BAB II TINJAUAN TEORITIS. Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
|
|
- Surya Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 2.1 Tnjauan Umum tentang Anema BAB II TINJAUAN TEORITIS Defns Anema Anema adalah Konds dmana berkurangnya sel darah merah (ertrost) dalam srkulas darah atau massa hemoglobn sehngga tdak mampu memenuh fungsnya sebaga pembawa oksgen keseluruh jarngan (Tjakronegoro A,2001). Anema adalah suatu keadaan dmana kadar hemoglobn d bawah 11 gr % pada trsmester I dan II atau kadar hemoglobn kurang dar 10,5 gr % pada trmester II (Nugraheny, 2009). Anema adalah penyakt darah yang serng dtemukan, dmana penyebab anema yang palng serng adalah perdarahan yang berlebhan, rusaknya sel darah merah secara berlebhan hemolss atau kekurangan pembentukan sel darah merah (hematopoess yang tdak efektf). Seorang pasen dkatakan anema bla konsentras hemoglobn (HB) nya kurang dar 13,5 g/dl atau hematokrt (Hct) kurang dar 41% pada lak-lak, dan konsentras HB kurang dar 11 g/dl atau Hct kurang dar 36% pada perempuan. Pendapat lan bahwa Dsebut anema bla kadar Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
2 HB kurang dar 10 gram/dl, dsebut anema sedang jka HB 7-8gr/dl, dsebut anema berat jka HB kurang dar 6 gr/dl (Hanfah W,2008). Uraan d atas menunjukkan bahwa anema merupakan penyakt kekurangan darah, dmana keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) dalam sel darah merah berada d bawah normal. Anema merupakan penyakt darah yang serng dtemukan, dmana penyebabnya adalah perdarahan yang berlebhan, rusaknya sel darah merah atau kekurangan pembentukan sel darah merah (Mansoer A,2000) Etolog Menurut Mansoer A,(2000) penyebab anema pada umumnya adalah sebaga berkut: 1. Kurang gz (malnutrs) 2. Kurang zat bes dalam dt 3. Malabsorps 4. Kehlangan darah banyak sepert persalnan yang lalu, had dan lan-lan 5. Penyakt-penyakt kronk sepert TBC paru, cacng usus, malara dan lan-lan Manfestas Klns Anema Pada Ibu Haml Gejala anema pada kehamlan yatu bu mengeluh cepat lelah, serng pusng, mata berkunang-kunang, malase, ldah luka, nafsu makan turun Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
3 (anoreksa), konsentras hlang, nafas pendek (pada anema parah) dan keluhan mual muntah lebh hebat pada haml muda (Nugraheny, 2009) Bahaya Anema Pada Ibu Haml a. Bahaya anema terhadap kehamlan Resko terjad abortus,persalnan permaturus,hambatan tumbuh kembang jann dalam rahm, Mudah menjad nfeks, Ancaman dekompensas kords (Hb <6 gr %), Mengancam jwa dan kehdupan bu, Mola hdatdosa,perdarahan anterpartum,ketuban pecah dn (Nugraheny,2009). b. Bahaya anema terhadap jann Abortus,Terjad kematan ntra uter, Berat badan lahr rendah (BBLR), Kelahran dengan anema, Dapat terjad cacat bawaan.bay mudah mendapat nfeks sampa kematan pernatal, Pertumbuhan jann terhambat (Nugraheny,2009) Komplkas Anema Dalam kehamlan Komplkas anema pada umumnya kurangnya konsentras, daya tahan tubuh yang berkurang, sampa bsa menyebabkan gagal jantung (Mansoer A,2000) Klasfkas Anema Dalam Kehamlan Klasfkas anema dalam kehamlan menurut (Nugraheny,2009), adalah sebaga berkut: Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
4 1. Anema Defsens Zat Bes Adalah anema yang terjad akbat kekurangan zat bes dalam darah. Pengobatannya yatu, keperluan zat bes untuk wanta haml, tdak haml dan dalam laktas yang danjurkan adalah pemberan tablet bes. a. Terap Oral adalah dengan memberkan preparat bes yatu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bsrat. Pemberan preparat 60 mg/ har dapat menakan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat n program nasonal menganjurkan kombnas 60 mg bes dan 50 nanogram asam folat untuk proflakss anema (Safuddn, 2002). b. Terap Parenteral baru dperlukan apabla penderta tdak tahan akan zat bes per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakt saluran pencernaan atau masa kehamlannya tua (Wknjosastro, 2002). Pemberan preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) ntravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat menngkatkan Hb lebh cepat yatu 2 gr% (Manuaba, 2001). (Nanda, 2009) Untuk menegakan dagnosa Anema defsens bes dapat dlakukan dengan anamnesa. Hasl anamnesa d dapatkan keluhan cepat lelah, serng pusng, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada haml muda. Pada pemerksaan dan pengawasan Hb dapat Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
5 dlakukan dengan menggunakan alat sachl, dlakukan mnmal 2 kal selama kehamlan yatu trmester I dan III. Hasl pemerksaan Hb dengan sachl dapat dgolongkan sebaga berkut: 1) Hb 11 gr% : Tdak anema 2) Hb 9-10 gr% : Anema rngan 3) Hb 7 8 gr%: Anema sedang 4) Hb < 7 gr% : Anema berat Kebutuhan zat bes pada wanta haml yatu rata-rata mendekat 800 mg. Kebutuhan n terdr dar, sektar 300 mg dperlukan untuk jann dan plasenta serta 500 mg lag dgunakan untuk menngkatkan massa haemoglobn maternal. Kurang lebh 200 mg lebh akan deksreskan lewat usus, urn dan kult. Makanan bu haml setap 100 kalor akan menghaslkan sektar 8 10 mg zat bes. Perhtungan makan 3 kal dengan 2500 kalor akan menghaslkan sektar mg zat bes perhar. Selama kehamlan dengan perhtungan 288 har, bu haml akan menghaslkan zat bes sebanyak 100 mg sehngga kebutuhan zat bes mash kekurangan untuk wanta haml ( Safudn A.B,2002). 2. Anema Megaloblastk adalah anema yang dsebabkan oleh karena kekurangan asam folk, jarang sekal karena kekurangan vtamn B12 (Tjakronegoro A,2001). Menurut (Tjakronegoro A.2001) Pengobatannya, yakn: a. Asam folk mg per har Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
6 b. Vtamn B12 3 X 1 tablet per har c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per har d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral haslnya lamban sehngga dapat dberkan transfus darah. 3. Anema Hpoplastk Adalah anema yang dsebabkan oleh hpofungs sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk dagnostk dperlukan pemerksaan-pemerksaan dantaranya adalah darah tep lengkap, pemerksaan pungs ekternal dan pemerksaan retkulos (Tjakronegoro A.2001). 4. Anema Hemoltk Adalah anema yang dsebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebh cepat dar pembuatannya. Gejala utama adalah anema dengan kelanan-kelanan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplkas bla terjad kelanan pada organorgan vtal (Rahmawat E,2011). Pengobatannya tergantung pada jens anema hemoltk serta penyebabnya. Bla dsebabkan oleh nfeks maka nfeksnya dberantas dan dberkan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jens obat-obatan, hal n tdak member hasl. Sehngga transfus darah berulang dapat membantu penderta n (Tjakronegoro A.2001). Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
7 2.2 Ibu Haml dalam Konsep Keluarga Keluarga adalah unt terkecl masyarakat yang terdr atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tnggal d suatu tempat d bawah suatu atap dalam keadaan salng ketergantungan (Efend, 2008). Keperawatan kesehatan keluarga basanya menjad tanggung jawab kepala keluarga. Keperawatan kesehatan keluarga adalah tngkat perawatan kesehatan masyarakat yang dtujukan atau dpusatkan pada keluarga sebaga unt atau kesatuan yang drawat dengan sehat, sebaga tujuan melalu perawatan sebaga sasaran/ penyalur. Djelaskan pula bahwa masalah kesehatan keluarga salng berkatan dan salng mempengaruh antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruh pula keluarga-keluarga d sektarnya atau masyarakat secara keseluruhan (Efend N,2008). Beberapa alasan keluarga untuk melakukan perawatan kesehatan, menurut (Efend N, 2008) adalah sebaga berkut: a. Keluarga sebaga unt utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehdupan masyarakat; b. Keluarga sebaga satu kelompok dapat menmbulkan, mencegah, mengabakan atau memperbak masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya; c. Masalah kesehatan dalam keluarga salng berkatan, dan apabla salah satu anggota keluarga mempunya masalah kesehatan, akan mempengaruh anggota keluarga lannya; Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
8 d. Dalam memelhara kesehatan anggota keluarga sebaga ndvdu (pasen), keluarga tetap berperan sebaga pengambl keputusan dalam memelhara kesehatan para anggotanya; e. Keluarga merupakan perantara yang efektf dan mudah untuk melakukan berbaga upaya kesehatan masyarakat; Selanjutnya, keluarga mempunya fungs dan tugas dalam memelhara kesehatan anggota keluarganya. Fungs dan tugas tersebut menurut (Efend N, (2008) sebaga berkut. a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setap anggotanya; b. Mengambl keputusan untuk melakukan tndakan yang tepat; c. Memberkan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakt; d. Mempertahankan suasana d rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan keprbadan anggota keluarga; e. Mempertahankan hubungan tmbal balk antara keluarga dan lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan bak fasltas-fasltas kesehatan yang ada. 2.3 Teor Tentang Pengetahuan Pengetahuan (asal kata tahu (know) dapat dartkan sebaga mengngat sesuatu mater yang telah dpelajar sebelumnya. Aspek yang termasuk dalam tngkatan tahu n adalah mengngat kembal (recall) sesuatu yang spesfk dar seluruh bahan yang dpelajar atau rangsangan yang telah dterma (Azwar S, 2005). Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
9 Hal n sejalan dengan pendapat Notoadmodjo,(2003) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasl obyek tertentu. Pengnderaan terjad melalu panca ndera manusa yatu tahu dan n terjad setelah orang melakukan pengnderaan terhadap suatu: ndera penglhatan, pendengaran, pencuman, rasa dan raba. Sebagan besar pengetahuan manusa dperoleh melalu mata dan telnga. Djelaskan pula bahwa, sebelum orang mengadops perlaku baru berupa pengetahuan, d dalam dr orang tersebut terjad proses berurutan, yakn: a. Kesadaran (Awareness), bahwa orang tersebut menyadar dalam art mengetahu stmulus (objek) terlebh dahulu; b. Interest atau ketertarkan kepada stmulus; c. Evaluaton, yakn kegatan menmbang-nmbang bak dan tdaknya stmulus tersebut bag drnya; d. Tral, yakn kegatan mencoba perlaku baru sesua dengan pengetahuan, kesadaran, dan skap; e. Adapton, subjek telah berperlaku baru sesua dengan pengetahuan, kesadaran, dan skap terhadap stmulus. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang dketahu, segala sesuatu yang dketahu berkenaan dengan hal Pengukuran pengetahuan dapat dlakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang s mater yang ngn dukur dar subyek peneltan atau responden (Soekdjo,2003). Uraan d atas menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan sesuatu hasl setelah seseorang melakukan pengnderaan melalu panca ndera yang Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
10 dmlknya manusa yatu: ndera penglhatan, pendengaran, pencuman, rasa dan raba. Pengetahuan seseorang terhadap sesuatu obyek berkatan erat dengan kesadaran, ketertarkan, stmulus, dan respon terhadap obyek tu, yang akhrnya mengharuskan seseorang tersebut berskap (Notoadmodjo,2003). Notoadmodjo (2003) menyatakan bahwa semakn tngg penddkan seseorang maka semakn mudah menerma nformas sehngga makn banyak pula pengetahuan yang dmlk. Sebalknya penddkan yang kurang akan menghambat perkembangan skap seseorang terhadap nla-nla yang baru dperkenalkan. 2.4 Teor Tentang Skap Selanjutnya, skap atau atttude (Inggrs) adalah cara bereaks seseorang terhadap perangsang. Cara bereaks dmaksud adalah cara seseorang member respon bla terkena suatu rangsangan, bak yang dtmbulkan oleh orang-orang d sektarnya, benda-benda ataupun stuas-stuas yang mengena drnya. Skap, sebaga hasl proses sosalsas sangat berpengaruh pada respon seeorang terhadap obyek-obyek, orang, stuas atau kelompok orang d sekellngnya (Safudn A, 2005). Skap merupakan reaks atau respon seseorang yang mash tertutup terhadap suatu stmulus atau obyek Selanjutnya, skap merupakan kesapan atau kesedaan untuk bertndak, dan bukan merupakan pelaksanan motf tertentu. Skap belum merupakan suatu tndakan atau aktftas, akan tetap adalah merupakan pre- Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
11 dsposs tndakan atau perlaku. Skap mash merupakan reaks tertutup, bukan merupakan reaks terbuka (Soekdjo, 2003). Skap adalah suatu bentuk evaluas/reaks terhadap suatu obyek, memhak / tdak memhak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeks), pemkran (kogns) dan predsposs tndakan (konas) seseorang terhadap suatu aspek d lngkungan sektarnya (Safudn, 2005). Dkatakan pula bahwa, skap, senantasa terarahkan terhadap sesuatu hal atau suatu objek tertentu, sehngga dapat dkatakan bahwa tdak ada skap tanpa objeknya. Skap tu dapat terarahkan pada benda-benda, orang-orang, juga terhadap perstwa-perstwa, atau kejadankejadan yang tengah atau telah berlangsung, yang merupakan reaks atau tanggapan terhadap keberadaan benda, orang, perstwa ataupun kejadan-kejadan tu (Natawdjaya,2008). Skap adalah kecendurungan memberkan reaks postf atau negatf terhadap suatu stmulan atau kelompok stmul. Dengan stlah lan, skap dapat dkatakan sebaga respons yang konssten terhadap suatu kategor stmul. Dar aspek pskologs, skap memlk struktur tertentu (Natawdjaya,2008). (Safudn A, 2005) menjelaskan bahwa struktur skap terdr dar tga komponen yang salng menunjang, yatu kogntf, afektf, dan konaktf. Komponen kogntf merupakan representas apa yang dpercaya oleh ndvdu yang berskap, komponen afektf merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosonal, dan komponen konaktf merupakan aspek kecenderungan berperlaku tertentu sesua dengan skap yang dmlk. Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
12 Skap merupakan salah satu faktor pentng dalam menganalsa tngkah laku sosal manusa bahwa dengan mengetahu skap seseorang maka dapat dramalkan kecenderungan perlakunya, pendran dan keyaknan seseorang terhadap suatu objek skap. Artnya pendran, keyaknan dan kecenderungan berperlaku seseorang merupakan bagan dar skap. Pendran dan keyaknan tu merupakan hasl dar pengetahuan yang dmlk seseorang melalu pengalamannya (Azwar S, 2005). Selanjutnya, (Natawdjaya,2008) mengemukakan bahwa skap adalah kesedaan mental ndvdu yang mempengaruh, mewarna bahkan menentukan kegatan ndvdu yang bersangkutan dalam memberkan respon terhadap objek atau stuas yang mempunya art bagnya. Salah satu aspek pentng dar skap adalah berhubungan dengan perasaan seseorang dan dlhat dar rasa suka atau tdak suka, senang atau tdak senang. Skap merupakan tngkatan perasaan postf dan negatf yang berkatan dengan suatu objek skap. D sampng menunjukkan rasa suka atau tdak suka, senang atau tdak senang, skap juga menunjukkan unsur evaluatf terhadap suatu objek skap. Skap adalah pernyataan evaluatuf bak yang menguntungkan atau yang tdak menguntungkan mengena suatu objek, orang atau perstwa, Skap umumnya akan mencermnkan bagamana seseorang merasakan sesuatu. Skap seseorang terhadap objek tertentu kadang-kadang dnyatakan dalam bentuk kegatan, perbuatan atau perkataan (Natawdjaya,2008). Skap seseorang terhadap suatu obyek dapatlah dukur menggunakan skala skap. pengukuran skap dapat dlhat dar beberapa karakterstk yang menjad Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
13 cr dasar skap. Dua cr dasar skap yatu arah skap dan derajat perasaan. Arah skap adalah efek yang membekas yang drasakan terhadap suatu objek skap. Cr n dapat bersfat postf atau negatf. Sedangkan derajat perasaan terkat erat kekuatan atau kedalaman perasaan seseorang terhadap suatu objek (Safudn A, 2005). Berdasarkan pengertan d atas jelas bahwa pengetahuan berkatan erat dengan kesadaran, ketertarkan, stmulus, dan respon terhadap sesuatu, yang akhrnya mengharuskan seseorang tersebut berskap. Sedangkan skap adalah kesedaan atau kecederungan mental seseorang terhadap sesuatu yang ada d sektarnya sehngga turut menentukan kegatannya dalam merespon sesuatu tersebut. Skap seseorang dapat dlhat dar beberapa karakterstk yang menjad cr dasar skap (Azwar S,2005). 2.5 Hubungan Pengetahuan dan Skap Ibu Haml pada Kejadan Anema Anema pada bu haml merupakan masalah kesehatan terkat dengan nsdennya yang tngg dan komplkas yang dapat tmbul, bak pada bu maupun pada jann. Pada bu haml dengan anema terjad gangguan penyaluran oksgen dan zat makanan dar bu ke plasenta dan jann, yang mempengaruh fungs plasenta. Fungs plasenta yang menurun dapat mengakbatkan gangguan tumbuh kembang jann,menngkatkan rsko berat badan lahr rendah (Pudastut R.D,2012). Berbaga upaya telah dlakukan untuk mencegah terjadnya anema pada bu haml, sepert perbakan asupan gz, program pemberan bes, dan pemberan preparat bes jauh sebelum merencanakan kehamlan. Akan tetap upaya-upaya tersebut belum memuaskan. Hal n berart bahwa selama beberapa warsa ke depan mash tetap akan berhadapan dengan anema pada bu haml. Untuk maksud n dperlukan pengetahuan dan skap bu haml terhadap kejadan anema pada masa kehamlan. Pengetahuan dmaksud dapat dmakna sebaga kesadaran bu haml tentang kejadan atau penyakt anema, merasa tertark untuk mengetahu akbat penyakt Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
14 anema, mencoba perlaku baru sesua dengan pengetahuan, kesadaran, dan skap untuk mencegah kejadan anema, serta mengevaluas drnya tentang pengetahuannya terhadap kejadan anema. Selanjutnya, berkatan skap terhadap kejadan anema dapat dmakna sebaga representas terhadap apa yang dpercaya mengena kejadan anema, perasaan dalam menghadap kejadan anema, serta kecenderungan bu haml berperlaku tertentu untuk mencegah dan mengobat penyakt anema (Azwar S, 2005). Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
15 2.6 Kerangka Teorts Anema Etolog Kurang gz (malnutrs) Kurang zat Bes Malabsorbs Kehlangan darah banyak Penyakt-penyakt kronk Pengetahuan Klasfkas Anema Anema Dfsens zat bes Anema Megaloblastk Anema Hpoplastk Anema Hemoltk Skap Skala Ukur (Parameter HB) Ibu Haml Gambar 2.1 Kerangka Teor 2.7 Kerangka Konsep adalah: Adapun kerangka konsep yang dapat dhubungakan dar peneltan n Varabel Independen Pengetahuan dan Skap Varabel Dependen Anema pada Ibu Haml Gambar 2.2 Kerangka Konsep Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
16 2.8 HIPOTESIS PENELITIAN (Notoadmodjo S, 2003) Berdasarkan uraan teor-teor d atas, maka dapat drumuskan hpotess peneltan, yatu: H0 : Tdak Terdapat hubungan yang sgnfkan antara pengetahuan dan skap dengan kejadan Anema pada bu haml d Kecamatan Tlango Kabupaten Gorontalo. H1 : Terdapat hubungan yang sgnfkan antara pengetahuan dan skap dengan kejadan Anema pada bu haml d Kecamatan Tlango Kabupaten Gorontalo. Create PDF wth GO2PDF for free, f you wsh to remove ths lne, clck here to buy Vrtual PDF Prnter
BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan merupakan faktor resiko gangguan pada fetal outcome dan memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema pada bu haml merupakan masalah kesehatan Anema pada kehamlan merupakan faktor resko gangguan pada fetal outcome dan memlk komplkas yang menngkatkan maternal dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Low Back Pan(LBP) merupakan salah satu gangguan muskuloskletal akbat kerja palng serng dtemukan.nyer juga bsa menjalar kedaerah lan sepert punggung bagan atas dan pangkal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada
3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciANALISIS REGRESI. Catatan Freddy
ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini
III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel
4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus
BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel
BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat
BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama
Lebih terperinci2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil
.1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tnjauan Pustaka.1. Kepemmpnan Membcarakan kepemmpnan memang menark dan dapat dmula dar sudut mana saja a akan teropong, dar waktu kewaktu kepemmpnan menjad perhatan manusa, karena adanya suatu keterbatasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,
BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu
Lebih terperinciε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu
Lebih terperinciKORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /
KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.
Lebih terperinciEksistensi Bifurkasi Mundur pada Model Penyebaran Penyakit Menular dengan Vaksinasi
1 Eksstens Bfurkas Mundur pada Model Penyebaran Penyakt Menular dengan Vaksnas Intan Putr Lestar, Drs. M. Setjo Wnarko, M.S Jurusan Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Insttut Teknolog
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:
Lebih terperinciPENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA
PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada
Lebih terperinciV ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI
Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan lmu pengetahuan dan teknolog dalam bdang ndustr d Indonesa berkembang dengan pesat, sehngga menghaslkan mesn dan alat-alat canggh yang berguna sebaga alat
Lebih terperinciBOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL
BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,
III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan
7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian
Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciPost test (Treatment) Y 1 X Y 2
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lapangan atau bisa disebut dengan kata field research yakni dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang dlakukan secara langsung d lapangan atau bsa dsebut dengan kata feld research yakn dengan melakukan peneltan dan pengamblan
Lebih terperinciPEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR
PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,
Lebih terperinciDidownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciBUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN
BUPAT PACTAN! PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERAN PENGURANGAN, KERNGANAN, DAN PEMBEBASAN RETRBUS PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menlmbang
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu
Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Susu kambng merupakan suatu produk yang memlk nla manfaat tngg bag kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu merupakan sumber gz yang palng lengkap sekalgus palng
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap
5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat
Lebih terperinciMENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak
JURAL MATEMATIKA DA KOMUTER Vol. 6. o., 86-96, Agustus 3, ISS : 4-858 MECERMATI BERBAGAI JEIS ERMASALAHA DALAM ROGRAM LIIER KABUR Mohammad Askn Jurusan Matematka FMIA UES Abstrak Konsep baru tentang hmpunan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK
BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity
37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel
Lebih terperinciBAB VB PERSEPTRON & CONTOH
BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur
Lebih terperinciTeori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang
Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran
III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu
4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pemodelan Persamaan Struktural Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equaton Modelng (SEM) merupakan analss multvarat yang dapat menganalss hubungan varabel secara
Lebih terperinci