JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) dipemodelan dan Simulasi Perencanaan Permintaan dan Pasokan Menggunakan Metode Sistem Dinamik Untuk Mengatasi Kelangkaan Pupuk Wilayah Jawa Timur (Studi Kasus : PT. XYZ) Riskha Dwi Anggraeni, Erma Suryani Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya erma@is.its.ac.id Abstrak Industri Pertanian merupakan salah satu sumber utama perekonomian Nasional. Pertanian memiliki beberapa faktor pendukung yang penting, salah satunya yaitu pupuk. Keterjaminan kualitas dan kuantitas pupuk mempengaruhi produktivitas pertanian. Kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk mengatasi kebutuhan pupuk selama ini berupa pemberian pupuk bersubsidi, perencanaan sistem distribusi pupuk perlini dan perencanaan jumlah alokasi kebutuhan pupuk per wilayah. Pada tahun 2009 pemerintah memberlakukan sistem rayonisasi dengan pola distribusi tertutup untuk menjamin ketersebaran pupuk nasional dengan meminimalkan terjadinya penimbunan pupuk pada lini 3(distributor). Kebijakan ini dirasa cukup bagus dan komprehensif namun pada kenyataannya kelangkaan dan kenaikan harga pupuk masih terjadi. Kasus kelangkaan pupuk bersubsidi merupakan fenomena yang terjadi secara berulang hampir setiap tahun. Fenomena ini ditandai dengan melonjaknya harga pupuk ditingkat petani jauh dari Harga Eceran Tertinggi yang ditetapkan pemerintah. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisa sistem distribusi pupuk sehingga menghasilkan keputusan yang ideal guna mengatasi kelangkaaan pupuk sehingga mampu menjaga stabilitas harga pupuk. Pendekatan supply chain diterapkan guna mengetahui peran antar pelaku dalam sistem. Objek permasalahan menggunakan waktu sebagai variable independent (bebas/berpengaruh) sehingga memungkinkan model untuk menyesuaikan kondisi dalam jangka waktu pendek maupun panjang. Tugas akhir ini diharapkan mampu memberikan alternative penyelesaian permasalahan kelangkaan pupuk di Jawa Timur. Kata Kunci Sistem Dinamik, Supply Chain, Distribusi, Pupuk, HET I I. PENDAHULUAN ndustri pupuk merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam persediaan produksi pertanian. Kebutuhan pupuk Nasional yang semakin meningkat sementara pasokan yang terbatas menyebabkan kelangkaan pupuk dan mempengaruhi stabilitas harga eceran tertinggi pupuk. Pada tahun 2009 pemerintah menetapkan sistem rayonisasi dengan sistem distribusi tertutup. Pada sistem distribusi tertutup setiap daerah distribusi hanya dapat melakukan pemasaran ke daerah-daerah pemasaran yang ditunjuk. Penyaluran dan rayonisasi pemasaran pupuk telah ditentukan oleh Departemen Perdagangan dengan tujuan menjaga kepastian harga, kebutuhan, serta wilayah pemasaran pupuk bersubsidi. Kenyataannya dengan sistem rayonisasi yang diterapkan justru menimbulkan jalur birokrasi yang rumit sehingga apabila terdapat daerah yang mengalami kekurangan pasokan tidak dapat langsung ditangani oleh produsen lain. Kebijakan sistem distribusi tertutup ini dirasa belum mampu mengatasi kelangkaan pupuk ditingkat petani. Salah satu factor penyebabnya adalah sistem penerimaan di lini 4 yang belum optimal (Deptan, 2010) Tabel 1 Luas lahan pertanian Provinsi Jawa Barat Jawa Timur Kal. Barat Kal. Tengah Sumsel Melalui data tersebut terlihat bahwa Jawa Timur merupakan salah satu wilayah dengan kebutuhan pupuk tinggi. Pada umumnya pertanian Jawa Timur bersifat musiman dan tahunan. Beberapa daerah yang menerapkan 2 jenis pertanian ini akan memiliki kebutuhan pupuk yang lebih tinggi dibanding dengan daerah yang menerapkan pertanian hanya satu musim saja. Konsumsi pupuk diwilayah Jawa Timur yang tinggi menimbulkan seringnya terjadi kelangkaan pupuk. Sistem dinamik merupakan metode pendekatan yang dirasakan tepat untuk mengkaji permasalahan ini. Objek permasalahan menggunakan waktu sebagai variable independent (bebas/berpengaruh) sehingga memungkinkan model untuk menyesuaikan kondisi dalam jangka waktu pendek maupun panjang. Tujuan simulasi yaitu menganalisis dan mensimulasikan sistem distribusi pupuk guna menjamin ketersediaan dan kestabilan harga pupuk ditingkat petani, A. Sistem Dinamik II. KAJIAN PUSTAKA Simulasi sistem dinamik merupakan simulasi kontinyu yang dikembangkan oleh Jay Forrester (MIT) tahun an, berfokus pada struktur dan perilaku sistem yg terdiri dari interaksi antar variabel dan loop feedback. Hubungan dan interaksi antar variabel dinyatakan dalam diagram kausatik. Karakteristik model sistem dinamik antara lain adalah: Dinamika sistem yang kompleks Perubahan perilaku sistem terhadap waktu Adanya sistem umpan balik tertutup Adanya umpan balik ini menggambarkan informasi baru tentang keadaan sistem, yang kemudian akan menghasilkan keputusan selanjutnya. Berbeda dengan sistem konvensional, sistem dinamik memiliki kontribusi dalam simulasi. Beberapa keuntungan dalam menggunakan sistem dinamik adalah:

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Tersedianya kerangka kerja bagi aspek kausalitas, nonlinearitas, dinamika dan perilaku endogen dari sistem Menciptakan pengalaman eksperimental bagi para pengambil kebijakan berdasarkan perilaku faktor faktor pendukung sistem Adanya kemudahan untuk mengatur skenario simulasi sesuai dengan yang dikehendaki Tersedianya sumber informasi dari yang sifatnya mental, tertulis, maupun numerik sehingga model yang dihasilkan lebih berisi dan representatif. Menghasilkan struktur model dari input-input manajerial dan mensimulasikannya lewat prosedur komputasi yang kuantitatif. a. Data Masukan III. METODE Data yang digunakan dalam permasalahan ini adalah data-data yang didapatkan berdasarkan hasil survey dan wawancara yang dilakukan pada Kantor pemasaran PT. XYZ yang berlokasi di Surabaya Jawa Timur, Berikut informasi yang didapatkan dari annual report perusahaan : Permintaan Pupuk Regional Supply Pupuk Regional Jatim Penjualan Pupuk Produksi Pupuk Inventory Gudang Jatim Harga Eceran Tertinggi Dari data-data tersebut nantinya akan diproses menjadi suatu model dan skenario dengan menggunakan bantuan Vensim sebagai aplikasi simulasi. b. Pembuatan Konseptual Model Langkah awal dari tahapan adalah menentukan model konseptual untuk mengetahui pola perilaku dan hubungan antar variabel yang ada pada simulasi guna menentukan kesesuaian model dengan perilaku di kehidupan. Model konseptual tersebut digambarkan dalam sebuah Causal Loop Diagram (CLD). Causal Loop dibuat untuk menggambarkan interaksi atau hubungan sebab-akibat dari variabel-variabel utama yang akan dibuat dalam model. Hubungan sebabakibat dalam model dapat bersifat positif dan negatif. c. Pembuatan Base Model Basemodel merupakan model dasar yang nantinya akan dikembangkan untuk dianalisis. Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi variabel-variabel terkait yang mempengaruhi sistem utama. Pada tugas akhir ini ini kebutuhan (demand) dan pasokan (supply) pupuk Jawa Timur yang menjadi tumpuan utama yang mempengaruhi variabel Level of service pemenuhan pupuk diwilayah Jawa Timur. Produksi perusahaan dipengaruhi oleh besarnya kebutuhan pupuk Nasional. Produksi perusahaan tiap tahunnya mengalami kenaikan dan penurunan bergantung pada kapasitas mesin produksi. Hal ini akan mempengaruhi kapasitas persediaan tiap gudang dan pemasokan kebutuhan pupuk daerah. Excess capacity merupakan tambahan kapasitas produksi jika pada titik tertentu perusahaan terindikasi akan mengalami kekurangan jumlah produksi akibat dari tingginya kebutuhan pupuk nasional. Total kapasitas merupakan batas maksimal dari kapasitas gudang Jawa Timur. Semakin tinggi total kapasitas maka semakin besar pula inventory yang tersedia. Selain itu juga dapat dilihat tingkat pencapaian permintaan pupuk (level of service) perusahaan untuk jumlah produksi dan pasokan terhadap kebutuhan pupuk tahunan, semakin rendah nilai level of service menunjukkan semakin rendah pula tingkat pemenuhan perusahaan. d. Verifikasi dan Validasi Verifikasi merupakan penerjemahan model simulasi konseptual (diagram alur dan asumsi) ke dalam bahasa pemrograman secara benar. Sementara Validasi bertujuan melakukan pengecekan apakah model konseptual simulasi adalah representasi akurat dari sistem nyata yang sedang dimodelkan (Law & Kelton, 1991). Pada tugas akhir ini, cara yang akan digunakan untuk melakukan validasi adalah melalui behaviour validity test, yaitu fungsi yang digunakan untuk memeriksa apakah model yang dibangun mampu menghasilkan tingkah laku (behaviour) output yang diterima. Terdapat dua cara pengujian dalam validasi behavior adalah sebagai berikut: 1. Perbandingan Rata Rata (Mean Comparison) Prasyarat : S Nilai rata-rata hasil simulasi Nilai rata-rata data A Model valid apabila nilai E1 5% 2. Perbandingan Variasi Amplitudo (% Error Variance) Ss Sa E2 Sa Prasyarat : Ss = Standard deviasi model Sa = Standard deviasi data Model valid bila E2 30% Berikut hasil penghitungan mean variance (E1) dan Error Variance (E2) pada data hasil simulasi: 1. Demand Regional Jawa Timur 2. Produksi PT. XYZ E1 3. Inventory Gudang Jawa Timur S A A

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Supply Jawa Timur akan di analisis untuk mengamati kondisi yang mungkin terjadi. a. Skenario struktur tanpa penambahan kapasitas Berdasarkan hasil simulasi dari skenario struktur tanpa penambahan kapasitas, dilakukan beberapa perbandingan untuk melihat kondisi pupuk Jawa Timur jika tidak dilakukan penambahan kapasitas. 5. Sales PT. XYZ 6. HET (Harga Eceran Tertinggi) e. Pembuatan Skenario Setelah basemodel selanjutnya adalah pembuatan skenario simulasi. Jenis skenaro yang dibuat terbagi menjadi 2 yaitu skenario struktur (structure scenario) dan skenario parameter (parameter scenario). Model Valid Scenario Model Gambar 2 Hasil skenario struktur tanpa penambahan kapasitas Grafik pada gambar 2 menjelaskan bahwa demand regional dari tahun berkisar antara sampai , namun order yang terjadi diperkirakan antara sampai Dari angka tersebut dapat dilihat bahwa order yang terjadi dibawah angka permintaan pupuk yang ditetapkan pemerintah. Perusahaan selalu berusaha mampu memenuhi order pupuk ditingkat petani. Pada tahun perusahaan mampu mencukupi order petani dengan sangat baik, namun diperkiraan mulai tahun 2013 perusahaan tidak dapat mencukupi order pupuk dilihat dari garis hijau (supply) yang jauh dibawah garis merah (expected order). Skenario Struktur Skenario Parameter Tanpa Penambahan Kapasitas Dengan Penambahan Kapasitas Optimistic Pessimistic Most Likely Gambar 1 Bagan Skenario Skenario struktur digunakan untuk mengetahui kapan kapasitas membutuhkan penambahan kapasitas, sedangkan skenario parameter digunakan untuk mengetahui kemampuan dari kapasitas baru dalam menghadapi berbagai kondisi. Skenario parameter dilakukan dengan mengubah parameter growth yang merupakan nilai pertumbuhan perkiraan permintaan yang secara langsung berpengaruh pada besarnya inventory gudang Jawa Timur. Perkiraan pertumbuhan permintaan pupuk masing-masing 0.06 untuk skenario optimis, 0.02 untuk skenario pessimistic dan 0.04 untuk skenario mostlikely. Nilai tersebut ditetapkan berdasarkan target yang ditetapkan perusahaan. 4.1 Skenario Struktur IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Skenario struktur terdiri dari skenario struktur tanpa penambahan kapasitas dan skenario struktur dengan penambahan kapasitas. Masing-masing hasil dari skenario Gambar 3 Level of service skenario struktur Dari tabel 5.1 dapat dillhat bahwa tahun harga eceran pupuk terus mengalami kenaikan berkisar antar Rp ,00 sampai Rp.2.600,00. Berdasarkan ketetapan pemerintah tahun 2011 bahwa harga eceran pupuk tahun 2012 sebesar Namun seiring rendahnya level of service di wilayah Jawa Timur diprediksi harga eceran pupuk ditingkat petani akan terus mengalami kenaikan. b. Skenario struktur dengan penambahan kapasitas Berdasarkan hasil simulasi dari skenario struktur dengan penambahan kapasitas, dilakukan beberapa perbandingan untuk melihat kondisi pupuk Jawa Timur setelah diterapkannya penambahan gudang baru.

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Gambar 4 Hasil skenario struktur dengan penambahan kapasitas Grafik pada gambar 4 menjelaskan bahwa kekurangan kapasitas terjadi mulai tahun dimana garis merah yang merupakan kapasitas persediaan dibawah dari garis biru yaitu permintaan pupuk. Pertumbuhan ini membentuk garis yang selalu meningkat seiring dengan tingginya permintaan pupuk diwilayah Jawa Timur. Sedangkan hasil dimana perusahaan menerapkan penambahan kapasitas diketahui dengan membandingkan jumlah inventory baru (excess capacity) dengan inventory lama dapat dilihat mulai tahun Garis hijau dimana inventory baru telah jauh bertambah dari kondisi garis merah (inventory lama) sehingga mampu mencukupi kebutuhan pupuk (garis biru). besarnya pasokan maka akan berpotensi terjadi kelangkaan pupuk. Distribusi pupuk pada wilayah Jawa Timur dapat dilihat pada tabel 5. Wilayah II dengan daerah pemasaran Madiun, Madiun Kota, Magetan, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Ponorogo dan wilayah IV daerah pemasaran Jombang, Kediri, Kediri Kota, Mojokerto, Mojokerto Kota, Tulungagung, Trenggalek merupakan wilayah dengan distribusi pupuk paling tinggi, sedang wilayah V daerah pemasaran Batu Kota, Blitar, Blitar Kota, Malang, Malang Kota, Pasuruan, Pasuruan Kota merupakan wilayah dengan distribusi pupuk rendah. Wilayah II dan wilayah IV merupakan daerah yang memiliki lahan tanam subur dengan konsumsi pupuk tinggi dengan 2 musim tanam, musim tanam padi dan musim tanam kacang-kacangan. Ekspansi kapasitas gudang dapat difokuskan di wilayah II dan wilayah IV dengan peningkatan waktu operasi pengiriman. Penambahan kapasitas akan terganjal dengan maksimum kapasitas gudang. Dalam kondisi normal maka perusahaan hanya memasok 1bulan sekali, namun jika terjadi permintaan yang melebihi batas persediaan maka perusahaan dapat melakukan pasokan ke gudang lebih dari 1x dalam sebulan. 4.2 Skenario Parameter Simulasi skenario parameter dilakukan untuk mengetahui kesiapan perusahaan dalam menghadapi predikasi jumlah pertumbuhan yang telah ditargetkan oleh pihak managemen apabila melakukan penambahan kapasitas berupa gudang baru di beberapa wilayah. a. Skenario Optimis Skenario optimis yaitu kondisi predisksi optimis terhadap nilai permintaan pupuk dimasa mendatang. Hasil run simulasi menunjukkan menunjukkan bahwa untuk 7 tahun ke depan atau sampai 2020 kapasitas persediaan gudang baru mampu menjangkau besarnya permintaan pupuk wilayah Jawa Timur. Gambar 5 Excess capacity skenario struktur Dengan additional capacity sebesar ton excess warehouse capacity ton pada tahun kemudian mengalami penurunan dan belum masih dapat mencukupi permintaan pupuk Jawa Timur sampai akhir Distribusi pupuk pada wilayah Jawa Timur dapat dilihat pada tabel 2. Setiap wilayah memiliki tingkat kebutuhan pupuk yang berbeda. Tahun Tabel 2 Distribusi Jawa Timur Distribusi Wil I Wil II Wil III Wil IV Wil V Kelangkaan pupuk berkaitan dengan demand dan volume pasokan pupuk di Lini III. Ketika demand tidak diimbangi Gambar 6 Hasil skenario optimis Grafik excess warehouse capacity skenario optimis pada gambar 5.18 menunjukkan, penambahan kapasitas yang dilakukan mulai tahun 2013 akan bersisa sebesar 45000ton sampai 60000ton dan stabil sampai tahun Diperkirakan kapasitas yang ditambahkan belum habis dalam waktu dekat akan cukup sampai diatas tahun b. Skenario Pesimis Skenario pesimis menunjukkan kondisi pesimis permintaan pupuk terhadap pemenuhan kebutuhan pupuk Jawa Timur. Pertumbuhan kebutuhan pupuk diatur sebesar 2% sedikit dibawah nilai pertumbuhan normal.

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) kondisi pesimis dimana angka pertumbuhan diatur sebesar 2% maka yang terjadi level of service perusahaan mampu mencapai angka 100 pada tahun 2013 sampai 2016 selanjutnya menurun pada tahun Pada kondisi most likely telah dijelaskan pada grafik pada gambar 9 dimana supply seimbang dengan kebutuhan yang ada, kondisi ini merupakan kondisi ideal dimana perusahaan tidak mengalami kelebihan kapasitas maupun kekurangan kapasitas. Pada skenario most likely level of service perusahaan stabil bernilai 100 terhitung mulai tahun 2013 sampai 2018 dan menuruh di tahun 2019 dan Gambar 7 Hasil skenario pesimis Grafik pada skenario pesimis menunjukkan excess warehouse capacity pada gambar 7 atau penambahan kapasitas hanya mampu mencukupi permintaan pupuk Jawa Timur 3 tahun yaitu mulai tahun 2013 sampai Seiring dengan tingginya permintaan pupuk maka kapasitas tambahan akan habis pada tahun Jika kondisi ini terus berlangsung sampai 2020 maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kelangkaan pupuk ditingkat petani. c. Skenario Most Likely Pertumbuhan kebutuhan pada skenario most likely yang diatur sebesar 4% merupakan kondisi dimana kebutuhan pupuk berada diatara nilai optimis dan pesimis. Pada dasarnya hasil skenario most likely mendekati skenario struktur dengan penambahan kapasitas. Gambar 9 Level of service skenario parameter Bagan pada gambar 5.24 menyediakan ringkasan informasi mengenai prosentase kenaikan inventory setelah dilakukan penambahan kapasitas dan kemampuan supply untuk mencukupi permintaan pupuk jawa timur sampai tahun Pada skenario struktur sebelum dilakukan penambahan kapasitas demand lebih tinggi dari supply, setelah dilakukan penambahan kapasitas inventory naik 22% dan mampu mencukupi sampai Skenario parameter menunjukan pada kondisi optimis inventory naik 25% dan supply perusahaan mampu mencukupi permintaan pupuk sampai 2020, kondisi pesimis inventory naik 11% hanya mampu mencukupi permintaan 3 tahun awal yaitu , dan kondisi most likely inventory naik 17% dan supply perusahaan mampu mencukupi sampai Gambar 8 Hasil skenario most likely Struktur Tanpa penambahan kapasitas Inventory tetap, supply < demand Grafik angka penambahan kapasitas pada skenraio most likely menunjukan additional capacity mampu mencukupi kebutuhan pupuk Jawa Timur mulai tahun 2013 sampai Excess capacity pada tahun 2013 sebesar 50000ton dan akan habis pada tahun 2018, mengalami minus pada tahun 2019 dan Sehingga perlu direncanakan lagi pembangunan gudang baru untuk mengatasi permintaan pupuk beberapa tahun kedepan. Skenaro Parameter Dengan Penambahan Kapasitas Optimis Pesimis Inventory naik 22%, supply mampu mencukupi 2018 Inventory naik 25%, supply mampu mencukupi 2020 Inventory naik 11%, supply mampu mencukupi 2015 Dari simulasi yang telah dilakukan, dapat dilakukan pembandingan terhadap level of service masing-masing skenario parameter mengenai kapan tercapai batas kebutuhan penambahan kapasitas dan melihat pemenuhan kebutuhan dari masing-masing kondisi yang diprediksi. Grafik level of service menunjukkan tingkat pemenuhan dari masing-masing kondisi yang diprediksi. Dari grafik pada gambar 9 tersebut dapat dilihat bahwa pada kondisi optimis level of service tahun 2013 selalu berada diatas angka 100, dimana menunjukan level yang tinggi. Pada Most Likely Gambar 10 Bagan Run Out Inventory naik 17%, supply mampu mencukupi 2018 Dari keseluruhan hasil analisis diberikan beberapa usulan kebijakan bagi perusahaan dalam mengatasi permasalahan distribusi pupuk Jawa Timur. Beberapa usulan kebijakan tersebut antara lain:

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Meningkatkan level of service perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan pupuk Jawa Timur untuk menjaga stabilitas harga eceran tertinggi ditingkat petani. Hal ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan supply pada lini III (distributor) dan lini IV (kelompok tani). 2. Penambahan gudang baru didaerah-daerah yang memiliki tingkat kebutuhan tinggi. Penambahan gudang baru dapat dipertimbangkan dari tingginya permintaan pupuk perwilayah. Dari distribusi pupuk Jawa Timur dilihat bahwa wilayah II dan wilayah IV merupakan wilayah dengan permintaan pupuk tertinggi dibanding yang lainnya. Penambahan gudang baru dapat dibangun di wilayah II dan wilayah IV. 3. Kajian ulang tentang sistem rayonisasi distribusi pupuk wilayah Jawa Timur. Sistem rayonisasi berpotensi terjadinya kelangkaan pupuk ditingkat petani. Seringkali demand suatu wilayah tinggi dan tidak dapat dicukupi oleh inventory gudang penyangga, namun juga tidak dapat disupply oleh gudang lainnya. Wilayah yang memiliki demand tinggi dialokasikan dengan inventory yang tinggi pula sehingga tidak terjadi kelangkaan pupuk maupun penimbunan stok pupuk. V. KESIMPULAN Adapun beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini sebagai berikut : 1. Model yang dikembangkan dalam tugas akhir ini telah valid melalui pengujian behaviour validity test dengan mean variance lebih rendah dari 5% dan error variance lebih rendah dari 30% untuk sub-model demand regional, produksi, inventory, supply, sales, dan HET. Model dapat digunakan sebagai acuan simulasi untuk membantu perusahaan memprediksi upaya peningkatan pemenuhan permintaan dengan menambahkan kapasitas produksi, kapasitas persediaan dan jumlah pasokan berdasarkan pertumbuhan permintaan pupuk Jawa Timur. 2. Kapasitas total persediaan gudang wilayah jawa timur saat ini sebesar ton diprediksi tidak akan mampu mencukupi permintaan pupuk 5-8 tahun kedepan. Melalui rencana ekspansi kapasitas dengan additional capacity tahun 2013 sebesar ton pada kondisi optimis inventory pupuk perusahaan naik sebesar 25% mampu mencukupi permintaan sampai tahun 2020, sedang pada kondisi pesimis inventory naik sebesar 11% mampu mencukupi permintaan sampai tahun 2015 dan pada kondisi most likely naik sebesar 17% akan mampu mencukupi permintaan pupuk sampai Dengan pengalokasian pasokan pupuk perusahaan sebesar 90% dari kapasitas persediaan maka pada kondisi optimis (pertumbuhan permintaan naik 6%) perusahaan mampu memasok keseluruhan pemintaan pupuk sampai tahun 2020, sedang pada kondisi pesimis (pertumbuhan naik 2%) perusahaan hanya mampu memasok pada , sedang pada kondisi mostlikely perusahaan mampu memasok sampai tahun Penambahan kapasitas persediaan sebesar ton sebaiknya ditambahkan pada gudang penyangga di wilayah II dan wilayah IV yang merupakan wilayah dengan konsumsi dan tingkat kebutuhan pupuk yang tertinggi di Jawa Timur. 5. Level of service sebagai indikator yang mempengaruhi harga eceran tertinggi pupuk. Semakin rendah level of service perusahaan maka harga eceran tertinggi pupuk bernilai tinggi, begitu pula semakin tinggi level of service perusahaan maka harga eceran tertinggi pupuk akan stabil. 6. Berdasarkan perbandingan antara skenario struktur dan parameter pada tabel 5.5 dapat diperkirakan waktu dimana perusahaan perlu merencanakan penambahan kapasitas ulang karena additional capacity telah habis. a. Skenario optimis (6%) menunjukkan additional capacity sebesar ton tidak akan habis sampai tahun 2020 dengan excess capacity* 50000ton. b. Skenario pesimis (2%) kemungkinan additional capacity akan habis pada tahun 2015 dengan tidak ada excess capacity untuk tahun c. Skenario most likely (4%) kemungkinan additional capacity akan habis pada tahun 2018 tidak ada excess capacity untuk tahun DAFTAR PUSTAKA [1] Basyaib, F Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta: Grasindo. [2] Law & Kelton Pengertian Simulasi. Simulation Modeling and Analysis [3] Peraturan Menteri Perdagangan PERMENDAG No. 07/M- DAG/PER/2/2009 [4] Peraturan Menteri Pertanian PERMENTAN No. 42/ Permentan/OT.140/09/2008 [5] Pupuk Kaltim Pemain Utama di Asia Pasifik. [Online]. _id=805. Diakses: 5 September [6] Pupuk Kaltim Pemasaran Urea. [Online]. Diakses: 5 Sepetember [7] Suryani, E., Chou, S.-Y., & Chen, C.-H Demand scenario analysis and planned capacity expansion: A system. Simulation Modelling Practice and Theory, [8] Suryani, E., Chou, S.-Y., & Chen, C.-H Dynamic simulation model of air cargo demand forecast and terminal capacity planning. Simulation Modelling Practice and Theory, [9] Raymond McLeod, J., & Schell, G. P Management Information System. Pearson/Prentice Hall.

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROVINSI JAWA TIMUR Abstrak Umi Salama 1, Erma Suryani 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1 Model Simulasi Sistem Dinamik Dalam Perencanaan Kapasitas Supply Gas Di Sektor Industri dan Rumah Tangga Untuk Memenuhi Pasokan Gas di Masa Mendatang (Studi

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS SUPPLY

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS SUPPLY MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS SUPPLY GAS DI SEKTOR INDUSTRI DAN RUMAH TANGGA UNTUK MEMENUHI PASOKAN GAS DI MASA MENDATANG (STUDI KASUS: JAWA TIMUR) IDENTITAS PENULIS NAMA :

Lebih terperinci

Pengembangan Model Sistem Dinamik untuk Analisis Ketersediaan Beras (Studi Kasus : Divre Jawa Timur)

Pengembangan Model Sistem Dinamik untuk Analisis Ketersediaan Beras (Studi Kasus : Divre Jawa Timur) 1 Pengembangan Model Sistem Dinamik untuk Analisis Ketersediaan Beras (Studi Kasus : Divre Jawa Timur) Diajeng Permata I.J 1, Erma Suryani Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi Institut

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 15 1 Implementasi Sistem Dinamik Untuk Analisis Ketersediaan Pangan (UmbiUmbian) Sebagai Pengganti Konsumsi Beras Untuk Mencukupi Kebutuhan Pangan (Studi Kasus

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: A-294

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: A-294 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-294 Analisa Harga dan Pemasaran untuk Meningkatkan abilitas UKM Kerajinan Kulit dengan Sistem Dinamik (Studi Kasus: Dwi Jaya Abadi Tanggulangin

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Agung Brastama Putra 1) Budi Nugroho 2) E-mail : 1) agungbp.si@upnjatim.ac.id, 2) budinug@gmail.com 1 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN. A. Pemodelan dan Simulasi

II. METODE PENELITIAN. A. Pemodelan dan Simulasi 1 MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK MELIHAT PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KETERSEDIAAN BERAS DAN UBI KAYU (STUDI KASUS KABUPATEN MALANG) Nurina Setyaning Putri, dan Erma Suryani Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI KAPAL DRY-BULK CARRIER PT. X DENGAN METODOLOGI SISTEM DINAMIK

ANALISIS KOMPOSISI KAPAL DRY-BULK CARRIER PT. X DENGAN METODOLOGI SISTEM DINAMIK Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 2 ANALISIS KOMPOSISI KAPAL DRY-BULK CARRIER PT. X DENGAN METODOLOGI SISTEM DINAMIK Dian Pratiwi Sahar ), Ahmad Rusdiansyah 2), dan Nurhadi Siswanto 3) ) Program

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS (STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR)

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS (STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR) PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS (STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR) Diajeng Permata Inggar Jati (5209100111) Pembimbing : Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Rasio Konsumsi Normatif Rasio konsumsi normatif adalah perbandingan antara total konsumsi dan produksi yang menunjukkan tingkat ketersediaan pangan di suatu wilayah. Rasio konsumsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang penting bagi petani. Keberadaan pupuk secara tepat baik jumlah, jenis, mutu, harga, tempat, dan waktu akan menentukan kualitas

Lebih terperinci

Analisis Kebijakan Persediaan Beras Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik

Analisis Kebijakan Persediaan Beras Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 2017 ISSN: 25796429 Surakarta, 89 Mei 2017 Analisis Kebijakan Persediaan Beras Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik Wiwik Budiawan *1), Ary Arvianto

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI SALURAN DISTRIBUSI BUSANA MUSLIM DENGAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK GUNA MENINGKATKAN PROFIT (STUDI KASUS: PERUSAHAAN HABIBAH BUSANA)

ANALISIS SIMULASI SALURAN DISTRIBUSI BUSANA MUSLIM DENGAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK GUNA MENINGKATKAN PROFIT (STUDI KASUS: PERUSAHAAN HABIBAH BUSANA) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 ANALISIS SIMULASI SALURAN DISTRIBUSI BUSANA MUSLIM DENGAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK GUNA MENINGKATKAN PROFIT (STUDI KASUS:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tercapai seefektif dan seefisien mungkin. salah satunya memproduksi pupuk urea. Produk ini di distribusikan ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tercapai seefektif dan seefisien mungkin. salah satunya memproduksi pupuk urea. Produk ini di distribusikan ke berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan monitoring adalah kegiatan untuk mengetahui kecocokan dan ketepatan kegiatan yang dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun. Monitoring digunakan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1 Abstrak Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat mengakibatkan semakin tingginya kompetisi dalam dunia usaha. Merupakan tantangan bagi sebuah perusahaan

Lebih terperinci

Simulasi dan Pemodelan Sistem Persediaan Pada Perusahaan Retail Dengan Metode Sistem Dinamik (Studi Kasus : Distribution Center Hypermart Surabaya)

Simulasi dan Pemodelan Sistem Persediaan Pada Perusahaan Retail Dengan Metode Sistem Dinamik (Studi Kasus : Distribution Center Hypermart Surabaya) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1 Simulasi dan Pemodelan Sistem Persediaan Pada Perusahaan Retail Dengan Metode Sistem Dinamik (Studi Kasus : Distribution Center Hypermart Surabaya) Shinta Octaviani,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. salah satu negara berkembang yang mayoritas. penduduknya memiliki sumber mata pencaharian dari sektor pertanian.

PENDAHULUAN. salah satu negara berkembang yang mayoritas. penduduknya memiliki sumber mata pencaharian dari sektor pertanian. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mayoritas penduduknya memiliki sumber mata pencaharian dari sektor pertanian. Hingga saat ini dan beberapa tahun mendatang,

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Persebaran & Persediaan Pupuk Dengan Studi Kasus Wilayah Rayonisasi Jatim I

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Persebaran & Persediaan Pupuk Dengan Studi Kasus Wilayah Rayonisasi Jatim I Sistem Informasi Geografis Pemetaan Persebaran & Persediaan Pupuk Dengan Studi Kasus Wilayah Rayonisasi Jatim I www.themegallery.com LOGO Sistem Informasi Geografis Pemetaan Persebaran & Persediaan Pupuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISA PROGRAM PELATIHAN DITINJAU DARI KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN ABC

PENERAPAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISA PROGRAM PELATIHAN DITINJAU DARI KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN ABC PENERAPAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISA PROGRAM PELATIHAN DITINJAU DARI KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN ABC Abdurrahman Wahid 5208 100 068 Dosen Pembimbing Erma Suryani,ST,MT,Ph.D Rumusan Masalah

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 20 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan agroindustri udang merupakan hal yang sangat penting dalam siklus rantai komoditas udang. Pentingnya keberadaan agroindustri udang

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) TM. 091486 - Manufaktur TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) Cipto Adi Pringgodigdo 2104.100.026 Dosen

Lebih terperinci

P E N U T U P P E N U T U P

P E N U T U P P E N U T U P P E N U T U P 160 Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura P E N U T U P 4.1. Kesimpulan Dasar pengembangan kawasan di Jawa Timur adalah besarnya potensi sumberdaya alam dan potensi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1 Analisis Faktor Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Pelayanan Rumah Sakit untuk Keberlanjutan Kesehatan Menggunakan Sistem Dinamik (Studi Kasus : RSUD Sidoarjo)

Lebih terperinci

Model Sistem Dinamik Untuk Pengembangan Smart Economy (Studi Kasus: Kota Surabaya)

Model Sistem Dinamik Untuk Pengembangan Smart Economy (Studi Kasus: Kota Surabaya) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-279 Model Sistem Dinamik Untuk Pengembangan Smart Economy (Studi Kasus: Kota Surabaya) Andre Firmansyah dan Erma Suryani Departemen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK PRODUKSI BERAS UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK

PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK PRODUKSI BERAS UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK PRODUKSI BERAS UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK Isnaini Muhandhis 1) dan Erma Suryani 2) 1) dan 2) Jurusan Sistem Informasi, Fak. Teknologi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisa Harga dan Pemasaran untuk Meningkatkan abilitas UKM Kerajinan Kulit dengan Sistem Dinamik (Studi Kasus: Dwi Jaya Abadi Tanggulangin Sidoarjo Kurnia

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Manajemen Distribusi Logistik Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi pada PT Sunan Inti Perkasa

Pengembangan Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Manajemen Distribusi Logistik Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi pada PT Sunan Inti Perkasa Pengembangan Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Manajemen Distribusi Logistik Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi pada PT Sunan Inti Perkasa Titus Kristanto 1, Eka Cahya Muliawati 2, Rachman Arief

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berpengaruh dalam meningkatkan pelayanan konsumen adalah. meningkatkan daya saing perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang berpengaruh dalam meningkatkan pelayanan konsumen adalah. meningkatkan daya saing perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia bisnis sangat pesat, hal ini di tandai dengan adanya tingkat persaingan yang semakin meningkat. Mengingat hal ini, maka pelaku bisnis

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) 1 Manajemen Aset Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Untuk Meningkatkan Keandalan Jaringan Distribusi Menggunakan Sistem Dinamik

Lebih terperinci

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA)

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271) 1 STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA) Wenny Ananda Larasati,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (213) 1-7 1 ANALISIS FAKTOR PRODUKTIVITAS GULA NASIONAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK DAN PERMINTAAN GULA IMPOR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK Lilis

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK Arya Nurakumala 1) Program Studi Magister Manajemen Konstruksi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI SUBSIDI PUPUK DALAM RANGKA MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN YANG BERKESINAMBUNGAN DALAM APBN TAHUN 2013 Salah satu dari 11 isu strategis nasional yang akan dihadapi pada tahun 2013, sebagaimana yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam dunia perindustrian tidak akan luput dari adanya persaingan antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Dimana berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, serta merupakan komoditas ekonomi yang mempunyai nilai

Lebih terperinci

Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara berdasarkan Pengendalian Ruang Kargo dan Overbooking Limit

Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara berdasarkan Pengendalian Ruang Kargo dan Overbooking Limit JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-5 1 Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara berdasarkan Pengendalian Ruang Kargo dan Overbooking Limit Arfini Alivia Dewanty dan Ahmad

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diambil dari keseluruhan proses penelitian yang telah dilakukan untuk menjawab topik permasalahan yang diangkat. 6.1 Kesimpulan Adapun

Lebih terperinci

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-11 Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL I. PENDAHULUAN

ANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL I. PENDAHULUAN ANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cukup luas sangat menunjang untuk kegiatan pertanian. Sebagai negara agraris yang

I. PENDAHULUAN. cukup luas sangat menunjang untuk kegiatan pertanian. Sebagai negara agraris yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Selain kondisi geografis tersebut luas lahan yang cukup luas sangat menunjang

Lebih terperinci

Pemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut)

Pemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-234 Pemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut)

Lebih terperinci

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur TOTAL SKOR INPUT 14.802 8.3268.059 7.0847.0216.8916.755 6.5516.258 5.9535.7085.572 5.4675.3035.2425.2185.1375.080 4.7284.4974.3274.318 4.228 3.7823.6313.5613.5553.4883.4733.3813.3733.367

Lebih terperinci

Simulasi Dan Analisis Kebijakan

Simulasi Dan Analisis Kebijakan Bab VI. Simulasi Dan Analisis Kebijakan Dalam bab ini akan dipaparkan skenario-skenario serta analisis terhadap perilaku model dalam skenario-skenario. Model yang disimulasi dengan skenario-skenario terpilih

Lebih terperinci

7. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini hasil kesimpulan yang didapatkan dari seluruh proses pengerjaaan Tugas Akhir beserta saran untuk proses pengembangannya. 7.1. Kesimpulan Adapun beberapa hal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pelayanan prima, Kepuasan pelanggan, Maturity level, COBIT 4.1, Sistem Dinamik

ABSTRAK. Kata Kunci : Pelayanan prima, Kepuasan pelanggan, Maturity level, COBIT 4.1, Sistem Dinamik PENDEKATAN SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISA PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN MELALUI PENYELARASAN TUJUAN TI DAN TUJUAN BISNIS Aan Anto S. 1), Erma Suryani. 2) Program Magister, Bidang Keahlian Sistem Informasi,

Lebih terperinci

Adityas Ismawati NRP Dosen Pembimbing Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D.

Adityas Ismawati NRP Dosen Pembimbing Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D. PEMODELAN HARGA PRODUSEN GABAH UNTUK MELINDUNGI KESEJAHTERAAN PETANI MENGGUNAKAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERUM BULOG Adityas Ismawati NRP. 5209100129 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

3.3. PENGEMBANGAN MODEL

3.3. PENGEMBANGAN MODEL Selain teknologi pemupukan dan OPT, mekanisasi merupakan teknologi maju yang tidak kalah penting, terutama dalam peningkatan kapasitas kerja dan menurunkan susut hasil. Urbanisasi dan industrialisasi mengakibatkan

Lebih terperinci

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET 1) Benny Santoso 2) Liliana 3) Imelda Yapitro Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031) 298 1395 email

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Ayunda Puspa Kinanti Dosen Pembimbing Erma Suryani S.T, M.T, Ph.D NIP

TUGAS AKHIR. Ayunda Puspa Kinanti Dosen Pembimbing Erma Suryani S.T, M.T, Ph.D NIP TUGAS AKHIR MANAJEMEN ASET JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK (STUDI KASUS PT.PLN (PERSERO) APJ SURABAYA SELATAN) Ayunda Puspa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2009 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Lembar Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Lembar Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi... DAFTAR ISI Halaman Judul... ii Lembar Pengesahan... iii Lembar Pernyataan... iv Kata Pengantar... V Daftar Isi... vii Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... X Daftar Lampiran... xi Abstrak... Xii I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

KONSTRUKSI KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TAHUN 2006

KONSTRUKSI KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TAHUN 2006 KONSTRUKSI KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TAHUN 2006 Ringkasan Eksekutif 1. Konstruksi dasar kebijakan subsidi pupuk tahun 2006 adalah sebagai berikut: a. Subsidi pupuk disalurkan sebagai subsidi gas untuk produksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. PT Pupuk Sriwidjaja (PT. Pusri) Unit Usaha sebagai produsen pupuk Urea, juga

I. PENDAHULUAN. PT Pupuk Sriwidjaja (PT. Pusri) Unit Usaha sebagai produsen pupuk Urea, juga I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT Pupuk Sriwidjaja (PT. Pusri) Unit Usaha sebagai produsen pupuk Urea, juga sekaligus memasarkan produk sendiri serta produk lainnya kepada pelanggan yaitu petani pangan,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Penyebab Timbulnya Tindakan Kriminal Dengan Pendekatan Simulasi Sistem Dinamik Untuk Mengurangi Angka Kriminalitas

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya

Lebih terperinci

Jurnal Sistem Informasi Dan Bisnis Cerdas Vol. 6, No. 1. Februari 2013

Jurnal Sistem Informasi Dan Bisnis Cerdas Vol. 6, No. 1. Februari 2013 Jurnal Sistem Informasi Dan Bisnis Cerdas Vol. 6, No. 1. Februari 2013 Dewan Redaksi: Pelindung : Rektor UPN Veteran Jawa Timur Pembina : Dekan Fakultas Teknologi Industri Ketua Tim Redaksi : Hj. Asti

Lebih terperinci

SIDANG AKHIR Laboratorium Sistem Pendukung Keputusan dan Intelijensia Bisnis

SIDANG AKHIR Laboratorium Sistem Pendukung Keputusan dan Intelijensia Bisnis SIDANG AKHIR Laboratorium Sistem Pendukung Keputusan dan Intelijensia Bisnis Topik: Simulasi Sistem Dinamik TUGAS AKHIR KS09 1336 ANALISIS SIMULASI SALURAN DISTRIBUSI BUSANA MUSLIM DENGAN PEMODELAN SISTEM

Lebih terperinci

OPTIMALISASI SISTEM PERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI PADA PUSAT DISTRIBUSI MINIMARKET BERJARINGAN

OPTIMALISASI SISTEM PERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI PADA PUSAT DISTRIBUSI MINIMARKET BERJARINGAN OPTIMALISASI SISTEM PERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI PADA PUSAT DISTRIBUSI MINIMARKET BERJARINGAN Jazuli Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro, Semarang Email:jazuli.st.meng@gmail.com ABSTRAK Pusat distribusi

Lebih terperinci

Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product

Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product dan Multi Retailer di PT. Petrokimia Gresik Oleh : Novita Purna Fachristy 2507100123 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (23) ISSN: 2337-3539 (23-927 Print) G-49 Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis Ludfi Pratiwi Bowo, AAB. Dinariyana, dan RO. Saut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas (Qu/Ha)

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas (Qu/Ha) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi sumber daya yang sangat mendukung untuk sektor usaha pertanian. Iklim tropis yang ada di Indonesia mendukung berkembangnya sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. MUTIA RATIH IZZATY Dosen Pembimbing Erma Suryani S.T, M.T, Ph.D NIP

TUGAS AKHIR. MUTIA RATIH IZZATY Dosen Pembimbing Erma Suryani S.T, M.T, Ph.D NIP TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP PELAYANAN RUMAH SAKIT UNTUK KEBERLANJUTAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK (STUDI KASUS RSUD SIDOARJO) MUTIA RATIH IZZATY 5210100056

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan serangkaian prosedur dan langkah-langkah dalam melakukan penelitian terstruktur dan terarah. Dalam bab ini akan di bahas mengenai tempat, waktu,

Lebih terperinci

Efektifitas Subsidi Pupuk: Implikasinya pada Kebijakan Harga Pupuk dan Gabah

Efektifitas Subsidi Pupuk: Implikasinya pada Kebijakan Harga Pupuk dan Gabah 20 Bab V. Analisis Kebijakan Kapital, Sumberdaya Lahan dan Air Efektifitas Subsidi Pupuk: Implikasinya pada Kebijakan Harga Pupuk dan Gabah Pendahuluan Sebagai salah satu kebijakan utama pembangunan pertanian

Lebih terperinci

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN EVALUASI/FEEDBACK PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN MALANG, 1 JUNI 2016 APLIKASI KOMUNIKASI DATA PRIORITAS FEEDBACK KETERISIAN DATA PADA APLIKASI PRIORITAS 3 OVERVIEW KOMUNIKASI DATA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tercapainya kondisi

Lebih terperinci

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order

Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.304-308 ISSN 2302-495X Perencanaan Inventori Bahan Baku SPM dengan Model P Back Order Edi Junaedi 1, Lely Herlina 2, Evi Febianti 3 1, 2, 3 Jurusan

Lebih terperinci

Remanufacturing Capacity Planning (RCP) Manajemen Simulator

Remanufacturing Capacity Planning (RCP) Manajemen Simulator Manual Penggunaan Remanufacturing Capacity Planning (RCP) Manajemen Simulator Akhmad Hidayatno Aziiz Sutrisno Rangga Widyatama Laboratorium Rekayasa, Pemodelan dan Simulasi Sistem Departemen Teknik Industri

Lebih terperinci

PERAMALAN PENINGKATAN JUMLAH PELANGGAN PDAM SURABAYA UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI MENGGUNAKAN PEMODELAN DINAMIK

PERAMALAN PENINGKATAN JUMLAH PELANGGAN PDAM SURABAYA UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI MENGGUNAKAN PEMODELAN DINAMIK PERAMALAN PENINGKATAN JUMLAH PELANGGAN PDAM SURABAYA UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI MENGGUNAKAN PEMODELAN DINAMIK ABSTRACK Ruli Utami Jurusan Sistem Informasi, ITATS Jl. Arief Rachman Hakim 100 Surabaya, 60111.

Lebih terperinci

Presented by muhammad isaini rahmatullah

Presented by muhammad isaini rahmatullah IMPLEMENTASI SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN PANGAN (UMBI-UMBIAN) SEBAGAI PENGGANTI KONSUMSI BERAS UNTUK MENCUKUPI KEBUTUHAN PANGAN (STUDI KASUS JAWA TIMUR) Presented by muhammad isaini rahmatullah

Lebih terperinci

METODOLOGI Kerangka Pemikiran

METODOLOGI Kerangka Pemikiran METODOLOGI Kerangka Pemikiran Semakin berkembangnya perusahaan agroindustri membuat perusahaanperusahaan harus bersaing untuk memasarkan produknya. Salah satu cara untuk memenangkan pasar yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis (dynamics system). Metode

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota TAHUN LAKI-LAKI KOMPOSISI PENDUDUK PEREMPUAN JML TOTAL JIWA % 1 2005 17,639,401

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Putri Amelia dan

Lebih terperinci

Aplikasi Model Sistem Dinamis dalam Perencanaan Strategis CRM di Perusahaan Telekomunikasi

Aplikasi Model Sistem Dinamis dalam Perencanaan Strategis CRM di Perusahaan Telekomunikasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Aplikasi Model Sistem Dinamis dalam Perencanaan Strategis CRM di Perusahaan Telekomunikasi Jessica Rahmawati N, Erma Suryani,S.T.,M.T.,Ph.D, Retno Aulia

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print) Penerapan Model Sistem Dinamik Untuk Melakukan Pemeliharaan Operasional Aset Unit Transmisi Dan Visualisasi Luaran Model Dengan Menggunakan Dashboard (Studi Kasus: PT.Pln (Persero) App Semarang) A327 Pandu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu tanaman yang menjadi komoditas utama di Indonesia. Bagian yang dimanfaatkan pada tanaman kedelai adalah bijinya. Berdasarkan Sastrahidajat

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE BUS PENUMPANG DARI BANDARA JUANDA MENUJU BEBERAPA KOTA DI SEKITAR SURABAYA

PERENCANAAN RUTE BUS PENUMPANG DARI BANDARA JUANDA MENUJU BEBERAPA KOTA DI SEKITAR SURABAYA JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 PERENCANAAN RUTE BUS PENUMPANG DARI BANDARA JUANDA MENUJU BEBERAPA KOTA DI SEKITAR SURABAYA Gina Adzani, Ir. Wahju Herijanto, MT. Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1

Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1 Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1 Kebijakan pemberian subsidi, terutama subsidi pupuk dan benih yang selama ini ditempuh

Lebih terperinci

PERKIRAAN BIAYA (Rp) PENUNJUKAN LANGSUNG/ PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK PENGADAAN LANGSUNG

PERKIRAAN BIAYA (Rp) PENUNJUKAN LANGSUNG/ PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK PENGADAAN LANGSUNG PENGUMUMAN RENCANA UMUM BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR : 027/1388/114.5/2013 TANGGAL : 1 April 2013 ALAMAT : JL. GAYUNG KEBONSARI NO. 171 SURABAYA NO NAMA PAKET 1 059114

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan tidak akan pernah berhenti menghadapi permasalan internal maupun eksternal. Permasalahan internal menyangkut manajemen finansial, produksi, pemasaran, administrasi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS BESARAN SUBSIDI PUPUK DAN POLA DISTRIBUSINYA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS BESARAN SUBSIDI PUPUK DAN POLA DISTRIBUSINYA LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS BESARAN SUBSIDI PUPUK DAN POLA DISTRIBUSINYA Oleh : Nizwar Syafa at Adreng Purwoto M. Maulana Chaerul Muslim PUSAT ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH Hitapriya Suprayitno 1) dan Ria Asih Aryani Soemitro 2) 1) Staf Pengajar, Jurusan Teknik Sipil ITS, suprayitno.hita@gmail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK PEMENUHAN LOGISTIK BERAS UNTUK MENJAGA STABILITAS HARGA BERAS (STUDI KASUS: PROVINSI JAWA TIMUR)

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK PEMENUHAN LOGISTIK BERAS UNTUK MENJAGA STABILITAS HARGA BERAS (STUDI KASUS: PROVINSI JAWA TIMUR) PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK PEMENUHAN LOGISTIK BERAS UNTUK MENJAGA STABILITAS HARGA BERAS (STUDI KASUS: PROVINSI JAWA TIMUR) Joko Suprianto, Erma Suryani Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR Erma Suryani Program Studi Sistem Infomasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Jl. Raya

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI KUDUS,

KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI KUDUS, PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kabupaten Sidoarjo melalui Dinas Pertanian Sidoarjo memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kabupaten Sidoarjo melalui Dinas Pertanian Sidoarjo memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Distributor merupakan perantara antara produsen dan konsumen, peran distributor cukup penting dalam proses penyaluran barang untuk kebutuhan konsumen. Proses

Lebih terperinci

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Risa Rininta 1), Nurhadi Siswanto 2), dan Bobby O. P. Soepangkat 3) 1) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari 3 kebutuhan pokok yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, kebutuhan pokok tersebut

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur Disampaikan dalam Acara: World Café Method Pada Kajian Konversi Lahan Pertanian Tanaman Pangan dan Ketahanan Pangan Surabaya, 26 September 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi

Lebih terperinci

Kebijakan PSO/Subsidi Pupuk dan Sistem Distribusi. I. Pendahuluan

Kebijakan PSO/Subsidi Pupuk dan Sistem Distribusi. I. Pendahuluan 6 Bab V. Analisis Kebijakan Kapital, Sumberdaya Lahan dan Air Kebijakan PSO/Subsidi Pupuk dan Sistem Distribusi I. Pendahuluan Dalam rangka pencapaian ketahanan pangan nasional, Pemerintah terus berupaya

Lebih terperinci

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah Ani Satul Fitriyati dan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2011 BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir - KS091336

Presentasi Tugas Akhir - KS091336 Presentasi Tugas Akhir - KS091336 Simulasi Sistem Dinamis terhadap Analisis Faktor Pertumbuhan Industri UKM Sektor Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap PDRB Provinsi Jawa Timur Penyusun Tugas Akhir : Umi

Lebih terperinci