Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4 STATISTIK KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI 2014 ISSN : Katalog BPS : Nomor Publikasi : Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm Jumlah Halaman : xi + 75 halaman Naskah : BPS Provinsi Bali Tim Penyusun Naskah : Penanggung Jawab Umum : Panusunan Siregar Penanggung Jawab Teknis : Indra Susilo Koordinator : I Wayan Putrawan Anggota : Nindya Purnama Sari Gambar Kulit : Bidang Statistik Sosial Diterbitkan Oleh : BPS Provinsi Bali Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya ii Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

5 KATA PENGANTAR Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014 merupakan kelanjutan dari publikasi tahun-tahun sebelumnya. Publikasi ini menyajikan data terkait ketenagakerjaan, profil penduduk yang bekerja, serta profil pengangguran di Bali, berdasarkan data hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada bulan Agustus tahun Disadari akan adanya kemungkinan ketidaksempurnaan dalam publikasi ini, namun selalu diupayakan adanya penyempurnaan dan perbaikan untuk dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan up to date serta representatif. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan guna penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian publikasi ini kami sampaikan terima kasih, semoga publikasi ini dapat bermanfaat. Denpasar, September 2015 Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Kepala, Panusunan Siregar Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014 iii

6 iv Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

7 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... iii PANCAWEJANG STATISTIK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR TABEL LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Sumber Data Sistematika Penulisan... 3 BAB II PENJELASAN TEKNIS Penjelasan Teknis Definisi Penduduk Bekerja dan Menganggur Penghitungan TPAK dan Tingkat Pengangguran Metodologi Ruang Lingkup Kerangka Sampel Rancangan Sampel Metode Pengumpulan Data Pengolahan Data BAB III PROFIL ANGKATAN KERJA Penduduk Usia Kerja Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Penduduk Usia Kerja Menurut Wilayah xi Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014 v

8 3.2 Angkatan Kerja Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Angkatan Kerja Menurut Wilayah Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) BAB IV PROFIL PENDUDUK YANG BEKERJA Penduduk Bekerja Menurut Jenis Kelamin Penduduk Bekerja Menurut Wilayah Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja BAB V KEADAAN PENGANGGURAN TERBUKA Pengangguran Terbuka Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin Pengangguran Terbuka Menurut Wilayah Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota BAB VI SETENGAH PENGANGGURAN Setengah Pengangguran Menurut Jenis Kelamin Setengah Pengangguran Terpaksa dan Sukarela Setengah Pengangguran Menurut Pendidikan BAB VII PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA BAB VIII KESIMPULAN LAMPIRAN vi Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

9 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Diagram Ketenagakerjaan... 6 Gambar 3.1 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Utama Seminggu yang Lalu, Provinsi Bali Gambar 3.2 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin, Provinsi Bali Gambar 3.3 Penduduk Usia Kerja Menurut Wilayah, Provinsi Bali Gambar 3.4 Angkatan Kerja Provinsi Bali Gambar 3.5 Persentase Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin, Provinsi Bali Gambar 3.6 Persentase Angkatan Kerja Menurut Wilayah, Provinsi Bali Gambar 3.7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Provinsi Bali Gambar 3.8 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Provinsi Bali Gambar 4.1 Rasio Penduduk yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin, Provinsi Bali Gambar 4.2 Rasio Penduduk Bekerja Menurut Wilayah, Provinsi Bali Gambar 4.3 Distribusi Penduduk yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan, Provinsi Bali Gambar 4.4 Distribusi Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Provinsi Bali Gambar 4.5 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Provinsi Bali Gambar 4.6 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Provinsi Bali Gambar 4.7 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Kelompok Jam Kerja dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Gambar 5.1 Persentase Penduduk yang Menganggur Menurut Jenis Kelamin, Provinsi Bali Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014 vii

10 Gambar 5.2 Persentase Penduduk yang Menganggur Menurut Wilayah, Provinsi Bali Gambar 5.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota, Provinsi Bali Gambar 6.1 Tingkat Setengah Menganggur Menurut Jenis Kelamin, Provinsi Bali Gambar 6.2 Tingkat Setengah Penganggur Terpaksa dan Sukarela, Provinsi Bali Gambar 6.3 Tingkat Setengah Menganggur Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Provinsi Bali viii Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

11 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 5.1 Tabel 7.1 Halaman Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur, Provinsi Bali Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan, Provinsi Bali Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan yang Ditamatkan, Provinsi Bali Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Utama, Provinsi Bali Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014 ix

12 x Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

13 DAFTAR TABEL LAMPIRAN Tabel A.1. Tabel A.2. Tabel A.3. Tabel A.4. Tabel A.5. Tabel A.6. Tabel B.1. Tabel B.2. Tabel B.3. Tabel B.4. Tabel C.1. Tabel C.2. Tabel C.3. Halaman Penduduk Menurut Kegiatan Utama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun Penduduk Menurut Kegiatan Utama Seminggu yang Lalu dan Wilayah, Provinsi Bali Tahun Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Menurut Wilayah, Provinsi Bali Tahun Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun Penduduk yang Bekerja di Sektor Formal dan Informal, Provinsi Bali Tahun Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun Penduduk yang Menganggur Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun Penduduk Setengah Menganggur, Provinsi Bali Tahun Penduduk Setengah Menganggur Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014 xi

14 xii Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

15 Latar Belakang Ketenagakerjaan merupakan salah satu indikator perekonomian yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu daerah. Indikator ketenagakerjaan yang sering digunakan antara lain adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Kondisi ketenagakerjaan suatu daerah dapat menggambarkan tingkat perkembangan perekonomian dan juga tingkat perkembangan kesejahteraan masyarakatnya. Gambaran ini sangat penting bagi perencana pembangunan, pengambil kebijakan, maupun pemerhati masalah sosial ekonomi dan kependudukan. Data ketenagakerjaan yang dihasilkan Badan Pusat Statistik (BPS) dikumpulkan melalui sensus dan survei antara lain: Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Khusus untuk data ketenagakerjaan mulai tahun 2004 yang dirujuk adalah data yang dihasilkan dari kegiatan Sakernas. Dalam publikasi yang berjudul, Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014 ini disajikan berbagai informasi umum tentang ketenagakerjaan hasil Sakernas Agustus tahun 2014, yang bisa dimanfaatkan oleh berbagai kalangan sesuai kebutuhan. Pada publikasi ini dilihat kondisi terkini ketenagakerjaan dari penduduk yang dikategorikan dalam usia kerja, yaitu usia 15 tahun ke atas. Ulasan yang diberikan hanya dilihat dari sejumlah indikator dan karakteristik ketenagakerjaan pada Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

16 umumnya, sedangkan untuk mengetahui lebih rinci dapat dilihat dalam tabel-tabel yang juga dilampirkan dalam bagian akhir tulisan ini atau melihat publikasi Keadaan Ketenagakerjaan di Provinsi Bali Agustus Tujuan Tujuan penyusunan publikasi ini adalah untuk menyediakan statistik ketenagakerjaan, meliputi gambaran umum, karakteristik penduduk yang bekerja serta profil pengangguran. Secara rinci, tujuan penyusunan publikasi ini antara lain: 1. Memberikan gambaran umum ketenagakerjaan Provinsi Bali untuk membantu pemerintah dalam menentukan arah kebijakan publik. 2. Menyediakan data penduduk yang bekerja dan menganggur menurut karakteristiknya, untuk dimanfaatkan oleh pemerintah serta masyarakat umum sesuai dengan keperluannya. 3. Membantu Pemerintah Provinsi Bali dalam mengevaluasi keberhasilan peningkatan perekonomian dan taraf kesejahteraan masyarakat dilihat dari indikator ketenagakerjaan Sumber Data Data yang tersaji dalam publikasi ini merupakan hasil dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2014 yang pelaksanaannya serentak di seluruh wilayah Indonesia. Perkembangannya dilihat dalam empat tahun terakhir sebagai perbandingan antar waktu yaitu Sakernas Agustus 2013, Agustus 2012, dan Agustus Sebaran sampel untuk Provinsi Bali meliputi sembilan kabupaten/kota dan mencakup wilayah perkotaan dan perdesaan. Jumlah rumah tangga yang diamati serta metode pengambilan sampel yang dilakukan ditampilkan dalam Bab II. 2 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

17 1. 4. Sistematika Penulisan Publikasi ini tersusun dalam 8 (delapan) bab dan ditambah dengan lampiran yang berisikan tabel-tabel, dengan sistematika penyusunan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN BAB II PENJELASAN TEKNIS, meliputi Penjelasan Teknis dan Metodologi. BAB III PROFIL ANGKATAN KERJA, meliputi Penduduk Usia Kerja, Angkatan Kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). BAB IV PROFIL PENDUDUK YANG BEKERJA, meliputi Penduduk yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin, Wilayah, Pendidikan, Lapangan Usaha Utama, Status Pekerjaan Utama, dan Jumlah Jam Kerja. BAB V KEADAAN PENGANGGURAN TERBUKA, meliputi Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin, Wilayah, Pendidikan, dan Kabupaten/Kota. BAB VI SETENGAH PENGANGGURAN, meliputi Setengah Pengangguran Menurut Jenis Kelamin, Setengah Pengangguran Terpaksa, dan Sukarela, dan Pendidikan. BAB VII PRODUKTIVITAS TENAGA KEJA BAB VIII KESIMPULAN TABEL-TABEL LAMPIRAN Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

18 4 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

19 Penjelasan Teknis Untuk memahami data yang disajikan dalam publikasi ini, perlu dipahami terlebih dahulu beberapa penjelasan teknis seperti konsep dan definisi yang digunakan. Penjelasan teknis ini diharapkan agar pengguna data memiliki persepsi yang sama dan sesuai dengan apa yang dimaksudkan dalam publikasi ini Definisi Penduduk Bekerja dan Menganggur Ada beberapa pendekatan usia kerja, tergantung dengan kebutuhan dan arah analisa serta kebijakan yang diinginkan. Untuk memberikan kemudahan bagi pengguna data, dalam publikasi ini ditampilkan pembatasan usia kerja yaitu penduduk usia 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja dibedakan menjadi Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Pengitungan jumlah penduduk yang bekerja dan menganggur didasarkan pada diagram berikut. Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

20 6 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

21 Bukan Angkatan Kerja (BAK), meliputi: Sekolah, yaitu kegiatan bersekolah formal dan non formal baik pada pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi. Mengurus Rumah Tangga, yaitu kegiatan mengurus rumah tangga atau membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapatkan upah/gaji. Lainnya, yaitu kegiatan selain bekerja, sekolah dan mengurus rumah tangga termasuk di dalamnya mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan, seperti orang lanjut usia, cacat jasmani, dan penerima pendapatan/pensiun yang tidak bekerja lagi. Sedangkan yang termasuk Angkatan Kerja (AK) adalah: Sedang Bekerja, yaitu mereka yang kegiatannya melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam (berturut-turut tanpa terputus) dalam seminggu yang lalu. Sementara Tidak Bekerja, adalah orang yang mempunyai pekerjaan/usaha tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena sesuatu sebab seperti sakit, cuti, menunggu panen, mogok kerja, dan sejenisnya. Penduduk yang bekerja dihitung dengan rumusan: Penduduk Bekerja = Sedang Bekerja + Sementara Tidak Bekerja Pengangguran, yaitu orang yang belum memiliki pekerjaan. Kriteria pengangguran antara lain adalah: Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

22 1. Mencari Kerja, yaitu orang yang berusaha mencari pekerjaan (tidak terbatas dalam seminggu yang lalu). 2. Mempersiapkan Usaha, yaitu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha baru (bukan merupakan pengembangan usaha) dan bertujuan untuk memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri, baik dengan atau tanpa mempekerjakan orang lain. 3. Merasa Tidak Mungkin Mendapat Pekerjaan, yaitu mereka yang mengaku berkali-kali mencari pekerjaan tetapi tidak berhasil mendapatkan pekerjaan sehingga ia merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan. Termasuk mereka yang merasa karena situasi/kondisi atau iklim atau musim, tidak mungkin mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. 4. Sudah Punya Pekerjaan Tetapi Belum Mulai Bekerja, yaitu mereka yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja, tetapi pada saat pencacahan belum mulai bekerja. Sampai dengan tahun 2001, jumlah pengangguran dihitung dengan rumusan: Pengangguran = Mencari Kerja + Sedang Mempersiapkan Usaha Sedangkan sejak tahun 2002, jumlah pengangguran dihitung dengan rumusan: Pengangguran = Mencari Kerja + Sedang Mempersiapkan Usaha + Merasa Tidak Mungkin Mendapat Pekerjaan + Sudah Punya Pekerjaan tetapi Belum Mulai Bekerja 8 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

23 Penghitungan TPAK dan Tingkat Pengangguran Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. TPAK menunjukkan besaran penduduk usia kerja yang telah siap terjun ke dunia kerja (membutuhkan pekerjaan), baik yang sudah mendapatkan pekerjaan maupun yang belum bekerja, dengan rumusan: TPAK = Tingkat Pengangguran merupakan persentase penduduk angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan. Tingkat pengangguran menunjukkan besaran penduduk usia kerja yang siap terjun ke dunia kerja (membutuhkan pekerjaan), tetapi belum mendapatkan pekerjaan. Tingkat Pengangguran dihitung dengan rumusan: Tingkat Pengangguran = Metodologi Angkatan Kerja X 100 % Penduduk Usia Kerja Jumlah Pengangguran X 100 % Angkatan Kerja Data yang disajikan dalam publikasi ini merupakan hasil dari Sakernas Agustus 2014, yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Perbandingan dengan tahun sebelumnya ( ) ditunjukkan pada beberapa bahasan. Penyajian angka dalam punlikasi ini menggunakan faktor pengali (inflation factor) dari hasil SP2010. Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

24 Ruang Lingkup Sakernas Agustus 2014 dilaksanakan di seluruh wilayah geografis Indonesia dengan ukuran sampel sebesar rumah tangga tersebar dalam daerah perkotaan maupun perdesaan. Khusus untuk Provinsi Bali, jumlah sampel yang diteliti sekitar rumah tangga yang tersebar dalam 384 blok sensus mencakup wilayah perkotaan dan perdesaan. Karakteristik yang dikumpulkan dalam Sakernas meliputi keterangan umum anggota rumah tangga, status perkawinan, pendidikan, dan pekerjaan Kerangka Sampel Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap pertama, kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap kedua, dan kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap ketiga. Blok sensus dalam kerangka sampel dipilah menjadi dua kelompok, yaitu blok sensus terpilih untuk estimasi tingkat provinsi dan blok sensus komplemen (sebagai tambahan untuk estimasi kabupaten). Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2010 yang terpilih Susenas Triwulan I 2011 yang disertai dengan informasi banyaknya rumah tangga hasil listing SP2010 (Daftar RBL1), muatan blok sensus dominan (pemukiman biasa, pemukiman mewah, pemukiman kumuh), informasi daerah sulit/tidak sulit, dan klasifikasi desa/kelurahan (rural/urban). 10 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

25 Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah daftar blok sensus pada setiap wilcah terpilih. Kerangka sampel pemilihan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga biasa tidak termasuk institutional household (panti asuhan, barak polisi/militer, penjara, dsb) dalam setiap blok sensus sampel hasil pencacahan lengkap SP2010 (SP2010.C1) yang telah dimutakhirkan setiap menjelang pelaksanaan survei Rancangan Sampel Pemilihan sampel rumah tangga dirancang dengan penarikan sampel tiga tahap, dengan tahapan untuk seluruh wilayah Indonesia sebagai berikut: Tahap pertama: dari daftar wilcah SP2010 dipilih wilcah untuk Susenas secara Probability Proportional to Size (pps) dengan size jumlah rumah tangga SP2010. Kemudian wilcah tersebut dialokasikan sama ke dalam empat triwulan, masing-masing sebesar wilcah. Dari wilcah Susenas Triwulan I, dipilih wilcah secara sistematik untuk Sakernas 2011 Triwulan I dan akan digunakan lagi untuk Triwulan II, III, dan IV. Tahap kedua: memilih dua blok sensus pada setiap wilcah terpilih Susenas yang juga terpilih Sakernas secara pps sistematik dengan size jumlah rumah tangga SP2010-C1. Selanjutnya blokblok sensus terpilih dialokasikan secara acak untuk Susenas dan Sakernas. Blok-blok sensus terpilih Sakernas ini digunakan untuk estimasi provinsi dan dibagi ke dalam 4 paket sampel. Khusus untuk Sakernas Triwulan III, yang diperuntukkan untuk estimasi kabupaten, diperlukan tambahan sampel blok sensus. Dari sampel wilcah terpilih Susenas Triwulan II dan III Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

26 masing-masing dipilih 2 blok sensus, satu untuk keperluan Susenas dan yang lainnya untuk Sakernas. Blok sensus untuk Sakernas yang terpilih dari PSU Susenas Triwulan II dan III ini selanjutnya digunakan sebagai sampel blok sensus komplemen yang merupakan tambahan sampel yang apabila digabungkan dengan blok sensus estimasi provinsi (Sakernas Triwulan III) dapat digunakan untuk estimasi kabupaten. Tahap ketiga: memilih 10 rumahtangga secara sistematik berdasarkan hasil pemutakhiran rumah tangga pada setiap triwulan Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dari rumah tangga terpilih dilakukan dengan wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden. Untuk wawancara terhadap seluruh anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun ke atas, harus diusahakan agar anggota rumah tangga yang bersangkutan yang menjadi responden. Jika wawancara tidak dapat dilakukan pada kunjungan pertama, maka dilakukan kunjungan ulang sehingga responden berhasil diwawancarai Pengolahan Data Sebelum dilakukan pengolahan data terlebih dahulu dilakukan pengecekan awal atas kelengkapan isian daftar pertanyaan, pemberian kode (coding) serta penyuntingan (editing) terhadap isian yang tidak wajar. Tahapan ini dikenal dengan sebutan tahap pra-komputer. Setelah tahap pra-komputer selesai, dilanjutkan dengan tahap pengolahan menggunakan komputer. Tahap ini terdiri dari perekaman data (data entry), pemeriksaan konsistensi antar isian dalam kuesioner (validation) hingga pembuatan tabulasi dari data yang telah direkam (entry). 12 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

27 3 Pada bab ini diuraikan tentang profil angkatan kerja di Provinsi Bali berdasarkan hasil Sakernas Agustus Penduduk angkatan kerja yang dimaksud dalam hal ini adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja dan penduduk usia kerja yang masih membutuhkan pekerjaaan (penggangguran) Penduduk Usia Kerja Penduduk usia kerja merupakan penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Pada tahun 2014, penduduk usia kerja di Provinsi Bali berjumlah orang. Jumlah ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,48 persen dari penduduk usia kerja tahun 2013 yang berjumlah orang. Berdasarkan kegiatan utama seminggu yang lalu, sebagian besar penduduk usia kerja Provinsi Bali pada tahun 2014 adalah bekerja yaitu sebesar 73,48 persen. Kemudian mengurus rumah tangga (12,98 persen), bersekolah (8,41 persen), lainnya (3,71 persen), dan posisi terakhir ditempati oleh penduduk usia kerja yang menganggur (1,43 persen). Distribusi penduduk 15 tahun ke atas menurut kegiatan seminggu yang lalu (saat pencacahan) pada Agustus 2014, secara visual ditampilkan pada Gambar 3.1. Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

28 Gambar 3.1 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Seminggu yang Lalu, Provinsi Bali 2014 Sekolah; 8,41% Mengurus RT; 12,98% Lainnya; 3,71% Pengangguran; 1,43% Sumber: Sakernas Agustus 2014 Bekerja; 73,48% Jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2013, pola tersebut tidak mengalami perubahan yang signifikan, penduduk yang bekerja menempati urutan pertama terbanyak (73,56 persen), kemudian diikuti oleh penduduk yang mengurus rumah tangga (13,01 persen), sekolah (7,95 persen), lainnya (4,11 persen), dan menganggur (1,37 persen) Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Gambar 3.2 memperlihatkan persentase perubahan penduduk usia kerja menurut jenis kelamin. Peningkatan jumlah penduduk usia kerja menurut jenis kelamin bila dilihat perkembangannya dalam 4 tahun yaitu dari tahun 2011 ke tahun 2014, terlihat bahwa secara keseluruhan penduduk usia kerja mengalami peningkatan namun dengan kecepatan yang berbeda antar tahunnya. Pada periode peningkatan penduduk usia kerja sebesar 1,48 persen, terlihat 14 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

29 lebih tinggi dari periode tahun sebelumnya yang sebesar 1,46 persen, namun peningkatan terbesar terjadi pada periode sebesar 1,52 persen. Pola peningkatan penduduk usia kerja antara laki-laki dan perempuan tampak sejalan, akan tetapi besar peningkatan pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan. Peningkatan jumlah penduduk usia kerja periode sebesar 4,52 persen, laki-laki meningkat sebesar 4,66 persen dan perempuan meningkat sebesar 4,37 persen. Besaran peningkatan tersebut mengakibatkan jumlah penduduk usia kerja laki-laki pada tahun 2014 menjadi sebanyak orang, dan perempuan menjadi sebanyak orang dibanding penduduk usia kerja tahun 2011 yaitu orang laki-laki, dan orang perempuan. Perubahan (%) 1,60 1,55 1,50 1,45 1,40 Gambar 3.2 Persentase Perubahan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin, Provinsi Bali ,58 1,52 1,46 1,49 1,46 1,42 1,52 1,48 1,43 Laki-laki 1,35 1, Periode Tahun Perempuan Jumlah Sumber : Sakernas Agustus Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

30 Penduduk Usia Kerja Menurut Wilayah Penduduk usia kerja 15 tahun ke atas lebih banyak terdapat di daerah perkotaan daripada di daerah perdesaan. Kondisi ini terlihat pada Gambar 3.3 yang menunjukkan perkembangannya dari tahun 2011 sampai dengan tahun Persentase penduduk usia kerja 15 tahun ke atas yang di daerah perkotaan pada periode tahun berada di atas 60 persen, sedangkan sisanya berada di daerah perdesaan. 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Gambar 3.3 Penduduk Usia Kerja Menurut Wilayah, Provinsi Bali ,73% 60,67% 60,43% 61,09% 39,50% 39,17% 38,75% 38,91% Perkotaan Pedesaan Sumber : Sakernas Agustus Penduduk usia kerja 15 tahun ke atas di perkotaan tahun 2014 sebanyak orang, mengalami peningkatan dari kondisi tahun 2013 ( orang) sebesar 1,75 persen. Sementara itu, mereka yang tinggal di daerah perdesaan pada tahun 2014 sebanyak Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

31 orang, meningkat sebesar hanya 1,05 persen dibanding tahun 2013 ( orang). Pada tahun 2013 di daerah perkotaan terdapat orang penduduk usia kerja, atau meningkat sebesar 1,73 persen dibanding tahun 2012 ( orang). Hal yang sama juga terjadi peningkatan sebesar 1,03 persen di daerah perdesaan yaitu dari orang pada tahun 2012 menjadi orang pada tahun Selama periode tahun , jumlah penduduk usia kerja 15 tahun ke atas di perkotaan secara kumulatif mengalami peningkatan sebesar 5,38 persen dari orang pada tahun 2011 menjadi orang di tahun Sementara, mereka yang tinggal di daerah perdesaan pada periode yang sama meningkat sebesar hanya 3,16 persen dari orang pada tahun 2011 menjadi orang di tahun Angkatan Kerja Gambar 3.4 menunjukkan jumlah dan perkembangan angkatan kerja di Provinsi Bali dari tahun 2011 sampai tahun Seperti sudah disampaikan sebelumnya bahwa penduduk usia kerja dibagi menjadi dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja meliputi penduduk yang bekerja dan penduduk yang menganggur, sedangkan bukan angkatan kerja meliputi penduduk yang kegiatan utamanya adalah sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Angkatan kerja di Provinsi Bali tahun 2014 berjumlah orang, meningkat sebesar 1,44 persen dari tahun 2013 ( orang). Peningkatan jumlah angkatan kerja tersebut dipicu oleh Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

32 peningkatan jumlah orang yang bekerja sebesar 1,36 persen yaitu dari orang pada tahun 2013 menjadi orang pada tahun Sementara itu penganggur juga meningkat dalam periode yang sama sebesar 5,51 persen yaitu dari orang pada tahun 2013 menjadi orang pada tahun 2014 (Lihat Gambar 3.4) Gambar 3.4 Angkatan Kerja (Bekerja dan Pengangguran) Provinsi Bali Pengangguran Sumber : Sakernas Agustus Bekerja Perkembangan pada periode sebelumnya yaitu tahun , terlihat bahwa angkatan kerja di Provinsi Bali mencapai angka orang tahun 2013, jumlah ini menurun sebesar 0,73 persen dari tahun 2012 ( orang). Penurunan jumlah angkatan kerja pada periode ini juga dipicu oleh penurunan jumlah orang yang bekerja sebesar 0,46 persen yaitu dari orang pada tahun 2012 menjadi orang pada tahun Sementara itu, pada sisi lain juga terjadi penurunan pengangguran sebesar 13,29 persen yaitu dari 18 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

33 orang pada tahun 2012 menjadi orang pada tahun Perubahan jumlah yang bekerja dan jumlah penganggur secara keseluruhan sangat terkait dengan angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Angkatan kerja di Bali dalam beberapa tahun ini masih didominasi oleh penduduk laki-laki. Fenomena ini berbanding terbalik dengan kondisi penduduk usia kerja, di mana persentase penduduk perempuan yang berada pada usia 15 tahun ke atas selalu lebih besar daripada penduduk laki-laki. Hal ini mencerminkan bahwa pada umumnya yang berada pada posisi bukan angkatan kerja ditempati oleh perempuan terutama yang tergolong kegiatan mengurus rumah tangga. Angkatan kerja laki-laki pada tahun 2011 sebesar 55,46 persen, sedangkan angkatan kerja perempuan hanya sebesar 44,54 persen. Dominasi ini juga terjadi pada tahun 2012, angkatan kerja laki-laki mencapai 54,52 persen, sedangkan angkatan kerja perempuan sebesar 45,48 persen. Persentase angkatan kerja pada tahun 2013 menunjukkan hal yang sejalan dengan kondisi angkatan kerja pada tahun-tahun sebelumnya, di mana laki-laki mencatat perbandingan yang lebih besar daripada perempuan yaitu 55,60 persen dibanding 44,40 persen. Demikian juga halnya pada tahun 2014, terdapat sebesar 55,10 persen angkatan kerja laki-laki dan sisanya adalah perempuan sebesar 44,90 persen. Cerminan ini sebagai indikasi nyata bahwa ada hubungan di mana pada umumnya lebih banyak laki-laki yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

34 Gambar 3.5 Persentase Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin, Provinsi Bali % 55% 55,46% 54,52% 55,60% 55,10% 50% 44,54% 45,48% 44,40% 44,90% 45% 40% 35% 30% ,00 Laki-laki Perempuan Sumber : Sakernas Agustus Perbandingan antar tahun jumlah angkatan kerja dari tahun 2011 untuk laki-laki meningkat sebesar 1,66 persen yaitu dari orang menjadi orang. Jumlah angkatan kerja perempuan meningkat lebih tinggi lagi (5,58 persen) yaitu dari orang pada tahun 2011 menjadi orang pada tahun Sementara itu pada tahun 2013, jumlah angkatan kerja laki-laki sebanyak orang, meningkat sebesar 1.23 persen, sedangkan jumlah angkatan kerja perempuan sebanyak orang, menurun sebesar 3,08 persen. Sementara itu secara komulatif dari tahun 2011 ke tahun 2014 peningkatan jumlah angkatan kerja laki-laki sebesar 3,47 persen dan perempuan meningkat sebesar 4,96 persen. Jumlah angkatan kerja tahun 2014 sebanyak terdiri dari laki-laki dan perempuan. 20 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

35 Angkatan Kerja Menurut Wilayah Perbandingan jumlah angkatan kerja antara daerah perkotaan dan daerah perdesaan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa persentase angkatan kerja di daerah perkotaan lebih tinggi daripada di perdesaan. Persentase angkatan kerja di daerah perkotaan dari tahun berada pada kisaran 57 persen sampai dengan 59 persen dan sisanya berada di perdesaan. Fenomena ini jelas menunjukkan bahwa penduduk yang mempunyai aktifitas ekonomi (economically active) lebih banyak tinggal di daerah perkotaan dari pada di perdesaan. Angkatan kerja di perdesaan meningkat sebesar 4,81 persen pada tahun 2012 yaitu dari orang pada tahun 2011 menjadi orang pada tahun Sementara itu, di perkotaan peningkatan jumlah angkatan kerjanya sedikit lebih rendah yaitu sebesar 2,42 persen, dari orang pada tahun 2011 menjadi orang pada tahun Sedangkan, pada tahun 2013 angkatan kerja di perdesaan menurun sebesar 2,37 persen yaitu dari orang pada tahun 2012 menjadi orang pada tahun Namun demikian hal sebaliknya terjadi di perkotaan, jumlah angkatan kerjanya mengalami peningkatan sebesar 0,46 persen, dari orang pada tahun 2012 menjadi orang pada tahun Sebesar 4,13 persen peningkatan jumlah angkatan kerja dari 2011 ke 2014, dipicu oleh peningkatan di perkotaan sebesar 4,91 persen dan peningkatan di perdesaan sebesar 3,03 persen. Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

36 60,00% 55,00% 50,00% 45,00% 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% Sumber : Sakernas Agustus Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur Pada periode , angkatan kerja di Provinsi Bali didominasi oleh kelompok usia puncak produktif yaitu kisaran usia 25 tahun sampai dengan usia 49 tahun. Pada tahun 2011, persentase angkatan kerja pada kelompok usia tahun sebesar 61,70 persen, periode tiga tahun berikutnya yaitu pada tahun 2012, 2013, dan 2014 secara berturut-turut sebesar 61,51 persen, 60,64 persen, dan 60,78 persen. Namun demikian, angkatan kerja pada usia menunjukkan pola yang semakin menurun dan pola sebaliknya terjadi pada usia 50 tahun ke atas (Lihat Tabel 3.1). Gambar 3.6 Persentase Angkatan Kerja Menurut Wilayah, Provinsi Bali, ,49% 57,93% 58,63% 58,93% 41,51% 42,07% 41,37% 41,07% Perkotaan Pedesaan Persentase angkatan kerja usia tahun pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014 secara berturut-turut sebesar 15,59 persen, 14,75 22 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

37 persen, 14,46 persen, dan 13, 92 persen. Hal ini kemungkinan menunjukkan adanya indikasi bahwa mereka yang berada pada masamasa usia pendidikan mengambil perannya dalam partisipasi sekolah yang semakin baik sehingga peran dalam ketenagakerjaan menunjukkan pola menurun. Jumlah angkatan kerja pada usia 50 tahun ke atas justru menunjukkan pola yang semakin meningkat dari sisi kontribusi jumlahnya yaitu secara berturut-turut dari tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 adalah sebesar 22,71 persen, 23,74 persen, 24,90 persen dan 25,30 persen. Peningkatan peran penduduk usia 50 tahun ke atas dalam angkatan kerja menunjukkan keadaan semakin baiknya jaminan kesehatan mereka sehingga memberi peran positif dalam ketenagakerjaan. Pertumbuhan angkatan kerja dari tahun 2011 ke tahun 2014 terlihat berfluktuasi, walaupun dari sisi jumlah terlihat meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan sebesar 3,41 persen, kemudian menurun pada yaitu sebesar 0,73 persen dan pertumbuhan naik kembali pada yaitu sebesar 1,44 persen. Sementara itu, pertumbuhan menurut kelompok umur lima tahunan terlihat sangat beragam. Pada Tabel 3.1 berikut ditampilkan secara rinci keadaan angkatan kerja menurut kelompok umur di Provinsi Bali pada tahun 2011 dan tahun Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

38 24 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

39 Berdasarkan pengelompokan usia angkatan kerja, beberapa kelompok usia mengalami penurunan pertumbuhan dari tahun 2011 ke tahun 2012 yaitu pada kelompok usia tahun (-5,35 persen), usia tahun (-0,37 persen), dan pada usia tahun (-0,20 persen). Sementara itu angkatan kerja pada kelompok usia yang lain mengalami kenaikan pertumbuhan. Kenaikan terbesar terjadi pada kelompok usia 60 tahun ke atas yaitu sebesar 10,72 persen, berikutnya adalah kelompok usia tahun yaitu sebesar 7,16 persen, kelompok usia tahun sebesar 6,17 persen, usia tahun sebesar 5,17 persen, usia tahun sebesar 4,36 persen, usia tahun sebesar 3,37 persen, dan kenaikan terendah berada pada usia yaitu sebesar 2,44 persen. Kenaikan terbesar pertumbuhan angkatan kerja dari tahun 2012 ke tahun 2013 yaitu terjadi pada kelompok usia tahun (9,24 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada kelompok usia tahun (-7,10 persen), dan secara keseluruhan pertumbuhan angkatan kerja tahun mengalami penurunan (-0,73 persen). Sementara itu pertumbuhan angkatan kerja tahun sebesar 1,44 persen. Kelompok usia yang mengalami peningkatan pertumbuhan terbesar berada pada usia tahun (10,66 persen). Penurunan terbesar terjadi pada kelompok usia tahun (-10,79 persen) Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh angkatan kerja dapat menjadi salah satu indikator kualitas angkatan kerja. Semakin rendah pendidikan yang ditamatkan oleh angkatan kerja semakin rendah pula Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

40 kualitas angkatan kerja tersebut, yang pada akhirnya akan berakibat semakin rendahnya peluang angkatan kerja tersebut untuk bersaing dalam pasar kerja. Secara umum angkatan kerja di Provinsi Bali masih didominasi oleh penduduk yang berpendidikan rendah. Hasil Sakernas 2011 menunjukkan bahwa 59,02 persen angkatan kerja berpendidikan SLTP ke bawah dan sebesar 40,98 persen angkatan kerja yang berpendidikan SLTA ke atas. Kondisi ini terus berlanjut yang ditunjukkan dari hasil Sakernas 2012, 2013 dan 2014, walaupun terlihat adanya perbaikan. Pada tahun 2012 kontribusi angkatan kerja berpendidikan SLTP ke bawah sebesar 55,07 persen, tahun 2013 dan 2014 secara berturut-turut sebesar 53,74 persen dan 52,82 persen. Adanya penurunan kontribusi angkatan kerja berpendidikan rendah mengindikasikan adanya perbaikan pendidikan dari sisi ketenagakerjaan. Kontribusi jumlah angkatan kerja yang berpendidikan SLTA ke atas mengalami peningkatan yaitu dari orang pada tahun 2011 menjadi orang pada tahun 2012 atau meningkat sebesar 13,38 persen. Peningkatan ini terus berlanjut di tahun 2013 dari tahun 2012 dengan jumlah angkatan kerja SLTA ke atas sebanyak atau meningkat sebesar 2,20 persen, dan pada tahun 2013 ke tahun 2014 meningkat sebesar 3,44 persen atau dengan jumlah angkatan kerja sebanyak pada tahun Pada sisi lain terjadi penurunan jumlah angkatan kerja yang berpendidikan SLTP ke bawah yaitu sebesar 3,52 persen pada tahun , 3,12 persen tahun dan sebesar 0,29 persen tahun Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

41 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

42 3.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan persentase antara jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Sedangkan angkatan kerja merupakan penduduk usia kerja yang telah siap untuk bekerja, baik mereka yang sudah bekerja, sementara tidak bekerja (karena sakit, cuti, dan sebagainya) tetapi sebenarnya punya pekerjaan serta mereka yang belum mendapatkan pekerjaan. Peningkatan persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja mengakibatkan peningkatan TPAK. Berdasarkan hasil Sakernas 2012, TPAK tercatat sebesar 76,58 persen. Angka ini sedikit meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat sebesar 75,19 persen. Namun demikian TPAK 2013 kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 74,93 persen dan hampir sama dengan kondisi 2014 dengan TPAK sebesar 74,91 persen. TPAK (%) Gambar 3.7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Provinsi Bali ,50 83,57 83,35 82,55 75,19 76,58 66,89 69,61 74,93 74,91 66,52 67,26 Laki-laki Perempuan Total Tahun Sumber : Sakernas Agustus Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

43 Jika ditinjau dari perkembangan TPAK menurut jenis kelamin, terlihat bahwa TPAK laki-laki selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan TPAK perempuan dalam periode empat tahun yang ditampilkan (tahun ). Angka TPAK tahun 2014 untuk laki-laki sebesar 82,55 persen dan TPAK perempuan sebesar 67,26 persen. Pada tahun sebelumnya ( ) tercatat TPAK laki-laki berkisar 83 persenan, sedangkan TPAK perempuan terlihat sedikit berfluktuasi (berkisar antara persen). Keadaan ini menunjukkan bahwa lebih banyak perempuan yang cenderung labil dalam partisipasi di pasar kerja dibandingkan dengan laki-laki. Tingginya TPAK laki-laki dibandingkan TPAK perempuan menunjukkan pula bahwa kaum perempuan di Bali cenderung lebih banyak menggunakan waktunya untuk urusan kerumahtanggaan dibandingkan laki-laki Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat pengangguran merupakan persentase penduduk angkatan kerja yang belum memperoleh pekerjaan terhadap angkatan kerja itu sendiri. Angkatan kerja mencakup penduduk yang belum mendapat pekerjaan tetapi siap untuk bekerja (menganggur) dan penduduk yang sudah mendapat pekerjaan (bekerja). Angka TPT mengalami pola penurunan dalam tiga tahun sebelumnya dan sedikit meningkat pada satu tahun terakhir. Angka TPT tahun 2014 sebesar 1,90 persen atau sebanyak orang, sedikit meningkat dari tahun 2013 yang mencapai angka sebesar 1,83 persen atau sebanyak orang, sedangkan pada tahun 2012 TPT sebesar 2,10 persen atau sebanyak orang. Keadaan ini terlihat menurun Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

44 cukup tajam dari kondisi 2011 yang mencapai angka TPT sebesar 2,95 persen atau sebanyak penganggur. Secara umum terlihat bahwa ada penurunan angka pengangguran dari 2011 ke 2012 dan 2013, namum sedikit meningkat pada tahun Hal ini berarti terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja yang lebih tinggi terhadap kenaikan jumlah angkatan kerja dari tahun sebelumnya. TPT (%) 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 2,95 2,78 Gambar 3.8 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bali ,16 2,00 2,17 2,19 2,19 2, Tahun Sumber : Sakernas Agustus Fenomena menarik dibalik penurunan angka TPT Provinsi Bali dalam empat tahun terakhir ( ) yang secara sederhana dapat ditunjukkan bahwa penurunan tidak terjadi secara serta merta pada jenis kelamin yang berbeda. Gambar 3.8, menunjukkan bahwa angka TPT laki-laki ternyata mengalami peningkatan dari tahun secara berturut-turut sebesar 2,17 persen, 2,19 persen dan 2,19 persen. 1,38 1,83 30 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014 Laki-laki Perempuan Total 1,90 1,55

45 Sedangkan angka TPT perempuan mengalami penurunan dari tahun secara berturut-turut sebesar 3,16 persen, 2,00 persen dan 1,38 persen, dan terakhir 2014 sedikit meningkat yaitu sebsar 1,56 persen. Penurunan angka TPT perempuan yang terjadi cukup tajam ini memberi kontribusi penurunan angka TPT secara keseluruhan, yang berarti masih terjadi peningkatan angka TPT laki-laki yang membutuhkan pekerjaan. Rendahnya TPT Bali sebagai indikasi baik yaitu dari pola penurunan angka TPT tahun , walaupun sedikit meningkat pada 2014, bukan berarti dapat dianggap pengangguran bukan persoalan. Namun justru perlu kehati-hatian menyikapi penurunan TPT tersebut, penduduk yang menganggur tetap merupakan permasalahan ketenagakerjaan yang perlu mendapat perhatian. Masih adanya jumlah pengangguran terbuka mengindikasikan masih terdapat masyarakat yang belum optimal memanfaatkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya. Oleh karena itu hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dalam upaya menekan jumlah pengangguran dan meningkatkan produktivitas sumber daya manusia (SDM) yang ada. Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

46 32 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

47 4 Pada bab ini akan dibahas profil penduduk yang bekerja di Provinsi Bali. Penduduk yang bekerja ini dapat dianalisis dari berbagai sudut, pada bab ini hanya akan membahas penduduk yang bekerja menurut jenis kelamin, wilayah, lapangan pekerjaan utama, status pekerjaan utama, jumlah jam kerja, serta kualitas tenaga kerja dengan indikator tingkat pendidikan Penduduk Bekerja Menurut Jenis Kelamin Kegiatan bekerja didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu sebelum saat pencacahan. Termasuk dalam kegiatan bekerja adalah mereka yang bekerja tidak dibayar yang membantu dalam usaha atau kegiatan ekonomi orang tua/saudara/ orang lain. Perbandingan besarnya penduduk yang bekerja terhadap penduduk usia kerja dikatakan sebagai rasio penduduk bekerja (employment to population ratio). Diantaranya dapat dilihat perbedaannya antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Gambar 4.1, menunjukkan perkembangan rasio penduduk bekerja menurut jenis kelamin dari tahun 2011 sampai dengan Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

48 Rasio (%) Gambar 4.1 Rasio Penduduk yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Sumber : Sakernas Agustus Gambar 4.1, memberikan gambaran mengenai rasio penduduk yang bekerja menurut jenis kelamin di Provinsi Bali Tahun Tidak jauh berbeda dengan keadaan penduduk yang bekerja di Tahun 2011, 2012 dan tahun 2013, rasio jumlah penduduk yang bekerja lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan yang bekerja pada tahun ,18 81,75 81,53 80,74 72,96 64,77 74,98 68,22 Rasio penduduk yang bekerja terhadap mereka yang tergolong dalam usia kerja berkisar antara 72 persen sampai 75 persen dari tahun 2011 sampai tahun Pada tahun 2011, rasio penduduk yang bekerja sebesar 71,96 persen, meningkat pada kondisi 2012 sebesar 74,98 persen, kemudian sedikit menurun pada tahun 2013 dan 2014 berturutturut sebesar 73,56 persen dan 73,48 persen. 73,56 73,48 65,60 66, Laki-laki Perempuan Total 34 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

49 Perbandingan rasio penduduk yang bekerja dalam periode , terlihat bahwa mereka yang laki-laki lebih stabil daripada perempuan. Pada tahun 2011, rasio penduduk bekerja laki-laki sebesar 81,18 persen, meningkat menjadi 81,75 persen pada tahun 2012, kemudian menurun pada tahun 2013 yaitu sebesar 81,53 persen dan 80,74 persen pada tahun Namun rasio bekerja laki-laki ini masih jauh lebih tinggi daripada rasio bekerja untuk perempuan. Rasio jumlah penduduk perempuan yang bekerja pada tahun 2011 lebih rendah daripada rasio penduduk laki-laki yang bekerja yaitu sebesar 64,77 persen, meningkat menjadi sebesar 68,22 persen, namun masih jauh dari rasio bekerja untuk laki-laki yang berada di atas 80 persen. Pada tahun 2013, rasio bekerja penduduk perempuan menurun menjadi sebesar 65,60 persen dan sedikit naik pada kondisi 2014 menjadi sebesar 66,22 persen. Kenyataan bahwa rasio jumlah penduduk perempuan yang bekerja lebih rendah dibandingkan dengan rasio jumlah penduduk laki-laki yang bekerja, tidak terlepas dari kemungkinan sedikitnya kesempatan bagi perempuan untuk bekerja karena kewajiban mengurus rumah tangga yang lebih dominan Penduduk Bekerja Menurut Wilayah Berdasarkan wilayah perdesaan dan perkotaan, dalam periode rasio penduduk bekerja lebih tinggi terdapat di daerah perdesaan dibandingkan daerah perkotaan (Lihat Gambar 4.2). Hasil Sakernas tahun 2011 tercatat sebesar 77,75 persen rasio penduduk bekerja merupakan penduduk daerah perdesaan. Rasio bekerja ini meningkat menjadi sebesar 80,49 persen pada tahun 2012, kemudian Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

50 menurun menjadi sebesar 78,27 persen tahun 2013, dan sebesar 77,84 persen tahun Sementara itu, Rasio jumlah penduduk perkotaan yang bekerja pada tahun 2011 lebih rendah daripada rasio penduduk laki-laki yang bekerja yaitu sebesar 69,85 persen, meningkat menjadi sebesar 71,42 persen, namun masih jauh dari rasio bekerja untuk perdesaan yang berada di atas 80 persen tahun Pada tahun 2013, rasio bekerja penduduk perkotaan menurun menjadi sebesar 70,54 persen dan sedikit naik pada kondisi 2014 menjadi sebesar 70,70 persen. Kenyataan bahwa rasio jumlah penduduk di perkotaan yang bekerja lebih rendah dibandingkan dengan rasio jumlah penduduk perdesaan yang bekerja, namun demikian dari keseluruhan penduduk yang bekerja secara absolut berada di perkotaan. Rasio penduduk yang bekerja terhadap penduduk usia kerja antara perkotaan dan perdesaan dari tahun ke tahun selalu didominasi oleh daerah perdesaan. Keadaan ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa penduduk di daerah perdesaan berada pada kondisi ekonomi yang relatif lebih rendah dari perkotaan, sehingga bekerja merupakan keharusan, walaupun pada produktifitas yang rendah. Alasan lain, adalah pemusatan kegiatan pemerintahan dan perekonomian di daerah perkotaan berakibat pada ketersediaan lapangan pekerjaan di daerah perkotaan yang membutuhkan daya saing lebih tinggi dibanding perdesaan. Disamping itu, institusi pendidikan yang lebih banyak terdapat diperkotaan, tentu mengakibatkan penduduk yang berada pada usia sekolah lebih banyak melakukan kegiatan bersekolah, dan berakibat rasio bekerjanya lebih rendah dibandingkan daerah perdesaan. 36 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

51 Rasio (%) Gambar 4.2 Rasio Penduduk yang Bekerja Menurut Wilayah, Provinsi Bali ,75 80,49 78,27 77, ,96 74,98 73,56 73, ,42 69,85 70,54 70, Perkotaan Pedesaan Total Sumber : Sakernas Agustus Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Salah satu indikator dari kualitas SDM adalah pendidikan. Tingkat pendidikan dari penduduk yang bekerja di suatu wilayah menunjukkan kualitas pekerja di wilayah tersebut. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk yang berstatus bekerja di suatu wilayah, maka semakin baik kualitas penduduk pekerja di wilayah tersebut. Distribusi penduduk yang bekerja dengan pendidikan kurang atau sama dengan sekolah dasar (SD) pada tahun 2014 masih cukup besar. Jumlah penduduk yang bekerja pada kelompok tersebut sebesar 20,77 persen, berada pada urutan kedua dibawah SMA. Kondisi ini menunjukkan bahwa secara umum kualitas pekerja di Bali masih relatif rendah. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena tingkat Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

52 pendidikan pekerja akan terkait dengan produktivitas dan tingkat upah yang diperoleh, yang pada akhirnya akan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Tidak/belum tamat SD Program D.IV/S1 Tidak/belum sekolah Program Diploma l/ll/lll Gambar 4.3 Distribusi Penduduk yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan, Provinsi Bali 2014 SMA SD/ibtidaiyah SMP SMK Program S2/S3 1,12 4,37 6,04 8,26 11,72 11,65 Sumber : Sakernas Agustus ,83 21,24 20,77 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 Persen (%) Jumlah penduduk yang bekerja dengan berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat adalah sebesar orang (21,24 persen), dan mereka dengan pendidikan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) sebanyak (11,65 persen). Sementara itu jumlah penduduk yang bekerja dengan berpendidikan SLTP/Sederajat adalah sebesar orang (14,83 persen), yang berarti juga masih cukup banyak pekerja yang hanya mengenyam pendidikan dasar dan menengah. Persentase penduduk yang bekerja dengan latar belakang pendidikan perguruan tinggi masih relatif kecil. Kontribusi penduduk 38 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

53 bekerja yang memiliki ijasah Diploma I/II/III hanya sebesar orang (4,37 persen), sedangkan pekerja yang berpendidikan Universitas sebanyak orang (9,38 persen) mencakup mereka dengan pendidikan tertinggi jenjang Diploma IV, Strata 1, dan program pasca sarjana (S2/S3) Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama Tenaga kerja lebih banyak terserap pada sektor tersier di Provinsi Bali yang ditunjukkan dari persentase penduduk yang bekerja di sektor tersebut tahun Pada Tahun 2014, sektor yang terdiri dari lapangan pekerjaan utama perdagangan, transportasi, lembaga keuangan dan jasa-jasa ini mampu menyerap sebesar 53,00 persen penduduk yang bekerja (Gambar 4.4). Hal ini didukung oleh industri pariwisata yang selama ini masih menjadi sektor andalan di Bali. Persentase (%) Gambar 4.4 Distribusi Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Provinsi Bali ,46 52,22 51,55 26,78 25,79 24,83 23,68 21,76 21,99 23,62 23, Primer Sekunder Tersier Sumber : Sakernas Agustus ,00 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

54 Perkembangan kontribusi penyerapan tenaga kerja sektor tersier selalu lebih tinggi diantara dua sektor lainnya yaitu primer dan sekunder, namun yang paling rendah terlihat berada pada sektor sekunder. Bila dilihat tren antara sektor primer dan sektor sekunder, terlihat gambaran kontribusi sektor sekunder yang makin mendekati sektor primer, yang berarti bahwa sektor primer semakin tergerus. Bila dilihat berdasarkan sektor dimana penduduk bekerja, jumlah terbanyak terdapat pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebanyak orang (28,97 persen) tahun Meskipun terkenal dengan pariwisatanya, penduduk Provinsi Bali masih banyak yang perekonomiannya tergantung pada sektor pertanian. Hal ini terlihat dari besarnya persentase penduduk yang bekerja pada sektor pertanian pada Tahun 2014 yang mencapai 23,26 persen atau sebanyak orang. Sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan menjadi lapangan kerja terbesar ketiga yang digeluti penduduk Provinsi Bali, dengan jumlah penduduk yang bekerja di sektor ini sebanyak orang pada tahun 2014 atau sebesar 17,30 persen. Gambar 4.5 menunjukkan persentase penduduk yang bekerja pada lapangan pekerjaan utama. 40 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

55 Perdagangan Pertanian Jasa-Jasa Industri Konstruksi Lembaga Keuangan Transportasi Pertambangan Sumber : Sakernas Agustus Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Berdasarkan status pekerjaan dalam pekerjaan utama, penduduk yang bekerja dibedakan ke dalam tujuh kategori yang selanjutnya dapat digunakan untuk menggolongkan penduduk ke dalam dua jenis kelompok pekerja, yakni pekerja formal dan informal. Pekerja formal adalah mereka yang dikategorikan berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sedangkan mereka yang memiliki status pekerjaan di luar kategori tersebut digolongkan sebagai pekerja informal. Gambar 4.5 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Provinsi Bali 2014 LGA 0,43 0,35 3,63 3,11 9,04 13,93 17,30 23,26 28,97 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 Distribusi Penduduk Bekerja (%) Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

56 Gambar 4.6 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Provinsi Bali 2014 Buruh/karyawan/pegawai 43,35 Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tak dibayar Berusaha sendiri Pekerja keluarga/tak dibayar 16,11 13,96 13,31 Pekerja bebas di non pertanian 6,03 Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar 4,33 Pekerja bebas di pertanian 2,91 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 Distribusi (%) Penduduk Bekerja Sumber : Sakernas Agustus 2014 Berdasarkan status pekerjaannya, pada tahun 2014 jumlah pekerja formal di Provinsi Bali mencapai orang (47,68 persen), sedangkan jumlah pekerja informalnya adalah sebesar orang (52,32 persen). Jumlah pekerja informal di Provinsi Bali pada Tahun 2014 yang sebesar 52,32 persen, bagian terbesar disumbangkan dari status pekerjaan berusaha dibantu buruh tidak tetap (16,11 persen), berusaha sendiri (13,96 persen), pekerja keluarga (13,31 persen), dan pekerja bebas (8,94 persen). Sedangkan jumlah pekerja formal yang sebesar 47,68 persen, terdapat sebanyak 43,35 persen penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan, sisanya adalah penduduk yang berkerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap yaitu sebesar 4,33 persen. 42 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

57 4.6. Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Jumlah jam kerja dari seluruh pekerjaan selama seminggu yang lalu dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk yang dikategorikan sebagai pekerja tidak penuh dan pekerja penuh. Penduduk dikategorikan sebagai pekerja tidak penuh apabila jumlah jam kerjanya kurang dari 35 jam selama seminggu. Sedangkan penduduk dikatakan sebagai pekerja penuh apabila jumlah jam kerjanya 35 jam lebih seminggu. Persen (%) Gambar 4.7 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Kelompok Jam Kerja dan Jenis Kelamin Provinsi Bali ,06 1,77 1,93 Sementara tidak bekerja 16,97 29,44 22,59 Pekerja tidak penuh 80,97 Laki Perempuan Total 68,79 Pekerja penuh 75,48 Sumber : Sakernas Agustus 2014 Pada tahun 2014 kelompok penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja, sebagian besar (75,48 persen) merupakan pekerja penuh (full time worker) yaitu pekerja dengan jumlah jam kerja lebih dari 35 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

58 jam per minggu. Sementara itu, penduduk yang dikategorikan sebagai pekerja tidak penuh sebesar 22,59 persen atau orang. Pada kelompok lainnya yaitu penduduk yang bekerja dengan jam kerja 0 jam adalah mereka yang mempunyai pekerjaan namun sementara tidak bekerja mencapai angka sebesar 1,93 persen. Kelompok pekerja dengan jam kerja 0 jam tersebut, umumnya digolongkan ke dalam kelompok pekerja penuh. Pada kelompok pekerja penuh, distribusi penduduk laki-laki yang bekerja lebih besar dibandingkan jumlah penduduk perempuan yang bekerja. Jumlah penduduk laki-laki yang bekerja penuh adalah sebanyak orang, sedangkan penduduk perempuan yang bekerja penuh sebanyak orang. Berbeda halnya dengan kelompok pekerja penuh, kelompok pekerja tidak penuh didominasi oleh pekerja perempuan, yaitu sejumlah orang atau sebesar 29,44 persen dari jumlah perempuan yang bekerja, sedangkan untuk laki-laki hanya 16,97 persen dari seluruh pekerja laki-laki. Hal ini disebabkan oleh tanggung jawab perempuan dalam mengurus rumah tangga lebih mendominasi, sehingga meskipun mereka bekerja, pada umumnya jam kerjanya kurang dari 35 jam seminggu. 44 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

59 5 Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah yang hampir selalu terjadi di setiap negara sedang berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang juga mengalami masalah tersebut. Pengangguran merupakan masalah yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Provinsi Bali. Salah satu penyebab terjadinya pengagguran adalah diakibatkan oleh ketidakseimbangan tingkat penawaran tenaga kerja dengan tingkat permintaan tenaga kerja. Tingginya tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak diimbangi dengan permintaan tenaga kerja berakibat pada tidak terserapnya angkatan kerja oleh pasar tenaga kerja. Meskipun demikian, terjadinya penggangguran bukan hanya semata-mata akibat adanya kelebihan tenaga kerja akan tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti kualitas angkatan kerja dan distorsi dalam pasar kerja. Masalah penggangguran merupakan masalah pokok ketenagakerjaan yang dalam penanganannya memerlukan keterlibatan semua pihak secara terpadu dan lintas sektoral. Pengangguran selain merupakan permasalahan kependudukan, juga merupakan masalah ekonomi. Tingginya tingkat pengangguran akan berakibat pada rendahnya tingkat produktivitas penduduk sehingga akan menurunkan pendapatan masyarakat. Lebih lanjut lagi, tingkat pengangguran yang Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

60 tinggi akan berakibat pada tingginya tingkat kemiskinan dan masalahmasalah sosial lainnya Pengangguran Terbuka Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah kegiatan seseorang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan baik yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapat pekerjaan, ataupun yang sudah pernah bekerja karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. Empat kriteria yang dicakup pengangguran, yaitu mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, putus asa/merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja. Hal ini sejalan dengan konsep yang dikembangkan oleh International Labor Organization (ILO), mereka yang juga termasuk sebagai pengangguran terbuka antara lain (a) mereka yang tidak bekerja, tetapi sedang mempersiapkan usaha, (b) mereka yang merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, dan (c) mereka yang belum mulai bekerja, yaitu mereka yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja, tetapi pada saat pencacahan belum mulai bekerja. Jumlah pengangguran terbuka dengan menggunakan konsep tersebut, pada tahun 2011 di Bali tercatat sebanyak orang atau 2,22 persen dari jumlah penduduk usia kerja. Jumlah pengangguran pada tahun 2012 sebanyak orang atau sebesar 1,61 persen dari jumlah penduduk usia kerja, selanjutnya pada tahun 2013 jumlah penganggur sebanyak atau sebesar 1,37 persen. Sementara itu, jumlah penganggur pada tahun 2014 sebanyak orang atau 46 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

61 sebesar 1,43 persen dari penduduk usia kerja. Kondisi ini menggambarkan ketenagakerjaan di Bali mengalami perkembangan yang cukup mengembirakan, walaupun pada tahun 2014 terjadi sedikit peningkatan jumlah penganggur. Jumlah pengangguran terbuka di Bali dari tahun terus berkurang, dan terjadi peningkatan kembali pada tahun 2014, menunjukkan keadaan pengangguran yang sudah pada kondisi kerak (hard rock). Pengangguran bisa dianggap sebagai pemborosan sumber daya dan potensi yang ada. Selain itu pengangguran juga dapat mendorong keresahan sosial dan kriminal serta dapat menghambat pembangunan jangka panjang. Untuk dapat mengantisipasi hal tersebut, maka perlu diketahui karakteristik pengangguran. Dengan mengetahui karakteristik pengangguran memungkinkan para pengambil kebijakan dapat mengambil langkah-langkah yang lebih tepat dalam mengantisipasinya. Beberapa karakteristik penganggur yang diuraikan meliputi pengangguran menurut jenis kelamin, wilayah, dan pendidikan Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin Gambar 5.1 menunjukkan pola kontribusi penganggur dari tahun 2011 sampai dengan tahun Persentase jumlah penganggur penduduk laki-laki selalu lebih besar dibandingkan perempuan, namun dengan jarak perbedaan yang makin jauh dan kembali mendekat pada tahun Jumlah penganggur tahun 2011 sebesar 52,57 persen lebih banyak dari pada penduduk perempuan yang menganggur (47,37 persen), pada tahun 2012 menjadi sebesar 56,53 persen untuk laki-laki dan dan sebesar 43,47 persen untuk perempuan. Rentang perbedaan Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

62 paling lebar terjadi pada tahun 2013, yang menunjukkan bahwa penduduk laki-laki lebih banyak menganggur dari pada perempuan yaitu sebesar 66,43 persen pada laki-laki dan sebesar 33,57 persen pada perempuan. Kenyataan pada tahun 2014 menunjukkan jumlah penganggur laki-laki sebesar 63,47 persen lebih banyak dari pada perempuan (36,53 persen), sehingga bila dilihat dalam runtun waktu tiga tahun ( ) seolah menunjukkan arah bahwa persentase pengangguran laki-laki semakin meningkat dan perempuan semakin menurun, namun pada tahun 2014 masing-masing terjadi arah sebaliknya. Kondisi ini menunjukkan adanya pergeseran arah kontribusi penganggur dari sisi gender yaitu mereka yang laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan yang semakin meningkat dan terjadi arah berbeda pada tahun Persen (%) 70 Gambar 5.1. Persentase Penduduk yang Menganggur Menurut Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun ,27 47,73 56,53 43,47 66,43 33,57 63,47 36, Laki-laki Perempuan Sumber : Sakernas Agustus Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

63 Perubahan fenomena tersebut tidak terlepas dari adanya peningkatan emansipasi wanita termasuk dalam ketenagakerjaan. Kontribusi pengangguran penduduk perempuan yang meningkat tahun 2014 dan penurunan terjadi pada laki-laki, bisa jadi sebagai akibat dari kontribusi perempuan pada angkatan kerja yang meningkat pula. Namun demikian selain hal tersebut masih dimungkinkan dengan meningkatnya tingkat pendidikan perempuan semakin banyak kesempatan perempuan masuk dan bersaing dalam pasar kerja Pengangguran Terbuka Menurut Wilayah Pengangguran terbuka yang diperhatikan menurut wilayah perdesaan dan perkotaan, menunjukkan bahwa pengangguran lebih banyak terdapat di daerah perkotaan dari pada di daerah perdesaan. Jumlah Pengangguran di daerah perkotaan pada tahun 2011 sebesar 74,61 persen dari total pengangguran, mengalami penurunan secara kontribusinya pada tahun 2012, dengan jumlah pengangguran di daerah perkotaan mencapai sebesar 60,49 persen. Peningkatan kontribusi pengangguran di perkotaan kembali terjadi pada tahun 2013, yaitu sebesar 69,44 persen dan sebesar 30,56 persen di perdesaan. Sementara itu, kontribusi jumlah penganggur tahun 2014, sebesar 66,78 persen di daerah perkotaan dan sebesar 33,22 persen di daerah perdesaan. Pada Gambar 5.2 dapat dilihat perbandingan kontribusi pengangguran antara daerah perkotaan dengan perdesaan pada tahun Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

64 Persen (%) Gambar 5.2 Persentase Penduduk yang Menganggur Menurut Wilayah, Provinsi Bali Tahun ,61 25,39 60,49 39,51 Sumber : Sakernas Agustus Pada tahun 2011 kontribusi pengangguran di perdesaan sebesar 25,39 persen dari total pengangguran, sebesar 39,51 persen pada tahun 2012, sebesar 30,56 persen pada tahun 2013, dan pada tahun 2014 sebesar 33,22 persen. Rendahnya kontribusi pengangguran di daerah perdesaan dibandingkan perkotaan dari tahun menunjukkan penyerapan tenaga kerja di perdesaan yang tidak secepat penyerapan di daerah perkotaan. Kondisi ini kemungkinan akan mendorong kecenderungan penduduk usia kerja di daerah perdesaan melakukan perpindahan ke daerah perkotaan, sehingga kontribusi pengangguran di perkotaan selalu lebih tinggi. Sementara itu sangat kecil kemungkinan adanya pilihan lain bagi penduduk usia kerja di daerah perdesaan dalam memilih pekerjaan yang sesuai kecuali sektor pertanian. 69,44 66,78 30,56 33, Perkotaan Perdesaan 50 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

65 5.4. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Aspek pendidikan sangat penting untuk diperhatikan dalam membahas pengangguran karena masalah pendidikan menjadi salah satu indikator dalam menentukan kualitas angkatan kerja. Di samping itu tingkat pendidikan dapat juga memberikan gambaran tentang investasi yang dilakukan dalam pengembangan sumber daya manusia. Pengangguran dapat dilihat kualitasnya dari sisi tingkat pendidikan yang ditamatkan. Dalam hal ini, tingkat pendidikan dikelompokkan ke dalam sembilan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk yang termasuk dalam pengangguran. Tabel 5.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Provinsi Bali Pendidikan yang Ditamatkan Tidak/belum sekolah Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 (1) (2) (3) (4) (5) Tidak/belum tamat SD 2,14 1,01 0,10 0,70 1,22 0,69 0,04 0,42 SD 1,09 1,27 1,26 0,60 SLTP Umum/SMP 3,14 1,83 1,31 1,78 SLTA Umum/SMU 4,12 2,74 2,88 2,29 SLTA Kejuruan 4,27 4,04 3,25 4,51 Diploma I/II/III 6,55 3,23 3,40 3,26 Diploma IV/Universitas 5,21 2,92 2,75 3,07 Program S2/S3 3,30 0,00 0,00 0,00 Jumlah 2,95 2,10 1,83 1,90 Sumber : Sakernas Agustus Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

66 Tabel 5.1, menunjukkan bahwa pada tahun 2011 TPT di atas 4 persen terdapat pada kelompok penduduk berpendidikan SMA Umum, Kejuruan, Diploma I/II/III, dan Diploma IV/Universitas. Hal ini menunjukkan bahwa sejumlah penduduk yang berijasah SMA Umum, Kejuruan, Diploma I/II/III, dan Diploma IV/Universitas masih cukup banyak yang menganggur dibanding jumlah penganggur dari kelompok pendidikan yang lain. Pada mereka yang berpendidikan S2/S3 (pasca sarjana) di tahun 2011 juga cukup tinggi yaitu 3,30 persen. Namun dengan bekal keterampilan yang mereka miliki pada kelompok tersebut akan lebih besar kemungkinan masuk dalam dunia kerja baik berusaha atau menjadi buruh/karyawan. Sehingga pada tahun terlihat bahwa TPT pada kelompok pendidikan tersebut mengalami penurunan yang lebih berarti, bahkan mereka dengan pendidikan S2/S3 tidak ditemukan menganggur (bukan berarti tidak ada yang menganggur). Alasan lain yang menjadikan mereka yang berijasah pasca sarjana (S2/S3) menunjukkan angka pengangguran yang kecil bahkan hampir tidak ada yang menganggur (tahun ) diduga karena pada kelompok pendidikan tersebut (S2/S3) sudah berada dalam suatu jenis pekerjaan tertentu yang telah mereka geluti. Sementara penganggur pada kelompok pendidikan SLTP ke bawah cenderung ratarata rendah, lebih banyak bisa terserap di lapangan pekerjaan karena mereka tidak memilih-milih pekerjaan. Diantara penganggur yang berpendidikan SLTP ke bawah, TPT tertinggi berada pada kelompok pendidikan SLTP sebesar 3,14 persen tahun 2011 dan sebesar 1,78 persen tahun 2014 (SLTP Umum), sedangkan pada kelompok pendidikan makin rendah mempunyai TPT yang makin rendah pula (terjadi tahun 2014). Diperlukan kehati-hatian dalam melihat indikasi 52 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

67 dibalik fenomena ini, karena diperlukan analisa yang lebih mendalam dengan data-data yang konkret serta kenyataan lapangan terkait pendidikan yang sesuai dengan dunia kerja (link and match) Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota Perbandingan angka pengangguran antar kabupaten/kota di Bali menunjukkan bahwa Kabupaten Jembrana memiliki tingkat pengangguran yang paling tinggi pada tahun 2014 yaitu sebesar 2,95 persen disusul oleh Kabupaten Buleleng (2,74 persen), Kota Denpasar (2,32 persen), Kabupaten Tabanan sebesar 2,25 persen, dan Kabupaten Karangasem (2,06 persen), serta Kabupaten Klungkung (1,94 persen). Kabupaten lain memiliki tingkat pengangguran relatif rendah (di bawah TPT Bali). Jembrana Buleleng Denpasar Tabanan Karangasem Klungkung Bali Gianyar Bangli Badung Gambar 5.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali ,67 0,48 1,43 Sumber : Sakernas Agustus ,32 2,25 2,06 1,94 1,90 2,95 2,74 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 Persen (%) Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

68 Pada kondisi angka TPT yang sudah relatif rendah dan variasi antar daerah Kabupaten/Kota yang tidak jauh berbeda maka sulit untuk menelaah kenyataan yang mungkin terjadi dari indikasi TPT antar daerah tersebut. Secara umum tingkat pengangguran tidak semata-mata disebabkan oleh kemampuan sektor-sektor perekonomian dalam penyerapan tenaga kerja akan tetapi juga akibat pergeseran status dari angkatan kerja menjadi bukan angkatan kerja serta perpindahan penduduk penganggur. Penganggur biasanya bersifat mobile, karena cenderung akan mengikuti permintaan (kesempatan kerja). Hal ini berakibat pada terjadinya pergeseran pengangguran antar wilayah terutama ke arah wilayah yang dianggap memberikan peluang kerja yang lebih besar misalnya perkotaan. 54 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

69 6 Pada dasarnya ada beberapa definisi mengenai istilah setengah pengangguran (under employment), antara lain setengah pengangguran karena jam kerja kurang, setengah pengangguran karena pendapatan rendah dan setengah pengangguran karena jabatan tidak sesuai dengan pendidikan. Dalam pembahasan ini hanya akan digunakan definisi yang pertama, yaitu setengah pengangguran karena jam kerja kurang (pekerja paruh waktu). Di negara kita, selama ini cut off point jam kerja normal yang biasa digunakan adalah 35 jam per minggu. Setengah pengangguran merupakan salah satu masalah ketenagakerjaan yang memerlukan penanganan dalam rangka meningkatkan pendayagunaan tenaga kerja dan upaya peningkatan produktivitas tenaga kerja. Dalam sub bab berikut akan dibahas mengenai penduduk setengah penganggur menurut jenis kelamin, setengah penganggur sukarela (pekerja paruh waktu) dan setengah penganggur terpaksa, serta setengah penganggur menurut pendidikan Setengah Pengangguran Menurut Jenis Kelamin Pembahasan penduduk setengah penganggur akan dilihat dari persentase jumlah setengah penganggur terhadap jumlah penduduk yang termasuk dalam bekerja, karena pada dasarnya mereka yang dikategorikan setengah penganggur adalah penduduk yang bekerja namun kurang dari 35 jam per minggu. Selanjutnya persentase Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

70 penduduk setengah penganggur terhadap penduduk yang bekerja tersebut disebut sebagai tingkat setengah penganggur (underemployment rate), sedangkan sisanya adalah mereka yang bekerja penuh (full time worker). Tingkat setengah penganggur dari tahun 2011 ke tahun 2012 secara keseluruhan mengalami penurunan dari sebesar 23,94 persen menjadi sebesar 22,33 persen, meningkat pada tahun 2013 menjadi sebesar 27,10 persen, menurun menjadi 22,59 persen pada tahun Berdasarkan data yang ada, kenyataan dalam beberapa tahun, tingkat setengah penganggur perempuan selalu lebih tinggi dari pada tingkat setengah penganggur laki-laki. Hal ini kemungkinan dikarenakan faktor budaya yang mana tanggung jawab perempuan untuk mengurus rumah tangga lebih banyak dari pada laki-laki sehingga kemungkinan untuk bekerja full time menjadi lebih kecil. Pada Gambar 6.1 ditampilkan perbandingan tingkat setengah penganggur antara laki-laki dan perempuan pada tahun Persen (%) Gambar 6.1 Tingkat Setengah Penganggur Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali ,93 29,16 23,94 22,33 18,35 16,62 33,43 27,10 22, Laki Perempuan Total 29,44 22,59 16,97 Sumber: Sakernas Agustus Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

71 6.2. Setengah Pengangguran Terpaksa dan Sukarela Penduduk setengah penganggur terpaksa merupakan penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja tapi kurang dari 35 jam seminggu dan masih mencari pekerjaan atau menyiapkan suatu usaha baru atau masih bersedia untuk menerima suatu pekerjaan. Sedangkan konsep setengah pengangguran sukarela adalah penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu tetapi sudah tidak berniat untuk mencari pekerjaan/ menyiapkan usaha baru/tidak bersedia untuk menerima pekerjaan lain (merasa sudah cukup). Tingkat setengah penganggur terpaksa dan sukarela pada tahun dapat dilihat secara visual pada Gambar 6.2 berikut. Persen (%) Gambar 6.2 Tingkat Setengah Penganggur Terpaksa dan Sukarela, Provinsi Bali ,94 15,74 8,21 22,33 17,70 4,63 24,08 Sumber: Sakernas Agustus ,10 22,59 20,04 3,02 2, Terpaksa Sukarela Total Pada Gambar 6.2 dapat dilihat bahwa tingkat setengah penganggur terpaksa mengalami penurunan dari 8,21 persen pada tahun 2011 menjadi 4,63 persen pada tahun 2012, sebesar 3,02 persen tahun Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

72 2013, dan menjadi sebesar 2,54 persen tahun Sementara tingkat setengah penganggur sukarela meningkat dari 15,74 persen pada tahun 2011 menjadi sebesar 17,70 persen pada tahun 2012, sebesar 24,08 persen tahun 2013, dan menurun pada tahun 2014 menjadi sebesar 20,04 persen. Tingkat setengah penganggur sukarela masih terlihat lebih tinggi dibanding tingkat setengah penganggur terpaksa, yang berarti bahwa masih lebih banyak mereka (setengah penganggur) yang sudah merasa cukup terhadap apa yang telah menjadi pekerjaannya saat ini. Oleh karena mereka merasa sudah cukup, maka seyogyanya memperoleh pendapatan yang memadai, namun apakah kemungkinan ini bisa dijadikan ukuran dalam menilai tingkat kesejahteraan mereka atau terdapat kemungkinan penyebab lainnya seperti adanya kegiatan lain yang bukan merupakan pekerjaan, antara lain adalah mereka yang juga mengurus rumah tangga dan penerima transfer Setengah Pengangguran Menurut Pendidikan Tingkat setengah penganggur secara total (rata-rata untuk semua tingkat pendidikan) pada tahun 2014 mencapai sebesar 22,59 persen, namun apabila ditinjau dari latar belakang tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan menunjukkan besaran yang berbeda antar tingkat pendidikan. Tingkat setengah penganggur tertinggi terdapat pada mereka yang tidak/belum pernah sekolah yaitu sebesar 43,86 persen dari sebanyak orang yang bekerja pada jenjang tersebut, diikuti oleh mereka yang tidak/belum tamat SD sebesar 34,30 persen, 58 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

73 selanjutnya mereka yang tamat SD sebesar 27,99 persen, serta kelompok pendidikan lainnya berada pada kisaran angka di bawah 25 persen. Tingginya tingkat setengah penganggur pada kelompok jenjang pendidikan yang pada tahun 2014, kemungkinan terjadi karena pekerjaan yang digeluti tidak membutuhkan waktu bekerja penuh seperti hanya memelihara ternak untuk skala rumah tangga, pemilik rumah kos dengan skala relatif kecil. Bagi mereka ini kemungkinan berada pada usia yang relatif tua, dan akan menjadi masalah apabila mereka ini berada pada usia relatif muda (usia produktif) karena akan berpengaruh terhadap produktifitas keseluruhan tenaga kerja. Persen (%) ,86 Gambar 6.3 Tingkat Setengah Penganggur Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Provinsi Bali , ,99 23, ,57 13,08 11,08 18, Pddk Bekerja 18, Bekerja Persen STP Sumber: Sakernas Agustus 2014 Apabila diperhatikan tingkat setengah penganggur pada jenjang pendidikan yang telah memberikan perhatian pada arah profesional Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

74 relatif lebih rendah dari angka total/rata-rata setengah penganggur. Mereka yang berada di bawah tingkat setengah penganggur rata-rata adalah pada yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 13,57 persen, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 13,08 persen, program Diploma I/II/III sebesar 11,08 persen, Sarjana sebesar 18,67 persen, dan Pasca Sarjana sebesar 18,14 persen. Tenaga kerja yang secara relatif sudah menjurus pada profesionalisme seperti yang telah disebutkan yaitu yang menunjukkan tingkat setengah penganggur di bawah rata-rata biasanya akan berada pada status pekerja yang cenderung formal. Sehingga pada mereka yang cenderung dalam status pekerja formal akan berada pada kondisi kerja dengan aturan jam kerja yang relatif formal yaitu dengan jam kerja normal. 60 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

75 7 Konsep pengukuran poduktivitas dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yakni pendekatan jumlah dan pendekatan parsial. Dalam penulisan ini konsep produktivitas yang digunakan adalah pendekatan produktivitas parsial yaitu rasio antara output atau nilai tambah terhadap salah satu nilai input. Tujuannya adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan input (tenaga kerja) dalam menciptakan nilai tambah setiap sektor ekonomi. Output dalam penghitungan ini dinyatakan dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2010, sedangkan input dinyatakan dalam jumlah kesempatan kerja (bekerja). Bila laju pertumbuhan kesempatan kerja lebih rendah dari laju pertumbuhan nilai tambah atau PDRB, berarti akan terjadi peningkatan produktivitas. Bukan berarti kita berharap laju pertumbuhan kesempatan kerja menjadi rendah untuk produktifitas yang tinggi, namun justru peningkatan laju nilai tambah yang perlu dipacu. Jika dilihat perkembangan dalam tahun , produktivitas tenaga kerja secara umum terjadi peningkatan. Namun demikian terdapat variasi antar sektor, terdapat sektor nampak mengalami peningkatan dan sektor lainnya terlihat mengalami fluktuasi produktifitas. Peningkatan atau penurunan produktivitas rata-rata per tahunnya, tidak dapat dipastikan arahnya selama empat tahun karena ada yang meningkat pada tahun kedua tapi justru turun pada tahun Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

76 ketiga/keempat atau sebaliknya. Penilaian produktivitas dengan metode ini sangat sensitif dengan adanya perubahan kesempatan kerja yaitu penduduk yang bekerja pada waktu survei. Gambaran produktivitas tenaga kerja secara lebih rinci menurut sektor dapat dilihat pada Tabel 7.1. Secara keseluruhan, produktifitas tenaga kerja pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun 2011 yaitu dari sebesar 46,3 juta rupiah per pekerja pertahun menjadi 47,5 juta rupiah per pekerja pertahun, dan pada tahun 2013 produktifitas meningkat lagi menjadi 50,9 juta rupiah per pekerja pertahun. Produktifitas pekerja pada tahun 2014 mencapai besaran 53,6 juta rupiah per pekerja per tahun. Perbedaan produktifitas antar sektor menunjukkan bahwa sektor pertanian, dan industri mencatat angka produktifitas tenaga kerja yang relatif rendah dari pada sektor lainnya dari tahun Rendahnya produktifitas sektor pertanian, dan industri tidak terlepas dari kualitas tenaga kerja dan kemajuan teknologi yang diterapkan. Rendahnya produktivitas tenaga kerja pada sektor pertanian ada kemungkinan disebabkan oleh karena sektor ini masih mengandalkan teknologi tradisional dengan sumber daya manusia yang relatif masih rendah dengan jumlah yang relatif banyak. Sementara itu rendahnya produktivitas pada sektor industri lebih disebabkan karena sebagian besar industri di Bali merupakan industri kecil yang masih banyak menggunakan tenaga kerja kualitas relatif rendah dan teknologi sederhana. 62 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

77 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

78

79 8 Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2014, tercatat sebanyak penduduk usia kerja, orang diantaranya tergolong sebagai angkatan kerja, dengan TPAK mencapai 74,91 persen. Tingkat pegangguran sebesar 1,90 persen, meningkat dibanding kondisi tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,83 persen. Tingkat pengangguran yang meningkat tidak semata-mata disebabkan oleh kemampuan sektorsektor perekonomian dalam penyerapan tenaga kerja akan tetapi juga akibat pergeseran status dari bukan angkatan kerja menjadi angkatan kerja serta perpindahan penduduk penganggur. Fenomena lain yang dapat dilihat dari penduduk yang bekerja adalah tingkat setengah penganggur yang masih cukup tinggi yaitu sebesar 22,59 persen pada tahun 2014, yang merupakan persentase pekerja tidak penuh terhadap jumlah pekerja. Mereka dapat dilihat dari berbagai karakteristik seperti perbedaan antara laki-laki dan perempuan, antara yang terpaksa dan sukarela serta antara pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Indikasi dibalik kesempatan kerja yang tinggi dari data Sakernas tidaklah cukup untuk menggambarkan angka pengangguran yang dikatakan rendah dan cenderung semakin menurun, karena terdapat angka setengah penganggur yang tidak sedikit. Hal ini akan sangat menentukan tingkat produktivitas pekerja yang pada akhirnya akan menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Statistik tenaga kerja tahun 2014, diharapkan selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi juga dapat digunakan sebagi acuan Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

80 bagi penyusunan perencanaan pembangunan, khususnya di bidang ketenagakerjaan. Dengan demikian perencanaan yang disusun diharapkan dapat lebih optimal, produktif dan efisien. Selain dimanfaatkan oleh pemerintah, data hasil Sakernas juga dapat dimanfaatkan oleh lembaga lain, seperti Lembaga Pendidikan/ Pelatihan, Perusahaan dan Instansi Sektoral terkait lainnya. Dengan demikian akan dapat mendayagunakan tenaga kerja dan menciptakan kesempatan kerja, meningkatan efektivitas dan efisien disemua sektor, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja menuju terciptanya tenaga kerja yang produktif, disiplin, dan mandiri. Kalangan dari dunia pendidikan juga diharapkan dapat memanfaatkan publikasi ini secara lebih optimal. Para peneliti dan mahasiswa yang tertarik terhadap ketenagakerjaan dapat membuat kajian yang lebih mendalam dari sisi akademis melalui indikasi-indikasi yang tersirat dibalik fenomena angka dalam publikasi ini. 66 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

81 LAMPIRAN

82

83 Tabel A.1 Penduduk Menurut Kegiatan Utama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun 2014 Kegiatan utama Jenis Kelamin seminggu yang lalu Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) Bekerja (%) 54,94 45,06 100,00 Menganggur (%) 63,47 36,53 100,00 Sekolah (%) 55,81 44,19 100,00 Mengurus RT (%) 16,29 83,71 100,00 Lainnya (%) 51,77 48,23 100,00 Jumlah (%) 50,00 50,00 100,00 Sumber : Sakernas Agustus 2014 Tabel A.2 Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun 2014 Jenis Kelamin Kelompok Kegiatan Jumlah Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) (4) Angkatan Kerja (%) 55,10 44,90 100,00 Bukan Angkatan Kerja (%) 34,78 65,22 100,00 Jumlah (%) 50,00 50,00 100,00 Sumber : Sakernas Agustus 2014 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

84 Tabel A.3 Penduduk Menurut Kegiatan Utama Seminggu yang Lalu dan Wilayah, Provinsi Bali Tahun 2014 Kegiatan utama Wilayah seminggu yang lalu Perkotaan Perdesaan Jumlah (1) (2) (3) (4) Bekerja (%) 58,78 41,22 100,00 Menganggur (%) 66,78 33,22 100,00 Sekolah (%) 74,45 25,55 100,00 Mengurus RT (%) 64,85 35,15 100,00 Lainnya (%) 61,19 38,81 100,00 Jumlah (%) 61,09 38,91 100,00 Sumber : Sakernas Agustus 2014 Tabel A.4 Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Menurut Wilayah, Provinsi Bali Tahun 2014 Wilayah Kelompok Kegiatan Jumlah Perkotaan Perdesaan (1) (2) (3) (4) Angkatan Kerja (%) 58,93 41,07 100,00 Bukan Angkatan Kerja (%) 67,53 32,47 100,00 Jumlah (%) 61,09 38,91 100,00 Sumber : Sakernas Agustus Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

85 Tabel A.5 Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun 2014 Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan Jumlah % (1) (2) (3) (4) (5) Tidak/belum sekolah ,97 Tidak/belum tamat SD ,55 SD/ibtidaiyah ,50 SMP/Tsanawiyah ,81 SMA/Aliyah ,32 SMK ,97 Program Diploma I/II/lll ,43 Program D.IV/S ,36 Program S2/S ,10 Jumlah ,00 Sumber : Sakernas Agustus 2014 Tabel A.6 Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun 2014 Kelompok Umur Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan Jumlah % (1) (2) (3) (4) (5) , , , , , , , , , ,62 Jumlah ,00 Sumber : Sakernas Agustus 2014 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

86 Tabel B.1 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun 2014 Lapangan Kerja Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan Jumlah % (1) (2) (3) (4) (5) 1 Pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan ,26 2 Pertambangan dan Penggalian ,43 3 Industri ,93 4 Listrik, Gas dan Air Minum ,35 5 Konstruksi ,04 6 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 7 Angkutan Pergudangan dan Komunikasi 8 Lembaga Keuangan, Real Estat, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan , , , ,30 Jumlah ,00 Sumber : Sakernas Agustus 2014 Tabel B.2 Penduduk yang Bekerja di Sektor Formal dan Informal, Provinsi Bali Tahun 2014 Sektor Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (1) (2) (3) (4) (5) Formal ,68 Informal ,32 Jumlah ,00 Persentase 54,94 45,06 100,00 Sumber : Sakernas Agustus Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

87 Tabel B.3 Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun 2014 Status Pekerjaan Utama Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (1) (2) (3) (4) (5) Berusaha Sendiri ,96 Berusaha dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar ,11 Berusaha dibantu Buruh Tetap ,33 Buruh/Karyawan/Pegawai ,35 Pekerja Bebas di Pertanian ,91 Pekerja Bebas di Non Pertanian ,03 Pekerja Keluarga/tak Dibayar ,31 Jumlah ,00 Sumber : Sakernas Agustus 2014 Tabel B.4 Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun 2014 Jam Kerja Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (1) (2) (3) (4) (5) , , , ,48 Jumlah ,00 Sumber : Sakernas Agustus 2014 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

88 Tabel C.1 Penduduk yang Menganggur Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun 2014 Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) (4) (5) Tidak/belum sekolah/tamat SD ,71 SD/ibtidaiyah ,42 SMP/Tsanawiyah ,82 SMA/Aliyah ,66 SMK ,35 Program Diploma I/II/lll ,59 Program D.IV/S1 ke atas ,45 Jumlah ,00 Sumber : Sakernas Agustus 2014 Tabel C.2 Penduduk Setengah Menganggur, Provinsi Bali Tahun 2014 Kategori Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (1) (2) (3) (4) (5) Setengah Penganggur Terpaksa ,26 (%) 56,63 43,37 100,00 Setengah Penganggur Sukarela ,74 (%) 39,32 60,68 100,00 Jumlah ,00 (%) 41,27 58,73 100,00 Sumber : Sakernas Agustus Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2014

89 Tabel C.3 Penduduk Setengah Menganggur Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, Provinsi Bali Tahun 2014 Jenis Kelamin Total Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah % (1) (2) (3) (4) (5) Tidak/belum sekolah ,04 Tidak/belum tamat SD ,69 SD/ibtidaiyah ,71 SMP/Tsanawiyah ,74 SMA/Aliyah ,29 SMK ,71 Program Diploma I/II/lll ,40 Program D.IV/S ,34 Program S2/S ,09 Jumlah ,00 Sumber : Sakernas Agustus 2014 Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali

90

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Katalog BPS : 2301003.34 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Statistik BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2014 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2017 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2013 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2016 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan sektoral

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat Keadaan Ketenagakerjaan No. 69/11/76/Th. XI, 6 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Di Provinsi Sulawesi Barat : Tingkat Pengangguran Terbuka di Sulawesi Barat

Lebih terperinci

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013

Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perlindungan Sosial (Suplemen Susenas 2013 Triwulan I), 2013 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor, 2015 ABSTRAKSI Salah satu survei yang diselenggarakan oleh BPS secara rutin setiap tahun adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Lebih terperinci

Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013

Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Migrasi Internasional dan Remitan, 2013 ABSTRAKSI Migrasi Internasional dan remitan memegang peran yang penting bagi kondisi sosial ekonomi di Indonesia. Berdasarkan data Bank

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Modul Ketahanan Sosial, 2014 ABSTRAKSI Di tengah kompleksitas persoalan dunia saat ini, masyarakat semakin menaruh perhatian pada bagaimana

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016 No. 34/05/51/Th. X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2016 mencapai 2.382.466 orang, bertambah sebanyak 10.451 orang dibanding

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2013 ABSTRAKSI Sakernas dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan. Sakernas Tahunan

Lebih terperinci

Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013

Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Rencana Strategis Pembangunan Kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat, 2013 ABSTRAKSI Pemerintah Indonesia meluncurkan Program

Lebih terperinci

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Tahunan), 2012 ABSTRAKSI Data yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan diantaranya adalah data

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017 No. 34/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2017 mencapai 2.469.104 orang, bertambah 86.638 orang dibanding

Lebih terperinci

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2014

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), 2014 ABSTRAKSI Sakernas dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan. Sakernas tahunan

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Laporan ditulis pada: November 29, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS No. 69/11/76/Th.X, 7 November AGUSTUS : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SULAWESI BARAT SEBESAR 3,33 PERSEN Penduduk usia kerja di Sulawesi Barat

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015 No. 36/05/51/Th. IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2015 mencapai 2.458.784 orang, bertambah sebanyak 142.026 orang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2015 No. 78/11/51/Th. IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2015 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Agustus 2015 mencapai 2.372.015 orang, bertambah sebanyak 55.257 orang

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 29/05/32/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 Angkatan kerja pada Februari 2017 sebanyak 22,64 juta orang, naik sekitar 0,46 juta orang

Lebih terperinci

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 ABSTRAKSI Proses pembangunan seringkali dilakukan hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, tanpa mempertimbangkan aspek

Lebih terperinci

Katalog BPS No

Katalog BPS No Katalog BPS No. 2302003.1218 KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2012 Katalog BPS : 2302003.1218 No. Publikasi : 12182.12.007 Ukuran Buku : 13.50 X 19.50 Jumlah Halaman : v + 23 Naskah / Gambar Kulit : Seksi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016 No. 76/11/51/Th. X, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Agustus 2016 mencapai 2.463.039 orang, bertambah sebanyak 80.573 orang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 54/11/31/Th. XVII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015 TPT DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS 2015 SEBESAR 7,23 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,12% Angkatan kerja NTT pada Februari 2015 mencapai 2.405.644 orang, bertambah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus 2017 No. 74/11/Th. XI, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus 2017 Agustus 2017:

Lebih terperinci

Indikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar

Indikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2014 Oleh : Muhammad Fajar KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas perstatistikan di

Lebih terperinci

Penambahan Angkatan Kerja Baru di Provinsi Jawa Tengah

Penambahan Angkatan Kerja Baru di Provinsi Jawa Tengah Penambahan Angkatan Kerja Baru di Provinsi Jawa Tengah Erisman, M.Si, Kabid Statistik Sosial, BPS Provinsi Jawa Tengah Data Penduduk Yang Digunakan Mulai tahun 2014 angka penduduk yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Sumatera Barat Agustus 2017 No. 62/11/13/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Sumatera Barat Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka

Lebih terperinci

KONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015

KONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015 BPS KABUPATEN SEKADAU No.06/11/6109/Th. II, 17 November 2016 KONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2015 SEBESAR 2,97 PERSEN Persentase angkatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014

Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan, 2014 ABSTRAKSI Salah satu tujuan pembentukan pemerintahan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum (public well-being). Konsekuensinya,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 23/05/31/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 5,77 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Februari

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Sulawesi Tenggara Agustus 2017 No. 63/11/Th. XI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Provinsi Sulawesi Tenggara Keadaan Ketenagakerjaan Sulawesi Tenggara Agustus 2017 Agustus

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Bali Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Bali Agustus 2017 Berita Resmi Statistik Bulan November Provinsi Bali No. 75/11/51/Th. XI, 6 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Keadaan Ketenagakerjaan Bali Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Bali mencapai

Lebih terperinci

No. Katalog :

No. Katalog : No. Katalog : 23303003.3375 No. Katalog: 2303003.3375 PROFIL KETENAGAKERJAAN KOTA PEKALONGAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN PROFIL KETENAGAKERJAAN KOTA PEKALONGAN 2014 ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 71 /11/76/Th.IX, 5 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS AGUSTUS : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SULAWESI BARAT SEBESAR 3,35 PERSEN Jumlah penduduk usia kerja di Sulawesi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi DKI Jakarta No. 55/11/31/Th. XIX, 6 November 2017 PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Tingkat P Terbuka (TPT) sebesar 7,14

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Maluku Utara sebesar 5,33 persen. Angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Yogyakarta Agustus 2017 No. 65/11/34/Thn.XIX, 6 Nopember 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I YOGYAKARTA Keadaan Ketenagakerjaan Yogyakarta Agustus 2017

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 1,97% Angkatan kerja NTT pada Februari 2014 mencapai 2.383.116 orang, bertambah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 No. 60/11/51/Th. V, 7 Nopember 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011, tercatat sebanyak 2.952,55 ribu penduduk usia kerja,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 28/05/73/Th. X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2016 Struktur ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Selatan berfluktuasi dari tahun ke tahun.

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN No. 17/05/34/Th. X, 15 Mei 2008 Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional

Lebih terperinci

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

BPS PROVINSI DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 55/11/31/Th.XVI, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,47 PERSEN Jumlah angkatan kerja di

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014 No. 66/11/13/Th XVII, 5 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT Jumlah angkatan kerja di Sumatera Barat pada Agustus mencapai 2,33 juta orang, naik 110 ribu orang dibandingkan dengan jumlah angkatan

Lebih terperinci

Survei Monitoring Dampak Krisis Bidang Ketenagakerjaan (SMDK-BK), 2014

Survei Monitoring Dampak Krisis Bidang Ketenagakerjaan (SMDK-BK), 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Monitoring Dampak Krisis Bidang Ketenagakerjaan (SMDKBK), 2014 ABSTRAKSI Untuk memantau atau memonitor dampak krisis global yang terjadi di indonesia khususnya di bidang ketenagakerjaan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 28/05/32/Th. XVIII,4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,57 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN q BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.29/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN Pada Februari 2017, Penduduk

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 220/12/21/Th. V, 1 Desember 20 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 20 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI SEMAKIN TURUN Jumlah angkatan

Lebih terperinci

INDIKATOR KETENAGAKERJAAN

INDIKATOR KETENAGAKERJAAN INDIKATOR KETENAGAKERJAAN KABUPATEN MAMUJU TAHUN 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU INDIKATOR KETENAGAKERJAAN KABUPATEN MAMUJU TAHUN 2012 No Publikasi : 76042.1202 Katalog BPS : 2302003.7604 Ukuran

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 53/11/TH XVI, 6 November 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 10,3 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 No. 27/05/Th.XVIII, 5 Mei 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,73 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 04/01/34/Th.XI, 05 Januari 2009 No. 52/11/34/Th.XIV, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2009 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 152/12/21/Th.IV, 1 Desember 2009 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2009 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI KEMBALI NAIK

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017 AGUSTUS 2017 TINGKAT PENGANGGUR- AN TERBUKA SEBESAR 4,33 PERSEN Penduduk yang bekerja pada Agustus 2017 berkurang

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2017 No. 08/11/62/Th.XI, 6 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Agustus 2017 Agustus 2017, Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 67/11/34/Th.XVII, 5 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA AGUSTUS TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN Hasil Survei Angkatan Kerja

Lebih terperinci

INDIKATOR KETENAGAKERJAAN PROVINSI MALUKU UTARA FEBRUARI 2016 ISBN : No. Publikasi : 82520.1609 Katalog BPS : 2302003.82 Ukuran Buku : B5 (17,6 x 25 cm) Jumlah Halaman : 27 Naskah : Bidang Statistik Sosial

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2014 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 06/05/18/Th.VII, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,05 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 31/05/21/Th. VI, 5 Mei 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2011 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI SEBESAR 7,04 PERSEN Jumlah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 No. 06/05/53/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,59% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Februari 2016 mencapai 3,59

Lebih terperinci

Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013

Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013 ABSTRAKSI SPPLH 2013 adalah survei bertema lingkungan hidup dengan pendekatan rumah tangga. SPPLH merupakan wujud kepedulian BPS atas

Lebih terperinci

INDIKATOR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA FEBRUARI 2015 ISSN: 2088-5679 No. Publikasi: 04120.1501 Katalog BPS: 2032004 Ukuran Buku: 21 cm x 29 cm Jumlah Halaman: 20 + 98 halaman Naskah: Subdirektorat Statistik

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 No. 22/5/Th.XVII, 5 Mei 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,75 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 01/03/Th. VIII, 28 Maret 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 1,32 PERSEN Angkatan kerja di Kabupaten

Lebih terperinci

Survei Biaya Hidup, 2012

Survei Biaya Hidup, 2012 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Biaya Hidup, 2012 ABSTRAKSI Data pengeluaran rumah tangga bukan makanan, minuman, rokok dan tembakau maupun makanan, minuman, rokok dan tembakau yang dipantau di setiap rumah

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 7,18 persen Angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.57/11/TH.XVIII, 5 November 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,93 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2014 BPS KABUPATEN SEKADAU No.03/12/6109/Th. I, 3 Desember 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2014 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2014 SEBESAR 0,31 PERSEN Hasil Survei Angkatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No.33/05/52/Th. XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,86 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Februari 2017 mencapai

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 53/11/14/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Badan Pusat Statistik Provinsi Riau Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Riau Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No.25 /05/TH.XX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,39 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh pada Februari 2017 mencapai 2,330

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERTINGGI DI KOTA YOGYAKARTA, NAMUN JUMLAH PENGANGGUR TERBANYAK

TINGKAT PENGANGGURAN TERTINGGI DI KOTA YOGYAKARTA, NAMUN JUMLAH PENGANGGUR TERBANYAK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 03/01/34/Th.X, 02 Januari 2008 SAKERNAS AGUSTUS 2007 MENGHASILKAN ANGKA PENGANGGURAN PERBANDINGAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI DIY : TINGKAT PENGANGGURAN TERTINGGI

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 20/05/34/Th. XI, 15 Mei 2009 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional

Lebih terperinci

No. 03/05/81/Th.XVIII, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU 2017 Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Maluku pada Februari 2017 mencapai 769.108 orang, bertambah sebanyak 35.771 orang dibanding angkatan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 59/11/Th. XI, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Papua Barat Agustus 2017 Agutus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 No. 06/11/53/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,25 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2016 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016 No. 66/11/36/Th.X, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016 Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2016 mencapai 5,6 juta orang, naik sekitar 253 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPRI, KEADAAN SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPRI, KEADAAN SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2009 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No.113/05/21/Th.IV, 15 Mei 2009 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPRI, KEADAAN SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2009 Jumlah angkatan kerja pada bulan Februari 2009 mencapai 668.510

Lebih terperinci

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 04/01/34/Th.XI, 05 Januari 2009 No. 23/05/34/Th.XIV, 7 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.24/05/TH.XIX, 4 Mei 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,13 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 No. 64/11/32/Th. XIX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Agustus 2017 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, FEBRUARI 2013 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 34/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, FEBRUARI 2013 FEBRUARI 2013 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA JAWA TIMUR SEBESAR 4,00 PERSEN Jumlah angkatan kerja

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 64/11/32/Th.XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,89 PERSEN Provinsi Jawa Barat mengalami kenaikan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 04/01/34/Th.XI, 05 Januari 2009 No. 47/12/34/Th.XI, 01 Desember 2009 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN (Di

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,98 PERSEN No.36/05/52/Th. IX, 5 Mei 2015 Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Februari 2015 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015 No. 60/11/14/Th. XVI, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,83 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2015 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 74/11/35/Th. XIV, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA JAWA TIMUR SEBESAR 4,21 PERSEN Jumlah angkatan

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAMBI Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka Sebesar 3,87 Persen Jumlah angkatan kerja di Provinsi Jambi pada Agustus

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No. 28/5/13/Th XX, 05 Mei 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,80 PERSEN Angkatan kerja Sumatera Barat pada Februari 2017 sebanyak 2,62 juta,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 30/05/12/Th. XX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,41 PERSEN angkatan kerja di Sumatera

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.53/11/TH.XIX, 7 November 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,57 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 01/05/18/Th.X, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,43 PERSEN Penduduk yang bekerja pada Februari

Lebih terperinci