Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3 STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2015 ISSN : - Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm Jumlah Halaman : x halaman Naskah : Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten Kepulauan Anambas Lay Out dan Gambar Diterbitkan Oleh : Seksi IPDS BPS Kabupaten Kepulauan Anambas : BPS Kabupaten Kepulauan Anambas ii

4 KATA PENGANTAR Data sosial ekonomi sangat dibutuhkan untuk memberikan gambaran pencapaian hasil pembangunan dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi program pembangunan. Secara khusus terkait data sosial ekonomi seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, keamanan, dan kesempatan kerja yang diperoleh melalui Susenas sangat diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil-hasil pembangunan memberikan dampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dirancang untuk menghasilkan data sosialekonomi penduduk pada sektor pendidikan, kesehatan, lingkungan perumahan, kriminalitas, sosialbudaya, konsumsi/pengeluaran rumah tangga, perjalanan wisata dan persepsi masyarakat mengenai kesejahteraan rumah tangga. Publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2015 merupakan data sosial ekonomi yang dihasilkan dari data pokok (Kor) Susenas 2015 (Daftar VSEN15.K dan VSEN15.KP), yang dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Anambas. Data yang disajikan pada publikasi ini umumnya adalah angka persentase dari suatu populasi yang dipilah menurut tipe daerah, sehingga pengguna data dapat mengetahui perbedaan tingkat kesejahteraan antar wilayah. Sejumlah data dibedakan pula menurut jenis kelamin untuk memenuhi kebutuhan analisis kesenjangan gender. Dengan terbitnya publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Kepulauan Anambas ini, diharapkan akan semakin melengkapi ketersediaan data yang dapat digunakan oleh para pemangku kepentingan atau pihak-pihak yang memerlukan data sosial ekonomi. Kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam mengusahakan terwujudnya publikasi ini, diucapkan terima kasih. Tarempa, 2 November 2016 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS SUMARMONO NIP iii

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Halaman I PENDAHULUAN 3 Umum 3 Sistematika Penyajian 4 II METODE SURVEI 5 Ruang Lingkup 7 Kerangka Sampel 7 Rancangan Penarikan Sampel 8 Metode Pengumpulan Data 8 Pengolahan Data 8 Konsep dan Definisi 9 III KEPENDUDUKAN 19 IV KESEHATAN 29 V PENDIDIKAN 51 VI FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA 67 iii iv vi x VII PERUMAHAN 87 VIII KONSUMSI/PENGELUARAN 105 IX KEADAAN SOSIAL EKONOMI LAINNYA 111 iv

6

7 DAFTAR TABEL Halaman III. KEPENDUDUKAN 3.1 Persentase Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Penduduk Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Kelompok Umur Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Penduduk Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Status Perkawinan Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun IV. KESEHATAN 4.1 Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang Mempunyai Keluhan Kesehatan selama Bulan Referensi Menurut Jenis Kelamin Tahun Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang Menderita Sakit selama Bulan Referensi Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah Hari Sakit Tahun Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang Berobat Jalan dan Mengobati Sendiri selama Bulan Referensi menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin Tahun Persentase Kunjungan Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang Berobat Jalan selama Bulan Referensi menurut Jenis Kelamin dan Tempat/Cara Berobat Tahun Persentase Balita di Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Tipe Daerah dan Penolong Kelahiran Terakhir Tahun Persentase Anak Usia 2-4 Tahun di Kabupaten Kepulauan Anambas yang Pernah Disusui Menurut Tipe Daerah dan Lamanya Disusui Tahun Persentase Balita di Kabupaten Kepulauan Anambas yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut Tipe Daerah dan Jenis Imunisasi Tahun Persentase Balita di Kabupaten Kepulauan Anambas yang Pernah Mendapat Imunisasi DPT, Polio, dan Hepatitis B Menurut Tipe Daerah dan Frekuensinya Tahun vi

8 Halaman V. PENDIDIKAN 5.1 Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Berumur 7-24 Tahun menurut Jenis Kelamin dan Status Pendidikan Tahun Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin dan Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas menurut Jenis Kelamin, dan Kemampuan Membaca dan Menulis di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun VI. FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA 6.1 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut Tipe Daerah dan Umur Perkawinan Pertama Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Wanita Pernah Kawin Berumur Tahun yang Pernah Menggunakan/Memakai Alat KB dan yang Sedang Menggunakan/Memakai Alat KB Menurut Tipe Daerah di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Wanita Berumur Tahun dan Berstatus Kawin menurut Tipe Daerah dan Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Jumlah Anak yang Dilahirkan Hidup di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Jumlah Anak yang Masih Hidup di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Jumlah Anak yang Sudah Meninggal di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Umur Hamil Pertama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Tempat Memperoleh Alat/Cara KB Terakhir Kali di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun vii

9 Halaman VII. PERUMAHAN 7.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Luas Lantai Rumah Tempat Tinggal (m2) di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Jenis Atap Terluas di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Jenis Lantai Terluas di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Jenis Dinding Terluas di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Sumber Air Utama untuk Minum di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum dari Pompa/Sumur/Mata Air menurut Tipe Daerah dan Jarak ke Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja Terdekat di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Penggunaan Fasilitas Air Minum di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Cara Memperoleh Air Minum di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kloset di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Tempat Pembuangan Akhir Tinja di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Rumah Tangga menurut Tipe Daerah dan Sumber Penerangan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun viii

10 VIII KONSUMSI/PENGELUARAN Halaman 8.1 Distribusi Pengeluaran per Kapita Sebulan menurut Kelompok Barang Komoditas Makanan dan Tipe Daerah di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 (dalam persen) Distribusi Pengeluaran per Kapita Sebulan menurut Kelompok Barang Komoditas Non Makanan dan Tipe Daerah di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 (dalam persen) 110 IX KEADAAN SOSIAL EKONOMI LAINNYA 9.1 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki/ Menerima Jaminan Sosial Setahun Terakhir di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 dan Persentase Rumah Tangga yang Membeli Beras Murah/Raskin selama 3 Bulan Referensi dan Jumlah Beras yang Dibeli di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Persentase Rumah Tangga yang Menerima Kredit Usaha selama Setahun Terakhir menurut Jenis Kredit Usaha di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 dan Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang Pernah Mengakses Internet Dalam Tiga Bulan Terakhir Menurut Lokasi Akses Internet Tahun 2014 dan Persentase Penduduk yang Bepergian selama 6 Bulan Kalender menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 dan ix

11 DAFTAR GAMBAR Halaman 3.1 Piramida Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Sex Ratio Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota Tahun Angka Kesakitan Menurut Kabupaten/Kota Tahun Persentase Balita yang Pada Persalinan Terakhir Ditolong oleh Dokter dan Bidan Menurut Kabupaten/Kota Tahun Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Buta Huruf menurut Kabupaten/Kota Tahun Persentase Wanita 10 Tahun e Atas yang pada saat Perkawinan Pertama Berumur Kurang Dari 16 Tahun, Proporsi Wanita Usia Tahun Berstatus Kawin Yang Pernah dan Sedang Menggunakan/Memakai Alat KB Tahun Rata-rata Jumlah Anak Lahir Hidup per Wanita Usia Tahun x

12 I. PENDAHULUAN 1

13

14 I. PENDAHULUAN 1.1 Umum Kesejahteraan rakyat sudah diupayakan pemerintah lewat berbagai kebijakan dan program pembangunan. Hasil dari berbagai program pembangunan belum dapat dinikmati secara merata oleh berbagai kalangan masyarakat. Oleh sebab itu, evaluasi terhadap hasil-hasil pembangunan mutlak diperlukan untuk melihat sejauh mana pembangunan yang telah dilaksanakan bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, sehingga program-program penolong persalinan, umur perkawinan pembangunan selanjutnya dapat lebih dioptimalkan. Untuk mengevaluasi pencapaian kesejahteraan rakyat, diperlukan gambaran mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat pada periode tertentu dengan melihat berbagai indikator kesejahteraan rakyat. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) merupakan suatu survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat sebagai dasar untuk memperoleh berbagai indikator pencapaian kesejahteraan rakyat. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dilaksanakan oleh BPS setiap tahun yang cakupannya sampai ke tingkat kabupaten/kota. Indikator yang dapat digunakan untuk melihat pencapaian kesejahteraan rakyat, yaitu: dalam bidang pendidikan terdapat angka pratisipasi sekolah dan angka melek huruf; dalam bidang kesehatan terdapat angka morbiditas, pemanfaatan fasilitas kesehatan, jaminan kesehatan, pemberian ASI pada baduta, dan imunisasi; dalam bidang fertilitas dan KB terdapat pertama, pastisipasi KB, dan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan; dalam bidang perumahan terdapat kondisi tempat tinggal, sumber air untuk minum, memasak, mandi dan mencuci; konsumsi dan pengeluaran per kapita penduduk; serta dalam hal kepemilikian HP, akses internet dalam pemanfaatan teknologi informasi, dan bantuan/program pemerintah. Selain indikator di atas masih terdapat banyak indikator lainnya yang dihasilkan dari data Susenas, namun dikarenakan indikator-indikator yang disajikan dalam publikasi ini dianggap telah mewakili berbagai bidang dan kondisi sosial ekonomi masyarakat, maka tidak semua indikator disajikan dalam publikasi ini. Indikator-indikator 3

15 lain yang tidak disajikan atau dipublikasikan dapat diakses atau diperoleh dari pengolahan data men tah (raw data). 1.2 Sistematika Penyajian Data yang disajikan dalam publikasi ini seluruhnya berasal dari kuesioner Kor Susenas 2015 (Daftar VSEN15.K). Publikasi ini terdiri dari tabel dan penjelasan. Penjelasan terdiri dari gambaran umum, metode survei yang meliputi ruang lingkup, kerangka 4 I. PENDAHULUAN sampel, rancangan penarikan sampel, pendidikan, dan melek huruf. metode pengumpulan data, dan pengolahan data. Adapun tabel yang terdapat dalam publikasi ini meliputi tabel data kependudukan, pendidikan, perumahan dan teknologi komunikasi kesehatan, fertilitas dan keluarga berencana, perumahan, teknologi informasi dan komunikasi, dan tabel lain-lain. Publikasi ini disusun dalam sembilan bab. Bab satu berisi tentang gambaran umum dan sistematika penyajian statistik kesejahteraan rakyat. Bab dua mengenai metode survei yang meliputi ruang lingkup, kerangka sampel, rancangan penarikan sampel, metode pengumpulan data, pengolahan data, serta konsep dan definisi. Bab tiga berisi tentang masalah kependudukan, yang datanya disajikan dalam bentuk persentase, meliputi persentase penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur dan status perkawinan. Bab empat menyajikan kondisi kesehatan penduduk yang menyangkut keluhan kesehatan, jumlah hari sakit, pemanfaatan fasilitas kesehatan, penolong kelahiran balita, pemberian imunisasi, dan riwayat pemberian ASI. Bab lima menampilkan kondisi pendidikan penduduk yang mencakup status pendidikan, tingkat Gambaran mengenai fertilitas dan keluarga berencana disajikan di bab enam, kemudian disusul dengan data dan informasi pada bab tujuh, serta data konsumsi/pengeluaran rumah tangga pada bab delapan. Pada bab terakhir, disajikan data kondisi sosial ekonomi rumah tangga lainnya, diantaranya pelayanan kesehatan gratis, pembelian beras murah/raskin, dan bantuan kredit usaha. Selain itu bab terakhir juga menyajikan penduduk yang mengakses internet, penduduk yang menjadi korban tindak kejahatan, dan penduduk yang melakukan kegiatan.

16 II. METODE SURVEI 5

17

18 II. METODE SURVEI 2.1 Ruang Lingkup Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2015 dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia termasuk Kepulauan Riau, dengan ukuran sampel rumah tangga setahun, tidak termasuk rumah tangga yang tinggal dalam blok sensus khusus dan rumah tangga khusus seperti asrama, penjara dan sejenisnya. Seluruh rumah tangga sampel di atas dicacah dengan kuesioner kor (Daftar VSEN2015.K) Data hasil pencacahan setiap triwulan dapat disajikan untuk tingkat provinsi, sedangkan dari kumulatif pelaksanaan pencacahan selama empat triwulan maka datanya dapat disajikan sampai dengan tingkat kabupaten/kota. Dalam publikasi ini, data yang disajikan untuk tingkat kabupaten yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas. 2.2 Kerangka Sampel Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap pertama, kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap kedua dan kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap ketiga. Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2010 yang disertai dengan informasi banyaknya rumah tangga hasil listing SP2010 (Daftar RBL1), muatan blok sensus dominan (pemukiman biasa, pemukiman mewah, pemukiman kumuh), informasi daerah sulit/tidak sulit, dan klasifikasi desa/kelurahan (rural/urban). Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah daftar blok sensus pada setiap wilcah terpilih. Kerangka sampel pemilihan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga biasa tidak termasuk institutional household (panti asuhan, barak polisi/militer, penjara, dsb) dalam setiap blok sensus sampel hasil pencacahan lengkap SP2010 (SP2010-C1) yang telah dimutahirkan pada setiap menjelang pelaksanaan survei. 7

19 II. METODE SURVEI 2.3 Rancangan Penarikan Sampel Kerangka sampel yang digunakan untuk pemilihan rumah tangga adalah daftar rumah tangga biasa hasil pemutakhiran rumah tangga SP2010-C1 dengan menggunakan Daftar VSEN15-P hasil pemutakhiran. Pemilihan sampel rumah tangga secara sistematik sampling dilakukan oleh pengawas menggunakan Daftar VSEN15-P. Ukuran sampel rumah tangga yang harus dipilih di setiap blok sensus adalah 10 rumah tangga. Pemilihan sampel rumahtangga di beberapa 2.5 Pengolahan Data lokasi menggunakan program komputer yang telah disiapkan setelah Pengolahan, mulai dari tahap hasil pemutakhiran dientri. 2.4 Metode Pengumpulan Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) merupakan salah satu survei yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirancang diantaranya untuk memenuhi kebutuhan data yang menggambarkan kualitas sumber daya manusia, khususnya yang berhubungan dengan karakteristik sosial-ekonomi. Pengumpulan data dari rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden. Untuk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang ditujukan kepada individu diusahakan agar individu yang bersangkutan yang menjadi responden. Keterangan tentang rumah tangga dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah tangga, suami/istri kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga lain yang mengetahui tentang karakteristik yang ditanyakan. perekaman data (data entry), pemeriksaan konsistensi antar isian dalam kuesioner sampai dengan tahap tabulasi, sepenuhnya dilakukan dengan menggunakan komputer. Sebelum tahap ini dimulai, terlebih dahulu dilakukan cek awal atas kelengkapan isian daftar pertanyaan, penyuntingan (editing) terhadap isian yang tidak wajar, termasuk hubungan keterkaitan (konsistensi) antar satu jawaban dengan jawaban lainnya. 8

20 II. METODE SURVEI Proses perekaman data kor dilakukan oleh BPS kabupaten/kota. 2.6 Konsep dan Definisi Tipe Daerah Untuk menentukan apakah suatu desa/kelurahan tertentu termasuk daerah perkotaan atau pedesaan digunakan suatu indikator komposit (indikator gabungan) yang skor atau nilainya didasarkan pada skor atau nilai-nilai tiga buah variabel: kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan akses fasilitas umum. Dalam pelaksanaannya penentuan apakah suatu desa/kelurahan termasuk daerah perkotaan atau perdesaan dilakukan oleh BPS RI dengan menggunakan hasil Potensi Desa (PODES) Sensus Penduduk Blok Sensus Blok Sensus adalah bagian desa yang merupakan daerah kerja dari seorang petugas pencacah survei-survei yang dilaksanakan BPS. Sesuai dengan rancangan sampel, blok sensus terpilih Susenas 2015 sudah ditentukan oleh BPS Pusat segera setelah rancangan sampel selesai. Setiap blok sensus harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Seluruh blok sensus dalam setiap desa/kelurahan membagi habis wilayah desa/kelurahan bersangkutan. 2. Blok sensus harus mempunyai batas-batas jelas/mudah dikenali, baik batas alam maupun buatan. Batas satuan lingkungan setempat (SLS seperti RT, RW, dusun, lingkungan dsb) diutamakan sebagai batas blok sensus bila batas SLS tersebut jelas (batas alam atau buatan) 3. Satu blok sensus harus terletak dalam satu hamparan. Ada 3 jenis blok sensus yaitu: Blok sensus biasa (B) adalah blok sensus yang muatannya antara 80 sampai 120 rumah tangga atau bangunan sensus tempat tinggal atau bangunan sensus bukan tempat tinggal atau gabungan keduanya dan sudah jenuh. Blok sensus khusus (K) adalah blok sensus yang mempunyai muatan sekurang-kurangnya 100 orang 9

21 II. METODE SURVEI kecuali lembaga pemasyarakatan yang muatannya tidak dibatasi. Tempat-tempat yang bisa dijadikan blok sensus khusus antara lain: - Asrama militer (tangsi) - Daerah perumahan militer dengan pintu keluar masuk yang dijaga. Blok sensus persiapan (P) adalah blok sensus yang kosong seperti sawah, kebun, tegalan, rawa, hutan, daerah yang dikosongkan (digusur) atau bekas pemukiman yang terbakar. Blok sensus khusus dan blok sensus persiapan bukan merupakan bagian dari kerangka sampel Susenas Rumah Tangga dan Anggota Rumah Tangga Rumah tangga dibedakan menjadi dua yaitu, rumah tangga biasa dan rumah tangga khusus. a. Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya makan bersama dari satu dapur. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah mengurus kebutuhan sehari-hari bersama menjadi satu. Ada bermacam-macam bentuk rumah tangga biasa diantaranya: 1) orang yang tinggal bersama isteri dan anaknya; 2) orang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus dan mengurus makannya sendiri; 3) keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus, tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut masih dalam satu blok sensus; 4) rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan (indekos) yang pemondoknya kurang dari 10 orang; 5) pengurus asrama, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan dan sejenisnya yang tinggal sendiri maupun bersama isteri, anak, serta anggota rumah tangga lainnya, makan dari satu dapur yang terpisah dari lembaga yang diurusnya; 6) beberapa orang yang bersamasama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendirisendiri. b. Rumah tangga khusus yaitu orang-orang yang tinggal di asrama, tangsi, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, rumah tahanan, dan kelompok orang yang mondok dengan 10

22 II. METODE SURVEI makan (indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih. kepala di dalam rumah tangga tersebut. c. Anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada saat pencacahan maupun sementara tidak ada. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tapi bertujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. Sebaliknya, orang yang telah tinggal di suatu rumah tangga 6 bulan atau lebih atau yang telah tinggal di suatu rumah tangga kurang dari 6 bulan tetapi berniat menetap di rumah tangga tersebut dianggap sebagai anggota rumah tangga. Rumah Tangga Khusus tidak dicakup dalam Susenas d. Kepala rumah tangga adalah seorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga tersebut atau orang yang dianggap/ditunjuk sebagai Status Perkawinan Kawin adalah mempunyai isteri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara, dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami-isteri. Cerai hidup adalah berpisah sebagai suami/isteri karena bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/isteri ditinggalkan oleh isteri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup. 11

23 II. METODE SURVEI Cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau isterinya dan belum kawin lagi Kesehatan Keluhan kesehatan adalah gangguan terhadap kondisi fisik maupun jiwa termasuk karena kecelakaan, atau hal lain. Orang yang menderita penyakit kronis dianggap mempunyai keluhan kesehatan walaupun pada waktu survei (satu bulan terakhir) yang bersangkutan tidak kambuh penyakitnya. Menderita sakit adalah mengalami keluhan kesehatan dan terganggunya pekerjaan, sekolah, atau kegiatan sehari-hari (tidak dapat melakukan kegiatan secara normal menggunakan rokok maupun pipa seperti bekerja, sekolah, atau kegiatan sehari-hari sebagaimana biasanya). Rawat jalan atau berobat jalan adalah memeriksakan dan mengatasi gangguan keluhan kesehatan dengan perawatan di tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas medis ke rumah. Jaminan kesehatan adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan. Menurut UU No. 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional, jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Rawat inap adalah upaya penyembuhan keluhan kesehatan dengan menginap 1 malam atau lebih di unit pelayanan kesehatan modern atau tradisional, termasuk dalam kejadian ini adalah rawat inap untuk persalinan. Merokok merupakan aktifitas membakar tembakau kemudian menghisap asapnya baik pada sebulan terakhir sampai saat pencacahan. Terdapat 2 (dua) cara merokok yang umum dilakukan, yaitu pertama menghisap lalu menelan asap rokok ke dalam paru-paru dan dihembuskan; kedua hanya menghisap sampai mulut lalu dihembuskan melalui mulut atau hidung. Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, 12

24 II. METODE SURVEI sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu Pendidikan Sekolah adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal: dasar, menengah dan tinggi, termasuk pendidikan yang disamakan. Tidak atau belum pernah sekolah adalah tidak atau belum pernah bersekolah di sekolah formal, misalnya tamat/belum tamat taman kanak-kanak tetapi tidak melanjutkan ke SD. Masih bersekolah adalah sedang mengikuti pendidikan dasar, menengah, atau tinggi. Tidak sekolah lagi adalah pernah sekolah tetapi pada saat pencacahan tidak bersekolah lagi. Tamat sekolah adalah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dan telah mendapat tanda tamat/ijazah. Orang yang belum mengikuti palajaran pada kelas tertinggi tetapi telah mengikuti ujian dan lulus dianggap tamat sekolah. Dapat membaca dan menulis artinya dapat membaca dan menulis kata-kata/kalimat sederhana dalam huruf latin/alphabet (a-z), huruf arab/hijaiyah, atau huruf lainnya (contoh huruf jawa, dll). Angka buta huruf adalah proporsi penduduk kelompok umur tertentu yang tidak dapat membaca dan menulis. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, meliputi SD/MI/sederajat, SMP/MTs/sederajat, SMA/MA/sederajat, dan Perguruan Tinggi. Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, meliputi pendidikan 13

25 II. METODE SURVEI kecakapan hidup (kursus), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan, dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan (paket A, B, C), serta pendidikan lainnya untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh seseorang, ditandai dengan sertifikat/ijazah. seperti jantung berdenyut, bernafas, Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah Anak lahir hidup adalah anak terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan kelompok umurnya terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut. Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal Fertilitas dan KB Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah meletakkan bayi menempel di dada atau perut ibu segera setelah bayi lahir, membiarkannya merayap mencari putting, kemudian menyusui sampai puas. Lahir hidup adalah menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada waktu dilahirkan walaupun mungkin hanya beberapa saat saja dan menangis. Anak yang pada waktu lahir tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan disebut lahir mati. yang pada waktu dilahirkan menunjukkan tanda-tanda kehidupan, walaupun mungkin hanya beberapa saat saja, seperti jantung berdenyut, bernafas, dan menangis. Medis operasi wanita (MOW)/sterilisasi wanita/tubektomi adalah operasi yang dilakukan pada wanita untuk mencegah terjadinya kehamilan dimaksudkan agar wanita tersebut tidak dapat mempunyai anak lagi. Operasi untuk mengambil rahim atau indung telur yang dilakukan 14

26 II. METODE SURVEI karena alasan-alasan lain, bukan untuk mencegah wanita mempunyai anak lagi tidak termasuk sterilisasi Medis operasi pria (MOP)/sterilisasi pria/vasektomi adalah suatu operasi ringan yang dilakukan pada pria dengan maksud untuk mencegah terjadinya kehamilan pada pasangannya. AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)/iud (Intra Uterus Device)/Spiral adalah alat yang dibuat dari plastik halus/tembaga, berukuran kecil, berbentuk spiral, T, kipas dan sebagai menggunakan pil KB. lainnya, dipasang di dalam rahim untuk mencegah terjadinya kehamilan. Alat ini berfungsi untuk mencegah kehamilan dalam jangka waktu lama. Suntikan KB adalah salah satu cara pencegahan kehamilan dengan jalan menyuntikkan cairan tertentu ke dalam tubuh misalnya satu, tiga atau enam bulan sekali. Susuk KB/ Norplan/ dikatakan sedang menggunakan Implanon/ Alwalit (alat kontrasepsi bawah kulit) adalah enam batang logam kecil yang dimasukkan ke bawah kulit lengan atas untuk mencegah terjadinya kehamilan. Orang dikatakan menggunakan susuk KB apabila susuk KB terakhir dipasang di tubuhnya kurang dari lima (lima) tahun sebelum pencacahan. Pil KB adalah pil yang diminum untuk mencegah terjadinya kehamilan. Pil ini harus diminum secara teratur setiap hari. Orang dikatakan sedang menggunakan pil KB, apabila sejak haid terakhir, ia minum pil KB setiap hari. Orang yang biasanya minum pil KB tetapi pernah lupa minum pil KB selama satu hari, namun pada hari berikutnya minum 2 (dua) pil KB sekaligus, tetap dicatat Kondom/karet KB adalah alat yang terbuat dari karet, berbentuk seperti balon, yang dipakai oleh lakilaki selama bersenggama dengan maksud agar isterinya/pasangannya tidak menjadi hamil. Waktu rujukan pemakaian kondom adalah sampai dengan waktu kumpul terakhir dalam 30 hari sebelum wawancara. Orang kondom apabila sejak haid terakhir pasangannya selalu menggunakan alat kontrasepsi tersebut waktu berkumpul, termasuk saat kumpul terakhir (jadi ia terlindung). Tisu Intravag/Kondom Wanita adalah tisu KB yang dimasukkan dalam vagina sebelum 15

27 II. METODE SURVEI kumpul. Waktu rujukan cara ini adalah 30 hari sebelum wawancara. Diafragma adalah alat/cara KB yang berbentuk mangkok terbuat dari karet lunak yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menutup mulut Rahim agar sperma tidak masuk ke dalam Rahim dan bertemu dengan sel telur. Diafragma biasanya digunakan bersama spermisida (pembunuh sperma) berupa jelly atau krim yang berguna untuk menutup mulut rahim (cervix) sehingga menghalangi sperma bertemu sel telur. Kondom wanita adalah alat/cara KB berupa karet tipis berbentuk tabung yang ujungnya terdapat semacam spong dan dimasukkan ke dalam vagina. Orang dikatakan menerapkan sistem Metode menyusui alami/ Amenorrhea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu secara eksklusif (tanpa makanan dan minuman tambahan), belum haid dan bayi berumur kurang dari 6 bulan. Pantang berkala/ kalender didasarkan pada pemikiran bahwa dengan tidak melakukan senggama pada hari-hari tertentu, yaitu pada masa subur dalam siklus bulanan maka dapat menghindarkan dari kehamilan. Alat/cara KB tradisional, antara lain: a. Pantang berkala/sistem kalender didasarkan pada pemikiran bahwa dengan tidak melakukan senggama pada hari-hari tertentu, yaitu pada masa subur dalam siklus bulanan, seorang wanita dapat menghindarkan terjadinya kehamilan. Cara ini tidak sama dengan puasa (abstinensi) yaitu tidak bersenggama untuk beberapa bulan tanpa memperhitungkan siklus bulanan wanita dengan tujuan agar ia tidak hamil. Orang menggunakan cara ini apabila ia melakukannya dalam 30 hari terakhir sebelum wawancara. kalender apabila yang bersangkutan yakin bahwa sejak haid terakhir ia hanya melakukan senggama pada masa tidak subur. b. Senggama terputus cara yang dilakukan oleh laki-laki untuk mencegah masuknya air mani ke dalam rahim wanita, yaitu dengan menarik alat kelaminnya sebelum terjadi ejakulasi (klimaks). Waktu rujukannya adalah kumpul terakhir dalam 30 hari. 16

28 II. METODE SURVEI c. Cara tradisional lainnya misalnya tidak campur (puasa), jamu, urut. Penolong persalinan adalah siapa yang menolong pada saat proses kelahiran anak (balita). Hingga tahun 2014, penolong persalinan ditanyakan untuk anak usia di bawah lima tahun. Namun mulai tahun 2015, penolong persalinan ditanyakan untuk wanita usia tahun berstatus pernah kawin yang melahirkan anak dalam 2 tahun terakhir. mencuci, dan buang air di lokasi Perumahan permukiman tertentu yang dinilai Keluarga adalah hubungan yang didasarkan atas ikatan perkawinan, baik yang saat ini statusnya masih kawin atau sudah bercerai. mendiaminya. Kepemilikan bangunan terdiri dari milik sendiri, kontrak sewa, dst. Luas lantai adalah luas lantai yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari, bagian-bagian yang digunakan bukan untuk keperluan sehari-hari tidak dimasukkan dalam penghitungan luas lantai seperti lumbung padi, kandang ternak, lantai jemur (lamporan semen) dan ruangan khusus untuk usaha (misalnya warung). Parket (parqutted) adalah menyusun potongan-potongan kayu untuk dijadikan penutup lantai. MCK Komula singkatan dari Mandi, Cuci, Kakus adalah salah satu sarana fasilitas umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk keperluan mandi, berpenduduk cukup padat dan tingkat kemampuan ekonomi rendah. SPAL adalah Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL) terpadu. Dalam sistem pembuangan Kepemilikan bangunan limbah cair seperti ini, air limbah ruta adalah status penguasaan tempat tinggal atau rumah yang ditempati dilihat dari sisi anggota ruta yang tidak ditampung dalam tangki atau wadah semacamnya, tetapi langsung dialirkan ke suatu tempat pengolahan limbah cair. Air minum layak dan bersih adalah air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bora tau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan 17

29 II. METODE SURVEI kotoran, penampungan limbah dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung. Perpipaan adalah bila air yang digunakan disalurkan menggunakan pipa air dari sumber air sampai ke rumah. Hidran umum/terminal air adalah sarana penyediaan air bersih yang sumbernya berasal dari air permukaan yang dialirkan melalui perpipaan ke tempat atau distribusi digital, kemudian memprosesnya yang bersifat komunal. Leding adalah sumber air yang airnya telah diproses dalam instalasi penyaringan sehingga jernih, informasi. Komputer terdiri dari sebelum dialirkan kepada konsumen melalui pipa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM/PDAM/BPAM (Perusahaan Air Minum/Perusahaan daerah Air Minum/Badan Pengelola Air Minum). Sumur/perigi atas tanah dan sedalam 3 meter di bawah tanah dan di sekitar mulut sumur ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar mulut sumur atau perigi Teknologi Komunikasi dan Informasi Telepon adalah pesawat yang menyalurkan percakapan jarak jauh melalui kawat dan listrik Komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input sesuai dengan perintah program yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa perangkat keras berupa monitor, CPU, keyboard dan mouse serta perangkat lunak seperti program Windows, Microsoft Word atau SPSS. Network) Internet (Interconnected adalah sebuah sistem terlindung komunikasi global yang adalah sumur/perigi yang lingkar menghubungkan komputer-komputer mulutnya dilindungi oleh tembok dan jaringan-jaringan komputer di paling sedikit setinggi 0,8 meter di seluruh dunia. 18

30 19

31

32 III. KEPENDUDUKAN Salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan adalah masalah kependudukan yang mencakup antara lain jumlah, komposisi dan distribusi penduduk. Oleh karena itu diperlukan data mengenai penduduk menurut lokasi, serta kesejahteraannya seperti: kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, keamanan, dan fertilitas. Publikasi ini menampilkan hasil Susenas 2015 mengenai aspek tersebut. Perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas pada produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke tahun 2015 yang digunakan sebagai dasar untuk penyusunan tabulasi hasil Susenas 2015 adalah sebesar jiwa. Secara umum penduduk laki-laki lebih banyak dibanding perempuan (Tabel 3.1). Sementara itu komposisi penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, yang digambarkan dalam bentuk piramida penduduk menunjukkan bahwa frekuensi terbesar untuk penduduk laki-laki berada pada kelompok umur 5-9 dan tahun, sedangkan untuk perempuan juga berada pada kelompok umur 5-9 dan tahun (Gambar 3.1). Angka ketergantungan (dependency ratio) penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar 58,33. Artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 58 sampai 59 orang penduduk usia tidak produktif. Semakin besar angka ketergantungan, maka semakin besar pula beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif, berarti semakin besar hambatan atas upaya perkembangan daerah. Persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) dan tidak atas) secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.2. Secara umum 33,09 persen penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas berusia muda (umur 0-14 tahun), 63,28 persen berusia produktif (umur tahun), dan hanya 3,63 persen yang berumur 65 tahun lebih. Komposisi penduduk menurut status perkawinan menunjukkan bahwa persentase penduduk yang berstatus belum kawin pada kelompok laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan, yakni 51,37 persen berbanding 42,63 persen. Sementara itu, persentase penduduk perempuan yang berstatus cerai (cerai hidup dan cerai mati) yaitu 8,43 persen, jauh 21

33 III. KEPENDUDUKAN lebih besar dibanding laki-laki yang hanya 2,82 persen. Persentase penduduk perempuan berstatus cerai hidup tertinggi di daerah perkotaan (1,93 persen), sedangkan persentase penduduk perempuan cerai mati tertinggi terdapat di daerah perdesaan (7,60 persen). Keadaan ini dapat dilihat pada Tabel 3.3. Gambar 3.1 Piramida Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun ,000 2,000 1, ,000 2,000 3,000 Sumber: BPS, Proyeksi Penduduk Laki-laki Perempuan Salah satu indikator kependudukan yang biasa menjadi dasar pengambilan kebijakan adalah tingkat sex ratio. Secara umum indikator tersebut memberikan gambaran perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan. Kajian kependudukan yang didasarkan pada perbandingan jenis kelamin tersebut biasanya guna menerangkan tingkat kesetaraan gender 22

34 III. KEPENDUDUKAN Indonesia sebagai salah satu negara dengan variasi adat kebudayaan secara langsung berpengaruh pada tingkat kesetaraan gender. Sistem garis keturunan yang bersifat patrilineal (garis laki-laki) secara langsung berpengaruh pada kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan, yang selanjutnya berpengaruh pada komposisi penduduk dalam kegiatan ekonomi. Gambar 3.2 Sex Ratio Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 Kep. Anambas Bintan Natuna Kep. Riau Batam Karimun Lingga Tag. Pinang Sumber: BPS, Susenas 2015 Perbandingan antara jumlah lebih dari 100 atau tepatnya sebesar penduduk laki-laki dan perempuan dinyatakan dalam indikator nilai sex 107,32. Nilai sex ratio Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan nilai ratio. Hampir di seluruh kabupaten/kota di Kepulauan Riau memperlihatkan nilai sex ratio lebih dari 100. Hal ini menerangkan bahwa jumlah penduduk di kabupaten/kota di Kepulauan Riau lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Nilai sex ratio menurut data Susenas tahun 2015 memperlihatkan bahwa nilai sex ratio terbesar diantara kabupaten lain di Kepulauan Riau. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2015 jumlah penduduk laki-laki lebih besar daripada penduduk perempuan di Kabupaten Kepulauan Anambas, dimana jumlah penduduk laki-laki sekitar 107 jiwa diantara 100 jiwa penduduk perempuan. di Kabupaten Kepulauan Anambas 23

35 III. KEPENDUDUKAN Secara umum, sistem garis keturunan yang dianut oleh sebagian besar wilayah di Indonesia adalah patrilineal. Hal ini berpengaruh pada persepsi umum masyarakat pada tingginya preferensi anak laki-laki dibandingkan perempuan. Preferensi jenis kelamin tersebut memberikan pengaruh pada ketidaksetaraan antara penduduk laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Beberapa kasus memperlihatkan ketidakmerataan dalam beberapa aspek antara penduduk laki-laki dengan perempuan. Seperti pada tingkat pendidikan, lapangan usaha, dan aspek lainnya. 24

36 IV. KESEHATAN 29

37

38 IV. KESEHATAN Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sudah banyak dilakukan oleh pemerintah selama ini, diantaranya dengan menyediakan berbagai fasilitas kesehatan umum seperti bahwa di Kabupaten Kepulauan puskesmas/pustu, posyandu, pos obat desa, pondok bersalin desa serta dalam sebulan terakhir. Persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan terakhir sebesar 22,09 persen, di mana persentase di daerah perdesaan lebih besar dibandingkan dengan daerah perkotaan yang masing-masing sebesar 22,12 persen di daerah perdesaan dan 22,04 persen di daerah perkotaan. Perbedaan komposisi antara lakilaki dan perempuan ditampilkan pada Tabel 4.1.a. Dari tabel tersebut terlihat Anambas secara umum keluhan kesehatan lebih banyak dialami oleh penyediaan fasilitas air bersih penduduk laki-laki dibanding Salah satu indikator yang perempuan. Penduduk yang sakit digunakan untuk menentukan derajat adalah mereka yang mempunyai kesehatan penduduk adalah angka keluhan kesehatan sampai kesakitan (Morbidity rate). Tabel 4.1 mengakibatkan terganggunya menunjukkan besarnya penduduk pekerjaan, sekolah, atau kegiatan yang mempunyai keluhan kesehatan sehari-hari. Menurut hasil Susenas angka kesakitan penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas mencapai 10,97 persen. 31

39 IV. KESEHATAN Gambar 4.1 Angka Kesakitan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 Karimun Bintan Kep. Anambas Tanjungpinang Kep. Riau Batam Lingga Natuna Sumber: BPS, Susenas 2015 Persentase penduduk yang yang mengobati sendiri sebesar 20,36 berobat jalan sebesar 62,44 persen, dengan rincian 56,56 persen untuk laki-laki dan 68,68 persen untuk perempuan. Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.3. Fasilitas kesehatan yang relatif banyak dimanfaatkan penduduk untuk berobat jalan (Tabel 4.4) praktek Dokter/Bidan (36,08 persen) dan Puskesmas/Pustu (26,10 persen). Selain itu, dari penduduk yang tidak berobat jalan dengan alasan utamanya karena mengobati sendiri 14,91, dengan persentase laki-laki persen dan perempuan sebesar 6,88 persen. Data penolong kelahiran dapat dijadikan salah satu indikator kesehatan terutama dalam hubungannya dengan tingkat kesehatan ibu dan anak serta pelayanan kesehatan secara umum. Dilihat dari kesehatan ibu dan anak, persalinan yang ditolong oleh tenaga medis seperti dokter dan bidan dianggap lebih baik dibandingkan yang ditolong oleh dukun, famili atau lainnya.

40 IV. KESEHATAN Gambar 4.2. Persentase Balita yang Pada Persalinan Terakhir Ditolong oleh Dokter atau Bidan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 Kepri Tanjungpinang Batam Kep. Anambas Lingga Natuna Bintan Karimun Sumber: BPS, Susenas 2015 Pada Gambar 4.3 dapat dilihat persentase balita yang pada persalinan terakhir ditolong oleh dokter atau bidan menurut kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau. Secara umum penolong kelahiran yang terbanyak adalah bidan daripada dokter. Di Kabupaten Kepulauan Anambas, penolong kelahiran yakni bidan menempati urutan keenam, sedangkan penolong kelahiran dokter menempati urutan keempat diantara kabupaten/kota di Bidan Dokter Kepulauan Riau. Persentase penolong kelahiran di Kabupaten Kepulauan Anambas disajikan pada Tabel 4.5. Secara umum penolong kelahiran terakhir di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah oleh bidan (59,38 persen), dokter (29,33 persen) dan dukun (11,29 persen). Peranan dukun sebagai penolong kelahiran terakhir masih ada Kabupaten Kepulauan Anambas dan angkanya masih di atas sepuluh persen (11.29 persen). 33

41 IV. KESEHATAN Salah satu faktor penting untuk perkembangan anak adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). ASI merupakan zat yang sempurna untuk pertumbuhan bayi dan dapat mempercepat perkembangan berat badan. Selain itu, ASI juga mengandung zat penolak/pencegah penyakit serta dapat memberikan kepuasan dan mendekatkan hati ibu dan anak sebagai sarana menjalin hubungan kasih sayang. Sebagian besar ibu-ibu telah menyadari pentingnya ASI bagi bayi serta menyadari bahwa salah satu kodratnya sebagai ibu adalah imunisasi (BCG, DPT, Polio, menyusui anaknya. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, mulai tahun 2015 imunisasi yang hampir semua balita Susenas hanya menyajikan data ASI untuk anggota rumah tangga yang berumur 0-23 bulan atau bayi usia dibawah 2 tahun (Baduta) saja. Distribusi Baduta yang pernah diberi ASI dapat dilihat pada Tabel 4.6. Bayi Usia di bawah 2 tahun yang pernah diberi ASI di Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar 84 persen dan ternyata masih ada sebanyak 16 persen baduta yang tidak pernah diberi ASI. Selain melalui pemberian ASI, pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan cara melakukan imunisasi kepada balita. Secara umum persentase balita yang mendapat imunisasi lengkap cukup tinggi, yaitu di atas 60 persen untuk semua jenis Campak/Morbili, dan Hepatitis B). Di Kabupaten Kepulauan Anambas pernah diimunisasi adalah BCG dengan persentase paling tinggi sebesar 100 persen. 34

42 IV. KESEHATAN Tabel 4.1.a Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang Mempunyai Keluhan Kesehatan selama Bulan Referensi Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015 Jenis Kelamin Keluhan Kesehatan Ya Tidak Perkotaan Total (1) (2) (3) (4) Laki-laki 11,86 39,86 51,72 Perempuan 10,18 38,10 48,28 Laki-laki+Perempuan 22,04 77,96 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 35

43 IV. KESEHATAN Tabel 4.1.b Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang Mempunyai Keluhan Kesehatan selama Bulan Referensi Menurut Jenis Kelamin Tahun Jenis Kelamin Keluhan Kesehatan Ya Tidak Perdesaan Total (1) (2) (3) (4) Laki-laki 11,06 40,73 51,79 Perempuan 11,06 37,15 48,21 Laki-laki+Perempuan 22,12 77,88 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

44 IV. KESEHATAN Tabel 4.1.c Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang Mempunyai Keluhan Kesehatan selama Bulan Referensi Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015 Jenis Kelamin Keluhan Kesehatan Ya Tidak Perkotaan+Perdesaan Total (1) (2) (3) (4) Laki-laki 11,37 40,39 51,76 Perempuan 10,72 37,52 48,24 Laki-laki+Perempuan 22,09 77,91 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 37

45 IV. KESEHATAN 38 Tabel 4.2.a Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah Hari Sakit Tahun 2015 Jenis Kelamin Jumlah Hari Sakit <= (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Laki-laki 29,22 14,86 0,00 2,53 0,00 46,61 Perempuan 17,63 28,16 1,88 5,71 0,00 53,39 Laki-laki+Perempuan 46,86 43,02 1,88 8,24 0,00 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id Perkotaan Total

46 IV. KESEHATAN Tabel 4.2.b Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah Hari Sakit Tahun 2015 Perdesaan Jumlah Hari Sakit Jenis Kelamin Total <= (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Laki-laki 16,32 17,60 6,08 3,26 1,28 44,53 Perempuan 25,96 17,41 4,60 2,13 5,36 55,47 Laki-laki+Perempuan 42,28 35,01 10,68 5,39 6,64 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 39

47 IV. KESEHATAN 40 Tabel 4.2.c Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah Hari Sakit Tahun 2015 Jenis Kelamin Jumlah Hari Sakit <= Perkotaan+Perdesaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Laki-laki 19,90 16,84 4,39 3,06 0,93 45,11 Perempuan 23,65 20,39 3,85 3,12 3,87 54,89 Laki-laki+Perempuan 43,55 37,23 8,24 6,18 4,80 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id Total

48 IV. KESEHATAN Tabel 4.3. Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang Berobat Jalan dan Mengobati Sendiri Selama Bulan Referensi menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin Tahun 2015 Persentase Penduduk yang Berobat Persentase Penduduk yang Mengobati Jalan Sendiri Tipe Daerah Laki-laki+ Laki-laki+ Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Perkotaan 51,51 58,81 54,88 22,36 10,08 17,18 Perdesaan 59,99 74,44 67,22 18,72 3,88 12,93 Perkotaan+Perdesaan 56,56 68,68 62,44 20,36 6,88 14,91 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 41

49 IV. KESEHATAN Tabel 4.4.a. Persentase Kunjungan Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang Berobat Jalan Selama Bulan Referensi menurut Jenis Kelamin dan Tempat/Cara Berobat Tahun Jenis Kelamin RS Pemerintah RS swasta Praktik Dokter/ Bidan Tempat/Cara Berobat Klinik/Prak tik Dokter Bersama Puskesmas/ Pustu UKBM Praktek Batra/ Alternatif (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Perkotaan Lainnya Laki-laki 5,76 0,00 23,48 12,43 8,84 0,00 0,00 0,00 Perempuan 10,57 0,00 12,59 8,99 17,34 0,00 0,00 0,00 Laki-laki+Perempuan 16,33 0,00 36,07 21,42 26,18 0,00 0,00 0,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

50 IV. KESEHATAN Tabel 4.4.b. Persentase Kunjungan Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang Berobat Jalan Selama Bulan Referensi menurut Jenis Kelamin dan Tempat/Cara Berobat Tahun 2015 Jenis Kelamin RS Pemerintah RS swasta Praktik Dokter/ Bidan Tempat/Cara Berobat Klinik/Praktik Dokter Bersama Puskesmas/ Pustu UKBM Praktek Batra/ Alternatif Perdesaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Laki-laki 1,40 0,80 9,00 4,40 28,60 0,40 0,50 0,00 Perempuan 5,80 0,50 9,50 1,40 35,20 0,00 1,90 0,60 Laki-laki+Perempuan 7,20 1,30 18,50 5,80 63,80 0,40 2,40 0,60 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id Lainnya 43

51 IV. KESEHATAN Tabel 4.4.c. Persentase Kunjungan Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang Berobat Jalan Selama Bulan Referensi menurut Jenis Kelamin dan Tempat/Cara Berobat Tahun Jenis Kelamin RS Pemerintah RS swasta Praktik Dokter/ Bidan Tempat/Cara Berobat Klinik/Praktik Dokter Bersama Puskesmas/ Pustu UKBM Perkotaan+Perdesaan Praktek Batra/ Alternatif (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Laki-laki 2,90 0,45 14,00 7,15 21,80 0,25 0,35 0,00 Perempuan 7,45 0,35 10,60 4,00 29,15 0,00 1,25 0,40 Laki-laki+Perempuan 10,35 0,80 24,60 11,15 50,95 0,25 1,50 0,40 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id Lainnya

52 IV. KESEHATAN Tabel 4.5. Persentase Balita di Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Tipe Daerah dan Penolong Kelahiran Terakhir Tahun 2015 Penolong Kelahiran Terakhir Tipe Daerah Dokter Dokter Dukun Total Bidan kandungan umum beranak/paraji (1) (2) (3) (4) (5) (6) Perkotaan 12,48 1,45 11,43 7,07 32,43 Perdesaan 12,95 2,44 47,95 4,23 67,57 Perkotaan+Perdesaan 25,43 3,90 59,38 11,29 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 45

53 IV. KESEHATAN Tabel 4.6. Persentase Anak Usia 2-4 Tahun di Kabupaten Kepulauan Anambas yang Pernah Disusui Menurut Tipe Daerah dan Lamanya Disusui Tahun Lama Pemberian ASI Tipe Daerah Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) Perkotaan 17,03 8,95 8,43 2,78 37,19 Perdesaan 48,22 6,60 5,47 2,52 62,81 Perkotaan+Perdesaan 65,25 15,55 13,90 5,30 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

54 IV. KESEHATAN Tabel 4.7 Persentase Balita di Kabupaten Kepulauan Anambas yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut Tipe Daerah dan Jenis Imunisasi Tahun 2015 Tipe Daerah BCG Polio DPT Hepatitis B Campak (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Perkotaan 100,00 100,00 100,00 96,77 96,77 100,00 100,00 96,77 100,00 77,30 77,30 97,68 Perdesaan 100,00 100,00 100,00 96,77 84,38 100,00 100,00 96,77 96,77 82,78 81,05 76,21 Perkotaan+Perdesa an 100,00 100,00 100,00 96,77 90,78 100,00 100,00 96,77 98,44 79,95 79,11 87,29 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 47

55 IV. KESEHATAN Tabel 4.8 Persentase Balita di Kabupaten Kepulauan Anambas yang Pernah Mendapat Imunisasi DPT, Polio dan Hepatitis B Menurut Tipe Daerah dan Frekuensinya Tahun Tipe Daerah Frekuensi memperoleh DPT Frekuensi memperoleh Polio Jumlah Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Perkotaan 14,15 21,86 44,37 19,61 100,00 38,33 0,00 51,11 10,56 100,00 Perdesaan 26,91 12,34 60,75 0,00 100,00 17,39 10,50 28,35 43,75 100,00 Perkotaan+Perdesa an 24,38 14,23 57,50 3,89 100,00 21,92 8,23 33,27 36,58 100,00 Bersambung ttp:\\anambaskab.bps.go.id

56 IV. KESEHATAN Tabel 4.8 Lanjutan Tipe Daerah Frekuensi memperoleh Hepatitis B Jumlah (1) (12) (13) (14) (15) (16) Perkotaan 8,87 23,21 54,95 12,97 100,00 Perdesaan 23,57 18,00 25,10 33,33 100,00 Perkotaan+Perdesaan 20,76 18,99 30,81 29,44 100,00 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 49

57 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

58

59

60 Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Pentingnya pendidikan tercermin dalam UUD 1945, yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian program pendidikan mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi suatu V. PENDIDIKAN bangsa. Sejauh mana amanat ini dibandingkan laki-laki (8,69 persen), dilaksanakan tercermin antara lain dari profil pendidikan penduduk yang penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah bersekolah, masih bersekolah dan tidak bersekolah lagi. Secara umum persentase penduduk berumur 7-24 tahun yang tidak/belum pernah bersekolah sebesar 10,02 persen. Apabila dibandingkan menurut jenis penduduk perempuan yang tidak/belum pernah bersekolah lebih besar dari persentase penduduk lakilaki yang tidak/belum pernah bersekolah, yaitu 12,54 persen berbanding 7,65 persen (Tabel 5.1.c). Hal ini disebabkan tingginya angka persentase penduduk perempuan yang tidak/belum pernah sekolah pada kelompok umur dewasa/tua. Jika dibandingkan menurut tipe daerah, di daerah perdesaan perempuan yang tidak/belum pernah sekolah lebih banyak (14,26 persen) untuk daerah perkotaan perempuan yang tidak atau belum pernah sekolah akan dibahas secara singkat dalam juga lebih tinggi dari laki-laki yang uraian berikut, meliputi status belum/tidak pernah sekolah yaitu 9,70 pendidikan formal, tingkat pendidikan yang ditamatkan dan tingkat melek persen dibandingkan 6,02 persen (Tabel 5.1). huruf penduduk. Status pendidikan penduduk Partisipasi penduduk bersekolah berumur 7-24 tahun menurut jenis disajikan berdasarkan persentase kelamin dapat dilihat pada Tabel di Kabupaten Kepulauan Anambas yang masih bersekolah sebesar 27,78 persen, dengan rincian yang bersekolah di SD/MI sebesar 16,78 persen, SMP/MTs sebesar 6,19 persen, SMA/MA/SMK sebesar 4,38 persen dan di Akademi/ Universitas sebesar 0,43 persen. kelamin, terlihat bahwa persentase 53

61 V. PENDIDIKAN Persentase penduduk yang masih sekolah menurut kelompok usia sekolah / Angka Partisipasi Sekolah (APS) menjadi salah satu indikator pendidikan. APS dibagi menjadi 3 kelompok umur, yaitu 7-12 tahun mewakili usia sekolah SD, tahun mewakili usia sekolah SMP dan APS kelompok umur tahun mewakili usia SMA. Secara umum di Kabupaten Kepulauan Anambas APS kelompok umur 7-12 tahun sebesar 100 persen, APS kelompok umur tahun sebesar 100 persen dan APS kelompok umur tahun sebesar 78,87 persen. dapat menuju sejahtera. Kemampuan Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki merupakan indikator pokok kualitas pendidikan formal. Semakin sebagai persentase penduduk 15 tinggi ijazah/sttb yang dimiliki oleh rata-rata penduduk suatu negara, semakin tinggi taraf intelektualitas negara tersebut. Pada Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa penduduk 10 tahun ke atas yang tidak/belum memiliki ijazah adalah sebesar 31,57 persen, tamat SD/MI sebesar 31,70 persen, tamat paket A sebesar 1,25 persen, tamat SMP/MTs sebesar 11,42 persen, tamat paket B sebesar 0,97 persen, tamat SMA/MA sebesar 11,81 persen, tamat paket C sebesar 1,94 persen, tamat SMK/MAK 54 sebesar 1,73 persen, tamat Diploma I/II sebesar 0,47 persen, tamat Diploma III sebesar 1,11 persen, tamat Diploma IV/S1 sebesar 5,87 persen, tamat S2 sebesar 0,16 persen. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk laki-laki yang memiliki ijazah/sttb relatif tinggi dibandingkan penduduk perempuan, kecuali untuk SD, Diploma III. Kemampuan membaca dan menulis (baca tulis) merupakan keterampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk untuk baca tulis tercermin dari angka melek huruf yang dalam hal ini didefinisikan tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf lain, huruf arab, dan huruf lainnya. Secara umum penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang dapat membaca dan menulis huruf latin sebesar 93,78 persen, yang dapat membaca dan menulis huruf arab sebesar 60,27 persen, dan yang dapat membaca dan menulis huruf lainnya sebesar 1,49 persen. Sebaliknya, persentase penduduk yang buta huruf sebesar 3,94 persen.

62 V. PENDIDIKAN Gambar 5.1 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Buta Huruf menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 Kep. Anambas Lingga 5.96 Karimun Bintan Tanjungpinang Kepulauan Riau Natuna Batam Sumber: BPS, Susenas 2015 Persentase penduduk berumur Kepulauan Riau, tertinggi di 15 tahun ke atas yang buta huruf Kabupaten Lingga, dan kedua menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada Gambar 5.2. Pada gambar tersebut terlihat bahwa persentase tertinggi penduduk berumur 15 tahun ke atas yang buta huruf di Kabupaten tertinggi di Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar 3,94 persen. 55

63

64 V. PENDIDIKAN Tabel 5.1.a Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Berumur 7-24 Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Status Pendidikan Tahun 2015 Perkotaan Jenis Kelamin Tidak/Belum Pernah Sekolah SD/MI/ SLTP/MTs/ Sederajat Sederajat Masih Sekolah SLTA/MA/ Sederajat Diploma/ Universitas Total Masih Sekolah Tidak Bersekolah Lagi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Laki-laki 6,02 17,75 4,27 5,56 1,39 28,98 65,00 100,00 Perempuan 9,70 12,51 7,80 4,62 0,00 24,92 65,38 100,00 Laki-laki+Perempuan 7,77 15,25 5,95 5,11 0,74 27,05 65,18 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id Total 57

65 V. PENDIDIKAN Tabel 5.1.b Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Berumur 7-24 Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Status Pendidikan Tahun Jenis Kelamin Tidak/Belum Pernah Sekolah Masih Sekolah SD/MI/ SLTP/MTs/ SLTA/MA/ Sederajat Sederajat Sederajat Diploma/ Universitas Total Masih Sekolah Tidak Bersekolah Lagi Perdesaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Laki-laki 8,69 16,09 4,85 5,03 0,32 26,29 65,02 100,00 Perempuan 14,26 19,47 7,91 2,75 0,16 30,29 55,45 100,00 Laki-laki+Perempuan 11,41 17,74 6,34 3,92 0,24 28,24 60,35 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id Total

66 V. PENDIDIKAN Tabel 5.1.c Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Berumur 7-24 Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Status Pendidikan Tahun 2015 Jenis Kelamin Tidak/Belum Pernah Sekolah Masih Sekolah SD/MI/ SLTP/MTs/ SLTA/MA/ Sederajat Sederajat Sederajat Diploma/ Universitas Total Masih Sekolah Perkotaan+Perdesaan Tidak Bersekolah Lagi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Laki-laki 7,65 16,74 4,62 5,24 0,74 27,33 65,01 100,00 Perempuan 12,54 16,84 7,87 3,46 0,10 28,26 59,19 100,00 Laki-laki+Perempuan 10,02 16,78 6,19 4,38 0,43 27,78 62,20 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id Total 59

67 V. PENDIDIKAN Tabel 5.2.a Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Jenis Kelamin 60 Tidak SD/MI/ Mempunyai Paket A Sederajat Ijazah Ijazah/STTB yang Dimiliki SLTP/MTs/ Paket B Sederajat Paket C SLTA/MA/ Sederajat SMA/ MAK Diploma I/II Diploma III Perkotaan Diploma IV/S1 Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Laki-laki 23,40 1,09 24,04 0,13 16,23 2,22 17,51 3,82 1,32 0,77 9,47 100,00 Perempuan 28,08 0,29 33,98 0,00 12,56 0,57 12,08 1,65 0,66 3,35 6,78 100,00 Lakilaki+Perempuan 25,64 0,71 28,77 0,07 14,48 1,43 14,92 2,78 1,01 2,00 8,19 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

68 V. PENDIDIKAN Tabel 5.2.b Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Jenis Kelamin Tidak Mempunyai Paket A Ijazah Ijazah/STTB yang Dimiliki SD/MI/ SLTP/MTs Paket Paket B Sederajat /Sederajat C SLTA/MA/ Sederajat SMA/ MAK Diploma I/II Diploma III Diploma IV/S1 Perdesaan S2 Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) Laki-laki 35,62 2,19 32,04 1,72 10,03 3,24 9,16 1,37 0,00 0,00 4,32 0,31 100,00 Perempuan 35,34 0,91 35,52 1,39 8,65 1,14 10,45 0,65 0,26 1,15 4,34 0,20 100,00 Lakilaki+Perempuan 35,49 1,60 33,64 1,57 9,39 2,28 9,76 1,04 0,12 0,53 4,33 0,25 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 61

69 V. PENDIDIKAN Tabel 5.2.c Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Jenis Kelamin 62 Ijazah/STTB yang Dimiliki Tidak SD/MI/ SLTP/MTs/ SLTA/MA/ Mempunyai Paket A Paket B Paket C Sederajat Sederajat Sederajat Ijazah SMK/ MAK Perkotaan+Perdesaan Diploma Diploma Diploma I/II III IV/S1 S2 Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) Laki-laki 30,85 1,76 28,92 1,10 12,45 2,84 12,42 2,32 0,52 0,30 6,33 0,19 100,00 Perempuan 32,39 0,66 34,89 0,82 10,24 0,91 11,11 1,06 0,42 2,05 5,33 0,12 100,00 Lakilaki+Perempuan 31,57 1,25 31,70 0,97 11,42 1,94 11,81 1,73 0,47 1,11 5,87 0,16 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

70 V. PENDIDIKAN Tabel 5.3.a Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin Dan Kemampuan Membaca dan Menulis di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Perkotaan Jenis Kelamin Huruf latin Huruf arab Huruf lainnya Buta huruf (1) (2) (3) (4) (5) Laki-laki 97,02 65,32 4,38 2,04 Perempuan 96,65 62,92 1,59 1,53 Laki-laki+Perempuan ,17 3,04 1,80 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 63

71 V. PENDIDIKAN Tabel 5.3.b Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin Dan Kemampuan Membaca dan Menulis di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Perdesaan 64 Jenis Kelamin Huruf latin Huruf arab Huruf lainnya Buta huruf (1) (2) (3) (4) (5) Laki-laki 94,30 56,17 0,46 3,94 Perempuan 88,94 59,52 0,51 6,93 Laki-laki+Perempuan 91,79 57,74 0,48 5,34 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

72 V. PENDIDIKAN Tabel 5.3.c Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin Dan Kemampuan Membaca dan Menulis di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Perkotaan+Perdesaan Jenis Kelamin Huruf latin Huruf arab Huruf lainnya Buta huruf (1) (2) (3) (4) (5) Laki-laki 95,35 59,72 1,98 3,20 Perempuan 92,02 60,88 0,94 4,77 Laki-laki+Perempuan 93,78 60,27 1,49 3,94 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 65

73 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

74

75

76 Usia perkawinan pertama seorang wanita mempengaruhi risiko melahirkan; semakin rendah usia perkawinan pertama, semakin besar risiko yang dihadapi selama masa kehamilan/melahirkan baik keselamatan ibu maupun anaknya, karena belum matangnya rahim wanita muda untuk proses berkembangnya janin, atau karena belum siapnya mental menghadapi masa kehamilan/kelahiran. Demikian pula sebaliknya, semakin tinggi usia perkawinan pertama dari usia yang VI. FERTILITAS DAN KB dianjurkan dalam program KB, juga sebesar 5,25 persen dibandingkan semakin tinggi risiko yang dihadapi dalam masa kehamilan/melahirkan. yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama. Secara umum di Kabupaten Kepulauan Anambas, modus usia saat perkawinan pertama adalah tahun (61,92 persen). Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran wanita akan besarnya risiko perkawinan usia muda. Gambar 6.1 menunjukkan persentase wanita 10 tahun ke atas yang pada saat perkawinan pertama kurang dari 16 tahun tertinggi di Kabupaten Kepulauan Anambas dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Kepulauan Riau. Tabel 6.1 menampilkan persentase wanita 10 tahun ke atas Gambar 6.1. Persentase Wanita 10 Tahun Ke Atas yang pada saat Perkawinan Pertama Berumur Kurang Dari 16 Tahun 2015 Kep. Anambas Natuna Lingga Bintan Karimun Tanjungpinang Kepulauan Riau Batam Sumber: BPS, Susenas

77 VI. FERTILITAS DAN KB Usia antara tahun merupakan usia subur bagi seorang wanita karena pada rentang usia tersebut kemungkinan wanita melahirkan anak cukup besar. Wanita yang umurnya berada pada periode ini disebut wanita usia subur (WUS) dan pasangan usia subur (PUS) bagi yang berstatus kawin. Semakin banyak jumlah PUS, maka peluang banyaknya anak yang dilahirkan juga semakin besar. Semakin banyak jumlah anak berarti semakin besar tanggungan kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual wanita usia tahun dengan anggota rumah tangganya. Dengan demikian pembatasan jumlah anak perlu diperhatikan agar tercapai KB pil (Tabel 6.3). Penggunaan susuk keluarga yang sejahtera. Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui program Keluarga Berencana (KB). Pada Tabel 6.2 terlihat besarnya persentase wanita berumur tahun dan berstatus kawin yang pernah menggunakan/memakai alat/cara KB adalah 15,55 persen dan yang sedang menggunakan alat KB sebesar 66,79 persen. Perbandingan antar kabupaten/kota untuk proporsi wanita yang pernah ikut KB tersebut sangat bervariasi. Dari wanita usia tahun yang berstatus kawin sebesar 66,79 persen diantaranya sedang menggunakan/memakai alat KB (Tabel 6.2). Apabila dibandingkan dengan alat KB lainnya, alat KB suntik dan pil lebih banyak digunakan oleh persentase 49,58 persen untuk alat KB suntik dan 39,00 persen untuk alat KB menempati urutan ketiga dengan persentase 5,65 persen, kemudian pada urutan keempat adalah penggunaan alat kontrasepsi MOW/tubektomi dengan persentase 1,86 persen. 70

78 VI. FERTILITAS DAN KB Gambar 6.2 menunjukkan proporsi wanita usia tahun berstatus kawin yang pernah dan sedang menggunakan/memakai alat KB tahun 2015 untuk setiap kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Riau. Dapat dilihat persentase wanita usia tahun berstatus kawin yang pernah menggunakan/memakai alat/cara KB di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah 15,55 persen dan yang sedang menggunakan alat KB sebesar 66,79 persen. Gambar 6.2. Proporsi Wanita Usia Tahun Berstatus Kawin Yang Pernah Dan Sedang Menggunakan/Memakai Alat KB Tahun Sumber: BPS, Susenas ,55 Karimun Bintan Natuna Lingga Kep. Anambas Batam Tg.Pinang Kep. Riau Pernah Sedang 71

79 VI. FERTILITAS DAN KB Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan hidup per wanita usia tahun di Kepulauan Riau adalah 0,72 (Gambarl 6.3). Keadaan ini dirasa cukup baik, sehingga pemerintah dinilai berhasil dalam menekan jumlah kelahiran. Urutan kabupaten/kota menurut rata-rata jumlah anak lahir hidup per wanita usia tahun disajikan pada Gambar 6.3. Pada gambar tersebut terlihat bahwa ratarata jumlah anak lahir hidup per wanita usia tahun yang tertinggi terdapat di Kabupaten Natuna (0,99 anak) sedangkan Kabupaten Kepulauan Anambas menempati urutan tertinggi kedua yaitu 0,93 persen. Gambar 6.3 Rata-rata Jumlah Anak Lahir Hidup per Wanita Usia Tahun 2015 Natuna Kep. Anambas Lingga Karimun Bintan Tanjungpinang Kep. Riau Batam Sumber: BPS, Susenas

80 VI. FERTILITAS DAN KB Tabel 6.1. Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Umur Perkawinan Pertama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Umur Perkawinan Pertama Tipe Daerah Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Perkotaan 6,54 2,48 12,65 63,15 15,18 100,00 Perdesaan 4,43 5,12 17,62 61,14 11,69 100,00 Perkotaan+Perdesaan 5,26 4,09 15,68 61,92 13,05 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 73

81 VI. FERTILITAS DAN KB Tabel 6.2. Persentase Wanita Pernah Kawin Berumur Tahun yang Pernah Menggunakan/Memakai Alat KB dan yang Sedang Menggunakan/Memakai Alat KB Menurut Tipe Daerah di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Yang pernah menggunakan/ Yang sedang menggunakan/ Tipe Daerah memakai alat KB memakai alat KB (1) (2) (3) Perkotaan 18,66 63,57 Perdesaan 13,53 68,87 Perkotaan+Perdesaan 15,55 66,79 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

82 VI. FERTILITAS DAN KB Tabel 6.3. Persentase Wanita Berumur Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Tipe Daerah dan Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Alat/Cara KB yang Dipakai Tipe Daerah MOW/ AKDR/ Susuk Kondom Pantang Jumlah Suntikan Pil Tubektomi IUD KB pria berkala (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Perkotaan 0,00 2,29 41,87 5,99 47,18 0,00 2,67 100,00 Perdesaan 2,97 0,87 54,19 5,44 34,11 1,54 0,88 100,00 Perkotaan+Perdesaan 1,86 1,40 49,58 5,65 39,00 0,97 1,54 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 75

83 VI. FERTILITAS DAN KB Tabel 6.4.a Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Jumlah Anak Laki-laki yang Dilahirkan Hidup di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Jumlah anak laki-laki yang dilahirkan hidup Jumlah Tipe Daerah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Perkotaan 18,19 52,81 19,19 7,85 1,96 0,00 100,00 Perdesaan 19,66 42,16 21,96 15,07 0,68 0,47 100,00 Perkotaan+Perdesaan 19,07 46,41 20,86 12,19 1,19 0,28 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

84 VI. FERTILITAS DAN KB Tabel 6.4.b Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Jumlah Anak Perempuan yang Dilahirkan Hidup di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Jumlah anak perempuan yang dilahirkan hidup Jumlah Tipe Daerah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Perkotaan 19,29 47,30 26,58 5,84 0,99 0,00 100,00 Perdesaan 21,55 42,59 25,61 8,95 0,68 0,60 100,00 Perkotaan+Perdesaan 20,66 44,47 25,99 7,71 0,81 0,36 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 77

85 VI. FERTILITAS DAN KB Tabel 6.4.c Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Jumlah Anak yang Dilahirkan Hidup di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Jumlah anak yang dilahirkan hidup Jumlah Tipe Daerah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Perkotaan 16,81 39,94 29,61 10,88 0,99 1,75 100,00 Perdesaan 17,43 32,10 31,81 9,76 6,88 2,02 100,00 Perkotaan+Perdesaan 17,18 35,23 30,93 10,20 4,53 1,93 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

86 VI. FERTILITAS DAN KB Tabel 6.5.a Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Jumlah Anak Laki-laki yang Masih Hidup di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Jumlah anak laki-laki yang masih hidup Jumlah Tipe Daerah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Perkotaan 18,18 53,98 18,83 7,06 1,95 0,00 100,00 Perdesaan 24,01 41,99 21,84 11,01 0,68 0,47 100,00 Perkotaan+Perdesaan 21,69 46,77 20,63 9,44 1,19 0,28 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 79

87 VI. FERTILITAS DAN KB Tabel 6.5.b Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Jumlah Anak Perempuan yang Masih Hidup di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Jumlah anak perempuan yang masih hidup Jumlah Tipe Daerah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Perkotaan 19,28 49,86 25,76 5,10 0,00 0,00 100,00 Perdesaan 22,71 42,17 30,12 4,40 0,00 0,60 100,00 Perkotaan+Perdesaan 21,34 45,24 28,38 4,69 0,00 0,35 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

88 VI. FERTILITAS DAN KB Tabel 6.5.c Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Jumlah Anak yang Masih Hidup di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Jumlah anak yang masih hidup Jumlah Tipe Daerah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Perkotaan 16,81 43,65 28,45 9,33 0,00 1,76 100,00 Perdesaan 21,34 34,21 31,20 8,41 3,60 1,24 100,00 Perkotaan+Perdesaan 19,53 37,98 30,10 8,78 2,16 1,45 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 81

89 VI. FERTILITAS DAN KB Tabel 6.6.a Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Jumlah Anak Laki-laki yang Sudah Meninggal di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Jumlah anak laki-laki yang sudah meninggal Jumlah Tipe Daerah (1) (2) (3) (4) (5) Perkotaan 68,72 31,28 0,00 100,00 Perdesaan 35,68 58,23 6,09 100,00 Perkotaan+Perdesaan 41,92 53,15 4,93 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

90 VI. FERTILITAS DAN KB Tabel 6.6.b Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Jumlah Anak Perempuan yang Sudah Meninggal di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Jumlah anak perempuan yang sudah Tipe Daerah meninggal Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Perkotaan 31,28 52,82 15,90 100,00 Perdesaan 60,55 35,64 3,81 100,00 Perkotaan+Perdesaan 55,03 38,88 6,09 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 83

91 VI. FERTILITAS DAN KB Tabel 6.6.c Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Jumlah Anak yang Sudah Meninggal di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Jumlah anak yang sudah meninggal Jumlah Tipe Daerah (1) (2) (3) (4) (5) Perkotaan 98,75 1,05 0,20 100,00 Perdesaan 96,60 2,94 0,46 100,00 Perkotaan+Perdesaan 97,43 2,21 0,36 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

92 VI. FERTILITAS DAN KB Tabel 6.7 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Umur Hamil Pertama di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Umur hamil pertama Jumlah Tipe Daerah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Perkotaan 9,05 32,05 45,17 13,73 0,00 100,00 Perdesaan 7,62 41,69 38,70 10,23 1,76 100,00 Perkotaan+Perdesaan 8,19 37,88 41,25 11,61 1,07 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 85

93 VI. FERTILITAS DAN KB Tabel 6.8 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Tempat Memperoleh Alat/Cara KB Terakhir Kali di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Umur melahirkan pertama Jumlah Tipe Daerah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Perkotaan 7,83 26,78 49,39 16,00 0,00 100,00 Perdesaan 6,52 36,62 43,54 11,53 1,79 100,00 Perkotaan+Perdesaan 7,04 32,69 45,88 13,31 1,08 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

94

95

96 Permintaan terhadap rumah akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk, karena rumah merupakan kebutuhan dasar bagi manusia di samping pakaian dan makanan. Meningkatnya permintaan rumah harus diimbangi dengan penyediaan akan kebutuhan perumahan bagi penduduk. Informasi tentang perumahan menjadi penting untuk melihat sejauh mana masyarakat telah menikmati rumah. Dalam kor Susenas VII. PERUMAHAN dikumpulkan beberapa informasi yang beratap Asbes sebanyak 61,14 penting mengenai keadaan perumahan meliputi: status penguasaan bangunan tempat tinggal, jenis atap terluas, jenis menempati rumah dengan luas lantai 100 meter persegi atau lebih sekitar 29,55 persen. Kondisi dan kualitas rumah yang ditempati dapat menunjukkan keadaan sosial, ekonomi rumah tangga. Semakin baik kondisi dan kualitas rumah yang ditempati dapat menggambarkan semakin baik keadaan sosial ekonomi suatu rumah tangga. Secara umum di Kabupaten Kepulauan Anambas, penduduk pada umumnya bertempat tinggal di rumah persen (Tabel 7.2), berlantaikan kayu/papan sebanyak 67,17 persen (Tabel 7.3) dan berdinding kayu sebanyak 70,98 persen (Tabel 7.4). dinding terluas, luas lantai, sumber air minum, penggunaan fasilitas air minum, tempat pembuangan tinja, fasilitas tempat buang air besar, dan sumber penerangan. Luas lantai rumah (dalam meter persegi) yang ditempati rumah tangga dapat dijadikan pendekatan dalam menilai kesejahteraan rumah tangga. Secara umum di Kabupaten Kepulauan Anambas, rumah tangga yang menempati rumah dengan luas lantai kurang dari 50 meter persegi sekitar 26,75 persen, sedangkan yang 89

97 VII. PERUMAHAN Sumber air minum sangat mempengaruhi kualitas air minum. Sumber air minum yang sampai saat ini masih dianggap terbaik adalah air dalam kemasan, karena sifatnya yang higienis. Namun air dalam kemasan bermerek baru dikonsumsi oleh 1,10 persen dari seluruh rumah tangga di Kabupaten Kepulauan Anambas. Sedangkan untuk air isi ulang sudah dikonsumsi oleh 34,01 persen dari seluruh rumah tangga di Kabupaten Kepulauan Anambas (Tabel 7.5). Untuk sumber air minum bersih, konsep yang digunakan persen rumah tangga, yang jarak meliputi air kemasan, leding meteran, leding eceran, sumur bor/pompa, sumur terlindung, dan mata air terlindung. Khusus untuk sumur tersebut menggunakan sumber air bor/pompa, sumur terlindung harus memenuhi syarat jarak ke tempat pembuangan kotoran/tinja lebih dari 10 meter. Secara umum, persentase rumah tangga yang menggunakan leding meteran sebagai sumber air minum sebesar 1,08 persen, sedangkan leding eceran sebesar 0,29 persen (Tabel 7.5). Jarak dari sumber air minum (yang berasal dari pompa, sumur atau mata air) ke tempat penampungan kotoran juga mempengaruhi kualitas air minum. Jarak yang sehat antara sumber air minum dan tempat penampungan tinja adalah lebih dari 10 meter. Tetapi ada sekitar 0,70 sumber air minumnya ke tempat penampungan kotoran/tinja kurang dari 10 meter, padahal rumah tangga minum berupa pompa, sumur atau mata air (Tabel 7.6). 90

98 VII. PERUMAHAN Hasil Susenas 2015 menunjukkan sebagian besar rumah tangga mempunyai fasilitas air minum sendiri (83,46 persen), sebagian besar rumah tangga memperoleh air minum dengan cara tidak membeli (59,29 persen). Jika dilihat menurut fasilitas tempat buang air besar, secara umum sebagian besar rumah tangga sudah mempunyai fasilitas sendiri (94,97 persen), sementara itu rumah tangga yang tidak mempunyai fasilitas modern, serta tidak menimbulkan tempat buang air besar yaitu (1,09 persen). persen, dan yang tidak pakai kloset sebesar 0,20 persen. Kolam/ sawah/ sungai/ danau/ laut (kemungkinan besar adalah laut) merupakan tempat penampungan akhir tinja yang paling banyak digunakan rumah tangga yaitu sebesar 69,83 persen (Tabel 7.11). Listrik merupakan sumber penerangan yang lebih baik dibandingkan dengan jenis penerangan lainnya. Hal ini disebabkan listrik lebih praktis dan polusi. Rumah tangga yang mempunyai listrik dianggap Dari Tabel 7.10 diketahui mempunyai kesejahteraan lebih baik. persentase rumah tangga yang Persentase rumah tangga di menggunakan jamban leher angsa Kabupaten Kepulauan Anambas yang sebesar 40,34 persen, menggunakan listrik PLN sebagai cemplung/cubluk sebesar 51,77 sumber penerangan sebanyak 62,27 persen, plengsengan sebesar 7,69 persen. 91

99

100 VII. PERUMAHAN Tabel 7.1. Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Luas Lantai Rumah Tempat Tinggal (m 2 ) di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Tipe Daerah Luas Lantai ( m 2 ) Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) Perkotaan 27,24 42,64 16,66 13,46 100,00 Perdesaan 26,35 44,30 18,75 10,60 100,00 Perkotaan+Perdesaan 26,75 43,70 17,84 11,71 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 93

101 VII. PERUMAHAN Tabel 7.2. Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Jenis Atap Terluas di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tipe Daerah Beton Genteng Asbes Seng Kayu/sirap Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Perkotaan 4,98 1,40 43,18 47,79 1,75 0,90 100,00 Perdesaan 0,00 0,00 72,25 26,85 0,56 0,34 100,00 Perkotaan+Perdesaan 1,90 0,53 61,14 34,85 1,03 0,55 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

102 VII. PERUMAHAN Tabel 7.3. Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Jenis Lantai Terluas di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Tipe Daerah Marmer/ granit Keramik Kayu/papan kualitas tinggi Semen/ bata merah Kayu/papan kualitas rendah Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Perkotaan 5,06 31,07 27,20 17,72 18,95 0,00 100,00 Perdesaan 0,00 7,91 40,43 11,76 39,75 0,15 100,00 Perkotaan+Perdesaan 1,93 16,77 35,37 14,04 31,80 0,09 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 95

103 VII. PERUMAHAN Tabel 7.4. Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Jenis Dinding Terluas di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tipe Daerah Tembok Plesteran anyaman bambu /kawat Kayu Batang kayu Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Perkotaan 44,15 1,26 53,61 0,98 0,00 100,00 Perdesaan 14,28 1,39 81,73 2,25 0,35 100,00 Perkotaan+Perdesaan 25,69 1,35 70,98 1,76 0,22 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

104 VII. PERUMAHAN Tabel 7.5. Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Sumber Air Utama untuk Minum di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Tipe Daerah Air kemasan bermerk Air isi ulang Leding meteran Leding eceran Sumur bor/pompa & sumur terlindung Sumur tak terlindung Mata air terlindung Mata air tak terlindung Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) (10) (11) (12) Perkotaan 2,06 60,85 0,00 0,75 1,83 4,85 4,13 25,53 0,00 100,00 Perdesaan 0,51 17,41 1,76 0,00 3,78 7,95 3,97 64,33 0,29 100,00 Perkotaan+Perdesaan 1,10 34,01 1,08 0,29 3,04 6,76 4,03 49,51 0,18 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id Total 97

105 VII. PERUMAHAN Tabel 7.6. Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum dari Pompa/Sumur/Mata Air menurut Tipe Daerah dan Jarak ke Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja Terdekat di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tipe Daerah < 10 m 10 m Tidak tahu Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Perkotaan 0,00 16,89 83,11 100,00 Perdesaan 0,90 24,18 74,92 100,00 Perkotaan+Perdesaan 0,70 22,58 76,72 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

106 VII. PERUMAHAN Tabel 7.7. Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Penggunaan Fasilitas Air Minum di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Tipe Daerah Sendiri Bersama Umum Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Perkotaan 84,54 11,42 4,04 100,00 Perdesaan 83,17 15,88 0,95 100,00 Perkotaan+Perdesaan 83,46 14,92 1,62 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 99

107 VII. PERUMAHAN Tabel 7.8. Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Cara Memperoleh Air Minum di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tipe Daerah Membeli Langganan Tidak Membeli Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Perkotaan 61,93 5,96 32,11 100,00 Perdesaan 19,12 4,79 76,09 100,00 Perkotaan+Perdesaan 35,48 5,23 59,29 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

108 VII. PERUMAHAN Tabel 7.9. Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Tipe Daerah Sendiri Bersama Umum Tidak Ada Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) Perkotaan 89,86 7,02 0,88 2,24 100,00 Perdesaan 98,13 0,94 0,56 0,37 100,00 Perkotaan+Perdesaan 94,97 3,26 0,68 1,09 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 101

109 VII. PERUMAHAN Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kloset di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tipe Daerah Leher angsa Plengsenga n tanpa tutup Cemplung / cubluk Tidak pakai Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) Perkotaan 66,73 0,45 32,82 0,00 100,00 Perdesaan 24,32 12,09 63,27 0,32 100,00 Perkotaan+Perdesaan 40,34 7,69 51,77 0,20 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

110 VII. PERUMAHAN Tabel Persentase Rumahtangga Menurut Tipe Daerah dan Tempat Pembuangan Akhir Tinja di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 Tipe Daerah Tangki/ spal SPAL Kolam/Sawah/ Sungai/Danau/ Laut Lobang tanah Pantai/ Tanah lapang Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Perkotaan 24,78 0,75 58,87 14,13 1,47 100,00 Perdesaan 9,53 2,78 76,61 9,77 1,31 100,00 Perkotaan+Perdesaan 15,36 2,00 69,83 11,44 1,37 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 103

111 VII. PERUMAHAN Tabel Persentase Rumah Tangga menurut Tipe Daerah dan Sumber Penerangan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tipe Daerah Listrik PLN Listrik Non PLN Bukan Listrik Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Perkotaan 90,92 9,08 0,00 100,00 Perdesaan 44,54 54,28 1,18 100,00 Perkotaan+Perdesaan 62,27 37,00 0,73 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

112 VIII. KONSUMSI / PENGELUARAN 89

113

114 VIII. KONSUMSI / PENGELUARAN Tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga dapat dilihat melalui besarnya pendapatan yang diterima oleh rumah tangga yang bersangkutan. Mengingat data pendapatan yang akurat sulit diperoleh, maka pendekatan yang sering digunakan dalam setiap survei, termasuk Susenas, adalah melalui pendekatan pengeluaran rumah tangga. Pengumpulan data konsumsi/ pengeluaran melalui Susenas dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu (1) menggunakan pertanyaan Di sisi lain, konsumsi bukan rinci melalui Modul Konsumsi/ Pengeluaran yang dilaksanakan tiga sejak tahun 2015 digunakan Daftar Pertanyaan Konsumsi/ Pengeluaran (VSEN15.KP). Pada Tabel 8.1 disajikan mengenai distribusi pengeluaran perkapita sebulan menurut kelompok makanan dan non makanan dari hasil Susenas Maret 2015 pada daftar pertanyaan Konsumsi/ Pengeluaran. Konsumsi makanan di Kabupaten Kepulauan Anambas mencapai 48,04 persen dari total konsumsi, dimana perkotaan 45,90 persen lebih rendah dari perdesaan yang besarnya mencapai 49,64 persen. makanan penduduk perkotaan di Kabupaten Kepulauan Anambas tahun sekali (sebelum tahun 2002) mencapai 54,10 persen dari dan yang dilaksanakan setiap tahun pengeluaran lebih tinggi daripada mulai 2003 melalui pengumpulan data penduduk perdesaan sebesar 50,36 panel Susenas, dan (2) menggunakan persen. Secara keseluruhan pertanyaan tidak rinci melalui Kor, konsumsi bukan makanan penduduk yang datanya dikumpulkan setiap Kabupaten Kepulauan Anambas tahun sejak tahun Kemudian sebesar 51,96 persen

115

116 VIII. KONSUMSI / PENGELUARAN Tabel 8.1. Distribusi Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang Komoditas Makanan dan Tipe Daerah di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 (dalam persen) Komoditas Perkotaan Perdesaan Perkotaan & Perdesaan (1) (2) (3) (4) A. Makanan 1. Padi 4,04 5,33 4,78 2. Umbi-umbian 0,35 0,30 0,32 3. Ikan_udang 5,31 6,36 5,91 4. Daging 1,82 1,74 1,77 5. Telur_susu 3,78 4,70 4,30 6. Sayur-sayuran 3,75 4,25 4,04 7. Kacang-kacangan 0,52 0,40 0,45 8. Buah-buahan 1,46 0,98 1,19 9. Minyak dan lemak 1,44 2,28 1, Bahan minuman 1,45 2,24 1, Bumbu-bumbuan 0,65 1,00 0, Konsumsi lainnya 1,22 1,69 1, Makanan dan minuman jadi 12,65 11,04 11, Tembakau 7,46 7,33 7,39 Jumlah Makanan 45,90 49,64 48,04 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 109

117 VIII. KONSUMSI / PENGELUARAN Tabel 8.2. Distribusi Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang Komoditas Bukan Makanan dan Tipe Daerah di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015 (dalam persen) 110 B. Bukan Makanan Komoditas Perkotaan Perdesaan Perkotaan & Perdesaan (1) (2) (3) (4) 1. Perumahan dan Fasilitas Rumahtangga 33,35 30,37 31,65 2. Aneka Barang dan Jasa 11,03 10,66 10,82 3. Pakaian, alas kaki dan tutup kepala 2,93 2,77 2,83 4. Barang-barang yang tahan lama 2,69 1,73 2,14 5. Pajak dan asuransi 2,84 2,26 2,51 6. Keperluan Pesta dan Upacara 1,26 2,57 2,01 Jumlah Bukan Makanan 54,10 50,36 51,96 Sumber : BPS, Susenas Maret 2015 Jumlah 100,00 100,00 100,00 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

118 IX. KEADAAN SOSIAL EKONOMI LAINNYA 93

119

120 IX. KEADAAN SOSIAL EKONOMI LAINNYA Di dalam kuesioner Kor Susenas 2015 dicakup beberapa pertanyaan sosial ekonomi lainnya yang berkaitan dengan evaluasi kebijakan pemerintah dalam rangka pengentasan kemiskinan. Pertanyaan tersebut diantaranya mengenai pelayanan kesehatan gratis, pembelian beras murah/raskin, dan bantuan kredit usaha. Pertanyaan tambahan ini relatif berubah dari tahun ke tahun, sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang terjadi di masyarakat. Berikut ini uraian singkat pelayanan kesehatan tersebut gambaran kondisi sosial ekonomi penduduk dilihat dari karakteristik di atas. a. Pelayanan Kesehatan Gratis Salah satu upaya pemerintah dalam pengentasan kemiskinan di bidang kesehatan adalah dengan memberikan jaminan bagi keluarga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis atau subsidi. Terkait program tersebut pemerintah mendistribusikan kartu kepada rumah tangga miskin sebagai syarat untuk mendapatkan fasilitas tersebut, salah satunya adalah kartu Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Selain kartu tersebut, pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dapat menggunakan kartu atau surat-surat lainnya, seperti kartu sehat, surat miskin, dan lainnya. Secara umum berbagai kebijakan telah diambil dalam rangkan memeuhi kebutuhan pelayanan kesehatan pada penduduk. Tercatat ada 4 (lima) jaminan kesehatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas. Tujuan pokok kebijakan umumnya adalah peningkatan akses kesehatan pada penduduk. Jenis-jenis jaminan sosial dari hasil Susenas 2015 adalah Jaminan pensiun/veteran, Jaminan hari tua, Asuransi kecelakaan kerja, Jaminan/asuransi kematian dan Pesangon PHK. Lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 9.1. b. Beras Murah/ Raskin Pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog/Dolog) melaksanakan program pengadaan beras murah atau beras miskin (raskin) yang ditujukan bagi masyarakat miskin agar tercukupi kebutuhan pangannya. Hasil 113

121 IX. KEADAAN SOSIAL EKONOMI LAINNYA Susenas 2015 menunjukkan bahwa secara umum di Kabupaten Kepulauan Anambas terdapat 33,65 persen rumah tangga yang membeli beras murah/raskin selama 3 bulan terakhir. Pada umumnya rumah tangga membeli beras murah/raskin sebanyak kg yaitu sebanyak 85,59 persen. Secara lengkap dapat di lihat di Tabel 9.2. c. Kredit Usaha Dalam bidang pemberdayaan ekonomi rakyat, pemerintah mencanangkan program pemberian Penduduk yang melakukan kegiatan kredit usaha yang ditujukan kepada masyarakat ekonomi rendah dengan syarat-syarat tertentu. Pemberian 13,71 persen. Jika dibedakan kredit tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat yang memerlukan modal usaha skala kecil. Hasil Susenas 2015 menunjukkan bahwa persentase rumah tangga yang menerima kredit usaha selama setahun terakhir berdasarkan jenis kredit usaha, yang tertinggi adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) sebesar 5,49 persen. d. Akses Internet Berdasarkan hasil Susenas 2015 penduduk yang pernah mengakses internet dalam 3 bulan terakhir di Kabupaten Kepulauan Anambas sebanyak 11,90 persen. Sedangkan berdasarkan lokasi mengaksesnya, banyak penduduk yang mengakses internet di rumah sendiri dan di tempat kerja/kantor. Hal ini lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 9.4. e. Bepergian bepergian selama 1 September 2014 sampai 28 Februari 2015 sebanyak berdasarkan jenis kelamin, terlihat penduduk laki-laki lebih banyak yang bepergian dibandingkan penduduk perempuan yaitu sebesar 14,64 persen untuk laki-laki dan 12,71 persen untuk perempuan

122 IX. SOSIAL LAINNYA Tabel 9.1. Persentase Rumah Tangga yang Memiliki/ Menerima Jaminan Sosial Setahun Terakhir di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 dan 2015 Tahun Jamkesmas Jamkesda Jampersal JPK PNS/ Veteran/ Pensiun JPK Jamsostek Jaminan Kesehatan Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ,81 81,55 0,00 6,04 2,24 8,04 Sumber : BPS, Susenas 2014 Tahun Jaminan Pensiun/ Veteran Jaminan Hari Tua Asuransi Kecelakaan Kerja Jaminan/ Asuransi Kematian Pesangon Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) (1) (2) (3) (4) (5) (6) ,31 6,30 4,42 1,76 2,86 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 115

123 IX. SOSIAL LAINNYA Tabel 9.2. Persentase Rumah Tangga yang Membeli Beras Murah/Raskin selama 3 Bulan Referensi dan Jumlah Beras yang Dibeli di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Tahun % ruta yang membeli beras murah/raskin Jumlah beras yang dibeli selama 3 bulan terakhir (kg) Total % (1) (2) (3) (4) (5) (6) ,01 10,53 76,43 13,04 100, ,65 11,38 85,59 3,03 100,00 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

124 IX. SOSIAL LAINNYA Tabel 9.3 Persentase Rumah Tangga yang Menerima Kredit Usaha selama Setahun Terakhir menurut Jenis Kredit Usaha di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 dan 2015 Tahun PNPM Kredit Usaha Rakyat (KUR) Program Bank selain KUR Program Koperasi Perorangan Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ,56 1,92 9,27 1,06 0,00 0, ,49 3,90 3,97 0,23 1,88 0,70 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id 117

125 IX. SOSIAL LAINNYA Tabel 9.4. Persentase Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang Pernah Mengakses Internet Dalam Tiga Bulan Terakhir Menurut Lokasi Akses Internet Tahun 2014 dan Tahun % penduduk yang pernah mengakses Rumah internet dalam 3 sendiri Warnet Kantor Sekolah Handphone Lainnya bulan terakhir (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) ,69 5,09 5,81 35,66 10,59 85,08 15,02 Sumber : BPS, Susenas 2014 % penduduk yang Di dalam Bukan Tempat pernah mengakses Rumah Sekolah/ Tempat kendaraan Tahun rumah bekerja/ internet dalam 3 sendiri kampus umum yang sendiri Kantor bulan terakhir bergerak (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) ,90 71,03 38,94 50,01 16,18 45,67 9,41 Sumber : BPS, Susenas 2015 ttp:\\anambaskab.bps.go.id

126 IX. SOSIAL LAINNYA Tabel 9.5. Persentase Penduduk yang Bepergian selama 6 Bulan Kalender menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 dan 2015 Tahun Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Total (1) (2) (3) (4) 2014* 10,57 4,65 7, ,64 12,71 13,71 Sumber : BPS, Susenas 2015 * selama 3 bulan kalender ttp:\\anambaskab.bps.go.id 119

127

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67 RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

Penduduk: Usia: Status Perkawinan: Anak Lahir Hidup:

Penduduk: Usia: Status Perkawinan: Anak Lahir Hidup: Penduduk: Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

Lebih terperinci

Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Cirebon 2012 Kerjasama : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cirebon Dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Cirebon

Lebih terperinci

Katalog BPS: Katalog BPS:

Katalog BPS: Katalog BPS: Katalog BPS: 2204009 Katalog BPS: 2204009 PROFIL MIGRAN HASIL SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2011 2012 ISBN : 978-979-064-620-9 Katalog BPS : 2204009 No. Publikasi : 04140.1301 Ukuran Buku : 17,6 cm

Lebih terperinci

prancis Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bengkalis 2016 No. Publikasi: 14080.1620 Katalog: 4101002.1408 Ukuran Buku: 25,7 cm x 18,2 cm Jumlah Halaman: xi + 117 halaman Naskah: Seksi Statistik Sosial

Lebih terperinci

pareparekota.bps.go.id

pareparekota.bps.go.id INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE TAHUN 2015 ISSN : 2460-2450 Nomor Publikasi : 73720.1503 Katalog BPS : 4102004.7372 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : 87 Naskah : Seksi Statistik Sosial BPS Kota

Lebih terperinci

KERJASAMA : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BANDUNG DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG

KERJASAMA : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BANDUNG DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG KERJASAMA : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BANDUNG DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG ISBN : 979.486.906.6 No. Publikasi : 3273.0608 Katalog BPS : 4716.3273 Ukuran Buku : 28,0 x 21,5

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN WANITA 2014 ISSN : No. Publikasi : 5314.1420 Katalog BPS : 2104003.5314 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah Halaman : xiv + 31 halaman Naskah : BPS Kabupaten Rote Ndao Penyunting :

Lebih terperinci

DATA KULON. kulonprogokab.bps.go.id MENCERDASKAN BANGSA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KULON PROGO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KULON PROGO

DATA KULON. kulonprogokab.bps.go.id MENCERDASKAN BANGSA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KULON PROGO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KULON PROGO Katalog : 4101002.3401 STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN KULON PROGO s. go..b p go ka b on pr o ku l tp :// ht MENCERDASKAN BANGSA STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN KULON PROGO 2015 DATA

Lebih terperinci

Katalog :

Katalog : Katalog : 4102004.7372 KATA PENGANTAR Penyusunan buku Indikator Sosial Kota Parepare 2013 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tingkat kesejahteraan yang telah dicapai di Kota Parepare, dan sebagai

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

ii prancis Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bengkalis 2016/2017 ISBN: 978-602-8258-39-5 No. Publikasi: 14080.1713 Katalog: 4101002.1408 Ukuran Buku: 25,7 cm x 18,2 cm Jumlah Halaman: xiv + 166

Lebih terperinci

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN 2012 Ukuran buku : 21 cm x 29,7 cm Jumlah halaman : 60 + ix halaman Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Penyunting : Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor merupakan salah satu kegiatan tahunan yang diselenggarakan BPS untuk memenuhi kebutuhan data sosial ekonomi. Data yang dihasilkan Susenas Kor

Lebih terperinci

https://sitarokab.bps.go.id/

https://sitarokab.bps.go.id/ STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2015 I S B N : No. Publikasi : 71080.1625 Katalog BPS : 4101002.7108 Ukuran Buku : 21 X 29 cm Jumlah Halaman : iii + 117 halaman

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 4102004.1306 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Padang Pariaman 2013 ii INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA) KABUPATEN PADANG PARIAMAN 2013 Katalog BPS : 4102004.1306 No ISBN :

Lebih terperinci

STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA 2011 ISSN. 2086 1036 No Publikasi : 04220.1202 Katalog BPS : 4104001 Ukuran Buku : 28 Cm x 21 Cm Jumlah Halaman : xviii + 148 Halaman Naskah : Subdirektorat Statistik Pendidikan

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya May be cited with reference to the source

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya May be cited with reference to the source Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya May be cited with reference to the source Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penghitungan Indeks/Indikator

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: January 28, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2008 ISSN : No. Publikasi/Publication Number : 91522.09.12 Katalog BPS/BPS Catalog : 4101002.9100 Ukuran Buku/Book Size : 14.85x21 cm Jumlah Halman

Lebih terperinci

STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BANDUNG 2016

STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BANDUNG 2016 Katalog BPS : 4101002.3273 Katalog BPS : 4101002.3273 STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BANDUNG 2016 Badan Pusat Statistik Kota Bandung STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BANDUNG 2016 STATISTIK KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G / Katalog BPS : 4103.5371 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G 2 0 0 5 / 2 0 0 6 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KUPANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2005/2006 No. Publikasi : 5371.0612

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan

Lebih terperinci

Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Blitar Tahun 2015 Nomor Publikasi : 35052.1647 Katalog BPS : 4101002.3505 Naskah Oleh : Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit Oleh : Seksi Integrasi Pengolahan dan

Lebih terperinci

STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN SUMENEP 2016 Ukuran Buku : 21 cm x 29,7 cm Jumlah Halaman : v + 36 Naskah : Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten Sumenep Gambar Kulit : Seksi Statistik Sosial BPS

Lebih terperinci

4203002 2 Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2012 PROFIL KESEHATAN ffiu DAN ANAK 2012 Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2012 ISSN: 2087-4480 No. Publikasi: 04230.1202 Katalog BPS: 4203002 Ukuran Buku: 18,2 cm x

Lebih terperinci

BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN

BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN 2006 2010 BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN 2006 2010 Nomor Publikasi: 16522.11.04 Katalog BPS: 3101017.16 Naskah: Seksi Statistik

Lebih terperinci

madiunkota.bps.go.id

madiunkota.bps.go.id Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Madiun Tahun 2015 Nomor Publikasi : 35770.1610 Katalog BPS : 3101001.3577 Naskah oleh : Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit oleh : Seksi Statistik Sosial Diterbitkan

Lebih terperinci

STATISTIK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016

STATISTIK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016 Katalog : 4101014.53 STATISTIK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR ht tp :// n tt.b ps.g o. id TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR ps.b tt tp :// n ht id o..g

Lebih terperinci

https://rotendaokab.bps.go.id

https://rotendaokab.bps.go.id KATA PENGANTAR Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 disusun guna memenuhi kebutuhan pengguna data statistik khususnya data statistik sosial. Oleh karena itu BPS Kabupaten

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011

SURVEI SOSIAL EKONOMI DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011 SURVEI SOSIAL EKONOMI DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011 ISBN : 979 486 6199 Nomor Publikasi : 3204.1136 Nomor Katalog : 4716.3204 Ukuran Buku Halaman : 25,7 cm x 18,2 cm : 172 + ix Naskah Gambar kulit

Lebih terperinci

Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mamuju merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan BPS Kabupaten Mamuju. Publikasi ini memuat

Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mamuju merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan BPS Kabupaten Mamuju. Publikasi ini memuat Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mamuju merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan BPS Kabupaten Mamuju. Publikasi ini memuat gambaran umum tentang keadaan kesejahteraan di Kabupaten

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan. Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan. Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan merupakan Kabupaten urutan ke-13 dari 14 Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

Katalog BPS : Badan Pusat Statistik Kab. Tapanuli Tengah Jl. N. Daulay, Pandan Telp. (0631)

Katalog BPS : Badan Pusat Statistik Kab. Tapanuli Tengah Jl. N. Daulay, Pandan Telp. (0631) Katalog BPS : 4101014.1204 Badan Pusat Statistik Kab. Tapanuli Tengah Jl. N. Daulay, Pandan Telp. (0631) 371082 PERKEMBANGAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN TAHUN 2010-2011 PERKEMBANGAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 Katalog BPS : 4103.3375 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 Kerjasama BAPPEDA KOTA PEKALONGAN Dengan BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN

Lebih terperinci

STATISTIK GENDER 2011

STATISTIK GENDER 2011 STATISTIK GENDER 211 STATISTIK GENDER 211 ISBN: 978-979 - 64-46 - 9 No. Publikasi: 421.111 Katalog BPS: 21412 Ukuran Buku: 19 cm x 11 cm Naskah: Sub Direktorat Statistik Rumah tangga Gambar Kulit: Sub

Lebih terperinci

RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT

RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 merupakan survey yang berskala Nasional, sehingga untuk menganalisa tingkat propinsi perlu dilakukan suatu

Lebih terperinci

STATISTIK KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI 2014 ISSN : 2355-2964 Katalog BPS : 2301104.51 Nomor Publikasi : 51521.1502 Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm Jumlah Halaman : xi + 75 halaman Naskah : BPS Provinsi

Lebih terperinci

FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS STIKES HANG TUAH SURABAYA

FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS STIKES HANG TUAH SURABAYA FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS STIKES HANG TUAH SURABAYA A. DATA DASAR KELUARGA 1. Nama Kepala Keluarga :... 2. Umur :... 3. Agama :... 4. Pendidikan :... 5. Pekerjaaan :... 6. Suku :...

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 No. Publikasi : 5371.1012 Katalog BPS : 4103.5371 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman : 122 Halaman

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Katalog BPS : 4103.7371 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR KATA PENGANTAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Makassar 2015 disusun sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Laporan ditulis pada: November 29, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012 ABSTRAKSI Data yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan diantaranya adalah data

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

INIJIKATDR RAKYAT. ~~QI!i. l~e~ejaht&raan. Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan

INIJIKATDR RAKYAT. ~~QI!i. l~e~ejaht&raan. Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan INIJIKATDR l~e~ejaht&raan RAKYAT ~~QI!i Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN 2015

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

I. KETERANGAN TEMPAT. 1 Provinsi. 2 Kabupaten/Kota *) 3 Kecamatan. 4 Desa/Kelurahan *) 5 Klasifikasi desa/kelurahan 1. Perkotaan 2.

I. KETERANGAN TEMPAT. 1 Provinsi. 2 Kabupaten/Kota *) 3 Kecamatan. 4 Desa/Kelurahan *) 5 Klasifikasi desa/kelurahan 1. Perkotaan 2. RAHASIA VSENP09.K Dibuat set untuk BPS Provinsi SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2009 KETERANGAN POKOK RUMAH TANGGA DAN ANGGOTA RUMAH TANGGA [ SUSENAS PANEL MARET 2009 ] BADAN PUSAT STATISTIK I. KETERANGAN

Lebih terperinci

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Kata pengantar Publikasi Statistik Sosial Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 merupakan publikasi yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan Indeks Demokrasi Indonesia

Lebih terperinci

Profile Perempuan Indonesia

Profile Perempuan Indonesia Profile Perempuan Indonesia PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebangkitan nasional sebagai awal perjuangan perempuan yang terorganisir, ditandai dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia tingkat

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008

PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008 PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008 Kerjasama Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2008 PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

Katalog BPS: TAHUN 2010 KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANDUNG DENGAN BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG

Katalog BPS: TAHUN 2010 KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANDUNG DENGAN BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG Katalog BPS: 4716.3204 SURVEI SOSIAL EKONOMI DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2010 KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANDUNG DENGAN BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG SURVEI SOSIAL EKONOMI DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

LAMPIRAN DATA INDONESIA

LAMPIRAN DATA INDONESIA LAMPIRAN DATA LAPORAN NEGARA PIHAK SESUAI PASAL 44 KONVENSI LAPORAN PERIODIK KETIGA DAN KEEMPAT NEGARA PIHAK TAHUN 2007 INDONESIA - 1 - DAFTAR TABEL DAN GRAFIK TABEL Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Golongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi oleh pemerintah pusat dan daerah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat saat ini adalah masih tingginya angka kemiskinan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 INDIKATOR SOSIAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 Jumlah Halaman : ix + 77 halaman Naskah : BPS Kabupaten Pulau Morotai Diterbitkan Oleh : BAPPEDA Kabupaten Pulau

Lebih terperinci

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2017

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2017 SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2017 Mariet Tetty Nuryetty Badan Pusat Statistik Forum Informatika Kesehatan Indonesia ke 5 Mercure Hotel Surabaya, 9 November 2017 SDKI? salah satu survei sosial

Lebih terperinci

BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG

BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG KatalogBPS:4102004.18 Kerjasama BadanPerencanaanPembangunanDaerahLampung dan BadanPusatStatitistikProvinsiLampung BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI LAMPUNG 2012

Lebih terperinci

Data Sosial Ekonomi. Masyarakat Kabupaten Bandung Tahun 2008 (Publikasi Hasil SUSEDA 2008) Kerjasama Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung

Data Sosial Ekonomi. Masyarakat Kabupaten Bandung Tahun 2008 (Publikasi Hasil SUSEDA 2008) Kerjasama Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Data Sosial Ekonomi Masyarakat Kabupaten Bandung Tahun 2008 (Publikasi Hasil SUSEDA 2008) Kerjasama Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung dengan Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung Data Sosial

Lebih terperinci

KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010

KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010 ISSN 2087-7633 KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010 KERJASAMA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015 ABSTRAKSI Salah satu survei yang diselenggarakan oleh BPS secara rutin setiap tahun adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA TANGERANG SELATAN 2 0 1 4 ISSN : 2089-4619 Katalog BPS : 4102004.3674 Ukuran Buku : 25 cm x 17,6 cm Jumlah Halaman : x + 76 Halaman / pages Naskah: Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB III PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB III PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB III PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU Penduduk yang besar dan berkualitas akan menjadi aset yang sangat bermanfaat bagi pembangunan, namun sebaliknya penduduk yang besar tapi rendah kualitasnya

Lebih terperinci

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 Nomor ISBN : 979-599-884-6 Nomor Publikasi : 52085.11.08 Ukuran Buku : 18.2 x 25.7cm Jumlah Halaman : 50 Halaman Naskah : Dinas Komunikais

Lebih terperinci

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 ABSTRAKSI Proses pembangunan seringkali dilakukan hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, tanpa mempertimbangkan aspek

Lebih terperinci

PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013

PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013 PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013 ISBN: 978-979 - 064-666 - 7 No. Publikasi: 04210.1310 Katalog BPS: 2104010 Ukuran Buku: 11 cm x 19 cm Jumlah Halaman: vii + 48 Naskah: Subdirektorat Statistik

Lebih terperinci

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Laporan Pendahuluan Badan Pusat Statistik Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kementerian Kesehatan MEASURE DHS ICF International 1 Survei Demografi

Lebih terperinci

SENSUS PENDUDUK 1980

SENSUS PENDUDUK 1980 SP 80 - s TANPA RANGKAP DAFTAR RUMAH TANGGA REPUBLIK INDONESIA BIRO PUSAT STATISTIK SENSUS PENDUDUK 1980 PENCACAHAN SAMPLE RAHASIA I PENGENALAN TEMPAT KODE 1. Propinsi 1 2. Kabupaten / Kotamadya *) 3 3.

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: December 14, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 merupakan publikasi perdana yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan indikator keuangan

Lebih terperinci

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2013 merupakan publikasi kedua yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan indikator keuangan

Lebih terperinci

KATALOG BPS :

KATALOG BPS : KATALOG BPS : 3101013.6303 i INDIKATOR SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 No. Publikasi : 63030.1724 Katalog BPS: 3101013.6303 Ukuran Buku: 17.60 cm x 25.00 cm Jumlah Halaman: xiv +

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN DAERAH BINAAN

FORMAT PENGKAJIAN DAERAH BINAAN FORMAT PENGKAJIAN DAERAH BINAAN KABUPATEN : KECAMATAN : DATA DEMOGRAFI DAERAH BINAAN Kelurahan/ Desa : Rw / Rt : Luas Wilayah : Batas Wilayah : Sebelah Utara. Sebelah Selatan... Sebelah Timur... Sebelah

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG 2 0 1 3 ISSN: 2085-6016 Katalog BPS : 4101002.3601 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : 86 + xiii Halaman Naskah: Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit:

Lebih terperinci

KUESIONER PERAN IBU. Lampiran:

KUESIONER PERAN IBU. Lampiran: Lampiran: KUESIONER PERAN IBU Petunjuk Pengisian 1. Untuk pertanyaan A, B, C, D diharapkan mengisi jawaban sesuai kolom yang tersedia dan memilih satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 220/12/21/Th. V, 1 Desember 20 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 20 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI SEMAKIN TURUN Jumlah angkatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun

Lebih terperinci

Indikator Kesejahteraan Rakyat 2014

Indikator Kesejahteraan Rakyat 2014 Kabupaten Pinrang 1 Kabupaten Pinrang 2 Kata Pengantar I ndikator Kesejahteraan Rakyat (Inkesra) Kabupaten Pinrang tahun 2013 memuat berbagai indikator antara lain: indikator Kependudukan, Keluarga Berencana,

Lebih terperinci

BUKU 1D ANAK 0-36 BULAN

BUKU 1D ANAK 0-36 BULAN IR, POS, MAA, IM, NA, US, CP SURVEI PELAYANAN KESEHATAN DAN PENDIDIKAN BUKU 1D ANAK 0-36 BULAN ID ANAK 0-36 BULAN 4 Responden adalah ibu kandung atau pengasuh dari semua anak umur 0-36 bulan yang tinggal

Lebih terperinci

STATISTIK PEMUDA INDONESIA 2011 ISSN: 2086-1028 No. Publikasi/Publication Number: 04220.1201 Katalog BPS/BPS Catalogue: 4103008 Ukuran Buku/Book Size: 28 cm x 21 cm Jumlah Halaman/Pages: xxv + 190 halaman/pages

Lebih terperinci

PELAYANAN KONTRASEPSI dan RUJUKAN

PELAYANAN KONTRASEPSI dan RUJUKAN PELAYANAN KONTRASEPSI dan RUJUKAN Pelayanan Kontrasepsi Cara kontrasepsi secara tradisional dilakukan melalui minum jamu, mengurut, atau memijit rahim, memakai perintang bikinan sendiri, senggama terputus,

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013

Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013 ABSTRAKSI Migrasi Internasional dan remitan memegang peran yang penting bagi kondisi sosial ekonomi di Indonesia. Berdasarkan data Bank

Lebih terperinci

STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016

STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016 STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016 Data dan Informasi (1) Data a. Data adalah fakta berupa angka, karakter, simbol, gambar, tanda-tanda, isyarat, tulisan,

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2008 KETERANGAN POKOK RUMAH TANGGA DAN ANGGOTA RUMAH TANGGA [ SUSENAS JULI 2008 ]

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2008 KETERANGAN POKOK RUMAH TANGGA DAN ANGGOTA RUMAH TANGGA [ SUSENAS JULI 2008 ] BADAN PUSAT STATISTIK VSEN008.K Dibuat set untuk BPS Kab/Kota RAHASIA SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 008 KETERANGAN POKOK RUMAH TANGGA DAN ANGGOTA RUMAH TANGGA [ SUSENAS JULI 008 ] I. KETERANGAN TEMPAT

Lebih terperinci

ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013

ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013 ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013 ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013 No. Publikasi : 62520.1404 Katalog BPS : 4102004.62 Ukuran Buku Jumlah Halaman :15 cm x 21 cm :

Lebih terperinci

DAFTAR PARAMETER DASAR KEPENDUDUKAN TINGKAT NASIONAL, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

DAFTAR PARAMETER DASAR KEPENDUDUKAN TINGKAT NASIONAL, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA LAMPIRAN 1. DAFTAR PARAMETER DASAR KEPENDUDUKAN TINGKAT NASIONAL, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA No Tabel A KUANTITAS 1 Jumlah penduduk Banyaknya orang yang sudah SP (2000, SP (2000, SP (2000, BPS Sensus

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual Katalog BPS : 4102004.8172 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MALUKU TENGGARA Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual Tahun 2012 ISSN : 0216.4769 Katalog BPS

Lebih terperinci

PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015

PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015 PENDATAAN TAHUN 2015 Disampaikan oleh: Direktur Pelaporan dan Statistik Drs. Sjafrul, MBA PENDATAAN TAHUN 2015 GAMBARAN UMUM HASIL PK2015 NO SUMBER DATA JUMLAH KK % 1. PROYEKSI KK 2015 70.148.171 2. TERDATA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR 1. Penyebaran Penduduk Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat Propinsi Sulawesi Selatan dengan batas-batas

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN PESISIR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1421 Katalog BPS : 1101001.2102.063 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Definisi Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio: pengumpulan, penerimaan, pandangan, dan pengertian. Persepsi adalah kesadaran intuitif

Lebih terperinci