INIJIKATDR RAKYAT. ~~QI!i. l~e~ejaht&raan. Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INIJIKATDR RAKYAT. ~~QI!i. l~e~ejaht&raan. Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan"

Transkripsi

1 INIJIKATDR l~e~ejaht&raan RAKYAT ~~QI!i Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan

2

3 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN 2015 Nomor Katalog : Catalog Number ISBN : Nomor Publikasi : Publication Number Ukuran Buku Book Size Jumlah Halaman Total Pages Naskah Manuscript Gambar Kulit Cover Design Diterbitkan oleh Published by : 8,5 Inc x 11 Inc : vii + 43 halaman : Seksi Statistik Sosial : BPS Statistics of Pekalongan City : Seksi Integrasi Pengolahan & Diseminasi Statistik : BPS Kota Pekalongan Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik Prohibited to announce, distribute, communicate, and/or copy part or all of this book for commercial purpose without permission from BPS-Statistics Indonesia

4 SAMBUTAN WALIKOTA Assalamu'alaikum Wr. Wb. Tujuan pembangunan kita adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat. Agar pembangunan di masa selanjutnya dapat menjadi lebih terarah dan lancar, diperlukan landasan yang kuat. Proses pembangunan semacam ini memerlukan data penunjang untuk setiap tahap dan komponennya. Oleh karena itu perlu adanya gambaran perkembangan keberhasilan dari setiap tahap pembangunan yang dilaksanakan. Gambaran keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini dapat kita lihat melalui publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan Tahun Oleh karena itu saya menyambut gembira adanya kerjasama antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan Badan Pusat Statistik dalam mewujudkan publikasi ini. Melalui kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus atas segala upaya yang telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan sebagai penyaji data dan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga publikasi ini dapat disusun dan diterbitkan. Semoga publikasi ini dapat bermanfaat. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Pekalongan, Oktober 2016 WALIKOTA PEKALONGAN ACHMAD ALF ARSLAN DJUNAID, SE

5 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga buku Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015 dapat diselesaikan. Kesejahteraan rakyat merupakan indikator yang mencerminkan bagaimana sebuah pembangunan di suatu kota dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Kesejahteraan masyarakat ini dapat dilihat dari bagaimana aspek pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, keamanan dan kesempatan kerja. Dalam publikasi ini menyajikan beberapa informasi antara lain mengenai kependudukan dan Keluarga Berencana, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perumahan, dan indikator lainnya. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu hinggga terselesaikannya penyusunan buku Indikator Kesejahteraan Rakyat. Semoga publikasi buku ini dapat memberikan manfaat bagi Pemerintah Kota Pekalongan dan pihak-pihak yang membutuhkan. Wassalamu'alaikumWr. Wb. Pekalongan, Oktober 2016 Plt. KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PEKALONGAN Sekretaris Ir. ANITA HERU KUSUMORINI, M.Sc NIP

6 KATA PENGANTAR Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan 2015 merupakan salah satu publikasi yang dihasilkan dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2015 dan Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2015 yang diintegrasikan dengan data dari beberapa Instansi/Dinas/Lembaga terkait. Publikasi ini menyajikan gambaran keadaan dan tingkat perkembangan kesejahteraan rakyat/masyarakat Kota Pekalongan. Oleh karena itu, data yang disajikan dalam publikasi ini dapat dipergunakan sebagai salah satu informasi dan referensi untuk evaluasi hasil pembangunan sosial ekonomi masyarakat, dan perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan pada masa mendatang oleh Pemerintah. Kepada semua pihak, terutama masyarakat Kota Pekalongan yang telah meluangkan waktunya menjadi responden, yang telah berpartisipasi sampai dengan terbitnya publikasi ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya. Tentu tak ada gading yang tak retak, maka saran dan kritik untuk penyempurnaan publikasi ini sangat diharapkan. Akhirul kata, semoga upaya ini bermanfaat, khususnya untuk Kota Pekalongan.. Pekalongan, Oktober 2016 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN, Eddy Prawoto Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan 2015 iii

7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... Halaman i ii iii BAB I. PENDAHULUAN Ruang Lingkup Maksud dan Tujuan Sistematika Penyajian Sumber Data... 2 BAB II. KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA Pertumbuhan dan Sebaran Penduduk Komposisi Penduduk Menurut Umur Perkawinan Perbandingan Jumlah Anak Balita dan Wanita Usia Produktif Keluarga Berencana... 9 BAB III. PENDIDIKAN Sarana dan Prasarana Sekolah Angka Partisipasi Sekolah Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan BAB IV. KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Balita BAB V. KETENAGAKERJAAN Penduduk Usia Kerja Angkatan Kerja Penduduk Yang Bekerja Tingkat Pengangguran Terbuka BAB VI. PERUMAHAN Penguasaan Tempat Tinggal Luas Lantai Sumber Air Minum BAB VII. INDIKATOR LAINNYA Pengeluaran Rumah Tangga BAB VIII. PENUTUP Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan 2015 iv

8 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Tabel 2.2. Tabel 2.3. Tabel 2.4. Tabel 2.5. Tabel 2.6. Tabel 2.7. Tabel 2.8. Halaman Penduduk Kota Pekalongan Tahun Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Pekalongan Menurut Kecamatan Tahun Penduduk Kota Pekalongan Menurut Kelompok Umur dan Dependency Ratio Tahun Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin Tahun Persentase Wanita 10 Tahun Keatas menurut Umur Perkawinan Pertama dan Kecamatan Tahun Anak 0-4 Tahun Per 1000 Perempuan Usia Produktif/Cild Woman Rate (CWR) di Kota Pekalongan Tahun Persentase Wanita Tahun Berstatus Kawin, Cerai Hidup, Cerai Mati menurut Pemakaian Alat KB Tahun Persentase Akseptor KB menurut Kontrasepsi Yang Sedang Digunakan di Kota Pekalongan Tahun Tabel 3.1. Tabel 3.2. Tabel 3.3. Tabel 3.4. Banyaknya Sekolah dan Guru Menurut Jenjang Pendidikan Tahun Persentase Angka Partisipasi Sekolah Penduduk Usia 7 24 Tahun Tahun Angka Partisipasi Sekolah menurut Jenis Sekolah Kota Pekalongan Tahun Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas yang Tidak Bersekolah Lagi menurut Ijazah yang Dimiliki Tahun Tabel 4.1. Banyaknya Tenaga & Tempat Pelayanan Kesehatan di Kota Pekalongan Tahun Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan 2015 v

9 Tabel 4.2. Tabel 4.3. Tabel 4.4. Tabel 4.5. Tabel 4.6 Penduduk Yang Pernah Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut Jenis Keluhan Kesehatannya Tahun Persentase Anak berumur 1-4 tahun dan imunisasi lengkap di kota pekalongan tahun Persentase Balita dan Frekwensi Pemberian Imunisasi DPT kota Pekalongan Tahun Persentase Balita dan Frekwensi Pemberian Imunisasi Folio kota PekalonganTahun Persentase Balita dan Frekwensi Pemberian Imunisasi Hepatitis B kota PekalonganTahun Tabel 5.1. Tabel 5.2. Tabel 5.3. Tabel 5.4. Tabel 5.5. Tabel 5.6 Tabel 5.7. Tabel 6.1. Tabel 6.2. Tabel 6.3..Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Tahun Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Tahun Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama Tahun Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Tahun Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Seminggu Tahun TPT menurut Jenis kelamin Persentase Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun Persentase Rumahtangga menurut Penguasaan Bangunan Tahun Persentase Rumahtangga menurut Luas Lantai Tahun Persentase Rumahtangga menurut Sumber Air Minum Tahun Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan 2015 vi

10 Tabel 6.4. Tabel 7.1. Persentase Rumahtangga menurut Jarak Sumber Air Minum ke Penampungan Tinja Tahun Persentase Rumahtangga menurut Golongan Pengeluaran per Bulan Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan 2015 vii

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Ruang Lingkup Usaha untuk mewujudkan tujuan pembangunan adalah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat, maka diperlukan informasi dan data yang memadai, sehingga arah pembangunan dapat diwujudkan dan tepat sasaran. Upaya pembangunan pada berbagai bidang kehidupan seperti pendidikan, kesehatan, perekonomian, dan sosial budaya lainnya, terus menerus dilakukan, namun demikian, masalah kependudukan seperti tingginya laju pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk yang tidak merata, dan struktur umur penduduk yang relatif masih muda, dapat menjadi faktor penghambat upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Oleh karenanya, upaya pembangunan diprioritaskan pada pembangunan yang menyangkut kebutuhan hidup rakyat banyak. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan Tahun 2015, merupakan kumpulan berbagai macam data dan informasi statistik, yang dipilih untuk memberikan gambaran tentang perkembangan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Kota Pekalongan. Mengingat keadaan sosial masyarakat yang begitu komplek dan multi dimensi, maka tidak semuanya dapat dikuantitatifkan, dan tidak semua indikator dapat digambarkan disini. Oleh karenanya, dalam penyajian ini tidak hanya mencakup data dan informasi statistik yang dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai dampak pembangunan (output indicator), tetapi juga dilengkapi dengan berbagai data dan informasi statistik lainnya yang tercakup dalam input indicator dan process indicator Maksud dan Tujuan Kegiatan statistik yang diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik untuk dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik adalah statistik dasar yang pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan yang bersifat luas, untuk pemerintah maupun Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

12 masyarakat yang bercirikan nasional, lintas sektor dan makro. Untuk itulah data kesejahteraan rakyat perlu disajikan untuk dapat diketahui dan dievaluasi mengenai pembangunan yang telah dilaksanakan apakah telah mencapai seluruh lapisan masyarakat atau belum, terutama yang menyangkut berbagai aspek pemenuhan kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, keamanan dan kesempatan kerja Sistematika Penyajian Publikasi ini menyajikan informasi dalam bentuk ulasan-ulasan singkat untuk memberikan gambaran tentang keadaan dan perkembangan kesejahteraan rakyat sehingga bisa lebih mudah dipahami. Penyajiannya terbagi dalam 6 kelompok indikator, yaitu : I. Kependudukan dan Keluarga Berencana II. Pendidikan III. Kesehatan IV. Ketenagakerjaan V. Perumahan VI. Indikator Lainnya 1.4. Sumber Data Data yang disajikan dalam Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan merupakan hasil dari pengolahan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2015 dan Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Sebagai pelengkap, digunakan data dari survei lainnya dan juga data hasil pencatatan administrasi berbagai Instansi/Lembaga/Dinas terkait. Adanya perbedaan dalam pengumpulan data, maka akan berakibat data yang disajikan menjadi tidak sama meskipun data tersebut masih satu jenis variabel yang sama. Namun demikian, kedua sumber data tersebut sama-sama penting, karena dapat saling menunjang dalam menggambarkan pola hubungan kesejahteraan penduduk. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

13 BAB II KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA Tingkat persebaran penduduk yang tidak merata, salah satu kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan. Jumlah penduduk yang besar juga merupakan suatu modal dalam pembangunan, akan tetapi bila tidak direncanakan dengan seksama, maka hal ini akan dapat menjadi penghambat dalam pembangunan. Untuk itu perlu adanya penanganan yang seksama dan terus menerus dalam proses pembangunan Pertumbuhan dan Sebaran Penduduk Jumlah penduduk Kota Pekalongan terus bertambah dari tahun ke tahun, berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk Kota Pekalongan Tahun 2014 adalah jiwa, dan pada Tahun 2015 menjadi jiwa. Ini berarti selama satu tahun terakhir penduduk Kota Pekalongan telah bertambah sebanyak jiwa. Dengan demikian, pertumbuhan penduduknya adalah sebesar 0,96 persen pada Tahun Tabel 2.1. Penduduk Kota Pekalongan Tahun 2015 Variabel 2015 (1) (2) Jumlah Penduduk ~ Laki-laki ~ Perempuan Sex Ratio Rata-rata Pertumbuhan Penduduk Kepadatan Penduduk/Km Penduduk Kota Pekalongan sebanyak jiwa pada Tahun 2015, tercatat 50,00 persen adalah penduduk laki-laki dan 50,00 persen perempuan. Rasio jenis kelamin Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

14 penduduk Kota Pekalongan Tahun 2015 adalah yang artinya adalah untuk setiap 100 orang perempuan maka terdapat 100 orang laki-laki. Jadi, jumlah penduduk di Kota Pekalongan Tahun 2015 antara jumlah laki-laki dengan perempuan dapat dikatakan seimbang. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kepadatan penduduk Kota Pekalongan sedikit mengalami peningkatan dari jiwa/km 2 pada Tahun 2014 menjadi jiwa/km 2 pada Tahun 2015, yang berarti dalam kurun waktu setahun tersebut rata-rata tiap Km 2 mengalami pertambahan jumlah penduduk sebanyak 63 jiwa. Pertambahan jumlah penduduk menyebabkan bertambahnya tingkat kepadatan penduduk, dan juga akan mendorong meningkatnya jumlah rumahtangga di Kota Pekalongan. Tabel 2.2. Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Pekalongan Menurut Kecamatan Tahun 2015 Kecamatan Luas (Km 2 ) Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2 ) Pekalongan Barat 10, Pekalongan Timur 9, Pekalongan Selatan 10, Pekalongan Utara 14, Kota Pekalongan 45, Pada Tabel 2.2. dapat dilihat bahwa distribusi penduduk pada tingkat kecamatan, yaitu di Kecamatan Pekalongan Barat, merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak dan terpadat diantara empat kecamatan yang ada di Kota Pekalongan. Keadaan penduduk di Kecamatan Pekalongan Barat sebagai kecamatan terpadat mencapai tingkat kepadatan jiwa per Km 2. Berturut-turut kemudian adalah Kecamatan Pekalongan Timur, merupakan kecamatan terpadat kedua, dengan tingkat kepadatan penduduknya mencapai jiwa per Km 2, kemudian Kecamatan Pekalongan Selatan, dengan tingkat kepadatan penduduknya sebesar jiwa per Km 2, dan kecamatan yang berpenduduk Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

15 paling sedikit adalah Kecamatan Pekalongan Utara, dengan tingkat kepadatan penduduk terendah diantara kecamatan lain, yaitu jiwa per Km Komposisi Penduduk Menurut Umur Pada tahun 2015, komposisi penduduk menurut kelompok umur di Kota Pekalongan masih tergolong sebagai daerah dengan struktur penduduk muda, yaitu daerah yang mempunyai proporsi penduduk usia muda (< 15 tahun) masih tinggi. Dipihak lain, proporsi penduduk usia lanjut ( 65 Tahun) kecil. Akibat dari struktur penduduk yang demikian, angka rasio beban ketergantungan (dependency ratio), yaitu jumlah penduduk berusia kurang dari 15 tahun ditambah jumlah penduduk berusia 65 tahun atau lebih, dibagi dengan jumlah penduduk berusia tahun masih cukup tinggi. Berikut dibawah ini Tabel 2.3 mengenai jumlah penduduk menurut kelompok umur muda, umur produktif dan lansia, dan jenis kelamin serta dependency ratio tersebut. Tabel 2.3. Penduduk Kota Pekalongan Menurut Kelompok Umur dan Dependency Ratio Tahun 2015 Variabel Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) Kelompok Umur atau lebih Dependency Ratio Muda Tua Umum 18,92 2,77 21,69 18,00 4,08 22,08 36,92 6,85 43,77 Penduduk usia muda atau yang berusia kurang dari 15 tahun, mencapai orang atau 25,68 persen dari total penduduk Kota Pekalongan, sedangkan penduduk usia lanjut hanya sebanyak orang atau 4,76 persen dari total jumlah penduduk. Secara total, jumlah penduduk usia muda dan jumlah penduduk lansia mencapai orang atau sebesar 30,44 persen dari jumlah total penduduk Kota Pekalongan. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

16 Untuk angka rasio beban ketergantungan atau dependency ratio berdasar jenis kelamin, proporsi penduduk usia lanjut perempuan lebih banyak dari proporsi penduduk usia lanjut laki-laki, akibatnya dependency ratio pada penduduk lansia perempuan sebesar 4,08 persen, lebih tinggi dibanding dependency ratio pada laki-laki yang sebesar 2,77 persen. Sedangkan pada penduduk usia muda perempuan maupun laki-laki hampir sama proporsinya, yaitu perempuan sebesar 18,00 persen dan laki-laki sebesar 18,92 persen. Keadaan tersebut diatas, mengakibatkan dependency ratio secara total di Kota Pekalongan menjadi cukup besar, yaitu mencapai 43,77 persen, yang berarti tiap 100 orang penduduk usia produktif (15 64 tahun) harus menanggung kira-kira 43 orang usia non produktif yang terdiri atas 37 orang muda dan 6 orang lansia Perkawinan Salah satu indikator kesejahteraan rakyat adalah status perkawinan. Melalui indikator ini dapat dilihat gambaran aspek sosial penduduk, diantaranya adalah ketenteraman, ketenangan dan kecukupan ekonomi rumahtangga. Berikut dibawah ini Tabel 2.4 mengenai penduduk usia 10 tahun atau lebih dengan status perkawinan dan menurut jenis kelamin. Tabel 2.4. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin Tahun 2015 Penduduk Status Perkawinan Jumlah Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) (4) Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati 52,24 44,82 0,88 2,06 42,35 45,05 2,04 10,55 47,29 44,94 1,46 6,31 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber : Susenas 2015 Menurut hasil pengolahan Susenas 2015, banyaknya (dalam persentase) penduduk usia 10 tahun atau lebih yang berstatus Belum Kawin sebanyak 47,29 persen, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

17 yang terdiri dari proporsi penduduk laki-laki mencapai 52,24 persen, sedangkan proporsi penduduk perempuan 42,35 persen. Banyaknya penduduk yang berstatus Kawin adalah sebanyak 44,94 persen, yang terdiri dari proporsi penduduk laki-laki sebanyak 44,82 persen, dan proporsi penduduk perempuan sebanyak 45,05 persen. Penduduk yang berstatus Cerai Hidup adalah sebanyak 1,46 persen, yang terdiri dari proporsi penduduk laki-laki 0,88 persen, dan proporsi penduduk perempuan mencapai 2,04 persen. Penduduk yang berstatus cerai mati sebanyak 6,31 persen, yang terdiri dari lakilaki sebanyak 2,06 persen dari seluruh penduduk laki-laki, sedangkan dan proporsi penduduk perempuan mencapai 10,55 persen. Salah satu faktor pendukung keharmonisan rumahtangga adalah kematangan berfikir seseorang, sikap teposliro, mengalah untuk kebaikan bersama, yang biasanya dimiliki oleh orang yang sudah cukup dewasa dan berpengalaman dalam mengarungi kehidupan. Berikut dibawah ini Tabel 2.5 mengenai penduduk perempuan usia 10 tahun atau lebih menurut umur perkawinan pertama dengan status perkawinan. Tabel 2.5. Persentase Perempuan 10 Tahun Keatas Menurut Umur Perkawinan Pertama dan Status Perkawinan Tahun 2015 Status Perkawinan Umur Perkawinan Pertama < > 25 Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kawin 2,76 50,23 32,08 14,93 100,00 Cerai hidup 0 66,72 23,94 9,34 100,00 Cerai mati 0 89,65 5,06 5,29 100,00 Jumlah 2,76 58,03 26,84 12,97 100,00 Sumber : Susenas 2015 Banyaknya (dalam persentase) usia perkawinan pertama pada perempuan pada usia muda yang kandas menyebabkan proporsi penduduk perempuan yang berstatus janda (cerai hidup/cerai mati) relatif tinggi. Hal ini tercermin pada Tabel 2.5 tersebut di atas, bahwa pada perempuan berusia 20 tahun atau kurang dengan status perkawinan yang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

18 pertama cenderung mengalami perceraian. Pada perempuan berusia kurang dari 17 tahun melakukan perkawinan pertama kemudian berstatus cerai hidup mencapai 0 persen, dan pada perempuan berumur tahun melakukan perkawinan pertama kemudian berstatus cerai hidup mencapai 66,72 persen. Perempuan berusia kurang dari 17 tahun dengan status perkawinan pertama, kemudian berstatus cerai mati sebanyak 0 persen, sedangkan perempuan yang berumur tahun berstatus cerai mati mencapai 89,65 persen. Pada perempuan berusia tahun yang melakukan perkawinan pertama kemudian berstatus cerai hidup, masih cukup tinggi yaitu sebanyak 23,94 persen, dan berstatus cerai mati sebesar 5,06 persen. Sedangkan pada perempuan yang berusia lebih dari 25 tahun yang melakukan perkawinan pertama kemudian berstatus cerai hidup sebanyak 9,34 persen, dan berstatus cerai mati hanya 5,29 persen Gambaran tersebut di atas memperlihatkan bahwa perempuan yang semakin tinggi usia perkawinan pertamanya memungkinkan semakin matang dalam usia untuk menghadapi kehidupan berumahtangga, sehingga kejadian perceraian proporsinya semakin kecil Perbandingan Jumlah Anak Balita dan Perempuan Usia Produktif Tabel 2.6. Anak Usia 0-4 Tahun Per 1000 Perempuan Usia Produktif (Child Woman Rate/CWR) di Kota Pekalongan Tahun 2015 Kecamatan Pekalongan Barat Pekalongan Timur Pekalongan Selatan Pekalongan Utara Jumlah anak usia 0-4 tahun Perempuan Usia Tahun CWR (1) (2) (3) (4) Jumlah Pada Tabel 2.6 tersebut di atas menggambarkan hubungan dalam bentuk rasio, yaitu antara jumlah anak berusia kurang dari 5 tahun dibandingkan dengan jumlah perempuan Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

19 berusia produktif. Secara umum, rasio jumlah anak berusia kurang dari 5 tahun di Kota Pekalongan kira-kira mencapai 305, yang artinya adalah pada orang perempuan usia produktif terdapat 305 orang anak berusia kurang dari atau dibawah 5 tahun Keluarga Berencana Salah satu upaya untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, Pemerintah menggiatkan kembali program Keluarga Berencana (KB). pertumbuhan penduduk ini diketahui dari data sensus penduduk maupun data hasil survei seperti Susenas dan lainnya. Laju Dari hasil SUSENAS 2015 seperti tercatat pada Tabel 2.7 dibawah ini, yaitu mengenai perempuan usia tahun yang menggunakan alat kontrasepsi. Tabel Persentase Perempuan Usia Tahun Berstatus Kawin, Cerai Hidup, Cerai Mati Menurut Pemakaian Alat KB Tahun 2015 Uraian Sedang menggunakan alat/cara KB Tidak menggunakan lagi alat/cara KB Tidak Menggunakan alat/cara KB Sumber : Susenas 2015 Persentase (1) (2) 49,55 12,67 37,78 Dapat diketahui bahwa sebanyak 49,55 persen wanita di Kota Pekalongan sedang menggunakan/memakai alat/cara KB, kemudian ada sebanyak 12,67 persen sudah tidak menggunakan/memakai alat/cara KB lagi, dan ada sebanyak 37,78 persen yang tidak pernah menggunakan/memakai alat/cara KB. Sejalan dengan hal tersebut diatas, pada Tabel 2.8 dibawah ini, tercatat mengenai persentase akseptor KB dan alat kontrasepsi yang digunakan oleh para peserta program KB di Kota Pekalongan pada tahun Pada alat/cara KB yang paling banyak digunakan adalah suntik KB yaitu sebanyak 61,64 persen. kemudian pemakaian Pil KB adalah alat kontrasepsi pilihan kedua dengan pengguna sebanyak 12,64 persen, dan selanjutnya pengguna alat/cara AKDR/IUD/Spiral sebanyak 8,73 persen, pengguna Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

20 alat/cara susuk KB sebanyak 4,61 persen, pengguna alat/cara MOW/Tumbektomi sebanyak 7,31 persen, serta pengguna alat/cara lainnya sebanyak 5,06 persen. Tabel 2.8. Persentase Akseptor KB Menurut Kontrasepsi Yang Sedang Digunakan di Kota Pekalongan Tahun 2015 Jenis Kontrasepsi Persentase (1) (2) MOW/Tubektomi MOP/Vasektomi AKDR/IUD/Spiral Suntikan KB Susuk KB Pil KB Lainnya 7,31 0,00 8,73 61,64 4,61 12,64 5,06 Sumber : Susenas 2015 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

21 BAB III PENDIDIKAN Secara umum pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk menambah ilmu pengetahuan, yang dalam hal ini dapat dicapai melalui bangku sekolah. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah salah satu tujuan bangsa Indonesia yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa inilah peran aktif seluruh elemen bangsa pada bidang pendidikan sangat diperlukan Sarana dan Prasarana Sekolah Keseimbangan antara jumlah penduduk yang berminat untuk sekolah atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan sarana dan prasarana yang ada pada masing-masing jenjang pendidikan, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat partisipasi sekolah. Tingkat Pendidikan Tabel 3.1. Banyaknya Sekolah, Guru & Murid di Kota Pekalongan Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2015 Jumlah Sekolah Jumlah Guru Jumlah Murid Murid/ Sekolah Murid / Guru (1) (2) (3) (4) (5) (6) Setara SD ,18 Setara SLTP ,49 Setara SMA ,42 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga dan Kementrian Agama Kota Pekalongan Pada Tabel 3.1. diatas dapat diketahui banyaknya sekolah menurut jenjang pendidikan yang ada di Kota Pekalongan Tahun Pada tingkat Sekolah Dasar, jumlah sekolah sebanyak 145 sekolah, satu sekolah rata-rata dapat menampung 225 orang anak didik atau murid. Pada tingkat SLTP jumlah sekolah sebanyak 38 sekolah, satu sekolah rata-rata dapat menampung 432 orang anak didik atau murid, dan pada tingkat Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

22 SLTA jumlah sekolah sebanyak 30 sekolah, dengan rata-rata dapat menampung 509 orang anak didik atau murid. Pada jenjang sekolah tingkat Sekolah Dasar, jumlah guru sebanyak 2300 orang, dengan jumlah murid mencapai orang, maka rata-rata seorang guru mengajar 14 orang anak didik atau murid. Pada jenjang sekolah tingkat SLTP, jumlah guru hanya sebanyak 997 orang, dengan murid sejumlah orang, jumlah murid SLTP ini hanya separuhnya dari jumlah murid sekolah tingkat SD, maka seorang guru rata-rata harus mengajar 17 orang murid. Kondisi jumlah murid pada sekolah tingkat SD kemudian berkurang drastis pada sekolah tingkat SLTP, yang jumlahnya menjadi hanya separuhnya saja, adalah cukup memprihatinkan. Sebagai pengingat adalah bahwa Pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar selama 9 tahun atau lulus pendidikan setingkat SLTP sejak kirakira tahun 1994 silam, yang kemudian diperkuat keinginan tersebut melalui Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara. Inpres ini menginstruksikan kepada para Menteri terkait, Kepala BPS, Gubernur, Bupati dan Walikota untuk memberikan dukungan dan mensukseskan program pemerintah tersebut. Pada jenjang sekolah tingkat SLTA, jumlah guru sebanyak orang guru, dengan jumlah murid sebanyak murid. Rasio guru tingkat SLTA terhadap murid sekolah tingkat SLTA adalah rata-rata seorang guru menangani kira-kira 12 orang murid. Namun demikian, jumlah total murid sekolah tingkat SLTA ini juga sudah relatif banyak berkurang dari jumlah total murid sekolah pada jenjang pendidikan tingkat SLTP. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

23 3.2. Angka Partisipasi Sekolah Angka partisipasi sekolah untuk seluruh kelompok umur secara umum menggambarkan bahwa tidak ada yang tidak bersekolah ataupun tidak ada penduduk yang belum pernah sekolah pada usia 7 hingga 24 tahun. Namun tidak dapat dipungkiri, data tersebut menggambarkan bahwa pendidikan penduduk mengalami penurunan pada usia yang makin tua, yakni terutama pada kelompok penduduk usia tahun dan tahun, yang diikuti dengan meningkatnya angka putus sekolah pada tiap tingkatan usia tersebut. Tabel 3.2. Persentase Partisipasi Sekolah Penduduk Usia 7 24 Tahun Di Kota Pekalongan Tahun 2015 Partisipasi Sekolah Kelompok Umur (1) (2) (3) (4) (5) Tidak/Belum Pernah Sekolah 0,50 0,00 0 1,35 Masih Sekolah 99,50 95,06 60,66 26,68 Tidak Bersekolah lagi 0 4,94 39,34 71,97 Sumber : Susenas 2015 Pada Tabel 3.2. dapat dilihat bahwa penduduk usia 7-12 tahun yang masih bersekolah masih tinggi, yaitu mencapai 99,50 persen dari seluruh penduduk. Kemudian pada penduduk usia tahun yang masih bersekolah juga relatif masih baik, yaitu mencapai 95,06 persen. Namun pada penduduk usia tahun, yang masih bersekolah hanya tinggal separuhnya saja, yaitu 60,66 persen. Selanjutnya adalah pada penduduk usia tahun, yang masih bersekolah hanya mencapai 26,68 persen. Pada penduduk yang tidak bersekolah lagi atau disebut dengan Angka Putus Sekolah, seperti dapat dilihat pada Tabel 3.2 diatas bahwa angka putus sekolah makin meningkat pada tiap tingkatan penduduk berusia sekolah. Pada penduduk dengan Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

24 kelompok umur 7-12 tahun yang tidak bersekolah lagi atau putus sekolah 0 persen. Pada penduduk dengan kelompok umur tahun, yang tidak bersekolah lagi meningkat menjadi sebanyak 4,94 persen. Kemudian pada penduduk dengan kelompok umur tahun, yang tidak bersekolah lagi meningkat cukup tinggi, menjadi 39,34 persen, serta pada penduduk berusia tahun yang tidak bersekolah lagi mencapai 71,97 persen. Untuk ukuran masyarakat perkotaan, agaknya hal yang tergambar pada Tabel 3.2 diatas adalah suatu hal yang cukup merisaukan, karena dapat pula diartikan sebagai kualitas pendidikan penduduk (SDM) Kota Pekalongan masih kurang memadai. Namun disisi yang lain, sebagai suatu hal yang positif, adalah bahwa kualitas pendidikan masyarakat Kota Pekalongan masih dapat ditingkatkan dengan lebih baik lagi, baik oleh Pemerintah maupun keinginan yang kuat dari masyarakat dan para Pengusaha yang peduli kepada pendidikan. Kualitas pendidikan masyarakat yang semakin baik, maka akan berdampak semakin baik pula kualitas kota, maupun pada individu penduduk itu sendiri dan keluarganya. Pada Tabel 3.3 berikut dibawah ini adalah Angka Partisipasi Sekolah menurut jenjang pendidikan di Kota Pekalongan Tahun Tabel 3.3. Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Kota Pekalongan Tahun 2015 Ratio Jenjang Pendidikan Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan L + P (1) (2) (3) (4) (5) Angka Partisipasi Kasar/ GER (Gross Enrollment Ratio) SD SLTP SLTA PT 117,18 96,15 93,55 13,04 103,96 111,90 62,54 21,63 110,17 104,32 81,69 17,16 Angka Partisipasi Murni/ NER (Net Enrollment Ratio) SD SLTP SLTA PT 98,06 71,90 48,11 8,70 91,43 87,49 47,40 16,73 94,55 79,99 47,84 12,56 Sumber : Susenas 2015 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

25 Angka Partisipasi Kasar (APK) pada jenjang pendidikan SD mencapai lebih dari 100 persen, yaitu 110,17 persen, hal ini menggambarkan bahwa ada sebanyak 10,17 persen penduduk yang belum berusia 7 tahun tapi sudah bersekolah di jenjang pendidikan SD dan ada pula anak yang berusia lebih dari 12 tahun tapi masih bersekolah di jenjang pendidikan SD. Secara gender, penduduk laki-laki yang bersekolah SD lebih banyak daripada perempuan. APK penduduk laki-laki mencapai 117,18 persen yaitu berarti ada 17,18 persen anak laki-laki yang berusia kurang dari 7 tahun dan ada yang lebih dari 12 tahun bersekolah di jenjang pendidikan SD. APK pada penduduk perempuan mencapai 103,96 persen, artinya adalah ada sebanyak 3,96 persen anak perempuan yang belum berusia 7 tahun tapi sudah bersekolah dijenjang pendidikan SD dan yang berusia lebih dari 12 tahun tapi masih bersekolah di jenjang pendidikan tingkat SD. APK pada jenjang pendidikan SLTP mencapai 104,32 persen, hal ini menggambarkan bahwa ada 4,32 persen penduduk belum berusia 13 tahun dan ada yang yang berusia lebih dari 15 tahun bersekolah di jenjang pendidikan SLTP. Secara gender, penduduk laki-laki yang bersekolah SLTP lebih sedikit daripada perempuan. APK penduduk laki-laki hanya mencapai 96,15 persen, yaitu berarti penduduk laki-laki berusia tahun yang masih bersekolah di jenjang pendidikan SLTP ada sebanyak 96,15 persen dan yang tidak bersekolah di jenjang pendidikan tersebut sebanyak 3,85 persen. Sedangkan APK pada penduduk perempuan 111,90 persen, artinya adalah ada 11,90 persen penduduk perempuan yang belum berusia 13 tahun dan ada yang berusia lebih dari 15 tahun bersekolah di jenjang pendidikan SLTP. Selanjutnya adalah APK pada jenjang pendidikan SLTA hanya sebesar 81,69 persen, yaitu menggambarkan bahwa penduduk berusia tahun, yang masih bersekolah sebanyak 81,69 persen, dan yang tidak bersekolah di jenjang SLTA, dan atau putus sekolah sebanyak 18,31 persen. Secara gender, penduduk laki-laki yang bersekolah SLTA lebih banyak daripada perempuan, yakni sebanyak 93,55 persen, yaitu berarti ada 93,55 persen yang bersekolah dan 6,45 persen yang tidak bersekolah di jenjang pendidikan SLTA. APK pada penduduk perempuan hanya mencapai 62,54 persen, artinya Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

26 adalah hanya ada 62,54 persen perempuan yang bersekolah di jenjang pendidikan SLTA, dan masih sebanyak 37,46 persen yang tidak bersekolah di jenjang pendidikan SLTA. Kemudian APK pada jenjang pendidikan tinggi, secara total hanya mencapai 17,16 persen, yaitu menggambarkan bahwa penduduk berusia lebih dari 18 tahun, yang bersekolah di perguruan tinggi hanya sebanyak 17,16 persen, sehingga yang tidak menempuh pendidikan lagi mencapai 82,84 persen. Namun yang cukup menarik adalah secara gender, penduduk laki-laki yang bersekolah di jenjang pendidikan tinggi jauh lebih rendah daripada perempuan, yakni hanya 13,04 persen, yaitu berarti hanya ada 13,04 persen yang masih menempuh pendidikan tinggi dan 86,96 persen yang tidak lagi menempuh pendidikan. Sedangkan penduduk perempuan mencapai 21,63 persen yang bersekolah di jenjang pendidikan tinggi dan 78,37 persen yang tidak menempuh pendidikan lagi. Apabila dilihat dari Angka Partisipasi Murni (APM) terjemahan dari Net Enrollment Ratio (NER) untuk tingkat Sekolah Dasar cukup tinggi yaitu mencapai 94,55 persen, yang berarti ada 94,55 persen anak usia 7 12 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SD dan sebanyak 5,45 persen yang tidak bersekolah dan atau sudah mengikuti pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Secara gender, angka partisipasi murni jenjang pendidikan tingkat SD penduduk laki-laki yang bersekolah SD lebih banyak daripada perempuan. APM penduduk laki-laki mencapai 98,06 persen yaitu berarti ada 98,06 persen penduduk laki-laki yang berusia 7-12 tahun yang bersekolah tingkat SD, sedangkan yang tidak bersekolah hanya 1,94 persen. Pada penduduk perempuan hanya 91,43 persen, yang berarti ada 91,43 persen yang bersekolah tingkat SD dan sebanyak 8,57 persen penduduk perempuan yang berusia 7-12 tahun yang tidak bersekolah di jenjang pendidikan SD. Untuk APM pada jenjang pendidikan tingkat SLTP hanya sebesar 79,99 persen, adalah berarti bahwa sebanyak 79,99 persen anak berusia tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SLTP, dan sebanyak 20,56 persen yang tidak bersekolah atau tidak menempuh pendidikan di tingkat SLTP. Secara gender, angka partisipasi murni jenjang pendidikan tingkat SLTP penduduk laki-laki adalah lebih kecil daripada perempuan yaitu 71,90 persen, yang berarti 71,90 persen yang masih menempuh pendidikan SLTP dan 16 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan 2015

27 28,10 persen yang tidak sekolah atau tidak menempuh pendidikan tingkat SLTP. Sedangkan pada penduduk perempuan mencapai 87,49 persen, artinya adalah bahwa sebanyak 87,49 persen penduduk perempuan berusia tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan tingkat SLTP dan hanya ada 12,51 persen yang tidak bersekolah atau tidak menempuh pendidikan pada tingkat SLTP. Kemudian pada APM tingkat SLTA, hanya mencapai 47,84 persen, hal ini berarti bahwa penduduk usia tahun yang bersekolah tingkat SLTA sebanyak 47,84 persen, dan sebanyak 52,16 persen yang tidak bersekolah di jenjang pendidikan tingkat SLTA. Secara gender, angka partisipasi murni jenjang pendidikan tingkat SLTA pada penduduk laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda, pada penduduk laki-laki sebanyak 48,11 persen dan pada penduduk perempuan 47,40 persen. Hal ini berarti ada sebanyak 48,11 persen penduduk laki-laki berusia tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan tingkat SLTA dan sebanyak 51,89 persen yang sudah tidak sekolah di jenjang pendidikan tingkat SLTA, sedangkan penduduk perempuan ada 47,40 persen yang bersekolah di jenjang pendidikan tingkat SLTA dan sebanyak 52,60 persen yang tidak bersekolah di jenjang pendidikan tingkat SLTA. Pada APM tingkat Pendidikan Tinggi, penduduk berusia tahun yang menempuh pendidikan tinggi hanya sebanyak 12,56 persen, hal ini yang berarti hanya ada sebanyak 12,56 persen yang sedang menempuh pendidikan tinggi. Secara gender, penduduk laki-laki hanya sebanyak 8,70 persen, jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan perempuan yang mencapai 16,73 persen. Dengan kata lain bahwa penduduk lakilaki berusia tahun yang menempuh pendidikan tinggi mencapai hanya 8,70 persen sedangkan yang tidak mengikuti sebanyak 91,30 persen. Pada penduduk perempuan yang berusia tahun yang mengikuti pendidikan tinggi sebanyak 83,27 persen Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Secara spesifik, kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkannya. Pada Tabel 3.4 dibawah ini menggambarkan bahwa penduduk Kota Pekalongan yang berusia 10 tahun atau lebih yang tidak mempunyai ijazah dan yang memiliki ijazah menurut tingkat pendidikannya adalah sebagai berikut: 17 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan 2015

28 Tabel 3.4. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Tidak Bersekolah Lagi Menurut Ijazah yang Dimiliki Tahun 2015 Jenis Kelamin Ijazah Yang Dimiliki Jumlah Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) (4) Tidak Punya Ijazah 13,51 15,37 14,42 SD sederajat 33,98 32,77 33,38 SLTP sederajat 24,25 19,86 22,09 SLTA sederajat 22,35 25,38 23,85 Diploma I/II/III 2,1 2,2 2,15 Diploma IV/S1/S2/S3 3,81 4,42 4,11 Sumber : Susenas 2015 Penduduk Kota Pekalongan yang berusia 10 tahun atau lebih yang tidak mempunyai ijazah adalah sebanyak 14,42 persen, hal ini berarti dari 100 orang penduduk di Kota Pekalongan yang berusia 10 tahun atau lebih ada kira-kira 14 orang yang tidak punya ijazah. Sedangkan secara gender, penduduk laki-laki yang tidak punya ijazah yaitu 13,51 persen, adalah lebih sedikit daripada perempuan yang sebesar 15,37 persen. Hal ini berarti dari 100 penduduk laki-laki ada kira-kira 13 orang yang tidak punya ijazah, dan dari 100 penduduk perempuan ada kira-kira 15 orang yang tidak punya ijazah. Pada penduduk yang berusia 10 tahun atau lebih yang berijazah SD atau sederajat sebanyak 33,38 persen, artinya bahwa dari 100 orang penduduk di Kota Pekalongan yang berusia 10 tahun atau lebih, ada sekitar 33 orang yang punya ijazah SD atau sederajat. Sedangkan secara gender, penduduk laki-laki yang berijazah SD atau sederajat yaitu 33,98 persen, lebih baik daripada perempuan sebesar 32,77 persen. Hal ini berarti dari 100 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

29 penduduk berusia 10 tahun atau lebih, laki-laki sebanyak 34 orang yang berijazah SD atau sederajat, dan perempuan sebanyak 32 orang yang berijazah SD atau sederajat. Pada penduduk yang berusia 10 tahun atau lebih yang berijazah SLTP atau sederajat sebanyak 22,09 persen, artinya bahwa dari 100 orang penduduk di Kota Pekalongan yang berusia 10 tahun atau lebih, ada sebanyak 22 orang yang punya ijazah SLTP atau sederajat. Sedangkan secara gender, penduduk laki-laki yang berijazah SLTP atau sederajat yaitu 24,25 persen atau berarti dari 100 penduduk laki-laki maka ada 24 orang yang berijazah SLTP atau sederajat. Penduduk perempuan berusia 10 tahun atau lebih sebanyak 19,86 persen berijazah SLTP atau sederajat atau berarti dari 100 penduduk perempuan berusia 10 tahun atau lebih, maka ada kira-kira 20 orang yang berijazah SLTP atau sederajat. Kemudian pada penduduk berusia 10 tahun atau lebih yang berijazah SLTA atau sederajat sebanyak 23,28 persen, artinya bahwa dari 100 orang penduduk di Kota Pekalongan yang berusia 10 tahun atau lebih, ada sebanyak 23 orang yang punya ijazah SLTA atau sederajat. Sedangkan secara gender, penduduk laki-laki yang berijazah SLTA atau sederajat yaitu 22,35 persen, adalah lebih rendah daripada perempuan yang sebesar 25,38 persen. Hal ini berarti dari 100 penduduk laki-laki, sebanyak 22 orang yang berijazah SLTA atau sederajat, dan dari 100 penduduk perempuan sebanyak 25 orang yang berijazah SLTA atau sederajat. Untuk penduduk yang berusia 10 tahun atau lebih yang memiliki ijazah Diploma atau lebih tinggi, ada sebanyak 6,26 persen, artinya adalah dari 100 orang penduduk di Kota Pekalongan yang berusia 10 tahun atau lebih, ada kira-kira 6 orang yang berijazah Diploma atau lebih tinggi. Sedangkan secara gender, penduduk laki-laki yang berijazah Diploma atau lebih tinggi yaitu 5,91 persen, lebih rendah daripada perempuan yang sebesar 6,62 persen. Hal ini berarti dari 100 penduduk laki-laki ada kira-kira 5 orang yang berijazah Diploma dan dari 100 penduduk perempuan ada kira-kira 6 orang yang berijazah Diploma. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

30 BAB IV KESEHATAN Untuk mencapai masyarakat Kota Pekalongan yang berkualitas, maka pemerintah Kota Pekalongan berupaya terus dengan berbagai macam program untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik bagi masyarakatnya Pelayanan Kesehatan Secara umum, saat ini terlihat peningkatan jumlah sarana dan prasarana kesehatan, yang hal ini diharapkan dapat ikut membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, diantaranya adalah dengan tersedianya tenaga kesehatan terdidik, selain dokter, dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Tabel 4.1. Banyaknya Tenaga dan Tempat Pelayanan Kesehatan di Kota Pekalongan Tahun Tenaga & Tempat Pelayanan Tahun Kesehatan (1) (3) (4) Dokter Bidan Puskesmas dan Pustu Posyandu Rumah Sakit Rumah Sakit Bersalin Sumber : Dinas Kesehatan Kota Pekalongan. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

31 Pada tahun 2014, rasio antara jumlah penduduk dengan jumlah dokter yang ada saat itu adalah 1:2143 yang berarti rata-rata seorang dokter melayani orang. Namun pada tahun 2015 menjadi 1:1015 yaitu beban seorang dokter melayani menjadi orang. Rasio jumlah dokter dengan jumlah penduduk tersebut menunjukkan keadaan yang semakin membaik, sehingga dengan demikian pelayanan kesehatan terhadap masyarakat akan semakin baik pula. Tenaga kesehatan terdidik yang makin memadai jumlahnya, tercukupinya sarana dan prasarana kesehatan seperti Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Puskesmas hingga Posyandu, juga menjadi syarat mutlak dalam menunjang peningkatan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah. Disamping itu, yang terpenting adalah sikap masyarakat Kota Pekalongan yang makin baik kesadarannya untuk menjaga kesehatan, sehingga Kota Pekalongan adalah kota yang sehat Balita Masyarakat yang sehat akan tercermin pada awal mula manusia memulai kehidupan, yaitu mulai saat kelahiran hingga masa-masa balita. Fase kehidupan balita merupakan hal yang cukup krusial untuk menopang menjadi manusia dewasa yang sehat dan berkualitas. Kota Pekalongan, sedang berproses untuk memperhatikan perkembangan balita, yaitu melalui mewujudkan sejumlah Posyandu yang minimal ada pada tiap lingkungan Rukun Warga, hingga saat ini terealisasi pada sejumlah 335 RW dengan 405 Posyandu (Tabel 4.1 diatas). Selain itu, tenaga kesehatan penolong proses kelahiran seorang anak telah diwujudkan cukup memadai, sebagai kebutuhan primer dalam menyongsong memulainya kehidupan manusia. Dibawah ini pada Tabel 4.2 digambarkan mengenai kelahiran anak secara keseluruhan di Kota Pekalongan, yang digambarkan dalam persentase tertentu pada masing-masing tenaga kesehatan penolong kelahiran, yang tercatat di tahun Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

32 Tabel 4.2 Penolong Proses Kelahiran Anak Lahir Hidup Yang Terakhir di Kota Pekalongan Tahun 2015 Penolong Kelahiran Persentase (1) (2) Doter kandungan 37,68 Bidan 56,46 Perawat 4,61 Tenaga kesehatan lainya 1,25 Sumber : Susenas 2015 Penolong kelahiran adalah salah satu indikator kesejahteraan rakyat, khususnya dilihat dari segi kesehatan ibu dan anak yang dilahirkannya. Dalam hal ini persalinan yang ditolong oleh tenaga medis seperti dokter atau bidan adalah lebih baik dari tenaga lain seperti dukun atau yang lainnya. Pada balita yang dilahirkan Tahun 2015, penolong kelahiran anak lahir hidup terakhir oleh Bidan pada proses kelahiran yang dilakukan cukup mendominasi kejadiannya, yakni mencapai 56,46 persen, kemudian oleh Dokter sebanyak 37,68 persen, dan perawat 4,61 persen, serta sisanya ditolong oleh tenaga kesehatan yang lain, hanya sebesar 1,25 persen. Tingginya persentase kelahiran yang ditolong oleh tenaga medis seperti Bidan dan dokter adalah membuktikan besarnya kesadaran masyarakat Kota Pekalongan dalam memperhatikan kesehatan ibu dan anak, khususnya pada proses persalinan. Proses lain setelah fase melahirkan seorang anak adalah memberikan imunisasi, namun tidak semua orangtua menyadari pentingnya tahapan ini. Pada saat ini telah banyak ditemukan berbagai bentuk vaksin yang berguna untuk menambah kekebalan tubuh seseorang terhadap serangan penyakit. Vaksin biasanya diberikan pada balita sejak mulai dilahirkan hingga batas usia balita dalam bentuk imunisasi. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

33 Tabel 4.3 Persentase Anak Berumur 1-4 Tahun dan Imunisasi Lengkap di Kota Pekalongan Tahun 2015 Imunisasi Lengkap Jenis kelamin ya Tidak Laki-laki 63,50 36,50 Perempuan 64,20 35,80 Sumber : Susenas 2015 Jumlah 63,84 36,16 Pada Tabel 4.3. diatas menggambarkan keadaan balita di Kota Pekalongan Tahun 2015 yang telah diberi imunisasi secara lengkap dan tidak lengkap. Imunisasi lengkap yang telah dilakukan untuk balita laki-laki sebesar 63,50 persen, sedangkan untuk balita perempuan sebesar 64,20. Pada balita yang belum diberi imunisasi secara lengkap masih cukup besar jumlahnya, yaitu pada balita laki-laki yang pemberian imunisasinya tidak lengkap mencapai 36,50 persen, dan untuk balita perempuan sebesar 35,80 persen. Tabel 4.4 Persentase Balita dan Frekuensi Pemberian Imunisasi DPT di Kota Pekalongan Tahun 2015 Frekuensi memperoleh DPT Jenis kelamin Tidak tahu Laki Laki 5,22 9,22 80,04 5,52 Perempuan 8,85 7,73 76,56 6,86 Jumlah 7,03 8,48 78,30 6,19 Pada pelayanan imunisasi DPT, seperti yang tertera pada Tabel 4.4 diatas, yaitu Balita yang telah diimunisasi DPT cukup menggembirakan. Pada balita yang mendapatkan imunisasi hingga 3 kali atau lebih mencapai 78,30 persen, dengan balita laki-laki lebih banyak daripada balita perempuan, yaitu masing-masing 80,04 persen dan 76,56 persen. Pada balita yang telah diimunisasi 1 kali ada 7,03 persen, yang telah 23 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan 2015

34 diimunisasi sebanyak 2 kali sebesar 8,48 persen, serta yang tidak tahu bahwa balita itu telah dimunisasi atau belum hanya sejumlah 6,19 persen. Tabel 4.5 Persentase Balita dan Frekuensi Pemberian Imunisasi Polio di Kota Pekalongan Tahun 2015 Frekuensi memperoleh Polio Jenis kelamin Tidak tahu Laki Laki 8,11 11,28 80,61 0 Perempuan 12,61 7,24 78,86 1,29 Jumlah 10,34 9,28 79,74 0,64 Pada Tabel 4.5 diatas, adalah catatan mengenai pelayanan imunisasi Polio. Balita yang mendapatkan imunisasi Polio lebih dari 3 kali cukup menggembirakan, yaitu mencapai 79,74 persen, dengan balita laki-laki lebih baik dalam pemberian imunisasinya daripada balita perempuan, pada balita laki-laki meencapai 80,61 persen dan balita perempuan sebesar 78,86 persen. Pemberian imunisasi Polio pada balita sebanyak 1 kali masih mencapai angka 10,34 persen, yang mendapatkan imunisasi 2 kali sebanyak 9,28 persen, dan yang tidak tahu bahwa balita itu telah diimunisasi atau belum hanya 0,64 persen. Tabel 4.6 Persentase Balita dan Frekuensi Pemberian Imunisasi Hepatitis B di Kota Pekalongan Tahun 2015 Frekuensi memperoleh Hepatitis B Jenis kelamin Tidak tahu Laki -Laki 13,17 9,92 71,19 5,72 Perempuan 13,12 8,10 70,90 7,87 Jumlah 13,15 8,99 71,05 6,81 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

35 Pada Tabel 4.6 diatas, tercatat mengenai pelayanan imunisasi Hepatitis B. Balita yang mendapatkan imunisasi 3 kali mencapai 71,05 persen, dengan balita laki-laki lebih baik daripada balita perempuan yaitu masing-masing sebesar 71,19 persen dan 70,90 persen. Pada balita yang mendapatkan imunisasi 1 kali masih cukup besar yaitu 13,15 persen, kemudian pada balita yang mendapatkan imunisasi sebanyak 2 kali sebanyak 8,99 persen, serta yang tidak tahu bahwa balita tersebut telah diimunisasi atau belum sebanyak 6,81 persen. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

36 BAB V KETENAGAKERJAAN Pertumbuhan ketenagakerjaan merupakan konsekuensi dari tingginya laju pertumbuhan penduduk. Pada kondisi dewasa ini, bekerja tidak hanya diartikan sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan hidup, namun juga merupakan sarana untuk meningkatkan status sosial dan harga diri seseorang. Selain itu diharapkan dengan bekerja seseorang tidak lagi menjadi beban bagi keluarga, masyarakat dan bangsa Penduduk Usia Kerja Penduduk yang berusia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih. Penduduk Usia Kerja dapat digolongkan pada Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Penduduk yang bekerja, atau yang mencari pekerjaan, dan yang menganggur disebut Angkatan Kerja. Selanjutnya, penduduk yang sedang sekolah, atau yang mengurus rumahtangga, atau penduduk yang tidak melakukan kegiatan secara ekonomi yaitu sedang mengikuti kursus atau pelatihan, digolongkan Bukan Angkatan Kerja. Angkatan kerja mengarah pada kelompok penduduk yang berada pada pasar kerja, yaitu penduduk yang berumur 15 tahun atau lebih yang siap terlibat dalam kegiatan ekonomi produktif. Mereka yang dapat diserap oleh pasar kerja dikategorikan sebagai bekerja, sedangkan yang tidak/belum diserap oleh pasar kerja, yaitu mereka yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, dikategorikan sebagai penganggur (terbuka). Dalam kerangka ini, kesempatan kerja kemudian diartikan sebagai penduduk usia kerja yang berpontensi dapat diserap oleh pasar kerja. Disisi lain mereka yang tidak terlibat dalam kegiatan ekonomi digolongkan sebagai bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang kegiatan utamanya adalah mengurus rumahtangga, atau yang sedang kursus/pelatihan, juga penduduk yang sedang sekolah, ataupun penduduk yang telah berusia 15 tahun atau lebih yang tidak mampu melakukan kegiatan karena usia tua atau alasan fisik (cacat). Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 Katalog BPS : 4103.3375 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 Kerjasama BAPPEDA KOTA PEKALONGAN Dengan BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN

Lebih terperinci

No. Katalog :

No. Katalog : No. Katalog : 23303003.3375 No. Katalog: 2303003.3375 PROFIL KETENAGAKERJAAN KOTA PEKALONGAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN PROFIL KETENAGAKERJAAN KOTA PEKALONGAN 2014 ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G / Katalog BPS : 4103.5371 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G 2 0 0 5 / 2 0 0 6 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KUPANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2005/2006 No. Publikasi : 5371.0612

Lebih terperinci

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN WANITA 2014 ISSN : No. Publikasi : 5314.1420 Katalog BPS : 2104003.5314 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah Halaman : xiv + 31 halaman Naskah : BPS Kabupaten Rote Ndao Penyunting :

Lebih terperinci

PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013

PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013 i PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013 ii KATA PENGANTAR Profil Kesejahteraan Rakyat Kota Palangka Raya Tahun 2013 ini adalah merupakan publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pusat

Lebih terperinci

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 INDIKATOR SOSIAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 Jumlah Halaman : ix + 77 halaman Naskah : BPS Kabupaten Pulau Morotai Diterbitkan Oleh : BAPPEDA Kabupaten Pulau

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67 RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 Nomor ISBN : 979-599-884-6 Nomor Publikasi : 52085.11.08 Ukuran Buku : 18.2 x 25.7cm Jumlah Halaman : 50 Halaman Naskah : Dinas Komunikais

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN 2012 Ukuran buku : 21 cm x 29,7 cm Jumlah halaman : 60 + ix halaman Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Penyunting : Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mamuju merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan BPS Kabupaten Mamuju. Publikasi ini memuat

Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mamuju merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan BPS Kabupaten Mamuju. Publikasi ini memuat Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mamuju merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan BPS Kabupaten Mamuju. Publikasi ini memuat gambaran umum tentang keadaan kesejahteraan di Kabupaten

Lebih terperinci

https://rotendaokab.bps.go.id

https://rotendaokab.bps.go.id KATA PENGANTAR Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 disusun guna memenuhi kebutuhan pengguna data statistik khususnya data statistik sosial. Oleh karena itu BPS Kabupaten

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BONTANG KOTA BONTANG

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BONTANG KOTA BONTANG KATALOG BPS : 4013.6474 2012 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BONTANG KOTA BONTANG Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Bontang Badan Pusat Statistik Kota Bontang INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

Lebih terperinci

STATISTIK GENDER 2011

STATISTIK GENDER 2011 STATISTIK GENDER 211 STATISTIK GENDER 211 ISBN: 978-979 - 64-46 - 9 No. Publikasi: 421.111 Katalog BPS: 21412 Ukuran Buku: 19 cm x 11 cm Naskah: Sub Direktorat Statistik Rumah tangga Gambar Kulit: Sub

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR 1. Penyebaran Penduduk Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat Propinsi Sulawesi Selatan dengan batas-batas

Lebih terperinci

madiunkota.bps.go.id

madiunkota.bps.go.id Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Madiun Tahun 2015 Nomor Publikasi : 35770.1610 Katalog BPS : 3101001.3577 Naskah oleh : Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit oleh : Seksi Statistik Sosial Diterbitkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi oleh pemerintah pusat dan daerah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat saat ini adalah masih tingginya angka kemiskinan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan. Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan. Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan merupakan Kabupaten urutan ke-13 dari 14 Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG 2 0 1 3 ISSN: 2085-6016 Katalog BPS : 4101002.3601 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : 86 + xiii Halaman Naskah: Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit:

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2015

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2015 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2015 No. ISBN ISBN Number : 4102004.3403 No. Publikasi Publication Number : 3403.16.066 Naskah Manuscript

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 No. Publikasi : 5371.1012 Katalog BPS : 4103.5371 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman : 122 Halaman

Lebih terperinci

Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Berdasarkan Data Susenas 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Nomor Publikasi : 35522.1402

Lebih terperinci

NO KATALOG :

NO KATALOG : NO KATALOG : 1101002.3510210 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WONGSOREJO 2013 Katalog BPS : 1101002.3510210 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 25,7 cm x 18,2 cm : vi + Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013

PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013 PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013 ISBN: 978-979 - 064-666 - 7 No. Publikasi: 04210.1310 Katalog BPS: 2104010 Ukuran Buku: 11 cm x 19 cm Jumlah Halaman: vii + 48 Naskah: Subdirektorat Statistik

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TEGOWANU 2016 ISBN : 978-602-6432-10-0 No. Publikasi : 33150.1639 Katalog BPS : 1101002.3315180 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah : Koordinator Statistik Kecamatan Tegowanu Penyunting

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008

PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008 PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008 Kerjasama Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2008 PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

DISTRIK FAFURWAR DALAM ANGKA 2013 DATARAN FAFURWAR DISTRICT IN FIGURES, 2013 Nomor Katalog / Catalog Number : 1102001.9104010 Nomor Publikasi / Publication Number : 9104.13.20 Ukuran Buku / Books Size

Lebih terperinci

Katalog BPS : STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG

Katalog BPS : STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG Katalog BPS : 9213.3273.100 STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI 2015 ISSN : - No. Publikasi : 3273.1543 Katalog BPS : 9213.3273.100

Lebih terperinci

pareparekota.bps.go.id

pareparekota.bps.go.id INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE TAHUN 2015 ISSN : 2460-2450 Nomor Publikasi : 73720.1503 Katalog BPS : 4102004.7372 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : 87 Naskah : Seksi Statistik Sosial BPS Kota

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Katalog BPS : 4103.7371 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR KATA PENGANTAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Makassar 2015 disusun sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG

BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG KatalogBPS:4102004.18 Kerjasama BadanPerencanaanPembangunanDaerahLampung dan BadanPusatStatitistikProvinsiLampung BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI LAMPUNG 2012

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA TANGERANG SELATAN 2 0 1 4 ISSN : 2089-4619 Katalog BPS : 4102004.3674 Ukuran Buku : 25 cm x 17,6 cm Jumlah Halaman : x + 76 Halaman / pages Naskah: Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG K e p a l a, BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG.

KATA PENGANTAR. Semarang, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG K e p a l a, BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG. KATA PENGANTAR Disadari bahwa istilah kesejahteraan sebenarnya mencakup bidang - bidang kehidupan yang sangat luas yang tidak semua aspeknya dapat diukur. Isi dari publikasi ini hanya mencakup pada aspek-aspek

Lebih terperinci

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 No. 16/07/33/16/Th.I, 16 Juli 2017 STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 Pemuda adalah bagian dari penduduk usia produktif yaitu berumur 16-30 tahun. Jumlah pemuda di Kabupaten Blora adalah 167.881 jiwa atau

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN

BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN 2006 2010 BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN 2006 2010 Nomor Publikasi: 16522.11.04 Katalog BPS: 3101017.16 Naskah: Seksi Statistik

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG 2 0 1 1 ISSN: 2085 6016 Katalog BPS : 4101002.3601 Ukuran Buku : 22 cm x 16,5 cm Jumlah Halaman : 96 + xiii Halaman Naskah: Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit:

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BALARAJA 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang Katalog BPS : 1101002.3603.130 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BALARAJA TAHUN 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang

Lebih terperinci

ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013

ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013 ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013 ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013 No. Publikasi : 62520.1404 Katalog BPS : 4102004.62 Ukuran Buku Jumlah Halaman :15 cm x 21 cm :

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009 25 KATA PENGANTAR Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia. Meningkatnya jumlah penduduk lanjut

Lebih terperinci

Keadaan Sosial Ekonomi dan Kependudukan Kota Balikpapan Tahun 2015

Keadaan Sosial Ekonomi dan Kependudukan Kota Balikpapan Tahun 2015 Keadaan Sosial Ekonomi dan Kependudukan Kota Balikpapan Tahun 2015 Nomor Katalog : 3101011.6471 Nomor Publikasi : Ukuran Buku Jumlah Halaman : 165 mm x 216 mm : 79 Halaman Penyunting : BPS Kota Balikpapan

Lebih terperinci

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Kata pengantar Publikasi Statistik Sosial Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 merupakan publikasi yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan Indeks Demokrasi Indonesia

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WONGSOREJO TAHUN 2012

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WONGSOREJO TAHUN 2012 Katalog BPS: 1101002.3510210 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WONGSOREJO TAHUN 2012 . STATISTIK KECAMATAN WONGSOREJO 2012 STATISTIK KECAMATAN WONGSOREJO 2012 Subdistric Statistics of Wongsorejo 2012 Katalog

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman Katalog BPS : 9312.3273.100 Statistik Daerah Kecamatan Rancasari 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI 2016 ISSN : - No. Publikasi : 3273.1642 Katalog BPS : 9213.3273.100

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.3510071 STATISTIK DAERAH KECAMATANTEGALSARI 2015 Katalog BPS : 1101002.3510071 Ukuran Buku : 18,2 cm x 25,7 cm Jumlah Halaman : vi + 16 Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor :

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor : Katalog BPS nomor : 9213.3273.240 RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG KECAMATAN SUKAJADI MAJU STATISTIK DAERAH Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN

Lebih terperinci

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA 1. Gambaran Umum Demografi DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA Kondisi demografi mempunyai peranan penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah karena faktor demografi ikut mempengaruhi pemerintah

Lebih terperinci

KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010

KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010 ISSN 2087-7633 KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010 KERJASAMA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SILIRAGUNG 2013 Katalog BPS : 1101002.3510011 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 25,7 cm x 18,2 cm : vi + 14 Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik Kecamatan Siliragung Badan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2013 merupakan publikasi kedua yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan indikator keuangan

Lebih terperinci

Sambutan... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. iv Daftar Gambar.. iv

Sambutan... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. iv Daftar Gambar.. iv DAFTAR ISI halaman Sambutan... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. iv Daftar Gambar.. iv BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang... 1 2. Pengertian Indikator... 2 3. Indikator Kesejahteraan

Lebih terperinci

Indikator Kesejahteraan Rakyat 2014

Indikator Kesejahteraan Rakyat 2014 Kabupaten Pinrang 1 Kabupaten Pinrang 2 Kata Pengantar I ndikator Kesejahteraan Rakyat (Inkesra) Kabupaten Pinrang tahun 2013 memuat berbagai indikator antara lain: indikator Kependudukan, Keluarga Berencana,

Lebih terperinci

KATALOG BPS:

KATALOG BPS: KATALOG BPS: 1101002.190 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GIRI 2013 Katalog BPS : 1101002.3510190 Ukuran Buku : 18,2 cm x 25,7 cm Jumlah Halaman : vi + 14 Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik Kecamatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Padang, 01 November 2016 Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Provinsi Sumatera Barat Kepala

KATA PENGANTAR. Padang, 01 November 2016 Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Provinsi Sumatera Barat Kepala KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua, sehingga Tim Penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku Profil Gender dan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

Katalog :

Katalog : Katalog : 4102004.7372 KATA PENGANTAR Penyusunan buku Indikator Sosial Kota Parepare 2013 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tingkat kesejahteraan yang telah dicapai di Kota Parepare, dan sebagai

Lebih terperinci

Kecamatan Bojongloa Kaler

Kecamatan Bojongloa Kaler Katalog BPS nomor : 9213.3273.030 Kecamatan Bojongloa Kaler 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH Kecamatan Bojongloa Kaler 2015 ISSN : - No. Publikasi : 3273.1536 Katalog BPS : 9213.3273.030

Lebih terperinci

ht //j ak tp : s. go.b p ta ar.id / ht //j ak tp : s. go.b p ta ar.id / PROFIL KEPENDUDUKAN HASIL SUPAS2015 PROVINSI DKI JAKARTA ISBN : No Publikasi : 31520.1603 Katalog BPS : 2101014.31 Ukuran Buku :

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. iii. Alfatah Sibua, S.Ag, M.Hum. Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2015

KATA PENGANTAR. iii. Alfatah Sibua, S.Ag, M.Hum. Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas kehendaknya Publikasi tahunan Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2015 dapat diselesaikan dengan baik. Publikasi ini mencakup informasi

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji dan Syukur kita Panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga buku Profil Perkembangan Kependudukan Kota Serang Tahun 2017 ini

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 4102004.8104 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BURU INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN BURU TAHUN 2015 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN BURU TAHUN 2014 ISBN : Nomor Publikasi

Lebih terperinci

Katalog : pareparekota.bps.go.id

Katalog : pareparekota.bps.go.id Katalog : 1101002.7372011 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372011 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUKAJADI 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUKAJADI 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman Katalog BPS nomor : 9213.3273.240 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUKAJADI 2016 ISSN : - No. Publikasi : 3273. 1660 Katalog BPS : 9213.3273.240 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA 2015 Statistik Daerah Kecamatan Batam Kota Kota Batam 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA 2015 No Publikasi : 2171.14.26 Katalog BPS : 1102001.2171.051 Ukuran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan review dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng KATA PENGANTAR Puja Angayu bagia kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas waranugraha-nya maka penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN PESISIR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1421 Katalog BPS : 1101001.2102.063 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12

Lebih terperinci

STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA SUMATERA SELATAN

STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA SUMATERA SELATAN Katalog : 4104001.16 STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA SUMATERA SELATAN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA SUMATERA SELATAN 2015 STATISTIK PENDUDUK LANJUT

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK DATA AGREGAT PER KECAMATAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU Jumlah Penduduk di Kabupaten Adm. Kepulauan Seribu berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 21.071 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1423 Katalog BPS : 1101001.2102.070 Ukuran Buku : 17,6

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1418 Katalog BPS : 1101001.2102.060 Ukuran Buku

Lebih terperinci

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN KATALOG BPS1101002.1103031 BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN KLUET TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KLUET TIMUR 2015 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : 1101002.1103031

Lebih terperinci

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 merupakan publikasi perdana yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan indikator keuangan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012 WELFARE INDICATORS OF KALIMANTAN TENGAH 2011/2012 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012 WELFARE INDICATORS OF KALIMANTAN

Lebih terperinci

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual Katalog BPS : 4102004.8172 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MALUKU TENGGARA Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual Tahun 2012 ISSN : 0216.4769 Katalog BPS

Lebih terperinci

Cover dalam.

Cover dalam. .id s. go.b p ng lt e ka :// tp ht Cover dalam Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 ISBN : 978-602-6774-47-7 Nomor Publikasi : 62520.1605 Katalog : 4104001.62 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah

Lebih terperinci

Profil Gender dan Anak Sumbar 2016 KATA PENGANTAR

Profil Gender dan Anak Sumbar 2016 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua, sehingga Tim Penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku Profil Gender dan

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 3205011.32 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2016 Katalog BPS : 3205011.32 No. Publikasi : 32520.1701 Ukuran Buku : 18,2 cm

Lebih terperinci

PENDAHULUAN SUMBER DATA

PENDAHULUAN SUMBER DATA PENDAHULUAN Masalah penduduk sangat mempengaruhi gerak pembangunan. KB merupakan salah satu program pembangunan di bidang kependudukan. Masalah kependudukan masih tetap mendapat perhatian yang besar dari

Lebih terperinci

Profil LANSIA Jawa tengah 2014

Profil LANSIA Jawa tengah 2014 Katalog BPS : 4201003.33 Profil LANSIA Jawa tengah 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH PROFIL LANSIA JAWA TENGAH 2014 ISSN : 2407-3342 Nomor Publikasi : 33520.1511 Katalog BPS : 4104001.33

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016 Katalog BPS 1101002.2324100 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KENDAL STATISTIK KECAMATAN PEGANDON TAHUN 2016 NO. Publikasi/ Publikasi Number : 33.24.100.13.02 No.

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

No. Katalog : No. Publikasi : https://waropenkab.bps.go.id

No. Katalog : No. Publikasi : https://waropenkab.bps.go.id No. Katalog : 1102001.9426030 No. Publikasi : 94266.1608 Distrik Walani Dalam Angka 2016 Nomor Katalog/ Catalog Number : 1102001.9426030 Nomor Publikasi/ Publication Number : 94266.1608 UkuranBuku/ Book

Lebih terperinci

BAB II ASPEK STRATEGIS

BAB II ASPEK STRATEGIS BAB II ASPEK STRATEGIS Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 16 BAB II ASPEK STRATEGIS A. Sumber Daya Manusia 1. Kependudukan umlah Penduduk Kabupaten Luwu Utara pada

Lebih terperinci

KECAMATAN KALIGONDANG DALAM ANGKA 205 No. Publikasi : 33036.5.06 Katalog BPS : 0200.3303.050 Ukuran Buku Jumlah Halaman :5 x 2 cm :7 halaman Naskah Penyunting Gambar Kulit Gambar : Pribadi Santosa : Seksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting di seluruh aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan kepribadian manusia.

Lebih terperinci