untuk menjaga kualitas dari produk, serta menjaga dan meningkatkan layanan terhadap konsumen Rekomendasi Brand awareness adalah salah satu faktor yang penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas kelebihan pasta gigi Bagus Herbal Fresh daripada kompetitor yang lain. Melihat tingkat brand awareness dari Bagus Herbal Fresh yang masih rendah, maka perlu perbaikan di dalam strategi pemasaran. Selain itu, asumsi segmentasi oleh masyarakat juga berbeda dengan target atau sasaran Bagus Group dimana pihak perusahaan menargetkan segmen menengah ke atas, sedangkan masyarakat membandingkan produk Bagus Herbal Fresh dengan Pepsodent yang melayani segmen menengah ke bawah. Rekomendasi yang diberikan akan dibedakan antara jangka pendek dan jangka panjang. Secara umum, ada empat jenis rekomendasi yang dapat digunakan, antara lain: a. Rekomendasi STP (Segmenting, Targeting, Positioning) b. Rekomendasi Marketing mix c. Rekomendasi manajemen strategi (strategic management). 103

4 d. Rekomendasi teknik word-of-mouth e. Rekomendasi lainnya Rekomendasi STP A. Segmenting dan Target Pasar Dari segi segmentasi pasar yang telah dipilih untuk produk Bagus Herbal Fresh tergolong bagus, karena tidak berhadapan langsung (head to head) dengan market leader, Pepsodent. Di sini manajemen Bagus Group telah menargetkan kalangan menengah ke atas sebagai target pasar mereka. Disini juga harus kami tegaskan supaya usaha dan pesan pesan yang ingin disampaikan perusahaan melalui pemasaran dan promosinya sesuai dengan sasaran yang dituju, sehingga secara efektif dapat meningkatkan brand awareness Bagus Herbal Fresh. Melalu survei responden yang kami dapat, ada beberapa rekomendasi yang dapat kami simpulkan untuk merancang strategi agar target pasar dan segmen Bagus Herbal Fresh lebih spesifik dan efektif. Rekomendasinya sebagai berikut: segmen yang telah dipilih sudah sesuai dengan segmen yang dituju oleh pihak Bagus Group. Tetapi untuk lebih fokus segmen yang dituju, dapat direkomendasikan agar segmen yang dilayani adalah konsumen yang berpendidikan D3 ke atas dan masih muda ataupun golongan keluarga muda, dengan umur berkisar antara 20 tahun sampai dengan 40 tahun yang mementingkan kesehatan gigi (oral care). 104

5 B. Positioning Untuk dapat meraup pasar lebih besar, Bagus Herbal Fresh harus dapat memposisikan dirinya sebagai pasta gigi herbal nomor satu di Indonesia. Dimana keunggulannya termasuk dapat mencegah sariawan, menyehatkan gusi dan juga memberi napas segar kepada para konsumen. Edukasi akan kepentingan kesehatan mulut (oral care) juga penting karena target konsumen adalah orang orang yang berpendidikan dan metode edukasi ini akan sangat tepat terhadap mereka Rekomendasi Marketing Mix A. Product Dari segi kualitas bahan pasta gigi Bagus Herbal Fresh, tidak terdapat banyak masalah ataupun kekurangan. Para konsumen yang menggunakan Bagus Herbal Fresh juga cukup setia (loyal) dan sebagian besar (55%) menggunakannya lebih dari empat bulan. Keluhan yang kami dapat lebih ke segi kosmetik dimana kemasan tube perlu dibenahi di beberapa tempat. Menurut para responden, sebagian besar (56%) merasa kemasan (packaging) Bagus Herbal Fresh norak. Dari sini, dapat kami rekomendasikan untuk merubah kemasan Bagus Herbal Fresh agar dapat tampil lebih sederhana (simple) dan elegan. Seiring dengan segmentasi pasar Bagus Herbal Fresh, kemasan pun harus dirancang agar memberi kesan elegan, berkelas, dan bonafid. Seperti yang dapat dilihat dari kemasan 105

6 Sensodyne dan Enzim sangatlah sederhana (simple) dan dari kemasan saja kita dapat impresi bahwa pasta gigi tersebut dimaksudkan untuk golongan atas. Untuk menarik hati target konsumen, desain sangatlah penting, bukan hanya dengan permainan warna yang dapat dilihat pada kemasan Bagus Herbal Fresh. B. Place Rekomendasi dari segi tempat (place) adalah dengan mendirikan stand di modern market tempat pasta gigi Bagus Herbal Fresh tersedia. Stand tersebut juga harus dihiasi dengan daun daun dan juga efek lain agar dapat memberikan kesan segar (fresh) dan alami (natural). Dengan menempatkan stand dan SPG, product presence akan meningkat dan konsumen akan lebih aware akan adanya produk pasta gigi dari Bagus Group. Manfaat kedua yang akan didapatkan dengan menempatkan stand adalah kesempatan bagi pelanggan yang potensial untuk mencoba langsung produk Bagus Herbal Fresh sebelum membelinya. Dari informasi yang kita dapat dari pihak Bagus Group, kami dapatkan random sampling promotion di gereja, dan di mesjid. Dari hal ini kami merasa random sampling yang dilakukan tidak mengenai sasaran (target) yang diharapkan. Sebaiknya random sampling promotion dapat diperkuat di tempat tempat seperti Ranch Market, perkantoran dan juga tempat tempat 106

7 dimana orang berpendidikan biasa berkumpul. Tempatnya bisa di perkantoran, universitas, dan sekolah sekolah swasta. C. Price Penerapan psychological pricing guna menarik konsumen dalam melakukan pembelian. Pertahankan premium price yang ada sekarang agar tidak terjebak dalam perang harga dengan kompetitor. Untuk mendukung kebijakan harga ini, sebaiknya dibantu dengan edukasi pasar akan bagusnya bahan bahan alami yang digunakan oleh Bagus Herbal Fresh dan juga efekefeknya terhadap kesehatan gigi kita. Pada saat ada pengadaan stand di modern market, setiap produk Bagus Herbal Fresh dapat diberikan diskon agar konsumen berminat untuk mencoba produk baru tesebut. D. Promotion Dalam meningkatkan brand awareness pasta gigi Bagus Herbal Fresh, rencana strategi pemasaran dan promosi yang terorganisir dan terintegrasi harus diikuti oleh implementasi yang baik dari skala maupun agendanya. Dari segi promosi above the line, kami dapat memberi rekomendasi dari billboard dan iklan iklan yang telah ditayangkan di TV. Dari survei yang telah dilakukan, para responden mengetahui produk Bagus Herbal Fresh paling besar dari iklan TV (33.33%) dan paling kecil adalah billboard 107

8 (2.34%). Dari respon survei ini dapat kami simpulkan bahwa penggunaan billboard sebagai alat komunikasi kepada konsumen kurang tepat untuk produk ini. Dana yang telah disalurkan untuk billboard placement lebih baik disalurkan ke iklan TV ataupun random sampling event karena kegiatan tersebut lebih efektif dalam mengkomunikasikan produk pasta gigi Bagus Herbal Fresh. Untuk iklan TV yg telah berjalan, tim GFP melihat bahwa perusahaan kurang fokus dalam target segmen karena pihak Bagus Group telah menempatkan iklan di Indovision dan Indosiar. Rekomendasi untuk iklan TV, sebaiknya difokuskan pada stasiun Trans TV, Metro TV dan RCTI, karena pemirsa atau penonton dari ketiga stasiun TV tersebut adalah segmen konsumen dan pasar yang ingin dituju. Ketiga stasiun TV tersebut menargetkan pemirsa dengan segmen menengah ke atas. Hal ini dapat terlihat dari program program yang disajikan dimana juga lebih tertuju pada kalangan eksekutif dan keluarga muda yang berpendidikan. Selain itu, perusahaan Bagus juga perlu mendorong pemasaran melalui iklan TV untuk lingkup Jakarta atau nasional karena selama ini iklan TV yang dijalankan oleh perusahaan Bagus lebih terfokus pada daerah Sumatra Utara (Medan) saja. Ketiga, iklan TV Bagus Herbal Fresh akan lebih efektif jika isi iklan tersebut difokuskan ke fresh, natural, dan oral health (kesehatan gigi). Karena ini adalah persepsi dan kemauan para konsumen atas produk pasta gigi Bagus Herbal Fresh. 108

9 Iklan iklan Bagus Herbal Fresh juga dapat meningkatkan brand awareness jika dipasang pada majalah majalah kesehatan, majalah lifestyle ataupun majalah keluarga muda. Sesuai dengan konsep IMC (Integrated Marketing Communication), media komunikasi seperti yang telah dijelaskan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Seperti iklan di TV, konsumen dapat melihat, mendengar produk tersebut dengan jelasnya. Target penonton juga dapat ditentukan karena setiap stasiun TV mempunyai demografi penonton yang berbeda. Kekurangan dari iklan TV adalah harga produksi yang mahal, pesan yang mau disampaikan biasanya tidak begitu tertanam di dalam benak penonton dan spot iklan di TV pada jam padat sangatlah mahal. Untuk media majalah, keunggulannya mirip dengan iklan TV dengan tambahan pesan yang disampaikan tahan lama di benak pembaca. Kekurangannya adalah frekuensi yang rendah karena majalah biasanya di publikasikan seminggu ataupun sebulan sekali. Di sisi lain, penempatan stand di modern market sangatlah bagus untuk menyampaikan kesan dan pengalaman kepada konsumen akan produk tersebut karena konsumen berhadapan secara langsung dengan SPG dan produk itu sendiri. Akan tetapi, luasnya cakupan dari stand modern market sangatlah kecil dibanding iklan TV dan majalah sehingga pendekatan target market hanya dapat dilakukan secara acak. Dari ketiga media komunikasi di atas, maka kami merekomendasikan untuk mengeksekusinya dengan konsep IMC (Integrated Marketing 109

10 Communication) agar setiap media dapat memberi efek dan sinergi yang positif bagi produk Bagus Herbal Fresh. Dalam IMC, timing dan skala adalah faktor penting yang harus disusun dan direncanakan secara matang karena mereka akan menentukan keberhasilan ataupun kegagalan dari promosi produk tersebut. Untuk produk Bagus Herbal Fresh, Tim GFP menyarankan agar iklan TV dan majalah dijalankan secara serentak, sementara penempatan stand di modern market dilakukan setelah brand awareness konsumen terhadap produk tersebut mengalami peningkatan. Stand di modern market juga harus sejalan dengan konsep dan pesan yang ingin disampaikan di iklan TV dan majalah agar kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut cepat terjalin Strategi untuk Posisi Perusahaan Sebagai Market Follower A. Offensive Strategy Merancang strategi diferensiasi yang menarik berdasarkan kualitas yang prima, inovasi produk yang cepat dan jeli membaca trend dari market pasta gigi. Melakukan inovasi dalam mengadaptasi perubahan kondisi pasar dan harapan pelanggan. 110

11 B. Strategi Produk Superior Pada intinya, strategi yang dapat dipakai di sini adalah differentiation based focused strategy yang terletak pada kualitas produk yang sangat tinggi dan keunggulan lain dari produk Bagus Herbal Fresh Rekomendasi Teknik Word-of-Mouth Word of mouth adalah cara pemasaran dan promosi yang paling murah daripada cara cara atau media lain dan juga efektif, terutama untuk consumer goods, restoran, kafe, makanan dan minuman. Untuk produk Bagus Herbal Fresh, teknik word of mouth akan efektif sekali karena respon pengguna pasta gigi bagus dan pengguna puas pada produk tersebut. Dapat di lihat juga bahwa pengguna Bagus Herbal Fresh yang loyal akan menambah dampak dari strategi word of mouth ini. Untuk mendorong intensitas word of mouth kepada konsumen, maka pihak Bagus Group dapat: Memberikan klaim bahwa produk yang ditawarkan berkualitas tinggi dan banyak orang yang merasa puas. Memberikan informasi tentang produk di berbagai media, seperti ulasan di majalah, websites dan rekomendasi dari para ahli (experts) di bidang kesehatan gigi. Berikan garansi penuh jika ada ketidakpuasan atas produk ataupun penggunaan produk Bagus Herbal Fresh. 111

12 Merancang dan menyebarkan testimonial pengalaman menarik konsumen ataupun cerita cerita yang menarik di berbagai media Rekomendasi Lainnya Untuk memperkuat produk produk line up dari Bagus Group di masa mendatang, Tim GFP menyarankan untuk memisahkan corporate identity dan brand identity. Untuk sementara ini, Tim GFP menemukan bahwa persepsi masyarakat mengenai corporate identity PT. Suryamas Mentari sangatlah rendah sekali. Justru merek BAGUS yang menjadi slogan utama perusahaan tersebut. Jika corporate identity tidak terbangun dengan baik, perusahaan akan lebih sulit untuk mengeluarkan produk baru karena masyarakat tidak mengenal perusahaan di belakang produk baru tersebut. Di dalam kasus Bagus Herbal Fresh, pihak Bagus Group ingin menaikkan persepsi masyarakat akan perusahaan mereka dengan mengeluarkan produk pasta gigi premium yang menargetkan kalangan menengah ke atas. Akan tetapi usaha ini justru bisa menjatuhkan citra dari produk Bagus Herbal Fresh karena persepsi masyarakat selama ini akan merek BAGUS adalah produk menengah ke bawah dan terkenal akan produk toiletries (kapur barus), sehingga masyarakat memiliki kebimbangan untuk mencoba pasta gigi tersebut. Maka dari itu, jika memang pihak Bagus Group ingin membangun citra perusahaannya dengan identity BAGUS, maka setiap produk mereka harus disertai slogan seperti Another innovation by BAGUS, ataupun pesan pesan yang mengindikasikan bahwa perusahaan Bagus yang mengeluarkan produk tersebut. 112

13 Dalam hal ini, harus diingatkan pula, perusahaan juga harus berupaya untuk menjauhkan image BAGUS dari kapur barus agar corporate identity dapat terbangun dengan sempurna. Salah satu contoh corporate identity yang kuat dapat dilihat pada WINGS dimana mereka mempunyai merek merek tersendiri pada produk mereka, akan tetapi konsumen tetap tahu bahwa perusahaan WINGS yang mengeluarkan produk tersebut. Keuntungan dari corporate identity yang kuat ini adalah kepercayaan dan brand awareness yang tinggi dari para konsumen. Rekomendasi alternatif untuk membangun corporate identity Bagus Group adalah dengan memakai dan menonjolkan PT. Suryamas Mentari sebagai perusahaan yang memproduksi dan mendistribusi produk-produk berkualitas bagi masyarakat. Di sini dapat kita lihat bahwa melekatnya nama Bagus di hampir semua produk yang diluncurkan PT. Suryamas Mentari dapat menjadi liability bagi perusahaan tersebut. Brand identity Bagus tidak selamanya dapat menopang seluruh perusahaan serta produk-produknya. Hal ini perlu dilakukan karena akan sangat fatal apabila suatu waktu nama Bagus tercemar, maka ada kemungkinan perusahaan serta produk-produk mereka akan langsung jatuh dan dijauhi oleh konsumen, dan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk membangun kembali nama Bagus. Karena seluruh produk bahkan perusahaan terkait dengan kuat oleh nama Bagus. Ini adalah liability yang sangat besar, maka dari itu PT. Suryamas Mentari perlu membuat suatu corporate identity. Di sini dapat juga kami sarankan agar produk-produk baru PT. Suryamas Mentari tidak lagi dikaitkan dengan nama Bagus, akan tetapi dengan brand yang dapat berdiri sendiri dan juga yang dapat menonjolkan corporate identity PT. 113

14 Suryamas Mentari. Dengan adanya corporate identity yang terpisah dengan Bagus, PT. Suryamas Mentari akan dapat mengembangkan produk-produk mereka diluar lingkup toiletries (food industry, misalnya). Dan apabila di kemudian hari ada salah satu brand yang tidak sukses atau gagal, maka dapat disingkirkan dengan mudah karena brand identity tidak terikat dengan corporate identity perusahaan. Maka dari itu, untuk strategi jangka panjang Bagus Group, kami harap corporate identity dapat diperkuat agar produk produk baru yang akan dikeluarkan oleh Bagus Group di masa depan akan memiliki consumer base dan brand awareness yang tinggi dengan sendirinya. 114

15 DAFTAR ACUAN Keller, K. L., 2003, Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity, 2 nd ed., Prentice-Hall, Inc., New Jersey. Kotler, P., 2003, Marketing Management, 11 th ed., Prentice Hall, Inc., Singapore Thompson, A. A. J. et al., 2005, Crafting and Executing Strategy: The Quest for Competitive Advantage, 14 th ed., McGraw-Hill Irwin, New York 115

16 DAFTAR PUSTAKA Aaker, D. A., 1996, Building Strong Brands, The Free Press, New York Keller, K. L., 2003, Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity, 2 nd ed., Prentice-Hall, Inc., New Jersey. Kotler, P., 2003, Marketing Management, 11 th ed., Prentice Hall, Inc., Singapore Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, 4 th ed., CV. Alfabeta, Bandung Thompson, A. A. J. et al., 2005, Crafting and Executing Strategy: The Quest for Competitive Advantage, 14 th ed., McGraw-Hill Irwin, New York Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia, [Online] Available: [2007, February 19] 116

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Suryamas Mentari didirikan pada tahun 1970 oleh Bapak Abdul Alek Soelystio, dengan memproduksi kapur barus sebagai produk utamanya. Sejak berdirinya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat akan barang konsumsi. Begitu juga dengan produsen produk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat akan barang konsumsi. Begitu juga dengan produsen produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk inovasi dan sektor industri yang cukup pesat pada saat ini membawa perubahan pada pola hidup masyarakat dan tingkat kebutuhan masyarakat akan barang

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci : Brand Image, Brand Equity, Brand Awareness, Komunikasi Pemasaran, Pepsodent Whitening

ABSTRAK Kata Kunci : Brand Image, Brand Equity, Brand Awareness, Komunikasi Pemasaran, Pepsodent Whitening KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat karunia-nya pada kami sehingga dapat menyelesikan tesis kami yang berjudul Strategi Marketing Communication Pada Varian Pepsodent Whitening Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai jenis usaha. Di era globalisasi saat ini, tingginya tingkat persaingan dalam menguasai pangsa pasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. brand awareness. Brand awareness berkaitan erat dengan kuat lemahnya keunikan brand

BAB I PENDAHULUAN. brand awareness. Brand awareness berkaitan erat dengan kuat lemahnya keunikan brand BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam upaya menyukseskan strategi branding sebuah produk, konsumen perlu diyakinkan bahwa brand tersebut memiliki keunikan yang berarti dibandingkan dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis dan Perumusan Strategi Marketing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat yang mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasiinovasi

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat yang mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasiinovasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis modern seperti sekarang ini terjadi persaingan yang sangat ketat yang mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasiinovasi yang lebih efektif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan persaingan di dunia usaha yang semakin kompleks, dinamis, dan serba tidak pasti, perusahaan pun dituntut untuk dapat melakukan inovasi dalam mempromosikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya kategori produk yang tersedia di hyper market,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya kategori produk yang tersedia di hyper market, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin banyaknya kategori produk yang tersedia di hyper market, ruang yang tersedia untuk suatu produk akan semakin sempit. Para produsen harus secara bijak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Pengumpulan data deskriptif mengenai responden diperoleh dengan total 284 yang kami bagi menjadi dua kelompok yaitu sebanyak 256 orang yang kami pilih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan globalisasi dan gencarnya persaingan bebas yang muncul di Indonesia, maka semakin banyak produk-produk sejenis yang ditawarkan, akibatnya konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai dengan tingkat persaingan yang makin ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN DAN BRAND

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN PROMOSI Pokok Bahasan 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana Magister Ilmu 52024 Komunikasi 05 Abstrak Promosi sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Sesuai dengan tujuan penelitian, maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai persaingan usaha di bidang minuman isotonik ini melalui analisa teori Five Competitive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek (brand)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi suatu negara biasanya ditentukan oleh kesuksesan dan keberhasilan perusahaan dan industri

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1.Brand salience smartphone Xiaomi baik karena brand tidak hanya sekedar diketahui oleh para responden,tetapi lebih dari itu responden dapat mengidentifikasi smartphone

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN LANJUT PERENCANAAN PEMASARAN. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. UNIVERSITAS MERCU BUANA. Modul ke:

KEWIRAUSAHAAN LANJUT PERENCANAAN PEMASARAN. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. UNIVERSITAS MERCU BUANA. Modul ke: KEWIRAUSAHAAN LANJUT Modul ke: PERENCANAAN PEMASARAN Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. UNIVERSITAS MERCU BUANA TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum : Setelah mempelajari materi kuliah Kewirausahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Sebagian besar responden penelitian memiliki persepsi yang sangat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN & SARAN

BAB V KESIMPULAN & SARAN BAB V KESIMPULAN & SARAN 5.1 Kesimpulan Dari survey yang kami lakukan dapat disimpukan bahwa pembeli (pihak yang menentukan pemilihan suatu merek) keramik, umumnya memiliki kualifikasi: - Mayoritas pria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari bermacammacam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari bermacammacam kebutuhan. Salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan akan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agar mampu menguasai pasar, perusahaan tidak begitu saja melemparkan

BAB I PENDAHULUAN. Agar mampu menguasai pasar, perusahaan tidak begitu saja melemparkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi dewasa ini telah membawa pengaruh yang sangat besar terhadap persaingan dunia usaha dalam merebut pasar bagi hasil produksinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komputer mulai dari komunikasi, push , belanja online, browsing, bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. komputer mulai dari komunikasi, push  , belanja online, browsing, bahkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dewasa ini semakin meningkat. Berbagai teknologi baru diciptakan, termasuk teknologi telekomunikasi. Teknologi komunikasi dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karena dengan seiring berjalannya waktu, terdapat beragam produk dipasaran,

BAB I PENDAHULUAN. Karena dengan seiring berjalannya waktu, terdapat beragam produk dipasaran, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman era globalisasi sekarang ini, perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung telah memberikan pengaruh yang sangat besar dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas penayangan iklan melalui media televisi di Indonesia dalam perkembangannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan semakin sering munculnya

Lebih terperinci

ABSTRAK Keywords: Sabun pembersih wajah, Pemasaran, Perilaku Pelanggan

ABSTRAK Keywords: Sabun pembersih wajah, Pemasaran, Perilaku Pelanggan ABSTRAK Potensi yang besar pasar produk sabun wajah dan kesuksesan merek Vitalis pada produk-produk perawatan tubuh mendorong KAPM untuk turut mengambil bagian di segmen sabun pembersih wajah ini dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan harus mampu memainkan strategi pemasaran yang handal sehingga mampu memenangkan pasar. Produk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Dalam dunia usaha dan semakin tinggi persaingan dalam pasar global, maka diperlukan suatu strategi pemasaran yang tepat. Bila tidak memiliki strategi yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan sekarang ini yang terus mengalami perubahan dan semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus menerus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis berusaha untuk bersaing secara kompetitif dengan menghadirkan produkproduk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis berusaha untuk bersaing secara kompetitif dengan menghadirkan produkproduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan didunia bisnis di era ini terjadi begitu ketat, dimana banyak pelaku-pelaku bisnis bermunculan dengan produk baru atau membuat dan mengembangkan produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan memperebutkan pelanggan. Menurut Barsky (1992) dalam. Suhartanto (2001) organisasi dapat meningkatkan keuntungannya dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan memperebutkan pelanggan. Menurut Barsky (1992) dalam. Suhartanto (2001) organisasi dapat meningkatkan keuntungannya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia bisnis sekarang ini sangatlah dituntut untuk berpacu dalam persaingan memperebutkan pelanggan. Menurut Barsky (1992) dalam Suhartanto (2001) organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern, persaingan dalam dunia bisnis dari tahun ke tahun semakin kompetitif. Berbagai perusahaan melakukan segala usaha untuk mempertahankan dan merebut hati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis saat ini berkembang dengan begitu pesat. Setiap perusahaan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis saat ini berkembang dengan begitu pesat. Setiap perusahaan bersaing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis saat ini berkembang dengan begitu pesat. Setiap perusahaan bersaing untuk menciptakan berbagai produk guna memenuhi kebutuhan konsumen. Berbagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Merek merupakan salah satu indikator kualitas sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari pengaruh manusia lain dalam berinteraksi sehari-hari karena setiap manusia mempunyai kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat dan dinamis, perubahan teknologi, regulasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Teori Tahapan Evolusi Pemasaran Teori-teori dalam pemasaran terus berkembang dan menurut Barnes (2003), perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam lingkungan bisnis saat ini semakin ketat, sehingga menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk meningkatkan jumlah konsumen di pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak perusahaan berkompetisi untuk menguasai pangsa pasar yang ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi mendapat pencitraan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam bisnis yang meliputi pencarian bahan baku produk hingga produk tersebut sampai ke konsumen. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian semakin berkembang. Persaingan bisnis perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini tidak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 94 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa The Dharmawangsa dengan berbagai analisa, yaitu SWOT, STP, Marketing mix, Startegi Generic serta PLC: Dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analis yang sudah dilakukan di bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal seperti: 1. Brand Awareness di pasaran saat ini berada peringkat kedua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Banyaknya pilihan masyarakat untuk menikmati sajian makanan ala Jepang di Indonesia, khususnya di Jakarta membuktikan bahwa pemain di bisnis makanan Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan bisnis merupakan hal yang wajar di dunia perindustrian. Setiap perusahaan berlomba menawarkan berbagai macam keunggulan dan manfaat produk yang dipasarkannya

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

06FTPD. Marketing. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

06FTPD. Marketing. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Marketing Fakultas 06FTPD Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta Mandra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. pastinya dapat mendatangkan keuntungan bagi produsennya.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. pastinya dapat mendatangkan keuntungan bagi produsennya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, kemajuan teknologi dan pengetahuan mengakibatkan tumbuh subur dan berkembangnya berbagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam menganalisa, kami menggunakan data dengan pengumpulan menggunakan teknik sebagai berikut : a. Wawancara Dengan cara ini, penulis melakukan tanya jawab dengan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang terjadi saat ini sangat bergantung pada perubahan penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan masyarakat

Lebih terperinci

PENGUATAN POSITIONING TEH BOTOL SOSRO MELALUI PERUBAHAN TAGLINE. Oleh : Meida Rachmawati Mahasiswa Magister Manajemen UKSW

PENGUATAN POSITIONING TEH BOTOL SOSRO MELALUI PERUBAHAN TAGLINE. Oleh : Meida Rachmawati Mahasiswa Magister Manajemen UKSW PENGUATAN POSITIONING TEH BOTOL SOSRO MELALUI PERUBAHAN TAGLINE Oleh : Meida Rachmawati Mahasiswa Magister Manajemen UKSW Abstrak PT. Sinar Sosro merupakan sebuah perusahaan minuman teh siap minum dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian untuk melihat brand awareness dari produk Acna Care, dapat disimpulkan bahwa produk Acna Care ternyata belum terlalu dikenal oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Merek (Brand) Asosiasi pemasaran Amerika mendefinisikan merek sebagai sebuah nama, tanda, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya, dengan tujuan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian ini. Diantaranya penelitian pertama adalah Erfan Severi & Kwek Choon Ling yang berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam usaha untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, dan mutu dari produk tersebut. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas (customer knowledge) membuat perusahaan-perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas (customer knowledge) membuat perusahaan-perusahaan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini kondisi pasar semakin berkembang dan terus tumbuh mengharuskan perusahaan mengartikan keadaan pasar, pada saat ini pilihan konsumen saat bervariatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Hal tersebut ditandai

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Hal tersebut ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi peran alat komunikasi dan informasi semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Hal tersebut ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran Rumah Makan Bakso Salatiga Bandung terhadap loyalitas konsumen Bakso Salatiga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat, dengan sistem perkeretaapian di Indonesia. ini terlihat dari pengembangan-pengembangan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat, dengan sistem perkeretaapian di Indonesia. ini terlihat dari pengembangan-pengembangan yang terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh masyarakat, dengan sistem perkeretaapian di Indonesia semakin maju hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin bermunculannya stasiun-stasiun televisi swasta baru di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Semakin bermunculannya stasiun-stasiun televisi swasta baru di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin bermunculannya stasiun-stasiun televisi swasta baru di Indonesia menambah maraknya industri pertelevisian Indonesia dewasa ini. Saat ini tercatat sepuluh stasiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Shampoo merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Shampoo merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat persaingan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Shampoo merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat persaingan yang sangat ketat. Persaingan di kategori ini diperkirakan tidak akan pernah berakhir,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Dari hasil analisa, penulis mencoba membagi persaingan retail bakery dalam beberapa kuadran pada gambar dibawah ini : Tabel 4.1 Mapping Outlet Retail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan pelanggan. Untuk itu, perusahaan mengalami tantangan karena saat ini pelanggan menghadapi beraneka ragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, susu dapat dikonsumsi oleh semua orang dengan semua umur namun

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, susu dapat dikonsumsi oleh semua orang dengan semua umur namun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kebutuhan akan susu sangat dibutuhkan karena merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tentunya sangat berguna untuk kesehatan. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era ini, industri sepeda motor menjadi salah satu jenis usaha yang sedang mengalami pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan pasar

Lebih terperinci

G E L A D I K A R Y A

G E L A D I K A R Y A ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU WHOLESALER BAHAN BANGUNAN DALAM MEMBELI DAN STRATEGI PEMASARAN ATAP METAL ( STUDI KASUS PT. X DI SUMATERA UTARA ) G E L A D I K A R Y A Oleh : Daniel Agung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar perusahaan mampu bersaing dan dapat mempertahankan kelangsungan. dengan kebijakan promosi melalui periklanan.

BAB I PENDAHULUAN. agar perusahaan mampu bersaing dan dapat mempertahankan kelangsungan. dengan kebijakan promosi melalui periklanan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perubahan bidang ekonomi menuntut setiap perusahaan untuk dapat menerapkan kebijakan pemasaran yang tepat. Hal ini perlu dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan dalam bersaing kini semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, hal inilah yang pada akhirnya menuntut perusahaan untuk selalu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Menurut Kotler (2001, p244), karena begitu banyaknya jenis konsumen yang berbeda-beda dengan beragam kebutuhan yang berbeda, maka perusahaan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN PASTA GIGI MEREK PEPSODENT DI KELURAHAN BANYUANYAR SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN PASTA GIGI MEREK PEPSODENT DI KELURAHAN BANYUANYAR SURAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN PASTA GIGI MEREK PEPSODENT DI KELURAHAN BANYUANYAR SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam dunia industri, yang ditandai dengan perubahan perubahan yang serba cepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat di era globalisasi ini dan keadaan tersebut memunculkan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat di era globalisasi ini dan keadaan tersebut memunculkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia yang begitu cepat dapat dilihat dari berbagai bidang, salah satunya yaitu melalui perkembangan teknologi. Ceruk pasar di bidang teknologi semakin

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian dilakukan di toko sepeda ACC semarang. Penelitian dilakukan karena terjadi penurunan penjualan dari akhir tahun 2011 sampai akhir tahun 2012 sebesar 25%. Penelitian dilakukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 didunia, menjadikan negara yang potensial untuk pemasaran berbagai barang maupun jasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan yang bersifat intangible. Merek adalah nama, istilah, simbol atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan ekonomi dunia yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi. Kedua kekuatan ini telah menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh manusia lain dalam berinteraksi sehari-hari. Terutama dalam memenuhi kebutuhannya, karena setiap manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Analyzing Current Performance Brand Awareness Brand Association Perception Gap & Performance Formulation Brand Revitalization Strategy Delivery Brand

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagian dari kuesioner yang dilakukan masih mengadaptasi STP dari perusahaan perusahaan yang memakai metoda product-centric. Orientasi tersebut kemudian diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial politik memberi perubahaan besar pada industri media masa di Indonesia. Fungsi media masa sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Marketing 2.1.1 Barang Konsumsi Barang Konsumsi (consumer goods) adalah produk yang ditujukan untuk pengguna akhir. Dasar klasifikasi barang konsumsi yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang tepat yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen yang. mana salah satunya dengan menciptakan promosi.

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang tepat yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen yang. mana salah satunya dengan menciptakan promosi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan berbagai perusahaan saat ini menyebabkan perusahaan tidak dapat hanya menawarkan produk biasa tanpa kelebihan namun diperlukan suatu usaha pembeda

Lebih terperinci