BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan berfungsi mewujudkan bagaimana suatu organisasi dapat meningkatkan sumber daya informasi serta pengetahuannya dengan mencari, mengingat dan menerapkan pengalaman yang sudah ada. Hal ini yang menjadi dasar bagi daya saing suatu perusahaan di masa depan Pengertian Pengetahuan Pengetahuan secara pasti tidak dapat diasumsikan sepadan dengan suatu kumpulan data. Diatas itu semua, pengetahuan tidak bisa dipertimbangkan sama dengan informasi. Pengetahuan dapat diuraikan sebagai sesuatu yang dapat mengendalikan informasi dan data. Definisi pengetahuan menurut Microsoft (1999) adalah: Pengetahuan adalah susunan dari pengalaman tasit, ide, pikiran, nilai dan keputusan dari perorangan. Pengetahuan bersifat dinamis dan hanya bisa diakses melalui kolaborasi dan komunikasi langsung dengan ahli yang memiliki pengetahuan Pengertian Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan merupakan sesuatu strategi optimisasi bisnis yang dilakukan dengan sistematis dengan memilih, menyaring, menyimpan, mengorganisir, menggabungkannya dan mengkomunikasikan informasi yang penting bagi bisnis di 7

2 8 dalam suatu perusahaan sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan karyawan dan daya saing perusahaan(bergeron, 2003, p8). Dengan manajemen pengetahuan memungkinkan terjadinya penciptaan, penyebaran dan penerapan pengetahuan dalam segala hal untuk meningkatkan kemampuan dari karyawan ataupun untuk keunggulan bersaing dari organisasi. Pengetahuan secara umum dari manajemen pengetahuan merupakan kemampuan dalam memilih, menangkap, mengarsip, dan mengakses praktek yang terbaik dari pengambilan keputusan dan pengetahuan yang terkait dengan kerja dari karyawan dan para manajer baik individu maupun perilaku kelompok. Dalam praktek, kebanyakan manajemen pengetahuan jauh dari ideal. Ini terutama semata adalah hampir mustahil untuk menangkap pemikiran, kepercayaan, dan perilaku seorang karyawan atau manajer dengan cara yang lengkap, sehingga cukup informasi untuk membuat keputusan yang sama, memperlihatkan prinsip kepemimpinan yang sama, atau melaksanakan tugas yang kompleks dengan hasil yang sama. Pada dasarnya, manajemen pengetahuan mewujudkan proses-proses di dalam organisasi dengan mencari sinergi kombinasi data dan kapasitas pemrosesan informasi dari TI, kreatifitas dan kemampuan inovasi manusia Data, Informasi, Pengetahuan, Kecerdasan Walaupun memiliki perbedaan, keempat konsep dari data, informasi, pengetahuan dan kecerdasan cukup dekat hubungannya, sehingga seringkali

3 9 membingungkan. Untuk memperjelas perbedaan dan hubungan keempat konsep diatas akan didefinisikan menurut Skyrme(1999) dan dapat dilihat pada Gambar Data adalah fakta atau angka-angka. Sebagai contoh: Informasi adalah data dengan konteks. Sebagai contoh: suhu udara saat ini 30 derajat celcius. 3 Pengetahuan adalah informasi dengan suatu arti. Sebagai contoh: Menurut pengalaman saya dengan cuaca seperti ini akan mengakibatkan tertundanya keberangkatan pesawat. 4 Kecerdasan adalah pengetahuan dengan wawasan yang dalam. Sebagai contoh: Saya akan memakai kereta api melalui terowongan itu sebelum semua penumpang mengetahui bahwa ini merupakan alternatif yang terbaik. Gambar 2.1 Hirarki Pengetahuan Sumber: Skyrme(1999) Modal Intelektual Dalam manajemen tradisional, modal berkaitan dengan pemanfaatan maksimal dari tenaga kerja, komponen, dan sumber daya phisik lain, modal terbatas

4 10 pada pabrik-pabrik, mesin, dan buatan manusia lainnya yang masuk ke dalam proses produksi itu. Sedangkan di dalam manajemen yang maju dengan suatu prakarsa manajemen pengetahuan, konsep modal diperluas meliputi modal intelektual sementara dan dampaknya pada perilaku keorganisasian dan individu. Ketiga komponen utama dari modal intelektual (Bergeron, 2003, p17) adalah: 1. Modal Manusia. Pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan menyangkut orangorang di dalam organisasi itu. Modal manusia ini biasanya dimiliki oleh para manajer dan karyawan yang memilikinya. Tanpa suatu sistem manajemen pengetahuan yang benar, bila para manajer dan karyawan meninggalkan perusahaan, mereka akan membawa keterampilan mereka, kemampuan, dan pengetahuan dengan mereka. 2. Modal Pelanggan. Nilai dari hubungan organisasi dengan pelanggannya, mencakup kesetiaan pelanggan, saluran distribusi, merek, perijinan, dan monopoli. 3. Modal Struktural. Proses, struktur, sistim informasi, dan kekayaan intelektual yang adalah tidak terikat pada para manajer dan karyawan yang memilikinya. Kekayaan intelektual kadang-kadang diperlakukan sebagai suatu komponen terpisah, bagian keempat dari modal intelektual. Menurut Bergeron (2003, p18) untuk tujuan manajemen pengetahuan, modal manusia dibagi atas tiga macam pengetahuan: tasit, implisit dan eksplisit. 1. Pengetahuan tasit adalah pengetahuan untuk mengukur yang berasal dari bawah sadar dan oleh karena itu sukar untuk dijelaskan ke orang lain. 2. Pengetahuan implisit secara khas dikendalikan oleh tenaga ahli. Bagaimanapun, tidak sama dengan pengetahuan tasit, pengetahuan implisit dapat diambil dari

5 11 orang yang ahli melalui suatu proses yang disebut rancang-bangun pengetahuan(knowledge engineering). 3. Pengetahuan eksplisit dengan mudah disampaikan dari seseorang yang pandai pada suatu tugas ke orang lain melalui komunikasi lisan atau tertertulis. Berbeda dengan pengetahuan tasit dan implisit, pengetahuan eksplisit sering dapat ditemukan di dalam suatu buku atau manual operasi. 2.2 Modal Manusia sebagai Sumber Strategis Pada kenyataannya, dalam segala situasi kompetisi, sumber yang bersifat tidak dapat diukur atau dilihat memberikan nilai lebih karena biasanya sangat jarang dan lebih susah untuk ditiru oleh para pesaing. Sumber-sumber yang dapat dilihat seperti bangunan, mesin. Dalam kompetisi secara tradisional merupakan sumber untuk meningkatkan daya saing. Akan tetapi dengan majunya teknologi, sehingga bangunan pabrik bisa dimodernisasi, proses distribusi secara efisien serta campur tangan manusia di dalam proses produksinya, membuat manusia sebagai sumber tak terlihat menjadi faktor yang penting. Menurut Jackson, et al (2003, p6) suksesnya perusahaan dengan menggabungkan sumber daya yang ada dalam satu kesatuan dan adanya kesulitan untuk meniru hal tersebut merupakan sumber utama untuk meningkatkan daya kompetisinya dalam dunia bisnis. Akan tetapi dengan mobilitas yang tinggi dari modal manusia ini akan merupakan ancaman tersendiri bagi perusahaan, dengan menggabungkan modal manusia ini dengan sumber lainnya dan menggunakan penggabungan pengetahuan ini untuk menciptakan kemampuan perusahaan,

6 12 kehilangan satu atau beberapa orang karyawan ini tidak akan menghilangkan daya saing perusahaan. Menurut Jackson, et al (2003) modal manusia adalah individu yang memberikan kontribusi terhadap perusahaan, baik secara fisik, pengetahuan, sosial, maupun reputasi. Dalam lingkungan yang selalu berubah, mengelola sumber-sumber pengetahuan (keahlian, kemampuan, dan kapasitas belajar) merupakan kunci utama suksesnya perusahaan. Dan sumber-sumber pengetahuan ini dapat dibangun melalui pengalaman serta training. 2.3 Tujuan Strategis Apakah yang harus dikerjakan untuk mencapai keunggulan bersaing dengan memanfaatkan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu menurut Skyrme(1999) ada 7 tujuan strategis yang biasa dipakai untuk mencapai tujuannya: 1. Pengetahuan Mengenai Pelanggannya Membangun pengetahuan yang dalam melalui hubungan dengan pelanggan dan digunakan untuk meningkatkan produk dan servis yang ada kepada pelanggan. 2. Pengetahuan di dalam Produk dan Jasa Dengan memasukkan pengetahuan kedalam produk, sehingga dapat memberikan jasa yang terbaik sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. 3. Pengetahuan di dalam Orang Mengembangkan kemampuan manusia serta pemeliharaan dalam suatu budaya dimana proses belajar dihargai dan adanya pembagian pengetahuan bersama.

7 13 4. Pengetahuan di dalam Proses Menggabungkan pengetahuan ke dalam proses bisnis dengan memberikan akses seseorang yang memiliki keahlian tertentu ke suatu permasalahan yang bersifat kritis. 5. Memori Organisasi Pengalaman yang sekarang ada disimpan untuk digunakan di masa depan, kedalam penyimpanan yang berbentuk pengetahuan eksplisit dan sebagai dasar untuk mengembangkan keahlian. 6. Pengetahuan dalam Hubungan Meningkatkan pengetahuan yang mengalir dari berbagai pihak: dengan para penyalur, pelanggan, karyawan, dan lain lain. 7. Pengetahuan Aset Untuk mengukur modal intelektual dan mengatur penyerapan serta pengembangannya. 2.4 Konversi Pengetahuan Menurut Nonaka dan Takeuchi dalam bukunya The Knowledge-Creating Company(1995), telah membuat teori mengenai pengetahuan dan bagaimana proses terjadinya pengetahuan tersebut. Didefinisikan empat proses dasar untuk mengkonversi antara pengetahuan tasit dan eksplisit dimana ini merupakan dasar untuk menciptakan nilai.. Seperti terlihat pada Gambar 2.2, 4 tipe dari penciptaan pengetahuan adalah:

8 14 1. Dari pengetahuan tasit ke tasit (=socialization/sosialisasi): terjadinya pemindahan pengetahuan yang berbentuk tasit ke orang lain, dimana masing-masing individu memperoleh pengetahuan baru secara langsung dari orang lain melalui pengamatan ataupun dialog. 2. Dari pengetahuan tasit ke eksplisit (=externalization/eksternalisasi): pengetahuan yang berbentuk tasit dapat berubah menjadi eksplisit dengan mengartikan pengetahuan yang ada ke dalam fakta yang nyata melalui diskusi atau dokumentasi, sehingga mudah dimengerti oleh orang lain. 3. Dari pengetahuan eksplisit ke eksplisit (=combination/kombinasi): merupakan penciptaan pengetahuan dengan menggabungkan berbagai bentuk pengetahuan eksplisit, seperti dalam dokumen ataupun database. 4. Dari pengetahuan eksplisit ke tasit (=internalization/internalisasi): adalah suatu proses belajar sambil bekerja, dimana individu melakukan suatu tugas secara rutin dengan didampingi oleh individu lain yang lebih pintar sampai individu tersebut bisa melakukan tugas tersebut tanpa dampingan. Gambar 2.2 Model Spiral Penciptaan Pengetahuan oleh Nonaka.

9 15 Sumber: Skyrme(1999) 2.5 Model Manajemen Pengetahuan Menurut Probst, et al (2000) proses utama dari suatu manajemen pengetahuan adalah untuk menghasilkan suatu gambaran yang menyangkut permasalahan operasional yang muncul karena pemanfaatan pengetahuan sebagai sumber daya. Timbulnya berbagai kesulitan jika suatu perusahaan gagal untuk menggabungkan penanganan pengetahuannya didalam suatu keseluruhan strategi. Secara operasional harus dibuat didalam suatu kerangka oleh manajemen yang dapat mengkoordinasi dan memberi arah bagi kegiatan operasional. Oleh karena itu manajemen harus dapat menciptakan kerangka seperti itu yang merupakan tujuan pengetahuan dan proses penilaian pengetahuan. Tujuan pengetahuan memperjelas arah strategis manajemen pengetahuan dan sasaran yang lebih spesifik. Sedang proses penilaian pengetahuan digunakan untuk melengkapi sistem tersebut Tujuan Pengetahuan Tujuan pengetahuan memberi arah ke manajemen pengetahuan, sehingga dapat ditetapkan keterampilan apa yang diharapkan untuk dikembangkan dalam berbagai tingkatan. Tujuan pengetahuan diarahkan pada menciptakan suatu kebiasaan untuk sadar akan pentingnya pengetahuan melalui budaya perusahaan dimana ketrampilan individu maupun kelompok dikembangkan. Secara strategis tujuan pengetahuan menggambarkan pengetahuan inti dari organisasi dan menetapkan

10 16 keterampilan mana yang akan diperlukan di masa datang. Sedang secara operasional tujuan pengetahuan berkaitan dengan implementasi manajemen pengetahuan Proses Pengukuran Pengetahuan Dengan KMAT Untuk mengukur pengetahuan yang ada, diperlukan metode berdasarkan norma, operasional dan strategis. Mutu dari tujuan dapat dilihat dari penilaian yang dilakukan. Manajemen pengetahuan menggunakan sumber daya, maka harus ditunjukkan agar sumber daya tersebut efektif. Proses memantau penting bagi penyesuaian yang efektif mengenai proses manajemen pengetahuan jangka panjang. Rencana untuk meningkatkan proses pengetahuan yang tersebar dapat diperoleh dari profil pengetahuan yang ada. Profil pengetahuan ini dapat diperoleh dari bagian perusahaan itu, dari kelompok ataupun dari masing-masing individu. Teknik untuk menganalisis pengetahuan yang ada disuatu perusahaan menurut Probst, et al (2000) salah satunya adalah dengan menggunakan Knowledge Management Assessment Tool(KMAT) dapat dilihat pada Gambar 2.3, yang dikembangkan oleh ARTHUR ANDERSEN yang bekerja sama dengan AMERICAN PRODUCTIVITY AND QUALITY CENTER(APQC). Metode ini adalah dengan memberikan beberapa daftar pertanyaan mengenai topik yang berhubungan dengan pengetahuan kepada beberapa manajer. Daftar pertanyaan ini dapat dilihat pada lampiran A. Hasil dari daftar pertanyaan ini akan menentukan berada diposisi mana perusahaan ini berada berkaitan dengan 5 dimensi yang berbeda: Kepemimpinan, Budaya, Pengukuran, Teknologi, dan Proses Kebiasaan Belajar. Analisis ini juga

11 17 dapat dijadikan tolok ukur mengenai proses perkembangan pengetahuan dari perusahaan ini berdasarkan atas penilaian yang terdahulu. Gambar 2.3: Alat Penilaian Pengetahuan yang Dikembangkan oleh ARTHUR ANDERSEN Sumber : Probst, et al, Proses Utama dari Manajemen Pengetahuan Dalam mengidentifikasi dari mana asal pengetahuan itu, maka perlu diadakan pengelompokan berdasarkan problem yang ada pada perusahaan (Probst, et al, 2000). Hal ini digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang terkait dengan proses utama dari manajemen pengetahuan ini, dimana masing-masing proses utama ini dapat berhubungan antara satu sama lain. Dari Gambar 2.4 dibawah dapat kita lihat bahwa masing-masing proses utama saling mempengaruhi proses utama lainnya,

12 18 sehingga perlu diperhatikan bahwa seorang manajer tidak boleh hanya memaksimalkan pengetahuannya dalam suatu lingkup yang kecil akan tetapi perlu juga dipertimbangkan mengenai efek yang akan terjadi. Gambar 2.4 Proses utama dari manajemen pengetahuan. Sumber : Probst, et al (2000) Identifikasi Pengetahuan Tak seorangpun di dalam perusahaan dapat mengetahui semuanya secara pasti, akan tetapi perusahaan perlu untuk mengetahui dimana harus mencari pengetahuan yang mereka butuhkan. Adalah sangat mudah untuk kehilangan jejak oleh karena pengetahuan yang selalu berubah dan bertambah serta timbulnya hal-hal yang baru. Untuk meningkatkan keunggulan bersaingnya, maka perusahaan harus tahu dimana mencari seorang yang ahli dalam kasus tertentu baik itu di dalam maupun di luar perusahaan. Berapa proyek yang sedang ditangani oleh perusahaan, dan untuk tujuan apakah proyek tersebut. Apakah perusahaan mempunyai akses ke pihak luar untuk mendapatkan informasi yang akurat dari perusahaan penyedia pengetahuan lainnya

13 19 melalui internet. Dalam hal ini pemetaan pengetahuan dan intranet menjadi faktor penting dalam mengidentifikasi pengetahuan Pemetaan Pengetahuan Pemetaan pengetahuan dalam hal ini digunakan untuk menentukan lokasi dari si pemilik pengetahuan. Dalam definisinya pemetaan pengetahuan merupakan gambaran secara grafik dari seorang yang ahli, pemilik pengetahuan, sumber pengetahuan, struktur pengetahuan ataupun aplikasi dari pengetahuan. Dimana akan meningkatkan keterbukaan dan bantuan yang tepat dari seseorang yang ahli dalam suatu tugas tertentu, ataupun dapat untuk mengklasifikasikan karyawan baru sebagai sumber pengetahuan yang baru atau menjadi bagian dari pengetahuan yang sudah ada. Semua informasi yang ada ini dapat diklasifikasikan dalam berbagai kriteria dan diolah secara komputerisasi serta disajikan dalam bentuk grafik melalui komputer, sehingga informasi mengenai pengetahuan yang ada dapat diakses oleh orang-orang dalam organisasi kapan dan dimanapun mereka berada. Pemetaan pengetahuan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara: 1. Topografi Pengetahuan Untuk mengidentifikasi seseorang yang memiliki keahlian serta pengetahuan tertentu dengan memberikan bobot pada penilain tersebut. Dengan cara ini dapat dengan mudah untuk mencari orang di dalam organisasi yang menguasai hal tertentu beserta dengan tingkatan kemampuannya 2. Pemetaan Sumber Pengetahuan

14 20 Digunakan untuk mencari dimana sumber pengetahuan itu dan dimana sumber pengetahuan itu disimpan. Apakah di dalam komputer server, komputer personal, disket, kertas atau ada dipikiran orang yang sudah pensiun Celah Pengetahuan Dalam proses mengidentifikasi pengetahuan perlu juga diperhatikan adanya kekurangan pengetahuan di dalam organisasi ataupun adanya celah pengetahuan secara internal. Sumber pengetahuan diluar dapat dievaluasi, sehingga dapat diambil sebagai pengetahuan di dalam perusahaan untuk meningkatkan keunggulan bersaingnya. Dalam Gambar 2.5 dapat dilihat mengenai celah pengetahuan yang ada dan bagaimana untuk mengadopsinya, sehingga pengetahuan itu ada diperusahaan. Gambar 2.5 Tipe dari celah pengetahuan. Sumber : Probst, et al (2000)

15 Perolehan Pengetahuan Jika membangun pengetahuan tidak memungkinkan untuk dilakukan sendiri, salah satu cara adalah dengan mencari pengetahuan yang berasal dari luar perusahaan. Dalam memperoleh pengetahuan untuk menutupi celah pengetahuan yang ada di dalam perusahaan tidaklah semudah yang dibayangkan yaitu dengan melihat keluar dan membeli pengetahuan tersebut. Misal dalam pencarian seorang yang ahli dalam hal tertentu yang tidak dimiliki oleh perusahaan dimana keahlian itu tidak dapat dibuat oleh perusahaan itu secara internal. Ada banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam menggabungkan antara pengetahuan yang berasal dari luar kedalam sumber pengetahuan di dalam perusahaan tersebut, bagaimana perusahaan dapat menggunakan pelanggan sebagai sumber informasi, dan kesulitan yang dihadapi dalam mencari orang yang ahli sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Beberapa cara yang dapat diambil dalam memperoleh pengetahuan yang berasal dari luar adalah sebagai berikut: 1. Merekrut orang yang ahli dibidangnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk menutupi celah pengetahuan yang ada 2. Menggunakan jasa konsultan. 3. Mengambil pengetahuan yang ada dipasar untuk digunakan dalam perusahaan. Pengetahuan itu antara lain: Pengetahuan dari seorang ahli diluar perusahaan, pengetahuan dari perusahaan lain, pengetahuan dari stakeholder(pelanggan, pemasok, lingkungan karyawan, pengetahuan politik, media masa, masyarakat

16 22 umum ataupun masyarakat ekonomi), pengetahuan mengenai produk yang ada dipasaran 4. Melakukan aliansi strategis baik diproduk maupun pengetahuan 5. Membeli media perangkat lunak ataupun video yang berisi tentang pengetahuan dari suatu perusahaan atau produk Pengembangan Pengetahuan Berdasarkan pada perbedaan antara pengetahuan yang dibutuhkan dengan pengetahuan yang tersedia di dalam perusahaan, hal ini dapat ditentukan untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada diperusahaan oleh perusahaan itu sendiri. Pengembangan pengetahuan ini bisa melalui cara riset dan pengembangan, pelatihan dan proses belajar ataupun melalui studi kepuasan pelanggan. Perusahaan diharapkan tidak terlalu menggantungkan pada seorang yang ahli dibidangnya tetapi harus berusaha untuk membangun pengetahuan yang ada secara bersama seperti dalam pemecahan suatu masalah dalam kelompok yang berbeda. Diharapkan pengembangan dari pengetahuan baik itu produk maupun kemampuan seseorang tidak hanya milik departemen riset dan pengembangan saja akan tetapi juga dapat menjadi milik semua departemen, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi suksesnya suatu perusahaan. Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan pengetahuan biasanya: 1. Gudang Ilmu Metode ini dimana suatu kelompok yang dipilih oleh perusahaan sebagai kelompok yang memiliki kecerdasan yang dapat dipercaya untuk memiliki

17 23 pengetahuan dan keahlian yang bersifat kritikal bagi perusahaan secara keseluruhan. Biasanya proses ini dalam bentuk pengembangan melalui universitas milik perusahaan. 2. Belajar Sambil Bekerja Pengetahuan didapat melalui proses pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. 3. Tempat Belajar Perusahaan menyediakan tempat untuk belajar bagi karyawannya. 4. Pelajaran yang Didapat dari Suatu Kasus Pengetahuan didapat melalui pelajaran-pelajaran dari kasus yang ditangani dalam setiap proyek. 5. Belajar dari Pengetahuan Masa Lalu Pengetahuan didapat dari dokumentasi yang dimiliki perusahaan berdasar pada kejadian yang terjadi diperusahaan baik yang sukses maupun gagal Distribusi dan Pemberian Pengetahuan Aspek yang terpenting dari manajemen pengetahuan ini adalah bagaimana pengetahuan yang ada itu dibagikan antara sesama karyawan dimana masing-masing merasa saling diuntungkan, antara karyawan dan atasan, antara departemen atau lainnya. Adalah sangat penting untuk mendapat pengetahuan yang tepat dari seseorang yang tepat dan dengan waktu yang tepat. Pemberian pengetahuan ini sangat terkait erat dengan budaya dari suatu perusahaan. Informasi dan pengalaman yang ada seharusnya digunakan untuk kepentingan perusahaan khususnya dalam proses pengambilan keputusan. Akan tetapi seringkali karyawan menyimpan

18 24 pengetahuannya di dalam dirinya sendiri untuk menjaga kekuatan dan gengsi atau martabat karyawan tersebut. Distribusi dan pemberian pengetahuan dapat berarti proses yang tersentralisasi dalam mendistribusikan pengetahuan diantara kelompok karyawan atau dapat juga sebagai pemindahan pengetahuan antara masing-masing karyawan atau antara kelompok atau lingkungan kerjanya. Untuk mengontrol distribusi pengetahuan yang ada adalah tidak mungkin dilakukan oleh pihak manajemen secara langsung. Pembuatan jaringan pengetahuan merupakan salah satu cara untuk membatasi pemberian dan distribusi dari pengetahuan. Adalah benar bila karyawan tidak dapat dipaksa untuk memberikan pengetahuan mereka kepada lainnya, tetapi dengan adanya infrastruktur yang ada dapat memungkinkan hal itu menjadi mudah. Pendekatan yang dilakukan untuk membatasi penyebaran pengetahuan ini adalah: 1. Strategi Push dimana keputusan dibuat secara terpusat untuk menentukan pengetahuan mana yang harus didistribusikan serta kepada siapa pengetahuan itu boleh diberikan. 2. Menciptakan infrastruktur yang memungkinkan untuk pencarian pengetahuan yang diperlukan karena tidak semua pengetahuan tersedia dalam satu departemen, sehingga diperlukan strategi Pull karena informasi yang disebar tidaklah mungkin bersifat hirarki.

19 Pemanfaatan Pengetahuan Pemanfaatan pengetahuan merupakan bagian terpenting dari proses manajemen pengetahuan. Pemanfaatan pengetahuan ini dapat dilakukan tanpa adanya rangsangan dan motivasi dari pihak manajemen. Salah satu fungsi dari manajemen pengetahuan ini adalah untuk memastikan bahwa perusahaan dapat memakai pengetahuan yang mereka miliki secara tepat dan cepat. Kebiasaan pekerja adalah hanya menerima pengetahuan baru yang berasal dari luar, atau membangun keahlian baru, ketika mereka melihat keuntungan yang jelas dari pengetahuan tersebut. Pemanfaatan pengetahuan ini merupakan tolok ukur di dalam suksesnya suatu manajemen pengetahuan di dalam suatu perusahaan, oleh karena itu semua proses dalam manajemen pengetahuan itu harus diarahkan ke arah penggunaan pengetahuan secara individu ataupun kelompok untuk tujuan mencapai tujuan perusahaan. Untuk mendorong pemanfaatan pengetahuan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: 1. Infrastruktur yang mudah digunakan. 2. Pendekatan yang terintegrasi. 3. Selalu menggunakan pengetahuan yang baru. 4. Pembangunan pengetahuan dalam pekerjaan. 5. Menyajikan dalam bentuk dokumen yang gampang dilihat dan terstruktur.

20 Pemeliharaan Pengetahuan Seringkali terjadi hilangnya ingatan dari suatu organisasi baik secara sementara maupun untuk selamanya sebagai akibat dari adanya rancang bangun proses, ataupun adanya perubahan kebijaksanaan dari perusahaan. Bagaimana bila karyawan yang ahli dibidang tertentu pergi meninggalkan perusahaan, bagaimana untuk menjaga suatu pengetahuan yang telah dipelajari oleh perusahaan, dan masih banyak pertanyaan lainnya yang berkaitan dengan ingatan suatu perusahaan. Proses untuk memelihara pengetahuan yang ada, sehingga perusahaan tersebut dapat mengatur pengetahuan yang ada untuk dapat digunakan dikemudian hari harus setidaknya harus melalui suatu proses. Pertama, memilih dari beberapa kejadian, orang atau proses dimana layak untuk dipelihara. Kedua, pengetahuan tersebut harus dapat disimpan dalam suatu bentuk yang layak. Ketiga, harus diyakinkan bahwa ingatan perusahaan itu harus selalu yang terakhir. 2.7 Manajemen Pengetahuan Berdasarkan TI Menurut Tiwana (2000), TI memungkinkan proses di dalam manajemen pengetahuan dilakukan dengan menggunakan alat bantu. Keunggulan yang didapat dengan menggunakan TI adalah antara lain: 1. Dapat mencari sumber yang lebih banyak 2. Menyaring berdasarkan kriteria tertentu 3. Informasi yang singkat dan jelas 4. Data ditampilkan berdasar keinginan pengguna 5. Mencari kasus yang sudah lama

21 27 6. Memungkinkan pencarian kasus dengan kombinasi 7. Mengurangi biaya penyimpanan 8. Menyimpan informasi terkini 9. Sebagai satu-satunya sumber informasi sebagai referensi 10. Memungkinkan adanya aliran kerja 11. Mengingatkan user akan adanya perubahan 12. Sebagai alat pembuat keputusan Adalah sangat susah untuk memisahkan antara TI dengan manajemen pengetahuan. TI mempunyai andil yang besar sebagai pemberdaya dari proses yang terjadi dalam manajemen pengetahuan. Jumlah data, informasi dan pengetahuan yang ada dalam manajemen pengetahuan biasanya berjumlah besar, sehingga sangat sulit untuk mengelolanya secara konvensional. Apalagi bila perusahaan itu sudah berkembang lebih dari satu tempat melainkan banyak tempat, kota, daerah bahkan diberbagai negara. Dalam sistem manajemen pengetahuan komponen pemberdaya adalah infrastruktur TI seperti jaringan, perangkat keras dan perangkat lunak. Dan biasanya sistem manajemen pengetahuan memanfaatkan infrastruktur TI yang ada di dalam perusahaan. Peran TI dalam manajemen pengetahuan seperti dilihat pada Gambar 2.6 meliputi: 1. Mengalirkan Pengetahuan: komponen ini menyediakan fasilitas pengaliran pengetahuan dalam sistem manajemen pengetahuan.

22 28 2. Pemetaan Informasi: memetakan informasi yang ada diperusahaan, sehingga dalam penggunaannya dapat dikonversi menjadi pengetahuan 3. Sumber Informasi: sumber data dan informasi merupakan sumber utama dari sistem manajemen pengetahuan 4. Pertukaran Informasi dan Pengetahuan: fasilitator yang memungkinkan terjadinya pertukaran pengetahuan baik tasit maupun eksplisit, membantu pembuatan dan pertukaran konteks 5. Mencari dan Menambang Pengetahuan: membantu dalam proses pencarian dan penambangan pengetahuan Gambar 2.6 Peranan TI dalam Manajemen Pengetahuan Sumber : Tiwana (1999)

23 29 Dari peranan TI dalam manajemen pengetahuan dapat diintegrasikan seperti terlihat pada Gambar 2.7, dan Fasilitas teknologi yang dapat digunakan dalam manajemen pengetahuan antara lain: 1. Document Management. Informasi yang sebagian besar masih dalam bentuk kertas, dikonversi menjadi format elektronik, sehingga mempermudah dan mempercepat dalam proses pencarian dan pengaksesan dokumen. 2. Groupware. Memungkinkan terjadinya kolaborasi, penangkapan pengetahuan, pertukaran dokumen serta komunikasi antar pekerja. 3. Intranet. Dengan intranet memungkinkan terjadinya distribusi informasi, publikasi dan penyediaan direktori. Informasi dan pengetahuan yang sudah terdokumentasi dapat disajikan melalui intranet ini. 4. Data Warehouse. Data atau pengetahuan yang ada disimpan dalam suatu media sehingga sangat membantu dalam proses pengambilan, validasi serta pemeliharaan.

24 30 Gambar 2.7 Fasilitas dalam Sistem Manajemen Pengetahuan 2.8 Tahapan Pengerjaan Adapun tahapan pengerjaan tesis ini dapat dilihat pada Gambar Analisis Model dan Aktivitas Perusahaan. Dengan melakukan analisis terhadap model bisnis dengan model Porter s Competitive Force dari Michael Porter dapat dilihat situasi perusahaan dalam kompetisi persaingan bisnis. Dengan ini dapat dilakukan analisis mengenai kebutuhan TI guna meningkatkan keunggulan bersaingnya.

25 31 2. Proses Penilaian Pengetahuan yang Ada Digunakan untuk menilai pengetahuan apa yang ada diperusahan dan apa yang tidak ada, sehingga dapat diperoleh adanya kesenjangan antara pengetahuan. 3. Menentukan Kebutuhan dari Proses Penilaian Berdasarkan pada kesenjangan pengetahuan dari proses penilaian, dapat ditentukan pengetahuan mana yang harus dibangun, atau diambil dari luar, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kemampuan bersaingnya 4. Pengkajian Infrastruktur yang Ada. Pengkajian infrastruktur yang ada apakah bisa untuk pengembangan sistem manajemen pengetahuan atau bila tidak akan diusulkan perubahan infrastruktur yang ada. 5. Penentuan Teknologi Berdasarkan pada Kebutuhan dan Infrastruktur yang Ada Dalam proses ini akan ditentukan teknologi apa yang digunakan untuk masingmasing kebutuhan yang diperlukan. 6. Pembuatan Prototipe Sistem Manajemen Pengetahuan. Pembuatan prototipe ini dimulai dengan melakukan integrasi dari berbagai komponen yang dibutuhkan dalam proses sistem manajemen pengetahuan. Kemudian dilakukan proses pembuatan antar muka untuk pengguna sesuai dengan skenario yang ditetapkan.

26 Gambar 2.8 Tahapan Pengerjaan Keseluruhan 32

Kata kunci : Sistem Manajemen Pengetahuan, Prototipe, Kolaborasi.

Kata kunci : Sistem Manajemen Pengetahuan, Prototipe, Kolaborasi. ABSTRAK Ketatnya persaingan bisnis belakangan ini, mendorong perusahaan untuk selalu bekerja keras sebagai usaha dalam menyesuaikan terhadap perubahan bisnis yang ada. Salah satu cara agar dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Profil Perusahaan PT Guna Elektro (GAE) didirikan pada tanggal 30 Januari 1962 berdasarkan akte notaris Sie Kwan Djoe no. 68 dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) no.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad informasi sekarang ini, modal intelektual dan modal sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad informasi sekarang ini, modal intelektual dan modal sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad informasi sekarang ini, modal intelektual dan modal sumber daya manusia menjadi aset yang paling kritis di banyak perusahaan. Informasi dan pengetahuan adalah

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi komputerisasi yang berkembang pesat saat ini sudah menjadi salah satu sarana perusahaan untuk berkompetisi dan bertahan di era globalisasi ini. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL PENDAHULUAN Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

Mengelola aset-aset Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak

Mengelola aset-aset Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak Fakultas Teknik Prodi Teknik Informatika UNP PGRI KEDIRI 1 Mengelola aset-aset Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak RONY HERI IRAWAN Mengelola aset-aset Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Mengelola aset-aset

Lebih terperinci

BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS

BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk strategi bisnis, tetapi merupakan penyebab

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mardi (2011) pengertian sistem adalah suatu kesatuan komponen atau elemen yang di hubungkan bersama

Lebih terperinci

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention) L1 Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan Arahan Strategi ( Strategic Intention) Untuk menjawab pertanyaan dibawah ini menggunakan format skor dengan skala ( 0-5 ) dan lingkari skor yang akan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERTEMUAN 2 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 25 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR- DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR

SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR Infrastruktur informasi terdiri dari fasilitas fisik, jasa, dan manajemen yang mendukung semua sumber daya komputasi secara bersama dalam suatu organisasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : bappedajakarta.go.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : bappedajakarta.go.id BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk di Indonesia khususnya di Ibukota Jakarta semakin bertambah Setiap harinya. Berdasarkan dari data yang ada, terhitung pada tahun 2013 jumlah penduduk di Jakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan sangat cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan sangat cepat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan sangat cepat sehingga membawa banyak perubahan di berbagai bidang khususnya pada dunia kerja. Kebutuhan

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 2 KSI LANJUT Kebutuhan SI Korporasi Aturan Bisnis Sistem Informasi Korporasi. Nilai Informasi. Perubahan Bisnis. Teknologi Internet. Strategi Bisnis.

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan LAMPIRAN LAMPIRAN I. KUISIONER HUBUNGAN LIGHTS-ON DAN PROYEK DENGAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan dan staf senior dari departemen

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kemajuan teknologi komputer dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengelolah data telah banyak dimanfaatkan bagi setiap orang yang memerlukan. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI 1 ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI Sistem Informasi dan Organisasi mempengaruhi satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan bandara sebagai transportasi udara memberikan kontribusi yang sangat berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi karena setiap waktu terjadi pergerakan lalu-lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

Business Process Reengineering ( BPR )

Business Process Reengineering ( BPR ) Business Process Reengineering ( BPR ) BPR atau Reengineering Proses Bisnis secara umum didefinisikan sebagai pemikiran ulang secara fundamental dan mendesain ulang proses bisnis untuk meraih perbaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini ada 3 tahap yang dilewati yaitu: (1) tahap awal, (2) tahap pengembangan, dan (3) tahap akhir. Pada tahap awal dilakukan pengumpulan data yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). Dalam suatu organisasi terdapat tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan bisnis yang semakin kompleks saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan bisnis yang semakin kompleks saat ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan lingkungan bisnis yang semakin kompleks saat ini menyebabkan perusahaan-perusahaan harus mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan efektif dan efisien

Lebih terperinci

Sistem Informasi (Information System)

Sistem Informasi (Information System) Sistem Informasi (Information System) Gambaran Sistem Informasi Sistem informasi telah banyak digunakan (diterapkan) di mana-mana (kantor, super market, air port, bahkan di rumah-rumah internet). Sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Definisi strategi secara umum adalah rencana tindakan atau kebijaksanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan menurut beberapa ahli, strategi adalah arah dan

Lebih terperinci

Virtual Office Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. caca.e.supriana@unpas.ac.id

Virtual Office Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. caca.e.supriana@unpas.ac.id Virtual Office Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas i Pasundan Caca E Supriana S Si MT Caca E. Supriana, S.Si., MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Kantor virtual 2 Kantor

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 SISTEM PENGOLAHAN TRANSAKSI PADA PT SUKSES CITRA PANGAN PALEMBANG Afandi 2005240234 Abstrak Tujuan penulisan

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun

Lebih terperinci

Apakah Sistem Informasi Itu?

Apakah Sistem Informasi Itu? 1 Apakah Sistem Informasi Itu? Sistem Informasi dapat dibedakan menjadi 2, sistem informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer (CBIS) CBIS atau selanjutnya disebut sistem informasi (SI) saja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang ingin berkembang. Saat ini teknologi telah berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang ingin berkembang. Saat ini teknologi telah berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, teknologi merupakan kebutuhan pokok bagi perusahaan yang ingin berkembang. Saat ini teknologi telah berkembang sangat pesat sehingga

Lebih terperinci

METODE DAN JENIS PELATIHAN

METODE DAN JENIS PELATIHAN METODE DAN JENIS PELATIHAN Perubahan bekerja setiap saat dan salah satu tanda organisasi yang hebat adalah mereka memiliki komitmen untuk terus-menerus melatih dan mendidik orang-orangnya sehingga mereka

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI

PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI 9/28/2011 PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PERTEMUAN - 1 GAMBARAN UMUM MANAJEMEN 1 2 1. Peserta memahami tentang proyek 2. Peserta memahami konsep-konsep manajemen yang diperlukan dalam manajemen proyek Fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Lintang Yuniar Banowosari Pengantar Sistem Informasi IT / 2 SKS

Lintang Yuniar Banowosari  Pengantar Sistem Informasi IT / 2 SKS Lintang Yuniar Banowosari http://lintang.staff.gunadarma.ac.id Pengantar Sistem IT-013237 / 2 SKS Silabus: Materi Perkuliahan Gambaran Umum Sistem manajemen Komputer sebagai alat Bantu pada sistem informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis.

Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis. Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis. Untuk menjelaskan validasi persyaratan dan peran tinjauan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Revolusi industri yang terjadi pada tahun 1750, dengan penemuan mesin uap telah menggantikan posisi pekerjaan manual dengan mesin, yang memberikan hasil dramatis. Kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metode transaksi yang di lakukan secara online mulai berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. metode transaksi yang di lakukan secara online mulai berkembang pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan hadirnya internet akhir-akhir ini yaitu salah satunya metode transaksi yang di lakukan secara online mulai berkembang pesat, bahkan sampai pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menggunakan teknologi informasi untuk mendukung terbentuknya. sistem informasi yang lebih baik dan lebih cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menggunakan teknologi informasi untuk mendukung terbentuknya. sistem informasi yang lebih baik dan lebih cepat. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini sistem informasi yang baik dan cepat sangat diperlukan. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan saat ini sudah banyak yang menggunakan teknologi

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan perorangan Speed Power Racing adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan spare parts (perlengkapan) kendaraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Ulang Proses Bisnis Hammer dan Champy (1995, hal 27-30) mengatakan bahwa Rekayasa Ulang adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Perbedaan antara perusahaan yang berhasil dengan perusahaan yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. Perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini dunia sedang meninggalkan era mesin industri menuju era pengetahuan. Pada era pengetahuan saat ini, setiap perusahaan bersaing untuk menunjukkan keunggulan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk 9 LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai korporasi perusahaan. Pertanyaan di bawah berhubungan dengan nilai-nilai dan resiko-resiko yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Rekayasa Informasi Saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memanfaatkan sistem informasi untuk mendukung aktivitas perusahaan. Sebagian besar pemanfaatan sistem

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prima Laundry berlokasi di Jl. Tentara Rakyat Mataram no 42 Yogyakarta merupakan salah satu laundry yang berdiri pada tahun 2010 yang ada di daerah Yogyakarta. Dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang

Lebih terperinci

JAWABAN SOAL KASUS UJIAN TENGAH SEMESTER. MATA KULIAH: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SI 3a TH 2011/2012) SETIAP JAWABAN MEMILIKI NILAI MAKSIMAL 25

JAWABAN SOAL KASUS UJIAN TENGAH SEMESTER. MATA KULIAH: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SI 3a TH 2011/2012) SETIAP JAWABAN MEMILIKI NILAI MAKSIMAL 25 JAWABAN SOAL KASUS UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SI 3a TH 2011/2012) SETIAP JAWABAN MEMILIKI NILAI MAKSIMAL 25 BAB 5: MERRILL LYNCH MENGHUBUNGKAN TEKNOLOGI MASA LAMPAU

Lebih terperinci

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sistem Informasi dan Pengendalian Internal PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Disusun oleh: Kelompok 2 Alberta Vinanci R Danu Pradipta Diana Mayung B. Dina Puspasari 14/377038/EE/06971 14/377052/EE/06985

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada unit CPM (Corporate

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada unit CPM (Corporate BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Praktek kerja lapangan di laksanakan selama 1 bulan, dari tanggal 01 Agustus s/d 07 September 2012, di kantor pusat PT. Angkasa Pura II (Persero)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terkumpul diolah menjadi database yang berperan penting dalam perusahaan. Database

BAB 1 PENDAHULUAN. terkumpul diolah menjadi database yang berperan penting dalam perusahaan. Database 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Data merupakan suatu elemen penting pada suatu organisasi yang digunakan untuk memberikan informasi dan keterangan-keterangan yang diperlukan oleh suatu organisasi.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

BAB III DECISION SUPPORT SYSTEM

BAB III DECISION SUPPORT SYSTEM BAB III DECISION SUPPORT SYSTEM Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan / SPK, secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan Risiko dalam investasi teknologi informasi (TI) yang diterapkan di PT TELKOM. Petunjuk:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi semua manusia. Informasi dapat dilakukan melalui berbagai cara bisa dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagi semua manusia. Informasi dapat dilakukan melalui berbagai cara bisa dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam arus globalisasi ini, informasi sudah tidak menjadi hal yang asing bagi semua manusia. Informasi dapat dilakukan melalui berbagai cara bisa dengan telepon, internet,

Lebih terperinci

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet Perubahan bekerja setiap saat dan salah satu tanda organisasi yang hebat adalah mereka memiliki komitmen untuk terusmenerus melatih dan mendidik orang-orangnya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Dalam mengelola perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Dalam mengelola perusahaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Biaya produksi adalah sejumlah biaya pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Dalam mengelola perusahaan diperlukan adanya suatu

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhus. Komputerisasi Akuntasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhus. Komputerisasi Akuntasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Kekhus. Komputerisasi Akuntasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR UNTUK PENGOLAHAN KARET PADA PT. HOK TONG

Lebih terperinci

KONSEP & MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI M-02

KONSEP & MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI M-02 KONSEP & MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI M-02 Tujuan Pembelajaran 2 Memahami definisi Teknologi Informasi & Sistem Informasi Menjelaskan tentang komponen dari sistem informasi berbasis komputer (CBIS) Membedakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. secara benar. Data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya.

BAB III METODOLOGI. secara benar. Data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Metode merupakan suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu secara benar. Data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce Pengantar Sekilas E-Bisnis E-bisnis menghubungkan semua karyawan, pelanggan, pemasok, dan stakeholders lainnya tanpa pandang wilayah geografis. E-bisnis pakai standar data elektronik umum dan otomatisasi

Lebih terperinci

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian input, proses, output. Tanpa ketiga itu sistem informasi tidak dapat berjalan. nantinya akan kita sajikan bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bagian input, proses, output. Tanpa ketiga itu sistem informasi tidak dapat berjalan. nantinya akan kita sajikan bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi adalah kumpulan informasi di dalam sebuah basis data menggunakan model dan media teknologi informasi digunakan di dalam pengambilan keputusan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mewujudkan kondisi yang kondusif bagi pengembangan dunia usaha, maka pembangunan di bidang ketenagakerjaan harus mencerminkan terpenuhinya hak-hak dan perlindungan

Lebih terperinci

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT. Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Caca E. Supriana, S.Si.,MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Data Data adalah sumber daya berharga yang dapat menerjemahkan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi, dan peningkatan dalam ilmu pengetahuan turut mengubah cara pandang perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bagian ini membahas tentang teori - teori yang digunakan sebagai landasan pada penelitian ini. 3.1 Sistem Informasi Data merupakan bahan baku yang akan di proses untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 1 Apakah Sistem Informasi Itu? Sistem Informasi dapat dibedakan menjadi 2, sistem informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer (CBIS) CBIS

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

MENGENAL SISTEM PAKAR

MENGENAL SISTEM PAKAR MENGENAL SISTEM PAKAR Bidang teknik kecerdasan buatan yang paling popular saat ini adalah system pakar. Ini disebabkan penerapannya diberbagai bidang, baik dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan terutama

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM DAN ANALIS SISTEM & STRATEGI PENGEMBANGANNYA. Oleh : Arvian Triantoro

PENGEMBANGAN SISTEM DAN ANALIS SISTEM & STRATEGI PENGEMBANGANNYA. Oleh : Arvian Triantoro PENGEMBANGAN DAN ANALIS & STRATEGI PENGEMBANGANNYA Oleh : Arvian Triantoro Latar Belakang : Adanya perubahan kebutuhan pemakai atau bisnis Perubahan teknologi Peningkatan proses bisnis Keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi informasi merupakan bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Dalam perkembangannya teknologi informasi diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, persaingan antar organisasi semakin ketat untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, persaingan antar organisasi semakin ketat untuk memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan perilaku konsumen di era globalisasi sekarang ini adalah salah satu dari sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh banyak organisasi atau perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan bisnis merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Teknologi informasi memiliki peranan penting dalam menjalankan sebuah perusahaan. Teknologi

Lebih terperinci

E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom

E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom E-CRM strategis bisnis yang menggunakan teknologi informasi yang memberikan perusahaan suatu pandangan pelanggannya secara luas, yang dapat diandalkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN 3.1. Analisis dan Pemberian Bobot Nilai Metode yang digunakan dalam memberikan bobot nilai untuk IE versi kedua (Parker, 1996) diambil dari IE versi pertama (Parker, 1988).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang permasalahan yang dihadapi oleh para peneliti di bidang lingkungan, permasalahan yang dihadapi oleh instansi penyedia data, tujuan dan

Lebih terperinci

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Karakteristik Sistem a. Komponen Sistem (Components) suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti berita-berita yang sedang marak beredar di televisi saat ini mengenai kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Seperti berita-berita yang sedang marak beredar di televisi saat ini mengenai kurangnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti berita-berita yang sedang marak beredar di televisi saat ini mengenai kurangnya jumlah panen yang dilakukan oleh para petani dalam pemanen bahan baku utama

Lebih terperinci

Chapter 2 What is Software Quality?

Chapter 2 What is Software Quality? Chapter 2 What is Software Quality? 2.1 Definisi Software Software: Program komputer, prosedur, dan dokumentasi dan data yang berkaitan dengan pengoperasian suatu sistem komputer. Keempat komponen yang

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi informasi berbasis komputer dewasa ini dirasa sangat pesat dan hal ini berpengruh terhadap aspek pekerjaan.

Lebih terperinci