madiunkota.bps.go.id

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "madiunkota.bps.go.id"

Transkripsi

1

2 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Madiun Tahun 2015 Nomor Publikasi : Katalog BPS : Naskah oleh : Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit oleh : Seksi Statistik Sosial Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Kota Madiun Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya.

3 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Dengan memanjatkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas nikmat dan hidayahnya semata maka Badan Pusat Statistik Kota Madiun dapat menerbitkan Statistik Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kota Madiun Tahun Laporan ini memuat informasi tentang beberapa indikator kesejahteraan rakyat meliputi Kependudukan, Pendidikan, Kesehatan, Perumahan, Pengeluaran per Kapita dan Sosial Ekonomi Rumahtangga. Sumber data berasal dari SUSENAS tahun Untuk memudahkan interpretasi, publikasi ini disajikan dalam bentuk ulasan ringkas yang dilengkapi dengan tabel dan grafik, dengan harapan para pengguna data secara cepat dan mudah dapat memahaminya. Akhirnya, ucapan terimakasih disampaikan kepada semua pihak hingga terwujudnya buku ini. Saran dan kritik dari pemakai data sangat diharapkan untuk perbaikan penulisan yang akan datang Wasalamu aikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Madiun, Agustus 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MADIUN KEPALA FIRMAN BASTIAN NIP.: i

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI i ii PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Penulisan Metodologi KEPENDUDUKAN 2.1. Pertumbuhan Penduduk dan Sex Ratio Struktur Umur Penduduk Menurut Status Perkawinan Umur Perkawinan Pertama Keluarga Berencana... 3 KESEHATAN 3.1. Keluhan Utama Kesehatan dan Upaya Pengobatan Kesehatan Balita Penolong Kelahiran Pemberian ASI 5 PENDIDIKAN 4.1. Angka Melek Huruf Partisipasi Sekolah Penduduk Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan... 7 PERUMAHAN 5.1. Kualitas Bangunan Tempat Tinggal Fasilitas Tempat Tinggal PENGELUARAN PERKAPITA 6.1. Distribusi Pengeluaran Pola Pengeluaran SOSIAL EKONOMI RUMAHTANGGA 7.1. Pelayanan Kesehatan Gratis Beras untuk Masyarakat Miskin (Raskin) Kredit Usaha PENUTUP ii

5 1 PENDAHULUAN D alam rangka memenuhi kebutuhan data sosial ekonomi, maka Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun berupaya menerbitkan indikator sosial ekonomi yang bersumber dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2015 yang mencakup data Kependudukan, Pendidikan, Ketenagakerjaan, Perumahan dan Pengeluaran per Kapita. Statistik Kesejahteraan Rakyat (Kesra) ini disajikan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai data terutama pemerintah agar dengan mudah mengetahui kondisi sosial ekonomi wilayahnya secara cepat untuk pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan. 1.1 Latar Belakang K ebutuhan data sosial ekonomi di suatu daerah sangatlah diperlukan. Dengan demikian dapat diketahui dengan cepat tingkat keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah khususnya Pemerintah Kota Madiun. Salah satu data series yang mencakup keadaan sosial ekonomi adalah data Susenas karena dilaksanakan secara tahunan oleh Badan Pusat Statistik di seluruh Indonesia, yang meliputi aspek kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan dan pengeluaran per kapita. 1.2 Tujuan Penulisan A dapun penulisan buku ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai data terutama pemerintah daerah agar dengan mudah mengetahui kondisi sosial ekonomi di wilayah Kota Madiun sehingga diharapkan dapat mengambil kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat. 1.3 Metodologi Sampel Susenas 2015 di Kota Madiun tersebar di seluruh kecamatan dalam wilayah Kota Madiun. Pelaksanaan lapangan dilakukan dengan wawancara langsung antara petugas survei dengan responden terpilih. Sebelum pelaksanaan Susenas diadakan Pelatihan petugas dan saat pendataan petugas pencacah dan pengawas bersamasama turun kelapangan untuk mempercepat pelaksanaan dan menjaga kualitas serta keakuratan data yang dikumpulkan. Statistik Kesra Kota Madiun Tahun

6 2 KEPENDUDUKAN S alah satu masalah mendasar dalam pembangunan yang perlu mendapat perhatian adalah kependudukan. Jumlah penduduk yang besar merupakan sumber daya manusia yang menguntungkan jika diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia Pertumbuhan Penduduk dan Sex Ratio J umlah penduduk perempuan sedikit lebih besar dibanding penduduk laki-laki. Persentase penduduk lakilaki tahun 2015 sebesar 48,35 persen dan perempuan 51,65 persen. Nilai sex ratio tahun 2015 sebesar 93,60, tahun 2014 sebesar 93,65 dan tahun 2013 sebesar 93,84. Nilai sex rasio ini menunjukkan perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan. Di tahun 2015 nilai sex ratio menunjukkan bahwa setiap 100 orang perempuan ada 93 orang laki-laki. TABEL 2.1: Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki 48,41 48,36 48,35 Perempuan 51,59 51,64 51,65 Sex Ratio 93,84 93,65 93, Struktur Umur S truktur umur penduduk Kota Madiun menggambarkan bahwa dari tahun 2013 sampai 2015, persentase penduduk berusia produktif tahun lebih besar dibanding kelompok umur lainnya yaitu 67,52 persen pada tahun 2013, 69,12 persen pada tahun 2014 dan 69,98 persen pada tahun Jika dibandingkan antara penduduk laki-laki dan perempuan terdapat pola yang sama sehingga relatif tidak ada perbedaan persentase kelompok umur berdasarkan jenis kelaminnya. Tabel Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin L 26,40 66,94 6,67 P 23,74 68,08 5,81 L+P 25,03 67,52 7, L 24,33 68,95 6,72 P 21,61 69,28 9,11 L+P 22,92 69,12 7, L 23,39 70,07 6,54 P 20,85 69,88 9,27 L+P 22,07 69,98 7,59 Angka ketergantungan (Depedency Ratio) di Kota Madiun sebesar 48,10 tahun 2013, 44,66 tahun 2014 dan 42,91 tahun Nilai ini menunjukkan perbandingan jumlah penduduk usia non produktif (0-14 tahun dan 65+) terhadap penduduk usia produktif (15-64 tahun). Semakin rendahnya angka ketergantungan ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat karena beban yang ditanggung relatif semakin berkurang. Sedangkan rasio ketergantungan anak (Child Depedency Ratio) tahun 2015 sebesar 31,55 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya (33,16 di tahun 2014). Hal ini berbanding lurus dengan menurunnya nilai rasio ketergantungan lanjut usia (Old Depedency Ratio) pada tahun 2015 sebesar 11,36 sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 11,50. Statistik Kesra Kota Madiun Tahun

7 Angka Depedency Ratio ini dapat diartikan setiap 100 orang usia produktif menanggung 31 anak dan 11 orang lanjut usia. Tabel Dependency Ratio menurut Kelompok Umur Keterangan Dependency Ratio 48,10 44,66 42,91 Child Dependency 37,07 33,16 31,55 Ratio Old Dependency Ratio 11,03 11,50 11,36 Sedangkan umur perkawinan pertama dibawah 16 tahun mengalami penurunan dari tahun ketahun, pada tahun 2013 sebesar 10,03 persen menjadi 9,19 persen pada tahun 2014 dan 1,60 persen pada tahun Hal tersebut mencerminkan sudah cukup tingginya kesadaran masyarakat untuk menunda perkawinan dan mendukung program pemerintah yaitu program wajib belajar Penduduk Menurut Status Perkawinan S tatus perkawinan sebagian besar penduduk Kota Madiun adalah berstatus kawin yaitu 52,64 persen, untuk penduduk laki-laki sebesar 52,72 persen dan perempuan 52,56 persen. Sedangkan perbedaan yang significant terdapat antara penduduk laki-laki dan perempuan yang berstatus cerai mati, laki-laki sebesar 2,07 persen sedangkan perempuan mencapai 11,05 persen. Tabel Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Status Perkawinan Tahun 2015 Jenis Kelamin Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati L 33,95 60,76 1,88 3,41 P 26,43 57,21 2,64 13,73 L + P 30,03 58,91 2,27 8, Umur Perkawinan Pertama S alah satu komponen yang ber pengaruh besar dalam pertumbuhan penduduk adalah kelahiran. Sedangkan jumlah kelahiran dipengaruhi beberapa faktor antara lain umur perkawinan pertama, penerapan cara pengaturan kelahiran, kondisi lingkungan, pendidikan dan ekonomi keluarga. Umur perkawinan pertama perempuan di Kota Madiun sebagian besar pada usia tahun yaitu 69,14 persen, hal tersebut sudah sesuai dengan anjuran pemerintah agar menikah pada usia yang cukup dewasa sehingga akan mengurangi resiko kematian bayi. Tabel Persentase Perempuan Menurut Umur Perkawinan Pertama Kel. Umur ,03 9,67 1, ,98 10,52 9, ,87 52,25 69, ,12 27,56 20, Keluarga Berencana D engan adanya pengaturan jumlah anak diharapkan penundaan usia perkawinan pertama, penurunan dan penjarangan tingkat kelahiran dapat dirasakan. Dalam penulisan ini yang akan dibahas adalah pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan alat/cara KB yang sedang digunakan. Tabel Persentase PUS menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan Alat/Cara KB MOW/Tubektomi 15,59 11,43 14,68 MOP/Vasektomi - 1,49 - IUD/Spiral 22,95 21,37 20,67 Suntikan KB 44,41 43,14 42,35 Susuk KB 0,47 7,27 1,86 Pil KB 5,16 10,57 13,06 Kondom 2,63 2,72 4,49 Tradisional 8,80 0,58 2,89 Pasangan usia subur (15-49 tahun) di Kota Madiun terbesar menggunakan suntikan KB sebagai alat kontrasepsi diikuti IUD/spiral dan pil KB, sedangkan yang paling sedikit digunakan adalah MOP/Vasektomi. Penggunaan susuk KB dan pil KB mengalami kenaikan significant. Statistik Kesra Kota Madiun Tahun

8 3 KESEHATAN S arana dan prasarana kesehatan perlu dikembangkan dalam upaya perbaikan derajat kesehatan masyarakat yang pelaksanaannya memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat. Sasaran utama pelayanan kesehatan adalah golongan berpenghasilan rendah. Hal ini akan dapat terwujud apabila didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti tersedianya fasilitas kesehatan dan tenaga medis terlatih serta mudahnya akses terhadap prasarana kesehatan tersebut oleh masyarakat Keluhan Utama Kesehatan dan Upaya Pengobatan K eluhan kesehatan yang dialami peduduk Kota Madiun relatif tidak sedikit. Di tahun 2015 sejumlah 37,57 penduduk mempunyai keluhan kesehatan. Jika dibandingkan tahun sebelumnya ada sedikit peningkatan. Tidak ada perbedaan yang cukup significant antara penduduk laki-laki dan perempuan yang mengalami keluhan kesehatan. Grafik Persentase Penduduk yang Berobat Jalan ,82 49,9 37,51 50,91 37,99 58,9 37,96 47,02 54,71 Lk Pr Lk+Pr Tabel Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Keluhan Kesehatan Laki-laki 31,33 27,59 37,35 Perempuan 36,46 29,55 37,78 Total 33,98 30,92 37,57 Dari hasil Susenas diketahui bahwa penduduk Kota Madiun jika mempunyai keluhan kesehatan akan berobat jalan sebesar 47,02 persen. Jika dibanding tahun sebelumnya sedikit mengalami penurunan. Masyarakat Kota Madiun jika berobat jalan sebagian besar ke praktek dokter yaitu sebesar 43,82 persen, ini terutama untuk segmen masyarakat menengah keatas. Sedangkan untuk segmen masyarakat menengah kebawah jika berobat jalan mereka pergi ke Puskesmas yaitu sebesar 39,39 persen. Tabel Persentase Penderita menurut Cara Berobat Jalan Fasilitas Kesehatan RS Pemerintah 15,57 19,08 14,26 RS Swasta 5,03 3,17 3,23 Praktek Dokter 34,59 34,76 43,82 Puskesmas 41,11 28,77 39,39 Statistik Kesra Kota Madiun Tahun

9 3.2. Kesehatan Balita Pemberian ASI A nak sejak dalam kandungan sampai usia 5 tahun (balita) perlu mendapatkan perhatian khusus agar mempunyai pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Balita sangat mudah terjangkit oleh penyakit dan sangat rawan terhadap kekurangan gizi. Faktor lain yang juga perlu diperhatikan adalah penolong kelahiran dan lamanya pemberian ASI (Air Susu Ibu) Penolong Kelahiran Di Kota Madiun proses persalinan yang ditolong oleh bidan sangat dominan yaitu diatas 50 persen baik pada penolong persalinan pertama maupun terakhir. Tabel Persentase Balita Menurut Penolong Terakhir Kelahiran Tenaga Penolong Kelahiran Dokter 37,08 39,80 47,33 Bidan 60,72 60,20 52,67 Lainnya 2,2 - - Untuk penolong kelahiran terakhir terbesar di tahun 2015 adalah bidan yaitu sebesar 52,67 persen. Dibandingkan tahun sebelumnya terjadi peningkatan untuk kelahiran yang ditolong oleh dokter, hal ini bisa disebabkan semakin banyaknya persalinan secara operasi sehingga butuh tenaga ahli dokter untuk menjaga keselamatan ibu dan bayi. ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan terbaik bagi bayi terutama bagi bayi di bawah 6 bulan. Program pemerintah dengan ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja bagi bayi di bawah 6 bulan, hal ini terbukti efektif untuk mengurangi terjadinya berbagai penyakit pada bayi karena dalam ASI sudah mengandung zat imun untuk mencegah berkembangnya penyakit bagi bayi. Tabel Persentase Balita Menurut Lamanya Diberi ASI Tahun Bulan ,92 22, ,25 22,91 59, ,51 23,09 23, ,93 8,91 8, ,39 22,88 22,88 Bayi di Kota Madiun pada tahun 2014 sebagian besar yang telah diberi ASI selama lebih dari 24 bulan (2 tahun) yaitu 22,88 persen. Tapi untuk bayi yang hanya diberi ASI kurang dari 5 bulan pada tahun 2014 mengalami sedikit peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Hal tersebut sangat mungkin semakin banyaknya bayi yang diberi makanan lain selain ASI sebelum 5 bulan semisal pisang maupun susu formula karena semakin banyaknya ibu muda yang dituntut untuk bekerja sehingga tidak bisa sepenuhnya memberikan ASI eksklusif untuk bayinya. Statistik Kesra Kota Madiun Tahun

10 4 PENDIDIKAN P endidikan pada hakekatnya adalah pengembangan pribadi baik dengan pendidikan formal maupun non formal dan berlangsung seumur hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka pola pikir logis akan semakin berkembang, selanjutnya kreatifitas dan produktifitas akan semakin meningkat Angka Melek Huruf 4.2. Partisipasi Sekolah A ngka Melek Huruf (AMH) adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang mempunyai kemampuan baca tulis dengan jumlah penduduk seluruhnya. AMH ini merupakan salah satu gambaran kualitas pendidikan masyarakat di suatu daerah. Tabel 4.1. Persentase Penduduk 10 tahun keatas menurut Jenis Kelamin dan Kemampuan Baca Tulis Angka Melek Huruf Laki-laki 99,21 97,38 99,76 - Perempuan 95,66 95,37 97,39 Total 97,32 96,05 98,52 Angka Buta Huruf - Laki-laki 0,79 2,62 0,24 - Perempuan 4,35 4,63 2,61 Total 2,69 3,95 1,48 Masyarakat Kota Madiun sebagian besar dapat membaca dan menulis yaitu ditunjukkan dengan besarnya Angka Melek Huruf (AMH) sebesar 98,52 pada tahun Nilai AMH dibandingkan tahun 2014 mengalami kenaikan dimana nilai AMH sebesar 96,05. A ngka Partisipasi Sekolah (APS) adalah angka perbandingan antara banyak nya penduduk yang masih sekolah dalam kelompok usia tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada kelompok usia yang sama. Jika APS bernilai 100 menunjukkan bahwa seluruh anak dalam kelompok usia sekolah tertentu masih bersekolah seluruhnya. Tabel 4.2. Angka Partisipasi Sekolah menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Usia Sekolah APS SD (7-12 th) Laki-laki Perempuan Total APS SMP (13-15 th) Laki-laki Perempuan Total APS SMA (16-18 th) Laki-laki 88,47 88,54 86,79 Perempuan 66,78 75,05 88,91 Total 78,70 81,73 87,77 APS PT (19-24 th) Laki-laki 23,53 27,21 43,37 Perempuan 25,66 26,18 32,97 Total 24,74 26,67 38,10 Statistik Kesra Kota Madiun Tahun

11 Dari tabel 4.2 diatas diketahui pada tahun 2015 untuk kelompok umur 7-12 tahun atau setingkat SD dan umur tahun atau setingkat SMP nilai APS masing-masing sebesar 100 dan untuk SMA sebesar 87,77. Sedangkan untuk nilai APS PT cenderung masih rendah yaitu 38,10. Ada perbedaan yang cukup significant untuk APS PT laki-laki dan perempuan, hal ini perlu diperhatikan untuk kesetaraan gender yang masih perlu ditingkatkan lagi Penduduk Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan S uatu daerah dapat dikatakan maju pendidikannya bila tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh sebagian besar penduduk cukup tinggi. Pada tahun 2015, penduduk dengan jenjang pendidikan tertinggi SMA sebesar 42,96 persen. Bila dilihat dari jenis kelamin, maka penduduk laki-laki sebesar 46,39 persen dan penduduk perempuan 39,83 persen. Sedangkan penduduk yang memiliki pendidikan tertinggi di perguruan tinggi sebanyak 19,07 persen, antara penduduk laki-laki dan perempuan yang memiliki pendidikan tertinggi Perguruan tinggi relative sama. Tabel 4.3. Persentase Penduduk 10 tahun keatas menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Laki-laki *) Tidak punya 8,06 10,44 1,89 SD 15,63 17,87 11,26 SMP 16,62 15,09 21,33 SMA 43,74 39,72 46,39 PT ,87 19,13 Perempuan Tidak punya 15,75 13,64 6,46 SD 16,28 20,20 16,31 SMP 15,34 16,10 18,39 SMA 35,45 31,61 39,83 PT 17,18 18,45 19,01 Total Tidak punya 12,07 12,11 4,28 SD 15,97 19,08 13,90 SMP 15,95 15,62 19,80 SMA 39,42 35,49 42,96 PT 16,59 17,70 19,07 Ket : *) Untuk tahun 2015 penduduk 15 tahun keatas. Statistik Kesra Kota Madiun Tahun

12 5 PERUMAHAN P erumahan adalah kebutuhan pokok manusia setelah pangan dan sandang, oleh karena itu ketiga kebutuhan tersebut tidak dapat dipisahkan. Rumah yang baik tidak sekedar berfungsi sebagai tempat berteduh, tetapi lebih dari itu rumah harus memberikan rasa aman, nyaman dan memenuhi standart kesehatan Kualitas Bangunan Tempat Tinggal D alam membuat rumah hendaknya diperhatikan kualitas bangunan karena akan berpengaruh pada keamanan, kenyamanan dan kesehatan seluruh anggota rumahtangga. Tabel Persentase Banyaknya Rumah Tangga menurut Luas Lantai Luas lantai (m 2 ) < 20 1,86 3,73 3, ,00 17,08 18, ,17 38,49 35, ,87 22,10 20, ,09 18,60 21,99 Luas lantai rumah di Kota Madiun terbesar adalah meter persegi, yaitu sebesar 35,16 persen di tahun Rumah dikatakan memenuhi standart jika mempunyai luas lantai lebih dari 50 meter persegi, dengan lantai bukan tanah/bambu, dinding terluas tembok dan atap layak (beton/genting/seng/asbes). Di Kota Madiun lebih dari 70 persen perumahan mempunyai luas lantai lebih dari 50 m 2 sedangkan untuk lantai bukan tanah/bambu, dinding tembok dan beratap layak lebih dari 90 persen sudah memenuhi standart. Pada tahun 2015 sebesar 99,11 persen rumah memiliki lantai bukan tanah/bambu, 99,3 persen berdinding tembok dan 98,05 persen beratap beton/genting. Grafik Persentase Banyaknya Rumah Tangga menurut Luas Lantai Atap beton/dinding Dinding tembok Lantai bukan tanah Luas lantai ,43 94,32 99,68 96,51 95,89 99,06 80,14 79,19 77, ,05 99,3 99, Fasilitas Tempat Tinggal Rumah yang lengkap jika terdapat fasilitas perumahan seperti halnya sarana penerangan, sumber air minum dan MCK yang memadai. Di Kota Madiun sudah semua rumah yang ada menggunakan listrik PLN sebagai sumber penerangan pada tahun Sedangkan rumah yang sudah mempunyai fasilitas air bersih mencapai 99,54 persen. Untuk rumah yang saluran pembuangannya menggunakan tangki septik sebesar 97,13 persen. Dengan data yang ada dapat ditarik kesimpulan bahwa rumah-rumah di Kota Madiun sebagian besar telah mempunyai fasilitas yang layak. Statistik Kesra Kota Madiun Tahun

13 Tabel 6.2. Persentase Rumahtangga menurut Fasilitas Tempat Tinggalnya Fasilitas Listrik PLN 98, Air bersih 99,99 99,54 99,54 Tangki Septik 96,77 99,52 97,13 Telepon 24,30 16,19 16,81 Handphone 93,10 94,87 95,20 Jumlah rumahtangga yang memiliki telepon rumah dari tahun ke tahun cenderung menurun dan berbanding terbalik dengan persentase rumahtangga yang memiliki handphone atau telepon genggam. Di tahun 2015 rumahtangga yang memiliki telepon sebesar 16,81 persen, sedangkan rumahtangga yang memiliki handphone sebesar 95,20 persen. Statistik Kesra Kota Madiun Tahun

14 6 PENGELUARAN PERKAPITA D ari segi ekonomi, kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan pengeluaran per kapita. Pendekatan ini digunakan karena pada umumnya untuk memperoleh data tentang pendapatan atau penerimaan penduduk masih mengalami kesulitan Distribusi Pengeluaran 6.2. Pola Pengeluaran P ada dasarnya pendapatan penduduk dikatakan cukup jika telah dapat mencukupi kebutuhan pokok makan dan sandang. Tetapi di masa sekarang kebutuhan tersebut tidaklah cukup karena ada kebutuhan lain seperti kesehatan dan pendidikan. Tabel Persentase Rumah Tangga menurut Kelompok Pengeluaran per Kapita per Bulan Kel.Pengeluaran Perkapita(Rp) < ,73 0,50 0, ,13 4,00 1, ,10 23,92 13, ,13 19,54 19, ,88 17,91 16,07 >= ,02 34,12 49,23 Distribusi pengeluaran perkapita Kota Madiun tahun 2015 terbesar pada kelompok pengeluaran diatas Rp ,- sebesar 49,23 persen diikuti kelompok pengeluaran Rp ,- s/d Rp ,- sebesar 19,94 persen. Untuk kelompok pengeluaran dibawah Rp ,- tidak ada. Perubahan yang cukup significant dari tahun 2013 sampai 2015 adalah adanya perubahan kelompok pengeluaran perkapita diatas Rp ,- perbulan dari 28,02 persen di tahun 2013 menjadi 49,23 di tahun Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pengeluaran perkapita yang cukup significant. P ola pengeluaran untuk konsumsi makanan dan non makanan dapat menunjukkan seberapa majunya masyarakat di suatu wilayah. Jika konsumsi untuk non makanan cenderung lebih besar daripada konsumsi makanan maka daerah tersebut dikatakan tipekal perkotaan dan relatif lebih maju. Pengeluaran perkapita per bulan penduduk Kota Madiun tahun 2015 sebesar Rp ,-, mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2014 Rp ,-. Grafik 6.2. Persentase Pengeluaran Rumah Tangga menurut Jenis Pengeluaran per Kapita per Bulan ,75 43,97 Makanan 35,66 60,25 64,34 56,03 Non Makanan Di Kota Madiun pada tahun 2015, pengeluaran perkapita untuk makanan sebesar 35,66 persen), sedangkan untuk konsumsi non makanan sebesar 64,34 persen. Jika dibandingkan keadaan tahun sebelumnya konsumsi makanan mengalami penurunan dan sebaliknya untuk konsumsi non makanan mengalami peningkatan. Statistik Kesra Kota Madiun Tahun

15 7 SOSIAL EKONOMI RUMAHTANGGA D ari segi sosial ekonomi rumahtangga, ada beberapa variabel yang dipakai antara lain mengenai program pengentasan kemiskinan, aset dan jaminan yang dimiliki rumahtangga, teknologi komunikasi dan informasi yang dikuasai rumahtangga Pelayanan Kesehatan Gratis P rogram pelayanan kesehatan gratis yang dicakup adalah pemeriksaan kesehatan/berobat, pemeriksaan KB, pemasangan alat KB, melahirkan, terwasuk rawat inap yang tidak dikenakan pungutan biaya atau hanya dikenakan biaya administrasi saja. Tahun 2015 ada penambahan jenis jaminan pembiayaan/asuransi kesehatan yaitu BPJS Kesehatan. Di Kota Madiun tahun 2015 masyarakat terbanyak mempunyai jaminan kesehatan berupa Jamkesmasda, hal ini merupakan salah satu program Pemerintah Kota Madiun yang menjamin kesehatan seluruh warga Kota Madiun yang belum punya jaminan kesehatan. Tabel. 7.1 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Jaminan Pembiayaan/Asuransi Kesehatan Jenis Kartu Tahun 2015 ada 6,60 persen masyarakat Kota Madiun yang menerima bantuan tunai terkait pengurangan subsidi BBM oleh pemerintah. Sedangkan ratarata bantuan yang diterima adalah Rp , Beras untuk Masyarakat Miskin (Raskin) Jumlah keluarga yang mendapatkan beras untuk masyarakat miskin (raskin) dalam 3 bulan terkhir juga meningkat dalam setahun terakhir, di tahun 2015 jumlah rumahtangga yang pernah membeli raskin sebesar 27,39 persen dengan rata-rata yang dibeli 11,40 kg seharga Rp ,- per kg. Jika dicermati dari harga rata-rata beras raskin per kilogram yang dibeli oleh masyarakat ada kenaikan harga dari Rp ,- di tahun 2013 menjadi Rp ,- di tahun Sedangkan jika dilihat dari rata-rata jumlah beras raskin yang dibeli oleh masyarakat dari 5,11 kg di tahun 2013 menjadi 11,40 di tahun BPJS Kesehatan ,96 Jamkesmas 21,12 15,55 10,82 Jamkesda 28,62 11,23 39,89 JPK PNS 29,18 33,73 17,80 BPJS Ketenagakerjaan 11,43 10,82 2,06 Tabel. 7.2 Persentase Penerima Raskin, Rata-rata Raskin yang Dibeli dan Rata-rata Harga per Kg Uraian Rtmg pernah membeli Raskin (%) Rata2 raskin yang dibeli (Kg) Rata2 harga per Kg (Rp) 28,03 34,53 27,39 5,11 5,19 11, Statistik Kesra Kota Madiun Tahun

16 Salah satu program Pemerintah Kota Madiun adalah penambahan penerima raskin yang disebut Raskinda, sehingga tidak terlalu timbul gejolak dimasyarakat yang merasa layak mendapat raskin tetapi tidak mendapat raskin karena ada raskinda yang mereka terima hampir bersamaan dengan penerimaan raskin dari pemerintah pusat. Kredit usaha yang banyak diterima masyarakat di tahun 2015 adalah dari Koperasi, kemudian dari program Bank selain KUR. Grafik 7.1 Persentase Rumah Tangga yang Menerima Kredit Usaha 7.3. Kredit Usaha K redit usaha yang diterima rumahtangga diharapkan bisa mendukung program pengentasan kemiskinan yang dicanangkan pemerintah. Pada tahun 2015 ada sejumlah 16,06 persen rumahtangga di Kota Madiun yang menerima kredit usaha dalam setahun terakhir. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami peningkatan, dimana rumahtangga yang menerima kredit usaha sebesar 15,35 persen. 12,57 13,80 27,88 32,42 13,93 24,21 Statistik Kesra Kota Madiun Tahun

17 8 PENUTUP D ari informasi yang disajikan dalam publikasi ini, didapatkan suatu gambaran tentang kondisi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) di wilayah Kota Madiun yang meliputi aspek Kependudukan, Pendidikan, Perumahan, Pengeluaran per Kapita dan Sosial Ekonomi Rumahtangga. Hal-hal yang dapat dirangkum diantaranya sebagai berikut : 1. Persentase penduduk laki-laki sebesar 48,356 persen dan perempuan 51,65 persen sedangkan nilai sex ratio 93,60 pada tahun Alat Kontrasepsi yang banyak digunakan oleh PUS (Pasangan Usia Subur) berturut-turut adalah suntikan KB, IUD dan MOW/Tubektomi. 3. Penduduk yang berobat jalan sejumlah 47,02 persen, dan sejumlah 43,82 berobat ke praktek dokter dan 39,39 persen berobat jalan ke puskesmas. 4. Penolong kelahiran terbanyak adalah bidan, dan balita diberi ASI terbanyak selama kurang dari dari 12 bulan. 5. Angka Melek Huruf tahun 2015 sebesar 98,52 dengan AMH laki-laki sedikit lebih besar dibanding perempuan. 6. Angka Partisipasi Sekolah SD dan SMP sebesar 100, SMA sebesar 87,77 dan PT sebesar 38, Di Kota Madiun lebih dari 70 persen rumah mempunyai luas lebih dari 50 m 2, pada tahun 2015 sebesar 99,11 persen rumah memiliki lantai bukan tanah, 99,3 persen berdinding tembok dan 98,05 persen sudah beratap layak (beton/genting) 8. Rumahtangga di Kota Madiun pengeluaran terbanyak pada kelompok diatas Rp ,- per bulan. Sedangkan pengeluaran untuk konsumsi non makanan lebih besar dibandingkan untuk konsumsi makanan. 9. Jaminan kesehatan terbanyak yang dimiliki warga Kota Madiun di tahun 2015 adalah Jamkesda atau di Kota diistilahkan Jamkesmasta yaitu sejumlah 39,89 persen. Rumah tangga yang mendapatkan beras untuk rakyat miskin (Raskin) di tahun 2015 sebesar 27,39 persen, sedangkan yang menerima kredit usaha sebesar 16,06 persen. Statistik Kesra Kota Madiun Tahun

18

Statistik Kesejahteraan Rakyat

Statistik Kesejahteraan Rakyat Katalog BPS : 3101001.3577.id Statistik Kesejahteraan Rakyat m ad iu nk ot a. bp s. go 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MADIUN Statistik Kesejahteraan Rakyat Madiun Tahun 2016 Nomor Publikasi : 35772.1701

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67 RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G / Katalog BPS : 4103.5371 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G 2 0 0 5 / 2 0 0 6 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KUPANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2005/2006 No. Publikasi : 5371.0612

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan

Lebih terperinci

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan

Lebih terperinci

Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mamuju merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan BPS Kabupaten Mamuju. Publikasi ini memuat

Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mamuju merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan BPS Kabupaten Mamuju. Publikasi ini memuat Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mamuju merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan BPS Kabupaten Mamuju. Publikasi ini memuat gambaran umum tentang keadaan kesejahteraan di Kabupaten

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN WANITA 2014 ISSN : No. Publikasi : 5314.1420 Katalog BPS : 2104003.5314 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah Halaman : xiv + 31 halaman Naskah : BPS Kabupaten Rote Ndao Penyunting :

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN 2012 Ukuran buku : 21 cm x 29,7 cm Jumlah halaman : 60 + ix halaman Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Penyunting : Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN

BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN 2006 2010 BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN 2006 2010 Nomor Publikasi: 16522.11.04 Katalog BPS: 3101017.16 Naskah: Seksi Statistik

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013

PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013 i PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013 ii KATA PENGANTAR Profil Kesejahteraan Rakyat Kota Palangka Raya Tahun 2013 ini adalah merupakan publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pusat

Lebih terperinci

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 Nomor ISBN : 979-599-884-6 Nomor Publikasi : 52085.11.08 Ukuran Buku : 18.2 x 25.7cm Jumlah Halaman : 50 Halaman Naskah : Dinas Komunikais

Lebih terperinci

INIJIKATDR RAKYAT. ~~QI!i. l~e~ejaht&raan. Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan

INIJIKATDR RAKYAT. ~~QI!i. l~e~ejaht&raan. Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan INIJIKATDR l~e~ejaht&raan RAKYAT ~~QI!i Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN 2015

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Katalog BPS : 4103.7371 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR KATA PENGANTAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Makassar 2015 disusun sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan. Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan. Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan merupakan Kabupaten urutan ke-13 dari 14 Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 No. Publikasi : 5371.1012 Katalog BPS : 4103.5371 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman : 122 Halaman

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 Katalog BPS : 4103.3375 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 Kerjasama BAPPEDA KOTA PEKALONGAN Dengan BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN

Lebih terperinci

pareparekota.bps.go.id

pareparekota.bps.go.id INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE TAHUN 2015 ISSN : 2460-2450 Nomor Publikasi : 73720.1503 Katalog BPS : 4102004.7372 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : 87 Naskah : Seksi Statistik Sosial BPS Kota

Lebih terperinci

https://rotendaokab.bps.go.id

https://rotendaokab.bps.go.id KATA PENGANTAR Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 disusun guna memenuhi kebutuhan pengguna data statistik khususnya data statistik sosial. Oleh karena itu BPS Kabupaten

Lebih terperinci

Profile Perempuan Indonesia

Profile Perempuan Indonesia Profile Perempuan Indonesia PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebangkitan nasional sebagai awal perjuangan perempuan yang terorganisir, ditandai dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia tingkat

Lebih terperinci

BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG

BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG KatalogBPS:4102004.18 Kerjasama BadanPerencanaanPembangunanDaerahLampung dan BadanPusatStatitistikProvinsiLampung BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI LAMPUNG 2012

Lebih terperinci

KECAMATAN KALIGONDANG DALAM ANGKA 205 No. Publikasi : 33036.5.06 Katalog BPS : 0200.3303.050 Ukuran Buku Jumlah Halaman :5 x 2 cm :7 halaman Naskah Penyunting Gambar Kulit Gambar : Pribadi Santosa : Seksi

Lebih terperinci

STATISTIK GENDER 2011

STATISTIK GENDER 2011 STATISTIK GENDER 211 STATISTIK GENDER 211 ISBN: 978-979 - 64-46 - 9 No. Publikasi: 421.111 Katalog BPS: 21412 Ukuran Buku: 19 cm x 11 cm Naskah: Sub Direktorat Statistik Rumah tangga Gambar Kulit: Sub

Lebih terperinci

PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013

PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013 PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013 ISBN: 978-979 - 064-666 - 7 No. Publikasi: 04210.1310 Katalog BPS: 2104010 Ukuran Buku: 11 cm x 19 cm Jumlah Halaman: vii + 48 Naskah: Subdirektorat Statistik

Lebih terperinci

Indikator Kesejahteraan Rakyat 2014

Indikator Kesejahteraan Rakyat 2014 Kabupaten Pinrang 1 Kabupaten Pinrang 2 Kata Pengantar I ndikator Kesejahteraan Rakyat (Inkesra) Kabupaten Pinrang tahun 2013 memuat berbagai indikator antara lain: indikator Kependudukan, Keluarga Berencana,

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi oleh pemerintah pusat dan daerah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat saat ini adalah masih tingginya angka kemiskinan dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor merupakan salah satu kegiatan tahunan yang diselenggarakan BPS untuk memenuhi kebutuhan data sosial ekonomi. Data yang dihasilkan Susenas Kor

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.3510071 STATISTIK DAERAH KECAMATANTEGALSARI 2015 Katalog BPS : 1101002.3510071 Ukuran Buku : 18,2 cm x 25,7 cm Jumlah Halaman : vi + 16 Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN PESISIR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1421 Katalog BPS : 1101001.2102.063 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12

Lebih terperinci

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual Katalog BPS : 4102004.8172 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MALUKU TENGGARA Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual Tahun 2012 ISSN : 0216.4769 Katalog BPS

Lebih terperinci

ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013

ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013 ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013 ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013 No. Publikasi : 62520.1404 Katalog BPS : 4102004.62 Ukuran Buku Jumlah Halaman :15 cm x 21 cm :

Lebih terperinci

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Kata pengantar Publikasi Statistik Sosial Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 merupakan publikasi yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan Indeks Demokrasi Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR 1. Penyebaran Penduduk Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat Propinsi Sulawesi Selatan dengan batas-batas

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA TANGERANG SELATAN 2 0 1 4 ISSN : 2089-4619 Katalog BPS : 4102004.3674 Ukuran Buku : 25 cm x 17,6 cm Jumlah Halaman : x + 76 Halaman / pages Naskah: Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

Katalog :

Katalog : Katalog : 4102004.7372 KATA PENGANTAR Penyusunan buku Indikator Sosial Kota Parepare 2013 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tingkat kesejahteraan yang telah dicapai di Kota Parepare, dan sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Padang, 01 November 2016 Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Provinsi Sumatera Barat Kepala

KATA PENGANTAR. Padang, 01 November 2016 Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Provinsi Sumatera Barat Kepala KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua, sehingga Tim Penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku Profil Gender dan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012 WELFARE INDICATORS OF KALIMANTAN TENGAH 2011/2012 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012 WELFARE INDICATORS OF KALIMANTAN

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008

PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008 PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008 Kerjasama Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2008 PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

Keadaan Sosial Ekonomi dan Kependudukan Kota Balikpapan Tahun 2015

Keadaan Sosial Ekonomi dan Kependudukan Kota Balikpapan Tahun 2015 Keadaan Sosial Ekonomi dan Kependudukan Kota Balikpapan Tahun 2015 Nomor Katalog : 3101011.6471 Nomor Publikasi : Ukuran Buku Jumlah Halaman : 165 mm x 216 mm : 79 Halaman Penyunting : BPS Kota Balikpapan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG 2 0 1 3 ISSN: 2085-6016 Katalog BPS : 4101002.3601 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : 86 + xiii Halaman Naskah: Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit:

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG K e p a l a, BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG.

KATA PENGANTAR. Semarang, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG K e p a l a, BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG. KATA PENGANTAR Disadari bahwa istilah kesejahteraan sebenarnya mencakup bidang - bidang kehidupan yang sangat luas yang tidak semua aspeknya dapat diukur. Isi dari publikasi ini hanya mencakup pada aspek-aspek

Lebih terperinci

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 INDIKATOR SOSIAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 Jumlah Halaman : ix + 77 halaman Naskah : BPS Kabupaten Pulau Morotai Diterbitkan Oleh : BAPPEDA Kabupaten Pulau

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BONTANG KOTA BONTANG

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BONTANG KOTA BONTANG KATALOG BPS : 4013.6474 2012 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BONTANG KOTA BONTANG Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Bontang Badan Pusat Statistik Kota Bontang INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

Lebih terperinci

PENDAHULUAN SUMBER DATA

PENDAHULUAN SUMBER DATA PENDAHULUAN Masalah penduduk sangat mempengaruhi gerak pembangunan. KB merupakan salah satu program pembangunan di bidang kependudukan. Masalah kependudukan masih tetap mendapat perhatian yang besar dari

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG 2 0 1 1 ISSN: 2085 6016 Katalog BPS : 4101002.3601 Ukuran Buku : 22 cm x 16,5 cm Jumlah Halaman : 96 + xiii Halaman Naskah: Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit:

Lebih terperinci

Katalog BPS : Badan Pusat Statistik Kab. Tapanuli Tengah Jl. N. Daulay, Pandan Telp. (0631)

Katalog BPS : Badan Pusat Statistik Kab. Tapanuli Tengah Jl. N. Daulay, Pandan Telp. (0631) Katalog BPS : 4101014.1204 Badan Pusat Statistik Kab. Tapanuli Tengah Jl. N. Daulay, Pandan Telp. (0631) 371082 PERKEMBANGAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN TAHUN 2010-2011 PERKEMBANGAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SPF DI PROVINSI MALUKU. Bappeda Provinsi Maluku

PELAKSANAAN SPF DI PROVINSI MALUKU. Bappeda Provinsi Maluku PELAKSANAAN SPF DI PROVINSI MALUKU Bappeda Provinsi Maluku MALUKU ADALAH PROVINSI KEPULAUAN Jumlah dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Maluku, Tahun 1961-2010 Tahun Total Tingkat Pertumbuhan Per

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 4102004.8104 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BURU INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN BURU TAHUN 2015 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN BURU TAHUN 2014 ISBN : Nomor Publikasi

Lebih terperinci

RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT

RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT RINGKASAN SDKI 2007 PROVINSI SULAWESI BARAT Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 merupakan survey yang berskala Nasional, sehingga untuk menganalisa tingkat propinsi perlu dilakukan suatu

Lebih terperinci

Sambutan... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. iv Daftar Gambar.. iv

Sambutan... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. iv Daftar Gambar.. iv DAFTAR ISI halaman Sambutan... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. iv Daftar Gambar.. iv BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang... 1 2. Pengertian Indikator... 2 3. Indikator Kesejahteraan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Profil Gender dan Anak Sumbar 2016 KATA PENGANTAR

Profil Gender dan Anak Sumbar 2016 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua, sehingga Tim Penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku Profil Gender dan

Lebih terperinci

ii DATA DAN INDIKATOR GENDER di INDONESIA

ii DATA DAN INDIKATOR GENDER di INDONESIA ii Kata Pengantar i DAFTAR ISI Kata Pengantar...i Daftar Isi... iii Daftar Tabel...v Daftar Gambar...xi Bab I KEPENDUDUKAN... 1 Bab II INDIKATOR GENDER... 9 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development

Lebih terperinci

Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Cirebon 2012 Kerjasama : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cirebon Dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Cirebon

Lebih terperinci

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 merupakan publikasi perdana yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan indikator keuangan

Lebih terperinci

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2013 merupakan publikasi kedua yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan indikator keuangan

Lebih terperinci

Katalog BPS:

Katalog BPS: Katalog BPS: 4103.1409 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA) KABUPATEN ROKAN HILIR TAHUN 2013 No. Katalog : 4103.1409 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Gambar Kulit dan Setting Diterbitkan Oleh Kerjasama

Lebih terperinci

prancis Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bengkalis 2016 No. Publikasi: 14080.1620 Katalog: 4101002.1408 Ukuran Buku: 25,7 cm x 18,2 cm Jumlah Halaman: xi + 117 halaman Naskah: Seksi Statistik Sosial

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: January 28, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun

Lebih terperinci

STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN BANYUMAS 2015 No. Publikasi : 33020.1658 Katalog BPS : 4101002.3302 Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm Jumlah Halaman : xiii + 48 halaman Naskah : BPS Kabupaten Banyumas

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji dan Syukur kita Panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga buku Profil Perkembangan Kependudukan Kota Serang Tahun 2017 ini

Lebih terperinci

Analisis Data Kesejahteraan Petani

Analisis Data Kesejahteraan Petani Analisis Data Kesejahteraan Petani Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian 2014 ii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Analisis Data Kesejahteraan Petani Ukuran Buku : 10,12

Lebih terperinci

DAFTAR PARAMETER DASAR KEPENDUDUKAN TINGKAT NASIONAL, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

DAFTAR PARAMETER DASAR KEPENDUDUKAN TINGKAT NASIONAL, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA LAMPIRAN 1. DAFTAR PARAMETER DASAR KEPENDUDUKAN TINGKAT NASIONAL, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA No Tabel A KUANTITAS 1 Jumlah penduduk Banyaknya orang yang sudah SP (2000, SP (2000, SP (2000, BPS Sensus

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2015

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2015 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2015 No. ISBN ISBN Number : 4102004.3403 No. Publikasi Publication Number : 3403.16.066 Naskah Manuscript

Lebih terperinci

I. KETERANGAN TEMPAT. 1 Provinsi. 2 Kabupaten/Kota *) 3 Kecamatan. 4 Desa/Kelurahan *) 5 Klasifikasi desa/kelurahan 1. Perkotaan 2.

I. KETERANGAN TEMPAT. 1 Provinsi. 2 Kabupaten/Kota *) 3 Kecamatan. 4 Desa/Kelurahan *) 5 Klasifikasi desa/kelurahan 1. Perkotaan 2. RAHASIA VSENP09.K Dibuat set untuk BPS Provinsi SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2009 KETERANGAN POKOK RUMAH TANGGA DAN ANGGOTA RUMAH TANGGA [ SUSENAS PANEL MARET 2009 ] BADAN PUSAT STATISTIK I. KETERANGAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN BURU 2016 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN BURU 2016 ISBN : Nomor Publikasi : 81040.1603 Katalog BPS : 4102004.8104 Ukuran Buku : 21,5 x 15,5 cm Jumlah

Lebih terperinci

Kesejahteraan Masyarakat dan Kemiskinan

Kesejahteraan Masyarakat dan Kemiskinan Kesejahteraan Masyarakat dan Kemiskinan Tidak ada satu pun masyarakat yang tidak ingin sejahtera. Tidak ada satupun masyarakat yang ingin miskin. Tentu kesejahteraan dan kemakmuran menjadi prioritas masyarakat

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada

Lebih terperinci

Katalog BPS : STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG

Katalog BPS : STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG Katalog BPS : 9213.3273.100 STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI 2015 ISSN : - No. Publikasi : 3273.1543 Katalog BPS : 9213.3273.100

Lebih terperinci

PROFIL PEREMPUAN INDONESIA 2013

PROFIL PEREMPUAN INDONESIA 2013 i PROFIL PEREMPUAN INDONESIA 2013 ISSN: 2089-3515 Ukuran Buku: 17 Cm x 24 Cm Naskah: Badan Pusat Statistik Gambar Kulit: Badan Pusat Statistik Diterbitkan oleh: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Lebih terperinci

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar yaitu dengan jumlah penduduk sebanyak 237.641.326 juta jiwa penduduk (BPS, 2010). Di tingkat

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan

Lebih terperinci

4203002 2 Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2012 PROFIL KESEHATAN ffiu DAN ANAK 2012 Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2012 ISSN: 2087-4480 No. Publikasi: 04230.1202 Katalog BPS: 4203002 Ukuran Buku: 18,2 cm x

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA 1 Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman Katalog BPS : 9312.3273.100 Statistik Daerah Kecamatan Rancasari 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI 2016 ISSN : - No. Publikasi : 3273.1642 Katalog BPS : 9213.3273.100

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI JAWA BARAT 2012

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI JAWA BARAT 2012 Katalog BPS : 4102004.32 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI JAWA BARAT 2012 Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat Indikator Kesejahteraan Rakyat Jawa Barat 2012 Nomor Publikasi : 32520.1201 Katalog

Lebih terperinci

KATALOG BPS :

KATALOG BPS : KATALOG BPS : 3101013.6303 i INDIKATOR SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 No. Publikasi : 63030.1724 Katalog BPS: 3101013.6303 Ukuran Buku: 17.60 cm x 25.00 cm Jumlah Halaman: xiv +

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA SEKUNDER DAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PROPINSI SUMATERA BARAT

BAB IV ANALISA DATA SEKUNDER DAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PROPINSI SUMATERA BARAT BAB IV ANALISA DATA SEKUNDER DAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PROPINSI SUMATERA BARAT Analisa deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang keadaan pendidikan di Sumatera Barat. 4.1. Karakteristik

Lebih terperinci

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2013 WELFARE INDICATORS OF PAPUA BARAT PROVINCE 2013 ISSN : No. Publikasi/Publication Number : 91522.1405 Katalog BPS/BPS Catalogue : 4102004.9100 Ukuran

Lebih terperinci

STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016

STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016 STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016 Data dan Informasi (1) Data a. Data adalah fakta berupa angka, karakter, simbol, gambar, tanda-tanda, isyarat, tulisan,

Lebih terperinci

3.1. Kualitas Sumberdaya Manusia

3.1. Kualitas Sumberdaya Manusia 3.1. Kualitas Sumberdaya Manusia Manusia pada hakekatnya merupakan mahluk Tuhan yang sangat kompleks, dimana secara hirarki penciptaan manusia dilatarbelakangi adanya asal usul manusia sebagai mahluk yang

Lebih terperinci

Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Berdasarkan Data Susenas 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Nomor Publikasi : 35522.1402

Lebih terperinci

Katalog BPS

Katalog BPS Katalog BPS 1403.8271.012 Kecamatan Pulau Batang Dua Dalam Angka 2012 PULAU BATANG DUA DALAM ANGKA 2012 Nomor Katalog : 1403.8271.012 Nomor Publikasi : 8271.000 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN DATA INDONESIA

LAMPIRAN DATA INDONESIA LAMPIRAN DATA LAPORAN NEGARA PIHAK SESUAI PASAL 44 KONVENSI LAPORAN PERIODIK KETIGA DAN KEEMPAT NEGARA PIHAK TAHUN 2007 INDONESIA - 1 - DAFTAR TABEL DAN GRAFIK TABEL Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Golongan

Lebih terperinci

Katalog BPS No : STATISTIK DAERAH KECAMATAN LENGKONG BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG

Katalog BPS No : STATISTIK DAERAH KECAMATAN LENGKONG BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG Katalog BPS No : 9213.3273.070 STATISTIK DAERAH KECAMATAN LENGKONG 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN LENGKONG 2015 ISSN : - No. Publikasi : 3273.1540 Katalog BPS : 9213.3273.070

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TOMMO 2012 ISSN : No. Publikasi : 76045.1204.033 Katalog BPS : 1202001.7604.033 Jumlah Halaman

Lebih terperinci

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 DAN K4 DI KECAMATAN PEKALIPAN TAHUN 2015

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 DAN K4 DI KECAMATAN PEKALIPAN TAHUN 2015 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 DAN K4 DI KECAMATAN PEKALIPAN TAHUN 215 Kec. Pekalipan: K1 : 56 (92.17%), K4 : 453 (82.51% 12% 1% 8% 14% 93% 88% 78,5% 94% 86,7% 75,41% 67,2% 6% 4% 2% % Kelurahan Jagasatru

Lebih terperinci

KESETARAAN GENDER PADA STRUKTUR APARAT PEMDA DAN PENDUDUK KABUPATEN SLEMAN

KESETARAAN GENDER PADA STRUKTUR APARAT PEMDA DAN PENDUDUK KABUPATEN SLEMAN LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN KEILMUAN GURU BESAR KESETARAAN GENDER PADA STRUKTUR APARAT PEMDA DAN PENDUDUK KABUPATEN SLEMAN Oleh: Prof. Dr. Farida Hanum, M.Si Lutfi Wibawa, M.Pd FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci