Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau"

Transkripsi

1

2

3 Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2013 merupakan publikasi kedua yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan indikator keuangan pemerintah daerah. Penjelasan yang diberikan dalam publikasi ini bersifat praktis, sehingga memudahkan pengguna data untuk memahami isinya. Apresiasi dan penghargaan kami sampaikan kepada segenap pihak yang telah membantu penyelesaian publikasi ini. Disadari bahwa buku ini mungkin belum memenuhi harapan pengguna data. Oleh karenanya, kritik dan saran demi penyempurnaan publikasi ini di masa mendatang sangat diharapkan. Semoga publikasi ini bermanfaat. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Drs. Dumangar Hutauruk, M.Si. NIP Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 i

4 ii Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

5 Daftar isi Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... Halaman I. Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk Distribusi Penduduk Komposisi Penduduk... 6 a. Sex Ratio... 6 b. Dependency Ratio... 7 c. Piramida Penduduk... 8 i iii v ix xi II. Tenaga Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk yang Bekerja Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Status Pekerjaan III. Pendidikan Angka Melek Huruf Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Rata-Rata Lama Sekolah Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 iii

6 IV. Kemiskinan Penduduk Miskin Garis Kemiskinan Indeks P1 dan Indeks P V. Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Nilai PDRB PDRB Kabupaten/Kota Inflasi di Kota Batam dan Tanjungpinang VI. Indikator Keuangan Pemerintah Daerah Pendahuluan Struktur Penerimaan Pemerintah Daerah Rasio Pendapatan Pemerintah Daerah terhadap PDRB Perbankan iv Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

7 DAFTAR TABEL Halaman 1.1. Jumlah Penduduk dan LPP Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota Distribusi dan Kepadatan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, Dependency Ratio Provinsi Kepulauan Riau, Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Kegiatan dan Jenis Kelamin, Agustus Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, Agustus Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Tingkat Pendidikan, Agustus Persentase Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin, Agustus, Persentase Penduduk Provinsi Kepulauan Riau yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Tingkat Pendidikan, Agustus Persentase Penduduk Provinsi Kepulauan Riau yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Kabupaten/Kota, Agustus, Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 v

8 3.1. Angka Melek Huruf Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, Tahun (%) Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Provinsi Kepulauan Riau menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Provinsi Kepulauan Riau menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Klasifikasi Daerah, Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin Provinsi Kepulauan Riau menurut Klasifikasi Daerah, Maret 2012 dan Maret Peranan Komoditi Terhadap Garis Kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau menurut Klasifikasi Daerah, Maret Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau menurut Sektor Ekonomi, PDRB Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku menurut Sektor, Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, Inflasi Kota Batam dan Kota Tanjungpinang menurut Kelompok Barang dan Jasa, Inflasi di 16 Kota di Pulau Sumatera, vi Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

9 6.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Tahun Rasio Pendapatan Daerah terhadap PDRB Jumlah Bank di Provinsi Kepulauan Riau menurut Jenisnya, Tahun Jumlah Aktiva menurut Wilayah di Provinsi Kepulauan Riau, pada Akhir Periode Tahun (juta rupiah) Posisi Akhir Tahun Pinjaman Perbankan menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau, 2012 (juta rupiah) Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 vii

10 viii Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

11 DAFTAR GAMBAR Halaman 1.1. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menuru7 Kabupatebn/Kota, Piramida Penduduk Provinsi Kepulauan Riau, Persentase Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Kegiatan, Agustus Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/kota Agustus Angka Melek Huruf Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Provinsi Kepulauan Riau menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, Penduduk Miskin Provinsi Kepulauan Riau, Maret 2007-Maret Persentase Penduduk Miskin provinsi Kepulauan Riau, Maret 2007-Maret Garis Kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau, Maret 2008-Maret Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 ix

12 4.4. P 1 dan P 2 Provinsi Kepulauan Riau, Maret Maret Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau menurut Sektor Ekonomi, Persentase Sektor Ekonomi Terhadap Total PDRB Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku, Inflasi Kota Batam, Januari-Desember Inflasi Kota Tanjungpinang, Januari-Desember Struktur Penerimaan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, (%) Jumlah Bank di Provinsi Kepulauan Riau, x Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun Peta Jumlah Penduduk Laki-laki Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun Peta Jumlah Penduduk Perempuan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun Peta Persebaran Penduduk dan Perbandingan Penduduk Laki-laki Perempuan di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun Peta Sex Ratio Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun Peta Angka Rata-rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun Peta Angka Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun Peta Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun Peta Jumlah Aktiva Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, Tahun Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 xi

14

15 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012 xi

16

17 Penduduk 1. Penduduk Penduduk dalam pembangunan mempunyai peran sebagai pelaku (subjek) dan juga sebagai tujuan (objek). Suatu pembangunan dapat dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas (misalnya; mengurangi jumlah penduduk miskin, menurunkan tingkat pengangguran, menyediakan pendidikan, dan kesehatan yang terjangkau bagi semua penduduk). Penduduk sangat mempengaruhi dinamika pembangunan, jumlah penduduk yang besar diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai, akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya, pembangunan kependudukan memiliki peran yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pembangunan, terutama dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Masalah utama kependudukan di Provinsi Kepulauan Riau adalah: laju pertumbuhan yang tinggi, penyebaran yang tidak merata, dan migrasi penduduk yang masuk cukup besar Laju Pertumbuhan Penduduk Selama Periode tahun (lihat Tabel 1.1.), Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Provinsi Kepulauan Riau sebesar 4,89% per tahun. Jika dilihat LPP kabupaten/kota cukup bervariasi, Kota Batam mempunyai LPP paling besar Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

18 Penduduk yaitu sebesar 6,20% per tahun, sementara Kabupaten Lingga mempunyai LPP yang terkecil yaitu sebesar 2,75% per tahun. Tabel 1.1. Jumlah Penduduk dan LPP Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, Penduduk LPP (%) Kabupaten/Kota (1) (2) (3) (4) (5) (6) [01] Karimun ,18 3,08 [02] Bintan ,60 3,19 [03] Natuna ,72 3,99 [04] Lingga ,82 2,75 [05] Kepulauan Anambas ,75 3,12 [71] Batam ,57 6,20 [72] Tanjungpinang ,74 3,22 Kepulauan Riau ,91 4,89 Sumber: Sensus Penduduk (2000 & 2010) dan Proyeksi Penduduk Pertumbuhan penduduk Kota Batam yang sangat tinggi disebabkan oleh migrasi masuk penduduk dari luar Provinsi Kepulaun Riau sebesar jiwa atau 19,35% dari total penduduk Kota Batam, yang bertujuan untuk bekerja, mencari pekerjaan, dan melakukan kegiatan usaha atau kegiatan ekonomi lainnya Distribusi Penduduk Distribusi Penduduk Provinsi Kepulauan Riau sangat tidak merata antar kabupaten/kota. Sebagian besar penduduk Provinsi Kepulauan Riau tinggal di Kota Batam, yaitu sebesar 57,65% pada tahun Sementara di Kabupaten Natuna, 4 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

19 Penduduk Lingga, dan Kepulauan Anambas hanya sebesar 4,04%, 4,93%, dan 2,15%. Tabel 1.2. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, 2012 Distribusi Kepadatan Luas Daratan Kabupaten/Kota Penduduk Penduduk Penduduk (Km 2 ) (%) Per Km 2 (1) (2) (3) (4) (5) [01] Karimun 1 524, , [02] Bintan 1 739, ,20 87 [03] Natuna 2 814, ,04 27 [04] Lingga 2 117, ,93 43 [05] Kepulauan Anambas 590, ,15 67 [71] Batam 1 570, , [72] Tanjungpinang 239, , Kepulauan Riau , , Sumber: Proyeksi Penduduk Grafik 1.1. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, 2012 TPi Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Anambas Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

20 Penduduk 1.3. Komposisi Penduduk Beberapa permasalahan kependudukan seperti jumlah, komposisi, dan distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin harus selalu dipantau perkembangannya. Informasi yang dipilah berdasarkan jenis kelamin dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai seberapa besar jumlah penduduk perempuan dan laki-laki. Di sisi lain informasi mengenai jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dapat memberikan gambaran berapa jumlah penduduk yang termasuk dalam penduduk golongan tua ataupun golongan muda. Informasi-informasi tersebut sangat diperlukan untuk mempermudah para stakeholder dalam menganalisis dan mengidentifikasi permasalahan yang ada. a. Sex Ratio Tabel 1.3. Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2012 Kabupaten/Kota L P L + P Sex Ratio (1) (2) (3) (4) (5) [01] Karimun [02] Bintan [03] Natuna [04] Lingga [05] Kepulauan Anambas [71] Batam [72] Tanjungpinang Kepulauan Riau Sumber: Proyeksi Penduduk Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

21 Penduduk Sex Ratio penduduk Provinsi Kepulauan Riau adalah sebesar 105, artinya bahwa untuk setiap 100 penduduk perempuan ada 105 penduduk laki-laki. Tabel 1.3. memperlihatkan sex ratio di semua kabupaten/kota lebih dari 100, artinya bahwa jumlah penduduk laki-laki di semua kabupaten/kota lebih besar daripada penduduk perempuan. b. Dependency Ratio Tabel 1.4. Dependency Ratio Provinsi Kepulauan Riau, 2012 Kelompok Dependency Penduduk % Penduduk Umur Ratio (1) (2) (3) (4) , , ,07 48,04 Jumlah ,00 Sumber: Proyeksi Penduduk Dependency ratio atau rasio ketergantungan Provinsi Kepulauan Riau sebesar 48,04%, artinya bahwa ada sebesar 48,04 persen penduduk yang tergantung secara ekonomi. Tabel 1.4. menunjukkan penduduk usia muda (0-14 tahun) di Provinsi Kepulauan Riau masih cukup besar, yaitu sebesar 30,38%, penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebesar 67,55%, dan penduduk usia tua (65+) hanya sebesar 2,07%. Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

22 Penduduk c. Piramida Penduduk Grafik 1.2. Piramida Penduduk Provinsi Kepulauan Riau, Laki-Laki Perempuan Ada yang menarik dari piramida penduduk Provinsi Kepulaun Riau ini, yaitu penduduk kelompok umur 0-4, 20-24, 25-29, 30-34, dan tahun. Penduduk Provinsi Kepulaun Riau masih tergolong penduduk muda hal ini bisa dilihat dari penduduk usia 0-4 tahun yang masih besar jumlahnya (12,57%). Sementara itu penduduk usia tahun juga cukup besar (43,13%), hal ini disebabkan oleh migrasi masuk penduduk dari luar Provinsi Kepulauan Riau yaitu sebesar 14,25% selama 5 tahun terakhir, atau sebesar orang. Sebagian besar migrasi masuk ke Kota Batam, Kota Tanjungpinang, dan Kabupaten Bintan. 8 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

23 Penduduk Tabel 1.5. Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2012 Kelompok Umur L P L + P (1) (2) (3) (4) Jumlah Sumber: Proyeksi Penduduk Struktur umur penduduk sangat penting untuk perencanaan pemerintah dalam berbagai bidang. Misalnya, fasilitas pelayanan kesehatan bagi balita dan lansia sangat berbeda. Fasilitas kesehatan balita cenderung ke arah peningkatan gizi dan imunisasi, sedangkan fasilitas kesehatan lansia seharusnya lebih cenderung ke arah perawatan penyakit kronis. Begitu juga untuk perencanaan fasilitas pendidikan, pembangunan jumlah gedung sekolah tergantung dari besarnya penduduk usia sekolah (SD, SMP, SMA, dll). Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

24 Penduduk Tabel 1.5. menunjukkan bahwa persentase penduduk kelompok umur muda lebih besar dibandingkan kelompok umur yang lebih tua, terutama kelompok umur penduduk 0-4 tahun. Persentase penduduk usia 0-4 tahun pada tahun 2012 sebesar 12,57%, sedangkan persentase penduduk usia tua, yaitu usia 65 tahun atau lebih, sebesar 2,07%. Lebih dari dua pertiga (67,55%) penduduk di Provinsi Kepulauan Riau adalah penduduk usia produktif, yaitu usia tahun. Sedangkan penduduk pada kelompok usia 0-14 tahun dan usia 65 tahun ke atas dianggap sebagai penduduk usia tidak produktif. Semakin besar persentase penduduk yang masuk ke dalam kelompok usia tidak produktif, berarti semakin besar pula beban secara ekonomi yang harus ditanggung oleh penduduk yang masuk dalam kategori usia produktif. Indikator yang dapat dipakai untuk dapat menggambarkan seberapa besar beban yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif terhadap penduduk usia tidak produktif adalah dependency ratio atau rasio ketergantungan. Besarnya rasio ketergantungan penduduk Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 adalah 48,04%, artinya bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif (usia tahun) harus menanggung sebanyak 48 orang penduduk yang tidak produktif (usia 0-14 tahun dan usia 65 tahun atau lebih). 10 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

25 Tenaga Kerja Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

26

27 Tenaga Kerja 2. TENAGA KERJA Dalam perencanaan pembangunan, tenaga kerja merupakan komponen pembangunan yang sangat penting selain sumber daya alam dan teknologi. Karena itu, pengelolaan/perencanaan ketenagakerjaan sebagai sumber daya pembangunan harus mendapat perhatian yang besar. Untuk itu diperlukan data dan indikator yang terkait dengan ketenagakerjaan. Masalah ketenagakerjaan yang dihadapi oleh Provinsi Kepulauan Riau adalah besarnya jumlah angkatan kerja dan memiliki kecenderungan yang selalu meningkat. Hal ini selain disebabkan oleh transisi demografi yang tengah berlangsung di provinsi ini, yaitu semakin menurunnya angka kelahiran total (dari 2,8 di tahun 2000 menjadi 2,4 pada tahun 2010) maupun angka kematian bayi (dari 48 di tahun 2000 menjadi 20 pada tahun 2010), tetapi juga disebabkan oleh migrasi masuk dari provinsi lain. Sehingga penduduk usia produktif meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan penduduk secara keseluruhan. Tenaga kerja sebagai salah salah satu faktor produksi merupakan sejumlah orang yang ikut serta dalam kegiatan produksi pada masing-masing sektor ekonomi. Namun, Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

28 Tenaga Kerja besarnya persentase penduduk yang telah bekerja belum merupakan satu ukuran dalam menentukan apakah masalah ketenagakerjaan dapat dikatakan berhasil. Banyak faktor yang mempengaruhi aspek ketenagakerjaan pada suatu daerah. Selain banyaknya penduduk yang telah terserap dalam kegiatan ekonomi, kualitas dari tenaga kerja tersebut juga akan mempengaruhi output produksi. Adapun klasifikasi usia kerja adalah jika seseorang telah berusia 15 tahun atau lebih, dan manakala seseorang tersebut terlibat dalam suatu pekerjaan atau terkategori sebagai pengangguran, maka seseorang itu termasuk dalam angkatan kerja. Sementara pengangguran adalah seseorang yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha, sudah merasa tidak mungkin lagi mendapatkan pekerjaan, atau sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) TPAK adalah proporsi penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang termasuk ke dalam angkatan kerja, yakni mereka yang selama seminggu melakukan aktivitas bekerja atau mencari pekerjaan. Data Sakernas Agustus 2012 menunjukkan bahwa TPAK laki-laki adalah 86,23%, lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan yang hanya sebesar 14 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

29 Tenaga Kerja 45,24%. Hal ini disebabkan perempuan pada umumnya cenderung dihadapkan pada dua pilihan, yaitu aktif dalam kegiatan perekonomian atau fokus pada urusan rumah tangga. Tabel 2.1. Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Kegiatan dan Jenis Kelamin, Agustus Penduduk Usia Kerja Uraian (1) L P L + P (2) (3) (4) Angkatan Kerja a. Bekerja b. Pengangguran Bukan Angkatan Kerja a. Sekolah b. Mengurus Rumah Tangga c. Lainnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) 5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) ,23 45,24 66,25 5,30 5,51 5, Penduduk yang Bekerja Dari sebanyak penduduk usia 15 tahun ke atas pada Agustus 2012 di Provinsi Kepulauan Riau, terdapat sebanyak 62,69% yang bekerja. Jika dibandingkan antara penduduk laki-laki dengan perempuan, persentase laki-laki yang bekerja terhadap total penduduk yang bekerja jauh lebih besar (66,76%) dibandingkan perempuan (33,24%). Sementara penduduk yang termasuk Bukan Angkatan Kerja (sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya) sebesar Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

30 Tenaga Kerja 33,75% dari jumlah penduduk usia kerja, terdiri dari 7,56% sekolah, 22,60% mengurus rumah tangga, dan lainnya sebesar 3,58%. Grafik 2.1. Persentase Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Kegiatan, Agustus 2012 Lainnya; 3,58 Mengurus RT; 22,60 Sekolah; 7,56 Pengangguran; 3,56 Bekerja; 62,69 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Salah satu permasalahan ketenagakerjaan yang sedang dihadapi Indonesia yaitu peningkatan penawaran tenaga kerja yang tidak diikuti oleh kesempatan kerja. Demikian pula yang terjadi di Provinsi Kepulauan Riau, kondisi tersebut tidak jauh berbeda. Sebagai dampak yang dihasilkannya, ekses penawaran tenaga kerja tersebut memunculkan pengangguran. 16 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

31 Tenaga Kerja Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Kepulauan Riau pada bulan Agustus 2012 adalah sebesar 5,37%, dengan jumlah penganggur sebanyak orang. TPT 2012 ini turun sebanyak 2,43% dari Agustus 2011 yang sebesar 7,80%. Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Kepulauan Riau relatif sama antara perempuan dan laki-laki, yaitu 5,51% untuk TPT perempuan dan 5,30% untuk TPT laki-laki. Grafik 2.2. Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, Agustus ,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 5,67 7,78 6,84 3,52 5,62 5,30 3,89 3,00 2,00 1,00 0,00 Karimun Bintan Natuna Lingga Kepulauan Anambas Batam Tanjungpinang Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Dari Grafik 2.2. TPT menurut kabupaten/kota bulan Agustus 2012, Kabupaten Bintan mempunyai TPT yang terbesar yaitu 7,78%, sedangkan Kabupaten Lingga TPT-nya terkecil yaitu sebesar 3,52%. Dari grafik di atas ada empat Kabupaten yang mempunyai TPT di atas TPT Provinsi, yaitu; Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

32 Tenaga Kerja Kabupaten Karimun (5,67%), Bintan (7,78%), Natuna 6,84%), dan Kepulauan Anambas (5,62%), sedangkan Kabupaten Lingga (3,52%), Kota Batam (5,30%), dan Kota Tanjungpinang (3,89%) berada di bawah TPT Provinsi. Tabel 2.2. Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, Agustus Penduduk Usia Kerja Kepulauan Tanjungpinang Uraian Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Total Anambas (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Angkatan Kerja a. Bekerja b. Pengangguran Bukan Angkatan Kerja a. Sekolah b. Mengurus Rumah Tangga c. Lainnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) 5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) ,96 61,82 66,64 62,01 58,80 69,95 62,49 66,25 5,67 7,78 6,84 3,52 5,62 5,30 3,89 5,37 Tabel 2.3. Penduduk Usia Kerja Provinsi Kepulauan Riau menurut Tingkat Pendidikan, Agustus Penduduk Usia Kerja Uraian (1) SD ke DI/DII/ DIV/S1/ SMP SMA SMK Total Bawah DIII S2/S3 (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Angkatan Kerja a. Bekerja b. Pengangguran Bukan Angkatan Kerja a. Sekolah b. Mengurus Rumah Tangga c. Lainnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) 5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) ,80 47,58 75,40 78,37 83,57 93,97 66,25 2,35 5,99 7,37 7,40 2,70 3,35 5,37 18 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

33 Tenaga Kerja 2.4. Status Pekerjaan Status Pekerjaan di Provinsi Kepulauan Riau masih didominasi oleh buruh/karyawan/pegawai sebesar 65,37%. Sementara yang berusaha sendiri sebesar 18,30%, yang berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 4,53%, dan berusaha dibantu buruh tetap sebesar 4,76%. Penduduk yang berstatus pekerja bebas baik di pertanian maupun non pertanian besarnya tidak sampai 2%, dan pekerja bebas tidak dibayar sebesar 5,10%. Tabel 2.4. Persentase Penduduk Provinsi Kepulauan Riau menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin, Agustus 2012 Status Pekerjaan (1) 1. Berusaha Sendiri 2. Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap 3. Berusaha Dibantu Buruh Tetap 4. Buruh/Karyawan/Pegawai 5. Pekerja Bebas di Pertanian 6. Pekerja Bebas di Non Pertanian 7. Pekerja Tidak Dibayar Jumlah L P L + P (2) (3) (4) 18,24 18,41 18,30 5,71 2,17 4,53 5,79 2,67 4,76 66,17 63,78 65,37 0,49 0,60 0,53 1,75 0,75 1,42 1,85 11,62 5,10 100,00 100,00 100,00 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tabel 2.5. memperlihatkan bahwa status pekerjaan sebagai buruh/karyawan/pegawai menurut pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau didominasi oleh pendidikan Diploma I ke atas, yaitu sebesar 81% lebih, SMA 73,06% dan SMK Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

34 Tenaga Kerja 77,17%, SMP 64,23%, dan SD sebesar 39,80%. Sementara untuk status berusaha sendiri pendidikan SD ke bawah sebesar 34,38%, SMP 18,93%, SMA 13,21%, SMK 12,26%, dan Diploma I ke atas kurang dari 9%. Tabel 2.5. Persentase Penduduk Provinsi Kepulauan Riau yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Tingkat Pendidikan, 2012 SD ke DI/DII/ DIV/S1/ Status Pekerjaan SMP SMA SMK Bawah DIII S2/S3 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Berusaha Sendiri 2. Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap 3. Berusaha Dibantu Buruh Tetap 4. Buruh/Karyawan/Pegawai 5. Pekerja Bebas di Pertanian 6. Pekerja Bebas di Non Pertanian 7. Pekerja Tidak Dibayar 34,38 18,93 13,21 12,26 8,32 0,65 7,88 5,82 3,56 1,41 2,70 2,46 4,92 2,74 5,79 4,83 2,80 5,70 39,80 64,23 73,06 77,17 81,96 89,48 1,69 0,35 0,12 0,00 0,00 0,00 2,61 2,54 0,97 0,35 0,00 0,00 8,73 5,40 3,30 3,97 4,22 1,71 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tabel 2.6. Persentase Penduduk Provinsi Kepulauan Riau yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Kabupaten/Kota, 2012 Kepulauan Status Pekerjaan Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tanjungpinang Anambas (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Berusaha Sendiri 2. Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap 3. Berusaha Dibantu Buruh Tetap 4. Buruh/Karyawan/Pegawai 5. Pekerja Bebas di Pertanian 6. Pekerja Bebas di Non Pertanian 7. Pekerja Tidak Dibayar 22,16 22,20 23,65 42,66 33,81 14,35 17,23 2,55 2,81 8,33 6,36 1,59 5,17 2,61 3,89 1,80 3,40 2,46 1,85 5,10 7,93 58,67 66,37 51,22 36,11 58,54 69,48 68,89 2,98 0,25 2,87 0,55 0,42 0,05 0,00 5,22 1,65 5,18 3,00 0,00 0,48 0,61 4,53 4,92 5,35 8,86 3,79 5,37 2,73 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

35 Tenaga Kerja Tabel 2.6. di atas memperlihatkan bahwa persentase Status Pekerjaan sebagai buruh/karyawan/pegawai menurut kabupaten/kota, yang terbesar ada di Kabupaten Bintan, Kota Batam, dan Kota Tanjungpinang yaitu masing-masing sebesar 66,37%, 69,48%, dan 68,89%. Hal ini wajar, karena Kabupaten Bintan dan Kota Batam adalah pusat industri dan jasa, sementara Kota Tanjungpinang adalah pusat pemerintahan. Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

36

37 Pendidikan Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

38

39 Pendidikan 3. PENDIDIKAN Dalam UUD 1945, Pasal 31, Ayat 3 menyebutkan, Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang merupakan penjabaran dari UUD 1945, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan oleh pemerintah senantiasa dibarengi dengan perbaikan sistem pendidikan. Gerakan wajib belajar 9 tahun bagi anak usia 7-15 tahun merupakan salah satu bentuk dari usaha yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya program wajib Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

40 Pendidikan belajar, maka diharapkan mampu meningkatkan partisipasi sekolah bagi anak usia pendidikan dasar, baik untuk tingkat SD maupun SLTP. Disamping itu, pencanangan program wajib belajar tersebut juga diikuti dengan pemenuhan sarana dan prasarana fisik yang menunjang kegiatan belajar mengajar seperti didirikannya sekolah-sekolah baru baik di daerah pedesaan maupun perkotaan, atau berupa program beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan kurang mampu. Telah beberapa tahun pemerintah mengadakan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Program ini merupakan salah satu bentuk nyata dari usaha pemerintah dalam upaya mengurangi angka putus sekolah bagi anak-anak yang kurang mampu, sehingga mereka mempunyai kesempatan yang sama dalam hal pemenuhan kebutuhan akan pendidikan. Penjabaran dari UUD 1945 Pasal 31 Ayat 3 dan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, Provinsi Kepulauan Riau menetapkan Visi Pendidikannya yaitu; Menjadikan Masyarakat Kepulauan Riau Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Mandiri, Kompetitif, Berakhlak Mulia, dan Bertamadun Melayu. Dokumen Renstra Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau Tahun memuat enam strategi yaitu (1) Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Usia 26 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

41 Pendidikan Dini (PAUD) Bermutu dan Berkesetaraan Gender; (2) Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Dasar Universal Bermutu dan Berkesetaraan Gender; (3) Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Menengah Bermutu, Berkesetaraan Gender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat; (4) Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Tinggi Bermutu, Berdaya Saing Internasional, Berkesetaraan Gender dan Relevan dengan Kebutuhan Bangsa dan Negara; (5) Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Orang Dewasa Berkelanjutan yang Berkesetaraan Gender dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat; dan (6) Penguatan Tata Kelola, Sistem Pengendalian Manajemen, dan Sistem Pengawasan Internal. Sebagai tindak lanjut dari keseriusan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, maka Alokasi dana APBD Provinsi Kepulauan Riau ke sektor pendidikan nilainya mencapai 20 persen sejak tahun Angka Melek Huruf Salah satu indikator keberhasilan pembangunan pendidikan adalah tingkat melek huruf yang mengindikasikan kemampuan penduduk untuk dapat membaca dan menulis. Ukuran tingkat pendidikan secara makro yang sangat mendasar adalah angka melek huruf bagi penduduk dewasa. Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

42 Pendidikan Kemampuan baca tulis tercermin dari data angka melek huruf, dalam hal ini merupakan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Tabel di bawah ini menyajikan gambaran tentang angka melek huruf penduduk berumur 15 tahun ke atas yang dirinci menurut kabupaten/kota. Tabel 3.1. Angka Melek Huruf Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, (%) Kabupaten/Kota (1) (2) (3) [01] Karimun 96,36 96,83 [02] Bintan 96,14 96,92 [03] Natuna 96,63 96,82 [04] Lingga 91,79 91,79 [05] Kepulauan Anambas 91,87 91,87 [71] Batam 98,97 99,29 [72] Tanjungpinang 98,70 98,70 Kepulauan Riau 97,67 97,80 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Angka melek huruf (AMH) penduduk Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 adalah 97,80%, artinya masih ada sebanyak 2,20% penduduk Provinsi Kepulauan Riau yang buta huruf. Jika dibanding dengan tahun 2011, angka melek huruf Provinsi Kepulauan Riau mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen, sedangkan AMH Kabupaten 28 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

43 Pendidikan Lingga, Kepulauan Anambas, dan Kota Tanjungpinang tidak mengalami perubahan. Jika dilihat AMH menurut kabupaten/kota tahun 2012, ternyata angka melek huruf tertinggi dicapai oleh Kota Batam yaitu sebesar 99,29% (artinya hanya 0,71% penduduk Kota Batam yang buta huruf), sedangkan Kabupaten Lingga yang terkecil AMH-nya yaitu sebesar 91,79%. AMH Kota Tanjungpinang sebesar 98,70% kedua terbesar setelah Kota Batam, sementara AMH Kabupaten Karimun, Bintan, dan Natuna ada di angka yang hampir sama besarnya yaitu; 96,83%, 96,92%, dan 96,82%. Grafik 3.1. Angka Melek Huruf Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

44 Pendidikan 3.2. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Indikator lain yang juga sangat penting dalam bidang pendidikan adalah pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Indikator ini digunakan sebagai salah satu ukuran dari tingkat kemampuan sumber daya manusia, sampai sejauh mana keberhasilan upaya peningkatan sumber daya manusia dari segi pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Berikut ini akan diuraikan secara singkat mengenai pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk berumur 10 tahuan ke atas di Provinsi Kepulauan Riau dari hasil Suvei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2012, yang dirinci menurut daerah Perkotaan, Perdesaan, dan Jenis Kelamin. Tabel 3.2. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Provinsi Kepulauan Riau menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, 2012 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan L P L + P (1) (2) (3) (4) 1. Tidak/Belum Pernah Sekolah 1,33 3,54 2,41 2. Tidak/Belum Tamat SD 14,57 14,24 14,41 3. SD 18,93 19,41 19,16 4. SLTP 13,96 16,18 15,04 5. SLTA 41,03 39,57 40,32 6. D1/D2 0,70 0,99 0,84 7. Akademi/DIII 2,92 1,99 2,47 8. Universitas 6,56 4,08 5,35 Total 100,00 100,00 100,00 Persentase yang Lulus SLTP ke Atas 65,17 62,82 64,02 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). 30 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

45 Pendidikan Secara umum tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan yang signifikan, kecuali hanya pada pendidikan universitas, perbedaannya lebih dari 2%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam tingkat pendidikan sudah ada kesetaraan gender. Pada tingkat SLTP dan D1/D2 penduduk perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki, yaitu 16,18% dibanding 13,96% dan 0,99% dibanding 0,70%, tetapi pada tingkat universitas laki-laki 6,56% dan perempuan sebesar 4,08%. Dari angka ini dapat disimpulkan bahwa lakilaki masih dituntut untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi dibanding perempuan, sementara perempuan lebih memilih pendidikan yang siap kerja (SMK dan Diploma). Grafik 3.2. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Provinsi Kepulauan Riau menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, Belum Tamat SD SD SLTP SLTA D1/D2/D3 Universitas Laki-Laki Perempuan Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

46 Pendidikan Tabel 3.3. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Provinsi Kepulauan Riau menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Klasifikasi Daerah, 2012 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan K D K + D (1) (2) (3) (4) 1. Tidak/Belum Pernah Sekolah 1,34 7,54 2,41 2. Tidak/Belum Tamat SD 11,39 28,92 14,41 3. SD 16,77 30,68 19,16 4. SLTP 15,17 14,41 15,04 5. SLTA 45,48 15,53 40,32 6. D1/D2 0,92 0,48 0,84 7. Akademi/DIII 2,80 0,86 2,47 8. Universitas 6,13 1,58 5,35 Total 100,00 100,00 100,00 Persentase yang Lulus SLTP ke Atas 70,50 32,85 64,02 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di daerah perkotaan lebih baik dibanding dengan daerah perdesaan. Sebagian besar penduduk di perdesaan hanya tamat SD yaitu sebesar 30,68%, sedangkan di perkotaan sebagian besar tamat SLTA yaitu sebesar 45,48%. Hal ini menunjukkan bahwa kesempatan untuk mendapatkan pendidikan sampai tingkat yang lebih tinggi di perdesaan masih sulit/rendah. Persentase penduduk yang tamat SD di daerah pedesaan pada tahun 2012 adalah sebesar 30,68% jika dibandingkan penduduk yang tinggal di daerah perkotaan, yaitu hanya 16,77%, artinya bahwa penduduk yang tamat SD di daerah 32 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

47 Pendidikan pedesaan hampir dua kali lipat dari pada mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Faktor ini bisa disebabkan oleh terbatasnya jumlah sekolah yang jenjangnya lebih tinggi dari sekolah dasar yang didirikan di daerah pedesaan. Kondisi geografis Provinsi Kepulauan Riau yang sebagian besar adalah lautan yang mungkin menyebabkan akses penduduk untuk mengenyam pendidikan menjadi terbatas, karena sekolah yang didirikan berada jauh di seberang pulau atau berada di daerah perkotaan. Untuk mengatasi hal ini, selain perlu membangun gedung sekolah SLTP dan SLTA, juga perlu dibangun sarana transportasi yang layak. Tabel 3.3. di atas dapat mengambarkan mengenai mutu sumber daya manusia dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk usia 10 tahun ke atas. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hanya 64,02% penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tamat pendidikan tingkat SLTP ke atas, namun jika dibedakan menurut daerah tempat tinggal, tampak bahwa mutu sumber daya manusia di daerah pedesaan masih rendah, terbukti di mana penduduk usia 10 tahun ke atas yang menamatkan pendidikan tingkat SLTP ke atas hanya mencapai 32,86%, jauh dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah perkotaan, dimana persentasenya sudah mencapai 70,50%. Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

48 Pendidikan 3.3. Rata-rata Lama Sekolah Indikator pendidikan lain yang tak kalah pentingnya adalah rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas. Angka ini menggambarkan sampai sejauh mana penduduk usia 15 tahun ke atas menjalani pendidikan di bangku sekolah. Selain itu juga untuk melihat sampai sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun. Tabel 3.4. Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota, Kabupaten/Kota (1) (2) (3) [01] Karimun 8,14 8,16 [02] Bintan 8,91 8,95 [03] Natuna 7,64 7,78 [04] Lingga 7,24 7,27 [05] Kepulauan Anambas 6,38 6,67 [71] Batam 10,78 10,84 [72] Tanjungpinang 9,68 10,18 Kepulauan Riau 9,73 9,81 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Dari tabel 3.4., kita dapat mengetahui bahwa apakah program wajib belajar 9 tahun sudah berjalan dengan baik atau belum. Di Kota Tanjungpinang dan Kota Batam angka Rata-Rata Lama Sekolah sebesar 10,18 tahun dan 10,84 tahun, 34 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

49 Pendidikan artinya di kedua kota tersebut program wajib belajar sudah berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2012, rata-rata lama sekolah penduduk di Provinsi Kepulauan Riau mencapai 9,81 tahun, berarti ratarata sampai taraf pendidikan kelas satu Sekolah Menengah Atas. Walaupun angkanya bervariasi kalau dilihat menurut kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, di mana yang paling tinggi adalah rata-rata lama sekolah untuk penduduk di Kota Batam, mencapai 10,84 tahun atau rata-rata telah mencapai kelas 2 Sekolah Menengah Atas, dan yang terendah adalah rata-rata lama sekolah untuk penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas, yaitu 6,67 tahun atau ratarata baru kelas 1 Sekolah Menengah Pertama. Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

50

51 Kemiskinan Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

52

53 Kemiskinan 4. KEMISKINAN Kemiskinan diartikan kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar antara lain; terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik. Upaya untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia cukup besar, hal ini bisa dilihat dari keseriusan pemerintah pusat dan daearah. Pemerintah pusat telah membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang diketuai oleh Wakil Presiden Dr. Boediono. Di derah baik di provinsi maupun di kabupaten/ kota juga telah dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Derah (TKPKD) yang diketuai oleh Wakil Gubernur dan Wakil Bupati/Walikota. Provinsi Kepulauan Riau melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) telah menganggarkan berbagai program bantuan untuk masyarakat miskin. Baik untuk Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

54 Kemiskinan kesehatan, pendidikan, perumahan, dan usaha bagi kelompok masyarakat miskin. Data kemiskinan dapat menjadi instrumen tangguh bagi pengambil kebijakan dalam memfokuskan perhatian pada kondisi hidup orang miskin dan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan, membandingkan kemiskinan antar waktu dan daerah, serta menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi mereka Penduduk Miskin Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan. Garis kemiskinan adalah rupiah yang diperlukan agar penduduk dapat hidup layak secara minimum yang mencakup pemenuhan kebutuhan minimum pangan dan non-pangan essential. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan kkalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, 40 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

55 Kemiskinan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar bukan makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. Garis Kemiskinan adalah Garis Kemiskinan Makanan ditambah Garis Kemiskinan Non-Makanan dan dinyatakan dalam Rupiah per kapita per bulan. Tabel 4.1. Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin Provinsi Kepulauan Riau menurut Klasifikasi Daerah, Maret 2012 dan 2013 Daerah/Tahun (1) Perkotaan Maret ,15 Maret ,23 Perdesaan Maret ,94 Maret ,48 Perkotaan + Perdesaan Maret ,11 Maret ,46 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Jumlah Persentase Garis Kemiskinan Penduduk Penduduk (Rp/Kapita/Bln) Miskin Miskin (2) (3) (4) Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Kepulauan Riau pada bulan Maret 2013 sebesar orang (6,46%). Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2012 yang sebesar orang (7,11%), berarti terjadi penurunan sebesar orang (3,47%). Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

56 Kemiskinan Secara relatif penduduk miskin daerah perkotaan juga mengalami penurunan selama periode Maret 2012 ke Maret 2013, yaitu dari 7,15% menjadi 6,23%, sementara di perdesaan mengalami kenaikan sebesar 0,54%, tetapi secara keseluruhan persentase penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau turun dari 7,11% menjadi 6,46%. Grafik 4.1. Penduduk Miskin Provinsi Kepulauan Riau Maret 2007 Maret Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Secara absolut penduduk miskin dari tahun 2007, 2008, dan 2009 selalu menurun, dari orang pada tahun 2007, menjadi orang pada tahun 2008, dan menjadi orang pada tahun Pada tahun 2010 sampai 2012 mengalami kenaikan sedikit, tetapi secara persentase penduduk miskin selalu mengalami penurunan; 42 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

57 Kemiskinan dari 10,30% pada tahun 2007 menjadi 9,18% di tahun 2008, kemudian 8,27% di tahun 2009, dan 8,05%, 7,40%, dan 7,11% pada tahun 2010, 2011, dan Pada tahun 2013 baik secara absolut maupun persentase, penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau mengalami penurunan. Grafik 4.2. Persentase Penduduk Miskin Provinsi Kepulauan Riau Maret 2007 Maret ,00 10,30 10,00 9,18 9,00 8,00 7,00 8,27 8,05 7,40 7,11 6,46 6,00 5,00 4, Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Garis Kemiskinan Seperti telah diuraikan di atas, Garis Kemiskinan adalah Garis Kemiskinan Makanan ditambah Garis Kemiskinan Non-Makanan dan dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

58 Kemiskinan perlengkapan mandi). Pada bulan Maret 2013, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 67,20%, sedangkan sumbangan Garis Kemiskinan Non Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2013 adalah sebesar 32,80%. Rokok mempunyai sumbangan 9,33% perkotaan dan 14,92% di perdesaan terhadah GK. Tabel 4.2. Peranan Komoditi Terhada Garis Kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau menurut Klasifikasi Daerah, Maret 2013 di Komoditi Perkotaan (%) Perdesaan (%) (1) (2) (3) Makanan a. Beras 22,93 28,60 b. Rokok Kretek Filter 9,33 14,92 c. Telur Ayam Ras 5,95 4,95 d. Daging Ayam Ras 9,90 1,72 e. Gula Pasir 3,91 9,24 f. Mie Instant 3,72 5,46 g. Bawang Merah 2,75 2,25 h. Cabe Merah 4,24 1,20 i. Cabe Rawit 2,21 2,64 Non Makanan a. Perumahan 35,99 39,66 b. Listrik 15,66 9,86 c. Bensin 10,13 10,03 d. Perlengkapan Mandi 4,87 5,45 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di daerah perkotaan adalah beras (22,93%), rokok kretek filter (9,33%), dan daging ayam ras 44 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

59 Kemiskinan (9,90%), sedangkan di daerah perdesaan adalah komoditas beras (28,60%), rokok kretek filter (14,92%), dan gula pasir (9,24%). Untuk komoditi bukan makanan, kontribusi terbesar terhadap Garis Kemiskinan adalah biaya perumahan (35,99% di perkotaan dan 39,66% di perdesaan), bensin (10,13% di perkotaan dan 10,03% di perdesaan), dan listrik (15,66% di perkotaan dan 9,86% di perdesaan). Grafik 4.3. Garis Kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau Maret 2008 Maret Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Grafik 4.3. menunjukkan perkembangan nilai rupiah per kapita sebagai batas Garis Kemiskinan di Kepulauan Riau dari tahun 2008 sampai dengan Pada tahun 2008 besarnya Garis Kemiskinan adalah rupiah per kapita, Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

60 Kemiskinan artinya seseorang dianggap miskin jika penghasilannya pada tahun 2008 kurang dari rupiah per bulan. Garis Kemiskinan terus berubah dan dipengaruhi oleh inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa, sehingga pada tahun 2013 Garis Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau menjadi rupiah per kapita per bulan. Jadi, seseorang dikatakan tidak miskin jika mempunyai penghasilan minimal rupiah per bulan Indeks P 1 dan Indeks P 2 Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Indeks P 1 (Indeks Kedalaman Kemiskinan) adalah indeks yang mengukur sejauh mana atau seberapa dalam jarak antara Garis Kemiskinan dengan penduduk miskin. Semakin kecil indeks ini, maka semakin dekat penduduk miskin dengan Garis Kemiskinan, sehingga semakin mudah atau cepat untuk mengentaskan penduduk miskin. 46 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

61 Kemiskinan Indeks P 2 (Indeks Keparahan Kemiskinan) adalah indeks yang mengukur sejauh mana perbedaan/variasi ratarata pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin kecil indeks ini, maka semakin kecil ketimpangan/perbedaan ratarata pengeluaran antara penduduk miskin. Grafik 4.4. P1 dan P2 Provinsi Kepulauan Riau Maret 2007 Maret ,50 2,00 1,90 2,07 2,02 1,50 1,00 0,50 0,50 0,72 0,78 1,05 1,01 1,01 0,25 0,35 0,23 0,69 0,15 0, P1 P2 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Indeks P 1 dan P 2 terus mengalami penurunan dari tahun 2007 sampai dengan Hal ini menunjukkan keberhasilan Provinsi Kepulauan Riau dalam program pengentasan kemiskinan. Pada periode Maret 2012 ke Maret 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1) menunjukkan penurunan yang signifikan, yaitu dari 1,01 menjadi 0,69. Pada periode yang sama Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2) juga Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

62 Kemiskinan menunjukkan kecenderungan menurun, yaitu dari 0,23 menjadi 0,15. Penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati Garis Kemiskinan, sedangkan penurunan Indeks Keparahan Kemiskinan mengindikasikan bahwa ketimpangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin menyempit. 48 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

63 Ekonomi Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

64

65 Ekonomi 5. Ekonomi 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu nilai ukur dari hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah kebijakan pembangunan yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat memberi dampak pada peningkatan pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya dapat menurunkan tingkat kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat saja terjadi tanpa memberi dampak positif pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Hal ini bisa disebabkan karena tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi dari pada tingkat pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau adalah sebesar 6,66%, dan pada tahun 2012 pertumbuhannya cukup tinggi, yaitu sebesar 8,21%. Sektor ekonomi yang pertumbuhannya cukup tinggi pada tahun 2012 adalah Bangunan (11,55%), Perdagangan, Hotel, dan Restoran (11,22%), Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan (8,65%), Pengangkutan dan Komunikasi (8,41%), dan Jasa- Jasa (8,10%). Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

66 Ekonomi Di sisi lain, ada sektor-sektor yang pertumbuhannya melambat, yaitu; Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, dari 3,95% pada tahun 2011 menjadi 2,88% pada tahun 2012, sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, dari 13,96% pada tahun 2011 menjadi 7,05% pada tahun Sedangkan sektor Pertambangan dan Penggalian pertumbuhannya cukup cepat dan relatif tinggi, dari 1,52% pada tahun 2011 menjadi 6,77% pada tahun Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau tahun 2012, jika dilihat dari sisi PDRB dengan Migas, maupun PDRB tanpa Migas, relatif hampir sama, yaitu; 8,21% dengan Migas dan 8,26% tanpa Migas. Tabel 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau menurut Sektor Ekonomi, Sektor Ekonomi (1) (2) (3) 1. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan 3,95 2,88 2. Pertambangan dan penggalian 1,52 6,77 3. Industri pengolahan 6,53 7,06 4. Listrik, gas, dan air bersih 13,96 7,05 5. Bangunan 10,02 11,55 6. Perdagangan, hotel, dan restoran 7,01 11,22 7. Pengangkutan dan komunikasi 9,93 8,41 8. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 6,74 8,65 9. Jasa-Jasa 7,50 8,10 PDRB dengan Migas 6,66 8,21 PDRB tanpa Migas 6,92 8,26 Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau. 52 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

67 Ekonomi Grafik 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau menurut Sektor Ekonomi, Keterangan: 1. Pertanian, peternakan, kehutahan, dan perikanan; 2. Pertambangan dan penggalian; 3.Industri pengolahan; 4. Listrik, gas, air bersih; 5. Bangunan; 6. Perdagangan, hotel, dan restoran; 7. Pengangkutan dan komunikasi; 8. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; 9. Jasa-Jasa. Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau Nilai PDRB PDRB dengan migas atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 mencapai 80,24 triliun rupiah dan meningkat pada tahun 2012 menjadi sebesar 91,72 triliun rupiah. Sedangkan PDRB tanpa migas pada tahun 2011 mencapai 75,01 triliun rupiah dan meningkat pada tahun 2012 menjadi sebesar 85,92 triliun rupiah. Sektor Industri Pengolahan mempunyai andil yang paling besar, yaitu 43,91 triliun rupiah, disusul sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar 18,18 triliun rupiah, dan sektor Bangunan 7,26 triliun rupiah. Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

68 Ekonomi Tabel 5.2. PDRB Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku menurut Sektor, (Juta rupiah) Sektor Ekonomi (1) (2) (3) 1. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan , ,49 2. Pertambangan dan penggalian , ,35 3. Industri pengolahan , ,58 4. Listrik, gas, dan air bersih , ,82 5. Bangunan , ,24 6. Perdagangan, hotel, dan restoran , ,92 7. Pengangkutan dan komunikasi , ,91 8. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan , ,42 9. Jasa-Jasa , ,35 PDRB dengan Migas , ,08 PDRB tanpa Migas , ,33 Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau. Grafik 5.2. Persentase Sektor Ekonomi Terhadap Total PDRB Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku, 2012 Angkutan; 4,45 Keuangan; 4,90 Jasa; 2,66 Perdagangan; 19,82 Pertanian; 4,41 Pertambangan; 7,39 Industri; 47,88 Bangunan; 7,92 Listrik; 0,59 Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau. 54 Data Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 merupakan publikasi perdana yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan indikator keuangan

Lebih terperinci

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Kata pengantar Publikasi Statistik Sosial Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 merupakan publikasi yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan Indeks Demokrasi Indonesia

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017 PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017 No. 47/07/33/Th. XI, 17 Juli 2017 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MARET 2017 MENCAPAI 13,01 PERSEN Pada bulan 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012 No. 05/01/33/Th. VII, 2 Januari 2013 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 MENCAPAI 4,863 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013 No. 07/07/62/Th. VII, 1 Juli 2013 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 06/01/21/Th X, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2014 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014 No. 40/07/33/Th. VIII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2014 MENCAPAI 4,836 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016 No. 49/07/33/Th. X, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2016 MENCAPAI 4,507JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015 No. 66/09/33/Th. IX, 15 ember 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 MENCAPAI 4,577 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013 No. 07/01/62/Th. VIII, 2 Januari 2014 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014 No. 05/01/33/Th. IX, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2014 MENCAPAI 4,562 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015 PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015 No. 05/01/33/Th. X, 4 Januari 2016 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2015 MENCAPAI 13,32 PERSEN Pada bulan ember 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017 No. 06/07/62/Th. XI, 17 Juli 2017 1. PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016 PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016 No. 05/01/33/Th. XI, 3 Januari 2017 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2016 MENCAPAI 13,19 PERSEN Pada bulan ember 2016, jumlah penduduk miskin (penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012 BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/01/Th. XVI, 2 Januari 2013 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 MENCAPAI 28,59 JUTA ORANG Pada bulan September 2012, jumlah penduduk

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG

BPS PROVINSI LAMPUNG BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/09/18/TH.VII, 15 September 2015 ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET 2015 Jumlah penduduk miskin di Lampung pada Maret 2015 mencapai 1.163,49 ribu orang (14,35 persen), bertambah

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013 No. 05/01/33/Th. VIII, 2 Januari 2014 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2013 MENCAPAI 4,705 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN. No. 55/09/17/Th.IX, 15 September 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN. Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No 07/01/21/Th. XII, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016 No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH. BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER 2016 No. 08/07/18/TH.IX, 3 Januari 2017 Angka kemiskinan Lampung dari penghitungan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2016

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU Nomor 51/07/21/Th. XII, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 06/01/21/Th.VII, 2 Januari 2012 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2011 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2017

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2017 No. 42/07/17/XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2017 - JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2017 MENCAPAI 316.980 ORANG (16,45 %) - KEMISKINAN MARET 2017 MENURUN JIKA DIBANDINGKAN MARET

Lebih terperinci

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016 No. 05/01/17/XI, 3 Januari 2017 KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2016 MENCAPAI 325.600 ORANG (17,03 PERSEN) PERSENTASE KEMISKINAN SEPTEMBER 2016 TURUN JIKA DIBANDINGKAN

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014 No. 05/01/17/IX, 2 Januari 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014 - JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2014 MENCAPAI 316,50 RIBU ORANG - TREN KEMISKINAN SEPTEMBER 2014 MENURUN DIBANDINGKAN

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH. BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET 2016 No. 08/07/18/TH.VIII, 18 Juli 2016 Angka kemiskinan Lampung dari penghitungan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2016 mencapai

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG

BPS PROVINSI LAMPUNG BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/01/18/TH.VII, 2 Januari 2015 ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER 2014 Angka kemiskinan Lampung pada September 2014 sedikit mengalami penurunan dibanding Maret 2014 yakni dari

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014 No. 07/07/62/Th. VIII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM Pada bab IV ini penulis akan menyajikan gambaran umum obyek/subyek yang meliputi kondisi geografis, sosial ekonomi dan kependudukan Provinsi Jawa Tengah A. Kondisi Geografis Provinsi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 58/07/64/Th.XX, 17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA MARET TAHUN 2017 R I N G K A S A N Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara pada Maret 2017 sebanyak

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 06/01/21/Th.VIII, 2 Januari 2013 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2012 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.57/07/64/Th.XX,17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN TIMUR MARET TAHUN 2017 R I N G K A S A N Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur pada Maret 2017 sebanyak

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 59/07/64/Th.XIX, 18 Juli 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA MARET TAHUN 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 57/07/21/Th. XI, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2015 No. 05/01/17/Th. X, 4 Januari 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2015 - JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2015 MENCAPAI 322,83 RIBU ORANG (17,16 PERSEN) - TREN KEMISKINAN SEPTEMBER 2015

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2013 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2013 No. 04/01/36/Th.VIII, 2 Januari 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2013 MENCAPAI 682,71 RIBU ORANG Pada bulan September 2013, jumlah penduduk miskin

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2017

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2017 Tingkat Kemiskinan di DKI Jakarta Maret 2017 No. 35/07/31/Th.XIX, 17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2017 Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2017 sebesar 389,69 ribu

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET No. 08/07/18/TH.IX, 17 Juli 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET No. 08/07/18/TH.IX, 17 Juli 2017 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 08/07/18/TH.IX, 17 Juli 2017 ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET 2017 Angka kemiskinan Lampung dari penghitungan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2017 mencapai 13,69

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016 No. 07/01/62/Th. XI, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 64 /09/52/TH.IX, 15 SEPTEMBER 2015 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 MENCAPAI 823,89 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin di Nusa

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017 BADAN PUSAT STATISTIK No. 45 /07/52/TH.XI, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2017 MENCAPAI 793,78 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014 No. 07/01/62/Th. IX, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.07/01/64/Th.XX, 3 Januari 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN TIMUR SEPTEMBER TAHUN 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011 BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/01/Th. XV, 2 Januari 2012 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2011 MENCAPAI 29,89 JUTA ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2016 BADAN PUSAT STATISTIK No. 47/07/52/TH.X, 18 JULI 2016 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2016 MENCAPAI 804,44 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No.05/01/61/Th.XX, 03 Januari 2017 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.58/07/64/Th.XIX, 18 Juli 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN TIMUR MARET TAHUN 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2015 No. 05/01/15/Th X, 4 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2015 MENCAPAI 311,56 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran

Lebih terperinci

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU MARET 2016

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU MARET 2016 No. 40/07/17/X, 18 Juli 2016 KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU MARET 2016 - JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2016 MENCAPAI 328,61 RIBU ORANG (17,32 PERSEN) - PERSENTASE KEMISKINAN MARET 2016 TURUN JIKA DIBANDINGKAN

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014 No. 06/01/51/Th. IX, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2014 MENCAPAI 195,95 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2016 10,00 5,00 0,00-5,00 4,91 1,37 0,83-0,60 0,44 0,43 1,18 Bahan Mkn Jadi, Mnman, Rokok & Tbk Perumahan Sandang No.05/05/15/Th. XI, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2016 JUMLAH

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 05/01/61/Th.XIX, 04 Januari 2016 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2015 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2015 No.54 /09/15/Th.IX, 15 September 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 MENCAPAI 300,71 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2012 BADAN PUSAT STATISTIK No. 6/01/52/TH.VII, 2 JANUARI 2013 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 MENCAPAI 828,33 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013 No. 05/01/51/Th. VIII, 2 Januari 2014 PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2013 MENCAPAI 186,53 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2015 B P S P R O V I N S I A C E H No. 4/01/Th. XIX, 4 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2015 Jumlah Penduduk Miskin September 2015 Mencapai 859 Ribu Orang RINGKASAN Pada September 2015,

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 08/01/64/Th.XX, 3 Januari 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA SEPTEMBER TAHUN 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 07/01/64/Th.XIX, 4 Januari 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA SEPTEMBER TAHUN 2015 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014 No. 45/07/51/Th. VIII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2014 MENCAPAI 185,20 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DAN TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI ACEH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DAN TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI ACEH MARET 2017 B P S P R O V I N S I A C E H No. 32/07/Th.XX, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN DAN TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI ACEH MARET 2017 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2017 MENCAPAI 872 RIBU DENGAN

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 39/07/16/ Th. XIX, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA SELATAN MARET 2017 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN KEADAAN MARET 2017 MENCAPAI 13,19 PERSEN Keadaan Maret

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No.40/07/61/Th.XIX, 18 Juli 2016 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2017 No.38/07/15/Th.XI, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2017 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MARET 2017 MENCAPAI 8,19 PERSEN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN MENURUN DARI SEPTEMBER 2015 KE MARET 2016

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN MENURUN DARI SEPTEMBER 2015 KE MARET 2016 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 40/07/16/Th.XVIII. 18 Juli 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN MENURUN DARI SEPTEMBER 2015 KE MARET 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2015 PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2015 No. 63/09/51/Th. IX, 15 September 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 MENCAPAI 196,71 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MARET 2017 SEBESAR 9,38 PERSEN No. 39/07/73/Th. XI, 17 Juli 2017 Penduduk miskin di Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2016 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 42/07/76/Th. X, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2016 SEBANYAK 152,73 RIBU JIWA Persentase penduduk miskin

Lebih terperinci

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPSPROVINSI JAWATIMUR BPSPROVINSI JAWATIMUR No. 47/07/35/Th.XIV, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TIMUR MARET 2016 Penduduk Miskin di Jawa Timur Turun 0,23 poin persen Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur bulan dibandingkan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 65/09/64/Th.XVIII,15 September 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN TIMUR MARET TAHUN 2015 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN (KEADAAN SEPTEMBER TAHUN 2015)

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN (KEADAAN SEPTEMBER TAHUN 2015) BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.05/01/16 Th. XVIII, 04 Januari 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN (KEADAAN SEPTEMBER TAHUN ) RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 21/07/31/Th. XII, 1 Juli 2010 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di DKI Jakarta

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2016 B P S P R O V I N S I A C E H No. 32/07/TH.XIX, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2016 Jumlah Penduduk Miskin Mencapai 848 Ribu Orang RINGKASAN Pada Maret 2016, jumlah penduduk miskin

Lebih terperinci

BAB III PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB III PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB III PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU Penduduk yang besar dan berkualitas akan menjadi aset yang sangat bermanfaat bagi pembangunan, namun sebaliknya penduduk yang besar tapi rendah kualitasnya

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014 No. 31/07/36/Th. VIII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2014 MENCAPAI 622,84 RIBU ORANG Pada bulan Maret 2014, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2014 B P S P R O V I N S I A C E H No. 4/01/Th.XVIII, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2014 MENCAPAI 837 RIBU ORANG RINGKASAN Pada September

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2012

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2012 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 30/07/31/Th. XIV, 2 Juli 2012 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2012 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di DKI Jakarta

Lebih terperinci

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPSPROVINSI JAWATIMUR BPSPROVINSI JAWATIMUR No. 45/07/35/Th.XV, 17 Juli 2017 Profil Kemiskinan Di Jawa Timur Maret 2017 Penduduk Miskin di Jawa Timur Turun 0,08 Poin Persen Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur bulan Maret 2017

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Profil Kemiskinan Provinsi Bengkulu September 2017 No. 06/01/17/Th. XII, 2 Januari 2018 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI BENGKULU Profil Kemiskinan Provinsi Bengkulu September 2017 Persentase Penduduk Miskin

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2017

TINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2017 No. 46/07/51/Th. X, 17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2017 Terjadi kenaikan persentase penduduk miskin di Bali pada 2017 jika dibandingkan dengan September 2016. Tingkat kemiskinan pada 2017

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 81/11/21/Th. IX, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016 No. 05/01/Th. XX, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 10,70 PERSEN Pada bulan September 2016, jumlah penduduk miskin (penduduk

Lebih terperinci

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPSPROVINSI JAWATIMUR BPSPROVINSI JAWATIMUR No. 64/09/35/Th.XIII, 15 September 2015 PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TIMUR MARET 2015 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur pada bulan dibandingkan September 2014 naik sebesar

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014 B P S P R O V I N S I A C E H No. 31/07/Th.XVII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2014 MENCAPAI 881 RIBU ORANG RINGKASAN Persentase penduduk miskin

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2014 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 40/07/76/Th.VIII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2014 SEBANYAK 153,9 RIBU JIWA Persentase penduduk miskin

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015 No. 05/01/36/Th.X, 4 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2015 MENCAPAI 690,67 RIBU ORANG Pada bulan ember 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 05/01/32/Th. XIX, 3 Januari 2017 TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada September

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010 BADAN PUSAT STATISTIK No. 45/07/Th. XIII, 1 Juli 2010 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2010 MENCAPAI 31,02 JUTA Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013 No. 32/07/31/XV, 1 Juli 2013 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013 Pada bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di DKI

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 54/09/61/Th.XVIII, 15 September 2015 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2015 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di

Lebih terperinci

ANGKA KEMISKINAN PROVINSI BANTEN MARET 2017

ANGKA KEMISKINAN PROVINSI BANTEN MARET 2017 No. 40/07/36/Th.XI, 17 Juli 2017 ANGKA KEMISKINAN PROVINSI BANTEN MARET 2017 ANGKA KEMISKINAN PROVINSI BANTEN MARET NAIK MENJADI 5,45 PERSEN Angka kemiskinan Provinsi Banten hasil Survei Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 05/01/16 Th. XIX, 03 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2016 MENCAPAI 13,39 PERSEN Pada bulan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2016 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 05/01/76/Th.XI, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN sebesar 146,90 RIBU JIWA (11,19 PERSEN) Persentase penduduk

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 69/11/21/Th. VI, 7 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2011 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI = 7,80 PERSEN Jumlah angkatan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2016 No. 04/01/72/Th. XX, 03 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER RINGKASAN Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2012 cenderung mengalami

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN SEPTEMBER 2012 Nomor : 05/01/63/Th. XVII, 02 Januari 2013 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN SEPTEMBER 2012 Penduduk miskin Provinsi Kalimantan Selatan pada September 2012 mencapai 189.214 orang (5,01 persen),

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 05 /01/52/TH.X, 4 JANUARI 2016 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2015 MENCAPAI 802,29 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2015 No. 44/09/36/Th. IX, 15 September 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 MENCAPAI 702,40 RIBU ORANG Pada bulan 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2015 B P S P R O V I N S I A C E H No. 46/09/TH.XVIII, 15 September 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN Maret 2015 MENCAPAI 851 RIBU ORANG RINGKASAN Pada Maret 2015, jumlah

Lebih terperinci